Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN PERENCANAAN RUSUNAWA POLRES MUSI RAWAS


UTARA

1. PENDAHULUAN UMUM

a. Setiap pembangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga


mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, ramah lingkungan dan dapat
sebagai teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur
di Indonesia.
b. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik- baiknya,
sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya, dan
kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.
c. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung negara perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan yang
memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
d. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan periu disiapkan secara matang
sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya perencanaan yang sesuai dengan
kepentingan kegiatan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari penyusunan KAK ini adalah sebagai berikut:

a. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi konsultan perencana yang
memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan
serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.
b. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

3. SASARAN

Sasaran dari kegiatan Pekerjaan Perencanaan Rusunawa Polres Musi Rawas Utara yaitu
tersusunnya dokumen Detail Engineering Design (DED) beserta detail komponen pendukungnya
berupa Gambar Rencana (Arsitektur, Struktur dan MEP), Rencana Anggaran Biaya (RAB),
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK)

Pengguna Jasa adalah : Kepolisian Negara Republik Indonesia Rolog Polda Sumsel

Alamat : Jl. Jend. Sudirman Km. 4,5


5. SUMBER PENDANAAN

Untuk Pekerjaan Perencanaan Rusunawa Polres Musi Rawas Utara digunakan dana dari
APBN Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp.1.314.124.000,-(Satu Milyar Tiga Ratus Empat
Belas Juta Seratus Dua Puluh Empat Ribu Rupiah).

6. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG

a. Lingkup Kegiatan;

Lingkup kegiatan meliputi Perencanaan Perencanaan Rusunawa Polres Musi Rawas Utara.

b. Lokasi Kegiatan;

Lokasi kegiatan perencanaan berada di Kab. Musi Rawas Utara

c. Data Lokasi;

1) Untuk melaksanakan tugasnya konsultan Perencana harus mencari informasi yang


dibutuhkankan selain dari informasi yang diberikan oleh Kepala Satuan Kerja termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja ini.

2) Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam


pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Kepala Satuan Kerja, maupun yang dicari
sendiri. Kesalahan kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi
menjadi tanggung jawab konsuitan Perencanan rehab gedung kantor

3) Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan
diantaranya mengenai hal-hal sebagaí berikut:
a) Informasi tentang lahan, meliputi :
 kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi,
 kondisi tanah (hasil soil test),
 keadaan air tanah,
 peruntukan tanah,
 koefisien dasar bangunan,
 koefisien lantai bangunan,
 perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.
b) Pemakai bangunan:
 Struktur organisasi,
 jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk tahun
mendatang (umumnya 5 tahun),
 kegiatan utama, penunjang dan pelengkap,
 perlengkapan / peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
c) Kebutuhan bangunan:
 program ruang,
 keinginan tentang organisasi / pemanfaatan ruang.
d) Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.
e) Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/ bangunan.
f) Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti:
 Air bersih :
o kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang),
o sumber air, jaringan dan kapasitasnya.
 Air hujan dan air buangan;
o letak saluran kota,
o cara pembuangan keluar tapak.
 Air kotor dan sampah.
o Letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
o Cara pembuangan keluar dari TPS
 Tata Udara/A.C. (bila dipersyaratkan)
o beban (Ton ref),
o pembagian beban,
o sistem yang diinginkan.
 Transportasi vertikal dalam bangunan (bila dipersyaratkan);
o type dan kapasitas yang akan dipilih,
o intervall dan waktu tunggu (Waifing Time),
o penggunaan escalator dan conveyor.
 Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan) :
o detector (jenis, type),
o fire alam (jenis),
o peralatan permadam kebakaran (jenis, kemampuan).
i) Pengaman dari bahaya pencurian dan perusakan (bila dipersyaratkan)
 alam (jenis, type),
 sistim yang dipilih.
j) Jaringan listrik :
 kebutuhan daya,
 sumber daya dan spesifikasinya,
 cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).
k) Jaringan komunikasi (telepon, telex, radio, intercom);
 kebutuhan titik pembicaraan,
 sistim yang dipilih.
l) Dan lain-lain sesuai keperluannya.
4) Program alih teknologi.
5) Staf/ tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
6) Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang
bertindak sebagai Tim Teknis untuk pengawas, pendamping dalam pelaksanaan pekerjaan
ini.
7. LINGKUP PEKERJAAN

7.1 LINGKUP TUGAS

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencana adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 22/PRT/M/2018 yang dapat meliputi tugas-tugas
perencanaan lingkungan, siteltapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung negara
yang terdiri dari:

A. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan infommasi lapangan (termasuk


penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan
konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan daerah/ perijinan
bangunan.
B. Penyusunan Prarencana seperti rencana tapak, pra-rencana bangunan termasuk program
dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus penjinan sampai mendapatkan
keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan IMB
pendahuluan dari Pemerintah Daerah Setempat.
C. Penyusunan Pengembangan Rencana, antara lain membuat:
1) Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi atau studi maket yang mudah
dimengerti oleh pemberi tugas.
2) Perhitungan struktur harus ditandatangani oleh Tenaga Ahli yang mempunyai ljin
Sertifikat.
3) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
4) Rencana utilitas, dan Tata Hijau/llandscape beserta uraian konsep dan perhitungannya.
5) Perkiraan biaya.
D. Penyusunan Rencana Detail antara lain membuat:
1) Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan
gambar rencana yang telah disetujui.
2) Semua gambar arsitektur, struktur, dan utilitas harus ditanda tangani oleh Penanggung
Jawab Perusahaan dan Tenaga Ahli yang mempunyai ljin Sertifikat.
3) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
4) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi
(E.E.).
5) Laporan akhir perencanan.
E. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Kepala Satuan Kerja di dalam
menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan menyusun program dan
pelaksanaan pelelangan.
F. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun berita
acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan,
dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
G. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan
satuan kerja seperti :
1) Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
2) Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi.
3) Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan bahan.
4) Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

H. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya termasuk


petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.

7. 2 TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN

A. Konsultan Perencanaan bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang
berlaku dilandasi Permen PU 22/PRT/M/2018 Tentang Jasa Konstruksi UU Nomor 2
Tahun 2017.
B. Secara Umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
1) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil
karya perencanaan yang berlaku mekanisme pertanggungan sesuai dengan ketentuan
undang-undangan yang berlaku.
2) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan
yang telah diberikan oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi
pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan
diwujudkan.
3) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar,
dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada
umumnya dan khusus untuk bangunan gedung negara.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan perencanaan selama 1,5 (satu setengah) bulan atau 45 (empat puluh
lima) hari kalender, terhitung sejak terbit SPMK.

9. TENAGA AHLI

Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Pihak Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga-
tenaga ahli dalam suatu struktur organisasi Konsultan Perencana untuk menjalankan
kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum dalam KAK ini yang bersetifikat dan
disetujui oleh PEMBERI TUGAS. Struktur Organisasi serta daftar tenaga ahli beserta
kualifikasinya, minimal sebagai berikut:

PENGALA
JML
NO JABATAN KEAHLIAN KUALIFIKASI MAN
ORANG
MINIMAL

A TENAGA AHLI
Sipil/SKA Utama
1. Team leader Gedung + SKA 1 S-1 Sipil 10 tahun
Utama MK
Sipil/SKA Madya
2. Tenaga Ahli Struktur 1 S-1 Sipil 7.tahun
Gedung
Arsitektur/SKA
3. Tenaga Ahli Arsitektur 1 S-1 Arsitektur 7.tahun
Madya Arsitektur
Sipil/SKA Madya
4. Tenaga Ahli K3 1 S-1 Sipil 7.tahun
K3
Elektro/SKA
5. Tenaga Ahli Elektrikal 1 S-1 Elektro 7.tahun
Madya Elektrikal
Sipil/SKA Madya
Tenaga Ahli Cost
6. Gedung atau 1 S-1 Sipil 7.tahun
Estimator
SKA Madya MK
B ASISTEN TENAGA AHLI

Sipil/SKA Madya
1. BIM Engineer Struktur 1 S-1 Sipil 5 tahun
Gedung
BIM Engineer Arsitektur/SKA
2. 1 S-1 Arsitektur 5 tahun
Arsitektur Madya Arsitektur
BIM Engineer Elektro/SKA
3. 1 S-1 Elektro 5 tahun
Mekanikal Elektrikal Madya Elektrikal
Sipil/SKA Madya
4. Asisten Ahli Struktur 2 S-1 Sipil 5 tahun
Gedung
Arsitektur/SKA
5. Asisten Ahli Arsitektur 1 S-1 Arsitektur 5 tahun
Madya Arsitektur
Elektro/SKA
6. Asisten Ahli Elektrikal 1 S-1 Elektro 5 tahun
Madya Elektrikal
Sipil/SKA Madya
Asisten Ahli Cost
7. Gedung atau 2 S-1 Sipil 5 tahun
Estimator
SKA Madya MK
B TENAGA PENUNJANG

1. Sekretaris 1 SMA 1 tahun

2. Operator Komputer 1 SMA 1 tahun

D3 Sipil/S1
3. Drafman CAD 4 Sipil/S1 3 tahun
Arsitektur
D3 Sipil/S1
4. Surveyor 6 3 tahun
Sipil
10. KELUARAN

10.1 TAHAPAN PERENCANAAN

Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini
adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi:

a. Tahap Konsep Perencanaan


i. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi
tim perencana, metode pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu perencanaan.
ii. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang,
dll.
iii. Laporan data dan Informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah sederhana,
keterangan rencana kota, dll.

b. Tahap Pra – Rencana Teknis


i. Gambar-gambar rencana Tapak.
ii. Gambar-Gambar pra-rencana bangunan.
iii. Perkiraan biaya pembangunan.
iv. Laporan Perencanaan.
v. Hasil konsultasi rencana dengan Pemerintah Daerah setempat.
vi. Garis Besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

c. Tahap Pengembangan Rencana


i. Rencana arsitektur, besertauraian konsep dan visualisasi dwimatra dan trimatra bila
diperlukan;
ii. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
iii. Garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications);
iv. Perkiraan biaya.

d. Tahap Rencana Detail


i.Membuat gambar-gambar detail,
ii.Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS),
iii.Rincian bolume pelaksanaan pekerjaan (BQ),
iv. Rencana anggaran biaya pekerjaan kontruksi (RAB) berdasarkan Analisa Biaya
Kontruksi –SNI,
v. Dan menyusun laporan perencanaan; struktur, utilitas, lengkap dengan perhitungan-
perhitungan yang bisa dipertanggung jawabkan.

e. Tahap Pelelangan (Dokumen Perencanaan Teknis)


i. Gambar Rencana beserta detail pelaksanaan; arsitektur, struktur, mekanikal dan
elektrikal, pertamanan, tata ruang.
ii. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
iii. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
iv. Rincian Volume pekerjaan/ Bill of Quantity (BoQ)
10.2 KRITERIA

A. Kriteria Umum

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK
harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas
bangunan, yaitu:

1) Persyaratan Peruntukan dan Intensitas:


a. Menjamin bangunan gedung yang dirabe berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan di Daerah yang bersangkutan;
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya,
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat, dan lingkungan.

2) Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan


a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan, dan budaya daerah, sehingga seimbang, serasi
dan selaras dengan lingkungannya (fisik, Sosial dan budaya)
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan
keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
c. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan.

3) Persyaratan struktur bangunan


a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia (gempa, dll);
b. Menjamin keselamatan manusia kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan
oleh kegagalan struktur bangunan;
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakanbenda yang disebabkan
oleh perilaku struktur;
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan struktur.
4) Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran
a. Menjamin terwujudnya sistem proteksi pasif dan aktif pada bangunan gedung.
b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia.
c. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang direhab sedemikian rupa sehingga
mampu secara struktural stabil selama kebakaran, sehingga:
i. Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman;
ii. Cukup waktu dan mudah bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk
memadamkan api;
iii.Dapat menghindari kerusakan dari properti lainnya.

5) Persyaratan Sarana pintu Masuk dan Keluar gedung


Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman dan
nyaman kedalam bangunan dan fasilitas serta layanan didalamnya,
6) Persyaratan Transportasi dalam Gedung
a. Menjamin tersedianya aksebilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk bangunan
fasilitas umum dan sosial (ruangan tidak mempersulit bagi penyandang disabilitas)
7) Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda arah Keluar, dan Sistem peringatan Bahaya:
a. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam bangunan gedung
apabila terjadi keadaan darurat.
b. Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman, apabila terjadi
keadaan darurat.
8) Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi :
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya satuan kerja di dalam bangunan gedung seusai dengan fungsinya,
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat
petir,
c. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya satuan kerja di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
9) Persyaratan Sanitasi Bangunan dan Lingkungan
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang pada bangunan
gedung dan lingkungan sesuai dengan fungsinya,
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi
penghuni bangunan dan lingkungan,
c. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik

10) Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara


a. Menajmin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik.
11) Persyaratan Pencahayaan
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya satuan kerja dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya,
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik.
12) Persyaratan Kebisingan dan Getaran
a. Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran yang
tidak diinginkan,

B. Kriteria Khusus
Kriteria khusus yang dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan, segi
teknis lainnya, misalnya:
1) Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada,
2) Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkngan yang ada di sekitar,
3) Solusi dan batasan-batasan kontesktual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografi
klimatologi dan lain-lain.

10.3 AZAS-AZAS

Selain dari Kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:

A. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
B. Kreatifitas desain hendaknya tidak tertekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan
material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi
sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
C. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan
bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
D. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
E. Banguan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi
acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

10.4 PROSES PERENCANAAN

A. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, konsultan


perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengelola Kegiatan.
B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus
dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan KAK ini
C. Dalam Pelaksanaan Tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan yang mengikat

10.5 PROGRAM KERJA

A. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi:


1. Jadwal kegiatan secara detail
2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan Keahliannya). Tenaga-tenaga yang diusulkan
oleh konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja.
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Kepala Satuan Kerja,
setelah sebelumnya dipresentasikan oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan pendapat
teknis dari Pengelola Teknis Kegiatan.
C. Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan dalam:
1) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tanggal 1 Desember
2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
2) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 22/PRT/M/2018 Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
3) Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang terkait.
4) Peraturan daerah setempat tentang Bangunan Gedung.

11. KUALIFIKASI PENYEDIA JASA

Memiliki Sertifikat Badan Usaha RE 102 (Jasa Desain Reakayasa untuk Kontruksi Pondasi Serta
Struktur Bangunan).

12. PELAPORAN

Konsultan perencana wajib melakukan pelaporan produk perencanaan yang terdiri dari:

1) Detail Engineering Design (DED) / Gambar Rencana


2) Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
3) Rencana Anggaran Biaya (RAB)
4) Soft Copy

13. PENUTUP

A. Setelah Kerangka Acuan kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa
semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang dibutuhkan.
B. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, kosultan agar segera menyusun program kerja untuk
dibahas dengan Kepala Satuan Kerja.

Palembang, Februari 2022

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

TTD

Anda mungkin juga menyukai