Anda di halaman 1dari 18

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA


PEKERJAAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR)
KAWASAN PERKOTAAN PANJALU

I. LATAR BELAKANG

Ruang kota memiliki kemampuan, keterbatasan serta kesempatan ekonomi yang


tidak sama. Sementara itu desakan permintaan akan lahan sebagai akibat pesatnya
pertumbuhan fisik dan transformasi sosial ekonomi masyarakat seringkali tidak
sejalan dengan kesiapaan pemerintah kota dalam mewadahinya sehingga
mengakibatkan terjadinya tumpang tindih dalam pemanfaatan lahan. Pemanfaatan
ruang kota kerena itu perlu dikendalikan. Pengendalian pemanfaatan ruang kota
pada umumnya dilaksanakan dengan berpedoman pada Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ciamis Nomor 15 Tahun 2012,
akan tetapi sesuai dengan tingkatan hierarki, skala dan kedalaman materi yang
diatur dalam RTRW Kabupaten pada umumnya hanya mengatur struktur dan pola
pemanfaatan lahan dalam skala makro kabupaten, dan tidak cukup rinci untuk
dijadikan landasan operasional pengendalian Pemanfaatan ruang untuk
pembangunan sarana dan prasarana lingkungan kota.

Pada dasarnya RDTR Kawasan Perkotaan merupakan penjabaran lebih lanjut dari
kebijakan makro keruangan sebagaimana diatur dalam RTRW Kabupaten, agar
dapat lebih operasional dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kota, baik yang dilaksanakan oleh instansi vertikal di daerah,
pemerintah daerah, maupun oleh swasta dan masyarakat. Dalam kedudukan ini
maka RDTR Kawasan Perkotaan setidaknya memuat kebijakan teknis mengenai
penetapan fungsi wilayah kota yang pada hakekatnya menjadi arahan lokasi dari
kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi atau karakteristik tertentu. Kerangka
pemahaman ini menempatkan RDTR Kawasan Perkotaan sebagai salah satu simpul
penting di dalam hierarkhi konsep penataan ruang, yakni sebagai jembatan yang
menghubungkan kebijakan RTRW Kabupaten dengan rekayasa dan rancang
bangun lingkungan binaan. Oleh sebab itu maka menjadi penting dan mendesak
bagi Pemerintah Kabupaten Ciamis untuk menyusun Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan khususnya Kawasan Perkotaan Panjalu.

Seiring dengan ditetapkannya Kawasan Perkotaan Panjalu sebagai Kawasan


Strategis Kabupaten (KSK) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), serta guna
mengimbangi dan mengantisipasi laju perkembangan kawasan perkotaan maka
perlu disiapkan suatu perencanaan ruang kota yang dinamis dan efektif serta
efesien sebagai pedoman dalam pelaksaan perkembangan kotanya. Penataan
Kawasan Perkotaan Panjalu perlu didasarkan pada pemahaman potensi dan
keterbatasan alam, perkembangan kegiatan sosial ekonomi yang ada, serta

1
KERANGKA ACUAN KERJA

tuntutan kebutuhan peri kehidupan saat ini dan kelestarian lingkungan hidup
dimasa yang akan datang.
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Panjalu dibuat sebagai produk
kebijakan yang memiliki kedalaman bahasan yang diharapkan dapat menjadi
panduan, pedoman kebijakan pemanfaatan ruang, bahkan produk yang dapat
mewakili perundangan dalam perencanaan ruang kota.

Adapun yang melatarbelakangi kegiatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan


Perkotaan Panjalu, berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut:
Meningkatnya daya tarik pelayanan kawasan perkotaan yang memiliki
potensi untuk tumbuh dan berkembang sebagai pusat pelayanan kawasan
perkotaan Panjalu, bahkan wilayah yang lebih luas, yaitu kecamatan-
kecamatan di koridor Utara Kabupaten Ciamis.
Antisipasi peningkatan permasalahan terutama di bagian wilayah kota yang
memiliki daya tarik tinggi. Demikian pula dengan upaya optimalisasi potensi
dari daya tarik yang ada dimana jika tidak dikelola secara baik dapat
menimbulkan menurunnya kualitas lingkungan baik ditinjau dari sudut
pandang fisik-buatan, sosial, dan ekonomi.
Peran dan fungsi rencana tata ruang sebagai perangkat pengendali
pertumbuhan kota bernilai strategis akan mampu mengintervensi
pengelolaan kota sehingga mampu mempertahankan dan meningkatkan
eksistensi kota yang memiliki potensi ekonomis dan ekologis.

II. MAKSUD, TUJUAN & SASARAN


A. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Panjalu
adalah mewujudkan rencana tata ruang yang mendukung terciptanya kawasan
perkotaan yang aman, produktif dan berkelanjutan dengan tujuan sebagai berikut:
1) Menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program
pembangunan kawasan pusat pertumbuhan dan Pengembangan kawasan
Perkotaan Panjalu sebagai Pusat Kegiatan Lokal berfungsi untuk melayani
kegiatan skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan sekaligus sebagai
kawasan strategis perkotaan dan merupakan kawasan prioritas.
2) Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan
strategis dengan RTRW Kabupaten;
3) Menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien;
4) Menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan melalui pengendalian program-
program pembangunan kawasan;
5) Mewujudkan ruang kawasan yang indah, berwawasan lingkungan, efisien dalam
alokasi investasi, bersinergi dan dapat dijadikan acuan dalam penyusunan
program pembangunan;
6) Menentukan struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan berdasarkan kondisi
fisik, aspek administrasi pemerintahan, aspek ekonomi, aspek sosial
kependudukan dan aspek pengurangan resiko bencana;
7) Menyusun rencana peruntukan jenis dan besaran fasilitas (perumahan dan
permukiman, perdagangan, pemerintahan dan sebagainya) dan utilitas (jalan,
drainase, kelistrikan, telekomunikasi, limbah dan persampahan);

2
KERANGKA ACUAN KERJA

8) Menyusun pedoman bagi instansi dalam penyusunan zonasi sebagai pedoman


untuk penyusunan rencana rinci tata ruang/rencana teknik ruang kawasan
perkotaan atau rencana tata bangunan dan lingkungan, dan pemberian
perizinan kesesuaian pemanfaatan bangunan dan peruntukan lahan;
9) Menyusun arahan, strategis dan skala prioritas program pembangunan serta
waktu dan tahapan pelaksanaan pengembangan kawasan.

B. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini adalah:
1) Tersajinya data dan informasi ruang kawasan yang akurat dan actual;
2) Teridentifikasinya potensi dan permasalahan kawasan sebagai masukan dalam
proses penentuan arah struktur dan pola ruang kawasan;
3) Terwujudnya keterpaduan program pembangunan antar sub-kawasan dalam
kawasan perkotaan maupun antar kawasan dalam wilayah kabupaten;
4) Tersusunnya arahan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan;
5) Tersusunnya pedoman bagi pemerintah daerah dalam penyusunan peraturan
zonasi, pemberian advice planning, pengaturan bangunan setempat dan
lingkungannya (RTBL) serta pemberian perizinan yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang;
6) Terciptanya keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan
permukiman dalam kawasan;
7) Terkendalinya pembangunan kawasan strategis dan fungsional kabupaten, baik
yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat/swasta;
8) Terciptanya percepatan investasi masyarakat dan swasta di dalam kawasan;
9) Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan
masyarakat/swasta.

III. LINGKUP WILAYAH PERENCANAAN


Berdasarkan RTRW Kabupaten Ciamis, Panjalu ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan
Lokal (PKL) yang berfungsi sebagai pusat pelayanan wilayah utara barat kabupaten
yang melayani Kecamatan Panjalu, Panumbangan dan Sukamantri dan Panjalu juga
ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Situ Panjalu dan Kawasan
Strategis Kabupaten (KSK) Agropolitan. Ruang lingkup wilayah perencanaan
mencakup seluruh Kecamatan Panjalu.

IV. SUMBER DANA

Kegiatan ini bersumber dari APBD Bantuan Provinsi TA. 2017 dengan jumlah pagu
Rp. 477.500.000,- (Empat Ratus Tujuh Puluh Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah);

V. RUANG LINGKUP SUBSTANSI


Muatan kegiatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Panjalu terdiri
atas:
a. Tujuan penataan ruang;
b. Perumusan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan;
c. Rencana struktur ruang;
3
KERANGKA ACUAN KERJA

d. Rencana pola ruang;


e. Penetapan bagian wilayah perencanaan yang diprioritaskan penanganannya;
f. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang;
g. Peraturan zonasi;
h. Ketentuan tambahan dan ketentuan khusus peraturan zonasi; dan
i. Kelembagaan dan peran aktif masyarakat.

VI. MASA BERLAKU


Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Panjalu berlaku dalam jangka
waktu 20 (dua puluh) tahun dan ditinjau kembali setiap 5 (lima) tahun. Peninjauan
kembali dapat dilakukan kurang dari 5 (lima) tahun jika:
a. terjadi perubahan RTRW yang mempengaruhi wilayah perencanaan; atau
b. terjadi dinamika internal kabupaten yang mempengaruhi pemanfaatan ruang
secara mendasar antara lain berkaitan dengan bencana alam skala besar,
perkembangan ekonomi yang signifikan, dan perubahan batas wilayah daerah.

VII. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Lingkup kegiatan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Panjalu, terdiri
dari beberapa tahapan proses, yaitu:
a. Menentukan dan menetapkan kawasan perencanaan Perkotaan Kecamatan
Panjalu;
b. Pengumpulan dan pengolahan data:
1) Persiapan survey lapangan;
2) Persiapan peralatan dan perlengkapan survei lapangan;
3) Metode dan program survei lapangan terdiri atas pengambilan data
sekunder, pengambilan data primer, dan identifikasi lapangan. Adapun
muatan data dan informasi yang harus didapatkan di lapangan adalah
sebagai berikut:
a) Fisik dasar kawasan, meliputi informasi dan data: topografi, hidrologi,
geologi, klimatologi, dan tata guna lahan;
b) Kependudukan, meliputi jumlah dan persebaran penduduk menurut
ukuran keluarga, umur, agama, pendidikan, dan mata pencaharian;
c) Perekonomian; meliputi data investasi, perdagangan, jasa, industri,
pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, pendapatan daerah, dan
lain-lain;
d) Penggunaan lahan, menurut luas dan persebaran kegiatan yang
diataranya meliputi: permukiman, perdagangan dan jasa, industri,
pariwisata, pertambangan, pertanian dan kehutanan, perkebunan dan
lain-lain;
e) Tata bangunan dan lingkungan: Tata bangunan meliputi intensitas
bangunan (KDB, KLB, KDH), bentuk bangunan, arsitektur bangunan,
pemanfaatan bangunan, bangunan khusus, wajah lingkungan, daya tarik
lingkungan (node, landmark, dll), garis sempadan (bangunan, jalan,
sungai, danau, SUTT, dll);
f) Prasarana dan utilitas umum:
Jaringan transportasi: jaringan jalan, pola pergerakan dan fasilitas
umum lainnya;
4
KERANGKA ACUAN KERJA

Air minum (sistem jaringan, bangunan pengolah, hidran); mencakup


kondisi dan jaringan terpasang menurut pengguna, lokasi bangunan
dan hidran, kondisi air tanah dan sungai, debit terpasang, dll;
Sewarage, air limbah rumah tangga;
Sanitasi (sistem jaringan, bak kontral, bangunan pengolah); jaringan
terpasang, prasarana penunjang dan kapasitas;
Drainase, sistem jaringan makro dan mikro, dan kolam penampung;
Jaringan listrik; sistem jaringan (SUTT, SUTM, SUTR), gardu (induk,
distribusi, tiang/beton), sambungan rumah (domistik, non domistik);
Jaringan komunikasi; jaringan seluler, jaringan kabel, jaringan
terpasang (rumah tangga, non rumah tangga, umum);
Pengolahan sampah; sistem penanganan (skala individual, skala
lingkungan, skala daerah), sistem pengadaan (masyarakat,
pemerintah daerah, swasta).
g) Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi lokasi, sumber bencana,
besaran dampak, kondisi lingkungan fisik, kegiatan bangunan yang ada,
fasilitas dan jalur kendali yang telah ada serta jalur evakuasi.
h) Data yang diperlukan:
Peta: Peta-peta kondisi fisik (geologi, jenis tanah, hidrologi dll), Peta
RBI, Peta citra satelit, Peta potensi SDA, Peta potensi kebencanaan;
Data dan informasi:
Kebijakan penataan ruang terkait

Kualitas kawasan maupun kualitas bangunan

-undangan terkait
c. Analisa kawasan perencanaan, meliputi:
1) Analisa struktur kawasan perencanaan, yang meliputi analisis penduduk,
analisis fungsi ruang, analisis sistem jaringan pergerakan;
2) Analisa peruntukan blok rencana, yang meliputi analisis pembagian blok,
analisis peruntukan lahan, analisis fasilitas lingkungan, analisis mitigasi
bencana;
3) Analisa prasarana transportasi, meliputi analisis angkutan jalan raya,
angkutan air, angkutan udara;
4) Analisa utilitas umum, meliputi analisis air minum, drainase, air limbah,
persampahan, kelistrikan, telekomunikasi dan gas;
5) Analisa amplop ruang, meliputi analisis:
Intensitas pemanfaatan ruang terdiri atas (i) Koefisien Dasar Bangunan
(KDB), (ii) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), (iii) Koefisein Dasar Hijau
(KDH), (iv) Koefisien Tapak Basement (KTB), (v) Koefisien Wilayah
Terbangun (KWT), (vi) Kepadatan Bangunan dan Penduduk;
Tata Massa Bangunan, meliputi (i) pertimbangn garis sempadan
bangunan (GSB), (ii) garis sempadan sungai (GSS) dan jarak bebas
bangunan, (iii) pertimbangan garis sempadan danau dan waduk, (iv)

5
KERANGKA ACUAN KERJA

pertimbangan tinggi bangunan, (v) pertimbangan selubung bangunan,


(vi) pertimbangan tampilan bangunan.
6) Analisa kelembagaan dan peran masyarakat, meliputi (i) identifikasi aspirasi
dan analisis permasalahan aspirasi masyarakat, (ii) analisis perilaku
lingkungan, (iii) analisis perilaku kelembagaan, (iv) analisis metoda dan
sistem;
7) Analisis Karakteristik Wilayah:
Kedudukan dan peran kawasan perkotaan/perdesaan dalam wilayah yang
lebih luas (kabupaten/kota);
Keterkaitan antarwilayah dan antara kawasan perkotaan/perdesaan;
keterkaitan antarkomponen ruang kawasan;
Karakteristik fisik kawasan perkotaan/perdesaan;
Karakteristik sosial kependudukan;
Karakteristik perekonomian;
Kemampuan keuangan daerah.
8) Analisis potensi dan masalah pengembangan kawasan perkotaan/perdesaan:
Analisis pusat-pusat pelayanan;
Analisis kebutuhan ruang;
Analisis daya dukung;
Analisis daya tampung;
Analisis perubahan pemanfaatan ruang.
9) Analisis daya dukung dan daya tampung
Termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas, dan daya tampung lingkungan
hidup yang ditentukan melalui kajian lingkungan hidup strategis kawasan
perkotaan/perdesaan/blok, meliputi :
karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, morfologi wilayah, dan
sebagainya);
potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, dan bencana alam
geologi);
potensi sumberdaya alam (mineral, batubara, migas, panas bumi dan air
tanah); dan kesesuaian penggunaan lahan;
kesesuaian intensitas pemanfaatan ruang dengan daya dukung fisik dan
daya dukung prasarana/infrastruktur dan utilitas pada Blok/kawasan
perkotaan/perdesaan.
d. Perumusan Konsep Rencana dan ketentuan teknis rencana detail:
1) Konsep rencana, pengembangan struktur ruang kawasan, peruntukan lahan
blok-blok serta indikasi hirarki pelayanan;
2) Perumusan konsep pengembangan wilayah:
Rumusan tujuan, kebijakan dan strategi;
Konsep pengembangan bagian dari wilayah kabupaten/kota.
3) Perumusan rencana detail tata ruang kawasan perkotaan dan perdesaan:
Tujuan, kebijakan dan strategi;
Rencana Detail Struktur Ruang;
Rencana Detail Pola Ruang;
Rencana Pemanfaatan Ruang;
Pengendalian Pemaanfaatan Ruang.
Konsepsi RDTR Kabupaten/Kota dilengkapi dengan peta-peta dengan tingkat
ketelitian skala 1:5.000.
e. Penyusunan produk rencana detail tata ruang:
1) Rencana struktur ruang kawasan, meliputi (i) rencana persebaran penduduk
yaitu jumlah dan kepadatan penduduk; (ii) struktur kawasan perencanaan
6
KERANGKA ACUAN KERJA

yaitu struktur fungsi dan peran kawasan; (iii) rencana blok kawasan; (iv)
rencana skala pelayanan; (v) rencana system jaringan yang meliputi jalan
raya, fasilitas jalan raya, angkutan air; (vi) rencana system jaringan utilitas,
meliputi jaringan air minum, listik, gas, drainase, air limbah, persampahan.
Muatan RDTR terdiri atas:

Tujuan penataan BWP; merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang


akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan
dalam RTRW dan merupakan alasan disusunnya RDTR tersebut, serta
apabila diperlukan dapat dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan penataan
BWP berisi tema yang akan direncanakan di BWP.

Rencana pola ruang;


Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi subzona
peruntukan yang antara lain meliputi hutan lindung, zona yang
memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya, zona perlindungan
setempat, perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran, industri, dan
RTNH, ke dalam blok-blok. Rencana pola ruang dimuat dalam peta yang
juga berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan zonasi.

Rencana jaringan prasarana;


Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hierarki sistem
jaringan prasarana yang ditetapkan dalam rencana struktur ruang yang
termuat dalam RTRW kabupaten/kota. Rencana Pengembangan Jaringan
Pergerakan, Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan,
Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi, Rencana
Pengembangan Jaringan Air Minum, Rencana Pengembangan Jaringan
Drainase, Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah, Rencana
Pengembangan Prasarana Lainnya.

Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya;


Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan
upaya dalam rangka operasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan
ke dalam rencana penanganan Sub BWP yang diprioritaskan.

Ketentuan pemanfaatan ruang;


Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya
mewujudkan RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam
jangka waktu perencanaan 5 (lima) tahunan sampai akhir tahun masa
perencanaan sebagaimana diatur dalam pedoman ini.

Peraturan zonasi;
Peraturan zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari RDTR. Peraturan zonasi berfungsi sebagai perangkat
operasional pengendalian pemanfaatan ruang; acuan dalam pemberian
izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya air right development dan
pemanfaatan ruang di bawah tanah; acuan dalam pemberian insentif dan
disinsentif; acuan dalam pengenaan sanksi; dan rujukan teknis dalam
pengembangan atau pemanfaatan lahan dan penetapan lokasi investasi.

7
KERANGKA ACUAN KERJA

2) Rencana peruntukan blok, meliputi perumahan, perdagangan dan jasa,


industry dan perdagangan, pertambangan, pariwisata, agropolitan/pertanian,
ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau;
3) Rencana penataan bangunan dan lingkungan (amplop ruang), meliputi tata
kualitas lingkungan, tata bangunan, arah garis sempadan,
4) Indikasi program pembangunan, meliputi lokasi, jumlah, waktu dan
pembiayaan terhadap (i) bangunan/jaringan/lingkungan baru yang akan
dibangun, (ii) bangunan/jaringan/lingkungan yang akan ditingkatkan, (iii)
bangunan /jaringan /lingkungan yang akan diperbaiki, (iv) bangunan
/jaringan/lingkungan diperbaharui, (v) bangunan/jaringan/lingkungan yang
akan dipugar, (vi) bangunan/jaringan/lingkungan yang akan dilindungi.
f. Proses Pendampingan Legalisasi rencana detail tata ruang;
g. Pengendalian rencana detail, meliputi aturan zonasi, aturan insentif dan
disinsentif, perijinan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

VIII. KELUARAN RDTR PERKOTAAN PANJALU


Keluaran dari kegiatan ini adalah Dokumen Akademik Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Panjalu terdiri dari :
1. Tujuan Pengembangan Kawasan
2. Rencana Struktur Ruang
a. Rencana Persebaran Penduduk;
b. Rencana Ruang;
c. Rencana Blok;
d. Rencana Skala Pelayanan Kegiatan;
e. Rencana Sistem Jaringan:
a) Rencana Sistem Jaringan Pergerakan;
b) Rencana Sistem Jaringan Utilitas.
3. Rencana Fasilitas Umum
4. Rencanan Peruntukan Blok
5. Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan
a. Tata Kualitas Lingkungan
a) Keseimbangan kawasan dengan daya dukung dan lingkungan sekitar;
b) Pelestarian ekologis.
b. Tata bangunan
a) Pengaturan kavling dalam blok peruntukan;
b) Pengaturan bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan
dalam blok, pengaturan ini terdiri atas :
Pengelompokan bangunan;
Ekspresi arsitektur bangunan.
c) Penetapan kepadatan kelompok bangunan dalam kawasan perencanaan
melului pengaturan besaran berbagai elemen intensitas pemanfaatan
lahan yang ada (seperti KDB, KLB dan KDH) yang mendukung terciptanya
berbagai karakter khas dari berbagai blok atau sub blok;
d) Pengaturan ketinggian dan elevasi lantai bangunan, yaitu perencanaan
pengaturan ketinggian dan elevasi bangunan, baik pada skala bangunan
tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro
(blok/kawasan).
e) Arahan Garis Sempadan
8
KERANGKA ACUAN KERJA

6. Indikasi Program Pembangunan


a. Program yang dikelola Pemerintah;
b. Program yang dikerjasamakan;
c. Program yang dipihak ketigakan/swasta;
d. Sistem Pembiayaan.
7. Pengendalian Rencana Tata Ruang, terdiri dari:
a. Peraturan Zonasi, berfungsi sebagai:
kelengkapan RDTR;
perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang;
acuan dalam pengenaan sanksi; dan
rujukan teknis dalam pengembangan/pemanfaatan lahan dan penetapan
lokasi investasi.
b. Aturan Insentif dan Disinsentif
c. Perijinan

IX. JENIS DAN SUBSTANSI LAPORAN


Jenis dan substansi laporan yang dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat
dipahami dan sesuai dengan pekerjaan penataan ruang umumnya. Laporan dan
hasil pekerjaan yang harus diserahkan adalah:
a. Laporan Pendahuluan
Menguraikan tujuan dan sasaran studi, gambaran umum wilayah perencanaan,
tinjauan awal berupa kesesuaian produk RDTR kawasan perencanaan
sebelumnya (jika ada) dengan kondisi dan kebijakan saat ini, kebijakan terkait
wilayah perencanaan, isu strategis, potensi dan permasalahan, serta gagasan
awal pengembangan wilayah perencanaan, pendekatan dan metodologi yang
akan digunakan, jadwal pelaksanaan, rencana kerja, manajemen tenaga ahli.
Laporan ini diserahkan paling lambat minggu ke 2 bulan ke 2 setelah
dikeluarkannya SPMK, sebanyak 5 (lima) buku berwarna dengan ukuran kertas
A4 dan peta ukuran A3.
b. Laporan Fakta dan Analisa
Berisi realisasi dari rencana kerja, antara lain hasil pengumpulan data dan
informasi hasil survey, identifikasi permasalahan dan arahan kebijakan
pengembangan wilayah rencana serta hasil analisis. Pada tahap ini Tim
Konsultan melakukan pengkajian terhadap kebijakan mengenai peran dan fungsi
kawasan wilayah rencana, rencana pembangunan, indikator kecenderungan
perkembangan wilayah rencana, kajian terhadap potensi bencana alam,
pengembangan infrastruktur dan permasalahannya.
Pengumpulan data dilakukan untuk mengenali karakteristik kawasan
perencanaan, terdiri atas:
1) Tinjauan kebijakan tata ruang wilayah lebih luas terhadap kawasan
perencanaan;
2) Kedudukan kawasan perencanaan di dalam wilayah lebih luas;

9
KERANGKA ACUAN KERJA

kedudukan kawasan perencanaan di dalam struktur ruang yang lebih


luas; dan
pengaruh kawasan perencanaan terhadap wilayah yang lebih luas dan
kondisi sebaliknya.
3) Karakteristik fisik dasar kawasan perencanaan, sekurang-kurangnya
meliputi:
karakteristik umum fisik wilayah (letak geografis, ketinggian tanah,
kelerengan tanah, morfologi, geologi, jenis tanah, hidrologi, iklim dan
sebagainya);
potensi rawan bencana alam (longsor, banjir, dan bencana alam geologi),
termasuk bangunan yang ada di kawasan rawan bencana, fasilitas dan
jalur kendali yang telah ada;
kesesuaian lahan (daya dukung, kendala, limitasi dan lain sebagainya).
4) karakteristik penggunaan lahan, sekurang-kurangnya meliputi:
sebaran dan luasan lahan terbangun;
jenis/rincian penggunaan lahan (permukiman, perdagangan dan jasa,
industri, pariwisata, pertambangan, pertanian dan lain-lain);
perubahan dan pergeseran penggunaan lahan;
arah kecenderungan perkembangan.
5) karakteristik sosial kependudukan, sekurang-kurangnya meliputi:
jumlah dan perkembangan;
sebaran dan kepadatan;
struktur penduduk (umur, agama, pendidikan, mata pencaharian);
adat istiadat, budaya dan lain sebagainya.
6) karakteristik ekonomi, sekurang-kurangnya meliputi:
basis ekonomi kawasan perencanaan;
prospek pertumbuhan ekonomi kawasan perencanaan di masa yang akan
datang; dan
prasarana dan sarana penunjang pertumbuhan ekonomi.
7) karakteristik transportasi, sekurang-kurangnya meliputi:
status, kondisi, fungsi, dimensi jaringan jalan;
fasilitas (terminal, stasiun);
kelengkapan jalan: jalur pedestrian, halte, parkir, dan jembatan
penyeberangan (jika ada);
Pola pergerakan (angkutan penumpang dan barang);
Meneliti tingkat bangkitan lalu lintas penumpang dan barang;
Meneliti titik-titik kemacetan dan trouble spot lainnya;
Meneliti kemungkinan dimensi jalan dengan mempertimbangkan volume
lalu lintas dan sirkulasinya.
8) karakteristik fasilitas pelayanan, sekurang meliputi:
jenis, jumlah dan sebaran fasilitas pelayanan yang ada (perdagangan,
perumahan, pendidikan, kesehatan, olah raga, pemerintahan, dan lain
sebagainya);
pemusatan pusat-pusat kegiatan berdasarkan sebaran fasilitas pelayanan.

10
KERANGKA ACUAN KERJA

9) karakteristik utilitas kawasan perencanaan, sekurang-kurangnya meliputi:


Air Bersih (sistem jaringan, sumber air baku, debit tersedia, debit
terpakai, dan lain sebagainya);
Listrik (jaringan, SUTT, SUTM, SUTR, gardu, daya tersedia, daya terpakai
dan lain sebagainya);
Telepon (telepon kabel dan non kabel), tower seluler, jaringan
terpasang, dan lain sebagainya;
Drainase (saluran primer dan sekunder), kolam penampung, daerah
genangan/ potensi banjir;
Sampah (sumber timbulan, TPS, TPA, armada pengangkut sampah) dan
lain sebagainya;
Air Limbah (sistem dipakai, bak kontral, bangunan pengolah, tempat
pengolahan, dan lain sebagainya);
Gas;
10)karakteristik intensitas pemanfaaan ruang, sekurang-kurangnya meliputi:
Kondisi kepadatan bangunan;
Kondisi ketinggian bangunan;
Kondisi garis sempadan (bangunan, sungai, danau, SUTT, kereta api, dan
lain-lain).
11)karakteristik lingkungan, seperti kawasan kumuh.
12)Kajian peraturan terkait, diantaranya:
standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan dari peraturan-
perundangan nasional maupun daerah;
peraturan-peraturan pemerintah dan pemerintah daerah yang sudah
diterbitkan mengenai pemanfaatan lahan dan bangunan, serta prasarana
lingkungan di daerah yang bersangkutan; dan
peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penggunaan lahan
yang ada.
13)Kemampuan keuangan daerah;
14)analisis peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan, meliputi:
Potensi/kekuatan; kekuatan yang dimiliki oleh indikator perkembangan
kawasan perencanaan untuk tumbuh dan berkembang, sehingga
diperlukan suatu kebijakan dan strategi peningkatan/penambahan nilai
(value added) dari indikator tersebut.
Kelemahan/Permasalahan; kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh
kawasan perencanaan sehingga menghambat kawasan perencanaan
untuk tumbuh dan berkembang.
Kesempatan/peluang yang lebih luas yang memberikan dampak tumbuh
dan berkembangnya kawasan perencanaan seperti meningkatnya
ekonomi makro, investasi yang tumbuh cepat, terbuka akses kawasan
dengan luar, sehingga diperlukan kebijakan dan strategi penguatan akses
dan kemudahan-kemudahan bagi pengembangan kawasan.
Ancaman; indikator eksternal yang dapat menghambat tumbuh dan
berkembangnya kawasan perencanaan, sehingga diperlukan kebijakan
dan strategi penguatan koordinasi, kerjasama, dan sikronisasi
pembangunan.

11
KERANGKA ACUAN KERJA

15) analisis kebutuhan pengembangan sampai dengan 20 tahun mendatang


Tujuannya untuk mengatur kebutuhan distribusi, luas lahan dan ukuran
fasilitas sosial ekonomi, yang diatur dalam struktur zona dan blok dan sub
blok peruntukan sehingga tercipta ruang yang aman, nyaman, mudah,
produktif dan berkelanjutan.Untuk pengembangan fasilitas pelayanan,
komponen yang dianalisis meliputi:
a) Fasilitas sosial dan umum, meliputi:
Sosial: pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi, lapangan olah
raga, dan lain-lain
Umum: pos keamanan, kantor pos, kantor polisi, taman pemakaman,
rumah kebakaran, dan lain-lain.
b) Fasilitas ekonomi, pengembangan kebutuhan fasilitas ekonomi
Pusat niaga; supermall, mall, grosir, pertokoan, toko, pasar, warung.
Pusat perkantoran.
c) Fasilitas budaya, pengembangan kebutuhan fasilitas budaya dikaitkan
dengan seni budaya masyarakat dan cagar budaya, dan peninggalan
bersejarah.
Bangunan bersejarah.
Kampung budaya.
Ruang dan bangunan pertujukan.
d) Ruang terbuka hijau, yaitu meneliti kebutuhan ruang terbuka hijau
dengan memperhatikan daya dukung penduduk, potensi lahan, tingkat
polusi kawasan dan gangguan lingkungan, tingkat kepadatan bangunan,
serta kemungkinan cara pengadaan, pemanfaatan dan pengelolaannya.
Kebutuhan ruang terbuka hijau menurut tingkat dan fungsi pelayanan:
Ruang terbuka hijau dengan fasilitas (pemakaman, lapangan olah raga,
perkebunan, pertanian, dan lain-lain.
Ruang terbuka hijau non fasilitas (sempadan sungai, hutan lindung,
dan lain-lain).
e) Ruang terbuka non hijau, yaitu meneliti kebutuhan ruang terbuka non
hijau dengan memperhatikan daya dukung penduduk, potensi lahan,
penggunaan lahan sekitar, tingkat kepadatan bangunan, serta
kemungkinan cara pengadaan, pemanfaatan dan pengelolaannya.
Kebutuhan ruang terbuka non hijau menurut tingkat dan fungsi
pelayanan:
Skala; Lingkungan, kelurahan, kecamatan, kabupaten (sesui zona
rencana).
Jenis fasilitas; Plasa, parkir, lapangan olah raga (out door), taman
bermain, trotoar, median.
f) Kawasan Mitigasi Bencana,
Tujuan meniliti dan mengkaji sumber bencana, lingkup atau luasan
dampak, dan kebutuhan pengendalian bencana, agar tercipta lingkungan
permukiman yang aman, nyaman, dan produktif. Komponen yang
dianalisis:
Sumber dan jenis bencana;
Frekuensi bencana;

12
KERANGKA ACUAN KERJA

Fasilitas dan jaringan penanggulangan bencana;


Cakupan wilayah terkena dampak;
Daya dukung dan daya hambat alam.

Data dan informasi analisis disusun dan disajikan dalam bentuk peta, diagram,
tabel statistik, termasuk gambar visual kondisi lingkungan kawasan yang
menunjang perencanaan detail tata ruang. Khusus penyajian dalam bentuk peta,
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan dibuat dalam peta kerja berskala 1: 5000.
Identifikasi tersebut harus pula tampak secara jelas dalam peta dilengkapi
dengan wilayah administrasi hingga ke batas wilayah Kelurahan/Desa, baik
diterapkan dalam peta maupun visualisasi digital (kamera, handycam). Tingkat
akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau instansi penyedia
data, tingkat kesalahan, variabel ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya
yang mungkin ada, perlu diperhatikan dalam pengumpulan data. Data dalam
bentuk data statistik dan peta, serta informasi yang dikumpulkan berupa data
tahunan (time series) minimal 5 (lima) tahun terakhir dengan kedalaman data
setingkat kelurahan/desa.
Laporan ini diserahkan paling lambat minggu ke 1 bulan ke 4 setelah SPMK
diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar berwarna dengan
ukuran kertas A4 dan peta ukuran A3.

c. Penyusunan Rancangan Rencana


Draft Laporan Akhir berisi seluruh proses penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan Perkotaan Panjalu sebagaimana yang diminta dalam KAK,
setelah dilaksanakan pembahasan dengan pihak-pihak terkait. Setelah dilakukan
beberapa kali iterasi, dipilih alternatif terbaik sebagai dasar perumusan rencana
tata ruang, terdiri atas:
1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi penataan ruang wilayah perencanaan,
2. Rencana struktur ruang wilayah perencanaan, juga meliputi:
pembagian blok
fungsi blok
distribusi penduduk
dan lain sebagainya.
3. Rencana pola ruang;
4. Penetapan dari bagian wilayah RDTR yang diprioritaskan penanganannya;
5. peraturan zonasi.
Laporan ini diserahkan paling lambat minggu ke 2 bulan ke 5 setelah SPMK
diterbitkan dengan jumlah sebanyak 5 (lima) eksemplar berwarna dengan
ukuran kertas A4 dan peta ukuran A3.

d. Laporan Rencana
Laporan rencana merupakan hasil penyempurnaan draft rencana setelah selesai
didiskusikan. Selain itu, laporan tersebut dilengkapi pula dengan Album Peta
yang disajikan dengan tingkat ketelitian skala 1:5.000 dalam format A1 yang
dilengkapi dengan peta digital yang mengikuti ketentuan sistem informasi
geografis (GIS). Album peta minimum terdiri atas:
peta wilayah administrasi;
13
KERANGKA ACUAN KERJA

peta penggunaan lahan eksisting;


peta rencana struktur ruang;
peta rencana pola ruang;
peta rencana transportasi;
Peta kepadatan penduduk;
peta rawan bencana;
peta rencana kawasan strategis;
peta rencana infrastruktur lainnya;
peta peraturan zonasi.
Laporan ini diserahkan paling lambat minggu ke 3 bulan ke 5 setelah SPMK
diterbitkan dengan jumlah sebanyak 20 (dua puluh) eksemplar berwarna dengan
ukuran kertas A4 dengan peta ukuran A3.

e. Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


Tujuan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis untuk memastikan
bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi
dalam pembangunan. KLHS digunakan untuk mengidentifikasi dan memberikan
alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program yang
menimbulkan dampak dan/atau risiko negatif terhadap lingkungan.
Laporan ini diserahkan paling lambat minggu ke 3 bulan ke 5 setelah SPMK
diterbitkan dengan jumlah sebanyak 20 (dua puluh) eksemplar berwarna dengan
ukuran kertas A4 dengan peta ukuran A3.

f. Laporan Executive summary


Berisi ringkasan Laporan Akhir Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Panjalu, Laporan ini diserahkan paling lambat minggu ke 3 bulan ke 5 setelah
SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar berwarna
dengan ukuran kertas A4 dengan peta ukuran A3.

g. Album Peta
Berisi peta Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Panjalu dengan
Zoning Regulation berwarna dengan skala peta 1 : 5.000 dengan ukuran peta
A1, diserahkan paling lambat minggu ke 3 bulan ke 5 setelah SPMK diterbitkan
sebanyak 10 eksemplar dan A3 sebanyak 20 eksemplar.

h. Naskah Akademik
Naskah Akademik berisi landasan ilmiah bagi penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan, yang memberikan arah, dan menetapkan ruang lingkup
bagi penyusunan peraturan perundang-undangan. Kegunaannya sebagai bahan
masukan bagi pembuat Rancangan Peraturan Perundang-undangan juga dapat
berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Naskah Akademik Menjadi
dokumen resmi yang menyatu dengan konsep Rancangan Undang-Undang yang
akan dibahas bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat.
Diserahkan paling lambat minggu ke 3 bulan ke 5 setelah SPMK diterbitkan
sebanyak 3 eksemplar.

14
KERANGKA ACUAN KERJA

i. Rancangan Peraturan Daerah (Raperda), terdiri atas:


Raperda, merupakan rumusan pasal per pasal dari buku rencana di atas dan
disajikan dalam format A4; dan
lampiran yang terdiri atas peta yang disajikan dalam format A3 dan tabel
indikasi program utama.
Diserahkan paling lambat minggu ke 3 bulan ke 5 setelah SPMK diterbitkan
sebanyak 3 eksemplar.

j. Hardisk Eksternal berisi Data Laporan dan Peta, berisi dokumentasi


seluruh kegiatan berupa: laporan kegiatan dalam format pdf, peta dasar, peta
citra, album peta, peta hasil digitasi (peta-peta yang terkait dalam format shape
file), bahan-bahan presentasi Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Panjalu dalam format ppt, dan diserahkan paling lambat minggu ke 3 bulan ke 5
setelah SPMK diterbitkan sebanyak 10 buah.
File (soft copy) keseluruhan hasil pekerjaan menjadi hak pemberi pekerjaan
dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Ciamis.

X. TENAGA AHLI
Pekerjaan penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Panjalu Kabupaten Ciamis ini
membutuhkan team leader, tenaga ahli berpengalaman, dan asisten dengan
spesifikasi sebagai berikut:
1. Team Leader 1 (satu orang)
Memiliki ijazah S2 Teknik Planologi dan berpengalaman bidang
perencanaan wilayah dan kota 6 tahun dengan kualifikasi minimal Ahli
Muda;
Bersedia dan mampu terlibat secara penuh dalam kegiatan penyusunan
RDTR Kawasan Perkotaan Panjalu.
2. Tenaga Ahli
Memiliki ijazah S2 sesuai dengan bidang keahliannya dan berpengalaman
minimal 1 (satu) tahun di bidang pekerjaan sejenis (untuk Ahli Prasarana
dan Arsitektur) sedangkan untuk tenaga ahli yang lain minimal memiliki
ijazah S1 serta sesuai dengan kualifikasi keahlian yang diperlukan;
Bersedia dan mampu terlibat secara penuh (sesuai waktu keikutsertaan )
dalam kegiatan penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Panjalu.
3. Asisten dan Tenaga Pendukung
Memiliki ijazah S1 di bidang pekerjaan sejenis serta sesuai dengan
kualifikasi keahlian yang diperlukan (khusus untuk Asisten Planologi,
Asisten Prasarana Wilayah dan Asisten Lingkungan);
Bersedia dan mampu terlibat secara penuh untuk membantu tenaga ahli
yang menjalankan tanggung jawabnya dalam kegiatan penyusunan RDTR
Kawasan Perkotaan Panjalu;
Tenaga pendukung yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini
adalah tambahan tenaga surveyor dan tenaga administrasi, juru gambar,
operator komputer maupun supir jika diperlukan dengan pengalaman
serta keahlian yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan.

15
KERANGKA ACUAN KERJA

Team Ahli:
Ahli Perencanaan Wilayah (Team Leader) 1 (satu) orang
Ahli Prasarana Wilayah (Teknik Sipil) 1 (satu) orang
Ahli Geodesi 1 (satu) orang
Ahli Arsitektur Landscape 1 (satu) orang
Ahli Transportasi/Perhubungan 1 (satu) orang
Ahli Teknik Lingkungan 1 (satu) orang
Ahli Ekonomi Wilayah 1 (satu) orang
Ahli Pertanian 1 (satu) orang
Ahli Sosial Kemasyarakatan 1 (satu) orang

Tenaga Pendukung:
Asisten Perencanaan Wilayah 1 (satu) orang
Asisten Prasarana Wilayah 1 (satu) orang
Asisten Geodesi/Pemetaan 1 (satu) orang
Asisten Ahli Lingkungan (KLHS) 1 (satu) orang
Operator Komputer 1 (satu) orang
Juru Gambar/Drafter 1 (satu) orang
Surveyor 4 (empat) orang
Tenaga Administrasi 1 (satu) orang
Sopir 1 (satu) orang

XI. KEWAJIBAN PENYEDIA JASA KONSULTASI


a. Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban dan bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan berdasarkan
ketentuan perjanjian kerjasama yang telah ditetapkan dan atau dalam hal ini
adalah Team Leader, Tenaga Ahli, serta Asisten Tenaga Ahli berkewajiban
sepenuhnya untuk terlibat dalam pekerjaan sejak dari tahap awal hingga
tahap akhir pekerjaan;
b. Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban mengerjakan seluruh pekerjaan
berdasarkan ketentuan teknis yang telah ditetapkan dalam kerangka acuan
kerja kegiatan ini;
c. Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban mengadakan asistensi setiap
rancangan hasil produk perencanaannya dalam forum rapat teknis dengan
Tim Teknis Penyusunan RDTR dan wajib dihadiri oleh Team Leader serta
seluruh Tenaga Ahli tanpa terkecuali;
d. Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban mengadakan diskusi rancangan
awal maupun hasil produk perencanaannya dalam forum diskusi terbuka
dengan aparat dan masyarakat di Kabupaten Ciamis. Diskusi dilakukan
sebanyak 3 (tiga) kali yaitu untuk membahas:
Laporan Pendahuluan;
Laporan Data dan Analisa;
Rancangan Rencana;
Materi diskusi/pembahasan harus sudah disampaikan 1 (satu) minggu
sebelum diskusi dilakukan dan wajib dihadiri oleh Team Leader serta
seluruh Tenaga Ahli tanpa terkecuali;
16
KERANGKA ACUAN KERJA

e. Penyedia Jasa Konsultansi dinyatakan berakhir atau selesai melaksanakan


pekerjaan apabila seluruh tahapan pekerjaan telah dilalui dan dinyatakan
telah memenuhi syarat berdasarkan penilaian Tim Teknis yang dituangkan
dalam berita acara hasil pekerjaan;
f. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa Konsultansi dapat
meminta bantuan kepada Tim Teknis untuk memperoleh petunjuk dan
pengarahan agar mencapai hasil yang optimal. Tim Teknis dapat pula
diminta bantuannya untuk memberikan data dan fasilitas lainnya guna
mendukung kelancaran pekerjaan;
g. Dalam melaksanakan pekerjaan, konsultan wajib melakukan alih
pengetahuan tentang rencana tata ruang wilayah kepada aparat pelaksana
daerah dengan cara yang disepakati antara Pemda dengan konsultan.

XII. WAKTU PELAKSANAAN


Waktu pelaksanaan penyusunan RDTR Kawasan Perkotaan Panjalu ini harus
diselesaikan selama 150 (seratus lima puluh) hari kalender, terhitung sejak
ditetapkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Jadwal dan Tahapan Pekerjaan


Bulan Bulan Bulan Bulan Bulan

No Uraian Pekerjaaan 1 2 3 4 5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

- Survei awal

- Penyusunan Laporan
Pendahuluan
2. Pelaksanaan

- Pengumpulan data,
informasi dan
observasi
- Identifikasi
permasalahan
- Analisa dan sintesa

- Perumusan RDTR
Kawasan Perkotaan
Panjalu
- Diskusi dan Seminar

3. Pelaporan

- Laporan Pendahuluan

- Fakta dan Analisis

- Rancangan Rencana

- Rencana

- Laporan KLHS

- Eksekutif Summary

17
KERANGKA ACUAN KERJA

- Album Peta

- Naskah Akademis

- Rancangan Peraturan
Daerah

XIII. ARAHAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Arahan awal yang dapat diberikan kepada rekanan jasa Konsultan terpilih untuk
melaksanakan kegiatan ini, antara lain:
a. Selalu mengupayakan keterlibatan peran serta masyarakat sesuai dengan
ketentuan yang berlaku (antara lain : PP no.69/1996, tentang Pelaksanaan
hak dan kewajiban serta bentuk dan Tata cara peran serta masyarakat dalam
Penataan Ruang);
b. Menyiapkan peta kerja awal berupa peta dasar yang dapat dijamin tingkat
akurasinya, bersumber antara lain dari : Bakosurtanal, Citra landsat (dengan
skala minimal 1 : 5.000), dan studi-studi terdahulu yang pernah dilakukan
berkaitan dengan wilayah perencanaan;
c. Untuk melaksanakan survey dan koordinasi lapangan, personil konsultan
harus selalu didampingi aparat yang ditunjuk oleh Kuasa Pengguna Anggaran
disertai surat pengantar dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang
dan Pertanahan Kabupaten Ciamis sebagai legalitas pelaksana.

18

Anda mungkin juga menyukai