Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Semarang juga memiliki jumlah
penduduk yang banyak dengan total sekitar … jiwa manusia. Jumlah yang besar tersebut membuat Kota
Semarang mendapatkan peringkat ke 8 se-Indonesia dengan jumlah penduduk terbanyak. Hal tersebut
menimbulkan berbagai permasalahn di Kota Semarang. Masalah-masalah tersebut membutuhkan solusi.
Solusi yang tepat dalam permasalahan-permasalahan yang ada adalah perencanaan Kota Semarang
dengan baik.
Gambar diatas merupakan rencana struktur ruang wilayah Kota Semarang. Rencana struktur
ruang adalah kerangka sistem pusat-pusat pelayanan kegiatan kota yang berhierarki dan dihubungkan
oleh jaringan prasarana wilayah kota. Rencana struktur ruang sebagai arahan pembentuk sistem pusat-
pusat pelayanan wilayah kota dan sebagai arahan peletakan jaringan prasarana wilayah kota sesuai
dengan fungsi jaringannya. Berikut ini adalah evaluasi rencana tata ruang Kota Semarang yang ditinjau
dari sisi efektvitas penyelesaian permasalahan kota:
1. Permasalahan kemacetan
Pada kebijakan pengembangan pola ruang terlihat adanya arahan untuk mengoptimalkan
pengembangan kawasan di pusat kota melalui perwujudan pemanfaatan ruang yang efisien dan
kompak. Pemusatan aktivitas di pusat kota akan menambah beban lalu lintas sehingga
mengakibatkan kemacetan di kawasan-kawasan tertentu.
Kemacetan di Kota Semarang terpusat di BWK I, II, dan III. Hal tersebut karena pusat-pusat
kegiatan terdapat di wilayah tersebut. Munculnya pusat-pusat permukiman baru di daerah
pinggiran Kota Semarang juga menambah potensi kemacetan. Kemacetan yang diakibatkan oleh
banyaknya kendaraan akan menambah beban jalan-jalan penghubung. Jumlah kendaraan pribadi
yang teru meningkat memperparah maalah kemacetan. Oleh karena itu, pemerintah berusaha
untuk memperbaiki kendaraan dan fasilitas umum agar masyarakat nyaman menggunakannya
sehingga penggunaan kendaraan pribadi menurun. Pemerintah juga akan melakukan penyebaran
pusat kegiatan agar tidak terfokus pada suatu kawasan saja.
2. Permasalahan tingginya tingkat konversi lahan terbangun
Pada gambar diatas menunjukkan bahwa kawasan industri akan meningkat dari tahun
ke tahun. Kebijakan pemerintah dalam penanganan masalah ini adalah dengan membatasi
pengembangan kawasan indutri dan melakukan pengaturan pengembangan kawasan budidaya
sesuai dengan daya dukung dan daya tamping lingkungan.
Tata Guna Lahan
Secara umum tata guna lahan Kota Semarang mengarah pada penempatan dan intensitas dari
tiap jenis penggunaan ruang kota yang meliputi :
Perdagangan dan jasa
Kesehatan
RTH
Permukiman
Pendidikan
Perkantoran
Pemerintahan
Jaringan transportasi, dll
Luas Kota Semarang 37.070,38 Ha dengan pemanfaatan untuk lahan sawah 3.612,95 Ha, untuk
lahan kering 33.457,43 Ha. Hal ini menunjukan bahwa pemanfaatan budidaya mendominasi penggunaan
lahan di Kota Semarang telah diatur oleh pemerintah dengan membaginya menjadi 4 wilayah
pengembangan dan 10 wilayah bagian kota.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa Kota Semarang telah memiliki rencana tata
guna lahan yang baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel diatas dimana setiap wilayah di Kota
Semarang telah memiliki fungsinya masing-masing. Dengan adanya rencana tersebut akan mengurangi
masalah-masalah yang ada di Kota Semarang seperti kemacetan, pertumbuhan kwasan industri di
kawasan yang tidak sesuai, dll.
Referensi
Pambudi, Teguh. 2014. Peta Rencana Struktur Ruang Kota Semarang. Diakses melalui
http://pamboedifiles.blogspot.co.id/2013/06/peta-rencana-struktur-ruang-kota.html pada
tanggal 5 Desember 2016