Kata Pengantar
~i~
Daftar Isi
~ ii ~
III.2.4. Entri Data Tekstual ........................................................... 47
III.2.5. Perhitungan dan Analisis Data ................................... 50
III.2.6. Pengolahan Data Spasial ............................................... 58
III.2.7. Pencetakan Peta .................................................................. 59
III.2.8. Pelaporan ................................................................................ 59
BAB IV Pembuatan Peta Nilai Bidang Tanah .......................................... 64
IV.1. Ruang Lingkup Pekerjaan ................................................ 64
IV.2. Tahapan Pekerjaan .............................................................. 64
IV.2.1. Persiapan ................................................................................. 64
IV.2.2. Survei Data Fisik, Data Lingkungan Bidang Tanah
dan Penyusunan basis data penilaian bidang tanah
66
IV.2.3. Pengumpulan Sampel Data Transaksi/Penawaran
Properti .................................................................................... 69
IV.2.4. Entri data ................................................................................. 70
IV.2.5. Sinkronisasi Data Sampel dengan Basisdata
Penilaian Bidang Tanah ................................................... 70
IV.2.6. Perhitungan dan Analisis Data ................................... 71
IV.2.7. Pembuatan Model Prediksi Nilai Tanah .................. 79
IV.2.8. Prediksi Nilai Tanah dan Perbaikan Kesalahan 80
IV.2.9. Pencetakan Peta .................................................................. 81
IV.2.10. Pelaporan .............................................................................. 81
BAB V Penilaian Aset Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ..... 84
V.1. Ruang lingkup pekerjaan ................................................. 84
V.2. Tahapan Pekerjaan .............................................................. 85
V.2.1. Analisis Nilai Tanah ........................................................... 85
V.2.2. Analisis Nilai Bangunan .................................................. 88
V.2.3. Perhitungan Nilai Aset/Properti Kantor
Pertanahan ............................................................................. 90
V.2.4. Penyusunan Laporan Penilaian .................................. 90
BAB VI Penanganan Pengaduan Informasi Nilai Tanah .................. 93
VI.1. Ruang Lingkup Pekerjaan ................................................ 93
VI.2. Tahapan Pekerjaan .............................................................. 93
VI.2.1. Persyaratan ........................................................................... 93
~ iii ~
VI.2.2. Mekanisme Penanganan Pengaduan Keberatan Nilai
Tanah .......................................................................................... 93
VI.2.3. Pengambilan sampel dan Pengolahan data
Penanganan Pengaduan Keberatan Nilai Tanah96
VI.2.4. Revisi Data Spasial............................................................ 100
BAB VII Pemanfaatan Informasi Nilai Tanah ....................................... 101
VII.1. Ruang Lingkup....................................................................... 101
VII.2. Pemanfaatan Informasi Nilai Tanah Dalam
layanan pertanahan........................................................ 101
VII.3. Pemanfaatan Informasi Nilai Tanah Dalam
Lingkup Eksternal ............................................................ 104
VII.4. Pelayanan Informasi Nilai Tanah yang dikenakan
Tarif PNBP ............................................................................. 104
VII.4.1. Kerjasama dengan pihak lain melalui Nota
Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama
(PKS)........................................................................................... 105
VII.4.2. Informasi Nilai Tanah sebagai informasi publik107
VII.5. Metode Pembuatan dan Pembaruan yang
Dilaksanakan Berdasarkan Perjanjian Kerja
Sama........................................................................................... 109
VII.5.1. Kerja Sama Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah . 109
VII.5.2. Kerja Sama Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah 109
BAB VIII PENDAYAGUNAAN EKONOMI PERTANAHAN .................... 111
VIII.1. Ruang Lingkup....................................................................... 111
VIII.2. Basis Dat a Ekonomi Pertanahan ............................... 111
VIII.3. Analisis Data Ekonomi Pertanahan .......................... 112
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 113
LAMPIRAN ............................................................................................................... 114
~ iv ~
Daftar gambar
Gambar 1. Pembuatan Zona Awal Menggunakan Peta Bidang Tanah ..... 10
Gambar 2. Pembuatan Zona Awal tanpa menggunakan Peta Bidang
Tanah ..................................................................................... 11
Gambar 3. Satu Zona Terdiri dari 3 Sampel ............................................. 34
Gambar 4. Satu Zona Kurang dari 3 Sampel ............................................ 34
Gambar 5. Pemenuhan Zona dengan Sampel Individual.......................... 35
Gambar 6. Pemenuhan Zona dengan 3 Sampel Individual ....................... 36
Gambar 7. Ilustrasi luasan Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah ................ 41
Gambar 8. Ilustrasi Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah ............................ 42
Gambar 9. Diagram Alir Penanganan Pengaduan Informasi Nilai Tanah . 94
~v~
Daftar Tabel
Tabel 1. Dasar Penentuan Jenis Kegiatan Pembuatan Nilai Bidang Tanah
................................................................................................... 7
Tabel 2. Klasifikasi Kepadatan Bangunan ................................................. 7
Tabel 3. Kewenangan Pelaksanaan Kegiatan Penilaian Tanah ................. 7
Tabel 4. Penjelasan Tabel Hasil Survei Pembuatan ZNT ........................ 18
Tabel 5. Penyusutan Rumah ................................................................... 23
Tabel 6. Penyusutan Ruko ...................................................................... 24
Tabel 7. Penjelasan Tabel Hasil Survei Pembaruan ................................ 47
~ vi ~
Daftar Lampiran
Lampiran 1 Formulir Survei Nilai Tanah Non Pertanian .......................... 114
Lampiran 2 Formulir Survei Nilai Tanah Pertanian ................................. 116
Lampiran 3 Layout Peta Zona Nilai Tanah.............................................. 117
Lampiran 4 Upload Peta Zona Nilai Tanah dan atau Peta Nilai Bidang
Tanah ................................................................................... 126
Lampiran 5 Format Penyajian Kerjasama Peta Zona Nilai Tanah dan atau
Peta Nilai Bidang Tanah ....................................................... 135
Lampiran 6 Koreksi Data Spasial Sebelum Unggah Data ....................... 168
~ vii ~
Daftar Singkatan
APL : Area Penggunaan Lain
PPIB : Penundaan Pemberian Izin Baru
LP2B : Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
RDTR : Rencana Detail Tata Ruang
RCN : Replacement Cost New atau Biaya Pengganti
Baru
~ viii ~
BAB I
Pendahuluan
I.4. Definisi
Kepadatan
Jenis Skala Penggunaan Pemetaan
No Jenis Wilayah Bidang Tanah *)
Peta Ketelitian Tanah Bidang Tanah
1. NBT 1:1000 Kota Besar, Padat, Sedang, Didominasi Non >85% Terdaftar
Kota Sedang Padat Sekali Pertanian Terpetakan
2. ZNT 1:2500 Kota Besar Padat, Sedang, Didominasi Non >85% Terdaftar
Padat Sekali Pertanian Terpetakan
3. ZNT 1:5000 Kota Sedang, Sedang, Tidak Non Pertanian < 85%
1:10000 Kabupaten Padat dan Pertanian Terdaftar,
Terpetakan
4. ZNT 1:25000 Kabupaten Sedang, Tidak Non Pertanian < 85%
Padat dan Pertanian Terdaftar,
Terpetakan
Keterangan:
- Jenis wilayah dilihat dari data jumlah penduduk
- Jumlah luas bidang: total jumlah luas bidang terdaftar ditambah dengan
estimasi jumlah luas bidang belum terdaftar
- Kepadatan bidang tanah pada suatu wilayah diukur dengan:
II.2.1. Persiapan
A. Spesifikasi Sampel
Sampel yang dimaksud dalam survei dan pemetaan nilai tanah adalah
bidang tanah yang terdaftar/belum terdaftar yang memberikan informasi
harga transaksi atau penawaran bidang tanah tersebut pada kurun
waktu 24 bulan terakhir untuk tanah non pertanian dan 48 bulan
terakhir untuk tanah pertanian. Diupayakan harga transaksi jual-beli.
1) Penentuan Sampel
Sampel dipilih dengan karakteristik sebagai berikut:
a) Sampel dipilih dengan teknik random sampling;
b) Jenis sampel antara lain:
1. Sampel transaksi yaitu sampel yang diambil dari bidang
tanah yang sudah dijualbelikan;
2. Sampel penawaran yaitu sampel yang diambil dari bidang
tanah yang sedang ditawarkan; dan
3. Sampel individual yaitu sampel yang diambil dari bidang
tanah yang nilainya diperoleh dari perbandingan data pasar
(transaksi atau penawaran).
4. Jumlah sampel individual tidak boleh melebihi jumlah
sampel transaksi dan sampel penawaran;
c) Jumlah sampel dalam setiap zona minimal 3 (tiga) sampel yang
valid;
d) Untuk zona dengan luas di atas muka peta lebih dari 10 cm x
10 cm, sampel minimal adalah 5 (lima). Untuk kelebihan setiap
10 cm x 10 cm jumlah sampel ditambah 2 (dua) demikian
seterusnya setiap kelipatan 10 cm x 10 cm;
2) Penentuan responden
Responden adalah sumber data utama yang dapat memberikan
gambaran dan keterangan yang dapat dipercaya tentang informasi
harga transaksi atau harga penawaran. Responden yang dapat
dipilih adalah:
a) Pemilik tanah yang telah melakukan transaksi;
b) Pemilik tanah yang berniat menjual tanahnya;
c) Real estate agent/perusahaan perantara properti;
d) Developer;
e) Lurah, aparat lainnya, masyarakat sekitar yang diyakini sebagai
sumber terpercaya informasi harga pasar jika seluruh
responden yang dipersyaratkan tidak tersedia.
B. Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan antara lain:
1. Wawancara dengan responden dilakukan untuk memperoleh
keterangan yang lebih mendetail terhadap data bidang tanah serta
informasi harga penawaran atau transaksi bidang tanah.
2. Petugas dalam melakukan pengumpulan data, wajib
mengumpulkan sekurang-kurangnya jenis data seperti yang tertera
pada Formulir Survei Nilai Tanah Non Pertanian dan Formulir
Survei Nilai Tanah Pertanian (terlampir) yang meliputi:
a) Survei data fisik tanah;
b) Survei data lingkungan dan sosial ekonomi;
c) Survei data fisik bangunan dan benda-benda tak bergerak yang
melekat pada bidang tanah tersebut;
d) Survei data harga pasar tanah/properti;
e) Penentuan koordinat obyek/sampel;
Contoh:
Diketahui sampel bangunan dengan umur efektif 5 tahun, biaya per
meter bangunan Rp. 1.500.000,- dan kondisi fisik bangunan baik,
maka persentase penyusutan bangunan adalah 18 %, didapat pada
tabel penyusutan bangunan, sebagai berikut:
F. Penggabungan Zona
Untuk zona yang tidak terdapat sampel transaksi atau
penawaran dan tidak dimungkinkan metode individual digunakan
penggabungan zona.
A. Plotting Sampel
1) Melakukan plotting Sampel nilai tanah pada peta kerja.
2) Menampilkan nilai tanah per m2 persegi hasil pengolahan data
pada setiap titik Sampel.
3) Dipastikan terdapat minimal 3 sampel pada setiap zona.
C. Analisis Nilai Pasar Tanah pada setiap Zona Nilai Tanah (ZNT)
1) Zona Nilai Tanah (ZNT) harus memenuhi syarat persentase
standar deviasi, yaitu:
a) Skala 1:25.000 standar deviasi < 30%
b) Skala 1:10.000 standar deviasi < 25%
c) Skala 1:2.500 standar deviasi < 20%
A. Buku laporan
Kegiatan pembuatan laporan keseluruhan pekerjaan baik itu
gambaran umum wilayah pekerjaan dan hasil akhir yaitu peta ZNT.
Hasil dari kegiatan ini adalah buku laporan hasil pekerjaan. Isi laporan
dapat dilihat sebagai berikut:
IKHTISAR PEMBUATAN PETA ZONA NILAI TANAH
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan dan Sasaran
1.3. Lingkup Kegiatan
1.4. Lokasi Kegiatan
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH KEGIATAN
BAB III. METODOLOGI PELAKSANAAN
BAB IV. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1. Persiapan Pekerjaan
4.2. Penetapan Lokasi
4.3. Pembuatan zona awal nilai tanah
4.4. Pengumpulan data Lapangan
(dilengkapi tabel statistik pengumpulan data lapangan)
4.5. Entri data
4.6. Pengolahan data tekstual
4.7. Pengolahan data spasial
(dilengkapi tabel statistik pengolahan data spasial zona
nilai tanah dan tabel zona nilai tanah tertinggi dan
terendah per kecamatan di tiap kabupaten)
4.8. Penyajian peta
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
LAMPIRAN
METODOLOGI PELAKSANAAN:
Berisikan penjelasan mengenai metode pengambilan sampel, metode
pengolahan tekstual dan spasial.
LAMPIRAN
Surat-surat terkait kegiatan Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah (Surat
Pengantar Pekerjaan, SK Tim Pelaksana, Surat Tugas, dan lain lain)
Formulir Daftar Isian Lapangan Zona Nilai Tanah (digital)
3. Pembaruan peta zona nilai tanah dilaksanakan satu tahun sekali atau atas
pertimbangan kepala kantor pertanahan kabupaten/kota dengan
memperhatikan dinamika perkembangan nilai tanah daerahnya dan
idealnya pada tahun ke lima dilaksanakan pembuatan baru peta zona nilai
tanah;
4. Pembaruan peta zona nilai tanah memiliki skala yang sama dengan peta
zona nilai tanah awal;
5. Satuan pembaruan Peta Zona Nilai Tanah adalah bidang;
6. Pembaruan dapat dilakukan dengan mendeliniasi zona yang sudah ada di
lokasi yang sama dengan peta ZNT awal jika terdapat perubahan
penggunaan tanah atau kondisi karakteristik zona, deliniasi zona tersebut
menghasilkan zona baru yang memerlukan minimal 3 sampel;
7. Untuk peta zona nilai tanah yang belum diperbarui karena keterbatasan
anggaran, maka Peta ZNT tetap dapat digunakan dalam kegiatan
pelayanan pertanahan untuk tahun berjalan;
8. Dasar pembaruan peta zona nilai tanah menggunakan nilai pasar;
9. Dalam pembaruan peta zona nilai tanah, data yang digunakan adalah data
transaksi dan penawaran tahun berjalan;
III.2.1. Persiapan
Software:
1) Pengolahan Data Spasial yang disediakan oleh Direktorat
Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan;
2) Pengolahan Data Tabular; dan
3) Aplikasi Penentuan Lokasi Koordinat Sampel bagi pengguna
Smartphone.
B. Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan antara lain:
1) Spesifikasi Sampel
Sampel yang dimaksud dalam kegiatan pembaruan peta zona nilai
tanah adalah bidang tanah yang terdaftar/belum terdaftar yang
memberikan informasi harga transaksi atau penawaran bidang
o 4
5
12
14
14
17
17
21
18
22
19
23
4
5
8
10
10
13
14
18
17
21
18
22
6 14 20 25 26 27 6 12 15 21 24 26
7 14 23 29 30 31 7 13 17 24 29 30
n 8
9
14
14
26
28
32
35
34
38
35
39
8
9
13
13
20
22
27
30
32
35
34
38
10 14 30 38 41 43 10 13 24 33 38 41
11 14 30 41 44 47 11 13 26 36 41 44
12 14 30 44 47 50 12 13 28 39 44 47
13 14 30 47 50 53 13 13 28 41 47 50
14 14 30 49 53 56 14 13 28 43 49 52
15 14 30 51 56 59 15 13 28 45 51 54
III.2.8. Pelaporan
A. Buku laporan
Kegiatan pembuatan laporan keseluruhan pekerjaan baik itu
gambaran umum wilayah pekerjaan dan hasil akhir yaitu peta ZNT.
Hasil dari kegiatan ini adalah buku laporan hasil pekerjaan. Isi laporan
METODOLOGI PELAKSANAAN:
Berisikan penjelasan mengenai metode pengambilan sampel, metode
pengolahan tekstual dan spasial.
LAMPIRAN
Surat-surat terkait kegiatan Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah
(Surat Pengantar Pekerjaan, SK Tim Pelaksana, Surat Tugas, dan
lain lain)
Formulir Daftar Isian Lapangan Zona Nilai Tanah (digital)
IV.2.1. Persiapan
Software:
1) Pengolahan Data Spasial yang disediakan oleh Direktorat Penilaian
Tanah dan Ekonomi Pertanahan;
2) Pengolahan Data Tabular;
3) Aplikasi survei berbasis mobile.
Tujuan dari survei data fisik dan lingkungan bidang tanah adalah untuk
mendapatkan pengetahuan yang lebih memadai tentang keadaan fisik dan
lingkungan di kota/ kabupaten yang akan menjadi obyek penilaian tanah
massal berbasis bidang tanah. Kombinasi antara hasil pengumpulan data
sekunder dan hasil survei ini akan dijadikan dasar untuk menetapkan variabel-
variabel prediksi yang akan digunakan.
B. Spesifikasi Sampel
Sampel yang dimaksud dalam survei dan pemetaan nilai tanah adalah
bidang tanah yang terdaftar/belum terdaftar yang memberikan informasi
harga transaksi atau penawaran bidang tanah tersebut pada kurun
waktu 24 bulan terakhir untuk tanah non pertanian dan 48 bulan
terakhir untuk tanah pertanian.
1) Penentuan Sampel
Sampel dipilih dengan teknik purposive random sampling dengan
memperhatikan kriteria pada masing-masing variabel prediksi nilai
tanah memiliki keterwakilan sampel. Variabel prediksi nilai tanah,
antara lain posisi, bentuk, zonasi, kelas jalan, jarak terhadap fasilitas, dll.
2) Penentuan responden
Responden adalah sumber data utama yang dapat memberikan
gambaran dan keterangan yang dapat dipercaya tentang informasi
harga transaksi atau harga penawaran. Responden yang dapat
dipilih adalah:
a) Pemilik tanah yang telah melakukan transaksi;
b) Pemilik tanah yang berniat menjual tanahnya;
c) Real estate agent/perusahaan perantara properti;
d) Developer;
e) Lurah, aparat lainnya, masyarakat sekitar yang diyakini sebagai
sumber terpercaya informasi harga pasar jika seluruh responden
yang dipersyaratkan tidak tersedia.
Contoh:
Diketahui sampel bangunan dengan umur efektif 5 tahun, biaya
per meter bangunan Rp. 1.500.000,- dan kondisi fisik bangunan
baik, maka persentase penyusutan bangunan dapat dilihat pada
tabel penyusutan bangunan, yaitu:
IV.2.10. Pelaporan
A. Buku laporan
Kegiatan pembuatan laporan keseluruhan pekerjaan baik itu
gambaran umum wilayah pekerjaan dan hasil akhir yaitu peta ZNT.
Hasil dari kegiatan ini adalah buku laporan hasil pekerjaan. Isi laporan
C. Melakukan Penyesuaian/Adjustment
Melakukan Penyesuaian antara Properti Pembanding dengan
Objek Penilaian. Penyesuaian perlu dilakukan agar harga
jual/penawaran dari properti pembanding mendekati sama dengan nilai
objek penilaian.
D. Melakukan Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah teknik pembobotan yang diperlukan untuk
menentukan nilai pasar objek penilaian dari indikasi-indikasi nilai yang
ada. Bobot yang paling besar diberikan kepada properti pembanding
yang mempunyai perbedaan paling sedikit dengan objek penilaian.
Demikian pula sebaliknya.
A. Identifikasi Bangunan
Mengidentifikasi karakteristik objek penilaian, dalam hal ini
bangunan yang terdapat didalam Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
yang dinilai, antara lain:
1) Mengumpulkan data RAB pembuatan bila ada termasuk gambar
1) Pernyataan Penilai
Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai penilai, kami yang bertanda
tangan di bawah ini menerangkan bahwa :
1. Pernyataan, analisis, opini dan kesimpulan dalam Laporan Penilaian ini,sebatas
pengetahuan kami, adalah benar dan akurat.
2. Analisis, opini, dan kesimpulan yang dinyatakan di dalam Laporan Penilaian ini
dibatasi oleh asumsi dan batasan-batasan yang diungkapkan di dalam Laporan
Penilaian, yang mana merupakan hasil analisis, opini dan Kesimpulan Penilai
yang tidak berpihak dan tidak memiliki benturan kepentingan.
3. Penilai bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil penilaian yang dilakukannya
dalam batas-batas yang ditetapkan berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan dan
Petunjuk Teknis Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan;
Selanjutnya laporan ini menjelaskan semua asumsi dan syarat-syarat pembatasan
yang mempengaruhi analisa, pendapat dan kesimpulan yang tertera dalam laporan
ini.
2) Dasar Penugasan
Contoh :
4) Identifikasi Lokasi
6) Pendekatan Penilaian
8) Analisis Penilaian
12) Lampiran
Lampiran berisi data pendukung penilaian tergantung data yang
tersedia seperti Peta Lokasi, Gambar Situasi Tanah dan Bangunan,
Formulir Survei, foto-foto aset, dll.
VI.2.1. Persyaratan
Persyaratan yang dilampirkan dalam melakukan penanganan keberatan
antara lain:
1. Surat pengaduan yang ditujukan kepada kepala kantor pertanahan
setempat dan sudah ditanda tangani pemohon atau kuasanya;
2. Fotokopi kutipan zona nilai tanah;
3. Fotocopy sertifikat hak atas tanah/alas hak lainnya;
4. Fotocopy identitas diri (KTP) pemohon atau yang dikuasakannya;
5. Bukti transaksi jual beli dan atau bukti lain sebagai dasar pengaduan.
C. Melakukan Penyesuaian/Adjustment
Melakukan Penyesuaian antara Properti Pembanding dengan
Objek Penilaian. Penyesuaian perlu dilakukan agar harga
jual/penawaran dari properti pembanding mendekati sama dengan nilai
objek penilaian.
D. Melakukan Rekonsiliasi
Rekonsiliasi adalah teknik pembobotan yang diperlukan untuk
menentukan nilai pasar objek penilaian dari indikasi-indikasi nilai yang
ada. Bobot yang paling besar diberikan kepada properti pembanding
yang mempunyai perbedaan paling sedikit dengan objek penilaian.
Demikian pula sebaliknya.
A. Penentuan Zona
1) Zona yang direvisi adalah zona yang terdapat bidang tanah yang
dimohonkan dalam pengaduan nilai tanah.
B. Plotting Sampel
1) Melakukan plotting semua data baik data obyek yang dinilai
maupun data pembanding pada zona yang akan diperbaiki
nilainya.
2) Menampilkan nilai tanah per m2 persegi hasil pengolahan data
pada setiap titik Sampel.
Ketentuan Khusus:
Pelaksanaan kerja sama dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Skala peta yang akan dibuat harus berbeda dengan skala peta yang ada
di Kantor Pertanahan pada tahun yang sama;
b. Jika skala peta dibuat sama, maka AoI tidak boleh sama.
c. Rancangan Anggaran Biaya yang menjadi acuan dalam pelaksanaan
kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan oleh kedua belah pihak.
Peta Zona NIlai Tanah merupakan salah satu layanan publik yang
masuk dalam informasi peta online sesuai dengan Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia. Berdasarkan peraturan tersebut, peta Zona Nilai Tanah
disajikan dalam bentuk range di http://bhumi.atrbpn.go.id.
Dalam rangka mendapatkan basis data ekonomi pertanahan seperti tersebut di atas
dapat memanfaatkan data yang terdapat di KKP dan basis data nilai tanah yang didapat
dari kegiatan pembuatan dan penyediaan informasi nilai tanah baik berbasis zona maupun
bidang, dalam hal ini telah tersedianya database penilaian tanah dalam Sistem Informasi
Penilaian Tanah (SIPENTA). Basis data nilai tanah ini akan diperkaya dengan
111
mengumpulkan data dan informasi nilai tanah dari sumber lainnya melalui integrasi dengan
beberapa sistem diantaranya:
a. DJKN/P2PK;
b. Perbankan/Jasa Keuangan;
c. Pemerintah Daerah/Pajak;
d. MAPPI;
e. PPAT;
f. Agen Properti;
g. Crawling data.
112
Kegiatan analisis data ekonomi pertanahan dapat dilakukan pada tingkat pusat dan
daerah. Hasil dari analisis dapat dibuatkan dalam bentuk laporan berkala paling sedikit
setahun sekali dalam 1 tahun anggaran.
DAFTAR PUSTAKA
1. MAPPI. 2018. Kode Etik Penilaian Indonesia dan Standar Penilaian Indonesia.
Jakarta: MAPPI
2. https://study.com/academy/lesson/extraction-method-of-land-site-valuation.html
3. PUSDATIN DAN LP2B. 2021. Upload Peta ZNT
4. Fotheringham, A. Stewart, Chris Brunsdon, and Martin Charlton. 2002.
Geographically Weighted Regression: The Analysis of Spatially Varying
Relationships. Chichester, United Kingdom: Wiley
5. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/12937/Penggunaan-Zona-Nilai-
Tanah-Sebagai-Dasar-Pemilihan-Data-Pembanding-Untuk-Penilaian-Tanah-
Dengan-Pendekatan-Perbandingan-Data-
Pasar.html#:~:text=Zona%20Nilai%20Tanah%20(ZNT)%20yang,nyata%20sesuai%
20dengan%20penggunaan%20tanah.
6. https://www.kpk.go.id/id/berita/berita-kpk/1319-kpk-dorong-kerja-sama-peningkatan-
pendapatan-daerah-di-maluku
7. https://desktop.arcgis.com/en/arcmap/latest/tools/spatial-statistics-
toolbox/geographically-weighted-regression.htm
8. Supriyanto, Heru. 2011. Penilaian Properti Tujuan PBB. Jakarta: Indeks
9. Harjono, D. K. 2016. Hukum Properti. Jakarta: PPHBI
10. Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak
113
LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Survei Nilai Tanah Non Pertanian
114
115
Lampiran 2 Formulir Survei Nilai Tanah Pertanian
116
Lampiran 3 Layout Peta Zona Nilai Tanah
117
2. Contoh Layout Peta Standar Deviasi
118
3. Contoh Layout Sebaran Titik
119
4. Contoh Layout Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah
120
5. Contoh Layout Peta Nilai Bidang Tanah
121
6. Standar Layout Peta Znt Dan Pembaruan Znt
1
2
3
10
11
12
13
14
15
KETERANGAN LAYOUT:
1. Ukuran kertas A0
Garis batas peta :
Posisi : Ukuran :
X : 9 cm P : 105 cm
Y : 2 cm L : 80 cm
2. Garis Tepi Peta merupakan garis yang dibuat mengelilingi gambar peta untuk menunjukkan
batas peta tersebut.
Posisi : Ukuran :
X : 10 cm P : 80 cm
Y : 3 cm L : 78 cm
Interval grid menggunakan satuan Meters dengan X Axis Interval 27.000 dan Y Axis Interval
27.000
3. Informasi Tepi :
Posisi : Ukuran :
X : 91 cm P : 22 cm
Y : 3 cm L : 78 cm
122
4. Informasi Peta
a. Judul Peta dituliskan dengan Huruf Kapital jenis Arial dengan ukuran 28, ditebalkan dan
letaknya ditengah (centre).
b. Arah utara berada di bawah judul peta dan letaknya ditengah (centre).
c. Skala Peta menggunakan Skala Bar yang dibuat dengan jenis Arial dengan ukuran 12 dan
letaknya ditengah (centre).
5. Lokasi Peta berisi:
a. Provinsi lokasi kegiatan
b. Kabupaten/Kota lokasi kegiatan
6. Petunjuk Lokasi berisi:
a. Menggambarkan letak kabupaten wilayah kerja dalam 1 Provinsi
b. Menggambarkan Peta Zona Nilai Tanah yang sedang dikerjakan dalam kabupaten yang
bersangkutan.
7. Klasifikasi Nilai Tanah berisi 8 gradasi warna Nilai Tanah beserta Nilai Tanah dari masing-
masing simbol gradasi warna tersebut. Semakin mendekati warna hijau, maka nilai tanah akan
semakin murah. Sedangkan jika mendekati warna merah, maka nilai tanah akan semakin
mahal.
8. Sumber data serta sistem proyeksi dan grid.
1) Sumber data berisi data-data yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan Peta Zona
Nilai Tanah, contoh:
a. Citra Satelit Tahun 2014;
b. Hasil Survei Lapangan Skala 1:10.000 Tahun 2016;
c. Peta Pendaftaran Skala 1:1.000 Tahun 2015;
d. Peta Penggunaan Tanah Skala 1:50.000 Tahun 2012; dan
e. Peta-peta lainnya.
2) Sistem Proyeksi dan Grid terdiri dari:
a. Proyeksi : TM-3
b. Datum : WGS-84
c. Zona : Zona disesuaikan dengan lokasi pekerjaan
9. Legenda peta adalah keterangan dari simbol-simbol peta yang digunakan supaya mudah
dipahami, yang berisi kumpulan beberapa simbol yang digunakan pada peta, antara lain :
No Simbol Nama Keterangan
1. Ibukota - Penulisan nama Ibukota Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota dituliskan dengan Huruf Kapital jenis Arial
dengan ukuran 20 dan letaknya berdekatan
dengan simbol Ibukota Kabupaten/Kota.
2. Batas Negara - Penulisan nama Negara yg berbatasan
dengan wilayah kerja dituliskan dengan
Huruf Kapital jenis Arial dengan ukuran 22
dan ditebalkan.
3. Batas Provinsi - Penulisan nama Provinsi yg berbatasan
dengan wilayah kerja dituliskan dengan
Huruf Kapital jenis Arial dengan ukuran 22
dan ditebalkan.
123
No Simbol Nama Keterangan
4. Batas - Penulisan nama Kabupaten/Kota baik
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota yang sedang dikerjakan
pembuatan Peta ZNT, maupun
Kabupaten/Kota yang berbatasan dituliskan
dengan Huruf Kapital jenis Arial dengan
ukuran 16.
5. Batas - Penulisan nama Kecamatan dituliskan
Kecamatan dengan Huruf Kapital jenis Arial dengan
ukuran 14.
Contoh : Kec. Cibinong
6. Batas - Batas kelurahan ditampilkan jika Peta ZNT
Kelurahan/Desa dibuat dengan skala besar.
7. Jalan - Jalan yang ditampilkan yaitu jalan kolektor
dan jalan arteri.
8. Nomor Zona - Nomor Zona Nilai Tanah dituliskan dengan
Nilai Tanah jenis huruf Arial Narrow ukuran 6 dan
letaknya di atas Nilai Rata-rata per m.
9. Nilai Rata-rata - Nilai Rata-rata per m dituliskan dengan jenis
per m huruf Arial Narrow ukuran 6 dan letaknya di
bawah Nomor Zona Nilai Tanah.
10 Lokasi - Lokasi kawasan, yaitu lokasi yang tidak
. Kawasan termasuk lokasi pembuatan Peta ZNT,
misalnya kawasan hutan, kawasan wisata,
dll.
11 Wilayah Belum - Wilayah yang belum ada Peta ZNT nya.
. Ada Peta ZNT
12 Wilayah Sudah - Wilayah yang sudah ada Peta ZNT nya.
. Ada Peta ZNT
13 Hutan -
.
14 LP2B -
.
10. Satuan kerja yang membuat Peta Zona Nilai Tanah dan disebelah kiri dicantumkan logo
Kementerian.
a. Apabila yang membuat Peta Zona Nilai Tanah adalah Direktorat Penilaian Tanah, maka
yang dituliskan adalah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN dengan logo
Kementerian.
124
b. Apabila yang membuat Peta Zona Nilai Tanah adalah Kantor Wilayah BPN Provinsi,
maka yang dituliskan adalah Kantor Wilayah BPN Provinsi dengan logo Kementerian
c. Apabila yang membuat Peta Zona Nilai Tanah Kantor Pertanahan, maka yang dituliskan
adalah Kantor Pertanahan Kabupaten dengan logo Kementerian
11. Dituliskan nama kegiatan Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah sesuai dengan yang tercantum
dalam POK.
12. Keterangan :
aLuas : Luas area pembuatan Peta Zona Nilai Tanah
.
bJumlah Zona : Jumlah zona akhir setelah dilakukan pengolahan data
. spasial
cTanggal Pelaksanaan : Tanggal pelaksanaan pengambilan data di lapangan
.
dTanggal Penilaian : Tanggal penilaian dibawa ke tanggal 31 Desember
. tahun berjalan atau disesuaikan
ePelaksana : Pelaksana Kegiatan Pembuatan Peta Zona Nilai
. Tanah
fPenanggung Jawab Penilaian : Orang yang bertanggung jawab terhadap hasil
. penilaian Peta Zona Nilai Tanah
gPenanggung Jawab Pemetaan : Orang yang bertanggung jawab terhadap hasil
. pemetaan Peta Zona Nilai Tanah
hDiperiksa : Kepala Seksi Penilaian Tanah atau Pejabat
. Fungsional yang setara
13. Untuk pembuatannya ditandatangani oleh pejabat dimana anggaran pembuatan Peta Zona Nilai
Tanah berada, misalnya:
a. Anggaran Kantor Pertanahan, pembuatan ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan;
b. Anggaran Kantor Wilayah BPN, pembuatan ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah
atau atas nama Kepala Kantor Wilayah, Kepala Bidang Pengadaan Tanah; dan
c. Anggaran pusat ditandatangani oleh Direktur atau atas nama direktur, Kasubdit.
14. Untuk penggunaannya ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan lokasi pembuatan Peta
Zona Nilai Tanah.
15. Informasi yang disajikan pada di muka peta harus ditampilkan di informasi tepi (legenda).
Simbologi harus sama persis antara muka peta dengan informasi tepi (legenda)
125
Lampiran 4 Upload Peta Zona Nilai Tanah dan atau Peta Nilai Bidang Tanah
126
3. Pilih menu Interaksi Spasial kemudian pilih Peta Pendaftaran seperti
dibawah ini
4. Sebelum import znt siapkan terlebih dahulu file shp dan lakukan compress
ke file zip seperti ketentuan dibawah ini
127
5. Pada Peta Pendaftaran pilih box pada peta seperti dibawah ini
128
6. Masuk ke menu Unggah/Unduh lalu pilih tipe proses “Unggah Zona Nilai
Tanah”
Catatan:
Profil petugas upload Zona Nilai Tanah adalah profil yang sudah ditambahkan
Pelaksana Subseksi Pemanfaatan Tanah Pemerintah dan Penilaian Tanah
atau Kepala Subseksi Pemanfaatan Tanah Pemerintah dan Penilaian Tanah
7. Klik browse dan cari file znt berformat zip yang sudah disiapkan.
129
8. Saat browse File ZNT yang akan diupload dan dimasukkan maka tampilan akan
langsung men-zoom ke lokasi peta pendaftaran wilayah yang di maksud.
130
9. Selanjutnya tinggal mengisi inputan yang ada:
10. Nilai hasil pembulatan dapat di lihat di open atribute tabel pada file shp dengan
melihat nilai
MEAN dan RPBULAT seperti di bawah ini:
131
11. Selanjutnya klik PROSES hingga ada pemberitahuan “Proses Berhasil” dan zona
nilai tanah sudah terupdate terbaru seperti dibawah ini.
132
12. Di bawah ini merupakan contoh data shp yang geometry nya tidak valid
dan pada saat di proses status gagal atau eror, seperti polygon ada
yang tidak menutup, di dalam polygon ada polygon kecil, maka otomatis
aplikasi akan gagal dalam mengupload ZNT. Untuk mengatasi masalah
tersebut, lakukan perbaikan pada polygon yang tidak menutup dan
hapus polygon-polygon kecil yang ada di dalam polygon dan pastikan
geometry yang tersedia dalam 2D jangan 3D.
a. Contoh data Shp geometry tidak valid dan 3Dimensi
133
b. Contoh polygon-polygon kecil di dalam satu polygon
134
Lampiran 5 Format Penyajian Kerjasama Peta Zona Nilai Tanah dan atau Peta
Nilai Bidang Tanah
NOMOR
NOMOR
TENTANG
PEMBUATAN PETA ZONA NILAI TANAH SKALA 1:…..
135
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama- sama disebut
PARA PIHAK dan secara diri sendiri disebut PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal
sebagai berikut bahwa:
Paraf:
PIHAK PERTAMA ..... PIHAK KEDUA .....
136
1
37
2. PIHAK KEDUA adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional di Kabupaten yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
3. Perjanjian Kerja Sama ini merupakan tindak lanjut ketentuan dalam Nota Kesepahaman
antara Gubernur/Bupati/Walikota..............dengan Kepala Kantor Wilayah ...........
Nomor ………………dan Nomor
…………………………… tanggal ………………………bulan …………………… tahun
………………………………. tentang ………..
137
1
38
138
1
39
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Jo. Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Momor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata
Cara Kerjasama Daerah;
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17
Tahun 2018 tentang Pedoman Kerja Sama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1159);
17. Peraturan Daerah Kabupaten .............. Nomor ….. Tahun …..tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten .............. Tahun ….. Nomor
…., Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten .............. Tahun …. Nomor ….).(berisi
Perda BPHTB atau PBB);
18. (Peraturan Lainnya Menyesuaikan)
Berdasarkan hal-hal tersebut, PARA PIHAK sepakat membuat Perjanjian Kerja Sama tentang
Pembuatan Peta nilai tanah yang selanjutnya disebut Perjanjian, dengan ketentuan sebagai
berikut:
Pasal 1 MAKSUD
DAN TUJUAN
(1) Perjanjian ini dimaksudkan untuk pembuatan peta zona nilai tanah dalam rangka
penyediaan informasi nilai tanah bagi PARA PIHAK;
(2) Perjanjian ini bertujuan untuk percepatan pelayanan yang berhubungan dengan
pemanfaatan nilai tanah bagi PARA PIHAK.
139
1
40
Pasal 2
RUANG LINGKUP
Pasal 3
PEMBIAYAAN
(1) Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah dibiayai oleh PIHAK PERTAMA;
(2) Penyusunan Kerangka Acuan Kerja dan Rancangan Anggaran Biaya dilaksanakan oleh
PARA PIHAK dengan mengacu pada Petunjuk Teknis dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, terutama yang berlaku di Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional;
(3) Penyusunan Kerangka Acuan Kerja dan Rancangan Anggaran Biaya disusun dengan
mencakup pembiayaan beberapa kegiatan pendukung pembuatan Peta Zona Nilai Tanah
di antaranya :
a. Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah;
b. Pelatihan Teknis Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah;
c. Supervisi Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi …. dan/atau dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional* (opsional);
d. Pencetakan/dokumentasi hasil Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah;
e. Segala biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian ini.
Pasal 4
PELAKSANAAN
(1) Peta Zona Nilai Tanah dibuat berdasarkan skala ketelitian zonasi 1:….. dengan luasan
….. Ha sesuai anggaran biaya yang telah disusun pada Pasal 3;
140
1
41
(2) Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan/atau kedua
belah pihak* (opsional) berdasarkan Surat Keputusan Tim Pelaksana Pembuatan Peta
Nilai Tanah dilaksanakan oleh PARA PIHAK dan ditandatangani oleh Kepala Daerah
terdiri dari:
a) Pegawai dari lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang telah
mendapatkan pelatihan teknis Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah* (opsional);
b) Pegawai dari lingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang telah mendapatkan
pelatihan teknis Pembuatan Peta Zona Nilai Tanah;
c) dan/atau Pegawai dari lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi (opsional)
Pasal 5
HAK
Bahwa PARA PIHAK berhak menggunakan data dan informasi Peta Zona Nilai Tanah yang
dibuat dalam perjanjian kerjasama ini untuk pelayanan yang berhubungan dengan
pemanfaatan nilai tanah.
Pasal 6
KEWAJIBAN
(1) PARA PIHAK wajib menyediakan data dan informasi pendukung pembuatan peta zona
nilai tanah;
(2) PARA PIHAK berkewajiban menyelenggarakan sistem layanan pengaduan masyarakat
terkait keberatan atas nilai tanah pada peta nilai tanah yang dikerja samakan dan secara
bersama sama melakukan penyelesaian dengan mekanisme penanganan keberatan
(complaint handling);
141
1
42
(3) PARA PIHAK wajib berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi … , Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, terutama
Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan serta Pusat Data dan Informasi
Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Pasal 6
JANGKA WAKTU
(4) Jangka waktu Perjanjian ini selama … (…) tahun (sesuaikan kebutuhan) sejak tanggal
ditandatangani dan dapat diakhiri berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
(5) PIHAK yang ingin melakukan perubahan atau pengakhiran Perjanjian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus memberitahukan kepada PIHAK lainnya paling lambat 3
(tiga) bulan sebelumnya.
Pasal 7
KORESPONDENSI
(1) Setiap pemberitahuan yang berhubungan dengan Perjanjian ini harus disampaikan secara
tertulis kepada PARA PIHAK melalui pos, jasa kurir, faksimili, e-mail maupun surat
yang diserahkan sendiri secara langsung dengan menggunakan alamat sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA.
Alamat :
Telepon :
Faksimile :
E-mail : …..
b. PIHAK KEDUA.
Alamat : Kantor Pertanahan...
Telepon :
Faksimile :
E-mail : …..
142
1
43
(2) Dalam hal satu PIHAK akan mengubah alamat, wajib memberitahukan secara tertulis atas
perubahan tersebut kepada PIHAK lainnya selambat- lambatnya dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari kerja sebelum perubahan alamat.
Pasal 8
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
(1) PARA PIHAK melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan Perjanjian ini
setiap 1 (satu) tahun sekali.
(2) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada:
a. PIHAK PERTAMA: Bupati/Walikota....
b. PIHAK KEDUA : Kepala Kantor Pertanahan Kab/Kota…
c. Kantor Wilayah Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
…,
d. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, terutama
Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan serta Pusat Data dan Informasi
Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Pasal 9
KERAHASIAAN
(1) PARA PIHAK bertanggung jawab atas pemanfaatan, kerahasiaan dan keamanan data.
(2) PARA PIHAK hanya dapat memanfaatkan data dan/atau informasi sesuai tugas dan
wewenang PARA PIHAK serta maksud dan tujuan sebagaimana ditetapkan dalam
Perjanjian ini.
(3) PARA PIHAK tidak diperkenankan memberitahukan informasi rahasia selain untuk
melaksanakan Perjanjian ini tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK lainnya kecuali
informasi rahasia telah menjadi milik umum atau tersedia secara umum.
143
1
44
(4) Ketentuan kerahasiaan ini tetap berlaku walaupun jangka waktu Perjanjian ini telah
berakhir.
Pasal 10 KEADAAN
KAHAR
(1) PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan atau keterlambatan dalam
melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini yang disebabkan oleh hal-hal
diluar kemampuan yang wajar dari PARA PIHAK dan bukan disebabkan kesalahan salah
satu PIHAK atau PARA PIHAK, yang selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut Keadaan
Kahar;
(2) Keadaan Kahar seperti dimaksud pada ayat 1 (satu) meliputi bencana alam, perubahan
pertauran perundang-undangan dan keadaan keamanan yang tidak mengizinkan;
(3) PIHAK yang mengalami keadaan kahar harus memberitahukan PIHAK lainnya secara
lisan dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam dan diikuti dengan pemberitahuan
secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak kejadian kahar
tersebut;
(4) Segala kerugian dan biaya yang dikeluarkan salah satu PIHAK sebagai akibat keadaan
kahar dalam pelaksanaan Perjanjian ini tidak menjadi tanggung jawab PIHAK lainnya.
Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Apabila dikemudian hari timbul permasalahan dalam perbedaan penafsiran dan
pelaksanaan Perjanjian ini antara PARA PIHAK akan diselesaikan secara musyawarah
untuk mufakat.
(2) Dalam hal musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak tercapai, maka akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
144
1
45
Pasal 12 ADENDUM
Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan berdasarkan
kesepakatan PARA PIHAK yang akan dituangkan secara tertulis dalam kesepakatan tambahan
(adendum) yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian
ini.
Pasal 13
PENUTUP
Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana
tersebut pada awal Perjanjian, dibuat rangkap 2 (dua) asli bermeterai, dibubuhi cap dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.
145
2. Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah 1
46
NOMOR
NOMOR
TENTANG
PEMBARUAN PETA ZONA NILAI TANAH SKALA 1:…..
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama- sama disebut
PARA PIHAK dan secara diri sendiri disebut PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal
sebagai berikut bahwa:
146
1. PIHAK PERTAMA adalah unsur pelaksana penyelenggara
1 Pemerintah Daerah yang
47
melaksanakan fungsi penunjang keuangan.
Paraf:
PIHAK PERTAMA ..... PIHAK KEDUA .....
147
1
48
2. PIHAK KEDUA adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional di Kabupaten yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
3. Perjanjian Kerja Sama ini merupakan tindak lanjut ketentuan dalam Nota Kesepahaman
antara Gubernur/Bupati/Walikota..............dengan Kepala Kantor Wilayah ...........
Nomor ………………dan Nomor
…………………………… tanggal ………………………bulan …………………… tahun
………………………………. tentang ………..
148
1
49
149
1
50
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Jo. Peraturan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Momor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata
Cara Kerjasama Daerah;
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17
Tahun 2018 tentang Pedoman Kerja Sama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1159);
17. Peraturan Daerah Kabupaten .............. Nomor ….. Tahun …..tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten .............. Tahun ….. Nomor
…., Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten .............. Tahun …. Nomor ….).(berisi
Perda BPHTB atau PBB);
18. (Peraturan Lainnya Menyesuaikan)
Berdasarkan hal-hal tersebut, PARA PIHAK sepakat membuat Perjanjian Kerja Sama tentang
Pembaruan Peta nilai tanah yang selanjutnya disebut Perjanjian, dengan ketentuan sebagai
berikut:
Pasal 1 MAKSUD
DAN TUJUAN
(1) Perjanjian ini dimaksudkan untuk pembaruan Peta Zona Nilai Tanah pada Peta Zona
Nilai Tanah hasil kerjasama yang telah dilaksanakan sebelumnya;
(2) Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah dalam rangka penyediaan informasi nilai tanah yang
mutakhir bagi PARA PIHAK;
(3) Perjanjian ini bertujuan untuk penyediaan informasi nilai tanah yang mutakhir untuk
dapat digunakan dalam pelayanan yang berkaitan dengan nilai tanah bagi PARA PIHAK.
150
1
51
Pasal 2
RUANG LINGKUP
Pasal 3
PEMBIAYAAN
(1) Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah dibiayai oleh PIHAK PERTAMA;
(2) Penyusunan Kerangka Acuan Kerja dan Rancangan Anggaran Biaya dilaksanakan oleh
PARA PIHAK dengan mengacu pada Petunjuk Teknis dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, terutama yang berlaku di Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional;
(3) Penyusunan Kerangka Acuan Kerja dan Rancangan Anggaran Biaya disusun dengan
mencakup pembiayaan beberapa kegiatan pendukung pembaruan Peta Zona Nilai Tanah
di antaranya :
a. Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah;
b. Pelatihan Teknis Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah;
c. Supervisi Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah dari Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi …. dan/atau dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional* (opsional);
d. Pencetakan/dokumentasi hasil Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah;
e. Segala biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian ini.
Pasal 4
PELAKSANAAN
(1) Peta Zona Nilai Tanah terbarukan dibuat berdasarkan skala ketelitian zonasi pada Peta
Zona Nilai Tanah yang telah dibuat dalam perjanjian kerjasama sesuai anggaran biaya
yang telah disusun pada Pasal 3;
151
1
52
(2) Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan/atau kedua
belah pihak* (opsional) berdasarkan Surat Keputusan Tim Pelaksana Pembaruan Peta
Nilai Tanah dilaksanakan oleh PARA PIHAK dan ditandatangani oleh Kepala Daerah
terdiri dari:
a) Pegawai dari lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang telah
mendapatkan pelatihan teknis Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah* (opsional);
b) Pegawai dari lingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang telah mendapatkan
pelatihan teknis Pembaruan Peta Zona Nilai Tanah;
c) dan/atau Pegawai dari lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi (opsional)
Pasal 5
HAK
Bahwa PARA PIHAK berhak menggunakan data dan informasi Peta Zona Nilai Tanah yang
diperbarui dalam perjanjian kerjasama ini untuk pelayanan yang berhubungan dengan
pemanfaatan nilai tanah.
Pasal 6
KEWAJIBAN
(1) PARA PIHAK wajib menyediakan data dan informasi pendukung pembaruan peta zona
nilai tanah;
(2) PARA PIHAK berkewajiban menyelenggarakan sistem layanan pengaduan masyarakat
terkait keberatan atas nilai tanah pada peta nilai tanah yang dikerjasamakan dan secara
bersama sama melakukan penyelesaian dengan mekanisme penanganan keberatan
(complaint handling);
152
1
53
(3) PARA PIHAK wajib berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi … , Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, terutama
Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan serta Pusat Data dan Informasi
Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Pasal 6
JANGKA WAKTU
(4) Jangka waktu Perjanjian ini selama … (…) tahun (sesuaikan kebutuhan) sejak tanggal
ditandatangani dan dapat diakhiri berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
(5) PIHAK yang ingin melakukan perubahan atau pengakhiran Perjanjian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus memberitahukan kepada PIHAK lainnya paling lambat 3
(tiga) bulan sebelumnya.
Pasal 7
KORESPONDENSI
(1) Setiap pemberitahuan yang berhubungan dengan Perjanjian ini harus disampaikan secara
tertulis kepada PARA PIHAK melalui pos, jasa kurir, faksimili, e-mail maupun surat
yang diserahkan sendiri secara langsung dengan menggunakan alamat sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA.
Alamat :
Telepon :
Faksimile :
E-mail : …..
b. PIHAK KEDUA.
Alamat : Kantor Pertanahan...
Telepon :
Faksimile :
E-mail : …..
153
1
54
(2) Dalam hal satu PIHAK akan mengubah alamat, wajib memberitahukan secara tertulis atas
perubahan tersebut kepada PIHAK lainnya selambat- lambatnya dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari kerja sebelum perubahan alamat.
Pasal 8
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
(1) PARA PIHAK melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan Perjanjian ini
setiap 1 (satu) tahun sekali.
(2) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada:
a. PIHAK PERTAMA: Bupati/Walikota....
b. PIHAK KEDUA : Kepala Kantor Pertanahan Kab/Kota…
c. Kantor Wilayah Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
…,
d. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, terutama
Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan serta Pusat Data dan Informasi
Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Pasal 9
KERAHASIAAN
(1) PARA PIHAK bertanggung jawab atas pemanfaatan, kerahasiaan dan keamanan data.
(2) PARA PIHAK hanya dapat memanfaatkan data dan/atau informasi sesuai tugas dan
wewenang PARA PIHAK serta maksud dan tujuan sebagaimana ditetapkan dalam
Perjanjian ini.
(3) PARA PIHAK tidak diperkenankan memberitahukan informasi rahasia selain untuk
melaksanakan Perjanjian ini tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK lainnya kecuali
informasi rahasia telah menjadi milik umum atau tersedia secara umum.
154
1
55
(4) Ketentuan kerahasiaan ini tetap berlaku walaupun jangka waktu Perjanjian ini telah
berakhir.
Pasal 10 KEADAAN
KAHAR
(1) PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan atau keterlambatan dalam
melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini yang disebabkan oleh hal-hal
diluar kemampuan yang wajar dari PARA PIHAK dan bukan disebabkan kesalahan salah
satu PIHAK atau PARA PIHAK, yang selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut Keadaan
Kahar;
(2) Keadaan Kahar seperti dimaksud pada ayat 1 (satu) meliputi bencana alam, perubahan
pertauran perundang-undangan dan keadaan keamanan yang tidak mengizinkan;
(3) PIHAK yang mengalami keadaan kahar harus memberitahukan PIHAK lainnya secara
lisan dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam dan diikuti dengan pemberitahuan
secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak kejadian kahar
tersebut;
(4) Segala kerugian dan biaya yang dikeluarkan salah satu PIHAK sebagai akibat keadaan
kahar dalam pelaksanaan Perjanjian ini tidak menjadi tanggung jawab PIHAK lainnya.
Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Apabila dikemudian hari timbul permasalahan dalam perbedaan penafsiran dan
pelaksanaan Perjanjian ini antara PARA PIHAK akan diselesaikan secara musyawarah
untuk mufakat.
(2) Dalam hal musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak tercapai, maka akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
155
1
56
Pasal 12 ADENDUM
Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan berdasarkan
kesepakatan PARA PIHAK yang akan dituangkan secara tertulis dalam kesepakatan tambahan
(adendum) yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian
ini.
Pasal 13
PENUTUP
Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana
tersebut pada awal Perjanjian, dibuat rangkap 2 (dua) asli bermeterai, dibubuhi cap dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.
156
1
3. Pembuatan Peta Nilai Bidang Tanah 57
NOMOR
NOMOR
TENTANG
PEMBUATAN PETA NILAI BIDANG TANAH
157
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang1 selanjutnya secara bersama- sama disebut
58
PARA PIHAK dan secara diri sendiri disebut PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal
sebagai berikut bahwa:
Paraf:
PIHAK PERTAMA ..... PIHAK KEDUA .....
158
1
59
2. PIHAK KEDUA adalah instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional di Kabupaten yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
3. Perjanjian Kerja Sama ini merupakan tindak lanjut ketentuan dalam Nota Kesepahaman
antara Gubernur/Bupati/Walikota..............dengan Kepala Kantor Wilayah ...........
Nomor ………………dan Nomor
…………………………… tanggal ………………………bulan …………………… tahun
………………………………. tentang ………..
159
1
60
160
1
61
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah Jo. Peraturan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor
8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Momor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata
Cara Kerjasama Daerah;
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17
Tahun 2018 tentang Pedoman Kerja Sama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1159);
17. Peraturan Daerah Kabupaten .............. Nomor ….. Tahun …..tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten .............. Tahun ….. Nomor
…., Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten .............. Tahun …. Nomor ….).(berisi
Perda BPHTB atau PBB);
18. (Peraturan Lainnya Menyesuaikan)
Berdasarkan hal-hal tersebut, PARA PIHAK sepakat membuat Perjanjian Kerja Sama tentang
Pembuatan Peta nilai tanah yang selanjutnya disebut Perjanjian, dengan ketentuan sebagai
berikut:
Pasal 1 MAKSUD
DAN TUJUAN
(1) Perjanjian ini dimaksudkan untuk pembuatan peta Nilai Bidang Tanah dalam rangka
penyediaan informasi nilai tanah bagi PARA PIHAK;
(2) Perjanjian ini bertujuan untuk percepatan pelayanan yang berhubungan dengan
pemanfaatan nilai tanah bagi PARA PIHAK.
161
1
62
Pasal 2
RUANG LINGKUP
Pasal 3
PEMBIAYAAN
(1) Pembuatan Peta Nilai Bidang Tanah dibiayai oleh PIHAK PERTAMA;
(2) Penyusunan Kerangka Acuan Kerja dan Rancangan Anggaran Biaya dilaksanakan oleh
PARA PIHAK dengan mengacu pada Petunjuk Teknis dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, terutama yang berlaku di Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional;
(3) Penyusunan Kerangka Acuan Kerja dan Rancangan Anggaran Biaya disusun dengan
mencakup pembiayaan beberapa kegiatan pendukung pembuatan Peta Nilai Bidang
Tanah di antaranya :
a. Pembuatan Peta Nilai Bidang Tanah;
b. Pelatihan Teknis Pembuatan Peta Nilai Bidang Tanah;
c. Supervisi Pembuatan Peta Nilai Bidang Tanah dari Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi …. dan/atau dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional* (opsional);
d. Pencetakan/dokumentasi hasil Pembuatan Peta Nilai Bidang Tanah;
e. Segala biaya yang ditimbulkan sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian ini.
Pasal 4
PELAKSANAAN
(1) Peta Nilai Bidang Tanah dibuat dengan luasan ….. Ha sesuai anggaran biaya yang telah
disusun pada Pasal 3;
162
1
63
(2) Pembuatan Peta Nilai Bidang Tanah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan/atau kedua
belah pihak* (opsional) berdasarkan Surat Keputusan Tim Pelaksana Pembuatan Peta
Nilai Tanah dilaksanakan oleh PARA PIHAK dan ditandatangani oleh Kepala Daerah
terdiri dari:
a) Pegawai dari lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang telah
mendapatkan pelatihan teknis Pembuatan Peta Nilai Bidang Tanah* (opsional);
b) Pegawai dari lingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang telah mendapatkan
pelatihan teknis Pembuatan Peta Nilai Bidang Tanah;
c) dan/atau Pegawai dari lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi (opsional)
Pasal 5
HAK
Bahwa PARA PIHAK berhak menggunakan data dan informasi Peta Nilai Bidang Tanah yang
dibuat dalam perjanjian kerjasama ini untuk pelayanan yang berhubungan dengan
pemanfaatan nilai tanah.
Pasal 6
KEWAJIBAN
(1) PARA PIHAK wajib menyediakan data dan informasi pendukung pembuatan Peta Nilai
Bidang Tanah;
(2) PARA PIHAK berkewajiban menyelenggarakan sistem layanan pengaduan masyarakat
terkait keberatan atas nilai tanah pada peta nilai tanah yang dikerja samakan dan secara
bersama sama melakukan penyelesaian dengan mekanisme penanganan keberatan
(complaint handling);
(3) PARA PIHAK wajib berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi … , Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, terutama
Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan serta Pusat Data dan Informasi
Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
163
1
64
Pasal 6
JANGKA WAKTU
(4) Jangka waktu Perjanjian ini selama … (…) tahun (sesuaikan kebutuhan) sejak tanggal
ditandatangani dan dapat diakhiri berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.
(5) PIHAK yang ingin melakukan perubahan atau pengakhiran Perjanjian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus memberitahukan kepada PIHAK lainnya paling lambat 3
(tiga) bulan sebelumnya.
Pasal 7
KORESPONDENSI
(1) Setiap pemberitahuan yang berhubungan dengan Perjanjian ini harus disampaikan secara
tertulis kepada PARA PIHAK melalui pos, jasa kurir, faksimili, e-mail maupun surat
yang diserahkan sendiri secara langsung dengan menggunakan alamat sebagai berikut :
a. PIHAK PERTAMA.
Alamat :
Telepon :
Faksimile :
E-mail : …..
b. PIHAK KEDUA.
Alamat : Kantor Pertanahan...
Telepon :
Faksimile :
E-mail : …..
(2) Dalam hal satu PIHAK akan mengubah alamat, wajib memberitahukan secara tertulis atas
perubahan tersebut kepada PIHAK lainnya selambat- lambatnya dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari kerja sebelum perubahan alamat.
Pasal 8
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
164
1
65
(1) PARA PIHAK melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan Perjanjian ini
setiap 1 (satu) tahun sekali.
(2) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada:
a. PIHAK PERTAMA: Bupati/Walikota....
b. PIHAK KEDUA : Kepala Kantor Pertanahan Kab/Kota…
c. Kantor Wilayah Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
…,
d. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, terutama
Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanahan serta Pusat Data dan Informasi
Pertanahan, Tata Ruang dan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Pasal 9
KERAHASIAAN
(1) PARA PIHAK bertanggung jawab atas pemanfaatan, kerahasiaan dan keamanan data.
(2) PARA PIHAK hanya dapat memanfaatkan data dan/atau informasi sesuai tugas dan
wewenang PARA PIHAK serta maksud dan tujuan sebagaimana ditetapkan dalam
Perjanjian ini.
(3) PARA PIHAK tidak diperkenankan memberitahukan informasi rahasia selain untuk
melaksanakan Perjanjian ini tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK lainnya kecuali
informasi rahasia telah menjadi milik umum atau tersedia secara umum.
(4) Ketentuan kerahasiaan ini tetap berlaku walaupun jangka waktu Perjanjian ini telah
berakhir.
Pasal 10 KEADAAN
KAHAR
(1) PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan atau keterlambatan dalam
melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini yang disebabkan oleh hal-hal
diluar kemampuan yang
165
1
66
wajar dari PARA PIHAK dan bukan disebabkan kesalahan salah satu PIHAK atau PARA
PIHAK, yang selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut Keadaan Kahar;
(2) Keadaan Kahar seperti dimaksud pada ayat 1 (satu) meliputi bencana alam, perubahan
pertauran perundang-undangan dan keadaan keamanan yang tidak mengizinkan;
(3) PIHAK yang mengalami keadaan kahar harus memberitahukan PIHAK lainnya secara
lisan dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam dan diikuti dengan pemberitahuan
secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak kejadian kahar
tersebut;
(4) Segala kerugian dan biaya yang dikeluarkan salah satu PIHAK sebagai akibat keadaan
kahar dalam pelaksanaan Perjanjian ini tidak menjadi tanggung jawab PIHAK lainnya.
Pasal 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Apabila dikemudian hari timbul permasalahan dalam perbedaan penafsiran dan
pelaksanaan Perjanjian ini antara PARA PIHAK akan diselesaikan secara musyawarah
untuk mufakat.
(2) Dalam hal musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak tercapai, maka akan diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 12 ADENDUM
Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian ini akan diatur dan ditetapkan berdasarkan
kesepakatan PARA PIHAK yang akan dituangkan secara tertulis dalam kesepakatan
tambahan (adendum) yang merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian tidak terpisahkan
dari Perjanjian ini.
Pasal 13
166
1
67
PENUTUP
Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari, tanggal, bulan dan tahun sebagaimana
tersebut pada awal Perjanjian, dibuat rangkap 2 (dua) asli bermeterai, dibubuhi cap dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh PARA PIHAK.
167
1
Lampiran 6 Koreksi Data Spasial Sebelum Unggah Data
68
1. Cek Geometri Data Spasial
Terdapat beberapa bentuk data dalam Sistem Informasi Geografi, misalnya data
vektor dan data raster. Data vektor terbentuk dari tiga jenis geometri, yaitu titik (point), garis
(line), dan poligon (polygon). Pembuatan/pembaruan Peta ZNT menggunakan geometri titik
untuk data titik sampel dan poligon untuk data zona awal nilai tanah. Data tersebut harus
dilakukan pengecekan sebelum diunggah ke Aplikasi KKP.
Kegagalan saat unggah data salah satunya disebabkan karena ketidaksesuian
geometri data spasial (shapefile) dengan sistem di aplikasi KKP. Oleh karena pengecekan
geometri penting dilakukan. Kesalahan yang sering diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Shapefile geometry tidak valid dan berbentuk 3 Dimensi
Data spasial (shapefile) merupakan data yang memiliki referensi geografis
(koordinat). Jika koordinatnya terdiri dari X dan Y saja, maka shapefile berbentuk 2
Dimensi sedangkan jika memiliki nilai (nilai Z) maka shapefile berbentuk 3 Dimensi.
Atribute table dalam shapefile berbentuk 3 Dimensi akan ada tambahan ZM di
belakangnya, misalnya PointZM, PolylineZM, dan PolygonZM. Shapefile berbentuk 3
Dimensi memiliki ukuran dua kali lipat lebih besar daripada shapefile berbentuk 2
Dimensi.
Aplikasi KKP tidak dapat memproses shapefile yang berbentuk 3 Dimensi
sehingga apabila data spasial yang diunggah berbentuk 3 Dimensi, secara otomatis
sistem akan menolak data tersebut dan terjadi error. Masalah ini dapat diatasi dengan
cara menghilangkan nilai Z sehingga data berbentuk 2 Dimensi saja.
b. Terdapat poligon-poligon kecil dalam satu poligon
Poligon-poligon kecil dapat terbentuk saat proses digitasi maupun analisis data
spasial. Terhadap poligon-poligon tersebut harus dieliminasi karena luasannya kurang
dari angka tertentu. Eliminasi poligon kecil dilakukan pada poligon dengan luasan
kurang dari 0.5 mm x 0.5 mm (12.5 m x 12.5 m pada skala 1:25.000, 5 m x 5 m pada
skala 1:10.000, dan 1.25 m x 1.25 m pada skala 1:2.500). Poligon-poligon kecil
tersebut dapat digabungkan dengan poligon disekitarnya yang lebih besar.
168
1
c. Terdapat poligon saling silang antar vertek
69
Shapefile garis (line) dan poligon (polygon) terdiri dari sekumpulan vertex dan node.
Poligon saling silang antar vertek juga dapat terbentuk saat proses digitasi maupun
analisis data spasial. Dimungkinkan poligon-poligon tersebut memiliki informasi yang
sama dengan poligon besar di sekitarnya. Oleh karena itu, terhadap poligon-poligon
yang saling silang antar vertek untuk dapat dilakukan penggabungan dengan poligon di
sekitarnya sesuai dengan jenis zona yang dapat dilihat dari kenampakan citra satelit.
Poligon saling silang antar vertek yang tidak digabungkan dengan poligon besar di
sekitarnya akan memengaruhi jumlah zona awal yang terbentuk.
169
b. Tidak boleh ada Gap 1
70
Gap merupakan ruang kosong atau rongga diantara poligon (dalam satu layer) yang saling
berimpitan. Poligon tersebut harus diperbaiki dengan cara melakukan digitasi sehingga tidak
ada lagi ruang kosong didalamnya. Poligon hasil digitasi kemudian digabungkan dengan
poligon di sekitarnya sesuai dengan jenis zona yang dapat dilihat dari kenampakan citra satelit.
170