Anda di halaman 1dari 60

PEMERINTAH KOTA BENGKULU

Studi Kelayakan
Pembangunan TPU
Dinas Pekerjaan Umum dan penataan Ruang Kota Bengkulu

Tahun Anggaran 2018

Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)

Seiring dengan perkembang jumlah penduduk jumlah angka kelahiran dan

kematian sangat mempengaruhi perkembangan Pembangunan di kota Bengkulu

khususnya pembangunan pada sarana dan prasarana pelayanan publik. Perbaikan

dalam pembangunan pelayanan publik akan dapat meningkatkan kesejahteraan

terhadap penduduk seperti Pembangunan terhadap Taman Pemakaman Umum (TPU)

yang masih sangat sedikit di wilayah Kota Bengkulu, terciptanya pembangunan layanan

publik berupa Taman Pemakaman Umum (TPU) ini membuat beberapa daerah akan
mengalami banyak perubahan baik dibidang ekonomi maupun sosial. Perubahan di

bidang ekonomi dapat dilihat dengan adanya perubahan alih fungsi lahan yang semula

lahan kosong menjadi lahan yang berfungsi sebagai sarana pelayanan publik

sedangkan dari bidang sosial terdapat beberapa perubahan faktor misal jaminan dari

pemerintah akan lahan pemakaman untuk rakyat sehingga membuat masyarakat akan

lebih efektif dalam pemakaman jenazah dan dalam memfasilitasi pemakaman

pemerintah membuat program pemakaman untuk muslim dan non muslim dalam satu

area yang akan menimbulkan rasa saling menghargai antar masyarakat.

Taman Pemakaman Umum (TPU) ini sendiri akan direncanakan dibangun di

wilayah Air sebakul, Pembangunan Taman Pemakaman Umum (TPU) dibangun di

wilayah tersebut dikarenakan lokasi tersebut merupakan salah satu lokasi yang dinilai

strategis sebagai Taman Pemakaman Umum (TPU) karena berada di Area yang Luas

dan belum padat penduduk. Pemanfaatan posisi Taman Pemakaman Umum (TPU)

yang strategis ini menjadi kekuatan untuk menangkap peluang antusiasme pemimpin

daerah dan dukungan regulasi daerah yang jelas dengan mensinergikan kebijakan

yang komprehensif dan berkelanjutan dalam mengembangkan kota Bengkulu sebagai

pusat pertumbuhan secara terencana.

Melalui studi kelayakan ini Pemerintah Kota Bengkulu berkeyakinan bahwa

pembangunan, pengembangan Taman Pemakan Umum (TPU) Air Sebakul mampu

memberikan manfaat yang besar bagi pertumbuhan dan perkembangan Pembangunan

Kota Bengkulu.
WALIKOTA BENGKULU

H. HELMI HASAN, S.E.

BAB I
PENDAHULUAN/LATAR BELAKANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 9 TAHUN 1987

TENTANG

PENYEDIAAN PENGGUNAAN TANAH UNTUK KEPERLUAN TEMPAT PEMAKAMAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang :

a. bahwa dalam rangka meningkatkan kegiatan pembangunan, sebagai akibat

pertambahan penduduk dan peningkatan kualitas lingkungan hidup, diperlukan lebih

banyak penyediaan tanah oleh karena itu harus diusahakan agar setiap penggunaan

tanah dilakukan secara lebih produktif dan efisien;

b. bahwa berhubung dengan itu penggunaan tanah untuk tempat pemakaman di samping

harus memperhatikan kepentingan aspek keagamaan, dan sosial budaya juga harus

memperhatikan asas-asas penggunaan dan pemanfaatan tanah;

c. bahwa dengan berlakunya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-pokok Agraria, maka Begraafplaatsen Ordonnantie Staatsblad 1864

Nomor 196 jo Staatsblad 1904 Nomor 496 yang mengatur tempat untuk tempat

pemakaman dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan

sehingga perlu ditinjau lagi;

d. bahwa untuk mengatur hal-hal yang tersebut di atas, dipandang perlu untuk mengatur

kembali masalah penyediaan dan penggunaan tanah untuk tempat pemakaman

dengan Peraturan Pemerintah,

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria

(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor

2043);
3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah

(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037);

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa (Lembaran Negara

Tahun 1979 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3153);

5. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3215);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik

(Lembaran Negara Tahun 1977 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3107);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYEDIAAN DAN

PENGGUNAAN TANAH UNTUK KEPERLUAN TEMPAT PEMAKAMAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan :


a. Tempat Pemakaman Umum adalah areal tanah yang disediakan untuk keperluan

pemakaman jenazah bagi setiap orang tanpa membedakan agama dan golongan, yang

pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II atau Pemerintah Desa.

b. Tempat Pemakaman Bukan Umum adalah areal tanah yang disediakan untuk

keperluan pemakaman jenazah yang pengelolaannya dilakukan oleh badan sosial

dan/atau badan keagamaa

c. Tempat Pemakaman Khusus adalah areal tanah yang digunakan untuk tempat

pemakaman yang karena faktor sejarah dan faktor kebudayaan mempunyai arti

khusus.

d. Krematorium adalah tempat pembakaran jenazah dan/atau kerangka jenazah.

e. Tempat Penyimpanan Jenazah adalah tempat yang menurut adat/ kebiasaan

dipergunakan untuk menyimpan/menempatkan jenazah yang karena keadaan alamnya

mempunya sifat-sifat khusus dibandingkan dengan tempat lain.

f. Kota adalah wilayah Ibukota Negara, Ibukota Propinsi, Ibukota Kabupaten, Kotamadya,

Kota Administratif, dan Ibukota Kecamatan dan Kota lain yang ditetapkan berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Tingkat II/Walikotamadya.

h. Kepala Daerah adalah Bupati/Walikotamadya Daerah Tingkat II.

i. Pemerintah Daerah adalah sebagaimana dimaksud oleh Undang-undang Nomor 5

Tahun 1974.

BAB II
PENUNJUKAN, PENETAPAN, DAN PEMBERIAN

HAK ATAS TANAH UNTUK KEPERLUAN

TEMPAT PEMAKAMAN

Pasal 2

(1) Penunjukan dan penetapan lokasi tanah untuk keperluan Tempat Pemakaman

Umum dilaksanakan oleh Kepala Daerah untuk masing-masing Daerah Tingkat II di

bawah koordinasi Gubernur Kepala Daerah, dan untuk Daerah Khusus Ibukota

Jakarta oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

(2) Penunjukan dan penetapan lokasi tanah termasuk tanah wakaf untuk keperluan

Tempat Pemakaman Bukan Umum dilaksanakan oleh Kepala Daerah Tingkat II

yang bersangkutan dengan persetujuan Menteri Dalam Negeri.

(3) Dalam melakukan penunjukan dan penetapan sebagaimana yang dimaksud dalam

ayat (1) dan ayat (2) harus berdasarkan pada Rencana Pembangunan Daerah,

dan/atau Rencana Tata Kota, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. tidak berada dalam wilayah yang padat penduduknya;

b. menghindari penggunaan tanah yang subur;

c. memperhatikan keserasian dan keselarasan lingkungan hidup;

d. mencegah pengrusakan tanah dan lingkungan hidup;

e. mencegah penyalahgunaan tanah yang berlebih-lebihan.


(4) Penetapan dan pemberian hak atas tanah Tempat Pemakaman Khusus diatur lebih

lanjut oleh Menteri Dalam Negeri.

Pasal 3

(1) Areal tanah untuk keperluan Tempat Pemakaman Umum diberikan status

Hak Pakai selama dipergunakan untuk keperluan Pemakaman.

(2) Areal tanah untuk keperluan Tempat Pemakaman Bukan Umum diberikan

status Hak Pakai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku kecuali tanah wakaf yang dipergunakan untuk tempat

pemakaman, dengan status Hak Milik.

Pasal 4

(1) Setiap orang mendapat perlakuan yang sama untuk dimakamkan di Tempat

Pemakaman Umum.

(2) Untuk ketertiban dan keteraturan Tempat Pemakaman Umum dan Tempat

Pemakaman Bukan Umum diadakan pengelompokan tempat, bagi masing-masing

pemeluk agama.

(3) Penggunaan tanah untuk pemakaman jenazah seseorang, baik pada pemakaman

jenazah di Tempat Pemakaman Umum maupun di Tempat Pemakaman Bukan

Umum ditetapkan tidak lebih dari 2½ (dua setengah) meter x 1½ (satu setengah)

meter dengan kedalaman minimum 1½ (satu setengah) meter.

BAB III
PENGELOLAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM

TEMPAT PEMAKAMAN BUKAN UMUM

DAN TEMPAT PEMAKAMAN KHUSUS

Pasal 5

(1) Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum yang terletak di Kota dilakukan oleh

Pemerintah Daerah yang bersangkutan berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II,

dan bagi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta oleh Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

(2) Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum di Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa

berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

(3) Pengelolaan Tempat Pemakaman Bukan Umum dilakukan oleh suatu Badan atau

Badan Hukum yang bersifat sosial dan/atau bersifat keagamaan dengan izin

Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan dan bagi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta dengan izin Gubernur.

(4)Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diterbitkan setelah mendapat

persetujuan terlebih dahulu dari Menteri Dalam Negeri.

Pasal 6

(1) Pengelolaan Tempat Pemakaman Bukan Umum diatur dengan Peraturan Daerah

Tingkat II yang bersangkutan, dan bagi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan

Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.


(2) Dalam pelaksanaan pengelolaan Tempat Pemakaman Umum dan Tempat

pemakaman Bukan Umum harus memperhatikan dan mengindahkan ketentuan

peraturan perundang-undangan mengenai lingkungan hidup.

(3) Dalam pengelolaan Tempat Pemakaman Umum Pemerintah Daerah

mengusahakan agar tidak memberatkan warga masyarakat, dan bagi pengelolaan

Tempat Pemakaman Bukan Umum tidak dibenarkan dikelola secara komersial.

Pasal 7

Ketentuan mengenai Pengelolaan Tempat Pemamakam Khusus diatur labih lanjut oleh

Menteri Dalam Negeri.

Pasal 8

(1) Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum dan Tempat Pemakaman Bukan Umum

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan, dan

bagi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Ibukota Jakarta.

(2) Pengawasan terhadap pengelolaan Tempat Pemakaman Bukan Umum dilakukan

oleh Pemerintah Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

(3) Apabila ada penyimpangan dalam pengelolaan dan penggunaan Tempat

Pemakaman Bukan Umum, Pemerintah Daerah dapat menutup pemakaian dan

penggunannya.
(4) Pengelolaan Tempat Pemakaman Umum oleh Pemerintah Daerah dapat

dikenakan retribusi berdasarkan Peraturan Daerah terhadap penggunaan

pemakaman dengan tarif yang wajar.

BAB IV

KREMATORIUM DAN TEMPAT PENYIMPANAN JENAZAH

Pasal 9

(1) Untuk pembakaran jenazah dan/atau kerangka jenazah sesuai dengan agama

masing-masing dapat dibangun Krematorium yang dikelola oleh Pemerintah

Daerah.

(2) Pengelolaan Krematorium dapat dilakukan oleh Badan Sosial dan/atau

Keagamaan berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah.

(3) Penunjukan lokasi tanah untuk pembangunan Krematorium dilakukan oleh

Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah yang bersangkutan di bawah koordinasi

Gubernur Kepala Daerah yang disesuaikan dengan Rencana Tata Kota serta

memperhatikan ketentuan dalam Pasal 2 ayat (3).

Pasal 10

Penetapan lokasi untuk Tempat Penyimpanan Jenazah seesuai dengan adat yang masih

berlaku di suatu Daerah dilakukan oleh Kepala Daerah Tingkat II dengan memperhatikan

ketentuan Pasal 2 ayat (3), adat budaya Daerah setempat serta sifat dan keadaan khusus

daerah yang bersangkutan.


Pasal 11

Penyelenggaraan pengelolaan Krematorium dan Tempat Penyimpanan jenazah dilakukan

berdasarkan Keputusan Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II.

BAB V

PEMINDAHAN LOKASI

Pasal 12

(1) Apabila terdapat suatu Tempat Pemakaman Umum, Tempat Pemakaman Bukan

Umum, Krematorium, dan Tempat Penyimpanan Jenazah yang dipandang tidak

sesai lagi dengan Tata Kota, sehingga menjadi penghambat peningkatan mutu

lingkungan, secara bertahap diusahakan pemindahannya ke suatu lokasi yang

disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana Tata Kota serta

memperhatikan ketentuan dalam Pasal 2 ayat (3).

(2) Pemindahan Tempat Pemakaman Umum, Tempat Pemakaman Bukan Umum,

Krematorium, dan Tempat Penyimpanan Jenazah ke tempat lain sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah, dan bagi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota

Jakarta, dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang

bersangkutan.

(3) Berkas Tempat Pemakaman Umum dan bekas Tempat Pemakaman Bukan Umum

sedapat mungkin digunakan untuk kepentingan sosial dan/atau keagamaan.


(4) Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlaku setelah mendapat

pengesahan Menteri Dalam Negeri.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 13

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah ini, Tempat Pemakaman Umum, Tempat

Pemakaman Bukan Umum, Tempat Pemakaman Partikelir, Tempat Pemakaman Khusus,

Krematorium, dan Tempat Penyimpanan Jenazah yang telah ada disesuaikan dengan

ketentuan Peraturan Pemerintah ini.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah ini diatur lebih lanjut oleh Menteri Dalam

Negeri dengan memperhatikan pendapat Menteri lain yang berkepentingan.

Pasal 15

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mangetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah

ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indoneisa.


Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 5 Mei 1987

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ttd

SOEHARTO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 5 Mei 1987

MENTERI/SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

ttd.

SUDHARMONO, SH.

PENJELASAN

ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 9 TAHUN 1987

TENTANG

PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN TANAH UNTUK

KEPERLUAN TEMPAT PEMAKAMAN

UMUM

1. Sehubungan dengan semakin langkanya tanah, sebagai akibat dari pertambahan

penduduk dan kegiatan pembangunan, maka perlu pengaturan tanah untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat.

Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam Ketetapan MPR Nomor II/MPR/ 1983 Bab IV

Pola Umum Repelita IV sub D 27 memerintahkan : "Pemanfaatan tanah harus sungguh

sungguh membantu usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat,serta dalam rangka

mewujudkan keadilan sosial.

Sehubungan dengan itu perlu dilanjutkan dan makin ditingkatkan penataan kembali

penggunaan, penguasaan, dan pemilikan tanah termasuk pengalihan hak atas tanah."

Penggarisan seperti tersebut di atas terdapat pula dalam Undang-undang Nomor 5

Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria yang memberikan

penekanan kewajiban dan tanggung jawab kepada Negara dan Bangsa Indonesia agar
bumi, air, dan ruang angkasa Indonesia yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa,

dipelihara dan dikembangkan peruntukan dan pengunaannya untuk kemakmuran dan

kesejahteraan rakyat. Dalam usaha melaksanakan Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1983 dan Undang-undang Nomor 5 Tahun

1960 tersebut, terhadap penyediaan dan penggunaan tanah untuk keperluan tempat

pemakaman telah dijumpai banyak masalah yang timbul ditinjau dari berbagai segi

yaitu :

a. Lokasi tanah tempat pemakaman, kenyataannya banyak tanah tempat

pemakaman terletak di tengah-tengah kota atau berada dalam daerah pemukiman

yang padat penduduknya, sehingga tidak sesuai lagi dengan perencanaan

pembangunan daerah atau Rencana Tata Kota.

b. Pemborosan pemakaian tanah untuk keperluan tempat pemakaman karena belum

diatur mengenai pembatasan tanah bagi pemakaman jenazah seseorang.

c. Dipakainya tanah-tanah subur untuk keperluan pemakaman.

d. Kurang diperhatikan keserasian dan keselarasan lingkungan hidup.

e. Kurang memadainya upaya pencegahan pengrusakan tanah.

2. Keadaan tersebut di atas jelas bertentangan dengan usaha Pemerintah untuk

mewujudkan tata tertib bidang pertanahan, sehingga perlu ditata kembali dan disusun

sebagai pedoman serta landasan hukum yang mantap dengan tujuan agar :

a. Penggunaan tanah tidak menjurus pada pemborosan yang mengakibatkan

kerusakan pada sumber daya alam dan terganggunya keseimbangan hidup;


b. Pemenuhan kebutuhan tanah untuk keperluan tempat pemakaman secara serasi

dan seimbang mengingat persediaan tanah yang ada pada kenyataannya terbatas,

kebutuhan Negara, masyarakat, dan perorangan terus meningkat jenis maupun

volumenya.

3. Pada zaman Hindia Belanda terdapat beberapa peraturan yang berkenaan dengan

masalah tempat pemakaman, antara lain :

a.Staatsblad 1864 Nomor l96 juncto

b.Staatsblad 1896 Nomor 46 juncto

c.Staatsblad 1904 Nomor 496.

Di samping itu terdapat beberapa ketentuan penyerahan urusan mengenai pemakaman

kepada Pemerintah Propinsi, antara lain:

a.Staatsblad 1925 Nomor 378.

b.Staatsblad 1929 Nomor 227.

c.Staatsblad 1928 Nomor 295.

Adapun ketentuan-ketentuan tersebut di atas, lebih banyak dititik beratkan pada masalah

pemakaman orang-orang yang tunduk pada Hukum Perdata Barat.

Berdasarkan Begraaplaatsen Ordonantie Staatsblad 1864 Nomor 196 juncto Staatsblad

1904 Nomor 496 tersebut di atas terdapat tiga macam tempat pemakaman yaitu :

a.Tempat Pemakaman Umum


b.Tempat Pemakaman Khusus.

c.Tempat Pemakaman Partikelir.

Seiring dengan cita-cita Undang-undang Pokok Agraria untuk mewujudkan tertib di

bidang pertanahan sebagaimana antara lain ditentukan dalam Pasal 14, maka

sebenarnya ketentuan Ordonantie yang mengatur tempat pemakaman tersebut perlu

ditinjau dan diatur kembali.

Selama ini karena peraturan pelaksanaan Pasal 14 Undang-undang Pokok Agraria

mengenai pengaturan tanah untuk keperluan kuburan belum ada, maka

Ordonantie-ordonantie tersebut masih diberlakukan.

Peraturan Pemerintah ini dengan demikian dan merupakan pelaksanaan

penertiban penggunaan tanah untuk tempat pemakaman dalam rangka

Undang-undang Pokok Agraria. Dengan ditetapkannya Peraturan Peme- rintah ini

maka ketentuan-ketentuan dalam Ordonantie yang mengatur tempat pemakaman

tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi.

4. Dalam rangka penyerahan urusan kepada Pemerintah Daerah di lingkungan Pekerjaan

Umum dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1953 diserahkan beberapa

urusan di antaranya termasuk urusan tempat pemakaman. Di samping itu dengan

Surat Edaran Menteri Agraria tanggal 28 Agustus Tahun 1957 Nomor Ka.0.23/2/2 dan

tanggal 3 Maret Tahun 1959 diatur mengenai Tempat Pemakaman Partikelir yang harus

disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Daerah.


5. Pengelolaan tanah tempat pemakaman di Indonesia dewasa ini kenyataannya dapat

dibedakan dalam beberapa macam, yaitu :

a.Tempat Pemakaman Umum

Tempat Pemakaman Umum dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan/atau

Pemerintah Desa, dimana areal tanah tersebut disediakan untuk pemakaman jenazah

bagi seluruh anggota masyarakat dengan tidak membedakan agama, bangsa atau

kewarganegaraannya.

Bagi jenazah yang tidak jelas identitasnya maupun agamanya, penguburannya

ditempatkan dalam lingkungan tertentu di Tempat Pemakaman Umum tersebut.

Pengaturan atas Tempat Pemakaman Umum dilakukan oleh Pemerintah Daerah

setempat dengan memperhatikan situasi dan kondisi daerah dan sesuai dengan

Rencana Pembangunan Daerah serta sesuai adat istiadat masyarakat setempat.

b.Tempat Pemakaman Bukan Umum.

Tempat Pemakaman Bukan Umum yang juga disebut Tempat Pemakaman Partikelir

pengelolaannya dilakukan oleh swasta dan hanya dimungkinkan oleh suatu Badan

Hukum/ Yayasan yang bergerak di bidang sosial dan/atau keagamaan dengan

memperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Pemerintah Daerah.

Dalam hal ini Pemerintah Daerah lebih aktif peranannya dalam menentukan izin lokasi

Tempat Pemakaman Bukan Umum tersebut untuk diserasikan dengan Rencana

Pembangunan Daerah dan ketertiban lingkungan.

c.Tempat Pemakaman Khusus.


Di samping Tempat Pemakaman Umum dan Tempat Pemakaman Bukan Umum

tersebut di atas, terdapat tempat-tempat pemakaman yang mempunyai nilai sejarah

dan budaya seperti pemakaman para Wali (Makam Wali Songo), Raja-raja

(Pemakaman Imegiri), tempat pemakaman para pahlawan dan pejuang bangsa (Taman

Makam Pahlawan) serta tempat pemakaman perang Belanda di tujuh kota sesuai

dengan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 1971.

d.Krematorium.

Tempat pembakaran jenazah atau kerangka jenazeh yang pelaksanaannya dilakukan

Pemerintah Daerah, masyarakat ataupun Badan Hukum/Yayasan yang bergerak di

bidang sosial dan/atau keagamaan dengan memperhatikan persyaratan yang

ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.

e.Tempat Penyimpanan Jenazah.

Menurut adat yang masih berlaku di berbagai tempat di Indonesia, dikenal beberapa

masyarakat hukum adat yang tidak mengubur jenazah di dalam tanah malainkan

menyimpan jenazah-jenazah di dalam lubang-lubang atau gua-gua ataupun

menempatkan jenazah di tempat-tempat yang terbuka, yang karena keadaan alamnya

mempunyai sifat-sifat khusus dibandingkan dengan tempat lain.

Sepanjang adat tersebut masih ada dan berlaku pada suatu kelompok masyarakat,

maka Pemerintah Daerah menentukan lokasinya.

6.Pemindahan lokasi Tempat Pemakaman Umum.


Dalam hal pemindahan lokasi temapt pemakaman yang ditentukan Pemerintah Daerah

karena kepentingan aspek perkotaan maupun dengan alasan tidak sesuai lagi dengan

Rencana Pembangunan Kota, maka penetapan pemindahan lokasi bagi Tempat

Pemakaman Umum harus terlebih dahulu mendapat persetujuan DPRD setempat dan

pengesahan dari Menteri Dalam Negeri, sedangkan bagi Tempat Pemakaman Bukan

Umum dengan Keputusan Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat 11 dan

disahkan Menteri Dalam Negeri.

Pemanfaatan tanah bekas lokasi tempat pemakaman tersebut ditekankan untuk

keperluan sosial dan/atau keagamaan atau kepentingan umum lainnya seperti

pembangunan Kantor Pemerintah.

7. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah mengenai kemudahan dalam

pengurusan pemakaman jenazah, pencegahan komerisalisasi tanah tempat

pemakaman, dan memelihara nilai-nilai keagamaan terhadap kematian seseorang

serta penggunaan tanah bekas tempat pemakaman yang harus digunakan bagi

kepentingan umum terutama yang erat kaitannya dalam bidang keagamaan.

8.Peraturan Pemerintah ini hanya mengatur pokok-pokoknya saja, maka mengenai

ketentuan pelaksanaannya dan langkah-langkah lebih lanjut yang perlu diambil,

dilaksanakan oleh Menteri Dalam Negeri serta Pemerintah Daerah setempat.

PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Huruf a

Cukup jelas
Huruf b

Tempat Pemakaman Bukan Umum yang dikelola oleh Badan-badan Swasta, baik yang

bersifat sosial maupun keagamaan termasuk di dalamnya tanah wakaf. Mengenai tanah

wakaf diatur tersendiri dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 dimana status

tanahnya dengan Hak Milik.

Huruf c

Tempat Pemakaman Khusus menyangkut tempat pemakaman yang mempunyai nilai-nilai

sejarah dan budaya serta nilai kepahlawanan bangsa oleh karenanya perlu diatur dengan

peraturan tersendiri, karena menyangkut berbagai aspek pembangunan bangsa.

Huruf d

Cukup jelas

Huruf e

Cukup jelas

Huruf f

Cukup jelas

Huruf g

Cukup jelas

Huruf h

Cukup jelas

Huruf i

Cukup jelas

Pasal 2

Ayat (1)
Cukup jelas

Ayat (2)

Terhadap penunjukan dan penetapan lokasi Tempat Pemakaman Bukan Umum oleh

Kepala Daerah Tingkat II, diperlukan persetujuan Menteri Dalam Negeri guna

pengendalian secara nasional terhadap tempat pemakaman yang dikelola oleh swasta.

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Terhadap tanah Tempat Pemakaman Bukan Umum dapat diberikan status Hak Pakai

yang dapat diperpanjang, sedangkan bagi tanah wakaf yang digunakan untuk tempat

pemakaman diberikan status Hak Milik karena fungsi wakaf pada dasarnya bersifat kekal.

Pasal 4

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Dalam hal seseorang pada waktu meninggal dunia tidak diketahui identitasnya,

penguburannya ditempatkan di Tempat Pemakaman Umum.


Ayat (3)

Penentuan batas maksimum penggunaan tanah untuk keperluan tempat pemakaman

adalah untuk menertibkan serta untuk menjaga, agar pemakaian tanah tidak berlebihan.

Bagi keluarga jenazah yang bersangkutan bila dikehendaki dapat dipergunakan satu

tempat pemakaman untuk lebih dari satu jenazah.

Dalam hal suatu tempat menurut kondisi tanah dan/atau wilayahnya tidak memungkinkan

untuk mencapai kedalaman 1 1/2 (satu setengah) meter, dapat dilakukan kurang dari

ketentuan tersebut.

Pasal 5

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan Pemerintah Desa adalah

a.Kepala Desa,

b.Lembaga Musyawarah Desa.

Ayat (3)

Setiap Tempat Pemakaman Bukan Umum harus dikelola oleh suatu Badan atau Badan

Hukum sehingga dengan demikian tidak dibolehkan adanya Tempat Pemakaman Bukan

Umum yang dikelola oleh Perorangan.

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 6
Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Pemerintah Daerah dapat memungut retribusi terhadap pemakaian tanah pada Tempat

Pemakaman Umum yang diatur dalam Peraturan Daerah dengan ketentuan tarif yang

ringan dan wajar, sedangkan bagi pengelolaan Tempat Pemakaman Bukan Umum tidak

dibenarkan untuk mengkomersilkannya, di lain pihak setiap makam harus diusahakan

secara sederhana dan tidak terlebihan.

Pasal 7

Cukupjelas

Pasal 8

Ayat (1)

Pengaturan administrasi pengelolaan Tempat Pemakaman adalah mengenai tanggung

jawab petugas pencatat tentang identitas, letak makam, tanggal pemakaman dan lain-lain

serta bentuk administrasi pencatatan bagi setiap jenazah yang dimakamkan.

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)
Apabila terjadi penyimpangan dalam ketentuan Peraturan Daerah/ Keputusan Kepala

Daerah dapat dijadikan alasan untuk menutup sementara dengan tenggang waktu sesuai

dengan ketentuan yang berlaku bahkan dapat menutup selamanya apabila penyimpangan

dimaksud berkelanjutan.

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 9

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 10

Dalam hal penyimpanan jenazah menurut adat yang.masih berlaku atau karena keadaan

alam mempunyai sifat khusus seperti Daerah Bali dan Tana Toraja, jenazah tidak

ditempatkan di daerah tempat pemakaman sebagaimana umumnya di Daerah-daerah

lain.

Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah dalam menetapkan lokasi-lokasi tempat

penyimpanan jenazah dalam menurut adat ini harus mempertimbangkan :

1.Agar jenazah terhindar dari gangguan orang/binatang


2.Tidak mengganggu kehdupan sehari-hari dan ketentuan lain sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 2 ayat (3).

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan hambatan bagi peningkatan mutu lingkungan antara lain keadaan

yang merusak :

a.Keserasian dan keseimbangan lingkungan;

b.Fungsi Pemukiman;

c.Keindahan.

Ayat (2)

Pemindahan yang dimaksud dalam pasal ini tidak senantiasa berarti disediakan lokasi

baru, akan tetapi dapat juga ditampung pada lokasi yang sudah ada yang telah

disesuaikan dengan Rencana Tata Kota dan Rencana Pembangunan Daerah serta

ketentuan Pasal 2 ayat (3).

Dalam hal pemindahan kerangka jenazah secara perorangan pengaturannya ditetapkan

dalam Peraturan Daerah yang bersangkutan.

Ayat (3)

Cukupjelas

Ayat (4)

Cukupjelas
Pasal 13

Yang dimaksud dengan penyesuaian terhadap ketentuan Peraturan Pemerintah ini adalah

terhadap hak atas tanah, dan segi-segi pengelolahan tempat pemakaman.

Pasal 14

Cukupjelas

Pasal 15

Cukup jelas

--------------------------------

CATATAN

Kutipan:LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1987

Sumber:LN 1987/15; TLN NO. 3350


A. LETAK GEOGRAFIS

Berdasarkan Permendagri No.6 tahun 2018 tentang kode dan data wilayah

administrasi, kota Bengkulu memiliki luas wilayah 151,70 Km2. Ditunjau dari keadaan

georafisnya kota Bengkulu terletak di pesisir barat pulau Sumatra.


Secara astronomis, Kota Bengkulu terletak antara 3 045‘ – 30 59 ‘Lintang Selatan

serta 102014 ‘ –1020 22 ‘ Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya, Kota

Bengkulu di sebelah utara : berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Tengah, di

sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Seluma, di sebelah timur berbatasan

dengan Kabupaten Bengkulu Tengah dan di sebelah barat berbatasan dengan

Samudera Indonesia.
Kota Bengkulu terdiri dari 9 kecamatan dan 67 kelurahan, yaitu:
 Kecamatan Selebar yang terdiri dari 6 kelurahan.
 Kecamatan Kampung Melayu yang terdiri dari 6 kelurahan.
 Kecamatan Gading Cempaka yang terdiri dari 5 kelurahan.
 Kecamatan Ratu Agung yang terdiri dari 8 kelurahan.
 Kecamatan Ratu Samban yang terdiri dari 9 kelurahan.
 Kecamatan Singaran Pati yang terdiri dari 6 kelurahan.
 Kecamatan Teluk Segara yang terdiri dari 13 kelurahan.
 Kecamatan Sungai Serut yang terdiri dari 7 kelurahan.
 Kecamatan Muara Bangkahulu yang terdiri dari 7 kelurahan
Gambar 1. Luas Wialayah Kota Bengkulu Menurut Kecamatan (Km 2), Tahun 2016.

Gambar 2. Peta Administrasi Kota Bengkulu


B. SISTEM PEMERINTAHAN

Perubahan penyelenggaraan pemerintah dari sistem sentralistis menjadi

desentralistis melalui otonomi daerah memberikan dampak positif bagi daerah.

Pemerintah daerah diberi peluang atau kesempatan untuk menyelenggarakan

pemerintahan secara lebih mandiri. Salah satu dampak positif dari pelaksanaan

otonomi daerah adalah terjadinya pemekaran daerah provinsi dan Kota/kota di

seluruh Indonesia. Seiring dengan hal tersebut, di Kota Bengkulu juga mengalami

pemekaran kecamatan. Tujuan dari pemekaran ini adalah agar pelayanan

pemerintah kepada masyarakat lebih efektif dan efisien, sehingga diharapkan dapat

mempercepat pembangunan daerah. Sampai dengan tahun 2016 Kota Bengkulu

terdiri dari 9 kecamatan. Sementara kelurahan berjumlah 67.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dipilih melalui pemilihan

umum (pemilu) dan dilantik dalam masa jabatan lima tahun. .Pemilihan umum tahun

2014 menghasilkan anggota legislatif dengan jumlah 35 orang dari 9 fraksi. Fraksi

Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dann Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra)

merupakan partai dengan jumlah anggota terbesar yang menduduki kursi legislatif di

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu yaitu sebanyak 5 orang.

Susunan pemerintahan Kota Bengkulu terdiri dari Walikota, Wakil Walikota, DPRD,

sekretaris daerah, Organisasi perangkat daerah (OPD), antara lain :

1. Sekretariat Daerah Kota


2. Sekkretariat DRD Kota
3. Inspektorat Kota
4. Dinas Pendidikan
5. Dinas Pangan dan Pertanian
6. Dinas Kependudukan dn Pencatatan Sipil
7. Dinas Lingkungan Hidup
8. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan

Keluarga Berencana.
9. Dinas Pariwisata
10. Dinas Pemuda dan Olahraga
11. Badan Perencanaan, Pelitian dan Pengembangan
12. Badan Pendapatan Daerah
13. Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
14. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
15. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
16. Kecamatan dan 67 Kelurahan

Walikota dan Wakil Walikota Bengkulu dipilih melalui pemilihan Umum setiap 5 tahun

sekali. Walikota dan Wakil Walikota yang baru terpilih pada PEMILU tahun 2018 yaitu

H. Helmi Yahya, S.E. dan H. Dedi Wahyudi, S.E., M.M. Sebagai pucuk pimpinan

tertinggi yang baru terpilih, walikota dan wakil walikota Bengkulu tersebut memiliki visi

dan misi dalam menjalankan roda pemerintahan 5 tahun kedepan yaitu :

1. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik


2. Mewujudkan percepatan pembangunan infrastruktur perkotaan
3. Mewujudkan masyarakat cerdas sehat dan berakhlak mulia
4. Membangkitkan ekonomi kreatif dan iklim usaha yang kondusif

C. PROGRAM STRATEGIS

Dalam rangka mewujudkan visi : Mewujudkan percepatan pembangunan

infrastruktur perkotaan, maka terlebih dahulu dilakukan pembangunan pada

beberapa infrastruktur pelayanan masyarakat. salah satunya adalah pada

pembangunan Taman Pemakaman Umum (TPU) yang mana merupakan salah satu

infrastruktur pelayanan masyarakat yang vital dan wajib diprioritaskan dalam

pelaksanaan pembangunan yang akan dilakukan pemerintah kota Bengkulu, salah

satunya adalah pembangunan Taman Pemakan Umum (TPU) di daerah Air Sebakul.

Taman Pemakaman Umum (TPU) memiliki fungsi utama sebagai tempat


pelayanan publik untuk penguburan jenazah. Pemakaman juga dapat berfungsi seba

gai Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk menambah keindahan kota, daerah resapan ai

r, pelindung, pendukung ekosistem, dan pemersatu ruang kota. Sayangnya,

perencanaan area pemakaman dalam sebuahkota sering terabaikan baik dari segi

kualitas desain maupun kuantitas kebutuhan standar pelayanan minimalnya.

BAB II

ANALISIS KEBUTUHAN/PENYEDIAAN

A. PERTUMBUHAN PENDUDUK

Penduduk Kota Bengkulu pada tahun 2016 mencapai 359.488 jiwa, sedangkan

pada tahun 2015 mencapai 351.298 jiwa. Rasio jenis kelamin penduduk Kota

Bengkulu pada tahun 2016 sebesar 100,61. Hal ini menunjukkan bahwa setiap 100

penduduk perempuan terdapat 100 hingga 101 penduduk laki-laki.

Gambar 2.1. Perkembangan Jumlah Penduduk di Kota Bengkulu, tahun 2010-2016


Tabel 2.1. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan, 2016

Jumlah Penduduk Kota Bengkulu (Jiwa)


Kecamatan
Penduduk Kepadatan Penduduk

Selebar 67 574 1 457. 58

Kampung Melayu 39 435 1 704 .17

Gading Cempaka 43 575 3 021 . 83

Ratu Agung 50 683 4 599 . 20

Ratu Samban 25 338 8 921 . 83


Singaran Pati 41 814 2 895 . 68

Teluk Segara 23 478 8 506 . 57

Sungai Serut 23 767 1 756 . 60

Muara Bangkahulu 43 826 1 890 . 66

Kota Bengkulu 359 488 2 369 . 73

(Sumber ; BPS Kota Bengkulu)

Berdasarkan data di atas jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan

selebar yang merupakan lokasi pembangunan Taman Pemakan Umum (TPU).

Dengan melihat data tersebut, sangatlah dibutuhkan adanya Taman Pemakan Umum

(TPU) untuk memfasilitasi pelayanan terhadap penduduk .

Tabel 2.2 Distribusi Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota


Bengkulu Tahun 2016

Tabel 2.3. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Bengkulu

Kecamatan Luas (Km2)

Selebar 46,36
Kampung Melayu 23, 14

Ratu Agung 14, 42

Ratu Samban 11, 02

Singaran Pati 2,84

Teluk Segara 14,44

Sungai Serut 2,76

Muara Bangkahulu 13,53

Total 151,70

(Sumber : BPS Kota Bengkulu)


BAB III

ANALISA REFRENSI PERENCANAAN

Taman Pemakaman Umum biasa disingkat TPU merupakan kawasan tempat

pemakaman yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan disediakan untuk

masyarakat umum yang membutuhkannya. TPU ini berada dalam pengawasan,

pengurusan dan pengelolaan pemerintah daerah itu sendiri. Dalam penggunaan lahan

TPU untuk makam dikelompokkan berdasarkan agama yang dianut oleh orang yang

meninggal tersebut. Kemudian ukuran tanah untuk makam disediakan maksimal 2,50

x 1,50 m dengan kedalaman sekurang-kurangnya 1,50 m dari permukaan tanah.

Sebuah Taman Pemakaman Umum (TPU) layak digunakan jika meiliki beberapa

fasilitas seperti :

1. Krematorium/ tempat pembakaran jenazah dan/atau kerangka jenazah


Sumber : (peraturan pemerintah republik indonesianomor 9 tahun 1987 tentang
penyediaan penggunaan tanah untuk keperluan tempat pemakaman)

2. Tempat Penyimpanan Jenazah


Sumber : (peraturan pemerintah republik indonesianomor 9 tahun 1987 tentang
penyediaan penggunaan tanah untuk keperluan tempat pemakaman)
3. Rumah Tunggu/ Jaga sebagai tempat adminstrasi
4. Area parkir

5. Pendopo sebagai tempat penziarah

6. MCK

7. Resapan/Danau

8. Taman

9. Jalan

10. Sarana Ibadah

11. Pagar

12. Area pemakaman

Berikut beberapa contoh Taman Pemakaman Umum (TPU) di Indonsia yang

memenuhi Kriteria kelayakan Taman Pemakaman Umum (TPU)

1. Pemakaman San Diego Hills

Pemakaman San Diego Hills memorial park yang sudah dibangun sejak tahun

2007 silam menyediakan berbagai fasilitas bagi keluarga saat berkunjung untuk

berziarah, saat acara pemakaman maupun saat anda beserta keluarga datang untuk

melihat dan memilih tipe pemakaman. Dengan luas area keseluhuran 350 hektar ,

ada satu area yang menjadi pusat fasilitas atau family center. Mulai dari urusan

administrasi pembayaran yang terletak di kantor marketing, toko bunga, merchandise

shop sebagai penyedia batu nisan/bongpi, restoran Lacolina, mobil golf, foodmart,

chapel, ruang serbaguna sampai kolam renang yang menyatu dengan restoran.

Untuk melengkapi kenyamanan, di san diego hills juga dibuat danau buatan seluas 8
hektar. Dengan berbagai fasilitas tesebut bahkan tidak jarang disewa sebagai lokasi

foto prewedding, syuting iklan/sinetron bahkan disewa sebagai tempat acara

pelaksanaan acara pernikahan.

Fasilitas yang berada pada satu area memudahkan sekali bagi anda untuk

menyelesaikan berbagai urusan , mulai administrasi pembayaran sampai memilih

design batu nisan atau plat nama collumbarium di Merchandise Shop. Selain untuk

kebutuhan nisan dan plat nama, pada bagian ini juga merangkap sebagai customer

service yang berfungsi untuk menampung berbagai keluhan atau permintaan seputar

pemakaman keluarganya. Mulai dari konsultasi untuk menambah bangunan makam,

design taman tambahan sampai permintaan perbaikan makam yang rusak.

Disamping merchandise shop terdapat juga toko bunga La Rossa yang menyediakan

bunga tabur, bunga tangkai dan lainnya sebagai keperluan saat keluarga berziarah

ke pemakaman san diego hills.

Untuk urusan makanan, pemakaman san diego hills juga menyediakan restoran

Lacolina yang menyediakan masakan khas Italy dan Indonesia yang dibuat oleh chef

handal. Akan sangat kurang rasanya apabila anda dan keluarga belum mencoba

yang satu ini. Di lacolina tersedia meja ruangan indoor dan outdoor yang langsung

berhadapan dengan kolam renang dan view bukit dan danau yang sangat indah.

Tidak salah juga jika anda berenang sambil menikmati hidangan makanan atau

minuman yang tersedia disini. Bagi yang hanya membutuhkan sekedar minuman

dingin/panas atau cemilan, tersedia juga foodmart yang terletak disamping toko
bunga. Sebagai informasi terbaru di sini juga sudah tersedia mesin atm dari nobu

bank , sehingga tidak perlu khawatir saat anda kehabisan uang tunai.

Kebutuhan area parkir dan ruang serbaguna juga sangat memadai, terdiri dari

chapel, heavenly dome, asembly hole dan ruangan lainnya. Fasilitas chapel bisa

anda sewa ketika membutuhkan ruangan acara kebaktian saat acara pemakaman

atau pemberkatan pernikahan. Sedangkan untuk ruangan lainnya banyak digunakan

untuk tempat keluarga dan tamu untuk makan – makan setelah acara pemakaman

berlangsung. Demikian pembahasan fasilitas yang tersedia di area pemakaman san

diego hills memorial park, untuk itu akan sangat nyaman sekali apabila anda

mempersiapkan lahan makam keluarga di san diego hills. Untuk informasi,

pemesanan dan lihat lokasi silahkan langsung hubungi nomor Anggi yang tertera

diatas. Berikut beberapa gambar fasilitas yang disediakan di San Diego Hills.
2. Taman Pemakaman Umum Pemerintah Kabupaten Sleman

Taman Pemakaman Umum (TPU) Pemerintah Kabupaten Sleman mempunyai

desain arsitektur yang tertata dan terencana, tata letak yang dinamis serta suasana

alami perbukitan yang membentuk semua unsur atau elemen menjadi harmonis.

Hamparan rumput hijau membentang dengan plakat sebagai nisan atau bangunan

makamnya sehingga terlihat lebih indah, bersih, asri, teratur dan tetap

mengedepankan konsep spiritual yang selalu mengingatkan kematian sehingga

menambah keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan, dan Kawasan Permukiman menyediakan 2 (dua) Taman Pemakaman

Umum (TPU) yang terletak di 2 (dua) lokasi, yaitu TPU Seyegan dan TPU Madurejo

Prambanan.

1. TPU Seyegan

Terletak di Pedukuhan Beran, Desa Margodadi, Kecamatan Seyegan. Taman

Pemakaman Umum (TPU) Seyegan beroperasi sejak bulan Juni tahun 2008 dan

liang lahat yang telah terisi lebih dari 300, menempati areal lahan seluas 5,1 hektare
dengan kapasitas 5.000 Satuan Ruang Makam (SRM). Berikut adalah gambar dari

Taman Peakaman Uum (TPU) Sayegan.


3. TPU Madurejo Prambanan

Taman Pemakaman Umum (TPU) Madurejo Prambanan Terletak di Pedukuhan

Kebondalem, Desa Madurejo, Kecamatan Prambanan. Taman Pemakaman

Umum (TPU) Madurejo Prambanan mulai dioperasikan awal tahun 2016,


menempati areal lahan seluas 7,1 hektare dengan kapasitas 5.000 Satuan

Ruang Makam (SRM).


BAB IV

RENCANA PELAKSANAAN PROYEK (ASPEK TEKNIS)

A.KELAYAKAN LOKASI TPU AIR SEBAKUL

Mengingat sangat sedikitnya jumlah Taman Pemakaman Umum (TPU) yang

tersedia di kota bengkulu maka perlu di pertimbangkan adanya penambahan

pembangunan Taman Pemakaman umum (TPU) di kota bengkulu . Taman

Pemakaman Umum TPU ini memiliki andil yang besar dalam pelayanan masyarakat

di kota Bengkulu . Taman Pemakan Umum (TPU) Air Sebakul memiliki letak yang

strategis karena memiliki area yang luas dan berada tidak jauh dengan pusat kota

serta menghubungkan beberapa Kecamatan di kota Bengkulu.


Gambar 3.1 . Lokasi Taman Pemakaman Umum (TPU)
(Sumber : Google Map)

Secara geografis, Taman Pemakan Umum (TPU) berada di dalam wilayah Air

Sebakul Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu, yang memiliki

luas wilayah 46,36, Km2 , Jumlah penduduk 67574jiwa (2010), Dengan Kepadatan 1

457. 58/Km2.
Pembangunan Taman Pemakan Umum (TPU) Air Sebakul termasuk penting

karena Taman Pemakaman Umum (TPU) digunakan sebagai sarana pelayanan Publik.

Bila ditinjau dari fungsinya, Taman Pemakaman Umum (TPU) dapat digunakan sebagai

tempat pelayanan publik untuk penguburan jenazah. Karena sasaran pembangunan ini
lebih mengutamakan kepada pelayanan publik. Dipilihnya Kecamatan Selebar sebagai

lokasi pembangunan Taman Pemakan Umum (TPU) karena menjadi simpul, atau titik

pertemuan dari beberapa kecamatan. Selain itu, Kecamatan Selebar menjadi salah

satu kecamatan yang masih memiliki wilayah dengan lahan kosong yang luas, dan

sedang mengalami pengembangan di bidang Pembangunan perumahan.

B.KELAYAKAN EKONOMI DAN SOSIAL TPU AIR SEBAKUL

Pembangunan Taman Pemakaman Umum ((TPU) ini juga sangat berdampak

kepada kelayakan ekonomi dan sosial yang mana jika dilihat dari segi ekonomi

pembangunan Taman Pemakaman Umum (TPU) ini akan memepengaruhi alih

fungsi lahan sehingga lahan yang kosong dan belum padat penduduk akan bisa di

fungsikan sebagai lahan yang produktif atau fungsi lain yang dapat menunjang

kehidupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Sedangkan dari sisi sosial

pembangunan Taman Pemakaman umum ini akan berdampak ke masyarakat yang

lebih efektif dalam pemakaman jenazah serta menambah rasa solidaritas antara

sesama masyarakat di karenakan dalam pembangunan Taman Pemakaman Umum

ini akan dibangun 2 tipe pemakaman yaitu Pemakaman Muslim dan Non Muslim.

C. Kelayakan Teknis

a. Jangka waktu Perencanaan Taman Pemakaman Umum (TPU) Air Sebakul

Rencana jangka waktu penggunaan Taman Pemakaman Umum (TPU) Air

Sebakul jika dilihat dari luas area yaitu 10 Ha dan perkiraan Jumlah Angka Kematian

Penduduk Bengkulu perhari yang mencapai ....... Orang maka dapat di perkirakan

jangka waktu penggunaan Taman Pemakaman Umum (TPU) adalah selama 30 Tahun.
D.RENCANA TAMAN PEMAKAMAN UMUM (TPU) AIR SEBAKUL KOTA
BENGKULU SERTA FASILITAS DAN BANGUNAN PENDUKUNG
LAINNYA

1. Komponen Taman Pemakaman Umum (TPU) Air Sebakul

Gambar 3.2 Tampak Depan Gerbang Masuk


2. Gambar 3.3. Tampak Perspektif Taman Pemakaman Umum (TPU) Air Sebakul
Gambar 3.3. Tampak Atas Taman Pemakaman Umum (TPU) Air Sebakul

Gambar 3.4. Tampak Gerbang Masuk Parkir


Gambar 3.5. Tampak Gerbang Keluar Taman Pemakaman Umum (TPU) Air
Sebakul

Gambar 3.6. Tampak Area Parkir


Gambar 3.7. Tampak Area Taman

Gambar 3.8. Tampak Area Rumah Jaga/Tunggu

Gambar 3.9. Tampak Sarana Ibadah muslim


Gambar 3.10. Tampak Peresapan/Danau Buatan

Gambar 3.11. Tampak Pagar


Gambar 3.12. Tampak Jalan dan Kanstin

Gambar 3.13. Tampak Area Pemakaman Muslim


Gambar 3.11. Tampak Area Pemakaman Non Muslim

Gambar 3.13. Tampak Area Pendopo


Gambar 3.11. Tampak Area MCK

E. RENCANA KEBUTUHAN TAMAN PEMAKAMAN UMUM SERTA FASILITAS DAN


BANGUNAN PENDUKUNG LAINNYA

Kebutuhan sarana Taman Pemakan Umum (TPU) serta fasilitas dan bangunan

pendukung lainnya dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Kebutuhan Sarana Terminal serta Fasilitas dan Bangunan Pendukung

No. Nama Bangunan/Fasilitas Jumlah Satuan

1. Area Pemakaman Muslim

2. Area Pemakaman Non Muslim

3. Pagar

4. Rumah Tunggu/ Jaga

5. MCK

7. Pendopo

8 Taman

9 Sarana ibadah
10 Parkir

11 Peresapan/ Danau

12 Akses jalan/ kanstin

F. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Rencana Anggaran Biaya yang diperlukan dalam pembangunan Taman Pemakaman

Umum (TPU) dan bangunan pendukung lainya dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Rencana Anggaran Biaya

RAB TERMINAL SUNGAI HITAM (2 HEKTAR)

No Nama Bangunan/ Fasilitas Harga Fisik

1. Area Pemakaman Muslim Rp

2. Area Pemakaman Non Muslim Rp

3. Pagar Rp

4. Rumah Tunggu/ Jaga Rp

5. MCK Rp

7. Pendopo Rp

8 Taman Rp

9 Sarana ibadah Rp

10 Parkir Rp

11 Peresapan/ Danau Rp
12 Akses jalan/ kanstin Rp

Total Rp
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis Taman Pemakaman Umum (TPU) Air Sebakul layak untuk

dibangun, dengan kesimpulan :

1. Merupakan salah satu sarana Vital dan Wajib dibangun guna memenuhi kebutuhan

utama sebagai tempat pelayanan publik untuk penguburan jenazah.

2. Taman Pemakaman juga dapat berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk

menambah Keindahan kota, daerah resapan air, pelindung, pendukung ekosistem

dan pemersatu ruang kota.

3. Wilayah lahan kosong terluas berada di wilayah Air Sebakul Kelurahan Pagar Dewa

Kecamatan Selebar yang merupakan lokasi pembangunan Taman Pemakaman

Umum (TPU). Dengan melihat data tersebut, sangatlah memungkinkan adanya

pembangunan Taman Pemakan Umum (TPU) di lokasi Air Sebakul.

Anda mungkin juga menyukai