Anda di halaman 1dari 113

BUKU STANDAR TEKNIS

PENATAAN RUANG
KAWASAN PEMERINTAHAN
A. DEFINISI OPERASIONAL KAWASAN PEMERINTAHAN
Definisi operasional kawasan pemerintahan adalah kawasan tempat
berlangsungnya kegiatan politik dan administratif, yang difungsikan untuk
pelayanan pemerintahan serta dilengkapi dengan fasilitas umum/sosial
pendukungnya.

B. KRITERIA DELINEASI KAWASAN PEMERINTAHAN


Sebelum dilakukan penilaian terhadap kawasan pemerintahan, kawasan tersebut
harus terlebih dahulu memenuhi prasyarat ataupun kriteria sebagai berikut :
1. Kawasan pemerintahan yang telah ditetapkan dalam rencana pola ruang
sebagai kawasan perkantoran dan zona atau sub zona perkantoran;
2. Dalam satu hamparan dengan konsep yang terpusat;
3. Kegiatan yang mempunyai fungsi dan karakteristik sejenis yang membentuk dan
melayani kawasan pemerintahan;
4. Sarana dan prasarana penunjang yang membentuk dan melayani kawasan
pemerintahan;
5. Memperhatikan lingkungan sekitarnya dalam radius kurang lebih 400 meter dari
zona inti kawasan pemerintahan;
6. Batasan fisik berupa jalan, sungai atau batas fisik lainnya.

Gambar 1
Contoh Delineasi Kawasan Pemerintahan
Sumber : Hasil Perumusan Tim Penyusun, 2022

C. PENGELOLA KAWASAN PEMERINTAHAN

Berdasarkan kebijakan otonomi daerah yang tertuang dalam UU No. 32 tahun 2014,
yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka pengelola kawasan
pemerintahan adalah pemerintah baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
pemerintah kabupaten, dan pemerintah kota sesuai dengan hak atas otonomi, dan
kewenangan dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan.

1
Tabel 1
Pengelola Kawasan Pemerintahan
PIHAK PENGELOLA KAWASAN
NO KAWASAN PEMERINTAHAN
INTERNAL KAWASAN EKSTERNAL KAWASAN
Pemerintah Pusat Pemerintah Pusat
1 Kawasan Pemerintahan Pusat dan/atau Otorita Ibu dan/atau Otorita Ibu
Kota Nusantara Kota Nusantara
2 Kawasan Pemerintahan Provinsi Pemda Provinsi Pemda dan OPD terkait
Kawasan Pemerintahan Pemda
3 Pemda dan OPD terkait
Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota
Sumber : UU No.32/2014, Perpres No.62/2022, hasil survey dan wawancara

Gambar 2
Diagram Pengelola Kawasan Pemerintahan
Sumber : Hasil Perumusan Tim Penyusun, 2022

D. TIPOLOGI DAN SUB TIPOLOGI KAWASAN PEMERINTAHAN

Tipologi dan sub tipologi kawasan pemerintahan adalah sebagai berikut :


1. Kawasan Pemerintahan Pusat, memiliki karakteristik sebagai berikut :
• Fungsi utama sebagai pusat pemerintahan nasional;
• Menjalankan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas nasional;
• Kawasan yang difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan
pemerintahan skala nasional;
• Mewadahi Lembaga Negara dan Pemerintah Non Kementerian;
• Simbol Pemerintahan Negara Kesatuan;
• Dikelola oleh Pemerintah Pusat atau Otorita Ibu Kota Nusantara.

2
2. Kawasan Pemerintahan Daerah
a. Kawasan Pemerintahan Provinsi, memiliki karakteristik sebagai berikut :
• Fungsi utama sebagai pusat pemerintahan provinsi;
• Menjalankan urusan-urusan pemerintahan dengan
eksternalitas regional (lintas Kabupaten/Kota);
• Kawasan yang difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan
pemerintahan skala regional (lintas Kabupaten/Kota);
• Dikelola oleh Pemerintah Daerah Provinsi.
b. Kawasan Pemerintahan Kabupaten/Kota, memiliki karakteristik sebagai
berikut :
• Fungsi utama sebagai pusat pemerintahan kabupaten/kota;
• Menjalankan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal
(dalam satu Kabupaten/Kota);
• Kawasan yang difungsikan untuk pengembangan kegiatan pelayanan
pemerintahan skala lokal (dalam satu Kabupaten/Kota);
• Dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

3
Tabel 2
Tipologi dan Sub Tipologi Kawasan Pemerintahan

Tipologi Sub Tipologi Definisi Operasional Karakteristik Kode

Kawasan yang difungsikan untuk pengembangan


kegiatan pemerintahan pusat yang aman dan nyaman,
serta yang didukung oleh lingkungan yang sehat,
prasarana dan sarana yang memadai, memiliki  Pusat pemerintahan nasional;
Kawasan KPP
konektivitas dan aksesibilitas yang tinggi, terintegrasi  Mewadahi Kementerian/Lembaga;
Pemerintahan -
dengan kawasan sekitarnya, dapat menjaga  Melayani skala pelayanan nasional;
Pusat
keberlangsungan kawasan, memperhatikan estetika dan  Memiliki simbol identitas bangsa
kearifan lokal, didukung oleh inovasi teknologi, serta efektif
dan efisien dalam mobilisasi kerja dan pelayanan
terhadap masyarakat
Kawasan yang difungsikan untuk pengembangan
kegiatan pemerintahan provinsi yang aman dan nyaman,  Pusat pemerintahan provinsi;
serta yang didukung oleh lingkungan yang sehat,  Mewadahi instansi/dinas pemerintah
prasarana dan sarana yang memadai, memiliki provinsi;
konektivitas dan aksesibilitas yang tinggi, terintegrasi  Melayani skala pelayanan lintas KPD - 1
Kawasan Pemerintahan
dengan kawasan sekitarnya, dapat menjaga kab./kota dalam lingkup wilayah
Provinsi
keberlangsungan kawasan, memperhatikan estetika dan adminsitratif provinsi;
kearifan lokal, didukung oleh inovasi teknologi, serta efektif  Memiliki simbol representasi budaya
dan efisien dalam mobilisasi kerja dan pelayanan lokal
Kawasan terhadap masyarakat
Pemerintahan Kawasan yang difungsikan untuk pengembangan
Daerah kegiatan pemerintahan kabupaten/kota yang aman dan  Pusat pemerintahan
nyaman, serta yang didukung oleh lingkungan yang kabupaten/kota;
sehat, prasarana dan sarana yang memadai, memiliki  Mewadahi instansi/dinas pemerintah
Kawasan Pemerintahan konektivitas dan aksesibilitas yang tinggi, terintegrasi kabupaten/kota; KPD - 2
Kabupaten/Kota dengan kawasan sekitarnya, dapat menjaga  Melayani skala pelayanan dalam
keberlangsungan kawasan, memperhatikan estetika dan lingkup kab./kota;
kearifan lokal, didukung oleh inovasi teknologi, serta efektif  Memiliki simbol representasi budaya
dan efisien dalam mobilisasi kerja dan pelayanan lokal
terhadap masyarakat
Sumber : Hasil Perumusan Tim Penyusun, 2022

4
E. KINERJA FUNGSI KAWASAN PEMERINTAHAN
Kinerja fungsi kawasan pemerintahan yang diharapkan adalah :
“Mewujudkan Kawasan Pemerintahan yang aman, nyaman, memiliki lingkungan
yang sehat, sarana dan prasarana yang memadai, konektivitas dan aksesibilitas
yang tinggi, dan terintegrasi dengan kawasan sekitarnya dalam meningkatkan
kualitas pelayanan publik“

5
TABEL 3
STANDAR TEKNIS KAWASAN PEMERINTAHAN
KOMPONEN STANDAR TEKNIS
INDIKATOR KAWASAN KAWASAN
KRITERIA KAWASAN SUMBER STANDAR KINERJA
KINERJA Kode Sub Komponen PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN PUSAT
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
A. KEAMANAN DAN KESELAMATAN
A.1 Sistem Proteksi Kebakaran
Tersedia hidran dengan jarak antar hidran 35-38 m Standar National Fire Protection
A.1.1 Instalasi hidran (**) Association (NFPA)
SNI 03-3985-2000
Tersedia sistem deteksi dan alarm
Tata cara perencanaan,
kebakaran di setiap gedung kantor
Kawasan pemasangan dan pengujian sistem
Sistem deteksi dan pemerintahan
deteksi dan alarm kebakaran untuk Respon kejadian bencana
didukung oleh A.1.2 alarm kebakaran (**)
pencegahan bahaya dapat dikelola kawasan
Sistem Proteksi
kebakaran pada bangunan gedung dalam waktu maksimal 15
Kebakaran
menit
Tersedia jalan akses
pemadam kebakaran SNI 03-1735- 2000
untuk setiap fasilitas dan Tersedia jalan akses pemadam kebakaran Tata cara perencanaan akses
Akses pemadam kebakaran untuk setiap fasilitas dan bangunan gedung bangunan dan akses lingkungan
bangunan gedung
ke lingkungan bangunan pemerintahan minimal 4 meter untuk pencegahan bahaya
A.1.3 pemerintahan lebih dari (*)
gedung kebakaran
Kawasan 4 meter
pada bangunan gedung
memberikan (**)
jaminan PP No.16 Tahun 2021 tentang
Tersedia APAR dan jarak Tersedia APAR dan jarak maksimum
keamanan dan Alat Pemadam Api Peraturan Pelaksanaan Undang-
ke APAR kurang dari 23 m ke APAR 23 m
keselamatan A.1.4 (**) (*) Undang Nomor 28 Tahun 2002
Ringan (APAR)
bagi pegawai Tentang Bangunan Gedung
dan A.2 Sarana Keamanan
masyarakat Tersedia Pos Keamanan yang berfungsi 24 jam dan dilengkapi dengan
fasilitas pendukung Tinjauan Pustaka Sistem
Kawasan A.2.1 Pos Keamanan
(**) Keamanan Gedung Perkantoran
didukung oleh
sarana PP No.16 Tahun 2021 tentang Keamanan terpantau 24 Jam
Tersedia Kamera Pengawas pada gerbang masuk, bangunan gedung, serta
keamanan Peraturan Pelaksanaan Undang-
lingkungan kawasan
A.2.2 Kamera Pengawas Undang Nomor 28 Tahun 2002
(**)
Tentang Bangunan Gedung
A.3 Sarana Evakuasi
Tersedia akses eksit, eksit, dan eksit pelepasan
Jalur Exit pada Bangunan
A.3.1 (**)
PP No.16 Tahun 2021 tentang
Tersedia tanda arah dalam bangunan gedung dan dilengkapi dengan Peraturan Pelaksanaan Undang-
Pecahayaan Exit dan Undang Nomor 28 Tahun 2002 Pengguna kawasan
penandaan photoluminescent/pita
A.3.2 Tanda Arah dalam Tentang Bangunan Gedung dapat mengakses titik
Kawasan didukung (**)
bangunan gedung kumpul dalam waktu 3
oleh Sarana Terdapat jalur evakuasi primer menuju Tempat Evakuasi Akhir dengan menit Ketika terjadi bencana
Evakuasi Pedoman Perencanaan Jalur
lebar 9 meter dan jalur evakuasi sekunder menuju Tempat Evakuasi
Dan Rambu Evakuasi – Badan
A.3.3 Jalur Evakuasi Sementara dengan lebar 7,5 m
Nasional Penanggulangan
(**)
Bencana

6
KOMPONEN STANDAR TEKNIS
INDIKATOR KAWASAN KAWASAN
KRITERIA KAWASAN SUMBER STANDAR KINERJA
KINERJA Kode Sub Komponen PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN PUSAT
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Terdapat titik kumpul
Terdapat titik kumpul berupa jalan atau PP No.16 Tahun 2021 tentang
berupa jalan atau ruang
ruang terbuka dengan jarak minimal 20 m Peraturan Pelaksanaan Undang-
A.3.4 Titik kumpul terbuka dengan jarak > 20
dari bangunan gedung Undang Nomor 28 Tahun 2002
m dari bangunan gedung
(*) Tentang Bangunan Gedung
(**)
B. KENYAMANAN KAWASAN
B.1 Kenyamanan bagi Penyandang Disabilitas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Tersedia toilet publik khusus untuk penyandang disabilitas, dilengkapi No. 30/PRT/M/2006 Tentang
Toilet publik untuk
Kawasan B.1.1 dengan fasilitas pegangan rambat, serta sistem panic lamp. Pedoman Teknis Fasilitas dan
penyandang
didukung oleh (**) Aksesibilitas pada Bangunan Gedung
disabilitas
dan Lingkungan Fasilitas penyandang
fasilitas yang
Ketentuan jalur Terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas yang dilengkapi disabilitas dapat
Memberi SE Menteri PUPR No. 02/SEM/2018
pejalan kaki untuk guiding block di tengah trotoar yang menerus tanpa gangguan dan digunakan dalam kondisi
kenyamanan B.1.2 tentang Pedoman Teknis Fasilitas
penyandang penyesuaian kelandaian baik dan tanpa
bagi Pejalan Kaki
disabilitas (**) hambatan
penyandang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
disabilitas Terdapat parkir khusus pengguna penyandang disabilitas dilengkapi
Parkir khusus untuk No. 30/PRT/M/2006 Tentang
B,1.3 dengan marka dan rambu penanda Pedoman Teknis Fasilitas dan
penyandang
(**) Aksesibilitas pada Bangunan Gedung
disabilitas
dan Lingkungan
B.2 Sarana Peribadatan

Kawasan Tersedia sarana peribadatan skala kawasan sesuai dengan kebutuhan


SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara
didukung oleh Sarana Peribadatan Skala yang memenuhi unsur keunikan, landmark kawasan, merepresentasikan
B.2.1 Perencanaan Lingkungan
fasilitas Kawasan kearifan lokal budaya setempat Sarana peribadatan
Perumahan di Perkotaan
beribadah bagi (**) mudah diakses dan
Kawasan
pegawai dan Terdapat ruang ibadah yang dilengkapi dengan penunjangnya, PP No.16 Tahun 2021 tentang dapat digunakan
memberikan Ruang Ibadah pada
masyarakat mudah dilihat, dan dicapai dilengkapi dengan penunjuk arah dan Peraturan Pelaksanaan Undang- dalam kondisi baik
kenyamanan B.2.2
bangunan gedung penanda yang informatif Undang Nomor 28 Tahun 2002
bagi pegawai (**) Tentang Bangunan Gedung
dan masyarakat
B.3 Sarana Kesehatan
Kawasan didukung
oleh fasilitas Permenkes No. 9 Tahun 2014
pelayanan Tersedia Klinik Kesehatan tentang Klinik Sarana kesehatan
Klinik Kesehatan/ Tersedia Balai Pengobatan yang
kesehatan bagi B.3.1 yang menyediakan mudah diakses dan
menyediakan pelayanan medis dasar SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara
Balai Pengobatan pelayanan medis dasar dapat digunakan
pegawai dan (*)
(**) Perencanaan Lingkungan
masyarakat dalam kondisi baik
Perumahan di Perkotaan
B.4 Ruang Terbuka Hijau

Tersedia RTH Taman Skala Kawasan yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi,
• Permen ATR/BPN No. 14/2022 ttg
Pedoman Penyediaan dan
Kawasan fasilitas olahraga, serta RTB
B.4.1 RTH Taman Skala Kawasan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau RTH dapat di akses publik,
didukung oleh (**) memberikan kenyamanan
• Permen PU No. 5/2008 ttg
kenyamanan dan memperindah
Tersedia RTH Halaman Perkantoran yang dilengkapi oleh kolam Pedoman Penyediaan dan
iklim mikro lingkungan kawasan,
B.4.2 RTH Halaman Perkantoran retensi/detensi, kebun hujan, area parkir dengan material berpori Pemanfaatan RTH di Kawasan
(**) Perkotaan

7
KOMPONEN STANDAR TEKNIS
INDIKATOR KAWASAN KAWASAN
KRITERIA KAWASAN SUMBER STANDAR KINERJA
KINERJA Kode Sub Komponen PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN PUSAT
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Tersedia RTH Jalur
Pejalan kaki yang
memenuhi aspek Tersedia RTH Jalur Pejalan kaki
B.4.3 RTH Jalur Pejalan Kaki
kenyamanan dan (*)
karakter fisik
(**)
B.5 Sarana Lainnya
Kawasan
Tersedia WIFI di Ruang Publik
memberikan B.5.1 WIFI di Ruang Publik Yang Berfungsi 24 jam Tinjauan Pustaka WIFI bekerja dengan baik
kenyamanan (**)
berupa akses
internet dan toilet Tersedia Toilet di Ruang Publik yang dilengkapi dengan kloset, persediaan Toilet dalam keadaan
umum bagi B.5.2 Toilet di Ruang Publik air dan perlengkapan lain yang bersih, nyaman dan higienis Tinjauan Pustaka bersih dan dapat
masyarakat (**) digunakan dengan baik

C. KESEHATAN LINGKUNGAN
C.1 Air Bersih
Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
Terdapat sumber air bersih dari PAM
C.1.1 Sumber Air Bersih 1405/Menkes/Sk/Xi/2002 Tentang
(**)
Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri
Peraturan Menteri Kesehatan
Air Bersih memenuhi
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
persyaratan baku mutu
2017 Tentang Standar Baku Mutu Pasokan air bersih lancar,
Kesehatan lingkungan Kualitas air bersih secara fisik minimal tidak
Kesehatan Lingkungan Dan dengan kualitas air baik
C.1.2 Kualitas Air Bersih dan persyaratan berasa dan tidak berbau
Persyaratan Kesehatan Air Untuk (tidak berbau dan tidak
Kawasan Kawasan didukung Kesehatan air untuk (*)
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam berasa)
Pemerintahan oleh oleh sarana keperluan higiene sanitasi
Renang, Solus Per Aqua, Dan
menyediakan dan prasarana (**)
Pemandian Umum
lingkungan lingkungan yang Keputusan Menteri Kesehatan
yang sehat memadai Republik Indonesia
Tersedia distribusi air bersih menggunakan sistem perpipaan yang
Nomor 1405/Menkes/Sk/Xi/2002
C.1.3 Jaringan Air Bersih menjangkau seluruh kawasan
Tentang Persyaratan Kesehatan
(**)
Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri
C.2 Limbah Padat/Sampah
Tersedia tempat sampah di setiap gedung perkantoran pemerintahan Permen PU No. 3 Tahun 2013 tentang
C.2.1 Tempat Sampah dengan pemisahan sampah Penyelenggaraan Prasarana dan
Tidak ada sampah yang
(**) Sarana Persampahan dalam
menumpuk dan
Penanganan Sampah Rumah
Tersedia Tempat Penampungan Sampah (TPS) dengan pemisahan mengganggu estetika
C.2.2 TPS Tangga dan Sampah Sejenis
(**) Sampah Rumah Tangga

8
KOMPONEN STANDAR TEKNIS
INDIKATOR KAWASAN KAWASAN
KRITERIA KAWASAN SUMBER STANDAR KINERJA
KINERJA Kode Sub Komponen PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN PUSAT
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Jadwal pengangkutan
Jadwal pengangkutan reguler minimal 2 kali
Pengangkutan Sampah reguler 3 kali dalam Kajian Literatur
C.2.3 dalam seminggu
Kawasan seminggu
(*)
(**)
C.3 Pengolahan Limbah
Peraturan Menteri Pekerjaan
Tersedia pengolahan Umum dan Perumahan
limbah setempat berupa Tersedia pengolahan limbah setempat Rakyat Nomor Tidak terjadi
C.3.1 Pengolahan Limbah Sistem Biofilter dan unit minimal berupa Cubluk Kembar/Tangki Septik pencemaran limbah
pengolahan alir limbah dengan bidang resapan 04/PRT/M/2017
fabrikasi (*) Tentang Penyelenggaraan Sistem
(**) Pengelolaan Air Limbah
Domestik
C.4 Jaringan Drainase
Memiliki sistem drainase
dengan tipe tertutup dan
dilengkapi dengan lubang Memiliki sistem drainase dengan
C.4.1 Tipe Saluran Drainase tipe terbuka/semi terbuka
peawatan/manhole pada (*)
jarak-jarak tertentu
Permen PUPR No. 12/PRT/M/2014
(**)
Tentang Sistem Drainase
Jaringan drainase kawasan terhubung dengan Perkotaan
Konektivitas jaringan drainase sistem drainase di luar kawasan Jaringan drainase lancar,
C.4.2
(**) tidak Terdapat genangan,
dan tidak terjadi
Pemisahan drainase dan
Terpisah antara saluran buangan air limbah dan saluran drainase pencemaran limbah
C.4.3 saluran air limbah
(**)
D. KELANCARAN OPERASIONAL KAWASAN
D.1 Jaringan Listrik
Seluruh Kawasan Terlayani sumber energi kelistrikan dari PLN
D.1.1 Sumber Daya Listrik (**) SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Seluruh kawasan
Jaringan ditempatkan pada area DAMIJA pada sisi jalur hijau dan tidak Perencanaan Lingkungan terlayani jaringan
D.2.2 Penempatan jaringan listrik menghalangi sirkulasi pejalan kaki Perumahan di Perkotaan kelistrikan dengan
Kawasan (**) kualitas baik
Pemerintahan
D.2 Jaringan Telekomunikasi
memberikan
Kawasan didukung Seluruh kawasan terlayani oleh jaringan Internet dengan lancer, stabil, dan Peraturan Menteri Komunikasi dan
ketersediaan Seluruh kawasan terlayani
oleh sarana dan D.2.1 Jaringan Internet tidak mudah terputus Informatika Republik Indonesia
sarana dan oleh Jaringan internet
prasarana (**) Nomor 2 Tahun 2008 tentang
prasarana dengan sinyal yang baik,
kelancaran Penempatan jaringan telekomunikasi sesuai dengan cell plan dan tidak Pedoman Pembangunan dan
untuk Penempatan jaringan lancar dan tidak mudah
operasional yang D.2.2 mengganggu estetika Penggunaan Menara
memperlancar telekomunikasi terputus
memadai (**) Bersama Telekomunikasi
kegiatan
operasional D.3 Fasilitas Komunikasi dan Informasi
pelayanan
Tersedia ruang informasi yang dapat diakses oleh setiap pengguna
terhadap D.3.1 Ruang Informasi PP No.16 Tahun 2021 tentang Seluruh bangunan gedung
bangunan dan pengunjung bangunan gedung
masyarakat Peraturan Pelaksanaan Undang- pemerintahan dalam
(**)
Tersedia Sarana Penyampaian Informasi untuk Undang Nomor 28 Tahun 2002 kawasan terlayani oleh
D.3.2 Sarana Penyampaian Car Call, Emergency, dan Public Addres, Tentang Bangunan Gedung fasilitas komunikasi dan
Informasi (**) informasi

9
KOMPONEN STANDAR TEKNIS
INDIKATOR KAWASAN KAWASAN
KRITERIA KAWASAN SUMBER STANDAR KINERJA
KINERJA Kode Sub Komponen PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN PUSAT
PROVINSI KABUPATEN/KOTA

D.4 Ruang Tunggu


Tersedia Ruang Tunggu
pada bangunan Gedung Tersedia Ruang Tunggu pada bangunan
Ruang Tunggu pada Gedung paling sedikit 25% tempat duduk
D.4.1 75% tempat duduk dan 25%
bangunan gedung dan 75% area berdiri
area berdiri (*) PP No.16 Tahun 2021 tentang Seluruh bangunan gedung
(**) Peraturan Pelaksanaan Undang- pemerintahan dalam
Tersedia Ruang Tunggu Undang Nomor 28 Tahun 2002 kawasan terlayani oleh
Ruang Tunggu Khusus Khusus Bagi Pengguna Tersedia Ruang Tunggu Khusus Bagi Tentang Bangunan Gedung sarana ruang tunggu
Kursi Roda dengan Pengguna Kursi Roda dengan ukuran minimal
D.4.2 Bagi Pengguna Kursi
ukuran lebih dari 90 cm x 130 cm
Roda (*)
90 cm x 130 cm
(**)
E. KONEKTIVITAS DAN AKSESIBILITAS KAWASAN
E.1 Jaringan Jalan
Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam kawasan
E.1.1 Jalan Utama Kawasan
(**) Akses antar bagian dalam
Lebar Jalan Utama PP No.34 Tahun 2006 tentang Jalan kawasan dapat dicapai
Lebar Jalan Utama Kawasan Minimal 9 m
E.1.2 Lebar Jalan Utama Kawasan lebih dari 9 m dengan cepat dan lancar
(*)
(**)
E.2 Jalur Pejalan Kaki
Lebar jalur pejalan kaki dan Lebar minimum jalur pejalan
E.2.1 Dimensi jalur pejalan kaki jalur hijau > 2 m. kaki dan jalur hijau minimal 2 m.
(**) (*)
Area perhentian/ Tersedia area perhentian dengan jarak antar pemberhentian  Permen PU No. 03/PRT/M/2014
E.2.2 setiap 400 m Tentang Pedoman
peristirahatan pejalan kaki
(**) Perencanaan, Penyediaan, dan
Tersedia tempat duduk pada area perhentian/peristirahatan pejalan kaki dan Pemanfaatan Prasarana dan
Kawasan Kawasan didukung E.2.3 Tempat duduk diletakkan di tempat yang tidak mengganggu guiding block
Sarana Jaringan Pejalan Kaki di
Pemerintahan oleh sarana dan (**) Pejalan kaki dapat
Kawasan Perkotaan
memberikan prasarana Tersedia tempat sampah dan pemisahan sampah yang letaknya tidak berjalan dengan aman,
E.2.4 Tempat sampah mengganggu ruang bebas jalan  SE Menteri PUPR No.
kemudahan penunjang nyaman dan tanpa
(**) 02/SEM/2018 tentang
akses bagi aksesibilitas yang hambatan
Tersedia penerangan di Pedoman Teknis Fasilitas
masyarakat memadai
jalur pejalan kaki dengan Pejalan Kaki
Tersedia penerangan di jalur pejalan kaki
E.2.5 Lampu penerangan jarak antar lampu  Transit Oriented
(*)
penerangan 10 m Development (TOD) -
(**) Calthorpe, 1993
Ketentuan jalur pejalan Terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas yang dilengkapi
E.2.6 kaki untuk penyandang guiding block di tengah trotoar dan penyesuaian kelandaian
disabilitas (**)
E.3 Jalur Sepeda
Tersedia Jalur sepeda
dengan pemisah khusus Jalur pesepeda dapat
Tersedia jalur sepeda tanpa pembatas lalu lintas Kementerian PUPR, Dirjen Bina Marga melalui dengan aman,
(buffer/pemisah) antara
(hanya ditandai marka khusus jalur sepeda)
E.3.1 Jalur sepeda jalur sepeda dan jalur No. 05/P/BM/2021, Perancangan tanpa hambatan, dan
lebar minimum 1,2 m
kendaraan bermotor (*) Fasilitas Pesepeda, menjad salah satu alternatif
dengan lebar 1,5 m moda dalam kawasan
(**)

10
KOMPONEN STANDAR TEKNIS
INDIKATOR KAWASAN KAWASAN
KRITERIA KAWASAN SUMBER STANDAR KINERJA
KINERJA Kode Sub Komponen PEMERINTAHAN PEMERINTAHAN
PEMERINTAHAN PUSAT
PROVINSI KABUPATEN/KOTA
Terdapat parkir sepeda pada pada setiap pusat-pusat kegiatan dilengkapi PP No.16 Tahun 2021 tentang
dengan rak, tiang atau sandaran khusus untuk sepeda, papan tanda Peraturan Pelaksanaan Undang-
E.3.2 Parkir Sepeda (signage) parkir sepeda, dan rak parkir sepeda dapat menjadi elemen Undang Nomor 28 Tahun 2002
estetik kawasan
Tentang Bangunan Gedung
(**)

E.4 Parkir

Tersedia Lahan Parkir berupa gedung parkir atau taman parkir Keputusan Direktur Jenderal
E.4.1 Fasilitas Parkir Parkir tertib, tidak
(**) Perhubungan Darat No.
Terdapat rambu petunjuk area parkir, jalur masuk dan keluar, serta rambu mengganggu lalu-lintas dan
272/HK.105/DRJD/96 Tentang
parkir yang dapat dilihat dengan mudah untuk pengguna parkir pejalan kaki
E.4.2 Rambu Parkir Pedoman Teknis Penyelenggaraan
(**) Fasilitas Parkir

E.5 Rambu Lalu-Lintas

Tersedia rambu – rambu peringatan, larangan, perintah, dan petunjuk


E.5.1 Rambu Lalu-Lintas
(**)
Sirkulasi lalu-lintas
Rambu Lalu Lintas ditempatkan pada ruang manfaat jalan, berjalan tertib, aman,
tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki dan sesuai dengan Permen No. PM 13 Tahun 2014
Penempatan Rambu Lalu- dan lancar
E.5.2 jarak penempatan, ketinggian penempatan, jenis rambu, ukuran daun tentang Rambu Lalu Lintas
Lintas
rambu, serta ukuran huruf, angka, dan simbol
(**)
E.6 Akses dengan Layanan Angkutan Umum
Tersedia moda angkutan
umum lebih dari 1 (satu) Tersedia moda angkutan umum minimal
E.6.1 Moda Angkutan Umum jenis moda angkutan 1 (satu) jenis moda angkutan umum
umum (*) Kawasan terlayani oleh akses
Tinjauan literatur
(**) transportasi publik
Tersedia halte/shelter dengan perletakan maksimal 400 m dari gerbang
E.6.2 Halte/Shelter utama kawasan dan dihubungkan dengan jalur pejalan kaki
(**)
F. INTEGRASI KAWASAN DENGAN KAWASAN SEKITARNYA
Lampiran I.3 Permen ATR/BPN Nomor
Kawasan Pemerintahan
Kawasan Kawasan Pemerintahan terintegrasi minimal 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Integrasi dengan terintegrasi dengan jalan
Kawasan didukung F.1 dengan jalan kolektor Penyusunan Rencana Detail Tata
Pemerintahan Jalan Utama Jalan Arteri Kawasan
oleh jalan utama (*) Ruang dan Peraturan Zonasi
terintegrasi (**) terintegrasi dengan struktur
wilayah, dan simpul Kabupaten/Kota
dalam struktur ruang kota/wilayah
transportasi Kawasan Pemerintahan terintegrasi dengan simpul transportasi
ruang kota Integrasi dengan
F.2 dengan waktu tempuh < 60 menit Tinjauan literatur
Simpul Transportasi
(**)

11
PENJELASAN KOMPONEN STANDAR TEKNIS

KAWASAN PEMERINTAHAN PUSAT (KPP)

A. KEAMANAN DAN KESELAMATAN

A.1 Sistem Proteksi Kebakaran

A.1.1 Instalasi Hidran

Pemasangan hidran pillar yang tepat sangat penting untuk


memudahkan petugas pemadam kebakaran atau pertugas yang
terlatih dalam mengambil tindakan ketika terjadi kebakaran. Baik untuk
memudahkan pencarian lokasi hidran pillar, pemasangan slang
pemadam, serta proses pemadaman api kebakaran itu sendiri.

Proses pemasangan hidran pillar secara tepat harus mengacu pada


standar NFPA 20. Menurut standar tersebut, desain jarak hidran yang
bagus sesuai standar adalah 35 – 38 meter. Standar ini ditetapkan
mengingat bahwa panjang slang pemadam kebakaran yang umumnya
digunakan adalah mencapai 30 meter. 1

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia hidran
2 Tersedia hidran dengan jarak antar hidran 35-38 m

A.1.2 Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran

Sistem deteksi dan alarm kebakaran berfungsi untuk mengontrol


bekerjanya sistem, menerima dan menunjukkan adanya isyarat
kebakaran, mengaktifkan alarm kebakaran, melanjutkan ke fasilitas lain
terkait, dan lain-lain. 2

1
Standar National Fire Protection Association (NFPA)
2
SNI 03-3985-2000, Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm
kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung

12
Gambaran Umum Suatu Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia sistem deteksi dan alarm kebakaran
Tersedia sistem deteksi dan alarm kebakaran di setiap gedung
2
pemerintahan

A.1.3 Akses Pemadam Kebakaran ke Lingkungan Bangunan Gedung


Dalam tiap bagian bangunan, perkerasan harus ditempatkan
sedemikian rupa agar dapat langsung mencapai bukaan akses
pemadam kebakaran pada bangunan. Perkerasan tersebut harus
dapat mengakomodasi jalan masuk dan manuver mobil pemadam,
snorkel, mobil pompa, dan mobil tangga dan platform hidrolik.

Lebar minimum lapis perkerasan 6 m dan panjang minimum 15 m. Bagian-


bagian lain dari jalur masuk yang digunakan untuk lewat mobil pemadam
kebakaran, lebarnya tidak boleh kurang dari 4 m. 3

3
SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem Deteksi dan
Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

13
Ilustrasi akses mobil pemadam kebakaran

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jalan akses pemadam kebakaran
2 Tersedia akses pemadam kebakaran dengan lebar > 4 m

A.1.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Penyediaan APAR dalam suatu tempat kerja adalah untuk menjaga
kesiapsiagaan dalam memadamkan api pada awal kebakaran. Dengan
menggunakan APAR, maka kerugian lebih besar akibat kebakaran bisa
dicegah. Oleh karena itu harus tersedia APAR pada Setiap Bangunan
dengan jarak maksimum ke APAR 23 m.

Ilustrasi Pemasangan APAR sesuai Peraturan

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia APAR
2 Tersedia APAR pada setiap bangunan gedung dengan jarak < 23 m

14
A.2 Sarana Keamanan

A.2.1 Pos Keamanan

Pos keamanan berbentuk bangunan, mudah diakses oleh pengunjung,


dan terdapat petugas jaga. Fungsi dari pos keamanan adalah untuk
menjaga keamanan. Pos keamanan dilengkapi dengan fasilitas
pendukungnya berupa WC, tempat istirahat, alat komunikasi, dan APAR.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia Pos Keamanan
Tersedia Pos Keamanan yang berfungsi 24 jam dan dilengkapi
2
dengan fasilitas pendukung

A.2.2 Kamera Pengawas

Fungsi utama kamera pengawas adalah meningkatkan keamanan. Itu


juga berarti upaya pencegahan terhadap tindak kriminal dan kejahatan.
Kamera pengawas merekam dan menampilkan video secara langsung
memantau suatu tempat.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia Kamera Pengawas
Tersedia Kamera Pengawas pada gerbang masuk, bangunan
2
gedung, serta lingkungan kawasan

A.3 Sarana Evakuasi

A.3.1 Jalur Exit Pada Bangunan

Jalur exit pada bangunan menurut PP No.16 Tahun 2021 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung, meliputi :

a) akses eksit (exit access);

b) eksit (exit);

c) eksit pelepasan (exit discharge).

15
Bagian-Bagian Utama Sarana Evakuasi

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jalur exit pada bangunan
2 Tersedia akses eksit, eksit, dan eksit pelepasan

A.3.2 Pecahayaan Exit dan Tanda Arah Dalam Bangunan Gedung

Penggunaan penandaan photoluminescent/pita ditempatkan di


sepanjang jalur evakuasi eksit pada :
 sepanjang dinding internal;
 sepanjang koridor;
 pintu lobi bebas asap;
 lobi pemadam kebakaran;
 tangga eksit.

Contoh pencahayaan arah

16
Contoh Pencahayaan Eksit

Skor Kriteria
Tidak tersedia pecahayaan exit dan tanda arah dalam bangunan
0
gedung
Tersedia tanda arah dalam bangunan gedung dan dilengkapi
2
dengan penandaan photoluminescent/pita

A.3.3 Jalur Evakuasi

Kapasitas evakuasi sangat bergantung dengan lebar jalan, sehingga


jalur evakuasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk dapat
membantu proses evakuasi lebih cepat, mengingat waktu evakuasi
terbatas. Jalur evakuasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Jalur evakuasi primer: merupakan jalan umum yang ditetapkan
sebagai jalur evakuasi untuk menuju tempat evakuasi akhir (TEA)
secara langsung dengan persyaratan lebar jalan minimal 9 meter
atau setara dengan kolektor primer.
 Jalur evakuasi sekunder: merupakan jalan umum yang ditetapkan
sebagai jalur evakuasi untuk menuju tempat evakuasi sementara
(TES) dengan persyaratan lebar jalan minimal 7,5 meter atau setara
dengan jalan lokal.
 Semua jalur evakuasi menuju TES maupun TEA harus mudah dilihat
dan mudah dicapai dari semua akses jalan lingkungan.
 Rambu-rambu penunjuk arah evakuasi tsunami harus diletakkan
pada titik-titik strategis sepanjang jalur evakuasi menuju TES dan TEA.

17
Ilustrasi Jalur Evakuasi dan Rambu-
Rambu Penunjuk Arah

Skor Kriteria
0 Tidak ada jalur evakuasi
Terdapat jalur evakuasi primer menuju Tempat Evakuasi Akhir
2 dengan lebar 9 meter dan jalur evakuasi sekunder menuju Tempat
Evakuasi Sementara dengan lebar 7,5 m

A.3.4 Titik Kumpul

Lokasi titik kumpul harus memiliki standar minimal sebagai berikut:


1. Lokasi jauh dari struktur bangunan yang rentan dan tidak aman
potensi reruntuhan bebatuan. Jika kawasan pariwisata buatan
berupa aglomerasi bangunan maka jarak minimum titik berkumpul
dari bangunan adalah 20 meter.
2. Titik berkumpul dapat berupa jalan atau ruang terbuka.
3. Lokasi titik berkumpul tidak menghalangi akses mobil pemadam
kebakaran.
4. Memiliki akses menuju tempat yang lebih aman.

18
Ilustrasi Jalur Evakuasi dan Rambu-Rambu Penunjuk Arah

Skor Kriteria
0 Tidak ada lokasi titik kumpul
Terdapat titik kumpul berupa jalan dan ruang terbuka dengan jarak
2
> 20 m dari bangunan gedung

B. KENYAMANAN KAWASAN

B.1 Fasilitas untuk Penyandang Disabilitas

B.1.1 Toilet publik untuk penyandang disabilitas

Tersedianya toilet publik untuk disabilitas dengan standar sebagai


berikut:

1. bentuk, material yang digunakan tidak merusak lingkungan;


2. dimensi toilet disabilitas paling sedikit memiliki ukuran 152,5 cm x 227,5
cm dengan mempertimbangkan ruang gerak pengguna kursi roda
dengan ilustrasi sebagai berikut:

3. toilet disabilitas harus dilengkapi dengan pegangan rambat untuk


memudahkan pengguna kursi roda berpindah posisi dari kursi roda
ke atas kloset ataupun sebaliknya; dan

19
4. Pada bagian atas luar pintu toilet penyandang disabilitas disediakan
lampu alarm (panic lamp) yang akan diaktifkan oleh pengguna toilet
dengan menekan tombol bunyi darurat (emergency sound button)
atau menarik tuas yang tersedia di dalam toilet penyandang
disabilitas ketika terjadi keadaan darurat.

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat toilet publik untuk penyandang disabilitas
Tersedia toilet publik khusus untuk penyandang disabilitas, dilengkapi
2
dengan fasilitas pegangan rambat, serta sistem panic lamp.

B.1.2 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas

Ketentuan jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas, dilengkapi


dengan jalur pemandu (guiding block/tactile paving) di tengah trotoar
dan penyesuaian kelandaian jalur pada pertemuan dengan pelintasan
pintu masuk kavling dan penyeberangan jalan.

Guiding block/tactile paving

Penyesuaian kelandaian (ramp) pada pelintasan penyeberangan


jalan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas
Terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas yang
2 dilengkapi guiding block di tengah trotoar yang menerus tanpa
gangguan dan penyesuaian kelandaian

20
B.1.3 Parkir Khusus Untuk Penyandang Disabilitas

Parkir khusus pengguna disabilitas dilengkapi dengan marka penanda,


area bersama (share space) yang dilengkapi marka garis miring kuning
dan carpark bollard di area bersama yang membatasi pengguna
regular.

Ilustrasi Parkir untuk Penyandang Disabilitas

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat parkir khusus untuk penyandang disabilitas
Terdapat parkir khusus pengguna penyandang disabilitas dilengkapi
2
dengan marka dan rambu penanda

B.2 Sarana Peribadatan

B.2.1 Masjid Skala Kawasan

Terdapat sarana peribadatan sesuai dengan kebutuhan. Bangunan


sarana peribadatan memenuhi unsur keunikan, landmark kawasan,
merepresentasikan kearifan lokal budaya setempat.

Ilustrasi Masjid Kawasan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat sarana peribadatan
Tersedia sarana peribadatan skala kawasan sesuai dengan
2 kebutuhan yang memenuhi unsur keunikan, landmark kawasan,
merepresentasikan kearifan lokal budaya setempat

21
B.2.2 Ruang Ibadah Pada Bangunan Gedung

Berdasarkan PP No.16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung,
ruang ibadah harus ditempatkan menjadi 1 dengan Bangunan Gedung
atau secara khusus terpisah pada lokasi yang layak, suci, mudah dilihat
dan dicapai dilengkapi dengan penunjuk arah dan penanda yang
informatif. Ruang ibadah dapat berupa mushola, masjid atau praying
room pada Bangunan Gedung.

Ilustrasi Ruang Ibadah

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat ruang ibadah
Terdapat ruang ibadah yang dilengkapi dengan penunjangnya,
2 mudah dilihat, dan dicapai dilengkapi dengan penunjuk arah
dan penanda yang informatif

22
B.3 Sarana Kesehatan

B.3.1 Klinik Kesehatan

Berdasarkan Permenkes No. 9 Tahun 2014, klinik adalah fasilitas pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan
yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik.

Ilustrasi Sarana Klinik Kesehatan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat klinik Kesehatan
Terdapat klinik kesehatan yang menyediakan pelayanan medis
2
dasar dan/atau spesialistik

B.4 Ruang Terbuka Hijau

B.4.1 RTH Taman Skala Kawasan

RTH Taman pada skala kawasan adalah lahan terbuka yang berfungsi
sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau
kegiatan lain pada tingkat kawasan. RTH taman skala kawasan dapat
berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas
rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80%
- 90%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Jenis vegetasi yang
dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara
berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim
mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan.

23
Ilustrasi RTH Taman Skala Kawasan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat RTH Taman Kawasan

Tersedia RTH Taman Skala Kawasan yang dilengkapi dengan fasilitas


2
rekreasi, fasilitas olahraga, serta Ruang Terbuka Biru

B.4.2 RTH Halaman Perkantoran


RTH halaman perkantoran berupa lahan terbuka untuk penanaman
vegetasi pada peruntukan ruang yang difungsikan untuk
pengembangan kegiatan perkantoran, dapat diakses oleh publik.
Memiliki fungsi ekologi, sosial budaya, dan fungsi penanggulangan
bencana (ruang titik kumpul, tempat evakuasi sementara, instalasi
hidran).

Ilustrasi RTH Halaman Perkantoran

24
Skor Kriteria
0 Tidak terdapat RTH Halaman Perkantoran
Tersedia RTH Halaman Perkantoran yang dilengkapi oleh kolam
2 retensi/detensi, kebun hujan, area parkir dengan material berpori

B.4.3 RTH Jalur Pejalan Kaki


Ruang pejalan kaki adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki
pada kiri-kanan jalan atau di dalam taman. Ruang pejalan kaki yang
dilengkapi dengan RTH harus memenuhi hal-hal sebagai berkut:
1) Kenyamanan, adalah cara mengukur kualitas fungsional yang
ditawarkan oleh sistem pedestrian yaitu :
• Orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka jalan) pada
lansekap untuk membantu dalam menemukan jalan pada
konteks lingkungan yang lebih besar;
• Kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya yang
dipengaruhi oleh kepadatan pedestrian, kehadiran
penghambat fisik, kondisi permukaan jalan dan kondisi iklim. Jalur
pejalan kaki harus aksesibel untuk semua orang termasuk
penyandang cacat.

2) Karakter fisik, meliputi:

• Kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi sosial dan


budaya setempat, kebiasaan dan gaya hidup, kepadatan
penduduk, warisan dan nilai yang dianut terhadap lingkungan;
• Kriteria pergerakan, jarak rata-rata orang berjalan di setiap
tempat umumnya berbeda dipengaruhi oleh tujuan
perjalanan, kondisi cuaca, kebiasaan dan budaya. Pada
umumnya orang tidak mau berjalan lebih dari 400 m.

Ilustrasi RTH Jalur Hijau Jalan

25
Skor Kriteria
0 Tidak terdapat RTH Jalur Pejalan Kaki
Tersedia RTH Jalur Pejalan kaki yang memenuhi aspek kenyamanan
2 dan karakter fisik

B.5 Sarana Lainnya

B.5.1 WIFI di Ruang Publik


Ketersediaan WIFI di ruang – ruang publik untuk memberikan
kenyamanan bagi masyarakat.

Ilustrasi WIFI di Ruang Publik

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat WIFI di Ruang Publik
2 Terdapat Wifi di Ruang Publik yang berfungsi 24 jam

B.5.2 Toilet di Ruang Publik


Toilet di ruang public adalah toilet umum yang dirancang khusus lengkap
dengan kloset, persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih,
nyaman dan higienis dimana masyarakat dapat membuang hajat serta
memenuh kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya. Toilet dalam
keadaan bersih dan dapat digunakan dengan baik.

Ilustrasi Toilet di Ruang Publik

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat Toilet di Ruang Publik
Terdapat Toilet di Ruang Publik yang dilengkapi dengan kloset,
2 persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih, nyaman dan
higienis

26
C. KESEHATAN LINGKUNGAN

C.1 Air Bersih

C.1.1 Sumber Air Bersih

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/Menkes/Sk/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri, air bersih untuk keperluan perkantoran
dapat diperoleh dari Perusahaan Air Minum, sumber air tanah atau
sumber lain yang telah diolah sehingga memenuhi persyaratan
Kesehatan.

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat sumber air bersih
2 Terdapat sumber air bersih dari Perusahaan Air Minum

C.1.2 Kualitas Air Bersih

Kualitas air bersih harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi


persyaratan fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32


Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum, secara fisik kualitas air
dapat dilihat dari parameter yaitu air tidak berasa dan tidak berbau.

Skor Kriteria
0 Air bersih berasa dan berbau
Air Bersih memenuhi persyaratan baku mutu Kesehatan lingkungan
2
dan persyaratan Kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi

C.1.3 Jaringan Air Bersih


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri. Distribusi air bersih untuk perkantoran harus
menggunakan sistem perpipaan.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia distribusi air bersih menggunakan sistem perpipaan
Tersedia distribusi air bersih menggunakan sistem perpipaan yang
2
menjangkau seluruh kawasan

27
C.2 Limbah Padat/Sampah

C.2.1 Tempat Sampah

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri. Setiap perkantoran harus dilengkapi
dengan tempat sampah dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan
karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya serta dilengkapi dengan penutup. Terdapat pemisahan
sampah.

Ilustrasi Pemisahan Sampah

Skor Kriteria
0 Tidak ada pemisahan sampah
Tersedia tempat sampah di setiap gedung perkantoran
2 pemerintahan dengan pemisahan sampah

C.2.2 TPS

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri. Setiap perkantoran harus tersedia tempat
pengumpulan sampah sementara.

28
Ilustrasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)

Skor Kriteria
0 Tidak ada TPS
2 Tersedia TPS dengan pemisahan sampah

C.2.3 Pengangkutan Sampah Kawasan

Jadwal pengangkutan sampah kawasan regular dilakukan 2 kali dalam


seminggu untuk tetap dapat menjaga kebersihan lingkungan.

Skor Kriteria
0 Tidak ada jadwal regular
2 Jadwal regular 3 kali dalam seminggu

C.3 Limbah Cair


Pengolahan limbah setempat berfungsi untuk mengumpulkan dan mengolah air
limbah domestik (black water dan grey water) di lokasi sumber. Skala Individual
dapat berupa biofilter dan unit pengolahan air limbah fabrikasi.

Ilustrasi pengolahan limbah menggunakan biofilter

Skor Kriteria
0 Tidak ada pengolahan limbah setempat
Tersedia pengolahan limbah setempat berupa sistem biofilter dan unit
2
pengolahan air limbah fabrikas

29
C.4 Jaringan Drainase
C.4.1 Tipe Saluran Drainase

Tipe drainase terdiri dari saluran drainase terbuka dan drainase tertutup.
Saluran drainase terbuka yang terletak di kiri kanan jalan biasanya
berfungsi untuk menampung air hujan dari jalan raya. Sementara itu,
saluran tertutup merupakan bagian dari sistem saluran drainase pada
tempat tertentu yang tanah permukaannya tidak memungkinkan untuk
dibuat saluran terbuka. Saluran tertutup dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu saluran terbuka yang ditutup dengan plat beton (semi
tertutup) dan saluran tertutup.

Skor Kriteria
0 Tidak memiliki saluran drainase
Memiliki sistem drainase dengan tipe tertutup dan dilengkapi dengan
2 lubang peawatan/manhole pada jarak-jarak tertentu

C.4.2 Konektivitas Jaringan Drainase


Sistem drainase kawasan tidak terputus dan terkoneksi dengan sistem
drainase diluar kawasan.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan drainase
Jaringan drainase terhubung dengan sistem drainase di luar kawasan
2

C.4.3 Pemisahan Drainase dan Saluran Air Limbah


Terpisah antara saluran buangan air limbah dan saluran drainase

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan drainase
2 Terpisah antara saluran buangan air limbah dan saluran drainase

30
D. KELANCARAN OPERASIONAL KAWASAN

D.1 Jaringan Listrik

D.1.1 Sumber Daya Listrik


Terdapat sumber energi kelistrikan dari PLN atau sumber lain yang
melayani seluruh kawasan.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia sumber energi listrik

2 Seluruh kawasan terlayani oleh sumber energi kelistrikan dari PLN

D.1.2 Penempatan Jaringan Listrik


Jaringan ditempatkan pada area DAMIJA pada sisi jalur hijau dan tidak
menghalangi sirkulasi pejalan kaki.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan listrik
Jaringan ditempatkan pada area DAMIJA pada sisi jalur hijau dan
2
tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki

D.2 Jaringan Telekomunikasi

D.2.1 Jaringan Internet


Kawasan pemerintahan terlayani oleh jaringan internet.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan internet
Seluruh kawasan terlayani oleh jaringan internet dengan lancar,
2
stabil, dan tidak mudah terputus

D.2.2 Penempatan Jaringan Telekomunikasi


Penempatan jaringan telekomunikasi sesuai dengan cell plan dan tidak
mengganggu estetika.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan telekomunikasi
Penempatan jaringan telekomunikasi sesuai dengan cell plan dan
2
tidak mengganggu estetika

D.3 Fasilitas Komunikasi dan Informasi

D.3.1 Ruang Informasi


Tersedia ruang informasi yang dapat diakses oleh setiap pengguna
bangunan dan pengunjung bangunan gedung

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia ruang informasi
Tersedia ruang informasi yang dapat diakses oleh setiap pengguna
2
bangunan dan pengunjung bangunan gedung

31
D.3.2 Sarana Penyampaian Informasi
Tersedia Sarana Penyampaian Informasi untuk Car Call, Emergency, dan
Public Addres.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia sarana penyampaian informasi
Tersedia sarana penyampaian informasi untuk car call, emergency,
2
dan public addres

D.4 Ruang Tunggu

D.4.1 Ruang Tunggu Pada Bangunan Gedung


Tersedia Ruang Tunggu paling sedikit 25% tempat duduk dan 75% area
berdiri.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia ruang tunggu
Tersedia Ruang Tunggu pada bangunan Gedung 75% tempat duduk
2 dan 25% area berdiri

D.4.2 Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda


Tersedia Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda dengan
ukuran minimal 90 cm x 130 cm.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia ruang tunggu khusus bagi pengguna kursi roda
Tersedia Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda dengan
2
ukuran lebih dari 90 cm x 130 cm

E. KONEKTIVITAS DAN AKSEIBILITAS KAWASAN


E.1 Jaringan Jalan

E.1.1 Jalan Utama Kawasan


Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam Kawasan.

Skor Kriteria
0 Tidak ada jalan utama sebagai penghubung di dalam kawasan
2 Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam Kawasan

E.1.2 Lebar Jalan Utama Kawasan


Kawasan pemerintahan minimal dilayani oleh jalan dengan fungsi jalan
kolektor. Mengacu kepada PP No.34 Tahun 2006 tentang Jalan, lebar
jalan dengan fungsi kolektor sekunder adalah minimal 9 m.

Skor Kriteria
0 Tidak ada jalan utama sebagai penghubung di dalam kawasan
Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam Kawasan
2
dengan lebar > 9 m

32
E.2 Jalur Pejalan Kaki

E.2.1 Dimensi Jalur Pejalan Kaki


Tersedia Jalur pejalan kaki yang menghubungkan pintu utama dengan
pusat-pusat kegiatan (atraksi utama dan fasilitas pendukung) dengan
lebar minimum jalur pejalan kaki dan jalur hijau 2 m.

Skor Kriteria
0 Tidak ada jalur pejalan kaki
2 Terdapat jalur pejalan kaki di jalan utama dengan lebar jalur pejalan
kaki dan jalur hijau > 2 m
Sumber : Permen PU No. 3 Tahun 2014 tentang Pedoman Perencanaan,
Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki
di Kawasan Perkotaan

E.2.2 Area Perhentian/Peristirahatan Pejalan Kaki


Jalur pejalan kaki pada kawasan pemerintahan memiliki area
perhentian/peristirahatan pejalan kaki setiap 400 m. Area perhentian
dilengkapi dengan pelengkap jalur pejalan kaki seperti tempat duduk,
tempat sampah, peneduh, dan lain-lain.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia area peristirahatan pejalan kaki
Tersedia area perhentian dengan jarak antar pemberhentian setiap
2
400 m
Sumber : Transit Oriented Development (TOD) - Calthorpe, 1993

E.2.3 Tempat Duduk


Tempat duduk diletakan pada area perhentian/peristirahatan pejalan
kaki dengan standar sebagai berikut:
 Tempat duduk diletakan di luar ruangan bebas pejalan kaki
dengan lebar minimal 1,5 meter;
 Tidak diletakkan pada akses keluar dan masuk bangunan;
 Tidak diletakkan di atas, atau terlalu berhimpit, atau mengganggu
ubin pemandu (guiding block);
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia tempat duduk pada area peristirahatan
Tersedia tempat duduk pada area perhentian/peristirahatan pejalan
2
kaki dan diletakkan di tempat yang tidak mengganggu guiding block

E.2.4 Tempat Sampah


Tempat sampah diletakan pada area perhentian/peristirahatan
pejalan kaki dengan standar sebagai berikut:
 Penempatannya tidak mengganggu ruang bebas berjalan kaki;
 Tempat sampah di trotoar minimal terpisah menjadi dua: sampah
organik dan sampah non organik (dapat didaur ulang).

33
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia tempat sampah
Tersedia tempat sampah dan pemisahan sampah yang letaknya
2
tidak mengganggu ruang bebas jalan
Sumber : Permen PU No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

E.2.5 Lampu Penerangan

Lampu penerangan terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki dengan
jarak antar lampu penerangan yaitu 10 meter dan tinggi lampu antara 3-
4,5 meter. Lampu penerangan dalam kawasan pariwisata juga perlu
menonjolkan estetika yang sesuai dengan keunikan masing-masing
kawasan.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia penerangan di jalur pejalan kaki
Tersedia penerangan di jalur pejalan kaki dengan jarak antar lampu
2
penerangan 10 m
Sumber : Permen PU No. 3 Tahun 2014 tentang Pedoman Perencanaan,
Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan
Kaki di Kawasan Perkotaan

E.2.6 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas

Ketentuan jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas dilengkapi


dengan jalur pemandu (guiding block/tactile paving) di tengah trotoar
dan penyesuaian kelandaian jalur pada pertemuan dengan pelintasan
pintu masuk kavling dan penyeberangan jalan.

Guiding block/tactile paving

Penyesuaian kelandaian (ramp) pada pelintasan penyeberangan jalan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas
Terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas yang dilengkapi
2
guiding block di tengah trotoar dan penyesuaian kelandaian

34
E.3 Jalur Sepeda

E.3.1 Jalur Sepeda

Tersedia Jalur sepeda yang menghubungkan seluruh kawasan dengan


standar minimal :
• Jalur sepeda tanpa pembatas lalu lintas (hanya ditandai marka
khusus jalur sepeda), lebar minimum 1,2 m ;
• Jalur sepeda dengan pemisah khusus (buffer/pemisah) antara
jalur sepeda dan jalur kendaraan bermotor, lebar minimum 1,5
m.

Ilustrasi Jalur Sepeda

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat Jalur Sepeda
Jalur sepeda dengan pemisah khusus (buffer/pemisah) antara jalur
2
sepeda dan jalur kendaraan bermotor dengan lebar 1,5 m

E.3.2 Parkir Sepeda

Tersedia parkir sepeda pada setiap pusat-pusat kegiatan dengan


pelengkap parkir sebagai berikut:
• Parkir sepeda dilengkapi dengan rak, tiang atau sandaran khusus
untuk sepeda;
• Papan tanda (signage) parkir sepeda; dan
• Rak parkir sepeda dapat menjadi elemen estetik kawasan.

35
Skor Kriteria
0 Tidak terdapat parkir sepeda pada setiap pusat-pusat kegiatan
Terdapat parkir sepeda pada pada setiap pusat-pusat kegiatan
dilengkapi dengan rak, tiang atau sandaran khusus untuk sepeda,
2
papan tanda (signage) parkir sepeda, dan rak parkir sepeda dapat
menjadi elemen estetik kawasan

E.4 Parkir

E.4.1 Fasilitas Parkir

Fasilitas parkir sebagai fasilitas penunjang adalah tempat yang berupa


gedung parkir atau taman parkir yang disediakan untuk menunjang
kegiatan pada bangunan utama. Ukuran kebutuhan ruang parkir pada
pusat perkantoran ditentukan sebagai berikut.

Jumlah Karyawan 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 4000 5000
Administrasi 235 236 237 238 239 240 242 246 249
Kebutuhan
Pelayanan
(SRP) 288 289 290 291 291 293 295 298 302
Umum
Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 272/HK.105/DRJD/96
Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat fasilitas parkir
Terdapat fasilitas parkir berupa gedung parkir atau taman parkir
2
sesuai dengan kebutuhan administrasi dan pelayanan umum

E.4.2 Rambu Parkir


Pemasangan rambu petunjuk dan larangan parkir on street di lokasi yang
mudah di lihat pengguna dan tidak mengganggu jalur pejalan kaki.

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat rambu petunjuk
Terdapat rambu petunjuk area parkir, jalur masuk dan keluar, serta
2 rambu parkir yang dapat dilihat dengan mudah untuk pengguna
parkir

36
E.5 Rambu Lalu-Lintas

E.5.1 Rambu Lalu-Lintas

Rambu dan papan informasi jalan utama kawasan yang memiliki 2


arah/jalur diletakkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas pada jarak
tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan
dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki. Rambu dan
papan informasi jalan utama kawasan yang 1 arah/jalur ditempatkan di
sebelah kanan menurut arah lalu lintas. Rambu dan papan informasi
pada median jalan utama kawasan ditempatkan di atas median jalan
apabila jumlah lajur lebih dari 2 (dua).

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia rambu lalu lintas
2 Tersedia rambu – rambu peringatan, larangan, perintah, dan petunjuk

E.5.2 Penempatan Rambu Lalu-Lintas

Penempatan dan pemasangan Rambu Lalu Lintas harus pada ruang


manfaat jalan. Rambu Lalu Lintas ditempatkan di sebelah kiri menurut
arah lalu lintas pada jarak tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau
jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau
pejalan kaki. Dalam hal lalu lintas satu arah dan tidak ada ruang
pemasangan lain, Rambu Lalu Lintas dapat ditempatkan di sebelah
kanan menurut arah lalu lintas.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia rambu lalu-lintas
Rambu Lalu Lintas ditempatkan pada ruang manfaat jalan,
2 tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki dan sesuai
dengan jarak penempatan, ketinggian penempatan, jenis rambu,
ukuran daun rambu, serta ukuran huruf, angka, dan simbol

37
E.6 Akses dengan Layanan Angkutan Umum

E.6.1 Moda Angkutan Umum

Kawasan pemerintahan terlayani oleh sistem transportasi publik. Moda


transportasi berfungsi untuk melayani pergerakan dari dalam kawasan ke
luar kawasan dan dari luar kawasan ke dalam Kawasan. Tersedia minimal
1 moda transportasi umum, dapat berupa Heavy Rail Transit, Light Rail
Transit, BRT, Bus Lokal, Bus Feeder, dan lain-lain.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia layanan angkutan umum

2 Tersedia layanan angkutan umum lebih dari 1 (satu) moda angkutan


transportasi umum

E.6.2 Halte/Shelter

Tersedia halte tempat perhentian dalam kawasan dengan radius


pelayanan 400 m dari dari gerbang utama kawasan dan dihubungkan
dengan jalur pejalan kaki.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia halte/shelter

2 Tersedia halte/shelter dengan perletakan maksimal dari 400 m dari


gerbang utama kawasan dan dihubungkan dengan jalur pejalan kaki

F. INTEGRASI KAWASAN DENGAN KAWASAN SEKITARNYA


F.1 Integrasi dengan Jalan Utama
Lokasi Kawasan Pemerintahan terhubung dengan jalan utama. Berdasarkan
Lampiran I.3 Permen ATR/BPN No. 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, jalan akses
minimum kawasan pemerintah adalah jalan kolektor.

Skor Kriteria
0 Tidak terintegrasi dengan jalan utama
2 Terintegrasi dengan jalan utama yang memiliki fungsi jalan arteri

F.2 Integrasi dengan Simpul Transportasi


Kawasan Pemerintahan terintegrasi dengan simpul transportasi dengan waktu
tempuh < 60 menit.

Skor Kriteria
0 Tidak terintegrasi dengan simpul transportasi
2 Terintegrasi dengan simpul transportasi dengan waktu tempuh < 60 menit

38
KAWASAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI (KPD - 1)

A. KEAMANAN DAN KESELAMATAN

A.1 Sistem Proteksi Kebakaran

A.1.1 Instalasi Hidran

Pemasangan hidran pillar yang tepat sangat penting untuk


memudahkan petugas pemadam kebakaran atau pertugas yang
terlatih dalam mengambil tindakan ketika terjadi kebakaran. Baik untuk
memudahkan pencarian lokasi hidran pillar, pemasangan slang
pemadam, serta proses pemadaman api kebakaran itu sendiri.

Proses pemasangan hidran pillar secara tepat harus mengacu pada


standar NFPA 20. Menurut standar tersebut, desain jarak hidran yang
bagus sesuai standar adalah 35 – 38 meter. Standar ini ditetapkan
mengingat bahwa panjang slang pemadam kebakaran yang umumnya
digunakan adalah mencapai 30 meter. 1

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia hidran
2 Tersedia hidran dengan jarak antar hidran 35-38 m

A.1.2 Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran

Sistem deteksi dan alarm kebakaran berfungsi untuk mengontrol


bekerjanya sistem, menerima dan menunjukkan adanya isyarat
kebakaran, mengaktifkan alarm kebakaran, melanjutkan ke fasilitas lain
terkait, dan lain-lain. 2

1
Standar National Fire Protection Association (NFPA)
2
SNI 03-3985-2000, Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm
kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung

39
Gambaran Umum Suatu Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia sistem deteksi dan alarm kebakaran
Tersedia sistem deteksi dan alarm kebakaran di setiap gedung
2
pemerintahan

A.1.3 Akses Pemadam Kebakaran ke Lingkungan Bangunan Gedung


Dalam tiap bagian bangunan, perkerasan harus ditempatkan
sedemikian rupa agar dapat langsung mencapai bukaan akses
pemadam kebakaran pada bangunan. Perkerasan tersebut harus
dapat mengakomodasi jalan masuk dan manuver mobil pemadam,
snorkel, mobil pompa, dan mobil tangga dan platform hidrolik.

Lebar minimum lapis perkerasan 6 m dan panjang minimum 15 m. Bagian-


bagian lain dari jalur masuk yang digunakan untuk lewat mobil pemadam
kebakaran, lebarnya tidak boleh kurang dari 4 m. 3

3
SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem Deteksi dan
Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

40
Ilustrasi akses mobil pemadam kebakaran

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jalan akses pemadam kebakaran
1 Tersedia akses pemadam kebakaran dengan lebar minimal 4 m
2 Tersedia akses pemadam kebakaran dengan lebar > 4 m

A.1.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Penyediaan APAR dalam suatu tempat kerja adalah untuk menjaga
kesiapsiagaan dalam memadamkan api pada awal kebakaran. Dengan
menggunakan APAR, maka kerugian lebih besar akibat kebakaran bisa
dicegah. Oleh karena itu harus tersedia APAR pada Setiap Bangunan
dengan jarak maksimum ke APAR 23 m.

Ilustrasi Pemasangan APAR sesuai Peraturan

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia APAR
Tersedia APAR pada setiap bangunan gedung dengan jarak
1
maksimum 23 m
2 Tersedia APAR pada setiap bangunan gedung dengan jarak < 23 m

41
A.2 Sarana Keamanan

A.2.1 Pos Keamanan

Pos keamanan berbentuk bangunan, mudah diakses oleh pengunjung,


dan terdapat petugas jaga. Fungsi dari pos keamanan adalah untuk
menjaga keamanan. Pos keamanan dilengkapi dengan fasilitas
pendukungnya berupa WC, tempat istirahat, alat komunikasi, dan APAR.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia Pos Keamanan
Tersedia Pos Keamanan yang berfungsi 24 jam dan dilengkapi
2
dengan fasilitas pendukung

A.2.2 Kamera Pengawas

Fungsi utama kamera pengawas adalah meningkatkan keamanan. Itu


juga berarti upaya pencegahan terhadap tindak kriminal dan kejahatan.
Kamera pengawas merekam dan menampilkan video secara langsung
memantau suatu tempat.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia Kamera Pengawas
Tersedia Kamera Pengawas pada gerbang masuk, bangunan
2
gedung, serta lingkungan kawasan

A.3 Sarana Evakuasi

A.3.1 Jalur Exit Pada Bangunan

Jalur exit pada bangunan menurut PP No.16 Tahun 2021 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung, meliputi :

a) akses eksit (exit access);

b) eksit (exit);

c) eksit pelepasan (exit discharge).

42
Bagian-Bagian Utama Sarana Evakuasi

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jalur exit pada bangunan
2 Tersedia akses eksit, eksit, dan eksit pelepasan

A.3.2 Pecahayaan Exit dan Tanda Arah Dalam Bangunan Gedung

Penggunaan penandaan photoluminescent/pita ditempatkan di


sepanjang jalur evakuasi eksit pada :
 sepanjang dinding internal;
 sepanjang koridor;
 pintu lobi bebas asap;
 lobi pemadam kebakaran;
 tangga eksit.

Contoh pencahayaan arah

43
Contoh Pencahayaan Eksit

Skor Kriteria
Tidak tersedia pecahayaan exit dan tanda arah dalam bangunan
0
gedung
Tersedia tanda arah dalam bangunan gedung dan dilengkapi
2
dengan penandaan photoluminescent/pita

A.3.3 Jalur Evakuasi

Kapasitas evakuasi sangat bergantung dengan lebar jalan, sehingga


jalur evakuasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk dapat
membantu proses evakuasi lebih cepat, mengingat waktu evakuasi
terbatas. Jalur evakuasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Jalur evakuasi primer: merupakan jalan umum yang ditetapkan
sebagai jalur evakuasi untuk menuju tempat evakuasi akhir (TEA)
secara langsung dengan persyaratan lebar jalan minimal 9 meter
atau setara dengan kolektor primer.
 Jalur evakuasi sekunder: merupakan jalan umum yang ditetapkan
sebagai jalur evakuasi untuk menuju tempat evakuasi sementara
(TES) dengan persyaratan lebar jalan minimal 7,5 meter atau setara
dengan jalan lokal.
 Semua jalur evakuasi menuju TES maupun TEA harus mudah dilihat
dan mudah dicapai dari semua akses jalan lingkungan.
 Rambu-rambu penunjuk arah evakuasi harus diletakkan pada titik-
titik strategis sepanjang jalur evakuasi menuju TES dan TEA.

44
Ilustrasi Jalur Evakuasi dan Rambu-
Rambu Penunjuk Arah

Skor Kriteria
0 Tidak ada jalur evakuasi
Terdapat jalur evakuasi primer menuju Tempat Evakuasi Akhir dengan
2 lebar 9 meter dan jalur evakuasi sekunder menuju Tempat Evakuasi
Sementara dengan lebar 7,5 m

A.3.4 Titik Kumpul

Lokasi titik kumpul harus memiliki standar minimal sebagai berikut:


 Lokasi jauh dari struktur bangunan yang rentan dan tidak aman
potensi reruntuhan bebatuan. Jika kawasan pariwisata buatan
berupa aglomerasi bangunan maka jarak minimum titik berkumpul
dari bangunan adalah 20 meter.
 Titik berkumpul dapat berupa jalan atau ruang terbuka.
 Lokasi titik berkumpul tidak menghalangi akses mobil pemadam
kebakaran.
 Memiliki akses menuju tempat yang lebih aman.

45
Ilustrasi Jalur Evakuasi dan Rambu-Rambu Penunjuk Arah

Skor Kriteria
0 Tidak ada titik kumpul
Terdapat titik kumpul berupa jalan atau ruang terbuka dengan jarak
1
minimal 20 m dari bangunan gedung
Terdapat titik kumpul berupa jalan atau ruang terbuka dengan jarak
2
> 20 m dari bangunan gedung

B. KENYAMANAN KAWASAN

B.1 Fasilitas untuk Penyandang Disabilitas

B.1.1 Toilet publik untuk penyandang disabilitas

Tersedianya toilet publik untuk disabilitas dengan standar sebagai


berikut:
 bentuk, material yang digunakan tidak merusak lingkungan;
 dimensi toilet disabilitas paling sedikit memiliki ukuran 152,5 cm x
227,5 cm dengan mempertimbangkan ruang gerak pengguna kursi
roda dengan ilustrasi sebagai berikut:

 toilet disabilitas harus dilengkapi dengan pegangan rambat untuk


memudahkan pengguna kursi roda berpindah posisi dari kursi roda
ke atas kloset ataupun sebaliknya; dan

46
 Pada bagian atas luar pintu toilet penyandang disabilitas
disediakan lampu alarm (panic lamp) yang akan diaktifkan oleh
pengguna toilet dengan menekan tombol bunyi darurat
(emergency sound button) atau menarik tuas yang tersedia di
dalam toilet penyandang disabilitas ketika terjadi keadaan darurat.

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat toilet publik untuk penyandang disabilitas
Tersedia toilet publik khusus untuk penyandang disabilitas, dilengkapi
2
dengan fasilitas pegangan rambat, serta sistem panic lamp.

B.1.2 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas

Ketentuan jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas, dilengkapi


dengan jalur pemandu (guiding block/tactile paving) di tengah trotoar
dan penyesuaian kelandaian jalur pada pertemuan dengan pelintasan
pintu masuk kavling dan penyeberangan jalan.

Guiding block/tactile paving

Penyesuaian kelandaian (ramp) pada pelintasan penyeberangan


jalan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas
Terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas yang
2 dilengkapi guiding block di tengah trotoar yang menerus tanpa
gangguan dan penyesuaian kelandaian

47
B.1.3 Parkir Khusus Untuk Penyandang Disabilitas

Parkir khusus pengguna disabilitas dilengkapi dengan marka penanda,


area bersama (share space) yang dilengkapi marka garis miring kuning
dan carpark bollard di area bersama yang membatasi pengguna
regular.

Ilustrasi Parkir untuk Penyandang Disabilitas

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat parkir khusus untuk penyandang disabilitas
Terdapat parkir khusus pengguna penyandang disabilitas dilengkapi
2
dengan marka dan rambu penanda

B.2 Sarana Peribadatan

B.2.1 Masjid Skala Kawasan

Terdapat sarana peribadatan sesuai dengan kebutuhan. Bangunan


sarana peribadatan memenuhi unsur keunikan, landmark kawasan,
merepresentasikan kearifan lokal budaya setempat.

Ilustrasi Masjid Kawasan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat sarana peribadatan
Tersedia sarana peribadatan skala kawasan sesuai dengan
2 kebutuhan yang memenuhi unsur keunikan, landmark kawasan,
merepresentasikan kearifan lokal budaya setempat

48
B.2.2 Ruang Ibadah Pada Bangunan Gedung

Berdasarkan PP No.16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung,
ruang ibadah harus ditempatkan menjadi 1 dengan Bangunan Gedung
atau secara khusus terpisah pada lokasi yang layak, suci, mudah dilihat
dan dicapai dilengkapi dengan penunjuk arah dan penanda yang
informatif. Ruang ibadah dapat berupa mushola, masjid atau praying
room pada Bangunan Gedung.

Ilustrasi Ruang Ibadah

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat ruang ibadah
Terdapat ruang ibadah yang dilengkapi dengan penunjangnya,
2 mudah dilihat, dan dicapai dilengkapi dengan penunjuk arah
dan penanda yang informatif

49
B.3 Sarana Kesehatan

B.3.1 Balai Pengobatan

Berdasarkan SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan


Lingkungan Perumahan di Perkotaan, dalam jumlah penduduk 2500 jiwa
harus tersedia 1 unit Balai Pengobatan. Balai pengobatan warga yang
berfungsi memberikan pelayanan kepada penduduk dalam bidang
kesehatan dengan titik berat terletak pada penyembuhan
(currative)tanpa perawatan, berobat dan pada waktu-waktu tertentu
juga untuk vaksinasi.

Ilustrasi Balai Pengobatan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat klinik Kesehatan
Terdapat Balai Pengobatan yang menyediakan pelayanan
1
medis dasar
Terdapat klinik kesehatan yang menyediakan pelayanan medis
2
dasar dan/atau spesialistik

B.4 Ruang Terbuka Hijau

B.4.1 RTH Taman Skala Kawasan

RTH Taman pada skala kawasan adalah lahan terbuka yang berfungsi
sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau
kegiatan lain pada tingkat kawasan. RTH taman skala kawasan dapat
berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas
rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80%
- 90%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Jenis vegetasi yang
dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara
berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim
mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan.

50
Ilustrasi RTH Taman Skala Kawasan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat RTH Taman Kawasan

Tersedia RTH Taman Skala Kawasan yang dilengkapi dengan fasilitas


2
rekreasi, fasilitas olahraga, serta Ruang Terbuka Biru

B.4.2 RTH Halaman Perkantoran


RTH halaman perkantoran berupa lahan terbuka untuk penanaman
vegetasi pada peruntukan ruang yang difungsikan untuk
pengembangan kegiatan perkantoran, dapat diakses oleh publik.
Memiliki fungsi ekologi, sosial budaya, dan fungsi penanggulangan
bencana (ruang titik kumpul, tempat evakuasi sementara, instalasi
hidran).

Ilustrasi RTH Halaman Perkantoran

51
Skor Kriteria
0 Tidak terdapat RTH Halaman Perkantoran
Tersedia RTH Halaman Perkantoran yang dilengkapi oleh kolam
2 retensi/detensi, kebun hujan, area parkir dengan material berpori

B.4.3 RTH Jalur Pejalan Kaki


Ruang pejalan kaki adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki
pada kiri-kanan jalan atau di dalam taman. Ruang pejalan kaki yang
dilengkapi dengan RTH harus memenuhi hal-hal sebagai berkut:
1) Kenyamanan, adalah cara mengukur kualitas fungsional yang
ditawarkan oleh sistem pedestrian yaitu :
a. Orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka jalan) pada
lansekap untuk membantu dalam menemukan jalan pada
konteks lingkungan yang lebih besar;
b. Kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya yang
dipengaruhi oleh kepadatan pedestrian, kehadiran
penghambat fisik, kondisi permukaan jalan dan kondisi iklim.
Jalur pejalan kaki harus aksesibel untuk semua orang termasuk
penyandang cacat.

2) Karakter fisik, meliputi:

a. Kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi sosial dan


budaya setempat, kebiasaan dan gaya hidup, kepadatan
penduduk, warisan dan nilai yang dianut terhadap lingkungan;
b. Kriteria pergerakan, jarak rata-rata orang berjalan di setiap
tempat umumnya berbeda dipengaruhi oleh tujuan
perjalanan, kondisi cuaca, kebiasaan dan budaya. Pada
umumnya orang tidak mau berjalan lebih dari 400 m.

Ilustrasi RTH Jalur Pejalan Kaki

52
Skor Kriteria
0 Tidak terdapat RTH Jalur Hijau Jalan

1 Terdapat RTH Jalur Pejalan Kaki


Tersedia RTH Jalur Pejalan kaki yang memenuhi aspek kenyamanan
2
dan karakter fisik

B.5 Sarana Lainnya

B.5.1 WIFI di Ruang Publik


Ketersediaan WIFI di ruang – ruang publik untuk memberikan
kenyamanan bagi masyarakat.

Ilustrasi WIFI di Ruang Publik

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat WIFI di Ruang Publik
2 Terdapat Wifi di Ruang Publik yang berfungsi 24 jam

B.5.2 Toilet di Ruang Publik


Toilet di ruang public adalah toilet umum yang dirancang khusus lengkap
dengan kloset, persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih,
nyaman dan higienis dimana masyarakat dapat membuang hajat serta
memenuh kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya. Toilet dalam
keadaan bersih dan dapat digunakan dengan baik.

Ilustrasi Toilet di Ruang Publik

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat Toilet di Ruang Publik
Terdapat Toilet di Ruang Publik yang dilengkapi dengan kloset,
2 persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih, nyaman dan
higienis

53
C. KESEHATAN LINGKUNGAN

C.1 Air Bersih

C.1.1 Sumber Air Bersih

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/Menkes/Sk/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri, air bersih untuk keperluan perkantoran
dapat diperoleh dari Perusahaan Air Minum, sumber air tanah atau
sumber lain yang telah diolah sehingga memenuhi persyaratan
Kesehatan.

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat sumber air bersih
2 Terdapat sumber air bersih dari Perusahaan Air Minum

C.1.2 Kualitas Air Bersih

Kualitas air bersih harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi


persyaratan fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32


Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum, secara fisik kualitas air
dapat dilihat dari parameter yaitu air tidak berasa dan tidak berbau.

Skor Kriteria
0 Air bersih berasa dan berbau

1 Kualitas air bersih secara fisik minimal tidak berasa dan tidak berbau
Air Bersih memenuhi persyaratan baku mutu Kesehatan lingkungan
2
dan persyaratan Kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi

C.1.3 Jaringan Air Bersih


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri. Distribusi air bersih untuk perkantoran harus
menggunakan sistem perpipaan.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia distribusi air bersih menggunakan sistem perpipaan
Tersedia distribusi air bersih menggunakan sistem perpipaan yang
2
menjangkau seluruh kawasan

54
C.2 Limbah Padat/Sampah

C.2.1 Tempat Sampah

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri. Setiap perkantoran harus dilengkapi
dengan tempat sampah dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan
karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya serta dilengkapi dengan penutup. Terdapat pemisahan
sampah.

Ilustrasi Pemisahan Sampah

Skor Kriteria
0 Tidak ada pemisahan sampah
Tersedia tempat sampah di setiap gedung perkantoran
2
pemerintahan dengan pemisahan sampah

C.2.2 TPS

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri. Setiap perkantoran harus tersedia tempat
pengumpulan sampah sementara.

55
Ilustrasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)

Skor Kriteria
0 Tidak ada TPS
2 Tersedia TPS dengan pemisahan sampah

C.2.3 Pengangkutan Sampah Kawasan

Jadwal pengangkutan sampah kawasan regular dilakukan 3 kali dalam


seminggu dan minimal 2 kali dalam seminggu untuk tetap dapat
menjaga kebersihan lingkungan.

Skor Kriteria
0 Tidak ada jadwal regular
1 Jadwal regular minimal 2 kali dalam seminggu
2 Jadwal regular 3 kali dalam seminggu

C.3 Limbah Cair


Pengolahan limbah setempat berfungsi untuk mengumpulkan dan mengolah air
limbah domestik (black water dan grey water) di lokasi sumber. Skala Individual
dapat berupa biofilter dan unit pengolahan air limbah fabrikasi.

Ilustrasi pengolahan limbah menggunakan biofilter

56
Skor Kriteria
0 Tidak ada pengolahan limbah setempat
Tersedia pengolahan limbah setempat minimal berupa Cubluk Kembar/Tangki
1 Septik dengan bidang resapan
Tersedia pengolahan limbah setempat berupa sistem biofilter dan unit
2
pengolahan air limbah fabrikas

C.4 Jaringan Drainase


C.4.1 Tipe Saluran Drainase

Tipe drainase terdiri dari saluran drainase terbuka dan drainase tertutup.
Saluran drainase terbuka yang terletak di kiri kanan jalan biasanya
berfungsi untuk menampung air hujan dari jalan raya. Sementara itu,
saluran tertutup merupakan bagian dari sistem saluran drainase pada
tempat tertentu yang tanah permukaannya tidak memungkinkan untuk
dibuat saluran terbuka. Saluran tertutup dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu saluran terbuka yang ditutup dengan plat beton (semi
tertutup) dan saluran tertutup.

Skor Kriteria
0 Tidak memiliki saluran drainase

1 Memiliki sistem drainase dengan tipe terbuka/semi terbuka


Memiliki sistem drainase dengan tipe tertutup dan dilengkapi dengan
2 lubang peawatan/manhole pada jarak-jarak tertentu

C.4.2 Konektivitas Jaringan Drainase


Sistem drainase kawasan tidak terputus dan terkoneksi dengan sistem
drainase diluar kawasan.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan drainase
2 Jaringan drainase terhubung dengan sistem drainase di luar kawasan

C.4.3 Pemisahan Drainase dan Saluran Air Limbah


Terpisah antara saluran buangan air limbah dan saluran drainase

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan drainase
2 Terpisah antara saluran buangan air limbah dan saluran drainase

57
D. KELANCARAN OPERASIONAL KAWASAN

D.1 Jaringan Listrik

D.1.1 Sumber Daya Listrik


Terdapat sumber energi kelistrikan dari PLN atau sumber lain yang
melayani seluruh kawasan.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia sumber energi listrik

2 Seluruh kawasan terlayani oleh sumber energi kelistrikan dari PLN

D.1.2 Penempatan Jaringan Listrik


Jaringan ditempatkan pada area DAMIJA pada sisi jalur hijau dan tidak
menghalangi sirkulasi pejalan kaki.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan listrik
Jaringan ditempatkan pada area DAMIJA pada sisi jalur hijau dan
2
tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki

D.2 Jaringan Telekomunikasi

D.2.1 Jaringan Internet


Kawasan pemerintahan terlayani oleh jaringan internet.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan internet
Seluruh kawasan terlayani oleh jaringan internet dengan lancar,
2
stabil, dan tidak mudah terputus

D.2.2 Penempatan Jaringan Telekomunikasi


Penempatan jaringan telekomunikasi sesuai dengan cell plan dan tidak
mengganggu estetika.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan telekomunikasi
Penempatan jaringan telekomunikasi sesuai dengan cell plan dan
2
tidak mengganggu estetika

D.3 Fasilitas Komunikasi dan Informasi

D.3.1 Ruang Informasi


Tersedia ruang informasi yang dapat diakses oleh setiap pengguna
bangunan dan pengunjung bangunan gedung

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia ruang informasi
Tersedia ruang informasi yang dapat diakses oleh setiap pengguna
2
bangunan dan pengunjung bangunan gedung

58
D.3.2 Sarana Penyampaian Informasi
Tersedia Sarana Penyampaian Informasi untuk Car Call, Emergency, dan
Public Addres.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia sarana penyampaian informasi
Tersedia sarana penyampaian informasi untuk car call, emergency,
2
dan public addres

D.4 Ruang Tunggu

D.4.1 Ruang Tunggu Pada Bangunan Gedung


Tersedia Ruang Tunggu paling sedikit 25% tempat duduk dan 75% area
berdiri.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia ruang tunggu
Tersedia Ruang Tunggu pada bangunan Gedung paling sedikit 25%
1 tempat duduk dan 75% area berdiri
Tersedia Ruang Tunggu pada bangunan Gedung 75% tempat duduk
2 dan 25% area berdiri

D.4.2 Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda


Tersedia Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda dengan
ukuran minimal 90 cm x 130 cm.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia ruang tunggu khusus bagi pengguna kursi roda
Tersedia Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda dengan
1
ukuran minimal 90 cm x 130 cm
Tersedia Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda dengan
2
ukuran lebih dari 90 cm x 130 cm

E. KONEKTIVITAS DAN AKSEIBILITAS KAWASAN


E.1 Jaringan Jalan

E.1.1 Jalan Utama Kawasan


Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam Kawasan.

Skor Kriteria
0 Tidak ada jalan utama sebagai penghubung di dalam kawasan
2 Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam Kawasan

E.1.2 Lebar Jalan Utama Kawasan


Kawasan pemerintahan minimal dilayani oleh jalan dengan fungsi jalan
kolektor. Mengacu kepada PP No.34 Tahun 2006 tentang Jalan, lebar
jalan dengan fungsi kolektor sekunder adalah minimal 9 m.

59
Skor Kriteria
0 Tidak ada jalan utama sebagai penghubung di dalam kawasan
Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam Kawasan
1
dengan lebar > 9 m
Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam Kawasan
2
dengan lebar > 9 m

E.2 Jalur Pejalan Kaki

E.2.1 Dimensi Jalur Pejalan Kaki


Tersedia Jalur pejalan kaki yang menghubungkan pintu utama dengan
pusat-pusat kegiatan (atraksi utama dan fasilitas pendukung) dengan
lebar minimum jalur pejalan kaki dan jalur hijau 2 m.

Skor Kriteria
0 Tidak ada jalur pejalan kaki
Terdapat jalur pejalan kaki di jalan utama dengan lebar jalur pejalan
1
kaki dan jalur hijau minimal 2 m
Terdapat jalur pejalan kaki di jalan utama dengan lebar jalur pejalan
2
kaki dan jalur hijau > 2 m
Sumber : Permen PU No. 3 Tahun 2014 tentang Pedoman Perencanaan,
Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan
Kaki di Kawasan Perkotaan

E.2.2 Area Perhentian/Peristirahatan Pejalan Kaki


Jalur pejalan kaki pada kawasan pemerintahan memiliki area
perhentian/peristirahatan pejalan kaki setiap 400 m. Area perhentian
dilengkapi dengan pelengkap jalur pejalan kaki seperti tempat duduk,
tempat sampah, peneduh, dan lain-lain.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia area peristirahatan pejalan kaki
Tersedia area perhentian dengan jarak antar pemberhentian setiap
2
400 m
Sumber : Transit Oriented Development (TOD) - Calthorpe, 1993

E.2.3 Tempat Duduk


Tempat duduk diletakan pada area perhentian/peristirahatan pejalan
kaki dengan standar sebagai berikut:
 Tempat duduk diletakan di luar ruangan bebas pejalan kaki
dengan lebar minimal 1,5 meter;
 Tidak diletakkan pada akses keluar dan masuk bangunan;
 Tidak diletakkan di atas, atau terlalu berhimpit, atau mengganggu
ubin pemandu (guiding block);
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia tempat duduk pada area peristirahatan
Tersedia tempat duduk pada area perhentian/peristirahatan pejalan
2
kaki dan diletakkan di tempat yang tidak mengganggu guiding block

60
E.2.4 Tempat Sampah
Tempat sampah diletakan pada area perhentian/peristirahatan
pejalan kaki dengan standar sebagai berikut:
 Penempatannya tidak mengganggu ruang bebas berjalan kaki;
 Tempat sampah di trotoar minimal terpisah menjadi dua: sampah
organik dan sampah non organik (dapat didaur ulang).
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia tempat sampah
Tersedia tempat sampah dan pemisahan sampah yang letaknya
2
tidak mengganggu ruang bebas jalan
Sumber : Permen PU No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

E.2.5 Lampu Penerangan

Lampu penerangan terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki dengan
jarak antar lampu penerangan yaitu 10 meter dan tinggi lampu antara 3-
4,5 meter. Lampu penerangan dalam kawasan pariwisata juga perlu
menonjolkan estetika yang sesuai dengan keunikan masing-masing
kawasan.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia penerangan di jalur pejalan kaki

1 Tersedia penerangan di jalur pejalan kaki


Tersedia penerangan di jalur pejalan kaki dengan jarak antar lampu
2
penerangan 10 m
Sumber : Permen PU No. 3 Tahun 2014 tentang Pedoman Perencanaan,
Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan
Kaki di Kawasan Perkotaan

E.2.6 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas

Ketentuan jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas dilengkapi


dengan jalur pemandu (guiding block/tactile paving) di tengah trotoar
dan penyesuaian kelandaian jalur pada pertemuan dengan pelintasan
pintu masuk kavling dan penyeberangan jalan.

61
Guiding block/tactile paving

Penyesuaian kelandaian (ramp) pada pelintasan penyeberangan jalan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas
Terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas yang dilengkapi
2
guiding block di tengah trotoar dan penyesuaian kelandaian

E.3 Jalur Sepeda

E.3.1 Jalur Sepeda

Tersedia Jalur sepeda yang menghubungkan seluruh kawasan dengan


standar minimal :
• Jalur sepeda tanpa pembatas lalu lintas (hanya ditandai marka
khusus jalur sepeda), lebar minimum 1,2 m ;
• Jalur sepeda dengan pemisah khusus (buffer/pemisah) antara
jalur sepeda dan jalur kendaraan bermotor, lebar minimum 1,5
m.

Ilustrasi Jalur Sepeda

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat Jalur Sepeda
Tersedia jalur sepeda tanpa pembatas lalu lintas (hanya ditandai
1
marka khusus jalur sepeda) lebar minimum 1,2 m
Jalur sepeda dengan pemisah khusus (buffer/pemisah) antara jalur
2
sepeda dan jalur kendaraan bermotor dengan lebar 1,5 m

E.3.2 Parkir Sepeda

Tersedia parkir sepeda pada setiap pusat-pusat kegiatan dengan


pelengkap parkir sebagai berikut:
• Parkir sepeda dilengkapi dengan rak, tiang atau sandaran khusus
untuk sepeda;

62
• Papan tanda (signage) parkir sepeda; dan
• Rak parkir sepeda dapat menjadi elemen estetik kawasan.

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat parkir sepeda pada setiap pusat-pusat kegiatan
Terdapat parkir sepeda pada pada setiap pusat-pusat kegiatan
dilengkapi dengan rak, tiang atau sandaran khusus untuk sepeda,
2
papan tanda (signage) parkir sepeda, dan rak parkir sepeda dapat
menjadi elemen estetik kawasan

E.4 Parkir

E.4.1 Fasilitas Parkir

Fasilitas parkir sebagai fasilitas penunjang adalah tempat yang berupa


gedung parkir atau taman parkir yang disediakan untuk menunjang
kegiatan pada bangunan utama. Ukuran kebutuhan ruang parkir pada
pusat perkantoran ditentukan sebagai berikut.

Jumlah Karyawan 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 4000 5000
Administrasi 235 236 237 238 239 240 242 246 249
Kebutuhan
Pelayanan
(SRP) 288 289 290 291 291 293 295 298 302
Umum
Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 272/HK.105/DRJD/96
Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat fasilitas parkir
Terdapat fasilitas parkir berupa gedung parkir atau taman parkir
2
sesuai dengan kebutuhan administrasi dan pelayanan umum

E.4.2 Rambu Parkir


Pemasangan rambu petunjuk dan larangan parkir on street di lokasi yang
mudah di lihat pengguna dan tidak mengganggu jalur pejalan kaki.

63
Skor Kriteria
0 Tidak terdapat rambu petunjuk
Terdapat rambu petunjuk area parkir, jalur masuk dan keluar, serta
2 rambu parkir yang dapat dilihat dengan mudah untuk pengguna
parkir

E.5 Rambu Lalu-Lintas

E.5.1 Rambu Lalu-Lintas

Rambu dan papan informasi jalan utama kawasan yang memiliki 2


arah/jalur diletakkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas pada jarak
tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan
dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki. Rambu dan
papan informasi jalan utama kawasan yang 1 arah/jalur ditempatkan di
sebelah kanan menurut arah lalu lintas. Rambu dan papan informasi
pada median jalan utama kawasan ditempatkan di atas median jalan
apabila jumlah lajur lebih dari 2 (dua).

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia rambu lalu lintas
2 Tersedia rambu – rambu peringatan, larangan, perintah, dan petunjuk

E.5.2 Penempatan Rambu Lalu-Lintas

Penempatan dan pemasangan Rambu Lalu Lintas harus pada ruang


manfaat jalan. Rambu Lalu Lintas ditempatkan di sebelah kiri menurut
arah lalu lintas pada jarak tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau
jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau
pejalan kaki. Dalam hal lalu lintas satu arah dan tidak ada ruang
pemasangan lain, Rambu Lalu Lintas dapat ditempatkan di sebelah
kanan menurut arah lalu lintas.

64
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia rambu lalu-lintas
Rambu Lalu Lintas ditempatkan pada ruang manfaat jalan,
2 tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki dan sesuai
dengan jarak penempatan, ketinggian penempatan, jenis rambu,
ukuran daun rambu, serta ukuran huruf, angka, dan simbol

E.6 Akses dengan Layanan Angkutan Umum

E.6.1 Moda Angkutan Umum

Kawasan pemerintahan terlayani oleh sistem transportasi publik. Moda


transportasi berfungsi untuk melayani pergerakan dari dalam kawasan ke
luar kawasan dan dari luar kawasan ke dalam Kawasan. Tersedia minimal
1 moda transportasi umum, dapat berupa Heavy Rail Transit, Light Rail
Transit, BRT, Bus Lokal, Bus Feeder, dan lain-lain.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia layanan angkutan umum

2 Tersedia layanan angkutan umum lebih dari 1 (satu) moda angkutan


transportasi umum

E,6,2 Halte/Shelter

Tersedia halte tempat perhentian dalam kawasan dengan radius


pelayanan 400 m dari dari gerbang utama kawasan dan dihubungkan
dengan jalur pejalan kaki.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia halte/shelter

2 Tersedia halte/shelter dengan perletakan maksimal dari 400 m dari


gerbang utama kawasan dan dihubungkan dengan jalur pejalan kaki

F. INTEGRASI KAWASAN DENGAN KAWASAN SEKITARNYA


F.1 Integrasi dengan Jalan Utama
Lokasi Kawasan Pemerintahan terhubung dengan jalan utama. Berdasarkan
Lampiran I.3 Permen ATR/BPN No. 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, jalan akses
minimum kawasan pemerintah adalah jalan kolektor.

Skor Kriteria
0 Tidak terintegrasi dengan jalan utama
1 Terintegrasi dengan jalan utama minimal dengan fungsi jalan kolektor
2 Terintegrasi dengan jalan utama yang memiliki fungsi jalan arteri

65
F.2 Integrasi dengan Simpul Transportasi
Kawasan Pemerintahan terintegrasi dengan simpul transportasi dengan waktu
tempuh < 60 menit.

Skor Kriteria
0 Tidak terintegrasi dengan simpul transportasi
2 Terintegrasi dengan simpul transportasi dengan waktu tempuh < 60 menit

66
KAWASAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA (KPD - 2)

A. KEAMANAN DAN KESELAMATAN

A.1 Sistem Proteksi Kebakaran

A.1.1 Instalasi Hidran

Pemasangan hidran pillar yang tepat sangat penting untuk


memudahkan petugas pemadam kebakaran atau pertugas yang
terlatih dalam mengambil tindakan ketika terjadi kebakaran. Baik untuk
memudahkan pencarian lokasi hidran pillar, pemasangan slang
pemadam, serta proses pemadaman api kebakaran itu sendiri.

Proses pemasangan hidran pillar secara tepat harus mengacu pada


standar NFPA 20. Menurut standar tersebut, desain jarak hidran yang
bagus sesuai standar adalah 35 – 38 meter. Standar ini ditetapkan
mengingat bahwa panjang slang pemadam kebakaran yang umumnya
digunakan adalah mencapai 30 meter. 1

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia hidran
2 Tersedia hidran dengan jarak antar hidran 35-38 m

A.1.2 Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran

Sistem deteksi dan alarm kebakaran berfungsi untuk mengontrol


bekerjanya sistem, menerima dan menunjukkan adanya isyarat
kebakaran, mengaktifkan alarm kebakaran, melanjutkan ke fasilitas lain
terkait, dan lain-lain. 2

1
Standar National Fire Protection Association (NFPA)
2
SNI 03-3985-2000, Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem deteksi dan alarm
kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung

67
Gambaran Umum Suatu Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia sistem deteksi dan alarm kebakaran
Tersedia sistem deteksi dan alarm kebakaran di setiap gedung
2
pemerintahan

A.1.3 Akses Pemadam Kebakaran ke Lingkungan Bangunan Gedung


Dalam tiap bagian bangunan, perkerasan harus ditempatkan
sedemikian rupa agar dapat langsung mencapai bukaan akses
pemadam kebakaran pada bangunan. Perkerasan tersebut harus
dapat mengakomodasi jalan masuk dan manuver mobil pemadam,
snorkel, mobil pompa, dan mobil tangga dan platform hidrolik.

Lebar minimum lapis perkerasan 6 m dan panjang minimum 15 m. Bagian-


bagian lain dari jalur masuk yang digunakan untuk lewat mobil pemadam
kebakaran, lebarnya tidak boleh kurang dari 4 m. 3

3
SNI 03-3985-2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan Pengujian Sistem Deteksi dan
Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung

68
Ilustrasi akses mobil pemadam kebakaran

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jalan akses pemadam kebakaran
1 Tersedia akses pemadam kebakaran dengan lebar minimal 4 m
2 Tersedia akses pemadam kebakaran dengan lebar > 4 m

A.1.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)


Penyediaan APAR dalam suatu tempat kerja adalah untuk menjaga
kesiapsiagaan dalam memadamkan api pada awal kebakaran. Dengan
menggunakan APAR, maka kerugian lebih besar akibat kebakaran bisa
dicegah. Oleh karena itu harus tersedia APAR pada Setiap Bangunan
dengan jarak maksimum ke APAR 23 m.

Ilustrasi Pemasangan APAR sesuai Peraturan

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia APAR
Tersedia APAR pada setiap bangunan gedung dengan jarak
1
maksimum 23 m
2 Tersedia APAR pada setiap bangunan gedung dengan jarak < 23 m

69
A.2 Sarana Keamanan

A.2.1 Pos Keamanan

Pos keamanan berbentuk bangunan, mudah diakses oleh pengunjung,


dan terdapat petugas jaga. Fungsi dari pos keamanan adalah untuk
menjaga keamanan. Pos keamanan dilengkapi dengan fasilitas
pendukungnya berupa WC, tempat istirahat, alat komunikasi, dan APAR.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia Pos Keamanan
Tersedia Pos Keamanan yang berfungsi 24 jam dan dilengkapi
2
dengan fasilitas pendukung

A.2.2 Kamera Pengawas

Fungsi utama kamera pengawas adalah meningkatkan keamanan. Itu


juga berarti upaya pencegahan terhadap tindak kriminal dan kejahatan.
Kamera pengawas merekam dan menampilkan video secara langsung
memantau suatu tempat.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia Kamera Pengawas
Tersedia Kamera Pengawas pada gerbang masuk, bangunan
2
gedung, serta lingkungan kawasan

A.3 Sarana Evakuasi

A.3.1 Jalur Exit Pada Bangunan

Jalur exit pada bangunan menurut PP No.16 Tahun 2021 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang
Bangunan Gedung, meliputi :

a) akses eksit (exit access);

b) eksit (exit);

c) eksit pelepasan (exit discharge).

70
Bagian-Bagian Utama Sarana Evakuasi

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jalur exit pada bangunan
2 Tersedia akses eksit, eksit, dan eksit pelepasan

A.3.2 Pecahayaan Exit dan Tanda Arah Dalam Bangunan Gedung

Penggunaan penandaan photoluminescent/pita ditempatkan di


sepanjang jalur evakuasi eksit pada :
 sepanjang dinding internal;
 sepanjang koridor;
 pintu lobi bebas asap;
 lobi pemadam kebakaran;
 tangga eksit.

Contoh pencahayaan arah

71
Contoh Pencahayaan Eksit

Skor Kriteria
Tidak tersedia pecahayaan exit dan tanda arah dalam bangunan
0
gedung
Tersedia tanda arah dalam bangunan gedung dan dilengkapi
2
dengan penandaan photoluminescent/pita

A.3.3 Jalur Evakuasi

Kapasitas evakuasi sangat bergantung dengan lebar jalan, sehingga


jalur evakuasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk dapat
membantu proses evakuasi lebih cepat, mengingat waktu evakuasi
terbatas. Jalur evakuasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Jalur evakuasi primer: merupakan jalan umum yang ditetapkan
sebagai jalur evakuasi untuk menuju tempat evakuasi akhir (TEA)
secara langsung dengan persyaratan lebar jalan minimal 9 meter
atau setara dengan kolektor primer.
 Jalur evakuasi sekunder: merupakan jalan umum yang ditetapkan
sebagai jalur evakuasi untuk menuju tempat evakuasi sementara
(TES) dengan persyaratan lebar jalan minimal 7,5 meter atau setara
dengan jalan lokal.
 Semua jalur evakuasi menuju TES maupun TEA harus mudah dilihat
dan mudah dicapai dari semua akses jalan lingkungan.
 Rambu-rambu penunjuk arah evakuasi harus diletakkan pada titik-
titik strategis sepanjang jalur evakuasi menuju TES dan TEA.

72
Ilustrasi Jalur Evakuasi dan Rambu-
Rambu Penunjuk Arah

Skor Kriteria
0 Tidak ada jalur evakuasi
Terdapat jalur evakuasi primer menuju Tempat Evakuasi Akhir dengan
2 lebar 9 meter dan jalur evakuasi sekunder menuju Tempat Evakuasi
Sementara dengan lebar 7,5 m

A.3.4 Titik Kumpul

Lokasi titik kumpul harus memiliki standar minimal sebagai berikut:


 Lokasi jauh dari struktur bangunan yang rentan dan tidak aman
potensi reruntuhan bebatuan. Jika kawasan pariwisata buatan
berupa aglomerasi bangunan maka jarak minimum titik berkumpul
dari bangunan adalah 20 meter.
 Titik berkumpul dapat berupa jalan atau ruang terbuka.
 Lokasi titik berkumpul tidak menghalangi akses mobil pemadam
kebakaran.
 Memiliki akses menuju tempat yang lebih aman.

73
Ilustrasi Jalur Evakuasi dan Rambu-Rambu Penunjuk Arah

Skor Kriteria
0 Tidak ada titik kumpul
Terdapat titik kumpul berupa jalan atau ruang terbuka dengan jarak
1
minimal 20 m dari bangunan gedung
Terdapat titik kumpul berupa jalan atau ruang terbuka dengan jarak
2
> 20 m dari bangunan gedung

B. KENYAMANAN KAWASAN

B.1 Fasilitas untuk Penyandang Disabilitas

B.1.1 Toilet publik untuk penyandang disabilitas

Tersedianya toilet publik untuk disabilitas dengan standar sebagai


berikut:
 bentuk, material yang digunakan tidak merusak lingkungan;
 dimensi toilet disabilitas paling sedikit memiliki ukuran 152,5 cm x
227,5 cm dengan mempertimbangkan ruang gerak pengguna kursi
roda dengan ilustrasi sebagai berikut:

 toilet disabilitas harus dilengkapi dengan pegangan rambat untuk


memudahkan pengguna kursi roda berpindah posisi dari kursi roda
ke atas kloset ataupun sebaliknya; dan

74
 Pada bagian atas luar pintu toilet penyandang disabilitas
disediakan lampu alarm (panic lamp) yang akan diaktifkan oleh
pengguna toilet dengan menekan tombol bunyi darurat
(emergency sound button) atau menarik tuas yang tersedia di
dalam toilet penyandang disabilitas ketika terjadi keadaan darurat.

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat toilet publik untuk penyandang disabilitas
Tersedia toilet publik khusus untuk penyandang disabilitas, dilengkapi
2
dengan fasilitas pegangan rambat, serta sistem panic lamp.

B.1.2 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas

Ketentuan jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas, dilengkapi


dengan jalur pemandu (guiding block/tactile paving) di tengah trotoar
dan penyesuaian kelandaian jalur pada pertemuan dengan pelintasan
pintu masuk kavling dan penyeberangan jalan.

Guiding block/tactile paving

Penyesuaian kelandaian (ramp) pada pelintasan penyeberangan


jalan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas
Terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas yang
2 dilengkapi guiding block di tengah trotoar yang menerus tanpa
gangguan dan penyesuaian kelandaian

75
B.1.3 Parkir Khusus Untuk Penyandang Disabilitas

Parkir khusus pengguna disabilitas dilengkapi dengan marka penanda,


area bersama (share space) yang dilengkapi marka garis miring kuning
dan carpark bollard di area bersama yang membatasi pengguna
regular.

Ilustrasi Parkir untuk Penyandang Disabilitas

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat parkir khusus untuk penyandang disabilitas
Terdapat parkir khusus pengguna penyandang disabilitas dilengkapi
2
dengan marka dan rambu penanda

B.2 Sarana Peribadatan

B.2.1 Masjid Skala Kawasan

Terdapat sarana peribadatan sesuai dengan kebutuhan. Bangunan


sarana peribadatan memenuhi unsur keunikan, landmark kawasan,
merepresentasikan kearifan lokal budaya setempat.

Ilustrasi Masjid Kawasan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat sarana peribadatan
Tersedia sarana peribadatan skala kawasan sesuai dengan
2 kebutuhan yang memenuhi unsur keunikan, landmark kawasan,
merepresentasikan kearifan lokal budaya setempat

76
B.2.2 Ruang Ibadah Pada Bangunan Gedung

Berdasarkan PP No.16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung,
ruang ibadah harus ditempatkan menjadi 1 dengan Bangunan Gedung
atau secara khusus terpisah pada lokasi yang layak, suci, mudah dilihat
dan dicapai dilengkapi dengan penunjuk arah dan penanda yang
informatif. Ruang ibadah dapat berupa mushola, masjid atau praying
room pada Bangunan Gedung.

Ilustrasi Ruang Ibadah

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat ruang ibadah
Terdapat ruang ibadah yang dilengkapi dengan penunjangnya,
2 mudah dilihat, dan dicapai dilengkapi dengan penunjuk arah
dan penanda yang informatif

77
B.3 Sarana Kesehatan

B.3.1 Balai Pengobatan

Berdasarkan SNI 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan


Lingkungan Perumahan di Perkotaan, dalam jumlah penduduk 2500 jiwa
harus tersedia 1 unit Balai Pengobatan. Balai pengobatan warga yang
berfungsi memberikan pelayanan kepada penduduk dalam bidang
kesehatan dengan titik berat terletak pada penyembuhan
(currative)tanpa perawatan, berobat dan pada waktu-waktu tertentu
juga untuk vaksinasi.

Ilustrasi Balai Pengobatan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat klinik Kesehatan
Terdapat Balai Pengobatan yang menyediakan pelayanan
1
medis dasar
Terdapat klinik kesehatan yang menyediakan pelayanan medis
2
dasar dan/atau spesialistik

B.4 Ruang Terbuka Hijau

B.4.1 RTH Taman Skala Kawasan

RTH Taman pada skala kawasan adalah lahan terbuka yang berfungsi
sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau
kegiatan lain pada tingkat kawasan. RTH taman skala kawasan dapat
berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas
rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80%
- 90%. Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum. Jenis vegetasi yang
dipilih berupa pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara
berkelompok atau menyebar berfungsi sebagai pohon pencipta iklim
mikro atau sebagai pembatas antar kegiatan.

78
Ilustrasi RTH Taman Skala Kawasan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat RTH Taman Kawasan

Tersedia RTH Taman Skala Kawasan yang dilengkapi dengan fasilitas


2
rekreasi, fasilitas olahraga, serta Ruang Terbuka Biru

B.4.2 RTH Halaman Perkantoran


RTH halaman perkantoran berupa lahan terbuka untuk penanaman
vegetasi pada peruntukan ruang yang difungsikan untuk
pengembangan kegiatan perkantoran, dapat diakses oleh publik.
Memiliki fungsi ekologi, sosial budaya, dan fungsi penanggulangan
bencana (ruang titik kumpul, tempat evakuasi sementara, instalasi
hidran).

Ilustrasi RTH Halaman Perkantoran

79
Skor Kriteria
0 Tidak terdapat RTH Halaman Perkantoran
Tersedia RTH Halaman Perkantoran yang dilengkapi oleh kolam
2 retensi/detensi, kebun hujan, area parkir dengan material berpori

B.4.3 RTH Jalur Pejalan Kaki


Ruang pejalan kaki adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki
pada kiri-kanan jalan atau di dalam taman. Ruang pejalan kaki yang
dilengkapi dengan RTH harus memenuhi hal-hal sebagai berkut:
1) Kenyamanan, adalah cara mengukur kualitas fungsional yang
ditawarkan oleh sistem pedestrian yaitu :
a. Orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka jalan) pada
lansekap untuk membantu dalam menemukan jalan pada
konteks lingkungan yang lebih besar;
b. Kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya yang
dipengaruhi oleh kepadatan pedestrian, kehadiran
penghambat fisik, kondisi permukaan jalan dan kondisi iklim.
Jalur pejalan kaki harus aksesibel untuk semua orang termasuk
penyandang cacat.

2) Karakter fisik, meliputi:

a. Kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi sosial dan


budaya setempat, kebiasaan dan gaya hidup, kepadatan
penduduk, warisan dan nilai yang dianut terhadap lingkungan;
b. Kriteria pergerakan, jarak rata-rata orang berjalan di setiap
tempat umumnya berbeda dipengaruhi oleh tujuan
perjalanan, kondisi cuaca, kebiasaan dan budaya. Pada
umumnya orang tidak mau berjalan lebih dari 400 m.

Ilustrasi RTH Jalur Pejalan Kaki

80
Skor Kriteria
0 Tidak terdapat RTH Jalur Hijau Jalan

1 Terdapat RTH Jalur Pejalan Kaki


Tersedia RTH Jalur Pejalan kaki yang memenuhi aspek kenyamanan
2
dan karakter fisik

B.5 Sarana Lainnya

B.5.1 WIFI di Ruang Publik


Ketersediaan WIFI di ruang – ruang publik untuk memberikan
kenyamanan bagi masyarakat.

Ilustrasi WIFI di Ruang Publik

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat WIFI di Ruang Publik
2 Terdapat Wifi di Ruang Publik yang berfungsi 24 jam

B.5.2 Toilet di Ruang Publik


Toilet di ruang public adalah toilet umum yang dirancang khusus lengkap
dengan kloset, persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih,
nyaman dan higienis dimana masyarakat dapat membuang hajat serta
memenuh kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya. Toilet dalam
keadaan bersih dan dapat digunakan dengan baik.

Ilustrasi Toilet di Ruang Publik

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat Toilet di Ruang Publik
Terdapat Toilet di Ruang Publik yang dilengkapi dengan kloset,
2 persediaan air dan perlengkapan lain yang bersih, nyaman dan
higienis

81
C. KESEHATAN LINGKUNGAN

C.1 Air Bersih

C.1.1 Sumber Air Bersih

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/Menkes/Sk/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri, air bersih untuk keperluan perkantoran
dapat diperoleh dari Perusahaan Air Minum, sumber air tanah atau
sumber lain yang telah diolah sehingga memenuhi persyaratan
Kesehatan.

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat sumber air bersih
2 Terdapat sumber air bersih dari Perusahaan Air Minum

C.1.2 Kualitas Air Bersih

Kualitas air bersih harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi


persyaratan fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32


Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum, secara fisik kualitas air
dapat dilihat dari parameter yaitu air tidak berasa dan tidak berbau.

Skor Kriteria
0 Air bersih berasa dan berbau

1 Kualitas air bersih secara fisik minimal tidak berasa dan tidak berbau
Air Bersih memenuhi persyaratan baku mutu Kesehatan lingkungan
2
dan persyaratan Kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi

C.1.3 Jaringan Air Bersih


Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri. Distribusi air bersih untuk perkantoran harus
menggunakan sistem perpipaan.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia distribusi air bersih menggunakan sistem perpipaan
Tersedia distribusi air bersih menggunakan sistem perpipaan yang
2
menjangkau seluruh kawasan

82
C.2 Limbah Padat/Sampah

C.2.1 Tempat Sampah

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri. Setiap perkantoran harus dilengkapi
dengan tempat sampah dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan
karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya serta dilengkapi dengan penutup. Terdapat pemisahan
sampah.

Ilustrasi Pemisahan Sampah

Skor Kriteria
0 Tidak ada pemisahan sampah
Tersedia tempat sampah di setiap gedung perkantoran
2
pemerintahan dengan pemisahan sampah

C.2.2 TPS

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Perkantoran dan Industri. Setiap perkantoran harus tersedia tempat
pengumpulan sampah sementara.

83
Ilustrasi Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)

Skor Kriteria
0 Tidak ada TPS
2 Tersedia TPS dengan pemisahan sampah

C.2.3 Pengangkutan Sampah Kawasan

Jadwal pengangkutan sampah kawasan regular dilakukan 3 kali dalam


seminggu dan minimal 2 kali dalam seminggu untuk tetap dapat
menjaga kebersihan lingkungan.

Skor Kriteria
0 Tidak ada jadwal regular
1 Jadwal regular minimal 2 kali dalam seminggu
2 Jadwal regular 3 kali dalam seminggu

C.3 Limbah Cair


Pengolahan limbah setempat berfungsi untuk mengumpulkan dan mengolah air
limbah domestik (black water dan grey water) di lokasi sumber. Skala Individual
dapat berupa biofilter dan unit pengolahan air limbah fabrikasi.

Ilustrasi pengolahan limbah menggunakan biofilter

84
Skor Kriteria
0 Tidak ada pengolahan limbah setempat
Tersedia pengolahan limbah setempat minimal berupa Cubluk Kembar/Tangki
1 Septik dengan bidang resapan
Tersedia pengolahan limbah setempat berupa sistem biofilter dan unit
2
pengolahan air limbah fabrikas

C.4 Jaringan Drainase


C.4.1 Tipe Saluran Drainase

Tipe drainase terdiri dari saluran drainase terbuka dan drainase tertutup.
Saluran drainase terbuka yang terletak di kiri kanan jalan biasanya
berfungsi untuk menampung air hujan dari jalan raya. Sementara itu,
saluran tertutup merupakan bagian dari sistem saluran drainase pada
tempat tertentu yang tanah permukaannya tidak memungkinkan untuk
dibuat saluran terbuka. Saluran tertutup dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu saluran terbuka yang ditutup dengan plat beton (semi
tertutup) dan saluran tertutup.

Skor Kriteria
0 Tidak memiliki saluran drainase

1 Memiliki sistem drainase dengan tipe terbuka/semi terbuka


Memiliki sistem drainase dengan tipe tertutup dan dilengkapi dengan
2 lubang peawatan/manhole pada jarak-jarak tertentu

C.4.2 Konektivitas Jaringan Drainase


Sistem drainase kawasan tidak terputus dan terkoneksi dengan sistem
drainase diluar kawasan.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan drainase
2 Jaringan drainase terhubung dengan sistem drainase di luar kawasan

C.4.3 Pemisahan Drainase dan Saluran Air Limbah


Terpisah antara saluran buangan air limbah dan saluran drainase

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan drainase
2 Terpisah antara saluran buangan air limbah dan saluran drainase

85
D. KELANCARAN OPERASIONAL KAWASAN

D.1 Jaringan Listrik

D.1.1 Sumber Daya Listrik


Terdapat sumber energi kelistrikan dari PLN atau sumber lain yang
melayani seluruh kawasan.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia sumber energi listrik

2 Seluruh kawasan terlayani oleh sumber energi kelistrikan dari PLN

D.1.2 Penempatan Jaringan Listrik


Jaringan ditempatkan pada area DAMIJA pada sisi jalur hijau dan tidak
menghalangi sirkulasi pejalan kaki.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan listrik
Jaringan ditempatkan pada area DAMIJA pada sisi jalur hijau dan
2
tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki

D.2 Jaringan Telekomunikasi

D.2.1 Jaringan Internet


Kawasan pemerintahan terlayani oleh jaringan internet.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan internet
Seluruh kawasan terlayani oleh jaringan internet dengan lancar,
2
stabil, dan tidak mudah terputus

D.2.2 Penempatan Jaringan Telekomunikasi


Penempatan jaringan telekomunikasi sesuai dengan cell plan dan tidak
mengganggu estetika.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia jaringan telekomunikasi
Penempatan jaringan telekomunikasi sesuai dengan cell plan dan
2
tidak mengganggu estetika

D.3 Fasilitas Komunikasi dan Informasi

D.3.1 Ruang Informasi


Tersedia ruang informasi yang dapat diakses oleh setiap pengguna
bangunan dan pengunjung bangunan gedung

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia ruang informasi
Tersedia ruang informasi yang dapat diakses oleh setiap pengguna
2
bangunan dan pengunjung bangunan gedung

86
D.3.2 Sarana Penyampaian Informasi
Tersedia Sarana Penyampaian Informasi untuk Car Call, Emergency, dan
Public Addres.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia sarana penyampaian informasi
Tersedia sarana penyampaian informasi untuk car call, emergency,
2
dan public addres

D.4 Ruang Tunggu

D.4.1 Ruang Tunggu Pada Bangunan Gedung


Tersedia Ruang Tunggu paling sedikit 25% tempat duduk dan 75% area
berdiri.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia ruang tunggu
Tersedia Ruang Tunggu pada bangunan Gedung paling sedikit 25%
1 tempat duduk dan 75% area berdiri
Tersedia Ruang Tunggu pada bangunan Gedung 75% tempat duduk
2 dan 25% area berdiri

D.4.2 Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda


Tersedia Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda dengan
ukuran minimal 90 cm x 130 cm.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia ruang tunggu khusus bagi pengguna kursi roda
Tersedia Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda dengan
1
ukuran minimal 90 cm x 130 cm
Tersedia Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda dengan
2
ukuran lebih dari 90 cm x 130 cm

E. KONEKTIVITAS DAN AKSEIBILITAS KAWASAN


E.1 Jaringan Jalan

E.1.1 Jalan Utama Kawasan


Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam Kawasan.

Skor Kriteria
0 Tidak ada jalan utama sebagai penghubung di dalam kawasan
2 Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam Kawasan

E.1.2 Lebar Jalan Utama Kawasan


Kawasan pemerintahan minimal dilayani oleh jalan dengan fungsi jalan
kolektor. Mengacu kepada PP No.34 Tahun 2006 tentang Jalan, lebar
jalan dengan fungsi kolektor sekunder adalah minimal 9 m.

87
Skor Kriteria
0 Tidak ada jalan utama sebagai penghubung di dalam kawasan
Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam Kawasan
1
dengan lebar > 9 m
Terdapat jalan utama sebagai penghubung di dalam Kawasan
2
dengan lebar > 9 m

E.2 Jalur Pejalan Kaki

E.2.1 Dimensi Jalur Pejalan Kaki


Tersedia Jalur pejalan kaki yang menghubungkan pintu utama dengan
pusat-pusat kegiatan (atraksi utama dan fasilitas pendukung) dengan
lebar minimum jalur pejalan kaki dan jalur hijau 2 m.

Skor Kriteria
0 Tidak ada jalur pejalan kaki
Terdapat jalur pejalan kaki di jalan utama dengan lebar jalur pejalan
1
kaki dan jalur hijau minimal 2 m
Terdapat jalur pejalan kaki di jalan utama dengan lebar jalur pejalan
2
kaki dan jalur hijau > 2 m
Sumber : Permen PU No. 3 Tahun 2014 tentang Pedoman Perencanaan,
Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan
Kaki di Kawasan Perkotaan

E.2.2 Area Perhentian/Peristirahatan Pejalan Kaki


Jalur pejalan kaki pada kawasan pemerintahan memiliki area
perhentian/peristirahatan pejalan kaki setiap 400 m. Area perhentian
dilengkapi dengan pelengkap jalur pejalan kaki seperti tempat duduk,
tempat sampah, peneduh, dan lain-lain.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia area peristirahatan pejalan kaki
Tersedia area perhentian dengan jarak antar pemberhentian setiap
2
400 m
Sumber : Transit Oriented Development (TOD) - Calthorpe, 1993

E.2.3 Tempat Duduk


Tempat duduk diletakan pada area perhentian/peristirahatan pejalan
kaki dengan standar sebagai berikut:
 Tempat duduk diletakan di luar ruangan bebas pejalan kaki
dengan lebar minimal 1,5 meter;
 Tidak diletakkan pada akses keluar dan masuk bangunan;
 Tidak diletakkan di atas, atau terlalu berhimpit, atau mengganggu
ubin pemandu (guiding block);
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia tempat duduk pada area peristirahatan
Tersedia tempat duduk pada area perhentian/peristirahatan pejalan
2
kaki dan diletakkan di tempat yang tidak mengganggu guiding block

88
E.2.4 Tempat Sampah
Tempat sampah diletakan pada area perhentian/peristirahatan
pejalan kaki dengan standar sebagai berikut:
 Penempatannya tidak mengganggu ruang bebas berjalan kaki;
 Tempat sampah di trotoar minimal terpisah menjadi dua: sampah
organik dan sampah non organik (dapat didaur ulang).
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia tempat sampah
Tersedia tempat sampah dan pemisahan sampah yang letaknya
2
tidak mengganggu ruang bebas jalan
Sumber : Permen PU No. 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

E.2.5 Lampu Penerangan

Lampu penerangan terletak di luar ruang bebas jalur pejalan kaki dengan
jarak antar lampu penerangan yaitu 10 meter dan tinggi lampu antara 3-
4,5 meter. Lampu penerangan dalam kawasan pariwisata juga perlu
menonjolkan estetika yang sesuai dengan keunikan masing-masing
kawasan.
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia penerangan di jalur pejalan kaki

1 Tersedia penerangan di jalur pejalan kaki


Tersedia penerangan di jalur pejalan kaki dengan jarak antar lampu
2
penerangan 10 m
Sumber : Permen PU No. 3 Tahun 2014 tentang Pedoman Perencanaan,
Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan
Kaki di Kawasan Perkotaan

E.2.6 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas

Ketentuan jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas dilengkapi


dengan jalur pemandu (guiding block/tactile paving) di tengah trotoar
dan penyesuaian kelandaian jalur pada pertemuan dengan pelintasan
pintu masuk kavling dan penyeberangan jalan.

89
Guiding block/tactile paving

Penyesuaian kelandaian (ramp) pada pelintasan penyeberangan jalan

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas
Terdapat jalur pejalan kaki untuk penyandang disabilitas yang dilengkapi
2
guiding block di tengah trotoar dan penyesuaian kelandaian

E.3 Jalur Sepeda

E.3.1 Jalur Sepeda

Tersedia Jalur sepeda yang menghubungkan seluruh kawasan dengan


standar minimal :
• Jalur sepeda tanpa pembatas lalu lintas (hanya ditandai marka
khusus jalur sepeda), lebar minimum 1,2 m ;
• Jalur sepeda dengan pemisah khusus (buffer/pemisah) antara
jalur sepeda dan jalur kendaraan bermotor, lebar minimum 1,5
m.

Ilustrasi Jalur Sepeda

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat Jalur Sepeda
Tersedia jalur sepeda tanpa pembatas lalu lintas (hanya ditandai
1
marka khusus jalur sepeda) lebar minimum 1,2 m
Jalur sepeda dengan pemisah khusus (buffer/pemisah) antara jalur
2
sepeda dan jalur kendaraan bermotor dengan lebar 1,5 m

E.3.2 Parkir Sepeda

Tersedia parkir sepeda pada setiap pusat-pusat kegiatan dengan


pelengkap parkir sebagai berikut:
• Parkir sepeda dilengkapi dengan rak, tiang atau sandaran khusus
untuk sepeda;

90
• Papan tanda (signage) parkir sepeda; dan
• Rak parkir sepeda dapat menjadi elemen estetik kawasan.

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat parkir sepeda pada setiap pusat-pusat kegiatan
Terdapat parkir sepeda pada pada setiap pusat-pusat kegiatan
dilengkapi dengan rak, tiang atau sandaran khusus untuk sepeda,
2
papan tanda (signage) parkir sepeda, dan rak parkir sepeda dapat
menjadi elemen estetik kawasan

E.4 Parkir

E.4.1 Fasilitas Parkir

Fasilitas parkir sebagai fasilitas penunjang adalah tempat yang berupa


gedung parkir atau taman parkir yang disediakan untuk menunjang
kegiatan pada bangunan utama. Ukuran kebutuhan ruang parkir pada
pusat perkantoran ditentukan sebagai berikut.

Jumlah Karyawan 1000 1250 1500 1750 2000 2500 3000 4000 5000
Administrasi 235 236 237 238 239 240 242 246 249
Kebutuhan
Pelayanan
(SRP) 288 289 290 291 291 293 295 298 302
Umum
Sumber : Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat No. 272/HK.105/DRJD/96
Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir

Skor Kriteria
0 Tidak terdapat fasilitas parkir
Terdapat fasilitas parkir berupa gedung parkir atau taman parkir
2
sesuai dengan kebutuhan administrasi dan pelayanan umum

E.4.2 Rambu Parkir


Pemasangan rambu petunjuk dan larangan parkir on street di lokasi yang
mudah di lihat pengguna dan tidak mengganggu jalur pejalan kaki.

91
Skor Kriteria
0 Tidak terdapat rambu petunjuk
Terdapat rambu petunjuk area parkir, jalur masuk dan keluar, serta
2 rambu parkir yang dapat dilihat dengan mudah untuk pengguna
parkir

E.5 Rambu Lalu-Lintas

E.5.1 Rambu Lalu-Lintas

Rambu dan papan informasi jalan utama kawasan yang memiliki 2


arah/jalur diletakkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas pada jarak
tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas kendaraan
dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki. Rambu dan
papan informasi jalan utama kawasan yang 1 arah/jalur ditempatkan di
sebelah kanan menurut arah lalu lintas. Rambu dan papan informasi
pada median jalan utama kawasan ditempatkan di atas median jalan
apabila jumlah lajur lebih dari 2 (dua).

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia rambu lalu lintas
2 Tersedia rambu – rambu peringatan, larangan, perintah, dan petunjuk

E.5.2 Penempatan Rambu Lalu-Lintas

Penempatan dan pemasangan Rambu Lalu Lintas harus pada ruang


manfaat jalan. Rambu Lalu Lintas ditempatkan di sebelah kiri menurut
arah lalu lintas pada jarak tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau
jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau
pejalan kaki. Dalam hal lalu lintas satu arah dan tidak ada ruang
pemasangan lain, Rambu Lalu Lintas dapat ditempatkan di sebelah
kanan menurut arah lalu lintas.

92
Skor Kriteria
0 Tidak tersedia rambu lalu-lintas
Rambu Lalu Lintas ditempatkan pada ruang manfaat jalan,
2 tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki dan sesuai
dengan jarak penempatan, ketinggian penempatan, jenis rambu,
ukuran daun rambu, serta ukuran huruf, angka, dan simbol

E.6 Akses dengan Layanan Angkutan Umum

E.6.1 Moda Angkutan Umum

Kawasan pemerintahan terlayani oleh sistem transportasi publik. Moda


transportasi berfungsi untuk melayani pergerakan dari dalam kawasan ke
luar kawasan dan dari luar kawasan ke dalam Kawasan. Tersedia minimal
1 moda transportasi umum, dapat berupa Heavy Rail Transit, Light Rail
Transit, BRT, Bus Lokal, Bus Feeder, dan lain-lain.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia layanan angkutan umum

2 Tersedia layanan angkutan umum lebih dari 1 (satu) moda angkutan


transportasi umum

E,6,2 Halte/Shelter

Tersedia halte tempat perhentian dalam kawasan dengan radius


pelayanan 400 m dari dari gerbang utama kawasan dan dihubungkan
dengan jalur pejalan kaki.

Skor Kriteria
0 Tidak tersedia halte/shelter

2 Tersedia halte/shelter dengan perletakan maksimal dari 400 m dari


gerbang utama kawasan dan dihubungkan dengan jalur pejalan kaki

F. INTEGRASI KAWASAN DENGAN KAWASAN SEKITARNYA


F.1 Integrasi dengan Jalan Utama
Lokasi Kawasan Pemerintahan terhubung dengan jalan utama. Berdasarkan
Lampiran I.3 Permen ATR/BPN No. 16 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, jalan akses
minimum kawasan pemerintah adalah jalan kolektor.

Skor Kriteria
0 Tidak terintegrasi dengan jalan utama
1 Terintegrasi dengan jalan utama minimal dengan fungsi jalan kolektor
2 Terintegrasi dengan jalan utama yang memiliki fungsi jalan arteri

93
F.2 Integrasi dengan Simpul Transportasi
Kawasan Pemerintahan terintegrasi dengan simpul transportasi dengan waktu
tempuh < 60 menit.

Skor Kriteria
0 Tidak terintegrasi dengan simpul transportasi
2 Terintegrasi dengan simpul transportasi dengan waktu tempuh < 60 menit

94
PENJELASAN KOMPONEN STANDAR KINERJA

KAWASAN PEMERINTAHAN PUSAT (KPP)

A. KEAMANAN DAN KESELAMATAN


A.1 Proteksi Kebakaran
A.1.1 Instalasi Hidran
A.1.2 Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran
A.1.3 Akses Pemadam Kebakaran ke Lingkungan Bangunan Gedung
A.1.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Respon kejadian bencana dapat dikelola kawasan dalam waktu maksimal 15


menit
Skor Kriteria
0 Respon kebakaran tidak dapat dikelola Kawasan.
Respon kebakaran dapat dikelola kawasan dalam waktu lebih dari 15
1
menit
Respon kebakaran dapat dikelola kawasan dalam waktu maksimal 15
2
menit

A.2 Sarana Keamanan


A.2.1 Pos Keamanan
A.2.2 Kamera Pengawas
Keamanan kawasan pemerintahan terpantau 24 jam
Skor Kriteria
0 Keamanan kawasan tidak terpantau
1 Keamanan kawasan terpantau hanya 8 Jam
2 Keamanan kawasan terpantau 24 jam

A.3 Sarana Evakuasi


A.3.1 Jalur Exit Pada Bangunan
A.3.2 Pecahayaan Exit dan Tanda Arah Dalam Bangunan Gedung
A.3.3 Jalur Evakuasi
A.3.4 Titik Kumpul
Pengguna kawasan dapat mengakses titik kumpul dalam waktu 3 menit Ketika
terjadi bencana.
Skor Kriteria
0 Pengguna kawasan tidak dapat mengakses titik kumpul
Pengguna kawasan dapat mengakses titik kumpul dalam waktu > 3 menit
1
Ketika terjadi bencana
Pengguna kawasan dapat mengakses titik kumpul dalam waktu 3 menit
2
Ketika terjadi bencana

95
B. KENYAMANAN KAWASAN
B.1 Fasilitas untuk Penyandang Disabilitas
B.1.1 Toilet publik untuk penyandang disabilitas
B.1.2 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas
B.1.3 Parkir Khusus Untuk Penyandang Disabilitas

Fasilitas penyandang disabilitas dapat digunakan dalam kondisi baik dan tanpa
hambatan
Skor Kriteria
0 Peyandang disabilitas tidak dapat mengakses fasilitas
1 Fasilitas penyandang disabilitas dapat digunakan dalam kondisi baik
Fasilitas penyandang disabilitas dapat digunakan dalam kondisi baik dan
2
tanpa hambatan

B.2 Sarana Peribadatan

B.2.1 Sarana Peribadatan Skala Kawasan


B.2.2 Ruang Ibadah Pada Bangunan Gedung
Sarana peribadatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi baik.
Skor Kriteria
0 Sarana peribadatan sulit diakses
1 Sarana peribadatan mudah diakses
Sarana peribadatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi
2
baik

B.3 Sarana Kesehatan

B.3.1 Klinik Kesehatan/Balai Pengobatan

Sarana Kesehatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi baik.
Skor Kriteria
0 Sarana Kesehatan sulit diakses
1 Sarana Kesehatan mudah diakses
Sarana Kesehatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi
2
baik

B.4 Ruang Terbuka Hijau


B.4.1 RTH Taman Skala Kawasan
B.4.2 RTH Halaman Perkantoran
B.4.3 RTH Jalur Pejalan Kaki
RTH dapat di akses publik, memberikan kenyamanan dan memperindah
lingkungan kawasan.
Skor Kriteria
0 RTH tidak dapat di akses public
1 RTH dapat di akses public dan memberikan kenyamanan
RTH dapat di akses publik, memberikan kenyamanan dan memperindah
2
lingkungan kawasan

96
B.5 Sarana Lainnya
B.5.1 WIFI di Ruang Publik
WIFI bekerja dengan baik
Skor Kriteria
0 WIFI tidak bekerja dengan baik
2 WIFI bekerja dengan baik

B.5.2 Toilet di Ruang Publik


Toilet dalam keadaan bersih dan dapat digunakan dengan baik
Skor Kriteria
0 Toilet tidak dapat digunakan dengan baik
1 Toilet dapat digunakan dengan baik
2 Toilet dalam keadaan bersih dan dapat digunakan dengan baik

C. KESEHATAN LINGKUNGAN
C.1 Air Bersih
C.1.1 Sumber Air Bersih
C.1.2 Kualitas Air Bersih
C.1.3 Jaringan Air Bersih
Pasokan air bersih lancar, dengan kualitas air baik (tidak berbau dan tidak
berasa).
Skor Kriteria
Pasokan air bersih tidak lancar, dengan kualitas air kurang baik (berbau
0
dan berasa)
Pasokan air bersih lancar, dengan kualitas air baik (tidak berbau dan tidak
2
berasa)

C.2 Limbah Padat/Sampah


C.2.1 Tempat Sampah
C.2.2 TPS
C.2.3 Pengangkutan Sampah Kawasan
Tidak ada sampah yang menumpuk dan mengganggu estetika
Skor Kriteria
0 Terdapat sampah yang menumpuk dan mengganggu estetika
2 Tidak ada sampah yang menumpuk dan mengganggu estetika

C.3 Pengolahan Limbah

Tidak terjadi pencemaran limbah


Skor Kriteria
0 Terjadi pencemaran limbah
2 Tidak terjadi pencemaran limbah

97
C.4 Jaringan Drainase

C.4.1 Tipe Saluran Drainase


C.4.2 Konektivitas Jaringan Drainase
C.4.3 Pemisahan Drainase dan Saluran Air Limbah
Jaringan drainase lancar, tidak Terdapat genangan, dan tidak terjadi
pencemaran limbah
Skor Kriteria
0 Jaringan drainase tidak lancer dan Terdapat genangan
1 Jaringan drainase lancer dan tidak Terdapat genangan
Jaringan drainase lancar, tidak Terdapat genangan, dan tidak terjadi
2
pencemaran limbah

D. KELANCARAN OPERASIONAL KAWASAN


D.1 Jaringan Listrik
D.1.1 Sumber Daya Listrik
D.1.2 Penempatan Jaringan Listrik
Seluruh kawasan terlayani jaringan kelistrikan dengan kualitas baik.
Skor Kriteria
0 Seluruh kawasan tidak terlayani jaringan kelistrikan
1 Sebagian kawasan terlayani jaringan kelistrikan dengan kualitas baik
2 Seluruh kawasan terlayani jaringan kelistrikan dengan kualitas baik

D.2 Jaringan Telekomunikasi


D.2.1 Jaringan Internet
D.2.2 Penempatan Jaringan Telekomunikasi
Seluruh kawasan terlayani oleh Jaringan internet dengan sinyal yang baik, lancar
dan tidak mudah terputus.
Skor Kriteria
0 Seluruh kawasan tidak terlayani oleh Jaringan internet
Seluruh kawasan terlayani oleh Jaringan internet namun sinyal kurang baik,
1
tidak lancar dan mudah terputus
Seluruh kawasan terlayani oleh Jaringan internet dengan sinyal yang baik,
2
lancar dan tidak mudah terputus

D.3 Fasilitas Komunikasi dan Informasi

D.3.1 Ruang Informasi


D.3.2 Sarana Penyampaian Informasi
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh fasilitas
komunikasi dan informasi.
Skor Kriteria
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan belum terlayani
0
oleh fasilitas komunikasi dan informasi
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh
2
fasilitas komunikasi dan informasi

98
D.4 Ruang Tunggu

D.4.1 Ruang Tunggu pada bangunan gedung


D.4.2 Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh sarana
ruang tunggu.
Skor Kriteria
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan belum terlayani
0
oleh ruang tunggu
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh
2
ruang tunggu

E. KONEKTIVITAS DAN AKSESIBILITAS KAWASAN


E.1 Jaringan Jalan

E.1.1 Jalan Utama Kawasan


E.1.2 Lebar Jalan Utama Kawasan
Akses antar bagian dalam kawasan dapat dicapai dengan cepat dan lancar.
Skor Kriteria
Akses antar bagian dalam kawasan belum dapat dicapai dengan cepat
0
dan lancar
Akses antar bagian dalam kawasan dapat dicapai dengan cepat dan
2
lancar

E.2 Jalur Pejalan Kaki

E.2.1 Dimensi Jalur Pejalan Kaki


E.2.2 Area Perhentian/Peristirahatan Pejalan Kaki
E.2.3 Tempat Duduk
E.2.4 Tempat Sampah
E.2.5 Lampu Penerangan
E.2.6 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas

Pejalan kaki dapat berjalan dengan aman, nyaman dan tanpa hambatan
Skor Kriteria
Pejalan kaki tidak dapat berjalan dengan aman, nyaman dan tanpa
0
hambatan
2 Pejalan kaki dapat berjalan dengan aman, nyaman dan tanpa hambatan

E.3 Jalur Sepeda

E.3.1 Jalur Sepeda


E.3.2 Parkir Sepeda
Jalur pesepeda dapat melalui dengan aman, tanpa hambatan, dan menjadi
salah satu alternatif moda dalam kawasan.

99
Skor Kriteria
0 Jalur pesepeda tidak dapat melalui dengan aman
1 Jalur pesepeda dapat melalui dengan aman dan tanpa hambatan
Jalur pesepeda dapat melalui dengan aman, tanpa hambatan, dan
2
menjadi salah satu alternatif moda dalam kawasan

E.4 Parkir

E.4.1 Fasilitas Parkir


E.4.2 Rambu Parkir
Parkir tertib, tidak mengganggu lalu-lintas dan pejalan kaki.
Skor Kriteria
0 Parkir belum tertib dan mengganggu lalu-lintas dan pejalan kaki.
2 Parkir tertib, tidak mengganggu lalu-lintas dan pejalan kaki.

E.5 Rambu Lalu-Lintas

E.5.1 Rambu Lalu-Lintas


E.5.2 Penempatan Rambu Lalu-Lintas
Sirkulasi lalu-lintas berjalan tertib, aman, dan lancar
Skor Kriteria
0 Sirkulasi lalu-lintas belum berjalan tertib, aman, dan lancar
2 Sirkulasi lalu-lintas berjalan tertib, aman, dan lancar

E.6 Akses dengan Layanan Angkutan Umum

E.6.1 Moda Angkutan Umum


E.6.2 Halte/Shelter
Kawasan terlayani oleh akses transportasi publik
Skor Kriteria
0 Kawasan belum terlayani oleh akses transportasi publik
2 Kawasan terlayani oleh akses transportasi publik

F. INTEGRASI KAWASAN DENGAN KAWASAN SEKITARNYA


F.1 Integrasi dengan Jalan Utama
F.2 Integrasi dengan Simpul Transportasi
Kawasan terintegrasi dengan struktur ruang kota/wilayah.
Skor Kriteria
0 Kawasan belum terintegrasi dengan struktur ruang kota/wilayah.
2 Kawasan terintegrasi dengan struktur ruang kota/wilayah.

100
KAWASAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI (KPD – 1)

A. KEAMANAN DAN KESELAMATAN


A.1 Proteksi Kebakaran
A.1.1 Instalasi Hidran
A.1.2 Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran
A.1.3 Akses Pemadam Kebakaran ke Lingkungan Bangunan Gedung
A.1.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Respon kejadian bencana dapat dikelola kawasan dalam waktu maksimal 15


menit
Skor Kriteria
0 Respon kebakaran tidak dapat dikelola Kawasan.
Respon kebakaran dapat dikelola kawasan dalam waktu lebih dari 15
1
menit
Respon kebakaran dapat dikelola kawasan dalam waktu maksimal 15
2
menit

A.2 Sarana Keamanan


A.2.1 Pos Keamanan
A.2.2 Kamera Pengawas

Keamanan kawasan pemerintahan terpantau 24 jam


Skor Kriteria
0 Keamanan kawasan tidak terpantau
1 Keamanan kawasan terpantau hanya 8 Jam
2 Keamanan kawasan terpantau 24 jam

A.3 Sarana Evakuasi


A.3.1 Jalur Exit Pada Bangunan
A.3.2 Pecahayaan Exit dan Tanda Arah Dalam Bangunan Gedung
A.3.3 Jalur Evakuasi
A.3.4 Titik Kumpul

Pengguna kawasan dapat mengakses titik kumpul dalam waktu 3 menit Ketika
terjadi bencana.
Skor Kriteria
0 Pengguna kawasan tidak dapat mengakses titik kumpul
Pengguna kawasan dapat mengakses titik kumpul dalam waktu > 3 menit
1
Ketika terjadi bencana
Pengguna kawasan dapat mengakses titik kumpul dalam waktu 3 menit
2
Ketika terjadi bencana

101
B. KENYAMANAN KAWASAN
B.1 Fasilitas untuk Penyandang Disabilitas
B.1.1 Toilet publik untuk penyandang disabilitas
B.1.2 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas
B.1.3 Parkir Khusus Untuk Penyandang Disabilitas

Fasilitas penyandang disabilitas dapat digunakan dalam kondisi baik dan tanpa
hambatan
Skor Kriteria
0 Peyandang disabilitas tidak dapat mengakses fasilitas
1 Fasilitas penyandang disabilitas dapat digunakan dalam kondisi baik
Fasilitas penyandang disabilitas dapat digunakan dalam kondisi baik dan
2
tanpa hambatan

B.2 Sarana Peribadatan

B.2.1 Sarana Peribadatan Skala Kawasan


B.2.2 Ruang Ibadah Pada Bangunan Gedung
Sarana peribadatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi baik.
Skor Kriteria
0 Sarana peribadatan sulit diakses
1 Sarana peribadatan mudah diakses
Sarana peribadatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi
2
baik

B.3 Sarana Kesehatan

B.3.1 Klinik Kesehatan/Balai Pengobatan

Sarana Kesehatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi baik.
Skor Kriteria
0 Sarana Kesehatan sulit diakses
1 Sarana Kesehatan mudah diakses
Sarana Kesehatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi
2
baik

B.4 Ruang Terbuka Hijau


B.4.1 RTH Taman Skala Kawasan
B.4.2 RTH Halaman Perkantoran
B.4.3 RTH Jalur Pejalan Kaki
RTH dapat di akses publik, memberikan kenyamanan dan memperindah
lingkungan kawasan.
Skor Kriteria
0 RTH tidak dapat di akses public
1 RTH dapat di akses public dan memberikan kenyamanan
RTH dapat di akses publik, memberikan kenyamanan dan memperindah
2
lingkungan kawasan

102
B.5 Sarana Lainnya

B.5.1 WIFI di Ruang Publik


WIFI bekerja dengan baik
Skor Kriteria
0 WIFI tidak bekerja dengan baik
2 WIFI bekerja dengan baik

B.5.2 Toilet di Ruang Publik


Toilet dalam keadaan bersih dan dapat digunakan dengan baik
Skor Kriteria
0 Toilet tidak dapat digunakan dengan baik
1 Toilet dapat digunakan dengan baik
2 Toilet dalam keadaan bersih dan dapat digunakan dengan baik

C. KESEHATAN LINGKUNGAN
C.1 Air Bersih
C.1.1 Sumber Air Bersih
C.1.2 Kualitas Air Bersih
C.1.3 Jaringan Air Bersih
Pasokan air bersih lancar, dengan kualitas air baik (tidak berbau dan tidak
berasa).
Skor Kriteria
Pasokan air bersih tidak lancar, dengan kualitas air kurang baik (berbau
0
dan berasa)
Pasokan air bersih lancar, dengan kualitas air baik (tidak berbau dan tidak
2
berasa)

C.2 Limbah Padat/Sampah


C.2.1 Tempat Sampah
C.2.2 TPS
C.2.3 Pengangkutan Sampah Kawasan
Tidak ada sampah yang menumpuk dan mengganggu estetika
Skor Kriteria
0 Terdapat sampah yang menumpuk dan mengganggu estetika
2 Tidak ada sampah yang menumpuk dan mengganggu estetika

C.3 Limbah Cair

Tidak terjadi pencemaran limbah


Skor Kriteria
0 Terjadi pencemaran limbah
2 Tidak terjadi pencemaran limbah

103
C.4 Jaringan Drainase

C.4.1 Tipe Saluran Drainase


C.4.2 Konektivitas Jaringan Drainase
C.4.3 Pemisahan Drainase dan Saluran Air Limbah
Jaringan drainase lancar, tidak Terdapat genangan, dan tidak terjadi
pencemaran limbah
Skor Kriteria
0 Jaringan drainase tidak lancer dan Terdapat genangan
1 Jaringan drainase lancer dan tidak Terdapat genangan
Jaringan drainase lancar, tidak Terdapat genangan, dan tidak terjadi
2
pencemaran limbah

D. KELANCARAN OPERASIONAL KAWASAN


D.1 Jaringan Listrik
D.1.1 Sumber Daya Listrik
D.1.2 Penempatan Jaringan Listrik
Seluruh kawasan terlayani jaringan kelistrikan dengan kualitas baik.
Skor Kriteria
0 Seluruh kawasan tidak terlayani jaringan kelistrikan
1 Sebagian kawasan terlayani jaringan kelistrikan dengan kualitas baik
2 Seluruh kawasan terlayani jaringan kelistrikan dengan kualitas baik

D.2 Jaringan Telekomunikasi


D.2.1 Jaringan Internet
D.2.2 Penempatan Jaringan Telekomunikasi
Seluruh kawasan terlayani oleh Jaringan internet dengan sinyal yang baik, lancar
dan tidak mudah terputus.
Skor Kriteria
0 Seluruh kawasan tidak terlayani oleh Jaringan internet
Seluruh kawasan terlayani oleh Jaringan internet namun sinyal kurang baik,
1
tidak lancar dan mudah terputus
Seluruh kawasan terlayani oleh Jaringan internet dengan sinyal yang baik,
2
lancar dan tidak mudah terputus

D.3 Fasilitas Komunikasi dan Informasi

D.3.1 Ruang Informasi


D.3.2 Sarana Penyampaian Informasi
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh fasilitas
komunikasi dan informasi.
Skor Kriteria
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan belum terlayani
0
oleh fasilitas komunikasi dan informasi
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh
2
fasilitas komunikasi dan informasi

104
D.4 Ruang Tunggu

D.4.1 Ruang Tunggu pada bangunan gedung


D.4.2 Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh sarana
ruang tunggu.
Skor Kriteria
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan belum terlayani
0
oleh ruang tunggu
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh
2
ruang tunggu

E. KONEKTIVITAS DAN AKSESIBILITAS KAWASAN


E.1 Jaringan Jalan

E.1.1 Jalan Utama Kawasan


E.1.2 Lebar Jalan Utama Kawasan
Akses antar bagian dalam kawasan dapat dicapai dengan cepat dan lancar.
Skor Kriteria
Akses antar bagian dalam kawasan belum dapat dicapai dengan cepat
0
dan lancar
Akses antar bagian dalam kawasan dapat dicapai dengan cepat dan
2
lancar

E.2 Jalur Pejalan Kaki

E.2.1 Dimensi Jalur Pejalan Kaki


E.2.2 Area Perhentian/Peristirahatan Pejalan Kaki
E.2.3 Tempat Duduk
E.2.4 Tempat Sampah
E.2.5 Lampu Penerangan
E.2.6 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas
Pejalan kaki dapat berjalan dengan aman, nyaman dan tanpa hambatan
Skor Kriteria
Pejalan kaki tidak dapat berjalan dengan aman, nyaman dan tanpa
0
hambatan
2 Pejalan kaki dapat berjalan dengan aman, nyaman dan tanpa hambatan

E.3 Jalur Sepeda

E.3.1 Jalur Sepeda


E.3.2 Parkir Sepeda
Jalur pesepeda dapat melalui dengan aman, tanpa hambatan, dan menjadi
salah satu alternatif moda dalam kawasan.

105
Skor Kriteria
0 Jalur pesepeda tidak dapat melalui dengan aman
1 Jalur pesepeda dapat melalui dengan aman dan tanpa hambatan
Jalur pesepeda dapat melalui dengan aman, tanpa hambatan, dan
2
menjadi salah satu alternatif moda dalam kawasan

E.4 Parkir

E.4.1 Fasilitas Parkir


E.4.2 Rambu Parkir
Parkir tertib, tidak mengganggu lalu-lintas dan pejalan kaki.
Skor Kriteria
0 Parkir belum tertib dan mengganggu lalu-lintas dan pejalan kaki.
2 Parkir tertib, tidak mengganggu lalu-lintas dan pejalan kaki.

E.5 Rambu Lalu-Lintas

E.5.1 Rambu Lalu-Lintas


E.5.2 Penempatan Rambu Lalu-Lintas
Sirkulasi lalu-lintas berjalan tertib, aman, dan lancar
Skor Kriteria
0 Sirkulasi lalu-lintas belum berjalan tertib, aman, dan lancar
2 Sirkulasi lalu-lintas berjalan tertib, aman, dan lancar

E.6 Akses dengan Layanan Angkutan Umum

E.6.1 Moda Angkutan Umum


E.6.2 Halte/Shelter
Kawasan terlayani oleh akses transportasi publik
Skor Kriteria
0 Kawasan belum terlayani oleh akses transportasi publik
2 Kawasan terlayani oleh akses transportasi publik

F. INTEGRASI KAWASAN DENGAN KAWASAN SEKITARNYA


F.1 Integrasi dengan Jalan Utama
F.2 Integrasi dengan Simpul Transportasi
Kawasan terintegrasi dengan struktur ruang kota/wilayah.
Skor Kriteria
0 Kawasan belum terintegrasi dengan struktur ruang kota/wilayah.
2 Kawasan terintegrasi dengan struktur ruang kota/wilayah.

106
KAWASAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA (KPD – 2)

A. KEAMANAN DAN KESELAMATAN


A.1 Proteksi Kebakaran
A.1.1 Instalasi Hidran
A.1.2 Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran
A.1.3 Akses Pemadam Kebakaran ke Lingkungan Bangunan Gedung
A.1.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Respon kejadian bencana dapat dikelola kawasan dalam waktu maksimal 15


menit
Skor Kriteria
0 Respon kebakaran tidak dapat dikelola Kawasan.
Respon kebakaran dapat dikelola kawasan dalam waktu lebih dari 15
1
menit
Respon kebakaran dapat dikelola kawasan dalam waktu maksimal 15
2
menit

A.2 Sarana Keamanan


A.2.1 Pos Keamanan
A.2.2 Kamera Pengawasan

Keamanan kawasan pemerintahan terpantau 24 jam


Skor Kriteria
0 Keamanan kawasan tidak terpantau
1 Keamanan kawasan terpantau hanya 8 Jam
2 Keamanan kawasan terpantau 24 jam

A.3 Sarana Evakuasi


A.3.1 Jalur Exit Pada Bangunan
A.3.2 Pecahayaan Exit dan Tanda Arah Dalam Bangunan Gedung
A.3.3 Jalur Evakuasi
A.3.4 Titik Kumpul

Pengguna kawasan dapat mengakses titik kumpul dalam waktu 3 menit Ketika
terjadi bencana.
Skor Kriteria
0 Pengguna kawasan tidak dapat mengakses titik kumpul
Pengguna kawasan dapat mengakses titik kumpul dalam waktu > 3 menit
1
Ketika terjadi bencana
Pengguna kawasan dapat mengakses titik kumpul dalam waktu 3 menit
2
Ketika terjadi bencana

107
B. KENYAMANAN KAWASAN
B.1 Fasilitas untuk Penyandang Disabilitas
B.1.1 Toilet publik untuk penyandang disabilitas
B.1.2 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas
B.1.3 Parkir Khusus Untuk Penyandang Disabilitas

Fasilitas penyandang disabilitas dapat digunakan dalam kondisi baik dan tanpa
hambatan
Skor Kriteria
0 Peyandang disabilitas tidak dapat mengakses fasilitas
1 Fasilitas penyandang disabilitas dapat digunakan dalam kondisi baik
Fasilitas penyandang disabilitas dapat digunakan dalam kondisi baik dan
2
tanpa hambatan

B.2 Sarana Peribadatan

B.2.1 Sarana Peribadatan Skala Kawasan


B.2.2 Ruang Ibadah Pada Bangunan Gedung
Sarana peribadatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi baik.
Skor Kriteria
0 Sarana peribadatan sulit diakses
1 Sarana peribadatan mudah diakses
Sarana peribadatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi
2
baik

B.3 Sarana Kesehatan

B.3.1 Klinik Kesehatan/Balai Pengobatan

Sarana Kesehatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi baik.
Skor Kriteria
0 Sarana Kesehatan sulit diakses
1 Sarana Kesehatan mudah diakses
Sarana Kesehatan mudah diakses dan dapat digunakan dalam kondisi
2
baik

B.4 Ruang Terbuka Hijau


B.4.1 RTH Taman Skala Kawasan
B.4.2 RTH Halaman Perkantoran
B.4.3 RTH Jalur Pejalan Kaki
RTH dapat di akses publik, memberikan kenyamanan dan memperindah
lingkungan kawasan.
Skor Kriteria
0 RTH tidak dapat di akses public
1 RTH dapat di akses public dan memberikan kenyamanan
RTH dapat di akses publik, memberikan kenyamanan dan memperindah
2
lingkungan kawasan

108
B.5 Sarana Lainnya

B.5.1 WIFI di Ruang Publik


WIFI bekerja dengan baik
Skor Kriteria
0 WIFI tidak bekerja dengan baik
2 WIFI bekerja dengan baik

B.5.2 Toilet di Ruang Publik


Toilet dalam keadaan bersih dan dapat digunakan dengan baik
Skor Kriteria
0 Toilet tidak dapat digunakan dengan baik
1 Toilet dapat digunakan dengan baik
2 Toilet dalam keadaan bersih dan dapat digunakan dengan baik

C. KESEHATAN LINGKUNGAN
C.1 Air Bersih
C.1.1 Sumber Air Bersih
C.1.2 Kualitas Air Bersih
C.1.3 Jaringan Air Bersih
Pasokan air bersih lancar, dengan kualitas air baik (tidak berbau dan tidak
berasa).
Skor Kriteria
Pasokan air bersih tidak lancar, dengan kualitas air kurang baik (berbau
0
dan berasa)
Pasokan air bersih lancar, dengan kualitas air baik (tidak berbau dan tidak
2
berasa)

C.2 Limbah Padat/Sampah


C.2.1 Tempat Sampah
C.2.2 TPS
C.2.3 Pengangkutan Sampah Kawasan
Tidak ada sampah yang menumpuk dan mengganggu estetika
Skor Kriteria
0 Terdapat sampah yang menumpuk dan mengganggu estetika
2 Tidak ada sampah yang menumpuk dan mengganggu estetika

C.3 Limbah Cair

Tidak terjadi pencemaran limbah


Skor Kriteria
0 Terjadi pencemaran limbah
2 Tidak terjadi pencemaran limbah

109
C.4 Jaringan Drainase

C.4.1 Tipe Saluran Drainase


C.4.2 Konektivitas Jaringan Drainase
C.4.3 Pemisahan Drainase dan Saluran Air Limbah
Jaringan drainase lancar, tidak Terdapat genangan, dan tidak terjadi
pencemaran limbah
Skor Kriteria
0 Jaringan drainase tidak lancer dan Terdapat genangan
1 Jaringan drainase lancer dan tidak Terdapat genangan
Jaringan drainase lancar, tidak Terdapat genangan, dan tidak terjadi
2
pencemaran limbah

D. KELANCARAN OPERASIONAL KAWASAN


D.1 Jaringan Listrik
D.1.1 Sumber Daya Listrik
D.1.2 Penempatan Jaringan Listrik
Seluruh kawasan terlayani jaringan kelistrikan dengan kualitas baik.
Skor Kriteria
0 Seluruh kawasan tidak terlayani jaringan kelistrikan
1 Sebagian kawasan terlayani jaringan kelistrikan dengan kualitas baik
2 Seluruh kawasan terlayani jaringan kelistrikan dengan kualitas baik

D.2 Jaringan Telekomunikasi


D.2.1 Jaringan Internet
D.2.2 Penempatan Jaringan Telekomunikasi
Seluruh kawasan terlayani oleh Jaringan internet dengan sinyal yang baik, lancar
dan tidak mudah terputus.
Skor Kriteria
0 Seluruh kawasan tidak terlayani oleh Jaringan internet
Seluruh kawasan terlayani oleh Jaringan internet namun sinyal kurang baik,
1
tidak lancar dan mudah terputus
Seluruh kawasan terlayani oleh Jaringan internet dengan sinyal yang baik,
2
lancar dan tidak mudah terputus

D.3 Fasilitas Komunikasi dan Informasi

D.3.1 Ruang Informasi


D.3.2 Sarana Penyampaian Informasi
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh fasilitas
komunikasi dan informasi.
Skor Kriteria
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan belum terlayani
0
oleh fasilitas komunikasi dan informasi
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh
2
fasilitas komunikasi dan informasi

110
D.4 Ruang Tunggu

D.4.1 Ruang Tunggu pada bangunan gedung


D.4.2 Ruang Tunggu Khusus Bagi Pengguna Kursi Roda
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh sarana
ruang tunggu.
Skor Kriteria
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan belum terlayani
0
oleh ruang tunggu
Seluruh bangunan gedung pemerintahan dalam kawasan terlayani oleh
2
ruang tunggu

E. KONEKTIVITAS DAN AKSESIBILITAS KAWASAN


E.1 Jaringan Jalan

E.1.1 Jalan Utama Kawasan


E.1.2 Lebar Jalan Utama Kawasan
Akses antar bagian dalam kawasan dapat dicapai dengan cepat dan lancar.
Skor Kriteria
Akses antar bagian dalam kawasan belum dapat dicapai dengan cepat
0
dan lancar
Akses antar bagian dalam kawasan dapat dicapai dengan cepat dan
2
lancar

E.2 Jalur Pejalan Kaki

E.2.1 Dimensi Jalur Pejalan Kaki


E.2.2 Area Perhentian/Peristirahatan Pejalan Kaki
E.2.3 Tempat Duduk
E.2.4 Tempat Sampah
E.2.5 Lampu Penerangan
E.2.6 Ketentuan Jalur Pejalan Kaki Untuk Penyandang Disabilitas
Pejalan kaki dapat berjalan dengan aman, nyaman dan tanpa hambatan
Skor Kriteria
Pejalan kaki tidak dapat berjalan dengan aman, nyaman dan tanpa
0
hambatan
2 Pejalan kaki dapat berjalan dengan aman, nyaman dan tanpa hambatan

E.3 Jalur Sepeda

E.3.1 Jalur Sepeda


E.3.2 Parkir Sepeda
Jalur pesepeda dapat melalui dengan aman, tanpa hambatan, dan menjadi
salah satu alternatif moda dalam kawasan.

111
Skor Kriteria
0 Jalur pesepeda tidak dapat melalui dengan aman
1 Jalur pesepeda dapat melalui dengan aman dan tanpa hambatan
Jalur pesepeda dapat melalui dengan aman, tanpa hambatan, dan
2
menjadi salah satu alternatif moda dalam kawasan

E.4 Parkir

E.4.1 Fasilitas Parkir


E.4.2 Rambu Parkir
Parkir tertib, tidak mengganggu lalu-lintas dan pejalan kaki.
Skor Kriteria
0 Parkir belum tertib dan mengganggu lalu-lintas dan pejalan kaki.
2 Parkir tertib, tidak mengganggu lalu-lintas dan pejalan kaki.

E.5 Rambu Lalu-Lintas

E.5.1 Rambu Lalu-Lintas


E.5.2 Penempatan Rambu Lalu-Lintas
Sirkulasi lalu-lintas berjalan tertib, aman, dan lancar
Skor Kriteria
0 Sirkulasi lalu-lintas belum berjalan tertib, aman, dan lancar
2 Sirkulasi lalu-lintas berjalan tertib, aman, dan lancar

E.6 Akses dengan Layanan Angkutan Umum


E.6.1 Moda Angkutan Umum
E.6.2 Halte/Shelter
Kawasan terlayani oleh akses transportasi publik
Skor Kriteria
0 Kawasan belum terlayani oleh akses transportasi publik
2 Kawasan terlayani oleh akses transportasi publik

F. INTEGRASI KAWASAN DENGAN KAWASAN SEKITARNYA


F.1 Integrasi dengan Jalan Utama
F.2 Integrasi dengan Simpul Transportasi
Kawasan terintegrasi dengan struktur ruang kota/wilayah.
Skor Kriteria
0 Kawasan belum terintegrasi dengan struktur ruang kota/wilayah.
2 Kawasan terintegrasi dengan struktur ruang kota/wilayah.

112

Anda mungkin juga menyukai