Anda di halaman 1dari 17

RDTR DAN PZ BWP UNAAHA

KABUPATEN KONAWE, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KERY SAIFUL KONGGOASA GUSLI TOPAN BASARA, ST,


BUPATI KONAWE MM. T K P R D P R O V. S U LT R A
WAKIL BUPATI KONAWE
KENDARI, 13 JULI 2020

AMILIYAH F., S.Sos, MM.


Wakil Bupati Konawe
RUANG LINGKUP BAGIAN WILAYAH PERENCANAAN (BWP) UNAAHA

Cakupan Wilayah Administrasi Kecamatan Unaaha


Menurut Kelurahan Tahun 2019

Luas Area Persentase


No Kelurahan
(Ha) (%)
1 Puunaha 184,85 6,57
2 Tumpas 116,66 4,15
3 Arombu 118,15 4,20
4 Latoma 36,36 1,29
5 Ambekairi 190,30 6,76
6 Tuoy 233,96 8,32
7 Asinua 204,68 7,28
8 Unaaha 233,51 8,30
9 Wawonggole 489,64 17,40
10 Inolobunggadue 127,70 4,54
11 Tobeu 780,93 27,76
12 Asambu 96,52 3,43
Jumlah Total 2.813,26 100,00
Luas wilayah : ± 2.813,26 Ha
Sumber : Hasil kesepakatan FGD dan diolah Tahun 2019.
PEMBAGIAN DAN FUNSI RUANG SUB BWP

SUB BWP C
SUB BWP A
 Zona perdagangan dan jasa skala BWP dan sub
 Zona perkantoran skala
BWP;
kabupaten (Kantor Bupati,
 Zona kesehatan skala kabupaten (rumah sakit
Kantor DPRD, dan
tipe B);
perkoantoran OPD);
  Zona sarana pelayanan umum skala perkotan
Zona perdagangan dan jasa BLOK C.4

(terminal tipe B);


skala Kota dan BWP;
 Zona rumah kepadatan sedang dan fasilitas
 Zona ruang terbuka hijau
(RTH) skala perkotaan (Hutan penunjangnnya;
 Zona ruang terbuka hijau (RTH) skala perkotaan,
Kota dan Taman
Kota/Perkotaan) dan
BLOK C.3 kecamatan, kelurahan, RW, dan pemakaman
umum;
pemakaman umum; Ke Tongauna 
 Zona Sentra Industri Kecil Menengah (SIKM)
Zona wisata religi; BLOK A.1
 Zona pertanian.
 Zona rumah kepadatan BLOK C.2

sedang dan fasilitas


SUB BWP A BLOK C.1
penunjangnya; SUB BWP C SUB BWP B
 Zona Sentra Industri Kecil
Menengah (SIKM)
BLOK A.2  Zona perdagangan dan jasa skala BWP dan sub
 Zona konservasi sungai.
BLOK B.1 BWP;
BLOK A.3
SUB BWP B  Zona rumah kepadatan sedang dan fasilitas
BLOK B.3 penunjangnya;
BLOK B.2
 Zona ruang terbuka hijau (RTH) skala perkotaan,
Sub Ke Kendari
Luas (Ha) % kecamatan, kelurahan, RW, dan pemakaman
BWP BLOK B.4 umum;
A 587,75 20,89  Zona pertanian;
Ke Kolaka  Zona perkantoran skala kecamatan dan
B 807,86 28,72 kelurahan;
 Zona pendidikan skala perkotaan, kecamatan
C 1.417,64 50,39 dan kelurahan;
 Zona Sentra Industri Kecil Menengah (SIKM)
Total 2.813,26 100,00  Zona pertanian;
 Zona konservasi sungai.
SUBSTANSI RDTR & PZ
BWP UNAAHA
A. TUJUAN PENATAAN BWP
B. RENCANA STRUKTUR RUANG
C. RENCANA POLA RUANG
D. PENETAPAN SUB BWP PRIORITAS
E. PERATURAN ZONASI
TUJUAN PENATAAN BWP

Mewujudkan fungsi ruang Kawasan


Perkotaan Unaaha sebagai Ibukota
Kabupaten Konawe dengan
penyediaan sarana dan prasarana
pelayanan umum, pusat
perdagangan dan jasa yang aman,
BWP UNAAHA
nyaman, berkualitas, berwawasan
lingkungan, dan berkelanjutan
untuk mendukung investasi
di Kabupaten Konawe.
RENCANA STRUKTUR RUANG
RENCANA POLA RUANG
PENETAPAN SUB BWP PRIORITAS

Tema penanganan Sub BWP yang Tema penanganan Sub BWP yang
diprioritaskan penanganannya 1 diprioritaskan penanganannya 2
(Blok A.1) yaitu: (Blok C.2) yaitu:
“Perbaikan prasarana “Pembangunan baru
dan sarana blok/kawasan prasarana dan sarana
Inolobunggadue Central blok/kawasan pusat
Park (ICP)”. perdagangan dan jasa
skala regional”.
BLOK A.1
Luas = 249,81 Ha BLOK C.2
Luas = 289,29 Ha

Inolobunggadue Central
Pusat kegiatan
Park (ICP), yang berfungsi
untuk menyediakan ruang perdagangan dan jasa
pelayanan masyarakat secara skala regional, yang
Ke Kendari
efektif, efisien, dan ekonomis berfungsi untuk kegiatan CBD
terkait dalam pelayanan publik (Central Bussines District) yang
Ke Kolaka terintegrasi sentra industri kecil
yang dilengkapi ruang-ruang
publik. dan menengah (SIKM) yang
ditunjang sarana dan prasarana
perkotaan.
PENETAPAN SUB BWP PRIORITAS
PERATURAN ZONASI

PERDA KAB. KONAWE NO. 6/2013


TENTANG BANGUNAN GEDUNG
KETENTUAN PENGGUNAAN LAHAN

Simbol Deskripsi

I Pemanfaatan diperbolehkan/diizinkan, karena sesuai dengan peruntukan tanahnya, yang berarti tidak akan ada peninjauan
atau pembahasan atau tindakan lain dari pemerintah setempat.

T Pemanfaatan diizinkan secara terbatas atau dibatasi. Pembatasan dapat dengan standar pembangunan minimum,
pembatasan pengoperasian, atau peraturan tambahan lainnya baik yang tercakup dalam ketentuan ini maupun ketentuan
kemudian oleh pemerintah setempat.
Pemanfaatan bersyarat secara terbatas bermakna bahwa kegiatan dan penggunaan lahan dibatasi dengan ketentuan sebagai
berikut:
 pembatasan pengoperasian, baik dalam bentuk pembatasan waktu beroperasinya suatu kegiatan di dalam subzona
maupun pembatasan jangka waktu pemanfaatan lahan untuk kegiatan tertentu yang diusulkan;
 pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB, KDH,jarak bebas, maupun ketinggian bangunan. Pembatasan ini dilakukan
dengan menurunkan nilai maksimal dan meninggikan nilai minimal dari intensitas ruang dalam peraturan zonasi;
 pembatasan jumlah pemanfaatan, jika pemanfaatanyang diusulkan telah ada mampu melayani kebutuhan, dan belum
memerlukan tambahan, maka pemanfaatan tersebut tidak boleh diizinkan atau diizinkan terbatas dengan pertimbangan-
pertimbangan khusus.

B Pemanfaatan memerlukan izin penggunaan bersyarat. Izin ini diperlukan untuk penggunaan-penggunaan yang memiliki
potensi dampak penting pembangunan di sekitarnya pada area yang luas. Izin penggunaan bersyarat ini berupa:
 dokumen AMDAL;
 dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UPL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL);
 dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN);
 pengenaan disinsentif misalnya biaya dampak pembangunan (development impact fee).

X Pemanfaatan yang tidak diizinkan


LUAS MINIMUM PERSIL PADA RUMAH KEPADATAN SEDANG

Luas Persil
minimum
pada Rumah
Kepadatan
Sedang ialah
150-200 m².
CONTOH 1 : PERMOHONAN IZIN PEMBANGUNAN APARTEMEN
PADA ZONA PERUMAHAN
KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN KETENTUAN TATA BANGUNAN

3
RUANG
4

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


1
2
KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL
PADA ZONA PERUMAHAN (R)

Sub Zona Rumah Kepadatan Sedang (R-3)


a. Jaringan listrik
b.Air bersih
c. Jalur pejalan kaki
 Jalur pejalan kaki dengan tipe sidewalk.
 Jalur pejalan kaki pada trotoar terdiri dari:
 jalan kolektor primer/sekunder dengan lebar trotoar minimal 3 meter;
 jalan lokal primer/sekunder dengan lebar trotoar minimal 2 meter; dan
 jalan lingkungan primer/sekunder dengan lebar trotoar minimal 1,5 meter.
 Jalan harus memenuhi unsur lingkungan dengan perkerasan yang dapat menyerap air.
d. Drainase
e. Tempat sampah
CONTOH 2 : PERMOHONAN IZIN PEMBANGUNAN RUKO
PADA ZONA PERDAGANGAN SKALA SUB BWP
KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN KETENTUAN TATA BANGUNAN

3
RUANG
4

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


1
2
KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL
PADA ZONA PERDAGANGAN DAN JASA (K)

Sub Zona Perdagangan dan Jasa Skala Kabupaten/Kota (K-1), Skala BWP (K-2), dan Skala
Sub BWK (K-3)
a. Jaringan listrik
b.Air bersih
c. Jalur pejalan kaki
 Jalur pejalan kaki dengan tipe sidewalk.
 Jalur pejalan kaki pada trotoar terdiri dari:
 jalan arteri primer/sekunder dengan lebar trotoar minimal 5 meter;
 jalan kolektor primer/sekunder dengan lebar trotoar minimal 4 meter;
 jalan lokal primer/sekunder dengan lebar trotoar minimal 3 meter; dan
 jalan lingkungan primer/sekunder dengan lebar trotoar minimal 2 meter.
 Jalan harus memenuhi unsur lingkungan dengan perkerasan yang dapat menyerap air.
d. Drainase
e. Tempat sampah
f. Bangunan dengan ketinggian 3 lantai atau lebih harus menyediakan lift, sistem pemadam
kebakaran aktif untuk jangka waktu pemadaman mandiri minimal selama 15 menit.
@DitjenTataRuang @DitjenTaru /DitjenTataRuang

Ditjen Tata Ruang tataruang.atrbpn.go.id/ gistaru.atrbpn.go.id/rtronline

Anda mungkin juga menyukai