Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERENCANAAN

PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PERSEMAIAN MODERN


LABUAN BAJO, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
TAHUN ANGGARAN 2020

I. PENDAHULUAN
A. Umum
1. Setiap Bangunan Gedung Negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu
memenuhi secara optimal fungsi bangunannya dan dapat sebagai teladan bagi lingkungannya, serta
berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
2. Setiap Bangunan Gedung Negara harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya, sehingga
dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi
Bangunan Gedung Negara.
3. Pemberi Jasa Perencana untuk Bangunan Gedung Negara perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan Karya Perencanaan Teknis Bangunan yang memadai dan
layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku profesional.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan secara matang sehingga
memang mampu mendorong perwujudan Karya Perencanaan yang sesuai dengan kepentingan
kegiatan.

B. LATAR BELAKANG
Pekerjaan DED dimaksudkan untuk merencanakan pembangunan sarana prasarana persemaian modern
guna memproduksi bibit berkualitas dalam rangka mendukung rehabilitasi hutan dan lahan, sekaligus
pengembangan potensi wisata super prioritas Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa
Tenggara Timur.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


A. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang memuat ruang lingkup,
keluaran, sumber pendanaan, pelaporan, waktu pelaksanaan pekerjaan, kualifikasi tenaga ahli, besar perkiraan
pekerjaan dan biaya, serta analisis kebutuhan tenaga dalam rangka seleksi jasa konsultansi penyusunan DED
pembangunan Persemaian Modern yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diintepretasikan ke dalam
pelaksanaan tugas perencanaan.
B. Dengan KAK ini diharapkan Konsultan Perencana dapat mengikuti proses seleksi penyedia jasa konsultansi
pembuatan DED persemaian modern sesuai prosedur dan ketentuan, dan jika ditetapkan sebagai pelaksana
penyedia jasa dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
memadai sesuai KAK ini.

III. SASARAN
Kegiatan yang dilaksanakan adalah Perencanaan Pembangunan Persemaian Modern yang berlokasi di Satar-Kodi,
Nggrorang Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berada
dalam wilayah kerja BPDASHL Benain Noelmina..
IV. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Pengguna Jasa : Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL)
Nama PPK : Nikolas Nugroho S, S.Hut, MT
Alamat : Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lt. 13 Jl. Gatot Subroto-Senayan Jakarta

V. SUMBER PENDANAAN
A. BIAYA PERENCANAAN
1. Biaya untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan ini mengikuti pedoman dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara dengan ketentuan:
a. untuk pekerjaan standar berlaku biaya maksimum sesuai yang tercantum dalam tabel A s.d. table D,
dan dihitung dengan billing rate sesuai ketentuan yang berlaku.
b. bila terdapat pekerjaan non standar, maka dihitung secara orang-bulan dan biaya langsung yang
dapat diganti, sesuai dengan ketentuan billing rate yang berlaku.
c. pengaturan komponen pembiayaan pada butir a) dan b) di atas adalah dipisahkan antara
bangunan standar dan non standar, dan harus terbaca dalam suatu rekapitulasi akhir yang menyebut
angka dan huruf.
d. besarnya biaya konsultan perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti.
e. ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan perencanaan yang dibuat
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Konsultan Perencana.
2. Biaya pekerjaan konsultan perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual setelah
melalui tahapan proses pengadaan konsultan perencana sesuai peraturan yang berlaku, yang terdiri
dari:
a. honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang;
b. materi dan penggandaan laporan;
c. pembelian bahan dan ATK;
d. biaya penyelidikan tanah;
e. pembelian dan atau sewa peralatan;
f. sewa kendaraan;
g. biaya rapat-rapat;
h. perjalanan (lokal maupun luar kota);
i. jasa dan overhead perencanaan;
j. pajak dan iuran daerah lainnya;
3. Pembayaran biaya konsultan perencana didasarkan pada prestasi kemajuan pekerjaan perencanaan.

B. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan perencanaan dibebankan DIPA Satker Direktorat Jenderal
PDASHL BA 029 tahun 2020 No. DIPA 029.04.0 /2020 tanggal 12 November 2019 sebesar Rp.
740,941,000.00.,- (Tujuh Ratus Empat Puluh Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Satu Ribu Rupiah)..

VI. LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DAN DATA PENUNJANG


A. LINGKUP KEGIATAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan Perencanaan Pembangunan Persemaian Modern yang
meliputi :
I). Sarana Prasarana Persemaian seluas 10 ha
1. Laboratorium Kultur Jaringan;
2. Mother plant, Rooting & Germination House;
3. Aclimatization Area;
4. Shaded Area;
5. Open Area;
6. Tempat Pengolahan Media;
7. Kantor;
8. Gudang;
9. Reservoar dan Ruang Pompa;
10. Mess Karyawan;
11. Mess VIP,
12. Mess Umum;
13. Mushola;
14. Fasilitas Olahraga;
15. Ruang Genset;
16. Pintu Gerbang;
17. Ruang Penyimpanan Benih;
18. IPAH (Instalasi Pemanenan Air Hujan);
19. IPAL (Instalasi Pengolah Air Limbah);
20. Instalasi Listrik Tenaga Surya;
21. Repeater Remote Area;
22. Sumur air dalam;
23. Biopori dan sumur resapan;
24. Pembuatan display 3D/maket Persemaian Modern.

II). Sarana Pendukung seluas 15 ha

1. Area Sumber Benih, Arboretum (koleksi tanaman endemik dan adaptif Indonesia), taman hutan, dll;
2. Taman rekreasi, sarana olah raga, eco-edu forest, Camping Ground/Glamping, jalan lingkungan, parkir,
jogging track);
3. Pagar

II). Taman dan Hutan Kota 5 ha

B. LOKASI KEGIATAN
Lokasi Pekerjaan yang akan dilaksanakan di Satar-Kodi, Nggrorang Kecamatan Komodo, Kabupaten
Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berada dalam wilayah kerja BPDASHL Benain Noelmina.

C. DATA PENUNJANG
1. Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Perencana harus mencari informasi yang dibutuhkan selain
dari informasi yang diberikan oleh dinas terkait termasuk melalui Kerangka acuan Kerja (KAK) ini.
2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan
tugasnya, baik yang berasal dari dinas terkait, maupun yang dicari sendiri. Kesalahan kelalaian
pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan
perencana.
3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan diantaranya
mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Informasi tentang lahan, meliputi:
1) Kondisi fisik lokasi seperti: luasan, batas-batas, dan topografi;
2) Kondisi tanah (hasil soil test);
3) Keadaan air tanah;
4) Peruntukan tanah;
5) Koefisien dasar bangunan;
6) Koefisien lantai bangunan;
7) Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan, dan lain-lain.
b. Pemakaian Bangunan:
1) Struktur Organisasi Persemaian Modern;
2) Daya tampung bangunan dan pengembangan untuk 5 (lima) tahun mendatang;
3) Kegiatan utama, penunjang, pelengkap;
4) Perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
c. Kebutuhan bangunan:
1) Program ruang
- Bangunan persemaian permanen dan laboratorium kultur jaringan;
- Sumber benih dan display tanaman;
- Fasilitas olah raga dan fasilitas umum.
2) Organisasi/pemanfaatan ruang
- Bangunan persemaian modern dan laboratorium kultur jaringan;
- Sumber benih dan display tanaman;
- Fasilitas olah raga dan fasilitas umum.
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai atau
perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut yang berkaitan dengan ruang-ruang di
persemaian modern.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan.
f. Keinginan-keinginan tentang utilitas bangunan seperti :
1) Air bersih:
a) kebutuhan (sekarang dan proyeksi mendatang)
b) sumber air, jaringan dan kapasitasnya.
2) Air hujan dan air buangan:
a) letak saluran
b) cara pembuangan keluar tapak
3) Air kotor dan sampah
a) letak Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
b) cara pembuangan keluar dari TPS
4) Tata Udara/AC (bila dipersyaratkan)
a) beban (ton ref)
b) pembagian beban
c) sistem yang diinginkan
5) Penanggulangan bahaya kebakaran (bila dipersyaratkan)
a) detector (jenis, tipe)
b) fire alarm (jenis)
c) peralatan pemadam kebakaran
6) Pengamanan dari bahaya pencurian dan perusakan (bila dipersyaratkan)
a) alarm (jenis, tipe)
b) sistem yang dipilih
7) Jaringan listrik
a) kebutuhan daya
b) sumber daya dan spesifikasi
c) cadangan apabila dibutuhkan (kapasitas, spesifikasi).
8) Jaringan komunikasi (bila dipersyaratkan)
a) kebutuhan
b) sistem yang dipilih
9) Dan lain-lain sesuai keperluannya
g. Staf/tim teknis pelaksanaan pekerjaan.
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas sebagai wakilnya yang bertindak sebagai
Tim Teknis untuk supervisi dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

VII. LINGKUP PEKERJAAN


A. LINGKUP TUGAS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah berpedoman pada ketentuan yang
berlaku, khususnya Pembangunan Bangunan Gedung Negara, sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 14 September 2018 yang meliputi tugas-tugas
perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung negara yang terdiri
atas :
1. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk penyelidikan
tanah/soil test).
2. Membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan dinas terkait mengenai
peraturan daerah/perijinan bangunan.
3. Penyusunan prarencana seperti rencana tata letak bangunan, prarencanaan bangunan termasuk
program dan konsep ruang, serta perkiraan biaya.
4. Penyusunan pengembangan Rencana, antara lain meliputi:
a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi gambar 3D.
b. Pembuatan Building Information Modelling (BIM).
c. Rencana utilitas beserta uraian konsepnya.
d. Perkiraan biaya.
5. Penyusunan rencana detail antara lain membuat:
a. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang
telah disetujui.
b. Rincian volume pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya pekerjaan konstruksi (E.E.).
c. Laporan akhir perencanaan.
6. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu PPK di dalam menyusun dokumen tender/seleksi
terdiri dari:
a. Draft dokumen Tender dan KAK Pembangunan Persemaian Modern.
b. Draft Dokumen seleksi dan KAK Jasa Konsultansi Pengawasan Pekerjaan.
7. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun berita acara
penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan
tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
8. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan satuan kerja
seperti:
a. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
b. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan
konstruksi.
c. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan bahan.
d. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
9. Menyusun buku petunjuk penggunaan peralatan bangunan dan perawatannya termasuk petunjuk yang
menyangkut peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.

B. TANGGUNG JAWAB KONSULTAN PERENCANA

Konsultan perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang berlaku dilandasi
pasal 75 Undang-undang Nomor 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Secara umum tanggung jawab konsultan perencana adalah minimal sebagai berikut :
1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil karya
perencanaan yang berlaku, mekanisme pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus mengakomodasi batasan-batasan yang telah diberikan
oleh kegiatan, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan
mutu bangunan yang akan diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi peraturan, standar dan pedoman teknis
bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus untuk bangunan
gedung negara.

VIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


A. Jangka waktu pelaksanaan perencanaan adalah selama 60 (enam puluh) hari kalender, terhitung sejak terbit
SPMK.
B. Konsultan Perencana mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pengawasan berkala terhadap hasil
karyanya selama pelaksanaan Konstruksi Fisik yang akan dilaksanakan pada Tahun Anggaran berjalan dan/atau
selanjutnya.
IX. TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, pihak Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam
suatu Struktur Organisasi Konsultan Perencana untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang
tercantum dalam KAK ini dan disetujui oleh PPK.
Tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan minimal terdiri atas:

JML
No. KEAHLIAN KUALIFIKASI
(org)
A TENAGA AHLI
S1 Teknik Sipil
SKA Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung (201)
1 Ketua Tim/ Ahli Teknik Bangunan Gedung 1
SKA Ahli Madya Manajemen Proyek (602)
Pengalaman ≥ 12 Tahun

2
S2 Kehutanan/Pertanian
Ahli Kehutanan 1
Pengalaman ≥ 10 Tahun

S2 Kehutanan/Pertanian
3 Ahli Persemaian 1
Pengalaman Bidang Persemaian ≥ 10 Tahun

S2 Kehutanan/Pertanian
4 Ahli Kultur Jaringan 1
Pengalaman Bidang Kultur Jaringan ≥ 10 Tahun

S1 Teknik Sipil
5 Ahli Teknik Bangunan Gedung 1 SKA Ahli Madya Teknik Bangunan Gedung (201)
Pengalaman ≥ 10 Tahun
S1 Teknik Sipil atau Teknik Geologi
6 Ahli Geoteknik 2 SKA Ahli Madya Geoteknik (216)
Pengalaman ≥ 10 Tahun
S1 Teknik Elektro
7 Ahli Elektrikal 1 SKA Ahli Madya Teknik Tenaga Listrik (401)
Pengalaman ≥ 10 Tahun
S1 Arsitektur
8 Ahli Arsitek 1 SKA Ahli Madya Arsitek (101)
Pengalaman ≥ 10 Tahun
S1 Arsitek
9 Ahli Arsitektur Lansekap 2 SKA Ahli Madya Arsitektur Lansekap (103)
Pengalaman ≥ 10 Tahun
B TENAGA PROFESIONAL
1 Surveyor 2 D3, Teknisi Survey Teknik Sipil
D3,Juru Gambar Arsitektur
2 Drafter Autocad 1 D3, Juru Gambar/Draftman-Sipil

3 Estimator 1 D3, Juru Hitung Kuantitas

B TENAGA PENDUKUNG
1 Administrasi 1 SMK/SMA
2 Operator Komputer 1 SMK/SMA
Persyaratan lain yang harus dilengkapi:
Team leader/ketua tim dan Tenaga Ahli dilengkapi dengan: Daftar Riwayat Hidup, Surat Pernyataan Kesediaan
untuk ditugaskan, FC Ijasah, FC NPWP, FC SKA, Identitas Diri dan bukti Referensi kerja pengalaman
Perencanaan Bangunan Gedung atau sesuai dengan bidang keahliannya yang di tandatangani oleh instansi
pemberi kerja, serta dihadirkan pada saat pembuktian kualifikasi.

X. KELUARAN
A. TAHAPAN PERENCANAAN
Keluaran yang dihasilkan oleh konsultan perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini adalah lebih
lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi :
1. Tahap Konsep Perencanaan
a. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan kualifikasi tim
perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab waktu perencanaan.
b. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan ruang, dll.
c. Laporan data dan informasi lapangan termasuk penyelidikan tanah, pengukuran, peraturan rencana
kota/kabupaten, dll.
2. Tahap Pra –rencana Teknis
a. Gambar-gambar rencana tata letak bangunan b. Gambar-gambar pra-rencana bangunan.
b. Perkiraan biaya pembangunan.
c. Hasil konsultasi rencana dengan instansi terkait.
d. Spesifikasi Teknis.
3. Tahap Pengembangan Rencana
a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsepnya.
b. Rencana struktur, beserta uraian konsepnya
c. Rencana mekanikal-elektrikal, beserta uraian konsepnya
d. Garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications)
e. Perkiraan biaya
f. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan konstruksi.
4. Tahap Rencana Detail
a. Membuat gambar-gambar detail.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Rencana volume pelaksanaan pekerjaan (BQ).
d. Rencana Anggaran Biaya pekerjaan konstruksi (RAB) berdasarkan Analisa Biaya Konstruksi - SNI
e. Menyusun laporan perencanaan, struktur, utilitas, lengkap dengan perhitungan-perhitungan yang bisa
dipertanggungjawabkan.
f. Membuat Gambar dalam bentuk 3D
g. Pembuatan Animasi
5. Tahap Pengawasan Berkala
a. Laporan pengawasan berkala; seperti memeriksa kesesuaian pelaksanaan pekerjaan dengan rencana
secara berkala, melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan,
memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa konstruksi, memberikan
rekomendasi tentang penggunaan bahan, dan membuat laporan akhir pengawasan berkala;
b. Menyusun laporan Pengawasan Berkala Pekerjaan Perencanaan, yang terdiri atas perubahan
perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang
timbul selama masa pelaksanaan konstruksi, saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang
penggunaan bahan dan metode pembangunan, serta petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan
perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan
mekanikal-elektrikal bangunan

B. K R I T E R I A
1. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada KAK harus
memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan,
yaitu :
a. Persyaratan peruntukan dan intensitas :
1) Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata bangunan yang
ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
2) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
3) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
b. Persyaratan arsitektur dan lingkungan
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah sehingga seimbang serasi dan selaras
dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya).
2) Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan dan keserasian
bangunan terhadap lingkungannya.
3) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan struktur bangunan :
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku
alam dan manusia.
2) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang disebabkan oleh
kegagalan struktur bangunan.
3) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang disebabkan oleh
perilaku struktur.
4) Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh
kegagalan struktur.
d. Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran :
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang timbul akibat perilaku
alam dan manusia.
2) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa sehingga mampu secara
struktural stabil selama kebakaran, sehingga :
a) Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
b) Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk memadamkan
api.
c) Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.
e. Persyaratan sarana jalan masuk dan keluar :
1) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak, aman dan nyaman
ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan di dalamnya.
2) Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka saat evakuasi pada
keadaan darurat.
3) Menjamin tersedianya aksessibilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk bangunan fasilitas
umum dan sosial.
f. Persyaratan transportasi dalam gedung
1) Menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman dan nyaman di dalam
bangunan gedung.
2) Menjamin tersedianya aksessibilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk bangunan fasilitas
umum dan sosial.
g. Persyaratan instalasi listrik, penangkal petir, dan komunikasi
1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya akibat petir.
3) Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
h. Persyaratan sanitasi dalam bangunan :
1) Menjamin tersedianya instalasi sarana sanitasi yang memadai dan menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi penghuni
bangunan dan lingkungannya.
3) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik.
i. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara :
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.
2) Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan, dan memberikan kenyamanan bagi penghuni
bangunan dan lingkungannya.
3) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara baik.
j. Persyaratan pencahayaan :
1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun buatan dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara baik.
k. Persyaratan kebisingan dan getaran :
1) Menjamin terpenuhinya kegiatan yang nyaman dari gangguan suara dan getaran yang tidak
diinginkan.
2) Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak negatif
suara dan getaran perlu melakukan upaya pengendalian pencemaran dan atau mencegah
perusakan lingkungan.
2. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik berkaitan dengan
bangunan gedung yang akan direncanakan baik dari segi fungsi khusus bangunan dan segi teknis lainnya,
misalnya :
1) Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.
2) Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti dalam rangka
implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3) Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografis,
klimatologis, dll.

C. AZAS-AZAS
Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan tugasnya konsultan perencana hendaknya memperhatikan
asas-asas bangunan gedung negara, sebagai berikut :
1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak berlebihan.
2. Kreativitas desain hendaknya tidak ditekankan pada ketahanan gaya dan kemewahan material, tetapi pada
kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial bangunan, terutama sebagai
bangunan pelayanan kepada masyarakat.
3. Dengan batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan bangunan
sepanjang umurnya, hendaknya rencana anggaran biaya pembangunan diusahakan serendah mungkin.
4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga bangunan dapat dilaksanakan dalam waktu
yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
5. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan menjadi acuan tata
bangunan dan lingkungan sekitarnya.

D. PROSES PERENCANAAN
1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta, konsultan perencana
harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengguna Jasa yang diwakili oleh tim teknis.
2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang harus dihasilkan konsultan
sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam KAK ini.
3. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan
adalah mengikat.
E. PROGRAM KERJA
1. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi :
a. Jadwal kegiatan secara detail
b. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga-tenaga yang diusulkan harus mendapat
persetujuan dari PPK.
c. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
2. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari PPK dan mendapatkan
pendapat teknis dari Pengelola teknis Kegiatan.
3. Secara Umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan dalam :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 tanggal 1 Desember 2006 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tanggal 14
September 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
e. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung serta standar teknis yang terkait
F. PELAPORAN
1. LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahulan merupakan laporan yang berisi antara lain :
a. Persiapan perencanaan, meliputi data dan informasi mengenai :
1) Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas, dan topografi
2) Kondisi tanah (hasil soil test)
3) Keadaan air tanah
4) Peruntukan tanah
5) Koefisien dasar bangunan
6) Koefisien lantai bangunan
7) Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan, dan lain-lain.
b. Data dan informasi Pemakaian Bangunan, meliputi :
1) Struktur organisasi;
2) Jumlah personil-personil sekarang dan satuan kerja pengembangan untuk 5 (lima) tahun mendatang;
3) Kegiatan utama, penunjang, pelengkap;
4) Perlengkapan/peralatan khusus, jenis, berat, dan dimensinya.
c. Program ruang dan organisasi/pemanfaatan ruang
d. Pembuatan rencana tata letak bangunan
 
2. LAPORAN PERTENGAHAN
Laporan Pertengahan berisi draft:
a. Rencana arsitektur, beserta uraian konsepnya
b. Rencana struktur, beserta uraian konsepnya
c. Garis besar spesifikasi teknis (Outline Specifications)
d. Perkiraan biaya
e. Perkiraan jangka waktu pelaksanaan konstruksi.

3. LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir Perencanaan berisi :
a. Gambar Perencanaan, terdiri dari :
1) Gambar Rencana Arsitektur, beserta gambar-gambar detail;
2) Gambar Rencana Struktur, beserta gambar-gambar detail;
3) Gambar Rencana Mekanikal-Elektrikal, beserta gambar-gambar detail;
b. Spesifikasi Teknis
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB) berdasarkan Analisa Biaya Konstruksi - SNI
d. Rencana volume pelaksanaan pekerjaan (BQ)
e. Dokumen Pelelangan
f. Membuat Gambar dalam bentuk 3D
g. Pembuatan Animasi
h. Pembuatan Maket dengan Skala Bangunan 1:100 dan base minimal 80 x 100 cm
 
4. LAPORAN PENGAWASAN BERKALA
Laporan Pengawasan Berkala berisi perubahan perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk
penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut
peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan.
G. HAL LAIN- LAIN
1. Penyedia Jasa Konsultansi Perencanaan Konstruksi harus memenuhi persyaratan kualifikasi sebagai
berikut :
a. Memiliki SBU & IUJK klasifikasi Perencanaan Arsitektur subklasifikasi Jasa Desain Arsitektur
(AR102) kualifikasi kecil.
b. Memiliki SBU & IUJK klasifikasi Perencanaan Rekayasa subklasifikasi Jasa Desain Rekayasa
untuk Konstruksi Pondasi serta Struktur Bangunan (RE102) kualifikasi kecil.
c. Memiliki pengalaman dalam Pekerjaan Perencanaan Bangunan Gedung.
d. Surat pernyataan bermaterai tidak menuntut apabila anggaran tidak tersedia atau dikurangi
pada perubahan anggaran.
2. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan
Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan sesuai kebutuhan perencanaan Bangunan
Gedung

H. PENUTUP
1. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua
bahan masukan yang diterima dan mencari masukan lain yang dibutuhkan.
2. Berdasarkan bahan-bahan tersebut konsultan agar segera menyusun program kerja untuk dibahas
dengan Pemimpin Kegiatan.
Dibuat di : Jakarta
Tanggal : Desember 2019

DIBUAT OLEH
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

NIKOLAS NUGROHO S, S.HUT, MT


NIP 19690718 199803 1 002

Anda mungkin juga menyukai