Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTANSI PERENCANAAN

PEKERJAAN : PENYUSUNAN RDTR KAWASAN STRATEGIS MINAPOLITAN


NANGGULAN

1.

LATAR
BELAKANG

Berdasarkan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang maka penyelenggaraan penataan ruang bertujuan
untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman,
produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional dengan terwujudnya keharmonisan antara
lingkungan alam dan lingkungan buatan, terwujudnya keterpaduan
dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan
dengan memperhatikan sumber daya manusia, dan terwujudnya
pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Hal utama dalam
perencanaan tata ruang adalah berpijak pada sumber daya manusia
agar dapat melakukan aktivitasnya dengan berdasar pada potensi
yang ada sehingga kelestarian sumber daya alam tetap terjaga.
Di dalam penyelenggaraan penataaan ruang, Pemerintah,
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota mempunyai
kewenangan
sesuai
dengan
tingkatannya.
Pemerintah
Kabupaten/Kota mempunyai wewenang dalam pengaturan,
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penataan ruang wilayah
kabupaten/kota dan kawasan strategis kabupaten/kota, pelaksanaan
penataan ruang dan kerja sama penataan ruang antar
kabupaten/kota.
Sesuai dengan amanat Perda No. 1 Tahun 2012 tentang RDTRW
Kabupaten Kulon Progo pasal 93 ayat 3 bahwa diamanatkan untuk
menyususun rencana rinci berupa Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan meliputi kawasan perkotaan dan kawasan strategis.
Kawasan Minapolitan Nanggulan merupakan sebagai salah satu
kawasan strategis bidang pertumbuhan ekonomi (Pasal 54 ayat 2)
Kedudukan Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan mempunyai
kedudukan yang penting, karena dalam tujuan penataan ruang
wilayah Kabupaten (dalam RDTRW Kabupaten Kulon Progo)
bertujuan mewujudkan Kabupaten sebagai basis komoditas pertanian
didukung pariwisata, pertambangan, serta industri bahari dengan
mensinergikan wilayah. Dan peranan sektor pertanian merupakan
sektor unggulan dan masih mendominasi dalam PDRB Kabupaten
Kulon Progo. Kebijakan penataan ruang wilayah pengembangan
kawasan minapolitan.
Dengan adanya rencana pembangunan bandara internasional di
Kecamatan Temon dan mega proyek di daerah selatan dan
ditetapkan KSN Borobudur, tentunya akan berpengaruh juga
terhadap kondisi pertanian (perikanan) terutama di Kecamatan
Nanggulan yang dilewati jalur yang menghubungkan kedua bangkitan
tersebut. Oleh sebab itu perlunya untuk diatur pemanfaatan ruang,
sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara kepentingan non
pertanian dan pertanian
Perencanaan tata ruang kawasan strategis yang dimaksud adalah
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis yang dimaksudkan untuk
penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan programprogram pembangunan. Rencana Detail Tata Ruang ini diharapkan
dapat sebagai sarana regulasi bagi pemberian advis planing,
pengaturan investasi, pengaturan bangunan setempat, penyusunan
rencana teknik ruang Kawasan Minapolitan Nanggulan memberikan
acuan untuk pekerjaan yang akan datang yang menyangkut
peruntukan dan pemilikan lahan pada simpul-simpul kegiatan

maupun pada wilayah Kawasan Minapolitan Nanggulan.


Dengan disusunnya Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis ini,
selain dapat menjadi arahan lokasi pembangunan yang akan
dilaksanakan
baik Pemerintah, di tingkat Nasioanal, Provinsi,
Kabupaten maupun masyarakat Kabupaten Kulon Progo dapat
menggunakannya untuk pemberian pengaturan bangunan setempat,
penyusunan rencana teknik ruang kawasan strategis atau rencana
tata bangunan dan lingkungan serta pelaksanaan program-program
pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan juga
dapat dijadikan pembangunan dan investasi bagi masyarakat serta
serta peningkatan minat dunia usaha.

2.

MAKSUD DAN
TUJUAN

a. Maksud
Maksud Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Strategis Minapolitan Nanggulan adalah terlaksananya fungsi
penyelengaraan penataan ruang dengan tersedianya suatu
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan
Nanggulan yang terpadu, dinamis dan komprehensif, yang bersifat
operasional, dapat mengakomodir dan mengikat bagi seluruh
stakeholder (pemerintah, dunia usaha dan masyarakat) juga untuk
mewujudkan
keterpaduan
pembangunan
agar
tetap
terpeliharanya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
b. Tujuan
Tujuan dari Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Strategis Minapolitan Nanggulan adalah :
1. Menyusun rencana pemanfaatan dan perwujudan ruang
kawasan strategis secara terperinci yang disusun untuk
menyiapkan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan
program-program pembangunan, sehingga akan terwujud
suatu keterkaitan antara kegiatan inti dengan kegiatan
penyangga dalam kawasan fungsional tersebut.
2. Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian
perkembangan
kawasan
strategis
dengan
RDTRW
Kabupaten Kulon Progo, dan peraturan-peraturan terkait.
3. Menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan strategis
melalui pengendalian program-program pembangunan.
4. Menciptakan pengaturan pemanfaatan ruang yang berdaya
guna dan berhasil guna, sehingga tercipta keterkaitan antar
kegiatan yang selaras, serasi dan efisien
5. Menyusun suatu pedoman dan aturan yang digunakan
sebagai pengendalian pemanfaatan ruang, acuan bagi
penerbitan izin pemanfaatan ruang, dan acuan dalam
penyusunan RTBL.
6. Menciptakan pola pemanfaatan ruang yang lebih terarah dan
optimal tanpa mengorbankan kelestarian manfaat sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
7. Menyiapkan pedoman untuk jaminan kepastian hukum dalam
pelaksanaan pembangunan, termasuk kepastian untuk
mendapatkan pelayanan, kondisi yang selaras dan serasi
dalam melakukan kegiatannya.
8. Menyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

3.

TARGET/
SASARAN

Target/Sasaran dari penyusunan Rencana Detail Tata Ruang


Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan adalah :
1. Tersusunnya arahan kebijakan, strategi dan rencana
pengembangan kawasan strategis untuk kurun waktu 20

tahun ke depan, yang akan menjadi pedoman operasional


bagi pengembangan program-program pembangunan.
2. Tersusunnya pedoman pemanfaatan ruang Kawasan
Strategis Minapolitan Nanggulan bagi seluruh stakeholder
(pelaku pembangunan), baik itu pemerintah, swasta dan
masyarakat.
3. Tersusunnya pedoman pengendalian pemanfaatan ruang
untuk Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan bagi
pemerintah, swasta dan masyarakat.
4. Tersusunnya tujuan pengembangan
Strategis Minapolitan Nanggulan.

kawasan

Kawasan

5. Tersusunnya rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang


Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan.
6. Tersusunnya pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan
fungsional Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan.
7. Tersusunnya Draft Raperda dan Peraturan Zonasi Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan.
8. Tersusunya dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS).
4.

NAMA
ORGANISASI
PENGADAAN
KONSULTANSI

a. SKPD

: Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Kabupaten Kulon Progo.


b. PA/KPA

: Kepala Bappeda Kab. Kulon Progo

c. PPK

: Kepala

Bidang

Praswil

Tata

Ruang

dan

Lingkungan Hidup
d. PPTK

5.

SUMBER DANA
DAN
PERKIRAAN
BIAYA

: Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Perhubungan

a. Sumber Dana :
APBD Tahun 2015
b. Total perkiraan biaya yang diperlukan :
Rp. 141.000.000,- (Seratus Empat Puluh Satu Juta Rupiah).
c. HPS : Rp 140.740.000,- (Seratus Empat Puluh Juta Tujuh Ratus
Empat Puluh Ribu Rupiah)

6.

RUANG
LINGKUP,
LOKASI
PEKERJAAN,
FASILITAS
PENUNJANG

Ruang lingkup wilayah perencanaan dikaji dalam 2 (dua) aspek, yaitu


lingkup kawasan perencanaan dan lingkup substansial materi
perencanaan.
1. Lingkup Kawasan Perencanaan
Wilayah perencanaan RDTRK meliputi :

Wilayah amatan intensif :


Kawasan Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan, yang
dalam RDTRW meliputi Kecamatan Nanggulan. Yang
terbagi menjadi kawasan inti dan kawasan penyangga

Wilayah amatan ekstensif : daerah hinterland yang


mempunyai pengaruh terhadap kawasan strategis
Minapolitan Nanggulan.

Dengan demikian pembuatan


Kecamatan Nanggulan.

zonasi

pada

seluruh

2. Lingkup Materi/Substansi Perencanaan


Secara keseluruhan lingkup substansi keluaran pekerjaan ini
adalah : penentuan kawasan perencanaan, identifikasi potensi
dan masalah pembangunan, perumusan & Penetapan Rencana

Detail Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan


dan kajian KLHS yang meliputi
A. Penentuan kawasan perencanaan
Dalam menentukan kawasan perencanaan dilakukan
berdasarkan deleniasi kawasan dalam RDTRW Kabupaten
Kulon Progo (2012-2032).
Hal terpenting selanjutnya adalah melihat batas fisik yang
dapat digunakan sebagai pembatas kawasan. Batas fisik ini
dapat berupa jalan, sungai ataupun batas penggunaan
lahan. Sehingga dengan batas fisik ini akan dapat
memudahkan dalam mengenali batas Kawasan Strategis
Minapolitan Nanggulan. Batas fisik ini juga dapat dipadukan
dengan batas administrasi untuk memudahkan dalam
analisis data. Sehingga dalam penentuan batasnya juga
lebih fleksibel dan tidak kaku.
B. Muatan yang diatur dalam RDTR KSP pertumbuhan
ekonomi dirumuskan dengan mempertimbangkan:
a) Orientasi pasar;
b) Daya saing nasional dan internasional;
c) Menyerap tenaga kerja tinggi;
d) Ada keterkaitan antara industri hilir dan hulu;
e) Mobilitas tinggi; dan
f) Kegiatan yang dapat mendorong sektor ekonomi dalam
hal ini adalah perikanan.
C. Substansi RDTR Kawasan Startegis Minapolitan
Nanggulan paling tidak berisi :
a. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka acuan muatan
pengaturan tujuan, kebijakan, dan strategi adalah sebagai
berikut:
a) Tujuan
Perumusan tujuan difokuskan pada perwujudan
pengembangan kawasan yang memiliki sektor unggulan
sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi wilayah.
b) Kebijakan
Kebijakan disusun sebagai arah tindakan dalam rangka
mencapai tujuan. Perumusan kebijakan difokuskan
pada:
(1) kebijakan penetapan sektor-sektor unggulan;
(2) kebijakan penyediaan prasarana dan sarana;
(3) kebijakan moda transportasi terpadu;
(4) kebijakan pengembangan antar sektor ekonomi
secara terpadu;
(5) kebijakan pengembangan ekonomi berbasis
pengembangan ekonomi lokal dan spesifik;
(6) kebijakan pengembangan ramah lingkungan; dan
(7) kebijakan pembangunan kawasan berbasis mitigasi
bencana.
c) Strategi
Muatan strategi berdasarkan pada rumusan pengaturan
kebijakan. Acuan minimal strategi diuraikan sebagai
berikut :
(1) arahan penyediaan permukiman;
(2) arahan penyediaan prasarana
dan sarana
lingkungan;
(3) arahan penyediaan sistem jaringan energi dan
kelistrikan;
(4) arahan penyediaan sistem jaringan telekomunikasi;
(5) arahan penyediaan sistem jaringan transportasi
terintegrasi;
(6) arahan penyediaan sistem jaringan sumber daya
air;
(7) arahan penyediaan sistem penyediaan air minum;

(8) arahan penyediaan sistem persampahan;


(9) arahan penyediaan sistem jaringan air limbah; dan
(10) arahan penyediaan sistem perlindungan lingkungan
melalui konsep 4R (Reuse, Reduce, Recycle,
Replace).

b. Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang terdiri atas:
(1) sistem permukiman:
a) Penentuan pusat-pusat permukiman;
b) Penentuan pusat-pusat pelayanan permukiman;
c) penyediaan fasilitas sosial dan fasilitas umum; dan
d) dll
(2) sistem prasarana dan sarana lingkungan:
a) penyediaan RTH dan taman bermain;
b) penyediaan kolam pengendali banjir;
c) penyediaan fasilitas pejalan kaki;
d) dll
(3) sistem jaringan energi dan kelistrikan:
a) perlindungan, pemanfaatan dan pengembangan
jenis energi (panas, mekanika, cahaya, kimia dan
elektromagnet) yang bersumber dari energi
terbarukan, tidak terbarukan dan hasil dari teknologi
baru; dan
b) perlindungan, pemanfaatan dan pengembangan
fungsi pembangkit listrik, transmisi tenaga listrik
dan distribusi listrik.
(4) sistem jaringan telekomunikasi:
pemanfaatan dan pengembangan prasarana dan
sarana informasi telekomunikasi terintegrasi.
(5) sistem jaringan transportasi:
a) penyelenggaraan sistem lalu-lintas dan angkutan
jalan dan jembatan, penerbangan, pelayaran dan
perkeretaapian terintegrasi;
b) penyediaan sistem lalu-lintas dan angkutan jalan:
1) prasarana lalu-lintas dan angkutan jalan
(terminal, halte, dll);
2) ruang lalu-lintas jalan (jalan dan jembatan).
(6) sistem jaringan sumber daya air:
a) perlindungan, pelestarian, pemanfaatan wilayah
sungai, daerah aliran sungai dan cekungan air
tanah (CAT); dan
b) penyelenggaraan konservasi sumber daya air,
pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian
daya rusak air.

(7) sistem penyediaan air minum:


a) penyediaan jaringan perpipaan dan jaringan bukan
perpipaan; dan
b) perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumber
air minum.

(8) sistem persampahan:


a) penyediaan prasarana dan sarana tempat
penampungan sementara, tempat penampungan
sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir
sampah;
b) perlindungan lingkungan dari bahaya pencemaran
tanah, air dan udara;
c) penerapan teknologi pengolahan sampah ramah
lingkungan; dan
d) perlindungan lingkungan melalui konsep 4R
(Reuse, Reduce, Recycle, Replace).
e) sistem jaringan air limbah:
1) penyediaan jaringan perpipaan dan jaringan
bukan perpipaan;
2) penyediaan prasarana dan sarana Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL);
3) perlindungan
lingkungan
dari
bahaya
pencemaran tanah, air dan udara termasuk
limbah bahan berbahaya beracun (B3), limbah
rumah sakit, dan limbah nuklir; dan
4) perlindungan lingkungan melalui konsep
recycle.
c. Pola Ruang
Rencana pola ruang dapat terdiri atas:
(1) Kawasan
inti
merupakan
kawasan
yang
dikembangkan
sesuai
dengan
produk-produk
unggulan yang dapat mendorong investasi dan sesuai
dengan
daya
tampung
dan
daya
dukung
lingkungannya; dan
(2) Kawasan penyangga merupakan kawasan yang
dikembangkan untuk mempertahankan fungsi strategis
kawasan inti.
D. Perkiraan
kebutuhan
pelaksanaan
pembangunan
kawasan
Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan
didasarkan atas hasil analisis kependudukan, sektor /
kegiatan potensial, daya dukung lingkungan, kebutuhan
prasarana dan sarana lingkungan, sasaran pembangunan
kawasan yang hendak dicapai, dan pertimbangan efisiensi
pelayanan.
E. Perumusan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
Strategis Minapolitan Nanggulan
Perumusan ini berdasarkan pada perkiraan kebutuhan
pelaksanaan pembangunan dan pemanfaatan ruang yang
disusun berdasarkan kriteria sbb :
1) Rumusan kebijaksanaan pemanfaatan ruang sejalan
dengan penetapan dalam Rencana Detail Tata Ruang
yang lebih tinggi (RDTRW Nasional, RDTRW Propinsi
dan RDTRW Kabupaten).
2) Rumusan kebijaksanaan pemanfaatan ruang sejalan
dengan peraturan baik peraturan daerah maupun
peraturan
sektoral
yang
berkaitan
dengan
pengembangan
Kawasan
Strategis
Minapolitan
Nanggulan.
3) Rumusan rencana sudah merupakan penyiapan ruang
dalam rangka pelaksanaan program pembangunan
dalam jangka menengah dan panjang.
F. Draft Raperda dan Peraturan Zonasi
Untuk mengoperasionalisasikan Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan, perlu adanya
suatu penetapan Rencana Detail Tata Ruang dalam bentuk
Peraturan Daerah dan Peraturan Zonasi tentang Rencana
Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan
sebagai penjabaran RDTRW Kabupaten.

G. Rumusan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

7.

PRODUK YANG
DIHASILKAN

3.

Lingkup Temporal
Rencana
Tata Ruang Kawasan Strategis Minapolitan
Nanggulan yang akan disusun direncanakan berlaku untuk
jangka waktu 20 tahun.

1.
2.
3.
4.
5.

Laporan Pendahuluan
: 2 Eksemplar
Laporan Antara
: 3 Eksemplar
Laporan Akhir
: 5 Eksemplar
Eksekutif Summary
: 5 Eksemplar
Materi Teknis (dilengkapi buku data dan analisis,
buku rencana format A4)
: 5 Eksemplar
Album Peta A3 skala 1:5000 (pelengkap Draft
Raperda RDTR dan Peraturan Zonasi)
: 5 Eksemplar
Album Peta A1 Skala 1:5000 (pelengkap materi
teknis)
: 3 Eksemplar
CD Laporan dan Peta Format digital (Arc GIS)
: 5 buah
Draft Raperda dan Peraturan Zonasi beserta
lampiranya (tabel indikasi program pemanfaatan
ruang prioritas)
: 5 buah
Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) : 5 buah

6.
7.
8.
9.

10.
8.

WAKTU
:
PELAKSANAAN
YANG
DIPERLUKAN

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis


Minapolitan Nanggulan dilaksanakan dalam waktu 105 (seratus lima)
hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja
oleh Pengguna Jasa di Kabupaten Kulon Progo.
Termasuk dalam kurun waktu tersebut adalah :
a. kegiatan pengumpulan data,
b. pengukuran titik GCP dengen GPS Geodethic
c. pekerjaan survey lapangan,
d. analisis,
e. perencanaan dan
f. penyusunan laporan serta rapat panitia pengarah (steering
committee) dengan pihak pemberi tugas dan instansi terkait
lainnya.

9.

TENAGA AHLI

Konsultan diwajibkan untuk mempersiapkan Tim Perencana yang


akan ditugaskan khusus untuk melaksanakan pekerjaan ini, dari
mulai survei sampai dengan penyusunan perencanaan. Tim
perencana minimal terdiri dari :

1. Seorang
Team
Leader
yang
merangkap
Ahli
Perencanaan/Pengembangan Wilayah, kualifikasi pendidikan
S2 dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun. (jumlah orang
bulan : 3,5 bulan)
2. Tim Inti Perencanaan, kualifikasi pendidikan S1 dengan
pengalaman kerja minimal 3 tahun, yang meliputi bidang
keahlian :
No

Tenaga Ahli
ahli

Jumlah
Orang
Bulan

S1

1
orang
Geografi

1 orang ahli Teknik Sipil


(Transportasi/Hidrologi)

S1

1 orang ahli Lingkungan

S1

1 orang ahli Ekonomika Pembangunan

S1

1 orang
Pertanian

S1

ahli

Pemetaan/Geodesi/

Kualifi
kasi

Pertanian/Ekonomika

No

Tenaga Ahli

Kualifi
kasi

Jumlah
Orang
Bulan

1 orang ahli Sosial

S1

1 orang ahli Hukum dan


Kelembagaan (Administrasi Negara)

S1

Diskripsi Tugas dan Tanggungjawab Tenaga Ahli


1. Ahli Perencanaan Kota sebagai Team Leader.
a. Memberi pengarahan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan pekerjaan.
b. Melakukan komunikasi tingkat pimpinan dengan pemberi
tugas.
c. Bertanggung jawab penuh terhadap pemberi tugas /
hasil pelaksanaan kegiatan, baik secara teknis dan
administrasi.
d. Menyusun organisasi pelaksanaan kegiatan dan
program kerja.
e. Melakukan koordinasi dengan Designing leader serta
melakukan komunikasi konsultatif dengan pimpinan
kegiatan dan pengguna jasa.
f. Bertanggung jawab atas kualitas, kontinyuitas, jadwal
waktu serta efisiensi pelaksanaan kegiatan.
g. Melaksankan
koordinasi
kerja
dalam
divisi
pengembangan wilayah terhadap pelaksanaan setiap
tahapan pekerjaan, yaitu mulai dari pengumpulan data,
penyiapan kelengkapan dokumen, evaluasi teknis,
proses pengajuan substansi muatan teknis raperda dan
raperbup tetang zonasi.
h. Merumuskan konsep perencanaan kawasan sebagai
solusi atas permasalahan yang terjadi.
i. Membuat rencana pola-pola disain kawasan, serta
rencana perubahan-perubahan ruang kawasan.
j. Menyusun program-program yang harus dilakukan untuk
mewujudkan rencana dalam tahap implementasi.
k. Bertanggung jawab terhadap kajian dan rencana spasial
kawasan.
l. Melaksanakan kontrol terhadap RMK.
2. Ahli Pemetaan/Geodesi/Geografi
a. Bertanggung jawab melakukan pengukuran site, stickout tapak dan kontur serta memberikan analisis yang
berkaitan dengan situasi lahan.
b. Menyajikan peta-peta thematic berkaitan dengan kondisi
fisik kawasan yang sangat terukur dengan skala yang
sesuai.
c. Melakukan pemetakan dan pengukuran terhadap
komponen-komponen yang terdapat pada kawasan,
misalnya sarana prasarana dan jaringan utilitas.
d. Menyusun peta-peta rencana dalam lingkup makro,
mezzo dan mikro.
e. Memberikan masukan bagi tenaga ahli lain berkaitan
dengan karakteristik mapping di kawasan perencanaan.
f. Melakukan evaluasi secara komprehensif baik untuk
kepentingan penyusunan muatan teknis raperda dan
raperbup tetang zonasi serta album peta.
g. Melakukan koordinasi intensif dengan operator GIS
dalam penyiapan evaluasi muatan teknis raperda dan
raperbup tetang zonasi serta album peta.
h. Bertanggung jawab atas kualitas berbagai produk peta,
kesesuaian dengan ketentuan standar pemetaan
maupun kesesuaian kebutuhan peta untuk kelengkapan
produk.

3. Ahli Teknik Sipil


a. Melakukan analisa dan rencana dalam aspek-aspek
yang berhubungan dengan sarana dan prasarana
kawasan sehingga tercipta sistem yang dapat
menunjang kualitas kawasan ditinjau dari segi
aksesibilitas dalam maupun antar kawasan.
b. Melakukan survey dan investigasi kondisi sistem
jaringan sarana dan prasarana kawasan yang ada di
kawasan perencanaan.
c. Melakukan kajian terhadap mitigasi bencana alam dalam
aspek konstruksi bangunan, mengingat bahwa wilayah
studi termasuk wilayah rawan bencana longsor dan
gempa bumi.
d. Melakukan perencanaan sistem jaringan prasarana di
kawasan perencanaan yang efektif dan efisien untuk
dapat mencapai hasil maksimal dengan tetap menjaga
kualitas ekosistem yang ada dan mengantisipasi
perkembangan/perubahan di masa yang akan datang.
e. Memberikan masukan kepada bidang urban design,
arsitektur, dan bidang-bidang terkait lainnya tentang
segala sesuatu yang menjadi pendukung dan
penghambat dalam perumusan sistem prasarana dan
sarana yang tepat.
f. Memberikan solusi kreatif terhadap penanganan
konstruksi bangunan di wilayah studi, khususnya
berkaitan dengan keberadaan wilayah studi dalam
konteks hidrologi.
g. Melakukan analisa terhadap kondisi dan kinerja jaringan
prasarana di kawasan perencanaan,
h. Bertanggung jawab terhadap kualitas dan keandalan
rancangan sistem utilitas kawasan.
i. Menyusun program pengendalian pengembangan
kawasan dari aspek struktur bangunan dan saranaprasarana.
4. Ahli Lingkungan
a. Membuat analisa kerja pemanfaatan ruang kawasan
berkaitan dengan aspek lingkungan dan dampak yang
bisa ditimbulkan.
b. Menetapkan strategi dan pendekatan perencanaan
program, berpedoman baku mutu lingkungan.
c. Menyusun potensi dan permasalahan lingkungan dari
bangkitan kegiatan yang ada.
d. Memberikan masukan pada bidang keahlian lain tentang
analisa kondisi lingkungan.
e. Bertanggung jawab terhadap rekomendasi penanganan
lingkungan guna pengembangan kawasan.
f. Melakukan analisa daya dukung lingkungan.
g. Menyusun rencana penanganan dan antisipasi terhadap
dampak yang bisa ditimbulkan dari bangkitan kegiatan
yang ada dan akan berkembang.
5. Ahli Ekonomi Pembangunan
a. Melakukan
analisa
kelayakan
ekonomi
untuk
pemanfaatan dan pengembangan kawasan.
b. Memperhitungkan kebutuhan di masa mendatang sesuai
dengan aspek demand and supplay, terutama dari segi
pembiayaan pembangunan.
c. Memberikan solusi alternatif pengembangan kegiatan
berkaitan
dengan
kepentingan
pemerataan
pembangunan kawasan dan peningkatan kesejahteraan
umum.
d. Bertanggung jawab terhadap konsep pembiayaan
pembangunan.
e. Mengembangkan metode insentif dan desinsentif sebagai
alat pengendali dalam proses pembangunan

6. Ahli Pertanian/Ekonomika Pertanian


a. Melakukan kajian terhadap kondisi perikanan di kawasan
perencanaan.
b. Melakukan identifikasi permasalahan perikanan.
c. Melakukan analisa kelayakan sektor perikanan.
d. Memberikan solusi alternatif pengembangan kegiatan
perikanan baik dari hulu dan hilir.
e. Memberikan solusi alternatif jaringan produksi dan
pemasaran produk perikanan yang berorentasi pasar
f. Bertanggung jawab terhadap konsep pembiayaan dan
pengembangan minapolitan.
g. Menyusun program pengendalian pengembangan
kawasan minapolitan
7. Ahli Sosial
a. Melakukan kajian terhadap kondisi sosial budaya
masyarakat di kawasan perencanaan.
b. Melakukan identifikasi permasalahan sosial budaya.
c. Memperhitungkan pengaruh pengembangan kegiatan
terhadap perilaku budaya masyarakat dan sebaliknya.
d. Memberikan solusi alternatif pengembangan kegiatan
berkaitan dengan kepentingan sosial budaya.
e. Bertanggung jawab terhadap konsep penembangan
sosial budaya.
8. Ahli Hukum dan Kelembagaan
a. Melakukan
analisa
pengembangan
regulasi
pembangunan dan pengendalian pembangunan di
kawasan.
b. Mengkaji sistem peraturan yang dapat mendukung atau
menghambat pengembangan kawasan.
c. Mengevaluasi kinerja pelaksanaan peraturan atau
regulasi yang berlaku dalam kaitannya dengan
pengembangan kawasan.
d. Melakukan resume terhadap peraturan-perundangan
yang berkaitan dengan penyusunan raperda dan
raperbup tetang zonasi.
e. Menyusun draf/rancangan raperda dan raperbup tetang
zonasi.
f. Mengkaji keterpaduan antar produk peraturan kebijakan
penataan ruang baik lintas sektoral, wilayah dan lintas
horizontal/ hirarkis sehingga dapat dicapai aspek
sinerginya.
g. Menyiapkan draft produk hukum sebagai hasil dari
produk ini, untuk kemudian dilakukan pembahasan.
h. Bertanggung jawab penuh terhadap hasil kajian legal.

3. Tenaga Pembantu, dengan jumlah dan kualifikasi yang


disesuaikan dengan kebutuhan, meliputi :

10

PENDEKATAN
DAN
METODOLOGI

Pembantu Lapangan /asisten/surveyor


Asisten Studio / Juru gambar
Tenaga administrasi kantor

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Strategis


Minapolitan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo dilakukan dengan
penelitian data primer maupun sekunder meliputi data numerik,
tekstual
dan
spasial.Tahapan-tahapan
pekerjaan
dalam
melaksanakan kegiatan studi ini, adalah :
1. Pemahaman terhadap kerangka acuan kerja yang diberikan
dan penyusunan jadwal kegiatan serta persiapan dan studi
literatur
a. Mengumpulkan informasi dan produk/buku pengaturan,
konsultasi, hasil penyusunan database yang sudah ada
sebagai referensi/contoh.

b. Persiapan, meliputi penyusunan rencana kerja, mobilisasi

tenaga dan peralatan, studi pustaka dsb.


c. Penelitian pendahuluan, meliputi penentuan lokasi
pengamatan, jumlah responden, berbagai data sekunder,
peta dan kondisi lokasi dilapangan.
2. Review studi/ evaluasi Rencana Detail Tata Ruang yang sudah
ada
Pengkajian ulang tentang kebijakan, strategi dan rencana
pengembangan kawasan perkotaan.
3. Penelitian pokok, meliputi pengumpulan data primer dan
sekunder dan analisisnya.
a. Persiapan survey (penyusunan check list, penyusunan
jadual, penetapan petugas survey dari Konsultan di
koordinasikan dengan Tim Pelaksana Bantuan Teknis
Tingkat Desa dan Kecamatan serta Tim Teknis Kabupaten.
b. Dalam rangka pelaksanaan pelibatan masyarakat,
dilakukan penjaringan data aspirasi masyarakat dengan
menggunakan metode semacam forum group discussion
(FGD) yang diselenggarakan 4 kali (termasuk FGD KLHS).
c. Pelaksanaan survey (lapangan dan instansional),
dikofirmasikan secara intensif dengan pemberi tugas dan
aparat dari instansi/dinas terkait.
4. Penyusunan data base.
a. Proses penyusunan hasil survey ke dalam format digital
dan non digital.
b. Format data base berupa tabel, uraian singkat dan peta
tematik dengan Autocad, Autocad map Arc View atau Arc
GIS.
5. Pembuatan produk rencana
Materi yang termuat dalam produk Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan yang berupa
rencana desain akhir sekurang-kurangnya memuat isi sebagai
berikut:
a. Kebijakan pengembangan minapolitan dalam hal distribusi
dan penentuan untuk tiap-tiap blok peruntukan untuk tiaptiap jenis kluster-kluster. Dan juga konsep perencanaan
sektor perikanan dari hulu sampai hilir
b. Struktur tingkat pelayanan kawasan ditinjau dari segi
besarannya fasilitas pendukung kawasan untuk setiap blok
peruntukan yang materinya sekurang-kurangnya akan
mengatur sentra produksi perikanan, prasarana pendukung
produksi, pusat pembenihan, pusat pengolahan dan
pendukung lainya;
c. Pembagian pola ruang menjadi kawasan budidaya
(perumahan, perkebunan, perdagangan dll) dan kawasan
lindung (sempadan sungai, sempadan pantai, mata air,
rawan bencana dll)
d. Sistim jaringan pendukung kawasan antara lain jaringan
jalan, jaringan telekomunikasi, jaringan SDA, jaringan
prasarana lainya dll;
e. Kepadatan bangunan lingkungan dalam hal perbandingan
antara keseluruhan luas lahan yang tertutup dengan luas
bangunan pada setiap blok peruntukan yang materinya
sekurang-kurangnya akan mengatur : KDB, KLB, dll
f.

Penetapan garis sempadan atau garis pengawasan jalan


bagi lahan yang boleh atau tidak boleh ada bangunan
diatasnya pada setiap blok peruntukan yang materinya
sekurang-kurangnya akan mengatur : jarak antara as jalan

dengan pagar halaman / rumah baik pada sisi muka,


samping dan belakang;
g. Penetapan luas petak bangunan yang terdapat pada setiap
blok peruntukan;
h. Tahapan
pelaksanaan
pembangunan
dalam
hal
pengendalian peruntukan, pelaksanaan program / kegiatan
dari sarana dan prasarana kawasan dalam kurun waktu 20
tahun yang dibagi dalam tahunan.

i. Pengelolaan/

penanganan lingkungan dalam hal


peningkatan perbaikan, pembaharuan, pemugaran,
peremajaan, perlindungan lingkungan dan manajemen
pertanahan serta pengoperasian aparat pelaksana dan
pengendali pada tingkat pemerintah wilayah kecamatan.

j. Kajian lingkungan hidup strategis dari kawasan Kawasan


Strategis Minapolitan Nanggulan
11

SPESIFIKASI
TEKNIS

Spesifikasi yang diperlukan, meliputi:


a. Kajian kebijakan dan strategi pengembangan perlu mengacu pada
studi-studi/ rencana, kebijakan dan peraturan-peraturan
pembangunan yang sudah ada, baik di tingkat pusat maupun di
tingkat daerah,antara lain :
1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria;
2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistem;
3) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan;
4) Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung;
5) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;
6) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Nasional;
7) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004, tentang Jalan;
8) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang PeLendahgan
Bencana;
9) Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
10) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah;
11) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah;
12) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
13) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
14) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
15) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
16) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2010 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Tanaman Pangan Berkelanjutan;
17) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
18) Undang-undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial;
19) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata
Pengaturan Air;
20) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
21) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan;
22) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
23) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan SPAM;
24) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang

Bangunan Gedung;
25) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
26) Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2006 tentang Jalan;
27) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Wilayah Nasional;
28) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air;
29) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;
30) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
31) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan
Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;
32) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan;
33) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian
Peta Rencana Detail Tata Ruang;
34) Keputusan Presiden Nomor 3 tahun 1989 tentang Pengelolaan
Kawasan Budidaya;
35) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan
Kawasan Lindung;
36) Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan
Umum;
37) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/KPTS/UM/1980 dan
Nomor 683/KPTS/UM/II/1998 tentang Klasifikasi Kemampuan
Lahan;
38) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987
tentang pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia;
39) Keputusan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
Kep.18/Men/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan
40) Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35/KepmenKP/2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan
41) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang
Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah
Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai;
42) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006
tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
43) Peraturan
Menteri
Perumahan
Rakyat
Nomor
31/PERMEN/M/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kawasan
Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri;
44) Peraturan
Menteri
Perumahan
Rakyat
Nomor
32/PERMEN/M/2006 tentang Petunjuk Teknis Kawasan Siap
Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Yang Berdiri Sendiri;
45) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
46) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Pedoman Perencanaan Kawasan Perkotaan;
47) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008
tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka
Hijau di Kawasan Perkotaan;
48) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun
2009 tentang Pemanfaatan Air Hujan;
49) Permen Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 9 tahun 2011
tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis
50) Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
41/Permentan/OT.140/9/2009 tentang Kriteria Teknis Kawasan
Peruntukan Pertanian;
51) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun
2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup;
52) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M Tahun
2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang

dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;


53) Peraturan
Menteri
Kelautan
dan
Perikanan
Nomor
Per.18/Men/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan Kawasan Minapolitan
54) Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 286/KPTS/1997 tentang
Penetapan Status Ruas-Ruas Jalan Sebagai Jalan Kabupaten
dan Kotamadya di Provinsi DIY;
55) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2007
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2005-2025.
56) Peraturan Daerah Provinsi DIY Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta;
57) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 4 Tahun 1988
tentang Penetapan Batas Wilayah Kota;
58) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012
tentang Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kulon
Progo.
59) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 2 Tahun 2012
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016.
60) Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 7 Tahun 2014
tentang Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016
b. Pelaksanaan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan

Strategis Minapolitan Nanggulan dan KLHS akan dilaksanakan


dengan sistem organisasi sebagai berikut :
1. Pemerintah Daerah membentuk Tim Koordinasi (Tim Teknis)
Penyusunan RDTR yang terdiri dari Unsur Pemerintah
Daerah Kabupaten Kulon Progo. Tim Koordinasi akan
bertindak sebagai pusat koordinasi di dalam proses
pengambilan keputusan dalam memberikan masukan serta
membantu pelaksanaan, khususnya saran informasi, saran
teknis dan dukungan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Proses pembahasan akan dilaksanakan oleh Tim
Koordinasi dengan melibatkan berbagai pihak, baik
pemerintah, swasta dan masyarakat umum untuk
memperoleh masukan-masukan yang diperlukan dalam
penyusunan Rencana Tata Ruang.
2. Dalam proses penyusunan dilaksanakan dengan memberikan
peluang kepada masyarakat, LSM untuk berperan serta baik
dalam bentuk pemberian masukan-masukan, informasiinformasi, saran-saran dan dalam proses pembahasan. Dilain
pihak masyarakat berkewajiban mentaati Rencana Detail Tata
Ruang yang telah ditetapkan. Dengan demikian, produk
rencana yang dihasilkan mampu mengakomodir dan
merupakan hasil kesepakatan seluruh pelaku pembangunan
(pemerintah, swasta dan masyarakat), sehingga hasil
perencanaan tata ruang dapat menyerasikan peraturan
penataan ruang dengan peraturan lain yang terkait,
harmonisasi pembangunan antara pemerintah,swasta dan
masyarakat, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
mengendalikan pemanfaatan ruang dan mewujudkan sistem
kelembagaan penataan ruang yang akan meningkatkan
koordinasi antar pihak.
3. Pendekatan ini merupakan dasar bagi pendekatan
'community driven planning` yang menjadikan masyarakat
sebagai penentu dan pemerintah sebagai fasilitatornya.
Sejalan dengan-proses penataan ruang yang partisipatif,
maka keterlibatan masyarakat ada pada setiap proses
tersebut dan selalu tanggap dan mengikuti setiap dinamika
dan perkembangan di dalam masyarakat.
4. Seluruh keluaran pekerjaan studi dalam bentuk draft harus

dikonsultasikan dan didiskusikan dengan tim teknis dan unsur


lain yang terkait. Kesepakatan hasil konsultasi dan diskusi
menjadi bahan perbaikan keluaran dimaksud dan bersifat
mengikat bagi tahapan pekerjaan berikutnya.

12

LAPORAN
KEMAJUAN
PEKERJAAN

a. Laporan Pendahuluan (Inception Report)


Laporan ini berisi tentang :
1. Pemahaman/tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja
(KAK) yang diartikulasikan sebagai persepsi terhadap KAK;
2. Penjabaran Kerangka Acuan Kerja (KAK) ke dalam itemitem jenis dan urutan kegiatan (menampilkan rencana dan
jadual kegiatan);
3. Latar belakang permasalahan (pentingnya pekerjaan);
4. Struktur organisasi tata kerja dan personil yang
bertanggung jawab/ Job Descripsion;
5. Bahan dan rencana kegiatan survey (instansional dan
lapangan);
6. Pendekatan teoritis terhadap kondisi yang ada;
7. Deskripsi awal profil wilayah perencanaan
8. Metode pengumpulan data, metode analisis dan metode
pembakuan mekanisme perencanaan;
9. Rencana proses penyusunan produk laporan dibuat dengan
pola bagan alir atau flow chart;
10. Rancangan pelaporan (garis besar per laporan) dan
tahapan kerja keseluruhan.
Laporan Pendahuluan ini diserahkan dalam bentuk draft sebanyak
35 (tiga puluh lima) eksemplar untuk pembahasan dengan tim
teknis. Setelah dibahas dan disetujui tim teknis, maka Laporan
Pendahuluan diserahkan sebanyak 2 (dua) eksemplar paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah dikeluarkannya
SPMK. Cara penyajian laporan ini akan diperkuat dengan
beberapa diagram untuk metode pendekatannya dan gambargambar peta untuk deskripsi awal wilayah perencanaan

b. Laporan Antara (Interim Report)


Laporan Antara berisi tentang:
1. Hasil survey terdiri atas:
a. Metode survei dan pengumpulan data;
b. Data eksisting (data dasar, produk peraturan dan hal-hal

lain yang dipandang perlu);


c. Laporan pelaksanaan group diskusi (FGD) dan hasilnya;
d. Peta-peta dasar dan peta-peta pendukungnya.
2. Hasil analisis .
a. Metode analisis yang digunakan;
b. Hasil analisis;
c. Sintesis (Gabungan) hasil analisis.
Laporan Antara (Interim report) berisi hasil pengamatan lapangan
dan pengumpulan data di lapangan terhadap wilayah studi disertai
dengan analisis perencanaan tata ruang serta rancangan konsep
strategi dan rencana pengembangan.
Laporan Antara ini diserahkan dalam bentuk draft sebanyak 35
(tiga puluh lima) eksemplar untuk pembahasan dengan tim teknis.
Setelah dibahas dan disetujui tim teknis, maka Laporan Antara
diserahkan sebanyak 3 (tiga) eksemplar paling lambat 48 (empat
puluh delapan) hari kalender sejak dikeluarkannya SPMK.

c. Laporan Akhir (Final Report)


Laporan akhir berisi rencana akhir yang memuat rencana
kawasan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Laporan Akhir berisi tentang :
1. Data eksisting dan perencanaan prasarana-sarana.
2. Penilaian kondisi prasarana-sarana serta permasalahan yang
berkaitan
dengan
kinerjanya
dan
permasalahanpermasalahan yang mungkin akan timbul di masa mendatang.
3. Dalam laporan akhir ini mempertimbangkan hasil pelaksanaan
group diskusi (FGD) ke dua.
4. Analisasi detail tentang permasalahan ruang, kebutuhan
ruang dan konsep perencanaan.
Laporan Akhir diserahkan dalam bentuk draf untuk pembahasan
sebanyak 35 (tiga puluh lima) eksemplar dan setelah dibahas dan
disetujui, Laporan Akhir diserahkan sebanyak 5 (lima) termasuk
CD laporan sebanyak 5 (lima) buah paling lambat 105 (seratus
lima) hari kalender sejak dikeluarkannya SPMK.
Semua bentuk produk Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan
Laporan Akhir dibuat dalam kertas HVS 80 gram ukuran kuarto 1
spasi, dijilid dengan sampul kualitas baik.

d. Album Peta Ukuran A3


Pihak Penyedia Jasa juga harus menyerahkan Album Peta ukuran
A3 yang memuat peta-peta sesuai dengan rencana kota sebanyak
5 (lima) set, dilengkapi dengan CDnya dengan format GIS/Arc
View sebanyak 5 (lima) buah
Album Peta dan Gambar, antara lain :
1)
2)
3)
4)
5)

6)

7)

8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)

Peta Profil Wilayah Perencanaan


Peta kawasan dalam konteks kabupaten
Peta kawasan dalam konteks kecamatan
Peta Guna Lahan
Peta Rawan Bencana
Peta Sebaran Penduduk

1 : 120.000
1 : 50.000
1 : 5.000
1 : 5.000
1 : 5.000

Peta Rencana Pola Ruang :


Zona Lindung (meliputi zona hutan lindung, 1 :
zona yang memberikan perlindungan
terhadap zona di bawahnya, zona
perlindungan setempat, zona RTH kota,
zona suaka alam dan cagar budaya, zona
rawan bencana alam, zona lindung lainnya)
Zona Budidaya (meliputi zona perumahan, 1 :
zona
perdagangan
&
jasa,
zona
perkantoran, zona sarana pelayanan umum,
zona industri, zona khusus, zona lainya,
zona campuran).
Peta Rencana Jaringan Prasarana :
Rencana
Pengembangan
Jaringan
Pergerakan
Rencana Pengembangan Jaringan Energi
Rencana
Pengembangan
Jaringan
Telekomunikasi
Rencana Pengembangan Jaringan Air
Minum
Rencana
Pengembangan
Jaringan
Drainase
Rencana Pengembangan Jaringan Air
Limbah
Rencana
Pengembangan
Prasarana

5.000

5.000

1:

5.000

1:
1:

5.000
5.000

1:

5.000

1:

5.000

1:

5.000

1:

5.000

Lainnya
15) Peta Sub BWP
penanganannya

yang

diprioritaskan 1 :

5.000

Album peta A3 diserahkan sebanyak 5 (lima) eksp termasuk CD


laporan sebanyak 5 (lima) buah paling lambat 105 (seratus lima)
hari kalender sejak dikeluarkannya SPMK

e. Album Peta Ukuran A1


Pihak Penyedia Jasa juga harus menyerahkan Album Peta ukuran
A1 skala 1 : 5.000 yang memuat peta-peta sesuai dengan
rencana kota sebanyak 3 (tiga) eksp, dan dilengkapi dengan
CDnya dengan format GIS/Arc View. Album peta A1 diserahkan
sebanyak 3 (tiga) eksp paling lambat 105 (seratus lima) hari
kalender sejak dikeluarkannya SPMK

f. Eksekutif Summary
Berisi ringkasan dari Rencana Tata Ruang, dicetak sebanyak 5
exsemplar, dan diserahkan paling lambat 105 (seratus lima) hari
kalender sejak dikeluarkan SPMK

g. Materi Teknis
Dilengkapi buku data dan analisis, dan buku rencana format A4.
Dicetak sebanyak 5 exsemplar diserahkan paling lambat 105
(seratus lima) hari kalender sejak dikeluarkan SPMK

h. Draft Rancangan Peraturan Daerah (RAPERDA) dan Peraturan


tentang Zonasi tentang RDTR Kawasan Strategis Minapolitan
Nanggulan sebanyak 5 (lima) eksemplar, diserahkan paling
lambat 105 (seratus lima) hari kalender sejak dikeluarkan SPMK.

i. Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kawasan


Strategis Minapolitan Nanggulan
sebanyak 5 (lima) eksemplar, diserahkan paling lambat 105
(seratus lima) hari kalender sejak dikeluarkan SPMK

j. Jadwal penyerahan Laporan


Sesuai dengan uraian diatas maka kepada penyedia jasa
diharapkan dapat menyerahkan laporan sesuai jadwal pada tabel
1 berikut :

Tabel 1. Jadwal Penyerahan Laporan


N
o

Bulan ke
Jenis Laporan

Jumlah

RDTR
Kawasan
Minapolitan
Nanggulan
1

Laporan
Pendahuluan

2 eksp

Laporan Antara

3 eksp

Laporan Akhir
Eksekutif
Summary
Album Peta A3

5 eksp

4
5
6
7
8

Album Peta A1
Materi Teknis
CD Laporan
dan Peta
Format arc view
Draft
Rancangan
Perda dan
Peraturan
Zonasi

5 eksp
5 eksp
3 eksp
5 eksp
5 buah

5 eksp

KLHS

Laporan KLHS

5 eksp

Wates,

Februari 2015

Selaku Pengguna Anggaran


Kepala Bappeda Kabupaten Kulon Progo

Lampiran KAK : Peta Kawasan Strategis Minapolitan Nanggulan

Anda mungkin juga menyukai