Anda di halaman 1dari 7

Pendaftaran Tanah  Diselenggarakan oleh BPN

1. Pendaftaran Tanah adalah kegiatan yang dilakukan pemerintah secara terus


menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi pengumpulan, pengolahan,
pembukuan, penyajian data fisik dan yuridis dalam bentuk peta dan daftar
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun

2. Bidang tanah adalah bagian pemukaan bumi yang merupakan satuan yang
berbatas

3. Adjukasi adalah kegatan yang dilaksanakan dalam rangka pendaftaran tanah


pertama kali yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik
dan data yuridis dalam rangka pendaftarannya

Asas Pendaftaran Tanah : Sederhana, Aman, Terjangkau, Mutakhir, Terbuka

Tujuan Pendaftaran Tanah

1. Untuk memberikan kepastian hukum  diterbitkan sertifikat

2. Menyediakan informasi untuk keperluan instansi tertentu  Data fisik dan Yuridis
yang terbuka untuk umum

3. Menjaga ketertibatan administrasi pertanahan  segala peralihan, pembenan


hak, hapusnya hak wajib untuk didaftar

Pendaftaran sistematik dibantu oleh Panitia Adjukasi

Panitia Adjukasi terdiri dari Ketua (Pegawai BPN), 4 Anggota (Pegawai BPN
yang menguasi terkait Pendaftaran Tanah, Hak-hak atas tanah, Kepala Desa, dan
orang yang paham terkait bidang-bidang tanah di wilayah tersebut)

Obyek Pendaftaran Tanah

1. Tanah yang dipunyai dengan HM, HGU, HGB, HP

2. Tanah HPL, tanah wakaf

3. HM atas SARUSUN, Hak Tanggungan, TN


*Khusus untuk Tanah Negara (TN) pendaftaran dilakukan dengan cara
menbukukan dalam daftar tanah

Satuan wilayah Tata Usaha pendaftaran tanah  Kelurahan/Desa (*khusus


untuk HPL, HGU, HT, TN  Kabupaten/Kotamadya)

Kegiatan Pendaftaran Tanah meliputi Pendaftaran Tanah Pertama Kali dan


Pemeliharaan Data

Pendaftaran Tanah Pertama Kali

1. Pengumpulan dan pengolahan Data Fisik

2. Pembuktian hak dan pembukuannya (Data Yuridis)

3. Penerbitan sertifikat

4. Penyajian data fisik dan yuridis

5. Penyimpanan daftar umum dan dokumen

Pemeliharaan Data

1. Pendaftaran perubahan dan pembebanan hak

2. Pendaftaran Perubahan Data pendaftaran tanah lainnya


PMNA No. 18 Tahun 2015 tentang Pengendalian Penguasaan Tanah Pertanian

1. Pembatasan pengusaan tanah dilakukan terhadap PERORANGAN dan BADAN


HUKUM (pasal 3 ayat 2)
2. Pembatasan pengusaan kepemilikan tanah Perorangan

3. Tanah pertanian milik perorangan dapat dialihkan kepada pihak lain dengan
catatan :
- Pihak lain berada di satu kecamatan yang sama dengan tanah pertanian
tersebut
- Tanah digunakan dan dimanfaatkan untuk pertanian
4. Jika pemilik tanah pertanian berada di luar kecamatan, maka dalam waktu 6
BULAN, pemilik tanah wajib:
- Mengalihkan hak atas tanah tersebut ke pihak lain yang berada dalam 1
kecamatan dengan tanah pertanian tersebut (
- Pemilik tanah pindah ke kecamatan letak tanah

5. Tanah pertanian dapat TIDAK DIALIHKAN dengan catatan


6. Pemilik tanah pertanian wajib mengusahan dan memanfaatkan tanah pertanian
tersebu paling lama 6 BULAN sejak diterbitkan sertifikat

Rangkuman PP No. 86 Tahun 2018

1. Reforma Agraria adalah penataan struktur kepemilikan, pengusaan,


penggunaan dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan dengan PENATA
ASET dan PENATAAN AKSES
2. Penataan Aset  Penataan kembali, pengusaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah dalam rangka menciptkan keadilan dalam pengusaan
kepemilikan tanah
3. Penataan Akses  Pemberian akses modal kepada TORA (pemberdayaan
masyarakat)
4. Konsolidasi Tanah adalah penataan pengusaan, kepemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan tanah sesuai dengan RTRW, sekaligus untuk menyedikan
tanah untuk kepentingan pembangunan, dalam rangka meningkatkan kualitas
lingkungan dan menjaga sumberdaya alam dengan melibatkan partisipasi aktif
masyarakat
Tujuan Reforma Agraria
1. Mengurangi ketimpangan pengusaan dan kepemilikan tanah dalam rangka
menciptakan keadilan
2. Menangani Sengketa dan Konflik agrarian
3. Menciptkan sumber kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang
berbasis agraria melalui kepemilikan, penguasaan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah
4. Menciptkan lapangan pekerjaan untuk mengurangi kemiskinan
5. Memperbaikan akses masyarakat kepada sumber ekonomi
6. Meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan
7. Memperbaikan dan menjaga kualitas lingkungan

Penyelenggara REFORMA AGRARIA  Pemerintah Pusat dan Pemerintah


Daerah
Penyelenggara REFORMA AGRARIA  Perencanaan dan Pelaksanaan

Perencanaan Reforma Agraria (menjadi acuan dalam penyusunan : rencana


kerja dan anggaran Kementrian, rencana pembangunan daerah)
1. Perencanaan terhadap Penataan Aset : Pengusaan dan Kepemilikan Tora
2. Perencanaan terhadap Penataan Akses : Penggunaan dan pemanfaatan
Tora
3. Perencaan terhadap Peningkatan kepastian hukum dan legalisasi TORA
4. Perencanaan terhadap penangan Sengketa dan Konflik Agraria
5. Perencaan kegiatan lain yang berkaitan dengan Reforma Agraria
Izin Lokasi untuk Investasi (Penanaman Modal) : PERMEN No. 15 Tahun 2015
1. Pasal 2 huruf f

2. Penguasaan tanah setelah diperoleh izin lokasi sebagai berikut.

*Khusus untuk Papua dan Papua Barat luas penguasaan tanahnya maksimal 2 luas
penguasaan provinsi.
Jangka waktu Izin Lokasi : 3 Tahun (dapat diperoleh 1 tahun perpanjangan dengan
catatan telah diperoleh penguasaan tanah 50%)
Izin lokasi harus disertai dengan PETA dan penguasaan tanah disesuaikan dengan
Peta. Tanah yang sudah diperoleh wajib dilaporkan ke Kantah setempat.

Anda mungkin juga menyukai