KATA PENGANTAR
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN melalui fungsi yang ada dalam
Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang (PPTR)
mempunyai tugas dalam pengendalian alih fungsi lahan sawah yaitu: (1)
menyiapkan data lahan sawah yang terverifikasi terhadap data pertanahan dan
tata ruang; (2) menyiapkan data penetapan Peta Lahan Sawah Dilindungi yang
telah terklarifikasi ke Pemerintah Daerah setempat; (3) melakukan pengendalian
integrasi Lahan Sawah Dilindungi ke dalam RTRW; (4) melakukan pemantauan
dan evaluasi terhadap alih fungsi yang terjadi pada Lahan Sawah Dilindungi
maupun Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; dan (5) melakukan penertiban
terhadap pelanggaran alih fungsi lahan sawah.
Untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan sawah
tersebut, maka perlu disusun petunjuk teknis yang mengatur lebih lanjut mengenai
pelaksanaan kegiatan dalam rangka pengendalian alih fungsi lahan sawah, baik
yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan, Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional, maupun Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang Kementerian ATR/BPN.
Semoga Petunjuk Teknis ini bermanfaat bagi upaya kita dalam mengemban tugas
pengendalian alih fungsi lahan sawah, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa
memberkati semua niat baik dan upaya nyata yang kita lakukan untuk kemajuan
bangsa dan negara.
Direktur Jenderal
Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang
Dwi Hariyawan S.
NIP. 19650116 199401 1 001
A. Latar Belakang
1. Umum
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) telah lebih dari satu dekade
diundangkan namun masih belum terasa dampaknya. Hal yang menjadi
salah satu penyebab adalah sebagian besar Pemerintah Daerah belum
menetapkan Peraturan Daerah (Perda) maupun turunannya tentang LP2B
sehingga alih fungsi lahan pertanian pangan khususnya sawah menjadi non
sawah semakin meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun. Hal ini
berpotensi dapat mempengaruhi produksi padi nasional dan mengancam
ketahanan pangan nasional.
2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria;
b. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
D. Pengertian
1. Lahan Sawah adalah lahan usaha tani yang secara fisik permukaan
tanahnya rata, dibatasi oleh pematang, sehingga dapat ditanami padi
dengan sistem genangan dan palawija/tanaman pangan lainnya;
2. Alih fungsi Lahan Sawah adalah perubahan fungsi lahan sawah menjadi
bukan lahan sawah baik secara tetap maupun sementara;
3. Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah adalah serangkaian kegiatan
yang dimaksudkan untuk mengendalikan perubahan Lahan Sawah
menjadi bukan Lahan Sawah baik secara tetap maupun sementara;
4. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian
yang ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten
guna menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan
kedaulatan pangan nasional;
5. Hak Atas Tanah adalah hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria;
6. Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR adalah hasil
perencanaan tata ruang;
7. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah
hasil perencanaan tata ruang pada wilayah yang merupakan kesatuan
geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya
ditentukan berdasarkan aspek administratif;
8. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
dalam bidang Pertanahan;
Gambar 2. Kerangka Pikir Kegiatan Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang
Gambar 3. Kerangka Pikir Pemantauan dan Evaluasi Alih Fungsi Lahan Sawah
Kegiatan verifikasi lahan sawah terhadap data pertanahan perlu dilakukan kendali
mutu untuk memastikan proses dan data yang dihasilkan memenuhi kebutuhan
dalam rangka penetapan lahan sawah yang dilindungi. Kendali mutu ini bisa
dilakukan pada awal, saat, maupun setelah verifikasi lahan sawah. Hasil dari
verifikasi lahan sawah ini dipaparkan melalui kegiatan ekspose. Selanjutnya hasil
verifikasi disampaikan ke Direktorat Jenderal Penataan Agraria untuk dilakukan
pengolahan data. Hasil pengolahan data tersebut dikoordinasikan dengan
Kementerian/Lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan BIG yang selanjutnya
dilakukan penetapan Lahan Baku Sawah oleh Menteri ATR/Kepala BPN.
Kegiatan verifikasi lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang
merupakan tugas bersama antara Kementerian ATR/BPN, Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional (BPN), dan Kantor Pertanahan.
Tabel 1. Rincian Kegiatan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah tiap Provinsi
Kegiatan
Klarifikasi
Verifikasi Hasil Monitoring
Data Lahan Verifikasi dan
Sawah Data Lahan Penetapan Evaluasi
No Provinsi Terhadap Sawah Peta Lahan Alih Fungsi
Data terhadap Sawah yang Lahan
Pertanahan Data Dilindungi Sawah
dan Tata Pertanahan yang
Ruang dan Tata Dilindungi
Ruang
1 Sumatera Barat
2 Banten
3 Jawa Barat
4 Jawa Tengah
5 DIY
6 Jawa Timur
7 Bali
8 NTB
9 Aceh
10 Sumatera Utara
11 Kepulauan Riau
12 Riau
13 Jambi
14 Sumatera Selatan
15 Kepulauan Bangka
Belitung
16 Bengkulu
17 Lampung
18 Kalimantan Barat
Keterangan:
= dapat dilakukan
A. Tahapan Persiapan
1. Pelaksana
Kegiatan persiapan dalam rangka verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bidang
Pengendalian dan Penanganan Sengketa di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dengan melibatkan Kantor Pertanahan. Dalam hal
terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan kegiatan verifikasi data
lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang ini dapat melibatkan
tenaga ahli, konsultan atau staf dari seksi/sub bagian yang lain sesuai
kebutuhan dan berdasarkan kebijakan pimpinan.
2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan persiapan verifikasi data lahan sawah
terhadap data pertanahan dan tata ruang, terlebih dahulu dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana rapat pembentukan tim verifikasi data lahan
sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang yang dikoordinasikan
oleh Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa Kantor Wilayah
BPN. Penyusunan rencana rapat persiapan ini dilakukan untuk
membahas hal-hal seperti jadwal pelaksanaan kegiatan, petugas
pelaksana, serta pembagian tugas dan tanggung jawab pelaksana
kegiatan;
b. Penyiapan Surat Menyurat dan Alat Penunjang kegiatan. Hal yang
dapat dilakukan diantaranya adalah :
1) Pembuatan surat undangan pelaksanaan rapat pembentukan tim
verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata
ruang;
2) Penyiapan alat-alat penunjang rapat;
3) Penyiapan konsep SK Tim verifikasi data lahan sawah terhadap
data pertanahan dan tata ruang;
a. Pembentukan Tim
Pembentukan tim pelaksana verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang merupakan tim yang ditetapkan melalui surat
keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN. Tim pelaksana verifikasi data
lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang paling sedikit
berasal dari unsur:
• Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa di Kantor
Wilayah BPN;
• Bidang Penataan dan Pemberdayaan Pertanahan di Kantor
Wilayah BPN; dan
• Kantor Pertanahan.
Data RTR dapat diperoleh dari Sistem Informasi Geospasial Tata Ruang
(GISTARU) atau pemerintah daerah. Data RTR tersebut berupa data
RTR yang telah ditetapkan dan/atau data RTR yang masih dalam
proses penyusunan/revisi yang telah mencapai tahap Pembahasan
Koordinasi Lintas Sektor.
Data bidang tanah berdasarkan jenis Hak Atas Tanah dan PTP dapat
diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Pertanahan, Tata Ruang dan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Pusdatin) Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota. Data tersebut dalam format shapefile.
1. Pelaksana
Kegiatan identifikasi dalam rangka verifikasi data lahan sawah terhadap data
pertanahan dan tata ruang dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dengan melibatkan Kantor Pertanahan.
Dalam hal terbatasnya sumber daya manusia, pelaksanaan kegiatan
pengendalian alih fungsi lahan sawah ini dapat melibatkan tenaga ahli,
konsultan atau staf dari seksi/sub bagian yang lain sesuai kebutuhan dan
berdasarkan kebijakan pimpinan.
2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
b. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan identifikasi dalam rangka
verifikasi data lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang
yang dikoordinasikan oleh Bidang Pengendalian dan Penanganan
Sengketa Kantor Wilayah BPN;
c. Penyiapan Surat Keputusan Petugas Pelaksana yang ditanda tangani
oleh Kepala Kantor Wilayah BPN, dengan contoh sebagaimana
dimaksud pada Lampiran 1; dan
d. Dalam hal diperlukan, tahap persiapan dapat mencakup pula pembagian
klaster, yang paling sedikit mempertimbangkan:
1) Jarak antarwilayah; dan
2) Lokasi pelaksanaan klarifikasi.
e. Dalam hal diperlukan, identifikasi dapat disertai dengan survei lapang.
Sebelum dilaksanakan survei lapang, perlu dipersiapkan perlengkapan
paling sedikit berupa:
1) Komputer/laptop yang dilengkapi dengan software GIS;
2) Alat ukur GPS Handheld;
3) Unmanned Aerial Vehicle (UAV)/Drone (apabila diperlukan)
dengan resolusi gambar yang jelas;
Informasi
Lokasi Bidang
Tanah
Nama 1. Desa
No. Kondisi Faktor Kondisi Sawah
Pemilik 2. Kecamatan Luas (ha)
Eksisting Pengurang
3. Koordinat
(LS | BT)
3. Penyiapan Data
Data yang disiapkan untuk kegiatan identifikasi dalam rangka verifikasi data
lahan sawah terhadap data pertanahan dan tata ruang di Kanwil BPN Terdiri
dari:
a. Data Citra Tegak Satelit Resolusi Tinggi (CTSRT), Citra Satelit Resolusi
Tinggi (CSRT), dan/atau foto udara provinsi/kabupaten/kota;
b. Data spasial dan/atau tekstual Peta Lahan Baku Sawah dan Peta Lahan
Baku Sawah Terkoreksi Provinsi/Kabupaten/Kota;
Dalam hal diperlukan kelengkapan data yang tidak dapat dipenuhi oleh
Kantor Wilayah BPN, maka dapat berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal
PPTR terkait pemenuhan kelengkapan data.
Gambar 4. Alur Kegiatan Identifikasi dalam Rangka Verifikasi Data Lahan Sawah Terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang
a. Identifikasi Nonlapang
Identifikasi nonlapang dilakukan untuk menghasilkan tabel rekapitulasi
identifikasi faktor pengurang dan faktor penambah dan peta kerja survei
lapang. Tahapan pelaksanaan identifikasi nonlapang terdiri dari:
1) Identifikasi citra satelit terhadap data Lahan Baku Sawah untuk
memperoleh:
• Kondisi nonsawah selain lahan terbangun/tanah urukan
• Identifikasi sawah eksisting
• Bangunan dan/atau urukan sesuai dengan RTR
• LBS < 5.000 m2 dan terkurung bangunan tiga sisi
• Kesalahan Basis Data Peta
2) Hasil identifikasi citra satelit terhadap data Lahan Baku Sawah
berupa LBS terkoreksi;
3) Pengumpulan data di Kantor Pertanahan meliputi:
• Data spasial dan tekstual Pertimbangan Teknis Pertanahan yang
telah terbit dan masih berlaku;
• Data spasial dan tekstual HAT nonpertanian/Hak Pengelolaan
yang telah diterbitkan dan masih berlaku;
• Data spasial dan tekstual Dasar Penguasaan Atas Tanah
(DPAT) yang telah terbit dan masih berlaku; dan
• Data spasial dan tekstual Penetapan Lokasi/Izin Lokasi yang
masih berlaku/KKPR PSN.
b. Identifikasi Lapang
Identifikasi lapang dilaksanakan dengan survei lapang untuk
mengetahui kebenaran data yang telah dikumpulkan, kondisi fisik LBS
aktual yang dapat dipertimbangkan sebagai faktor pengurang dan/atau
faktor penambah luasan LBS. Survei lapang dilaksanakan dengan
melakukan pemantauan atau pemeriksaan lapang (ground check
survey) dengan beberapa kegiatan, antara lain:
2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Analisis Hasil Identifikasi yang
dikoordinasikan oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional; dan
b. Penyiapan surat tugas, undangan, dan naskah dinas lainnya yang
ditanda tangani oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional.
3. Pelaksanaan
Analisis hasil identifikasi merupakan kegiatan pengolahan data spasial
dan data tekstual berdasarkan hasil identifikasi. Analisis hasil identifikasi
dilaksanakan dengan beberapa kegiatan yaitu:
Tabel 8. Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang
No. Tipologi Luas (ha)
1. a. Lahan Baku Sawah Tahun 2019 ...
(SK. Menteri ATR/Ka. BPN 686/2019)
b. Koreksi Batas Administrasi ...
- Berada di Kabupaten/Kota (-) ...
- Berada di Kabupaten/Kota (+) ...
c. Koreksi Kondisi Nonsawah ...
- Lahan sawah menjadi lahan terbangun (-) ...
- Lahan sawah menjadi lahan nonsawah
selain lahan terbangun (-) ...
d. Koreksi deliniasi penambah
- Penggunaan lahan lain menjadi lahan ...
sawah (+) ...
e. LBS Terkoreksi 2023
...
2. Analisis LBS Terkoreksi 2023 dengan RTR
1) LBS Terkoreksi sesuai Kawasan/ Subzona ...
Tanaman Pangan
2) LBS Terkoreksi tidak sesuai ...
Kawasan/Subzona Tanaman Pangan
3. Analisis Faktor Pengurang
a. Di atas LBS Terkoreksi yang sesuai ...
Kawasan/Subzona Tanaman Pangan
1) PTP ...
2) HAT Nonpertanian ...
3) Perizinan ...
4) KKPR ...
5) PSN ...
6) Terkurung Bangunan ...
7) Kebencanaan ...
8) Fungsional tidak dipertahankan ...
9) Kesalahan Basis Data ...
b. Di atas LBS Terkoreksi yang tidak sesuai ...
Kawasan/Subzona Tanaman Pangan
1) PTP
2) HAT Nonpertanian ...
3) Perizinan ...
4) KKPR ...
5) PSN ...
6) Terkurung Bangunan ...
7) Kebencanaan ...
8) Fungsional tidak dipertahankan ...
1. Pelaksanaan
Kegiatan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data Lahan Sawah terhadap Data
Pertanahan dan Tata Ruang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Dalam hal terbatasnya sumber
daya manusia, pelaksanaan kegiatan ini dapat melibatkan tenaga ahli,
konsultan, dan unsur seksi atau sub bagian teknis lain yang terkait.
2. Persiapan
Sebelum melakukan kegiatan, terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai
berikut:
a. Rapat persiapan pelaksanaan kegiatan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data
Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang yang
dikoordinasikan oleh Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang;
b. Penyusunan rencana pelaksanaan Klarifikasi Hasil Verifikasi Data
Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan Tata Ruang dengan
membagi kegiatan pelaksanaan secara daring terhadap masing-masing
provinsi dengan memperhatikan jumlah kabupaten/kota; dan
c. Undangan dan naskah dinas lainnya yang ditanda tangani oleh Direktur
Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang.
Gambar 6. Diagram alur pelaksanaan klarifikasi hasil verifikasi data lahan sawah
terhadap data pertanahan dan tata ruang
Objek pemantauan dan evaluasi alih fungsi lahan adalah lahan sawah yang
telah ditetapkan sebagai Peta Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD). Sesuai
dengan Pasal 17 Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019, Peta LSD tidak
dapat dialihfungsikan sebelum mendapat rekomendasi perubahan
penggunaan tanah dari Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang, dalam hal ini
adalah Menteri ATR/Kepala BPN. Objek pemantauan dan evaluasi alih fungsi
lahan dapat dilakukan terhadap satu bidang tanah atau beberapa bidang
tanah dalam satu hamparan.
b. Pemantauan Lapang
1) Penyiapan Rencana Operasional.
a) Penyusunan rencana jadwal pelaksanaan pemantauan
lapang, penyiapan akomodasi dan lainnya yang terkait.
b) Penyiapan bahan dan alat
➢ Penyiapan bahan baik data tekstual dan spasial,
antara lain:
• SK penetapan objek pemantauan;
• peta kerja;
• berkas permohonan/laporan/pengaduan;
• peta-peta dan data pendukung lainnya
• data hasil pemantauan nonlapang (lampiran 8)
2) Koordinasi
Koordinasi dengan pihak terkait dilakukan antara lain dalam
rangka melengkapi data, klarifikasi data, dan memperoleh
informasi lainnya yang berkenaan dengan objek pemantauan.
Sebelum melaksanakan koordinasi, lakukan penyiapan bahan
4. Penyusunan Rekomendasi
Tahapan penyusunan Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah
adalah :
a. Penyiapan bahan dan alat
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Dasar Hukum
BAB II : IDENTIFIKASI
(Menjelaskan mengenai proses dan hasil identifikasi yang telah
dilakukan)
BAB III : ANALISIS HASIL IDENTIFIKASI
(Menjelaskan mengenai analisis hasil identifikasi yang dilakukan
melalui pengolahan data tekstual dan data spasial. Selain itu,
menjelaskan pula mengenai faktor pengurang dan/atau faktor
penambah dalam menentukan LSD indikatif)
BAB IV : KLARIFIKASI
(Menjelaskan mengenai proses dan hasil klarifikasi dengan
pemangku kepentingan)
BAB V : PENUTUP
(Memuat kesimpulan dan rekomendasi)
Keterangan:
*) Hapus yang tidak perlu
NOMOR .....
TENTANG
PENETAPAN PETUGAS PELAKSANA VERIFIKASI DATA LAHAN SAWAH
TERHADAP DATA PERTANAHAN DAN TATA RUANG
PADA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI..... *)
TAHUN ANGGARAN .....
Ditetapkan di............
Pada Tanggal .............
.........................
NIP. ...............
Tembusan :
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
2. Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah, di
Jakarta;
3. Direktur Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah
Tertentu, di Jakarta.
.........................
NIP. ...............
Pada hari ini, ….. tanggal ….. (.….) bulan ….. tahun …., telah
dilaksanakan pembahasan hasil verifikasi dan klarifikasi dalam rangka
penetapan Peta Lahan Sawah yang Dilindungi di Kabupaten/Kota*) …..,
Provinsi *) ..... dengan hasil sebagai berikut:
A. Deskripsi Objek
1. Kabupaten : …
2. Provinsi : …
3. Luas LBS berdasarkan Kepmen ATR/Ka. BPN No. 686/SK- : … ha
PG.03.03/XII/2019 tanggal 17 Desember 2019
Luas LBS terkoreksi berdasarkan Surat Kementerian : … ha
Koordinator Bidang Perekonomian Nomor ….. tanggal ….
a. Terdapat Koreksi LBS terhadap nonsawah (punggung : … ha
bukit, semak, vegetasi pohon dll) **)
b. Terdapat perubahan batas administrasi berdasarkan : ... ha
Peraturan Menteri Dalam Negeri/Berita Acara .... *)
4. Luas Kawasan Tanaman Pangan/Subzona Tanaman Pangan : … ha
dalam Peraturan Daerah tentang RTRW …../Peraturan
Daerah/Peraturan Bupati/Peraturan Wali Kota tentang RDTR
…../Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW
Kabupaten/Kota ….. Tahun …../Rancangan Peraturan
Bupati/Wali Kota tentang RDTR …..*)
5. Luas LSD indikatif sesuai dengan Kawasan Tanaman : … ha
Pangan/Subzona Tanaman Pangan:
a. PSN (sebagai Faktor Pengurang) : … ha
b. Hak Atas Tanah (HAT) nonpertanian (sebagai Faktor : ... ha
Pengurang)
c. Peraturan Daerah Nomor….. Tahun ….. tentang RTRW
... ha
…../Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW …..*)
d. Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/Peraturan Wali Kota … ha
Nomor ….. Tahun ..… tentang RDTR …/Rancangan
Peraturan Bupati/Rancangan Peraturan Wali Kota
tentang RDTR …..*)
B. Verifikasi Objek
Berdasarkan hasil verifikasi melalui pengolahan data tekstual dan data
spasial serta pemantauan lapangan, dihasilkan kesepakatan dengan rincian
sebagai berikut:
1. Terdapat LSD indikatif yang tetap dipertahankan sebagai Peta LSD indikatif
seluas ….. ha, dengan rincian sebagai berikut:
a. Terdapat LSD indikatif yang sesuai dengan Kawasan Tanaman
Pangan/Subzona Tanaman Pangan seluas ….. ha.
b. Terdapat LSD indikatif yang tidak sesuai dengan Kawasan Tanaman
Pangan/Subzona Tanaman Pangan yang sepakat untuk tetap dipertahankan
sebagai Peta LSD indikatif, dengan rincian sebagai berikut:
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Permukiman seluas …..
ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Peruntukan Industri
seluas ….. ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Hortikultura seluas …..
ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Badan Air seluas ….. ha;
- LSD indikatif pada Rencana Pola Ruang Kawasan Pariwisata seluas …..
ha.
(Diisi sesuai dengan kondisi masing-masing daerah)
2. Terdapat LSD indikatif yang diusulkan untuk tidak dapat dipertahankan
sebagai Peta LSD indikatif seluas ….. ha, dengan rincian sebagai berikut:
a. LSD sesuai dengan Kawasan Tanaman Pangan/Subzona Tanaman Pangan
berupa:
1) PSN ...*) seluas ... ha; dan
2) Hak Atas Tanah (HAT) nonpertanian seluas ... ha.
C. Kesepakatan
1. Bahwa berdasarkan poin B.1., maka Pemerintah Kabupaten/Kota*) …..
bersepakat bahwa luas LSD indikatif yang dipertahankan adalah seluas …..
ha.
2. Bahwa terhadap poin B.1.b terkait kawasan/subzona yang direncanakan
sebagai Kawasan/Subzona non Tanaman Pangan di dalam Peraturan Daerah
tentang RTRW …../Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/Peraturan Wali Kota
tentang RDTR …../Rancangan Peraturan Daerah tentang RTRW
Kabupaten/Kota ….. Tahun …../Rancangan Peraturan Bupati/Wali Kota
tentang RDTR …..*), bersepakat bahwa LSD indikatif tersebut dipertahankan.
LSD indikatif tersebut dapat diusulkan dikeluarkan dari Peta LSD indikatif
apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. rencana kegiatan atau pembangunan berada pada peruntukan nontanaman
pangan sesuai dengan RTR;
b. terdapat izin/konsesi/KKPR/PTP/Hak Atas Tanah nonpertanian yang
diterbitkan sesuai dengan RTR;
c. terdapat Penetapan Lokasi PSN;
d. terdapat pengadaan tanah untuk kepentingan umum;
e. terdapat pembangunan Jaringan Infrastruktur yang sesuai dengan RTR;
Nama Nama
NIP
Nama Nama
NIP NIP
Nama Nama
NIP NIP
Keterangan:
*) Hapus yang tidak perlu
**) Jika ada
Catatan:
Berita Acara dilampiri dengan peta dan dokumen pendukung, antara lain:
1. Peta LBS berdasarkan Kepmen ATR/Kepala BPN;
2. Peta LBS terkoreksi berdasarkan Surat Kemenko Perekonomian;
3. laporan analisis hasil identifikasi;
4. Peta LSD indikatif hasil verifikasi; dan
5. dokumen pendukung lainnya.
6 cm
3
4
5
6 cm
28 cm
6
5cm
4 cm
6 cm
8
12 cm
3cm
9
0,7 cm
10
3 cm
8 cm
8 Tanda TNR 24 Tanda tangan pengesahan peta oleh Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Tangan Penertiban Tanah dan Ruang dan Kepala Daerah
Pengesahan
Outline
Batas Administrasi Desa/Kelurahan Hollow 204 : 204 : 204
width:0,5
Arterial
Jalan (Arteri/Kolektor/Tol) width:0,5 255 : 0 : 0
Street
¿
U
-7°40'40"
-7°40'40"
SKALA: 1:7.000
0 0,0475 0,095 0,19
Km
Proyeksi : ...................................
Kabupaten/Kota : ...................................
Provinsi : ...................................
PETUNJUK LOKASI
111°15'0" 111°30'0" 111°45'0" 112°0'0"
Kab. Bojonegoro
Kab. Jombang
Kab. Ngaw i
-7°30'0"
-7°30'0"
Kab. Nganjuk
Kab. Madiun
Kab. Magetan
-7°40'50"
-7°40'50"
-7°45'0"
-7°45'0"
Kab. Kediri
Kab. Ponorogo
LEGENDA
-7°41'0"
Dibuat tanggal .............................. Diperiksa tanggal ..............................
(........................................................) (........................................................)
NIP. ................................................ NIP. ..................................................
Mengetahui
..............................
(........................................................)
-7°41'10" LS
NIP. ................................................
-7°41'10"
SUMBER:
1. Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi
2. Peta Daerah Irigasi, Permen PU Nomor 14 Tahun 2015
3. ...................................................................
4. ...................................................................
¿
U
-7°40'40"
-7°40'40"
SKALA: 1:7.000
0 0,0475 0,095 0,19
Km
26 I Proyeksi : ...................................
Kabupaten/Kota : ...................................
Provinsi : ...................................
PETUNJUK LOKASI
111°15'0" 111°30'0" 111°45'0" 112°0'0"
Kab. Bojonegoro
Kab. Jombang
Kab. Ngaw i
-7°30'0"
-7°30'0"
Kab. Nganjuk
Kab. Madiun
Kab. Magetan
-7°40'50"
-7°40'50"
-7°45'0"
-7°45'0"
Kab. Kediri
Kab. Ponorogo
30 I LEGENDA
23 J Pemilikan Penggunaan
Hak Guna Bangunan 23 : Tegalan atau Ladang
26 J Hak Guna Usaha
26 : Sawah
30 : Industri
Hak Milik
-7°41'0"
-7°41'0"
Penguasaan
Hak Pakai I : Badan Hukum di atas tanah negara
J : Penggarap di atas tanah negara
Dibuat tanggal .............................. Diperiksa tanggal ..............................
(........................................................) (........................................................)
NIP. ................................................ NIP. ..................................................
Mengetahui
..............................
(........................................................)
-7°41'10" LS
NIP. ................................................
-7°41'10"
SUMBER:
1. Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi
2. Peta Daerah Irigasi, Permen PU Nomor 14 Tahun 2015
3. ...................................................................
4. ...................................................................
¿
U
-7°40'40"
-7°40'40"
SKALA: 1:7.000
0 0,0475 0,095 0,19
Km
Proyeksi : ...................................
Kabupaten/Kota : ...................................
Provinsi : ...................................
PETUNJUK LOKASI
111°15'0" 111°30'0" 111°45'0" 112°0'0"
Kab. Bojonegoro
Kab. Jombang
Kab. Ngaw i
-7°30'0"
-7°30'0"
Kab. Nganjuk
Kab. Madiun
Kab. Magetan
-7°40'50"
-7°40'50"
-7°45'0"
-7°45'0"
Kab. Kediri
Kab. Ponorogo
LEGENDA
-7°41'0"
Tidak Beririgasi
(........................................................) (........................................................)
NIP. ................................................ NIP. ..................................................
Mengetahui
..............................
(........................................................)
-7°41'10" LS
NIP. ................................................
-7°41'10"
SUMBER:
1. Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi
2. Peta Daerah Irigasi, Permen PU Nomor 14 Tahun 2015
3. ...................................................................
4. ...................................................................
¿
U
-7°40'40"
-7°40'40"
SKALA: 1:7.000
0 0,0475 0,095 0,19
Km
Proyeksi : ...................................
Kabupaten/Kota : ...................................
Provinsi : ...................................
PETUNJUK LOKASI
111°15'0" 111°30'0" 111°45'0" 112°0'0"
Kab. Bojonegoro
Kab. Jombang
Kab. Ngaw i
-7°30'0"
-7°30'0"
Kab. Nganjuk
Kab. Madiun
Kab. Magetan
-7°40'50"
-7°40'50"
-7°45'0"
-7°45'0"
Kab. Kediri
Kab. Ponorogo
LEGENDA
-7°41'0"
Dibuat tanggal .............................. Diperiksa tanggal ..............................
(........................................................) (........................................................)
NIP. ................................................ NIP. ..................................................
Mengetahui
..............................
(........................................................)
-7°41'10" LS
NIP. ................................................
-7°41'10"
SUMBER:
1. Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi
2. Peta Daerah Irigasi, Permen PU Nomor 14 Tahun 2015
3. ...................................................................
4. ...................................................................
¿
U
-7°40'40"
-7°40'40"
SKALA: 1:7.000
0 0,0475 0,095 0,19
Km
Proyeksi : ...................................
Kabupaten/Kota : ...................................
Provinsi : ...................................
PETUNJUK LOKASI
111°15'0" 111°30'0" 111°45'0" 112°0'0"
Kab. Bojonegoro
Kab. Jombang
Kab. Ngaw i
-7°30'0"
-7°30'0"
Kab. Nganjuk
Kab. Madiun
Kab. Magetan
-7°40'50"
-7°40'50"
-7°45'0"
-7°45'0"
Kab. Kediri
Kab. Ponorogo
LEGENDA
-7°41'0"
Dibuat tanggal .............................. Diperiksa tanggal ..............................
(........................................................) (........................................................)
NIP. ................................................ NIP. ..................................................
Mengetahui
..............................
(........................................................)
-7°41'10" LS
NIP. ................................................
-7°41'10"
SUMBER:
1. Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi
2. Peta Daerah Irigasi, Permen PU Nomor 14 Tahun 2015
3. ...................................................................
4. ...................................................................
¿
U
-7°40'40"
-7°40'40"
SKALA: 1:7.000
0 0,0475 0,095 0,19
Km
Proyeksi : ...................................
Kabupaten/Kota : ...................................
Provinsi : ...................................
PETUNJUK LOKASI
111°15'0" 111°30'0" 111°45'0" 112°0'0"
Kab. Bojonegoro
Kab. Jombang
Kab. Ngaw i
-7°30'0"
-7°30'0"
Kab. Nganjuk
Kab. Madiun
Kab. Magetan
-7°40'50"
-7°40'50"
-7°45'0"
-7°45'0"
Kab. Kediri
Kab. Ponorogo
LEGENDA
Objek Pemantauan dan Evaluasi : ................ ha
-7°41'0"
BERDASARKAN SURAT REKOMENDASI
NOMOR :
TANGGAL :
(........................................................) (........................................................)
NIP. ................................................ NIP. ..................................................
Mengetahui
..............................
(........................................................)
-7°41'10" LS
NIP. ................................................
-7°41'10"
SUMBER:
1. Peta Objek Pemantauan dan Evaluasi
2. Peta Daerah Irigasi, Permen PU Nomor 14 Tahun 2015
3. ...................................................................
4. ...................................................................