Anda di halaman 1dari 7

Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah

Kabupaten Sumedang | Tahun 2017 - 2037

BAB - 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sejalan dengan perkembangan pembangunan, Pemerintah Pusat telah mengeluarkan Undang-Undang
No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Menurut UU No 18 tahun 2008 pengelolaan sampah
merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Terbitnya undang-undang ini mempertimbangkan bahwa pertambahan penduduk
dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik
sampah yang semakin beragam. Pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan
teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Kabupaten Sumedang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, memiliki luas wilayah
152.220 km2 dan berpenduduk sebanyak 1.125.125 jiwa pada tahun 2014. Kabupaten Sumedang terbagi
menjadi 26 (dua puluh enam) kecamatan dan 270 desa 7 kelurahan dengan kota Kabupaten berada di
Kecamatan Sumedang Utara dan Kecamatan Sumedang Selatan. Kondisi ini memberikan pengaruh
terhadap berbagai sektor yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan penduduk, salah satunya
adalah penyediaan infrastruktur perkotaan termasuk sarana dan prasarana persampahan. Karena pada
dasarnya masalah persampahan erat kaitannya dengan perkembangan jumlah penduduk dan perilaku
masyarakat dalam pola pembuangan sampah yang saat ini sudah menjadi semakin kompleks disetiap
daerah, termasuk Kabupaten Sumedang.

Sebagai salah satu kabupaten yang sedang berkembang permasalahan sampah menjadi problem yang
cukup kompleks di Kabupaten Sumedang. Permasalahan sarana prasarana, teknik dan manajemen
pengelolaan serta budaya masyarakat untuk mengatasi masalah persampahan masih perlu di tingkatkan
untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sehat. Pertumbuhan penduduk dan perekonomian ini
terkonsentrasi di wilayah perkotaan sehingga perlu dilakukan upaya untuk mencarikan teknik dan
manajemen pengelolaan persampahan yang berwawasan lingkungan dengan mengedepankan prinsip
3R:
1. Prinsip pertama (reduce) adalah segala aktifitas yang mampu mengurangi dan mencegah
timbunan sampah.

Laporan Akhir | Bab 1 - 1


Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah
Kabupaten Sumedang | Tahun 2017 - 2037

2. Prinsip kedua (reuse) adalah kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi
yang sama atau yang lain. Prinsip ketiga (recycle) adalah kegiatan mengelola sampah untuk
dijadikan produk baru.
Institusi pengelolaan sampah di Kabupaten Sumedang sampai saat ini masih belum berfungsi secara
profesional, antara lain ditunjukan dengan belum adanya manajemen aset dan penyusunan business plan
yang dikelola dengan baik. Masalah lain yang muncul adalah alokasi dana yang minim, manajemen yang
kurang profesional dan minimnya kualitas SDM. Hingga saat ini sumber pendanaan persampahan di
Kabupaten Sumedang masih bertumpu pada anggaran Pemerintah Daerah akibat belum
dikembangkannya alternatif sumber pendanaan lainnya seperti dana dari masyarakat, kerjasama swasta
dalam bentuk CSR.

Pertumbuhan penduduk dan perekonomian ini terkonsentrasi di wilayah perkotaan sehingga perlu
dilakukan upaya untuk mencarikan teknik dan manajemen pengelolaan persampahan yang berwawasan
lingkungan dengan mengedepankan prinsip 3R: Prinsip pertama ( reduce) adalah segala aktifitas yang
mampu mengurangi dan mencegah timbunan sampah. Prinsip kedua (reuse) adalah kegiatan
penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau yang lain. Prinsip ketiga
(recycle) adalah kegiatan mengelola sampah untuk dijadikan produk baru.

Paradigma lama penanganan sampah secara konvensional yang bertumpu pada proses pengumpulan,
pengangkutan dan pembuangan akhir perlu diubah dengan mengedepankan terlebih dahulu proses
pengurangan dan pemanfaatan sampah. Pengurangan dan pemanfaatan sampah secara siginifikan dapat
mengurangi kebutuhan pengelolaan sehingga sebaiknya dilakukan di semua tahap yang memungkinkan
baik sejak di sumber, TPS, Intalasi pengolahan, dan TPA. Dengan demikian diharapkan target
pengurangan sampah dapat terpenuhi. Peningkatan pelayanan pengelolaan persampahan membutuhkan
perhatian yang serius agar dapat meningkatkan kinerja untuk meningkatkan cakupan pelayanan. Konsep
pengelolaan sampah dengan paradigma baru menerapkan pengelolaan sampah terpadu yang tidak hanya
mengelola sampah, namun didalamnya sudah mencakup pengurangan sampah yang pada akhirnya
dapat membantu mengurangi kerja dan umur Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Adanya berbagai komitmen internasional seperti pemenuhan target MDGs yang mensyaratkan
peningkatan pelayanan separuh dari jumlah penduduk yang belum mempunyai akses pelayanan
persampahan sampai tahun 2015 (kurang lebih 70% pada tahun 2015) dan pengurangan emisi
berdasarkan Kyoto Protocol, menuntut kesungguhan semua stakeholders persampahan baik di tingkat
pusat, daerah, dunia usaha dan masyarakat untuk meningkatkan sistem pengelolaan persampahan agar
berkelanjutan. Selanjutnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, salah satunya mengatur tentang studi Perencanaan Teknis
Manajemen Persampahan (PTMP).

Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat perencanaan yang
komprehensif baik aspek teknik maupun manajemen. Perencanaan Teknis dan Manajemen Persampahan
(PTMP) diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi para pelaku pembangunan bidang
persampahan dalam meningkatkan pengelolaan sampah untuk jangka pendek dan menengah.

1.2 MAKSUD, DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP) Kabupaten Sumedang
adalah untuk meningkatkan kinerja sistem penanganan jangka panjang yang dapat dilakukan secara
programatik dan terstruktur, sehingga tercapai pemenuhan dokumen yang diakui oleh pemerintah

Laporan Akhir | Bab 1 - 2


Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah
Kabupaten Sumedang | Tahun 2017 - 2037

Kabupaten Sumedang sebagai panduan pemrograman dan penganggaran sektor persampahannya


secara tepat dan kuantitatif.
Sedangkan tujuannya adalah :
1. Memetakan kondisi dan permasalahan sektor persampahan
2. Penetapan target dan tujuan penanganan sampah
3. Memantapkan Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP) yang mudah dilaksanakan
(aplikatif)
4. Menetapkan pemrograman dan penganggaran untuk sector persampahan selama 5 – 20 tahun.

1.3 RUANGLINGKUP
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah penyusunan Manajemen persampahan Kabupaten Sumedang adalah wilayah
yang termasuk dalam delineasi Kabupaten Sumedang yang terdiri dari 26 kecamatan.

1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Untuk mencapai tujuan tersebut, ruang lingkup pekerjaan yang harus dilakukan adalah :
1. Melakukan kajian studi yang relevan dengan masalah persampahan di Kabupaten Sumedang
2. Melaksanakan pengumpulan data yang meliputi :
a. Kondisi fisik Kabupaten Sumedang, meliputi :
- Data letak dan kondisi geografi, topografi, hidrologi dan geografi
- Data sosial ekonomi Kabupaten Sumedang
- Data sarana dan prasarana bidang air minum, sanitasi dan jaringan jalan
- Data kependudukan, meliputi jumlah penduduk, kepadatan penduduk di wilayah terbangun dan
laju pertumbuhan penduduk selama 5 tahun terakhir
- Data rencana pengembangan kota, meliputi rencana tata guna lahan, proyeksi perkembangan
kota jangka panjang dan proyeksi pengembangan sarana dan prasarana perkotaan.
b. Sistem penanganan sampah meliputi :
- Aspek kelembagaan meliputi struktur organisasi, personalia (kualitas dan kuantitas), tata laksana
kerja, pendidikan dan latihan, dan program peningkatan pegawai.
- Aspek teknis-teknologis, meliputi tingkat pelayanan, daerah pelayanan, pola penanganan
sampah dari sumber sampai TPA sampah (pewadahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan dan pemrosesan akhir). Selain itu juga data kegiatan 3R berbasis
masyarakat/berbasis institusi, serta data pengolahan sampah yang ada (formal dan informal).
- Aspek pendanaan, meliputi sumber pendanaan, biaya investasi, biaya operasi-rawat-pelihara,
penarikan retribusi, serta pola/prosedur penarikan retribusi.. Data tersebut minimum dalam 3
tahun terakhir.
- Aspek pengaturan, meliputi peraturan daerah, kelengkapan dan kemampuan dalam pelaksanaan
Peraturan Daerah
- Aspek peran serta masyarakat, meliputi bentuk partisipasi masyaraka-swasta-Perguruan Tinggi,
program penyuluhan bidang kebersihan/penyuluhan, serta promosi 3R yang telah ada.
Pengumpulan data untuk aspek ini meliputi survey social ekonomi yang akan memetakan
kemauan dan kemampuan bayar masyarakat. Peran Perguruan Tinggi dan swasta dalam
mendukung penyediaan system penangan sampah harus dipetakan
c. Data timbulan dan karakteristik sampah meliputi :
- Data timbulan sampah (liter/orang/hari atau kg/orang/hari)
- Data komposisi dan karakteristik sampah meliputi, presentase komposisi fisik (sampah makanan,
sampah halaman, sampah kertas, sampah plastik, sampah logam, sampah gelas, sampah karet,
sampah tekstil, dan sampah lain-lain).

Laporan Akhir | Bab 1 - 3


Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah
Kabupaten Sumedang | Tahun 2017 - 2037

d. Data kondisi infrastruktur penanganan sampah eksisting meliputi :


- Data subsistem pengumpulan (jumlah, spesifikasi teknik, lokasi penempatan serta
pengoperasian dan pemanfaatan)
- Data subsistem pengangkutan sampah (jumlah, kondisi, spesifikasi teknik, lokasi penempatan
serta pengoperasian dan pemanfaatan)
- Data subsitem pengolahan sampah (jumlah, spesifikasi teknik, kelembagaan pengelola, lokasi
penempatan serta pengoperasian dan pemanfaatan)
- Data subsitem pemrosesan akhir (jumlah, lokasi, spesifikasi teknik, luas unit pengolahan
sampah/sel landfill, luas keseluruhan TPA sampah, lembaga pengelola, kinerja pengoperasian–
pemeliharaan-perawatan, pemanfaatan dan keluhan dari masyarakat)
3. Analisis
Analisi terhadap data yang diperlukan untuk dasar perencanaan peningkatan system pengelolaan
persampahan jangka panjang. Analisis tersebut dapat dilakukan dengan berbagai metode baik SWOT,
deskriptif, maupun metode kualitatif dan kuantitatif, Analisis tersebut meliputi :
a. Kondisi Kabupaten Sumedang untuk mendapatkan gambaran daerah pelayanan dan pola
pelayanan yang sesuai.
b. Kondisi system penanganan sampah yang ada saat ini, untuk mendapatkan gambaran lompatan
peningkatan penanganan sampah jangka panjang sesuai dengan kemampuan daerah dan
produk pengaturan yang berlaku di tingkat nasional serta daerah.
c. Rencana pengembangan kota, untuk mendapatkan gambaran proyeksi kebutuhan
pengembangan pelayanan persampahan dan alokasi lahan untuk Tempat Pengolahan Sampah
Reduce – Reuse – Recycle (TPS 3R), dan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.
d. Kondisi penanganan sampah di sumber/kawasan/kegiatan (kegiatan 3R), untuk mendapatkan
gambaran peningkatan upaya pengurangan dan pemanfaatan sampah sesuai dengan target
yang diharapkan serta meningkatkan upaya program kampanye dan edukasi serta
pemberdayaan masyarakat.
e. Kondisi TPA sampah, untuk mendapatkan gambaran tingkat pencemaran dan upaya
rehabilitasi/revitalisasi yang harus dilakukan serta alternatif pengembangan lokasi TPA sampah
baru.
f. Analisis kebutuhan pengembangan persampahan jangka panjang, untuk memperkirakan prioritas
wilayah pelayanan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang berdasarkan kriteria
yang berlaku.
4. Perencanaan
a. Rencana pengembangan kelembagaan, yang menggambarkan bentuk kelembagaan yang
sesuai dengan kondisi eksisting kelembagaan di Kabupaten Sumedang, sehingga Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) tersebut dapat berperan optimal dalam penangana sampah. Selain
itu, pemrograman dalam 5-20 tahun ke depan terkait bentuk kelembagaan, perlu untuk
dirumuskan.
b. Rencana pengembangan teknis-teknologis, yang menggambarkan kebutuhan jumlah, biaya
investasi dan biaya operasi-pelihara-rawat untuk pengembangan sistem penanganan sampah
(subsistem pewadahan sampah, subsitem pengumpulan sampah, sub sistem pemindahan
sampah, subsistem pengangkutan sampah, subsistem pengolahan sampah dan subsistem
pemrosesan akhir sampah) dalam 5-20 tahun kedepan, sehingga mampu memenuhi target yang
diatur dalam produk pengaturan tingkat daerah dan nasional.
c. Rencana pengembangan pendanaan, yang menggambarkan kebutuhan pendanaan, beserta
sharing antara anggaran APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten, sektor swasta dan
masyarakat. Hal ini ditujukan untuk menjamin ketersediaan dana yang memadai untuk mencapai

Laporan Akhir | Bab 1 - 4


Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah
Kabupaten Sumedang | Tahun 2017 - 2037

target-target yang telah ditetapkan untuk mewujudkan kinerja system penangangan sampah
yang akan dicapai.
d. Rencana pengembangan peran serta masyarakat-swasta-perguruan tinggi dalam 5-20 tahun ke
depan, untuk mencapai target-target pencapaian kinerja system penanganan sampah
e. Rencana pengembangan pengaturan, yang menggambarkan peraturan yang sudah ada dan
kebutuhan peraturan yang mendukung system penanganan sampah, dengan mengacu pada
produk-produk pengaturan yang lebih tinggi di tingkat nasional.
5. Membuat rencana final berupa buku Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP)
Kabupaten Sumedang untuk minimal periode perencanaan 5-20 tahun.

1.4 JENIS RENCANA INDUK


Kegiatan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah Kawasan Kota Cimahi - Kabupaten Bandung -
Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang ini merupakan jenis rencana induk pengelolaan sampah
lintas kabupaten dan/atau kota yang terdiri atas Kota Cimahi -Kabupaten Bandung-Kabupaten Garut dan
Kabupaten Sumedang dimana keempat wilayah tersebut masih dalam satu kesatuan wilayah administratif
Provinsi Jawa Barat.

1.5 KEDUDUKAN RENCANA INDUK


Perencanaan teknis manajemen persampahan akan mengacu pada RPJM, Strategi Sanitasi Kabupaten,
Buku Putih Sanitasi, MPS Kabupaten, serta rencana umum tata ruang penyusunan program 5 tahunan
bidang pengembangan prasarana dan sarana persampahan. Selain itu rencana induk juga akan mengacu
pada rencana strategis dinas yang bersangkutan. Perencanaan teknis manajemen persampahan
merupakan dokumen perencanaan yang lainnya seperti rencana induk dan studi kelayakan yang
membedakannya adalah kedalaman tingkat substansi yang dibahas.

Gambar 1. 1 Kedudukan Rencana Induk

1.6 LANDASAN HUKUM


Dalam pekerjaan suatu Penyusunan Teknis Manajemen Persampahan (PTMP) dan DED TPA, terdapat
berbagai macam peraturan perundang-undangan dan pedoman teknis yang menjadi acuan dalam
penyusunannya, antara lain:
1. Undang Undang No. 18 tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

Laporan Akhir | Bab 1 - 5


Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah
Kabupaten Sumedang | Tahun 2017 - 2037

2. Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah. Kementerian


Pekerjaan Umum. 2012.
3. Petunjuk Teknis Spesifikasi Area Penimbunan Sampah dengan Sistem Lahan Urug Terkendali di
TPA Sampah. Pt S-07-2000-C. 2000.
4. Petunjuk Perhitungan Biaya Operasi dan Pemeliharaan (OP) TPA dengan Sistem Penimbunan.
Kementerian Pekerjaan Umum. 2013.
5. Undang Undang No. 7 tahun 2004 Tentang SDA (perlunya sanitasi lingkungan)
6. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2005 Tentang Sistem Penyediaan Air Minum, yang
didalamnya mengatur masalah persampahan.
7. Peraturan Menteri PU No. 21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Persampahan
8. Peraturan Menteri PU No. 03 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana
Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
9. SNI-3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman
10. SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan
11. Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19 tahun 2012 tentang Pedoman Penataan Ruang
Kawasan Sekitar Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
13. SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi
Sampah Perkotaan
14. Tata Cara Rehabilitas dan Monitoring Pasca Penutupan Tempat Pemrosesan akhir Sampah.
Departemen Pekerjaan Umum. 2006.
15. Pedoman Pengoperasian dan Pemeliharaan Tempat Pemrosesan akhir Sistem Controlled Landfill
dan Sanitary Landfill. Departemen Pekerjaan Umum. 2006.
16. Pedoman Rehabilitasi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Melalui Penambangan Landfill.

1.7 STANDAR TEKNIS DAN KELUARAN


Standar teknis dalam penyusunan PTMP ini mengacu pada pedoman yang ada yaitu:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012. Dalam Pasal 10 ayat (2) tercantum bahwa setiap orang
wajib melakukan pengurangan dan penanganan sampah. Dan dalam Pasal 21 ayat (4) tercantum
bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan fasilitas pengolahan sampah pada wilayah
permukiman yang berupa TPS3R, SPA, TPA dan/atau TPST.
2. Peraturan Menteri PU Nomor 3 PRT/M/2013. Dalam Pasal 3 ayat (1) tercantum bahwa ruang lingkup
peraturan ini meliputi perencanaan umum, penanganan sampah, penyediaan fasilitas pengolahan
dan pemrosesan akhir sampah dan penutupan/rehabilitasi TPA serta dalam pasal 79 ayat (2)
menyebutkan bahwa setelah tahun 2025 sampah yang dibuang ke TPA hanya berupa residu.
3. Peraturan Menteri PU Nomor 21/PRT/M/2006. Dalam Pasal 2 tercantum bahwa Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) digunakan
sebagai pedoman untuk pengaturan, penyelenggaraan dan pengembangan sistem pengelolaan
persampahan yang ramah lingkungan, baik di tingkat pusat, maupun daerah sesuai dengan kondisi
daerah setempat. Dalam Pasal 4 ayat (1) disebutkan pula bahwa jika Daerah belum mempunyai
pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, maka ketentuan dan rencana pengembangan
sistem pengelolaan persampahan di daerah perlu disiapkan dan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah, mengacu pada Peraturan Menteri ini, dan Bagi Daerah yang telah mempunyai Peraturan
Daerah tentang pengembangan sistem pengelolaan persampahan sebelum Peraturan Menteri ini

Laporan Akhir | Bab 1 - 6


Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah
Kabupaten Sumedang | Tahun 2017 - 2037

diterbitkan, agar peraturan daerah tersebut disesuaikan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang


dimaksud dalam Peraturan Menteri, tercantum dalam ayat (2).

Keluaran dalam kegiatan ini yaitu tersusunnya dokumen penanganan persampahan dengan menekankan
pada rencana dan program untuk kurun waktu hingga 20 tahun ke depan meliputi jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.

1.8 SISTEMATIKA PELAPORAN


Dengan mengacu pada ketentuan sebagaimana yang tertuang dalam KAK pekerjaan Perencanaan
Teknis Manajemen Pengelolaan Persampahan Kabupaten Sumedang, maka Laporan Akhir ini akan
disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan
Bab pendahuluan ini berisikan uraian tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup
pekerjaan, landasan hukum dan kedudukan rencana induk, serta sistematika penulisan laporan.

Bab 2 Konsep Dan Kriteria Penyusunan Ptmp


Bab ini akan membahas tentang tinjauan studi eksisting yang relevan, periode perencanaan,
kriteria penyusunan, metodologi survei penyusunan, serta keterpaduan dengan prasarana dan
sarana air minum, limbah, dan drainase serta kontribusi sistem pengelolaan persampahan dalam
perubahan iklim.

Bab 3 Deskripsi Daerah Perencanaan


Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kondisi daerah studi, yaitu wilayah Kabupaten Sumedang (kondisi
fisik, demografi, sosial ekonomi), data kondisi eksisting sistem penanganan sampah serta permasalahan
yang terjadi di lapangan berdasarkan hasil survei dan sampling. Analisa profil sistem pelayanan sampah,
kebijakan sistem pengelolaan sampah yang ada di Kabupaten Sumedang.

Bab 4 Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah


Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kebijakan, tujuan dan target penanganan, pengembangan daerah
pelayanan, penetapan zona prioritas, perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana pengelolaan sampah,
strategi pengembangan sistem pengelolaan sampah yang akan diterapkan di Kabupaten Sumedang.

Bab 5 Rencana Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah


Dalam bab ini akan diuraikan mengenai rencana program pengembangan sistem pengelolaan sampah
yang terdiri dari rencana pengembangan teknis (pemilahan/pewadahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, pemrosesan akhir) dan rencana pengembangan aspek manajemen (peraturan,
kelembagaan, pembiayaan, peran serta masyarakat/swasta). Seluruh rencana program pengembangan
sistem pengelolaan sampah yang akan diterapkan dibuat dalam jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang. Setelah rencana program disusun maka pada bab ini diuraikan juga rencana sosialisasi
dokumen rencana induk dan tahapan legalisasi rencana induk.

Bab 6 Kesimpulan Dan Rekomendasi


Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan dan rekomendasi yang diperlukan pemerintah
Kabupaten Sumedang dalam menjalankan pengelolaan sampahnya.

Laporan Akhir | Bab 1 - 7

Anda mungkin juga menyukai