Anda di halaman 1dari 3

Tanaman rambutan merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang berpotensi untuk

dikembangkan sebagai antioksidan alami, Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat
proses oksidasi. Senyawa ini menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan electron dari
radikal bebas sehingga menghambat terjadinya reaksi berantai. Senyawa radikal bebas merupakan atom
yang mempunyai lebih dari satu electron tidak berpasangan (PEB) sehingga sifatnya sangat reaktif dan
dapat berbahaya bagi tubuh, senyawa ini dihasilkan dari polusi kendaraan bermotor, pembakaran
sampah, asap pabrik dan sebagainya. Contoh dari senyawa antioksidan adalah Flavonoid yang terdapat
dalam kulit rambutan, antioksidan dalam kulit rambutan merupakan antioksidan alami sehingga tidak
menimbulkan efek samping bagi tubuh seperti antioksidan sintesis.

Selain flavonoid, kulit rambutan juga mengandung antibakteri yang dapat mencegah bakteri E-
Coli sehingga kulit rambutan juga dapat digunakan sebagai obat diare. Penelitian Anshory(2006)
menyebutkan bahwa ekstrak ethanol kulit rambutan memiliki kemampuan meredam radikal bebas
DPPH lebih besar dibandingkan dengan Vitamin E. penelitian dari Thitilerdecha et al.,(2010) meyebutkan
bahwa bebrapa senyawa fenolik seperti asam ellegat, corilagin, dan geranin yang diisolasi dari ektrak
methanol kulit rambutan (Naphelium Lappaceum L) merupakan senyawa yang bertanggungjawab
terhadap aktivitas antioksidan. Dalam kulit rambutan juga banyak terkandung zat besi dan tembaga
yang dapat menambah produksi sel darah merah atau hemoglobin dalam tubuh.

Kelebihan the kulit rambutan bila dibandingkan dengan teh biasa adalah lebih banyaknya
manfaat atau khasiat yang didapatkan. Diantaranya yaitu teh kulit rambutan dapat melawan kanker
dengan adanya asam gallic didalamnya, meningkatkan system imun tubuh karena didalamnya terdapat
tembaga, mengobati kencing manis karena teh kulit rambutan dapat mengontrol gula yang disekresi
sehingga gula darah menjadi turun, dapat mempercepat pemulihan dan menambah energy karena teh
rambutan memiliki karbohidrat yang lebih tinggi daripada teh biasa, merawat kecantikan kulit karena
memiliki zat antiradical bebas yang jauh lebih baik daripada Vitamin E, mengobati diare karena memiliki
antibakteri dari E Coli. dan tentu saja teh kulit rambutan dapat digunakan untuk mengurangi anemia dan
penyakit darah tinggi karena banyaknya zat besi yang terkandung didalamnya.

Bahan dan alat yang diperlukan :

Bahan :

1. Kulit rambutan
2. Kertas kemasan

Alat :

1. Oven
2. Blender
3. Pisau
4. Nampan logam
5. Bak kecil, dapat juga ember
Metode :

Metode yang digunakan untuk membuat the kulit rambutan adalah dengan metode CT (Crushing and
Tearing) atau penghancuran dan penyobekan. Pada pengolahan teh biasa biasanya digunakan metode
CTC(Crushing, Tearing, and Curling) namun karena the rambutan tak memerlukan proses Curling maka
tidak dilakukan. Proses produksi teh rambutan meliputi :

1. Pemisahan kulit rambutan dengan biji dan pencucian


Proses ini bertujuan membersihkan kulit rambutan dari isinya yang memiliki kandungan air
sangat tinggi, dan membersihkan kulit rambutan agar bebas dari kotoran dan sisa pestisida
sehingga the yang dihasilkan akan lebih berkualitas dan menyehatkan.
2. Pelayuan
Pelayuan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada kulit rambutan hingga 70% namun
presentasenya bervariasi tergantung kemauan juga. Kulit rambutan ditempatkan diatas Loyang
atau nampan logam agar pemanasan lebih merata dan menjadi lebih cepat, kemudian Loyang
besi beserta kulit rambutan dimasukkan ke dalam pemanas atau oven hingga layu dan lunak
sehingga mudah dipotong, pengurangan kadar air ini dapat juga dilakukan dengan penjemuran
biasa, namun kekurangannya adalah waktu yang digunakan relative lama juga tergantung pada
kondisi cuaca sehingga tidak sewaktu-waktu dapat dilakukan.
3. Penggilingan
Proses ini berguna untuk memotong kulit rambutan menjadi bagian yang lebih kecil sehingga
ketika dibuat menjadi teh kandungan dan aromanya akan semakin bertambah. Proses ini dapat
dilakukan dengan mesin penggiling seperti blender untuk skala kecil atau dapat pula dengan
pemotongan biasa menggunakan pisau.
4. Oksidasi (Fermentasi)
Proses ini cukup dengan mendiamkan kulit rambutan pada rungan gelap seperti bak dengan
tujuan agar karbohidrat pada kulit rambutan akan diolah menjadi asam organic yang akan
membuat teh menjadi awet dan tahan lama serta menghasilkan antioksidan yang lebih tinggi
dari sebelumnya. Dengan meletakkan kulit rambutan pada ruangan tertutup namun tidak kedap
udara akan menyebabkan teh kulit rambutan teroksidasi. Selama proses fermentasi warna kulit
rambutan akan menjadi lebih gelap dari sebelumnya. Proses fermentasi akan menambah cita
rasa dari the rambutan, namun tidak boleh dilakukan terlalu lama, karena kandungan baik
dalam teh seperti vitamin juga dapat teroksidasi, oksidasi pada teh ini dilakukan selama kurang
lebih satu sampai dua jam saja pada suhu 26oC dengan kelembaban udara yang tidak boleh
kurang dari 90% karena dapat merusak mutu dari teh.
5. Pengeringan
Tahap pengeringan dilakaukan sebagai tahap finishing dengan memastikan bahwa kadar air
yang tersisa tidak lebih dari 3% agar teh menjadi awet dan mudah disimpan, kadar air yang
terlalu tinggi akan menyebabkan teh mudah ditumbuhi bakteri dan berjamur sehingga
kualitasnya tidak akan baik.
6. Pengemasan
Proses ini dilakukan guna memasikan teh tersimpan dengan baik hingga siap dinikmati dalam
seduhan, proses pengemasan teh dilakukan semenarik mungkin agar dapat menarik minat
pembeli.

Anda mungkin juga menyukai