Anda di halaman 1dari 4

DASAR TEORI

TEORI DASAR PENYIAPAN SAMPEL


Proses pencarian senyawa obat dari tumbuhan dari tumbuhan adalah sebuah proses
yang komplek dan panjang serta melibatkan berbagai bidang ilmu pengetahuan antara lain
kimia, farmakologi, biokimia, botani dan lain-lain.
Tumbuhan memberi peranan yang penting dalam pengobatan penyakit, dapat berada
dalam bentuk teh herbal, fitofarmaka dan senyawa murni yang diisolasi dari tumbuhan obat.
Simplisia adalah bahan alam yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan
belum mengalami pengolahan, kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan tidak lebih dari
60oC (BPOM, 2014).

Jenis-jenis simplisia:
1. Simplisia nabati: simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat
tumbuhan. Eksudat tumbuhan adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi
sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia
murni
2. Simplisia hewani
3. Simplisia pelikan (mineral)

Simplisia yang aman dan berkhasiat adalah simplisia yang tidak mengandung bahaya
kimia, mikrobiologis, dan bahaya fisik, serta mengandung zat aktif yang berkhasiat. Ciri
simplisia yang baik adalah dalam kondisi kering (kadar air < 10%), untuk simplisia daun, bila
diremas bergemerisik dan berubah menjadi serpihan, simplisia bunga bila diremas
bergemerisik dan berubah menjadi serpihan atau mudah dipatahkan, dan simplisia buah dan
rimpang (irisan) bila diremas mudah dipatahkan. Ciri lain simplisia yang baik adalah tidak
berjamur, dan berbau khas menyerupai bahan segarnya (Herawati, Nuraida, dan Sumarto,
2012).

Secara garis besar, tahapan dalam proses isolasi senyawa kimia dari tumbuhan / simplisia
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Sampel / Simplisia
Pemilihan sampel
2. Skrining Fitokimia
3. Ekstraksi
4. Isolasi senyawa murni
Persiapan Sampel
Persiapan Sampel merupakan tahap yang penting dalam proses isolasi senyawa dari
bahan alam. Kesalahan kecil dalam proses penyiapan sampel bisa berakibat fatal dalam
proses dan identifikasi senyawa dari tumbuhan.
Pada umumnya penyiapan sampel / simplisia melalui tahapan sebagai berikut:
1. Pengumpulan bahan baku, Pemilihan sampel, Pengambilan, dan Identifikasi sampel
Metode yang digunakan dalam pemilihan, pengumpulan, dan identifikasi
bahan tanaman secara langsung akan mempengaruhi reproduksibilitas dari suatu
penelitian fitokimia. Secara umum pemilihan sampel dapat dilakukan menggunakan
beberapa pendekatan, seperti:
Pemilihan sampel secara random
Pendekatan Fitokimia Pemilihan sampel berdasarkan kandungan kimia)
Pendekatan Farmakologis: Pemilihan sampel berdasarkan bioaktivitasnya.
Pendekatan Etnobotani : Pemilihan sampel berdasarkan informasi penggunaan
tradisioal tumbuhan tertentu.
Pendekatan Kemotaksonomi : Pemilihan berdasarkan kesamaan taksonomi,
misalnya dipilih berdasarkan famili tumbuhan tertentu.
Pemilihan sampel berdasarkan laporan atau jurnal ilmiah tentang pengujian
bioaktivitas suatu tumbuhan.
Kualitas bahan baku simplisia sangat dipengaruhi beberapa faktor, seperti :
umur tumbuhan atau bagian tumbuhan pada waktu panen, bagian tumbuhan, waktu
panen dan lingkungan tempat tumbuh.
2. Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing
lainnya yang melekat.
3. Pencucian
Dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainnya yang melekat
pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih.
4. Perajangan
Beberapa sampel memerlukan perajangan salah satunya seperti tumbuhan
yang kita gunakan pada praktikum ini yaitu Daun Jerut Purut. Perajangan ini
bertujuan agar mempermudah dan membantu dalam proses pengeringan. Tanaman
sebaiknya tidak langsung dirajang saat baru diambil, tetapi dijemur terlebih dahulu
selama 1 hari.
5. Pengeringan
Mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan
dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan menghentikan reaksi
enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan simplisia. Secara umu
simpilisia harus dikringkan pada suhu rendah untuk menghindari terurainya
komponen kimia yang terdapat dalam tumbuhan akibat dari pengaruh suhu. Sampel
harus dikering anginkan dan dihindari dari kontak langsung dengan sinar matahari
langsung karena adanya potensi transformasi kimia akibat dari radiasi sinar UV.
6. Sortasi kering
Tujuannya untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman
yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih ada dan tertinggal
pada simplisia kering.
7. Penghalusan
Penghalusan ini bertujuan agar didapat simplisia yang memiliki ukuran yang
sama dan agar lebih mempermudah dalam proses ekstraksi. Pengecilan ukuran butir
adalah proses pengurangan ukuran atas sample tanpa menyebabkan perubahan apapun
pada massa sample
8. Penyimpanan dan pemeriksaan mutu (Depkes, 1985).

Daftar Pustaka
Komala Ismiarni, MSc, PhD, Apt dkk. 2017. Penuntun Praktikum Farmakognosi Fitokimia
III. Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dr. Yustina Sri Hartini, Apt, Dr. Erna Tri Wulandari, Apt. 2016. Buku Panduan
Farmakognosi Fitokimia. Fakultas Farmasi : Universitas Sanata Dharma

Anda mungkin juga menyukai