1. LATAR BELAKANG
Peningkatan produksi sampah telah menimbulkan masalah pada
lingkungan seiring dengan peningkatan jumlah penduduk pada suatu
daerah. Sementara lahan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah juga
semakin terbatas. Kondisi ini akan semakin memburuk apabila pengelolaan
sampah di masing-masing daerah kurang efektif, efisien, dan berwawasan
lingkungan serta tidak terkoordinasi dengan baik. Jika pengelolaan
sampah belum dilaksanakan dengan baik maka akan menjadi sumber
masalah, baik sosial maupun lingkungan yang muncul dimasyarakat.
Kabupaten Garut terdiri dari 42 (empat puluh dua) kecamatan dengan luas
wilayah seluas 3.065,19 km2 dan jumlah penduduk Kabupaten Garut pada
tahun 2022 berjumlah 2.604.790 jiwa (Kabupaten Garut Dalam Angka,
2022) dengan timbulan sampah perkapita sebesar 2,63 liter/orang/hari
(Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah Garut, 2016)
maka timbulan sampah Kabupaten Garut sebesar 6.850,60 m 3/hari.
Saat ini kondisi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Kabupaten Garut yaitu
TPA Pasirbajing yang berlokasi di Desa Sukaraja Kecamatan Banyuresmi
dinilai tidak layak karena sistem pengelolaannya yang masih bersifat open
dumping. Dengan luas lahan TPA Pasirbajing seluas 13,8 ha direncanakan
hanya mampu menampung sampah untuk pelayanan WP-1 dan WP-2
hingga mencapai daya tampung maksimum. Selain itu, jika keberadaaan
TPA Regional Legok Nangka sudah beroperasi, maka akan dimanfaatkan
untuk WP-1 dan sebagian WP-2, sedangkan keberadaan TPA Pasir Bajing
akan bertransformasi menjadi TPST WP-1 dan membangun TPS 3R skala
kelurahan untuk mengurangi beban timbulan ke TPA.
2. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
b. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang
Pedoman Pengelolaan Sampah
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Dalam
Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah
Tangga.
h. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68 Tahun
2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
i. SNI 03-3241-1994 tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat
Pembuangan Akhir
j. SNI 03-3242-1994 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah Permukiman
k. SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos Dari Sampah Organik
Domestik
l. SNI 3234-2008 tentang Pengelolaan Sampah Permukiman
Tujuan dari kegiatan ini adalah terpilihnya lokasi TPA Cibalong di wilayah
pelayanan wilayah selatan (WP-5) dengan menggunakan metode SNI 03-
3241-1994 dan metode Le Grand.
4. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen FS TPA Cibalong yang
komprehensif yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyiapan
sebuah TPA dalam rangka meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah
di wilayah pelayanan wilayah selatan (WP-5) di Kabupaten Garut
5. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi kegiatan penyusunan dokumen feasibility study (FS) TPA Cibalong
ini dilakukan di wilayah pelayanan wilayah selatan (WP-5) di Kabupaten
Garut.
6. SUMBER PENDANAAN
Kegiatan penyusunan dokumen feasibility study (FS) TPA CIbalong ini
dibiayai dari dana APBD Kabupaten Garut Tahun Anggaran 2022 dengan
HPS sebesar Rp. 100.000.000.
7. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup yang harus dilakukan dalam kegiatan penyusunan dokumen
feasibility study (FS) TPA Cibalong, secara umum meliputi:
a. Melakukan review terhadap studi-studi yang telah dilakukan
sebelumnya
b. Melakukan review terhadap sistem pengelolaan sampah di WP-5
Kabupaten Garut, ditinjau dari aspek-aspek :
Aspek pengaturan
Aspek kelembagaan
Aspek teknis operasional
Aspek pembiayaan
Aspek peran serta masyarakat
c. Melakukan kajian terhadap kebijakan tata ruang Kabupaten Garut
terkait rencana pengembangan infrastruktur persampahan
d. Melakukan investigasi lahan terhadap calon lokasi TPA yang terdiri dari :
Soil investigation (penyelidikan tanah) meliputi :
- Geolistrik di calon lokasi TPA
- Hand Boring di calon lokasi TPA
Kondisi lingkungan sekitar lahan seperti :
- Muka air tanah
- Vegetasi
- Tata guna lahan
- Ketersediaan tanah penutup
- Akses jalan menuju lokasi
- Lalu lintas
- Kondisi banjir
- Jarak calon lokasi TPA dengan mata air
e. Melakukan survey sosial ekonomi terhadap masyarakat di sekitar calon
lokasi TPA
8. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah
tersusunnya dokumen feasibility study (FS) TPA Cibalong di wilayah
pelayanan wilayah selatan (WP-5) sesuai dengan peraturan yang berlaku
dan dapat dilakukan pembangunan TPA.
12. LAPORAN
Dalam kegiatan ini diwajibkan membuat pelaporan sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisikan tanggapan terhadap KAK, rencana pendekatan
dan metodologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan kerja,
rencana kerja konsultan dan personil yang akan ditugaskan serta
uraian tugas masing-masing personil serta jadwal pelaksanaan
pekerjaan. Laporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 2
(dua) minggu setelah kontrak kerja ditandatangani sebanyak 5 (lima)
eksemplar.
b. Laporan Akhir
Laporan Akhir berisikan hasil analisis sistem pengelolaan sampah
eksisting, analisis calon lokasi TPA, analisis sosek di calon lokasi TPA,
pemilihan calon lokasi TPA menggunakan metode SNI dan Le Grand
serta rencana pengembangan pengelolaan sampah. Laporan ini
diserahkan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah diterbitkan
SPMK sebanyak 5 (lima) eksemplar.