BAB II
PEMBAHASAN
Gambar1. Tempoyak
Sumber: http://www.scribd.com/
Warna tempoyak ditentukan oleh warna aslidaging durian yang dijadikan bahan baku
tempoyakyang umumnya bergantung dari varietas durian.Selain itu umur simpan tempoyak
juga menentukanwarna tempoyak. Tempoyak yang masih baruberwarna cerah dari putih
sampai ke kuning namuntempoyak yang telah lama akan berwarna kecoklatansebagai akibat
reaksi oksidasi.
Terkait sensori tekstur, berdasarkan surveyke konsumen, dan diskusi focus group
(Sukowaty,2007) karakteristik tempoyak dikatakan memilikitekstur lunak, berserat halus,
lembut agak kental,seperti bubur durian sampai penampakan sedikitberair. Tekstur lunak dan
berair pada tempoyakdisebabkan oleh degradasidaging durian selamafermentasi dan
kandungan air yang dikandungnyatinggi, yaitu sekitar 55-67%. Dilihat dari sisi aroma,atribut
sensori utama yang berhasil dikumpulkanmelalui survey konsumen, diskusi focus group
adalahberaroma asam, durian, alkohol, vinegar sedangkandari sisi rasa atribut sensorinya
adalah rasa durian,asam, asin, manis, gurih dan lezat. (Sukowaty, 2007).
Bakteri yang terlibat dalam proses fermentasi akan memproduksi beberapa jenis asam
organik. Menurut Ekowati (1998) asam-asam organik yang terbentuk meliputi asam butirat
7,3% untuk substrat daging buah kuning dan 6,2% untuk substrat daging buah putih, asam
laktat 1,6% (daging buah putih) dan 1,7% (daging buah kuning). Kadar asam asetat 0,34%
untuk daging buah putih dan 0,27% untuk daging buah kuning, serta kadar asam malat dan
sitrat kurang dari 0,01%.
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat.
Peristiwa ini dapat terjadi dalam kondisi anaerob.
Reaksinya:
Enzim
Prosesnya:
Glukosa > asam piruvat (proses Glikolisis).
Enzim
Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 > 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat
dehidrogenasi
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.
Penambahan garam menyebabkan penarikan air dan bahan-bahan bergizi dari jaringan
bahan yang difermentasi, yang kemudian akan digunakan sebagai substrat bagi pertumbuhan
bakteri yang terlibat dalam fermentasi. Fermentasi daging durian menjadi tempoyak dapat
dilakukan secara spontan dan atau dengan penambahan kultur atau ragi. Umumnya
pembuatan tempoyak di masyarakat dilakukan secara tradisional dan sifatnya spontan tanpa
penambahan inokulum atau kultur murni.Fermentasi durian secara spontan adalahfermentasi
yang dilakukan mengikuti kebiasaanmasyarakat yaitu fermentasi yang tidak dikontroldengan
penambahan starter atau kultur.
Hal yang harus diperhatikan pada pengolahan durian secara fermentasi adalah
terciptanya kondisi anaerobik sampai sedikit aerobik, karena fermentasi melibatkan bakteri
asam laktat yang bersifat aerofilik (kondisi sedikit aerobik). Dengan demikian bahan
fermentasi harus seimbang dengan wadah fermentasi sedemikian rupa sehingga hanya tersisa
sedikit ruang antara bahan dan tutup wadah. Jika terlalu penuh, kemungkinan akan terjadi
desakan tutup oleh gas yang dihasilkan selama fermentasi, sedangkan jika terlalu banyak
ruang kosong kondisi anaerobik kurang terbentuk akibatnya terjadi peluang kontaminasi.
Bakteri asam laktat yang diduga adalah Lactobacillus casei sub sp. Rhamnosus dan
Lactobacillus fersantum.
Gambar2. Tempe
Sumber : http://ide usahawan.blogspot.com/
Tempe yang baik bentuknya keras dan kering serta didalamnya tidak
mengandungkotoran dan campuran bahan-bahan lain. Tetapi sayangnya tempe tidak dapat
disimpanlama, maksimal tahan selama 2 x 24 jam. Setelah lewat masa itu kapang tempe akan
mati,selanjutnya akan tumbuh jamur dna bakteri-bakteri lain yang dapat merobak
proteinsehingga tempe menjadi busuk.
Bahan yang diperlukan untuk membuat tempe adalah kedelai dan ragi tempe. Adapun
proses pembuatan tempe yaitu:
Cara 1:
Sumber: http://www.scribd.com/
Salah satu mikroba yang paling banyak dimanfaatkan untuk membuat produk-
produk fermentasi adalah kapang. Beberapa jenis kapang tertentu seperti Neurospora
sitophila , Aspergillus oryzae , Aspergillus niger , dan Rhizopus banyak dimanfaatkan
untuk membuat produk-produk dari bahan pangan kacang-kacangan. Umumnya
pembuatan produk kacang-kacangan diatas lebih banyak dikenal masyarakat secara
tradisional. Produk-produk seperti tempe, oncom, dan kecap adalah beberapa contoh
produk fermentasi menggunakan mikroba kapang.
Proses pembuatan tempe adalah proses peragian (fermentasi) oleh kapang Rhizopus
sp,yaitu R. orizae , R. chlamidosporus. Spora kapang ini tumbuh pada kedelai dan
membentuk benang-benang (miselium) yang mengikat biji-biji kedelai satu dengan lain
sehingga didapatkan massa yang kompak. Selama waktu inkubasi, Rhizopus sp yang
digunakan adalah yang terdapat pada tempe yang sudah jadi atau pada
bekas pembungkusnya. Spora kapang ini juga dapat diawetkan pada daun waru
(Hibiscustiliaceus).
Proses fermentasi pada kedelai dapat menyebabkan perubahan kimia protein karena
adanya enzim proteolitik, menyebabkan degradasi protein kedelai menjadi asam amino.
Sehingga nitrogen terlarut meningkat dari 0,5 menjadi 2,5%, degradasi protein ini juga
menyebabkan peningkatan PH. Nilai PH tempe yang baik berkisar antara 6,3-6,5. Aktivitas
protease terdeteksi setelah fermentasi 12 jam ketika pertumbuhan hifa kapang masih relatif
sedikit. Hanya 5% dari hidrolisis protein yang digunakan sebagai sumber karbon dan energi .
Sisanya terakumulasi dalam bentuk peptida dan asam amino. Asam amino mengalami
perubahan dari 1,02 menjadi 50,95 setelah fermentasi 48jam. Proses perendaman dan
pemasakan juga mempengaruhi hilangnya protein, selama perendaman protein turun
sebanyak 1,4%.
Selama fermentasi protein kasar hanya sdikit yang berubah tetapi kelarutannya
meningkat menjadi kira-kira 50% (jones 1975 dalam).Suhu meningkat selama fermentasi dan
akan akan menurun jika pertumbuhan jamur terhenti. PH meningkat, disebabkan oleh
penurunan protein. Fermentasi juga meningkatkan padatan terlarut, peningkatan total solid
ternyata dapat meningkatkan daya cerna tempe dibandingkan kedelai rebus. Selama
fermentasi terjadi peningkatan PH secara bertahap 5,0-7,5 disebabkan terbentuknya NH3
pada tahap fermentasi. Pada proses fermentasi tempe juga terjadi perubahan kimia lemak,
kapang akan menguraikan sebagian besar lemak dalam kedelai selama fermentasi.
Pembebasan asam lemak ditandai dengan meningkatnya angka asam 50-70 kali sebelum
fermentasi. Lemak dalam tempe tidak mengandung kolesterol, lemak dalam tempe juga tahan
terhadap ketengikan karena adanya antioksidan alami yang dihasilakn oleh kapang. Adanya
enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe maka protein , lemak dan karbohidrat
pada tempe menjadi lebih mudah dicerna didalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam
kedelai
Fermentasi pada tempe dapat menghilangkan bau langu dari kedelai yang disebabkan
oleh aktivitas dari enzim lipoksigenase. Jamur yang berperanan dalam proses fermentasi
tersebut adalah Rhizopus oligosporus. Beberapa sifat penting dari Rhizopus oligosporus
antara lain meliputi: aktivitas enzimatiknya, kemampuan menghasilkan antibiotika, biosintesa
vitamin-vitamin B, kebutuhannya akan senyawa sumber karbon dan nitrogen, perkecambahan
spora, dan penertisi miselia jamur tempe ke dalam jaringan biji kedelai.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tempea dalah sebagai
berikut:
1. Oksigen
Oksigen dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang. Aliran udara yang terlalu cepat
menyebabkan proses metabolisme akan berjalan cepat sehingga dihasilkan panas yang dapat
merusak pertumbuhan kapang. Oleh karena itu apabila digunakan kantong plastik sebagai
bahan pembungkusnya maka sebaiknya pada kantong tersebut diberilubang dengan jarak
antara lubang yang satu dengan lubang lainnya sekitar 2 cm.
2. Uap air
Uap air yang berlebihanakanmenghambatpertumbuhankapang. Hal
inidisebabkankarenasetiapjeniskapangmempunyai uap air optimum untukpertumbuhannya.
3. Suhu
Kapang tempe dapat digolongkan kedalam mikroba yang bersifat mesofilik, yaitu
dapat tumbuh baik pada suh uruang (25-27oC). Oleh karena itu, maka pada waktu
pemeraman, suhu ruangan tempat pemeraman perlu diperhatikan.
4. KeaktifanLaru
Laru yang disimpan pada suatu periode tertentu akan berkurang keaktifannya. Karena
itu pada pembuatan tape sebaiknya digunakan laru yang belum terlalu lama disimpan agar
dalam pembuatan tempe tidak mengalami kegagalan.Untuk membuat tempe dibutuhkan
inokulum atau laru tempe atau ragi tempe. Laru tempe dapat dijumpai dalam berbagai bentuk
misalnya bentuk tepung atau yang menempel pada daun waru dan dikenal dengan nama Usar.
Laru dalam bentuk tepung dibuat dengan cara menumbuhkan spora kapang pada bahan,
dikeringkan dan kemudian ditumbuk. Bahan yang akan digunakan untuk sporulasi dapat
bermacam-macam seperti tepung terigu, beras, jagung, atau umbi-umbian.
Berdasarkan atas tingkat kemurniannya, inokulum atau laru tempe dapat dibedakan
atas: inokulum murni tunggal, inokulum campuran, dan inokulum murni campuran. Adapun
perbedaannya adalah pada jenis dan banyaknya mikroba yang terdapat dan berperan dalam
laru tersebut.
Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis
Rhizopusoligosporus, atau kapang dari jenis R. oryzae. Sedangkan pada laru murni
campuran selain kapang Rhizopuso ligosporus, dapat dijumpai pula kultur murni Klebsiella.
SelainbakteriKlebsiella, adabeberapajenisbakteri yang berperan pula dalam proses
fermentasitempediantaranyaadalah: Bacillus sp., Lactobacillus sp., Pediococcus sp.,
Streptococcus sp., danbeberapa genus bakteri yang memproduksi vitamin B12.
Adanyabakteri Bacillus sppadatempemerupakankontaminan, sehinggahalinitidakdiinginkan.
Masing-masing varietas dari kapang Rhizopus berbeda reaksi biokimianya, hal ini
terutama disebabkan adanya perbedaan darienzim yang dihasilkan. Pektinase hanya disintesa
oleh R. arrhizus dan R. stolonifer. Sedangkan enzim amylase disintesa oleh R. oligosporus
dan R. oryzae tetapi tidakdisintesaoleh R. arrhizus.
Selama proses fermentasi, kedelai akan mengalami perubahan baik fisik maupun
kimianya. Protein kedelai dengan adanya aktivitas proteolitik kapang akan diuraikan menjadi
asam-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan. Dengan
adanya peningkatan dari nitrogen terlarut maka pH juga akan mengalami peningkatan. Nilai
pH untuk tempe yang baik berkisar antara 6,3 sampai 6,5. Kedelai yang telah difermentasi
menjadi tempe akan lebih mudah dicerna. Selama proses fermentasi karbohidrat dan protein
akan dipecah oleh kapang menjadi bagian-bagian yang lebih mudah larut, mudah dicerna dan
ternyata bau langu dari kedelai juga akan hilang.
Kadar air kedelai pada saat sebelum fermentasi mempengaruhi pertumbuhan kapang.
Selama proses fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24 jam
fermentasi, kadar air kedelaiakan mengalami penurunan menjadi sekitar 61% dan setelah 40
jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi 64%
Makgeolli, juga dikenal sebagai Makkoli atau Makuly (takju) (dan disebut dalam
bahasa Inggris sebagai "anggur berasKorea"), adalah sebuah minuman beralkohol asli Korea.
Minuman ini dibuat dari beras yang dikukus dan difermentasi. Warnanya putih keruh dan
masih mengandung ampas beras karena minuman ini tidak disaring. Hal ini dibuat dengan
memfermentasi campurannasi, gandum dan air, dan alkohol sekitar 6-8% volume. Saat ini
Makgeolli kebanyakan berisi beras, namun beberapa merekmengandung gandum bukan
beras. Minuman ini pada awalnya populer di kalangan petani, dengan nama nongju, yang
berarti"arak petani". Namun, baru-baru ini mulai menjadi lebih populerdi kota-kota, terutama
dengan generasi muda.
Gambar4. Makgeolli
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Makgeolli
Warna makgeolli ini putih seperti susu, rasanya sedikit berkarbonasi dan
menyegarkan tapi sewaktu kita telan,rasanya lembut seperti susu atau yogurt, setelah
meminumnya, perut terasa terasa enak dan penuh energi.Makgeolli lebih merupakan produk
musiman yang lebih banyak dijual selama musim dingin karena tidak tahan lama disimpan.
Makgeolli paling umum tersedia dalam botol plastik atau wadah kotak aseptik. Secara
tradisional, disajikan dalam logam besar atau mangkuk kayu lalu dituangkan dalam cangkir-
cangkir dan mangkuk yang diisi dengan menggunakan sendok.Karena merupakan minuman
tanpa filter, makgeolli umumnyadikocok atau diaduk sebelum dikonsumsi, sebagai bagian
putihberawan cenderung untuk menetap ke bawah, meninggalkan cairan kuning pucat-jelas di
atas. Makgeolli digunakan selama upacaraleluhur di Korea.
Makgeolli adalah minuman rakyat bagi orang Korea, dan sering dihidangkan dalam
pesta-pesta. Sejak zaman dulu, minuman ini sering dibuat di rumah-rumah. Bahan bakunya
dari beras, gandum, atau ubi jalar. Selain fermentasi dengan ragi yang menghasilkanalkohol,
fermentasi juga dilakukan dengan bantuan Aspergillus oryzae dan Saccharomyces cerevisiae.
Fungsi dari Aspergillus oryzae dalam fermentasi makgeolli adalah untuk mengubah
pati yang berasal dari bahan baku sumber karbohidrat (nasi dan gandum) menjadi glukosa
sedangkan Saccharomyces cerevisiae akan mengubah glukosa menjadi alkohol.
Makgeolli dibuat dari fermentasi beras yang menjadikan minuman ini berwarna putih
seperti susu dan terasa manis. Kandungan alkohol di dalam minuman ini cukup rendah,
sekitar 6-8%. Makgeolli merupakan minuman hasil dari fermentasi alkohol.
Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk
hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim. Beberapa contoh
penerapan bioteknologi konvensional dalam pengolahan bahan makanan diantaranya
pengolahan produk susu yang dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju,
dan mentega. Pengolahan produk nonsusu seperti kecap dan tempe.
Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme
sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa, misalnya jamur dan bakteri yang
menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan metabolisme sehingga diperoleh
produk yang diinginkan. Sedangkan bioteknologi modern adalah bioteknologi yang
menggunakan teknik rekayasa genetika, seperti DNA rekombinan. DNA rekombinan yaitu
pemutusan dan penyambungan DNA, dengan cara kultur jaringan, kloning, dan fusi sel. Coba
kamu ingat kembali proses kultur jaringan dan kloning pada materi sebelumnya. Sedangkan
fusi sel yaitu meleburkan sel antara jenis yang berbeda seperti sel manusia dengan sel tikus
untuk memproduksi antibodi.
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana. Bioteknologi ini mempunyai
beberapa manfaat, yaitu:
1. Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman.
2. Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat diciptakan
makanan baru yaitu Nata de coco.
3. Dapat membuat makanan yang tahan lama, misalnya asinan.
4. Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat karena
bioteknologi sederhana tidak banyak membutuhkan biaya sehingga masyarakat kecil
bisa melakukannya dan menjual hasilnya untuk keperluan hidup sehari-hari.
Contohnya tempe dan tape. Proses pembuatan tempe dan tape termasuk bioteknologi.
1. anggur dan bir, dari bahan mentah biji sereal ( semisal gandum ) dengan agen hayati khamir
dari jenis Aspergillus oryzae
2. Roti, dari bahan dasar biji sereal ( gandum ) dengan agen hayati berupa khamir dari
jenis Saccharomyces cerevisiae.
3. Keju, dari bahan dasar susu murni dengan agen hayati kelompok bacteri asam laktat ( dari
genus : Lactobacillus dan Streptococcus ) yang memfermentasi laktosa menjadi asam
laktat.. Juga terkadang digunakan jamur Penicillium camembert dan Penicillium requefort .
4. Yoghurt, dari bahan dasar susu segar dengan agen hayati bacteri asam laktat dari jenis
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophylus.
5. Mentega, dari bahan dasar susu segar dengan agen hayati bacteri dari jenisStreptococcus
lactis dan Leuconostoc cremoris.
7. Sauerkraut (kol asam) adalah makanan Jerman dari kubis yang diiris halus dan
difermentasi oleh berbagai bakteri asam laktat,
seperti Leuconostoc,Lactobacillus dan Pediococcus. Sauerkraut dapat bertahan lama dan
memiliki rasa yang cukup asam, hal ini terjadi disebabkan oleh bakteri asam laktat yang
terbentuk saat gula di dalam sayuran berfermentasi. Nata de coco, dari bahan dasar air kelapa
menggunakan jasa agen hayatiAcetobacter xyllinum.
8. Tempe, dari bahan dasar kedelai menggunakan bantuan jenis jamurRhizopus stoloniferus.
9. Kecap, dari bahan dasar kedelai menggunakan agen hayati jamurAspergillus wentii.
10. Tapai, dari bahan dasar singkong atau sereal seperti beras ketan menggunakan
agen hayati Saccharomyces cerevisiae.