Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PENYUSUNAN FEASIBILITY STUDY TPA/TPST


CIBALONG
KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 2022

1. LATAR BELAKANG
Peningkatan produksi sampah telah menimbulkan masalah pada
lingkungan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk pada suatu
daerah. Sementara lahan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah juga
semakin terbatas. Kondisi ini akan semakin memburuk apabila pengelolaan
sampah di masing-masing daerah kurang efektif, efisien, dan berwawasan
lingkungan serta tidak terkoordinasi dengan baik. Jika pengelolaan
sampah belum dilaksanakan dengan baik maka akan menjadi sumber
masalah, baik sosial maupun lingkungan yang muncul dimasyarakat.

Kabupaten Garut terdiri dari 42 (empat puluh dua) kecamatan dengan luas
wilayah seluas 3.065,19 km2 dan jumlah penduduk Kabupaten Garut pada
tahun 2022 berjumlah 2.604.790 jiwa (Kabupaten Garut Dalam Angka,
2022) dengan timbulan sampah perkapita sebesar 2,63 liter/orang/hari
(Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah Garut, 2016)
maka timbulan sampah Kabupaten Garut sebesar 6.850,60 m 3/hari.

Mengacu pada kondisi tersebut, dengan luas area pelayanan di Kabupaten


Garut maka tidak memungkinkan untuk dilakukan pengelolaan secara
sentralisasi maka pengelolaan sampah di Kabupaten Garut dibagi menjadi
5 (lima) wilayah pelayanan (WP) yaitu:
 Wilayah Tengah (WP-1) terdiri dari 12 kecamatan
 Wilayah Utara (WP-2) terdiri dari 10 kecamatan
 Wilayah Barat (WP-3) terdiri dari 2 kecamatan
 Wilayah Timur (WP-4) terdiri dari 5 kecamatan
 Wilayah Selatan (WP-5) yang terdiri dari 5 kecamatan

Saat ini kondisi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Garut yaitu
TPA Pasirbajing yang berlokasi di Desa Sukaraja Kecamatan Banyuresmi
dinilai tidak layak karena sistem pengelolaannya yang masih bersifat open
dumping. Dengan luas lahan TPA Pasirbajing seluas 13,8 ha direncanakan
hanya mampu menampung sampah untuk pelayanan WP-1 dan WP-2
hingga mencapai daya tampung maksimum. Selain itu, jika keberadaaan
TPA Regional Legok Nangka sudah beroperasi, maka akan dimanfaatkan
untuk WP-1 dan sebagian WP-2, sedangkan keberadaan TPA Pasir Bajing
akan bertransformasi menjadi TPST WP-1 dan membangun TPS 3R skala
kelurahan untuk mengurangi beban timbulan ke TPA.

Pemerintah Kabupaten Garut telah melakukan Penyusunan Feasibility


Study TPA/TPST Pameungpeuk pada tahun 2020 dengan rencana cakupan
wilayah pelayanan yaitu Kecamatan Cikelet, Pameungpeuk, Cisompet,
Cihurip dan Cibalong. Berdasarkan studi tersebut calon lokasi TPA terpilih
yaitu di Desa Sirnabakti Kecamatan Pameungpeuk seluas 3,24 ha. Namun
seiring berjalannya waktu terdapat konflik sosial dilokasi tersebut yang
menyebabkan adanya penolakan dari masyarakat untuk dilakukan
pembangunan TPA.

Menindaklanjuti kondisi tersebut maka Pemerintah Kabupaten Garut harus


mencari calon lokasi alternatif lainnya untuk di jadikan TPA di wilayah
selatan yaitu di Kecamatan Cibalong, mengingat besarnya jumlah sampah
yang harus dikelola di wilayah selatan maka perlu dilakukan Penyusunan
Feasibility Study TPA/TPST Cibalong.

2. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
b. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengelolaan Sampah
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam
Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah
Tangga.
h. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68 Tahun
2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
i. SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir
j. SNI 03-3242-1994 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah Permukiman
k. SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos Dari Sampah Organik
Domestik
l. SNI 3234-2008 tentang Pengelolaan Sampah Permukiman

3. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun studi kelayakan (feasibility
study) calon lokasi TPA Cibalong di wilayah pelayanan wilayah selatan
(WP-5) yang sesuai dengan kriteria yang berlaku dan dapat dilakukan
pembangunan TPA di Kabupaten Garut.

Tujuan dari kegiatan ini adalah terpilihnya lokasi TPA Cibalong di wilayah
pelayanan wilayah selatan (WP-5) dengan menggunakan metode SNI 03-
3241-1994 dan metode Le Grand.

4. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen FS TPA Cibalong yang
komprehensif yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyiapan
sebuah TPA dalam rangka meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah
di wilayah pelayanan wilayah selatan (WP-5) di Kabupaten Garut

5. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi kegiatan penyusunan dokumen feasibility study (FS) TPA Cibalong
ini dilakukan di wilayah pelayanan wilayah selatan (WP-5) di Kabupaten
Garut.

6. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan penyusunan dokumen feasibility study (FS) TPA CIbalong ini
dibiayai dari dana APBD Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2022 dengan
HPS sebesar Rp. 100.000.000.

7. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup yang harus dilakukan dalam kegiatan penyusunan dokumen
feasibility study (FS) TPA Cibalong, secara umum meliputi:
a. Melakukan review terhadap studi-studi yang telah dilakukan
sebelumnya
b. Melakukan review terhadap sistem pengelolaan sampah di WP-5
Kabupaten Garut, ditinjau dari aspek-aspek :
 Aspek pengaturan
 Aspek kelembagaan
 Aspek teknis operasional
 Aspek pembiayaan
 Aspek peran serta masyarakat
c. Melakukan kajian terhadap kebijakan tata ruang Kabupaten Garut
terkait rencana pengembangan infrastruktur persampahan
d. Melakukan investigasi lahan terhadap calon lokasi TPA yang terdiri dari :
 Soil investigation (penyelidikan tanah) meliputi :
- Geolistrik di calon lokasi TPA
- Hand Boring di calon lokasi TPA
 Kondisi lingkungan sekitar lahan seperti :
- Muka air tanah
- Vegetasi
- Tata guna lahan
- Ketersediaan tanah penutup
- Akses jalan menuju lokasi
- Lalu lintas
- Kondisi banjir
- Jarak calon lokasi TPA dengan mata air
e. Melakukan survey sosial ekonomi terhadap masyarakat di sekitar calon
lokasi TPA

f. Melakukan estimasi dan perhitungan teknis mengenai sistem


pengelolaan TPA di lokasi terpilih, meliputi:
 Jumlah timbulan sampah yang direncanakan
 Perhitungan kapasitas TPA
 Analisis konsep pengelolaan aspek sosial masyarakat di sekitar lokasi
 Perhitungan-perhitungan lain yang menunjang
g. Melakukan pemilihan terhadap calon lokasi TPA berdasarkan :
 SNI 03-3241-1994 tentang tata cara pemilihan lokasi TPA
 Metode Le Grand
h. Menyusun konsep rencana pengembangan pengolahan sampah
dilokasi terpilih

8. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
tersusunnya dokumen feasibility study (FS) TPA Cibalong di wilayah
pelayanan wilayah selatan (WP-5) sesuai dengan peraturan yang berlaku
dan dapat dilakukan pembangunan TPA.

9. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini membutuhkan waktu selama 2
(dua) bulan kalender setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

10. KEBUTUHAN PERSONIL


Kebutuhan personil pekerjaan Feasibility Study (FS) TPA Cibalong di
wilayah pelayanan wilayah selatan (WP-5) terdiri dari:
 Team Leader/Ahli Teknik Lingkungan, Sarjana Teknik Lingkungan,
minimal S1 dengan pengalaman 3 (tiga) tahun di bidang persampahan
dan memiliki SKA Ahli Madya Teknik Lingkungan/Sanitasi. Tenaga
yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang selama 2 (dua) bulan.
 Ahli Teknik Sipil/Geoteknik, Sarjana Teknik Sipil, minimal S1 dengan
pengalaman minimal 2 (dua) tahun di bidang geoteknik dan memiliki
SKA Ahli Madya Geoteknik. Tenaga yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu)
orang selama 1 (satu) bulan.
 Ahli Sosial Ekonomi, Sarjana Sosial/Antropologi, minimal S1 dengan
pengalaman minimal 2 (dua) tahun di bidang sosial ekonomi. Tenaga
yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang selama 1 (satu) bulan.
 Ahli Planologi, Sarjana Teknik Planologi, minimal S1 dengan
pengalaman minimal 2 (dua) tahun di bidang perencanaan ruang dan
memiliki SKA Ahli Muda Perencanaan Wilayah Kota (PWK). Tenaga
yang dibutuhkan sebanyak 1 (satu) orang selama 1 (satu) bulan.

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan berlangsung secara efektif dan


efisien tenaga ahli akan didukung oleh tenaga penunjang, yaitu:
 1 (satu) orang Surveyor, minimal STM/Setara dengan pengalaman
minimal 2 tahun.
 1 (satu) orang Operator Komputer, minimal D3 Komputer dengan
pengalaman minimal 2 tahun.

11. JADWAL TAHAP PELAKSANAAN


BULAN KE-1 BULAN KE-2
NO URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Koordinasi dengan pihak terkait
2 Penyusunan metodelogi dan rencana kerja
3 Review studi terdahulu
4 Laporan pendahuluan
Pengumpulan data :
- Data Sekunder (dokumen yang tersedia,
kondisi eksisting pengelolaan sampah)
5
- Data Primer (geolistrik, hand boring, kondisi
lingkungan di sekitar lahan, survei sosial
ekonomi)
Analisis data :
- Jumlah timbulan sampah yang
direncanakan
6
- Perhitungan kapasitas TPA
- Analisis konsep pengelolaan aspek sosial
masyarakat di sekitar lokasi
- Perhitungan-perhitungan lain yang
menunjang
Penentuan Lokasi TPA dengan menggunakan
7
metode SNI dan Le Grand
8 Rencana pengembangan pengelolaan
sampah
9 Laporan Akhir

12. LAPORAN
Dalam kegiatan ini diwajibkan membuat pelaporan sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisikan tanggapan terhadap KAK, rencana pendekatan
dan metodologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan kerja,
rencana kerja konsultan dan personil yang akan ditugaskan serta
uraian tugas masing-masing personil serta jadwal pelaksanaan
pekerjaan. Laporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 2
(dua) minggu setelah kontrak kerja ditandatangani sebanyak 5 (lima)
eksemplar.
b. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisikan hasil analisis sistem pengelolaan sampah
eksisting, analisis calon lokasi TPA, analisis sosek di calon lokasi TPA,
pemilihan calon lokasi TPA menggunakan metode SNI dan Le Grand
serta rencana pengembangan pengelolaan sampah. Laporan ini
diserahkan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah diterbitkan
SPMK sebanyak 5 (lima) eksemplar.

Anda mungkin juga menyukai