A. Tujuan
1. Memanfaatkan dan mendaur ulang limbah rumah tangga guna mengeliminir
penyaluran ke TPA
2. Mengurangi polusi dan pencemaran, baik tanah, udara maupun air.
3. Mengurangi pembuangan limbah rumah tangga
4. Membuat teh dari kulit apel
B. Dasar Teori
Buah adalah salah satu jenis makanan bergizi yang kaya akan vitamin dan
mineral, buah juga merupakan salah satu sumber nutrisi yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia dan sebagian hewan. Karena itulah dianjurkan bagi kita untuk
mengonsumsi buah setiap hari secara teratur dan bergantian sesuai musim.
Setelah kita konsumsi buahnya, tidak semua kulit buah harus berakhir
dalam tempat sampah atau komposter. Kulit buah juga bisa kita bahan untuk
membuat eco enzyme, dan komposter. Selain itu kulit buah-buahan juga bisa
diolah kembali menjadi makanan atau minuman, yang tentunya lebih sehat dan
tak kalah nikmat dengan produk ultra processed food.
Dalam hal ini, kelompok kami memutuskan untuk mengolah kulit apel
menjadi teh. Mengonsumsi apel tanpa kulitnya ternyata memiliki pengaruh,
karena kandungan kulitnya itu sendiri banyak sekali, diantaranya sumber serat.
Jika dikupas, kandungan serat dalam 1 buah apel itu sebanyak 5,4 gram, namun
jika dikupas hanya menjadi 2,8 gram saja. Serat adalah nutrisi penting yang
membantu menjaga kelancaran sistem pencernaan, sehingga insyaaAllah
mencegah resiko sembelit. Selain itu, serat dalam tubuh dapat memperlambat
penyerapan nutrisi dan membuat kita merasa kenyang lebih lama, mencegah
kenaikan gula darah dan menurunkan kolesterol.
Dengan mencoba melakukan project ini, ada beberapa manfaat yang bisa
diambil, antara lain;
1. Bisa mengubah sisa konsumsi organik yang semula berpotensi menjadi
sampah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat,
2. Menjadi salah satu alternatif bahan pangan,
3. Menambah variasi menu keluarga,
4. Mengurangi jumlah sampah rumah tangga ke TPA,
5. Dijadikan peluang usaha,
6. Meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, dengan mengedukasi
keluarga dan lingkungan sekitar.
C. Alat dan Bahan:
1. 165 gr kulit apel
2. 700 ml air
3. 115 gr gula pasir
4. 30 gr gula merah
5. 2 sdm air perasan jeruk nipis
6. Garam secukupnya
Opsional:
Kayu manis
Cengkeh
Jahe
Sereh dan aneka rempah lainnya
D. Cara Membuat:
1. Kupas apel, sisihkan bagian kulit dan rendam dalam air yang dicampur cuka
dan garam, ini dilakukan untuk menghilangkan sisa pestisida yang ada di kulit.
3. Siapkan panci, masukkan air, kulit buah apel dan aneka rempah. Rebus
hingga kulit apel berubah warna (lunak)
4. Tambahkan gula aren/gula merah dan perasan jeruk nipis sesuai selera.
Tunggu mendidih matikan api.
5. Saring hasil rebusan kulit apel, masukkan dalam gelas saji atau botol kaca.
Bisa disajikan hangat atau dingin. Kulit apel sisa rebusan bisa diblender halus
untuk bahan kue.
B. Dasar Teori
“Eco” dan “brick” artinya bata ramah lingkungan. Disebut “bata” karena ia
dapat menjadi alternatif bagi bata konvensional dalam mendirikan bangunan.
Ecobrick adalah botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological untuk
membuat blok bangunan yang dapat digunakan kembali.
Ecobrick dikenal juga sebagai Bottle Brick atau Ecoladrillo. Solusi limbah
lokal ini mulai disebut Ecobrick oleh gerakan masyarakat yang berkembang di
seluruh dunia. Dengan adanya ecobrick, sampah-sampah plastik dapat
tersimpan dengan baik dalam botol dan dimanfaatkan untuk hal berguna lainnya,
alih-alih membuat sampah plastik harus dibakar, tertimbun, atau dibiarkan
menggunung di tempat pembuangan sampah.
4. Tutup botolnya (bisa juga dilem kalau ingin lebih kuat) dan ecobrick sudah
selesai.
A. Tujuan
Mengembangkan atau memanfaatkan teh apel yang sudah dibuat di proyek
sebelumnya
C. Cara Membuat:
1. Didihkan ½ liter air dalam panci setelah mendidih masukan 3-5 sachet teh
celup selama kurang lebih 2-3 menit lalu angkat kantong teh celupnya kemudian
tambahkan 300 gram gula pasir lalu aduk sampai gula pasir tersebut larut
dengan sempurna.
2. Tambahkan ½ air mineral sisa dan satu liter teh kulit apel agar larutan teh
manis tersebut cepat dingin.
3. Setelah temperatur larutan teh manis tersebut sama dengan suhu ruang,
pindahkan teh manis tersebut ke dalam toples kaca kemudian masukan stater
teh kombucha dan terakhir masukan juga bibit teh kombucha nya. Tidak masalah
apakah jamur tersebut nantinya tenggelam atau mengapung dipermukaan.
4. Tutup toples tersebut dengan sapu tangan/kain yang bersih agar debu dan
lalat tidak masuk ke dalam toples sebab jamur kombucha butuh bernafas. ikat
sapu tangan/kain tersebut dengan tali karet agar penutup tidak mudah terbuka.
6. Diamkan selama 7-14 hari, baru setelah itu teh kombucha bisa dipanen.
Selama masa fermentasi toples jangan diguncang-guncang atau sering
dipindah-pindahkan. Semakin hangat suhu ruang dimana proses fermentasi teh
kombucha dilakukan maka akan semakin cepat proses fermentasinya.
7. Setiap kali teh kombucha dipanen akan ada "baby kombucha" (lapisan tipis di
atas jamur kombucha yang lama). Pisahkan "baby kombucha" dari induknya lalu
simpan di wadah kaca yang berbeda sebagai cadangan. "baby kombucha" ini
akan berguna di kemudian hari untuk dijadikan bibit jika bibit teh kombucha yang
lama rusak/mati.
8. Setiap Teh kombucha selesai dipanen, jangan lupa untuk menyisakan hasil
panen tersebut kira-kira 10% (200ml) untuk dijadikan starter pada saat membuat
kembali teh kombucha yang baru.
9. Simpan teh kombucha yang telah dipanen dalam wadah kaca kemudian tutup
rapat dan disimpan di lemari dingin/chiller
HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Ecobrick
Tidak berhasil, dikarenakan waktu, sumber daya, dan komitmen yang kurang.
Ecobrick hanya terisi sekitar 1 botol (terbagi di 2 botol).
3. Kombucha
Berhasil, tapi tidak sempat dibawa ke sekolah karena terlanjur libur.
KESIMPULAN
Dari tujuan utama kita yaitu mengurangi dan mengolah limbah dapur, kami rasa
usaha kami belum maksimal dalam mengolah limbah dapur dikarenakan
keterbatasan waktu, sumber daya dan komunikasi yang kurang diantara anggota
kelompok, sehingga sebagian besar proyek kami tidak tuntas.