Anda di halaman 1dari 113

Sosialisasi

Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang
untuk Kegiatan Nonberusaha
secara Non-elektronik
Jakarta, 23 Januari 2024

Direktorat Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang


Direktorat Jenderal Tata Ruang
OUTLINE
pembahasan

1 PENDAHULUAN

2 TAHAP PENDAFTARAN

3 TAHAP PENILAIAN

4 TAHAP PENERBITAN

2
3

1 PENDAHULUAN

1 LATAR BELAKANG

2 DASAR HUKUM

3 MAKSUD, TUJUAN, PENGGUNA, DAN KEGUNAAN

4 RUANG LINGKUP

5 ISTILAH DAN DEFINISI

6 KKPR UNTUK KEGIATAN NONBERUSAHA


4
1.1 LATAR BELAKANG
Peraturan
Amanat
Perundang-undangan

Pasal 146
PP Nomor 21 Tahun 2021
tentang
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan KKPR dan/atau
Penyelenggaraan Penataan Ruang
pelaksanaan SPPR diatur dengan Peraturan Menteri.

Pasal 41
Ketentuan mengenai petunjuk teknis pelaksanaan KKPR
untuk kegiatan nonberusaha ditetapkan oleh Menteri.
Permen ATR/KBPN
Nomor 13 Tahun 2021 Pasal 70 ayat (2)
tentang Pelaksanaan KKPR secara non-elektronik berlaku untuk:
Pelaksanaan KKPR dan SPPR a. PKKPR untuk kegiatan berusaha;
b. KKKPR untuk kegiatan nonberusaha;
c. PKKPR untuk kegiatan nonberusaha; dan
d. RKKPR

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 PENDAHULUAN
5
1.2 Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2021 tentang Badan Bank Tanah
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
13. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
15. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
16. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pertimbangan Teknis Pertanahan
17. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 13 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang
18. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan
Hak Pengelolaan Dan Hak Atas Tanah;
19. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nomor 9 Tahun 2022 tentang Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 15 Tahun 2021 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 PENDAHULUAN
6
1.3 MAKSUD, TUJUAN, KEGUNAAN, DAN PENGGUNA JUKNIS

Maksud Kegunaan Juknis

Memberikan acuan bagi pemerintah pusat (termasuk Digunakan sebagai acuan teknis dalam pelaksanaan
instansi vertikal Kementerian Agraria dan Tata KKPR untuk kegiatan nonberusaha secara non-
Ruang/Badan Pertanahan Nasional) dan Pemerintah elektronik baik di tingkat pusat maupun di tingkat
Daerah maupun pemangku kepentingan lainnya untuk daerah.
memahami pelaksanaan KKKPR dan PKKPR untuk
kegiatan nonberusaha secara non-elektronik

Tujuan Pengguna Juknis

Untuk mewujudkan pelaksanaan KKPR yang efektif Pemerintah Pusat


dan efisien. 1 (termasuk Instansi Vertikal Kementerian ATR/BPN)

Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya dalam


2 pelaksanaan pemanfaatan ruang, serta pemangku
kepentingan terkait

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 PENDAHULUAN
RUANG LINGKUP 7
1.4 Jenis Keseuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang

KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG

Kegiatan Kegiatan Yang Bersifat


Kegiatan Berusaha
Nonberusaha Strategis Nasional

UMK Non UMK

Pernyataan Konfirmasi Konfirmasi Persetujuan Konfirmasi


Persetujuan Persetujuan Rekomendasi
Mandiri Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan
Pemanfaatan Pemanfaatan Pemanfaatan
Ruang Ruang Ruang Ruang
Ruang (PKKPR) Ruang (PKKPR) Ruang (RKKPR)
(KKKPR) (KKKPR) (PKKPR) (KKKPR)

Muatan yang diatur di dalam Juknis (Non elektronik)

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


11 2 3 4 PENDAHULUAN
RUANG LINGKUP 8
1.4 Skema Penerbitan KKPR

SKEMA PENERBITAN KKPR

Sistem OSS Sistem Elektronik Menteri ATR/BPN*


RDTR RDTR Belum RDTR RDTR Belum
Kegiatan Terintegra Terintegrasi PP5 Pasal RTR selain Terintegrasi Terintegrasi PP5 Pasal RTR selain
Non RTR Non RTR
si dengan dengan 181 RDTR dengan dengan 181 RDTR
Sistem OSS Sistem OSS Sistem OSS Sistem OSS
P-KKPR P-KKPR P-KKPR
Berusaha K-KKPR X X X X X X
Penilaian 181 Penilaian
P-KKPR P-KKPR
Nonberusaha X X X X X K-KKPR X X
Penilaian Penilaian
P-KKPR P-KKPR
Stranas X X X X X K-KKPR X R-KKPR
Penilaian Penilaian
* Dalam hal belum tersedia Sistem Elektronik Menteri ATR/BPN, pelaksanaan KKPR dilaksanakan secara non-elektronik

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 PENDAHULUAN
RUANG LINGKUP 9
1.4 Outline Petunjuk Teknis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Dasar Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Kegunaan Petunjuk Teknis
1.6 Pengguna Petunjuk Teknis
1.7 Istilah dan Definisi
1.8 KKPR untuk Kegiatan Nonberusaha

BAB II KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG UNTUK KEGIATAN NONBERUSAHA OLEH PEMERINTAH
PUSAT
2.1 Tahap Pendaftaran
2.2 Tahap Penilaian
2.2.1 Konfirmasi KKPR
2.2.2 Persetujuan KKPR
2.2.3 Penilaian KKPR untuk Kegiatan Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
2.2.4 Ketentuan Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Ruang
2.2.5 Penyusunan Hasil serta Penentuan Masa Berlaku dan Tujuan KKPR
2.3 Tahap Penerbitan

BAB III KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG UNTUK KEGIATAN NONBERUSAHA OLEH PEMERINTAH
DAERAH
3.1 Tahap Pendaftaran
3.2 Tahap Penilaian
3.2.1 Konfirmasi KKPR
3.2.2 Persetujuan KKPR
3.2.3 Penilaian KKPR untuk Kegiatan Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
3.2.4 Ketentuan Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Ruang
3.2.5 Penyusunan Hasil serta Penentuan Masa Berlaku dan Tujuan KKPR
3.3 Tahap Penerbitan

BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 PENDAHULUAN
10
1.5 Istilah dan Definisi
1. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi Masyarakat
yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
2. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
3. Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR adalah hasil perencanaan tata ruang.
4. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah hasil perencanaan tata ruang pada wilayah yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap
unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif.
5. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya disingkat RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi Pemanfaatan Ruang wilayah negara.
6. Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan yang selanjutnya disebut RTR Pulau/Kepulauan adalah rencana rinci yang disusun sebagai penjabaran dan perangkat operasional
dari RTRWN.
7. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disingkat RTR KSN adalah rencana rinci dari RTRWN yang memuat tujuan, kebijakan dan strategi
penataan ruang, rencana struktur ruang, rencana pola ruang, arahan Pemanfaatan Ruang, arahan pengendalian Pemanfaatan Ruang, serta pengelolaan kawasan.
8. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang selanjutnya disingkat RTRWP adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi, yang mengacu pada
RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, dan RTR KSN.
9. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut RTRW Kabupaten/Kota adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah
kabupaten/kota, yang mengacu pada RTRWN, RTR Pulau/Kepulauan, RTR KSN, dan RTRWP.
10. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan
peraturan zonasi kabupaten/kota.
11. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disingkat KKPR adalah kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang dengan RTR.
12. Kegiatan Nonberusaha adalah kegiatan Pemanfaatan Ruang yang pelaksanaannya tidak memerlukan Perizinan Berusaha.
13. Konfirmasi Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disingkat KKKPR adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian antara rencana kegiatan
Pemanfaatan Ruang dengan RDTR.
14. Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disingkat PKKPR adalah dokumen yang menyatakan kesesuaian antara rencana kegiatan
Pemanfaatan Ruang dengan RTR selain RDTR.
15. Forum Penataan Ruang adalah wadah di tingkat pusat dan daerah yang bertugas untuk membantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan memberikan
pertimbangan dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang.
16. Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single Submission) yang selanjutnya disebut Sistem OSS adalah sistem elektronik terintegrasi yang dikelola
dan diselenggarakan oleh Lembaga OSS untuk menyelenggarakan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.
17. Orang adalah orang perseorangan dan/atau korporasi.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 PENDAHULUAN
11
1.5 Istilah dan Definisi
18. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
19. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
20. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok Orang termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau Pemangku Kepentingan nonpemerintah lain dalam
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
21. Validasi dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disebut Validasi adalah kegiatan memeriksa kelengkapan data dan informasi dokumen usulan
kegiatan Pemanfaatan Ruang.
22. Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.
23. Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
24. Rumah Tinggal adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat
penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.
25. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun
masyarakat pada umumnya.Direktur adalah direktur yang menangani pelaksanaan KKPR.
26. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disebut APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat.
27. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disebut APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
28. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang penataan ruang.
29. Direktur Jenderal Tata Ruang yang selanjutnya disebut Dirjen adalah pimpinan tinggi madya yang menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
perencanaan tata ruang dan pemanfataan ruang pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
30. Direktur adalah pimpinan tinggi pratama yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan sinkronisasi pemanfaatan ruang, rekomendasi teknis
pemanfaatan ruang, pemberian bimbingan teknis dan bantuan teknis sinkronisasi program pemanfaatan ruang daerah dan pedoman bidang tata ruang dalam rangka
perwujudan RTRWN dan daerah pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
31. Petugas KKPR adalah Pegawai, Pejabat Fungsional, Pejabat Struktural yang melakukan pelayanan KKPR sesuai tugas, fungsi, dan kewenangannya
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 PENDAHULUAN
12
1.6 KKPR UNTUK KEGIATAN NONBERUSAHA

Pelaksanaan KKPR Secara Non-elektronik untuk Kegiatan Konfirmasi KKPR (KKKPR) untuk kegiatan
nonberusaha diberikan dalam hal di rencana
Nonberusaha lokasi kegiatan Pemanfaatan Ruang
1. Pelaksanaan KKPR Secara Non-elektronik dilakukan dengan kondisi
Tersedia RDTR yang terintegrasi dalam sistem
Sistem yang diselenggarakan oleh Menteri tidak dapat melayani
OSS
proses penerbitan KKPR.
2. Pelaksanaan KKPR Secara Non-elektronik berlaku untuk KKKPR untuk Permen ATR/KBPN No. 13/2021 Pasal 25

kegiatan nonberusaha dan PKKPR untuk kegiatan nonberusaha.


Permen ATR/KBPN No. 13/2021 Pasal 70 ayat (1) dan (2)
Persetujuan KKPR (PKKPR) untuk kegiatan
nonberusaha diberikan dalam hal di rencana
1. Pelaksanaan KKPR untuk kegiatan nonberusaha meliputi KKKPR dan PKKPR
lokasi kegiatan Pemanfaatan Ruang
2. KKPR untuk kegiatan nonberusaha meliputi:
a. kegiatan pemanfaatan ruang untuk rumah tinggal pribadi, tempat peribadatan, 1. Belum tersedia RDTR, atau
yayasan sosial, Yayasan keagamaan, yayasan pendidikan, atau Yayasan 2. RDTR yang tersedia belum terintegrasi dalam
kemanusiaan; Sistem OSS.
b. kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak bersifat strategis nasional yang
Permen ATR/KBPN No. 13/2021 Pasal 29
dibiayai oleh APBN atau APBD; dan
c. kegiatan pemanfaatan ruang yang merupakan pelaksanaan tanggung jawab
sosial dan lingkungan yang dibiayai dari perseroan terbatas atau Corporate
Social Responsibility (CSR) Permen ATR/KBPN No. 13/2021 Pasal 24

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 PENDAHULUAN
KKPR UNTUK KEGIATAN NONBERUSAHA 13
1.6 Kriteria Jenis Kegiatan dan Pemohon KKPR untuk Kegiatan Nonberusaha

Karakteristik Kegiatan Pemanfaatan


Ruang Nonberusaha Pemohon KKPR Kegiatan Nonberusaha

1 Kegiatan pemanfaatan ruang yang No Subjek Pemohon Keterangan


membutuhkan perizinan nonberusaha; KKPR
Orang perseorangan atau kelompok Masyarakat yang
2 Kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak
membutuhkan perizinan berusaha dan/atau
1 Orang
tidak berbadan hukum

nomor induk berusaha (NIB); 1. Korporasi*


Perseroan terbatas, yayasan keagamaan, yayasan
3 Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang tidak kemanusiaan, yayasan pendidikan, yayasan sosial,
organisasi kemasyarakatan, atau koperasi
bertujuan komersial dan tidak 2. Pemerintah Pusat
menghasilkan keuntungan; 2 Badan Hukum Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Badan dan
dapat didelegasikan kepada pejabat dua tingkat
4 Kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak di bawahnya (termasuk Badan Bank Tanah)
bersifat strategis nasional atau objek vital 3. Pemerintah Daerah
Kepala Daerah dan dapat didelegasikan kepada
nasional; dan/atau pejabat satu tingkat di bawahnya atau Kepala OPD

5 Kegiatan pemanfaatan ruang yang sumber *) berlaku ketentuan:


dana berasal dari APBN, APBD, dan/atau 1. Jenis kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak bertujuan komersial dan tidak menghasilkan keuntungan
dana CSR. 2. Untuk Perseroan Terbatas menggunakan dana CSR

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
KKPR UNTUK KEGIATAN NONBERUSAHA 14
1.6 Ketentuan Jenis Kegiatan dan Pemohon
Pemohon Kegiatan Yang Dapat Dimohonkan
Orang 1. Individu; 1. Kegiatan Rumah Tinggal
2. Kelompok masyarakat; 2. Kegiatan Tempat Peribadatan
3. Organisasi Masyarakat yang tidak berbadan 3. Kegiatan untuk Yayasan keagamaan, yayasan pendidikan, yayasan sosial, yayasan kemanusiaan
hukum; atau
4. Perkumpulan yang tidak berbadan hukum
Badan Hukum Korporasi (Perseroan Terbatas, Yayasan, Perkumpulan 1. Kegiatan Tempat Peribadatan
yang berbadan hukum, atau Koperasi) 2. Kegiatan untuk yayasan keagamaan, yayasan pendidikan, yayasan sosial, yayasan kemanusiaan
3. Kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan (CSR)
Pemeritah Pusat atau Pemerintah Daerah Kegiatan Pemanfaatan Ruang Yang Tidak Bersifat Strategis Nasional Yang Dibiayai Oleh APBN atau APBD

Ketentuan Kegiatan:

Rumah Tinggal Tempat Peribadatan Yayasan Keagamaan, dll CSR Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Yang Tidak Bersifat Strategis
Kegiatan berupa pembangunan atau Kegiatan berupa pembangunan Kegiatan berupa pembangunan atau Kegiatan Tanggung Jawab Sosial dan
perubahan bentuk bangunan yang
Nasional Yang Dibiayai Oleh
perubahan bentuk bangunan rumah tinggal tempat peribadatan atau perubahan Lingkungan Perseroan (CSR) yang APBN atau APBD
membutuhkan KKPR untuk Kegiatan membutuhkan ruang dengan ketentuan:
yang membutuhkan KKPR untuk Kegiatan bentuk bangunan tempat Nonberusaha dengan ketentuan: a. tidak terdapat kegiatan pelatihan;
Nonberusaha dengan ketentuan: peribadatan yang membutuhkan a. tidak terdapat kegiatan usaha; dan dan
a. Rumah tinggal tidak digunakan sebagai KKPR untuk Kegiatan Nonberusaha. b. tidak terdapat kegiatan jasa pelayanan, Kegiatan yang dilaksanakan
b. tidak terdapat kegiatan usaha
kegiatan usaha; pendidikan, pelatihan dan sejenisnya untuk kepentingan umum atau
Contoh kegiatan: bukan untuk kepentingan umum
b. Rumah Tinggal tidak digunakan sebagai Contoh kegiatan:
1. Pembangunan tempat Contoh kegiatan:
tempat kost/kontrakan; dan 1. Pembangunan bangunan di yang dapat berupa
peribadatan meliputi masjid, 1. Pembangunan perpustakaan, tempat bidang lingkungan hidup,
c. Rumah Tinggal tidak digunakan sebagai kegiatan belajar mengajar formal atau pembangunan bangunan,
surau, langgar, mushola, gereja, Pendidikan, Kesehatan dan
asrama/mess siswa/karyawan nonformal, tempat pengajian, tempat perubahan bangunan,
vihara, pure, kelenteng, keselamatan, pemberdayaan
penunjang Kesehatan, posko bantuan, masyarakat infrastruktur, atau kegiatan lain
Contoh kegiatan: sinagoge, chapel tempat penunjang pemeliharaan
1. Pembangunan rumah tinggal 2. Renovasi bangunan dengan
2. Renovasi bangunan dengan yang membutuhkan ruang.
lingkungan, ruang terbuka non hijau penambahan jumlah lantai
2. Renovasi bangunan dengan penambahan penambahan jumlah lantai 2. Renovasi bangunan dengan bangunan
jumlah lantai bangunan bangunan penambahan jumlah lantai bangunan 3. Perubahan bentuk bangunan
3. Perubahan bentuk bangunan rumah 3. Perubahan bentuk bangunan 3. Perubahan bentuk bangunan 4. Kegiatan pemanfaatan ruang
4. Kegiatan pemanfaatan ruang lainnya lainnya
tinggal 4. Kegiatan pemanfaatan ruang
4. Kegiatan pemanfaatan ruang lainnya lainnya
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
1.6 KKPR UNTUK KEGIATAN NONBERUSAHA
15

Kewenangan Pelaksanaan KKPR untuk Kegiatan Nonberusaha

Kriteria Penentuan Pelaksanaan Kewenangan KKPR Nonberusaha

Kewenangan Pemerintah Pusat Kewenangan Pemerintah Provinsi Kewenangan Pemerintah Kab/Kota

1. Kegiatan Bersifat Lintas Kegiatan berada lintas Kabupaten Berada dalam satu wilayah
Provinsi /Kota yang masih dalam 1 Provinsi administrasi Kabupaten/Kota
2. Kegiatan Nonberusaha
untuk kondisi tertentu Permen ATR/KBPN No. 13/2021 Pasal 58 ayat 3 huruf d

Pendelegasian kewenangan kepada gubernur, bupati, dan wali kota tidak mengurangi kewenangan Menteri

Permen ATR/KBPN No. 13/2021 Pasal 58 ayat 4

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
1.6 KKPR UNTUK KEGIATAN NONBERUSAHA 16
Proses Bisnis Layanan Pelaksanaan KKPR Kegiatan Nonberusaha oleh Pemerintah Pusat

Pemohon mengajukan Permohonan KKPR


untuk Kegiatan Nonberusaha kepada
PMK 180/2021: Pasal 3 ayat (1)
kepada Menteri ATR/BPN c.q. Direktorat
Jenderal Tata Ruang

Permohonan Pembayaran Penerbitan


PTP PNBP PTP PTP
Validasi
dokumen
usulan
1. Surat Tanggapan 1A
pemberitahuan Dokumen Tidak Lengkap

2. Surat Tanggapan 1B
Pemberitahuan Dokumen yang telah
diperbaiki masih tidak lengkap dan
permohonan dibatalkan serta pemohon
dapat bermohon ulang
Tersedia RDTR Pembayaran Penilaian PKKPR
OSS* PNBP PKKPR*** PKKPR disetujui

Surat Tanggapan 2
Unit Eselon II DJTR memberikan surat:
Catatan: • Pemberitahuan Dokumen Lengkap PKKPR
• Pemberitahuan Pengurusan ditolak
PKKPR tidak bisa diterbitkan jika dalam lokasi Pertimbangan Teknis Pertanahan
permohonan terdapat RDTR yang telah terintegrasi (PTP) untuk permohonan di luar
delineasi RDTR (PKKPR)
dengan sistem OSS

Keterangan :
Pemeriksaan kesesuaian KKKPR
Dilakukan oleh Pemohon lokasi berdasarkan RDTR ditolak
Dilakukan oleh Petugas KKPR (Unit Eselon II DJTR) terintegrasi OSS

Dilakukan oleh Kantah

* Dalam hal sebagian rencana lokasi kegiatan berada


pada deliniasi RDTR yang terintegrasi sistem OSS maka KKKPR
penerbitan mengikuti ketentuan KKKPR dan PKKPR disetujui

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 PENDAHULUAN
1.6 KKPR KEGIATAN NONBERUSAHA 17
Proses Bisnis Layanan Pelaksanaan KKPR Kegiatan Nonberusaha oleh Pemerintah Daerah

Pemohon mengajukan Permohonan KKPR


untuk Kegiatan Nonberusaha ke Kepala
PMK 180/2021: Pasal 3 ayat (1)
Daerah c.q. kepada Kepala OPD yang
membidangi urusan penanaman modal
dan investasi dengan tembusan Kepala
OPD yang membidangi urusan tata ruang
Permohonan Pembayaran Penerbitan
PTP PNBP PTP PTP
Validasi
dokumen
usulan
1. Surat Tanggapan 1A
pemberitahuan Dokumen Tidak Lengkap

2. Surat Tanggapan 1B
Pemberitahuan Dokumen yang telah
diperbaiki masih tidak lengkap dan
permohonan dibatalkan serta pemohon
dapat bermohon ulang
Tersedia RDTR Penilaian PKKPR
Catatan:
PKKPR tidak bisa diterbitkan jika dalam lokasi permohonan
OSS* PKKPR* disetujui
terdapat RDTR yang telah terintegrasi dengan sistem OSS
Surat Tanggapan 2
Keterangan : OPD yang membidangi urusan penanaman modal
dan investasi memberikan surat:
• Pemberitahuan Dokumen Lengkap PKKPR
• Pemberitahuan Pengurusan Pertimbangan
Dilakukan oleh Pemohon Teknis Pertanahan (PTP) untuk permohonan di
ditolak
luar delineasi RDTR (PKKPR)
Pertimbangan
Dilakukan oleh OPD yang membidangi FPR
urusan tata ruang
Dilakukan oleh OPD yang membidangi urusan Pemeriksaan kesesuaian
KKKPR
penanaman modal dan investasi lokasi berdasarkan RDTR ditolak
terintegrasi OSS
Dilakukan oleh anggota FPR Daerah

Dilakukan oleh Kantah

* Dalam hal Sebagian rencana lokasi kegiayan berada pada KKKPR


deliniasi RDTR yang terintegrasi sistem OSS maka penerbitan KKKPR
disetujui
mengikuti ketentuan KKKPR dan PKKPR

1 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 PENDAHULUAN
18

TAHAP
2 PENDAFTARAN

1 TATA CARA PERMOHONAN

KETENTUAN KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN


2 PEMANFAATAN RUANG

VALIDASI KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN


3 PEMANFAATAN RUANG
19
2.1 TATA CARA PERMOHONAN
Pengajuan Permohonan
KKKPR dan PKKPR kewenangan Pusat
Contoh format surat permohonan untuk pusat Contoh format surat permohonan untuk daerah
Pemohon melakukan pendaftaran dengan :
1. menyampaikan surat permohonan kepada Menteri c.q.
Direktorat Jenderal Tata Ruang; dan/atau
2. Menyampaikan permohonan melalui Alamat e-mail:
surat@atrbpn.co.id

KKKPR dan PKKPR kewenangan Daerah


Pemohon melakukan pendaftaran dengan menyampaikan surat
permohonan kepada Kepala Daerah c.q. Kepala OPD yang
membidangi urusan penanaman modal dan investasi dengan
tembusan Kepala OPD yang membidangi urusan tata ruang.

Surat permohonan paling sedikit memuat informasi sebagai berikut:


1. nomor, tanggal, dan perihal surat;
2. identitas pemohon, paling sedikit dilengkapi dengan informasi;
a. nama pemohon;
b. Bukti Identitas Pemohon;
c. NPWP;
d. Nomor telepon;
e. Alamat;
f. Alamat e-mail; dan
g. rencana kegiatan.
3. uraian rencana kegiatan; dan
4. tautan dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang, dilengkapi dengan
informasi dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang pada surat permohonan.
Dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang meliputi koordinat lokasi,
kebutuhan luas lahan, informasi penguasaan tanah, informasi jenis kegiatan, Dalam hal jenis pemohon tertentu yang tidak memiliki administrasi persuratan, maka nomor surat tidak diperlukan dalam surat permohonan
rencana jumlah lantai bangunan, rencana luas lantai bangunan, dan rencana
induk kawasan dan/atau rencana teknis bangunan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
KETENTUAN KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN 20
2.2 RUANG
1 Koordinat Lokasi
a. titik koordinat lintang (x) dan bujur (y), menggunakan sistem e. data poligon dapat ditambahkan data point atau polyline
koordinat WGS 84, dengan satuan decimal degree dan memuat sesuai kebutuhan rencana kegiatan;
paling banyak 6 angka dibelakang koma serta untuk perhitungan f. tidak boleh terdapat area di dalam lokasi usulan
luas menggunakan proyeksi Web Mercator (auxiliary sphere); kegiatan yang tidak termasuk dalam permohonan; dan
b. untuk permohonan KKPR yang berada di bawah tanah, koordinat
g. format data koordinat lokasi terdiri dari minimal 4
lokasi terdiri dari titik koordinat bujur (x) dan lintang (y),
menggunakan sistem koordinat WGS 84, dengan satuan decimal (empat) ekstensi berupa *.shp, *.shx, *.dbf, dan *.prj., yang
degree dan memuat paling banyak 6 angka dibelakang koma, dimuat dalam format *.zip.
untuk perhitungan luas menggunakan proyeksi Web Mercator
(auxiliary sphere), serta kedalaman minimal dan kedalaman
maksimal ruang yang dibutuhkan di bawah tanah dalam satuan
meter yang dihitung dari titik permukaan tanah tertinggi;
c. untuk permohonan KKPR ruang di atas tanah, titik koordinat lokasi
terdiri atas titik koordinat bujur (x), dan lintang (y), menggunakan
sistem koordinat WGS 84, dengan satuan decimal degree dan
memuat paling banyak 6 (enam) angka dibelakang koma, untuk
perhitungan luas menggunakan proyeksi Web Mercator (auxiliary
sphere), serta ketinggian minimal dan ketinggian maksimal ruang
yang dibutuhkan di atas tanah dalam satuan meter yang dihitung
dari titik permukaan tanah terendah;
d. koordinat yang disampaikan sesuai dengan lokasi usulan
Ilustrasi kedalaman/ketinggian minimal dan kedalaman/ketinggian maksimal untuk permohonan
kegiatan pemanfaatan ruang yang dimohonkan; PKKPR di bawah tanah/di atas tanah

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
KETENTUAN KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN 21
2.2 RUANG
2 Kebutuhan Luas Lahan
Berupa informasi luasan lahan yang dimohonkan, dalam satuan m2 (meter persegi) atau ha (hektare). Dengan ketentuan khusus untuk
permohonan KKPR nonberusaha untuk kegiatan pembangunan rumah tinggal oleh Warga Negara Asing luasnya tidak boleh
lebih dari 2.000 m2* (dua ribu meter persegi).

3 Informasi Penguasaan Tanah


Informasi penguasaan tanah berupa informasi tentang hubungan hukum antara orang atau badan hukum sebagai pemegang hak dengan tanah,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a) dalam hal Pemohon belum menguasai/memiliki tanah, maka Pemohon tidak perlu melampirkan dokumen informasi penguasaan/pemilikan
tanah;
b) dalam hal Pemohon sudah menguasai/memiliki tanah, maka Pemohon perlu melampirkan bukti dokumen penguasaan/pemilikan tanah
berupa:
(1) sertipikat atau bukti pemilikan lain yang sah bagi Pemohon sebagai pihak yang memiliki tanah;
(2) akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah
(3) bukti perjanjian sewa-menyewa atau pinjam meminjam atas tanah yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan antara
Pemohon dengan pihak yang memiliki atau menguasai tanah; atau;
(4) surat pengakuan/pelepasan/pengalihan hak atau surat sejenisnya yang sah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; atau
c) lampiran dokumen pendukung lain sesuai kebutuhan rencana kegiatan;
d) dokumen informasi penguasaan tanah beserta lampirannya dapat terbaca dengan jelas dan dilampirkan secara lengkap dalam satu
dokumen; dan
e) format informasi penguasaan tanah beserta lampirannya berupa *.pdf.

*Pasal 186 ayat (1) Permen ATR/KBPN No. 18/2021


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
KETENTUAN KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN 22
2.2 RUANG

4 Informasi Jenis Kegiatan


Berupa informasi rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang yang diajukan oleh Pemohon.

5 Rencana Jumlah Lantai Bangunan


a) kolom Informasi Rencana Jumlah Lantai Bangunan diisi dengan format angka sesuai dengan jumlah lantai bangunan
tertinggi yang direncanakan; dan/atau
b) dalam hal rencana kegiatan tidak terdapat atau tidak membutuhkan bangunan baru, maka dicantumkan dengan
angka 0 (nol).

6 Rencana Luas Lantai Bangunan


a) kolom Informasi Rencana Luas Lantai Bangunan diisi sesuai dengan luas lantai bangunan yang direncanakan, diisi dengan
format angka dalam satuan m2 (meter persegi); dan/atau
b) dalam hal rencana kegiatan tidak terdapat atau tidak membutuhkan bangunan baru, maka dicantumkan dengan angka 0
(nol).

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
KETENTUAN KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN 23
2.2 RUANG

7 Rencana Induk Kawasan dan/atau Rencana Teknis Bangunan


a) ketentuan mengenai rencana teknis bangunan dan/atau rencana induk 3) arah mata angin dan skala;
kawasan adalah sebagai berikut: 4) legenda/keterangan;
1) rencana induk kawasan memuat deskripsi dan gambar masterplan 5) inset peta (jika dibutuhkan);
atau blockplan yang menunjukkan detail dari rencana yang dilakukan 6) informasi orientasi lokasi; dan
terhadap lokasi permohonan; dan/atau 7) tautan penyimpanan data yang memuat data koordinat
2) rencana teknis bangunan paling sedikit memuat gambar rencana lokasi berupa SHP delineasi terluar dan informasi lain
bangunan atau bangunan eksisting di lokasi permohonan. yang dibutuhkan dalam format *.zip .
Rencana teknis bangunan dapat memuat bentuk persil yang d) rencana induk kawasan dan/atau rencana teknis bangunan
sebenarnya, tampak bangunan dan potongan bangunan yang terbaca dengan jelas dan terunggah secara lengkap dalam
menggambarkan jumlah lantai dan keterangan ketinggian bangunan. satu dokumen;
b) rencana induk kawasan harus sesuai dengan informasi jenis kegiatan e) format dokumen rencana induk kawasan dan/atau rencana
yang dimohonkan dan wajib dilampirkan oleh Pemohon dan dapat teknis bangunan dan/atau rencana induk kawasan berupa *.pdf;
dilengkapi dengan rencana teknis bangunan; dan
c) peta rencana teknis bangunan dan/atau rencana induk kawasan paling f) Dalam hal permohonan terdiri atas beberapa poligon dan/atau
sedikit memuat: kegiatan, jika beberapa poligon dan/atau kegiatan tersebut
saling terkait, maka ditambahkan informasi keterkaitan
1) muka peta; antarpoligon dan/atau antarkegiatan
2) nama kegiatan/Pemohon;

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
KETENTUAN KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN 24
2.2 RUANG
7 Rencana Induk Kawasan
10 dan/atau Rencana Teknis Bangunan
Rencana Teknis Bangunan Rencana Induk Kawasan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
25
2.3 VALIDASI KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
1. Validasi Kelengkapan Dokumen
a. data dianggap lengkap apabila pada surat permohonan beserta lampirannya memuat informasi sesuai persyaratan
permohonan; atau
b. ata dianggap tidak lengkap apabila pada surat permohonan beserta lampirannya tidak memuat informasi sesuai
persyaratan permohonan

2. Validasi Kualitas Dokumen


1) validasi data koordinat lokasi dengan cara mengunggah koordinat lokasi berupa data shapefile (*.shp) yang sudah sesuai dengan ketentuan kualitas koordinat lokasi dalam
format *.zip ke dalam portal GISTARU-RDTR Interaktif untuk menampilkan deskripsi data shapefile (*.shp) dan mengidentifikasi ketersediaan RDTR yang telah terintegrasi
dengan Sistem OSS di lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang;
2) Validasi kebutuhan luas lahan kegiatan pemanfaatan ruang dengan melakukan pemeriksaan terhadap satuan dan digit desimal;

3) Validasi informasi penguasaan tanah dengan melakukan pemeriksaan informasi penguasaan tanah sesuai ketentuan kualitas dokumen dimana kebenaran materiil bukti
penguasaan tanah menjadi tanggung jawab pemohon;
4) Validasi informasi jenis kegiatan dengan melakukan pemeriksaan keselarasan informasi jenis kegiatan/dengan koordinat lokasi;

5) Validasi rencana jumlah lantai bangunan dengan melakukan pemeriksaan jumlah lantai yang akan dibangun oleh pemohon terhadap rencana kegiatan pemanfaatan ruang;

6) Validasi rencana luas lantai bangunan dengan melakukan pemeriksaan luas lantai yang akan dibangun oleh pemohon terhadap rencana kegiatan pemanfaatan ruang; dan
7) Validasi rencana teknis bangunan dan/atau rencana induk kawasan dengan melakukan pemeriksaan keselarasan rencana teknis bangunan dan/atau rencana induk kawasan
dengan rencana kegiatan pemanfaatan ruang.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
26
2.3 VALIDASI KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG

Ketentuan Kualitas Dokumen Usulan Pemanfaatan Ruang


1) apabila dokumen usulan pemanfaatan ruang dinilai belum lengkap dan/atau belum berkualitas, Petugas KKPR menyampaikan surat tanggapan 1A
kepada pemohon yang memuat:
a) dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang belum lengkap atau belum memenuhi ketentuan kualitas dokumen; dan
b) arahan untuk melakukan perbaikan data dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang.
Pemohon harus menjawab surat tanggapan dan melakukan perbaikan dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang atau melakukan permohonan
ulang.

2) apabila dokumen perbaikan data dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang masih dinilai belum lengkap dan/atau belum berkualitas setelah
dilakukan satu kali perbaikan, Petugas KKPR menyampaikan surat tanggapan 1B kepada pemohon yang memuat:
a) dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang masih belum lengkap atau belum memenuhi ketentuan kualitas dokumen.
b) permohonan KKPR dibatalkan dan pemohon dapat bermohon ulang kembali.

3) apabila dokumen dinilai sudah lengkap dan berkualitas, maka Petugas KKPR menyampaikan surat tanggapan 2 kepada pemohon yang memuat:
a) pernyataan dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang lengkap;
b) pemberitahuan pengurusan PTP dalam hal terdapat lokasi permohonan yang berada di di luar delineasi RDTR yang telah terintegrasi dengan
Sistem OSS (untuk permohonan yang akan dilanjutkan melalui PKKPR).

*) Surat tanggapan Surat tanggapan 1A ditandatangani oleh Direktur Jenderal Tata Ruang untuk permohonan KKPR untuk Kegiatan Nonberusaha yang diajukan oleh menteri, kepala
lembaga, pejabat setingkat eselon I di pusat, atau kepala daerah (untuk Kewenangan Pemerintah Pusat), dan Pejabat yang berwenang (untuk Kewenangan Pemerintah Daerah)
**) Surat tanggapan 1B di tanda tangan oleh Direktur (untuk kewenangan Pemerintah Pusat) dan Pejabat yang berwenang (untuk Kewenangan Pemerintah Daerah)

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
27
2.3 VALIDASI KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
Ketentuan Perbaikan Dokumen Usulan Pemanfaatan Ruang (Pemerintah Pusat)
1) Proses perbaikan dokumen usulan KKPR dilakukan paling banyak 1 (satu) kali oleh pemohon;
2) perbaikan dokumen usulan KKPR dapat dilakukan secara mandiri atau dengan melakukan konsultasi secara luring melalui Customer Care Tata Ruang
(CETAR) terlebih dahulu. Dalam hal konsultasi dilakukan melalui CETAR, maka konsultasi dapat dilakukan dengan perjanjian atau tanpa perjanjian:
a) Konsultasi dengan perjanjian.
Pemohon menghubungi hotline Pengaduan Kementerian ATR/BPN melalui whatsapp (0811-1068-0000), memilih menu Konsultasi Tatap Muka melalui
CETAR dan mengisi data yang dibutuhkan, serta kendala yang dihadapi dengan format yang akan dikirim melalui Hotline Pengaduan Kementerian
ATR/BPN. Selanjutnya Pelaku Usaha mendatangi loket CETAR dengan menunjukkan perjanjian tiket tatap muka.
b) Konsultasi tanpa perjanjian.
Pemohon mengunjungi loket CETAR, menerima nomor urut antrean tanpa perjanjian dari petugas CETAR, dan menunggu nomor urut dipanggil.
3) Setelah melakukan perbaikan dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang, Pemohon perlu menyampaikan perbaikan dokumen usulan KKPR melalui surat
dan/atau surat elektronik (melalui email unit yang bertanggungjawa dalam penilaian KKPR) kepada Direktorat Jenderal Tata Ruang c.q Direktur
Sinkronisasi Pemanfaatan Ruang.
4) Dalam hal pemohon tidak menyampaikan perbaikan dokumen usulan KKPR maka permohonan KKPR tidak dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya dan
pemohon dapat menyampaikan permohonan kembali.
5) setelah perbaikan dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang diterima, Petugas KKPR akan memeriksa kembali kelengkapan dan kualitas dokumen
usulan kegiatan pemanfaatan ruang. Dalam hal dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang hasil perbaikan sudah sesuai dengan ketentuan, maka
dapat diterbitkan surat tanggapan 2
6) Dalam hal pemohon tidak melakukan pembayaran sampai batas waktu yang telah ditentukan, maka permohonan KKPR tidak dapat dilanjutkan dan
pemohon dapat menyampaikan permohonan kembali.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
28
2.3 VALIDASI KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
Ketentuan Perbaikan Dokumen Usulan Pemanfaatan Ruang (Pemerintah Daerah)
1) Proses perbaikan dokumen usulan KKPR dilakukan paling banyak 1 (satu) kali oleh pemohon;
2) perbaikan dokumen usulan KKPR dapat dilakukan secara mandiri, konsultasi luring melalui Customer Care Tata Ruang (CETAR), atau konsultasi melalui OPD
yang membidangi urusan penanaman modal dan investasi. Dalam hal konsultasi dilakukan melalui CETAR bagi pemohon yang berada di Jakarta, dapat
dilakukan dengan perjanjian atau tanpa perjanjian
a) Konsultasi dengan perjanjian.
Pemohon menghubungi hotline Pengaduan Kementerian ATR/BPN melalui whatsapp (0811-1068-0000), memilih menu Konsultasi Tatap Muka melalui
CETAR dan mengisi data yang dibutuhkan, serta kendala yang dihadapi dengan format yang akan dikirim melalui Hotline Pengaduan Kementerian
ATR/BPN. Selanjutnya Pelaku Usaha mendatangi loket CETAR dengan menunjukkan perjanjian tiket tatap muka.
b) Konsultasi tanpa perjanjian.
Pemohon mengunjungi loket CETAR, menerima nomor urut antrean tanpa perjanjian dari petugas CETAR, dan menunggu nomor urut dipanggil.
3) Setelah melakukan perbaikan dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang, Pemohon perlu menyampaikan perbaikan dokumen usulan KKPR melalui surat
dan/atau surat elektronik (melalui email unit yang bertanggungjawab dalam penilaian KKPR) kepada OPD yang membidangi urusan penanaman modal
dan investasi c.q. OPD yang menangani urusan di bidang Tata Ruang.
4) Dalam hal pemohon tidak menyampaikan perbaikan dokumen usulan KKPR maka permohonan KKPR tidak dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya dan
pemohon dapat menyampaikan permohonan kembali.
5) Setelah perbaikan dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang diterima, Petugas KKPR akan memeriksa kembali kelengkapan dan kualitas dokumen
usulan kegiatan pemanfaatan ruang. Dalam hal dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang hasil perbaikan sudah sesuai dengan ketentuan, maka
dapat diterbitkan surat tanggapan 2.
6) Dalam hal pemohon tidak melakukan pembayaran sampai batas waktu yang telah ditentukan, maka permohonan KKPR tidak dapat dilanjutkan dan
pemohon dapat menyampaikan permohonan kembali.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
29
2.3 VALIDASI KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
CONTOH CATATAN PERBAIKAN DOKUMEN USULAN KEGIATAN
PEMANFAATAN RUANG

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
30
2.3 VALIDASI KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
Contoh Format Surat Tanggapan 1A Contoh Format Surat Tanggapan 1B

Muatan Surat Tanggapan 1A


a) agar dapat melengkapi dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang dan
mengirimkan perbaikan dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang
dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja; dan Muatan Surat Tanggapan 1B
b) Apabila dalam waktu yang ditetapkan pemohon tidak mengirimkan a) dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang masih belum lengkap atau
perbaikan dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang, maka belum memenuhi ketentuan kualitas dokumen.
permohonan tidak dapat dilanjutkan dan pemohon dapat mengajukan b) permohonan KKPR tidak dapat dilanjutkan dan pemohon dapat mengajukan
permohonan kembali. permohonan kembali.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
31
2.3 VALIDASI KUALITAS DOKUMEN USULAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
Contoh Format Surat Tanggapan 2
Dalam hal belum tersedia pengaturan terkait
besaran biaya layanan untuk KKPR Kegiatan
Nonberusaha, setelah dokumen usulan kegiatan
pemanfaatan ruang dinyatakan lengkap dan
berkualitas proses pelaksaan KKPR untuk
Kegiatan Nonberusaha dilanjutkan ke tahap
penilaian

Muatan Surat Tanggapan 2


a) pernyataan dokumen usulan kegiatan pemanfaatan
ruang lengkap;
b) pemberitahuan pengurusan PTP dalam hal terdapat
lokasi permohonan yang berada di di luar
delineasi RDTR yang telah terintegrasi dengan
Sistem OSS (untuk permohonan yang akan
dilanjutkan melalui PKKPR).

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 22 3 4 TAHAP PENDAFTARAN
32

TAHAP
3 PENILAIAN

1 PENILAIAN KONFIRMASI KKPR (KKKPR)

2 PENILAIAN PERSETUJUAN KKPR (PKKPR)

PENILAIAN KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG UNTUK


3 KEGIATAN NONBERUSAHA DALAM KONDISI TERTENTU

KETENTUAN PERSYARATAN PELAKSANAAN KEGIATAN


4 PEMANFAATAN RUANG

PENYUSUNAN HASIL SERTA PENENTUAN MASA BERLAKU DAN


5 TUJUAN KESESUAIAN KEGIATAN PEMANFAATAN RUANG
33
3 Penilaian KKPR untuk Kegiatan Nonberusaha

Penilaian terhadap RTR Penilaian terhadap Aspek Pertanahan


dan Kebijakan Sektor
KKKPR PKKPR

RTR selain RDTR yang terintegrasi dengan Penilaian terhadap Hasil


RDTR yang terintegrasi Sistem OSS PTP
Hutan
sistem OSS (SK Hutan dan PIPPIB)

Tambang (IUP-OP)
Penilaian terhadap Lahan Sawah
Kebijakan Sektor Dilindungi (LSD)
Tidak Sesuai/Tidak Ada Tidak Sesuai/Tidak Ada SESUAI
SESUAI Pengaturan Pengaturan seluruhnya/sebagian Sektor lain
seluruhnya/sebagian (sesuai kebutuhan)

Permohonan Ditolak
Rapat Koordinasi dan/atau
Peninjauan Lapangan* *) Jika diperlukan

Overlay KKPR terbit

Penyusunan Hasil, Penentuan


masa berlaku dan tujuan KKPR
• Penilaian dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang dilakukan melalui penilaian terhadap rencana tata ruang serta
penilaian terhadap aspek pertanahan dan sektor.
KKPR terbit
• Dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang yang ditindaklanjuti ke tahap penilaian merupakan data yang telah divalidasi
lengkap dan berkualitas sesuai dengan ketentuan kualitas dokumen usulan Pemanfaatan Ruang pada tahap
pendaftaran

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
34

PENILAIAN KONFIRMASI KKPR


PENILAIAN KKKPR 35
3.1 Tahapan dalam Penilaian KKKPR
Skema Penilaian Konfirmasi KKPR Nonberusaha

RDTR yang telah terintegrasi dengan Sistem OSS

Tidak ada pengaturan Ada Pengaturan Overlay KKPR terbit

Tidak sesuai Sesuai Penentuan masa berlaku


dan tujuan KKKPR

Sebagian Seluruhnya
KKKPR Terbit

KKKPR ditolak
Dalam hal rencana kegiatan pemanfaatan ruang diatur dalam RDTR yang terintegrasi sistem OSS
maka berlaku ketentuan sebagai berikut:
dalam hal lokasi rencana kegiatan a. Jika rencana kegiatan pemanfaatan ruang sesuai seluruhnya → akan diterbitkan KKKPR
01 pemanfaatan ruang tidak diatur dalam 02 disetujui seluruhnya
RDTR yang telah terintegrasi dengan b. Jika rencana kegiatan pemanfaatan ruang sesuai sebagian → akan diterbitkan KKKPR
Sistem OSS, maka akan diterbitkan KKPR disetujui sebagian
ditolak dengan disertai alasan c. jika rencana kegiatan pemanfaatan ruang tidak sesuai seluruhnya → akan diterbitkan KKPR
ditolak dengan disertai alasan
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN KKKPR 36
3.1 Tahapan dalam Penilaian KKKPR

1. Penyiapan Bahan Penilaian KKKPR


Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penyiapan bahan
penilaian, diantaranya:
1. Dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang yang diunduh
dari tautan surat permohonan; dan
2. Dokumen dan shapefile RDTR yang terintegrasi sistem OSS
yang dapat ditampilkan dari GISTARU-RDTR Interaktif atau
sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

2. Penilaian terhadap RDTR yang Terintegrasi Sistem OSS

Kajian terhadap muatan RDTR yang telah terintegrasi dengan


sistem OSS dilakukan dengan memeriksa dan memperhatikan:
a. Batang tubuh;
b. Peta rencana
c. Indikasi program utama
d. Tabel ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN KKKPR 37
3.1 Tahapan dalam Penilaian KKKPR
Ketentuan Penilaian Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Pemanfaatan Ruang

Sesuai dengan nomenklatur/jenis kegiatan


Rencana Kegiatan yang Sesuai dengan peta berdasarkan rencana struktur ruang pada
dimohonkan berupa rencana pola ruang batang tubuh
tubuh
komponen struktur dan PZ rencana pola atau Mekanisme
KKKPR
ruang ruang KKKPR
Sesuai
Sesuai dengan
dengan Indikasi
Indikasi Program
Program Utama
Utama

Kesesuaian Rencana
Kegiatan KKKPR ditolak KKKPR ditolak

Sesuai dengan peta rencana pola ruang


dan PZ rencana pola ruang
Rencana Kegiatan yang Mekanisme
atau KKKPR
dimohonkan berupa KKKPR
komponen pola ruang
Sesuai dengan Indikasi Program Utama

KKKPR ditolak

Ketentuan penilaian kesesuaian lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang berdasarkan RDTR b. dalam hal rencana kegiatan Dalam hal pemeriksaan terhadap PZ, maka perlu dilakukan pemeriksaan secara
yang telah terintegrasi dengan Sistem OSS meliputi: menyeluruh terhadap muatan Peraturan Zonasi pada lokasi rencana kegiatan
pemanfaatan ruang berupa pemanfaatan ruang berdasarkan muatan RDTR yang telah terintegrasi dengan
1. Jika lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang dinyatakan telah diatur dan sesuai
berdasarkan RDTR yang telah terintegrasi dengan Sistem OSS, maka berlaku ketentuan komponen rencana Pola Ruang: sistem OSS:
sebagai berikut: 1) sesuai dengan peta rencana Pola a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
a. dalam hal rencana kegiatan pemanfaatan ruang berupa komponen rencana Struktur Ruang:
1) sesuai dengan peta rencana Pola Ruang dan Peraturan Zonasi (PZ) rencana Pola Ruang; Ruang dan PZ rencana Pola Ruang; b. ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
dan
atau c. ketentuan tata bangunan;
2) sesuai dengan nomenklatur/jenis kegiatan berdasarkan rencana Struktur Ruang pada d. ketentuan prasarana dan sarana minimal;
batang tubuh; atau 2) sesuai dengan indikasi program
3) sesuai/diatur dalam indikasi program utama; e. ketentuan khusus;
utama.
Kesesuaian lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang dinilai sesuai dengan RDTR apabila memenuhi
f. ketentuan pelaksanaan; dan
paling sedikit kondisi pada angka 1) dan 2) atau kondisi pada angka 1) dan 3). g. ketentuan teknik pengaturan zonasi.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 33 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN KKKPR 38
3.1 Tahapan dalam Penilaian KKKPR

3. Penyusunan Peta Penerbitan KKKPR

A. Ketentuan Peta Penerbitan KKKPR Peta KKKPR


Peta Delineasi
Konsep Penerbitan KKKPR menyajikan
peta yang terdiri atas:
a. Peta Delineasi yang memberikan
informasi terkait delineasi terluar
permohonan yang ditampalkan
dengan RDTR yang diacu dalam
penilaian;
b. Peta KKKPR yang memuat hasil
interpretasi Pemanfaatan Ruang
terhadap rencana zona/sub-zona
pada lokasi permohonan yang
disetujui.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN KKKPR 39
3.1 Tahapan dalam Penilaian KKKPR

3. Penyusunan Peta Penerbitan KKKPR

B. Muatan Peta Penerbitan KKKPR

Muatan Peta Penerbitan KKPR dapat disajikan sesuai dengan kebutuhan dengan paling sedikit memuat:
2) Muatan informasi tepi peta: Muatan Peta KKKPR
Muatan Peta Delineasi a) Arah mata angin; 1) Muatan muka peta:
1) Muatan muka peta: b) Skala; a) Simbolisasi wilayah administrasi;
a) Delineasi permohonan; c) Keterangan proyeksi; b) Unsur data terdiri atas garis batas
b) Simbolisasi peta RDTR yang telah terintegrasi d) Keterangan; yang wilayah administrasi, dan toponimi (nama
dengan OSS berupa rencana pola ruang Memberikan penjelasan perairan dan nama wilayah);
dan/atau rencana struktur ruang; tentang isi muka peta : c) Rencana kegiatan yang diterjemahkan
c) Unsur data terdiri atas garis batas wilayah (1) Delineasi permohonan dalam skala zona/sub-zona RDTR; dan
administrasi, dan toponimi (nama perairan dan (2) Batas administrasi. d) Koordinat.
(3) RDTR yang telah 2) Muatan informasi tepi peta:
nama wilayah); dan
terintegrasi dengan OSS (berupa Rencana Pola Ruang a) Arah Mata Angin;
d) Koordinat.
dan/atau Rencana Struktur Ruang b) Skala;
d) Sumber data. c) Keterangan Proyeksi; dan
d) Keterangan.
Selain peta delineasi terdapat keterangan letak peta yang memberikan informasi wilayah permohonan dalam skala yang lebih
Menjelaskan rencana kegiatan yang
kecil, meliputi
a) Wilayah administrasi dan batas wilayah administrasi; sesuai zona/sub-zona RDTR
b) Koordinat;
c) Delineasi permohonan dan kotak yang menunjukan lokasi permohonan; dan
d) Unsur data terdiri atas garis batas wilayah administrasi, dan toponimi (nama perairan dan nama wilayah administrasi

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN KKKPR 40
3.1 Tahapan dalam Penilaian KKKPR
4. Penyusunan dan Finalisasi Konsep KKKPR (Pemerintah Pusat)
Apabila proses penilaian sudah dilakukan, maka disusun Konsep KKKPR yang memuat hasil penilaian yang menyatakan permohonan KKPR disetujui/disetujui
sebagian dan dilengkapi dengan Peta Penerbitan KKKPR. Konsep KKKPR diparaf oleh Direktur yang menangani pelaksanaan KKPR beserta jajarannya.
Selanjutnya konsep KKKPR tersebut disampaikan kepada Direktur Jenderal Tata Ruang untuk ditandatangai atas nama Menteri.

Format Konsep KKKPR


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN KKKPR 41
3.1 Tahapan dalam Penilaian KKKPR
4. Penyusunan dan Finalisasi Konsep KKKPR (Pemerintah Daerah)
Dalam hal proses penilaian sudah dilakukan, maka disusun konsep KKKPR yang memuat hasil penilaian dan keputusan disetujui seluruhnya/disetujui
sebagian/ditolak dengan disertai alasan penolakan dan dilengkapi dengan peta KKKPR. Konsep KKKPR diparaf oleh Direktur yang menangani
pelaksanaan KKPR beserta jajarannya. Selanjutnya konsep KKKPR tersebut disampaikan kepada Direktur Jenderal Tata Ruang untuk
ditandatangani atas nama Menteri.

Format Konsep KKKPR


Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 33 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN KKKPR 42
3.1 Tahapan dalam Penilaian KKKPR
5. Penyusunan dan Finalisasi Konsep KKKPR (Pemerintah Pusat)
Konsep KKKPR diparaf oleh Direktur yang menangani pelaksanaan KKPR beserta jajarannya. Selanjutnya Konsep KKKPR tersebut disampaikan kepada Direktur
Jenderal Tata Ruang untuk ditandatangani atas nama Menteri.
Ketentuan yang perlu diperhatikan dalam menyusun konsep KKKPR:

1) KKKPR diberikan dengan pertimbangan sebagaimana tercantum dalam lampiran;


2) Dalam hal pemohon KKKPR belum menguasai/memiliki tanah untuk kegiatannya, KKKPR ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak penerbitan dan
dapat diperpanjang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3) Dalam hal pemohon KKKPR belum menguasai/memiliki tanah untuk kegiatannya, pemegang KKKPR wajib melaporkan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
kepada kepala kantor pertanahan mengenai perolehan tanah yang sudah dilaksanakan berdasarkan KKPR;
4) Dalam hal masa berlaku KKKPR telah habis dan proses perolehan tanah belum selesai, KKPR diperpanjang secara otomatis sesuai dengan jangka waktu
perencanaan pada dokumen rencana pengadaan tanah.
5) Dalam hal telah dilakukan pemutakhiran, masa berlaku KKKPR mengikuti jangka waktu dan luasan tanah sesuai penguasaan atas tanah yang telah
diperoleh;
6) Dalam hal pemohon KKKPR telah memperoleh tanah untuk kegiatannya, masa berlaku KKKPR mengikuti jangka waktu penguasaan atas tanah yang telah
diperoleh oleh pemohon serta sesuai dengan luas tanah yang telah diperoleh dan disetujui dalam KKKPR.
7) Pemegang KKKPR hanya dapat melakukan kegiatan sesuai dengan lokasi yang disetujui;
8) KKKPR merupakan dasar perolehan tanah yang diperlukan untuk kegiatan, dan berlaku pula sebagai izin pemindahan hak atas tanah, serta untuk mengurus
perizinan selanjutnya pada instansi yang berwenang;
9) Terhadap kegiatan ini akan dilakukan pengawasan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
10) Pemegang KKKPR wajib mematuhi peraturan perundang-undangan.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN KKKPR 43
3.1 Tahapan dalam Penilaian KKKPR
5. Penyusunan dan Finalisasi Konsep KKKPR (Pemerintah Daerah)
Konsep KKKPR diparaf oleh Kepala OPD yang membidangi urusan penanaman modal dan investasi beserta jajarannya. Selanjutnya Konsep KKKPR tersebut
disampaikan kepada Kepala OPD yang membidangi urusan penanaman modal dan investasi untuk ditandatangani atas nama Kepala Daerah.
Ketentuan yang perlu diperhatikan dalam menyusun konsep KKKPR:

1) KKKPR diberikan dengan pertimbangan sebagaimana tercantum dalam lampiran;


2) Dalam hal pemohon KKKPR belum menguasai/memiliki tanah untuk kegiatannya, KKKPR ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak penerbitan dan
dapat diperpanjang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3) Dalam hal pemohon KKKPR belum menguasai/memiliki tanah untuk kegiatannya, pemegang KKKPR wajib melaporkan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
kepada kepala kantor pertanahan mengenai perolehan tanah yang sudah dilaksanakan berdasarkan KKPR;
4) Dalam hal masa berlaku KKKPR telah habis dan proses perolehan tanah belum selesai, KKPR diperpanjang secara otomatis sesuai dengan jangka waktu
perencanaan pada dokumen rencana pengadaan tanah.
5) Dalam hal telah dilakukan pemutakhiran, masa berlaku KKKPR mengikuti. jangka waktu dan luasan tanah sesuai penguasaan atas tanah yang telah
diperoleh;
6) Dalam hal pemohon KKKPR telah memperoleh tanah untuk kegiatannya, masa berlaku KKKPR mengikuti jangka waktu penguasaan atas tanah yang telah
diperoleh oleh pemohon serta sesuai dengan luas tanah yang telah diperoleh dan disetujui dalam KKKPR.
7) Pemegang KKKPR hanya dapat melakukan kegiatan sesuai dengan lokasi yang disetujui;
8) KKKPR merupakan dasar perolehan tanah yang diperlukan untuk kegiatan, dan berlaku pula sebagai izin pemindahan hak atas tanah, serta untuk mengurus
perizinan selanjutnya pada instansi yang berwenang;
9) Terhadap kegiatan ini akan dilakukan pengawasan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
10) Pemegang KKKPR wajib mematuhi peraturan perundang-undangan.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
44

PENILAIAN PERSETUJUAN KKPR


45
3.2 PENILAIAN PKKPR

Tahapan Penilaian (oleh Pemerintah Pusat) Tahapan Penilaian (oleh Pemerintah Daerah)

1 Penyiapan bahan penilaian PKKPR 1 Penyiapan bahan penilaian PKKPR

Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang selain 2


Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang selain
2 RDTR
RDTR
3 Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor
3 Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor*
4 Penyusunan Hasil Penilaian PKKPR
4 Penyusunan Hasil Penilaian PKKPR
5 Pembahasan oleh FPR
5 Penyusunan Peta Penerbitan PKKPR
6 Penyusunan Peta Penerbitan PKKPR
6 Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR
7 Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR
* ) Dapat dilakukan rapat koordinasi dan/atau peninjauan lapangan apabila
diperlukan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
46
3.2 PENILAIAN PKKPR

Alur Penilaian PKKPR Nonberusaha oleh Pemerintah Pusat Alur Penilaian PKKPR Nonberusaha oleh Pemerintah Daerah

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 47
3.2

Penilaian dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang


untuk Kegiatan Nonberusaha dengan mekanisme
persetujuan dilakukan melalui kajian dengan menggunakan
asas berjenjang dan komplementer serta selaras dengan
tujuan penyelenggaraan penataan ruang yaitu untuk
mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan.
Data dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang
yang masuk dalam tahap penilaian merupakan data yang
telah divalidasi lengkap dan berkualitas sesuai dengan
ketentuan kualitas dokumen usulan kegiatan pemanfaatan
ruang pada tahap pendaftaran.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 48
3.2
Setelah bahan penilaian tersedia dan sebelum memulai tahap penilaian,
petugas KKPR perlu melakukan pemeriksaan kembali ketersediaan RDTR
yang telah terintegrasi dengan Sistem OSS pada lokasi kegiatan.
1. Apabila terdapat RDTR yang telah terintegrasi dengan Sistem OSS pada
lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang, maka:
a. jika seluruh lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang berada
dalam delineasi RDTR yang telah terintegrasi dengan Sistem OSS,
maka penilaian dilakukan melalui mekanisme KKKPR; atau
b. jika sebagian lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang
berada dalam delineasi RDTR yang telah terintegrasi dengan
Sistem OSS, maka:
1) terhadap lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang
berada dalam delineasi RDTR yang telah terintegrasi
dengan Sistem OSS, penilaian dilakukan melalui mekanisme
KKKPR; dan
2) terhadap lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang
berada di luar delineasi RDTR yang telah terintegrasi Ilustrasi Penilaian Dokumen Usulan Kegiatan
dengan Sistem OSS penilaian tetap dilakukan melalui Pemanfaatan Ruang terhadap RTR menggunakan
mekanisme PKKPR.
2. Dalam hal seluruh rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang berada di
Asas Berjenjang dan Komplementer serta
luar delineasi RDTR yang telah terintegrasi dengan Sistem OSS, maka Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan
penilaian dilakukan melalui mekanisme PKKPR. Kebijakan Sektor
Setelah pemeriksaan ulang terhadap ketersediaan RDTR yang telah
terintegrasi dengan Sistem OSS pada rencana lokasi kegiatan
pemanfaatan ruang kemudian proses dilanjutkan ke penilaian terhadap
RTR.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 49
3.2

Alur Penilaian PKKPR Nonberusaha untuk Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Tahap 1 Tahap 2

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 50
3.2 1. PENYIAPAN BAHAN PENILAIAN PKKPR

Bahan Penilaian PKKPR


a. Dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang
yang diunduh dari dari tautan surat permohonan;
b. Dokumen dan shapefile RTR yang dapat ditampilkan
dari portal GISTARU-RTR Online atau sumber lain
yang dapat dipertanggungjawabkan;
c. Dokumen hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan
(PTP); dan
d. Dokumen peraturan sektor lainnya sesuai kebutuhan
penilaian PKKPR.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 51
3.2 2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang selain RDTR
Penilaian dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang terhadap RTR selain RDTR dilakukan menggunakan asas
berjenjang dan komplementer dengan cara mengkaji usulan kegiatan pemanfaatan ruang secara bertahap
dan/atau menyeluruh mulai dari RTRW kabupaten/kota, RTRW provinsi, RTR KSN, RTR pulau/kepulauan, sampai
dengan RTRWN.

Kajian terhadap seluruh muatan RTR dilakukan secara komprehensif


sampai teridentifikasi muatan pengaturan dalam RTR yang dapat menjadi
acuan dalam penerbitan KKPR dengan ketentuan umum sebagai berikut:
1. Kajian terhadap muatan RTR dan penentuan RTR sebagai dasar
penerbitan PKKPR, dilakukan dengan pemeriksaan terhadap:
a) batang tubuh;
b) peta rencana; dan/atau
c) indikasi program utama;
1. Dalam hal rencana kegiatan pemanfaatan ruang hanya termuat dalam
indikasi program utama RTRW atau RTR KSN dan tidak didukung oleh
pengaturan dalam batang tubuh dan peta RTRW atau RTR KSN, maka
dapat diterbitkan KKPR ditolak dengan disertai alasan; dan/atau
2. Dalam hal rencana kegiatan pemanfaatan ruang hanya termuat dalam
indikasi program utama RTR Pulau/Kepulauan atau RTRWN dan tidak
didukung oleh pengaturan dalam batang tubuh dan peta RTR
Pulau/Kepulauan atau RTRWN, maka dapat diterbitkan PKKPR.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 52
3.2 2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang selain RDTR
A. Kajian Terhadap Muatan RTR yang Akan Dijadikan Sebagai Dasar Penerbitan PKKPR
Dilakukan untuk memastikan rencana lokasi kegiatan pemanfaatan
(3) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur dalam RTRW
ruang diatur dan sesuai seluruhnya berdasarkan RTR dengan
lainnya, maka berlaku ketentuan penilaian sebagai berikut:
ketentuan sebagai berikut:
i. dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai
a) Penilaian dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang terhadap RTR seluruhnya, maka dilanjutkan penilaian terhadap aspek pertanahan dan
dapat dilakukan melalui Tahap 1 (penilaian terhadap muatan RTRW) sektor;
dan Tahap 2 (penilaian terhadap RTR nasional). ii. dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai sebagian,
b) Penilaian pada Tahap 1 dimulai dari pemeriksaan kesesuaian rencana maka dilakukan pengecekan terhadap jenis kegiatan dengan ketentuan:
lokasi kegiatan pemanfaatan ruang dengan RTRW yang memiliki • jika rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur dalam RTR
nasional, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional; atau
waktu penetapan lebih baru, dengan ketentuan:
• Jika rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak diatur dalam
(1) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur RTR nasional, maka dilakukan perbandingan luasan antara A dan B
dalam RTRW yang memiliki waktu penetapan lebih baru, serta dipilih kesesuaian dengan luasan yang paling besar, kemudian
maka berlaku ketentuan penilaian sebagai berikut: dilanjutkan penilaian terhadap aspek pertanahan dan sektor
(a) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang
iii. dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak sesuai,
sesuai seluruhnya, maka dilanjutkan penilaian terhadap
maka dilakukan pengecekan terhadap jenis kegiatan dengan ketentuan:
aspek pertanahan dan sektor; atau
• jika rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur dalam RTR
(b) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang
nasional, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional; atau
sesuai sebagian/tidak sesuai, maka dilanjutkan penilaian
• jika rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak diatur
terhadap RTRW lainnya.
dalam RTR nasional, maka PKKPR ditolak dengan disertai alasan
(2) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak
dan memperhatikan hasil penilaian terhadap aspek pertanahan.
diatur dalam RTRW yang memiliki waktu penetapan lebih
baru, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTRW lainnya.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 53
3.2 2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang selain RDTR
A. Kajian Terhadap Muatan RTR yang Akan Dijadikan Sebagai Dasar Penerbitan PKKPR
Dilakukan untuk memastikan rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang (3) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur dalam RTRW lainnya,
diatur dan sesuai seluruhnya berdasarkan RTR dengan ketentuan sebagai maka berlaku ketentuan penilaian sebagai berikut:
(a) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai seluruhnya, maka
berikut: dilanjutkan penilaian terhadap aspek pertanahan dan sektor;
a) Penilaian dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang terhadap RTR (b) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai sebagian, maka
dapat dilakukan melalui Tahap 1 (penilaian terhadap muatan RTRW) dan dilakukan pengecekan terhadap jenis kegiatan dengan ketentuan:
Tahap 2 (penilaian terhadap RTR nasional). i. jika rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur dalam RTR nasional,
maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional; atau
b) Penilaian pada Tahap 1 dimulai dari pemeriksaan kesesuaian rencana
ii. Jika rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak diatur dalam RTR
lokasi kegiatan pemanfaatan ruang dengan RTRW yang memiliki waktu nasional, maka dilakukan perbandingan luasan antara A dan B serta dipilih
penetapan lebih baru, dengan ketentuan: kesesuaian dengan luasan yang paling besar, kemudian dilanjutkan penilaian
(1) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur dalam terhadap aspek pertanahan dan sektor
RTRW yang memiliki waktu penetapan lebih baru, maka berlaku (c) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak sesuai, maka dilakukan
ketentuan penilaian sebagai berikut: pengecekan terhadap jenis kegiatan dengan ketentuan:
(a) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai i. jika rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur dalam RTR nasional,
seluruhnya, maka dilanjutkan penilaian terhadap aspek maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional; atau
pertanahan dan sektor; atau ii. jika rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak diatur dalam RTR
(b) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai nasional, maka PKKPR ditolak dengan disertai alasan dan memperhatikan hasil
sebagian/tidak sesuai, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTRW penilaian terhadap aspek pertanahan.
lainnya. (4) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak diatur dalam RTRW
(2) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak diatur lainnya, maka dilakukan pengecekan terhadap jenis kegiatan dengan ketentuan:
dalam RTRW yang memiliki waktu penetapan lebih baru, maka (a) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur dalam RTR nasional,
dilanjutkan penilaian terhadap RTRW lainnya. maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional; atau
(b) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak diatur dalam RTR
nasional, maka PKKPR ditolak disertai alasan dan memperhatikan hasil penilaian
terhadap aspek pertanahan.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 54
3.2 2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang selain RDTR
A. Kajian Terhadap Muatan RTR yang Akan Dijadikan Sebagai Dasar Penerbitan PKKPR
c) Penilaian Tahap 2 dimulai dari pemeriksaan kesesuaian rencana (b) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai sebagian, maka dilakukan
lokasi kegiatan pemanfaatan ruang yang dimohonkan dengan RTR perbandingan luasan antara A , B , C , dan D serta dipilih kesesuaian dengan luasan yang
paling besar, kemudian dilanjutkan penilaian terhadap aspek pertanahan dan sektor; atau
nasional yang memiliki waktu penetapan lebih baru. (c) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak sesuai, maka PKKPR ditolak
(1) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur dalam disertai alasan dan memperhatikan hasil penilaian terhadap aspek pertanahan.
RTR nasional yang memiliki waktu penetapan lebih baru, maka berlaku
ketentuan penilaian sebagai berikut: (4) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak diatur dalam RTR nasional
(a) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai
lainnya, maka PKKPR ditolak disertai alasan dan memperhatikan hasil penilaian
seluruhnya, maka dilanjutkan penilaian terhadap aspek
terhadap aspek pertanahan.
pertanahan dan sektor; atau
(b) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai
sebagian/tidak sesuai, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR
nasional lainnya.
(2) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak diatur
dalam RTR nasional yang memiliki waktu penetapan lebih baru,
maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional lainnya.
(3) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur
dalam RTR nasional lainnya, maka berlaku ketentuan penilaian
sebagai berikut:
(a) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai
seluruhnya, maka dilanjutkan penilaian terhadap aspek
pertanahan dan sektor;

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 55
3.2 2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang selain RDTR
A. Kajian Terhadap Muatan RTR yang Akan Dijadikan Sebagai Dasar Penerbitan PKKPR
c) Penilaian Tahap 2 dimulai dari pemeriksaan kesesuaian rencana (b) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai sebagian, maka dilakukan
lokasi kegiatan pemanfaatan ruang yang dimohonkan dengan RTR perbandingan luasan antara A , B , C , dan D serta dipilih kesesuaian dengan luasan yang
paling besar, kemudian dilanjutkan penilaian terhadap aspek pertanahan dan sektor; atau
nasional yang memiliki waktu penetapan lebih baru. (c) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak sesuai, maka PKKPR ditolak
(1) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur dalam disertai alasan dan memperhatikan hasil penilaian terhadap aspek pertanahan.
RTR nasional yang memiliki waktu penetapan lebih baru, maka berlaku
ketentuan penilaian sebagai berikut: (4) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak diatur dalam RTR nasional
(a) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai
lainnya, maka PKKPR ditolak disertai alasan dan memperhatikan hasil penilaian
seluruhnya, maka dilanjutkan penilaian terhadap aspek
terhadap aspek pertanahan.
pertanahan dan sektor; atau
(b) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai
sebagian/tidak sesuai, maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR
nasional lainnya.
(2) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang tidak diatur
dalam RTR nasional yang memiliki waktu penetapan lebih baru,
maka dilanjutkan penilaian terhadap RTR nasional lainnya.
(3) apabila rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang diatur
dalam RTR nasional lainnya, maka berlaku ketentuan penilaian
sebagai berikut:
(a) dalam hal rencana lokasi kegiatan pemanfaatan ruang sesuai
seluruhnya, maka dilanjutkan penilaian terhadap aspek
pertanahan dan sektor;

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 56
3.2 2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang selain RDTR
B. Ketentuan Penilaian Kesesuaian Dokumen Usulan Rencana Kegiatan Pemanfaatan Ruang Berdasarkan RTR

2) Dalam hal rencana kegiatan pemanfaatan ruang berupa


PKKPR
komponen rencana Pola Ruang:
a) sesuai dengan peta rencana Pola Ruang dan
IAZ/KUZ rencana Pola Ruang; atau
b) sesuai dengan indikasi program utama.

Dalam hal pemeriksaan terhadap IAZ/KUZ, maka perlu


dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap
PKKPR muatan IAZ/KUZ yang meliputi:
1) kegiatan pemanfaatan ruang yang diperbolehkan,
diperbolehkan dengan syarat dan kegiatan yang tidak
diperbolehkan; z
2) intensitas pemanfaatan ruang;
3) sarana dan prasarana minimum;
a. rencana kegiatan pemanfaatan ruang dinyatakan telah diatur dan sesuai berdasarkan RTR 4) arahan/ketentuan pemanfaatan ruang;
dengan ketentuan: 5) ketentuan khusus; dan/atau
1) dalam hal rencana kegiatan pemanfaatan ruang berupa komponen rencana Struktur Ruang:
a) sesuai dengan peta rencana Pola Ruang dan IAZ/KUZ rencana Pola Ruang; dan
6) ketentuan lainnya yang dibutuhkan.
b) sesuai dengan nomenklatur/jenis kegiatan dan berdasarkan rencana Struktur Ruang pada
batang tubuh; atau Dalam penilaian dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang berdasarkan
c) sesuai dengan indikasi program utama. muatan KUZ/IAZ dalam RTR, angka 1) dan 2) dijadikan pertimbangan
Rencana kegiatan pemanfaatan ruang dinilai sesuai dengan RTR apabila memenuhi paling sedikit kondisi penilaian KKPR dengan RTR, angka 3), 4), 5), dan 6) dijadikan pertimbangan
pada huruf a) dan b) atau kondisi pada huruf a) dan c). dalam perumusan persyaratan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 57
3.2 2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
B. Ketentuan Penilaian Kesesuaian Dokumen Usulan Rencana Kegiatan Pemanfaatan Ruang Berdasarkan RTR

Contoh Rencana Kegiatan yang hanya Diatur dalam


Ketentuan Umum Zonasi/Arahan Zonasi/Indikasi Arahan
Zonasi

Contoh Rencana Kegiatan yang Diatur dalam Batang Tubuh

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 58
3.2 2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
C. Ketentuan dalam Menentukan Intensitas Pemanfaatan Ruang dan Ketentuan Tata Bangunan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 59
3.2 2. Penilaian terhadap Rencana Tata Ruang
D. Ketentuan Penilaian Berdasarkan RTRWN dan/atau RTR Pulau/Kepulauan

1) Dalam hal RTRWN dan/atau RTR pulau/kepulauan dijadikan pertimbangan dalam penilaian, maka
perlu diperhatikan ketentuan sebagai berikut:
2) muatan RTRWN dan RTR pulau/kepulauan yang dapat diacu antara lain seluruh ketentuan batang
tubuh dan muatan lampiran kecuali peta rencana Struktur Ruang karena skala kedetailannya terlalu
kecil;
3) pertampalan terhadap peta rencana Pola Ruang RTRWN dan/atau RTR pulau/kepulauan dilakukan
hanya jika rencana kegiatan yang dimohonkan lokasinya berada pada kawasan hutan yang
mengalami perubahan peruntukan dan fungsi serta telah terbit SK Pelepasan Kawasan Hutan dan/atau
SK Pengukuhan Kawasan Hutan Pelepasan, tetapi belum termuat dalam RDTR;
4) RTRWN dan RTR pulau/kepulauan tidak bisa dijadikan indikasi lokasi kegiatan secara spesifik;
dan/atau
5) jika diperlukan dapat dilakukan pengecekan kondisi eksisting di lapangan.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 60
3.2 3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Kebijakan Sektor

A. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP)


CONTOH
Penilaian dilakukan terhadap terhadap rencana kegiatan pemanfaatan PTP
ruang dengan hasil PTP dalam rangka penerbitan PKKPR. Data yang
digunakan untuk penerbitan PTP harus sama dengan dokumen usulan kegiatan
Pemanfaatan Ruang yang disampaikan. Data PTP yang dibutuhkan berupa:
a. Dokumen hasil PTP dalam rangka penerbitan PKKPR;
b. dokumen shapefile hasil PTP yang diperoleh dari Kantor Pertanahan
(termasuk yang sesuai dan tidak sesuai).

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 61
3.2 3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Kebijakan Sektor

A. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP)


1) Bagian PTP yang perlu 2) Dalam hal terdapat perbedaan luas dan titik koordinat antara permohonan PKKPR dengan hasil PTP bagi
diperhatikan dalam rangka Pemohon yang tidak melampirkan bukti penguasaan tanah, maka berlaku ketentuan
penerbitan KKPR
Contoh delineasi
permohonan PKKPR dan
a. pertimbangan kesesuaian rencana Hasil PTP yang beririsan
kegiatan yang dimohonkan terhadap a) dalam hal terdapat luas dan titik dan tidak melampirkan
bukti penguasaan tanah
seluruh atau sebagian tanah yang akan koordinat yang beririsan antara
digunakan ditinjau berdasarkan aspek permohonan PKKPR dengan hasil
penguasaan, pemilikan, penggunaan, PTP, maka area yang tidak
dan pemanfaatan tanah (P4T) serta beririsan akan menjadi faktor
kemampuan tanah; pengurang untuk luas lokasi
b. ketentuan dan syarat dalam P4T bagi rencana kegiatan yang disetujui
seluruh atau sebagian tanah yang (hanya area yang beririsan yang
dimohon; dapat disetujui); atau
c. indikasi keberadaan sengketa, konflik,
dan/atau perkara pertanahan pada b) dalam hal luas dan titik koordinat
seluruh atau sebagian tanah yang akan antara luas permohonan dengan
digunakan hasil PTP tidak beririsan, maka
d. kemampuan tanah dalam mendukung seluruh luas lokasi rencana
kegiatan yang direncanakan; kegiatan tidak dapat disetujui dan
e. pengakuan terhadap Hak Atas Tanah akan diterbitkan PKKPR yang Contoh delineasi
dan hak keperdataan lainnya dari menyatakan ditolak dengan disertai permohonan PKKPR dan
masyarakat; dan/atau alasan Hasil PTP yang tidak
f. keterangan lain yang dianggap perlu. beririsan dan tidak
melampirkan bukti
penguasaan tanah

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 62
3.2 3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor

A. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP)


3) dalam hal terdapat perbedaan luas dan titik koordinat antara permohonan PKKPR dengan hasil PTP bagi Pemohon yang
melampirkan bukti penguasan tanah, maka berlaku ketentuan

a) dalam hal terdapat luas dan titik koordinat yang beririsan antara
permohonan PKKPR dengan hasil PTP, maka luasan yang dapat disetujui
adalah area yang beririsan dan/atau area hasil PTP di luar
permohonan PKKPR selama masih tercakup dalam penguasaan tanah.
Terhadap luasan yang disetujui perlu disertai Berita Acara rapat koordinasi
untuk kewenangan Pemerintah Pusat atau perlu disertai berita acara
pembahasan FPR untuk kewenangan Pemerintah Daerah

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 63
3.2 3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Sektor

A. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP)


3) dalam hal terdapat perbedaan luas dan titik koordinat antara permohonan PKKPR dengan hasil PTP bagi Pemohon yang
melampirkan bukti penguasan tanah, maka berlaku ketentuan

b) dalam hal luas dan titik koordinat antara permohonan PKKPR dengan
hasil PTP tidak beririsan, maka seluruh area yang dimohonkan dapat
digantikan oleh area hasil PTP selama masih tercakup dalam
penguasaan tanah. Terhadap luasan yang disetujui perlu disertai
berita acara rapat koordinasi untuk kewenangan Pemerintah Pusat
atau perlu disertai Berita Acara pembahasan FPR untuk kewenangan
Pemerintah Daerah.
c) Terhadap luasan yang disetujui sebagaimana ketentuan pada angka
a) dan b), dilakukan penilaian terhadap RTR serta penilaian terhadap
aspek pertanahan dan sektor

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 64
3.2 3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Kebijakan Sektor

A. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP)

4) Dalam hal hasil PTP menyatakan ketidaksesuaian berdasarkan aspek P4T, maka bagian informasi hasil PTP tersebut
dipertimbangkan dalam penilaian PKKPR;

5) Dalam hal hasil PTP menyatakan ketidaksesuaian berdasarkan Rencana Tata Ruang, maka bagian informasi hasil PTP
tersebut tidak menjadi bahan pertimbangan penerbitan PKKPR;

6) dalam hal petugas KKPR menemukan kesalahan data/informasi dalam dokumen PTP, petugas KKPR menginformasikan
kepada kantor pertanahan untuk bersurat kepada Direktur atau Kepala OPD yang yang membidangi urusan tata ruang
perihal penyampaian dokumen hasil PTP yang sesuai, dengan informasi pada surat paling sedikit meliputi :
a)pernyataan terjadi kesalahan data/informasi pada dokumen hasil PTP;
b)penyampaian dokumen PTP yang telah diperbaiki; dan
c)pernyataan tanggung jawab mutlak dari Kepala Kantor Pertanahan.

7) dalam hal Pemohon tidak dapat dihubungi dengan catatan sudah ada bukti usaha untuk komunikasi antara kantor
pertanahan dengan Pemohon; dan/atau permintaan Pemohon untuk penutupan berkas PTP maka dapat dilakukan
mekanisme tutup berkas PTP oleh kantor pertanahan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 65
3.2 3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Kebijakan Sektor

A. Pengecekan dengan Hasil Pertimbangan Teknis Pertanahan (PTP)

8) Dalam hal kantor pertanahan melakukan mekanisme tutup berkas PTP maka
kantor pertanahan perlu bersurat kepada Direktur atau kepada OPD yang
membidangi urusan tata ruang dan ditembuskan kepada Direktur yang
menangani penatagunaan tanah yang memberitahukan bahwa permohonan
berkas PTP ditutup dan melampirkan bukti penutupan berkas.

9) Dalam hal telah dilakukan penutupan berkas PTP, proses penilaian KKPR tetap
dilanjutkan dan diterbitkan KKPR ditolak dengan disertai alasan penutupan
berkas PTP.

Format Persuratan mekanisme penutupan berkas PTP

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 66
3.2 3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Kebijakan Sektor

B. Analisis Terhadap Kebijakan Sektor


A. Overlay rencana kegiatan dengan:
1)Kebijakan Sektor Kehutanan dengan ketentuan
a)terhadap lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang berada pada kawasan hutan, maka
menjadi faktor pengurang untuk luas lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang disetujui;
b)terhadap rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang berada pada kawasan hutan yang telah
mengalami perubahan peruntukan dan fungsi berdasarkan Surat Keputusan Pelepasan Kawasan
Hutan dan/atau Surat Keputusan Pengukuhan Kawasan Hutan tetapi belum termuat dalam RTR,
maka dapat diterbitkan KKPR dengan ketentuan :
i. dalam hal Surat Keputusan Pelepasan Kawasan Hutan dan/atau Surat Keputusan Pengukuhan
Kawasan Hutan sudah menyebutkan peruntukan kegiatan, maka dapat diterbitkan PKKPR
untuk kegiatan yang dimohonkan dengan peruntukan kegiatan sesuai Surat Keputusan Pelepasan
Kawasan Hutan dan diketahui oleh Forum Penataan Ruang; atau
ii. dalam hal Surat Keputusan Pelepasan Kawasan Hutan dan/atau Surat Keputusan Pengukuhan
Kawasan Hutan belum menyebutkan peruntukan kegiatan, maka dapat diterbitkan PKKPR
untuk kegiatan yang dimohonkan dan disetujui oleh Forum Penataan Ruang dengan
memperhatikan pola ruang disekitarnya.
c) terhadap lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang berada pada delineasi Peta Indikatif
Penghentian Pemberian Izin Baru (PIPPIB), maka rencana kegiatan pemanfaatan ruang tersebut
mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan mengenai PIPPIB.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 67
3.2 3. Penilaian terhadap Aspek Pertanahan dan Kebijakan Sektor

B. Analisis Terhadap Kebijakan Sektor


A. Overlay rencana kegiatan dengan:
2) Kebijakan sektor pertambangan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) melalui Minerba One
Map Indonesia (MOMI), dengan ketentuan dalam hal lokasi permohonan PKKPR yang disetujui bertampalan
dengan IUP-OP, maka dalam persyaratan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang dicantumkan kewajiban
pemegang KKPR untuk melakukan kerja sama/sewa menyewa/pinjam meminjam dengan pemilik IUP-OP.
3) Kebijakan terkait Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD), dengan ketentuan dalam hal lokasi permohonan PKKPR
yang disetujui bertampalan dengan LSD, maka dalam persyaratan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang
dicantumkan ketentuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4) Perizinan Sektoral yang Telah Terbit, dengan ketentuan overlay rencana kegiatan pemanfaatan ruang dengan
perizinan sektor lainnya yang telah terbit dan penelahaan terhadap peraturan perundang-undangan sesuai
kebutuhan penilaian PKKPR
5) Ruang di Bawah Tanah dan/atau Atas Tanah, terhadap permohonan PKKPR di ruang bawah tanah dan/atau
ruang atas tanah dan RTR-nya belum mengatur ketentuan rencana pemanfaatan ruang di ruang bawah tanah
dan/atau ruang atas tanah, dilakukan penelaahan terhadap kebijakan sektor dan/atau kebijakan teknis lainnya
yang dapat dipertanggungjawabkan.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 68
3.2 4. Rapat Koordinasi dan/atau Peninjauan Lapangan (Pemerintah Pusat)

Rapat koordinasi dan/atau peninjauan lapangan dapat dilakukan pada tahap penilaian dokumen usulan
kegiatan Pemanfaatan Ruang dalam hal:
a. Terdapat perbedaan batas administrasi wilayah di dalam rencana tata ruang untuk permohonan yang berlokasi di wilayah perbatasan. Batas administrasi wilayah yang dijadikan
acuan sesuai dengan rencana tata ruang;
b. Terdapat ketidaksesuaian data antara dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang terhadap hasil PTP, maka perlu disepakati terkait:
1) luas lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang disesuaikan dengan hasil PTP atas persetujuan pemohon; dan/atau
2) perbaikan dokumen PTP yang diajukan oleh pemohon;
c. Menentukan intensitas pemanfaatan ruang dalam hal RTRW kabupaten/kota belum mengatur ketentuan tersebut, belum tersedia RDTR, belum disusun RDTR, dan/atau belum ada
peraturan atau kebijakan yang mengatur tentang bangunan gedung;
d. Rencana kegiatan pemanfaatan ruang berupa multi poligon dan/atau multikegiatan perlu dilakukan pembahasan/klarifikasi terkait keterkaitan antar kegiatan yang dimohonkan;
e. Terdapat lebih dari satu permohonan rencana kegiatan pemanfaatan ruang untuk kepentingan umum yang diproses bersamaan dan saling bertampalan;
f. Rencana kegiatan pemanfaatan ruang berada pada kawasan hutan yang mengalami perubahan peruntukan dan fungsi tetapi belum termuat dalam RTR;
g. Rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang berada atau bersinggungan dengan kebijakan sektoral dan/atau izin yang masih berlaku (izin lokasi, izin Pemanfaatan Ruang, dan
sebagainya);
h. Rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang yang berpotensi menimbulkan dampak kerawanan sosial, gangguan keamanan, kerusakan lingkungan, dan/atau gangguan terhadap fungsi
objek vital nasional;
i. dalam hal kegiatan yang dimohonkan berupa jaringan prasarana/infrastruktur yang merupakan kepentingan umum yang sesuai sebagian berdasarkan RTR sehingga mengakibatkan
poligon terpisah; dan/atau
j. Kondisi lainnya yang membutuhkan pembahasan rapat koordinasi dan/atau peninjauan lapangan.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 69
3.2 4. Rapat Koordinasi dan/atau Peninjauan Lapangan

Format Berita Acara Rapat Koordinasi

4 7

5
2
9
Keterangan:
1. Alinea pembuka & undangan rapat
2. Informasi pemohon
3 3. Materi pembahasan
4. Peraturan perundangan terkait
5. Poin-poin kesepakatan
6. Substansi peta
7. Rencana tindak lanjut
8. Alinea penutup
9. Tanda tangan para pihak
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 70
3.2 5. Pembahasan oleh Forum Penataan Ruang (PKKPR di Daerah)

Forum Penataan Ruang bertugas melakukan pembahasan terhadap hasil kajian dalam tahap penilaian.
Permasalahan penilaian yang memerlukan pembahasan Forum Penataan Ruang antara lain:

a. terdapat perbedaan batas administrasi wilayah di dalam rencana tata ruang untuk permohonan yang berlokasi di wilayah perbatasan. Batas
administrasi wilayah yang dijadikan acuan sesuai dengan rencana tata ruang;
b. terdapat ketidaksesuaian data antara dokumen usulan kegiatan Pemanfaatan Ruang terhadap hasil PTP, maka perlu disepakati terkait:
1) luas lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang disesuaikan dengan hasil PTP atas persetujuan pemohon; dan/atau
2) perbaikan dokumen PTP yang diajukan oleh pemohon;
c. Menentukan intensitas pemanfaatan ruang dalam hal RTRW kabupaten/kota belum mengatur ketentuan tersebut, belum tersedia RDTR, belum
disusun RDTR, dan/atau belum ada peraturan atau kebijakan yang mengatur tentang bangunan gedung;
d. rencana kegiatan pemanfaatan ruang berupa multi poligon dan/atau multikegiatan perlu dilakukan pembahasan/klarifikasi terkait keterkaitan
antar kegiatan yang dimohonkan;
e. terdapat lebih dari satu permohonan rencana kegiatan pemanfaatan ruang untuk kepentingan umum yang diproses bersamaan dan saling
bertampalan;
f. Rencana kegiatan pemanfaatan ruang berada pada kawasan hutan yang mengalami perubahan peruntukan dan fungsi tetapi belum termuat
Berdasarkan Pasal 65 Ayat (3) Permen ATR/Ka dalam RTR;
g. Rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang berada atau bersinggungan dengan kebijakan sektoral dan/atau izin yang masih berlaku (izin lokasi, izin
BPN Nomor 13 Tahun 2021, Forum Penataan
Pemanfaatan Ruang, dan sebagainya);
Ruang bertugas melakukan pembahasan terhadap
h. Rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang yang berpotensi menimbulkan dampak kerawanan sosial, gangguan keamanan, kerusakan lingkungan,
hasil kajian dalam tahap penilaian. dan/atau gangguan terhadap fungsi objek vital nasional;
i. dalam hal kegiatan yang dimohonkan berupa jaringan prasarana/infrastruktur yang merupakan kepentingan umum yang sesuai sebagian
berdasarkan RTR sehingga mengakibatkan poligon terpisah; dan/atau
j. Kondisi lainnya yang membutuhkan pembahasan rapat koordinasi dan/atau peninjauan lapangan.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 71
3.2 6. Pembahasan oleh Forum Penataan Ruang (PKKPR di Daerah)

Ketentuan Pembahasan oleh Forum Penataan Ruang (FPR)


1. pembahasan PKKPR oleh FPR dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan tentang FPR;
2. pembahasan PKKPR oleh FPR dapat dilakukan untuk lebih dari satu
permohonan PKKPR;
3. dalam hal diperlukan, pembahasan FPR pada level
kabupaten/kota dapat melibatkan FPR provinsi;
4. hasil pembahasan FPR dituangkan dalam Berita Acara (BA) yang
ditandatangani oleh sekretaris daerah selaku ketua FPR dan
kepala perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang penataan ruang selaku sekretaris FPR;
dan
5. dalam hal tidak ditemui permasalahan penilaian PKKPR, maka
kajian FPR dapat dilakukan oleh sekretariat FPR yang dilaporkan
kepada ketua FPR serta dituangkan dalam BA.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 72
3.2 7. Penyusunan Peta Penerbitan PKKPR

A. Ketentuan Peta Penerbitan PKKPR


Konsep Penerbitan PKKPR menyajikan
peta yang terdiri atas: Peta Delineasi

a. Peta Delineasi yang memberikan


informasi terkait delineasi terluar
Peta PKKPR
permohonan PKKPR yang
ditampalkan dengan Rencana Tata
Ruang yang diacu dalam penilaian;
b. Peta PKKPR, yang memuat hasil
interpretasi Pemanfaatan Ruang
terhadap rencana zona/sub-zona
pada lokasi permohonan yang
disetujui.

Dalam hal permohonan PKKPR ditolak maka yang dimuat dalam


penerbitan PKKPR hanya peta delineasi.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 73
3.2 8. Penyusunan Peta Penerbitan PKKPR
B. Muatan Peta Penerbitan PKKPR

Muatan Peta Delineasi Muatan Peta PKKPR


1) Muatan muka peta: 1) Muatan muka peta:
a) Delineasi permohonan; a) Simbolisasi wilayah administrasi;
b) Simbolisasi peta RTR yang berupa rencana pola ruang dan/atau rencana struktur ruang ; b) Unsur Data terdiri atas garis batas
c) Unsur Data terdiri atas garis batas wilayah administrasi, dan toponimi (nama perairan dan nama wilayah administrasi); wilayah administrasi, dan toponimi
dan (nama perairan dan nama wilayah);
d) Koordinat. c) Rencana kegiatan yang
2) Muatan informasi tepi peta: diterjemahkan dalam skala
a) Arah Mata Angin; zona/sub-zona RDTR dengan
b) Skala; ketentuan skala zona/sub-zona
c) Keterangan Proyeksi; RDTR; dan
d) Keterangan d) Koordinat.
Memberikan informasi tentang simbol-simbol yang terdapat dalam muka peta 2) Muatan informasi tepi peta:
1. Delineasi permohonan; a) Arah Mata Angin;
2. Batas Wilayah Administrasi; b) Skala;
3. Rencana Tata Ruang Wilayah; dan c) Keterangan Proyeksi; dan
e) Sumber data. d) Keterangan
Menjelaskan rencana kegiatan yang
Selain peta delineasi terdapat keterangan letak peta yang memberikan informasi wilayah permohonan dalam skala yang lebih sudah diterjemahkan dalam dalam
kecil, meliputi skala zona/sub-zona.
a) Simbolisasi wilayah adminitrasi;
b) Koordinat;
c) Delineasi permohonan dan kotak yang menunjukan lokasi permohonan; dan
d) Unsur Data terdiri atas garis batas wilayah administrasi, dan toponimi (nama perairan dan nama wilayah administrasi).

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 74
3.2 9. Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR

Pemerintah Pusat
Apabila proses penilaian sudah dilakukan, maka disusun Konsep PKKPR yang memuat hasil penilaian
dan keputusan disetujui seluruhnya/disetujui sebagian/ditolak dengan disertai alasan penolakan dan
dilengkapi dengan Peta PKKPR. Konsep PKKPR diparaf oleh Direktur beserta jajarannya. Selanjutnya
Konsep PKKPR tersebut disampaikan kepada Direktur Jenderal Tata Ruang untuk ditandatangani atas
nama Menteri.

Pemerintah Daerah

Apabila proses penilaian sudah dilakukan, maka disusun konsep PKKPR yang memuat hasil penilaian dan
keputusan disetujui seluruhnya/disetujui sebagian/ditolak dengan disertai alasan penolakan dan
dilengkapi dengan peta PKKPR. Konsep PKKPR diparaf oleh Kepala OPD yang membidangi urusan tata
ruang. Selanjutnya konsep KKKPR tersebut disampaikan kepada Kepala OPD yang membidangi urusan
penanaman modal dan investasi untuk ditandatangani atas nama kepala daerah.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PKKPR 75
3.2 9. Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR

Konsep PKKPR
Ketentuan yang perlu diperhatikan dalam menyusun konsep PKKPR baik pemohon yang telah atau belum memperoleh tanah sebagai berikut:

1. PKKPR diberikan dengan pertimbangan sebagaimana tercantum dalam lampiran;


2. PKKPR ini sebagai dokumen yang menyatakan kesesuaian antara rencana kegiatan pemanfaatan ruang dengan RTR selain RDTR, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
3. Dalam hal pemohon PKKPR belum menguasai/memiliki tanah untuk kegiatannya, PKKPR ini berlaku selama 3 (tiga) tahun terhitung sejak penerbitan dan dapat
diperpanjang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
4. Dalam hal pemohon PKKPR belum menguasai/memiliki tanah untuk kegiatannya, pemegang PKKPR wajib melaporkan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
kepada kepala kantor pertanahan mengenai perolehan tanah yang sudah dilaksanakan berdasarkan KKPR;
5. Dalam hal masa berlaku PKKPR telah habis dan proses perolehan tanah belum selesai, KKPR diperpanjang secara otomatis sesuai dengan jangka waktu
perencanaan pada dokumen rencana pengadaan tanah;
6. Dalam hal telah dilakukan pemutakhiran, masa berlaku PKKPR mengikuti jangka waktu dan luasan tanah sesuai penguasaan atas tanah yang telah diperoleh;
7. Dalam hal pemohon PKKPR telah menguasai/memiliki tanah untuk kegiatannya, masa berlaku PKKPR mengikuti jangka waktu penguasaan atas tanah yang
telah diperoleh oleh pemohon serta sesuai dengan luas tanah yang telah diperoleh dan disetujui dalam PKKPR.
8. Pemegang PKKPR hanya dapat melakukan kegiatan sesuai dengan lokasi yang disetujui;
9. PKKPR merupakan dasar perolehan tanah yang diperlukan untuk kegiatan, dan berlaku pula sebagai izin pemindahan hak atas tanah, serta untuk mengurus
perizinan selanjutnya pada instansi yang berwenang;
10. Terhadap kegiatan ini akan dilakukan pengawasan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
11. Pemegang PKKPR wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PERSETUJUAN KKPR (PKKPR) 76
3.2 9. Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR

Konsep PKKPR Pemerintah Pusat

Format Konsep PKKPR Pemerintah Pusat Format Lampiran Peta PKKPR Pemerintah Pusat
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENILAIAN PERSETUJUAN KKPR (PKKPR) 77
3.2 9. Penyusunan dan Finalisasi Konsep PKKPR

Konsep PKKPR Pemerintah Daerah

Format Konsep PKKPR Pemerintah Daerah Format Lampiran Peta PKKPR Pemerintah Daerah
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
78

Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


untuk Kegiatan Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan Nonberusaha 79
3.3 dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi dan/atau Lintas Deliniasi RTR dengan 1 (satu) Jenis Kegiatan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 80
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi dan/atau Lintas Deliniasi RTR dengan 1 Kegiatan
Permohonan dianggap sebagai satu kesatuan kegiatan
jika usulan kegiatan sesuai seluruhnya (dalam RDTR OSS
delineasi
RDTR A RTRW B RDTR C RTRW D dan atau RTR lainnya) maka diterbitkan 1 produk KKKPR dan
permohonan 1 produk PKKPR
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS
1 diterbitkan 2 diterbitkan
1 rencana kegiatan
sesuai seluruhnya
2 rencana kegiatan sesuai
seluruhnya pada kawasan
3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan
KKKPR PKKPR
seluruhnya pada zona sesuai seluruhnya
pada zona permukiman (10 Ha) permukiman (10 Ha) pada kawasan 3 4 (seluas
(seluas 15
15 Ha)
(seluas 15 Ha)
permukiman (5 Ha) permukiman (5 Ha)

delineasi
RDTR A RTRW B RDTR C RTRW D jika rencana kegiatan sesuai Sebagian dalam RDTR OSS dan
sesuai sebagian dalam RTR lainnya maka diterbitkan 1
permohonan
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS produk KKKPR dan 1 produk PKKPR

1 rencana kegiatan
sesuai seluruhnya
2 rencana kegiatan sesuai 3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan
1 Diterbitkan 2 diterbitkan
sebagian pada kawasan seluruhnya pada zona sesuai seluruhnya
pada zona permukiman (7 Ha) permukiman (7 Ha) pada kawasan KKKPR PKKPR
permukiman (2 Ha) permukiman (2 Ha) 3 (seluas 9 Ha) 4 (seluas 99Ha)
Ha)

jika usulan kegiatan tidak sesuai seluruhnya dalam RDTR


delineasi RDTR A RTRW B RDTR C RTRW D OSS dan sesuai seluruhnya dalam RTR lainnya maka
permohonan
diterbitkan 1 produk PKKPR
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS

1 rencana kegiatan
Tidak sesuai
2 rencana kegiatan sesuai 3 rencana kegiatan Tidak sesuai 4 rencana kegiatan 2 diterbitkan PKKPR
seluruhnya pada kawasan seluruhnya pada sesuai seluruhnya
seluruhnya pada permukiman (10 Ha) zona permukiman pada kawasan (seluas 15 Ha)
zona permukiman
4
permukiman (5 Ha)
jika rencana kegiatan sesuai seluruhnya dalam RDTR OSS
RDTR A RTRW B RDTR C RTRW D dan tidak sesuai seluruhnya dalam RTR lainnya maka
delineasi
permohonan
diterbitkan 1 produk KKKPR
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS
1 Diterbitkan KKKPR
1 rencana kegiatan
sesuai seluruhnya
2 rencana kegiatan tidak
sesuai seluruhnya pada
3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan
sebagian pada Tidak sesuai seluruhnya
pada zona kawasan permukiman 3 (seluas 10 Ha)
zona permukiman (5Ha) pada kawasan permukiman
permukiman (5 Ha)
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 81
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi dan/atau Lintas Deliniasi RTR dengan 1 Kegiatan
Permohonan dianggap sebagai satu kesatuan kegiatan
jika rencana kegiatan sesuai seluruhnya dalam RTR
maka diterbitkan 1 produk PKKPR
RTRW A RTRW B RTRW C RTRW D

diterbitkan
1 3
1 rencana kegiatan 2 rencana kegiatan sesuai 3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan PKKPR
sesuai seluruhnya seluruhnya pada kawasan seluruhnya pada kawasan sesuai seluruhnya 4 (seluas 30 Ha)
pada kawasan permukiman (10 Ha)
2
permukiman (10 Ha) pada kawasan
permukiman (5 Ha) permukiman (5 Ha)
jika rencana kegiatan sesuai sebagian dalam salah
RTRW A RTRW B RTRW C RTRW D satu RTR maka diterbitkan 1 produk PKKPR
diterbitkan
1 3
PKKPR
1 rencana kegiatan
sesuai seluruhnya
2 rencana kegiatan sesuai 3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan
2 4 (seluas 27 Ha)
sebagian pada kawasan seluruhnya pada kawasan sesuai seluruhnya
pada kawasan permukiman (7 Ha) permukiman (10 Ha) pada kawasan
permukiman (5 Ha) permukiman (5 Ha)

: delineasi permohonan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 82
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi dan/atau Lintas Deliniasi RTR dengan 1 Kegiatan

delineasi permohonan
Tahapan 2
Penilaian : 1 Contoh Kondisi 1
3 Contoh Kondisi 3
Contoh Kondisi 2
1. Menilai pada RDTR A sesuai seluruhnya 1. Menilai pada RDTR A tidak sesuai 1. Menilai pada RDTR A sesuai seluruhnya
2. Menilai pada RTRWK X sesuai seluruhnya 2. Menilai pada RTRWK X sesuai seluruhnya 2. Menilai pada RTRWK X sesuai seluruhnya
3. Menilai pada RDTR B sesuai seluruhnya 3. Menilai pada RDTR B tidak sesuai 3. Menilai pada RDTR B sesuai sebagian
4. Menilai pada RTRWK Z sesuai seluruhnya 4. Menilai pada RTRWK Z sesuai sebagian 4. Menilai pada RTRWK Z tidak sesuai
5. Menilai pada RTRWP 2 sesuai seluruhnya 5. Menilai RTRWP 2 sesuai Sebagian
6. Menilai RTR KSN sesuai seluruhnya
Diterbitkan
KKKPR (berdasarkan RDTR A & B) Diterbitkan PKKPR Diterbitkan
dan KKKPR (berdasarkan RDTR A & B)
PKKPR (berdasarkan RTRWK X & Z) berdasarkan RTRK X dan dan
RTRWP 2
PKKPR (berdasarkan RTR KSN)

Prinsip Penilaian :
1. Penilaian dimulai dari RTR yang muatannya paling operasional atau memiliki skala kedetailan terbesar (dalam hal ini RTR yang paling operasional adalah RDTR);
2. Dalam hal terdapat lebih dari satu RTR dengan skala kedetailan muatan yang sama maka dipilih RTR dengan tahun penerbitan paling mutakhir;
3. Dalam hal hasil penilaian menyatakan sesuai sebagian atau tidak diatur, maka penilaian dilanjutkan pada jenjang RTR diatasnya;
4. Dalam hal hasil penilaian pada seluruh RTR menyatakan ketidaksesuaian, maka PKKPR akan ditolak
5. Dalam hal penilaian terhadap RTRWK, RTRWP, RTR KSN, RTR Pulau/Kepulauan, dan/atau RTRWN, dilakukan untuk lokasi rencana kegiatan yang berada di luar delineasi RDTR

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 83
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi dan/atau Lintas Deliniasi RTR dengan 1 Kegiatan

Tahapan Penilaian: delineasi permohonan

1 Contoh Kondisi 1 2 Contoh Kondisi 2 3 Contoh Kondisi 3 4 Contoh Kondisi 4


1. Menilai pada RTRWK A sesuai sebagian 1. Menilai pada RTRWK A sesuai sebagian
1. Menilai pada RTRWK A sesuai seluruhnya 1. Menilai pada RTRWK A sesuai seluruhnya 2. Menilai pada RTRWP 1 sesuai sebagian 2. Menilai pada RTRWP 1 sesuai sebagian
2. Menilai pada RTRWK X sesuai seluruhnya 2. Menilai pada RTRWK X sesuai sebagian 3. Menilai pada RTRWK B sesuai seluruhnya 3. Menilai pada RTR KSN sesuai
3. Menilai pada RTRWK B sesuai seluruhnya 3. Menilai pada RTRWP 1 sesuai seluruhnya 4. Menilai pada RTRWK Z sesuai seluruhnya seluruhnya
4. Menilai pada RTRWK Z sesuai seluruhnya 4. Menilai pada RTRWB sesuai selurunya 5. Menilai pada RTR KSN sesuai seluruhnya
5. Menilai pada RTRWZ sesuai Sebagian pada Provinsi 1 dan sesuai sebagian pada
Diterbitkan PKKPR 6. Menilai pada RTRWP 2 sesuai seluruhnya Provinsi 2 Diterbitkan PKKPR
Berdasarkan RTRWK A, RTRWK X, Diterbitkan PKKPR Diterbitkan PKKPR
Berdasarkan RTR KSN
RTRWK B, dan RTRWK Z Berdasarkan RTR KSN, RTRWK B, dan RTRWK Z
Berdasarkan RTRWP 1 dan RTRWP 2

Prinsip Penilaian:
1. Penilaian dilakukan berdasarkan klasterisasi provinsi dengan RTRW provinsi dengan waktu penetapan terbaru;
2. Penilaian dimulai dengan RTRW yang muatannya paling operasional atau memiliki skala kedetailan paling besar dan waktu penetapan terbaru yang terdapat pada provinsi yang dipilih
pada angka 1;
3. Dalam hal hasil penilaian menyatakan sesuai sebagian atau tidak diatur, maka penilaian dilanjutkan pada jenjang RTR selain RDTR diatasnya;
4. Dalam hal RTR Nasional menyatakan sesuai sebagian atau tidak diatur, maka penilaian dilanjutkan pada RTRW yang muatannya paling operasional atau memiliki skala kedetailan paling
besar dan waktu penetapan terbaru yang terdapat pada provinsi yang belum dipilih pada angka 1; dan
5. Dalam hal hasil penilaian pada seluruh RTR selain RDTR menyatakan ketidaksesuaian, maka PKKPR akan ditolak.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan Nonberusaha 84
3.3 dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota dan/atau Lintas Deliniasi RTR dengan 1 (satu)
Jenis Kegiatan Dalam 1 (satu) Provinsi

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 85
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota dan/atau Lintas Deliniasi RTR dengan 1 (satu) Jenis Kegiatan Dalam 1 (satu) Provinsi
Permohonan dianggap sebagai satu kesatuan kegiatan
jika usulan kegiatan sesuai seluruhnya (dalam RDTR OSS
delineasi
RDTR A RTRW B RDTR C RTRW D dan atau RTR lainnya) maka diterbitkan 1 produk KKKPR dan
permohonan 1 produk PKKPR
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS
1 diterbitkan 2 diterbitkan
1 rencana kegiatan
sesuai seluruhnya
2 rencana kegiatan sesuai
seluruhnya pada kawasan
3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan
KKKPR PKKPR
seluruhnya pada zona sesuai seluruhnya
pada zona permukiman (10 Ha) permukiman (10 Ha) pada kawasan 3 4 (seluas
(seluas 15
15 Ha)
(seluas 15 Ha)
permukiman (5 Ha) permukiman (5 Ha)

delineasi
RDTR A RTRW B RDTR C RTRW D jika rencana kegiatan sesuai Sebagian dalam RDTR OSS dan
sesuai sebagian dalam RTR lainnya maka diterbitkan 1
permohonan
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS produk KKKPR dan 1 produk PKKPR

1 rencana kegiatan
sesuai seluruhnya
2 rencana kegiatan sesuai 3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan
1 Diterbitkan 2 diterbitkan
sebagian pada kawasan seluruhnya pada zona sesuai seluruhnya
pada zona permukiman (7 Ha) permukiman (7 Ha) pada kawasan KKKPR PKKPR
permukiman (2 Ha) permukiman (2 Ha) 3 (seluas 9 Ha) 4 (seluas 99Ha)
Ha)

jika usulan kegiatan tidak sesuai seluruhnya dalam RDTR


delineasi RDTR A RTRW B RDTR C RTRW D OSS dan sesuai seluruhnya dalam RTR lainnya maka
permohonan
diterbitkan 1 produk PKKPR
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS

1 rencana kegiatan
Tidak sesuai
2 rencana kegiatan sesuai 3 rencana kegiatan Tidak sesuai 4 rencana kegiatan 2 diterbitkan PKKPR
seluruhnya pada kawasan seluruhnya pada sesuai seluruhnya
seluruhnya pada permukiman (10 Ha) zona permukiman pada kawasan (seluas 15 Ha)
zona permukiman
4
permukiman (5 Ha)
jika rencana kegiatan sesuai seluruhnya dalam RDTR OSS
RDTR A RTRW B RDTR C RTRW D dan tidak sesuai seluruhnya dalam RTR lainnya maka
delineasi
permohonan
diterbitkan 1 produk KKKPR
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS
1 Diterbitkan KKKPR
1 rencana kegiatan
sesuai seluruhnya
2 rencana kegiatan tidak
sesuai seluruhnya pada
3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan
sebagian pada Tidak sesuai seluruhnya
pada zona kawasan permukiman 3 (seluas 10 Ha)
zona permukiman (5Ha) pada kawasan permukiman
permukiman (5 Ha)
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 86
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota dan/atau Lintas Deliniasi RTR dengan 1 (satu) Jenis Kegiatan Dalam 1 (satu) Provinsi

Permohonan dianggap sebagai satu kesatuan kegiatan


jika rencana kegiatan sesuai seluruhnya dalam RTR
maka diterbitkan 1 produk PKKPR
RTRW A RTRW B RTRW C RTRW D

diterbitkan
1 3
1 rencana kegiatan 2 rencana kegiatan sesuai 3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan PKKPR
sesuai seluruhnya seluruhnya pada kawasan seluruhnya pada kawasan sesuai seluruhnya 4 (seluas 30 Ha)
pada kawasan permukiman (10 Ha)
2
permukiman (10 Ha) pada kawasan
permukiman (5 Ha) permukiman (5 Ha)
jika rencana kegiatan sesuai sebagian dalam salah
RTRW A RTRW B RTRW C RTRW D satu RTR maka diterbitkan 1 produk PKKPR
diterbitkan
1 3
PKKPR
1 rencana kegiatan
sesuai seluruhnya
2 rencana kegiatan sesuai 3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan
2 4 (seluas 27 Ha)
sebagian pada kawasan seluruhnya pada kawasan sesuai seluruhnya
pada kawasan permukiman (7 Ha) permukiman (10 Ha) pada kawasan
permukiman (5 Ha) permukiman (5 Ha)

: delineasi permohonan

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 87
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota dan/atau Lintas Deliniasi RTR dengan 1 (satu) Jenis Kegiatan Dalam 1 (satu) Provinsi

RTR KSN atau RTR Pulau/Kepulauan atau RTRWN

RTRW Provinsi O

RDTR A RTRW Kabupaten X RDTR B RTRW Kabupaten Z


Contoh Tahun Terbit 2021 Contoh Tahun Terbit 2019 Contoh Tahun Terbit 2020 Contoh Tahun Terbit 2021
delineasi permohonan
Tahapan Penilaian :
1 2 3 Contoh Kondisi 3 4 Contoh Kondisi 4
Contoh Kondisi 1 Contoh Kondisi 2
1. Menilai pada RDTR A sesuai seluruhnya 1. Menilai pada RDTR A tidak sesuai 1. Menilai pada RDTR A sesuai seluruhnya 1. Menilai pada RDTR A sesuai seluruhnya
2. Menilai pada RTRWK X sesuai seluruhnya 2. Menilai pada RTRWK X sesuai seluruhnya 2. Menilai pada RTRWK X sesuai seluruhnya 2. Menilai pada RTRWK X tidak sesuai
3. Menilai pada RDTR B sesuai seluruhnya 3. Menilai pada RDTR B tidak sesuai 3. Menilai pada RDTR B sesuai seluruhnya 3. Menilai pada RDTR B sesuai seluruhnya
4. Menilai pada RTRWK Z sesuai seluruhnya 4. Menilai pada RTRWK Z sesuai sebagian 4. Menilai pada RTRWK Z sesuai sebagian 4. Menilai pada RTRWK Z tidak sesuai
5. Menilai pada RTRWP O sesuai seluruhnya 5. Menilai pada RTRWP O sesuai seluruhnya 5. Menilai pada RTRWP O sesuai Sebagian
6. Menilai pada RTR KSN sesuai seluruhnya
Diterbitkan Diterbitkan
KKKPR (berdasarkan RDTR A & B) Diterbitkan PKKPR KKKPR (berdasarkan RDTR A & B) Diterbitkan
dan dan KKKPR (berdasarkan RDTR A & B)
PKKPR (berdasarkan RTRWK X & Z) berdasarkan RTRWP O PKKPR (berdasarkan RTRWK X & RTRWP O) dan
PKKPR (berdasarkan RTR KSN)

Prinsip Penilaian :
1. Penilaian dimulai dari RTR yang muatannya paling operasional atau memiliki skala kedetailan terbesar (dalam hal ini RTR yang paling operasional adalah RDTR);
2. Dalam hal terdapat lebih dari satu RTR dengan skala kedetailan muatan yang sama maka dipilih RTR dengan tahun penerbitan paling mutakhir;
3. Dalam hal hasil penilaian menyatakan sesuai sebagian atau tidak diatur, maka penilaian dilanjutkan pada jenjang RTR diatasnya;
4. Dalam hal hasil penilaian pada seluruh RTR menyatakan ketidaksesuaian, maka PKKPR akan ditolak
5. Dalam hal penilaian terhadap RTRWK, RTRWP, RTR KSN, RTR Pulau/Kepulauan, dan/atau RTRWN, dilakukan untuk lokasi rencana kegiatan yang berada di luar delineasi RDTR
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 88
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi Kabupaten/Kota dan/atau Lintas Deliniasi RTR dengan 1 (satu) Jenis Kegiatan Dalam 1 (satu) Provinsi

RTR KSN atau RTR Pulau/Kepulauan atau RTRWN

RTRW Provinsi O

RTRW Kota A RTRW Kabupaten X RTRW Kota B RTRW Kabupaten Z


Contoh Tahun Terbit 2021 Contoh Tahun Terbit 2019 Contoh Tahun Terbit 2020 Contoh Tahun Terbit 2021
delineasi permohonan
Tahapan Penilaian :
2 3
1 Contoh Kondisi 3
Contoh Kondisi 1 Contoh Kondisi 2 1. Menilai pada RTRWK A sesuai seluruhnya
1. Menilai pada RTRWK A sesuai seluruhnya 1. Menilai pada RTRWK A tidak sesuai 2. Menilai pada RTRWK B sesuai seluruhnya
2. Menilai pada RTRWK B sesuai seluruhnya 2. Menilai pada RTRWK B tidak sesuai 3. Menilai pada RTRWK Z tidak sesuai
3. Menilai pada RTRWK Z sesuai seluruhnya 3. Menilai pada RTRWK Z sesuai sebagian 4. Menilai pada RTRWK X tidak sesuai
4. Menilai pada RTRWK X sesuai seluruhnya 4. Menilai pada RTRWK X sesuai seluruhnya 5. Menilai pada RTRWK Z tidak sesuai
5. Menilai pada RTRWP O sesuai seluruhnya 6. Menilai pada RTRWP O sesuai sebagian
Diterbitkan 7. Menilai pada RTR KSN sesuai seluruhnya
PKKPR (berdasarkan RTRWK A, B, X & Z)
Diterbitkan PKKPR Diterbitkan
berdasarkan RTRWP O PKKPR (berdasarkan RTR KSN)

Prinsip Penilaian:
1. Penilaian dimulai dari RTR yang muatannya paling operasional/memiliki skala kedetailan terbesar atau memiliki waktu penetapan paling baru;
2. Dalam hal hasil penilaian menyatakan sesuai sebagian/tidak sesuai/tidak diatur, maka penilaian dilanjutkan pada jenjang RTR selain RDTR diatasnya; dan
3. Dalam hal hasil penilaian pada seluruh RTR selain RDTR menyatakan ketidaksesuaian, maka PKKPR akan ditolak.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan Nonberusaha 89
3.3 dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Delineasi RTR dengan 1 (satu) Jenis Kegiatan Dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 90
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Deliniasi RTR dengan 1 Kegiatan dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota
Permohonan dianggap sebagai satu kesatuan kegiatan
jika usulan kegiatan sesuai seluruhnya (dalam RDTR OSS
delineasi
RDTR A RTRW B RDTR C RDTR D dan atau RTR lainnya) maka diterbitkan 1 produk KKKPR dan
permohonan 1 produk PKKPR
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS Terintegrasi
OSS diterbitkan
1 diterbitkan
1 rencana kegiatan 2 rencana kegiatan sesuai 3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan
2 PKKPR
sesuai seluruhnya seluruhnya pada kawasan seluruhnya pada zona sesuai seluruhnya KKKPR
pada zona permukiman (10 Ha) permukiman (10 Ha) pada kawasan 3 4 (seluas 20 Ha) (seluas
(seluas 15
10 Ha)
permukiman (5 Ha) permukiman (5 Ha)

delineasi
RDTR A RTRW B RDTR C RDTR D jika rencana kegiatan sesuai Sebagian dalam RDTR OSS dan
sesuai sebagian dalam RTR lainnya maka diterbitkan 1
permohonan
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS Terintegrasi produk KKKPR dan 1 produk PKKPR
OSS

1 rencana kegiatan
sesuai seluruhnya
2 rencana kegiatan sesuai 3 rencana kegiatan sesuai 4 rencana kegiatan
1 diterbitkan diterbitkan
sebagian pada kawasan seluruhnya pada zona sesuai seluruhnya
pada zona permukiman (7 Ha) permukiman (7 Ha) pada kawasan KKKPR 2 PKKPR
permukiman (2 Ha) permukiman (2 Ha) 3 4 (seluas 11 Ha) (seluas 79Ha)
Ha)

jika usulan kegiatan tidak sesuai seluruhnya dalam RDTR


delineasi RDTR A RTRW B RDTR C RDTR D OSS dan sesuai seluruhnya dalam RTR lainnya maka
permohonan
diterbitkan 1 produk PKKPR
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS Terintegrasi oss

1 rencana kegiatan
Tidak sesuai
2 rencana kegiatan sesuai 3 rencana kegiatan Tidak sesuai 4 rencana kegiatan 2 diterbitkan PKKPR
seluruhnya pada kawasan seluruhnya pada sesuai seluruhnya
seluruhnya pada permukiman (10 Ha) zona permukiman pada kawasan (seluas 10 Ha)
zona permukiman
4
permukiman (5 Ha)
jika rencana kegiatan sesuai seluruhnya dalam RDTR OSS
RDTR A RTRW B RDTR C RDTR D dan tidak sesuai seluruhnya dalam RTR lainnya maka
delineasi
permohonan
diterbitkan 1 produk KKKPR
Terintegrasi OSS Terintegrasi OSS Terintegrasi
OSS
1 Diterbitkan KKKPR
1 rencana kegiatan
sesuai seluruhnya
2 rencana kegiatan tidak
sesuai seluruhnya pada
3 rencana kegiatan sesuai 4 Rencana kegiatan sesuai
sebagian pada seluruhnya pada Kawasan
pada zona kawasan permukiman 3 (seluas 10 Ha)
zona permukiman (5Ha) permukiman (5 Ha)
permukiman (5 Ha)
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 91
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi dan/atau Lintas Delineasi RTR dengan 1 Kegiatan

RTR KSN atau RTR Pulau/Kepulauan atau RTRWN

RTRW Provinsi O

RDTR A RTRW Kabupaten Z


Contoh Tahun Terbit 2021 Contoh Tahun Terbit 2021
delineasi permohonan
Tahapan Penilaian :
1 2 3 Contoh Kondisi 3 4 Contoh Kondisi 4
Contoh Kondisi 1 Contoh Kondisi 2
1. Menilai pada RDTR A sesuai seluruhnya 1. Menilai pada RDTR A tidak sesuai 1. Menilai pada RDTR A sesuai sebagian 1. Menilai pada RDTR A sesuai sebagian
2. Menilai pada RTRWK Z sesuai seluruhnya 2. Menilai pada RTRWK Z sesuai seluruhnya 2. Menilai pada RTRWK Z tidak sesuai 2. Menilai pada RTRWK Z tidak sesuai
3. Menilai pada RTRWP O sesuai seluruhnya 3. Menilai pada RTRWP O sesuai sebagian
4. Menilai pada RTR KSN sesuai seluruhnya

Diterbitkan
Diterbitkan KKKPR Diterbitkan KKKPR
KKKPR (berdasarkan RDTR A) Diterbitkan PKKPR (berdasarkan RDTR A) dan
dan (berdasarkan RDTR A) dan
berdasarkan RTRWK Z PKKPR (berdasarkan RTRWP O) PKKPR (berdasarkan RTR KSN)
PKKPR (berdasarkan RTRWK Z)

Prinsip Penilaian :
1. Penilaian dimulai dari RTR yang muatannya paling operasional atau memiliki skala kedetailan terbesar (dalam hal ini RTR yang paling operasional adalah RDTR);
2. Dalam hal hasil penilaian menyatakan sesuai sebagian/tidak sesuai/tidak diatur, maka penilaian dilanjutkan pada jenjang RTR diatasnya;
3. Dalam hal hasil penilaian pada seluruh RTR menyatakan ketidaksesuaian, maka PKKPR akan ditolak
4. Dalam hal penilaian terhadap RTRWK, RTRWP, RTR KSN, RTR Pulau/Kepulauan, dan/atau RTRWN, dilakukan untuk lokasi rencana kegiatan yang berada di luar delineasi RDTR

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 92
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Lintas Wilayah Administrasi atau Lintas Deliniasi RTR dengan 1 Kegiatan
Dalam hal kegiatan yang dimohonkan berupa jaringan prasarana/infrastruktur yang merupakan kepentingan umum dan sesuai sebagian dengan
rencana tata ruang yang mengakibatkan poligon terpisah, maka perlu dilakukan rapat koordinasi (Pemerintah Pusat) / Pembahasan FPR (Pemerintah
Daerah)
Peta Delineasi berdasarkan RTRW Kab 1

Peta Delineasi berdasarkan RTRW Kab 2

Peta Delineasi berdasarkan RTR KSN

Peta KKPR pada Penerbitan Lintas


Peta KKPR pada Penerbitan Lintas
Wilayah Administrasi atau Lintas
Wilayah Administrasi atau Lintas
Delineasi RTR (selain RDTR)
Delineasi RTR (selain RDTR)
disetujui sebagian
Peta Delineasi pada permohonan Lintas Wilayah Administrasi atau Lintas
Delineasi RTR (selain RDTR)

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 93
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Ketentuan Penilaian pada Permohonan Rencana Kegiatan Pemanfaatan
Ruang Multipoligon dan/atau Multikegiatan
1. dalam hal seluruh kegiatan dan/atau seluruh poligon memiliki keterkaitan, maka penilaian dilakukan terhadap seluruh kegiatan dan/atau seluruh
poligon sebagai satu kesatuan kegiatan dan/atau poligon dan KKPR diterbitkan berdasarkan RTR yang mengakomodir seluruh kegiatan dan/atau seluruh
poligon. Seluruh kegiatan dan/atau seluruh poligon dinyatakan memiliki keterkaitan yang tertuang dalam dokumen RTB/RIK
2. dalam hal seluruh kegiatan dan/atau seluruh poligon tidak memiliki keterkaitan, maka penilaian dilakukan pada setiap jenis kegiatan dan/atau
poligon.

Contoh permohonan rencana kegiatan pemanfaatan ruang multipoligon dan/atau multikegiatan sebagai berikut:

“Terdapat permohonan rencana kegiatan Sarana Peribadatan


pemanfaatan ruang oleh Yayasan ABC pada Kabupaten
A dengan menyertakan dokumen RTB/RIK yang memuat
keterangan keterkaitan antarkegiatan. Pada dokumen
usulan kegiatan pemanfaatan ruang yang diajukan
terdapat 2 (dua) poligon terpisah dengan 2 (dua) jenis
kegiatan yang diusulkan. Poligon pertama seluas 30 Ha
berada pada kawasan perkebunan dengan jenis kegiatan
Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan, sedangkan poligon kedua seluas 70 dan Pendidikan
Ha berada pada kawasan permukiman dengan jenis
Delineasi Sarana Peribadatan seluas 30 Ha
kegiatan Sarana Pendidikan. Ilustrasi permohonan Yayasan Delineasi Sarana Peribadatan dan Pendidikan seluas 70 Ha
ABC dapat dilihat pada Gambar di samping:”

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 94
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Ketentuan Penilaian pada Permohonan Rencana Kegiatan Pemanfaatan
Ruang Multipoligon dan/atau Multikegiatan

Hasil Pemeriksanan terhadap dokumen RTB/RIK:


Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen RTB/RIK dinyatakan bahwa seluruh kegiatan dan/atau seluruh poligon memiliki
keterkaitan karena menjadi satu kesatuan kajian dalam 1 (satu) dokumen RTB/RIK. Sehingga penilaian dilakukan terhadap seluruh
kegiatan dan/atau seluruh poligon sebagai satu kesatuan kegiatan dan/atau poligon. Sebagai dasar penilaian, dalam lokasi
permohonan terdapat RTRW Provinsi A dan RTRW Kabupaten AA yang akan diperiksa dalam penilaian KKPR.

Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap KUZ rencana Pola Ruang pada RTRW Kabupaten AA dinyatakan bahwa kegiatan Sarana
Peribadatan dilarang pada kawasan perkebunan sedangkan kegiatan Sarana Peribadatan dan Pendidikan diperbolehkan pada
kawasan permukiman. Dikarenakan berdasarkan pemeriksaan terhadap RTRW Kabupaten AA belum didapat kesesuaian
seluruhnya/sesuai sebagian (70 Ha untuk kegiatan Sarana Peribadatan dan Pendidikan pada kawasan permukiman), sehingga
pemeriksaan dilanjutkan terhadap RTRW Provinsi A. Berdasarkan hasil pemeriksaan menggunakan RTRW Provinsi A, seluruh poligon
yang dimohonkan berada pada Kawasan permukiman dengan muatan pengaturan IAZ kawasan permukiman memperbolehkan
kegiatan Sarana Peribdatan dan Pendidikan, sehingga diperoleh hasil penilaian “sesuai seluruhnya” berdasarkan RTRW Provinsi A (100
Ha untuk kegiatan Sarana Peribadatan dan Pendidikan).

Mempertimbangkan hasil kesesuaian berdasarkan RTRW Kabupaten AA dan RTRW Provinsi A disimpulkan bahwa KKPR akan
diterbitkan dalam 1 (satu) dokumen PKKPR berdasarkan RTRW Provinsi A seluas 100 Ha untuk kegiatan Sarana Peribadatan dan
Pendidikan.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 95
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Permohonan Multipoligon dan/atau multi-Jenis Kegiatan

TPS
Sarana Peribadatan
RTRW Kab. AA tidak sesuai seluruhnya
30 Ha RTRW Provinsi A sesuai seluruhnya
Terbit PKKPR berdasarkan RTRW diterbitkan 1 dokumen
Provinsi A PKKPR berdasarkan
RTRW Provinsi A
Seluas 100 Ha untuk
kawasan perkebunan 2 Jenis Kegiatan Sarana
RTRW Kab. AA sesuai seluruhnya Pendidikan dan Sarana
RTRW Provinsi A sesuai seluruhnya Peribadatan
Terbit PKKPR berdasarkan RTRW Kab.
AA
TPS dan
Sarana PLTSa
Pendidikan

Delineasi Sarana Peribadatan seluas 30 Ha


70 Ha
Delineasi Sarana Peribadatan dan Pendidikan seluas 70 Ha
kawasan permukiman
Kawasan perkebunan (RTRW Kabupaten AA)
Kawasan permukiman (RTRW Kabupaten AA)

Ilustrasi permohonan multipoligon dan/atau multi kegiatan yang memiliki


keterkaitan kegiatan dalam 1 wilayah administrasi/delineasi RDTR

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 96
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Ketentuan Faktor Pengurang

1. dalam hal terdapat luas dan titik koordinat yang beririsan antara permohonan KKPR dengan hasil PTP bagi pemohon yang tidak
melampirkan bukti penguasaan tanah, maka area yang tidak beririsan akan menjadi faktor pengurang untuk luas lokasi rencana
kegiatan pemanfaatan ruang yang disetujui;
2. terhadap lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang berada pada kawasan hutan, maka menjadi faktor pengurang untuk
luas lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang disetujui;
3. terhadap KKPR yang telah terbit:
a. dalam hal KKPR untuk Kegiatan Nonberusaha yang akan diterbitkan merupakan untuk kepentingan umum maka KKPR yang telah
terbit tidak menjadi faktor pengurang untuk luas lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang disetujui; atau
b. dalam hal KKPR untuk Kegiatan Nonberusaha yang akan diterbitkan bukan untuk kepentingan umum maka KKPR yang telah terbit
menjadi faktor pengurang untuk luas lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang disetujui.
4. terhadap lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang berada pada delineasi PIPPIB, maka rencana kegiatan pemanfaatan
ruang tersebut mengikuti ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan mengenai PIPPIB; dan/atau
5. terhadap lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang berada pada badan air, maka badan air menjadi faktor pengurang
untuk rencana kegiatan pemanfaatan ruang yang disetujui selain rencana kegiatan pemanfaatan ruang berupa jaringan sumber
daya air, pembangkit listrik tenaga air, sarana transportasi air, dan lain sebagainya.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
Penilaian Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang untuk Kegiatan 97
3.3 Nonberusaha dalam Kondisi Tertentu
Ketentuan Pemanfaatan Ruang Atas/Bawah Tanah

Dalam hal rencana kegiatan pemanfaatan ruang


berada di bawah tanah atau di atas tanah, maka
perlu memperhatikan arahan untuk ruang di bawah
tanah atau di atas tanah dalam RTR.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
98

Ketentuan Persyaratan Pelaksanaan


Kegiatan Pemanfaatan Ruang
99
3.4 Ketentuan Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Ruang

Perumusan Persyaratan Pelaksanaan Contoh Muatan Pengaturan yang dapat Dipertimbangkan untuk Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Kegiatan Pemanfaatan Ruang dilakukan
dengan memperhatikan pengaturan No Contoh Sumber Contoh Ketentuan
rencana kegiatan pemanfaatan ruang
1. RTR Pada lahan pertanian tanaman pangan yang kurang produktif dapat dialih fungsi dengan tetap
berdasarkan: mempertahankan tingkat produktivitas daerah
a. peraturan zonasi berdasarkan RDTR 2. PTP (berlaku untuk a. Penggunaan tanah hanya dibenarkan untuk kegiatan pembangkit, transmisi, distribusi dan penjualan
terintegrasi OSS untuk KKKPR; penilaian PKKPR) tenaga listrik dalam satu kesatuan usaha dan tidak dibenarkan dialihkan ke jenis penggunaan tanah
lainnya tanpa dilandasi izin dari instansi berwenang
b. ketentuan umum zonasi/arahan b. Penggunaan pemanfaatan tanah pada lokasi dimohon tidak boleh mengganggu kepentingan umum dan
zonasi/indikasi arahan zonasi di tidak menimbulkan kerusakan maupun pencemaran lingkungan
c. Pemohon wajib membuat saluran drainase dan sanitasi serta melakukan upaya penanaman tanaman
pola ruang yang dimohonkan penghijauan pada tanah yang tidak dibangun sebagai upaya untuk meningkatkan fungsi resapan air
d. Pembangunan/ kegiatan harus mematuhi garis sempadan bangunan, jalan, dan garis sempadan lainnya
berdasarkan RTR untuk PKKPR; sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
c. ketentuan teknis dalam dokumen e. Dalam hal penggunaan dan pemanfaatan tanah agar dapat menciptakan sekaligus mewujudkan azas
Lestari, Optimal, Serasi dan Seimbang (LOSS)
RTB/RIK yang diunggah pemohon;
3. Peraturan tentang a. Bangunan Gedung sederhana dengan fungsi tunggal hunian dengan luas total bangunan maksimal 100
d. hasil PTP; Bangunan Gedung m2 yang strukturnya tidak menggunakan bahan baja harus memenuhi kriteria pondasi dangkal, jarak
e. peraturan perundang-undangan antar kolom maksimal 3 m (tiga meter), dll
b. Bangunan gedung khusus dengan fungsi bangunan gedung laboratorium, stasiun kereta api, stadion
untuk kepentingan umum; olahraga d ibangun pada tanah dengan kemiringan tanah di atas 100% (di atas 450) dengan
f. kerjasama dengan IUP OP; menggunakan struktur bukan portal, pondasi menggunakan teknologi khusus peredam gempa, tinggi
kolom di atas 9 m (sembilan meter), dll.
dan/atau
4. Peraturan teknis
(memuat substansi yang dapat digunakan sebagai muatan persyaratan pelaksanaan kegiatan
g. peraturan atau kebijakan teknis sektoral terkait
pemanfaatan ruang)
lainnya
sektoral lainnya.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
100
3.4 Ketentuan Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Contoh Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Ruang

No Kebijakan/Ketentuan Teknis Rumusan Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan Pemanfaatan Ruang

1 IUP-OP Pada kegiatan pemanfaatan ruang yang terdapat Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP), maka pemegang KKPR
wajib melakukan kerjasama/sewa-menyewa/pinjam-meminjam dengan pemilik IUP-OP.
2 LSD Kegiatan pemanfaatan ruang yang berada dalam LSD dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3 Badan Air Kegiatan pemanfaatan ruang yang berada pada badan air dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
(dalam hal tidak menjadi faktor undangan bidang sumber daya air.
pengurang untuk luas yang disetujui)
4 Akses Publik/Badan Jalan Kegiatan pemanfaatan ruang tidak diperbolehkan menutup akses publik/badan jalan, jika diperlukan dapat dilakukan rekayasa
kegiatan pemanfaatan ruang atau rekayasa jalur akses publik/badan jalan.
5 Kepentingan Umum a. Kondisi 1 (belum ada KKPR kepentingan umum yang terbit)

Dalam hal di lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang terdapat rencana pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum, Pemerintah dapat menerbitkan KKPR atas rencana pembangunan untuk kepentingan umum tersebut sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Kondisi 2 (sudah ada KKPR kepentingan umum yang terbit/permohonannya diajukan bersamaan)

Dalam hal di lokasi rencana kegiatan pemanfaatan ruang terdapat rencana pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum, Pemerintah dapat menerbitkan KKPR atas rencana pembangunan untuk kepentingan umum tersebut selama
tidak saling menganggu berdasarkan persetujuan dengan pemegang KKPR kepentingan umum yang sudah terbit sebelumnya,
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta perlu dilakukan kerjasama antara pemegang
KKPR dengan pemegang KKPR kepentingan umum yang sudah terbit sebelumnya.
6 Prasarana/Sarana Umum Kegiatan pemanfaatan ruang tidak boleh mengganggu fungsi dari prasarana/sarana umum yang berada pada/di sekitar
lokasi kegiatan, jika diperlukan dapat dilakukan rekayasa kegiatan pemanfaatan ruang.
7 Ketentuan lainnya yang dianggap perlu Memuat substansi yang dapat digunakan sebagai muatan persyaratan pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
101

Penyusunan Hasil, Penentuan Masa Berlaku,


dan Tujuan KKPR
PENYUSUNAN HASIL SERTA PENENTUAN MASA BERLAKU DAN TUJUAN KKPR 102
3.5 Penyusunan Hasil Penilaian KKPR

Kajian PKKPR disusun dalam format paparan dan disimpan dalam


ekstensi .ppt atau .pdf

Format Kerangka Kajian


Contoh Kajian Penilaian

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENYUSUNAN HASIL SERTA PENENTUAN MASA BERLAKU DAN TUJUAN KKPR 103
3.5 Penyusunan Hasil Penilaian KKPR

Pemerintah Pusat
Penyusunan hasil penilaian KKPR merupakan rangkuman dari penilaian
dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang terhadap RTR atau melalui
kajian dengan mempertimbangkan tujuan Penyelenggaraan Penataan
Ruang untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan serta penilaian terhadap aspek pertanahan dan sektor.
Hasil penilaian KKPR dituangkan dalam format nota dinas dari Direktur
yang menangani pelaksanaan KKPR dan ditujukan kepada Direktur
Jenderal Tata Ruang perihal Permohonan Penandatanganan Penerbitan
KKPR dengan dilampirkan konsep dokumen KKPR dan kajian KKPR. Contoh Nota Dinas

Pemerintah Daerah
Penyusunan hasil penilaian KKPR merupakan rangkuman dari penilaian dokumen usulan kegiatan pemanfaatan ruang
terhadap RTR dan/atau melalui kajian dengan mempertimbangkan tujuan Penyelenggaraan Penataan Ruang untuk
mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan serta penilaian terhadap aspek pertanahan dan sektor.
Hasil penilaian KKPR disampaikan oleh OPD yang membidangi urusan tata ruang kepada OPD yang membidangi urusan
penanaman modal dan investasi.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENYUSUNAN HASIL SERTA PENENTUAN MASA BERLAKU DAN TUJUAN KKPR 104
3.5 Penentuan Masa Berlaku dan Tujuan KKPR

Masa Berlaku KKPR


KKPR sebagai salah satu persyaratan dasar perizinan dalam rangka pemanfaatan ruang dan digunakan
dalam rangka perolehan tanah. Masa berlaku KKPR ditentukan berdasarkan masa berlaku bukti
penguasaan tanah.
1. Bagi pemohon yang sudah menguasai/memiliki tanah seluruhnya untuk lokasi rencana kegiatan
pemanfaatan ruang, maka masa berlaku KKPR mengikuti jangka waktu penguasaan/pemilikan tanah.
2. Bagi pemohon yang belum menguasai/memiliki tanah seluruhnya untuk lokasi rencana kegiatan
pemanfaatan ruang, maka masa berlaku KKPR adalah 3 (tiga) tahun.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
PENYUSUNAN HASIL SERTA PENENTUAN MASA BERLAKU DAN TUJUAN KKPR 105
3.5 Penentuan Masa Berlaku dan Tujuan KKPR

Ketentuan Tujuan PKKPR untuk Ruang di Bawah Tanah dan di Atas Tanah

1. PKKPR untuk ruang di bawah tanah atau di atas tanah


tidak dapat diterbitkan pada lokasi yang telah terbit
KKPR;
2. PKKPR untuk ruang di bawah tanah dapat diterbitkan di
bawah KKPR yang terbit pada permukaan tanah; dan
3. PKKPR untuk ruang di atas tanah dapat diterbitkan di
atas KKPR yang terbit pada permukaan tanah.

Ilustrasi kegiatan Pemanfaatan Ruang di atas tanah,


permukaan tanah, dan bawah tanah

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENILAIAN
106

TAHAP
4 PENERBITAN
107
4.1 PENERBITAN KKPR KEGIATAN NONBERUSAHA

Penerbitan KKKPR Kegiatan Nonberusaha Penerbitan KKKPR Kegiatan Nonberusaha


Kewenangan Pusat Kewenangan Daerah

Ditandatangani oleh Direktur Jenderal Tata Ruang atas Ditandatangani oleh Kepala OPD yang membidangi urusan
nama Menteri. penanaman modal dan investasi atas nama Kepala Daerah.

Penerbitan PKKPR Kegiatan Nonberusaha Penerbitan PKKPR Kegiatan Nonberusaha


Kewenangan Pusat Kewenangan Daerah

Ditandatangani oleh Direktur Jenderal Tata Ruang atas Ditandatangani oleh Kepala OPD yang membidangi urusan
nama Menteri. penanaman modal dan investasi atas nama Kepala Daerah.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4 TAHAP PENERBITAN
108
4.1 PENERBITAN KKPR KEGIATAN NONBERUSAHA
Muatan Dokumen KKPR (Pemerintah Pusat)
Penerbitan KKKPR dan PKKPR dilakukan oleh Menteri melalui Direktur Jenderal Tata Ruang. Dokumen KKPR yang diterbitkan
paling sedikit memuat:
1. Nama Pemohon, diisi sesuai dengan nama pemohon (sesuai dengan nama yang tertera pada bukti identitas pemohon) atau
nama instansi;
2. NPWP, diisi sesuai dengan NPWP Pemohon atau NPWP Instansi Pemohon.
3. Alamat, diisi sesuai dengan alamat pemohon atau alamat kantor pemohon.
4. Nomor Telepon, diisi sesuai dengan nomor telepon pemohon.
5. E-mail, diisi sesuai dengan e-mail pemohon atau e-mail kantor pemohon.
6. Sumber Pendanaan, diisi sesuai dengan sumber pendanaan rencana kegiatan pemanfaatan ruang
7. Jenis Kegiatan, diisi seusai dengan rencana jenis kegiatan yang dimohonkan.
8. Lokasi Kegiatan,
9. Luas Tanah yang Dimohon, diisi sesuai dengan luas yang dimohonkan pada surat permohonan.
10. Kedalaman/ketinggian minimal yang dimohon, diisi dengan kedalaman/ketinggian minimal dari bangunan yang akan
dimohonkan (untuk permohonan KKKPR di atas atau di bawah tanah, dapat dihapus apabila tidak diperlukan)
11. Kedalaman/ketinggian maksimal yang dimohon, diisi dengan kedalaman/ketinggian maksimal dari bangunan yang akan
dimohonkan (untuk permohonan KKPR di atas atau di bawah tanah, dapat dihapus apabila tidak diperlukan)
12. Rencana Teknis Bangunan dan/atau Rencana Induk Kawasan, diisi dengan “Ada” atau “Tidak Ada

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4
4 TAHAP PENERBITAN
109
4.1 PENERBITAN KKPR KEGIATAN NONBERUSAHA
Muatan Dokumen KKPR (Pemerintah Daerah)
Penerbitan KKKPR dan PKKPR dilakukan oleh Kepala Daerah melalui OPD yang membidangi urusan penanaman modal dan
investasi. Dokumen KKPR yang diterbitkan paling sedikit memuat:
1. Nama Pemohon, diisi sesuai dengan nama pemohon (sesuai dengan nama yang tertera pada bukti identitas pemohon) atau
nama instansi;
2. NPWP, diisi sesuai dengan NPWP Pemohon atau NPWP Instansi Pemohon.
3. Alamat, diisi sesuai dengan alamat pemohon atau alamat kantor pemohon.
4. Nomor Telepon, diisi sesuai dengan nomor telepon pemohon.
5. E-mail, diisi sesuai dengan e-mail pemohon atau e-mail kantor pemohon.
6. Sumber Pendanaan, diisi sesuai dengan sumber pendanaan rencana kegiatan pemanfaatan ruang
7. Jenis Kegiatan, diisi seusai dengan rencana jenis kegiatan yang dimohonkan.
8. Lokasi Kegiatan,
9. Luas Tanah yang Dimohon, diisi sesuai dengan luas yang dimohonkan pada surat permohonan.
10. Kedalaman/ketinggian minimal yang dimohon, diisi dengan kedalaman/ketinggian minimal dari bangunan yang akan
dimohonkan (untuk permohonan KKKPR di atas atau di bawah tanah, dapat dihapus apabila tidak diperlukan)
11. Kedalaman/ketinggian maksimal yang dimohon, diisi dengan kedalaman/ketinggian maksimal dari bangunan yang akan
dimohonkan (untuk permohonan KKPR di atas atau di bawah tanah, dapat dihapus apabila tidak diperlukan)
12. Rencana Teknis Bangunan dan/atau Rencana Induk Kawasan, diisi dengan “Ada” atau “Tidak Ada

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4
4 TAHAP PENERBITAN
110
4.1 PENERBITAN KKPR KEGIATAN NONBERUSAHA
Kelengkapan pada Keterangan Dokumen Penerbitan

1. Koordinat geografis yang disetujui;


2. Luas tanah yang disetujui;
3. Jenis peruntukan pemanfaatan ruang;
4. Jenis kegiatan;
5. Koefisien Dasar Bangunan maksimum;
6. Koefisien Lantai Bangunan maksimum;
7. Indikasi Program Utama;
8. Persyaratan Pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan Ruang; dan
9. Informasi Tambahan (apabila tersedia), meliputi Garis Sempadan Bangunan minimum, Jarak Bebas Bangunan
minimum, Koefisien Dasar Hijau minimum, Koefisien Tapak Basement maksimum, dan/atau Jaringan Utilitas Kota.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 4
4 TAHAP PENERBITAN
111
4.1 PENERBITAN KKPR KEGIATAN NONBERUSAHA
Prosedur Penyampaian Dokumen KKPR oleh Pemerintah Pusat

CONTOH FORMAT TEMPLATE SURAT ELEKTRONIK


PENGIRIMAN DOKUMEN KKPR TERBIT
Kepala Surat Elektronik
1. Penyampaian dokumen fisik KKPR kepada pemohon Kepada : …. (alamat surat elektronik pemohon)
Cc : …. (alamat surat elektronik instansi sesuai kebutuhan)
beserta tembusan dilakukan oleh Dirjen c.q Direktur Subjek : …. Penyampaian Dokumen Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR) untuk Kegiatan
Nonberusaha… (disesuaikan dengan rencana kegiatan
disertai tanda bukti pengiriman atau tanda terima pemanfaatan ruang).

dokumen; dan/atau
Badan Surat Elektronik
Yth. (pemohon)
2. Penyampaian hasil pemindaian dokumen KKPR kepada di Tempat
Sehubungan dengan surat (pemohon) Nomor … tanggal … perihal
Permohonan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) untuk
pemohon beserta tembusan dilakukan oleh Dirjen c.q Kegiatan Nonberusaha … (disesuaikan dengan rencana kegiatan
pemanfaatan ruang) telah terbit dokumen KKPR, bersama ini kami lampirkan
dokumen tersebut.
Direktur melalui surat elektronik (E-mail subdirektorat
Dengan hormat,
……….
SPR Wilayah).
Lampiran Surat Elektronik
Lampiran file berupa hasil pemindaian dokumen KKPR yang telah terbit.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 44 TAHAP PENERBITAN
112
4.1 PENERBITAN KKPR KEGIATAN NONBERUSAHA
Prosedur Penyampaian Dokumen KKPR oleh Pemerintah Daerah

CONTOH FORMAT TEMPLATE SURAT ELEKTRONIK


PENGIRIMAN DOKUMEN KKPR TERBIT
1. Penyampaian dokumen fisik KKPR kepada Pemohon
Kepala Surat Elektronik
beserta tembusan dilakukan oleh OPD yang Kepada : …. (alamat surat elektronik pemohon)
Cc : …. (alamat surat elektronik instansi sesuai kebutuhan)
membidangi urusan penanaman modal dan investasi Subjek : …. Penyampaian Dokumen Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR) untuk Kegiatan
Nonberusaha… (disesuaikan dengan rencana kegiatan
disertai tanda bukti pengiriman atau tanda terima pemanfaatan ruang).

dokumen; dan/atau
Badan Surat Elektronik
Yth. (pemohon)
2. Penyampaian hasil pemindaian dokumen KKPR kepada di Tempat
Sehubungan dengan surat (pemohon) Nomor … tanggal … perihal
Permohonan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) untuk
Pemohon beserta tembusan dilakukan oleh Dinas yang Kegiatan Nonberusaha… (disesuaikan dengan rencana kegiatan
pemanfaatan ruang) telah terbit dokumen KKPR, bersama ini kami lampirkan
dokumen tersebut.
membidangi urusan di bidang perizinan dan
Dengan hormat,
……….
investasi disertai melalui surat elektronik (email OPD
Lampiran Surat Elektronik
terkait).
Lampiran file berupa hasil pemindaian dokumen KKPR yang telah terbit.

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang


1 2 3 44 TAHAP PENERBITAN
TERIMA KASIH
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Direktorat Jenderal Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional

113

Anda mungkin juga menyukai