Anda di halaman 1dari 9

ISOLASI BAHAN ALAM DENGAN

SOKLETASI DAUN KAYU PUTIH

TASYA SYALSYA DHILA

4301417024

KIMIA
PENDIDIKAN KIMIA

DANTE ALIGHIRI, S.Si., M.Sc

8 OKTOBER 2018

SUSI YANTI (4301417018)


FITRIA NURULFADYA (4301417025)

NUR FITRIANA (4301417036)


SOKLETASI DAUN KAYU PUTIH

A. Tujuan
1. Menunjukkan kemahiran dalam memisahkan senyawa bahan alam jenis oleoresin.
2. Mendapatkan fraksi hasil isolasi dari daun kayu putih.
3. Menjelaskan prinsip dasar proses isolasi dari daun kayu putih.
B. Landasan Teori
Sokletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat
dalam sampel padat dengan cara penyaringan berulang-ulang denga pelarut yang
sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan
sempurna. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam
jumlah kecil maka teknik isolasi yang digunakna tidak dapat secara maserasi,
melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam
keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih
efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi. Proses pengambilan minyak dari daun
kayu putih dengan menggunkan metode ekstrasi sokletasi (Voight, 1995).
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontienu akan membasahi sampel,
secara teratur pelrut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu distilasi yang
diuapkan dengan rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila
suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada zat padat, maka dapat
diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan. Syarat-syarat pelarut yang
digunakan dalam proses sokletasi :
1. Pelarut yang mudah menguap : n-heksana, eter, pretolium eter, metil klorida dan
alkohol.
2. Titik didih pelarut rendah.
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
4. Pelarut yang terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

(Prasetyowati, 2010).
Adanya prinsip sokletasi dimana penarikan komponen kimia yang dilakukan
dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam selongsong yang telah dilapisi kertas
saring sedemikian rupa, cairan penyaring dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga
menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang jatuh ke dalam slongsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika
cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke
labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulas. Ekstraksi sempurna
ditandai tidak berwarna kembali larutannya dan sirkulasi telah mencapai 20-25
kali(Tondra, 2011).

Kayu putih (Melaleuca leucadendron L.) merupakan tanaman yang tidak asing
bagi masyarakat di Indonesia karena dapat mengahsilkan minyak kayu putih (cajuput
oil) yang berkhasiat sebagai obat, intektisida, dan wangi-wangian. Selain itu, pohon
kayu putih dapat digunakan untuk konservasi lahan kritis dan kayunya dapat
digunakan untuk berbagai keperluan(bukan sebagai bahan bangunan).
Diklasifikasikan sebagai berikut :

Divisio : Spermatophtya

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Sub kelas : Archichlamideae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Melaleuca

Spesies : Melaleuca leucadendron

(Sunanto, 2003).
C. Alat dan Bahan
Alat:
1. Pendingin
2. Statif
3. Labu didih
4. Selongsong berisi daun kayu putih
5. Aliran keluar air
6. Aliran masuk air
7. Tabung saxhleat
8. Selang
9. Corong
10. Gelas ukur
11. Gelas kimia
12. Timbangan
13. Blander
14. Mantel pemanas
15. Phiknometer

Bahan :

1. Daun kayu putih


2. Larutan n-heksana teknis
3. Kertas saring
4. Air
D. Cara Kerja
Pelarut dimasukkan kedalam alat solet melalui lubang diatas dengan cororong ditunggu

hingga penguapan berualang-ulang kali

larutan yang telah diupkan diukur di piknometer kosong dan yang ada isinya
kemudian dikurangi dan akan mendapatkan hasil massa jenis pada sampel

E. Data Pengamatan
Massa piknometer kosong = 23,16 gram
Massa piknometer + hasil ekstraksi = 39,51 gram
 Analisis data
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Rendemen = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑎𝑢𝑛 𝑘𝑎𝑦𝑢 𝑝𝑢𝑡𝑖ℎ × 100%
39,51−23,16
= × 100%
25,05
16,35
= × 100%
25,05

= 65,2 %
 Volume piknometer = 25 mL
(𝑚. 𝑝ℎ𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 + ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖) − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝ℎ𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
39,51 − 23,16
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 =
25
Massa jenis = 0,654 gram/mL
F. Pembahasan
Pada percobaan ini akan mengisolasi oleoresin dari daun kayu putih yang dimana
bahwa daun kauyu putih mengandung minyak yang ada dalam sampel yang akan
dihasilkan. Dalam percobaan ini bertujuan untuk memisahkan jumlah zat dengan
minyak yang akan dihasilkan yang berada dalam kandungan sampel yang dihasilkan.
Tahap pertama yang akan dilakukan dengan menghaluskan daun kayu putih yang
telah didapatkan dengan dipotong-potong kemudian dihaluskan kembali dengan
menggunkan blander yang ada hingga daun kayu putih benar-benar halus. Lalu
sampel yang sudah dihaluskan tersebut ditimbang sebnayak 25,05 gram dan sampel
yang halus tersebut dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan dalam
selongsong. Daun kayu putih dipotong kecil-kecil dan juga dihaluskan dengan
memiliki beberapa tujuan salah satunya adalah untuk penarikan kandungan pada daun
kayu putih dapat dilakukan dengan mudah. Selanjutnya semua bagian dirangkai dan
setiap bagian sambungannya diberikan vasline untuk mempermudah untuk
melepaskan alat-alat yang dirangkai nantinya. Kemudian ditambahkan pelarut yang
telah disediakan yaitu n-heksana teknis sebanyak 150mL dalam percobaan ini
menggunakan pelarut n-heksana karena n-heksana memiliki titik didih yang cukup
rendah yaitu 68oC sehingga dapat menghantarkan panas menjadi lebih cepat, tetapi
adanya kondensor yang dipasang pada bagian atas yang memiliki fungsi untuk
mendinginkan uap n-heksana yang naik sehingga uap tersebut mencair dan turun
kembali ke dalam labu untuk melarutkan minyak atau kandungan daun kayu putih.
Bila tabung soklet penuh oleh pelarut yang telah melarutkan kandungan daun kayu
putih yang tersedia, maka dengan sendirinya pelarut akan turun ke labu. Di labu
pelarut kembali akan menguap dan meninggalkan minyak yang terdapat dalam
kandungan daun kayu putih. Pelarut yang menguap kembali naik dan mengembun ke
dalam tabung soklet untuk merendamkan sekaligus melarutkan kembali kandungan
daun kayu putih yang tersisa. Setelah penuh akan kembali turun ke labu sambil
membawa minyak. Sirkulasi ini terus terjadi selama proses berlangsung, hingga
akhirnya semua minyak terlarut oleh n-heksana.
Proses sokletasi berlangsung beberapa sirkulasi atau fase. Pada percobaan kami
sirkulasi sokletasi sebnayak 10 kali fase dan dianggap cukup dalam melarutkan
kandungan daun kayu putih. Setelah proses sokletasi selesai, selongsong diambil dan
larutan yang menjadi sampel hasil uji kandungan daun kayu putih ini dipindahkan
kedalam gelas kimia dalam tujuan untuk dilakukan penguapan dimana penguapan ini
untuk menguapkan larutan n-heksana yang masih tercampur dengan kandungan daun
kayu putih yang ada sehingga minyak yang harus didapatan dapat tercampur.
Sehingga perlunya dilakukan penguapan sampai 50mL untuk digunkan pengujian
piknometer agar dapat mengetahui massa jnis ayang terdapat dalam sampel yang
sudah didapatkan.
Proses selanjutnya menghitung rasedemen dan massa jenis pada sampel yang sudah
didapatkan sehingga menggunakan alat piknometer 25mL. Sehingga didapatkan
massa sampel sebesar 16,35 gram yang didapat dari massa piknometer kosong sebesar
23,16 gram dan dikurangi massa piknometer beserta isinya sebesar 39,51 gram
sehingga didapatkan massa sempel tersebut. Dari massa sampel dan juga diketahui
volume maka akan didapatkan massa jenis pada sampel yang akan didapatkan sebesar
0,654 gram/mL dan rendemen minyaknya sebesar 65,2%.
G. Simpulan
1. Oleresin menggunakan percobaan sokletasi dengan tahap dimana sampel yang
telah halus dimasukkan selongsong dan kertas saring dimasukkan ke tabung
soklet, disambung dengan labu didih berisi n-heksana dan disambung pula dengan
kondensasi.
2. Pada percobaan ini didapatkan massa sampel sebesar 16,35 gram, kadar yang
didapatkan sebesar 63,8 % dan juga didapatkan data massa jenis dari sampel
sebesar 0,654 gram/mL .
3. Prinsip dari alat sokletasi adalah pelarut yang telah menguap ke kondensor
menetes kembali ke tabung soklet dan membasahi sampel sampai tinggi pelarut
dalam selongsong sama tingginya dengan pelarut yang berada pada ppa sifon, lalu
pelarutnya akan masuk kembali ke labu didih smabil membawa kandungan daun
kayu putih.
H. Daftar Pustaka
Prasetyowati, dkk . 2010. Metode Sokletasi pada Tumbuhan. Jakarta : Swadaya
Pustaka.
Sunanto, H. 2003 . Budidaya dan Penyulingan Kayu Putih . Yogyakarta : Kanisius
press.
Tondra, Roy . 2011 . Ekstraksi dengan Sokletasi Biji Pala . Chemistry Education
Jurnal . vol 1 (1) 87-90.
Voight. R . 1995 . Buku Kesehatan Farmasi . Jakarta : Erlangga.
I. Lampiran

Dipotong kecil daun Ditimbang daunnya Diukur kertas saring


Kayu putih sesuai selongsong

Daun dibungkus kertas Setiap sambungan Alat dirangkai


Saring Diberi vaseline

Ditambahkan pelarut Alat dinyalakan dan Diuapkan di water bath


n-heksana Dilakukan 10 fase

Ditimbang alat Larutan dituangkan Ditimbang Phixnometer


Phixnometer kosong dalam Phixnometer 25mL yang ada larutannya
Didapatkan hasil dari sokletasi

Anda mungkin juga menyukai