Oleh:
Dr. Ir. Abdul Kamarzuki, MPM.
Direktur Jenderal Tata Ruang, Kementerian ATR/BPN
Penyelenggaraan Penataan Ruang
sebagai amanah UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Asas UU CK No. 11/2020 Pasal 13: Penyederhanaan persyaratan dasar perizinan berusaha
meliputi
Pasal 2: UU CK diselenggarakan berdasarkan asas: 1) Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR);
1) Pemerataan hak; 2) Persetujuan Lingkungan; dan
2) Kepastian hukum; 3) Persetujuan Bangunan
3) Kemudahan berusaha;
4) Kebersamaan, dan
5) Kemandirian. Pasal 14: KKPR diberikan sebagai kesesuaian rencana lokasi
kegiatan dan/atau usaha dengan RDTR, dengan
ketentuan:
Dengan tujuan antara lain untuk
peningkatan ekosistem investasi dan Pasal 15:
kegiatan berusaha Pemerintah Daerah yang belum menyusun
Pemerintah
Daerah yang dan menyediakan RDTR, maka KKPR
Pasal 6: Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan sudah menyusun diberikan melalui persetujuan dengan asas
berusaha meliputi: dan menyediakan berjenjang dan komplementer berdasarkan:
a. Penerapan perijinan berbasisi risiko; RDTR • RTRW Nasional • RZ KSNT
b. Penyederhanaan persyaratan dasar • RTRW Provinsi • RZ KAW
Perizinan Berusaha; maka KKPR • RTRW • RTR
c. Penyederhanaan Perizinan Berusaha diberikan melalui Kabupaten/Kota Pulau/Kepulauan
sektor; dan konfirmasi • RTR KSN
d. Penyederhanaan persyaratan investasi.
2
Mengapa Perlu Dilakukan
UU CK dan PP No. 21 Tahun 2021 merupakan langkah strategis
pemerintah dalam mengatasi permasalahan investasi dan penciptaan
lapangan kerja, yang salah satunya diakibatkan oleh tumpang tindih
Penataan Ruang?
pengaturan penataan ruang.
Ruang Terbatas Populasi Manusia Aktivitas Manusia Ruang Bukan Hanya Mengatur Aktivitas di Sekitar
Terus Meningkat Tidak Terbatas Untuk Manusia Daerah Rawan Bencana
Ukuran ruang yang Jumlah penduduk terus Ruang menampung semua aktivitas Hewan dan tumbuhan juga Dengan RTR, manusia dapat
tersedia di muka bumi mengalami peningkatan manusia, dari bekerja, tempat memerlukan ruang mengantisipasi pembangunan
tidak pernah bertambah. tinggal, rekreasi hingga dan aktivitas di sekitar daerah
peristirahatan terakhir rawan bencana
(Tempat Pemakaman Umum)
Tujuan Penataan Ruang
3
SEBELUM UU CK & PP No. 21 TAHUN 2021
Produk Rencana Tata Ruang (RTR) Masyarakat dan investor yang Proses penerbitan izin Banyaknya kasus
hanya dimiliki dan disimpan ingin mengakses informasi RTR berusaha menjadi rumit tumpang tindih
oleh Pemerintah dalam bentuk harus datang langsung ke kantor dan tidak transparan. pemanfaatan ruang.
fisik (hard copy), sehingga tata pemerintah dan menempuh
ruang terkesan ‘menghambat’ proses administrasi yang lama
investasi. dan rumit.
Produk RTR telah dipublikasi Masyarakat dan pihak terkait Platform produk RTR juga terkoneksi dengan Perizinan berusaha yang telah
oleh Pemerintah melalui berbagai dapat memanfaatkan informasi portal pelayanan perizinan, sehingga proses diterbitkan menjadi pertimbangan
platform. RTR secara online. perizinan berusaha dan non-usaha menjadi lebih dalam peningkatan kualitas RTR
cepat dan transparan.
4
Perbandingan Outline PP No. 15/2010 dengan PP No. 21/2021
1 BAB I KETENTUAN UMUM
Outline Outline 1 BAB I KETENTUAN UMUM
2 BAB II PENGATURAN TATA RUANG
PP No. 15 PP No. 21 2 BAB II PERENCANAAN TATA RUANG
3 BAB III PEMBINAAN PENATAAN RUANG I. Umum
Tahun I. Umum Tahun II. Penyusunan Rencana Umum Tata Ruang
2010 II. Bentuk dan Tata Cara Pembinaan Penataan Ruang 2021 III. Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang
4 BAB IV PELAKSANAAN PERENCANAAN TATA RUANG IV. Penetapan Rencana Umum Tata Ruang
I. Umum V. Penetapan Rencana Rinci Tata Ruang
II. Penyusunan dan Penetapan Rencana Umum Tata Ruang VI. Peninjauan Kembali dan Revisi Rencana Tata Ruang
III. Penyusunan dan Penetapan Rencana Rinci Tata Ruang 3 BAB III PEMANFAATAN RUANG
IV. Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan I. Umum
V. Penyusunan dan Penetapan Rencana Tata Ruang Kawasan Perdesaan II. Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
VI. Kriteria dan Tata Cara Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang III. Pelaksanaan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang
5 BAB V PELAKSANAAN PEMANFAATAN RUANG 4 BAB IV PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
I. Umum I. Umum
II. Pemanfaatan Ruang Wilayah II. Penilaian Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
III. Pemanfaatan Ruang Kawasan Strategis III. Pemberian Insentif dan Disinsentif
IV. Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan IV. Pengenaan Sanksi
V. Pemanfaatan Ruang Kawasan Perdesaan V. Penyelesaian Sengketa Pemanfaatan Ruang
6 BAB VI PELAKSANAAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG 5 BAB V PENGAWASAN PENATAAN RUANG
I. Umum I. Umum
II. Pengaturan Zonasi II. Lingkup Pengawasan Penataan Ruang
III. Perizinan III. Tata Cara Pengawasan Khusus Penataan Ruang
IV. Pemberian Insentif dan Disinsentif
6 BAB VI PEMBINAAN PENATAAN RUANG
V. Sanksi Administratif
I. Umum
7 BAB VII PENGAWASAN PENATAAN RUANG
II. Bentuk dan Tata Cara Pembinaan Penataan Ruang
I. Umum
III. Pengembangan Profesi Perencana Tata Ruang
II. Bentuk dan Tata Cara Pengawasan
7 BAB VII KELEMBAGAAN PENATAAN RUANG
III. Perizinan
IV. Pemberian Insentif dan Disinsentif 8 BAB VIII KETENTUAN LAIN-LAIN
V. Sanksi Administratif
8 BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN 9 BAB IX KETENTUAN PERALIHAN
9 BAB IX KETENTUAN PENUTUP 10 BAB X KETENTUAN PENUTUP
5
Terobosan Kebijakan terkait
Perencanaan Tata Ruang
6
1 2 3 4 5 6 Perencanaan
UU CK dan PP No. 21/2021 memandatkan
Terobosan Kebijakan terkait Perencanaan Tata Ruang penyederhanaan (streamlining) hierarki penataan
Integrasi Tata Ruang Darat dan Laut penataan ruang). Pengelolaan sumber daya ruang laut dan ruang
udara diatur dengan UU tersendiri.
Ruang
Udara
PP No. 21 Tahun
Ruang
2021 telah mengatur
Darat
pengintegrasian
muatan teknis
ruang laut menjadi Ruang
satu produk rencana Laut
tata ruang.
Ruang
Dalam
Bumi
PP No. 21/2021: Pasal 7, Pasal 12 ayat (2) – (4), Pasal 16 ayat (2) – (4), Pasal 19 ayat (2) – (4), Pasal 23 ayat (2) – (4), Pasal 27 ayat (2) – (4), Pasal 36 ayat (2) – (4)
9
1 2 3 4 5 6 Perencanaan
Dalam rangka
percepatan
penyusunan
RDTR, daerah
yang belum
memiliki Peta
Rupabumi
Indonesia dapat
menggunakan
Peta Dasar
Lainnya sesuai
ketentuan
tingkat ketelitian
RTR yang disertai Peta Dasar Lainnya
oleh Peta Rupabumi Indonesia
yang telah mendapat Rekomendasi dari BIG
rekomendasi dari
Badan Informasi • Dengan berlakunya PP No. 21/2021, PP No. 8/2013 tentang Ketelitan Peta Rencana Tata Ruang dicabut
Geospasial (BIG). dan dinyatakan tidak berlaku.
• Contoh peta dasar lainnya: peta dasar pertanahan (yang sesuai dengan ketelitian RTR dan mendapat
rekomendasi dari BIG
PP No. 21/2021: Pasal 12 ayat (3), Pasal 16 ayat (8), Pasal 19 ayat (8), Pasal 19 ayat (3), Pasal 23 ayat (3), Pasal 27 ayat (3), Pasal 36 ayat (3), Pasal 39 ayat (3), Pasal 46 ayat (3), Pasal 53 ayat (3), Pasal 57 ayat (3)
10
1 2 3 4 5 6 Perencanaan
12
1 2 3 4 5 6 Penetapan
14
1 2 3 4 5 6 Penetapan
*Berdasarkan PP No. 43/2021, penetapan Apabila terdapat perbedaan dengan kebutuhan RTR
seluruh Batas Daerah dilakukan dalam waktu dan/atau kepentingan HAT, maka Persetujuan Substansi oleh
paling lama 5 bulan (+1 bulan) setelah PP Menteri mencantumkan:
No. 43/2021 terbit. • Garis pantai dalam Peta RBI, dan
• Garis pantai sesuai kebutuhan yang digambarkan dengan
Kawasan Hutan symbol atau warna khusus
PP No. 21/2021 Pasal 66, 80, 89
Penyelesaian ketidaksesuaian antara garis pantai dan HAT/HPL
Pengintegrasian menggunakan:
berdasarkan PP No.43/2021
• Delineasi kawasan hutan termutakhir yang ditetapkan oleh Menteri LHK, atau
• Dalam hal terjadi dinamika perubahan garis pantai yang
• Delineasi kawasan hutan yang disepakati paling lama 10 hari sejak dimulainya
menyebabkan ketidaksesuaian titik dasar dan garis pangkal di
pembahasan lintas sektor
PPKT dengan garis pantai peta RBI, titik dasar dan garis pangkal
di PPKT tetap diakui dan berlaku, dan Pemerintah wajib
Penyelesaian ketidaksesuaian antara Kawasan Hutan dengan RTRWP/RTRWK
memulihkan kondisi fisik lahan menjadi daratan di PPKT.
berdasarkan PP No.43/2021:
• HAT dan/atau HPL yang ada di laut akibat dinamika perubahan
• dalam hal Kawasan Hutan ditetapkan lebih awal, dilakukan revisi RTRWP
garis pantai, sebelum ditetapkannya unsur garis pantai dalam
dan/atau RTRWK dengan mengacu pada Kawasan Hutan yang ditetapkan terakhir;
Peta RBI pertama, HAT dan/atau HPL tetap diakui.
• dalam hal RTRWP dan/atau RTRWK ditetapkan lebih awal, dilakukan tata batas
dan pengukuhan Kawasan Hutan dengan memperhatikan RTRWP dan/atau RTRWK. 15
1 2 3 4 5 6 Penetapan
Percepatan Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi dan Kabupaten/Kota
16
1 2 3 4 5 6 Penetapan
UU CK: Pasal 15 ayat (3) UU CK; Pasal 17 UU CK: Pasal 6 ayat (2), (3), (4) UU No. 26/2007; Pasal 17 UU CK: Pasal 14 ayat (2) dan (3) UU No. 26/2007.
19
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan
RDTR
Konfirmasi KKPR
Berusaha
Persetujuan KKPR
RDTR
RDTR
Konfirmasi KKPR
Konfirmasi KKPR
KKPR Nonberusaha
Persetujuan KKPR
RDTR
termuat
di RTR Perizinan Berusaha/
Persetujuan
Konfirmasi KKPR
KKPR
Kebijakan yang Perizinan lainnya
Bersifat Strategis
Nasional Rekomendasi KKPR
termuat
di RTR
20
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan
Risiko tinggi:
Rekomendasi
NIB + Izin
Termuat Penilaian berdasarkan KKPR
(diterbitkan
di RTR? asas penataan ruang melalui OSS)
UU CK: Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15 UU CK PP No. 21/2021: Pasal 100 – 115, Pasal 135-143
**Pertek disampaikan paling lama 10 hari sejak pendaftaran/penerimaan PNBP 21
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan
Pendaftaran/
Melihat Informasi Apakah RDTR Penilaian KKPR
Pembayaran
(Self Assessed) PNBP tersedia?
RDTR
INTERAKTIF
Cek Lokasi
GIS
TARU GISTARU Berlokasi di dalam
Satupeta.KKP Koordinat lokasi KEK/KI yang telah
memiliki HPL?
Satu
Cek Risiko Kebutuhan luas lahan
peta.
KKP • KBLI-Risiko
Konfirmasi
Informasi penguasaan tanah KKPR
• Negative
List Daerah RTRWN
SPI RTR KSN
(SUBSISTEM
PELAYANAN
• Kegiatan Masyakarat* mengajukan RTRWP
INFORMASI)
lainnya RTRWK
permohonan KKPR (RTRL,
RZ KAW,
RZ KSN/T, GISTARU
*Masyarakat adalah masyarakat non- Satupeta.KKP
berusaha dan pemohon PSN non- RZWP3K)
badan usaha
Konfirmasi KKPR
RDTR
(maks. 1 hari**)
2
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan
RDTR
Pendelegasian kewenangan kepada
terintegrasi
OSS
gubernur, bupati, dan wali kota
Konfirmasi KKPR Melalui OSS dikecualikan untuk kegiatan
pemanfaatan ruang yang:
Berusaha 1) merupakan rencana pembangunan
Dilakukan secara
Persetujuan KKPR non-elektronik dan pengembangan objek vital
RDTR sampai dengan nasional;
terintegrasi OSS siap 2) bersifat strategis nasional;
OSS 3) perizinan berusahanya merupakan
kewenangan K/L; dan/atau
4) lokasinya bersifat lintas provinsi
Dilakukan secara
non-elektronik
KKPR Nonberusaha KKPR
sampai dengan
sistem elektronik Menteri dapat membatalkan KKPR
siap yang diterbitkan gubernur, bupati, dan
wali kota dalam hal kegiatan
termuat di
pemanfaatan ruang menimbulkan
RTR dampak:
Konfirmasi KKPR
Persetujuan KKPR 1) Kerawanan sosial
Kebijakan yang Dilaksanakan oleh 2) Gangguang keamanan
Bersifat Strategis Pemerintah Pusat 3) Kerusahan lingkungan hidup
Nasional Rekomendasi KKPR 4) Gangguan terhadap fungsi objek
termuat di vital nasional
RTR
24
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan
Pertek Pertanahan
Pendaftaran oleh
RTR
Pelaku usaha/Pemohon
Kepala Kantor
Sekda
Kepala
Kajian Dokumen Usulan
Pertanahan Bappeda
Forum/
Dokumen usulan kegiatan TKPRD Pemeriksaan dokumen usulan
DPM-PTSP
Kepala Perangkat
paling sedikit memuat: melalui kajian menggunakan asas
DPM-PTSP
Dinas Daerah
o koordinat lokasi (polygon) berjenjang Komplementer dan
o kebutuhan luas lahan Penerbitan KKPR paling
selaras dengan tujuan sedikit memuat:
o IP4T penyelenggaraan penataan
o informasi jenis usaha RTR o Lokasi kegiatan
ruang. o Jenis peruntukan
o rencana penggunaan air Kementerian
baku/air bersih (DJTR) ATR/BPN pemanfaatan ruang
o rencana jumlah lantai o KDB dan KLB
bangunan o Indikasi program
o rencana luas lantai pemanfaatan ruang
bangunan o Persyaratan
o rencana teknis bangunan pelaksanaan kegiatan
Kantor pemanfaatan ruang
dan/atau rencana induk Pertanahan
kawasan*
*khusus untuk permohonan PKKPR
**Kantor Pertanahan menyampaikan Pertek paling lama 10 hari
Pertek Pertanahan kerja sejak pendaftaran diterima dan dinyatakan lengkap. Dalam
hal Pertek tidak disampaikan hingga batas waktu, kantor
Keterangan: Maks. 10 hari** pertanahan dianggap telah memberikan Pertek.
26
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan
KKPR Tidak Berlaku KKPR Baru Setelah KKPR PT. ABC habis dalam 3 tahun, maka:
• KKPR pada wilayah yang lahannya belum dikuasai oleh PT. ABC (80
ha), tidak berlaku lagi
HAT
Belum dimiliki
Perumahan HAT sudah
olehBapak
PT. ABC
H dimiliki oleh • Perpanjangan KKPR pada wilayah yang lahannya belum dikuasai
680
haha PT. ABC oleh PT. ABC, melalui mekanisme KKPR sesuai ketentuan per-UU-an.
40 ha
Perumahan
Bapak H
• KKPR baru diterbitkan seluas kepemilikan HAT PT. ABC (40 ha)
yang masa berlakunya mengikuti masa berlaku HAT terkait dan selama
pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan KKPR
4 ha
Tanah Sengketa
60 ha
27
1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan
3
1 2 3 4 5 6 Pengendalian dan Pengawasan
31
1 2 3 4 5 6 Pengendalian dan Pengawasan
Kebenaran pernyataan mandiri yang dibuat oleh pelaku Penilaian pelaksanaan KKPR dilakukan oleh:
UMK
dapat
Hasil Penilaian
Didelegasikan pelaksanaan KKPR
apabila ditemukan ketidaksesuaian, dilakukan pembinaan Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dituangkan dalam bentuk
Pusat sesuai kewenangannya tekstual dan spasial
32
1 2 3 4 5 6 Pengendalian dan Pengawasan
pelaksanaan penilaian:
fiskal
meningkatkan kemitraan semua pemangku 1. keringanan pajak 3. Keringanan negara 1. pengenaan pajak 2. pengenaan retribusi
kepentingan dalam rangka pemanfaatan ruang yang 2. Keringanan retribusi bukan pajak yang tinggi yang tinggi
sejalan dengan Rencana Tata Ruang
non fiskal
1. kompensasi 5. urun saham 1. kewajiban memberi kompensasi/imbalan
pemberian insentif dan disinsentif
2. subsidi 6. Fasilitasi persetujuan KKPR 2. pembatasan penyediaan prasarana &
3. imbalan 7. Penyediaan sarana & prasarana sarana
4. sewa ruang 8. penghargaan 3. pemberian status tertentu
9. publikasi atau promosi
kewenangan pemberian
34
1 2 3 4 5 6 Pengendalian dan Pengawasan
setiap orang yang menghalangi akses terhadap kawasan yang Pemangku kepentingan Pemangku kepentingan
oleh ketentuan peraturan perundang undangan dinyatakan
a. Pemerintah Pusat a. Pemerintah Pusat
VS
sebagai milik umum
b. Pemerintah Daerah b. Pemerintah Daerah
c. Masyarakat c. Masyarakat
dilakukan berdasarkan
d. dll d. dll
penyelesaian sengketa
pengaduan
hasil penilaian pelaksanaan hasil Pengawasan hasil audit tata pelanggaran
ketentuan Kesesuaian Kegiatan Penataan Ruang ruang pemanfaatan ruang
Pemanfaatan Ruang musyawarah negosisasi mediasi konsiliasi
melibatkan mediator
mufakat melibatkan
pihak ketiga
35
1 2 3 4 5 6 Pengendalian dan Pengawasan
meningkatkan kualitas
penyelenggaraan penataan ruang
terobosan pengawasan penataan ruang
Objek Kinerja
dapat membentuk
+
pembinaan, dan Penyelenggaraan Penataan Menteri Gubernur,
standar pelayanan Inspektur
pelaksanaan penataan Penataan Ruang Ruang Kawasan Bupati/Wali kota
bidang penataan Pembangunan
ruang ruang
(daftar periksa)
Pusat dan Daerah
Pengawasan Penataan Ruang dilakukan secara Pengawasan Khusus dilakukan dalam hal terdapat kondisi
berkala setiap 2 (dua) tahun sejak RTR khusus dari hasil Pengawasan Penataan Ruang dan/atau
ditetapkan laporan atau aduan masyarakat yang bersifat mendesak
untuk ditindaklanjuti
Bentuk Kegiatan Bentuk Kegiatan
hasil pengawasan penataan ruang Peran Masyarakat dalam Pengawasan Penataan Ruang
Kinerja Penyelenggaraan Penataan Ruang bernilai baik Pemerintah Pusat dan Pemda
menyediakan
3
1 2 3 4 5 6 Pembinaan
Tujuan Bentuk Pembinaan Penataan Ruang Dilakukan oleh Menteri ATR/BPN melalui:
Bentuk Pembinaan Penataan Ruang meliputi: Pembinaan Jabatan Fungsional Tata Ruang untuk Aparatur
Sipil Negara (ASN) dilakukan sesuai dengan ketentuan
• Koordinasi penyelenggaraan penataan perundang-undangan
ruang
• Sosialisasi peraturan perundang undangan
dan pedoman bidang penataan ruang Pengembangan tenaga profesional perencana tata ruang
Peningkatan kualitas dilakukan melalui:
dan efektivitas • Pemberian bimbingan, supervisi, dan
konsultasi pelaksanaan penataan ruang
• Pendidikan dan pelatihan
• Penelitian, kajian, dan pengembangan
• Pengembangan sistem informasi dan
komunikasi penataan ruang
• Penyebarluasan informasi penataan ruang
kepada masyarakat
• Peningkatan pemahaman dan tanggung
jawab masyarakat
Peningkatan peran • Pengembangan profesi perencana tata Pendidikan Pengembangan Sertifikasi Lisensi Perencana
masyarakat ruang. profesi oleh keprofesian kompetensi ahli Tata Ruang oleh
Lembaga berkelanjutan oleh bidang penataan ruang Menteri ATR/BPN
pendidikan tinggi Organisasi profesi berdasarkan standar dan diatur lebih
sesuai dengan Perencana Wilayah kompetensi dan lanjut dengan
Pelaksanaan Pembinaan dilakukan secara sinergis oleh Menteri ketentuan UU dan Kota (PWK) prosedur sesuai Peraturan Menteri
ATR/BPN, Menteri KKP, gubernur, bupati, wali kota sesuai dengan ketentuan UU
kewenangannya, dan Masyarakat.
PP 21/2021 Pasal 235-236
39
Terobosan Kebijakan terkait
Kelembagaan Penataan Ruang
4
1 2 3 4 5 6 Kelembagaan
UU CK: Penjelasan UU CK
PP No. 21/2021: Pasal 93 ayat (3), Pasal 113 ayat (3), Pasal 129 Kelembagaan Forum Penataan Ruang akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Menteri.
ayat (3), Pasal 208, Pasal 237 - 239
41
1 2 3 4 5 6 Kelembagaan
Ya
Perda RDTR0 Dapat diproses
Permohonan Perizinan Berusaha
melalui OSS?
+ Perda RDTR1…n
Bersyarat
Pembangunan Dinamis Citra Satelit Penerbitan Perizinan Berusaha Baru Forum
Basis Data
Drone Mapping
CCTV
Hasil Survey &
“ Real Time Tata Ruang akan menjadi tools utama
dalam rapat Forum pengambilan keputusan
pemberian izin pembangunan sesuai dengan
“
Penelitian
azas pembangunan berkelanjutan 42
1 2 3 4 5 6 Pembinaan
Surat Dirjen Tata Ruang Untuk Bupati/Wali Kota Dalam Penyiapan 69 Database
RDTR Kabupaten/Kota
43
TERIMA KASIH
Direktorat Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional