Anda di halaman 1dari 6

NAMA : HERMANSYAH

NIM : 22102001
KELAS :A
PROGRAM STUDI : ARSITEKTUR
JUDUL TUGAS : PERENCANAAN TAPAK

 KONSEP PERENCANAAN TAPAK


Tapak memiliki artian sebagai sebidang tanah atau sebidang lahan yang
memiliki batas-batas wilayah yang jelas termasuk dengan karakteristik dan kondisi
fisik yang ada didalamnya. Sementara perencanaan tapak menurut (Brogden,1985)
adalah seni menata lingkungan buatan manusia dan lingkungan alamiah, guna
menunjang kegiatan manusia.
Pengkajian perencanaan tapak (site planning) sering tersusun dalam dua
komponen yang berhubungan, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor lingkungan
buatan manusia. Pendapat lain tentang perencanaan tapak adalah, perencannaan
tapak atau landscape site planning, didalamnya juga tercakup lansekap design,
merupakaan usaha penanganan tapak secara optimal melalui prosses keterpaduan
penganalisaan dari suatu tapak dan kebutuhan program penggunaan tapak, menjadi
suatu sintesa yang kreatif.
Perencanaan tapak adalah pengolahan fisik tapak untuk meletakkan
seluruh kebutuhan rancangan di dalam tapak. Perencanaan tapak dilakukan dengan
memperhatikan kondisi tapak dan kemungkinan dampak yang muncul akibat
perubahan fisik di atasnya. Tujuan dari perencanaan tapak adalah agar keseluruhan
program ruang dan kebutuhankebutuhannya dapat diwujudkan secara terpadu
dengan memperhatikan kondisi, lingkungan alam, lingkungan fisik buatan dan
lingkungan sosial disekitarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, menurut (Snyder,1984) perencanaan tapak
adalah seni menata lingkungan buatan & lingkungan alamiah guna menunjang
kegiatan manusia. Pengkajian perencanaan tapak (site planning) sering tersusun
dalam dua komponen yang berhubungan, yaitu faktor lingkungan alam dan faktor
lingkungan buatan manusia.
Merujuk tulisan Kevin Lynch, dalam buku Site Planning (edisi 3, MIT
Press, 1984) - yang menjadi referensi klasik dalam ilmu perencanaan kota, yang
mendefinisikan perencanaan tapak sebagai seni dan ilmu mengolah struktur ruang
dan membentuk ruang-ruang antara di atas sebuah lahan. Secara praktis,
perencanaan tapak mengatur penggunaan lahan terkait dengan bidang-bidang yang
mengisi sebuah lahan, yakni arsitektur (kavling dan bangunan, baik hunian
maupun non hunian), teknik (prasarana: jaringan jalan, drainase, air bersih, energi,
dan limbah), arsitektur lansekap (ruang terbuka hijau maupun non hijau), dan
perencanaan kota (peraturan tata ruang dan kebijakan membangun). Rencana tapak
menempatkan objek (fisik) dan kegiatan (manusia, penghuni) dalam kesatuan
ruang dan waktu.
Tapak merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan rancangan
sebuah bangunan. Tapak yang baik dapat meningkatkan peluang akses untuk
menunjang fungsi dari bangunan itu sendiri.. Oleh karena itu, pemilihan tapak
merupakan unsur penting yang harus dipertimbangkan. Adapun kriteria-kriteria
dalam pemilihan tapak antara lain adalah:
1. Tapak yang dipilh terletak di yang strategis.
2. Tapak yang dipilih memiliki lahan yang luas.
3. Tapak yang dipilh memiliki akses dan jalur transportasi yang baik.
4. Lingkungan sekitar tapak mendukung untuk dibangun bangunan.
Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam
perancangan ini. Salah satunya adalah kondisi tapak. Untuk mendukung
perancangan tapak haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Kedekatan dengan fasilitas lainnya.


2. Kedekatan dengan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.
3. Kemudahan potensi memunculkan karakter bangunan.

Semua syarat-syarat yang tersebut di atas nantinya akan menjadi


pertimbangan dalam perancangan untuk kemudian dicari alternatif-alternatif
perancangan yang sesuai dengan kondisi eksisting tapak melalui analisis tapak. Di
antara analisis tapak meliputi analisis terhadap pencapaian, sirkulasi, pergerakan
matahari, arah angin, kebisingan dan view.

Dalam Perencanaan Tapak perlu adanya Analisa. Analisa tersebut berupa


Analisis dan Konsep Pencapaian, Analisis Site Terpilih, Analisis dan Konsep View,
Analisis dan Konsep Orientasi Bangunan, Analisis dan Konsep Klimatologi,
Analisis dan Konsep Topologi, dan Analisis dan Konsep Zonasi. Analisa tersebut
menghasilkan sebuah penilaian tapak. Pertimbangan – pertimbangan tersebut
mampu menentukan kebutuhan untuk spekulasi dalam memilih tapak yang sesuai
dengan kondisi lingkungan yang ada.

analisis yang dilakukan dalam melakukan perencanaan tapak,

a) Analisis lingkungan,
b) Analisis topografi,
c) Analisis kebisingan,
d) Analisis aksesibiltas,
e) Analisis lintasan matahari dan angin,
f) Analisis drainase,
g) Analisis view,
h) Analisis vegetasi.

 PERANCANGAN TAPAK
1. Pengaruh lingkungan sekitar terhadap tapak dan pengaruh bangunan yang
dirancang terhadap lingkungan.

- Memiliki akses yang baik terhadap lalu-lintas dan sirkulasi utama kota,
sehingga pencapaian masyarakat pada tapak mudah.

- Berada pada daerah pengembangan yang Tata Guna Lahannya memang


diperuntukkan untuk sarana perdagangan dan fasilitas umum.

- Dengan fungsi bangunan yang cukup unik dan merupakan simbol


perdagangan surat berharga seperti Gedung Bursa Efek, harus berada pada
tapak yang memiliki nilai yang tinggi dan cukup bergengsi. Tanpa
memperhitungkan harga tanah, karena income dari kegiatan pasar modal
sangat memadai untuk itu. Tapak harus berada pada kawasan yang cukup
dikenal oleh masyarakat, baik dari dalam kota maupun luar kota.

2. Pencapaian tapak

Pencapaian tapak dari luar dapat di capai dari dua akses jalan raya.
Pemikiran akan pencapaian tapak sengaja di bagi menjadi dua dengan
memperhatikan akan kebutuhan parkir dan pencapaian ke dalam bangunan.
Pencapaian dari akses utamalebih di tujukkan kepada masyarakat umum
yang berkepentingan di area ini hanya untuk jangka waktuyang tidak terlalu
lama, sedangkan akses masuk dari jalan masuk samping (side enterance)
lebih ditujukkan kepada pengelola atau pengunjung tetap untuk
memudahkan pencapaian ke fasilitas-fasilitas bangunan. Jalan masuk servis
di capai dari jalan masuk utama, akan tetapi pencapaiannya kearah servis
memiliki jalan tersendiri yang sama dengan jalan dari para pengelola dan
karyawan fasilitas pusat fotografi ini. Jalan masuk untuk mobil pemadam
kebakaran juga di asumsikan dapat melalui jalan yang sama.

3. Sirkulasi dalam Tapak


Sirkulasi adalah prasarana penghubung vital yang menghubungkan berbagai
kegiatan dan penggunaan dalam sebuah tapak. Sirkulasi dapat juga
digambarkan sebagai satu-satunya cara seseorang untuk bisa mengalami
sepenuhnya tapak dalam tiga dimensi. Pengalaman berbeda-beda saat
menelusuri sebuah tapak, dapat diciptakan melalui perubahan-perubahan
dalam sistem sirkulasinya.
Sistem sirkulasi menggambarkan seluruh pola-pola pergerakan kendaraan,
barang, dan pejalan kaki di dalam dan keluar-masuk tapak. Selain itu, sistem
sirkulasi dalam tapak juga menghubungkan tapak tersebut dengan jaringan
sistem sirkulasi di luar tapak.
4. Karakteristik Tapak

Faktor pertama yang di analisis adalah:

a) Banjir

Sehubungan dengan kenyamanan dan keamanan bangunan. Apabila tapak


terletak pada Kawasan banjir, harus di cermati terlebih dahulu apakah di
mungkinkan adanya peninggian permukaan tanah. Apabila tidak dimungkinkan
dan tetap harus di bangun di kawasan banjir kita tidak perlu malu untuk meniru
kearifan nenek moyang kita membangun dengan sistem rumah panggung. Kalau
tidak kita mengetahui resiko yang memang harus di tanggung dan harus siap
menghadapi banjir yang masuk ke dalam bangunan tiaptahun pada musim
penghujan.

b) Longsor

Untuk kota yang topografinya berbukit, bahaya tanah longsor sangat perlu di
waspadai. Sehingga untuk membangun di tepi jurang yang terjal harus
menggunakan studi kelayakan/perhitungan geostruktur dan penelitian kondisi
geologi tanah secara mendalam. Karena sering terjadi talud bangunan mewah
longsor dengan mengakibatkan korban jiwa. Sebagai salah satu contoh: timbunan
sampah di bandung yang longsor, mengakibatkan banyak penghuni rumah
meninggal akibat timbunan sampah.

c) Gempa

Seperti kita ketahui Indonesia terletak di daerah yang rawan gempa,


sehingga untuk jaminan, keamanan,struktur bangunan harus di perhitungkan dapat
bertahan menghadapi gempa sampai lebih dari 9 skalarichter. Berdasarkan
pengamatan penulis saat bertugas sebagai team revikasi cetak Biru NAD SUMUD
diBanda aceh banyak bangunan bertingkat roboh karena di guncang gempa 9 skala
richter. Hal itu dapatsebagai pelajaran bagi kita semua dalam perencanaan
bangunan bertingkat.

Anda mungkin juga menyukai