Metode pembuatan kompos yang paling sederhana kita ambil dengan menggunakan
komposter sederhana yang relatif sangat mudah dibuat. Kita dapat memanfaatkan gentong
atau drum plastik bekas wadah cat untuk digunakan sebagai wadah pembuatan kompos.
Terdapat beberapa tahapan dalam pembuatan kompos yang sangat mudah dilakukan, yaitu :
a. Penyiapan wadah pembuatan kompos
Sediakan ember, pot bekas, ataupun wadah lainnya, upayakan terbuat dari plastik untuk
menghindari karat akibat air lindi kompos. Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang
dapat menampung rembesan air dari dalamnya.
b. Penyiapan bahan baku kompos
Proses awal dari pembuatan kompos bahan baku berupa sampah organik. Yang dimaksud
dengan sampah organik di sini adalah sampah sisa-sisa buangan dapur seperti sisa nasi,
sayuran, buah-buahan, daun tanaman dan sampah organik sejenis lainnya. Untuk
menghasilkan sampah organik yang bersih maka harus dilakukan pemilahan antara sampah
organik dan sampah non-organik. Pemilahan ini dilakukan karena sampah anorganik dapat
mempersulit proses pengomposan. Untuk mempermudah proses pengomposan, sampah yang
masih berbentuk memanjang terlebih dahulu dipotong-potong secara manual hingga
mencapai ukuran 5 cm.
c. Pembuatan tumpukan
Tahapan selanjutnya adalah membuat tumpukan. Sampah organik hasil proses pemilahan
ditumpukkan di wadah pengomposan. Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum)
setiap hari. Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala. Bila Anda
memiliki kotoran binatang, kotoran tersebut bisa ditambahkan pada tumpukan tadi untuk
meningkatkan kualitas kompos. Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama
dua bulan. Setelah itu kompos sudah dapat dipanen sebagai kompos matang.
d. Penyiraman
Proses selanjutnya adalah menyiram tumpukan tersebut dengan air secara merata. Proses
penyiraman ini dilakukan agar bakteri dapat bekerja secara optimal. Proses ini dilakukan jika
tumpukan sampah terlalu kering. Kadar air yang ideal dari tumpukan sampah selama proses
pengomposan adalah antara 50- 60% dengan nilai optimal sekitar 55%.
e. Pemantauan suhu
Proses selanjutnya adalah melakukan pengukuran suhu pada tumpukan dengan termometer
kompos. Cara pemantauan suhu adalah dengan menancapkan termometer ke dalam tumpukan
sampah dan biarkan sampai jarum penunjuk suhu posisinya tidak berubah-ubah lagi. Agar
bakteri patogen dan bibit gulma mati maka suhu harus dipertahankan pada kisaran 60-70 C.
f. Pengayakan
Proses selanjutnya adalah melakukan pengayakan dengan tujuan untuk memperoleh
ukuran butiran yang seragam. Pengayakan dilakukan karena dikhawatirkan terdapat bahan
anorganik seperti kaleng/logam lainnya, plastik, dan bahan lain yang masih tertinggal dan
sulit terdekomposisi terdapat di dalam tumpukan sehingga kualitas kompos yang dihasilkan
kurang baik. Hasil dari proses pengayakan ini adalah kompos yang halus dan yang kasar.
Kompos halus biasanya untuk tanaman hias dan tanaman kecil lainnya, sementara yang kasar
dapat digunakan untuk tanaman buah-buahan serta tanaman besar lainnya.
g. Pengemasan
Setelah diayak maka kompos siap untuk dikemas ke dalam karung atau plastik yang kedap air
dan bisa disimpan, bisa digunakan sendiri ataupun dipasarkan.
Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga Dengan Lahan Terbatas. Bagi
yang rumahnya hanya memiliki sedikit lahan kosong, pembuatan kompos tetap dapat
dilakukan.
Tips 1:
Lubangi kecil-kecil bagian dasar drum untuk rembesan air dari sampah.
Tanam drum dengan kedalaman sekitar 10 cm dari permukaan tanah.
Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.
Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama tiga bulan.
Keluarkan isi drum dan angin-anginkan selama 2 minggu. Kompos sudah dapat
digunakan.
Tips 2:
A. Sediakan drum atau sejenisnya.
2. Lubangi kecil-kecil bagian dasar drum untuk rembesan air dari sampah.
Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung
goni atau anyaman bambu. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan
sehingga sebaiknya harus dibawah atap. Dasar bak pengomposan dapat
tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke
bawah jangan ditempatkan di tempat yang kedap air.
3. Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum) setiap hari. Campur
1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
4. Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan
dicampur. Tanah atau kompos ini diharapkan mengandung banyak
mikroba aktif yang bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada
kotoran ternak dari ayam atau sapi dapat pula dicampurkan.
5. Pembuatan bisa dikukan secara sekaligus atau selapis demi selapis
misalnya setiap dua hari ditambah sampah baru. Untuk menghindari
terlalu panas maka setiap 7 hari perlu diaduk.
6. Pengomposan dinyatakan sudah selesai jika campuran menjadi
kehitaman dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba
mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi
sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal dan kompos
sudah jadi.
Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga yang Memiliki Lahan. Ini
merupakan cara paling sederhana dalam membuat kompos namun hanya bisa dilakukan jika
memiliki lahan (tanah) kosong.
Gali tanah sedalam 50-100 cm. Lubang dibuat dengan jarak minimal 10 meter dari
sumur untuk menghindari tercemarnya sumur.
Setelah tiga bulan, lubang dapat digali. Hasil galian dapat digunakan sebagai kompos
sedangkan lubangnya dapat digunakan untuk membuat kompos kembali.
Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga yang Tidak Mempunyai Lahan.
Bagi rumah tangga yang tidak memiliki tanah atau lahan kosong, pengolahan sampah
menjadi kompos dapat dilakukan dengan menggunakan ember, pot, kaleng bekas, atau
sejenisnya. Benda-benda ini sekaligus nantinya dapat dijadikan pot.
Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat menampung rembesan air
dari dalamnya.
Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur secara berkala.
Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan selama dua bulan.
Wadah siap dijadikan pot dengan kompos di dalamnya sebagai media tanam.
Pembuatan Kompos dengan Metode Takakura (konsep sendiri)
A. Penyiapan Inokulan
a. Kompos jadi
b. Kompos jadi beserta dengan starternya (EM4)
c. Inokulan buatan:
B. Alat dan Bahan:
a. Sekop pengaduk
b. Kompos jadi
c. Bantalan sekam 2 buah
d. Kain penutup
e. Sampah organik berupa sayur sisa, daun-daunan, roti, nasi, buah-buahan
termasuk juga kulitnya seperti kulit jeruk (ini sangat bagus untuk
membuat kompos beraroma jeruk), kulit telur. Namun jangan
menggunakan kulit buah yang keras seperti kulit salak. Tidak disarankan
membuang sisa-sisa protein/tulang/ayam/ikan/daging walaupun beberapa
orang mencoba membuangnya di keranjang takakura dengan hasil yang
bagus
Note: satu keranjang standar dengan starter 8 kg dipakai oleh keluarga
dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 7 orang. Sampah rumah
tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5 kg/hari. Sisa sayuran,
idealnya sisa sayuran tersebut belum basi. Namun bila telah basi, cuci
sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas buang airnya.
C. Langkah Pembuatan:
a. Kardus aqua diplester tegak keempat sisi bawahnya, sedangkan sisi
atasnya dipotong sedikit supaya tingginya pas dengan keranjangnya
b. Kantung jaring diisi dengan sekam lalu dijahit sisi atasnya supaya
sekamnya tidak keluar. Jahit dengan gaya bebas Oke?! Bentuk akhir
mirip bantal sekam, lebih padat lebih bagus. Buat dua buah.