Anda di halaman 1dari 39

BAB V

PERUMUSAN KONSEP PENATAAN KAWASAN


SIMPANG TIGA MOOR
5.1. PEMBAGIAN SUB BWP
Pembagian Sub BWP dilakukan berdasarkan jangkauan pelayanan fasilitas, sarana
dan prasarana. Setiap Sub BWP terdiri atas blok yang dibagi berdasarkan batasan fisik
antara lain seperti jalan, sungai dan sebagainya. Penggambaran overlay peta yang
dideliniasi berdasarkan fisik (BWP, Sub BWP dan Blok) hingga peta yang didelineasi
berdasarkan fungsi (zona dan sub zona).
5.1.1. Dasar Pertimbangan Penetapan BWP
Setiap BWP terdiri atas Sub BWP yang ditetapkan dengan mempertimbangkan
beberapa aspek antara lain :
a. Morfologi BWP
b. Keserasian dan keterpaduan fungsi BWP
c. Jangkauan dan batasan pelayanan untuk keseluruhan BWP dengan memperhatikan
rencana struktur ruang dalam RTRW
Distrik Nambioman Bapai terdiri atas 15 (lima belas) kampung, dimana 3 kampung
merupakan kampung yang berada di Kawasan Perkotaan Khusus Simpang Tiga Moor.
Kampung tersebut antara lain adalah Kampung Agham, Ima dan Kagoyaman. Dari
beberapa kampung tersebut, terdapat kampung yang kawasannya digunakan sebagai PPK
Simpang Tiga Moor (Pusat BWP) yaitu Kampung Agham.
Penetapan ini juga sesuai dengan pedoman penyusunan RDTR yaitu lingkup wilayah
RDTR berdasarkan bagian dari wilayah kabupaten yang berupa kawasan perkotaan yang
telah ditetapkan dalam struktur ruang RTRW berfungsi sebagai PPK. Pusat Pelayanan
Kawasan atau PPK adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayanai skala
kabupaten atau beberapa distrik. Oleh karena itu dengan adanya PPK di Kampung Agham
sebagai pusat BWP yang didukung dengan adanya prasarana dan jalan penghubung di jalur
tengah mempengaruhi penetapan ketiga desa tersebut sebagai kawasan perkotaan. Pusat
BWP atau PPK Simpang Tiga Moor ditetapkan SBWP I.

5.1.2. Dasar Pertimbangan Pembagian SBWP Perkotaan Khusus Simpang Tiga Moor
Distrik Nambioman Bapai sebagai BWP Simpang Tiga Moor dibagi dalam 5 (lima)
Sub BWP. Kondisi ini berdasarkan peruntukan ruang yang dominan pada masing – masing
Sub BWP. Pada masing – masing Sub BWP ini juga akan terlihat karakter yang dominan,

PenyusunanRDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018


V-1
Laporan Antara

sesuai dengan penetapan fungsi PPK Simpang Tiga Moor, sehingga dapat terjadi korelasi
antar Sub BWP hinterland dengan pusat SBWP I, dalam penunjang kebutuhan ruang unrtuk
pengembangan manusia. Secara keseluruhan Distrik Nambioman Bapai sebagai BWP
terbagi kedalam 5 (lima) SBWP antara lain :
a. SBWP I sebagai pusat BWP (PPK Simpang Tiga Moor) yang terdiri dari Kampung
Agham, Ima dan Kogoyaman;
b. SBWP II terdiri dari Kampung Tereyemu, Waruwe dan Magabag;
c. SBWP III terdiri dari Kampung Koba dan Waman;
d. SBWP IV terdiri dari Kampung Katan, Yatan dan Linggua; serta
e. SBWP V terdiri dari Kampung Mur, Ghanu, Monana dan Wagin
Tabel V.1
Rencana Pembagian Sub BWP Perkotaan Simpang Tiga Moor
Luas
Rencana Zonasi
Sub BWP Kampung Wilayah Karakteristik Wilayah Fungsi Sub BWP
(Budidaya)
(Ha)
SBWP I Agham, Ima dan 764,83  Pusat Pemerintahan Sebagai pusat  Pusat pemerintahan
Kogoyaman  Permukiman pengembangan  Perdagangan dan
 Perdagangan dan kawasan jasa
jasa pemerintahan,  Sarana dan
 Pusat fasilitas umum permukiman dan prasarana umum
(pendidikan,  RTH
perdangan dan jasa
peribadatan,  RTNH
kesehatan,
perkantoran, wisata
dan hiburan)
SBWP II Tereyemu, 288,78  Permukiman Pengembangan  Permukiman
Waruwe dan  Pertanian kawasan permukiman  Pertanian
Magabag  Perkebunan  Perkebunan
 Sarana prasarana
umum
SBWP III Koba dan 858,72  Permukiman Pengembangan  Permukiman
Waman  Pertanian kawasan permukiman  Pertanian
 Perkebunan  Perkebunan
Sarana prasarana
umum
SBWP IV Katan, Yatan 1.037,58  Permukiman Pengembangan  Permukiman
dan Linggua  Pertanian kawasan permukiman  Pertanian
 Perkebunan  Perkebunan
Sarana prasarana
umum
SBWP V Mur, Monana, 1.838,38  Permukiman Pengembangan  Permukiman
Ghanu dan  Pertanian kawasan permukiman  Perdagangan dan
Wagin  Pendukung dan pendukung Jasa
perdagangan dan kawasan perdagangan Pertanian
jasa dan jasa  Sarana Prasarana
Umum
Sumber : Analisis Penyusun, 2018

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-2
Laporan Antara

5.2. PERUMUSAN TUJUAN PENATAAN BWP


Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan / atau kualitas terukur yang akan dicapai
sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW dan merupakan
alasan disusunnya RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor. Tujuan
penataan BWP berisi tema yang akan direncanakan di BWP. Tujuan penataan ruang RDTR
Kawasan perkotaan harus sinergi dan merupakan upaya perwujudan tujuan penataan ruang
dalam RTRW Kabupaten. Tujuan penataan BWP berfungsi :
a. Sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang, penyusunan rencana jaringan
prasarana, penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya, penyusunan
ketentuan pemanfaatan ruang, penyusunan peraturan zonasi;
b. Menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan kawasan perkotaan dengan RTRW.
Perumusan tujuan penataan BWP didasarkan pada:
a. Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW
b. Isu strategis BWP, yang antara lain dapat berupa potensi, masalah, dan urgensi
penanganan; dan
c. Karakteristik BWP.
Tujuan penataan BWP dirumuskan dengan mempertimbangkan:
a. Keseimbangan dan keserasian antarbagian dari wilayah kabupaten / kota;
b. Fungsi dan peran BWP;
c. Potensi investasi;
d. Kondisi sosial dan lingkungan BWP;
e. Peran masyarakat dalam pembangunan; dan
f. Prinsip – prinsip yang merupakan penjabaran dari tujuan tersebut.

5.3. Perumusan Kebijakan dan Strategi Penataan BWP


Dalam rangka mencapai tujuan penataan BWP Nambioman Bapai, dapat dicapai
dengan upaya sebagai berikut :
a. Mewujudkan BWP Nambioman Bapai sebagai PPK, maka perlu peningkatan kualitas
pelayanannya melalui :
a. Peningkatan kuantitas dan kualitas kantor pelayanan pemerintah untuk skala
Kabupaten, meliputi :
 Kantor Pusat Pemerintahan
 Kantor polisi
 Pos pemadam kebakaran
 Kantor pos
 Stasiun telepon otomat dan agen pelayanan gangguan telepon

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-3
Laporan Antara

Tabel V.2
Standar Jenis Sarana Perkantoran
Kebutuhan Per
Jumlah
Satuan Sarana Standard Kriteria
Penduduk
No. Min.(m2) (m2)/
Jenis Sarana Pendukung
Perkantoran Luas Luas (jiwa) Radius Lokasi dan
(jiwa)
Lantai Lahan pencapaian penyelesaian
1 Kantor Distrik 120.000 1.000 2.500 0,02 Dapat dijangkau
2 Kantor polisi 120.000 500 1.000 0.001 dengan
Pos pemadam kerdaraan umum.
3 120.000 500 1.000 0.001 Beberapa sarana
kebakaran
dapat digabung dalam
Kantor pos
4 120.000 250 500 0.004 3 - 5 km satu atau kelompok
pembantu
bangunan pada tapak
Stasiun telepon yang sama. Lokasinya
otomat dan agen mempertimbangkan
5 120.000 500 1.000 0,008
pelayanan kemudahan dijangkau
gangguan telepon dari lirgkungan luar.

Sumber: SNI 03-1733-2004 Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota.

Kebutuhan lahan bagi sarana pada unit Distrik (120.000 jiwa penduduk)

Gedung pertemuan / serba guna yang akan disediakan sebagai sarana kebudayaan
dan rekreasi ini dapat sekaligus melayani kebutuhan aktifitas administrasi /
kepemerintahan setempat ataupun warga. Kebutuhannya :
 Gedung pertemuan / serba guna luas lahan min. 2.500 m2
 Luas lantai min. 1.500 m2
 Parkir umum yang disediakan akan diintegrasikan antara kebutuhan kantor
Distrik dengan kebutuhan gedung pertemuan / serba guna ini.
b. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana peribadatan untuk skala Distrik
c. Peningkatan kuantitas dan kualitas Sarana Pelayanan Umum untuk skala Distrik,
berupa SPU pendidikan TK hingga SLTA, Taman Bacaan, dan SPU sosial budaya
berupa balai latihan kerja, panti sosial dan gedung pertemuan umum sekaligus
berfungsi sebagai balai warga dan gedung serba guna. Untuk SPU Pendidikan
kebutuhan program minimum ruang meliputi :

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-4
Laporan Antara

 Taman Kanak – kanak dengan program ruang memiliki minimum 2 ruang kelas @
25 – 30 murid. Dilengkapi dengan ruang – ruang lain dan ruang terbuka / bermain ±
700 m2
 SD, SLTP, SMU dengan program ruang memiliki minimum 6 ruang kelas @ 40
murid dilengkapi dengan ruang-ruang lain dan ruang terbuka / bermain ± 3000 –
7000 m2
 Taman Bacaan dengan program ruang memiliki minimum 1 ruang baca @ 15 murid
Tabel V.3
Standar Jenis Sarana Pendidikan

Sumber: SNI 03-1733-2004 Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota.

d. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan perdagangan dan jasa untuk skala
Distrik, meliputi : peningkatan kualitas pasar tradisional Simpang Tiga Moor untuk
skala pelayanan Distrik (120.000 penduduk), penyediaan ruang untuk pengembangan
zona perdagangan tunggal dan deret (K – 1 dan K – 3), pada lokasi – lokasi strategis
dengan aksesibilitas tinggi.
V.4
Standar Jenis Sarana Perdagangan dan Jasa
Jenis Sarana Jumlah Kebutuhan Per Standard
Kriteria
Penduduk Satuan Sarana (m2/Jiwa)
(Jiwa) Luas Luas Radius Lokasi Dan
Lantai Lahan Pencapaian Penyelesaian
Min Min

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-5
Laporan Antara

(m2) (m2)
Terletak di jalan
Pusat perbelanjaan utama. Termasuk
dan Niaga (took + 120.000 36.000 36.000 0,03 sarana parkir
pasar + bank) sesuai ketentuan
setempat
Sumber: SNI 03-1733-2004 Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota.

e. Peningkatan kuantitas dan kualitas permukiman perkotaan melalui penataan


kepadatan hunian berimbang sesuai daya dukung lingkungan dengan menetapkan
kepadatan permukiman di BWP sesuai peran dan fungsi serta daya dukungnya
f. Peningkatan kuantitas dan kualitas permukiman perkotaan melalui penataan
kepadatan hunian berimbang sesuai daya dukung lingkungan dengan menetapkan
kepadatan permukiman di BWP sesuai peran dan fungsi serta daya dukungnya

5.4. Konsep Rencana Pola Ruang


Konsep rencana pola ruang terdiri atas kawasan budidaya dan lindung dengan
pertimbangan arahan kebijakan RTRW Kabupaten Mappi dan kondisi eksisting kawasan
dengan klasifikasi zona dan sub zona, seperti disampaikan pada tabel berikut ini:

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-6
Laporan Antara

Tabel V.5

Analisis Konsep Pola Ruang PPK Nambioman Bapai


A. Kriteria Pengklasifikasian Zona dan Subzona Kawasan Lindung
Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
1) paling sedikit berjarak 10 m (sepuluh meter)
dari tepi kiri dan kanan palung sungai
sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman
sungai kurang dari atau sama dengan 3 m
(tiga meter);
2) paling sedikit berjarak 15 m (lima belas meter)
1. terjaganya dari tepi kiri dan kanan palung sungai
kelestarian sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman
peruntukan ruang yang
fungsi pantai, sungai lebih dari 3 m (tiga meter) sampai
merupakan bagian dari 1. menjaga fungsi
Kawasan waduk, dan dengan 20 m (dua puluh meter); dan
kawasan lindung yang sungai
Lindung sungai 3) paling sedikit berjarak 30 m (tiga puluh meter) mengacu pada Permen PP no
PS-2 mempunyai fungsi 2. menjaga kelestarian
Sempadan 2. terjaganya dari tepi kiri dan kanan palung sungai 38 Tahun 2011 tentang sungai
pokok sebagai sungai
Sungai kawasan dari sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman
perlindungan terhadap
aktifitas sungai lebih dari 20 m (dua puluh meter).
sempadan sungai
manusia 4) garis sempadan sungai tidak bertanggul
ditetapkan berdasarkan pertimbangan teknis
dan sosial ekonomis oleh pejabat yang
berwenang
5) garis sempadan sungai yang bertanggul dan
tidak bertanggul yang berada di wilayah
perkotaan dan sepanjang jalan ditetapkan
tersendiri oleh pejabat yang berwenang
ruang RTH area memanjang/jalur 1. menjaga 1. terjaganya 1. dialokasikan pada pada pusat-pusat 1) mengacu pada Permen
terbuka dan atau ketersediaan lahan ketersediaan pelayanan sesuai dengan hierarki taman yang PU No. 17/PRT/M/2009
hijau mengelompok, yang sebagai kawasan lahan sebagai akan direncanakan tentang Pedoman
penggunaannya lebih resapan air kawasan 2. memiliki jalan akses minimum berupa jalan Penyusunan RTRW kota

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-7
Laporan Antara

Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
bersifat terbuka, 2. menciptakan aspek resapan air lingkungan (untuk taman lingkungan, jalan dan
tempat tumbuh planologis 2. terciptanya kolektor untuk taman Distrik dan taman kota) 2) Permen PU No.
tanaman, baik yang perkotaan melalui aspek 3. memperhatikan ketentuan ketentuan yang 05/PRT/M/2008 tentang
tumbuh tanaman keseimbangan planologis terkait dengan perencanaan RTH perkotaan. Pedoman Penyediaan dan
secara alamiah antara lingkungan perkotaan 4. Penggolongan sarana ruang terbuka hijau di Pemanfaatan Ruang
maupun yang sengaja alam dan melalui lingkungan perumahan berdasarkan kapasitas Terbuka Hijau di Kawasan
ditanam lingkungan binaan keseimbangan pelayanannya terhadap sejumlah penduduk. Perkotaan
yang berguna untuk antara Keseluruhan jenis ruang terbuka hijau tersebut 3) ketentuan teknis merujuk
kepentingan lingkungan adalah : pada SNI 03-1733-2004
masyarakat alam dan a) setiap unit RT ≈ kawasan berpenduduk Tentang Tata Cara
3. meningkatkan lingkungan 250 jiwa dibutuhkan minimal 1 untuk Perencanaan Lingkungan
keserasian binaan yang tamanyang dapat memberikan kesegaran Perumahan di Perkotaan
lingkungan berguna untuk pada kota, baik udara segar maupun
perkotaan sebagai kepentingan cahaya matahari, sekaligus tempat
sarana pengaman masyarakat bermain anak-anak;
lingkungan 3. meningkatnya b) setiap unit RW ≈ kawasan berpenduduk
perkotaan yang keserasian 2.500 jiwa diperlukan sekurang-kurangnya
aman, nyaman, lingkungan satu daerah terbuka berupa taman, di
segar, indah, dan perkotaan samping daerah-daerah terbuka yang
bersih sebagai telah ada pada tiap kelompok 250
sarana penduduk sebaiknya, yang berfungsi
pengaman sebagai taman tempat main anak-anak
lingkungan dan lapangan olah raga kegiatan olah
perkotaan raga;
yang aman, c) setiap unit Kelurahan ≈ kawasan
nyaman, berpenduduk 30.000 jiwa diperlukan
segar, indah, taman dan lapangan olahraga untuk
dan bersih melayani kebutuhan kegiatan penduduk di
area terbuka, seperti pertandingan olah
raga, upacara serta kegiatan lainnya;

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-8
Laporan Antara

Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
d) setiap unit Distrik ≈ kawasan berpenduduk
120.000 jiwa, harus memiliki
sekurangkurangnya 1 (satu) lapangan
hijau terbuka yang berfungsi sebagai
tempat pertandingan olah raga (tenis
lapangan, bola basket dan lain-lain),
upacara serta kegiatan lainnya yang
membutuhkan tempat yang luas dan
terbuka;
e) setiap unit Distrik ≈ kawasan berpenduduk
120.000 jiwa, harus memiliki
sekurangkurangnya 1 (satu) ruang
terbuka yang berfungsi sebagai
kuburan/pemakaman umum;
rawan RB peruntukan ruang yang 1. menetapkan zona 1. tidak adanya lokasi yang berdekatan dengan sumber-sumber mengacu pada Permen PU No.
bencana merupakan bagian dari yang tidak boleh pembangunan, bencana (laut, bantaran sungai,atau kawasan 16/PRT/M/2009 tentang
alam kawasan lindung yang dijadikan sebagai apabila risiko rawan kekeringan) yang memiliki tingkat resiko Pedoman Penyusunan RTRW
memiliki ciri khas lokasi bencana kecil, sedang, hingga tinggi bagi manusia untuk Kabupaten
tertentu baik di darat pembangunan, cukup tinggi menyelamatkan diri pada saat bencana terjadi
maupun di perairan apabila risiko 2. terlaksananya
yang sering atau bencana cukup pencegahan
berpotensi tinggi tinggi. dan
mengalami banjir dan 2. pencegahan dan penanganan
kekeringan penanganan secara secara serius
serius dalam dalam
bencana alam bencana alam
3. meminimalkan 3. terminimalisasi
korban jiwa akibat nya jumlah
bencana alam korban jiwa
akibat

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-9
Laporan Antara

Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
bencana alam
Kriteria berdasarkan Faktor Kondisi Alam 1. Penanganan kawasan
1. Topografi merupakan daerah dataran rawan bencana banjir
rendah, landai dengan elevasi muka tanah harus dilakukan dalam satu
relatif datar dari muka air normal sungai kesatuan wilayah, mulai
terdekat, sehingga aliran air di daerah yang menyebabkan
tersebut lambat, dan atau tidak dapat terjadinya banjir hingga
mengalir secara gravitasi ke sungai/laut; yang menerima dampak.
2. Dilalui sungai besar dengan debit > 50 Terkait dengan hal tersebut
m3/detik; perlu diidentifikasi sebaran
3. Memiliki DPS (Daerah Pengaliran Sungai) kawasan dan daerah
yang besar; pengaruhnya, atau
4. Tingkat permeabilitas tanah rendah, infiltrasi pembuatan batasan
kecil dan limpasan besar, muka air tanah wilayah banjir yang
tinggi, resapan air kecil; dituangkan dalam bentuk
5. Daerah belokan sungai (meandering). peta banjir.
2. Identifikasi upaya
Kriteria berdasarkan Faktor Peristiwa Alam pengelolaan ruang
1. Lama dan intensitas hujan tinggi, baik hujan kawasan rawan bencana
lokal di daerah tersebut maupun hujan di banjir
daerah hulu sungai; 3. Upaya pengelolaan ruang
2. Meluapnya air sungai karena kemiringan kawasan rawan bencana
dasar saluran kecil dan kapasitas aliran banjir mengatur berbagai
sungai tidak rnemadai; tindakan yang diperlukan
3. Sedimentasi, pendangkalan dan untuk mengaplikasi arahan
penyempitan sungai. pemanfaatan ruang,
termasuk penetapan
Kriteria berdasarkan Faktor aktivitas manusia beberapa kebijakan
1. Belum adanya pola budidaya dan pengendalian pemanfaatan
pengembangan dataran rendah rawan ruang.

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-10
Laporan Antara

Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
banjir; 4. Ketentuan pokok tentang
2. Peruntukan tata ruang kawasan belum pengelolaan kawasan
memadai dan tidak sesuai; rawan bencana banjir
3. Sistem drainase tidak memadai; mengacu kepada
4. Prasarana pengendali banjir yang terbatas; Peraturan Menteri
5. Peruntukan tata ruang di DPS (Daerah Pekerjaan Umum tentang
Pengaliran Sungai) hulu; Pedoman Penataan Ruang
6. Permukiman di bantaran sungai. Kawasan Rawan Bencana
Banjir; Keputusan Presiden
Nomor 32 Tahun 1990
tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung.

ZONA PERUMAHAN
Definisi:
Peruntukan ruang yang terdiri atas kelompok rumah tinggal yang mewadahi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang dilengkapi dengan
fasilitasnya.
Tujuan penetapan:
1. Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian dengan kepadatan yang bervariasi;
2. Mengakomodasi bermacam tipe hunian dalam rangka mendorong penyediaan hunian bagi semua lapisan masyarakat; dan
3. Merefleksikan pola – pola pengembangan yang diinginkan masyarakat pada lingkungan – lingkungan hunian yang ada dan untuk masa
yang akan datang, sesuai kebutuhannya dapat termasuk penyediaan ruang hunian seperti rumah singgah, rumah sosial, rumah sederhana
sehat, lingkungan kampung dan perumahan adat / tradisional

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-11
Laporan Antara

Kriteria Keterangan / Standar Minimum


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Perencanaan
Performa Perencanaan / Norma
rumah R-1 peruntukan ruang yang menyediakan zona tersedianya unit 1. zona dengan wilayah Kriteria dan batasan teknis:
kepadata merupakan bagian dari untuk [embangunan hunian dengan perencanaan yang memiliki 1. Penggunaan lahan untuk
n tinggi kawasan budi daya unit hunian dengan tingkat kepadatan kepadatan bangunan 50- 100 pengembangan perumahan
difungsikan untuk tingkat kepadatan tinggi (seratus)-1000 (seribu) baru 40% - 60% dari luas
tempat tinggal atau tinggi hunian/hektar lahan yang ada, dan untuk
hunian dengan 2. Karakteristik lokasi dan kawasan-kawasan tertentu
perbandingan yang kesesuaian lahan: disesuaikan dengan
besar antara jumlah  Topografi datar sampai karakteristik serta daya
bangunan rumah bergelombang (kelerengan dukung lingkungan;
dengan luas lahan lahan 0 - 25%); 2. Kepadatan bangunan dalam
 Tersedia sumber air, baik air satu pengembangan kawasan
tanah maupun air yang diolah baru perumahan tidak
oleh penyelenggara dengan bersusun maksimum 50
jumlah yang cukup. Untuk air bangunan rumah/ha dan
PDAM suplai air antara 60 dilengkapi dengan utilitas
liter/org/hari - 100 umum yang memadai;
liter/org/hari; 3. Memanfaatkan ruang yang
 Tidak berada pada daerah sesuai untuk tempat bermukim
rawan bencana (longsor, di kawasan peruntukan
banjir, erosi, abrasi); permukiman di perdesaan
 Drainase baik sampai sedang; dengan menyediakan
 Tidak berada pada wilayah lingkungan yang sehat dan
sempadan aman dari bencana alam serta
sungai/pantai/waduk/danau/m dapat memberikan lingkungan
ata air/saluran pengairan/rel hidup yang sesuai bagi
kereta api dan daerah aman pengembangan masyarakat,
penerbangan; dengan tetap memperhatikan
 Tidak berada pada kawasan kelestarian fungsi lingkungan
lindung; hidup;
4. Kawasan perumahan harus
 Tidak terletak pada kawasan
dilengkapi dengan:
budi daya

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-12
Laporan Antara

Kriteria Keterangan / Standar Minimum


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Perencanaan
Performa Perencanaan / Norma
pertanian/penyangga;  Sistem pembuangan air
 Menghindari sawah irigasi limbah yang memenuhi
teknis. SNI 03 - 1733 -2004
tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan
Perumahan di Perkotaan;
 Sistem pembuangan air
hujan yang mempunyai
kapasitas tampung yang
cukup sehingga lingkungan
perumahan bebas dari
genangan. Saluran
pembuangan air hujan
harus direncanakan
berdasarkan frekuensi
intensitas curah hujan 5
tahunan dan daya resap
tanah. Saluran ini dapat
berupa saluran terbuka
maupun tertutup.
Dilengkapijuga dengan
sumur resapan air hujan
mengikuti SNI 03 - 2453 -
2002 tentang Tata Cara
Perencanaan Sumur
Resapan Air Hujan untuk
Lahan Pekarangan dan
dilengkapi dengan
penanaman pohon;
 Prasarana air bersih yang
memenuhi syarat, baik

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-13
Laporan Antara

Kriteria Keterangan / Standar Minimum


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Perencanaan
Performa Perencanaan / Norma
kuantitas maupun
kualitasnya. Kapasitas
minimum sambungan
rumah tangga 60 liter/
orang/hari dan sambungan
kran umum 30
liter/orang/hari;
 Sistem pembuangan
sampah mengikuti
ketentuan SNI 03 - 3242 -
1994 tentang Tata Cara
Pengelolaan Sampah di
Permukiman.
5. Penyediaan kebutuhan sarana
pendidikan di kawasan
peruntukan permukiman yang
berkaitan dengan jenis sarana
yang disediakan, jumlah
penduduk pendukung, luas
lantai dan luas lahan minimal,
radiu pencapaian, serta lokasi
6. Penyediaan kebutuhan sarana
kesehatan di kawasan
peruntukan permukiman yang
berkaitan dengan jenis sarana
yang disediakan, jumlah
penduduk pendukung, luas
lantai dan luas lahan minimal,
radius pencapaian, serta
lokasi
7. Penyediaan kebutuhan sarana

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-14
Laporan Antara

Kriteria Keterangan / Standar Minimum


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Perencanaan
Performa Perencanaan / Norma
ruang terbuka, taman, dan
lapangan olah
8. raga di kawasan peruntukan
permukiman yang berkaitan
dengan jenis sarana yang
disediakan, jumlah penduduk
pendukung, luas lahan
minimal, radius pencapaian,
dan kriteria lokasi
9. Penyediaan kebutuhan sarana
perdagangan dan niaga di
kawasan peruntukan
permukiman yang berkaitan
dengan jenis sarana yang
disediakan, jumlah penduduk
pendukung, luas lantai dan
luas lahan minimal, radius
pencapaian, serta lokasi
10.Pemanfaatan kawasan
perumahan merujuk pada SNI
03 - 1733 – 2004 tentang Tata
Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di
Perkotaan, serta Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor
1 Tahun 1987 tentang
Penyerahan Prasarana
Lingkungan, Utilitas Umum,
dan Fasilitas Sosial
Perumahan kepada
Pemerintah Daerah;

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-15
Laporan Antara

Kriteria Keterangan / Standar Minimum


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Perencanaan
Performa Perencanaan / Norma
11.Dalam rangka mewujudkan
kawasan perkotaan yang
tertata dengan baik, perlu
dilakukan peremajaan
permukiman kumuh yang
mengacu pada Instruksi
Presiden Nomor 5 Tahun
1990 tentang Pengelolaan
kampung Kota.
rumah R-2 peruntukan ruang yang menyediakan zona tersedianya unit 1. zona dengan wilayah
kepadata merupakan bagian dari untuk pembangunan hunian dengan perencanaan yang memiliki
n sedang kawasan budi daya unit hunian dengan tingkat kepadatan kepadatan bangunan 40 (empat
difungsikan untuk tingkat kepadatan sedang puluh)-100 (seratus)
tempat tinggal atau sedang rumah/hektar
hunian dengan 2. Karakteristik lokasi dan
perbandingan yang kesesuaian lahan:
hampir seimbang  Topografi datar sampai
antara jumlah bergelombang (kelerengan
bangunan rumah lahan 0 - 25%);
dengan luas lahan  Tersedia sumber air, baik air
tanah maupun air yang diolah
oleh penyelenggara dengan
jumlah yang cukup. Untuk air
PDAM suplai air antara 60
liter/org/hari - 100
liter/org/hari;
 Tidak berada pada daerah
rawan bencana (longsor,
banjir, erosi, abrasi);
 Drainase baik sampai sedang;
 Tidak berada pada wilayah

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-16
Laporan Antara

Kriteria Keterangan / Standar Minimum


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Perencanaan
Performa Perencanaan / Norma
sempadan
sungai/pantai/waduk/danau/m
ata air/saluran pengairan/rel
kereta api dan daerah aman
penerbangan;
 Tidak berada pada kawasan
lindung;
 Tidak terletak pada kawasan
budi daya
pertanian/penyangga;
 Menghindari sawah irigasi
teknis.
rumah R-3 peruntukan ruang yang bertujuan tersedianya unit 1. zona dengan wilayah
kepadata merupakan bagian dari menyediakan zona hunian dengan perencanaan yang memiliki
n rendah kawasan budi daya untuk pembangunan tingkat kepadatan kepadatan bangunan dibawah 10
difungsikan untuk unit hunian dengan rendah (sepuluh)-40 (empat puluh)
tempat tinggal atau tingkat kepadatan rumah/hektar
hunian dengan rendah 2. Karakteristik lokasi dan
perbandingan yang kesesuaian lahan:
kecil antara jumlah  Topografi datar sampai
bangunan rumah bergelombang (kelerengan
dengan luas lahan lahan 0 - 25%);
 Tersedia sumber air, baik air
tanah maupun air yang diolah
oleh penyelenggara dengan
jumlah yang cukup. Untuk air
PDAM suplai air antara 60
liter/org/hari - 100
liter/org/hari;
 Tidak berada pada daerah
rawan bencana (longsor,

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-17
Laporan Antara

Kriteria Keterangan / Standar Minimum


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Perencanaan
Performa Perencanaan / Norma
banjir, erosi, abrasi);
 Drainase baik sampai sedang;
 Tidak berada pada wilayah
sempadan
sungai/pantai/waduk/danau/m
ata air/saluran pengairan/rel
kereta api dan daerah aman
penerbangan;
 Tidak berada pada kawasan
lindung;
 Tidak terletak pada kawasan
budi daya
pertanian/penyangga;
 Menghindari sawah irigasi
teknis
ZONA PERDAGANGAN DAN JASA
Definisi:
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan usaha yang bersifat komersial,
tempat bekerja, tempat berusaha, serta tempat hiburan dan rekreasi, serta fasilitas umum / sosial pendukungnya.
Tujuan penetapan:
1. Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa perkantoran, pertokoan, jasa, rekreasi dan pelayanan
masyarakat;
2. Menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik berupa sarana – sarana penunjang yang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya; dan
3. Menyediakan ruang yang cukup bagi sarana – sarana umum, terutama untuk melayani kegiatan – kegiatan produksi dan distribusi, yang
diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-18
Laporan Antara

ZONA PERKANTORAN
Definisi:
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan dan
tempat bekerja/berusaha, tempat berusaha, dilengkapi dengan fasilitas umum / sosial pendukungnya.
Tujuan penetapan :
1. Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa perkantoran, pemerintah dan / atau swasta;
2. Menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik berupa sarana – sarana penunjang yang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kegiatan perkantoran yang produktif sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya; dan
3. Menyediakan ruang yang cukup bagi sarana – sarana umum, terutama untuk melayani kegiatan – kegiatan perkantoran, yang diharapkan
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
pemerintah KT-2 peruntukan ruang yang 1. menyediakan ruang 1. tersedianya ruang 1. kantor pemerintahan daerah
merupakan bagian dari untuk: untuk: (tingkat Distrik dan Kelurahan)
kawasan budi daya pengembangan 2. pengembangan 2. kantor atau instalasi hankam
difungsikan untuk kegiatan pelayanan kegiatan pelayanan termasuk tempat latihan baik pada
pengembangan pemerintahan dan pemerintahan dan tingkatan Distrik, Koramil, Polsek,
kegiatan pemerintahan pertahanan serta pertahanan serta kantor Distrik, Kelurahan dan
dan pelayanan keamanan sesuai keamanan sesuai sebagainya
masyarakat di Tingkat dengan kebutuhan dengan kebutuhan dan 3. untuk pemerintah tingkat Distrik
Distrik dan daya dukung daya dukung untuk dan dibawahnya aksesibilitas
untuk menjamin menjamin pelayanan minimum adalah jalan lingkungan
pelayanan pada pada masyarakat utama
masyarakat 3. menjamin kegiatan
2. menjamin kegiatan pemerintahan,
pemerintahan, pertahanan dan
pertahanan dan keamanan yang
keamanan yang berkualitas tinggi, dan

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-19
Laporan Antara

Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
berkualitas tinggi, dan
melindungi
melindungi
penggunaan lahan
penggunaan lahan
untuk
untuk pemerintahan,
pemerintahan,serta
serta pertahanan dan
pertahanan dan
keamanan
keamanan

peruntukan ruang yang 1. lingkungan dengan tingkat


merupakan bagian dari kepadatan tinggi, sedang, dan
kawasan budi daya rendah dan akan diatur lebih
difungsikan untuk lanjut didalam peraturan zonasi
menyediakan ruang tersedianya ruang untuk
pengembangan 2. lingkungan yang diarahkan untuk
untuk menampung menampung tenaga kerja
kelompok kegiatan membentuk karakter tuang kota
tenaga kerja di sektor di sektor jasa komersial,
perkantoran swasta, melalui pengembangan bangunan
jasa komersial, rekreasi, rekreasi, dan sebagai
swasta KT-2 jasa, tempat bekerja, bangunan tunggal
dan sebagai bagian dari bagian dari pelayanan
tempat berusaha 3. skala pelayanan yang
pelayanan kebutuhan kebutuhan masyarakat
dengan fasilitasnya direncanakan adalah tingkat
masyarakat perkotaan Simpang Tiga Moor
yang dikembangkan nasional dan regional dan kota
Simpang Tiga Moor Kebumen
dengan bentuk tunggal 4. jalan akses minimum adalah jalan
/renggang secara kolektor
horizontal maupun 5. tidak berbatasan langsung
vertikal dengan perumahan penduduk
ZONA INDUSTRI
Definisi:
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang
dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.
Tujuan penetapan:

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-20
Laporan Antara

1. menyediakan ruang bagi kegiatan-kegiatan produksi suatu barang yang mempunyai nilai lebih untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan yang berkaitan dengan lapangan kerja perekonomian lainnya; dan
2. memberikan kemudahan pertumbuhan industri baru dengan mengendalikan pemanfaatan ruang lainnya, untuk menjaga keserasian
lingkungan sehingga mobilitas antar ruang tetap terjamin serta terkendalinya kualitas lingkungan.
Tujuan Kriteria
Zona Kode Definisi Kriteria Performa Keterangan / Standar Minimum Perencanaan / Norma
Penetapan Perencanaan
industri yang 1. Karakteristik Sesuai dengan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
menghasilkan lokasi dan INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 dan Permen Perindag 35
1. tersedianya
beragam kesesuaian tahun 2010 TENTANG KAWASAN INDUSTRI, semua kegiatan
menyediakan ruangan bagi
kebutuhan lahan kawasan industri harus berada di dalam kawasan industri.
ruangan bagi kegiatan-
konsumen peruntukan
kegiatan- kegiatan industri
dibedakan ke industri yang Syarat lokasi industri:
kegiatan yang beragam
dalam 4 berorientasi Kriteria
industri yang untuk memenuhi
golongan, yaitu: bahan mentah: Pemilihan Faktor Pertimbangan
beragam permintaan
1. aneka 2. Kemiringan Lokasi
untuk pasar
pengolahan lereng : Jarak ke Pusat Maksimal 15 – 20 Km
memenuhi 2. meningkatnya
pangan yang kemiringan Kota
permintaan keseimbangan
menghasilkan lereng yang Jarak terhadap Minimal 2 (dua) km
aneka pasar serta antara
kebutuhan sesuai untuk permukiman
industr I4 meningkatkan penggunaan
pokok di kegiatan industri Jaringan jalan Arteri primer
i keseimbangan lahan secara
bidang berkisar 0% - yang melayani
antara ekonomis
pangan 25%, pada
penggunaan 3. meningkatnya Sistem jaringan  Jaringan listrik
seperti kemiringan >
lahan secara pertumbuhan yang melayani  Jaringan telekomunikasi
garam, gula, 25% - 45%
ekonomis dan lapangan kerja Prasarana Tersedia pelabuhan laut / outlet
margarine, dapat
mendorong 4. terselenggaranya angkutan (export /import)
minyak dikembangkan
pertumbuhan pembangunan Topografi / Maks 0 - 15 derajat
goreng, kegiatan
lapangan industri yang kemiringan
rokok, susu, industry dengan
kerja berwawasan tanah
tepung terigu perbaikan
lingkungan Jarak terhadap Maks 5 (lima) km dan terlayani
2. aneka kontur, serta
pengolahan ketinggian tidak sungai sungai tipe C dan D atau kelas
sandang yang lebih dari 1000 III dan IV

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-21
Laporan Antara

Tujuan Kriteria
Zona Kode Definisi Kriteria Performa Keterangan / Standar Minimum Perencanaan / Norma
Penetapan Perencanaan
menghasilkan meter dpl; Daya dukung Sigma tanah  : 0,7 – 1,0
kebutuhan 3. Hidrologi : lahan kg/cm2
sandang, bebas Kesuburan Relatif tidak subur (non irigasi
seperti bahan genangan, tanah teknis)
tenun, tekstil, dekat dengan Peruntukan  Non Pertanian
industri kulit sumber air, lahan  Non Permukiman
dan pakaian drainase baik  Non Konservasi
jadi sampai sedang;
Ketersedian Minimal 25 Ha
3. aneka kimia 4. Klimatologi :
lahan
dan serat lokasi berada
Harga lahan Relatif (bukan merupakan
yang pada
lahan dengan harga yang tinggi
mengolah kecenderungan
di daerah tersebut)
bahan baku minimum
Orientasi lokasi  Aksessibilitas tinggi
melalui arahangin yang
 Dekat dengan potensi
proses kimia menuju
Tenaga kerja
sehingga permukiman
menjadi penduduk; Multiplier Effects  Bangkitan lalu lintas= 5,5
barang jadi 5. Geologi : dapat smp/ha/hari.
yang dapat menunjang  Kebutuhan lahan industri dan
dimanfaatkan, konstruksi multipliernya = 2 x luas
seperti ban bangunan, tidak perencanaan KI.
1. kendaraan, berada di  Kebutuhan rumah .(1,5 TK ~
pipa paralon, daerah rawan 1 KK)
pasta gigi, bencana  Kebutuhan Fasum – Fasos.
sabun cuci, longsor;
dan korek api 6. Lahan : area POLA PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN INDUSTRI
2. aneka bahan cukup luas Struktur
Jenis
bangunan minimal 20 ha; No Penggunaan Keterangan
Penggunaan
yang karakteristik (%)
mengolah tanah bertekstur 1 Kapling Maksimal 70 Setiap kapling harus
aneka bahan sedang sampai Industri % mengikuti ketentuan BCR

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-22
Laporan Antara

Tujuan Kriteria
Zona Kode Definisi Kriteria Performa Keterangan / Standar Minimum Perencanaan / Norma
Penetapan Perencanaan
bangunan, kasar, berada sesuai dengan Perda
seperti pada tanah setempat (60 : 40)
industri kayu, marginal untuk 2 Jalan dan 8 – 12 % - Untuk tercapainya
keramik, kaca pertanian. Saluran aksessibilitas di mana ada
dan marmer 5. dikembangkan jalan primer dan jalan
pada lingkungan sekunder (pelayanan)
dengan tingkat - Tekanan gandar primer
kepadatan sebaiknya minimal 8 ton
rendah sampai dan sekunder minimal 5
sedang ton
6. penentuan - Perkerasan jalan minimal
lokasi industri 7m
dilakukan 3 RTH Minimal Dapat berupa jalur hijau
dengan 10% (green belt), taman dan
memperhatikan perimeter
syarat lokasi 4 Fasilitas 6-12 % Dapat berupa Kantin, Guest
industri dan penunjang House, Tempat Ibadah,
rencana Fasilitas Olah Raga, PMK,
transportasi WWTP, GI, Rumah Telkom
yang dsb
berhubungan
dengan simpul
bahan baku
industri dan
simpul-simpul
pemasaran hasil
produksi yang
merupakan
bagian dari
rencana umum
jaringan

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-23
Laporan Antara

Tujuan Kriteria
Zona Kode Definisi Kriteria Performa Keterangan / Standar Minimum Perencanaan / Norma
Penetapan Perencanaan
transportasi
yang tertuang di
dalam rencana
tata ruang
maupun
rencana induk
transportasi
7. memperhatikan
kepadatan lalu
lintas dan
kapasitas jalan
di sekitar
industri
8. disediakan
lahan untuk
bongkar muat
barang hasil
industri
sehingga tidak
mengganggu
arus lalu lintas
sekitar
pemukima
ZONA SARANA PELAYANAN UMUM
Definisi:
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya,
olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya yang dikembangkan dalam bentuk tunggal / renggang, deret / rapat dengan skala pelayanan yang
ditetapkan dalam RTRWK.
Tujuan penetapan:

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-24
Laporan Antara

1. Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan kegiatan pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi,
dengan fasilitasnya dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan jumlah penduduk yang dilayani dan skala pelayanan
fasilitas yang akan dikembangkan;
2. Menentukan pusat – pusat pelayanan lingkungan sesuai dengan skala pelayanan sebagaimana tertuang di dalam rtrwk; dan
3. Mengatur hierarki pusat pusat pelayanan sesuai dengan rtrwk.

Keterangan / Standar Minimum Perencanaan /


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan
Norma
pendidika SPU-1 peruntukan ruang penyediaan sarana dalam 1. penempatan sarana 1. ketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-
n yang merupakan pendidikan adalah merencanakan pendidikan dasar dan sarana 2004 Tentang Tata Cara Perencanaan
bagian dari untuk melayani sarana pendidikan pendidikan menengah Lingkungan Perumahan di Perkotaan
kawasan budi daya setiap unit harus disesuaikan dengan 2. Pendidikan dasar dan menengah dalam satu
yang administrasi memperhatikan: ketentuan jarak jangkau wilayah disesuaikan dengan jumlah penduduk
dikembangkan pemerintahan baik  berapa jumlah maksimum dari permukiman minimum yang terlayani.
untuk sarana yang informal (RT, anak yang serta menjadi orientasi 3. sarana pendidikan tinggi pada lingkungan padat
pendidikan dasar RW) maupun yang memerlukan pelayanan lingkungan untuk minimum dengan aksesibilitas jalan kolektor dan
sampai dengan formal (Kelurahan, fasilitas ini pada sarana pendidikan dasar dan dikembangkan secara vertikal, perletakan tidak
pendidikan tinggi, Distrik), dan bukan area menengah boleh berbatasan langsung dengan perumahan
pendidikan formal didasarkan semata- perencanaan; 2. jumlah sarana pendidikan 4. sarana pendidikan formal meliputi sekolah
dan informal serta mata pada jumlah  optimasi daya effisiensi dan efektifitas dasar, sekolah menengah pertama, sekolah
dikembangkan penduduk yang akan tampung kemungkinan pemakaian menengah umum dan pendidikan tinggi serta
secara horizontal dilayani oleh sarana dengan satu ruang belajar secara akademi
dan vertikal tersebut shift; terpadu; 5. sarana pendidikan informal meliputi kursus
3. pemakaian sarana dan pendidikan dan perpustakaan tingkat kelurahan,
prasarana pendukung; perpustakaan sub-wilayah dan perpustakaan
4. keserasian dan keselarasan wilayah dikembangkan sesuai dengan jumlah
dengan konteks setempat penduduk minimum penduduk terlayani
terutama dengan berbagai 6. Lokasi untuk bangunan sekolah baru harus
jenis sarana lingkungan memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
lainnya. a) Luas lahan minimal 6.000 m2 dengan ruang
yang cukup untuk
b) bangunan sekolah, arena bermain, dan

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-25
Laporan Antara

Keterangan / Standar Minimum Perencanaan /


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan
Norma
pengembangan di masa
c) depan yang mungkin diperlukan.
d) Memiliki akses yang mudah yang dapat
dilalui dengan berjalan
e) kaki bagi sebagian besar siswa-siswi yang
akan bersekolah.
f) Akses yang mudah bagi persediaan air
bersih.
7. Lokasi harus:
a) Datar dan tidak pada lokasi rawan banj ir.
b) Berada cukup jauh dari sumber kebisingan
dan keramaian (jalan raya, rel kereta, pasar
dsb).
c) Berada cukup jauh dari sumber bau
(tempat pembuangan sampah, limbah, dsb)
d) Memiliki keadaan tanah yang baik untuk
daya dukung bangunan, tidak lunak
maupun berbatu-batu yang memerlukan
perlakuan khusus sehingga tidak
memerlukan biaya lebih bagi pembuatan
pondasi.
8. Kebutuhan luas lantai menurut jenis sekolah:

kesehata SPU-3 peruntukan ruang menyediakan ruang tersedianya ruang a) penempatan penyediaan 1) ketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-
n yang merupakan fasilitas kesehatan akan 2004 Tentang Tata Cara Perencanaan

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-26
Laporan Antara

Keterangan / Standar Minimum Perencanaan /


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan
Norma
bagian dari untuk: untuk: mempertimbangkan Lingkungan Perumahan di Perkotaan:
kawasan budi daya a) pengembangan a) pengembangan jangkauan radius area
yang kelompok kelompok layanan terkait dengan
dikembangkan kegiatan kegiatan kebutuhan dasar sarana
untuk kesehatan dan kesehatan dan yang harus dipenuhi untuk
pengembangan fasilitasnya yang fasilitasnya melayani pada area tertentu
sarana kesehatan hierarki dan yang hierarki b) sarana kesehatan yang
dengan hierarki dan skala dan skala dikembangkan dalam satu
skala pelayanan pelayanannya pelayanannya zona tersendiri adalah
yang disesuaikan disesuaikan disesuaikan sarana kesehatan dengan
dengan jumlah dengan jumlah dengan jumlah skala pelayanan tingkat
penduduk yang penduduk yang penduduk yang Distrik atau lebih yang 2) Persyaratan Lokasi Sesuai Pasal 8 UU No. 44
akan dilayani yang terlayani dalam terlayani dalam meliputi rumah bersalin, Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Terkait
dikembangkan satu wilayah satu wilayah laboratorium Bidang Kesehatan Lingkungan:
secara horizontal administrasi administrasi c) kesehatan, puskesmas a) memenuhi ketentuan mengenai kesehatan,
dan vertikal b) memberikan b) pelayanan Distrik, RS pembantu tipe C, keselamatan lingkungan, dan tata ruang,
pelayanan kebutuhan d) sarana kesehatan berupa serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan
kesehatan penduduk akan pos kesehatan, apotik , dan kelayakan penyelenggaraan Rumah
kepada sarana klinik, praktek dokter tidak Sakit.
masyarakat, kesehatan dikembangkan dalam satu b) Ketentuan mengenai kesehatan dan
memiliki peran zona terpisah dan akan keselamatan lingkungan menyangkut Upaya
yang sangat diatur lebih lanjut dalam Pemantauan Lingkungan, Upaya
strategis dalam peraturan zonasi Pengelolaan Lingkungan dan/atau dengan
mempercepat e) rumah sakit dikembangkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
peningkatan dengan dengan jalan akses dilaksanakan sesuai dengan peraturan
derajat minimum jalan kolektor, perundang-undangan.
kesehatan perletakan tidak boleh 3) Syarat Lokasi Pos Kesehatan Desa:
masyarakat berbatasan langsung a) Pembangunan baru Poskesdes pada setiap
sekaligus untuk dengan perumahan desa yang belum ada Poskesdes atau
mengendalikan f) puskesmas dikembangkan Polindes.
pertumbuhan dengan jalan akses b) Di daerah yang masyarakatnya tidak mampu

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-27
Laporan Antara

Keterangan / Standar Minimum Perencanaan /


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan
Norma
penduduk minimum jalan lingkungan membangun secara swadaya.
c) mempermudah utama c) Mempertimbangkan ketersediaan lahan yang
akses g) mengacu pada ketentuan- berada di tengah pemukiman.
masyarakat ketentuan lain yang berlaku d) Mudah dijangkau oleh masyarakat
untuk dalam pengembangan (transportasi).
mendapatkan sarana kesehatan e) Mempertimbangkan keamanan petugas
pelayanan kesehatan.
kesehatan; 4). Syarat Puskesmas:
d) memberikan f) Di area yang mudah terjangkau baik dari
perlindungan segi jarak maupun sarana transportasi, dari
terhadap seluruh wilayah kerjanya.
keselamatan g) Pertimbangan lainnya yang ditetapkan oleh
pasien, daerah.
masyarakat, h) Luas lahan dan bangunan apabila
lingkungan ketersediaan lahan tidak memungkinkan,
rumah sakit dan dapat mempertimbangkan untuk peningkatan
sumber daya dengan pembangunan ke atas (bertingkat).
manusia di i) Alternatif lain adalah dengan meningkatkan
rumah sakit; ruang untuk fungsi pelayanan (Puskesmas
e) meningkatkan Induk) seluas 135m2, dengan catatan lokasi
mutu dan rumah dinas dokter dan tenaga kesehatan
mempertahanka tetap berada di wilayah kerja Puskesmas
n standar tersebut.
pelayanan rumah .
sakit; dan
f) memberikan
kepastian hukum
kepada pasien,
masyarakat,
sumber daya
manusia rumah

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-28
Laporan Antara

Keterangan / Standar Minimum Perencanaan /


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan
Norma
sakit, dan
Rumah Sakit.
peribadat SPU-6 peruntukan ruang menyediakan ruang tersedianya ruang a) memperkirakan populasi ketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-2004
an yang merupakan untuk: untuk: dan jenis agama serta Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan
bagian dari a) mengisi a) mengisi kepercayaan dan kemudian Perumahan di Perkotaan:
kawasan budi daya kebutuhan rohani kebutuhan merencanakan alokasi 1. Adapun jenis sarana ibadah untuk agama Islam,
yang yang perlu yang rohani yang tanah dan lokasi bangunan direncanakan sebagai berikut;
dikembangkan disediakan di perlu yang peribadatan sesuai dengan a) kelompok penduduk 250 jiwa, diperlukan
untuk menampung lingkungan disediakan di tuntutan planologis dan musholla/langgar;
sarana ibadah perumahan yang lingkungan religius b) kelompok penduduk 2.500 jiwa, disediakan
dengan hierarki dan direncanakan perumahan b) mempertimbangkan masjid;
skala pelayanan selain sesuai yang pendekatan desain c) kelompok penduduk 30.000 jiwa, disediakan
yang disesuaikan peraturan yang direncanakan keruangan unit-unit atau masjid kelurahan; dan
dengan jumlah ditetapkan, juga selain sesuai kelompok lingkungan yang d) kelompok penduduk 120.000 jiwa, disediakan
penduduk sesuai dengan peraturan yang ada masjid Distrik.
keputusan ditetapkan, c) Penempatan penyediaan 2. Untuk sarana ibadah agama lain, direncanakan
masyarakat yang juga sesuai fasilitas ini akan sebagai berikut:
bersangkutan dengan mempertimbangkan a) katolik mengikuti paroki;
b) pengembangan keputusan jangkauan radius area b) hindu mengikuti adat; dan
kelompok masyarakat layanan terkait dengan c) budha dan kristen protestan mengikuti sistem
kegiatan yang kebutuhan dasar kekerabatan atau hirarki lembaga.
peribadatan dan bersangkutan d) sarana yang harus dipenuhi
fasilitasnya yang b) pengembangan untuk melayani area tertentu
hierarki dan kelompok e) sarana ibadat yang
skala kegiatan dikembangkan dalam satu
pelayanannya peribadatan zona tersendiri meliputi
disesuaikan dan fasilitasnya sarana ibadat tingkat
dengan jumlah yang hierarki pelayanan Distrik atau lebih
penduduk yang dan skala besar
terlayani dalam pelayanannya f) sarana ibadat dengan skala
satu wilayah disesuaikan pelayanan lebih rendah dari

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-29
Laporan Antara

Keterangan / Standar Minimum Perencanaan /


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan
Norma
tingkat Distrik tidak
dikembangkan dalam satu
dengan jumlah
administrasi zona tersendiri namun
penduduk yang
c) pelayanan merupakan satu kesatuan
terlayani dalam
kebutuhan dengan permukiman
satu wilayah
penduduk akan (bagian dari fasilitas
administrasi
sarana perumahan) dan akan diatur
c) pelayanan
peribadatan lebih lanjut dalam peraturan
kebutuhan
sesuai dengan zonasi
penduduk akan
proporsi jumlah g) fasilitas peribadatan dengan
sarana
pemeluk agama skala pelayanan lebih besar
peribadatan
yang dilayani atau sama dengan tingkat
sesuai dengan
dalam satu Distrik dikembangkan
proporsi jumlah
wilayah dengan jalan akses
pemeluk
minimum jalan kolektor
agama yang
h) mengacu pada ketentuan
dilayani dalam
yang berlaku dalam
satu wilayah
pengembangan sarana
peribadatan
ZONA PERUNTUKAN LAINNYA
Definisi:
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan di daerah tertentu berupa di daerah tertentu seperti pertanian
pertambangan, pariwisata, dan peruntukan-peruntukan lainnya.
Tujuan penetapan:
1. Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan-kegiatan di daerah tertentu seperti pertanian pertambangan, pariwisata, dan
peruntukan-peruntukan lainnya dan dalam upaya memenuhi lapangan pekerjaan masyarakat di daerah tersebut;
2. Mengembangkan sektor – sektor basis tertentu agar dapat meningkatkan produktifitas daerah.

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-30
Laporan Antara

Keterangan / Standar Minimum Perencanaan /


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan
Norma
Petania PL-1 peruntukan ruang peruntukan lahan tersedianya lahan peruntukan pertanian 1. Ketentuan pokok tentang perencanaan dan
n yang untuk: untuk: berupa: penyelenggaraan budidaya tanaman; serta tata
dikembangkan 1. menghasilkan 1. menghasilkan 1. ruang yang secara ruang dan tata guna tanah budidaya tanaman
untuk bahan pangan, bahan pangan, teknis dapat mengacu kepada Undang-Undang Nomor 12
menampung palawija, palawija, tanaman digunakan untuk Tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya
kegiatan yang tanaman keras, keras, hasil lahan pertanian basah Tanaman; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
berhubungan hasil peternakan, dan (irigasi maupun non Nomor 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman
dengan peternakan, dan hasil perikanan irigasi) ataupun lahan Kriteria Teknis Kawasan Budidaya; Undang-
pengusahaan hasil perikanan 2. sebagai daerah kering tanaman Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang
mengusahakan 2. sebagai daerah resapan air hujan pangan maupun Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
tanaman tertentu, resapan air untuk kawasan palawija Berkelanjutan.
pemberian hujan untuk sekitarnya 2. ruang yang apabila 2. Pemanfaatan ruang di kawasan peruntukan
makanan, kawasan membantu digunakan untuk pertanian harus diperuntukan untuk sebesar-
pengkandangan, sekitarnya 3. penyediaan kegiatan pertanian besarnya kemakmuran rakyat, dengan tetap
dan pemeliharaan 3. membantu lapangan kerja lahan basah ataupun memelihara sumber daya tersebut sebagai
hewan untuk penyediaan bagi masyarakat lahan kering dapat cadangan pembangunan yang berkelanjutan dan
pribadi atau lapangan kerja setempat memberikan manfaat tetap memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian
tujuan komersial bagi baik ekonomi, ekologi fungsi lingkungan hidup;
masyarakat maupun sosial 3. Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian
setempat 3. kawasan pertanian tanaman harus memanfaatkan potensi tanah
tanaman lahan basah yang sesuai untuk peningkatan kegiatan produksi
dengan irigasi teknis dan wajib memperhatikan aspek kelestarian
tidak boleh fungsi lingkungan hidup dan mencegah
dialihfungsikan kerusakannya;
memperhatikan 4. Kawasan pertanian tanaman lahan basah dengan
ketentuan pokok irigasi teknis tidak boleh dialihfungsikan;
tentang perencanaan 5. Kawasan pertanian tanaman lahan kering tidak
dan penyelenggaraan produktif dapat dialihfungsikan dengan syarat-
budi daya tanaman syarat tertentu yang diatur oleh pemerintah
serta tata ruang dan daerah setempat dan atau oleh Departemen
tata guna tanah budi Pertanian;

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-31
Laporan Antara

Keterangan / Standar Minimum Perencanaan /


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan
Norma
daya tanaman 6. Wilayah yang sudah ditetapkan untuk dilindungi
mengacu kepada kelestariannya dengan indikasi geografis dilarang
Undang-Undang dialihfungsikan;
Nomor 12 Tahun 1992 7. Kegiatan pertanian skala besar (termasuk
tentang Sistem Budi peternakan dan perikanan), baik yang
Daya Tanaman menggunakan lahan luas ataupun teknologi
peruntukan intensif harus terlebih dahulu memiliki kajian studi
perkebunan, Amdal;
peternakan, 8. Penanganan limbah pertanian tanaman (kadar
perikanan: pupuk dan pestisida yang terlarut dalam air
4. tidak mengganggu drainase) dan polusi industri pertanian (udara-bau
permukiman dan asap, limbah cair) yang dihasilkan harus
penduduk terkait disusun dalam RPL dan RKL yang disertakan
dengan limbah yang dalam dokumen Amdal;
dihasilkan 9. Kegiatan pertanian skala besar (termasuk
5. pada lingkungan peternakan dan perikanan), harus diupayakan
dengan kepadatan menyerap sebesar mungkin tenaga kerja
rendah setempat;
6. memperhatikan
ketentuan pokok
tentang pemakaian
tanah dan air untuk
usaha peternakan;
serta penertiban dan
keseimbangan tanah
untuk ternak mengacu
kepada Undang-
Undang Nomor 6
Tahun 1967 tentang
Ketentuan-Ketentuan
Pokok Peternakan

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-32
Laporan Antara

Keterangan / Standar Minimum Perencanaan /


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan
Norma
dan Kesehatan
Hewan
ZONA PERUNTUKAN CAMPURAN
Definisi:
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk menampung beberapa peruntukan fungsi dan /
atau bersifat terpadu, seperti perumahan dan perdagangan / jasa; perumahan dan perkantoran; perkantoran perdagangan / jasa.
Tujuan penetapan:
1. Menyediakan ruang untuk pengembangan beberapa fungsi peruntukan dalam satu kesatuan lahan sehingga terwujud efisiensi lahan;
2. Menetapkan kriteria pengembangan zona campuran yang menjamin pencapaian masyrakat atas prasarana / sarana; dan
3. Mendukung konsep pembangunan kota kompak.
Keterangan / Standar Minimum
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan
Perencanaan / Norma
perumahan C-1 peruntukan lahan 1. menyediakan ruang tersedianya ruang untuk: 1. memperhatikan
dan budi daya yang untuk 1. kegiatan perumahan kepentingan urban yang
perdagang terdiri atas daratan pengembangan kepadatan tinggi menuntut efisiensi
an/ jasa dengan batas fungsi campuran dengan konsep pergerakan pemilihan
tertentu yang perumahan dan hunian vertikal lokasi mendekat ke fungsi
berfungsi campuran perdagangan/jasa 2. kegiatan komersial komersial dari calon
antara perumahan 2. meningkatkan yang melayani penghuni yaitu lokasi-
dan aksesibilitas masyarakat pada lokasi di pusat kota
perdagangan/jasa masyarakat pada subzona tersebut dimana nilai lahan sudah
subzona tersebut 3. sirkulasi masyarakat tinggi
terhadap fasilitas baik sirkulasi vertikal 2. lokasi dengan akses yang
komersial 4. maupun horizontal, cukup tinggi diantara
3. mengoptimalkan termasuk luas lobby bangunan berupa
pemanfaatan ruang lift, lobby utama, jalur ketersediaan jalur pejalan
perkotaan masuk dan keluar, kaki yang
jalur pejalan kaki 3. menghubungkan antar

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-33
Laporan Antara

Keterangan / Standar Minimum


Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan
Perencanaan / Norma
bangunan dan
menghubungkan subzona
dengan tempat
pemberhentian kendaraan
umum
antar bangunan, dan
4. jenis kegiatan komersial
jalur pejalan kaki
yang dikembangkan
menuju
berkaitan dengan
pemberhentian
kebutuhan sehari-hari
kendaraan umum.
penghuni
5. penyediaan lahan parkir
disesuaikan dengan
standar perparkiran

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-34
Laporan Antara

5.5. KONSEP RENCANA JARINGAN PRASARANA


Perencanaan jaringan prasarana sangat penting karena jaringan prasarana menjadi
tulang belakang pengembangan BWP. Berikut adalah konsep rencana jaringan prasarana
dari PPK Nambioman Bapai:
Pengembangan sistem prasarana kawasan secara keseluruhan dilakukan dengan
memadukan pengembangan jaringan prasarana yang terdiri dari prasarana transportasi, air
bersih, sistem pengelolaan air limbah yang aman bagi lingkungan, pengelolaan
persampahan, jaringan listrik dan telekomunikasi, dengan pengembangan kawasan –
kawasan fungsional yang akan dikembangkan. Untuk itu ditempuh strategi sebagai berikut :
a. Sistem Transportasi
Konsep pengembangan sistem transportasi adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan sistem transportasi dilakukan dengan memadukan sistem jaringan
jalan yang terintegrasi dengan sistem transportasi regional untuk mendukung
kegiatan pengembangan agrobisnis;
2) Pengembangan sistem transportasi di pusat-pusat permukiman dan tidak bercampur
dengan sistem transportasi regional;
3) Pengembangan jalan dilakukan dengan memantapkan fungsi jaringan jalan utama
yang sudah ada terhubungkan ke jaringan jalan yang lebih tinggi hirarkinya.
Untuk mewujudkannya maka:
a. Diperlukan peningkatan kualitas jalan lokal primer sesuai karakteristik jalan lokal
primer, dibarengi dengan peningkatan jalan lingkungan untuk meningkatkan
aksesibilitas hinterland dengan pusatnya (PPK Nambioman Bapai);
b. Mengembangkan terminal barang untuk kegiatan agrobisnis dan terminal barang
untuk kegiatan agrobisnis penunjang untuk mendukung kegiatan agrobisnis;
c. Peningkatan aksesibilitas dengan pembangunan dan peningkatan prasarana
penunjang kereta api berupa jalan layang di perlintasan jalan.
Pada dasarnya sistem jaringan jalan dikembangkan untuk mewujudkan struktur kota
konstelasi yang terhubung dengan kawasan – kawasan hinterland yang dilayani PPK
Nambioman Bapai dan terhubung dengan sistem yang lebih luas.
b. Jaringan Air Bersih
Konsep pengembangan sistem jaringan air bersih adalah sebagai berikut:
1) Pengembangan sistem jaringan air bersih dilakukan dengan peningkatan jaringan dan
kapasitas yang ada dengan membangun instalasi pengolahan air bersih baru dari
sumber air baku, serta pengembangan jaringan distribusi yang lebih merata.
2) Pengembangan jaringan air bersih mengacu pada rencana yang lebih luas di tingkat
Kabupaten Mappi;

PenyusunanRDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018


V-35
Laporan Antara

3) Air bersih harus dapat memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas sebagai air
minum.
4) Pengembangan embung untuk cadangan air dimusim kemarau
c. Jaringan Air Limbah
Pengembangan jaringan air limbah dilakukan melalui pengembangan system setempat
dengan memperhatikan kepadatan penduduk serta kondisi fisik kawasan yang akan
dilayani, serta pembangunan instalasi pengolahan dan pembuangan lumpur tinja.
Kebijakan pengembangan pengelolaan air limbah adalah:
Sistem Pengolahan Limbah Setempat (on-site)
Daerah kepadatan rendah (50 – 100 orang / ha) dengan lingkungan berkualitas tinggi
harus dilayani dengan interceptor berkaitan dengan program Program Kali Bersih
(Prokasih). Proses pembuangan dan pengolahan air limbah dilakukan secara bersamaan
di tempat yang biasanya menggunakan cubluk atau septic tank. Bila pada suatu waktu
cubluk atau septic tank tersebut sudah penuh dengan lumpur tinja, maka harus disedot
dan diangkut dengan truk tinja ke Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) untuk
disempurnakan prosesnya agar tidak merusak atau mencemari lingkungan. Pembuangan
air limbah dengan sistem ini dalam praktek sehari-harinya dapat dilihat dalam kegiatan:
1) Individual, yaitu sistem pembuangan melalui kloset, peturasan yang dilakukan oleh
masing-masing keluarga pada setiap rumah.
2) Komunal, yaitu sistem pembuangan melalui kloset yang dilakukan secara bersama-
sama oleh beberapa keluarga yang biasanya berupa jamban jamak, MCK umum, atau
septic tank komunal.
Pengembangan home industri seperti pembuatan tahu dan pembuangan limbah sabut
kelapa sangat bermasalah dengan limbah yang dihasilkan, untuk itu setiap indutri yang
ada wajib memiliki IPAL baik invidu maupun komunal, agar setiap limbah yang dibuang
telah memenuhi standar baku mutu aman dibuang ke lingkungan sekitar.
d. Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan persampahan dilakukan melalui pengembangan sistem pengelolaan
setempat dan sistem terpusat, menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan sampah
terpadu, perbaikan pola operasional pelayanan yang meliputi: pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, dan pembuangan akhir.
Pengelolaan persampahan dilakukan melalui pengembangan sistem pengelolaan
setempat dan sistem terpusat, perbaikan pola operasional pelayanan yang meliputi
pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. Adapun
kebijakan secara umum mengenai pengelolaan sistem persampahan adalah sebagai
berikut:

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
IV-36
Laporan Antara

1) Pengelolaan persampahan diprioritaskan untuk daerah - daerah yang belum


mendapat pelayanan dan daerah permukiman baru.
2) Kawasan komersil dan kantor, pola penanganan persampahan dilakukan secara
komunal.
3) Tempat umum seperti jalan, taman, dan parit, pola penanganan persampahan
dilakukan dengan pengumpulan / penyapuan pada suatu area tertentu (± 100 m2)
kemudian dikumpulkan dengan menggunakan gerobak untuk dibawa ke tempat
pembuangan sampah sementara terpadu (TPST) terdekat.
Upaya antisipasi perkembangan aktivitas dan pertambahan jumlah penduduk di wilayah
perencanaan maka akses ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir Sampah) perlu diakomodir
dalam RDTR ini. Namun demikian, pengelolaan sistem setempat yang mengarah ke pola
3R (reduce – reuse – recycle) secara swadaya oleh masyarakat lebih diprioritaskan,
untuk sampah domestik.
e. Jaringan Listrik dan Telekomunikasi
Pengembangan jaringan listrik dilakukan dengan perluasan cakupan pelayanan serta
memperhatikan kawasan baru yang akan dikembangkan. Potensi pengembangan
wilayah perencanaan dan pertambahan jumlah penduduk mempengaruhi perlunya
pengembangan pelayanan sistem jaringan listrik yang diarahkan untuk meningkatkan
pertumbuhan kawasan di wilayah perencanaan. Kebijakan pengembangan prasarana
listrik di wilayah perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Penambahan daya dan jaringan listrik;
2) Prasarana energi listrik dapat dibangun bersamaan dengan dan atau memanfaatkan
jaringan jalan guna memudahkan distribusi di wilayah perencanaan, dan
3) Meningkatkan hubungan antar wilayah dengan membangun jaringan interkoneksi
antara wilayah perencanaan.
Pengembangan jaringan telekomunikasi dilakukan melalui peningkatan cakupan
pelayanan dan kapasitas yang terintegrasi dengan pengembangan kawasan – kawasan
fungsional sesuai kebutuhan. Adapun kebijakan pengembangan jaringan telekomunikasi
adalah sebagai berikut :
1) Pengembangan diprioritaskan bagi kawasan produktif seperti jasa dan perdagangan
serta pusat-pusat perekonomian lainnya.
2) Pengembangan selanjutnya diprioritaskan untuk kawasan perumahan baik yang
sudah ada maupun perumahan baru.
3) Sistem jaringan disarankan jaringan bawah tanah dengan pola mengikuti jaringan
jalan yang ada dan yang direncanakan.

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
IV-37
Laporan Antara

Konsentrasi layanan tinggi adalah pada kawasan pusat wilayah perencanaan, sehingga
kawasan ini merupakan prioritas pelayanan prasarana telekomunikasi. Kebijakan
peningkatan pelayanan telekomunikasi adalah :
1) Penambahan jaringan telepon rumah di wilayah yang termasuk kawasan perkotaan.
2) Pembangunan stasiun – stasiun komunikasi nirkabel di wilayah – wilayah dengan
akses yang kurang optimal.
3) Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan komunikasi tekepon nirkabel untuk
penambahan kekurangan SST (Satuan Sambungan Telepon) pada kawasan
perkotaan Distrik.

5.6 Penetapan Sub BWP Yang Diprioritaskan Penanganannya


Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan upaya dalam
rangka operasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan ke dalam rencana penanganan
Sub BWP yang diprioritaskan. Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
bertujuan untuk mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki,
mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan, dan / atau melaksanakan revitalisasi di
kawasan yang bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan Sub
BWP lainnya. Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan lokasi pelaksanaan
salah satu program prioritas dari RDTR Kawasan Simpang Tiga Moor.
Penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya
merupakan upaya perwujudan rencana tata ruang yang dijabarkan kedalam rencana
penanganan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan. Penetapan bagian dari
wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya berfungsi:
a. Mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki, mengkoordinasikan
keterpaduan pembangunan, dan / atau melaksanakan revitalisasi di kawasan yang
bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan bagian dari wilayah
perencanaan lainnya;
b. Sebagai dasar penyusunan rencana yang lebih teknis, seperti RTBL dan rencana teknis
pembangunan yang lebih rinci lainnya; dan
c. Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RDTR Kawasan
Simpang Tiga Moor.
Penetapan bagian dari wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya ditetapkan
berdasarkan:
a. Tujuan penataan ruang wilayah perencanaan;
b. Nilai penting di bagian dari wilayah perencanaan yang akan ditetapkan;
c. Kondisi ekonomi, sosial – budaya dan lingkungan di bagian dari wilayah perencanaan
yang akan ditetapkan;

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
IV-38
Laporan Antara

d. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di wilayah perencanaan; dan
e. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Pertimbangan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya di perkotaan
Simpang Tiga Moor ditetapkan dengan kriteria:
a. Sub BWP I merupakan kawasan paling padat bangunan dan paling majemuk
aktivitasnya, yang membutuhkan upaya pengarahan dalam pemanfaatan dan
pengendalian;
b. Sub BWP I dengan fungsi didominasi oleh kegiatan perdagangan jasa serta permukiman
merupakan faktor kunci mendukung perwujudan rencana pola ruang, rencana jaringan
prasarana, dan pelaksanaan peraturan zonasi di kawasan perencanaan;
c. Dapat mendukung tercapainya kebutuhan penataan dan pembangunan Kabupaten
Kebumen;
d. Dapat merupakan bagian dari wilayah perencanaan yang memiliki nilai penting dari sudut
kepentingan ekonomi, sosial – budaya, fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, dan /
atau memiliki nilai penting lainnya yang sesuai dengan kepentingan pembangunan
kabupaten Kebumen pada umumnya dan Perkotaan Simpang Tiga Moor pada
khususnya;
e. Dapat merupakan bagian dari wilayah perencanaan yang dinilai perlu dikembangkan,
diperbaiki, dan / atau direvitalisasi agar dapat mencapai standar tertentu berdasarkan
pertimbangan ekonomi, sosial – budaya, dan / atau lingkungan.

Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
IV-39

Anda mungkin juga menyukai