Selain itu juga untuk membangun suatu lembaga pelatihan, lokasi yang
akan ditetapkan harus memenuhi persyaratan dan telah di atur dalam standar
minimum BLK, yang berkaitan dengan :
a) Topografi
b) Drainase
c) Sumber air
d) Pembuangan limbah
e) Transportasi
f) Planologi
g) Kemungkinan untuk pengembangan
c. Kebisingan
Kebisingan di sekitar tapak disebabkan oleh beberapa faktor, seperti
kebisingan akibat kendaraan bermotor dan kebisingan akibat aktivitas di
sekitar tapak. Kebisingan diatasi dengan mempertimbangkan :
1) Arah datangnya kebisingan.
2) Tinggi rendahnya tingkat kebisingan.
3) kegiatan yang membutuhkan tingkat kebisingan tertentu dipisahkan
menurut tingkat kebisingan polusi dan kegiatan.
4) Menggunakan bahan dan material yang dapat menyerap bunyi pada
ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan.
5) Menempatkan ruang-ruang yang membutuhkan suasana tenang
jauh dari sumber kebisingan.
6) Membuat Penyangga disekitar tapak guna meredam kebisingan
disekitar tapak seperti vegetasi tanaman sebagai elemen.
d. View
View merupakan arah pandang yang baik dari dalam dan ke luar tapak.
Untuk mendapatkan view yang baik perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1) Pemandangan (view) dari tapak ke luar meliputi :
a) Posisi pada tapak dimana pemandangan tidak terhalangi
b) Bentuk pemandangan positif ataukah negative
c) Sudut dalam tapak yang paling baik dan dimana pemandangan
tersebut dapat terhalang
d) Kemungkinan kesinambungan pemandangan untuk jangka panjang
2) Pemandangan (view) dari luar ke arah tapak meliputi:
a) Sudut di bagian mana pada tapak yang akan terlihat untuk pertama
kali
b) Pemandangan pada tapak yang paling dramatik dari lahan.
c) Pemandangan terbaik dari tapak dan daerah-daerah yang dapat
dilihat.
b) Sirkulasi Kendaraan
Dasar pertimbangan pada pendekatan arus sirkulasi kendaraan adalah :
(1) Adanya kejelasan arah dalam pola jalan agar tidak
membingungkan.
(2) Kemudahan dalam pencapaian dari fasilitas-fasilitas yang ada.
(3) Kelancaran sirkulasi dengan memisahkan jalan masuk dan
keluar kendaraan.
(4) Dapat dengan mudah meninggalkan kendaraan maupun kembali ke
kendaraan setelah parkir.
(5) Tidak mengganggu sirkulasi pejalan kaki.
c) Sirkulasi Servis
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pendekatan sirkulasi servis
adalah :
(1) Kelancaran arus keluar masuk barang
(2) Posisi area bongkar muat yang strategis
(3) Bila memungkinkan dibuat terpisah dari jalur pengunjung
Ruang luar juga bisa dikategorikan sesuai dengan fungsinya. Berikut adalah
jenis ruang luar berdasarkan fungsinya :
a) Fungsional
Ruang Luar Fungsional merupakan ruang luar yang sebgaja dibentuk
dengan adanya fungsi/guna untuk melakukan kegiatan tertentu. Fungsi/guna
tersebut misalnya sebagai ruang aktif seperti tempat untuk bermain dan olah
raga, tempat peralihan kegiatan atau menunggu, sarana penghubung antar
bangunan, sebagai pembatas antar bangunan, atau sebagai pengatur jarak
antar bangunan
b) Ekologis
Ruang luar ekologis artinya ruang luar dibentuk dengan
pertimbangan fungsi ekologisnya. Fungsi ini terkait dengan pelestarian
lingkungan dan pemeliharaan alam yang dimulai dari skala kecil yaitu
bangunan. Fungsi tersebut misalnya seperti sumber penyegaran udara
(menyerap CO2 dan menghasilkan O2), sebagai penyerap dan pengendali air
hujan dan banjir, sebagai pengendali ekosistem tertentu, atau sebagai
pelunak/pelembut massa bangunan.
1) Bentuk Space
2) Bentuk Grid
3) Bentuk Linear
1) Organisasi Terpusat
Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang
terdiri dari sejumlah ruang sekunder, yang dikelompokan mengelilingi
sebuah ruang terposat dominan.
2) Linear
Organisasi linear pada dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang
ruang itu dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lainya atau
dihubungkan melalui ruang linear yang berbeda dan terpisah.
3) Radial
Sebuah ruang terpusat yang menjadi terlihat seperti organisasi-
organisasi ruang linear yang memanjang dengan cara radial. Ruang radial
dapat berbeda satu sama lain tergantung dari kebutuhan dan fungsi.
4) Organisasi Ruang Mengelompok
Ruang-ruang dikelompokan berdasarkan adanya hubungan atau
sama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual, serta sumbu dapat
membantu organisasi ruang ini.
5) Grid
Organisasi grid terdari dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana
posisinya dalam ruang dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau
bidang grid tiga dimensi. Dalam daerah grid ini, ruang-ruang dapat
terbentuk sebagai pengulangan modul grid
1) Estetika
Hal sederhana dari fungsi warna dalam suatu ruangan adalah
memberikan nilai estetika, keindahan, serta menghilangkan kesan kusam
dan tidak terawat. Suatu ruangan yang didesain dengan menggunakan
warna-warna tertentu, akan terlihat jauh lebih indah daripada sebuah
ruangan yang tidak dicat.
2) Manipulasi
Mengaplikasikan cat warna yang tepat pada interior hunian
merupakan salah satu cara untuk manipulasi ruangan. Manipulasi yang
dimaksud adalah kesan yang dihadirkan dari warna yang diterapkan pada
ruangan. Penggunaan warna tertentu seperti putih merupakan jurus ampuh
untuk menciptakan kesan luas dan lapang dalam sebuah ruangan sempit.
3) Psikologis
Setiap warna juga memiliki potensi yang memberikan efek positif
serta negatif pada seseorang. Penggunaan warna berkaitan dengan kondisi
psikologis seseorang yang akan memengaruhi tubuh, pikiran, emosi dan
keseimbangan ketiganya pada diri manusia.
b. Sirkulasi Vertikal
Sistem sirkulasi vertikal digunakan untuk keperluan pengelola,
pengunjung maupun servis untuk mengangkut suatu benda dari bawah ke atas
ataupun sebaliknya. Ada berbagai macam tipe transportasi vertikal diantaranya
lift, escalator, tangga, dan ramp. Adapun Sistem sirkulasi Veritikal yang mungkin
digunakan pada bangunan Balai Latihan Kerja (BLK), Kabupaten Muna adalah
sebagai berikut.
1) Tangga
Merupakan salah satu jalur penghubung atau vertikal line dari suatu
bangunan berlantai banyak. Penggunaan tangga sebagai jalur penghubung
lntai tangga ke lantai dianggap efektif tidak lebih dari 3 lantai.
2) Ramp
Ramp adalah bidang miring yang dipasang sebagai pengganti tangga.
Landau memungkinkan pengguna kursi roda, serta orang-orang yang
mendorong kereta bayi atau benda berda lain agar pengguna benda beroda
lebih mudah untuk terakses kedalam kedalam sebuah bangunan.
Ramp untuk pengunaan dalam gedung paling besar harus memiliki
kelandain 6° , atau perbandingan antara tinngi dan kemiringan 1:10,
sedangkan untuk penggunaan luar bangunan paling besar memiliki
kelandain 5° atau perbandingan anatara tinggi dan kemiringan 1:12
Gambar IV.19. Detail Ram
Sumber: Permen PUPR No. 14 Tahun 2017
b. Sistem Penghawaan
Penghawaan pada bangunan didasari atas pertimbangan :
a) Angka kelembahan udara berada diatas kelembaban yang sehat
dan nyaman
b) Adanya ruang-ruang khusus yang membutuhkan kontinuitas
kondisi dan kontinuitas komposisi udara pada kadar tertentu
c) Adanya ruang-ruang yang tidak memungkinkan ventilasi secara
alamiah.
Pendekatan untuk sistem penghawaan terdiri dari 2 jenis antara lain :
1) Penghawaan Alami
Kriteria
b. Tampilan Bangunan
Tampilan bangunan merupakan faktor yang sangat menetukan
keberhasilan suatu perencanaan, terutama bagi bangunan yang bersifat formal.
Dalam hal ini, penampilan luar bangunan maupun tata ruang dalam bangunan,
adapun faktor faktor yang mempengaruhi pendekatan penampilan bangunan yaitu
sebagai berikut
1) Tuntutan fungsi dari unit-unit kegiatan bangunan
2) Karakter filosofi bangunan yang menuntut penampilan bangunan dan
kenyamanan, dimana penataan bentuk bangunan sangat berpengaruh
3) Keserasian serta proporsi bangunan terhadap lingkungan di sekitarnya
4) Efektifitas dan efesiensi dalam pengunaan ruang
Adapun sistem struktur dan konstruksi pada bangunan antara lain sebagai
berikut:
a. Sistem Modul Pada Bangunan
Pemilihan modul harus memenuhi syarat perancangan struktur, efisiensi,
efektifitas, fungsi dan sifat bangunan, fleksibel serta tetap mempertahankan
estetika.
1) Modul Dasar
Modul yang digunakan didasarkan pada ukuran tubuh manusia dari
area gerak tubuh. Untuk mendapatkan besarnya terlebih dahulu diketahui unit
dasar (unit terkecil), kemudian ditetapkan dimensinya yang dapat diwakili.
2) Modul Fungsi
Modul ruang yang didasarkan pada fungsi ruang yang direncanakan
terlebih dahulu diketahui unit fungsi lalu ditetapkan dimensi yang mewakili.
Dari unit terkecil angka 30 cm merupakan kelipatan terkecil yang dapat
menjadi interval dari besaran 60 cm, 90 cm, dan 120 cm.
3) Modul Meterial
Modul Material merupakan metoda pelaksanaan pembangunan
dengan memanfaatkan ukuran material atau komponen fabrikasi, yang dibuat
di luar lokasi proyek atau di dalam lokasi proyek namun perlu disatukan lebih
dahulu antar komponennya (erection) ditempat yang seharusnya/posisi dari
komponen tersebut. Modul material yang digunakan dapat diambil dari
kelipatan modul fungsi yaitu, 30 cm, 60 cm, 90 cm, 120 cm.
4) Modul Struktur
Pemilihan modul struktur didasarkan atas pertimbangan :
a) Dimensi dasar gerak manusia
b) Dimensi peralatan operasional
c) Standar efisiensi gerak
d) Dimensi bahan bangunan dan perlengkapan lainnya
e) Efektifitas bentangan struktur.
Gambar IV.23. Bentuk Modul Bangunan
Sumber: DK. Ching, 2000
b. Sub Struktur
Sistem sub struktur adalah struktur pendukung bawah yang berfungsi
meneruskan beban bangunan kedalam tanah.. Pertimbangan pemakaian sub
struktur adalah :
a) Mampu mendukung beban setiap struktur
b) Mampu menetralisir beban eksternal
c) Kekuatan daya dukung tanah pada tapak
d) Pada tahap pelaksanaan tidak mengganggu bangunan disekitarnya
3) Sistem Gantung
Menggunakan bahan secara efesien dengan penggantung sebagai
pengganti kolom untuk memikul beban lantai.
d. Upper Struktur
Sistem upper struktur merupakan struktur penutup atas bangunan dengan
fungsi utama melindungi gedung dan penghuninya secara fisik dan metafisik.
Adapun dasar pertimbangan pemilihan upper struktur adalah sebagai berikut
a) Faktor iklim dan cuaca
b) Bahan vertikal termasuk beban angina dan gempa
c) Beban horizontal termasuk beban angina dan gempa
d) Pertimbangan ekonomis, mudah dalam pelaksanaandan perawatan
e) Fungsi bangunan
f) Bentuk dan tampilan bangunan
Terdapat beberapa jenis upper struktur yang dapat digunakan dalam
perencanaan Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Muna :
1) Beton
a) Tahan terhadap udara yang lembab mengandung kadar garam
yang tinggi
b) Titik lebur pada suhu yang tinggi
c) Tidak memerlukan perlakuan khusus dalam perawatan dan
pemakaian
d) Cukup fleksibel
e) Waktu pekerjaan cukup lama
f) Kualitas bahan tidak selalu homogeny
g) Memerlukan perhitungan yang cukup cermat dalam menentukan
besar kolom balok
2) Baja
a) Struktur menjadi ringan
b) Mudah dan cepat dalam pemasangan
c) Fleksibel (dapat ditambah/dipotong untuk memenuhi tuntutan
yang diperlukan)
d) Titik leleh yang rendah untuk menahan suhu yang tinggi sehingga
harus di treatment khusus yang dilapisi bahan asbes atau beton
3) Kaca
a) Mempunyai beban yang relative berat
b) Mempunyai daya tahan yang cukup lama dan membutuhkan
perawatan yan cukup
c) Mempunyai sifat akustik yang memantulkan suara
d) Mempunyai daya tahan terhadap api, menyerap panas serta tahan
terhadap air
4) Logam
a) Mempunyai beban yang relatif ringan
b) Mempunyai daya tahan yang cukup lama
c) Mempunyai daya tahan yang kurang baik terhadap api
a. Instalasi Listrik
Kebutuhan listrik dibutuhkan sebagai sumber tenaga untuk pencahayaan
dan penghawaan buatan serta peralatan elektronik lainya. Untuk itu ada
beberapa dasar pertimbangan yang harus diperhatikan antara lain :
1) Keteraturan jaringan listrik yang masuk ke dalam tapak
2) Daya listrik yang dibutuhkan sesuai dengan peralatan yang digunakan
3) Sumber yang digunakan baik sumber listrik PLN atau Generator Set
(genset)
Sistem distribusi jaringan elektrikal perlu diperhatikan agar tidak
menggangu visual dan keamanan kegiatan. Perletakan ruang genset dan power
suplay perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan kebisingan.
Pompa Air
Penerangan
Panel Panel Penghawaan
ATS Utama Cabang Tata Suara
Transportasi dalam
Bangunan
DLL
GENSE
T
d. Sistem Komunikasi
Untuk menunjang kelancaran kegiatan di dalam bangunan bagi pengguna
bangunan guna melakukan hubungan dengan orang atau instansi yang diingikan,
maka diperlukan sarana komunikasi baik yang berfungsi untuk bangunan
sendiri, lokal, maupun internasional Alat-alat komunikasi yang digunakan
adalah ;
(1) Intercom untuk hubungan antar ruang didalam bangunan
(2) Telepon sistem sambungan langsung atau PABX (Privat Automatic
Branch Exchange) Untuk hubungan keluar bangunan tanpa operator
(3) PMBX (Privat Manual Branch Exchange), mirip PABX tetapi melalui
operator
(4) Facsimile, untuk menyampaikan data secara tertulis, dalam maupun luar
negeri
(5) LAN dan Wireless, dengan sistem komunikasi internet dengan dan tanpa
kabel
c) Koridor
Lebar minimal koridor yaitu 120 m
2) Pencegahan Aktif
a) Fire Alarm System
Alat untuk mendeteksi sedini mungkin adanya bahaya kebakaran
secara otomatis, yaitu head detectore dan fire detector. Dapat
melayani area pelayanan seluas 90 m²/lantai
b) Splinker
Alat ini dapat bekerja otomatis bila suhu ruangan mencapai titik
tertentu. Luas area yang dapat dilayani 25 m². Jarak antara slinker 9
m. media pemadaman dapat berupa air, gas, atau busa khusus
c) Fire hydrant System
Melayani area 800 m² dengan jarak maksimal 30 m. Hydran dalam
bangunan mendapatkanair dari reservoir bawah dengan pompa
bertekanan tinggi, sedang pilar hydran di luar bangunan disambung
langsung dengan jaringan PDAM.
d) Pemadamn api dengan kabut dan bahan kimia
Untuk mennghindari kerusakan barang-barang elektronik, maka
perlu digunakan pemadaman kebakaran dengan kabut dan bahan
kimia meliputi :
- Kabut dihasilkan dengan sistem penyemrotan berputar
- Bahan busa karbon
- Karbondioksida (CO₂) meredam api dengan mengantikan
oksigen (O₂)
- Bahan kimia kering, dalam keadaan panas serbuk ini berubah
menjadi gas
- Area pelayanan 200-250 m² dengan jarak antar alat 20-25 m
dan diletakan pada tempat yang mudah dicapai.
e) Smoke Detector
Mencegah merambatnya asap dan api dengan cepat, maka perlu
diatasi dengan :
- Pendeteksian api dan asap sedini mungkin
- Mengelurkan asap tempat kebakaran
- Penanggulangan api dengan splinker, fire hydran, dan bahan
kimia portable
Gambar IV.33. Sistem Peringatan kebakaran
Sumber: Permen PUPR No. 14 Tahun 2017
3) Sistem Preventor
Sistem ini menggunakan zat radio aktif pada terminal udara.
Preventor yang dipasang pada antenna dengan bahan radio aktif berfungsi
mengionisasikan udara terkonditifikasi dengan baik tanpa menerima arus +
dari bumi, sehingga dengan keadaan demikian hanya dibutuhkan satu
konduktor pertanahan yang berfungsi mengalihkan arus petir ke dalam
tanah. Jangkauan preventor tergantung dari bahan radioaktif, dimana garis
kerjanya berbentuk setengah linkaran. Syarat-syarat penggunaan sistem
preventor adalah :
a) Sistem kerja identic dengan sistem tongkat franklin
b) Tiap-tiap preventor hanya membutuhkan 1 konduktor
pertanahan