Anda di halaman 1dari 113

Buku Saku Penilaian Perwujudan Rencana Tata Ruang

Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang


Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Buku Saku Penilaian Perwujudan Rencana Tata Ruang

Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang


Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa


karena hanya atas berkat limpahan rahmat dan ridho-Nya,
Panduan Pelaksanaan Penilaian Perwujudan Rencana Tata
Ruang ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Panduan
pelaksanaan ini disusun sebagai operasionalisasi secara teknis
atas ketentuan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
beserta peraturan turunannya.
Panduan pelaksanaan ini merupakan acuan operasional dalam
pelaksanaan penilaian perwujudan rencana tata ruang sebagai
bagian dari pengendalian pemanfaatan ruang. Hal tersebut
diperlukan untuk mendukung upaya dalam memastikan bahwa
pemanfaatan ruang dilaksanakan sesuai dengan rencana tata
ruang. Adapun, pokok bahasan yang tertuang dalam panduan
pelaksanaan ini mencakup pendahuluan, persiapan,
pengumpulan data dan informasi, sinkronisasi muatan antar
rencana tata ruang, penilaian perwujudan rencana struktur
ruang, penilaian perwujudan rencana pola ruang, pengendalian
implikasi kewilayahan, dan pelaporan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan dukungan terhadap penyusunan Panduan
Pelaksanaan ini. Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penyusunan Panduan Pelaksanaan ini.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan dari
berbagai pihak dalam rangka penyempurnaan Panduan
Pelaksanaan ini. Akhir kata, semoga Panduan Pelaksaan ini
dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak khususnya
dalam mendukung upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang
demi tercapainya ruang yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan.
Jakarta, Juni 2021
Tim Penyusun

i
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………..……………………………………. 1


A. Umum ……..………………………………………………………. 1
B. Dasar Hukum ……………………………………………………. 2
C. Maksud dan Tujuan …………………………………………… 2
D. Ruang Lingkup……………………………………………………. 3
E. Ketentuan Umum ……………………………………………….. 3

BAB II PERSIAPAN………..……………………………………….…. 5
A. Pembentukan Tim Pelaksana ………………………………. 5
B. Penyusunan Rencana Kerja …………………………………… 8

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI …………… 12


A. Identifikasi Kebutuhan Data dan Sumber Perolehannya 12
B. Desain Survey ……………………………………………………. 13
C. Pelaksanaan Pengumpulan Data ………………………….. 14

BAB IV SINKRONISASI MUATAN ANTAR RENCANA


TATA RUANG …………………………………………………………. 15

BAB V PENILAIAN PERWUJUDAN RENCANA


STRUKTUR RUANG ………………………………………………….. 18
A. Sinkronisasi Indikasi Program Utama
dengan Muatan Rencana Struktur Ruang ………………… 20
B. Penyandingan Hasil Sinkronisasi dengan
Pelaksanaan Program terkait Struktur Ruang …………… 23
C. Penilaian Tingkat Perwujudan Rencana Pola Ruang ….. 26

BAB VI PENILAIAN PERWUJUDAN RENCANA


POLA RUANG ………………………………………………………… 32
A. Sinkronisasi Indikasi Program dengan Muatan
Rencana Pola Ruang ……………………………………………. 32
B. Penilaian Tingkat Perwujudan Rencana Pola Ruang ….. 34

ii
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

BAB VII PENGENDALIAN IMPLIKASI KEWILAYAHAN …….. 44


A. Konsentrasi Pemanfaatan Ruang …………………………… 44
B. Dominasi Pemanfaatan Ruang ……………………………… 53
C. Dampak Negatif ………………………………………………… 54
D. Zona Kendali atau Zona Yang Didorong …………………… 55
BAB VIII PELAPORAN ………………………………………………. 63

iii
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kualifikasi dan Kompetensi Tim Pelaksana … 6


Tabel 2.2. Kualifikasi dan Kompetensi Tim Teknis ….….. 7
Tabel 2.3 Rencana Kerja Pelaksanaan Penilaian
Perwujudan RTR ………….……………………… 9
Tabel 5.1. Sistem Jaringan Prasarana sebagai
ObjekPenilaian …………………………………….. 18
Tabel 5.2. Ketentuan Penilaian Progres Pembangunan
Jaringan Prasarana …….………………….…….. 25
Tabel 6.1. Kawasan Peruntukan/Zona pada Kawasan
Lindung dan Kawasan Budi Daya …………….. 32
Tabel 7.1. Kelas Kemampuan lahan dan Penggunaan
Lahan yang Diperkenankan……………………... 51
Tabel 7.2. Matriks Penentuan Zona Kendali dan
Zona yang Didorong ……………………………… 56

iv
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Tim Pelaksana Penilaian


Perwujudan Rencana Tata Ruang …………….. 5
Gambar 3.1. Tahapan Pengumpulan Data dan Informasi 12
Gambar 4.1. Hierarki Rencana Tata Ruang ………………… 15
Gambar 4.2. Tahapan Pelaksanaan Sinkronisasi
Muatan RTR ………………………………………… 16
Gambar 5.1. Diagram Alir Tahapan Penilaian
Perwujudan Rencana Struktur Ruang ………... 20
Gambar 5.2. Diagram Alir Sinkronisasi IPU dengan
Rencana Struktur Ruang ………………………… 23
Gambar 5.3. Diagram Alir Persandingan Rencana
Struktur Ruang dengan Pelaksanaan Program
Terkait Struktur Ruang ………………………….. 24
Gambar 5.4. Diagram Alir Penilaian Perwujudan
Rencana Struktur Ruang ……………………….. 28
Gambar 5.5. Layout Peta Hasil Penilaian Perwujudan
Rencana Struktur Ruang ………………………… 31
Gambar 6.1. Tata Cara Pengisian Matriks
Sinkronisasi Indikasi Program Utama dengan
Muatan Rencana Pola Ruang …………………. 33
Gambar 6.2. Diagram Alir Sinkronisasi Indikasi Program
Utama dengan Muatan Rencana Pola Ruang .. 34
Gambar 6.3. Diagram Alir Penilaian Tingkat
Perwujudan Rencana Pola Ruang
Kawasan Lindung ………………………………… 36
Gambar 6.4. Tata Cara Pengisian Hasil Penilaian
Tingkat Perwujudan Rencana
Pola Ruang Kawasan Lindung …………………. 37
Gambar 6.5. Diagram Alir Penilaian Tingkat
Perwujudan Rencana Pola Ruang
Kawasan Budi Daya …………………………….. 39

v
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Gambar 6.6. Bagan Alir Pembuatan Peta Penialaian


Tingkat Perwujudan Rencana Pola Ruang . 43
Gambar 7.1. Langkah-Langkah Identifikasi
Konsentrasi Pemanfaatan Ruang …………… 46
Gambar 7.2. Diagram Alir Identifikasi Konsentrasi
Pemanfaatan Ruang …………………………….. 47
Gambar 7.3. Langkah-Langkah Analisis Pelampauan
Daya Dukung dan Daya Tampung …………… 49
Gambar 7.4. Diagram Alir Analisis Pelampauan Daya
Dukung dan Daya Tampung …………………… 50
Gambar 7.5. Diagram Alir Analisis Pelampauan
Daya Dukung Lahan …………………………….. 52
Gambar 7.6. Contoh Dominasi Pemanfaatan Ruang ………. 53
Gambar 7.7. Contoh Dampak Negatif
Implikasi Kewilayahan …………………………… 54
Gambar 7.7. Contoh Peta Zona Kendali dan
Zona Didorong …………………………………….. 62

vi
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel L.1. Matriks Kebutuhan Data Dan


Sumber Perolehan Data ……………………. L-1
Tabel L.2. Matriks Muatan Rencana Tata
Ruang Berdasarkan Hirarki …………………… L.11

vii
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

BAB I
PENDAHULUAN

A. Umum
Pengendalian pemanfaatan ruang merupakan bagian integral
dari sistem penataan ruang. Hal tersebut sebagaimana tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang yang menyatakan bahwa penataan ruang
merupakan suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian penataan ruang. Pengendalian
pemanfaatan ruang sendiri merupakan suatu upaya untuk
mewujudkan tertib tata ruang, yang dimaksudkan untuk
memastikan bahwa pemanfaatan ruang dilaksanakan sesuai
dengan rencana tata ruang.
Saat ini, penataan ruang telah memasuki era pengendalian
pemanfaatan ruang, dimana hampir seluruh produk rencana
tata ruang sudah tersedia khususnya rencana umum tata
ruang baik di tingkat nasional, provinsi, maupun
kabupaten/kota. Untuk itu, pengendalian pemanfaatan ruang
memiliki peran yang krusial dalam mengawal implementasi dari
rencana tata ruang, sehingga apa yang ingin dicapai melalui
rencana tata ruang dapat diwujudkan.
Lingkup kerja dari pengendalian pemanfaatan ruang mengalami
penyesuaian dengan telah ditetapkannya Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, yang menyatakan
bahwa pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui
Ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang; Pemberian
insentif dan disinsentif; dan Pengenaan sanksi. Hal tersebut
kemudian dijabarkan kembali dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang, dimana pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan
melalui:

1
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

a. Penilaian pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan


Ruang dan pernyataan mandiri pelaku UMK;
b. Penilaian perwujudan rencana tata ruang;
c. Pemberian insentif dan disinsentif;
d. Pengenaan sanksi;
e. Penyelesaian sengketa penataan ruang.
Untuk mengawal implementasi dari rencana tata ruang, perlu
adanya upaya yang konsisten dan menerus untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap tingkat perwujudan rencana
tata ruang. Hal tersebut tentunya dilakukan secara berkala
selama masa berlakunya rencana tata ruang. Berkenaan
dengan hal tersebut, penilaian perwujudan rencana tata ruang
dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat
perwujudan rencana tata ruang, dengan dilakukan berdasarkan
kesesuaian program, kesesuaian lokasi, dan kesesuaian waktu
pelaksanaan kegiatan pemanfaatan ruang. Hasil dari penilaian
tersebut akan menjadi dasar dalam perumusan kebijakan
untuk mendorong pencapaian tujuan penataan ruang
sebagaimana tertuang dalam rencana tata ruang.
B. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan buku saku penilaian perwujudan
Rencana Tata Ruang meliputi:
1. Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang
Penataan Ruang;
2. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta
Kerja;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 Tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang.
C. Maksud dan Tujuan
Buku Saku Penilaian Perwujudan Rencana Tata Ruang ini
dimaksudkan sebagai acuan operasional dalam pelaksanaan
kegiatan penilaian perwujudan rencana tata ruang.

2
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Adapun, tujuan disusunnya Buku Saku ini adalah agar


tersedianya mekanisme dan tata kerja yang terstandar dalam
melaksanakan penilaian perwujudan rencana tata ruang.
D. Ruang Lingkup
Materi yang disajikan dalam Buku Saku ini meliputi:
1. Pendahuluan
2. Persiapan
3. Pengumpulan Data dan Informasi
4. Sinkronisasi Muatan Antar Rencana Tata Ruang
5. Penilaian Perwujudan Rencana Struktur Ruang
6. Penilaian Perwujudan Rencana Pola Ruang
7. Pengendalian Implikasi Kewilayahan
8. Pelaporan
E. Ketentuan Umum
1. Objek Penilaian
Penilaian Perwujudan RTR dilakukan terhadap RTR yang
telah ditetapkan baik berupa rencana umum tata ruang
maupun rencana rinci tata ruang. Adapun, rencana
umum tata ruang meliputi RTRW Nasional, RTRW
Provinsi, dan RTRW Kabupaten/Kota. Sedangkan,
rencana rinci tata ruang mencakup RTR Pulau/
Kepulauan, RTR KSN, dan RDTR Kabupaten/Kota.
2. Pelaksana Penilaian
Penilaian Perwujudan RTR dilakukan oleh Menteri,
Gubernur, dan Bupati/Wali Kota sesuai dengan
kewenangannya. Menteri melakukan penilaian
perwujudan RTR terhadap RTRW Nasional, RTR Pulau/
Kepulauan, dan RTR KSN. Kemudian, Gubernur
melakukan penilaian perwujudan RTR terhadap RTRW
Provinsi. Sedangkan, Bupati/Wali Kota melakukan
penilaian perwujudan RTR terhadap RTRW
Kabupaten/Kota.

3
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

3. Waktu Pelaksanaan Penilaian


Penilaian perwujudan RTR dilakukan secara periodik
dan menerus, sebanyak 1 (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun. Adapun, pelaksanaannya dilakukan 1 (satu)
tahun sebelum peninjauan kembali RTR. Pelaksanaan
penilaian dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam
5 (lima) tahun dalam hal terdapat perubahan kebijakan
yang bersifat strategis nasional yang ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan.

4
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

BAB II
PERSIAPAN

Dalam melaksanakan Penilaian Perwujudan RTR, terdapat


beberapa hal yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan. Persiapan
tersebut terkait dengan pembentukan tim pelaksana penilaian
serta rencana kerja. Kedua komponen ini penting untuk
menjadi acuan dalam pembagian tugas dan tanggung jawab
serta perkiraan waktu untuk melaksanakan tahapan yang
diperlukan dalam penilaian perwujudan RTR.
A. Pembentukan Tim Pelaksana
Untuk mendukung pelaksanaan penilaian perwujudan RTR,
perlu dibentuk tim pelaksana yang ditetapkan melalui Surat
Keputusan (SK). SK Pembentukan Tim Pelaksana ditetapkan
oleh Pejabat Eselon II/ Kepala OPD Teknis yang membidangi
penataan ruang. SK ini akan menjadi dasar bagi tim pelaksana
untuk melaksanakan kegiatan.
Secara umum, tim pelaksana ini merupakan aparatur sipil
negara (ASN) yang bertugas di bidang penataan ruang
khususnya pengendalian pemanfaatan ruang. Struktur tim
pelaksana sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1. berikut.

Ketua

Wakil
Ketua

Anggota Anggota Anggota

Gambar 2.1. Struktur Tim Pelaksana Penilaian Perwujudan


Rencana Tata Ruang

5
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Adapun, kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan untuk


setiap posisi dalam tim sebagaimana dijelaskan pada tabel …
berikut.
Tabel 2.1. Kualifikasi dan Kompetensi Tim Pelaksana
Posisi
No. Kualifikasi Kompetensi
dalam Tim
a. Mengarahkan tim dalam
pelaksanaan kegiatan;
Eselon III yang b. Membagi tugas dan
membidangi tanggung jawab anggota
penataan ruang tim;
1 Ketua atau c. Menyusun rencana
pengendalian kerja;
pemanfaatan d. Melaporkan hasil
ruang pelaksanaan kegiatan
kepada Pejabat Eselon
II/ Kepala OPD teknis
a. Menyiapkan desain dan
perangkat survey;
Eselon IV / b. Memantau progres
Jabatan pekerjaan yang
Fungsional dilakukan anggota tim;
Wakil Tertentu yang c. Melakukan
2
Ketua membidangi pendampingan kepada
pengendalian anggota tim dalam
pemanfaatan pelaksanaan kegiatan;
ruang d. Melaporkan progres
pekerjaan kepada Ketua
Tim secara berkala.
a. Mengidentifikasi
Jabatan
kebutuhan data dan
Fungsional/
informasi;
Analis/ Pelaksana
b. Melakukan
yang bertugas di
3 Anggota pengumpulan data dan
bidang
informasi;
pengendalian
c. Melakukan analisis dan
pemanfaatan
pengolahan data yang
ruang
diperlukan;

6
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Posisi
No. Kualifikasi Kompetensi
dalam Tim
d. Menyiapkan pelaporan
hasil pekerjaan;

Dalam melaksanakan kegiatan, tim pelaksana dapat dibantu


oleh tim teknis dengan kualifikasi dan kompetensi yang
diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan. Tim teknis ini dapat
terdiri dari tenaga ahli dengan kualifikasi dan kompetensi
sebagaimana tertuang dalam tabel 1.2. berikut.
Tabel 2.2. Kualifikasi dan Kompetensi Tim Teknis

No. Tenaga Ahli Kualifikasi Kompetensi

Pengalaman
profesional di bidang
Penataan Ruang
minimal 3 (tiga)
tahun terutama
Ahli
S1 Perencanaan terkait penyusunan
Perencanaan
1. Wilayah dan RTRW, RDTR,
Wilayah dan
Kota Instrumen
Kota
Pengendalian
Pemanfaatan Ruang,
dan/atau
Pemantauan &
Evaluasi

Pengalaman
profesional di bidang
S1 Geografi/ Pemetaan minimal 3
Ahli Sistem
Sistem (tiga) tahun
2. Informasi
Informasi terutama terkait
Geografi
Geografi penyusunan RTRW,
RDTR, dan/ atau
Instrumen

7
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

No. Tenaga Ahli Kualifikasi Kompetensi


Pengendalian
Pemanfaatan Ruang.

Pengalaman
profesional di bidang
Penataan Ruang
minimal 1 (satu)
tahun terutama
Asisten Ahli S1 Perencanaan terkait penyusunan
3. Perencana Wilayah dan RTRW, RDTR,
Wilayah Kota Kota Instrumen
Pengendalian
Pemanfaatan Ruang,
dan/atau
Pemantauan &
Evaluasi.

Kualifikasi dan kompetensi tim teknis dapat disesuaikan


dengan kebutuhan terutama terkait kompleksitas pekerjaan.
Tim teknis bertugas untuk memberikan dukungan teknis
pekerjaan antara lain berupa pengumpulan data & informasi,
analisis, dan rekomendasi hasil analisis.
B. Penyusunan Rencana Kerja
Rencana kerja diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan terutama terkait tahapan pekerjaan dan waktu yang
diperlukan. Selain itu, rencana kerja juga dapat menjadi dasar
dalam pembagian tugas personil sekaligus alat kendali dalam
mengukur capaian kinerja tim pelaksana. Penyusunan rencana
kerja tentunya disesuaikan dengan lingkup pekerjaan yang
akan dilakukan sesuai dengan kewenangan dari masing –
masing level pemerintahan. Adapun, contoh rencana kerja
penilaian perwujudan rencana tata ruang untuk tingkat
kabupaten/ kota sebagaimana tersaji pada tabel 1.3. berikut.

8
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Tabel 2.3. Rencana Kerja Pelaksanaan


Penilaian Perwujudan RTR

Tahapan
No Kegiatan Output Waktu Pelaksana
Utama

Pembentukan
SK Tim Minggu I Ketua Tim
Tim Kerja
Menyusun
Rencana Kerja Minggu I Ketua Tim
1 Persiapan Rencana Kerja
Mobilisasi tim
Matriks
dan
Pembagian Minggu I Ketua Tim
pembagian
Tugas
tugas
Identifikasi Daftar
kebutuhan Kebutuhan Anggota
Minggu I
data dan Data dan Tim
sumber data Informasi
Pengump Menyiapkan
ulan Data Desain dan
2 desain dan Wakil
dan Perangkat Minggu II
perangkat Ketua Tim
Infomasi Survey
survey
Wakil
Data Primer Minggu III
Survey Ketua dan
dan Data s/d
lapangan Anggota
Sekunder Minggu VI
Tim
Sinkronis Review Muatan Tiap Minggu Anggota
asi muatan RTR RTR VII Tim
Muatan
3 Antar Wakil
Hasil
Rencana Sinkronisasi Minggu Ketua dan
Sinkronisasi
Tata muatan RTR VIII Anggota
Muatan RTR
Ruang Tim
Sinkronisasi
Penilaian
indikasi
Perwujud
program
an Hasil Anggota
4 dengan Minggu IX
Rencana Sinkronisasi Tim
muatan
Struktur
rencana
Ruang
struktur ruang

9
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

No Tahapan Kegiatan Output Waktu Pelaksana


Utama
Penyandingan
hasil
sinkronisasi
dengan Matriks Anggota
Minggu X
pelaksanaan Penyandingan Tim
program
terkait
struktur ruang
Penilaian Tingkat
Wakil
tingkat Perwujudan
Ketua dan
perwujudan Rencana Minggu X
Anggota
rencana Struktur
Tim
struktur ruang Ruang
Sinkronisasi
indikasi
program
Hasil Anggota
dengan Minggu XI
Sinkronisasi Tim
muatan
rencana pola
ruang
Penilaian Penyandingan
Perwujud hasil
an sinkronisasi
5
Rencana dengan Matriks Minggu Anggota
Pola pelaksanaan Penyandingan XII Tim
Ruang program
terkait pola
ruang
Penilaian
Tingkat Wakil
tingkat
Perwujudan Minggu Ketua dan
perwujudan
Rencana Pola XII Anggota
rencana pola
Ruang Tim
ruang
Analisis
Konsentrasi
konsentrasi Minggu Anggota
Pemanfaatan
pemanfaatan XIII Tim
Ruang
Pengenda ruang
lian Analisis
Dominasi
6 Implikasi dominasi Minggu Anggota
Pemanfaatan
Kewilaya pemanfaatan XIII Tim
Ruang
han ruang
Analisis
Dampak Minggu Anggota
dampak
Negatif XIV Tim
negatif

10
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

No Tahapan Kegiatan Output Waktu Pelaksana


Utama
Penentuan Wakil
Zona Kendali
zona kendali Minggu Ketua dan
Atau Zona
atau zona yang XIV Anggota
Yang Didorong
didorong Tim
Finalisasi
laporan hasil
Ketua,
penilaian Minggu
Wakil
perwujudan Laporan Hasil XV s/d
7 Pelaporan Ketua, dan
RTR dan Penilaian Minggu
Anggota
pengendalian XVI
Tim
implikasi
kewilayahan

Total waktu yang diperlukan untuk melaksanakan penilaian


perwujudan RTR sesuai contoh rencana kerja di atas adalah
selama + 16 minggu (+ 4 bulan). Durasi waktu tersebut
tentunya dapat disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di
lapangan, namun dengan tetap memperhatikan kualitas hasil
pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

11
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

BAB III
PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI
Pengumpulan data dan informasi merupakan tahap awal dalam
kegiatan penilaian perwujudan rencana tata ruang. Pada tahap
ini, Tim Pelaksana mengumpulkan data dan informasi
sebanyak-banyaknya yang berkaitan dan sesuai kebutuhan
kegiatan penilaian perwujudan rencana tata ruang. Tim
pelaksana dapat menggunakan metode/teknik maupun
instrumen tertentu untuk mempermudah proses pengumpulan
data dan informasi, serta memastikan bahwa data dan
informasi yang telah dikumpulkan merupakan data dan
informasi yang valid dan dapat digunakan untuk rangkaian
kegiatan penilaian perwujudan rencana tata ruang.
Secara umum, tahap pengumpulan data dan informasi terdiri
dari identifikasi kebutuhan data dan sumber perolehannya,
desain metode/teknik dan instrumen pengumpulan data, serta
pelaksanaan pengumpulan data, sebagaimana digambarkan
dalam diagram alir berikut.

Gambar 3.1. Tahapan Pengumpulan Data dan Informasi


A. Identifikasi Kebutuhan Data dan Sumber Perolehannya
Berdasarkan sumbernya, data dapat dibedakan menjadi dua
bentuk yakni data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber
aslinya melalui wawancara ataupun observasi lapangan.
Sedangkan, data sekunder merupakan data yang diperoleh
melalui media perantara atau secara tidak langsung dari

12
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

sumber yang tersedia baik yang dipublikasikan maupun yang


tidak dipublikasikan secara umum seperti dokumen rencana,
laporan kinerja, dokumen pemantauan dan lainnya.
Kegiatan penilaian perwujudan rencana tata ruang dalam
pelaksanaannya memerlukan baik data primer maupun data
sekunder. Data sekunder akan menjadi sumber data utama
yang akan digunakan dalam kegiatan ini. Kemudian, data
primer akan digunakan untuk memverifikasi data sekunder
yang telah diperoleh, sekaligus melengkapi data sekunder yang
ada. Untuk mendukung keberhasilan perolehan/pengumpulan
data sekunder maupun data primer, identifikasi terhadap
kebutuhan data dan informasi merupakan hal utama yang
perlu dilakukan. Secara umum, terdapat beberapa jenis data
dan informasi yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
penilaian perwujudan rencana tata ruang, yaitu:
1. Dokumen Rencana Tata Ruang;
2. Dokumen Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang;
3. Dokumen Pelaksanaan/Realisasi Program
Pembangunan Sistem Jaringan Prasarana;
4. Dokuman Hasil Penilaian Pelaksanaan KKPR;
5. Data dan Informasi Geospasial;
6. Dokumen Kehutanan; dan
7. Dokumen Informasi Pertanahan.
Secara lebih detail, Dalam proses identifikasi kebutuhan data,
perlu dilakukan identifikasi data/dokumen yang dibutuhkan
secara rinci beserta sumber perolehannya agar diperoleh data
yang valid dan andal. Identifikasi kebutuhan data untuk
kegiatan penilaian perwujudan rencana tata ruang, beserta
sumber perolehannya dapat mengacu pada Matriks Kebutuhan
Data dan Informasi beserta Sumber Perolehannya sebagaimana
terlampir.
B. Desain Survey
Desain survey metode/teknik dan instrumen pengumpulan data
menjadi proses lainnya yang harus dilakukan setelah tahapan

13
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

identifikasi kebutuhan data. Proses ini berkaitan dengan


penentuan metode pengumpulan data dan perangkat yang
dapat digunakan. Kedua hal tersebut terkait dengan jenis data
yang akan dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.
Data primer dapat dikumpulkan oleh Tim Pelaksana melalui
survei atau pengamatan (observasi) lapangan, wawancara dan
dokumentasi, untuk memperoleh potret nyata atau pernyataan
narasumber dalam bentuk foto, video, rekaman ataupun
transkrip wawancara. Sementara itu, data sekunder dapat
melalui permohonan data/dokumen kepada instansi terkait
selaku penyedia data atau memanfaatkan berbagai sumber
publikasi yang tersedia secara online ataupun offline sesuai
daftar kebutuhan data yang telah disusun sebelumnya.
Dalam hal pengumpulan data primer, Tim Pelaksana dapat
menyusun alat/instrumen yang dapat membantu proses
tersebut, antara lain check list atau lembar observasi dan
pedoman atau pertanyaan wawancara. Perlu diperhatikan
bahwa instrumen pengumpulan data harus disusun dengan
cermat, spesifik, lengkap dan sistematis agar data yang
diperoleh valid (tepat) dan reliable (konsisten) untuk memenuhi
kebutuhan data kegiatan penilaian perwujudan rencana tata
ruang.
C. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Setelah kebutuhan data dan sumber perolehannya
diidentifikasi, teknik pengumpulan data ditentukan dan
instrumennya disiapkan, maka selanjutnya Tim Pelaksana
dapat melaksanakan proses pengumpulan data. Dalam
pengumpulan data yang diperlukan, Tim Pelaksana sekaligus
melakukan klarifikasi ataupun verifikasi terhadap data yang
sudah dikumpulkan. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan
bahwa data dan informasi yang telah dikumpulkan valid,
lengkap dan akurat, untuk dapat digunakan pada penilaian
perwujudan rencana tata ruang.

14
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

BAB IV
SINKRONISASI MUATAN ANTAR
RENCANA TATA RUANG

Berdasarkan Undang-Undang No 11 Tahun 2020 tentang Cipta


Kerja, penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang
wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota
dilakukan secara berjenjang dan komplementer. Penataan
ruang wilayah secara berjenjang dilakukan dengan cara
rencana tata ruang wilayah nasional dijadikan acuan dalam
penyusunan rencana tata ruang provinsi dan kabupaten/kota,
dan rencana tata ruang wilayah provinsi menjadi acuan bagi
penyusunan rencana tata ruang kabupaten/kota. Lebih lanjut,
penataan ruang wilayah secara komplementer merupakan
penataan ruang wilayah nasional, penataan ruang wilayah
provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupaten/kota yang
disusun saling melengkapi satu sama lain dan bersinergi
sehingga tidak terjadi tumpang tindih pengaturan rencana tata
ruang.

Gambar 4.1. Hierarki Rencana Tata Ruang

15
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Berkenaan dengan hal tersebut, muatan antar rencana tata


ruang tentunya harus selaras satu dengan yang lainnya agar
pelaksanaan penataan ruang secara berjenjang dan
komplementer dapat terwujud. Untuk itu, perlu dilakukan
sinkronisasi muatan antar rencana tata ruang sesuai hirarki
dalam menjamin bahwa muatan rencana tata ruang sudah
merujuk dan selaras dengan rencana tata ruang yang ada di
atasnya. Dalam melaksanakan sinkronisasi, terdapat beberapa
langkah yang dapat dilakukan sebagaimana dapat dilihat pada
bagan alir berikut.

Gambar 4.2. Tahapan Pelaksanaan Sinkronisasi Muatan RTR


Tahapan yang dilakukan dalam melakukan sinkronisasi
muatan rencana tata ruang meliputi:
1. Menyiapkan dokumen rencana tata ruang dan dokumen
rencana tata ruang yang secara hierarkis berada pada
tingkatan diatasnya;
2. Menyusun matriks sinkronisasi muatan antar rencana tata
ruang.
3. Menginput muatan rencana tata ruang yang akan dilakukan
sinkronisasi beserta muatan rencana tata ruang yang secara
hierarkis berada pada tingkatan diatasnya, yang dilakukan

16
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

sesuai dengan nomenklatur pada matriks muatan rencana


tata ruang secara hirarki sebagaimana tertuang dalam
lampiran;
4. Muatan rencana tata ruang yang sinkron/konsisten dengan
muatan rencana tata ruang diatasnya masuk kedalam
kategori selaras dan muatan rencana tata ruang yang tidak
sinkron/ inkonsisten dengan muatan rencana tata ruang
diatasnya masuk kedalam kategori tidak selaras;
5. Muatan rencana tata ruang yang masuk kedalam kategori
tidak selaras direkomendasikan untuk proses peninjauan
kembali dan revisi rencana tata ruang.

17
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

BAB V
PENILAIAN PERWUJUDAN RENCANA STRUKTUR RUANG

Penilaian perwujudan rencana struktur ruang dilakukan


terhadap sistem jaringan prasarana sebagai pembentuk utama
struktur ruang suatu wilayah. Adapun, komponen sistem
jaringan prasarana yang dimaksud terdiri dari jaringan
transportasi, jaringan energi, jaringan telekomunikasi, jaringan
sumber daya air, dan jaringan prasarana lainnya, disesuaikan
dengan muatan RTR. Sehubungan dengan itu, lingkup sistem
jaringan prasarana yang menjadi objek penilaian, paling sedikit
sesuai dengan Tabel 5.1. berikut.
Tabel 5.1. Sistem Jaringan Prasarana sebagai Objek
Penilaian
Sub
No. Komponen Kegiatan Sub Kegiatan
Komponen
1. Transportasi Darat Jalan - Jalan arteri
- Jalan kolektor
- Jalan strategis
- Jalan tol
- Jalan lokal
Kereta Api - Jalur kereta api
- Stasiun kereta
api
Terminal - Terminal
penumpang A
- Terminal
penumpang B
- Terminal
penumpang C
Laut Pelabuhan - Pelabuhan
utama
- Pelabuhan
pengumpul
- Pelabuhan
pengumpan
Udara Bandar - Bandar udara

18
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Sub
No. Komponen Kegiatan Sub Kegiatan
Komponen
Udara pengumpul
- Bandar udara
pengumpan
- Bandar udara
khusus
2. Energi Ketenagalis Transmisi - SUTUT
trikan Tenaga - SUTET
Listrik - SUTT
- SUTAS
3. Telekomunik Jaringan Jaringan Base Transceiver
asi Bergerak Bergerak Station (BTS)
Seluler
4. Sumber Daya Prasarana Jaringan - Irigasi primer
Air SDA Irigasi - Irigasi sekunder
Jaringan Jaringan Air Baku
Air Baku
5 Prasarana Sistem Jaringan Jaringan
Lainnya Penyediaan perpipaan perpipaan
Air Minum
(SPAM)
Sistem Instalasi Instalasi
Pengelolaan Pengolaha Pengolahan Air
Air Limbah n Air Limbah (IPAL)
(SPAL) Limbah
(IPAL)
Sistem Tempat Tempat
Jaringan Penampu Penampungan
Persampah ngan Sampah
an Sampah Sementara (TPS)
Sementar
a (TPS)
Tempat Tempat
Pemrosesa Pemrosesan Akhir
n Akhir Sampah (TPA)
Sampah
(TPA)

Secara umum, penilaian perwujudan rencana struktur ruang


dilakukan dengan penyandingan pelaksanaan program, lokasi
dan waktu pelaksanaan pembangunan sistem jaringan
prasarana terhadap rencana struktur ruang. Oleh karena itu,
data utama yang digunakan untuk penilaian perwujudan

19
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

rencana struktur ruang ialah dokumen RTR yang telah


ditetapkan dan dokumen pelaksanaan program pembangunan
sektoral dan/atau kewilayahan.
Secara rinci, penilaian perwujudan rencana struktur ruang
dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu sinkronisasi indikasi
program utama struktur ruang dengan muatan rencana
struktur ruang, pernyandingan rencana struktur ruang
terhadap pelaksanaan program terkait struktur ruang, dan
penilaian tingkat perwujudan rencana struktur ruang.

Gambar 5.1. Diagram Alir Tahapan Penilaian Perwujudan


Rencana Struktur Ruang
A. Sinkronisasi Indikasi Program Utama dengan Muatan
Rencana Struktur Ruang
Sinkronisasi indikasi program utama dengan muatan rencana
struktur ruang merupakan penyelarasan muatan program,
lokasi dan waktu indikasi program utama (IPU) dengan muatan
rencana struktur ruang (sistem jaringan prasarana). Apabila
tersedia dokumen sinkronisasi program pemanfaatan ruang,
yang telah menyelaraskan IPU struktur ruang dengan program

20
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

sektoral dan kewilayahan, maka diutamakan menggunakan


muatan dokumen sinkronisasi tersebut. Namun, jika dokumen
sinkronisasi program pemanfaatan ruang tidak tersedia, maka
dapat menggunakan IPU yang terdapat dalam dokumen RTR
yang telah ditetapkan.
Sinkronisasi IPU dengan muatan rencana struktur ruang
diawali dengan penyandingan antara IPU dengan muatan
rencana struktur ruang. Apabila ditemukan ketidakselarasan,
maka dilanjutkan dengan sinkronisasi antara IPU dan muatan
rencana struktur ruang, sehingga tercipta IPU dan muatan
rencana struktur ruang yang selaras.
1. Penyandingan antara IPU dengan muatan rencana
struktur ruang menggunakan matriks dan langkah-
langkah berikut.

a. Langkah 1 : Mengisi kolom (1) berdasarkan muatan


rencana setiap komponen/sub komponen/kegiatan/sub
kegiatan sistem jaringan prasarana yang tertuang dalam
dokumen RTR yang telah ditetapkan;
b. Langkah 2 : Mengisi kolom (2), (3) dan (4) berdasarkan
muatan dalam dokumen sinkronisasi program
pemanfaatan ruang, atau tabel indikasi program utama
struktur ruang yang terlampir dalam dokumen RTR yang
telah ditetapkan;
c. Langkah 3 : Mengisi kolom (5) berdasarkan hasil
identifikasi keselarasan Indikasi Program Utama dengan
Rencana Struktur Ruang, yaitu Selaras atau Tidak
Selaras.

21
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

2. Terhadap muatan rencana struktur ruang dan indikasi


program utama yang tidak selaras, dilakukan sinkronisasi
menggunakan matriks dan langkah-langkah berikut.

a. Langkah 1 : Mengisi kolom (1) dengan komponen/sub


komponen/kegiatan/sub kegiatan sistem jaringan
prasarana sebagaimana tertuang dalam dokumen RTR;
b. Langkah 2 : Mengisi kolom (2) dengan muatan rencana
yang belum selaras dengan indikasi program utama,
atau dikosongkan jika tidak tertuang dalam dokumen
RTR;
c. Langkah 3 : Mengisi kolom (3), (4) dan (5) dengan
indikasi program utama struktur ruang yang belum
selaras dengan muatan rencana, atau dikosongkan jika
tidak tertuang dalam dokumen sinkronisasi
pemanfaatan ruang atau dokumen RTR;
d. Langkah 4 : Mengisi kolom (6) dengan muatan rencana
yang telah selaras dengan indikasi program utama;
e. Langkah 5 : Mengisi kolom (7), (8) dan (9) dengan
indikasi program utama struktur ruang yang telah
selaras dengan muatan rencana.
Indikasi program utama yang telah selaras dengan muatan
rencana dari hasil persandingan dan sinkronisasi kemudian
digabungkan sebagai bahan (input) untuk tahap penyandingan
terhadap pelaksanaan/realisasinya. Indikasi program utama
tersebut, beserta muatan rencana yang juga telah selaras
dengan indikasi program utama menjadi perbaikan dan
rekomendasi untuk proses peninjauan kembali dan revisi RTR.

22
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Gambar 5.2. Diagram Alir Sinkronisasi IPU dengan Rencana


Struktur Ruang
B. Penyandingan Hasil Sinkronisasi dengan Pelaksanaan
Program terkait Struktur Ruang
Tahap ini menggunakan hasil sinkronisasi IPU dengan muatan
rencana yang menjadi kesatuan rencana struktur ruang (sistem
jaringan prasarana), untuk disandingkan terhadap realisasinya.
Realisasi rencana struktur ruang diidentifikasi dari
pelaksanaan program struktur ruang sebagaimana tertuang
dalam dokumen pelaksanaan pembangunan sektoral dan/atau
kewilayahan. Pelaksanaan program struktur ruang juga dapat
diidentifikasi dari hasil pengamatan secara langsung di
lapangan.
Penyandingan rencana struktur ruang terhadap pelaksanaan
program terkait struktur ruang dilakukan dengan
menyandingkan program, lokasi dan waktu rencana sistem
jaringan prasarana dengan program, lokasi dan waktu

23
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

pelaksanaan/kondisi aktual. Yang dimaksud program dalam


penyandingan ini ialah program pembangunan atau
pengembangan sistem jaringan prasarana yang bersifat fisik.
Oleh karena itu, pelaksanaan/kondisi aktual program struktur
ruang juga dilengkapi dengan data/informasi status progress
tahapan pembangunan.

Gambar 5.3. Diagram Alir Persandingan Rencana Struktur


Ruang dengan Pelaksanaan Program Terkait Struktur Ruang
Penyandingan rencana struktur ruang terhadap pelaksanaan
program terkait struktur ruang dilakukan menggunakan
matriks, dengan tata cara sebagai berikut.

24
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

a. Langkah 1 : Mengisi kolom (1) dengan komponen/sub


komponen/kegiatan/sub kegiatan sistem jaringan
prasarana yang tertuang dalam dokumen RTR yang telah
ditetapkan;
b. Langkah 2 : Mengisi kolom (2), (3) dan (4) berdasarkan
hasil sinkronisasi IPU dengan muatan rencana struktur
ruang;
c. Langkah 3 : Mengisi kolom (5), (6) dan (7) berdasarkan
program, lokasi dan waktu (tahun) pelaksanaan
sebagaimana tertuang dalam dokumen pelaksanaan
pembangunan sektoral dan/atau kewilayahan;
d. Langkah 4 : Mengisi kolom (8) dengan status progress
tahapan pembangunan jaringan prasarana, yang dapat
mengacu pada ketentuan berikut.
Tabel 5.2. Ketentuan Penilaian Progres Pembangunan
Jaringan Prasarana
Tahapan Pembangunan/
No Bobot
Pengembangan
1 Pra Studi Kelayakan/Pra FS (Feasibility Study) 5%
2 Evaluasi Kelayakan Penguasaan/ Skema 5%
Pembiayaan
3 Studi Kelayakan/Row Plan/Basic Design 5%
- Dokumen Amdal
- Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah (DPPT)
4 Permohonan Penetapan Lokasi 10%

25
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Tahapan Pembangunan/
No Bobot
Pengembangan
5 Rencana Teknik Akhir (RTA) 5%
6 Pengadaan/Pembebasan Lahan 20%
7 Pembangunan/Konstruksi 35%
8 Supervisi/Evaluasi Pemenuhan Standar Pelayanan 15%
Minimum (SPM)
TOTAL 100%

C. Penilaian Tingkat Perwujudan Rencana Pola Ruang


Penilaian tingkat perwujudan rencana struktur ruang
merupakan tindak lanjut terhadap persandingan rencana
struktur ruang terhadap pelaksanaan program terkait struktur
ruang. Pada tahap ini, terdapat 3 proses yang terjadi, yaitu:
1. Evaluasi kesesuaian program, lokasi dan waktu rencana
struktur ruang (sistem jaringan prasarana) dengan
program, lokasi dan waktu pelaksanaan/realisasi
Adapun diantara ketiga poin kesesuaian tersebut, program
menjadi perhatian utama dalam menentukan pelaksanaan
sesuai atau tidak sesuai dengan rencana. Untuk menilai
perwujudan rencana struktur ruang, maka evaluasi
didahulukan pada pelaksanaan program-program sistem
jaringan prasarana yang sesuai rencana. Selanjutnya,
evaluasi difokuskan pada kesesuaian lokasi pelaksanaan
program dengan rencana sistem jaringan prasarana. Hal itu
karena lokasi mempengaruhi spasial perwujudan struktur
ruang. Sementara itu, kesesuaian waktu hanya
menunjukkan estimasi jangka tahun atau tahun
pelaksanaan program struktur ruang.
2. Perhitungan/penilaian persentase capaian progress
tahapan pembangunan
Perhitungan atau penilaian persentase capaian progress
tahapan pembangunan dilakukan terhadap program dan
lokasi pembangunan/pengembangan jaringan prasarana
yang telah sesuai rencana Adapun penilaian ini dilakukan

26
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

dengan akumulasi bobot berdasarkan status progress


tahapan pembangunan jaringan prasarana. Penilaian ini
dapat mengacu pada ketentuan bobot progress
pembangunan yang telah dijabarkan pada Tabel … Hasil
perhitungan/penilaian persentase capaian progress
tahapan pembangunan menjadi nilai perwujudan rencana
struktur ruang.
3. Kategori hasil penilaian
Kategori nilai perwujudan rencana struktur ruang
ditentukan dengan ketentuan:
a. Terwujud, ketika nilai perwujudan jaringan prasarana
lebih dari 85%;
b. Belum terwujud, ketika nilai perwujudan jaringan
prasarana kurang dari atau sama dengan 85%. Muatan
rencana struktur ruang yang juga termasuk kategori
belum terwujud ialah ketika program
penyediaan/pembangunan/pengembangan jaringan
prasarana tidak terdapat realisasinya (nilai perwujudan
0%), dan ketika program penyediaan/pembangunan/
pengembangan jaringan prasarana memiliki kesesuaian
program dengan realisasinya namun terjadi perbedaan
lokasi antara rencana dan realisasi.
Di sisi lain, terhadap program dan/atau lokasi pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan rencana struktur ruang, maka
dikategorikan sebagai pelaksanaan program pembangunan
tidak sesuai dengan muatan rencana struktur ruang.
Program yang demikian perlu ditindaklanjuti untuk kegiatan
peninjauan kembali dan revisi RTR, atau penertiban
pemanfaatan ruang.

27
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Gambar 5.4. Diagram Alir Penilaian Perwujudan Rencana


Struktur Ruang
Penilaian tingkat perwujudan rencana struktur ruang dilakukan
dengan menggunakan matriks dan langkah-langkah sebagai
berikut.

28
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

a. Langkah 1 : Mengisi kolom (9) dengan Sesuai yang


merepresentasikan kesesuaian pelaksanaan program
dengan rencana struktur ruang.
b. Langkah 2 : Mengisi kolom (10) dan kolom (11) dengan:
1) Sesuai, jika lokasi dan waktu pelaksanaan program
sesuai dengan rencana struktur ruang.
2) Tidak Sesuai, jika lokasi dan waktu pelaksanaan
program tidak sesuai dengan rencana struktur ruang.
c. Langkah 3 : Mengisi kolom (12) dengan akumulasi nilai
persentase dari capaian progress tahapan pembangunan
jaringan prasarana, dapat mengacu pada Tabel … dan
memperhatikan beberapa hal berikut.

1) Pengisian kolom (12) tidak hanya dilakukan terhadap


sub kegiatan sistem jaringan prasarana, tetapi juga
komponen dan kegiatan sistem jaringan prasarana,
serta perwujudan rencana struktur ruang;
2) Pengisian kolom (12) pada baris yang
merepresentasikan nilai perwujudan
komponen/kegiatan penyusun struktur ruang
dilakukan dengan menghitung rata-rata nilai
perwujudan sub kegiatan pada setiap
komponen/kegiatan;
3) Pengisian kolom (12) pada baris yang
merepresentasikan nilai perwujudan rencana struktur
ruang dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata
perwujudan keseluruhan sub kegiatan jaringan
prasarana.

29
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

d. Langkah 4 : Mengisi kolom (13) dengan kategori


Terwujud, Belum Terwujud, atau Tidak Sesuai.
Hasil penilaian perwujudan rencana struktur ruang kemudian
dituangkan pula dalam bentuk spasial (peta). Pemetaan
perwujudan rencana struktur ruang dilakukan dengan
mengumpulkan data (shapefile/shp) jaringan prasarana dan
data pendukung lainnya dari peta rencana struktur ruang yang
terdapat dalam dokumen RTR yang telah ditetapkan, dan
mengolahnya dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis
(SIG), salah satunya ArcGIS. Secara teknis, pemetaan
perwujudan rencana struktur ruang dilakukan dengan cara:
1. Memasukan data spasial yang dibutuhkan untuk
pengolahan penilaian perwujudan rencana struktur ruang
ke dalam SIG. Data spasial tersebut berupa data jaringan
prasarana, dilengkapi dengan data batas administrasi dan
basemaps;
2. Menambahkan informasi hasil penilaian perwujudan
rencana struktur ruang (terwujud dan belum terwujud) ke
dalam data jaringan prasarana;
3. Melakukan simbolisasi rencana struktur ruang terwujud
dan belum terwujud, dengan memperhatikan pula
ketentuan simbolisasi data dan informasi geospasial yang
telah ditetapkan oleh intansi/lembaga terkait;
4. Membuat layout peta menggunakan format sebagaimana
gambar … dibawah ini;
5. Menambahkan informasi peta berupa tabel hasil penilaian
perwujudan rencana tiap kegiatan struktur ruang, yang
berisi program, status progress dan perwujudan (nilai
persentase).

30
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Gambar 5.5. Layout Peta Hasil Penilaian Perwujudan Rencana Struktur Ruang

31
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

BAB VI
PENILAIAN PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG

A. Sinkronisasi Indikasi Program Utama dengan Muatan


Rencana Pola Ruang
Sinkronisasi indikasi program utama terkait pola ruang dengan
muatan rencana pola ruang dilakukan guna untuk
menyelaraskan antara indikasi program utama dengan rencana
pola ruang. Muatan indikasi program terdiri dari program,
lokasi dan waktu rencana pola ruang pada suatu rencana tata
ruang. Muatan pola ruang terdiri dari kawasan lindung dan
kawasan budi daya. Berikut kawasan peruntukan/zona pada
kawasan lindung dan kawasan budi daya:
Tabel 6.1. Kawasan Peruntukan/Zona pada Kawasan
Lindung dan Kawasan Budi Daya

KAWASAN LINDUNG KAWASAN BUDI DAYA


 Hutan Lindung  Kawasan Hutan Produksi
 Kawasan yang  Kawasan Perkebunan
Memberikan Rakyat
Perlindungan terhadap  Kawasan Pertanian
Kawasan Bawahannya  Kawasan Peternakan
 Kawasan Perlindungan  Kawasan Perikanan
Setempat  Kawasan Pertambangan
 Ruang Terbuka Hijau  Kawasan Peruntukan
 Kawasan Konservasi Industri
 Kawasan Hutan Adat  Kawasan Pariwisata
 Kawasan Lindung Geologi  Kawasan Permukiman
 Kawasan Cagar Budaya  Kawasan Pertahanan dan
 Kawasan Ekosistem Keamanan
Magrove

32
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Sinkronisasi indikasi program utama dengan muatan rencana


pola ruang dilakukan dengan menyusun matriks sinkronisasi
indikasi program utama dengan rencana pola ruang. Adapun
tahapan yang dilakukan untuk proses penyusunan matriks
sinkronisasi indikasi program utama dengan rencana pola
ruang:
a) Langkah 1 : Mengisi muatan rencana pola ruang pada
setiap kawasan peruntukan/zona sesuai rencana tata
ruang;
b) Langkah 2 : Mengisi indikasi program utama pola ruang
yang tertuang dalam dokumen rencana tata ruang yang
telah ditetapkan (sesuai dengan jenis program, lokasi dan
waktu pelaksanaan);
c) Langkah 3 : Hasil identifikasi keselarasan indikasi program
utama dengan rencana pola ruang yaitu selaras atau tidak
selaras.
d) ruang yaitu selaras atau tidak selaras.

Langkah 1 Langkah 2

Gambar 6.1. Tata Cara Pengisian Matriks Sinkronisasi


Indikasi Program Utama dengan Muatan Rencana Pola
Ruang

33
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Dalam hal hasil identifikasi keselarasan indikasi program


utama dengan muatan rencana pola ruang tidak selaras, maka
dilakukan penyelarasan dan perbaikan indikasi program utama
atau kawasan peruntukan/zona dalam rencana tata ruang dan
dapat juga direkomendasikan untuk proses peninjauan kembali
dan revisi rencana tata ruang. Berikut flowchart sinkronisasi
indikasi program utama dengan muatan rencana pola ruang:

Gambar 6.2. Diagram Alir Sinkronisasi Indikasi Program


Utama dengan Muatan Rencana Pola Ruang
B. Penilaian Tingkat Perwujudan Rencana Pola Ruang
Penilaian tingkat perwujudan rencana pola ruang terdiri dari
perwujudan kawasan peruntukan/zona lindung dan kawasan
peruntukan/zona budi daya. Penilaian ini dilakukan pada
masing-masing jenis kawasan peruntukan/zona lindung dan
budi daya.
1) Penilaian tingkat perwujudan kawasan peruntukan/
zona lindung
Penilaian tingkat perwujudan kawasan peruntukan/ zona
lindung dilakukan dengan:
a) Mengidentifikasi luas kawasan peruntukan/zona
lindung dalam rencana pola ruang;

34
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

b) Menempatkan lokasi KKPR berdasarkan dokumen


hasil penilaian pelaksanaan KKPR ke dalam peta
rencana Pola Ruang;
c) Menghitung luas aktual Pemanfaatan Ruang dengan
KKPR yang terbit di dalam kawasan peruntukan/zona
lindung;
d) Mengidentifikasi dan menghitung luas aktual
Pemanfaatan Ruang menggunakan data dan informasi
geospasial di dalam kawasan peruntukan/zona
lindung yang tidak menunjang fungsi
peruntukan/zona lindung dan tidak tersedia data
KKPR;
e) Mengidentifikasi dan menghitung luas aktual
penambahan kawasan peruntukan/zona lindung
berdasarkan dokumen kehutanan (surat penetapan
kawasan hutan yang dikeluarkan oleh instansi terkait)
f) Menghitung total luas aktual kawasan
peruntukan/zona lindung dengan mengurangi
dan/atau menambahkan kawasan peruntukan/zona
lindung dalam rencana pola ruang dengan hasil
perhitungan dan
g) Menghitung persentase perwujudan kawasan
peruntukan/zona lindung berdasarkan perbandingan
hasil perhitungan terhadap hasil identifikasi
Dalam hal luas aktual kawasan peruntukan/zona lindung
lebih kecil dari luas kawasan peruntukan/zona lindung
dalam rencana Pola Ruang, dapat ditindaklanjuti untuk
kegiatan peninjauan kembali dan revisi RTR; atau
penertiban Pemanfaatan Ruang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada flowchart dibawah ini:

35
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Gambar 6.3. Diagram Alir Penilaian Tingkat Perwujudan


Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Hasil penilaian tingkat perwujudan rencana pola ruang


kawasan lindung dituangkan kedalam matriks hasil
penilaian perwujudan rencana pola ruang kawasan lindung
untuk mempermudah evaluator menilai tingkat perwujudan
rencana pola ruang kawasan lindung perkawasan
peruntukan/zona. Untuk tata cara pengisian matriks hasil
penilaian perwujudan rencana pola ruang kawasan lindung
dapat dilihat dibawah ini:

36
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Gambar 6.4. Tata Cara Pengisian Hasil Penilaian Tingkat


Perwujudan Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung

Adapun tahapan pengisian matriks hasil penilaian tingkat


perwujudan rencana pola ruang kawasan lindung:
a) Langkah 1 : Mengisi kolom (1) dan (2) berdasarkan
rencana Pola Ruang dalam dokumen RTR yang telah
ditetapkan.
b) Langkah 2 : Mengisi kolom (3) dengan luas aktual
Pemanfaatan Ruang dengan KKPR yang terbit di
dalam kawasan peruntukan/zona lindung
berdasarkan dokumen hasil penilaian pelaksanaan
KKPR
c) Langkah 3 : Mengisi kolom (4) dengan luas aktual
Pemanfaatan Ruang di dalam kawasan
peruntukan/zona lindung yang tidak menunjang
fungsi kawasan peruntukan/zona lindung
berdasarkan interpretasi data dan informasi
geospasial (sebelum KKPR terbit).
d) Langkah 4 : Mengisi kolom (5) dengan penambahan
luas kawasan peruntukan/zona lindung berdasarkan
dokumen kehutanan.
e) Langkah 5 : Mengisi kolom (7) dengan luas kawasan
peruntukan/zona lindung dalam kolom (2) dikurang
luasan pada kolom (3) dan (4) atau ditambah luasan
pada kolom (5).

37
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

f) Langkah 6 : Mengisi kolom (8) berdasarkan


perbandingan kolom (7) dengan kolom (2) dikali 100%
(seratus persen), sebagai nilai perwujudan.

2) Penilaian tingkat perwujudan kawasan


peruntukan/zona budi daya
Penilaian tingkat perwujudan kawasan peruntukan/zona
budi daya dilakukan dengan:
a) Mengidentifikasi luas kawasan peruntukan/zona budi
daya dalam rencana Pola Ruang;
b) Menempatkan lokasi KKPR berdasarkan dokumen
hasil penilaian pelaksanaan KKPR ke dalam peta
rencana Pola Ruang;
c) Menghitung luas aktual Pemanfaatan Ruang dengan
KKPR yang terbit di dalam kawasan peruntukan/zona
budi daya;
d) Menghitung luas aktual kawasan peruntukan/zona
budi daya sebelum tersedia data KKPR menggunakan
data dan informasi geospasial;
e) Menghitung total luas aktual kawasan
peruntukkan/zona budi daya dengan menjumlahkan
hasil perhitungan; dan
f) Menghitung persentase perwujudan kawasan
peruntukan budi daya berdasarkan perbandingan
hasil perhitungan terhadap hasil identifikasi.
g) Pelaksanaan penilaian tingkat perwujudan kawasan
perutukan/zona budi daya dilengkapi dengan
dokumen informasi pertanahan (HM, HGU, HGB, Hak
Pakai, Hak Sewa, Hak Pengelolaan, Hak Wakaf, atau
bidang tanah belum terdaftar)
Pelaksanaan penilaian tingkat perwujudan kawasan
peruntukan/ zona budi daya dilengkapi dengan dokumen
informasi pertanahan. Kategori penilaian tingkat
perwujudan kawasan peruntukan/zona budi daya terdiri
atas:

38
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

a) muatan kawasan peruntukan/zona budi daya


terwujud, dengan nilai perwujudan kawasan
peruntukan/zona budi daya lebih dari 85% (delapan
puluh lima persen);

b) muatan kawasan peruntukan/zona budi daya belum


terwujud, dengan nilai perwujudan kawasan
peruntukan/zona budi daya kurang dari atau sama
dengan 85% (delapan puluh lima persen), dan kawasan
peruntukan/zona budi daya belum terwujud dapat
dilakukan pemberian rekomendasi kepada pemangku
kepentingan; dan

c) pelaksanaan program pembangunan tidak sesuai


dengan muatan rencana Pola Ruang, dalam hal lokasi
pelaksanaan pembangunan tidak sesuai dengan
kawasan peruntukannya dan dapat ditindaklanjuti
untuk kegiatan peninjauan kembali dan revisi rencana
tata ruang atau penertiban pemanfaatan ruang.

Gambar 6.5. Diagram Alir Penilaian Tingkat Perwujudan


Rencana Pola Ruang Kawasan Budi Daya
Hasil penilaian tingkat perwujudan rencana pola ruang
kawasan budi daya dituangkan kedalam matriks hasil penilaian
perwujudan rencana pola ruang kawasan budi daya untuk
mempermudah evaluator menilai tingkat perwujudan rencana
pola ruang kawasan lindung perkawasan peruntukan/zona.
Untuk tata cara pengisian matriks hasil penilaian perwujudan
rencana pola ruang kawasan budi daya dapat dilihat dibawah
ini:

39
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Adapun tahapan pengisian matriks hasil penilaian tingkat


perwujudan rencana pola ruang kawasan lindung:
a) Langkah 1 : Mengisi kolom (1) dan (2) berdasarkan rencana
Pola Ruang dalam dokumen RTR yang telah ditetapkan.
b) Langkah 2 : Mengisi kolom (3) dengan luas aktual
Pemanfaatan Ruang dengan KKPR yang terbit di dalam
kawasan peruntukan/zona budi daya berdasarkan
dokumen hasil penilaian pelaksanaan KKPR.
c) Langkah 3 : Mengisi kolom (4) dengan luas aktual
Pemanfaatan Ruang di dalam kawasan peruntukan/zona
budi daya (sebelum KKPR terbit) berdasarkan interpretasi
data dan informasi geospasial.
d) Langkah 4 : Mengisi kolom (6) berdasarkan informasi hak
atas tanah yang melekat pada bidang tanah terkait yaitu
HM, HGU, HGB, Hak Pakai, Hak Sewa, Hak Pengelolaan,
Hak Wakaf, atau bidang tanah belum terdaftar.
e) Langkah 5 : Mengisi kolom (7) dengan total luas aktual
kawasan peruntukan/zona budi daya berdasarkan
interpretasi data dan informasi geospasial dalam kolom (4),
ditambah luas aktual Pemanfaatan Ruang dengan KKPR

40
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

yang terbit di dalam kawasan peruntukan/zona budi daya


dalam kolom (3).
f) Langkah 6 : Mengisi kolom (8) berdasarkan perbandingan
kolom (7) dengan kolom (2) dikali 100% (seratus persen),
sebagai nilai perwujudan.
g) Langkah 7 : Mengisi kolom (9) berdasarkan nilai
perwujudan pada kolom (8) dengan ketentuan:
 sudah terwujud jika hasil lebih dari 85% (delapan puluh
lima persen)
 belum terwujud jika hasil kurang dari 85% (delapan
puluh lima persen)
 tidak sesuai dengan muatan rencana Pola Ruang
Tahapan penilaian tingkat perwujudan rencana pola ruang
tidak lepas dari analisis perwujudan rencana pola ruang dengan
menggunakan sistem informasi geografis. Sebelum
menggunakan software pemetaan diharapkan untuk
inventarisasi data rencana pola ruang yang telah ditetapkan,
data KKPR, data penggunaan lahan dan hak atas tanah dalam
bentuk shapefile (.Shp). Setelah dilakukan inventarisasi data
maka dapat melakukan analisis penilaian tingkat perwujudan
rencana pola ruang dengan menggunakan software pemetaan.
Berikut tahapan analisis penilaian tingkat perwujudan rencana
pola ruang kawasan budi daya dengan menggunakan sistem
informasi geografis:
a) Menginput data spasial yang sudah disiapkan kedalam
sistem informasi geografis;
b) Melakukan analisis overlay data spasial KKPR dan data
spasial penggunaan lahan (landuse) terhadap rencana pola
ruang;
c) menghitung luas tingkat perwujudan rencana pola ruang
dengan melihat kesesuaian pemanfaatan ruang pada suatu
kawasan peruntukan/zona pada rencana pola ruang.

41
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

d) Jika sudah diketahui luas tingkat perwujudan rencana pola


ruang, maka dapat menilai tingkat perwujudan rencana pola
ruang dengan ketentuan:

 sudah terwujud jika hasil lebih dari 85% (delapan


puluh lima persen)
 belum terwujud jika hasil kurang dari 85% (delapan
puluh lima persen)
 tidak sesuai dengan muatan rencana Pola Ruang
e) Membuat layout peta dengan menggunakan format pada
lampiran.
f) Dalam hal pembuatan layout peta perlu diperhatikan
pewarnaan peta tingkat perwujudan rencana pola ruang
untuk memudahkan perbedaan kawasan peruntukan/zona
yang sudah terwujud, belum terwujud atau tidak sesuai.
g) Menambahkan informasi pada layout peta berupa tabel
hasil penilaian perwujudan rencana pola ruang tiap
kawasan peruntukan/zona dan nilai persentase
perwujudan.

42
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Gambar 6.6. Bagan Alir Pembuatan Peta Penialaian Tingkat Perwujudan


Rencana Pola Ruang

43
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

BAB VII
PENGENDALIAN IMPLIKASI KEWILAYAHAN

Implikasi kewilayahan merupakan eksternalitas negatif dari


aktivitas kewilayahan sebagai akibat dari hasil pelaksanaan
KKPR dan hasil perwujudan RTR yang tidak sesuai.
Penanganan terhadap implikasi kewilayahan dilaksanakan pada
tingkatan kabupaten/kota, sehingga tugas utama pengendalian
implikasi kewilayahan berada pada kewenangan
Bupati/Walikota. Mengingat adanya kewenangan Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah Provinsi dalam hal
penyelenggaraan sistem jaringan prasarana, maka pengendalian
implikasi kewilayahan dilakukan oleh Bupati/Walikota dengan
dukungan Menteri dan/atau Gubernur.

Adapun bentuk dari implikasi kewilayahan yang perlu


dikendalikan dapat berupa konsentrasi pemanfaatan ruang,
dan/atau dominasi pemanfaatan ruang tertentu. Salah satu
upaya pengendalian terhadap kedua bentuk implikasi
kewilayahan tersebut ialah penentuan zona kendali dan zona
yang didorong.

A. KONSENTRASI PEMANFAATAN RUANG


1. Identifikasi Konsentrasi Pemanfaatan Ruang

Konsentrasi pemanfaatan ruang adalah fenomena


terpusatnya kegiatan pemanfaatan ruang pada wilayah
tertentu. Fenomena ini diidentifikasi melalui pengamatan
visual terhadap densitas/kerapatan dengan
mempertimbangkan jumlah dan kedekatan jarak antar
pemanfaatan ruang. Adapun yang dimaksud pemanfaatan
ruang dalam proses identifikasi konsentrasi pemanfaatan
ruang ialah kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan
kawasan peruntukan pada kawasan budi daya.

Proses identifikasi konsentrasi pemanfaatan ruang dapat


dilakukan dengan menggunakan sistem informasi geografis

44
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

dan langkah-langkah berikut. (contoh menggunakan


Arcgis)

1. Langkah 1: Menginput data kegiatan pemanfaatan ruang


yang sesuai dengan kawasan peruntukan pada kawasan
budi daya (format .Shp) ke dalam sistem informasi
geografis;
2. Langkah 2: Melakukan analisis densitas/kerapatan
dengan cara memilih Arctoolbox, kemudian pilih Spatial
Analyst Tools, pilih Density dan kemudian pilih Kernel
Density;
3. Langkah 3: Melakukan klasifikasi terhadap hasil analisis
density dengan cara klik kanan pada hasil analisis density
pilih properties, kemudian pilih symbology, lalu pilih
classified, lalu klik classification, kemudian pilih classes
mejadi 4 dan menggunakan metode Equal Interval;
4. Langkah 4: Setelah melakukan klasifikasi, lalu dapat
menentukan konsentrasi pemanfaatan ruang tingkat
tinggi, konsentrasi pemanfaatan ruang tingkat sedang,
konsentrasi pemanfaatan ruang tingkat rendah dan tidak
terjadi konsentrasi, dengan kriteria sebagai berikut:
a) Konsentrasi pemanfaatan ruang tingkat tinggi yaitu
hasil analisis densitas/kerapatan dengan dengan nilai
tinggi.
b) Konsentrasi pemanfatan ruang tingkat sedang yaitu
hasil analisis densitas/kerapatan dengan nilai
sedang.
c) Konsentrasi pemanfaatan ruang tingkat rendah yaitu
hasil analisis densitas/ kerapatan dengan nilai
rendah.
d) Tidak terjadi konsentrasi yaitu hasil analisis
densitas/kerapatan dengan nilai sangat rendah.

45
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Gambar 7.1. Langkah-Langkah Identifikasi Konsentrasi


Pemanfaatan Ruang

46
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada flowchart identifikasi


konsentrasi pemanfaatan ruang sebagai berikut:

Gambar 7.2. Diagram Alir Identifikasi Konsentrasi


Pemanfaatan Ruang

2. Analisis Pelampauan Daya Dukung dan Daya Tampung

Proses ini merupakan tindak lanjut terhadap hasil


identifikasi konsentrasi pemanfaatan ruang. Tujuan
dilakukannya proses ini ialah untuk mengetahui apakah
konsentrasi pemanfaatan ruang yang telah diidentifikasi
mengalami pelampauan daya dukung dan daya tampung.

Secara umum, proses analisis pelampauan daya dukung dan


daya tampung dilakukan melalui penyandingan konsentrasi
pemanfaatan ruang dengan hasil analisis daya dukung dan
daya tampung. Secara rinci, terdapat 2 jenis proses analisis
pelampauan daya dukung dan daya tampung, yang
dibedakan berdasarkan sumber datanya. Sumber data hasil

47
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

analisis daya dukung dan daya tampung dapat berupa hasil


analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
yang termuat di dalam dokumen kajian lingkungan hidup
strategis (KLHS) atau hasil analisis daya dukung lahan yang
terdapat dalam RTR.

a. Analisis Pelampauan Daya Dukung dan Daya Tampung


Lingkungan Hidup
Berdasarkan hasil analisis daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup, diperoleh kategori kawasan
sebagai berikut.

1. Kawasan prioritas I, yaitu kawasan yang memiliki


potensi daya dukung wilayah yang tinggi untuk jasa
penyediaan, budaya, pendukung, dan pengaturan, serta
berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup dan
memiliki pengaruh penting dalam menjaga
keseimbangan ekosistem.
2. Kawasan Prioritas II, yaitu kawasan yang memiliki
potensi daya dukung wilayah yang sedang untuk jasa
penyediaan, budaya, pendukung, dan pengaturan, serta
memiliki fungsi utama melindungi kelestarian
lingkungan hidup namun dapat dilakukan kegiatan
budi daya nonterbangun secara terbatas.
3. Kawasan Prioritas III, yaitu kawasan yang memiliki
potensi daya dukung wilayah yang rendah untuk jasa
penyediaan, budaya, pendukung, dan pengaturan, serta
didominasi dengan tutupan lahan terbangun.

Hasil analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan


hidup kemudian disandingkan dengan hasil identifikasi
konsentrasi pemanfaatan ruang, menggunakan sistem
informasi geografis dan langkah-langkah berikut.
1. Langkah 1 : Menginput pemanfaatan ruang yang
berada di dalam delineasi konsentrasi pemanfaatan
ruang (Format .Shp) dan data daya dukung dan daya

48
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

tampung lingkungan hidup (Format .Shp) pada sistem


informasi geografis;
2. Langkah 2 : Melakukan analisis pertampalan (overlay)
data pemanfaatan ruang yang berada di dalam delineasi
konsentrasi pemanfaatan ruang dan data hasil analisis
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup
untuk menghasilkan pelampauan daya dukung dan
daya tampung dengan cara memilih Arctoolbox,
kemudian pilih Analysis Tools, pilih Overlay dan
kemudian pilih Intersect / Union;
3. Langkah 3 : Setelah melakukan analisis pertampalan
(overlay), dapat di tentukan pelampauan pemanfaatan
ruang terhadap daya dukung dan daya tampung.
Pelampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dinilai telah terjadi apabila:
a) Terdapat pemanfaatan ruang budi daya non
terbangun pada kawasan prioritas I; dan/atau
b) Terdapat pemanfaatan ruang budi daya terbangun
pada kawasan prioritas II.

Gambar 7.3. Langkah-Langkah Analisis Pelampauan Daya


Dukung dan Daya Tampung

49
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Diagram Alir analisis


pelampauan daya dukung dan daya tampung sebgai berikut:

Gambar 7.4. Diagram Alir Analisis Pelampauan Daya Dukung


dan Daya Tampung

b. Analisis Pelampauan Daya Dukung Lahan


Analisis pelampuan daya dukung lahan menggunakan hasil
analisis daya dukung lahan yang sudah terdapat dalam
muatan rencana tata ruang, jika data hasil analisis daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup di dalam
kajian lingkungan hidup strategis belum tersedia.

50
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Berdasarkan hasil analisis daya dukung lahan, diperoleh


kelas-kelas kemampuan lahan sebagai berikut:

Tabel 7.1. Kelas Kemampuan lahan dan Penggunaan Lahan


yang Diperkenankan

Kelas kemampuan lahan diatas dikategorikan menjadi 3


kelas daya dukung lahan, yaitu:

1. Kelas kemampuan lahan I, II dan III dikategorikan


menjadi Daya dukung lahan tingkat tinggi;
2. Kelas kemampuan lahan IV dan V dikategorikan
menjadi Daya dukung lahan tingkat sedang; dan
3. Kelas kemampuan lahan VI, VII dan VIII dikategorikan
menjadi Daya dukung lahan tingkat rendah.

Hasil analisis daya dukung lahan kemudian disandingkan


dengan hasil identifikasi konsentrasi pemanfaatan ruang,
menggunakan sistem informasi geografis dan langkah-
langkah berikut:

1. Langkah 1 : Menginput pemanfaatan ruang yang


berada di dalam delineasi konsentrasi pemanfaatan
ruang (Format .Shp) dan data hasil analisis daya
dukung lahan (Format .Shp) pada sistem informasi
geografis;
2. Langkah 2 : Melakukan analisis pertampalan (overlay)
data pemanfaatan ruang yang berada di dalam
delineasi konsentrasi pemanfaatan ruang dengan data
hasil analisis daya dukung lahan dengan cara memilih

51
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Arctoolbox, kemudian pilih Analysis Tools, pilih


Overlay dan kemudian pilih Intersect / Union
3. Langkah 3 : Setelah melakukan analisis pertampalan
(overlay), maka menghasilkan pemanfaatan ruang
sesuai dengan klasifikasi kemampuan lahan dan
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan klasifikasi
kemampuan lahan;
4. Pelampauan daya dukung lahan terjadi, jika
pemanfaatan ruang tidak sesuai dengan klasifikasi
kemampuan lahan memiliki luasan lebih dari 50%
(lima puluh persen) terhadap luas delineasi
konsentrasi pemanfaatan ruang

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Diagram Alir


analisis pelampauan daya dukung lahan sebagai berikut:

Gambar 7.5. Diagram Alir Analisis Pelampauan


Daya Dukung Lahan

52
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

B. DOMINASI PEMANFAATAN RUANG


Dominasi pemanfaatan ruang adalah fenomena kegiatan
pemanfaatan ruang tertentu yang dominan dan tidak sesuai
dengan arahan pola ruang. Fenomena ini diidentifikasi sebagai
berikut:

a) Menentukan jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang dalam


setiap delineasi Konsentrasi Pemanfaatan Ruang yang
diperoleh dari peta Konsentrasi Pemanfaatan Ruang;
b) Menghitung persentase luasan jenis kegiatan Pemanfaatan
Ruang yang sesuai dan tidak sesuai dengan peruntukan
Ruang dalam setiap delineasi konsentrasi Pemanfaatan
Ruang; dan
c) Menentukan satu jenis kegiatan Pemanfaatan Ruang yang
tidak sesuai dan memiliki persentase luasan terbesar
dibanding persentase luasan jenis kegiatan Pemanfaatan
Ruang yang sesuai dengan peruntukan.
Berdasarkan temuan atau hasil analisis yang menunjukkan
adanya jenis kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai dan tidak
sesuai dengan peruntukan, maka dominasi pemanfaatan ruang
tertentu dinilai terjadi apabila ditemukan satu jenis kegiatan
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan peruntukan dan
memiliki luasan terbesar dibanding luasan jenis kegiatan
pemanfaatan ruang yang sesuai peruntukan.

Gambar 7.6. Contoh Dominasi Pemanfaatan Ruang

53
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

C. DAMPAK NEGATIF
Dampak negatif merupakan hasil penilaian dampak negatif
kegiatan Pemanfaatan Ruang pada penilaian pelaksanaan
KKPR. Dampak negatif sebagai pelengkap konsentrasi
pemanfaatan ruang dan/atau dominasi pemanfaatan ruang
tertentu untuk kriteria penentuan zona kendali dan zona
didorong.

Gambar 7.7. Contoh Dampak Negatif


Implikasi Kewilayahan

54
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

D. ZONA KENDALI DAN ZONA YANG DIDORONG


Zona kendali atau zona yang merupakan batas fungsional yang
ditentukan berdasarkan hasil identifikasi konsentrasi
pemanfaatan ruang dan dominasi pemanfaatan ruang. Zona
kendali adalah zona dengan konsentrasi kegiatan pemanfaatan
ruang dan/atau dominasi kegiatan pemanfaatan ruang tertentu
yang tinggi dan berpotensi melampaui daya dukung dan daya
tampung. Zona yang didorong adalah zona dengan konsentrasi
kegiatan pemanfaatan ruang dan/atau dominasi kegiatan
pemanfaatan ruang tertentu yang sangat rendah yang perlu
ditingkatkan perwujudannya sesuai dengan rencana tata ruang.
Penentuan zona kendali atau zona yang didorong dilakukan
dengan mempertimbangkan:
1. Perwujudan rencana struktur ruang;
2. Perwujudan rencana pola ruang;
3. Konsentrasi pemanfaatan ruang;
4. Daya dukung lahan;
5. Dominasi pemanfaatan ruang;
6. Dampak negatif.
Berdasarkan pada 6 (enam) faktor tersebut, suatu wilayah
ditentukan apakah diarahkan sebagai zona kendali atau zona
yang didorong. Untuk mempermudah proses penentuan
tersebut, dapat mengacu pada table 7.2. berikut.

55
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Tabel 7.2. Matriks Penentuan Zona Kendali dan Zona yang Didorong

Perwujudan Perwujudan Konsentrasi Daya Dominasi


Dampak
Rencana Rencana Pola Pemanfaatan Dukung Pemanfaatan Arahan Zona
Negatif
Struktur Ruang Ruang Ruang Lahan Ruang
Terwujud Terwujud Tinggi Terlampaui Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terwujud Tinggi Terlampaui Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terwujud Tinggi Terlampaui Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud Terwujud Tinggi Terlampaui Tidak Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Tidak
Terwujud Terwujud Tinggi Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Terwujud Terwujud Tinggi Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Terwujud Terwujud Tinggi Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Terwujud Terwujud Tinggi Tidak Terjadi Tidak Ada -
Terlampaui
Terwujud Terwujud Sedang Terlampaui Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terwujud Sedang Terlampaui Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terwujud Sedang Terlampaui Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud Terwujud Sedang Terlampaui Tidak Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Tidak
Terwujud Terwujud Sedang Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Terwujud Terwujud Sedang Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Terwujud Terwujud Sedang Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terlampaui
Terwujud Terwujud Sedang Tidak Tidak Terjadi Tidak Ada Zona yang

56
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Perwujudan Perwujudan Konsentrasi Daya Dominasi


Dampak
Rencana Rencana Pola Pemanfaatan Dukung Pemanfaatan Arahan Zona
Negatif
Struktur Ruang Ruang Ruang Lahan Ruang
Terlampaui Didorong
Terwujud Terwujud Rendah Terlampaui Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terwujud Rendah Terlampaui Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terwujud Rendah Terlampaui Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud Terwujud Rendah Terlampaui Tidak Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Tidak
Terwujud Terwujud Rendah Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Terwujud Terwujud Rendah Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Terwujud Terwujud Rendah Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak Zona yang
Terwujud Terwujud Rendah Tidak Terjadi Tidak Ada
Terlampaui Didorong
Belum
Terwujud Tinggi Terlampaui Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum
Terwujud Tinggi Terlampaui Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum
Terwujud Tinggi Terlampaui Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum
Terwujud Tinggi Terlampaui Tidak Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum Tidak
Terwujud Tinggi Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terlampaui
Belum Tidak
Terwujud Tinggi Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terlampaui

57
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Perwujudan Perwujudan Konsentrasi Daya Dominasi


Dampak
Rencana Rencana Pola Pemanfaatan Dukung Pemanfaatan Arahan Zona
Negatif
Struktur Ruang Ruang Ruang Lahan Ruang
Belum Tidak
Terwujud Tinggi Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud Terlampaui
Belum Tidak
Terwujud Tinggi Tidak Terjadi Tidak Ada -
Terwujud Terlampaui
Belum
Terwujud Sedang Terlampaui Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum
Terwujud Sedang Terlampaui Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum
Terwujud Sedang Terlampaui Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum
Terwujud Sedang Terlampaui Tidak Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum Tidak
Terwujud Sedang Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terlampaui
Belum Tidak
Terwujud Sedang Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terlampaui
Belum Tidak
Terwujud Sedang Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud Terlampaui
Belum Tidak Zona yang
Terwujud Sedang Tidak Terjadi Tidak Ada
Terwujud Terlampaui Didorong
Belum
Terwujud Rendah Terlampaui Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum
Terwujud Rendah Terlampaui Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud
Terwujud Belum Rendah Terlampaui Terjadi Tidak Ada Zona Kendali

58
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Perwujudan Perwujudan Konsentrasi Daya Dominasi


Dampak
Rencana Rencana Pola Pemanfaatan Dukung Pemanfaatan Arahan Zona
Negatif
Struktur Ruang Ruang Ruang Lahan Ruang
Terwujud
Belum
Terwujud Rendah Terlampaui Tidak Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum Tidak
Terwujud Rendah Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terlampaui
Belum Tidak
Terwujud Rendah Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terlampaui
Belum Tidak Zona yang
Terwujud Rendah Terjadi Tidak Ada
Terwujud Terlampaui Didorong
Belum Tidak Zona yang
Terwujud Rendah Tidak Terjadi Tidak Ada
Terwujud Terlampaui Didorong
Belum Terwujud Terwujud Tinggi Terlampaui Terjadi Ada Zona Kendali
Belum Terwujud Terwujud Tinggi Terlampaui Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Belum Terwujud Terwujud Tinggi Terlampaui Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Belum Terwujud Terwujud Tinggi Terlampaui Tidak Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Tidak
Belum Terwujud Terwujud Tinggi Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Belum Terwujud Terwujud Tinggi Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Belum Terwujud Terwujud Tinggi Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Belum Terwujud Terwujud Tinggi Tidak Terjadi Tidak Ada -
Terlampaui
Belum Terwujud Terwujud Sedang Terlampaui Terjadi Ada Zona Kendali
Belum Terwujud Terwujud Sedang Terlampaui Tidak Terjadi Ada Zona Kendali

59
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Perwujudan Perwujudan Konsentrasi Daya Dominasi


Dampak
Rencana Rencana Pola Pemanfaatan Dukung Pemanfaatan Arahan Zona
Negatif
Struktur Ruang Ruang Ruang Lahan Ruang
Belum Terwujud Terwujud Sedang Terlampaui Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Belum Terwujud Terwujud Sedang Terlampaui Tidak Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Tidak
Belum Terwujud Terwujud Sedang Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Belum Terwujud Terwujud Sedang Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Belum Terwujud Terwujud Sedang Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak Zona yang
Belum Terwujud Terwujud Sedang Tidak Terjadi Tidak Ada
Terlampaui Didorong
Belum Terwujud Terwujud Rendah Terlampaui Terjadi Ada Zona Kendali
Belum Terwujud Terwujud Rendah Terlampaui Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Belum Terwujud Terwujud Rendah Terlampaui Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Belum Terwujud Terwujud Rendah Terlampaui Tidak Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Tidak
Belum Terwujud Terwujud Rendah Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak
Belum Terwujud Terwujud Rendah Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terlampaui
Tidak Zona yang
Belum Terwujud Terwujud Rendah Terjadi Tidak Ada
Terlampaui Didorong
Tidak Zona yang
Belum Terwujud Terwujud Rendah Tidak Terjadi Tidak Ada
Terlampaui Didorong
Belum
Belum Terwujud Rendah Terlampaui Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum Terwujud Belum Rendah Terlampaui Tidak Terjadi Ada Zona Kendali

60
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Perwujudan Perwujudan Konsentrasi Daya Dominasi


Dampak
Rencana Rencana Pola Pemanfaatan Dukung Pemanfaatan Arahan Zona
Negatif
Struktur Ruang Ruang Ruang Lahan Ruang
Terwujud
Belum
Belum Terwujud Rendah Terlampaui Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum
Belum Terwujud Rendah Terlampaui Tidak Terjadi Tidak Ada Zona Kendali
Terwujud
Belum Tidak
Belum Terwujud Rendah Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terlampaui
Belum Tidak
Belum Terwujud Rendah Tidak Terjadi Ada Zona Kendali
Terwujud Terlampaui
Belum Tidak Zona yang
Belum Terwujud Rendah Terjadi Tidak Ada
Terwujud Terlampaui Didorong
Belum Tidak Zona yang
Belum Terwujud Rendah Tidak Terjadi Tidak Ada
Terwujud Terlampaui Didorong

61
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Gambar 7.7. Contoh Peta Zona Kendali dan Zona Didorong

62
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

BAB VIII
PELAPORAN

Hasil penilaian perwujudan rencana struktur ruang dan


rencana pola ruang, termasuk hasil pengendalian implikasi
kewilayahan, dituangkan dalam bentuk laporan hasil penilaian
perwujudan RTR. Draft laporan dapat dimintakan pertimbangan
(tanggapan/masukan/rekomendasi) kepada Forum Penataan
Ruang, antara lain terhadap 1) Hasil penilaian muatan rencana
struktur ruang dan/atau pola ruang yang belum terwujud; 2)
Pelaksanaan pembangunan struktur ruang dan/atau pola
ruang yang tidak sesuai muatan rencana; 3) Hasil penentuan
zona kendali dan zona yang didorong, dan lainnya.
Pertimbangan Forum Penataan Ruang dituangkan dalam berita
acara, kemudian diakomodir dan dilampirkan pula dalam
laporan.
Adapun format laporan hasil penilaian perwujudan RTR dapat
mengacu pada format berikut.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup
1.4 Waktu Pelaksanaan
BAB II PROSES PENILAIAN PERWUJUDAN RENCANA
STRUKTUR RUANG DAN POLA RUANG
2.1 Pengumpulan Data dan Informasi
2.2 Matriks Sinkronisasi Muatan Rencana Antar-
RTR secara Hierarkis
2.2.1 Matriks Sinkronisasi Muatan Rencana
Struktur Ruang Antar-RTR secara
Hierarkis
2.2.2 Matriks Sinkronisasi Muatan Rencana
Pola Ruang Antar-RTR secara Hierarkis

63
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

2.3 Matriks Sinkronisasi Indikasi Progam Utama


dengan Muatan Rencana
2.3.1 Matriks Sinkronisasi Indikasi Progam
Utama Struktur Ruang dengan Muatan
Rencana Struktur Ruang
2.3.2 Matriks Sinkronisasi Indikasi Progam
Utama Pola Ruang dengan Muatan
Rencana Pola Ruang
2.4 Matriks Persandingan Rencana Struktur Ruang
dengan Pelaksanaan Program terkait Struktur
Ruang
BAB III HASIL PENILAIAN PERWUJUDAN RENCANA
STRUKTUR RUANG DAN POLA RUANG
3.1 Hasil Penilaian Perwujudan Struktur Ruang
3.2 Hasil Penilaian Perwujudan Pola Ruang
BAB IV PROSES DAN HASIL PENGENDALIAN IMPLIKASI
KEWILAYAHAN
4.1 Konsentrasi Pemanfaatan Ruang
4.2 Dominasi Pemanfaatan Ruang Tertentu
4.3 Zona Kendali dan Zona Yang Didorong
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
5.2 Rekomendasi
LAMPIRAN
1. Peta Perwujudan Struktur dan Pola Ruang
2. Peta Konsentrasi Pemanfaatan Ruang
3. Peta Pelampauan Daya Dukung Lahan
4. Peta Dominasi Pemanfaatan Ruang Tertentu
5. Peta Dampak Negatif Implikasi Kewilayahan
6. Peta Zona Kendali dan Zona Yang Didorong
7. Berita Acara Pertimbangan Forum Penataan Ruang
terhadap Hasil Penilaian Perwujudan Rencana Tata
Ruang
Laporan hasil penilaian perwujudan RTR disampaikan kepada
pemangku kebijakan terkait dengan ketentuan sebagai berikut:

64
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

a. Laporan hasil penilaian perwujudan RTR kewenangan


Pemerintah Pusat (RTRW Nasional, RTR Pulau/Kepulauan
dan RTR KSN) disampaikan oleh Menteri kepada
kementerian/lembaga terkait;
b. Laporan hasil penilaian perwujudan RTR kewenangan
Pemerintah Daerah Provinsi (RTRW Provinsi) disampaikan
oleh Gubernur kepada Menteri dan ditembuskan kepada
Perangkat Daerah terkait;
c. Laporan hasil penilaian perwujudan RTR kewenangan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (RTRW
Kabupaten/Kota) disampaikan oleh Bupati/Walikota
kepada Gubernur dan Menteri, serta ditembuskan kepada
Perangkat Daerah terkait.
Laporan hasil penilaian perwujudan RTR menjadi:
a. Dasar dalam penerapan perangkat pengendalian
pemanfaatan ruang;
b. Masukan terhadap peninjauan kembali dan revisi RTR; dan
c. Masukan terhadap penertiban pemanfaatan ruang.

65
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

LAMPIRAN

L-1
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Lampiran 1

Tabel L.1. MATRIKS KEBUTUHAN DATA DAN SUMBER


PEROLEHAN DATA

NO Kebutuhan Jenis Sumber


Data/Dokumen Data/Dokumen Perolehan Data
A Dokumen Rencana 1. RTRW Nasional Direktorat
Tata Ruang 2. RTR Jenderal Tata
Pulau/Kepulauan Ruang,
3. RTR KSN Kementerian ATR
4. RTRW Provinsi atau Perangkat
5. RTRW Daerah
Kabupaten/Kota Provinsi/Kabupate
6. RDTR n/Kota yang
Kabupaten/Kota membidangi Tata
Ruang
B Dokumen 1. Dokumen Teknis Direktorat
Sinkronisasi RTRW Nasional Jenderal Tata
Program 2. Dokumen Teknis Ruang,
Pemanfaatan Ruang RTR Kementerian ATR
Pulau/Kepulauan atau Perangkat
3. Dokumen Teknis Daerah
RTR KSN Provinsi/Kabupate
4. Dokumen Teknis n/Kota yang
RTRW Provinsi membidangi Tata
5. Dokumen Teknis Ruang
RTRW
Kabupaten/Kota
C Dokumen Pelaksanaan/Realisasi Program Pembangunan Sistem
Jaringan Prasarana
C.1 Jaringan Transportasi
C.1.1 Jalan
1) Kewenangan 1. E-Monitoring 1. Kementerian
Pusat Kementerian Pekerjaan
- Arteri primer Pekerjaan Umum Umum dan
- Kolektor dan Perumahan Perumahan
primer satu Rakyat Rakyat
- Strategis 2. Laporan Kinerja 2. Balai
nasional (LKj) Kementerian Pelaksana
- Bebas Pekerjaan Umum Jalan
hambatan dan Perumahan Nasional
(tol) Rakyat (BPJN)

L-2
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

NO Kebutuhan Jenis Sumber


Data/Dokumen Data/Dokumen Perolehan Data
3. Laporan Kinerja
(LKj) Balai
Pelaksana Jalan
Nasional
2) Kewenangan Laporan Kinerja (LKj) Perangkat Daerah
Provinsi Instansi Provinsi yang
- Kolektor Pemerintah/Perangka membidangi
Primer Dua t Daerah Provinsi penyelenggaraan
- Kolektor jalan dan
Primer Tiga jembatan
- Strategis (Dinas Pekerjaan
Provinsi Umum)
3) Kewenangan Laporan Kinerja (LKj) Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota Instansi Kabupaten/Kota
- Kolektor Pemerintah/Perangka yang membidangi
Primer Empat t Daerah penyelenggaraan
- Strategis Kabupaten/Kota jalan dan
Kabupaten jembatan
- Lokal (Dinas Pekerjaan
Umum)
C.1.2 Kereta Api
1) Jalur Kereta Api 1) Sistem E- 1) Direktorat
monitoring dan Jenderal
Reporting Perkeretaapian,
2) Laporan Kinerja Kementerian
(LKj) Kementerian Perhubungan
Perhubungan 2) Balai Teknik
3) Laporan Kinerja Perkeretaapian
(LKj) Balai Teknik
Perkeretaapian
2) Stasiun Kereta 1) Sistem E- 1) Kementerian
Api monitoring dan Perhubungan
Reporting 2) Balai Teknik
2) Laporan Kinerja Perkeretaapian
(LKj) Kementerian
Perhubungan
3) Laporan Kinerja
(LKj) Balai Teknik
Perkeretaapian
C.1.3 Terminal
1) Kewenangan 1) Sistem E- Direktorat
Pusat monitoring dan Jenderal
(Terminal Reporting Perhubungan

L-3
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

NO Kebutuhan Jenis Sumber


Data/Dokumen Data/Dokumen Perolehan Data
Penumpang Tipe 2) Laporan Kinerja Darat,
A) (LKj) Kementerian Kementerian
Perhubungan Perhubungan
2) Kewenangan Laporan Kinerja (LKj) Perangkat Daerah
Provinsi Instansi Provinsi yang
(Terminal Pemerintah/Perangka membidangi
Penumpang Tipe t Daerah Provinsi perhubungan
B) darat
(Dinas
Perhubungan)
3) Kewenangan Laporan Kinerja (LKj) Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota Instansi Kabupaten/Kota
(Terminal Pemerintah/Perangka yang membidangi
Penumpang Tipe t Daerah perhubungan
C) Kabupaten/Kota darat
(Dinas
Perhubungan)
C.1.4 Pelabuhan
1) Kewenangan 1) Sistem E- Direktorat
Pusat monitoring dan Jenderal
(Pelabuhan Reporting Perhubungan
Utama dan 2) Laporan Kinerja Darat,
Pelabuhan (LKj) Kementerian Kementerian
Pengumpul) Perhubungan Perhubungan
2) Kewenangan Laporan Kinerja (LKj) Perangkat Daerah
Provinsi Instansi Provinsi yang
(Pelabuhan Pemerintah/Perangka membidangi
Pengumpan t Daerah Provinsi perhubungan
Regional) darat
(Dinas
Perhubungan)
3) Kewenangan Laporan Kinerja (LKj) Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota Instansi Kabupaten/Kota
(Pelabuhan Pemerintah/Perangka yang membidangi
Pengumpan t Daerah perhubungan
Lokal) Kabupaten/Kota darat
(Dinas
Perhubungan)
C.1.5 Bandar Udara
1) Bandar udara 1) Sistem E- Direktorat
pengumpul monitoring dan Jenderal
Reporting Perhubungan
2) Laporan Kinerja Laut, Kementerian

L-4
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

NO Kebutuhan Jenis Sumber


Data/Dokumen Data/Dokumen Perolehan Data
(LKj) Kementerian Perhubungan
Perhubungan
2) Bandar udara 3) Sistem E- Direktorat
pengumpan monitoring dan Jenderal
Reporting Perhubungan
4) Laporan Kinerja Laut, Kementerian
(LKj) Kementerian Perhubungan
Perhubungan
C.2 Jaringan Energi
C.2.1 Kelistrikan
Transmisi tenaga Laporan Tahunan PT. Perusahaan
listrik Listrik Negara
- SUTUT (PLN) Persero
- SUTET
- SUTT
- SUTAS
C.3 Jaringan Telekomunikasi
C.3.1 Jaringan Bergerak
Jaringan bergerak Laporan Tahunan Badan
seluler Aksesibilitas
- Base Telekomunikasi
Transceiver dan Informasi,
Station (BTS) Kementerian
Komunikasi dan
Informatika
C.4 Jaringan Sumber Daya Air
C.4.1 Prasarana SDA
1) Jaringan Irigasi 1) E-Monitoring 1) Kementerian
kewenangan Kementerian Pekerjaan
Pusat Pekerjaan Umum Umum dan
dan Perumahan Perumahan
Rakyat Rakyat
2) Laporan Kinerja 2) Balai Besar
(LKj) Kementerian Wilayah Sungai
Pekerjaan Umum (BBWS) atau
dan Perumahan Balai Wilayah
Rakyat Sungai (BWS)
3) Dokumen
Inventarisasi Aset
Irigasi Nasional
(kompilasi hasil
inventarisasi aset
irigasi oleh Pemda

L-5
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

NO Kebutuhan Jenis Sumber


Data/Dokumen Data/Dokumen Perolehan Data
Provinsi)
4) Laporan Kinerja
(LKj) Balai Besar
Wilayah Sungai
(BBWS) atau Balai
Wilayah Sungai
(BWS)

2) Jaringan Irigasi 1) Laporan Kinerja Perangkat Daerah


kewenangan (LKj) Instansi Provinsi yang
Provinsi Pemerintah/Pera membidangi
ngkat Daerah pengembangan
Provinsi dan pengelolaan
2) Dokumen sistem irigasi
Inventarisasi Aset (Dinas Pekerjaan
Irigasi (kompilasi Umum)
hasil inventarisasi
aset irigasi oleh
Pemda Kab/Kota)
3) Jaringan Irigasi 1) Laporan Kinerja Perangkat Daerah
kewenangan (LKj) Instansi Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota Pemerintah/Peran yang membidangi
gkat Daerah pengembangan
Kabupaten/Kota dan pengelolaan
2) Dokumen sistem irigasi
Inventarisasi Aset (Dinas Pekerjaan
Irigasi (kompilasi Umum)
hasil inventarisasi
aset irigasi oleh
Pemda Desa)
4) Jaringan Air 1) E-Monitoring 1) Kementerian
Baku Kementerian Pekerjaan
kewenangan Pekerjaan Umum Umum dan
Pusat dan Perumahan Perumahan
Rakyat Rakyat
2) Laporan Kinerja 2) Balai Besar
(LKj) Kementerian Wilayah Sungai
Pekerjaan Umum (BBWS) atau
dan Perumahan Balai Wilayah
Rakyat Sungai (BWS)
3) Laporan Hasil
Pengawasan
Penyelengaraan

L-6
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

NO Kebutuhan Jenis Sumber


Data/Dokumen Data/Dokumen Perolehan Data
Pengelolaan SDA
4) Laporan Kinerja
(LKj) Balai Besar
Wilayah Sungai
(BBWS) atau Balai
Wilayah Sungai
(BWS)
5) Jaringan Air 1) Laporan Kinerja Perangkat Daerah
Baku (LKj) Instansi Provinsi yang
kewenangan Pemerintah/Peran membidangi
Provinsi gkat Daerah pengembangan
Provinsi dan pengelolaan
2) Laporan Hasil sistem irigasi
Pengawasan (Dinas Pekerjaan
Penyelengaraan Umum)
Pengelolaan SDA
6) Jaringan Air 1) Laporan Kinerja Perangkat Daerah
Baku (LKj) Instansi Kabupaten/Kota
kewenangan Pemerintah/Peran yang membidangi
Provinsi gkat Daerah pengembangan
Kabupaten/Kota dan pengelolaan
2) Laporan Hasil sistem irigasi
Pengawasan (Dinas Pekerjaan
Penyelengaraan Umum)
Pengelolaan SDA
C.5 Jaringan Prasarana Lainnya
C.5.1 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
1) Kewenangan 1) E-Monitoring Kementerian
Pusat Kementerian Pekerjaan Umum
Pekerjaan Umum dan Perumahan
dan Perumahan Rakyat
Rakyat
2) Laporan Kinerja
(LKj) Kementerian
Pekerjaan Umum
dan Perumahan
Rakyat
3) Laporan Hasil
Pemantauan dan
Evaluasi
Penyelenggaraan
SPAM
2) Kewenangan 1) Laporan Kinerja Perangkat Daerah

L-7
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

NO Kebutuhan Jenis Sumber


Data/Dokumen Data/Dokumen Perolehan Data
Provinsi (LKj) Instansi Provinsi yang
Pemerintah/Pemer membidangi
intah Daerah penyelenggaraan
Provinsi SPAM
2) Laporan Hasil (Dinas Pekerjaan
Pemantauan dan Umum)
Evaluasi
Penyelenggaraan
SPAM
3) Kewenangan 1) Laporan Kinerja Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota (LKj) Instansi Kabupaten/Kota
Pemerintah/Pemer yang membidangi
intah Daerah penyelenggaraan
Kabupaten/Kota SPAM
2) Laporan Hasil (Dinas Pekerjaan
Pemantauan dan Umum)
Evaluasi
Penyelenggaraan
SPAM
C.5.2 Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL)
1) Kewenangan 1) E-Monitoring Kementerian
Pusat Kementerian Pekerjaan Umum
Pekerjaan Umum dan Perumahan
dan Perumahan Rakyat
Rakyat
2) Laporan Kinerja
(LKj) Kementerian
Pekerjaan Umum
dan Perumahan
Rakyat
3) Laporan
Penyelenggaraan
SPAL Domestik
2) Kewenangan 1) Laporan Kinerja Perangkat Daerah
Provinsi (LKj) Instansi Provinsi yang
Pemerintah/Pemer membidangi
intah Daerah penyelenggaraan
Provinsi SPAM
2) Laporan (Dinas Pekerjaan
Penyelenggaraan Umum)
SPAL Domestik
3) Kewenangan 1) Laporan Kinerja Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota (LKj) Instansi Kabupaten/Kota

L-8
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

NO Kebutuhan Jenis Sumber


Data/Dokumen Data/Dokumen Perolehan Data
Pemerintah/Pemer yang membidangi
intah Daerah penyelenggaraan
Kabupaten/Kota SPAM
2) Laporan (Dinas Pekerjaan
Penyelenggaraan Umum)
SPAL Domestik
C.5.3 Sistem Jaringan Persampahan
1) Tempat 1) Laporan Kinerja Perangkat Daerah
Penampungan (LKj) Instansi Kabupaten/Kota
Sampah Pemerintah/Pemer yang membidangi
Sementara (TPS) intah Daerah penyelenggaraan
Kabupaten/Kota sampah
2) Laporan
Penyelenggaraan
Pengelolaan
Sampah
2) Tempat 1) Laporan Kinerja Perangkat Daerah
Pemrosesan (LKj) Instansi Provinsi/Kabupate
Akhir Sampah Pemerintah/Pemer n/Kota yang
(TPA) intah Daerah membidangi
Provinsi/Kabupate penyelenggaraan
n/Kota sampah
2) Laporan
Penyelenggaraan
Pengelolaan
Sampah
D. Dokumen Hasil Hasil penilaian Kementerian
Penilaian kepatuhan ATR/BPN atau
Pelaksanaan KKPR pelaksanaan Perangkat Daerah
ketentuan KKPR Provinsi/Kabupate
n/Kota yang
melaksanakan
tugas dan fungsi
di bidang
pengendalian
pemanfaatan
ruang.
E Data dan Informasi 1) Peta Rupabumi 1) Badan
Geospasial Indonesia Informasi
- Peta Batas Geospasial
Administrasi 2) Badan
- Peta Informasi
Penggunaan Geospasial atau

L-9
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

NO Kebutuhan Jenis Sumber


Data/Dokumen Data/Dokumen Perolehan Data
Lahan Lembaga
2) Citra Satelit Penerbangan
dan Antariksa
Nasional
(LAPAN).
F Dokumen 1) SK Pengukuhan Direktorat
Kehutanan Kawasan Hutan Inventarisasi dan
2) SK Pinjam Pakai Pemantauan
Kawasan Hutan Sumber Daya
3) SK Tukar Menukar Hutan, Ditjen
Kawasan Hutan Planologi
Kehutanan dan
Tata Lingkungan,
Kementerian
Kehutanan dan
Lingkungan Hidup
G Dokumen Informasi Status Tanah/Hak Kementerian
Pertanahan Atas Tanah ATR/BPN atau
1) Hak Guna Usaha Kantor Wilayah
2) Hak Guna BPN atau Kantor
Bangunan Pertanahan BPN

L-10
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

Lampiran II

Tabel L.2. Matriks Muatan Rencana Tata Ruang Berdasarkan Hirarki

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

Rencana Struktur Rencana Struktur Rencana struktur Rencana struktur Rencana Struktur Rencana Struktur
Ruang Ruang ruang ruang Ruang Ruang
Rencana Sistem Perkotaan Sistem Perkotaan sistem pusat Sistem Perkotaan Sistem Perkotaan
Pengembangan pelayanan Nasional
Pusat Pelayanan
a) Pusat Pelayanan a) PKN a) PKN a) PKN a) PKN a) PKN
Kota b) PKW b) PKW b) PKW b) PKW b) PKSN
b) Sub Pusat c) PKSN c) PKSN c) PKSN c) PKW
Pelayanan Kota d) PKL d) PKL d) PKL d) PKL
c) Pusat e) Pusat-pusat lain e) Pusat-pusat e) PPK
Lingkungan lain f) PPL
Rencana Jaringan sistem jaringan sistem jaringan sistem jaringan Sistem Jaringan Sistem Jaringan
Transportasi transportasi transportasi transportasi Transportasi Transportasi
sistem jaringan jalan sistem jaringan Jaringan jalan Jaringan Jaringan
jalan Trasnportasi Transportasi Darat
Darat
a) jaringan jalan a) jaringan jalan a) jaringan jalan a) Jaringan a) Jaringan Jalan
dan jaringan nasional nasional Jalan Nasional Nasional
kereta api  jalan arteri  jalan arteri b) Jaringan b) Jaringan Jalan
b) jaringan jalan primer primer Jaringan Arteri Primer
sistem sekunder  jalan kolektor  jalan Jalan Arteri c) Jaringan Jalan
c) jaringan jalan primer satu kolektor Primer Kolektor Primer
lingkungan c) Jaringan d) Jaringan Jalan

L-11
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

primer (JKP-1) primer satu Jalan Kolektor Stratgis


d) jalur pejalan nasional (JKP-1) Primer Nasional
kaki  jalan strategis nasional d) Jaringan e) Jalan Tol
e) jalur sepeda nasional;  jalan Jalan Stratgis
(jika ada)  jalan tol. strategis Nasional
f) jaringan jalan b) jaringan jalan nasional; e) Jalan Tol
lainnya provinsi  jalan tol.
 jalan kolektor b) jaringan jalan
primer dua provinsi
(JKP-2)  jalan
 jalan kolektor kolektor
primer tiga primer dua
(JKP-3) (JKP-2)
 jalan strategis  jalan
provinsi kolektor
c) jaringan jalan primer tiga
yang menjadi (JKP-3)
kewenangan kota  jalan
 jalan arteri strategis
sekunder; provinsi
 jalan kolektor c) Terminal
sekunder;dan/ Penumpang
atau  Terminal
 jalan lokal Penumpang
sekunder. Tipe A
d) Jalan Khusus  Terminal
e) Terminal Penumpang
Penumpang Tipe B

L-12
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

 Terminal d) Terminal
Penumpang Barang
Tipe A e) Jembatan
 Terminal Timbang
Penumpang
Tipe B
 Terminal
Penumpang
Tipe C
f) Terminal Barang
g) Jembatan
Timbang
sistem jaringan sistem jaringan jaringan kereta api Jaringan Jalur Jaringan Jalur
kereta api kereta api Kereta Api Kereta Api
Nasional
a) jaringan jalur a) jaringan jalur Jaringan Jalur Jaringan Jalur
kereta api (KA) kereta api (KA) Kereta Api Kereta Api
 Jaringan Jalur b) Stasiun Kereta Antarkota Antarkota
Kereta Api Api Jaringan Jalur
Umum Kereta Api
 Jaringan Jalur Perkotaan
Kereta Api
Khusus
b) Stasiun Kereta Api
 stasiun
penumpang;
 stasiun
barang;

L-13
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

dan/atau
 stasiun operasi
sistem jaringan sistem jaringan jaringan Jaringan Jaringan
sungai, danau, dan sungai, danau, transportasi danau Transportasi Transportasi
penyeberangan dan dan Penyebrangan Sungai, Danau dan
penyeberangan penyeberangan Penyebrangan
a) alur pelayaran a) alur-pelayaran Pelabuhan
kelas I sungai dan Penyebrangan
kewenangan alur-pelayaran Lintas
Pemerintah; danau yang Penyebrangan
b) alur pelayaran terdapat pada
kelas II wilayah
kewenangan provinsi;
provinsi; b) lintas
c) alur pelayaran penyeberangan
kelas III yang terdapat
kewenangan kota; pada wilayah
d) lintas provinsi;
penyeberangan c) pelabuhan
antarprovinsi; sungai dan
e) lintas danau;
penyeberangan d) pelabuhan
antarnegara; penyeberangan.
f) lintas
penyeberangan
antarkabupaten/k
ota;
g) lintas

L-14
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

penyeberangan
dalam kota;
h) pelabuhan sungai
dan danau,
meliputi:
 pelabuhan
sungai dan
danau utama;
 pelabuhan
sungai dan
danau
pengumpul;
dan/atau
 pelabuhan
sungai dan
danau
pengumpan.
i) pelabuhan
penyeberangan,
meliputi:
 pelabuhan
penyeberangan
kelas I;
 pelabuhan
penyeberangan
kelas II;
 pelabuhan
penyeberangan

L-15
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

kelas III.
sistem jaringan sistem jaringan sistem jaringan Sistem Jaringan Sistem Jaringan
transportasi laut transportasi laut transportasi laut Transportasi Laut Transportasi Laut
a) pelabuhan laut a) pelabuhan laut Tatanan Tatanan Tatanan
 pelabuhan  pelabuhan kepelabuhanan Pelabuhan Kepelabuhan
utama utama Alur Pelayaran Alur pelayaran
 pelabuhan  pelabuhan
pengumpul pengumpul
 pelabuhan  pelabuhan
pengumpan pengumpan
 pelabuhan  pelabuhan
pengumpan pengumpan
lokal lokal
 terminal  terminal
khusus khusus
b) alur pelayaran di b) alur pelayaran
laut di laut
 alur-pelayaran  alur-
umum dan pelayaran
perlintasan umum dan
 alur-pelayaran perlintasan
masuk alur-pelayaran
pelabuhan masuk pelabuhan
sistem jaringan sistem jaringan sistem jaringan Sistem Jaringan Sistem Transportasi
transportasi udara transportasi udara transportasi udara Transportasi Udara
Udara
a) bandar udara dan a) bandar udara Tatanan Tatanan Tatanan
bandar udara umum dan kebandarudaraan Kebandarudaraan Kebandarudaraan

L-16
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

khusus bandar udara Ruang udara Ruang udara untuk


 bandar udara khusus untuk penerbangan
pengumpul  bandar penerbangan
skala udara
pelayanan pengumpul;
primer;  bandar
 bandar udara udara
pengumpul pengumpan
skala ;
pelayanan  bandar
sekunder; udara
 bandar udara khusus
pengumpul b) ruang udara
skala untuk
pelayanan penerbangan
tersier;
dan/atau
 bandar udara
pengumpan;
 bandar udara
khusus
b) ruang udara
untuk
penerbangan
Rencana Jaringan sistem jaringan sistem jaringan sistem jaringan Sistem Jaringan Sistem jaringan
Energi energi energi energi Energi energi nasional
1. jaringan jaringan yang jaringan a) sistem Jaringan pipa Jaringan pipa
infrastruktur menyalurkan minyak infrastruktur pembangkit minyak dan gas minyak dan gas

L-17
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

minyak dan gas dan gas bumi minyak dan gas energi bumi bumi
bumi bumi b) jaringan
distribusi
c) depo bahan
bakar minyak
2. jaringan jaringan jaringan
penyaluran infrastruktur infrastruktur
ketenagalistrika ketenagalistrikan ketenagalistrikan
n
a) jaringan a) infrastruktur a) infrastruktur Pembangkit Pembangkit tenaga
transmisi pembangkitan pembangkitan tenaga listrik listrik
dan tenaga listrik dan tenaga listrik Jaringan Jaringan transmisi
distribusi sarana dan sarana transmisi tenaga tenaga listrik
tenaga pendukungnya pendukungnya; listrik
listrik  pembangkit b) infrastruktur
 SUTUT listrik tenaga penyaluran
 SUTET air (PLTA); tenaga listrik
 SUTT  pembangkit dan sarana
 SUTTA listrik tenaga pendukungnya,
S uap (PLTU);  jaringan
 SUTM  pembangkit transmisi
 SUTR listrik tenaga tenaga
 SKTM gas (PLTG); listrik
 dan/at  pembangkit untuk
au listrik tenaga menyalurka
 saluran diesel (PLTD); n tenaga
transm  pembangkit listrik
listrik tenaga antarsistem
isi/dist

L-18
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

ribusi nuklir (PLTN) ;


lainnya  pembangkit  jaringan
. listrik tenaga distribusi
b) Gardu surya (PLTS); tenaga
Induk  pembangkit listrik.
listrik tenaga
bayu (PLTB);
 pembangkit
listrik tenaga
panas bumi
(PLTP);
 pembangkit
listrik tenaga
mikro hidro
(PLTMH);
dan/atau
 pembangkit
listrik lainnya;
b) infrastruktur
penyaluran
tenaga listrik dan
sarana
pendukungnya,
 jaringan
transmisi
tenaga listrik
untuk
menyalurkan

L-19
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

tenaga listrik
antarsistem
 SUTUT
 SUTET
 SUTT
 SUTTAS
 kabel laut
 saluran
transmisi
lainnya.
 jaringan
distribusi
tenaga listrik
 SUTM
 SUTR
 SKTM
 saluran
distribusi
lainnya;
 gardu induk
Rencana Jaringan sistem jaringan sistem jaringan sistem jaringan Sistem Jaringan Sistem Jaringan
Telekomunikasi telekomunikasi telekomunikasi telekomunikasi Telekomunikasi Telekomunikasi
Nasional Nasional
1. infrastruktur a) jaringan tetap a) jaringan tetap; a) jaringan Jaringan terestrial Jaringan terestrial
dasar b) jaringan bergerak b) jaringan terestrial Jariingan satelit Jariingan satelit
telekomunikasi  jaringan bergerak b) jaringan satelit;
2. jaringan bergerak
telekomunikasi terestrial;

L-20
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

telepon kabel  jaringan


3. sistem televisi bergerak
kabel seluler;
4. jaringan dan/atau
telekomunikasi  jaringan
telepon nirkabel bergerak
5. jaringan serat satelit.
optik
6. peningkatan
pelayanan
jaringan
telekomunikasi
sistem jaringan sistem jaringan sistem jaringan Sistem Jaringan Sistem Jaringan
sumber daya air sumber daya air sumber daya air Sumber Daya Air Sumber Daya Air
a) sistem jaringan a) sistem jaringan a) sumber air baku Sumber Air
sumber daya air sumber daya b) prasarana air Prasarana
lintas negara dan air lintas baku Sumber Daya Air
lintas provinsi negara dan
b) sistem jaringan lintas provinsi
sumber daya air yang berada di
lintas wilayah
kabupaten/kota provinsi
yang berada di b) sistem jaringan
wilayah kabupaten, sumber daya
c) sistem jaringan air lintas
sumber daya air kabupaten/kot
kabupaten a
Rencana Jaringan sistem jaringan sistem jaringan

L-21
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

Air Minum prasarana lainnya, prasarana lainnya


lintas
kabupaten/kota
sistem penyediaan sistem penyediaan
air minum (SPAM) air minum (SPAM)
regional lintas
kabupaten/kota
1. jaringan jaringan perpipaan
perpipaan
a) unit air baku; a) unit air baku;
b) unit produksi b) unit produksi;
c) unit distribusi c) unit distribusi,
d) unit dan/atau
pelayanan d) unit pelayanan
e) bangunan
penunjang
dan
bangunan
pelengkap
2. jaringan non- bukan jaringan
perpipaan perpipaan
a) sumur a) sumur dangkal,
dangkal; b) sumur pompa,
b) sumur c) bak
pompa; penampungan
c) bak air hujan,
penampungan d) terminal air,
air hujan; dan dan/atau

L-22
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

d) terminal air. e) bangunan


penangkap mata
air.
Rencana Jaringan
Drainase
1. saluran primer;
2. saluran
sekunder;
3. saluran tersier;
4. saluran lokal;
5. bangunan
peresapan (kolam
retensi); dan
6. bangunan
tampungan
(polder) beserta
sarana
pelengkapnya
(sistem
pemompaan dan
pintu air).
Rencana sistem pengelolaan sistem
Pengelolaan Air air limbah (SPAL) pengelolaan air
Limbah limbah (SPAL)
lintas
kabupaten/kota
1. Sistem sistem pembuangan
pengelolaan air air limbah rumah

L-23
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

limbah (SPAL) tanggga (sewerage)


setempat
a) subsistem
pengolahan
setempat;
b) subsistem
pengangkutan
; dan
c) subsistem
pengolahan
lumpur tinja
2. Sistem sistem pembuangan
pengelolaan air air limbah (sewage)
limbah (SPAL)
terpusat
a) subsistem
pelayanan
b) subsistem
pengumpulan
c) subsistem
pengolahan
terpusat
Rencana Jaringan sistem jaringan
Prasarana Lainnya prasarana lainnya
yang menjadi
kewenangan
pemerintah pusat
dan kewenangan

L-24
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

pemerintah daerah
sistem pengelolaan sistem
limbah bahan pengelolaan
berbahaya dan limbah bahan
beracun (B3); berbahaya dan
beracun (B3)
lintas
kabupaten/kota;
sistem jaringan sistem jaringan
persampahan persampahan
wilayah wilayah lintas
kabupaten/kota
 tempat
penampungan
sampah
sementara
(TPS);
dan/atau
 tempat
pemroresan
akhir sampah
(TPA);
sistem jaringan
evakuasi bencana
Rencana Pola Ruang Rencana pola ruang Rencana pola Rencana pola ruang Rencana Pola Rencana Pola
ruang Ruang Ruang
Zona Lindung Kawasan peruntukan Kawasan kawasan lindung Kawasan Lindung Kawasan Lindung
lindung peruntukan yang memiliki nilai Pulau/Kepulauan

L-25
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

lindung strategis nasional


termasuk Kawasan
Konservasi di Laut
kawasan yang kawasan yang kawasan yang kawasan yang
memberikan memberikan memberikan memberikan
perlindungan perlindungan perlindungan perlindungan
terhadap kawasan terhadap kawasan terhadap kawasan terhadap kawasan
bawahannya bawahannya; bawahannya bawahannya
1. zona hutan kawasan hutan
lindung (HL) lindung;
2. zona yang
memberikan
perlindungan
terhadap zona
dibawahnya (PB)
3. zona lindung kawasan lindung
gambut (LG) gambut
4. zona resapan air kawasan resapan air
(RA)
5. zona kawasan kawasan kawasan kawasan
perlindungan perlindungan perlindungan perlindungan perlindungan
setempat (PS) setempat setempat setempat setempat
a) zona a) sempadan
sempadan pantai;
pantai (SP); b) sempadan
b) zona sungai;
sempadan c) kawasan sekitar
sungai (SS); danau atau

L-26
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

c) zona sekitar waduk;


danau atau dan/atau
waduk (DW) d) kawasan lindung
termasuk situ spiritual dan
dan embung; kearifan lokal.
dan/atau
d) zona sekitar
mata air (MA).
6. zona RTH kota ruang terbuka hijau
(RTH) RTH kota
a) hutan kota
(RTH-1);
b) taman kota
(RTH-2);
c) taman
kecamatan
(RTH-3);
d) taman
kelurahan
(RTH-4);
e) taman RW
(RTH-5);
f) taman RT
(RTH-6);
dan/atau
g) pemakaman
(RTH-7).
7. zona konservasi kawasan konservasi kawasan kawasan suaka kawasan suaka

L-27
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

(KS) konservasi alam, kawasan alam, pelestarian


pelestarian alam, alam, dan cagar
dan cagar budaya budaya
a) cagar alam a) kawasan suaka
(KS-1); alam (KSA)
b) suaka  cagar alam dan
margasatwa cagar alam laut;
(KS-2); dan/atau
c) taman  suaka
nasional (KS- margasatwa
3); dan suaka
d) taman hutan margasatwa
raya (KS-4); laut.
dan/atau b) kawasan
e) taman wisata pelestarian alam
alam (KS-5). (KPA), dapat
meliputi:
 taman nasional;
 taman hutan
raya; dan/atau
 taman
 wisata alam
dan taman
wisata alam
laut.
c) kawasan taman
buru; dan/atau
d) kawasan

L-28
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

konservasi di
wilayah pesisir dan
pulau-pulau kecil,
dapatmeliputi:
 kawasan
konservasi
pesisir dan
pulau-pulau
kecil, yang
dapat meliputi:
 suaka
pesisir;
 suaka pulau
kecil;
 taman
pesisir;
dan/atau
 taman pulau
kecil.
 kawasan
konservasi
maritim, yang
dapat meliputi:
 daerah
perlindunga
n adat
maritim;
dan/atau

L-29
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

 daerah
perlindunga
n budaya
maritim.
 kawasan
konservasi
perairan.
8. zona lindung kawasan lindung kawasan lindung kawasan lindung kawasan lindung
lainnya geologi geologi lainnya lainnya
a) kawasan cagar kawasan lindung kawasan lindung
alam geologi geologi geologi
 kawasan
keunikan
batuan dan
fosil;
 kawasan
keunikan
bentang alam;
 kawasan
keunikan
proses geologi
b) kawasan yang
memberikan
perlindungan
terhadap air
tanah
 kawasan
imbuhan air

L-30
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

tanah;
dan/atau
 sempadan
mata air.
kawasan rawan kawasan rawan kawasan rawan kawasan rawan
bencana bencana bencana alam bencana alam
a) kawasan rawan
bencana gerakan
tanah
b) kawasan rawan
bencana letusan
gunung api
c) sempadan
patahan aktif
kawasan cagar kawasan cagar
budaya budaya
kawasan ekosistem kawasan
mangrove ekosistem
mangrove
Zona budi daya Kawasan peruntukan Kawasan kawasan budi daya Kawasan Budi Kawasan Budi Daya
budi daya peruntukan budi yang memiliki nilai Daya yang
daya strategis nasional memiliki nilai
termasuk Kawasan strategis nasional
Pemanfaatan
Umum
Kawasan hutan kawasan hutan kawasan kawasan
produksi produksi peruntukan peruntukan hutan
hutan produksi

L-31
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

a) kawasan hutan
produksi terbatas;
b) kawasan hutan
produksi tetap;
c) kawasan hutan
produksi yang
dapat dikonversi
kawasan pertanian kawasan kawasan kawasan
pertanian peruntukan peruntukan
pertanian pertanian
a) kawasan tanaman
pangan,
b) kawasan
hortikultura;
c) kawasan
perkebunan;
dan/atau
d) kawasan
peternakan,
kawasan kawasan kawasan kawasan
pertambangan dan pertambangan dan peruntukan peruntukan
energi energi (termasuk pertambangan pertambangan
panas bumi);
a) kawasan
pertambangan
mineral
 kawasan
pertambanga

L-32
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

n mineral
radioaktif
 kawasan
pertambanga
n mineral
logam;
 kawasan
pertambanga
n mineral
bukan logam;
dan/atau
 kawasan
peruntukan
pertambanga
n batuan.
b) kawasan
pertambangan
batubara;
c) kawasan
pertambangan
minyak dan gas
bumi;
d) kawasan panas
bumi; dan/atau
e) kawasan
pembangkitan
tenaga listrik.
kawasan perikanan kawasan kawasan kawasan

L-33
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

perikanan peruntukan peruntukan


perikanan perikanan
a) kawasan
perikanan
tangkap;
b) kawasan
perikanan
budidaya.
kawasan pariwisata kawasan kawasan kawasan
pariwisata peruntukan peruntukan
pariwisata pariwisata
kawasan hutan kawasan hutan kawasan
rakyat rakyat peruntukan hutan
rakyat
kawasan pertahanan kawasan
dan keamanan pertahanan
keamanan
1. zona perumahan kawasan kawasan kawasan kawasan
(R), permukiman permukiman peruntukan peruntukan
permukiman permukiman
a) Kepadatan a) kawasan
sangat tinggi perumahan;
(R-1) b) kawasan
b) Kepadatan perdagangan dan
tinggi (R-2) jasa;
c) Kepadatan c) kawasan
sedang (R-3) perkantoran;
d) Kepadatan d) kawasan

L-34
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

rendah (R-4), peribadatan;


e) Kepadatan e) kawasan
sangat rendah pendidikan;
(R-5); f) kawasan
kesehatan;
g) kawasan
olahraga;
h) kawasan
transportasi;
i) kawasan sumber
daya air;
j) kawasan ruang
terbuka non
hijau;
k) tempat evakuasi
bencana;
l) kawasan sektor
informal.
2. zona
perdagangan dan
jasa (K)
a) perdagangan
dan jasa skala
kota (K-1);
b) perdagangan
dan jasa skala
BWP (K-2);
c) perdagangan

L-35
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

dan jasa skala


sub BWP (K-
3).
3. zona perkantoran
(KT);
4. zona sarana
pelayanan umum
(SPU),
a) sarana
pelayanan
umum skala
kota (SPU-1);
b) sarana
pelayanan
umum skala
kecamatan
(SPU-2);
c) sarana
pelayanan
umum skala
kelurahan
(SPU-3);
d) sarana
pelayanan
umum skala
RW (SPU-4).
5. zona industri (I), kawasan peruntukan kawasan kawasan kawasan
industri peruntukan peruntukan peruntukan

L-36
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

industri industri industri


a) kawasan a) kawasan industri;
industri (KI); dan/atau
b) sentra b) sentra industri
industri kecil kecil dan
menengah menengah.
(SIKM).
6. zona lainnya kawasan
peruntukan lainnya
a) pertanian
b) pertambangan
c) ruang terbuka
non hijau
d) sektor
informal
e) pergudangan
f) pertahanan
dan
keamanan
g) Instalasi
Pengolahan
Air Limbah
(IPAL)
h) Tempat
Pemrosesan
Akhir (TPA)
i) pengembanga
n nuklir

L-37
Buku Saku Penilaian Perwujudan RTR

RTRW RTR PULAU/


RDTR RTRW PROVINSI RTR KSN RTRWN
KABUPATEN/KOTA KEPULAUAN

j) pembangkit
listrik
dan/atau
k) pariwisata.
7. zona campuran
(C),

L-38
Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang L-1
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

Anda mungkin juga menyukai