Anda di halaman 1dari 33

MODUL

TUGAS BESAR PERENCANAAN TAPAK

JURUSAN TEKNIK PERENCAAN WILAYAH KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2021

1
LATAR BELAKANG
A. Tapak
Dalam proses perencanaan ruang, dikenal istilah perencanaan tapak (site planning) dan
rencana tapak (site plan atau site design). Perencanaan tapak menunjukkan proses
perencanaan yang di dalamnya mengandung prinsip-prinsip, metode dan rangkaian tahapan
perencanaan yang harus dilakukan. Sedangkan istilah rencana tapak adalah produk dari
seluruh proses perencanaan tapak.
Tapak memiliki artian sebagai sebidang tanah atau sebidang lahan yang memiliki batas-batas
wilayah yang jelas termasuk dengan karakteristik dan kondisi fisik yang ada didalamnya.
Sementara perencanaan tapak menurut (Brogden,1985) adalah seni menata lingkungan
buatan manusia dan lingkungan alamiah, guna menunjang kegiatan manusia. Pengkajian
perencanaan tapak (site planning) sering tersusun dalam dua komponen yang berhubungan,
yaitu faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan buatan manusia. Pendapat lain tentang
perencanaan tapak adalah, perencannaan tapak atau landscape site planning, didalamnya
juga tercakup lansekap design, merupakaan usaha penanganan tapak secara optimal melalui
prosses keterpaduan penganalisaan dari suatu tapak dan kebutuhan program penggunaan
tapak, menjadi suatu sintesa yang kreatif.
Perencanaan Tapak (siteplan) adalah Seni menata lingkungan buatan & lingkungan alamiah
guna menunjang kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan tapak (site planning) sering
tersusun dalam dua komponen yang berhubungan, yaitu faktor lingkungan alam dan factor
lingkungan buatan manusi (Snyder dan Catanese,1984 ).

B. Perencanaan
Pengertian perencanaan seperti yang diungkapkan (Snyder, 1992) merupakan suatu aktivitas
universal manusia suatu keahlian dasar dalam hidup yang berkaitan dengan pertimbangan
suatu hasil sebelum diadakan suatu pemilihan antara beberapa alternatif yang ada. Meski
perencanaan itu dilaksanakan oleh setiap orang, akan tetapi suatu perencanaan akan berbeda
dengan bentuk perencanaan lainnya dalam berbagai aspek yang penting, yaitu:
a. Perencanaan yang berkaitan dengan masalah-masalah kemasyarakatan yang di dalamnya
tercakup sekelompok besar klien yang mempunyai kepentingan berbeda-beda.
b. Perencanaan merupakan aktifitas yang benar-benar direncanakan dengan matang yang
biasanya ditangani oleh orang-orang yang terlatih secara profesional sebagai perencana.
c. Tujuan dan sasarannya, serta pranata-pranata untuk mencapainya sering teramat tidak
pasti.
d. Para perencana sendiri jarang membuat keputusan; malahan sebaliknya mereka membuat
berbagai alternatif dan rekomendasi bagi pihak-pihak yang dipilih dan ditunjuk untuk
mengambi keputusan-keputusan tertentu.
e. Para perencana kota menggunkan berbagai alat bantu dan metode-metode khusus untuk
menganalisis dan menyajikan berbagai alternatif.

2
C. Perencanaan Tapak
Perencanaan tapak adalah pengolahan fisik tapak untuk meletakkan seluruh kebutuhan
rancangan di dalam tapak. Perencanaan tapak dilakukan dengan memperhatikan kondisi
tapak dan kemungkinan dampak yang muncul akibat perubahan fisik di atasnya. Tujuan
dari perencanaan tapak adalah agar keseluruhan program ruang dan kebutuhan-
kebutuhannya dapat diwujudkan secara terpadu dengan memperhatikan kondisi,
lingkungan alam, lingkungan fisik buatan dan lingkungan sosial disekitarnya. Sejalan
dengan hal tersebut.
Menurut (Snyder,1984) perencanaan tapak adalah seni menata lingkungan buatan &
lingkungan alamiah guna menunjang kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan tapak
(site planning) sering tersusun dalam dua komponen yang berhubungan, yaitu faktor
lingkungan alam dan faktor lingkungan buatan manusia. Sementara Perancangan Tapak
(landscape site planning), di dalamnya juga tercakup lansekap design, merupakan usaha
penanganan tapak (site) secara optimal melalui proses keterpaduan penganalisaan dari
suatu tapak dan kebutuhan program penggunaan tapak, menjadi suatu sintesa yang
kreatif.

LINGKUP TUGAS BESAR MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK


A. Tujuan
Mahasisa mampu membuat perencaan tapak, dengan mengolah tapak terpiliih melalui
proses input, analisa dan ouput sehingga menghasilkan perencaan tapak yang ideal.
Mahasiswa mampu memahami dasar-dasar sistem perancangan Tapak secara terpadu dan
terampil menyelesaiakan rancangan Perencanaan Tapak secara baik melalui gambar grafis.
B. Lingkup Penyajian Tugas Besar
 Memvuat kelompok yang terdiri dari 4-5 mahasiswa
 Memilih tapak yang sesuai dengan minta masing-masing kelompok. Tapak
perumahan, Tapak wisata, Tapak kawasan perdagangan (dipilih salah satunya)
 Tugas besar dikerjakan dalam format kertas A3
 Waktu pengumpulan tugas besar akan ditentukan berikutya

LANGKAH- LANGKAH PENYUSUNAN TUGAS BESAR


A. Gambaran Umum Lokasi Tapak
B. Tahapan Survey dan Analisa Tapak
Penyusunan site plan terdiri dari tahap survey tapak, dan analisa tapak.
1. Tahap survey tapak (site survey/survey investigation)
a. Kondisi fisik dasar. Tahap identifikasi kondisi fisik dasar yaitu:
 Memetakan kondisi topografi, seperti elevasi, kemiringan dan slope
 Memetakan kondisi tanah seperti porositas, daya dukung, daya tampung,
keasaman
 Memetakan kondisi hidrologi seperti permukaan air tanah, besar dan arah aliran
air hujan

3
 Memetakan kondisi geologi seperti bentuk bentang, bahaya seismik, kedalaman
tanah keras
 Memetakan kondisi iklim seperti curah hujan, cahaya atahari dan arah angin

Gambar 1. Contoh Peta Survey Kondisi Fisik Dasar Tapak


b. Kondisi Vegetasi dan Habitat
 Identifikasi vegetasi: keragaman pohon dan tumbuhan lain
 Identifikasi keragaman habitat didalam site dan di lingkungan sekitar site

Gambar 2. Contoh Peta Kondisi Vegetasi dan Habitat

4
c. Kondisi Fisik Binaan
 Identifikasi permukaan tanah (land use)
 Identifikasi regulasi berkaitan dengan kebijakan lokal yang berkaitan dengan
ketinggian bangunan, kepadatan dan tipe bangunan, peruntukan/ijin bangunan
 Identifikasi utilitas di dalam dan sekitar site: sanitasi, drainase, air bersih dan
listrik
d. Kondisi sosial ekonomi
 Identifikasi kondisi demografi (kependudukan)
 Identifikasi kondisi sosial kemasayarakatan
 Identifikasi kondisi ekonomi

Gambar 3 Contoh peta landuse

Gambar 4 Contoh peta koefisien lantai bangunan

5
Gambar 5 Contoh peta ketinggian bangunan (kiri) dan peta perijinan bangunan (zonasi)

Gambar 6 Contoh kondisi sosial ekonomi

Gambar 7. Contoh peta kondisi sosial kependudukan

6
2. Analisis Tapak
Analisis tapak merupakan analisis yang digunakan dalam suatu perancangan kota non
fisik dan digunakan untuk merumuskan program ruang berdasarkan karakteristik
aktifitas pengguna dan aktivitas ruang. Analisis tapak dilakukan untuk mengetahui
infrastruktur/ fungsi-fungsi kawasan apa saja yang telah tersedia disekitar kawasan
tapak, sehingga dapat menjadi nilai lebih terhadap pembangunan di lokasi tapak jika
telah ditunjang dan dijangkau oleh berbagai fasilitas di sekitarnya ataupun sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi pembangunan fungsi fungsi tertentu
yang direncanakan dalam lahan tapak agar dapat saling mendukung/melengkapi dan
tidak overlap atau sebaliknya. Analisa tapak ini digunakan untuk mengetahui potensi
apa aja yang ada pada tapak, sehingga perancangan bangunan dapat berfungsi dengan
baik dan optimal.
a. Analisa Fisik Dasar
Tahap analisis tapak adalah melakukan analisa kondisi fisik dasar untuk mengetahui
kelayakan lahan untuk pembangunan, daya dukung serta rekayasa teknis apa yang
diperlukan untuk mendukung keamanan bangunan atau fasilitas yang akan dibangun.

Ga,bar 8. Contoh Analisis Fisik Dasar

7
Semua jenis fisik lahan yang ada dilakukan overlay sehingga didapatkan jenis
kelayakan lahan terhadap fungsi ruang/bangunan/fasilitas yang ada maupun yang
akan dibangun.

Gambar 9 Contoh hasil overlay kondisi fisik dasar dengan kelayakan lahan
b. Analisis Kondisi Eksisting
Analisis kondisi eksisting meliputi analisa makro dan mikro tapak. Analisa makro
yaitu menganalisa pengaruh-pengaruh dari luar tapak baik dari segi kebijakan,
jaringan, pola ruang maupun rencana ke depan yang berpengaruh pada tapak.
Analisis mikro yaitu menganalisa kondisi eksisting di dalam tapak terdapat jaringan,
pola ruang maupun rencana ke depan yang berpengaruh terhadap tapak.

Gambar 10 Contoh Analisis Makro pada Tapak

8
c. Analisis Lingkungan
Merupakan analisis terhadap fungsi-fungsi kawasan (infrastruktur) disekitarnya
dan berapa jarak fungsi kawasan tersebut dengan lokasi tapak. Analisis lingkungan
digunakan untuk mengatahui perkembangan kondisi fisik yang berupa abiotik dan
biotik yang ada di dalam site.

Gambar 11 Karakter Lingkungan Sumber : (FIA UK, 2018)


d. Analisa Kondisi Eksisting
Analisis kondisi eksisting meliputi analisa makro dan mikro tapak. Analisa makro
yaitu menganalisa pengaruh-pengaruh dari luar tapak baik dari segi kebijakan,
jaringan, pola ruang maupun rencana ke depan yang berpengaruh pada tapak.
Analisis mikro yaitu menganalisa kondisi eksisting di dalam tapak terdapat
jaringan, pola ruang maupun rencana ke depan yang berpengaruh terhadap tapak
e. Analisa Fungsi
Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui segala fungsi pada sebuah bangunan
di tapak, baik fungsi primer, fungsi sekunder, dan fungsi penunjang. Selain itu,
sekaligus untuk mengidentifikasi kebutuhan ruang yang dibutuhkan pada
bangunan tersebut. Analisis ini harus sesuai dengan jenis obyek sehingga fungsi-
fungsi obyek dapat diketahui secara tepat tanpa harus keluar dari jenis obyek.
f. Analisa Potensi Tapak
Adalah proses untuk menentukan dan menggunakan kesesuaian antara
fungsi/fasilitas yang akan dibangun memperhatikan potensi / keunggulan-
keunggulan dengan situasi site yang tersedia.

9
Tapak yang direncanakan Tapak yang direncanakan
sebagai kawasan rekreasi sebagai kawasan konservasi,
outdoor, maka keberadaan keberadaan pepohonan
potensi air seperti danau, Rhizopora apiculata / Bakau,
sungai, merupakan potensi adalah potensi sebagai
unggul sebagai objek rekreasi habitat satwa burung.

Alam Indah Restaurant. CitraElo Rafting.


Lokasi : Gombel , Lokasi : Magelang
Semarang. Memanfaatkan kondisi tapak
Memanfaatkan potensi yang ber sungai dengan
tapak, yaitu posisi nyang aliran air yang deras, dan
berada pada dataran potensi kontur tanah yang
tinggi, maka potensi View dimanfaatkan leveling posisi
City menjadi hal yang bangunan.
dapat diunggulkan
(potensial) pada tapak ini.
Gambar 13 Analisa Beberapa Potensi Tapak
Sumber : (Arinta Safitri et al., 2012)
g. Analisis View
Analisis ini digunakan untuk mengetahui cara dalam mengamati suatu sitedari sisi
pengamat (view to site) untuk memberi pandangan untuk luar site(view from
site). Contoh umum termasuk view baik dan buruk dari site, arah pendekatan
terbaik ke site dalam hal pandangan, keberadaan dan sejauh mana mereka
mengganggu, keberadaan aktivitas manusia yang ada di tempat dan nilainya
(taman bermain informal, pengumpulan tempat untuk para pekerja yang
menganggur, pameran lingkungan dan festival) dan jenis-jenis suara dan sejauh
mana mereka mengganggu.
Berdasarkan (Lewis, 2018) dalam bukunya Site Analysis berikut hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menganalisa analisa view:

10
 Tampilan dari lokasi site termasuk posisi di site di mana pandangan tidak
diblokir, pandangan apa yang dilihat, apakah pandangan positif atau negatif,
sudut di mana pandangan dapat ditemukan, apakah pandangan berubah dari
waktu ke waktu dan kemungkinan lihat kelanjutan untuk jangka panjang.
 Tampilan ke tempat menarik di site dari dalam batas site. Termasuk apa
pandangan, apakah pandangan positif atau negatif, posisi di site di mana
pandangan terbaik dan di mana mereka diblokir, sudut di mana pandangan
dapat ditemukan dan apakah objek pandangan berubah seiring waktu.
 View ke site dari area di luar batas site, termasuk jalan, jalan, bangunan dan
pemandangan lainnya. termasuk ketika site tersebut pertama kali dilihat,
sudut di mana ia terlihat, pemandangan paling dramatis dari properti,
pemandangan terbaik dari lokasi site dan area yang dapat dilihat, tempat
menarik tertentu yang mungkin menjadi objek pandangan dari luar site dan
potensi untuk pandangan ini untuk melanjutkan atau diblokir oleh
pengembangan di luar site dalam jangka panjang.

Gambar 5.14 Analisa Fungsi


Sumber : (Lewis, 2018)

11
Berikut merupakan salah satu contoh analisis kontekstual dengan aspek Analisis
View untuk desain Kantor baru di California, Amerika Serikat.

Gambar 15 Analisa View dari luar site


Sumber : (Lewis, 2018)

Gambar 5.16 Analisa View dari site


Sumber : (Lewis, 2018)

Gambar 5.17 Analisa Kualitas View dari site


Sumber : (Lewis, 2018)

12
Gambar 18. Analisa Kualitas Point of interest
Sumber : (Lewis, 2018)

Gambar 19 Analisa Kualitas view melalui site


Sumber : (Lewis, 2018)
h. Analisis Tautan Wilayah
Analisis tautan wilayah digunakan untuk mengetahui keterkaitan atau hubungan
kawasan yang satu dengan lainnya pada site sehingga dapat mengetahui
keberadaan site tersebut. Selain itu Dokumen tentang kondisi lokasi seperti
bangunan, dinding, drive, pemotongan tepi jalan, hidran, tiang listrik dan pola
paving. Fitur di luar lokasi dapat mencakup karakteristik pengembangan di
sekitarnya seperti skala, bentuk atap, pola fenestrasi, kemunduran, bahan, warna,
ruang terbuka, kapak visual, pola pengaspalan, bahan dan pola lansekap,
porositas dan ketegasan bentuk dinding dan aksesori dan detail.

13
Gambar 20. Analisa Tautan Wilayah
Sumber : (Lewis, 2018)
Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa tautan wilayah:
 Peta lingkungan yang menunjukkan zonasi properti yang ada dan yang
diproyeksikan.
 Penggunaan bangunan yang ada dan yang diproyeksikan di lingkungan
tersebut.
 Umur atau kondisi bangunan lingkungan.
 Penggunaan sekarang dan masa depan dari ruang eksterior di lingkungan ini.
 Setiap fungsi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki yang kuat di lingkungan.
 Pola pergerakan kendaraan yang ada dan diproyeksikan. Jalan-jalan besar dan
kecil, rute kendaraan layanan seperti tempat sampah, rute bus, dan halte.
 Hubungan ruang kosong-batal.
 Pola penerangan jalan.
 Pola arsitektur seperti bentuk atap, fenestrasi, bahan, warna, lansekap,
porositas formal, hubungan dengan jalan, strategi penyimpanan mobil, tinggi
bangunan, kekuatan pahatan, dll
 Klasifikasi lingkungan yang miglht menempatkan pembatasan atau tanggung
jawab khusus pada pekerjaan desain kami seperti "distrik bersejarah.’
 Bangunan terdekat yang memiliki nilai atau signifikansi tertentu
 Gambar rapuh atau situasi yang harus dilestarikan
 Pola matahari dan naungan pada waktu yang berbeda sepanjang tahun.
 Pola kontur dan drainase utama
Berikut merupakan salah satu contoh analisis kontekstual dengan aspek Analisis
Tautan Wilayah untuk desain Kantor baru di California, Amerika Serikat.

14
Gambar 21. Gambaran Batas Wilayah Eksisting
Sumber : (Lewis, 2018)

Gambar 22 Gambaran daerah sekitar Eksisting


Sumber : (Lewis, 2018)

Gambar 23 Gambaran ukuran lahan Eksisting


Sumber : (Lewis, 2018)

15
Gambar 24 Gambaran Penggunaan Eksisting sekarang
Sumber : (Lewis, 2018)

Gambar 25 Analisa Rencana yang berdasarkan jarak


dan waktu pencapaian lahan
Sumber : (Lewis, 2018)
i. Analisis Iklim dan Lintasan Matahari
Menampilkan semua kondisi iklim terkait seperti curah hujan, hujan salju,
kelembaban dan variasi suhu selama bulan-bulan dalam setahun. Juga termasuk
arah angin, jalur matahari dan sudut matahari vertikal saat mereka berubah
sepanjang tahun dan potensi bencana alam seperti tornado, angin topan dan
gempa bumi. Sangat membantu untuk mengetahui tidak hanya bagaimana
kondisi iklim bervariasi dari tahun biasanya tetapi juga bagaimana kondisi
kritisnya (curah hujan harian maksimum, kecepatan angin puncak). Analisis ini
digunakan untuk mengetahui letak dari suatu bangunan yang dapat disesuaikan
dengan lintasan matahari dan arah angin.
 Perletakan massa bangunan dibangun memanjang ke arah barat timur,
sehinngga bangunan dapat meminimalkan panas matahari, sedangkan untuk

16
bukaan private di buat pada arah utara dan selatan dan bagian barat dan timur
digunakan untuk bukaan service.
 Massa bangunan menghadap pada sisi utara dan selatan, karena pada daerah
tersebut merupakan daerah yang tidak terlalu panas, dan untuk bagian utara
karena matahari condong di utara
 Bukaan agak sedikit kecil atau dapat disiasati dengan balkon sebagai
penghalang. Dan untuk sisi selatan diusahakan bukaan semaksimal mungkin.

Gambar 26 Analisa perspektif Iklim dan Lintasan Matahari


Sumber : (Habitat, 1990)
j. Analisa Kebisingan
Analisis kebisingan digunakan untuk mengetahui seberapa besar intensitas suara
yang sesuai dengan batas yang ditentukan dan disesuaikan dengan fungsi
kawasan untuk tingkat kebisingannya. Dalam analisis kebisingan juga terdapat 3
(tiga) klasifikasi kebisingan, yaitu kebisingan tinggi, sedang, dan rendah. Untuk
mengatasi kebisingan maka tindakan yang harus dilakukan adalah :
 Meletakkan vegetasi di sekitar tapak yang langsung berhubungan dengan
sumber bising, diharapkan dapat memfilter suara bising dari jalan raya.
 Memberikan bidang-bidang masif pada bagian yang yang menghadap sumber
bising, supaya bising yang masuk area privat dapat di minimalkan
 Menggunakan ruang- ruang penyangga pada daerah sumber bising seperti
ruang publik atau service yang tidak memerlukan ketenangan.
Berdasarkan (Lewis, 2018) dalam bukunya Site Analysis, dalam melakukan analisa
kontekstual Iklim dan Lintasan Matahari ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu:
 Lokasi, generator, jadwal, dan intensitas kebisingan signifikan di atau di sekitar
site. Analisis ini harus mencakup kemungkinan kelanjutan jangka panjang.

17
 Lokasi, generator, jadwal dan intensitas bau, asap, atau polusi udara lainnya di
atau di sekitar lokasi site. Analisis ini harus mencakup kemungkinan kelanjutan
dari waktu ke waktu
 Lokasi, generator, jadwal, dan intensitas kebisingan signifikan di sekitar ruang
kita (suara interior atau eksterior).
 Kegiatan harus dikategorikan jauh dari kebisingan,
Berikut merupakan salah satu contoh analisis kontekstual dengan aspek Analisis
Kebisingan untuk desain Kantor baru di California, Amerika Serikat

Gambar 29. Analisa Rencana yang berdasarkan kebisingan


Sumber : (Lewis, 2018)
k. Analisis pencapaian dan sirkulasi
Sebelum benar-benar berjalan memasuki interior suatu bangunan, kita mencapai
pintu masuknya melalui sebuah jalur. Ini adalah tahap pertama sistem sirkulasi,
yang ketika tengah menempuh pencapain itu kita disiapkan untuk melihat,
mengalami, serta memanfaatkan ruang-ruang di dalam sebuah bangunan. Jenis-
jenis pencapaian:
 Frontal : Secara langsung mengarah ke pintu masuk sebuah bangunan melaui
sebuah jalur lurus dan aksial (sejajar). Suatu pendekatan yang mengarah
Iangsung ke suatu tempat masuk melaIui sebuah jalan lurus yang segaris
dengan alur sumbu bangunan. Tujuan visual yang mengakhiri pencapalan ini
jelas, dapat merupakan fasad bangunan atau perluasan tempat masuk.
Pencapaian langsung tegak lurus dengan objek yang dituju, untuk kesan
monumental atau formal.

18
Gambar 30 Gambaran Pencapaian
Sumber : (Ching, 2008)

 Tidak Langsung : menekankan efek perspektif pada fasad depan dan bentuk
sebuah bangunan (Lihat gambar 3.21).

Gambar 31 Pencapaian Tidak Langsung


Sumber : (Ching, 2008)
 Spiral :melamakan sekuen pencapaian dan menekankan bentuk tiga
dimensional sebuah bangunan sementara kita bergerak di sepanjang
kelilingnya.

Gambar 32 Gambaran Pencapaian Spiral


Sumber : (Ching, 2008)

19
l. Sirkulasi
Menurut (Lewis, 2018), Perencanaan sirkulasi harus dapat didesain dengan
memperlihatkan pola dan arus pergerakan kendaraan dan jalur pejalan kaki baik
dilokasi tapak dan sekitar lokasi tapak. Data mencakup durasi dan beban puncak
untuk lalu lintas kendaraan dan pergerakan pejalan kaki di sekitarnya, halte bus,
tepi akses site, generator lalu lintas, akses truk servis, dan lalu lintas intermiten
(parade, rute truk pemadam kebakaran, konser di auditorium terdekat). Analisis
lalu lintas harus dapat di rencanakan mecakup proyeksi yang akan datang, agar
perencaan lalu lintas dapat berjalan dengan baik secara berkelanjutan.

Gambar 33. Gambaran Analisa Sirkulasi dari jarak pencapaian bangunan


Sumber : (Lewis, 2018)
Berdasarkan (Lewis, 2018) dalam bukunya Site Analysis, dalam melakukan analisa
Sirkulasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
 Trotoar, jalur, dan pola pergerakan pejalan kaki lainnya di lokasi termasuk
pengguna, tujuan, jadwal penggunaan, dan volume penggunaan.
 Pola pergerakan pejalan kaki di luar lokasi menggunakan karakteristik yang sama
yang disebutkan untuk pergerakan di lokasi.
 Jika pola pergerakan pejalan kaki dianggap berharga dan harus dipertahankan
atau diperkuat, analisis kami juga harus mencakup evaluasi tentang bagaimana
pola yang ada dapat ditingkatkan.
 Di lokasi atau pola pergerakan kendaraan yang berdekatan termasuk jenis lalu
lintas, asal dan tujuan, jadwal, volume lalu lintas dan beban puncak. Juga harus
termasuk lalu lintas yang terputus-putus seperti parade, festival, konser, rute truk
pemadam kebakaran, armada truk servis, dll.
 Masalah perpindahan kendaraan di luar atau di lingkungan sekitar seperti
generator lalu lintas (bangunan atau penggunaan yang merupakan tujuan atau
arah lalu lintas kendaraan yang signifikan) serta karakteristik lalu lintas lainnya
yang dijabarkan dalam lalu lintas di lokasi. Area parkir yang berdekatan atau

20
berdekatan yang dapat digunakan untuk penyimpanan mobil di luar proyek. Pola
lalu lintas di luar lokasi juga harus mencakup hubungan lokasi site dengan rute
transportasi umum, berhenti di atau dekat lokasi site, kemungkinan arah
pendekatan ke lokasi site oleh pengguna gedung baru dan arah penyebaran lalu
lintas dari gedung. Analisis lalu lintas harus mendokumentasikan proyeksi masa
depan sejauh dapat dibuat.
 Lokasi kemungkinan atau optimal akses ke site untuk setiap jenis lalu lintas
pejalan kaki dan kendaraan yang akan menggunakan gedung baru atau bergerak
melalui area site.
 Waktu perjalanan untuk berjalan melintasi wilayah site, untuk berkendara
melintasi area site atau oleh site itu sendiri, di mana kali ini mungkin penting
untuk desain (waktu yang dibutuhkan untuk berjalan di antara kelas di sekolah).
Mungkin juga berguna untuk mencatat waktu yang diperlukan untuk berkendara
ke atau dari lokasi terkait di kota (dari lokasi kami ke pusat kota, universitas, pusat
perbelanjaan, dll.).
Berikut merupakan salah satu contoh analisis kontekstual dengan aspek Analisis
Sirkulasi untuk desain Kantor baru di California, Amerika Serikat.

Gambar 34 Gambaran Konsep Analisa Sirkulasi


Sumber : (Lewis, 2018)
m. Analisa Topografi
Analisis topografi digunakan untuk mengetahui besar dari kemiringan ataupun
ketinggian dari suatu kawasan sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk
menentukan fungsi kawasan dengan peletakan daerah yang akan dibangun.
Mayoritas informasi dalam kategori ini memerlukan pengamatan langsung
terhadap site dan mencatat data melalui survei topografi yang menunjukkan

21
kunjungan ke lokasi. Kontur topografi termasuk dalam survei properti yang
dilakukan oleh insinyur survei. Bergantung pada seberapa terkontrasinya lokasi
site, interval dapat berkisar dari satu kaki hingga sepuluh kaki.

Gambar 35 Elevasi Kontur


Sumber : (Lewis, 2018)
Berdasarkan (Lewis, 2018), dalam melakukan analisa kontekstual Sirkulasi ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
 Fitur topografi utama seperti titik tinggi, titik rendah, punggung bukit dan
lembah, lereng dan daerah datar.
 Pola drainase di lokasi site termasuk arah drainase permukaan (tegak lurus
terhadap kontur), arteri besar dan kecil pengumpulan air (parit, arroyos, dasar
sungai, anak sungai, dll.), Pola drainase utama ke wilayah site dari properti
yang berdekatan dan dari site ke properti yang berdekatan dan setiap pola
yang berhubungan dengan air di lingkungan seperti sistem jembatan atau
saluran pembuangan badai
 Fitur alami yang ada di site dan nilainya dalam hal pelestarian dan penguatan
versus perubahan atau penghapusan. Ini juga akan mencakup pendapat
tentang keabadian dalam hal kesulitan atau biaya untuk menghapus fitur lokasi
site. Fitur-fitur di lokasi mungkin termasuk pohon (jenis dan ukuran), tutupan
tanah, singkapan batuan, tekstur permukaan tanah, lubang atau parit,
gundukan, air di tempat (kolam, kolam, danau, sungai) dan area site yang stabil
atau tidak stabil di lokasi tersebut. Fitur alami yang ada di lokasi site dan
nilainya dalam hal pelestarian dan penguatan perubahan atau penghapusan.
Ini juga akan mencakup pendapat tentang keabadian dalam hal kesulitan atau
biaya untuk menghapus fitur. Fitur-fitur di lokasi mungkin termasuk pohon
(jenis dan ukuran), tutupan tanah, singkapan batuan, tekstur permukaan
tanah, lubang atau parit, gundukan, air di tempat (kolam, kolam, danau,
sungai) dan area site yang stabil atau tidak stabil di lokasi tersebut.
 Jenis tanah pada tingkat yang berbeda di bawah permukaan dan daya dukung
tanah. Distribusi jenis tanah di lokasi.

22
Berikut merupakan salah satu contoh analisis kontekstual dengan aspek Analisis
Topografi untuk desain Kantor baru di California, Amerika Serikat.

Gambar 36 Gambaran Analisa Kontur


Sumber : (Lewis, 2018)

Gambaran 37 Analisa Kontur berdasarkan jenis karakter tanah


Sumber : (Lewis, 2018)

Gambar 38 Gambaran Analisa Kontur perkiraan konsep tanahnya


Sumber : (Lewis, 2018)

23
n. Analisis Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau adalah suatu bentuk pemanfaatan lahan pada satu kawasan
yang diperuntukkan untuk penghijauan tanaman. Fitur alami yang ada di site
termasuk pohon, penutup tanah, singkapan batuan, tekstur permukaan tanah
dan gundukan semua memerlukan pengamatan dan pencatatan langsung pada
peta kontur. Di mana lokasi yang tepat dari hal-hal ini penting, kita harus
mengukur posisi mereka dalam kaitannya dengan beberapa titik referensi
wilayah site dan mencatat dimensi-dimensi ini. Undang-undang No. 26 tahun
2007 tentang penataan ruang menyebutkan bahwa 30% wilayah kota harus
berupa RTH yang terdiri dari 20% publik dan 10% privat
 RTH Publik: RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah
kota/kabupaten yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara
umum.
 RTH Privat: RTH Privat adalah RTH milik institusi tertentu atau orang
perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas.
Fungsi dan penerapan komponen elemen ruang luar:
 Memberi kesan batasan ruang maya.
 Memperkecil skala ruang lantai.
 Menambah nilai keindahan lingkungan.
 Membuat lantai tidak terlalu polos.
 Memberikan kesan intim dan atraktif.
 Memberikan pengarahan menuju suatu objek.
Berikut merupakan salah satu contoh analisis kontekstual dengan aspek Analisis
Vegetasi untuk desain Kantor baru di California, Amerika Serikat.

Gambar 39 Gambaran Analisa Vegetasi Eksisting


Sumber : (Lewis, 2018)

24
Gambar 40 Gambaran Analisa dari Jenis Vegetasi
Sumber : (Lewis, 2018)
3. Konsepsi Desain (Perancangan Tapak)
a. Mengumpulkan data lapangan
Langkah langkah dalam mengumpulkan data di lapangan diantaranya:
1) Mencermati kembali data-data makro pada tapak seperti kebijakan kota, master
plan kota, dll.
2) Mencermati kembali data-data mikro tapak seperti kondisi eksisting,
permasalahan, kondisi sosial ekonomi, dan potensi.
3) Mencermati kembali analisis makro dan mikro kawasan.
Output utama dari tahapan ini adalah menemukenali gagasan-gagasan untuk
pencapaian visi sesuai dengan permasalahan dan potensi yang ada.

Gambar 41 Contoh data makro pada tapak (orientasi kawasan perencanaan)

25
Gambar 42 Contoh data makro pada tapak (permasalahan lingkungan)

Gambar 43 Contoh data makro pada tapak (permasalahan sempadan)

Gambar 44 Contoh data makro pada tapak (potensi kawasan perencanaan)

26
b. Gagasan awal untuk desain awal
Dalam perumusan gagasan awal pada tahap desain awal dilakukan dengan
beberapa langkah sebagai berikut:
1) Menyusun gagasan awal untuk pencapaian visi
2) Menyusun konsep spasial untuk mengimplementasikan gagasan tersebut
Rumusan kedua tahapan ini dituangkan dalam bentuk peta konsep spasial.

Gambar 45 Contoh gagasan awal perencanaan tapak

Gambar 46 Contoh peta konsep spasial

27
c. Desain sesuai tipologi kebutuhan ruang
Dalam membuat rancangan desain sesuai tipologi kebutuhan ruang beberapa
langkah tahapannya:
1) Menyusun program ruang yaitu kebutuhan dan fungsi ruang berdasarkan
konsep ruang/spasial yang telah disusun
2) Membuat desain/visualisasi kebutuhan ruang sesuai dengan tipologi tapak
d. Elemen desain tapak
Elemen desain pada tapak mengacu pada teori elemen pembentuk wajah kota
menurut Kevin Lynch mengenai image of the city yakni:
1) Path. Path adalah jalur yang digunakan oleh pengamat untuk bergerak atau
berpindah tempat. Menjadi elemen utama karena pengamat bergerak
melaluinya pada saat mengamati kota dan disepanjang jalur tersebut elemen-
elemen lingkungan lainnya tersusun dan dihubungkan. Path merupakan
elemen yang paling penting dalam image kota yang menunjukkan rute-rute
sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk melakukan pergerakan secara
umum, yakni jalan, gang-gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran
dan sebagainya. Path mempunyai identitas yang lebih baik kalau memiliki
identitas yang besar (misalnya ke stasiun, tugu, alun-alun,dan lain-lain), serta
ada/ penampakan yang kuat (misalnya fasade, pohon, dan lain-lain), atau
belokan yang jelas.
2) Edges. Merupakan batas, dapat berupa suatu desain, jalan, sungai, gunung.
Edge memiliki identitas yang kuat karena tampak visualnya yang jelas. Edge
merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat untuk masuk
yang merupakan pengakhiran dari sebuah district atau batasan sebuah district
dengan yang lainnya. Edge memiliki identitas yang lebih baik jika kontinuitas
tampak jelas batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas : membagi
atau menyatukan. Contoh : adanya jalan tol yang membatasi dua wilayah yaitu
pelabuhan dan kawasan perdagangan.
3) District. Merupakan suatu bagian kota mempunyai karakter atau aktivitas
khusus yang dapat dikenali oleh pengamatnya. District memiliki bentuk pola
dan wujud yang khas begitu juga pada batas district sehingga orang tahu akhir
atau awal kawasan tersebut. District memiliki ciri dan karakteristik kawasan
yang berbeda dengan kawasan disekitarnya. District juga mempunyai identitas
yang lebih baik jika batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan dapat
dilihat homogen, serta fungsi dan komposisinya jelas. Contoh: kawasan
perdagangan, kawasan permukiman, daerah pinggiran kota, daerah pusat
kota.
4) Node. Merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di mana arah atau
aktivitasnya saling bertemu dan dapat diubah ke arah atau aktivitas lain,
misalnya persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang, jembatan, kota
secara keseluruhan dalam skala makro besar, pasar, taman, square, tempat

28
suatu bentuk perputaran pergerakan, dan sebagainya. Node juga merupakan
suatu tempat di mana orang mempunyai perasaan ‘masuk’ dan ‘keluar’ dalam
tempat yang sama. Node mempunyai identitas yang lebih baik jika tempatnya
memiliki bentuk yang jelas (karena lebih mudah diingat), serta tampilan
berbeda dari lingkungannya (fungsi, bentuk). Contoh: persimpangan jalan.
5) Landmark. Merupakan simbol yang menarik secara visual dengan sifat
penempatan yang menarik perhatian. Biasanya landmark mempunyai bentuk
yang unik serta terdapat perbedaan skala dalam lingkungannya. Beberapa
landmark hanya mempunyai arti di daerah kecil dan hanya dapat dilihat di
daerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota
dan bisa di lihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen penting dari bentuk
kota karena membantu orang mengenali suatu daerah. Selain itu landmark
bisa juga merupakan titik yang menjadi ciri dari suatu kawasan. Contoh: patung
Lion di Singapura, menara Kudus, Kubah gereja Blenduk.
6) Focal point. Focal Point merupakan titik tangkap pandang mata pada satu
lingkungan atau kawasan, biasanya paling menonjol dan mempunyai daya tarik
serta menjadi tempat yang ramai dikunjungi. Berbeda dengan landmark,
sebuah focal point mempunyai bentuk spesial yang berbeda dengan
ke’monoton’an sekitar. Namun demikian focal point dapat juga berfungsi
sebagai landmark ketika dapat dikenali dan mudah diingat keberadaanya.
Tentu hal ini juga tergantung aspek lokasi. Suatu focal point tidak akan menjadi
landmark ketika lokasinya tersembunyi. Keberadaan focal point menjadikan
suatu area menjadi ‘fresh’ karena adanya pemecah konsentrasi dari
keseragaman yang membosankan. Manusia akan cenderung bosan dengan
sesuatu yang sama secara terus menerus. Hal ini berlaku dalam tata ruang kota
maupun dalam aktivitas lainnya, seperti bekerja, belajar, dan kegiatan sehari-
hari.

Gambar 47 Image of The City menurut Kevin Lynch

29
e. Praktik Membuat Rencana Tapak/site plan
Pembuatan rencana tapak/site plan kawasan permukiman dilakukan dengan
beberapa tahapan yaitu:
1) Langkah pertama adalah menyiapkan peta dengan menggunakan skala
1:5000 – 1:10000 untuk peta kawasan dan skala minimial 1:1000 (peta tapak).

Gambar 49 Contoh Peta Kawasan Permukiman


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta kawasan
adalah menandai batas sekitar kawasan permukiman, kemudian mendigitasi
bangunan hunian, fasilitas umum dan fasilitas sosial serta jaringan utilitas
permukiman terutama jaringan jalan sesuai dengan hirarki jalannya. Pada
peta tersebut perlu diperjelas batas delineasi kawasan permukiman sebagai
Batasan perancangan. Kemudian dari peta kawasan tersebut diperbesar skala
untuk peta tapak secara lebih rinci sudah tergambar kondisi eksisting tapak
tersebut dengan skala ketelitian 1:1000

30
Gambar 50. Contoh peta tapak yang akan dibuat site plan
2) Langkah kedua adalah membuat kertas kerja perencanaan tapak. Sumber
peta untuk memudahkan digitasi peta dasar dapat diakses pada laman
google earth. Pengadaan peta dapat melalui:
3) Peta GIS yang sudah terverivikasi BIG
4) Peta yang dibuat berdasarkan peta online (misalnya: google maps, open
street map, zeemaps, dan lain lain) dengan survey lapangan untuk
pengukuran dan verivikasi lapangan (geotagging dan lain lain)

31
Gambar 51 Contoh kertas kerja perencanaan tapak

5) Memindahkan pengalaman visual, data sosial dan numerik ke dalam peta.


Sebagai contoh untuk sanitasi:
 Seluruh penduduk RT 3 sudah memiliki MCK rumah masing-masing dan
sistem pengolahan air limbah individu maupun komunal
 Kasus BABS paling banyak ditemukan di RT 4 dan RT 5. RT 5 walaupun
dekat dengan MCK komunal, namun masih sering memilih
melakukannya di sungai, karena bayar MCK Rp.500,- sekali masuk
 Limbah dari pabrik tahu mengganggu kawasan sekitar dan saluran
samping drainase sekunder
 Air bersih. Terlayani PDAM, iuran per bulan tergantung pemakaian rata-
rata Rp.50.000. bila ingin mengirit, langsung ambil dari sungai.

Gambar 52. Contoh peta hasil pengalaman visual

32
Gambar 53 Contoh site plan

33

Anda mungkin juga menyukai