Anda di halaman 1dari 85

PL4105 Pengendalian Pembangunan

Studi Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) Kegiatan


Berusaha Minimarket Alfamart di Kabupaten Bekasi

Disusun oleh:

Callista Humairah 15419006


Ahmad Jibril Hemdi 15419012
Zarkis Dwi Bernarvi 15419028
Mirmanti Cinahya Winursita 15419056
M. Ibnu Fadlin Syah 15419066
Wicitra Dewanggana P. 15419072

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2022
DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN 4
1. Latar Belakang 4
2. Perumusan Persoalan 5
3. Tujuan & Sasaran 5
4. Ruang Lingkup Wilayah 6

BAB 2
TINJAUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 7
1. UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK) 7
2. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (diubah dengan UUCK) 12
3. PP No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang 19
4. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (diubah
dengan UUCK) 22
5. PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup 29
6. UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (diubah dengan UUCK);
36
7. PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko 37
8. PP No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan
Pendaftaran Tanah 40
9. Permen ATR/BPN No. 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang 42

BAB 3
METODOLOGI PEKERJAAN 54
1. Metode Perumusan Penilaian PKKPR 54
2. Alur Pekerjaan Penilaian PKKPR 54

BAB 4
KARAKTER KEGIATAN TERPILIH 56
1. Asumsi Kegiatan Terpilih 56
2. Profil Usaha 56
3. Model Usaha 56

BAB 5
KETENTUAN SYARAT PERMOHONAN PADA KEGIATAN MINIMARKET 61
1. Alur Perizinan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Melalui Online Single
Submission (OSS) 61
2. Alur Perizinan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang secara Non-Elektronik 67

BAB 6
KETENTUAN DAN SYARAT PENGEMBANGAN KEGIATAN PADA RENCANA TATA
RUANG 70
1. RTRW Kabupaten Bekasi & KUPZ 70
2. RTRW Provinsi 71
3. RTR Perkotaan Jabodetabekpunjur 71

2
4. RTRW Nasional 73

BAB 7
KONSEP PENILAIAN PERMOHONAN 74
1. Tahap Penilaian Permohonan Perizinan 74
2. Format Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dari Pemerintah Daerah 77
3. Permasalahan dan/atau Kemudahan Proses Penilaian 81

BAB 8
KESIMPULAN DAN PENUTUP 83
1. Simpulan 83
2. Penutup 83

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kabupaten Bekasi memiliki potensi ekonomi yang tinggi sebagai kabupaten/kota


dengan perekonomian terbesar di Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dilihat dari Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Bekasi
yang mencapai Rp 317,94 triliun pada 2020. Kemudian, laju pertumbuhan PDRB tahun 2021
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2021, laju pertumbuhan
PDRB sebesar 3,65 persen sedangkan tahun 2020 sebesar -3,40 persen. (Kabupaten Bekasi
Dalam Angka, 2022). Potensi ekonomi yang dimiliki Kabupaten Bekasi menjadi peluang
menjanjikan bagi pemerintah dan masyarakat, hingga menjadi pasar strategis bagi investor.
Akan tetapi, potensi yang besar tersebut memiliki keterbatasan dalam pengurusan
perizinan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bekasi, Sutia Resmulyawan, yang menuturkan, bahwa
pengurusan Nomor Induk Berusaha (NIB) sebagai syarat membuka usaha masih terkendala
permasalahan teknis (hariansederhana.com, 2021). Kemudian, faktor utama yang menjadi
masalah adalah keterbatasan perangkat yang dimiliki untuk bisa mengakses sistem Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau yang biasa disebut sebagai Online Single
Submission (OSS).
Setelah penetapan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, OSS
juga digunakan dalam keperluan lain, misalnya Persetujuan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (PKKPR). PKKPR adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian antara
rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan Rencana Tata Ruang (RTR) selain RDTR.
Pelaksanaan PKKPR yang merupakan perizinan dasar dilaksanakan melalui sistem elektronik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. PKKPR yang baru saja diresmikan
tentunya memiliki beberapa permasalahan, yaitu ketentuan yang belum dipahami secara
menyeluruh oleh masyarakat, adanya pelanggaran praktik perizinan, dan banyak izin
berusaha yang tidak sesuai dengan ketentuan sehingga perlunya sosialisasi dan pencerdasan
mengenai alur Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang sesuai prosedur.
Di lain sisi, permasalahan-permasalahan ini menyebabkan banyaknya eksternalitas negatif
karena pembangunan tidak sesuai dengan rencana, yang di dalamnya terdapat standar teknis,
administrasi dan legal, serta kualitas minimum yang ditetapkan. Pada studi kasus di

4
Kabupaten Bekasi, penulis akan secara detail membahas praktik Persetujuan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang dalam konteks studi kasus minimarket Alfamart di Kabupaten
Bekasi.

2. Perumusan Persoalan

Berdasarkan latar belakang, dapat disimpulkan, bahwa Kabupaten Bekasi merupakan


salah satu daerah dengan potensi usaha yang tinggi, hal ini dapat dilihat dari iklim berusaha
yang ada di Kabupaten Bekasi. Akan tetapi, masih terdapat banyak izin berusaha yang tidak
sesuai dengan ketentuan dan peraturan terkait. Hal ini menyebabkan banyaknya kegiatan
yang menghasilkan eksternalitas negatif karena pembangunan tidak sesuai dengan rencana,
beserta standar teknis, administrasi dan legal, serta kualitas minimum yang ditetapkan. Di
lain sisi, fungsi peraturan adalah melindungi kepentingan umum setiap masyarakat
Kabupaten Bekasi, terutama dalam pembangunan suatu kegiatan yang dapat mengakomodasi
kebutuhan sehari-hari seperti minimarket. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan
pertanyaan dari tugas ini adalah

“Bagaimana operasionalisasi Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR)


Minimarket di Kabupaten Bekasi?”

3. Tujuan & Sasaran

Tujuan dari studi penerapan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


(PKKPR):

1. Memahami peraturan perundang-undangan terkait dengan pengendalian


pembangunan melalui penerapan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang (PKKPR) Minimarket di Kabupaten Bekasi; dan
2. Mengoperasionalkan peraturan perundang-undangan terkait dengan pengendalian
pembangunan melalui penerapan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan
Ruang (PKKPR) Minimarket di Kabupaten Bekasi.

Sasaran dari studi penerapan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


(PKKPR):

1. Mengidentifikasi peraturan perundang-undangan terkait Persetujuan Kesesuaian


Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) Minimarket di Kabupaten Bekasi;

5
2. Membentuk pengajuan permohonan pendirian Minimarket di Kabupaten Bekasi sesuai
dengan ketentuan terkait; dan
3. Menilai permohonan kegiatan pada pendirian Minimarket di Kabupaten Bekasi sesuai
peraturan terkait.

4. Ruang Lingkup Wilayah

Studi penerapan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) ini


dilakukan di Kabupaten Bekasi yakni tepatnya pada Desa Kedungjaya, Kecamatan Babelan
yang rencananya akan dijadikan calon lokasi pembangunan kegiatan minimarket.

Gambar 1.1 Peta Administrasi Desa Kedungjaya


Sumber: Hasil Analisis, 2022

6
BAB 2
TINJAUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK)


a. Lingkup Peraturan Perundang-undangan
Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha; ketenagakerjaan; kemudahan, perlindungan, serta pemberdayaan koperasi
dan UMK-M; kemudahan berusaha; dukungan riset dan inovasi; pengadaan tanah; kawasan ekonomi; investasi Pemerintah Pusat
dan percepatan proyek strategis nasional; pelaksanaan administrasi pemerintahan; dan pengenaan sanksi.
b. Muatan Inti Terkait Cipta Kerja
Tabel 2.1 Muatan Inti UU 11/2020 tentang Cipta Kerja

Substansi Pasal Ayat Isi

Peningkatan Ekosistem Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf
Investasi dan Kegiatan 6 a meliputi: Penerapan Perizinan Berusaha berbasis risiko; penyederhanaan persyaratan dasar Perizinan
Berusaha Berusaha; penyederhanaan Perizinan Berusaha sektor; dan penyederhanaan persyaratan investasi.

Perizinan Berusaha berbasis risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dilakukan berdasarkan
1
penetapan tingkat risiko dan peringkat skala usaha kegiatan usaha.

Penetapan tingkat risiko dan peringkat skala usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh
2
Ketentuan Umum Perizinan berdasarkan penilaian tingkat bahaya dan potensi terjadinya bahaya.
7
Berusaha Kegiatan Usaha
Penilaian tingkat bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap aspek: kesehatan;
3
keselamatan; lingkungan; dan/atau pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya.

7
Substansi Pasal Ayat Isi

Untuk kegiatan tertentu, penilaian tingkat bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat mencakup
4
aspek lainnya sesuai dengan sifat kegiatan usaha.

Penilaian tingkat bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dilakukan dengan
5 memperhitungkan: jenis kegiatan usaha; kriteria kegiatan usaha; lokasi kegiatan usaha; keterbatasan sumber
daya; dan/atau risiko volatilitas.

Penilaian potensi terjadinya bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: hampir tidak mungkin
6
terjadi; kemungkinan kecil terjadi; kemungkinan terjadi; atau hampir pasti terjadi.

Berdasarkan penilaian tingkat bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (5), serta
penilaian potensi terjadinya bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (6), tingkat risiko dan peringkat skala
7
usaha kegiatan usaha ditetapkan menjadi: kegiatan usaha berisiko rendah; kegiatan usaha berisiko
menengah; atau kegiatan usaha berisiko tinggi.

Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisiko rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (7)
1
huruf a berupa pemberian nomor induk berusaha yang merupakan legalitas pelaksanaan kegiatan berusaha.
Perizinan Berusaha Kegiatan
8 Nomor induk berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bukti registrasi/pendaftaran Pelaku
Usaha Berisiko Rendah
2 Usaha untuk melakukan kegiatan usaha dan sebagai identitas bagi Pelaku Usaha dalam pelaksanaan
kegiatan usahanya

Dalam hal Pemerintah Daerah belum menyrusun dan menyediakan RDTR sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14 ayat (2), Pelaku Usaha mengajukan permohonan persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan
1
Kesesuaian Kegiatan ruang untuk kegiatan usahanya kepada Pemerintah Pusat melalui sistem Perizinan Berusaha secara
15
Pemanfaatan Ruang elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

8
Substansi Pasal Ayat Isi

Pemerintah Pusat memberikan persetujuan kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud
2
pada ayat (1) sesuai dengan rencana tata ruang.

Persetujuan Kesesuaian Kegiatan pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 diterbitkan
1
oleh Pemerintah Pusat.

Persetujuan Kesesuaian Kegiatan pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
2
dibatalkan oleh Pemerintah pusat.

Persetujuan Kesesuaian Kegiatan pemanfaatan Ruang yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak
3
melalui prosedur yang benar, batal demi hukum.

Persetujuan Kesesuaian Kegiatan pemanfaatan Ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi
4
kemudian terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh pemerintah pusat.
Penerbitan PKKPR 37 Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
5
dan ayat (4), dapat dimintakan ganti kerugian yang layak kepada instansi pemberi persetujuan.

Kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya perubahan rencana tata ruang wilayah
6
dapat dibatalkan oleh pemerintah pusat dengan memberikan ganti kerugian yang layak.

Setiap pejabat pemerintah yang berwenang dilarang menerbitkan persetujuan Kesesuaian Kegiatan
7
Pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur perolehan persetujuan Kesesuaian Kegiatan pemanfaatan Ruang
8 dan tata cara pemberian ganti kerugian yang layak sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) diatur
dalam Peraturan pemerintah.

9
Substansi Pasal Ayat Isi

Setiap orang yang dalam melakukan usaha dan/atau kegiatannya memanfaatkan ruang yang telah ditetapkan
tanpa memiliki persetujuan kesesuaian pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 huruf a
1
yang mengakibatkan perubahan fungsi ruang dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau
Sanksi 69
2 kerusakan barang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan denda paling
banyak Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah).

Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana
3 dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp8.000.000.000,00
(delapan miliar rupiah).

Dalam rangka kemudahan Perizinan Berusaha, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
1 kewenangannya wajib melakukan pembinaan dan pendaftaran bagi Usaha Mikro dan Kecil berdasarkan
norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara daring atau luring dengan
2 melampirkan: Kartu Tanda Penduduk (KTP); dan Surat keterangan berusaha dari pemerintah setingkat
rukun tetangga.
Syarat Berusaha 91
Pendaftaran secara daring sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberi nomor induk berusaha melalui sistem
3
Perizinan Berusaha secara elektronik.

Nomor induk berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan perizinan tunggal yang berlaku
4
untuk semua kegiatan usaha.

10
Substansi Pasal Ayat Isi

Perizinan tunggal sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi Perizinan Berusaha, Standar Nasional
5
Indonesia, dan sertifikasi jaminan produk halal.

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berdasarkan norma, standar,
6 prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat wajib melakukan pembinaan terhadap
Perizinan Berusaha, pemenuhan standar, Standar Nasional Indonesia, dan sertifikasi jaminan produk halal.

Dalam hal kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4) memiliki risiko menengah atau tinggi
terhadap kesehatan, keamanan, dan keselamatan serta lingkungan selain melakukan registrasi untuk
7
mendapatkan nomor induk berusaha, Usaha Mikro dan Kecil wajib memiliki sertifikat sertifikasi standar
dan/atau izin.

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berdasarkan norma, standar,
8 prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat memfasilitasi sertifikasi standar dan/atau izin
sebagaimana dimaksud pada ayat (5).

Ketentuan lebih lanjut mengenai perizinan tunggal sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan fasilitasi
9
sertifikasi standar dan/atau bin sebagaimana dimaksud pada ayat (8) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Pemerintah Pusat melakukan pengaturan tentang pengembangan, penataan, dan pembinaan yang setara dan

Perubahan Terhadap berkeadilan terhadap Pasar rakyat, pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan perkulakan untuk menciptakan
1
Undang-Undang Nomor 7 kepastian berusaha dan hubungan kerja sama yang seimbang antara pemasok dan pengecer dengan tetap
14
Tahun 2014 tentang memperhatikan keberpihakan kepada koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah.

Perdagangan Pengembangan, penataan, dan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui
2
pengaturan Perizinan Berusaha, tata ruang, zonasi dengan memperhatikan jarak dan lokasi pendirian,

11
Substansi Pasal Ayat Isi

kemitraan, dan kerja sama usaha.

Ketentuan lebih lanjut mengenai Perizinan Berusaha, tata ruang, dan zonasi sebagaimana dimaksud pada
3
ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Sumber: UU 11/2020, 2020

2. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (diubah dengan UUCK)


a. Lingkup Peraturan Perundang-undangan
Penataan ruang melingkupi proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
- Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan
dan penetapan rencana tata ruang.
- Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang
melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
- Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang
Penyelenggaraan penataan ruang meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.
- Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat dalam penataan ruang.
- Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
- Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

12
- Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Sandingan Muatan Inti UU 26/2007 tentang Penataan Ruang dengan UU 11/2020 tentang Cipta Kerja
Tabel 2.2 Sandingan Muatan Inti UU 26/2007 dengan UU 11/2020

Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

Asas Penataan Ruang 2 Keterpaduan; keserasian, keselarasan, dan idem


keseimbangan; keberlanjutan; keberdayagunaan dan
keberhasilgunaan; keterbukaan keterbukaan;
kebersamaan dan kemitraan; perlindungan
kepentingan umum; kepastian hukum dan keadilan;
dan akuntabilitas.

Wewenang 8 1 a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan
Pemerintah Pusat terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah penataan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota,
dalam nasional, provinsi, dan kabupaten/kota, serta serta terhadap pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis
Penyelenggaraan terhadap pelaksanaan penataan ruang kawasan nasional;
Penataan Ruang strategis nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; b. pemberian bantuan teknis bagi penyusunan rencana tata ruang
b. pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional; wilayah provinsi, wilayah kabupaten/kota, dan rencana detail tata
c. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis ruang;
nasional; dan c. pembinaan teknis dalam kegiatan penyusunan rencana tata ruang
d. kerja sama penataan ruang antarnegara dan wilayah provinsi, rencana tata ruang wilayah kabupaten kota, dan
pemfasilitasan kerja sama penataan ruang rencana detail tata ruang;
antarprovinsi. d. pelaksanaan penataan ruang wilayah nasional;

13
Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

e. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis nasional; dan


f. kerja sama penataan ruang antarnegara dan memfasilitasi kerja
sama penataan ruang antarprovinsi.

Wewenang 8 2 a. perencanaan tata ruang wilayah nasional; idem


Pemerintah Pusat b. pemanfaatan ruang wilayah nasional; dan
dalam Pelaksanaan c. pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
Penataaan Ruang nasional.
Nasional

Wewenang 10 1 a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan
Pemerintah Daerah terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah penataan ruang wilayah provinsi, dan kabupaten/kota;
Provinsi dalam provinsi, dan kabupaten/kota, serta terhadap b. pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi; dan
Penyelenggaraan pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis c. kerja sama penataan ruang fasilitasi kerja sama
Penataan Ruang provinsi dan kabupaten/kota; antarkabupaten/kota.
b. pelaksanaan penataan ruang wilayah provinsi;
c. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis
provinsi; dan
d. kerja sama penataan ruang antarprovinsi dan
pemfasilitasan kerja sama penataan ruang
antarkabupaten/kota.

14
Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

Wewenang 11 1 a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan a. pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap pelaksanaan
Pemerintah Daerah terhadap pelaksanaan penataan ruang wilayah penataan ruang wilayah kabupaten/kota;
Kabupaten/Kota kabupaten/kota dan kawasan strategis b. pelaksanaan penataan ruang wilayah kabupaten/kota; dan
dalam kabupaten/kota; c. kerja sama penataan ruang antarkabupaten/kota
Penyelenggaraan b. pelaksanaan penataan ruang wilayah
Penataan Ruang kabupaten/kota;
c. pelaksanaan penataan ruang kawasan strategis
kabupaten/kota; dan
d. kerja sama penataan ruang antarkabupaten/kota

Muatan RTRW 28 1 f. arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah idem


kota yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi
sistem kota, arahan perizinan, arahan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi.

Ketentuan perizinan 37 Izin pemanfaatan ruang berubah menjadi Persetujuan Kegiatan Pemanfaatan ruang

1 Diatur pemerintah dan pemda sesuai kewenangan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang oleh
Pemerintah Pusat.

2 Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan pemanfaatan Ruang yang tidak
rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dibatalkan oleh
Pemerintah dan pemerintah daerah menurut Pemerintah pusat.
kewenangan masing-masing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

15
Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

3 Izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan dan/atau Persetujuan Kesesuaian Kegiatan pemanfaatan Ruang yang
diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang dikeluarkan dan/atau diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang
benar, batal demi hukum benar, batal demi hukum.

4 Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui Persetujuan Kesesuaian Kegiatan pemanfaatan Ruang yang
prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti tidak diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian terbukti
sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan oleh
dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah pemerintah pusat.
sesuai dengan kewenangannya

5 Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat Terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembatalan
pembatalan izin sebagaimana dimaksud pada ayat persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4),
(4), dapat dimintakan penggantian yang layak dapat dimintakan ganti kerugian yang layak kepada instansi
kepada instansi pemberi izin. pemberi persetujuan

6 Izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi Kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai lagi akibat adanya
akibat adanya perubahan rencana tata ruang wilayah perubahan rencana tata ruang wilayah dapat dibatalkan oleh
dapat dibatalkan oleh Pemerintah dan pemerintah pemerintah pusat dengan memberikan ganti kerugian yang layak.
daerah dengan memberikan ganti kerugian yang
layak.

16
Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

Bentuk Insentif 38 2 Insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, -


yang merupakan perangkat atau upaya untuk
memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan
yang sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:
a. keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi
silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham;
b. pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
c. kemudahan prosedur perizinan; dan/atau
d. pemberian penghargaan kepada masyarakat,
swasta dan/atau pemerintah daerah.

Hak tiap orang dalam 60 a. mengetahui rencana tata ruang; a. mengetahui rencana tata ruang;
penataan ruang b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai b. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan
akibat penataan ruang; ruang;
c. memperoleh penggantian yang layak atas c. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul
kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan
pembangunan yang sesuai dengan rencana tata rencana tata ruang;
ruang; d. mengajukan tuntutan kepada pejabat berwenang terhadap
d. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang di
terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan wilayahnya;
rencana tata ruang di wilayahnya; e. mengajukan tuntutan pembatalan persetujuan kegiatan penataan
e. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan ruang dan/atau penghentian pembangunan yang tidak sesuai

17
Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan
dengan rencana tata ruang kepada pejabat f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada Pemerintah Pusat,
berwenang; dan Pemerintah Daerah dan/atau kepada pelaksana kegiatan
f. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemanfaatan ruang apabila kegiatan pembangunan yang tidak
pemerintah dan/atau pemegang izin apabila sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan kerugian.
kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan
rencana tata ruang menimbulkan kerugian.

Kewajiban tiap orang 61 a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan; a. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
dalam penataan ruang b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin b. memanfaatkan ruang sesuai dengan rencana tata ruang;
pemanfaatan ruang dari pejabat yang berwenang; c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan
c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang; dan
persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan
d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.
ketentuan peraturan perundang-undangan
dinyatakan sebagai milik umum

Bentuk sanksi 62 Pelanggar pasal 61 akan dikenai sanksi administratif Setiap orang yang tidak menaati rencana tata ruang yang telah
ditetapkan yang mengakibatkan perubahan fungsi ruang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 dikenai sanksi
administratif.
Sumber: UU 26/2007, 2007

18
3. PP No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
a. Lingkup Peraturan Perundang-Undangan
- Pengaturan penataan ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat dalam penataan ruang.
- Pembinaan penataan ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
- Pelaksanaan penataan ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
- Pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
- Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR.
- Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian antara rencana
kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RDTR.
- Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian antara
rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR selain RDTR.
b. Muatan Inti PP 21/2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Tabel 2.3 Muatan Inti PP 21/2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

Substansi Pasal Ayat Isi

Definisi 1 63 Perizinan Berusaha adalah legalitas yang diberikan kepada Pelaku Usaha untuk memulai dan menjalankan usaha
dan/atau kegiatannya.

Lembaga penerbit 1 64 Perizinan Berusaha,Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission yang selanjutnya disingkat OSS

19
Substansi Pasal Ayat Isi

perizinan adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga,
gubernur, atau bupati/walikota kepada Pelaku Usaha melalui sistem elektronik yang terintegrasi.

RTR menjadi acuan 8 1 RTR menjadi acuan bagi Penerbitan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang; Pemanfaatan Ruang untuk seluruh
kegiatan pembangunan sektoral dan pengembangan Wilayah dan Kawasan yang memerlukan Ruang; dan Penerbitan
Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan di Laut serta pemberian hak atas tanah dan hak pengelolaan.

Bagian PKKPR 98 - Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan berusaha; Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk
kegiatan nonberusaha; dan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan yang bersifat strategis nasional.

KKPR Untuk 100 1 Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan berusaha diperoleh melalui OSS.
Kegiatan Berusaha 3 Pelaku Usaha dapat melaksanakan kegiatan Pemanfaatan Ruang setelah memperoleh Perizinan Berursaha

Jenis KKPR 104 1 Kegiatan berusaha untuk non-UMK; dan kegiatan berusaha untuk UMK.

PKKPR 106 1 Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan berusaha diberikan dalam hal belum tersedia
RDTR di lokasi rencana kegiatan Pemanfaatan .Ruang

Tahapan PKKPR 107 1 Pendaftaran; Penilaian dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang terhadap RTR, PZ KSNT, dan RZ KAW; dan
melalui OSS Penerbitan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang.

Syarat pendaftaran 108 1 Koordinat lokasi; Kebutuhan luas lahan kegiatan Pemanfaatan Ruang; Informasi penguasaan tanah; Informasi jenis
usaha; Rencana jumlah lantai bangunan; Rencana luas lantai bangunan; dan Rencana teknis bangunan dan/atau
rencana induk kawasan. Muatan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang terkait koefisien lantai
bangunan dirumuskan apabila terdapat rencana pembangunan gedung dalam rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang
yang dimohon

20
Substansi Pasal Ayat Isi

Dasar PKKPR 108 2 diberikan setelah dilakukan kajian dengan menggunakan asas berjenjang dan komplementer berdasarkan: Rencana tata
kegiatan berusaha ruang wilayah kabupaten/kota; Rencana tata ruang wilayah provinsi; RTR KSN; RZ KSNT; RZ KAW; RTR
pulau/kepulauan; dan/atau Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Pertimbangan 108 3-6 PKKPR berusaha diberikan dengan memperhatikan pertimbangan teknis pertanahan oleh kantor pertanahan (kantor
PKKPR pertanahan menyampaikan pertimbangan teknis pertanahan paling lambat 10 hari kerja sejak pendaftaran/pembayaran
penerimaan negara bukan pajak). kalau lebih dr 10 hari, kantor pertanahan dianggap telah memberikan pertimbangan
teknis

Muatan PKKPR 108 8 Lokasi kegiatan; jenis peruntukan Pemanfaatan Ruang; koefisien dasar bangunan; koefisien lantai bangrrnan; indikasi
program Pemanfaatan Ruang; dan persyaratan pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan Ruang.

Jangka waktu 112 - Paling lama 20 hari dihitung sejak pendaftaran atau pembayaran penerimaan negara bukan pajak
penerbitan PKKPR

Ketentuan Delegasi 113 1 Penerbitan PKKPR Berusaha dapat didelegasikan wewenangnya kepada gubernur, bupati, atau wali kota tanpa
Penerbitan PKKPR mengurangi kewenangan Menteri.

3 Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk kegiatan berusaha dengan pertimbangan Forum Penataan
Ruang.

114 1 Dalam hal Menteri, gubernur, bupati atau wali kota sesuai kewenangannya tidak menerbitkan PKKPR untuk kegiatan
berusaha dalam jangka waktu 20 hari, PKKPR diterbitkan oleh Lembaga OSS
Sumber: PP 21/2021, 2021

21
4. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (diubah dengan UUCK)
a. Lingkup Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan perundang-undangan ini dibentuk untuk menjamin kepastian hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak setiap
orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik serta sehat sebagai dari perlindungan terhadap keseluruhan ekosistem.
Peraturan ini memuat aturan untuk seluruh pemangku kepentingan dalam bentuk otonomi daerah dan pembangunan ekonomi
nasional. Hal ini menjadi hak asasi setiap warga negara indonesia untuk mendapat kualitas lingkungan hidup yang baik.
b. Muatan Terkait Pengendalian Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Perbandingan Muatan Inti Dengan UUCK
Tabel 2.4 Sandingan Muatan Inti UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dengan UU 11/2020 tentang Cipta Kerja

Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

Definisi terkait 1 11. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, 11. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup yang selanjutnya
perlindungan dan yang selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian disebut Amdal adalah Kajian mengenai dampak penting pada
pengelolaan mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau lingkungan hidup dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang
lingkungan hidup kegiatan yang direncanakan pada lingkungan direncanakan, untuk digunakan sebagai prasyarat pengambilan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha serta termuat dalam Perizinan Berusaha, atau persetujuan
dan/atau kegiatan. Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
12. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya 12. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan
pemantauan lingkungan hidup, yang selanjutnya lingkungan hidup yang selanjutnyadisebut UKL-UPL adalah
disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan rangkaian proses pengelolaan dan pemantauan lingkungan
pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan hidup yang dituangkan dalam bentuk standar untuk digunakan
yang tidak berdampak penting terhadap sebagai prasyarat pengambilan keputusan serta termuat dalam
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses Perizinan Berusaha, atau persetujuan Pemerintah Pusat atau

22
Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

pengambilan keputusan tentang Pemerintah Daerah.


penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 35. Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan
35. Izin lingkungan adalah izin yang diberikan Lingkungan Hidup atau pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
kepada setiap orang yang melakukan usaha Lingkungan Hidup yang telah mendapatkan persetujuan dari
dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan 36. (izin usaha dan/atau kegiatan dihapuskan) Pemerintah Pusat
pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan. kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang
36. Izin usaha dan/atau kegiatan adalah izin yang dibantu oleh Wakil presiden dan menteri sebagaimana
diterbitkan oleh instansi teknis untuk dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
melakukan usaha dan/atau kegiatan. Indonesia Tahun 1945.

Pengendalian 13 1 Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi
pencemaran dan/atau lingkungan hidup.
kerusakan lingkungan 2 Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a.
hidup pencegahan; b. penanggulangan; dan c. pemulihan.

Instrumen pencegahan 14 Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas: a. KLHS; b. tata ruang; c. baku
mutu lingkungan hidup; d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; e. amdal; f. UKL-UPL; g. perizinan; h.
instrumen ekonomi lingkungan hidup; i. peraturan perundang-undangan lingkungan hidup; j. anggaran berbasis
lingkungan hidup; k. analisis risiko lingkungan hidup; l. audit lingkungan hidup; dan berbasis m. instrumen lain sesuai
dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.

Kewenangan terkait 20 3 Setiap orang diperbolehkan untuk membuang Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbah ke media

23
Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

baku mutu lingkungan limbah ke media lingkungan hidup dengan lingkungan hidup dengan persyaratan: a. memenuhi baku mutu
hidup persyaratan: a. memenuhi baku mutu lingkungan 1ingkungan hidup; dan b. mendapat persetujuan dari pemerintah
hidup; dan b. mendapat izin dari Menteri, gubernur, pusat atau Pemerintah Daerah.
atau bupati/walikota sesuai kewenangannya.

24 Dokumen amdal sebagaimana dimaksud dalam (1) Dokumen Amdal merupakan dasar uji kelayakan lingkungan
Pasal 22 merupakan dasar penetapan keputusan hidup untuk rencana usaha dan/atau kegiatan. (2) Uji kelayakan
kelayakan lingkungan hidup. lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh tim uji kelayakan lingkungan hidup yang dibentuk oleh
lembaga uji kelayakan lingkungan hidup pemerintah Pusat. (3) Tim
uji kelayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) terdiri atas unsur pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan
ahli bersertifikat. (4) Pemerintah Pusat atau pemerintah Daerah
menetapkan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup berdasarkan
hasil uji kelayakan lingkungan hidup. (5) Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
digunakan sebagai persyaratan penerbitan perizinan Berusaha, atau
persetujuan Pemerintah pusat atau pemerintah Daerah. (6)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata laksana uji kelayakan
lingkungan hidup diatur dalam peraturan Pemerintah.

25 Dokumen amdal memuat: Dokumen Amdal memuat:


… c. saran masukan serta tanggapan masyarakat … c. saran masukan serta tanggapan masyarakat terkena dampak

24
Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan; langsung yang relevan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan;

26 (2) Pelibatan masyarakat harus dilakukan (2) Penyusunan dokumen Amdal dilakukan dengan melibatkan
berdasarkan prinsip pemberian informasi yang masyarakat yang terkena dampak langsung terhadap rencana usaha
transparan dan lengkap serta diberitahukan sebelum dan/atau kegiatan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai proses
kegiatan dilaksanakan. (3) Masyarakat sebagaimana pelibatan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur
dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. yang terkena dalam Peraturan pemerintah.
dampak; b. pemerhati lingkungan hidup; dan/atau
c. yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan
dalam proses amdal. (4) Masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat mengajukan
keberatan terhadap dokumen amdal.

27 Dalam menyusun dokumen amdal, pemrakarsa Dalam menyusun dokumen Amdal, pemrakarsa sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) dimaksud dalam pasal 26 ayat (1) dapat menunjuk pihak lain.
dapat meminta bantuan kepada pihak lain.

28 Kriteria untuk memperoleh sertifikat kompetensi Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi dan kriteria kompetensi
penyusun amdal sebagaimana dimaksud pada ayat penyusun Amdal diatur dalam Peraturan Pemerintah.
(1) meliputi: a. penguasaan metodologi penyusunan
amdal; b. kemampuan melakukan pelingkupan,
prakiraan, dan evaluasi dampak serta pengambilan
keputusan; dan c. kemampuan menyusun rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.

25
Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

pasal 29, 30, 31, 36, 38, 40 dihapuskan

32 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah membantu (1) Pemerintah Pusat dan pemerintah Daerah membantu
penyusunan amdal bagi usaha dan/atau kegiatan penyusunan Amdal bagi usaha dan/atau kegiatan Usaha Mikro dan
golongan ekonomi lemah yang berdampak penting Kecil yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup. (3)
terhadap lingkungan hidup. (3) Kriteria mengenai Penentuan mengenai usaha dan/atau kegiatan Usaha Mikro dan
usaha dan/atau kegiatan golongan ekonomi lemah Kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan
diatur dengan peraturan perundang-undangan. kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

34 (1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak (1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting
termasuk dalam kriteria wajib amdal sebagaimana terhadap Lingkungan Hidup wajib memenuhi standar UKL-UPL.
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) wajib memiliki (2) Pemenuhan standar UKL-UPL sebagaimana dimaksudpada
UKLUPL. (2) Gubernur atau bupati/walikota ayat (1) dinyatakan dalam Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
menetapkan jenis usaha dan/atau kegiatan yang Lingkungan Hidup. (3) Berdasarkan Pernyataan Kesanggupan
wajib dilengkapi dengan UKL-UPL. Pengelolaan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada
ayat(2), Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah menerbitkan
Perizinan Berusaha, atau persetujuan Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah. (4) Pemerintah Pusat menetapkan jenis usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi UKL-UPL. (5) Ketentuan
lebih lanjut mengenai UKL-UPL diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

35 (1) Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib (1) Usaha dan/atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi
dilengkapi UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (4) wajib

26
Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

Pasal 34 ayat (2) wajib membuat surat pernyataan membuat surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
kesanggupan pengelolaan dan pemantauan pemantauan lingkungan hidup yang diintegrasikan ke dalam
lingkungan hidup. (2) Penetapan jenis usaha Nomor Induk Berusaha. (2) Penetapan jenis usaha dan/atau
dan/atau kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan terhadap
(1) dilakukan berdasarkan kriteria: a. tidak kegiatan yang termasuk dalam kategori berisiko rendah. (3)
termasuk dalam kategori berdampak penting Ketentuan lebih lanjut mengenai surat pernyataan kesanggupan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1); dan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup diatur dalam
b. kegiatan usaha mikro dan kecil. (3) Ketentuan Peraturan Pemerintah.
lebih lanjut mengenai UKL-UPL dan surat
pernyataan kesanggupan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup diatur dengan
peraturan Menteri.

37 (2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dihapuskan


Pasal 36 ayat (4) dapat dibatalkan apabila: a. Perizinan Berusaha dapat dibatalkan apabila: a.persyaratan yang
persyaratan yang diajukan dalam permohonan izin diajukan dalam permohonan Perizinan Berusaha mengandung
mengandung cacat hukum, kekeliruan, cacat hukum, kekeliruan, penyalahgunaan, serta ketidakbenaran
penyalahgunaan, serta ketidakbenaran dan/atau dan/atau pemalsuan data, dokumen, dan/atau informasi; b.
pemalsuan data, dokumen, dan/atau informasi; b. penerbitannya tanpa memenuhi syarat sebagaimana tercantum
penerbitannya tanpa memenuhi syarat sebagaimana dalam Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Pernyataan
tercantum dalam keputusan komisi tentang Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup; atau c. kewajiban
kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi yang ditetapkan dalam dokumen Amdal atau UKL-UPL tidak

27
Substansi Pasal Ayat Isi Perubahan UU 11/20 UUCK

UKL-UPL; atau c. kewajiban yang ditetapkan dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.
dalam dokumen amdal atau UKL-UPL tidak
dilaksanakan oleh penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan.

39 (1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai (1) Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup diumumkan kepada
dengan kewenangannya wajib mengumumkan masyarakat. (2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
setiap permohonan dan keputusan izin lingkungan. dilakukan melalui sistem elektronik dan/atau cara lain yang
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
(1) dilakukan dengan cara yang mudah diketahui
oleh masyarakat.

55 (1) Pemegang izin lingkungan sebagaimana (1) Pemegang Persetujuan Lingkungan wajib menyediakan dana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) wajib penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup. (2) Dana
menyediakan dana penjaminan untuk pemulihan penjaminan disimpan di bank pemerintah yang ditunjuk oleh
fungsi lingkungan hidup. (2) Dana penjaminan Pemerintah Pusat. (3) Pemerintah Pusat dapat menetapkan pihak
disimpan di bank pemerintah yang ditunjuk oleh ketiga untuk melakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan menggunakan dana penjaminan.
dengan kewenangannya. (3) Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
dapat menetapkan pihak ketiga untuk melakukan
pemulihan fungsi lingkungan hidup dengan
menggunakan dana penjaminan.
Sumber: UU 32/2019, 2019

28
5. PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Lingkup Peraturan Perundang-Undangan
PP No. 22 Tahun 2021 mengatur mengenai Persetujuan Lingkungan; Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air;
Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara; Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Laut; Pengendalian Kerusakan Lingkungan
Hidup; Pengelolaan Limbah B3 dan Pengelolaan Limbah non B3; dana penjaminan untuk pemulihan fungsi Lingkungan Hidup;
Sistem Informasi Lingkungan Hidup; pembinaan dan pengawasan; serta pengenaan Sanksi Administratif. Pengendalian yang
termuat dalam Peraturan Pemerintah ini mencakup pengendalian di level usaha dan/atau kegiatan, dimulai dari tahap perencanaan
melalui mekanisme Persetujuan Lingkungan dengan dokumen Lingkungan Hidup berupa Amdal, UKL-UPL, atau SPPL.
Pengendalian di tahap operasi dan pasca operasi menggunakan instrumen baku mutu lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan
Lingkungan. Upaya pengendalian dilakukan dengan menyelaraskan antara rumusan pengaturan kemudahan Perizinan Berusaha
dengan pengaturan pengendalian dampak dari Usaha dan/atau Kegiatan terhadap Lingkungan Hidup. Pengawasan dan penegakan
hukum Lingkungan Hidup dilakukan untuk menjamin ketentuan yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan suatu Usaha
dan/atau Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan akan mendapatkan konsekuensi apabila terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan terhadap kewajiban pada Persetujuan Lingkungan dalam Perizinan Berusaha atau
Persetujuan Pemerintah. Penerapan terhadap penegakan hukum dilakukan dengan prinsip ultimum remedium dan melalui tahapan
penerapan sanksi administratif.
b. Muatan Inti Terkait Pengendalian Lingkungan untuk Kegiatan Berusaha
Tabel 2.5 Muatan Inti PP 22/2021 tentang Persetujuan Lingkungan sebagai Upaya Pengendalian

Substansi Pasal Ayat Isi

Persetujuan Persetujuan Lingkungan adalah Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau pernyataan Kesanggupan Pengelolaan
1 4
Lingkungan Lingkungan Hidup yang telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah pusat atau pemerintah Daerah.

29
Substansi Pasal Ayat Isi

Secara Umum Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a wajib dimiliki oleh setiap Usaha dan/atau
1
Kegiatan yang memiliki dampak penting atau tidak penting terhadap lingkungan.

2 Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Pelaku Usaha atau Instansi Pemerintah.

Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi prasyarat penerbitan Perizinan Berusaha atau
3
3 Persetujuan Pemerintah

Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui: Penyusunan Amdal dan uji kelayakan
4
Amdal; atau Penyusunan Formulir UKL-UPL dan pemeriksaan Formulir UKL-UPL.

Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berakhir bersamaan dengan berakhirnya Perizinan
5
Berusaha atau Persetujuan Pemerintah.

Kriteria dampak Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam; Eksploitasi sumber daya alam, baik yang terbarukan maupun yang tidak
penting terbarukan; Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan Pencemaran Lingkungan hidup dan/atau
(terhadap Kerusakan Lingkungan Hidup serta pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam dalam pemanfaatannya; Proses dan
lingkungan) kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan buatan, serta lingkungan sosial dan budaya
8
Proses dan kegiatan yang hasilnya akan mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam dan/atau
perlindungan cagar budaya; Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, dan jasad renik; Pembuatan dan penggunaan
bahan hayati dan nonhayati; Kegiatan yang mempunyai risiko tinggi dan/atau mempengaruhi pertahanan negara:
dan/atau Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi Lingkungan Hidup.

Instrumen
Setiap rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak terhadap Lingkungan Hidup wajib memiliki:
Persetujuan 4
a. Amdal; b. UKL-UPL; atau c. SPPL.
Lingkungan

30
Substansi Pasal Ayat Isi

Pewajiban Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a wajib dimiliki bagi setiap rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
1
Amdal memiliki Dampak Penting terhadap Lingkungan Hidup.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
Jenis rencana usaha dan/atau Kegiatan yang besaran/ skalanya wajib Amdal; dan/atau Jenis rencana Usaha dan/atau
2
Kegiatan yang lokasi Usaha dan/atau Kegiatan dilakukan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan
lindung.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang lokasinya berbatasan langsung dengan kawasan lindung sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b, meliputi jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang: Batas tapak proyeksinya bersinggungan
4
langsung dengan batas kawasan lindung; dan/atau Berdasarkan pertimbangan ilmiah memiliki potensi dampak yang
5 mempengaruhi fungsi kawasan lindung tersebut.

Dalam hal rencana Usaha dan/atau Kegiatan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b,
5 penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan meminta arahan instansi Lingkungan Hidup sesuai dengan kewenangannya
dengan melampirkan ringkasan pertimbangan ilmiah.

Berdasarkan ringkasan pertimbangan ilmiah yang disampaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Tim Uji
Kelayakan Lingkungan Hidup melakukan telaahan dan memberikan arahan kepada penanggung jawab Usaha dan/atau
6
Kegiatan berupa: Rencana Usaha dan/atau Kegiatan mempengaruhi fungsi kawasan lindung; atau Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan tidak mempengaruhi fungsi kawasan lindung.

Kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
7
tidak terpisahkan dari Peraturan pemerintah ini.

Penyusunan 21 1 Amdal disusun oleh penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan pada tahap perencanaan suatu Usaha dan/atau

31
Substansi Pasal Ayat Isi

Amdal Kegiatan.

2 Lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib sesuai dengan rencana tata ruang.

Amdal sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 ayat (i) terdiri atas: a. Formulir Kerangka Acuan; b. Andal; dan c.
26
RKL-RPL.

Pewajiban UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 huruf b wajib dimiliki bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak
1
UKL-UPL memiliki Dampak Penting terhadap Lingkungan Hidup.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: Jenis
6
rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak memiliki Dampak Penting; Jenis rencana Usaha dan,/atau Kegiatan yang,
2
lokasi usaha dan/atau Kegiatan dilakukan di luar dan/atau tidak berbatasan langsung dengan kawasan lindung; dan
Termasuk jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dikecualikan dari wajib Amdal.

Pewajiban SPPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c wajib dimiliki bagi usaha dan/atau Kegiatan yang tidak memiliki
1
kepemilikan Dampak Penting terhadap Lingkungan Hidup dan tidak termasuk dalam kriteria wajib UKL-UPL.
SPPL Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki SPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
7 a. jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak memiliki Dampak Penting dan tidak wajib UKL-UPL;
2 b. merupakan Usaha dan/atau Kegiatan Usaha mikro dan kecil yang tidak memiliki Dampak penting terhadap
Lingkungan Hidup; dan/atau
c. termasuk jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dikecualikan dari wajib UKL-UPL.

200 Penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi SPPL, wajib melakukan pengelolaan Emisi.

9 Menteri melakukan evaluasi terhadap jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdal

32
Substansi Pasal Ayat Isi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2), UKL-UPL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), dan SPPL
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) paling sedikit setiap 5 (lima) tahun sekali.

Pengecualian Kewajiban memiliki Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) dikecualikan bagi rencana Usaha dan/atau
wajib Amdal Kegiatan yang: Lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada pada kabupaten/kota yang memiliki rencana detail
tata ruang yang telah dilengkapi dengan kajian Lingkungan Hidup strategis yang dibuat dan dilaksanakan secara
komprehensif dan rinci sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan: Lokasi rencana Usaha dan/atau
Kegiatannya berada pada kawasan hutan yang telah memiliki rencana kelola hutan yang telah dilengkapi dengan kajian
Lingkungan hidup strategis yang dibuat dan dilaksanakan secara komprehensif dan rinci sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan; Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang telah memiliki kebijakan,
rencana, dan/atau program berupa rencana induk yang telah dilengkapi dengan kajian Lingkungan Hidup strategis yang
dibuat dan dilaksanakan secara komprehensif dan rinci sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ;
10 1 Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang dilakukan didalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung yang
dikecualikan; Merupakan kegiatan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah yang dilakukan dalam rangka penelitian dan
bukan untuk tujuan komersial; Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang berada di dalam kawasan yang telah dilengkapi
dengan Amdal kawasan dan Persetujuan Lingkungan kawasan;
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang berada di dalam kawasan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan,
Usaha dan atau Kegiatan di dalam kawasan dipersyaratkan menyusun RKL-RPL rinci yang telah dilengkapi dengan
Amdal kawasan dan Persetujuan Lingkungan kawasan; Dilakukan dalam kondisi tanggap darurat bencana dalam rangka
pemulihan fungsi Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah di kawasan yang
tidak dibebani Perizinan Berusaha; dan/ atau Rencana Usaha dan/atau Kegiatan selain sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (2) huruf a, yang berbatasan langsung atau berada dalam kawasan lindung, yang telah mendapatkan

33
Substansi Pasal Ayat Isi

penetapan pengecualian wajib Amdal dari instansi yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pengelolaan
kawasan lindung.

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf
4
c tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

Tindak lanjut Rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf f, dan
1
pengecualian huruf j wajib memiliki UKL-UPL atau SPPL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Amdal Rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf g wajib memiliki RKL-RPL
2
rinci berdasarkan Persetujuan Lingkungan Kawasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11 RKL-RPL rinci sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bentuk Persetujuan Lingkungan bagi pelaku Usaha di
3 dalam kawasan dan dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disahkan
oleh pengelola kawasan dan menjadi prasyarat Perizinan Berusaha Pelaku Usaha di dalam kawasan.

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) huruf h dan huruf i tidak memerlukan
4
dokumen Lingkungan Hidup.

Sumber: PP No. 22 Tahun 2021


c. Ketentuan Lain
a. Daftar Kawasan Lindung Penjelasan Pasal 5 ayat 7

● kawasan hutan lindung; ● kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;


● kawasan lindung gambut; ● kawasan cagar alam, geologi;
● kawasan resapan air; ● kawasan imbuhan air tanah;
● sempadan pantai; ● sempadan mata air;

34
● sempadan sungai; ● kawasan perlindungan plasma nutfah;
● kawasan sekitar danau atau waduk; ● kawasan pengungsian satwa;
● suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut; ● terumbu karang;
● cagar alam dan cagar alam laut; ● kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil;
● kawasan pantai berhutan bakau; ● kawasan konservasi maritim;
● taman nasional dan taman nasional laut; ● kawasan konservasi perairan; dan
● taman hutan raya; ● kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang
● taman wisata alam dan taman wisata alam laut; dilindungi.
b. Alur Tata Cara Penentuan Dokumen Persetujuan Lingkungan

Gambar 2.1 Alur Penapisan Dokumen Persetujuan Lingkungan

35
Sumber: Hasil Analisis Diolah dari PP 22/2021, 2022

c. Ketentuan SPPL
SPPL bagi usaha yang dilakukan oleh Pelaku Usaha diintegrasikan ke dalam Nomor Induk Berusaha (NIB) (Pasal 65
ayat 1), yakni dilakukan melalui sistem Perizinan Berusaha terintegrasi secara elektronik (Pasal 66). Sementara SPPL bagi
kegiatan yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah diproses dengan mengisi formulir yang menjadi dasar penerbitan
Persetujuan Pemerintah (Pasal 65 ayat 2), serta dilakukan melalui sistem informasi dokumen Lingkungan Hidup yang di
dalamnya memuat (Pasal 66 ayat 3) kesanggupan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan di bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan
memiliki konfirmasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang atau rekomendasi kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan kewajiban dasar pengelolaan Lingkungan Hidup.

6. UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (diubah dengan UUCK);
a. Lingkup Peraturan Perundang-Undangan
Ruang lingkup penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dalam UU No. 1 Tahun 2021 meliputi pembinaan;
tugas dan wewenang; penyelenggaraan perumahan; penyelenggaraan kawasan permukiman; pemeliharaan dan perbaikan;
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh; penyediaan tanah; pendanaan dan
pembiayaan; hak dan kewajiban; serta peran masyarakat. Di dalam undang-undang ini juga diatur perencanaan, pembangunan,
dan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan.
b. Muatan UU 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Tabel 2.6 Muatan Inti UU 1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

36
Substansi Pasal Ayat Isi

Pembangunan Kawasan Pembangunan kawasan permukiman harus mematuhi rencana dan izin pembangunan lingkungan hunian
71 1
Permukiman dan kegiatan pendukung.

Pembangunan kawasan permukiman terdiri atas pembangunan lingkungan hunian perkotaan dan
72 -
perdesaan serta pembangunan tempat kegiatan pendukung perkotaan dan perdesaan.

Pelaksanaan pembangunan lingkungan hunian baru mencakup:


a. Pembangunan permukiman;
73 2
b. Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum permukiman;
c. Pembangunan lokasi pelayanan jasa pemerintahan dan pelayanan sosial.

Pembangunan tempat kegiatan pendukung perkotaan dan perdesaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
74 1 72 meliputi pembangunan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, kegiatan ekonomi, dan prasarana, sarana,
dan utilitas umum.
Sumber: UU 1/2011, 2011
Muatan UU 1/2011 yang berhubungan dengan PKKPR tidak ada yang diubah dalam UUCK

7. PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko


a. Lingkup Peraturan Perundang-Undangan
PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko mengatur tentang Pengaturan,
norma, standar, prosedur, dan kriteria perizinan berusaha berbasis risiko; Perizinan berusaha berbasis risiko melalui layanan OSS;
Pengawasan dan pendanaan perizinan berusaha berbasis risiko; Evaluasi dan reformasi kebijakan perizinan berusaha berbasis
risiko; Penyelesaian permasalahan dan hambatan perizinan; dan Sanksi. Pengaturan perizinan berusaha berbasis risiko meliputi

37
pelaksanaan analisis risiko, penilaian, dan klasifikasi usaha menurut tingkat risiko berikut syarat perizinan. Sanksi yang diatur
dalam peraturan ini meliputi sanksi bagi pejabat pemerintah dan sanksi bagi pelaku usaha yang melanggar peraturan.
b. Muatan Inti PP 5/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
Tabel 2.7 Muatan Inti PP 5/2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

Substansi Pasal Ayat Isi

Perizinan Berusaha Perizinan Berusaha Berbasis Risiko dilakukan berdasarkan penetapan tingkat Risiko dan peringkat skala kegiatan
7 1
Berbasis Risiko usaha meliputi UMKM dan/atau usaha besar

7 2 Penetapan tingkat Risiko dilakukan berdasarkan hasil analisis Risiko

Tahapan Analisis Pelaksanaan analisis Risiko dilakukan oleh Pemerintah Pusat melalui: Pengidentifikasian kegiatan usaha; Penilaian
Risiko 8 - tingkat bahaya; Penilaian potensi terjadinya bahaya; Penetapan tingkat Risiko dan peringkat skala usaha Penetapan
jenis Perizinan Berusaha

Penilaian Tingkat Penilaian tingkat bahaya dilakukan terhadap aspek: Kesehatan, Keselamatan, Lingkungan. dan Pemanfaatan dan
9 1
Bahaya pengelolaan sumber daya.

Penilaian tingkat bahaya dilakukan dengan memperhitungkan: Jenis kegiatan usaha, Kriteria kegiatan usaha,
9 3
Lokasi kegiatan usaha, Keterbatasan sumber daya, Risiko volatilitas.

Klasifikasi Tingkat Berdasarkan penilaian tingkat bahaya, penilaian potensi terjadinya bahaya, tingkat Risiko, dan peringkat skala
Risiko Usaha 10 1 usaha kegiatan usaha, kegiatan usaha diklasifikasikan menjadi: Kegiatan usaha dengan tingkat Risiko rendah
Kegiatan usaha dengan tingkat Risiko menengah Kegiatan usaha dengan tingkat Risiko tinggi.

Kegiatan usaha dengan tingkat Risiko menengah terbagi atas: Tingkat Risiko menengah rendah, Tingkat Risiko
10 2
menengah tinggi.

38
Substansi Pasal Ayat Isi

Syarat Perizinan Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha dengan tingkat Risiko rendah berupa NIB yang merupakan identitas
12 1
Berusaha Berdasarkan Pelaku Usaha sekaligus legalitas untuk melaksanakan kegiatan usaha.
Tingkat Risiko Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha dengan tingkat Risiko menengah rendah berupa NIB dan Sertifikat
13 1
Standar

Sertifikat Standar untuk kegiatan usaha dengan tingkat risiko menengah rendah merupakan legalitas untuk
13 2 melaksanakan kegiatan usaha dalam bentuk pernyataan Pelaku Usaha untuk memenuhi standar usaha dalam rangka
melakukan kegiatan usaha yang diberikan melalui Sistem OSS.

14 1 Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha dengan tingkat Risiko menengah tinggi berupa NIB dan Sertifikat Standar

Sertifikat Standar untuk kegiatan usaha dengan tingkat risiko menengah tinggi merupakan Sertifikat Standar
14 2 pelaksanaan kegiatan usaha yang diterbitkan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangan
masing-masing berdasarkan hasil verifikasi pemenuhan standar pelaksanaan kegiatan usaha oleh Pelaku Usaha

Setelah memperoleh NIB, Pelaku Usaha membuat pernyataan melalui Sistem OSS untuk memenuhi standar
14 3 pelaksanaan kegiatan usaha dalam rangka melakukan kegiatan usaha dan kesanggupan untuk dilakukan verifikasi
oleh Pemerintah

14 4 Terhadap pernyataan Pelaku Usaha, Lembaga OSS menerbitkan Sertifikat Standar yang belum terverifikasi

Sertifikat Standar yang belum terverifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) menjadi dasar bagi Pelaku Usaha
14 5
untuk melakukan persiapan kegiatan usaha

NIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan Sertifikat Standar yang telah terverifikasi merupakan
14 6
Perizinan Berusaha bagi Pelaku Usaha untuk melakukan kegiatan operasional dan/atau komersial kegiatan usaha.

39
Substansi Pasal Ayat Isi

Apabila pelaku usaha tidak memperoleh sertifikat standar sesuai jangka waktu yang ditetapkan dan berdasarkan
14 7 hasil pengawasan tidak melakukan persiapan kegiatan usaha dalam jangka waktu satu tahun sejak NIB terbit,
Lembaga OSS membatalkan Sertifikat Standar yang belum terverifikasi.

15 1 Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha dengan tingkat Risiko tinggi berupa NIB dan Izin

Izin untuk kegiatan usaha tingkat risiko tinggi merupakan persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah
15 2 untuk pelaksanaan kegiatan usaha yang wajib dipenuhi oleh Pelaku Usaha sebelum melaksanakan kegiatan
usahanya.

15 3 Sebelum memperoleh Izin, Pelaku Usaha dapat menggunakan NIB untuk persiapan kegiatan usaha.

Verifikasi Verifikasi dilakukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangan masing-masing dan dapat
16 -
menugaskan lembaga atau profesi ahli yang bersertifikat atau terakreditasi
Sumber: PP 5/2021, 2021

8. PP No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah
a. Lingkup Peraturan Perundang-Undangan
Ruang lingkup peraturan pemerintah ini meliputi hak pengelolaan, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai atas
tanah, satuan rumah susun, dan pendaftaran tanah. Peraturan pemerintah ini untuk melakukan simplifikasi regulasi dan perizinan
demi mendorong iklim investasi. Pemerintah memberikan kemudahan namun tetap memberikan pengawasan dan evaluasi yang
ketat.
b. Muatan Terkait PP No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah
Tabel 2.8 Muatan Inti PP No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah

40
Substansi Pasal Ayat Isi

Subjek Hak Guna Hak guna usaha diberikan kepada: Warga Negara Indonesia; dan badan hukum yang didirikan menurut Indonesia dan
19 -
Usaha berkedudukan di Indonesia.

Pemegang hak guna usaha berkewajiban untuk: Melaksanakan usaha pertanian, perikanan, dan/atau peternakan sesuai
Kewajiban Pemegang
27 A peruntukan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya paling lama 2 (dua) tahun
Hak Guna Usaha
sejak hak diberikan;

Subjek Hak Guna Hak guna bangunan diberikan kepada: a. Warga Negara Indonesia; dan b. badan hukum yang didirikan menurut
31 -
Bangunan Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. hukurn

Tanah Yang Dapat


Tanah yang dapat diberikan dengan hak guna bangunan meliputi: Tanah Negara; Tanah Hak Pengelolaan; dan Tanah
Diberikan Dengan 36
hak milik.
Hak Guna Bangunan -

1 Hak pakai terdiri atas: hak pakai dengan jangka waktu; dan hak pakai selama dipergunakan.

Hak pakai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan kepada: Warga Negara
Subjek Hak Pakai 49
2 Indonesia; badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia; Badan hukum
asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia; Badan keagamaan dan sosial; dan Orang Asing.

Tanah Yang Dapat


Tanah yang dapat diberikan dengan hak pakai dengan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1)
Diberikan Dengan 51 1
huruf a meliputi: Tanah Negara; Tanah hak milik; dan Tanah Hak Pengelolaan.
Hak Pakai
Sumber: PP 18/2021, 2022

41
9. Permen ATR/BPN No. 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program
Pemanfaatan Ruang
a. Lingkup Peraturan Perundang-Undangan
Ruang lingkup peraturan menteri ini meliputi Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang memuat tahapan dalam
permohonannya, seperti pendaftaran; penilaian dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang terhadap RTR, RZ KSNT, dan RZ KAW; dan
penerbitan PKKPR. Selain itu, pada peraturan menteri ini memuat Tata Cara Pelaksanaan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang, yang terdiri dari
persiapan, pengumpulan data dan informasi, penyusunan, dan penyampaian hasil SPPR.
b. Muatan Terkait
Tabel 2.9 Muatan Inti Permen ATR/BPN No. 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan
Ruang

Substansi Pasal Ayat Isi

Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disingkat PKKPR adalah
Ketentuan Umum 1 21 dokumen yang menyatakan kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR selain
RDTR.

Umum 2 1 Seluruh kegiatan Pemanfaatan Ruang harus terlebih dahulu memiliki KKPR.

Kesesuaian Kegiatan
Pelaksanaan KKPR untuk kegiatan berusaha dilakukan melalui KKKPR (Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang untuk 5 1
Pemanfaatan Ruang) dan PKKPR (Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang)
Kegiatan Berusaha

PKKPR untuk kegiatan berusaha diberikan dalam rencana lokasi kegiatan Pemanfaatan Ruang:
1 a. belum tersedia RDTR; atau
Persetujuan Kesesuaian b. RDTR yang tersedia belum terintegrasi dalam Sistem OSS.
Kegiatan Pemanfaatan Ruang 10
untuk Kegiatan Berusaha

42
Substansi Pasal Ayat Isi

PKKPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tahapan:


a. pendaftaran;
2
b. penilaian dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang terhadap RTR, RZ KSNT, dan RZ KAW; dan
c. penerbitan PKKPR.

Pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a harus menyertakan dokumen usulan
kegiatan Pemanfaatan Ruang yang memuat paling sedikit:
a. koordinat lokasi;
b. kebutuhan luas lahan kegiatan Pemanfaatan Ruang;
1 c. informasi penguasaan tanah;
Pendaftaran PKKPR 11 d. informasi jenis usaha;
e. rencana jumlah lantai bangunan;
f. rencana luas lantai bangunan; dan
g. rencana teknis bangunan dan/atau rencana induk kawasan

Kelengkapan mengenai rencana jumlah lantai bangunan dan rencana luas lantai bangunan diperlukan
2
dalam hal akan dilakukan pembangunan gedung pada pelaksanaan rencana Pemanfaatan Ruang.

43
Substansi Pasal Ayat Isi

Penilaian dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
huruf b dilakukan melalui kajian dengan menggunakan asas berjenjang dan komplementer berdasarkan:
a. RTRW Kabupaten/Kota;
b. RTRWP;
1 c. RTR KSN;
d. RZ KSNT;
12
e. RZ KAW;
f. RTR Pulau/Kepulauan; dan/atau
g. RTRWN

Penilaian dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
2 melalui kajian yang selaras dengan tujuan Penyelenggaraan Penataan Ruang untuk mewujudkan ruang
Penilaian PKKPR
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

44
Substansi Pasal Ayat Isi

PKKPR dilakukan tanpa melalui tahapan penilaian dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang dalam
hal permohonan berlokasi di:
a. kawasan industri dan kawasan pariwisata yang telah memiliki Perizinan Berusaha
b. kawasan ekonomi khusus
c. lokasi usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan ruang yang memerlukan perluasan usaha yang sudah
berjalan dan letak tanahnya berbatasan dengan lokasi usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan ruang yang
direncanakan dengan syarat tertentu.
13 d. lokasi usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan merupakan tanah yang sudah
dikuasai oleh Pelaku Usaha lain yang telah mendapatkan KKPR
e. lokasi usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan berasal dari otorita atau badan
penyelenggara pengembangan suatu kawasan sesuai dengan rencana induk kawasan dari otoritas/badan
penyelenggara yang disusun dengan kedalaman skala RDTR dan tidak bertentangan dengan RTR yang
berlaku; dan/atau
f. lokasi usaha dan/atau kegiatan pemanfaatan ruang yang direncanakan yang terletak pada wilayah usaha
minyak dan gas bumi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dengan syarat-syarat

Penerbitan PKKPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf c dilakukan oleh Menteri
1 melalui Direktur Jenderal Tata Ruang dengan memperhatikan hasil kajian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1) dan pertimbangan teknis pertanahan.
Penerbitan PKKPR 14
Penerbitan PKKPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan dengan pertimbangan Forum
2
Penataan Ruang.

3 Pertimbangan teknis pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terkait lokasi usaha dilaksanakan

45
Substansi Pasal Ayat Isi

oleh kantor pertanahan.

Kantor pertanahan menyampaikan pertimbangan teknis pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
4 kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Tata Ruang paling lama 10 (sepuluh) Hari terhitung sejak
pendaftaran atau pembayaran penerimaan negara bukan pajak diterima.

Penerbitan PKKPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf c paling sedikit memuat:
a. lokasi kegiatan;
b. jenis peruntukan Pemanfaatan Ruang;
1 c. koefisien dasar bangunan;
d. koefisien lantai bangunan;

15 e. indikasi program Pemanfaatan Ruang; dan


f. persyaratan pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan Ruang
Penerbitan PKKPR
Penerbitan PKKPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 20 (dua puluh) Hari sejak
2 persyaratan permohonan telah diterima secara lengkap dan pembayaran penerimaan negara bukan pajak
diterima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (9)

3 PKKPR berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak diterbitkan.

Ketentuan mengenai petunjuk teknis pendaftaran dan penilaian dokumen PKKPR ditetapkan oleh Menteri
16
setelah berkoordinasi dengan kementerian yang menyelenggarakan urusan di bidang investasi.

Tata Cara Pelaksanaan Tata cara pelaksanaan SPPR meliputi tahap:


Sinkronisasi Program 78 1 a. persiapan;
Pemanfaatan Ruang b. pengumpulan data dan informasi;

46
Substansi Pasal Ayat Isi

c. penyusunan; dan
d. penyampaian hasil SPPR.

Dalam tahap persiapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal


78 ayat (1) huruf a tim pelaksana penyusunan SPPR:
Tata cara pelaksanaan SPPR a. menyusun kerangka acuan kerja;
79 1
tahap persiapan; b. menginventarisasi kebutuhan data dan informasi; dan
c. mengidentifikasi dan menetapkan instansi pelaksana
program dan pemangku kepentingan.

Pengumpulan data dan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1) huruf b dilakukan
1
melalui pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder.

Pengumpulan data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk memperoleh
2 konfirmasi dan pemutakhiran data program Pemanfaatan Ruang yang diperoleh dari instansi pelaksana
Tata cara pelaksanaan SPPR program.
tahap pengumpulan data dan 80 Pengumpulan data primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan melalui:
informasi; a. konsultasi publik;
b. diskusi terfokus;
3
c. survei lapangan;
d. penyebaran angket/kuesioner; dan/atau
e. wawancara.

47
Substansi Pasal Ayat Isi

Tahap Penyusunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 ayat (1) huruf c terdiri atas:
1 a. penyusunan SPPR oleh Pemerintah Pusat; dan
b. penyusunan SPPR oleh Pemerintah Daerah.

Penyusunan SPPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b terdiri atas:
2 a. penyusunan SPPR Jangka Menengah 5 (lima) Tahunan; dan
b. penyusunan SPPR Jangka Pendek 1 (satu) Tahunan.

Penyusunan SPPR Jangka Menengah 5 (lima) Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
meliputi:
Tata cara pelaksanaan SPPR
81 a. identifikasi arahan spasial;
tahap penyusunan
3 b. inventarisasi dan sintesis rencana tata ruang dengan rencana pembangunan;
c. analisis sinkronisasi program Pemanfaatan Ruang jangka menengah; dan
d. perumusan rencana terpadu program Pemanfaatan Ruang jangka menengah yang mendukung rencana
tata ruang.

Penyusunan SPPR Jangka Pendek 1 (satu) Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi:
a. identifikasi keterlaksanaan rencana terpadu program Pemanfaatan Ruang jangka menengah;
5
b. penilaian prioritas program Pemanfaatan Ruang jangka pendek; dan
c. usulan prioritas program Pemanfaatan Ruang jangka pendek.

1 Tahap penyampaian hasil SPPR dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Tata cara pelaksanaan SPPR
82 Penyampaian hasil SPPR Jangka Menengah 5 (lima) Tahunan sebagai masukan untuk rencana
tahap penyampaian hasil 4
pembangunan dilakukan paling lambat:

48
Substansi Pasal Ayat Isi

a. 2 (dua) tahun sebelum RPJMN atau RPJMD ditetapkan; atau


b. pada saat kajian teknokratik RPJMN atau RPJMD disusun.

Penyampaian hasil SPPR Jangka Pendek 1 (satu) Tahunan sebagai masukan untuk rencana pembangunan
5 (RKP/RKPD) dilakukan paling lambat 2 (dua) bulan sebelum pelaksanaan Musrenbang Nasional atau
Musrenbang Daerah.
Sumber: Permen ATR/BPN 13/2021, 2021

10. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi


a. Lingkup Peraturan Perundang-Undangan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi Tahun 2011 - 2031 memberikan arahan pembangunan di Kabupaten Bekasi
dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan. Selain itu RTRW juga
memberikan arahan lokasi investasi pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat dan terwujudnya keterpaduan pembangunan antar sektor.
b. Muatan Terkait RTRW Kabupaten Bekasi
Tabel 2.10 Muatan terkait KKPR dalam RTRW Kabupaten Bekasi

Substansi Pasal Ayat Isi

Tujuan Penataan Penataan ruang Kabupaten bertujuan untuk mewujudkan tata ruang yang
Ruang Wilayah 6 1 dinamis bagi pengembangan kawasan peruntukan industri, permukiman dan pertanian secara harmonis, didukung infrastruktur
Kabupaten yang handal dan iklim investasi yang kondusif.

Pengendalian Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (1) huruf c harus
45 4
Pemanfaatan mengupayakan untuk:

49
Substansi Pasal Ayat Isi

Ruang Wilayah a. Mengefisienkan perubahan fungsi ruang untuk kawasan terbangun melalui arahan bangunan vertikal sesuai kondisi
Umum masing-masing ibukota kecamatan dengan tetap menjaga harmonisasi intensitas ruang yang ada;
b. Pada setiap kawasan terbangun yang digunakan untuk kepentingan publik juga harus menyediakan ruang untuk pejalan kaki
dengan tidak mengganggu fungsi jalan;
c. Pada setiap kawasan terbangun untuk berbagai fungsi terutama permukiman padat harus menyediakan ruang evakuasi bencana
sesuai dengan kemungkinan timbulnya bencana yang dapat muncul;
d. Perubahan atau penambahan fungsi ruang tertentu boleh dilakukan sepanjang saling menunjang atau setidaknya tidak
menimbulkan efek negatif bagi zona yang telah ditetapkan;
e. Tidak boleh melakukan kegiatan pembangunan di luar area yang telah ditetapkan sebagai bagian dari ruang milik jalan atau
ruang pengawasan jalan, termasuk melebihi ketinggian bangunan seperti yang telah ditetapkan, kecuali diikuti ketentuan khusus
sesuai dengan kaidah design kawasan, seperti diikuti pemunduran bangunan, atau melakukan kompensasi tertentu yang
disepakati;
f. Pada setiap lingkungan permukiman yang dikembangkan harus disediakan sarana dan prasarana lingkungan yang memadai
sesuai kebutuhan masing-masing;
g. Pada setiap pusat-pusat kegiatan masyarakat harus dialokasikan kawasan khusus pengembangan sektor informal;
h. Pada lahan pertanian yang telah ditetapkan sebagai lahan pangan abadi di kawasan perkotaan harus tetap dilindungi dan tidak
dilakukan alih fungsi;
i. Pada lahan yang telah ditetapkan sebagai bagian dari lahan abadi pangan di kawasan perkotaan tidak boleh dilakukan alih
fungsi lahan; dan
j. Pada kawasan yang telah ditetapkan batas ketinggian untuk alat komunikasi dan jaringan pengaman SUTT dan SUTET tidak
boleh melakukan kegiatan pembangunan dalam radius keamanan dimaksud.

50
Substansi Pasal Ayat Isi

Arahan ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan penunjang ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 54 ayat (1)
huruf a meliputi sebagai berikut:
a. kawasan penunjang ekonomi dalam skala besar umumnya berupa kawasan perkotaan, harus ditunjang sarana dan prasarana
yang memadai sehingga menimbulkan minat investasi yang besar;
b. pada setiap bagian dari kawasan strategis ekonomi ini harus diupayakan untuk mengefisienkan perubahan fungsi ruang untuk
kawasan terbangun melalui arahan bangunan vertikal sesuai kondisi kawasan masing-masing;
c. pada kawasan strategis secara ekonomi ini harus dialokasikan ruang atau zona secara khusus untuk industri, perdagangan –
jasa dan jasa wisata perkotaan;
d. pada zona dimaksud harus dilengkapi dengan ruang terbuka hijau untuk memberikan kesegaran di tengah kegiatan yang
intensitasnya tinggi serta zona tersebut harus tetap dipertahankan;
e. pada kawasan strategis ekonomi ini boleh diadakan perubahan ruang pada zona yang bukan zona inti tetapi harus tetap
54 2
mendukung fungsi utama kawasan sebagai penggerak ekonomi dan boleh dilakukan tanpa merubah fungsi zona utama yang telah
ditetapkan;
f. perubahan atau penambahan fungsi ruang tertentu pada ruang terbuka di kawasan ini boleh dilakukan sepanjang masih dalam
batas ambang penyediaan ruang terbuka (tetapi tidak boleh untuk RTH kawasan perkotaan);
g. dalam pengaturan kawasan strategis ekonomi ini zona yang dinilai penting tidak boleh dilakukan perubahan fungsi dasarnya;
h. pada kawasan yang telah ditetapkan sebagai permukiman bila didekatnya akan diubah menjadi fungsi lain yang kemungkinan
akan mengganggu pemukiman harus disediakan fungsi penyangga
sehingga fungsi zona tidak boleh bertentangan secara langsung pada zona yang berdekatan; dan
i. untuk menjaga kenyamanan dan keamanan pergerakan maka pada kawasan terbangun tidak boleh melakukan kegiatan
pembangunan di luar area yang telah ditetapkan sebagai bagian dari rumija atau ruwasja, termasuk melebihi ketinggian bangunan
seperti yang telah ditetapkan

51
Substansi Pasal Ayat Isi

Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (3) huruf c, adalah proses administrasi dan teknis yang harus
dipenuhi sebelum kegiatan pemanfaatan ruang dilaksanakan, untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata
55 -
ruang, mencakup izin prinsip, izin lokasi, izin penggunaan pemanfaatan tanah (IPPT), izin mendirikan bangunan, dan izin
lainnya.

Izin prinsip sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 adalah persetujuan pendahuluan yang diberikan kepada perorangan atau
Izin Prinsip 57 1 badan hukum untuk menanamkan modal atau mengembangkan kegiatan atau pembangunan di wilayah kabupaten, yang sesuai
dengan arahan kebijakan dan alokasi penataan ruang wilayah.

Izin lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 adalah ijin yang diberikan kepada orang atau badan hukum untuk memperoleh
Izin Lokasi 58 1
tanah/pemindahan hak atas tanah/menggunakan tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal.

Izin Penggunaan
Pemanfaatan 59 1 Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah (IPPT) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 adalah izin yang diberikan kepada
Tanah perorangan atau badan hukum untuk kegiatan pemanfaatan ruang dengan kriteria batasan luasan tanah yang telah diperolehnya.

Izin Mendirikan Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 adalah izin yang diberikan kepada pemilik bangunan untuk
60 1
Bangunan membangun baru, mengubah, memperluas sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis.

Izin lainnya terkait pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, adalah ketentuan izin usaha pertambangan,
1 perkebunan, pariwisata, industri, perdagangan, menara bersama dan pengembangan sektoral lainnya, yang disyaratkan sesuai
peraturan perundangan.
Izin lainnya 61
a. Izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan tidak sesuai dengan ketentuan peraturan daerah ini berlaku dengan
2 ketentuan: a.untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan
peraturan daerah ini;

52
Substansi Pasal Ayat Isi

b.untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak mungkin untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan
berdasarkan peraturan daerah ini, izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat
pembatalan izin tersebut dapat diberikan pengganti yang layak.

Sumber: RTRW Kabupaten Bekasi, 2022

53
BAB 3
METODOLOGI PEKERJAAN

1. Metode Perumusan Penilaian PKKPR

Memahami proses PKKPR dilakukan dengan menganalisis kebijakan terkait yang


disajikan pada Bab 2. Berbagai muatan ini dalam peraturan perundang-undangan
disandingkan satu dengan yang lainnya untuk memperoleh inti persyaratan dan prosedur
perizinan PKKPR, khususnya mengenai perizinan berusaha minimarket/toko modern.
Perizinan PKKPR umumnya terjadi di daerah kabupaten yang tidak memiliki RDTR
sehingga proses penilaian kesesuaian pemanfaatan ruang menitikberatkan pada RTRW,
termasuk KUPZ sebagai bagian tak terpisahkan dari RTRW Kabupaten/Kota.

2. Alur Pekerjaan Penilaian PKKPR

Metode untuk menentukan penilaian terhadap PKKPR dilakukan dengan meninjau


persyaratan dari sisi pengusaha sebagai pihak pengusul izin untuk berusaha dan pemerintah
sebagai pihak penilai terhadap pengajuan izin yang dilakukan oleh pengusaha. Sebagian besar
proses PKKPR dilakukan secara elektronik dalam OSS, tetapi pada kasus tertentu, perlu ada
tinjauan dari pemerintah daerah, yakni DPMPTSP untuk melakukan survei dan/atau
monitoring terhadap tempat usaha untuk memberikan rekomendasi sebagai bahan
pertimbangan penilaian perizinan. Adapun alur penilaian PKKPR disajikan pada gambar
berikut

54
Gambar 3.1 Alur Perizinan PKKPR
Sumber: Hasil Analisis, 2022

(halaman ini sengaja dikosongkan)

55
BAB 4
KARAKTER KEGIATAN TERPILIH

1. Asumsi Kegiatan Terpilih

Toko modern Alfamart diasumsikan dibangun di lahan milik warga dengan


kondisi sudah ada bangunan rumah warga yang akan direnovasi menjadi Alfamart
sehingga dalam kasus ini, digunakan hak pakai sebagai dasar operasionalisasi
Alfamart. Hak kekayaan intelektual dari Alfamart dimiliki oleh Badan Usaha PT
Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Usaha Alfamart berbentuk waralaba dan tergolong usaha
mikro dengan modal 500 juta s.d. 1 miliar rupiah. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.
memiliki tiga tipe kerjasama, yaitu skema gerai baru (pengusaha mengajukan usulan
lokasi untuk pembukaan gerai baru), skema gerai baru–konversi (pengusaha
mengajukan usulan lokasi yang masih berupa toko kelontong/minimarket untuk di
kembangkan menjadi gerai Alfamart), dan skema gerai take over (pengusaha
mengambil alih kepemilikan gerai milik Alfamart yang sudah berjalan) (Alfamart,
2022). Skema satu, skema gerai baru, menjadi skema terpilih berdasarkan asumsi
yang sudah dibentuk.

2. Profil Usaha

Usaha yang akan dikembangkan dan diajukan izin adalah toko modern
Alfamart yang termasuk klasifikasi perdagangan eceran minimarket. Toko ini akan
berlokasi di Jalan Pertamina, Kelurahan Kedungjaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten
Bekasi dengan titik koordinat -6.151653480743699, 107.0378968532574. Bangunan
toko direncanakan hanya memiliki satu lantai dengan total jumlah karyawan 8
(delapan) orang. Jam operasional toko adalah dari 07.00 hingga 21.00 WIB atau
selama 14 jam. Pada saat ini, guna lahan eksisting di lokasi yang direncanakan akan
dibangun toko berupa permukiman penduduk.

3. Model Usaha
a. Deskripsi Usaha
Waralaba Alfamart terletak tepat di depan kompleks perumahan
Panjibuwono City perumahan tersebut direncanakan akan memiliki 15 (lima
belas) ribu penghuni. Potensi pasar yang potensial tersebut membuat prospek

56
waralaba Alfamart sangat menjanjikan karena dekat dan mudah untuk
memenuhi konsumsi rumah tangga dengan merek Alfamart yang sudah
tertanam kuat di masyarakat. Break even point (BEP) diproyeksikan tercapai
dalam 4 (empat) tahun.
b. Lokasi Usaha

Gambar 4.1 Tempat Waralaba Alfamart


Sumber: Google Maps, 2022
Kondisi eksisting lokasi Alfamart merupakan pertokoan dan rumah
masyarakat sehingga untuk pematangan toko perlu dilakukan renovasi
bangunan gedung.
c. Struktur Usaha

Gambar 4.2 Struktur Usaha Waralaba Alfamart


Sumber: Hasil Analisis, 2022
Terdapat tiga jabatan fungsional dalam menjalankan waralaba
Alfamart yaitu kepala toko, asisten kepala toko, dan crew yang terdiri dari

57
kasir dan pramuniaga. Jumlah total pekerja adalah 8 (delapan) orang dengan
rincian jumlah dari kepala toko dan asisten kepala toko adalah 1 (satu) orang
sedangkan kasir berjumlah 4 (empat) orang dan pramuniaga 2 (dua) orang.
Dikutip dari Firmansyah (2021), tugas dari masing-masing jabatan sebagai
berikut.
1. Kepala toko
a. Membangun team work yang solid dan kompak
b. Menjadi penengah jika ada masalah sesama karyawan
c. Memastikan karyawan menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing
d. Memastikan penjualan toko sesuai dengan target yang sudah
ditetapkan
e. Menjaga performa toko agar bagus saat audit
f. Menjadi koordinator dengan lingkungan sekitar
2. Asisten kepala toko
a. Mengelola uang dalam brankas
b. Menggantikan posisi Kepala Toko jika sedang tidak ada di
tempat
c. Melakukan pengecekan supply barang yang datang dari pusat
d. Mengelola laporan yang datang dari supplier
e. Bertanggung jawab atas pergantian shift
f. Memastikan kalau promosi barang sudah berjalan
g. Mengecek uang yang masuk ketika akan pergantian shift
h. Menyiapkan barang yang akan di-return
3. Crew
a. Kasir
i. Melayani pembeli yang ingin melakukan transaksi
pembayaran
ii. Menawarkan produk yang sedang promosi
iii. Melakukan pengecekan keaslian uang yang masuk
iv. Menjaga agar tidak ada selisih (minus) uang ketika
waktu pergantian shift.
b. Pramuniaga

58
i. Mengelola dan menata penempatan barang yang
tersusun di rak
ii. Melakukan pengecekan dan sorting barang yang hampir
habis masa kadaluarsanya (Expired).
iii. Menjaga kebersihan toko
iv. Melakukan pengawasan ke para pembeli untuk
mencegah terjadinya pencurian
v. Melayani pembeli jika ada yang menanyakan posisi rak
barang yang ingin dibeli
vi. Membantu kasir jika pembeli sedang ramai
vii. Merawat dan mengoperasikan alat-alat yang ada di
minimarket seperti genset, freezer, dll
viii. Menjaga kebersihan gudang
ix. Membongkar stok barang dari pusat/supplier
d. Strategi Pemasaran
Hasil riset pasar menunjukan bahwa total daya beli harian dari
penduduk di sekitar lokasi Alfamart berada pada rentang 8.5-13 juta per hari.
Berdasarkan data tersebut, target penjualan per hari adalah 10 juta rupiah.
Berbagai strategi promosi dilakukan untuk mencapai target tersebut yakni
promosi produk bulanan dengan budget sebesar 1 (satu) persen dari
pendapatan penjualan dan layanan gratis biaya antar barang belanja ke rumah
dengan minimum belanja 100 ribu rupiah untuk masyarakat di sekitar lokasi
Alfamart.
e. Rencana Keuangan
Perhitungan biaya modal pembangunan Alfamart dan proyeksi cash
flow setiap bulan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Rencana Keuangan Waralaba Alfamart

Modal Awal Kuantitas Harga Total

Biaya Properti (Tanah + Bangunan) 1 Rp500,000,000 Rp500,000,000

Franchise Fee 1 Rp45,000,000 Rp45,000,000

Biaya Start Up dan Promosi 1 Rp15,000,000 Rp15,000,000

Perizinan 1 Rp15,000,000 Rp15,000,000

59
Modal Awal Kuantitas Harga Total

Renovasi 1 Rp27,000,000 Rp27,000,000

Peralatan Toko dan Gedung 1 Rp145,000,000 Rp145,000,000

Pendingin Ruangan / AC 1 Rp28,000,000 Rp28,000,000

Total Rp775,000,000

Cash Flow Per Bulan Kuantitas Harga Total

Penjualan 30 Rp10,000,000 Rp300,000,000

Promosi 1% Rp300,000,000 -Rp3,000,000

Asumsi Margin keuntungan Kotor 15% Rp300,000,000 Rp45,000,000

Biaya Karyawan 8 Rp2,000,000 -Rp16,000,000

Biaya Operasional 2% Rp300,000,000 -Rp6,000,000

Biaya Royalti 1 0% Rp200,000,000 Rp0

Biaya Royalti 2 2% Rp25,000,000 -Rp500,000

Biaya Royalti 3 3% Rp50,000,000 -Rp1,500,000

Biaya Royalti 4 4% Rp25,000,000 -Rp1,000,000

Total Rp17,000,000
Sumber: Hasil Analisis, 2022
Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui pemasukan setiap bulan
adalah 17 juta rupiah, maka diperkirakan BEP dapat dicapai dalam waktu 46
bulan atau 4 (empat) tahun.

60
BAB 5
KETENTUAN SYARAT PERMOHONAN PADA KEGIATAN MINIMARKET

Berdasarkan Permen ATR/BPN No. 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian


Kegiatan Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang, terdapat dua
mekanisme dalam pengajuan PKKPR yaitu dengan menggunakan Online Single Submission
(OSS) dan non-elektronik dengan mendatangi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Berikut merupakan penjabaran alur perizinan PKKPR
melalui kedua mekanisme:

1. Alur Perizinan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Melalui


Online Single Submission (OSS)

Pelaksanaan PKKPR dengan menggunakan sistem OSS merupakan sistem perizinan


berbasis teknologi informasi yang terintegrasi antara daerah dan pusat. Tahapan PKKPR
untuk kegiatan berusaha berdasarkan Permen ATR BPN No. 13 Tahun 2021 dimulai dengan
tahapan pendaftaran. Pendaftaran dilakukan melalui website https://oss.go.id/, dimana pada
website ini, pelaku usaha perlu mengisi informasi terkait usaha yang akan dilakukan
perizinan. Berikut merupakan tabel pengisian formulir pada laman OSS:
Tabel 5.1 Pendaftaran Perizinan Kegiatan Minimarket Alfamart

Koordinat lokasi -6.151653480743699, 107.0378968532574

Kebutuhan luas lahan kegiatan 250 m2


Pemanfaatan Ruang

Informasi penguasaan tanah Tanah dimiliki oleh pemilik rumah eksisting. Pengusaha
menyewa rumah tersebut untuk dijadikan Alfamart

Informasi jenis usaha Usaha mikro; franchise dari PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk
(AMRT)

Rencana jumlah lantai bangunan 1 lantai

Rencana luas lantai bangunan 150 m2

Rencana teknis bangunan


dan/atau rencana induk kawasan

61
Sumber: OSS dan Hasil Analisis Pribadi, 2022
Pada formulir selanjutnya, akan dipilih berdasarkan jenis badan usaha yaitu Perseroan
Terbatas untuk Minimarket Alfamart. Kemudian, langkah selanjutnya adalah melengkapi data
badan usaha, validasi kelengkapan data badan usaha, kelengkapan data usaha, kelengkapan
data detail usaha, kelengkapan data produk/jasa, kemudian karena Minimarket Alfamart
termasuk UMK Risiko Rendah maka perlu mengisi perizinan tunggal dan KBLI tertentu.
Kemudian bagian selanjutnya adalah pemeriksaan data usaha seperti aktivitas impor, BPJS,
dan WLKP, lalu pemeriksaan daftar kegiatan usaha, pemeriksaan dan melengkapi dokumen
persetujuan lingkungan, pemeriksaan dan persetujuan pernyataan mandiri, pemeriksaan draft
perizinan berusaha, maka setelah seluruh formulir diisi perizinan berusaha risiko akan terbit.
Berikut merupakan formulir lanjutan yang perlu diisi:

Tabel 5.2 Kelengkapan Data Badan Usaha (Perseroan Terbatas)

No Formulir Isian

1 Memasukkan username, password, captcha → Perizinan Berusaha → Permohonan


Baru

2 Melengkapi Data Pelaku Usaha (Perseroan Terbatas)

Masa Berakhir Legalitas 2032


Alamat Badan Usaha PT Jalan MH. Thamrin No. 9, Cikokol,
Kecamatan Tangerang, Banten, Indonesia
Kelurahan/Desa 15117

62
No Formulir Isian

RT/RW
Kode Pos
Email Badan Usaha PT sahabatalfamart@sat.co.id
NPWP Badan Usaha PT 01.336.238.9-415.000
Nomor Telepon 021 - 55755966

1. Nama Badan Usaha PT


2. Jenis Badan Usaha
3. Status Badan Hukum
4. Jangka Waktu PT
5. Status Penanaman Modal PT
6. Provinsi
7. Kabupaten/Kota

1. Jenis Perusahaan
2. Nama Perusahaan
3. Nomor Identitas

1. Modal Dasar
2. Modal Ditempatkan
3. Modal Disetor
4. Modal Disetor (Dalam Bentuk Lain) Rp2.000.000

1. Data Dasar Pembentukan Badan


Usaha
2. Data Pengurus dan Pemegang Saham
3. Data Maksud dan Tujuan

3 Memvalidasi Kelengkapan Data Badan Usaha: simpan → muncul pesan validasi →


klik checkbox

4 Melengkapi Data Usaha

Pilih bidang usaha Perdagangan besar dan eceran

Jenis Kegiatan Usaha Utama/Pendukung/Kantor


Cabang/Pendukung UMKU

63
No Formulir Isian

Bidang Usaha Usaha Mikro

Uraian Bidang Usaha

Ruang Lingkup Kegiatan Perdagangan

5 Melengkapi Data Detail Usaha

Apakah Anda memiliki NPWP berbeda/cabang di Ya, 01.336.238.9-415.000


lokasi ini?

Nama Usaha / Kegiatan Alfamart

Luas Lahan Usaha 150 m2

Alamat Usaha Jalan Pertamina

Provinsi Jawa Barat

Kabupaten/Kota Kabupaten Bekasi

Kecamatan Babelan

Kelurahan/Desa Kedungjaya

Kode Pos 17610

Apakah kegiatan usaha ini sudah berjalan? Sudah/Belum

Nama Usaha/Kegiatan Alfamart

Apakah Anda akan melakukan pembangunan gedung Ya/Tidak


Ya → data dikirimkan ke SIMBG
sebagai permohonan Persetujuan
Bangunan Gedung

Pembelian dan Pematangan Tanah Rp300.000.000

Bangunan/Gedung Rp200.000.000

Mesin/Peralatan Dalam Negeri Rp145.000.000

64
No Formulir Isian

Mesin/Peralatan Impor Rp0

Mesin/Peralatan (otomatis terisi)

Investasi Lain-Lain Rp28.000.000

Total Modal Tetap (otomatis terisi)

Modal Kerja 3 Bulan Rp900.000.000

Total Nilai Investasi (otomatis terisi)

6 Validasi Risiko

Apakah sudah memiliki perizinan berusaha yang Ya/Tidak


sebelumnya? Ya → muncul formulir berisi Nama
Penerbit Izin,
Nomor Izin, Lampiran File,
Tanggal
Terbit. Lalu isilah sesuai data
perizinan berusaha yang dimiliki

Jangka Waktu Perkiraan Beroperasi/Produksi 20-2022

Deskripsi kegiatan usaha Di tas 5 CT sampai dengan 30 CT

Jumlah Tenaga Kerja Indonesia 8

7 Melengkapi Data Produk/Jasa

Jenis Produk/Jasa Barang Eceran

Kapasitas (/Tahun) 100.000

Satuan Kapasitas Pcs

Melengkapi Data Produk/Jasa (Khusus UMK Risiko Rendah)

Jenis Produk/Jasa Perdagangan Eceran berbagai


macam barang yang utamanya
makanan, minuman, tembakau, di

65
No Formulir Isian

supermarket, minimarket,
hypermarket

Kapasitas (/Tahun) 100.000

Satuan Kapasitas Pcs

Apakah Anda sudah memiliki Sertifikat SNI? Ya/Tidak


Ya → isi Nomor Sertifikat SNI dan
Masa berlaku SNI

Apakah Anda sudah memiliki Sertifikat Halal? Ya/Tidak


Ya → isi Nomor Sertifikat Halal,
Tanggal Terbit dan Tanggal
Berakhir

8 Periksa Data Usaha

1. Bidang Usaha (KBLI)


2. Lokasi Usaha
3. Data Usaha

6 Melengkapi Data Usaha (Aktivitas Impor, BPJS dan WLKP)

Apakah Perusahaan anda akan melakukan aktivitas Ya/Tidak


impor barang sendiri? Ya → pilih Jenis API

Apakah Perusahaan anda memiliki Nomor Virtual Ya/Tidak


Account (BPJS Kesehatan)? Ya → input Nomor VA

Apakah Perusahaan anda memiliki Nomor Virtual Ya/Tidak


Account (BPJS Ketenagakerjaan)? Ya → input Nomor VA

Apakah perusahaan Anda memiliki Nomor WLKP? Ya/Tidak


Ya → input Nomo

7 Memeriksa Daftar Kegiatan Usaha

1. KBLI

66
No Formulir Isian

2. Lokasi Usaha
3. Data Usaha
4. Skala Usaha
5. Tingkat Risiko
6. Pernyataan Mandiri
7. Status

8 Mencentang Pernyataan Mandiri

9 Memeriksa draft Perizinan Berusaha

10 Perizinan Berusaha terbit

Sumber: OSS, 2022


* Perlu diisi oleh pengusaha

2. Alur Perizinan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang secara


Non-Elektronik

Berdasarkan Surat Edaran Menteri ATR/KBPN Nomor 4/SE-PF.01/III/2021 tentang


Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang di Daerah, pelaksanaan KKPR
secara non-elektronik dilakukan dalam kondisi Sistem OSS atau sistem elektronik yang
diselenggarakan oleh Menteri tidak dapat melayani proses penerbitan PKKPR. Berlaku
untuk PKKPR untuk kegiatan berusaha, KKKPR untuk kegiatan nonberusaha, PKKPR
untuk kegiatan nonberusaha, dan RKKPR. Tahap pendaftaran PKKPR untuk kegiatan
berusaha secara non-elektronik dilakukan ketika jenis kegiatan usaha berisiko
menengah-tinggi atau tinggi melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi, Kabupaten, atau Kota untuk melakukan survei dan pengecekan lebih
lanjut terhadap kegiatan berusaha. Untuk kasus studi Minimarket Alfamart sendiri, karena
termasuk kegiatan usaha berisiko rendah maka perizinan secara non-elektronik hanya
dapat dilakukan sampai pada proses pendaftaran. Setelah proses pendaftaran, maka pihak
dinas akan melakukan input pada website OSS. Berikut merupakan lampiran pendaftaran
untuk perizinan secara non-elektronik

67
Tabel 5.3 Formulir Pendaftaran Non-Elektronik

Koordinat Lokasi (dalam


bentuk poligon yang dapat
memberikan informasi luasan
dan bentuk lahan)

Koordinat: -6.151653480743699, 107.0378968532574

Kebutuhan luas lahan kegiatan 250 m2


pemanfaatan ruang

Informasi penguasaan tanah Tanah dimiliki oleh pemilik rumah eksisting. Pengusaha
menyewa rumah tersebut untuk dijadikan Alfamart

Informasi jenis usaha Usaha mikro; franchise dari PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk
(AMRT)

Rencana penggunaan air Menggunakan layanan PDAM


bersih

Rencana jumlah lantai 1 lantai


bangunan

Rencana luas lantai bangunan 150 m2

Rencana teknis bangunan


dan/atau rencana induk
kawasan

68
Sumber: DPMPTSP dan Hasil Analisis, 2022

(halaman ini sengaja dikosongkan)

69
BAB 6
KETENTUAN DAN SYARAT PENGEMBANGAN KEGIATAN PADA RENCANA
TATA RUANG

1. RTRW Kabupaten Bekasi & KUPZ

Berdasarkan data sekunder yang didapatkan dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang
(DCKTR) Kabupaten Bekasi, didapatkan peta RTRW 2011 - 2031 untuk muatan pola ruang
Kecamatan Babelan dengan persentase kawasan budidaya sebesar 95% dan kawasan lindung
sebesar 5%. Pada Kecamatan Babelan kawasan terbesar yaitu permukiman perkotaan dengan
luas 3.646,01 Ha. Berikut merupakan peta pola ruang Kecamatan Babelan.

Gambar 6.1. Peta Pola Ruang Kecamatan Babelan


Sumber: DCKTR, 2022
Desa Kedungjaya merupakan daerah yang akan menjadi lokasi pembangunan
Minimarket Alfamart diperuntukkan sebagai kawasan permukiman perkotaan berdasarkan
RTRW Kabupaten Bekasi Tahun 2011-2031. Kawasan tersebut diarahkan untuk
pengembangan hunian vertikal berupa rusunami dan rusunawa di perkotaan, serta kawasan
industri; pengembangan kawasan permukiman mandiri; juga peningkatan sarana dan
prasarana dasar permukimannya. Berdasarkan Ketentuan Umum Peraturan Zonasi (KUPZ)
yang tertuang pada lampiran RTRW pasal 44, sistem perkotaan pada pengembangan fungsi
kawasan diperbolehkan pengembangan pada zona yang tidak termasuk klasifikasi intensitas

70
tinggi, tidak boleh dilakukan perubahan keseluruhan fungsi dasarnya, dan diperbolehkan
untuk penambahan fungsi tertentu pada suatu zona akan tetapi tidak boleh dilakukan untuk
fungsi yang bertentangan, misalnya permukiman digabung dengan industri polutan.
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan permukiman perlu
memperhatikan beberapa hal seperti kondisi fasad, perlu menjadikan tepat hunian yang aman,
nyaman, dan produktif dengan didukung sarana dan prasarana permukiman yang memadai
sesuai hierarki dan tingkat pelayanan melalui pembentukan pusat pelayanan kecamatan.

2. RTRW Provinsi

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029 yang dimuat
dalam Peraturan Daerah No. 22 Tahun 2010, Kabupaten Bekasi termasuk dalam kawasan
penyangga dalam sistem PKN kawasan perkotaan Jabodetabek, serta untuk mengembangkan
sektor industri ramah lingkungan dan hemat penggunaan air tanah, serta kegiatan
pertambangan mineral logam dan non logam untuk mendukung pembangunan di
Bodebekpunjur. Kabupaten bekasi juga diarahkan sebagai optimalisasi 8 (delapan) kawasan
industri, yaitu Kawasan Industri MM2100, EJIP (NEGAI), Internasional Bekasi, Jababeka,
Lippo Cikarang, Patria Manunggal Jaya, dan Pusat Kawasan Industri dan Pergudangan
Bertaraf Internasional Marunda. Selain itu, Kabupaten Bekasi juga diarahkan sebagai
kawasan wisata industri dan bisnis. Arahan kebijakan tata ruang Kabupaten Bekasi yang
sangat strategis tersebut dapat menjadi peluang bagi Kabupaten Bekasi dalam meningkatkan
taraf ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya. Selain itu, Kabupaten Bekasi juga menjadi
primadona dalam proyek-proyek strategis dan diminati investor.

3. RTR Perkotaan Jabodetabekpunjur

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur pada


Perpres Nomor 60 Tahun 2020, Kecamatan Babelan termasuk dalam zona B2 yakni zona
dengan karakteristik sebagai kawasan yang mempunyai daya dukung lingkungan sedang dan
tingkat pelayanan prasarana dan sarana sedang. Zona B2 meliputi kawasan peruntukan
permukiman teratur dengan kepadatan sedang; kawasan peruntukan pemerintahan kabupaten,
kota, dan/atau kecamatan; kawasan peruntukan perdagangan dan jasa skala nasional dan
regional; kawasan peruntukan industri; kawasan peruntukan pelayanan pendidikan tinggi;
kawasan peruntukan pelayanan olahraga skala internasional, nasional, regional, dan lokal;
kawasan peruntukan pelayanan kesehatan skala internasional, nasional, regional, dan lokal;

71
kawasan peruntukan pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang
skala nasional dan regional; kawasan peruntukan pelayanan transportasi udara internasional
dan nasional; kawasan peruntukan pelayanan transportasi laut internasional dan nasional;
kawasan peruntukan pengembangan sistem logistik terpadu (multimoda); kawasan
peruntukan pertahanan dan keamanan negara; kawasan peruntukan kegiatan pariwisata;
dan/atau kawasan peruntukan kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya.

Gambar 6.2 Peta Rencana Pola Ruang


Sumber: Perpres Nomor 60 Tahun 2020

Disebutkan bahwa arahan zonasi untuk kawasan permukiman perkotaan dan perdesaan,
ditetapkan dengan memperhatikan ketentuan penggunaan lahan permukiman baru
disesuaikan dengan karakteristik serta daya dukung lingkungan untuk kawasan perkotaan,
ketentuan tingkat kepadatan bangunan pada kawasan permukiman horizontal paling banyak
50 bangunan per hektar, dengan dilengkapi utilitas yang memadai, ketentuan pemanfaatan
ruang di kawasan permukiman perdesaan yang sehat dan aman dari bencana alam, serta
kelestarian lingkungan hidup, penyediaan sarana pendidikan dan kesehatan sesuai kriteria
yang ditentukan, penyediaan kebutuhan sarana ruang terbuka, taman dan lapangan olahraga,
penyediaan kebutuhan sarana perdagangan dan niaga; serta peremajaan kawasan permukiman
kumuh di perkotaan.

72
4. RTRW Nasional

Pada RTRW Nasional disebutkan bahwa kawasan budidaya menggambarkan kegiatan


dominan yang berkembang di dalam kawasan tersebut. Dengan demikian, masih
dimungkinkan keberadaan kegiatan budi daya lainnya di dalam kawasan tersebut. Sebagai
contoh, pada kawasan peruntukan industri dapat dikembangkan perumahan untuk para
pekerja di kawasan peruntukan industri.

73
BAB 7
KONSEP PENILAIAN PERMOHONAN

1. Tahap Penilaian Permohonan Perizinan

Berdasarkan Surat Edaran Menteri ATR/KBPN Nomor 4/SE-PF.01/III/2021 tentang


Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang di Daerah, penilaian dokumen usulan
kegiatan untuk PKKPR kegiatan berusaha dilakukan dengan tahapan:

a. Pemeriksaan dokumen usulan kegiatan untuk PKKPR kegiatan berusaha dengan asas
berjenjang dan komplementer melalui kajian yang selaras dengan tujuan
penyelenggaraan penataan ruang oleh Forum Penataan Ruang atau Tim Koordinasi
Penataan Ruang Daerah, berdasarkan
Tabel 7.1 Penilaian Permohonan Berdasarkan Rencana Tata Ruang

RENCANA TATA RUANG KESESUAIAN

RTRW Kabupaten & KUPZ Izin berusaha Alfamart sudah sesuai dengan ketentuan
RTRW Kabupaten Bekasi, karena site ada pada kawasan
permukiman sehingga dibutuhkan kegiatan penunjang
permukiman berupa minimarket.

RTRW Provinsi Izin berusaha Alfamart sudah sesuai dengan RTRW


Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut karena Kabupaten Bekasi
termasuk dalam kawasan penyangga dalam sistem PKN
kawasan perkotaan Jabodetabek.

RTR KSN Izin berusaha Alfamart sudah sesuai dengan RTR KSN.
Jabodetabekpunjur Hal tersebut karena Kecamatan Babelan memiliki daya
dukung lingkungan sedang dan tingkat pelayanan sarana
dan prasarana sedang.

RTRW Nasional Izin berusaha Alfamart sudah sesuai dengan RTRW


Nasional. Hal tersebut karena lokasi Alfamart terletak di
kawasan budidaya yang menggambarkan kegiatan dominan
yang berkembang di dalam kawasan tersebut. Dengan
demikian, masih dimungkinkan keberadaan kegiatan budi
daya lainnya di dalam kawasan tersebut. Sebagai contoh,

74
RENCANA TATA RUANG KESESUAIAN

pada kawasan peruntukan industri dapat dikembangkan


perumahan dan memerlukan kegiatan penunjang
permukiman untuk para pekerja di kawasan peruntukan
industri.

Sumber: Hasil Analisis. 2022


b. Pertimbangan teknis pertanahan terkait lokasi usaha yang dilaksanakan oleh Kantor
Pertanahan
Teknis pertanahan mempertimbangkan penguasaan, kepemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan tanah di lokasi kegiatan usaha. Pada saat ini, lahan untuk kegiatan
usaha dimanfaatkan sebagai rumah warga. Untuk membangun kegiatan usaha, pelaku
usaha perlu menyediakan sertifikat tanah dan sertifikat hak pakai dengan melakukan
sewa kepada pemilik tanah.

Gubernur, Bupati, atau Walikota menerbitkan PKKPR berdasarkan


rekomendasi Forum Penataan Ruang atau Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah
yang diberikan berdasarkan hasil kajian terhadap pemeriksaan dokumen usulan.
PKKPR kegiatan berusaha dapat diberikan tanpa melalui tahapan penilaian dokumen
usulan kegiatan pemanfaatan ruang untuk permohonan yang berlokasi di kawasan
industri dan kawasan pariwisata yang telah memiliki Perizinan Berusaha sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan di kawasan ekonomi khusus yang telah
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu,
komponen lain yang dinilai adalah tingkat risiko kegiatan berusaha dan dampak
kegiatan usaha terhadap lingkungan sekitar. Berikut merupakan penjabaran penilaian
meliputi

- Tingkat Risiko Kegiatan Berusaha


Kegiatan usaha dengan KBLI 47111 untuk pendirian minimarket memiliki
tingkat risiko rendah. Mengacu ketentuan dari PP Nomor 5 Tahun 2021, maka
kegiatan usaha dengan tingkat risiko rendah wajib memiliki Nomor Induk Berusaha
(NIB) sebagai perizinan berusahanya. Oleh karena itu, pelaku usaha hanya perlu
mengurus NIB pada sistem OSS.

- Dampak Kegiatan Usaha terhadap Lingkungan Sekitar

75
Menurut PP No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko, pelaku usaha perlu melampirkan hasil analisis mengenai dampak
lingkungan hidup (AMDAL) hanya jika memiliki jenis kegiatan usaha dengan tingkat
risiko tinggi. Sementara itu, minimarket sebagai usaha dan/atau kegiatan dengan
tingkat risiko rendah jika mengacu kepada PP Nomor 22 Tahun 2021 memerlukan
Surat Pernyataan Kesanggupan pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(SPPL) sebagai dokumen syarat persetujuan lingkungan. Kegiatan minimarket perlu
mengintegrasikan SPPL tersebut ke dalam Nomor Induk Berusaha (NIB) yang
diajukan melalui sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik atau OSS.

- Benchmark Kegiatan Sejenis


Kompleks perumahan Panjibuwono City memiliki satu buah minimarket
Indomaret yang terletak di kelurahan yang sama yang berada kawasan perumahan
dengan alamat Indomaret Perumahan Panjibuwono Residence Kav. AM-1 no. 15, Jl.
Panjibuwono, Kedung Pengawas, Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Keberadaan Indomaret tersebut tidak mengganggu fungsionalitas kawasan, bahkan
merangkul pelaku usaha UMKM dengan menyediakan tempat berjualan. Catatan
khusus mengenai persampahan Indomaret yang cukup berantakan sehingga
pembangunan Alfamart diperbolehkan, tetapi harus menyediakan tempat sampah
yang memadai.

Gambar 7.1 Indomaret Panjibuwono City


Sumber: Google Maps, 2022

76
2. Format Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang dari Pemerintah
Daerah

Berdasarkan hasil penilaian maka akan dikeluarkan format PKKPR dari


pemerintah daerah, yaitu

(halaman ini sengaja dikosongkan)

77
Gambar 7.2 Format PKKPR Kabupaten Bekasi 1
Sumber: Permen ATR-BPN No 13 Tahun 2021

78
Gambar 7.3 Format PKKPR Kabupaten Bekasi 2
Sumber: Permen ATR-BPN No 13 Tahun 2021

79
Gambar 7.4 Format Lampiran PKKPR Kabupaten Bekasi 1
Sumber: Permen ATR-BPN No 13 Tahun 2021

80
Gambar 7.5 Format Lampiran PKKPR Kabupaten Bekasi 2
Sumber: Permen ATR-BPN No 13 Tahun 2021

3. Permasalahan dan/atau Kemudahan Proses Penilaian

Proses penilaian perizinan kegiatan berusaha minimarket Alfamart, tidak memiliki


permasalahan yang signifikan dan relatif mudah dalam melakukan penilaian karena

81
merupakan jenis kegiatan berusaha berisiko rendah ditunjukkan dengan kecilnya eksternalitas
negatif yang ditimbulkan akibat keberadaan Alfamart berdasarkan contoh kegiatan Alfamart
yang sudah berjalan pada lokasi lain di Kabupaten Bekasi. Bahkan keberadaan Alfamart di
kawasan permukiman dapat menjadi suatu indikator dari kualitas sosial ekonomi masyarakat
serta berpotensi untuk meningkatkan nilai lahan di sekitarnya.

(halaman ini sengaja dikosongkan)

82
BAB 8
KESIMPULAN DAN PENUTUP

1. Simpulan

Perubahan perizinan menjadi PKKPR berdasarkan amanat UUCK terbukti membuat


pelaku usaha menjadi lebih mudah dan cepat dalam mengajukan permohonan berusaha,
menjadi maksimal 20 hari. Sentralisasi sekaligus penyederhanaan sistem perizinan ini juga
memangkas birokrasi dan mengurangi kemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi, kolusi,
dan nepotisme. Akan tetapi, informasi terkait OSS dan PKKPR belum diterima secara merata
oleh masyarakat sehingga diperlukan sosialisasi yang lebih merata kepada pelaku usaha.
Sosialisasi dapat didelegasikan kepada setiap daerah dan dilaksanakan melalui DPMPTSP.
Selain itu, diperlukan basis data dokumen perencanaan dan pengendalian pembangunan
sebagai dasar persetujuan izin berusaha pada tingkat kota/kabupaten sehingga izin yang
dikeluarkan bisa mengurangi eksternalitas negatif akibat pembangunan yang diizinkan.
Hal ini juga berlaku bagi izin berusaha waralaba Alfamart. Menurut OSS, usaha ini
memiliki risiko rendah sehingga hanya diperlukan NIB sebagai syarat berusaha. Setelah
melalui proses penilaian, didapat hasil bahwa pengajuan izin usaha Alfamart telah memenuhi
kriteria kesesuaian dengan rencana tata ruang dan pertimbangan teknis pertanahan, tingkat
risiko rendah, dan tidak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa pengajuan PKKPR diizinkan.

2. Penutup

Upaya integrasi dan penyederhanaan perizinan lewat OSS merupakan upaya yang
perlu diapresiasi dan dikembangkan lebih lanjut sehingga tujuan penerapan sistem OSS dapat
tercapai, yaitu kemudahan berusaha dan investasi, pembangunan yang terkontrol, serta
meminimalkan dampak negatif. Agar mekanisme perizinan lewat OSS bisa diterapkan oleh
seluruh pengguna, diperlukan sosialisasi kepada seluruh pengguna. Selain itu, diperlukan
basis persetujuan yang valid dan updated, yaitu RDTR yang di dalamnya terdapat PZ sebagai
alat pengendalian pembangunan. Percepatan pembuatan dokumen RTR, baik rencana umum
maupun rencana detail, menjadi kewajiban bagi pemerintah daerah sehingga pembangunan.

83
DAFTAR PUSTAKA
Alfamart. 2022. Franchise Alfamart. Dikutip dari
https://waralaba.alfamart.co.id/about/franchise-alfamart [18 Desember 2022]
BPS. 2022. Kabupaten Bekasi Dalam Angka 2022
Databoks. 2021. Perekonomian Kabupaten Bekasi Terbesar di Jawa Barat pada 2020. Dikutip
dari
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/10/19/perekonomian-kabupaten-beka
si-terbesar-di-jawa-barat-pada-2020 [18 Desember 2022]
Firmansyah, S A. 2021. Klasifikasi Jabatan & Tugas Karyawan Alfamart Minimarket.
Dikutip dari
https://www.ruangpegawai.com/ragam/klasifikasi-jabatan-tugas-karyawan-alfamart-m
inimarket-3180 [18 Desember 2022]
Online Single Submission. (2021). Panduan Perizinan Usaha Mikro Kecil (UMK) Risiko
Rendah dan Menengah Rendah. Diakses melalui http://oss.go.id/panduan [19 Desember
2022]
Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko
Peraturan Menteri ATR/BPN No. 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang;
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah;
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi 2011 - 2031
Surat Edaran Menteri ATR/KBPN Nomor 4/SE-PF.01/III/2021 tentang Pelaksanaan
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang di Daerah

Undang - Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (diubah
dengan UUCK);
Undang - Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UUCK)
Undang - Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (diubah dengan UUCK);
Undang - Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (diubah dengan UUCK);

84
Wahyu. 2021. DPMPTSP Kabupaten Bekasi Akui Pengurusan NIB Masih Terkendala
Masalah Teknis. Dikutip dari
https://www.hariansederhana.com/bekasi/pr-1011179620/dpmptsp-kabupaten-bekasi-ak
ui-pengurusan-nib-masih-terkendala-masalah-teknis [18 Desember 2022]

85

Anda mungkin juga menyukai