5.1.2. Dasar Pertimbangan Pembagian SBWP Perkotaan Khusus Simpang Tiga Moor
Distrik Nambioman Bapai sebagai BWP Simpang Tiga Moor dibagi dalam 5 (lima)
Sub BWP. Kondisi ini berdasarkan peruntukan ruang yang dominan pada masing – masing
Sub BWP. Pada masing – masing Sub BWP ini juga akan terlihat karakter yang dominan,
sesuai dengan penetapan fungsi PPK Simpang Tiga Moor, sehingga dapat terjadi korelasi
antar Sub BWP hinterland dengan pusat SBWP I, dalam penunjang kebutuhan ruang unrtuk
pengembangan manusia. Secara keseluruhan Distrik Nambioman Bapai sebagai BWP
terbagi kedalam 5 (lima) SBWP antara lain :
a. SBWP I sebagai pusat BWP (PPK Simpang Tiga Moor) yang terdiri dari Kampung
Agham, Ima dan Kogoyaman;
b. SBWP II terdiri dari Kampung Tereyemu, Waruwe dan Magabag;
c. SBWP III terdiri dari Kampung Koba dan Waman;
d. SBWP IV terdiri dari Kampung Katan, Yatan dan Linggua; serta
e. SBWP V terdiri dari Kampung Mur, Ghanu, Monana dan Wagin
Tabel V.1
Rencana Pembagian Sub BWP Perkotaan Simpang Tiga Moor
Luas
Rencana Zonasi
Sub BWP Kampung Wilayah Karakteristik Wilayah Fungsi Sub BWP
(Budidaya)
(Ha)
SBWP I Agham, Ima dan 764,83 Pusat Pemerintahan Sebagai pusat Pusat pemerintahan
Kogoyaman Permukiman pengembangan Perdagangan dan
Perdagangan dan kawasan jasa
jasa pemerintahan, Sarana dan
Pusat fasilitas umum permukiman dan prasarana umum
(pendidikan, RTH
perdangan dan jasa
peribadatan, RTNH
kesehatan,
perkantoran, wisata
dan hiburan)
SBWP II Tereyemu, 288,78 Permukiman Pengembangan Permukiman
Waruwe dan Pertanian kawasan permukiman Pertanian
Magabag Perkebunan Perkebunan
Sarana prasarana
umum
SBWP III Koba dan 858,72 Permukiman Pengembangan Permukiman
Waman Pertanian kawasan permukiman Pertanian
Perkebunan Perkebunan
Sarana prasarana
umum
SBWP IV Katan, Yatan 1.037,58 Permukiman Pengembangan Permukiman
dan Linggua Pertanian kawasan permukiman Pertanian
Perkebunan Perkebunan
Sarana prasarana
umum
SBWP V Mur, Monana, 1.838,38 Permukiman Pengembangan Permukiman
Ghanu dan Pertanian kawasan permukiman Perdagangan dan
Wagin Pendukung dan pendukung Jasa
perdagangan dan kawasan perdagangan Pertanian
jasa dan jasa Sarana Prasarana
Umum
Sumber : Analisis Penyusun, 2018
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-2
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-3
Laporan Antara
Tabel V.2
Standar Jenis Sarana Perkantoran
Kebutuhan Per
Jumlah
Satuan Sarana Standard Kriteria
Penduduk
No. Min.(m2) (m2)/
Jenis Sarana Pendukung
Perkantoran Luas Luas (jiwa) Radius Lokasi dan
(jiwa)
Lantai Lahan pencapaian penyelesaian
1 Kantor Distrik 120.000 1.000 2.500 0,02 Dapat dijangkau
2 Kantor polisi 120.000 500 1.000 0.001 dengan
Pos pemadam kerdaraan umum.
3 120.000 500 1.000 0.001 Beberapa sarana
kebakaran
dapat digabung dalam
Kantor pos
4 120.000 250 500 0.004 3 - 5 km satu atau kelompok
pembantu
bangunan pada tapak
Stasiun telepon yang sama. Lokasinya
otomat dan agen mempertimbangkan
5 120.000 500 1.000 0,008
pelayanan kemudahan dijangkau
gangguan telepon dari lirgkungan luar.
Kebutuhan lahan bagi sarana pada unit Distrik (120.000 jiwa penduduk)
Gedung pertemuan / serba guna yang akan disediakan sebagai sarana kebudayaan
dan rekreasi ini dapat sekaligus melayani kebutuhan aktifitas administrasi /
kepemerintahan setempat ataupun warga. Kebutuhannya :
Gedung pertemuan / serba guna luas lahan min. 2.500 m2
Luas lantai min. 1.500 m2
Parkir umum yang disediakan akan diintegrasikan antara kebutuhan kantor
Distrik dengan kebutuhan gedung pertemuan / serba guna ini.
b. Peningkatan kuantitas dan kualitas sarana peribadatan untuk skala Distrik
c. Peningkatan kuantitas dan kualitas Sarana Pelayanan Umum untuk skala Distrik,
berupa SPU pendidikan TK hingga SLTA, Taman Bacaan, dan SPU sosial budaya
berupa balai latihan kerja, panti sosial dan gedung pertemuan umum sekaligus
berfungsi sebagai balai warga dan gedung serba guna. Untuk SPU Pendidikan
kebutuhan program minimum ruang meliputi :
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-4
Laporan Antara
Taman Kanak – kanak dengan program ruang memiliki minimum 2 ruang kelas @
25 – 30 murid. Dilengkapi dengan ruang – ruang lain dan ruang terbuka / bermain ±
700 m2
SD, SLTP, SMU dengan program ruang memiliki minimum 6 ruang kelas @ 40
murid dilengkapi dengan ruang-ruang lain dan ruang terbuka / bermain ± 3000 –
7000 m2
Taman Bacaan dengan program ruang memiliki minimum 1 ruang baca @ 15 murid
Tabel V.3
Standar Jenis Sarana Pendidikan
d. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan perdagangan dan jasa untuk skala
Distrik, meliputi : peningkatan kualitas pasar tradisional Simpang Tiga Moor untuk
skala pelayanan Distrik (120.000 penduduk), penyediaan ruang untuk pengembangan
zona perdagangan tunggal dan deret (K – 1 dan K – 3), pada lokasi – lokasi strategis
dengan aksesibilitas tinggi.
V.4
Standar Jenis Sarana Perdagangan dan Jasa
Jenis Sarana Jumlah Kebutuhan Per Standard
Kriteria
Penduduk Satuan Sarana (m2/Jiwa)
(Jiwa) Luas Luas Radius Lokasi Dan
Lantai Lahan Pencapaian Penyelesaian
Min Min
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-5
Laporan Antara
(m2) (m2)
Terletak di jalan
Pusat perbelanjaan utama. Termasuk
dan Niaga (took + 120.000 36.000 36.000 0,03 sarana parkir
pasar + bank) sesuai ketentuan
setempat
Sumber: SNI 03-1733-2004 Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota.
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-6
Laporan Antara
Tabel V.5
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-7
Laporan Antara
Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
bersifat terbuka, 2. menciptakan aspek resapan air lingkungan (untuk taman lingkungan, jalan dan
tempat tumbuh planologis 2. terciptanya kolektor untuk taman Distrik dan taman kota) 2) Permen PU No.
tanaman, baik yang perkotaan melalui aspek 3. memperhatikan ketentuan ketentuan yang 05/PRT/M/2008 tentang
tumbuh tanaman keseimbangan planologis terkait dengan perencanaan RTH perkotaan. Pedoman Penyediaan dan
secara alamiah antara lingkungan perkotaan 4. Penggolongan sarana ruang terbuka hijau di Pemanfaatan Ruang
maupun yang sengaja alam dan melalui lingkungan perumahan berdasarkan kapasitas Terbuka Hijau di Kawasan
ditanam lingkungan binaan keseimbangan pelayanannya terhadap sejumlah penduduk. Perkotaan
yang berguna untuk antara Keseluruhan jenis ruang terbuka hijau tersebut 3) ketentuan teknis merujuk
kepentingan lingkungan adalah : pada SNI 03-1733-2004
masyarakat alam dan a) setiap unit RT ≈ kawasan berpenduduk Tentang Tata Cara
3. meningkatkan lingkungan 250 jiwa dibutuhkan minimal 1 untuk Perencanaan Lingkungan
keserasian binaan yang tamanyang dapat memberikan kesegaran Perumahan di Perkotaan
lingkungan berguna untuk pada kota, baik udara segar maupun
perkotaan sebagai kepentingan cahaya matahari, sekaligus tempat
sarana pengaman masyarakat bermain anak-anak;
lingkungan 3. meningkatnya b) setiap unit RW ≈ kawasan berpenduduk
perkotaan yang keserasian 2.500 jiwa diperlukan sekurang-kurangnya
aman, nyaman, lingkungan satu daerah terbuka berupa taman, di
segar, indah, dan perkotaan samping daerah-daerah terbuka yang
bersih sebagai telah ada pada tiap kelompok 250
sarana penduduk sebaiknya, yang berfungsi
pengaman sebagai taman tempat main anak-anak
lingkungan dan lapangan olah raga kegiatan olah
perkotaan raga;
yang aman, c) setiap unit Kelurahan ≈ kawasan
nyaman, berpenduduk 30.000 jiwa diperlukan
segar, indah, taman dan lapangan olahraga untuk
dan bersih melayani kebutuhan kegiatan penduduk di
area terbuka, seperti pertandingan olah
raga, upacara serta kegiatan lainnya;
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-8
Laporan Antara
Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
d) setiap unit Distrik ≈ kawasan berpenduduk
120.000 jiwa, harus memiliki
sekurangkurangnya 1 (satu) lapangan
hijau terbuka yang berfungsi sebagai
tempat pertandingan olah raga (tenis
lapangan, bola basket dan lain-lain),
upacara serta kegiatan lainnya yang
membutuhkan tempat yang luas dan
terbuka;
e) setiap unit Distrik ≈ kawasan berpenduduk
120.000 jiwa, harus memiliki
sekurangkurangnya 1 (satu) ruang
terbuka yang berfungsi sebagai
kuburan/pemakaman umum;
rawan RB peruntukan ruang yang 1. menetapkan zona 1. tidak adanya lokasi yang berdekatan dengan sumber-sumber mengacu pada Permen PU No.
bencana merupakan bagian dari yang tidak boleh pembangunan, bencana (laut, bantaran sungai,atau kawasan 16/PRT/M/2009 tentang
alam kawasan lindung yang dijadikan sebagai apabila risiko rawan kekeringan) yang memiliki tingkat resiko Pedoman Penyusunan RTRW
memiliki ciri khas lokasi bencana kecil, sedang, hingga tinggi bagi manusia untuk Kabupaten
tertentu baik di darat pembangunan, cukup tinggi menyelamatkan diri pada saat bencana terjadi
maupun di perairan apabila risiko 2. terlaksananya
yang sering atau bencana cukup pencegahan
berpotensi tinggi tinggi. dan
mengalami banjir dan 2. pencegahan dan penanganan
kekeringan penanganan secara secara serius
serius dalam dalam
bencana alam bencana alam
3. meminimalkan 3. terminimalisasi
korban jiwa akibat nya jumlah
bencana alam korban jiwa
akibat
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-9
Laporan Antara
Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
bencana alam
Kriteria berdasarkan Faktor Kondisi Alam 1. Penanganan kawasan
1. Topografi merupakan daerah dataran rawan bencana banjir
rendah, landai dengan elevasi muka tanah harus dilakukan dalam satu
relatif datar dari muka air normal sungai kesatuan wilayah, mulai
terdekat, sehingga aliran air di daerah yang menyebabkan
tersebut lambat, dan atau tidak dapat terjadinya banjir hingga
mengalir secara gravitasi ke sungai/laut; yang menerima dampak.
2. Dilalui sungai besar dengan debit > 50 Terkait dengan hal tersebut
m3/detik; perlu diidentifikasi sebaran
3. Memiliki DPS (Daerah Pengaliran Sungai) kawasan dan daerah
yang besar; pengaruhnya, atau
4. Tingkat permeabilitas tanah rendah, infiltrasi pembuatan batasan
kecil dan limpasan besar, muka air tanah wilayah banjir yang
tinggi, resapan air kecil; dituangkan dalam bentuk
5. Daerah belokan sungai (meandering). peta banjir.
2. Identifikasi upaya
Kriteria berdasarkan Faktor Peristiwa Alam pengelolaan ruang
1. Lama dan intensitas hujan tinggi, baik hujan kawasan rawan bencana
lokal di daerah tersebut maupun hujan di banjir
daerah hulu sungai; 3. Upaya pengelolaan ruang
2. Meluapnya air sungai karena kemiringan kawasan rawan bencana
dasar saluran kecil dan kapasitas aliran banjir mengatur berbagai
sungai tidak rnemadai; tindakan yang diperlukan
3. Sedimentasi, pendangkalan dan untuk mengaplikasi arahan
penyempitan sungai. pemanfaatan ruang,
termasuk penetapan
Kriteria berdasarkan Faktor aktivitas manusia beberapa kebijakan
1. Belum adanya pola budidaya dan pengendalian pemanfaatan
pengembangan dataran rendah rawan ruang.
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-10
Laporan Antara
Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
banjir; 4. Ketentuan pokok tentang
2. Peruntukan tata ruang kawasan belum pengelolaan kawasan
memadai dan tidak sesuai; rawan bencana banjir
3. Sistem drainase tidak memadai; mengacu kepada
4. Prasarana pengendali banjir yang terbatas; Peraturan Menteri
5. Peruntukan tata ruang di DPS (Daerah Pekerjaan Umum tentang
Pengaliran Sungai) hulu; Pedoman Penataan Ruang
6. Permukiman di bantaran sungai. Kawasan Rawan Bencana
Banjir; Keputusan Presiden
Nomor 32 Tahun 1990
tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung.
ZONA PERUMAHAN
Definisi:
Peruntukan ruang yang terdiri atas kelompok rumah tinggal yang mewadahi kehidupan dan penghidupan masyarakat yang dilengkapi dengan
fasilitasnya.
Tujuan penetapan:
1. Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian dengan kepadatan yang bervariasi;
2. Mengakomodasi bermacam tipe hunian dalam rangka mendorong penyediaan hunian bagi semua lapisan masyarakat; dan
3. Merefleksikan pola – pola pengembangan yang diinginkan masyarakat pada lingkungan – lingkungan hunian yang ada dan untuk masa
yang akan datang, sesuai kebutuhannya dapat termasuk penyediaan ruang hunian seperti rumah singgah, rumah sosial, rumah sederhana
sehat, lingkungan kampung dan perumahan adat / tradisional
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-11
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-12
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-13
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-14
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-15
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-16
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-17
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-18
Laporan Antara
ZONA PERKANTORAN
Definisi:
Peruntukan ruang yang merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan dan
tempat bekerja/berusaha, tempat berusaha, dilengkapi dengan fasilitas umum / sosial pendukungnya.
Tujuan penetapan :
1. Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja dalam wadah berupa perkantoran, pemerintah dan / atau swasta;
2. Menyediakan ruang yang cukup bagi penempatan kelengkapan dasar fisik berupa sarana – sarana penunjang yang berfungsi untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kegiatan perkantoran yang produktif sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya; dan
3. Menyediakan ruang yang cukup bagi sarana – sarana umum, terutama untuk melayani kegiatan – kegiatan perkantoran, yang diharapkan
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
pemerintah KT-2 peruntukan ruang yang 1. menyediakan ruang 1. tersedianya ruang 1. kantor pemerintahan daerah
merupakan bagian dari untuk: untuk: (tingkat Distrik dan Kelurahan)
kawasan budi daya pengembangan 2. pengembangan 2. kantor atau instalasi hankam
difungsikan untuk kegiatan pelayanan kegiatan pelayanan termasuk tempat latihan baik pada
pengembangan pemerintahan dan pemerintahan dan tingkatan Distrik, Koramil, Polsek,
kegiatan pemerintahan pertahanan serta pertahanan serta kantor Distrik, Kelurahan dan
dan pelayanan keamanan sesuai keamanan sesuai sebagainya
masyarakat di Tingkat dengan kebutuhan dengan kebutuhan dan 3. untuk pemerintah tingkat Distrik
Distrik dan daya dukung daya dukung untuk dan dibawahnya aksesibilitas
untuk menjamin menjamin pelayanan minimum adalah jalan lingkungan
pelayanan pada pada masyarakat utama
masyarakat 3. menjamin kegiatan
2. menjamin kegiatan pemerintahan,
pemerintahan, pertahanan dan
pertahanan dan keamanan yang
keamanan yang berkualitas tinggi, dan
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-19
Laporan Antara
Keterangan / Standar
Zona Kode Definisi Tujuan Penetapan Kriteria Performa Kriteria Perencanaan Minimum Perencanaan /
Norma
berkualitas tinggi, dan
melindungi
melindungi
penggunaan lahan
penggunaan lahan
untuk
untuk pemerintahan,
pemerintahan,serta
serta pertahanan dan
pertahanan dan
keamanan
keamanan
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-20
Laporan Antara
1. menyediakan ruang bagi kegiatan-kegiatan produksi suatu barang yang mempunyai nilai lebih untuk penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan yang berkaitan dengan lapangan kerja perekonomian lainnya; dan
2. memberikan kemudahan pertumbuhan industri baru dengan mengendalikan pemanfaatan ruang lainnya, untuk menjaga keserasian
lingkungan sehingga mobilitas antar ruang tetap terjamin serta terkendalinya kualitas lingkungan.
Tujuan Kriteria
Zona Kode Definisi Kriteria Performa Keterangan / Standar Minimum Perencanaan / Norma
Penetapan Perencanaan
industri yang 1. Karakteristik Sesuai dengan PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
menghasilkan lokasi dan INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 dan Permen Perindag 35
1. tersedianya
beragam kesesuaian tahun 2010 TENTANG KAWASAN INDUSTRI, semua kegiatan
menyediakan ruangan bagi
kebutuhan lahan kawasan industri harus berada di dalam kawasan industri.
ruangan bagi kegiatan-
konsumen peruntukan
kegiatan- kegiatan industri
dibedakan ke industri yang Syarat lokasi industri:
kegiatan yang beragam
dalam 4 berorientasi Kriteria
industri yang untuk memenuhi
golongan, yaitu: bahan mentah: Pemilihan Faktor Pertimbangan
beragam permintaan
1. aneka 2. Kemiringan Lokasi
untuk pasar
pengolahan lereng : Jarak ke Pusat Maksimal 15 – 20 Km
memenuhi 2. meningkatnya
pangan yang kemiringan Kota
permintaan keseimbangan
menghasilkan lereng yang Jarak terhadap Minimal 2 (dua) km
aneka pasar serta antara
kebutuhan sesuai untuk permukiman
industr I4 meningkatkan penggunaan
pokok di kegiatan industri Jaringan jalan Arteri primer
i keseimbangan lahan secara
bidang berkisar 0% - yang melayani
antara ekonomis
pangan 25%, pada
penggunaan 3. meningkatnya Sistem jaringan Jaringan listrik
seperti kemiringan >
lahan secara pertumbuhan yang melayani Jaringan telekomunikasi
garam, gula, 25% - 45%
ekonomis dan lapangan kerja Prasarana Tersedia pelabuhan laut / outlet
margarine, dapat
mendorong 4. terselenggaranya angkutan (export /import)
minyak dikembangkan
pertumbuhan pembangunan Topografi / Maks 0 - 15 derajat
goreng, kegiatan
lapangan industri yang kemiringan
rokok, susu, industry dengan
kerja berwawasan tanah
tepung terigu perbaikan
lingkungan Jarak terhadap Maks 5 (lima) km dan terlayani
2. aneka kontur, serta
pengolahan ketinggian tidak sungai sungai tipe C dan D atau kelas
sandang yang lebih dari 1000 III dan IV
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-21
Laporan Antara
Tujuan Kriteria
Zona Kode Definisi Kriteria Performa Keterangan / Standar Minimum Perencanaan / Norma
Penetapan Perencanaan
menghasilkan meter dpl; Daya dukung Sigma tanah : 0,7 – 1,0
kebutuhan 3. Hidrologi : lahan kg/cm2
sandang, bebas Kesuburan Relatif tidak subur (non irigasi
seperti bahan genangan, tanah teknis)
tenun, tekstil, dekat dengan Peruntukan Non Pertanian
industri kulit sumber air, lahan Non Permukiman
dan pakaian drainase baik Non Konservasi
jadi sampai sedang;
Ketersedian Minimal 25 Ha
3. aneka kimia 4. Klimatologi :
lahan
dan serat lokasi berada
Harga lahan Relatif (bukan merupakan
yang pada
lahan dengan harga yang tinggi
mengolah kecenderungan
di daerah tersebut)
bahan baku minimum
Orientasi lokasi Aksessibilitas tinggi
melalui arahangin yang
Dekat dengan potensi
proses kimia menuju
Tenaga kerja
sehingga permukiman
menjadi penduduk; Multiplier Effects Bangkitan lalu lintas= 5,5
barang jadi 5. Geologi : dapat smp/ha/hari.
yang dapat menunjang Kebutuhan lahan industri dan
dimanfaatkan, konstruksi multipliernya = 2 x luas
seperti ban bangunan, tidak perencanaan KI.
1. kendaraan, berada di Kebutuhan rumah .(1,5 TK ~
pipa paralon, daerah rawan 1 KK)
pasta gigi, bencana Kebutuhan Fasum – Fasos.
sabun cuci, longsor;
dan korek api 6. Lahan : area POLA PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN INDUSTRI
2. aneka bahan cukup luas Struktur
Jenis
bangunan minimal 20 ha; No Penggunaan Keterangan
Penggunaan
yang karakteristik (%)
mengolah tanah bertekstur 1 Kapling Maksimal 70 Setiap kapling harus
aneka bahan sedang sampai Industri % mengikuti ketentuan BCR
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-22
Laporan Antara
Tujuan Kriteria
Zona Kode Definisi Kriteria Performa Keterangan / Standar Minimum Perencanaan / Norma
Penetapan Perencanaan
bangunan, kasar, berada sesuai dengan Perda
seperti pada tanah setempat (60 : 40)
industri kayu, marginal untuk 2 Jalan dan 8 – 12 % - Untuk tercapainya
keramik, kaca pertanian. Saluran aksessibilitas di mana ada
dan marmer 5. dikembangkan jalan primer dan jalan
pada lingkungan sekunder (pelayanan)
dengan tingkat - Tekanan gandar primer
kepadatan sebaiknya minimal 8 ton
rendah sampai dan sekunder minimal 5
sedang ton
6. penentuan - Perkerasan jalan minimal
lokasi industri 7m
dilakukan 3 RTH Minimal Dapat berupa jalur hijau
dengan 10% (green belt), taman dan
memperhatikan perimeter
syarat lokasi 4 Fasilitas 6-12 % Dapat berupa Kantin, Guest
industri dan penunjang House, Tempat Ibadah,
rencana Fasilitas Olah Raga, PMK,
transportasi WWTP, GI, Rumah Telkom
yang dsb
berhubungan
dengan simpul
bahan baku
industri dan
simpul-simpul
pemasaran hasil
produksi yang
merupakan
bagian dari
rencana umum
jaringan
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-23
Laporan Antara
Tujuan Kriteria
Zona Kode Definisi Kriteria Performa Keterangan / Standar Minimum Perencanaan / Norma
Penetapan Perencanaan
transportasi
yang tertuang di
dalam rencana
tata ruang
maupun
rencana induk
transportasi
7. memperhatikan
kepadatan lalu
lintas dan
kapasitas jalan
di sekitar
industri
8. disediakan
lahan untuk
bongkar muat
barang hasil
industri
sehingga tidak
mengganggu
arus lalu lintas
sekitar
pemukima
ZONA SARANA PELAYANAN UMUM
Definisi:
Peruntukan ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya,
olahraga dan rekreasi, dengan fasilitasnya yang dikembangkan dalam bentuk tunggal / renggang, deret / rapat dengan skala pelayanan yang
ditetapkan dalam RTRWK.
Tujuan penetapan:
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-24
Laporan Antara
1. Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan kegiatan pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan rekreasi,
dengan fasilitasnya dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan jumlah penduduk yang dilayani dan skala pelayanan
fasilitas yang akan dikembangkan;
2. Menentukan pusat – pusat pelayanan lingkungan sesuai dengan skala pelayanan sebagaimana tertuang di dalam rtrwk; dan
3. Mengatur hierarki pusat pusat pelayanan sesuai dengan rtrwk.
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-25
Laporan Antara
kesehata SPU-3 peruntukan ruang menyediakan ruang tersedianya ruang a) penempatan penyediaan 1) ketentuan teknis merujuk pada SNI 03-1733-
n yang merupakan fasilitas kesehatan akan 2004 Tentang Tata Cara Perencanaan
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-26
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-27
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-28
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-29
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-30
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-31
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-32
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-33
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
V-34
Laporan Antara
3) Air bersih harus dapat memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas sebagai air
minum.
4) Pengembangan embung untuk cadangan air dimusim kemarau
c. Jaringan Air Limbah
Pengembangan jaringan air limbah dilakukan melalui pengembangan system setempat
dengan memperhatikan kepadatan penduduk serta kondisi fisik kawasan yang akan
dilayani, serta pembangunan instalasi pengolahan dan pembuangan lumpur tinja.
Kebijakan pengembangan pengelolaan air limbah adalah:
Sistem Pengolahan Limbah Setempat (on-site)
Daerah kepadatan rendah (50 – 100 orang / ha) dengan lingkungan berkualitas tinggi
harus dilayani dengan interceptor berkaitan dengan program Program Kali Bersih
(Prokasih). Proses pembuangan dan pengolahan air limbah dilakukan secara bersamaan
di tempat yang biasanya menggunakan cubluk atau septic tank. Bila pada suatu waktu
cubluk atau septic tank tersebut sudah penuh dengan lumpur tinja, maka harus disedot
dan diangkut dengan truk tinja ke Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) untuk
disempurnakan prosesnya agar tidak merusak atau mencemari lingkungan. Pembuangan
air limbah dengan sistem ini dalam praktek sehari-harinya dapat dilihat dalam kegiatan:
1) Individual, yaitu sistem pembuangan melalui kloset, peturasan yang dilakukan oleh
masing-masing keluarga pada setiap rumah.
2) Komunal, yaitu sistem pembuangan melalui kloset yang dilakukan secara bersama-
sama oleh beberapa keluarga yang biasanya berupa jamban jamak, MCK umum, atau
septic tank komunal.
Pengembangan home industri seperti pembuatan tahu dan pembuangan limbah sabut
kelapa sangat bermasalah dengan limbah yang dihasilkan, untuk itu setiap indutri yang
ada wajib memiliki IPAL baik invidu maupun komunal, agar setiap limbah yang dibuang
telah memenuhi standar baku mutu aman dibuang ke lingkungan sekitar.
d. Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan persampahan dilakukan melalui pengembangan sistem pengelolaan
setempat dan sistem terpusat, menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan sampah
terpadu, perbaikan pola operasional pelayanan yang meliputi: pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, dan pembuangan akhir.
Pengelolaan persampahan dilakukan melalui pengembangan sistem pengelolaan
setempat dan sistem terpusat, perbaikan pola operasional pelayanan yang meliputi
pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan, dan pembuangan akhir. Adapun
kebijakan secara umum mengenai pengelolaan sistem persampahan adalah sebagai
berikut:
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
IV-36
Laporan Antara
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
IV-37
Laporan Antara
Konsentrasi layanan tinggi adalah pada kawasan pusat wilayah perencanaan, sehingga
kawasan ini merupakan prioritas pelayanan prasarana telekomunikasi. Kebijakan
peningkatan pelayanan telekomunikasi adalah :
1) Penambahan jaringan telepon rumah di wilayah yang termasuk kawasan perkotaan.
2) Pembangunan stasiun – stasiun komunikasi nirkabel di wilayah – wilayah dengan
akses yang kurang optimal.
3) Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan komunikasi tekepon nirkabel untuk
penambahan kekurangan SST (Satuan Sambungan Telepon) pada kawasan
perkotaan Distrik.
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
IV-38
Laporan Antara
d. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup di wilayah perencanaan; dan
e. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
Pertimbangan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya di perkotaan
Simpang Tiga Moor ditetapkan dengan kriteria:
a. Sub BWP I merupakan kawasan paling padat bangunan dan paling majemuk
aktivitasnya, yang membutuhkan upaya pengarahan dalam pemanfaatan dan
pengendalian;
b. Sub BWP I dengan fungsi didominasi oleh kegiatan perdagangan jasa serta permukiman
merupakan faktor kunci mendukung perwujudan rencana pola ruang, rencana jaringan
prasarana, dan pelaksanaan peraturan zonasi di kawasan perencanaan;
c. Dapat mendukung tercapainya kebutuhan penataan dan pembangunan Kabupaten
Kebumen;
d. Dapat merupakan bagian dari wilayah perencanaan yang memiliki nilai penting dari sudut
kepentingan ekonomi, sosial – budaya, fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, dan /
atau memiliki nilai penting lainnya yang sesuai dengan kepentingan pembangunan
kabupaten Kebumen pada umumnya dan Perkotaan Simpang Tiga Moor pada
khususnya;
e. Dapat merupakan bagian dari wilayah perencanaan yang dinilai perlu dikembangkan,
diperbaiki, dan / atau direvitalisasi agar dapat mencapai standar tertentu berdasarkan
pertimbangan ekonomi, sosial – budaya, dan / atau lingkungan.
Penyusunan RDTR Kawasan Khusus Perkotaan Simpang Tiga Moor Tahun 2018
IV-39