DISAMPAIKAN OLEH:
SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP
DAN KEHUTANAN
JULI 2021
1
ARAHAN PRESIDEN 2
2
3
3
4
4
Bidang LHK dalam UU Cipta Kerja 11 Tahun 2020
UU 18 Tahun 2013
Terdapat 20 Pasal yang dilakukan
UU No. 41 Tahun 1999
penyesuaian norma, penghapusan norma,
dan penambahan norma baru
UU 41 Tahun 1999
Terdapat 19 Pasal yang dilakukan
penyesuaian norma, penghapusan norma,
dan penambahan norma baru PP 24 TAHUN
UU Nomor 18 Tahun 2013
2021
5
MANFAAT UU CIPTA KERJA 11 TAHUN 2020
• Penataan
Kewenangan Investasi &
• Penyederhanaan Bisnis Produksi &
Perizinan Berusaha Meningkat Pendapatan
Meningkat
• Perizinan berbasis • Kemudahan
• Membuka dan perizinan ekspor
risiko (Risk Based memberikan • Bantuan Sarana • Penataan kemitraan • Hilirisasi
Approach) kemudahan • Penyerapan antara Masyarakat komoditas
investasi tenaga kerja dengan pelaku usaha
Iklim Investasi • Daftar Prioritas • Peningkatan mutu dan
Lebih Kondusif kualitas
Investasi Kesempatan Kerja Ekspor Produk
Meningkat Meningkat
6
7
7
8
8
PP 23 tahun 2021 PENYELENGGARAAN KEHUTANAN
1) Penguatan penerapan asas penegakan hukum ultimum remedium dalam UU Cipta Kerja untuk
meningkatkan aspek kepastian hukum dan kemanfaatan penegakan hukum di bidang LHK.
Penerapan asas ultimum remedium dalam UU Cipta Kerja dilakukan melalui penerapan sanksi
administratif atas ketidakpatuhan dan/atau pelanggaran tertentu terhadap peraturan perundangan
lingkungan hidup dan kehutanan, seperti pelanggaran yang bersifat delik formil dan
ketidaksengajaan. Penerapan ultimum remedium ini akan lebih meningkatkan efektifitas
penegakan hukum di bidang lingkungan hidup dan kehutanan karena proses lebih cepat
dibandingkan dengan penegakan hukum melalui penerapan sanksi pidana (primum remedium).
2) Penerapan prinsip kehati-hatian untuk mewujudkan asas keadilan berkaitan penerapan asas ultimum
remedium dalam UU Cipta Kerja. Norma-norma yang mengatur tentang penerapan asas ultimum remedium
melalui pengenaan sanksi administratif dalam UU Cipta Kerja telah disesuaikan dengan jenis dan tingkat
ketidakpatuhan dan/atau pelanggaran yang dilakukan.
3) Pemisahan penerapan sanksi administratif sebagai penerapan ultimum remedium dan penerapan sanksi
pidana pidana sebagai penerapan primum remedium yang jelas dalam UU Cipta Kerja.
4) Dalam UU Cipta kerja ini adanya norma untuk memberikan ruang guna melindungi aktivitas masyarakat yang
bertempat tinggal di dalam dan di sekitar Kawasan hutan dalam kurun waktu yang panjang (sejak lama).
12
PERUBAHAN PERUNTUKAN
DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN
13
13
PERUBAHAN PPFKH
1 2 3
Pelepasan PSN, PEN,
Penghapusan Mekanisme Ketahanan Pangan dan
Tukar Menukar Kawasan Penghapusan DPCLS Energi, TORA dan Keg yg telah
Hutan terbangun dan memiliki izin
dalam KH sebelum UU Ck
dapat di HP dan HPK
4 5
Pemegang persetujuan
Keputusan Menteri terhadap
Pelepasan Kawasan Hutan
hasil penelitian terpadu =
dikenakan PNBP Pelepasan
“Kata Berdasarkan menjadi
Kawasan Hutan senilai
Pertimbangan”
Kawasan Hutan yang
dilepas
14
PERUBAHAN PPFKH..2
6 Mekanisme Pengadaan Lahan Untuk Kepentingan Umum 6
PEMERINTAH SWASTA
7 8 9 10
Pelepasan Kawasan KLHS dalam Pengelolaan lahan Kegiatan PSN,
Hutan rangka PPFKH hasil Pelepasan KH PEN, ketahanan
memperhatikan pada skala untuk keg usaha pangan (food
DDDT LH dilengkapi provinsi yang yg telah terbangun estate) dan
KLHS. Kecuali TORA merupakan bag dan memiliki energi, dan TORA
dan kegiatan usaha dari proses review perizinan di dlm KH dapat memulai
yang telah RTRWP, sebelum kegiatan
terbangun dan menggunakan berlakunya UU CK bersamaan
memiliki perizinan di KLHS RTRWP yang mengacu pada dengan kegiatan
dalam KH sebelum disusun asas KTA serta tata batas
UU CK. pemrakarsa memperhatikan
DDDT LH
16
PERUBAHAN PPFKH..3
10 11
Kegiatan PSN, Menteri LHK berkoordinasi dengan Menteri yang
PEN, ketahanan menangani bidang Pertanahan dan Menteri yang
pangan (food menangani bidang Pertanian melakukan evaluasi setiap
estate) dan 3 (tiga) tahun terhadap kawasan hutan
energi, dan TORA yang telah dilepaskan dan dalam hal hasil evaluasi
dapat memulai Kawasan Hutan yang telah dilepaskan dan belum
kegiatan diterbitkan hak atas tanah serta masih berpenutupan
bersamaan hutan ditetapkan kembali oleh Menteri menjadi
dengan kegiatan Kawasan Hutan Produksi Tetap
tata batas
17
17
Sudah Terbit PermenLHK sebagai
Pelaksanaan PP No 23 Tahun 2021
Permenlhk Nomor 7 tahun 2021 Tentang Perencanaan Kehutanan,
Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan dan Perubahan Fungsi
Kawasan Hutan, Serta Penggunaan Kawasan Hutan
Permenlhk Nomor 8 tahun 2021 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana
Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan Di Hutan Lindung Dan Hutan
Produksi
18
PERATURAN PEMERINTAH NO. 24 TAHUN 2021
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DAN TATA CARA PENERIMAAN NEGARA
BUKAN PAJAK YANG BERASAL DARI DENDA ADMINISTRATIF DI BIDANG KEHUTANAN
19
DASAR HUKUM PP
Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha yang telah terbangun
1 Kebun sawit di kawasan
dan memiliki Perizinan Berusaha di dalam kawasan hutan sebelum
berlakunya UU ini yang belum memenuhi persyaratan sesuai hutan sebelum
dengan ketentuan PUU di bidang kehutanan, wajib menyelesaikan berlakunya UU CK
persyaratan paling lambat 3 tahun sejak UU ini berlaku
Jika setelah lewat 3 tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini
PASAL 110A 2 tidak menyelesaikan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat
Punya izin lokasi
(1), pelaku dikenai sanksi administratif, berupa: dan/atau IUP yang
a. pembayaran denda administratif; dan/atau sesuai Tata Ruang (IUP
untuk Korporasi)/
PASAL 110A
b. pencabutan Perizinan Berusaha
STD-B untuk
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif
3 masyarakat maksimal
dan tata cara penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari denda
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam 25 ha)
ASAS HUKUM: Peraturan Pemerintah
1 Setiap orang yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud Kegiatan ilegal di dalam
ULTIMUM dalam Pasal 77 ayat (1) huruf b, huruf c, dan/atau huruf e, dan/atau Pasal kawasan hutan:
REMEDIUM & 17 ayat (2) huruf b, huruf c, dan/atau huruf e, atau kegiatan lain di
kawasan hutan tanpa memiliki Perizinan Berusaha yang dilakukan
perkebunan,
pertambangan,
RESTORATIVE sebelum berlakunya UU ini dikenai sanksi administratif, berupa: a.
penghentian sementara kegiatan usaha; b. pembayaran denda dan/atau kegiatan
JUSTICE administratif; dan/atau c. paksaan pemerintah. lainnya
Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
2 oleh orang perseorangan yang bertempat tinggal di dalam dan/atau
di sekitar kawasan hutan paling singkat 5 (lima) tahun secara terus
Tidak punya perizinan
PASAL 110B menerus dengan luasan paling banyak 5 (lima) hektar, dikecualikan dari
sanksi administratif dan diselesaikan melalui penataan kawasan hutan
Hutan Konservasi Hutan 91,074 Ha 2 Kemenko Perekonomian melakukan inisiasi rekonsiliasi data
(HK) Lindung (HL) Hutan Konservasi perkebunan sawit nasional
Penghentian
VI PNBP Yang Berasal Dari Denda Administratif
Sementara Kegiatan Persetujuan
PASAL & Denda Penggunaan
110B Administratif,dan Kawasan Hutan
VII Paksaan Pemerintah atau Paksaan
Pemerintah
23
BAB III. TATA CARA PENYELESAIAN KEGIATAN USAHA YANG TELAH TERBANGUN DAN MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA DI DALAM
KAWASAN HUTAN (PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110A UUCK)
Inisiatif sendiri
TidakTumpang
(Pasal 20) Persetujuan Pelepasan Kawasan Hutan
Kriteria Pasal 110A Permohonan Tindih dengan
Pemberitahuan Perizinan
Menteri (Pasal 19) Pemanfaatan 1. Luasan Permohonan pelepasan dikurangi
Hutan (clean and 2. Perkebunan sawit dalam Izin
• Kegiatan usaha sudah clear) Izin Pemanfaatan Hutan:
terbangun Verifikasi Pemanfaatan a. Kerja sama 1 daur 25 tahun sejak
Administratif,dan Hutan HutanTerlebih
• Memiliki izin lokasi masa tanam
dan/atau izin usaha di Teknis Produksi Tumpang
Dahulu b. Menteri fasilitasi kemitraan atau
bidang perkebunan Tindih dengan Kerja sama
yang sesuai tata ruang Perizinan
yang diterbitkan oleh Pemanfaatan IUP Terlebih 1. Luasan Izin Pemanfaatan Hutan dikurangi
Pejabat yang Hutan Dahulu 2. Persetujuan Pelepasan
berwenang (IUP/STD-B) Menteri
Menerbitkan
Perintah
Pembayaran 1. Persetujuan melanjutkan kegiatan usaha 1 daur max. 15 thn sejak
PSDH&DR TidakTumpang masa tanam: Kerja Sama/Kemitraan dengan Menteri.
PNBP KLHK Tindih dengan
Perizinan 2. Kewajiban:
Hutan Pemanfaatan a. Giat jangka benah silvikultur tanaman kehutanan.
Lindung/ Hutan b. Dilarang replanting.
PASAL 110A
Wajib menyelesaikan persyaratan perizinan berusaha di bidang Kehutanan paling lambat 3
Tahun sejak UUCK diundangkan
Jika lewat dari 3 Tahun, sanksi:
- Sanksi administrasi 10 X besaran PSDH & DR, dan/atau
- Pencabutan izin
25
BAB IV. TATA CARA PENYELESAIAN KEGIATAN USAHA DI KAWASAN HUTAN TANPA MEMILIKI PERIZINAN BERUSAHA
(PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110B UUCK)
Berdasarkan
Kriteria & Identifikasi Tidak Ada a. Bayar Denda administratif
Kepmen Penetapan
Verifikasi oleh Data & Informasi
Tumpang b. Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan
Menteri untuk Tindih c. 1 daur 25 thn sejak masa tanam (perkebunan sawit) atau sesuai
Giat Usaha Tanpa
• Tanpa Perizinan Perizinan dengan Perizinan di bidangnya untuk kegiatan pertambangan
menentukan status Izin di dalam
atau kegiatan lainnya
Berusaha Kawasan Hutan Pemanfaatan
• Dilakukan sebelum pelanggaran
Hutan
UUCK Hutan
• Kegiatan Usaha di Status Pelanggaran: a. Bayar Denda Administratif
Kawasan Hutan: Produksi b. Kerja sama dengan Pemegang Izin Areal yang tumpang
1. Durasi waktu
Pertambangan, pelanggaran; Ada Perizinan tindih
Perkebunan, dan 2. Luasan areal yang Pemanfaatan c. 1 daur 25 thn sejak masa tanam (perkebunan sawit) atau
kegiatan lain (minyak dilanggar; Hutan sesuai dengan Perizinan di bidangnya untuk kegiatan
dan gas bumi; panas 3. Perhitungan besaran pertambangan atau kegiatan lainnya.
bumi; tambak; denda administratif d. Menteri Fasilitasi Kerja sama.
pertanian; perumahan; Bagi Badan Usaha &
wisata alam; industri; Perseorangan > 5Ha
dan/atau sarana dan
prasarana) Sanksi Administratif a. Bayar Denda Administratif
1. Penghentian b. Kewajiban mengembalikan Kawasan Hutan kepada Negara
sementara
kegiatan Hutan
PNBP KLHK 2. Perintah Lindung/ Kegiatan Strategis di Hutan Lindung (Kegiatan Migas, Panas
pembayaran Denda Konservasi Bumi, Sarana prasarana untuk kepentingan umum dan/atau
Administratif strategis, Giat Tambang: Kepres 41/2004) dapat melanjutkan
usaha dengan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan
Masyarakat yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar kawasan
hutan paling singkat 5 tahun secara terus menerus dengan luasan paling Khusus
banyak 5 Ha, dikecualikan dari Sanksi Administratif Diselesaikan melalui Kegiatan Strategis Hutan Konservasi:
Program Penataan Kawasan Hutan (Migas,Panas Bumi, Sarana prasarana untuk kepentingan
umum dan/atau strategis), dapat melanjutkan usaha dengan
Perhutanan Sosial Kemitraan Konservasi TORA Izin Jasa lingkungan atau Kerja sama konservasi
26
TATA ACARA PENYELESAIAN TERHADAP KEGIATAN STRATEGIS DI KAWASAN HUTAN LINDUNG/KONSERVASI
(PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110B UUCK)
KAWASAN HUTAN
KAWASAN HUTAN LINDUNG KONSERVASI
Hutan
Kawasan Hutan Lindung Kawasan Hutan Konservasi Produksi/Lindung/Konservasi
Kegiatan/Usaha meliputi: Yang dimaksud dengan “sarana prasarana Kegiatan strategis dan tidak terelakkan Sarana dan prasarana kepentingan
a. minyak dan gas bumi; untuk kepentingan umum” meliputi: yang mempunyai izin di bidangnya yang umum milik Pemerintah Pusat dan
b. panas bumi; a. sarana prasarana kelistrikan; berada di dalam Kawasan Hutan Pemerintah Daerah meliputi:
c. sarana prasarana untuk kepentingan b. sarana prasarana perhubungan; Konservasi meliputi: sarana prasarana pertahanan dan
umum dan/atau strategis; dan/atau c. sarana prasarana telekomunikasi (BTS); a. wisata; keamanan;
d. kegiatan tambang sebagaimana d. sarana prasarana penunjang tambang b. panas bumi; sarana prasarana religi;
dimaksud dalam Keputusan Presiden antara lain meliputi: sarana prasarana c. sarana prasarana kelistrikan; sarana prasarana pengairan;
Nomor 41 Tahun 2004 tentang pelabuhan, terminal khusus/pelabuhan d. sarana prasarana perhubungan; sarana prasarana perhubungan untuk
Perizinan atau Perjanjian di Bidang khusus angkutan produksi, dan e. sarana prasarana telekomunikasi umum;
Pertambangan yang Berada di pengelolaan dampak kegiatan (BTS). sarana prasarana mitigasi bencana.
Kawasan Hutan. pertambangan.
27
TATA CARA PENYELESAIAN TERHADAP KEGIATAN PEMERINTAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM DI KAWASAN HUTAN
(PENYELESAIAN SESUAI PASAL 110B UUCK)
Sarana
Prasarana Hutan Produksi
Persetujuan Pelepasan
Kawasan Hutan
Pemerinta
h
Penyelesaian diatur dalam
Persetujuan Penggunaan
Peraturan Perundang- Hutan Lindung
Kawasan Hutan
undangan Kehutanan
28
PENGECUALIAN BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN
PASAL 41 PP 24/2021
Dalam hal kegiatan usaha di dalam Kawasan Hutan yang tidak memiliki Perizinan di bidang kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (2) dilakukan oleh orang perseorangan yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar Kawasan Hutan paling singkat 5
(lima) tahun secara terus menerus dengan luasan paling banyak 5 (lima) hektar, dikecualikan dari Sanksi Administratif dan diselesaikan
melalui penataan Kawasan Hutan -
Orang perseorangan yang bertempat tinggal di dalam dan/atau di sekitar Kawasan Hutan paling singkat
5 tahun secara terus menerus
dibuktikan dengan memiliki tempat tinggal tetap dan surat keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Desa atau Lurah setempat -
Orang perseorangan yang menguasai Kawasan Hutan dengan luasan paling banyak 5 ha dibuktikan
• dengan:
bukti penguasaan tanah;
• surat keterangan dari Kepala Desa atau Lurah setempat; atau
• surat pengakuan dan perlindungan kemitraan kehutanan termasuk di dalamnya Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) -
Pembuktian terhadap orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
dilakukan melalui verifikasi teknis -
29
BAB VII. PAKSAAN PEMERINTAH TERHADAP PELAKU USAHA YANG TIDAK BERITIKAD BAIK MEMBAYAR DENDA ADMINISTRATIF
1. Barang Bergerak/Tidak
Syarat : bergerak
1. tidak memenuhi kewajiban pembayaran sanksi Surat 2. Penyitaan atas rekening bank
administrasi dengan nilai sekurang-kurangnya dan akta perusahaan
Paksa
Rp1.000.000.000 Penyitaan 3. Barang yang disita dilarang
2. diragukan itikad baiknya dalam membayar denda dipindahtangankan,
administratif disewakan, dipinjamkan,
30 hari disembunyikan, dihilangkan
kalender atau dirusak.
4. Barang sitaan dapat disimpan
1. Menteri mengeluarkan Surat Perintah Paksa di Kantor Kementerian
2. Parate Eksekusi dapat dibantu POLRI/TNI Lingkungan Hidup dan
3. Diberitahukan (Langsung, Pos, Ekspedisi kurir dengan Kehutanan dan/atau di
bukti kirim) tempat lain, yaitu Setiap
Orang menyesuaikan dengan
Paksa Badan sifat dari barang atau
pertimbangan tertentu dari
Menteri. 30
AMANAT PP 24 TAHUN 2021 TERKAIT PENGATURAN PERATURAN MENTERI YANG BERSINERGI DENGAN PP 23 TAHUN 2021
Perlindungan Hutan
Tata Cara Kemitraan atau Kerja
Sama
31
FLOWCHART TATA KERJA PP 24/2021 (PENETAPAN DATA & INFORMASI)
Koord. Pokja V Ketua Dirjen Gakkum, PKTL, PHL, Ketua Koord. Pokja V
KSDAE, PSKL, PDASRH Satlakwasdal
Satlakwasdal
Mengirimkan konsep Menerima, Menerima surat Ketua Menerima data Menerima disposisi
surat Ketua Tim mengkoreksi, Tim Lakdalwas UU CK, kegiatan usaha di dari Ketua Tim
Lakdalwas UU CK menyetujui konsep menyiapkan data yang kawasan hutan dari Lakdalwas UU CK dan
kepada Dirjen terkait surat dan mengirimkan diminta dan mengirimkan Dirjen terkait dan melakukan analisis
perihal permohonan surat kepada 6 Dirjen data kegiatan usaha di menugaskan Ketua dan evaluasi data dan
pengumpulan data untuk melakukan kawasan hutan kepada Tim Keterlanjuran informasi
pengumpulan data dan Ketua Tim Lakdalwas UU
dan informasi untuk melakukan
CK
informasi analisis dan evaluasi
32
FLOWCHART TATA KERJA PP 24/2021 (VERIFIKASI LAPANGAN) PASAL 110B
Subtim Verteklap &
Menteri LHK Ketua Satlakwasdal Koord. Pokja V Ketua Satlakwasdal Koord. Pokja V Appraisal
Menerima permohonan Menerima disposisi Menerima penugasan dan Menerbitkan SK Subtim Menerima penugasan Subtim verlap melakukan
dari pelaku usaha yang Menteri LHK dan mengusulkan verteklap dan Ketua Satlakdalwas dan verteklap; Tim Appraisal
memenuhi syarat/kriteria menugaskan Ketua Tim pembentukan subtim penunjukkan tim appraisal menugaskan subtim melakukan penghitungan
Pasal 110B dan Keterlanjuran untuk verifikasi teknis dan serta memberikan verteklap serta tim besaran denda
memberikan disposisi menindaklanjuti dengan lapangan serta tim disposisi kepada Ketua appraisal untuk administratif; Melaporkan
kepada Ketua Lakdalwas verifikasi teknis dan appraisal kepada Ketua Tim Keterlanjuran untuk menindaklanjuti proses hasil verteklap kepada
UU CK untuk lapangan Tim Lakdalwas UU CK ditindaklanjuti pengurusan Pasal 110B Pokja V
ditindaklanjuti
35
35
PERCEPATAN IMPLEMENTASI UUCK NO 11 TAHUN 2020
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PERCEPATAN PENYELESAIAN
PPTKH(TERMASUK PERKEBUNAN) DALAM
RANGKA PENATAAN KAWASAN HUTAN
36
POKJA PELAKSANAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN IMPLEMENTASI
UU CIPTA KERJA BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
PENGARAH
MENTERI LHK
WAMEN LHK
ANGGOTA PENGARAH
KETUA 1. Dirjen Pengelolan Hutan Produksi Lestari
SEKJEN LHK 2. Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan
Ekosistem
3. Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3
WAKIL 4. Dirjen Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan
DIRJEN PKTL & DIRJEN LHK Lingkungan
SEKRETARIS 5. Dirjen PDAS dan Rehabilitasi Hutan
6. Dirjen Penegakan Hukum
7. Kepala Badan Istrumen Lingkungan dan Kehutanan
POKJA I POKJA II POKJA III POKJA IV POKJA V POKJA VI POKJA VII POKJA VIII POKJA IX POKJA X
Sosialisasi Inventory & Standarisasi Asistensi Konsolidasi Pengembangan Penataan Finalisasi Pengembangan Transisi
Analisis Dan Perizinan Data dan dan Integrasi Kawasan dan Kelembagaan Regulasi dab
Perhutanan
Konsekuensi Penerapan Berusaha Penyelesaian Sistem Tata dan Asistensi Pengendalian
Kelola
Tata Kelola Sosial
Implementasi Standar Daerah
Berbasis Risko Keterlanjuran Hutan Konsekuensi/
Regulasi Ekses
37
POKJA TERKAIT PERCEPATAN PENYELESAIAN
KEGIATAN USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
DALAM KAWASAN HUTAN
TUGAS POKJA V TUGAS POKJA VII
Konsolidasi Data dan Penyelesaian Keterlanjuran Penataan Kawasan dan Tata Kelola Hutan
1. Menginventarisasi data kegiatan yang telah 1. Menginventarisasi data kegiatan masyarakat yang telah
terbangun dalam kawasan hutan terbangun dalam kawasan hutan
2. Melakukan telaah dan analisis data kegiatan yang 2. Melakukan telaah dan analisis data kegiatan masyarakat
terbangun dalam kawasan hutan yang terbangun dalam kawasan hutan
3. Melaksanakan diskusi, pembahasan untuk 3. Melaksanakan diskusi, pembahasan untuk mengkaji
mengkaji pandangan para pihak terkait regulasi pandangan para pihak terkait regulasi peratutan pemerintah
peratutan pemerintah 4. Menyusun NSPK pelaksanaan peraturan pemerintah
4. Menyusun NSPK pelaksanaan peraturan 5. Menganalisis regulasi terkait
pemerintah 6. Menyusun rekomendasi Langkah-Langkah implementasi
5. Menganalisis regulasi terkait regulasi penyelesaian kegiatan terbangun dalam kawasan
6. Menyusun rekomendasi Langkah-Langkah hutan
implementasi regulasi penyelesaian kegiatan
terbangun dalam kawasan hutan 7. Membangun scenario penataan kawasan hutan
7. Melaporkan kepada Menteri cq. Pejabat Eseslon I 8. Melaporkan kepada Dirjen terkait dan berkonsultasi untuk
yang relevan untuk Langkah lanjut secara materi laporan kepada Menteri untuk finalisasi scenario
struktural penataan kawasan
38
PERCEPATAN PENYELESAIAN PPTKH (TERMASUK PERKEBUNAN)
DALAM RANGKA PENATAAN KAWASAN HUTAN
5 MONITORING EVALUASI
39
TATA WAKTU RENCANA PENYELESAIAN KEBUN SAWIT DALAM KAWASAN HUTAN
PASAL 110A
KEBUN DALAM
KAWASAN HUTAN
4 TERSELESAIKAN
1
PERKEBUNAN KELAPA 1. INVENTARISASI
SAWIT YANG TELAH 2. KLASIFIKASI KEMITRAAN KONSERVASI
TERBANGUN 3. PENETAPAN PERSETUJUAN LANJUT USAHA
110A 4. PENGUMUMAN KERJASAMA
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
PELEPASAN KAWASAN HUTAN
≤ 1 TAHUN SEJAK
PP 24/2021 DIUNDANGKAN
(TGL 2 FEBRUARI 2022)
MENTERI LHK
40
TATA WAKTU RENCANA PENYELESAIAN KEBUN SAWIT DALAM KAWASAN HUTAN
PASAL 110B
PENYELESAIAN PERSETUJUAN
PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
KEBUN DALAM
KAWASAN HUTAN
4 TERSELESAIKAN
PEMBAYARAN DENDA
ADMINISTRASI 3
VERIFIKASI DAN
2 PENETAPAN SANKSI
ADMINISTRASI
1
PERKEBUNAN KELAPA
1. INVENTARISASI
SAWIT YANG TELAH
2. KLASIFIKASI
TERBANGUN 3. PENETAPAN
110B
≤ 1 TAHUN SEJAK
PP 24/2021 DIUNDANGKAN
(TGL 2 FEBRUARI 2022)
MENTERI LHK
41
RENCANA AKSI PENYELESAIAN SAWIT DALAM KAWASAN HUTAN
Tahun
No Kegiatan 2021 2022 2023
I II III IV I II III IV I II III IV