Oleh :
Rahma Dewi, ST., M.I.L
Puji Syukur atas rahmat, hidayah,serta inayah Allah Subhanallohu wata’ala, serta shalawat
serta salam semoga tercurah pada Baginda Nabi Muhammad SAW. Kami memuji-Nya dan
bershalawat sebagai ucapan rasa syukur karena telah diperkenankan untuk menyelesaikan
Modul Praktikum Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup Program Studi IPA STKIP
ALAMIN INDRAMAYU.
Modul Praktikum ini diharapakn dapat menjadi panduan mahasiswa Program Studi
Pendidikan Lingkungan Hidup pada Mata Kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup. Sehingga modul ini dapat membantu setiap mahasiswa dalam melaksanakan
praktikum dan dijadikan pedoman untuk memperkenalkan pada halayak ramai (lingkungan
sekitar) mengenai kegiatan-kegiatan pelestarianlingkungan. Saran dan masukan yang
membangun juga sangat diharapkan oleh kami agar modul ini dapat terus berkembang ke arah
yang lebih baik.
1. Tujuan Praktikum
Memberikan pemahaman kepada Mahasiswa mengenai pengelolaan sampah organik agar
bermanfaat untuk lingkungan.
2. Alat dan Bahan
A. Alat
Keranjang berlubang
Kardus bekas, ukuran kardus air mineral 250ml
Kain kasa atau bantalan sekam
Sekop atau sendok semen
Starter atau bakteri pengurai
B. Bahan
1 ember semen dedak
3 ember sekam
1/3 ember tanah
1/3 ember humus
1/3 ember pupuk kandang
1 ember air sumur
5 sendok makan gula pasir
3. Dasar Teori
Takakura merupakan metode pengomposan kering yang cocok untuk sampah organik dapur
rumah tangga. Mengapa? Karena relatif mudah dalam penggunaan dan pembuatannya,
prosesnya tidak menimbulkan bau yang menyengat, bisa ditempatkan disudut ruangan manapun
sehingga meningkatkan pola hidup sehat keluarga. Selain itu pupuk kompos yang dihasilkan
dapat bermanfaat untuk kesehatam tanaman dirumah kita dengan catatan sesuai takarannya.
Gambar 1
Keranjang Takakura
Masa panen kompos yaitu 40 hari, sehingga sebelum 40 hari starter terus diberikan sampah
dan setelah 40 hari makan kompos siap dipanen dan digunakan untuk kebutuhan
pemumpukan atau media tanam. Sesuaikan dengan keutuhan.
LAMPIRAN
FORMAT LAPORAN PENELITIAN
Hasil Panen :
……………………………………………………………………………………………………….
Contoh :Hasil panen kompos Takakura baunya segar (bau sayuran dan buah), medianya hangat
apabila dipegang, terlihat serat-serat putih, tidak basak tapi lembab, tekstur warnanya seperti tanah,
warna coklat kehitaman.
LAPORAN :
Laporan kegiatan praktikum, dibuat kelompok dan ada laporan kemajuan sampai akhir UAS. Setiap
pertemuan praktikum dilaporkan. Bentuk laporan dibuat tabel dan bukti foto, diarsipkan dalam map
snelhekter dan akhir perkuliahan (UAS) dikumpulkan bersama file-laporan keseluruhan praktikum.
Dokumentasi :
A. Proses Pembuatan Kompos
1. Pencampuran semen dedak dengan tanah dan sekam
Anda bisa mengelola sampah dengan prisnsip 3R. (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Pengelolaan
sampah dengan sistem 3R bisa dicoba oleh setiap orang dan kapan saja. Sebab menangani sampah
dengan prinsip 3R hanya membutuhkan meluangkan waktu dan kepedulian akan timbulnya penyakit
dari sampah.
1. Reuse(penggunaankembali)
Reuse adalah mengunakan kembali sampah secara langsung, dengan fungsi yang masih sama
ataupun fungsi yang beda.
2. Reduce(Pengurangan)
Reduce adalah pengurangan segala kegiatan yang dapat menimbulkan sampah
3. Recycle(daurulang)
Recyle adalah pemanfaatan kembali sampah dengan beberapa tahapan pengolahan.
TUGAS :
Buatlah kreasi kerajinan dari sampah an-organik yang ada disekitar rumah mu, menjadi lebih
bermanfaat dan bisa juga bernilai ekonomi. Tugas individu (/mahasiswa bukan kelompok).
Referensi : https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pengertian-dan-pengelolaan-sampah-
organik-dan-anorganik-1
MODUL : PEMBUATAN ECOBRICK
Hasil :
Seiring dengan perkembangan pembangunan, lahan untuk budidaya ikan ataupun berkebun semakin
terbatas, sedangkan kebutuhan protein nabati dan hewani semakin terus bertambah. Budidaya Ikan
dalam Ember (Budikdamber) menjadi solusi potensial bagi budidaya perikanan dan pertanian di lahan
yang sempit dengan penggunaan air yang lebih hemat, mudah dilakukan oleh masyarakat di rumah
masing-masing dengan modal yang relatif kecil, serta akhirnya mampu mencukupi kebutuhan gizi
masyarakat. Selain itu, bagai “Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui”, Budikdamber juga
merupakan cara lengkap untuk budidaya ikan dan menanam sayur dalam satu media yang sama yaitu
ember.
Sistem kerja dari Budikdamber adalah membudidayakan ikan dan sayuran dalam satu ember yang
merupakan sistem akuaponik (polikultur ikan dan sayuran). Namun, perbedaannya adalah
Budikdamber tidak serumit akuaponik yang membutuhkan pompa dan filter yang akhirnya
membutuhkan listrik, lahan yang luas, biaya yang mahal, dan rumit. Budikdamber justru memiliki
keunggulan seperti hemat air, zero waste, perawatan yang mudah, dan tanpa bahan kimia.
JENIS IKAN
Tidak semua ikan dapat dibudidayakan dengan teknik Budikdamber ini. Hanya ikan yang tahan oksigen rendah
yang cocok dibudidayakan, seperti ikan lele, patin, betok, gabus, dan gurame.
JENIS TANAMAN
Jenis tanaman yang dapat ditanam tergantung dari jenis media yang digunakan. Untuk sayuran seperti kangkung,
genjer, dan bayam Brazil dapat dibudidayakan menggunakan media arang. Sedangkan media berupa AKT
(arang, kain, dan tanah) dapat digunakan untuk semua jenis sayuran.
Peralatan dan bahan yang digunakan untuk membuat Budikdamber tidaklah sulit, yaitu antara lain:
1. Ember 80 liter
2. Arang batok kelapa
3. Gelas plastik
4. Benih lele
5. Tang
6. Kawat
7. Bibit kangkung
8. Solder
CARA MEMBUAT
5. Potong kawat kurang lebih 12 cm dan buat model kait yang bisa dijadikan pegangan gelas di ember.
PEMELIHARAAN
Tidak cukup hanya sampai dalam tahap pembuatan. Pemeliharaan untuk Budikdamber ini juga diperlukan guna
mencapai hasil yang maksimal. Pemeliharaan untuk Budikdamber tidaklah sulit, tetapi dibutuhkan konsistensi
dalam pemeliharaannya, yaitu dengan cara:
3. Apabila ada kutu di daun kangkung, segera buang daun atau batang, karena kangkung akan keriting dan mati.
4. Berikan pakan kepada ikan sesuai ukuran sekenyangnya. Dapat diberikan 2-3 kali dengan waktu tetap.
5. Apabila nafsu makan ikan menurun, air berbau busuk (NH3, H2S), dan ikan menggantung (kepala di atas,
ekor di bawah), ganti air atau sipon (penyedotan kotoran di dasar ember dengan selang). Biasanya 10-14 hari
sekali.
6. Penyedotan dapat 50-80 persen dari keseluruhan air atau dapat seluruhnya apabila diperlukan. Kemudian
ganti dengan air bersih.
7. Kangkung yang membesar membutuhkan air yang lebih banyak sehingga tambahkan air setinggi leher
ember.
PANEN
Ketika pemeliharaan yang rutin sudah dilakukan, maka kita dapat mencapai hasil yang maksimal pada tahap
panen. Prosedur untuk memanen hasil dari Budikdamber ini yaitu:
4. Panen ikan lele dapat dilakukan dalam 2 bulan, jika benih bagus dan pakan baik.
LAPORAN :
Laporan kegiatan praktikum, dibuat setiap mahasiswa dan ada laporan kemajuan sampai akhir UAS. Setiap pertemuan
praktikum dilaporkan. Bentuk laporan dibuat tabel dan bukti foto, diarsipkan dalam map snelhekter dan akhir
perkuliahan (UAS) dikumpulkan bersama file-laporan keseluruhan praktikum.
Referensi:
Nursandi, J. 2018. Budidaya Ikan Dalam Ember “Budikdamber” dengan Aquaponik di Lahan Sempit.
Dipublikasikan dalam Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri
Lampung, Lampung: 08 Oktober 2018. Hal 129-136.
Kompas.com. (2020, 04 Mei). Ramai Soal Budikdamber, Berikut Cara Ternak Lele dan Tanam
Kangkung dalam Ember. Diakses pada 21 Juli 2020,
dari https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/04/182000065/ramai-soal-budikdamber-berikut-cara-
ternak-lele-dan-tanam-kangkung-dalam?page=all
Menurut Dewi, R (2011) kawasan pantai berhutan bakau (mangrove) dilakukan untuk
melestarikan hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau (mangrove) dan tempat
berkembang biaknya berbagai biota laut disamping sebagai pelindung pantai dari pengikisan
laut serta pelindung usaha budidaya dibelakangnya termasuk peruntukan tambak. Zona
penyebaran mangrove pun harus sesuai dengan zona alamiahnya. Zona mangrove didasarkan
pada :
1. Frekuensi penggenangan oleh pasang surut;
2. Tingkat salinitas; dan
3. Jenis mangrove yang dominan.
Oleh karena itu penanaman mangrove yang sesuai dengan zona alamiah mangrove dapat
memperbaiki keadaan lingkungan disekitar
Sumber : Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Environmental Management Development In
Indonesia (EMDI), Jakarta, 1995.
Tanaman mangrove memiliki manfaat yang multifungsi (Kantor Menteri Negara Lingkungan
Hidup dan Environmental Management Development In Indonesia (EMDI), 1995), yaitu :
1. Fungsi Lindung/Ekologis
a) Pelindung pantai penahan abrasi, penahan angin badai, penahan banjir.
b) Mempercepat perluasan pantai karena terjadi pengendapan lumpur.
c) Mencegah intrusi air laut ke daratan, meningkatkan fungsi tata air menyerap bahan
pencemar dari limbah industri dan limbah rumah tannga.
d) Temat memijah dan berkembangbiak berbagai macam ikan, udang kepiting,
kerang-kerangan, katak dan biota laut lainnya.
e) Tempat berlindung dan berkembangbiak berbagai jenis burung, mama-lia, buaya,
biawak, ular, kera ekor panjang, bekantan, lutung dan serangga.
f) Sebagai pengatur suhu udara, penghasil oksigen dan sebagainya.
2. Fungsi Ekonomis
a) Keperluan runah tangga, kayu bakar, arang, bahan bangunan, bahan makanan dan
obat – obatan
b) Keperluan industri, bahan baku kertas, bahan baku tekstil, bahan baku kosmetik,
penyamak kulit dan bahan pewarna.
c) Penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang-kerangan, madu, dan telur
burung.
d) Sebagai tempat pariwisata dan tempat penelitian serta pendidikan.
KEGIATAN :
Mebuat suatu kegiatan penanaman mangrove di Kawasan Pesisir Indramayu dengan lokasi
dan kerjasaam dengan pihak terkait, sesuai diskusi bersama.