BAB I PENDAHULUAN
Pembangunan dan lingkungan hidup adalah dua bidang yang saling berkaitan. Di
satu sisi pembangunan dirasakan perlu untuk meningkatkan harkat hidup manusia.
Tapi di sisi lain tidak jarang program dan proyek pembangunan tanpa disadari
mengakibatkan rusaknya lingkungan. Bencana banjir, kekeringan, longsor dan
kepunahan keanekaragaman hayati merupakan beberapa contoh dari kerusakan
lingkungan yang dapat kita lihat saat ini.
1.2.1. Maksud
1.2.2. Tujuan
1.2.3. Sasaran
11. Pendokumentasian
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 69 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaraan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis;
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Kabupaten dan Kota;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Tahun 2015;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah
Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.
18. Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 13 Tahun 2018 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupetn Muara Enim Tahun 2018 – 2038;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Muara Enim Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Muara Enim Tahun 2018-2023;
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, tujuan, manfaat, sasaran, dasar hukum, ruang
lingkup mencakup lingkup wilayah kajian dan lingkup pekerjaan, serta
sistematika pembahasan.
Bab ini berisi hasil identifikasi pemangku kepentingan dan daftar isu
pembangunan berkelanjutan.
Prinsip KLHS yang sesuai dengan kondisi Indonesua adalah prinsip Sadler dan
Verheem (1996) yang memperlihatkan bahwa KLHS bukanlah studi yang konvensional
seperti yang kita kenal. Prinsip yang dimaksud adalah:
Therievel et.al. (2004) menyatakan bahwa KLHS adalah proses yang menyeluruh,
sistematis dan terencana untuk menilai pengaruh terhadap lingkungan akibat dari
kebijakan, rencana, program dan lain-lain termasuk dokumen yang memuat temuan
evaluasi dan dipakai untuk menghasilkan keputusan yang memiliki akuntabilitas pubik.
KLHS merupakan alat untuk memperbaiki aksi-aksi strategis, meningkatkan partisipasi
stakeholder lainnya dalam penngambilan keputusan, fokus pada hambatan utama
keberlanjutan, membantu mengidentifikasi pilihan terbaik, meminimalkan dampak
negatif serta meningkatkan dampak positif.
Kaidah terpenting KLHS dalam perencanaan tata ruang adalah pelaksanaan yang
bersifat partisipatif dan sedapat mungkin didasarkan pada keinginian sendiri untuk
memperbaiki mutu KRP tata ruang agar keseluruhan proses bersifat lebih efisien dan
efektif (Eddy, H.T, 2015).
KLHS bermanfaat untuk memfasilitasi dan menjadi media proses belajar bersama
antar pelaku pembangunan, dimana seluruh pihak yang terkait penyusunan dan
evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program yang dapat secara aktif mendiskusikan
seberapa jauh substansi kebijakan, rencana dan/atau program yang dirumuskan telah
mempertimbangkan prisip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Melalui proses KLHS,
diharapkan pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan dan evaluasi kebijakan,
rencana dan/atau program dapat mengetahui dan memahami pentingnya menerapkan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam setiap penyusunan dan evaluasi
kebijakan, rencana dan/atau program. Sedangkan Fischer (1999) menyatakan bahwa
manfaat KLHS adalah:
Secara umum dalam PP No.46 tahun 2016 tentang tata cara penyelenggaraan
klhs telah memiliki beberaoa elemen dalam konsep pembangunan berkelanjutan yang
perlu di telaah dalam batang tubug peraturan tersebut karena tidak dicantumkan
secara eksplisit. Elemen dari konsep pembangunan berkelanjutan yang terdapat pada
PP No. 46 tahun 2016 adalah:
1. Prinsip Integrasi
Prinsip ini merupakan komitmen untuk mengintegrasikan pertimbangan
lingkungan ke dalam pembangunan dan memperhatikan kebutuhan akan
pembanunan ekonomi dan sosial dalam penyusunan kewajiban lingkungan. Hal
tersebut secara tegas tercantum dalam Pasal 2 ayat (1) PP No.46 tahun 2016
yang berbunyi bahwa Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib Membuat
KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
menjadi dasar integrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau KRP.
2. Prinsip Pemanfaatan Berkelanjutan
Dilihat dalam perspektif hukum, pemanfaatan berkelanjutan dimaknai sebagai
pemanfaatan sumber daya hayati dengan cara dan dalam laju pemanfaatan yang
dalam jangka panjang tidak akan mengarah pada penurunan keanekaragaman
hayati, sehingga mampu menjaga potensi sumber daya keanekaragaman hayati
untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan yang akan datang. Prinsip ini
diakomodir oleh Pasal 13 ayat (1) huruf d PP No.46 tahun 2016, dimana efisiensi
pemanfaatan sumber daya alam menjadi salah satu pertimbangan dalam
melakukan analisis materi muatan KRP pada tahap KLHS. Efisiensi yang
dimaksud adalah pemanfaatan sumber daya alam dalam tingkat yang optimal
sehingga dapat tetap melestarikan sumber daya alam beserta ekosistemnya,
pemanfaatan efisien ini diantaranya dapat berupa pencadangan sumber daya
alam untuk dikelola dalam jangka panjang dan waktu tertentu sesuai dengan
kebutuhan.
3. Prinsip Keadilan Intragenerasi
Keadilan antargenerasi merupakan keadilan yang ditujukan pada mereka yang
hidup dalam satu generasi dan berkatan dengan distribusi sumber daya secara
adil. Keadilan intragenerasi dilihat dari perspektif keadilan distributif dalam PP
No.46 tahun 2016 dinyatakan melalui adanya pertimbangan mengenai tingkat
dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok masyarakat
serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat. Pertimbangan ini
diperlukan dengan melihat kondisi ketidakadilan lingkungan yang merujuk pada
pembagian sumber daya alam dan pemanfaatan yang tidak merata, ataupun pada
pembagian resiko kerusakan lingkungan yang juga tidak seimbang.
Dilihat berdasarkan perspektif keadilan prosedural PP No.46 tahun 2016 juga
mengakomodir terciptanya keadilan intragenerasi. Keadilan prosedural
merupakan keadilan untuk memperoleh perlakuan yang sama dalam hal
mendapatkan perhatian dalam pengambilan keputusan politik terkait barang dan
kesempatan. Keadilan prosedural ini dinyatakan melalui pelibatan masyarakat
dan pemangku kepentingan dalam pembuatan KLHS yang diatur secara khusus.
4. Prinsip Keadilan Antargenerasi
Keadilan antargenerasi ini menekankan bahwa pebangunan yang dilakukan tidak
boleh menkompromikan kemampuan generasi berikutnya untuk memenuhi
kebutuhan mereka sendiri. Generasi saat ini bertanggungjawab atas kesatuan
lingkungan hidup dan juga memiliki hak untuk memanfaatkannya. PP No.46
tahun 2016 telah mengakomodir elemen keadilan antargenerasi dalam rumusan
pasalnya. Pada pasal 3 ayat (2) huruf a dinyatakan bahwa KRP yang berpotensi
menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup berupa kerusakan,
kemerosotan dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati adalah KRP yang
wajib memiliki KLHS.
Posisi KLHS berada pada relung pengambilan keputusan, sehingga tidak ada
mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam perencanaan
tata ruang yang menjadikan KLHS bersifat khusus bagi masing-masing hirarki (Eddy,
H.T, 2015).
Selain itu KLHS dianggap penting dalam penataan ruang karena degradasi
kualitas lingkungan hidup terkait erat dengan masalah perumusan kebijakan, rencana
dan/atau program pembangunan yang tidak ramah lingkungan. Sebagai suatu
instrumen pengelolaan lingkungan hidup implementasi KLHS adalah pada proses
pengambilan keputusan perencanaan pembangunan, dalam hal ini difokuskan pada
perencanaan tata ruang (Eddy, H.T, 2015).
2.3.1. Persiapan
Pada tahap persiapan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Indramayu mengadakan rapat untuk melakukan identifikasi para pemangku
kepentingan dan menyusun Kelompok Kerja (Pokja) KLHS Kawsan Agropolitan
Semendo.
Identifikasi isu PB paling strategis dilakukan dengan cara menelaah hasil isu
pembangunan berkelanjutan dengan mempertimbangkan unsur-unsur pada Pasal 9
ayat (1) Peraturan Pemerintah No.46 tahun 2016 yaitu:
a. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan
(DDDT);
b. Perkiraan dampak atau risiko lingkunan hidup (dampak lingkungan hidup);
c. Kinerja layanan atau jasa ekosistem (jasa ekosistem);
d. Intensitas dan cakupan wilayah bencana alam (cakupan wilayah);
e. status mutu dan ketersediaan sumber daya alam;
f. ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
g. kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
h. tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok
masyarakat serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat;
i. risiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat;
j. ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional
yang dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat.
skoringdan total
Prioritas PB
Ranking Isu
Bobot
PP No. 46 Tahun 2017
Isu PB
No
Strategis
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
✓
1 .................. / X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X
✓
2 .................. / X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X
✓
3 .................. / X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X
✓
4 .................. / X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X
✓
5 .................. / X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X
✓
dst .................. / X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X ✓/ X
Keterangan:
1) kapasitas daya dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup untuk pembangunan;
2) perkiraan dampak dan risiko Lingkungan Hidup;
3) kinerja layanan atau jasa ekosistem;
4) intensitas dan cakupan wilayah bencana alam;
5) status mutu dan ketersediaan sumber daya alam;
6) ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
7) kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
8) tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok masyarakat serta
terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat;
9) risiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat;
10) ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang
dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat.
Identifikasi materi muatan KRP dilakukan dengan melakukan uji silang muatan-
muatan yang ada disusun dalam komponen-komponen materi serta pengaruhnya
dengan pertimbangan-pertimbangan berikut:
a. Perubahan Iklim
b. Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan biodiversity
c. Peningkatan intensitas & cakupan wilayah banjir, longsor, kekeringan, dan/atau
kebakaran hutan dan lahan
d. Penurunan mutu dan kelimpahan SDA
e. Peningkatan alih fungsi Kawasan Hutan dan/atau lahan
f. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat
g. Peningkatan resiko tehadap kesehatan dan keselamatan manusia
Isu PB Prioritas
Materi Muatan KRP
No Ket.
Berdampak LH Prioritas Prioritas Prioritas
Dst..
1 2 3
Kajian
✓ ✓ ✓ ✓
1 KRP 1 /X /X /X /X muatan
KLHS/tidak
Kajian
✓ ✓ ✓ ✓
2 KRP 2 /X /X /X /X muatan
KLHS/tidak
Kajian
✓ ✓ ✓ ✓
3 KRP 3 /X /X /X /X muatan
KLHS/tidak
✓ ✓ ✓ ✓ Kajian
4 Dst .... /X /X /X /X muatan
KLHS/tidak
Muatan KRP berdampak LH yang terkait dengan sebagian besar Isu PB Prioritas
yang kemudian akan dikaji mendalam pada tahap selanjutnya yaitu pada kajian muatan
atau kajian 6 (enam) muatan KLHS.
Tahap pengkajian muatan atau biasa disebut dengan Kajian 6 (enam) Muatan
KLHS merupakan inti kajian yang dilakukan dalam KLHS. Sebagaimana diatur dalam
Pasal 13 dari PP 46/2016, hasil analisis paling sedikit memuat kajian:
a. kapasitas daya dukung dan daya tampung Lingkungan Hidup untuk pembangunan;
b. perkiraan dampak dan risiko Lingkungan Hidup;
c. kinerja layanan atau jasa ekosistem;
d. efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;
e. tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
f. tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
Kajian muatan ini dilakukan pada masing-masing materi muatan KRP yang
didapatkan dari hasil tahapan Analisis Pengaruh. Penting dalam melakukan analisis
untuk memerhatikan lokus dan besaran untuk mendapatkan analisis yang lebih
bersifat kuantitatif. Penentuan lingkup, metode, teknik, dan kedalaman analisis kajian
muatan dilakukan berdasarkan:
a. peraturan perundangan;
b. keberadaan pedoman, acuan, standar, contoh praktek terbaik, dan informasi
tersedia yang diakui secara ilmiah;
c. keberadaan hasil penelitian yang akuntabel; dan/atau
d. kesepakatan antarahli.
Bentuk dari analisis kajian muatan KLHS dapat berbentuk sub bab tersendiri
maupun dalam tabel seperti pada tabel berikut:
a. usulan KRP lain yang relevan untuk disusun agar mendukung tercapainya tujuan
pembangunan berkelanjutan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
b. tindak lanjut yang relevan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.
2.3.11. Pendokumentasian
Dalam kajian ini data primer diperoleh melalui observasi lapangan dan
wawancara tidak terstruktur. Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data
kondisi wilayah kajian baik kondisi fisik maupun kondisi sosial ekonomi masyarakat
dan mengidentifikasi isu pembangunan berkelanjutan serta lokasi isu pembangunan
berkelanjutan. Wawancara dilakukan pada saat observasi lapangan dan identifikasi isu
dengan cara tidak terstruktur untuk memperoleh informasi lebih mendalam mengenai
kondisi wilayah kajian.
Selain data primer, pada kajian ini diperlukan data sekunder yang diperoleh dari
survey instansional. Instansi yang akan diperlukan datanya dalam kajian ini adalah:
2.5.1. Metode Analisis Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung untuk
Pengembangan
Daya tampung lingkungan hidup dapat diukur dari tingkat asimilasi media (ari,
tanah, udara) ketika menerima gangguan dari luar. Indikator yang digunakan dapat
berupa kombinasi antara beban pencemaran dengan kemampuan media
mempertahankan fungsinya sejalan dengan masuknya pencemaran tersebut.
Daya dukung dan daya tampung yang akan dikaji adalah klasifikasi kemampuan
lahan, perbandingan ketersediaan dan kebutuhan lahan serta perbandingan
ketersediaan dan kebutuhan air.
HARGA NILAI
N PRODUKSI
KOMODITAS SATUAN PRODUKSI
O (Pi)
(Hi) (Pi x Hi)
1 Padi dan palawija, antara
lain:
a. Padi
b. Jagung
2 Buah-buahan, antara lain:
a. Mangga
b. Jeruk
3 Sayur mayur, antara lain:
a. Padi
b. Jagung
4 Tanaman obat-obatan, antara
lain:
a. Jahe
b. Lengkuas
5 Produksi daging, antara lain:
a. Sapi
b. Kambing
6 Produksi telur, antara lain:
a. Ayamkampung
b. Ayamras
7 Poduksi susu, antara lain:
Sapi
8 Perikanan
9 Perkebunan, antara lain:
HARGA NILAI
N PRODUKSI
KOMODITAS SATUAN PRODUKSI
O (Pi)
(Hi) (Pi x Hi)
a. Kelapa
b. Kopi
10 Kehutanan, antara lain:
a. Kayu
b. Non kayu
TOTAL {Σ (Pi x Hi)}
No. DeskripsiPermukaan Ci
1 Kota, jalan aspal, atap genteng 0,7 – 0,9
2 Kawasan industri 0,5 – 0,9
3 Permukiman multi unit, pertokoan 0,6- 0,7
4 Kompleks perumahan 0,4 – 0,6
5 Villa 0,3 – 0,5
6 Taman, pemakaman 0,1 – 0,3
7 Pekarangan tanah berat:
a. >7% 0,25 – 0,35
b. 2-7% 0,18 – 0,22
c. <2% 0,13 – 0,17
8 Pekarangan tanah ringan:
a. >7% 0,15 – 0,2
b. 2-7% 0,10 – 0,15
c. <2% 0,05 – 0,10
9 Lahan berat 0,40
10 Padang rumput 0,35
11 Lahan budidaya pertanian 0,30
12 Hutan poduksi 0,18
Untuk memudahkan, penghitungan koefisien limpasan tertimbang dapat
menggunakan tabel berikut:
KoefisienLimpasan LuasLahan
No. DeskripsiPermukaan (CixAi)
(Ci) (Ai)
1 Kota, jalan aspal, atap genteng 0,7 – 0,9
2 Kawasan industri 0,5 – 0,9
Permukiman multi unit,
3 0,6- 0,7
pertokoan
4 Kompleks perumahan 0,4 – 0,6
5 Villa 0,3 – 0,5
6 Taman, pemakaman 0,1 – 0,3
Pekarangan tanah berat:
d. >7% 0,25 – 0,35
7
e. 2-7% 0,18 – 0,22
f. <2% 0,13 – 0,17
Pekarangan tanah ringan:
d. >7% 0,15 – 0,2
8
e. 2-7% 0,10 – 0,15
f. <2% 0,05 – 0,10
9 Lahanberat 0,40
10 Padang rumput 0,35
11 Lahan budidaya pertanian 0,30
12 Hutan poduksi 0,18
∑(Ai) ∑(CixAi)
∑(CixAi) /
C (kefisienlimpasanterimbang)
∑(Ai)
Tabel 2. 11 Air Virtual (Kebutuhan Air untuk Menghasilkan Satu Satuan Produk)
Kajian ini mengukur besar dan pentingnya dampak dan/atau risiko suatu
kebijakan, rencana dan/atau program terhadap perubahan-perubahan lingkungan
idup dan kelompok masyarakat yang terkena dampak dan/atau risiko.
Analisis risiko dan dampak lingkungan dilakukan dengan mengukur besar dan
pentingnya dampak dan/atau risiko suatu kebijakan, rencana dan/atau program
terhadap perubahan-perubahan lingkungan hidup dan kelompok masyrakat yang
terkena dampak dan/atau risiko.
Sumber daya alam sebagai salah satu modal dasar pembangunan harus
dimanfaatkan sepenuhnya dengan cara yang tidak merusak. Oleh karena itu,
pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara efisien. Apalagi di negara
berkembang, terdapat cukup banyak hambatan dalam proses pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam tersebut.
Metode ini mengukur tingkat optimal pemanfaatan sumber daya alam yang dapat
dijamin keberlanjutannya, dilakukan dengan cara:
a. Mengkaji kerentanan dan risiko perubahan iklim sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
b. Menyusun pilihan adaptasi perubahan iklim
c. Menentukan prioritas pilihan adaptasi
Sebelah Utara : Kota Palembang, Kabupaten Musi dan Penukal Abab Lemang Ilir
Sebelah Selatan : Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ulu Selatan
Sebelah Timur : Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kota
Prabumulih
Kabupaten Muara Enim terbagi menjadi 20 Kecamatan dengan 245 desa definitf
dan 10 kelurahan. Kecamatan terluas di wilayah Kabupaten Muara Enim adalah
Kecamatan Rambang Dangku dengan luas 773,33 Km 2 dan wilayah Kecamatan yang
terkecil adalah Kecamatan Lembak dengan luas 101,44 Km 2. Untuk perincian luas
wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Muara Enim dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3. 1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Muara Enim Tahun 2018
Gambar 3. 1 Grafik Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Muara enim Tahun
2018
Gunung Megang
Gelumbang
Muara Belida
Rambang
Belimbing
Rambang Dangku
Lawang Kidul
Sungai Rotan
Muara Enim
Lubai
Semendo Darat Ulu
Semendo Darat Tengah
Lubai Ulu
Semendo Darat Laut
Benakat
Ujan Mas
Belide Darat
Lembak
Kelakar
Luas Area
No Jenis Tanah 2 Persentase Kecamatan
Km
(%)
Tanjung Agung, Muara Enim, Gelumbang,
1 Alluvial 1757,73 23,49 Kelekar, Lembak, Belide Darat dan Sungai
Rotan.
Semendo Darat Laut, Semendo Darat
2 Regosol 240,04 3,21
Tengah, Semendo Darat Laut Ulu
Tanjung Agung, Muara Enim, Gelumbang,
3 Podsolik Merah Kuning 3238,49 43,28 Lawang Kidul, Kelekar, Belide Darat dan
Lembak
Tanjung Agung, Lawang Kidul, Semendo
4 Latosol 689,33 9,33 Darat Laut, Semendo Darat Tengah,
Semendo Darat Ulu
Tanjung Agung, Lawang Kidul, Semendo
5 Andosol 506,38 6,77 Darat Laut, Semendo Darat Tengah,
Semendo Darat Ulu
Gelumbang, Kelekar, Lembak, Belide
6 Asosiasi Gley 413,46 5,53
Darat dan Sungai Rotan
Asosiasi Latosol dan Tanjung Agung, Lawang Kidul
7 53,93 0,72
Litosol
Asosiasi Podsolik Gelumbang, Kelekar, Belide Darat,
8 486,59 6,50
Cokelat KeMuara Enim Lembak, Sungai Rotan, dan Muara Belida
Komplek Podsolik dan Semendo Darat Laut, Semendo Darat
9 87,75 1,17
Latosol Tengah, Semendo Darat Ulu
3.1.4. Klimatologi
Kabupaten Muara Enim memiliku rata-rata curah hujan yang bervariasi antara
33,38mm – 204,22mm sepanjang tahun 2018. Bulan dengan curah hujan paling banyak
terjadi pada bulan maret, perincian curah hujan setiap bulan pada tahun 2018 dapat
dilihat pada tabel berikut:
Gambar 3.4 Peta Geologi Kabupaten Muara Enim
Tabel 3. 4 Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Kecamatan di Kabupaten Muara Enim
Tahun 2018
Total Rata-rata
No. Kecamatan
Curah Hujan Hari Hujan Curah Hujan Hari Hujan
1. Semendo Darat Laut 3.053,30 189 254,44 15,75
2. Semendo Darat Ulu 1.947,00 123 162,25 10,25
Semendo Darat
3. 593,00 62 49,42 5,17
Tengah
4. Tanjung Agung - - - -
5. Lawang Kidul - - - -
6. Muara Enim 1.856,33 138 154,69 11,5
7. Ujan Mas 1.694,00 104 141,17 8,67
8. Gunung Megang 250,00 15 20,83 1,25
9. Belimbing - - - -
10. Benakat - - - -
11. Rambang Niru 2.110,00 102 175,83 8,5
12. Rambang 2.884,50 149 240,38 12,42
13. Lubai - - - -
14. Lubai Ulu - - - -
15. Sungai Rotan - - - -
16. Lembak - - - -
17. Belide Darat - - - -
18. Kelekar 1.333,40 74 121,22 6,73
19. Muara Belida - - - -
20. Gelumbang - - - -
21. Panang Enim - - - -
22. Empat Petulai Dangku - - - -
Kabupaten Muara Enim 15.721,53 956,00 1.320,23 80,23
Sumber: Kabupaten Muara Enim Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Pemanfatan lahan di Muara Enim terbagi menjadi 2 (dua) kelompok besar, yaitu
Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Kawasan lindung adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya
bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan ini pada dasarnya
merupakan kawasan yang berdasarkan analisis daya dukung mempunyai keterbatasan
untuk dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria
(lereng, jenis tanah, curah hujan, ketingian; serta zona bahaya gunung api, zona
kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat tingi).
Tabel 3. 5 Luas Penggunaan Lahan (Ha) Menurut Kecamatan di Kabupaten Muara Enim
Tahun 2017
Kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Muara Enim terdiri dari kawasan
rawan tanah longsor dan kawasan rawan banjir. Adapun wilayah yang termasuk ke
dalam kawasan rawan tanah longsor adalah Kecamatan Semendo Darat Ulu pada
kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan
dengan kemiringan lereng lebih dari atau sama dengan 40 persen.
Selain itu wilayah yang masuk ke dalam kawasan rawan tanah longsor adalah
Kecamatan Semendo Darat Laut pada kawasan berbukit dan perbukitan dengan
struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan dengan kemiringan lereng lebih dari
atau sama dengan 40 persen. Serta Kecamatan Tanjung Agung pada kawasan bukit dan
perbukitan dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan dengan kemiringan
lereng lebih dari atau sama dengan 40 persen.
Jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim pada tahun 2019 tercatat sejumlah
580.610 jiwa. Jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya, yaitu dimana pada tahun 2018 jumlah penduduk 627.818 jiwa dengan
Kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi pada tahun 2019 adalah
Kecamatan Muara Enim 397 jiwa/km². Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan
jumlah penduduk disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3. 6 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupate Muara Enim Tahun 2015-
2019
N
Kecamatan 2015 2016 2017 2018 2019
o
1 Semendo Darat Laut 13.256 13.430 13.791 13.584 13.850
2 Semendo Darat Ulu 16.403 16.623 17.007 16.885 15.820
3 Semendo Darat Tengah 10.064 10.203 10.463 10.390 10.420
4 Tanjung Agung 38.683 39.255 40.319 39.769 28.030
5 Panang Enim - - - - 13.180
6 Rambang 29.838 30.891 31.231 31.942 26.040
7 Lubai 27.983 29.742 29.702 31.561 24.030
8 Lubai Ulu 32.729 34.787 34.740 36.914 30.160
9 Lawang Kidul 65.812 67.278 68.711 68.542 70.210
N
Kecamatan 2015 2016 2017 2018 2019
o
10 Muara Enim 68.063 71.237 71.772 74.212 70.310
11 Ujan Mas 24.460 25.033 25.500 25.552 24.880
12 Gunung Megang 35.283 36.221 36.816 37.202 32.690
13 Benakat 9.019 9.111 9.332 9.207 9.140
14 Belimbing 24.888 25.550 25.969 26.241 23.470
15 Rambang Niru - - - - 31.930
16 Empat Petulai Dangku - - - - 18.530
17 Rambang dangku 51.842 52.383 53.735 52.970 -
18 Gelumbang 60.536 63.829 64.083 67.008 58.850
19 Lembak 20.442 21.218 21.450 21.956 18.810
20 Sungai Rotan 30.446 30.602 31.451 30.734 29.520
21 Muara Belida 7.739 7.815 8.037 7.870 7.620
22 Kelekar 10.275 10.684 10.787 11.087 10.290
23 Belide Darat 13.213 13.715 13.865 14.192 12.810
Jumlah 590.974 609.607 618.761 627.818 580.610
Sumber: Kabupaten Muara Enim Dalam Angka Tahun 2016-2020, BPS
Nilai PDRB Kabupaten Muara Enim pada Tahun 2007 atas dasar harga konstan
sebesar Rp. 7,400 trilyun Kontribusi sektor-sektor usaha dalam PDRB Kabupaten
Muara Enim didominasi sektor-sektor primer dan sekunder, yang secara berurutan
oleh sektor pertambangan (55,67%) dan sektor pertanian (18.97%).
Tabel 3. 8 PDRB Kabupaten Muara Enim Atas Dasar Harga Konstan (dalam Jutaan
Rupiah) Tahun 2015-2019
A.Pertanian,
Kehutanan, dan 3929792.3 4095065.8 4227881.7 4322304.2 4440836.9
Perikanan
B.Pertambangan dan 17923289.8 19204963.5 20782107.8 23102639.6 24940079
Penggalian
C.Industri 3892772.5 4112134 4335635.4 4611053.7 4951996.2
Pengolahan
D. Pengadaan 28660.6 37601.7 40063.9 46305.4 50828.5
Listrik dan Gas
E.Pengadaan Air,
Pengelolaan 6782.5 7473.7 7969.9 8700 9286.3
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang
F. Konstruksi 1570391.3 1703403.4 1855927.7 1956890.2 2053756.2
G.Perdagangan Besar
dan Eceran; 1566272.7 1733005.9 1904651.3 2076052.8 2264609.7
Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
H. Transportasi dan 329188 350011 378761.4 407664.8 440963.8
Pergudangan
I. Penyediaan
Akomodasi dan 124986.3 139031.8 150546.3 165598.3 185431.5
Makan Minum
PDRB Atas Dasar Harga Konstan menurut Lapangan Usaha (Juta
Kategori/Lapangan Rupiah)
Usaha
2015 2016 2017 2018 2019
M, N. Jasa
4230.9 4517.4 4877.2 5270.6 5648
Perusahaan
O. Administrasi
Pemerintahan,
493231.2 512678.6 533801 551736.7 565861.2
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Q. Jasa Kesehatan
132122.1 136812.4 141221.6 146842.2 152936.1
dan Kegiatan Sosial
Produk Domestik
31254503.4 33372447.5 35761989.2 38863927.2 41593563
Regional Bruto
Produk Domestik
Regional Bruto 27484389.2 29561691.5 31958092.5 35068500.7 37537049
Tanpa Migas
3.1.9. Kesehatan
Tabel 3. 9 Jumlah Kasusu 10 Penyakit Terbanyak di Kabupaten Muara Enim Tahun 2018
N
Jenis Penyakit Banyaknya Kasus
o
Infeksi Saluran Pernafasan Bagian
1 44.885
Atas (ISPA)
2 Diare 9.598
3 Penyakit Darah Tinggi 14.550
4 Penyakit Kulit Alergi 7.073
5 Penyakit Kulit Infeksi 4.711
6 Demam Tifoid dan Paratifoid 2.971
7 Tonsilitis 2.806
8 Malaria 2.660
9 Bronkhitis 1.217
10 Tuberculosis 1.089
11 Penyakit Lainnya 60.603
Total 152.163
Sumber: Kabupaten Muara Enim Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Kecamatan Semendo Darat Ulu terletak di bagian tenggara paling ujung dari
Kabupaten Muara Enim dengan luas wilayah 426,64 Km 2. Batas-batas wilayah
kecamatan ini adalah :
Wilayah Kecamatan Semendo Darat Ulu terdiri atas 10 desa, yaitu: desa Segamit,
desa Siring Agung, desa Aremantai, desa Pajar Bulan, desa Tanjung Agung, desa Datar
Lebar, desa Cahaya Alam, desa Tanjung Tiga, desa Pelakat, dan desa Danau Gerak..
Ibukota kecamatannya adalah desa Pajar Bulan yang berjarak sekitar 107 kilometer
dari kota Muara Enim yang merupakan ibu kota kabupaten.
Dari sepuluh desa tersebut, semua desa sudah menjadi desa definitif dan ada
sebanyak 38 dusun dalam lingkup kecamatan ini. Jumlah dusun terbanyak berada di
desa Pajar Bulan yaitu sebanyak 6 dusun sedangkan jumlah dusun paling sedikit
berada di desa Siring Agung yaitu hanya terdiri atas 2 (dua) dusun saja.
Tabel 3. 10 Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Semendo Darat Ulu Tahun
2018
Gambar 3. 8 Diagram Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Semendo Darat Ulu
Tahun 2018
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Ulu Dalam Angka Tahun 2019, BPS
3.2.2. Topografi
Kondisi topografis pada umumnya berbukit, dengan ketinggian lebih dari 700
meter dari permukaan laut.
Ketinggian (mdpl)
No Nama Desa
< 600 601 - 700 > 700
1 Segamit ─ ─ √
2 Siring Agung ─ ─ √
3 Aremantai ─ ─ √
4 Pajar Bulan ─ ─ √
5 Tanjung Agung ─ ─ √
6 Datar Lebar ─ ─ √
7 Cahaya Alam ─ ─ √
8 Tanjung Tiga ─ ─ √
Ketinggian (mdpl)
No Nama Desa
< 600 601 - 700 > 700
9 Pelakat ─ ─ √
10 Danau Gerak ─ ─ √
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Ulu Dalam Angka Tahun 2019, BPS
3.2.3. Klimatologi
Kecamatan Semendo Darat Ulu terletak di daerah dataran tinggi yang tergabung
ke dalam rangkaian pegunungan bukit barisan, berhawa sejuk dengan curah hujan
cukup tinggi.
Luas wilayah kecamatan ini sekitar 1.828 Ha berupa area persawahan irigasi dan
39.761 Ha merupakan lahan pertanian bukan persawahan. Sebanyak 6,5% dari seluruh
luas kecamatan merupakan lahan bukan sawah dan terdapat lahan yang tidak
diusahakan seluas 1.065Ha. Untuk melihat perincian penggunaan lahan setiap tahun di
Kecamatan Semendo Darat Ulu dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 12 Penggunaan Lahan (Ha) di Kecamatan Semendo Darat Ulu Tahun 2014-2018
Jumlah penduduk Kecamatan Semendo Darat Ulu pada tahun 2018 sebanyak
16.885 jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak terdapat di Desa Segamit dengan
jumlah penduduk sebanyak 3.114 jiwa dan desa terpadat yaitu Desa Danau Gerak
dengan tingkat kepadatan 225jiwa/Km 2. Tabel berikut merincikan jumlah penduduk
dan kepadatan penduduk menurut desa di Kecamatan Semendo Darat Ulu.
Tabel 3. 13 Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Semendo Darat Ulu Tahun
2015-2018
Jumlah Penduduk
Desa
2015 2016 2017 2018
Segamit 3.025 3.065 3.136 3.114
Cahaya Alam 613 2.030 2.077 2.062
Tanjung Tiga 2.837 1.502 1.537 1.526
Tanjung
Agung 2.716 1.389 1.421 1.411
Datar Lebar 1.371 943 965 958
Siring Agung 930 621 636 631
Aremantai 2.007 2.875 2.942 2.921
Pajar Bulan 1.482 2.753 2.816 2.796
Pelakat 661 670 685 680
Danau Gerak 764 774 792 786
Jumlah 16.406 16.622 17.007 16.885
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Ulu Dalam Angka Tahun 2016-2019, BPS
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Ulu Dalam Angka Tahun 2016-2019, BPS
Segamit
Cahaya Alam
17% Tanjung Tiga
Tanjung Agung
32%
Datar Lebar
9% Siring Agung
Aremantai
8% Pajar Bulan
2%
6% Pelakat
11%
9% 3%3% Danau Gerak
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Ulu Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Tahun 2018 terjadi kenaika produksi padi dari total 9.662,49 ton menjadi
9.825,81ton. Sedangkan untuk produksi palawija dan buah-buahan terjadi penurunan.
Selain itu perkebunan di wilayah Kecamatan Semendo Darat Ulu terdapat beberapa
jenis tanaman seperti jagung, ketela dan kacang tanah. Untuk melihat perincian luas
panen dan hasil panen di Kecamatan Semendo Darat Ulu dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3. 15 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi di Kecamatan Semendo Darat
Ulu Tahun 2017-2018
2017 2018
Jenis Luas Panen Produksi Rata-rata Luas Panen Produksi Rata-rata
(Ha) (ton) (kw/Ha) (Ha) (ton) (kw/Ha)
Padi Sawah 1.858 9.662,49 104,59 1.879 9.569,01 101,29
2017 2018
Jenis Luas Panen Produksi Rata-rata Luas Panen Produksi Rata-rata
(Ha) (ton) (kw/Ha) (Ha) (ton) (kw/Ha)
Kopi 2.941 2.986 - 2.941 2.986 -
Jagung 1 5,5 55 1 4,3 43
Ketela Pohon 2 64,4 322 1 32,2 322
Ketela Rambat 3 31,5 105 1 17,71 177,1
Kacang Tanah 1 1,05 10,48 0 0 0
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Ulu Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Tabel 3. 16 Luas Panen dan Produksi Buah dan Sayur di Kecamatan Semendo Darat Ulu
Tahun 2017-2018
2017 2018
Jenis Tanaman Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
Buah-Buahan
Alpukat 22,1 44,2 22,1 49
Durian 5,05 35035 0 0
Mangga 0,65 1,3 0 0
Pisang 0,5 12,55 2 10
Nangka 0,2 0,9 0,1 10
Jambu Biji 0,03 0,12 0,03 0,4
Pepaya 0,01 0,3 0,01 0,4
Lainnya 0,51 7,55 0,51 1,1
Sayuran
Kubis 25 126 23 135
Kentang 17 255 13 121
Tomat 22 420,8 23 246,5
Bawang Daun 20 53 13 46,5
Kacang Merah 5 5,2 5 3,6
Buncis 11 27,3 16 31,7
Cabai 61 547,6 41 294,8
Lainnya 48 168,9 39 140,7
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Ulu Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Populasi (ekor)
Jenis Ternak
2017 2018
Sapi 237 131
Kerbau 235 395
Kuda 3 4
Kambing 551 1.449
Domba - 12
Ayam Kampung 10.533 655
Itik 4.102 1.377
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Ulu Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Kecamatan Semendo Darat Tengah terletak di bagian tenggara paling ujung dari
Kabupaten Muara Enim dengan luas wilayah 302,24 km 2. Batas-batas wilayah
kecamatan ini adalah :
Wilayah Kecamatan Semendo Darat Tengah terdiri atas 12 desa definitif, yaitu :
desa Gunung Agung, desa Kota Padang, desa Tenam Bungkuk, desa Tanjung Raya, desa
Muara Tenang, desa Seri Tanjung, desa Tebing Abang, desa Batu Surau, desa Rekimai
Jaya, desa Palak Tanah, dan desa Kota Agung, dan desa Swarna Dwipa. Ibukota
kecamatannya adalah desa Seri Tanjung yang berjarak ± 99 km dari kota Muara Enim
yang merupakan ibu kota kabupaten. Dari dua belas desa tersebut, Kecamatan
Semendo Darat Tengah mempunyai 34 dusun. Jumlah dusun terbanyak berada di desa
Gunung Agung yaitu sebanyak 5 (lima) dusun.
Tabel 3. 18 Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Semendo Darat Tengan Tahun
2018
Gambar 3. 11 Diagram Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Semendo Darat Tengah
Tahun 2018
Rekimai Jaya
5%
Tanjung Raya
11%
Batu Surau
10%
Tebing Abang Muara Tenang
6% Seri Tanjung 10%
6%
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Tengah Dalam Angka Tahun 2019, BPS
3.3.2. Topografi
Tabel 3. 19 Ketinggian Wilayah Menurut Desa di Kec. Semendo Darat Tengah Tahun 2018
Ketinggian (mdpl)
No Nama Desa
< 600 601 - 700 > 700
1 Seri Tanjung ─ ─ √
2 Muara Tenang ─ ─ √
3 Tebing Abang ─ ─ √
Ketinggian (mdpl)
No Nama Desa
< 600 601 - 700 > 700
4 Rekimai Jaya ─ ─ √
5 Gunung Agung ─ ─ √
6 Palak Tanah ─ ─ √
7 Batu Surau ─ ─ √
8 Kota Agung ─ ─ √
9 Kota Padang ─ ─ √
10 Tanjung Raya ─ ─ √
11 Tenam Bungkuk ─ ─ √
12 Swarna Dwipa ─ ─ √
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Tengah Dalam Angka Tahun 2019, BPS
3.3.3. Klimatologi
Tabel 3. 20 Curah dan Hari Hujan di Kecamatan Semendo Darat Tengah Tahun 2018
Dari luas wilayah di kecamatan ini, yaitu sekitar.302,24 km2, tersedia sekitar
1.219 Ha lahan berupa areal persawahan irigasi atau lahan sawah. Dan sekitar 29.005
Ha tersedia lahan bukan sawah, yaitu yang masih berupa hutan rakyat dan ditanami
pohon sekitar 5.655 Ha, yang dijadikan lahan perkebunan yaitu sekitar 2.545 Ha atau
hanya 8,4 persen dari seluruh luas lahan yang ada. Selain itu, lahan bukan sawah yang
masih belum diusahakan yaitu seluas 2.200 Ha atau sekitar 7,2 persen. Sisanya
diperuntukkan untuk bangunan seluas 1.642 Ha, tegal/huma/kebun/ladang sekitar
460 Ha, untuk penggunaan lainnya sekitar 16.503 Ha yang terdiri dari tambak, kolam,
empang, hutan negara, dan lain-lain.
Tabel 3. 21 Luas Penggunaan Lahan di Kec. Semendo Darat Tengah Tahun 2014-2018
Jumlah penduduk Kecamatan Semendo Darat Tengah pada tahun 2018 sebanyak
10.390 jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak dan desa terpadat terdapat di Desa
Gunung Agung dengan jumlah penduduk sebanyak 1.686 jiwa dan tingkat kepadatan
56jiwa/Km2. Perincian jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Semendo Darat Tengah
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 22 Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kec. Semendo Darat Tengah Tahun 2017-
2018
Jumlah Penduduk
Desa
2017 2018
Gunung Agung 1.698 1.686
Kota Padang 566 562
Tenam Bungkuk 991 985
Tanjung Raya 1.119 1.112
Muara Terang 803 798
Seri Tanjung 349 347
Tebing Abang 659 654
Batu Surau 554 550
Rekimai Jaya 755 750
Palak Tanah 1.166 1.158
Kota Agung 1.065 1.058
Swarna Dwipa 736 731
Jumlah 10.463 10.390
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Tengah Dalam Angka Tahun 2018-2019, BPS
Tabel 3. 23 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kec. Semendo Darat
Tengah Tahun 2018
Jumlah Penduduk
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0
2017 2018
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Tengah Dalam Angka Tahun 2018-2019, BPS
Gambar 3. 13 Grafik Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Semendo Darat
Tengah Tahun 2018
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Tengah Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Pada tahun 2018 terjadi penurunan produksi padi menjadi 250,37 ton yang
sebelumnya pada tahun 2016 adalah sebanyak 5.075,92. Pada komoditi buah dan
sayuran terjadi kenaikan produksi. Selain itu untuk perkebunan komoditi kopi
mengalami kenaikan. Perincian produksi pertanian dan perkebunan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3. 24 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Panen di Kecamatan Semendo Darat
Tengah Tahun 2014-2018
2017 2018
Jenis Luas Panen Produksi Rata-rata Luas Panen Produksi Rata-rata
(Ha) (ton) (kw/Ha) (Ha) (ton) (kw/Ha)
Padi Sawah 1.248 6.490,15 104,60 1.576 8.025,86 101,37
Kopi 2.370 2.716 - 2.370 2.816 -
Jagung 2 11 55 2 8,6 43
Ketela Pohon 4 129,6 324 0 0 0
Ketela Rambat 2 21 105 2 35,42 177,1
Kacang Tanah 1 1,05 10,48 0 0 0
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Tengah Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Tabel 3. 25 Luas Panen dan Produksi Buah dan Syaur di Kecamatan Semendo Darat
Tengah Tahun 2017-2018
2017 2018
Jenis Tanaman Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
Buah-Buahan
Alpukat 0,27 0,54 - -
Pepaya 0,05 3,07 0,05 24,2
Durian 2 14 0,31 2
Pisang 0,06 1,51 0,37 10
Nangka 0,3 1,35 1,82 35,2
Lainnya 0,47 5,92 1,24 2,22
Sayuran
Cabai 105 1.091,9 113 1.509,3
Labu Siam - - 1 12.2
Terung - - 3 39,3
Buncis 5 4,1 5 48,9
Kubis 3 2 14 78,4
Kentang 3 45 5 70
Tomat 14 230,1 32 660
Kacang Merah 1 3 2 24
Kacang Panjang 1 0,5 2 41,7
Bawang Daun 6 6 19 182,2
Lainnya 20 61,5 4 471,1
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Tengah Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Tabel 3. 26 Jumlah Populasi Ternak di Kec. Semendo Darat Tengah Tahun 2017-2018
Populasi (ekor)
Jenis Ternak
2017 2018
Sapi 137 138
Kerbau 103 104
Kambing 245 1.060
Domba 655 703
Populasi (ekor)
Jenis Ternak
2017 2018
Ayam Kampung 8.479 13.710
Itik 5.490 8.802
Jumlah 15.109 24.517
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Tengah Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Ibu kota Kecamatan Semendo Darat Laut berada di Desa Pulau Panggung,
berjarak sekitar 92 kilometer (Km) dari Kota Muara Enim, ibukota Kabupaten Muara
Enim. Jarak desa terjauh dari ibu kota kecamatan Semendo Darat Laut yaitu Desa
Tanah Abang, Dsa Perapau, dan desa Pagar Agun dengan perkiraan jarak sekitar 14 KM
dari desa masing-masing tersebut ke Ibu Kota Kecamatan SDL di Desa Pulang
Panggung. Wilayah Kecamatan Semendo Darat Laut terdiri atas 10 desa definitif, yaitu :
desa Penindaian, desa Babatan, desa Muara Dua, desa Pulau Panggung, desa Muara
Danau, desa Penyandingan, desa Tanah Abang, desa Karya Nyata, desa Pagar Agung,
dan desa Perapau. Dari sepuluh desa tersebut, Kecamatan Semendo Darat Laut
mempunyai 35 dusun. Jumlah dusun terbanyak berada di desa Penindaian desa
Babatan, dan desa Pulau Panggung yaitu sebanyak 6 dusun dan hamper rata-rata setiap
desa terdiri atas 3 (tiga) dusun.
Tabel 3. 27 Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Semendo Darat Laut Tahun 2018
1 Penindaian 80,32
2 Babatan 33,31
3 Muara Dua 21,55
4 Pulau Panggung 44,82
No Nama Desa Luas Wilayah (Km2)
Gambar 3. 14 Diagram Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Semendo Darat Laut
Tahun 2018
Perapau
Pagar Agung 4%
8%
Karya Nyata Penindaian
8% 30%
Tanah Abang
5%
Penyandingan
1%
Muara Danau
7%
Babatan
12%
Pulau Panggung
17% Muara Dua
8%
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Laut Dalam Angka Tahun 2019, BPS
3.4.2. Topografi
Tabel 3. 28 Ketinggian Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Semendo Darat Laut Tahun
2018
Ketinggian (mdpl)
No Nama Desa
< 600 601 - 700 > 700
1 Penindaian ─ ─ √
2 Babatan ─ ─ √
3 Muara Dua ─ √ ─
Ketinggian (mdpl)
No Nama Desa
< 600 601 - 700 > 700
4 Pulau Panggung ─ √ ─
5 Muara Danau ─ √ ─
6 Penyandingan ─ √ ─
7 Tanah Abang ─ √ ─
8 Karya Nyata ─ √ ─
9 Pagar Agung ─ √ ─
10 Perapau ─ √ ─
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Laut Dalam Angka Tahun 2019, BPS
3.4.3. Klimatologi
Kecamatan Semendo Darat Laut terletak di daerah dataran tinggi yang tergabung
ke dalam rangkaian pegunungan bukit barisan, berhawa sejuk dengan curah hujan
cukup tinggi.
Tabel 3. 29 Curah dan Hari Hujan di Kecamatan Semendo Darat Laut Tahun 2018
Sesuai letaknya yaitu di dataran tinggi rangkaian bukit barisan yang merupakan
kawasan hulu sungai, daerah ini mempunyai potensi air yang cukup untuk mengairi
areal persawahan. Namun demikian, potensi lahan kering tetap paling dominan,
sehingga dukungan lahan bukan sawah (lahan kering) menjadi sangat besar dalam
pengembangan usaha tani di daerah ini, yang kelak menghantarkan daerah ini menjadi
daerah perkebunan. Pada tahun 2018, dari luas pertanian 26.914 Ha sebagian besar
yaitu sekitar 25.255 Ha berupa lahan bukan sawah. Selebihnya sekitar 1.120 Ha berupa
lahan sawah. Dari luas lahan sawah tersebut seluruhnya berupa sawah beririgasi.
Potensi lahan kering, sebagian besar merupakan areal perkebunan seluas 11.240 Ha
dimanfaatkan sebagai areal perkebunan rakyat. Lahan bukan sawah lainnya yang
sementara tidak diusahakan berjumlah 1.040 Ha.
Tabel 3. 30 Luas Penggunaan Lahan di Kecamatan Semendo Darat Laut Tahun 2014-2018
Jumlah penduduk Kecamatan Semendo Darat Laut pada tahun 2018 sebanyak
13.584 jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak terdapat di Desa Pulau Panggung
dengan jumlah penduduk sebanyak 3.927 jiwa dan desa terpadat yaitu Desa
Penyandingan dengan tingkat kepadatan 280jiwa/Km 2. Perincian jumlah penduduk di
wilayah Kecamatan Semendo Darat Laut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 31 Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Semendo Darat Laut Tahun
2014-2018
Jumlah Penduduk
Desa
2.014 2015 2016 2017 2018
Penindaian 844 844 855 878 865
Babatan 2.119 2.119 2.147 2.204 2.171
Muara Dua 1.086 1.086 1.100 1.130 1.113
Pulau Panggung 3.832 3.832 3.882 3.986 3.927
Muara Danau 885 885 897 921 907
Penyandingan 1.071 1.071 1.085 1.114 1.098
Tanah Abang 1.273 1.273 1.290 1.324 1.304
Karya Nyata 995 995 1.008 1.035 1.020
Pagar Agung 677 677 685 704 693
Perapau 475 475 481 494 487
13.43
Jumlah 13.256 13.256 0 13.791 13.584
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Laut Dalam Angka Tahun 2015-2019, BPS
Tabel 3. 32 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Semendo Laut
Tahun 2018
Jumlah Penduduk Luas Kepadatan
Desa
(Jiwa) (km2) (jiwa/Km2)
Penindaian 865 80,32 11
Babatan 2.171 33,31 65
Muara Dua 1.113 21,55 52
Pulau Panggung 3.927 44,82 88
Muara Danau 907 18,61 49
Penyandingan 1.098 3,92 280
Tanah Abang 1.304 12,73 102
Karya Nyata 1.020 22,53 45
Pagar Agung 693 21,55 32
Perapau 487 9,80 50
Jumlah 13.585 269,14 50
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Laut Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Gambar 3. 15 Grafik Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Semendo Darat Laut
Tahun 2014-2018
Jumlah Penduduk
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
m ya sa an an
ya in
n De ai at
Ba La nd Ba
b
ni
Pe
8 80 12 121,5
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Laut Dalam Angka Tahun 2016-2019, BPS
Gambar 3. 16 Diagram Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kec. Semendo Darat Laut
Tahun 2018
Kepadatan Penduduk Menurut Desa (jiwa/Km2)
Penindaian
Babatan
1% Muara Dua
4%6% 8% Pulau Panggung
6% 7%
Muara Danau
13% 11% Penyandingan
Tanah Abang
6% Karya Nyata
Pagar Agung
36% Perapau
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Laut Dalam Angka Tahun 2019, BPS
2017 2018
Jenis
Luas Panen Produksi Rata-rata Luas Panen Produksi Rata-rata
Padi Sawah 2.120 68.213,69 119,99 1.995 11.948,86 119,71
Jagung 7 47,6 68 2 8,6 43
Ketela Pohon 2 64,4 322 1 32,2 322
Kelapa Sawit 5 - - 5 - -
Kopi 10.503,5 11.485 - 10.503,5 11.485 -
Karet 874 945 - 874 945 -
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Laut Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Tabel 3. 34 Luas Panen dan Produksi Buah dan Sayur di Kecamaan Semedo Darat Laut
Tahun 2017-2018
2017 2018
Jenis Tanaman Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
Buah-Buahan
Alpukat 76,24 152,48 58,85 244,9
Jeruk 1,21 6,07 1,19 31,8
Pepaya 0,19 11,24 0,34 13
Durian 203,41 1.423,87 37,71 113,1
Mangga 0,71 1,42 0,94 2,9
Jambu Biji 0,51 1,8 0,61 3,5
Pisang 0,06 1,48 0,13 2,1
Nangka 0,94 4,23 0,95 6,3
Lainnya 4,56 28,02 6,23 15,5
Sayuran
Tomat 3 67,50 3 130,00
Bawang Daun 1 10 3 29
Buncis 1 6 2 9,5
Kacang Panjang 2 10 2 4
Cabai 8 106,9 10 145
Lainnya 6 37 4 27,5
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Laut Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Populasi (ekor)
Jenis Ternak
2017 2018
Sapi 152 155
Kerbau 82 98
Kambing 838 1.274
Domba 28 28
Ayam Kampung 12.108 16.819
Itik 5.142 7.914
Jumlah 18.350 26.288
Sumber: Kecamatan Semendo Darat Laut Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Kecamatan Tanjung Agung terletak di bagian Barat Daya Kabupaten Muara Enim
dengan luas wilayah sebesar 86,64 km2 dimana jarak dari Ibukota Kecamatan ini ke
Ibukota Kabupaten Muara Enim ± 40 km, Kecamatan Tanjung Agung berbatasan
dengan:
Tabel 3. 36 Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Tanjung Agung Tahun 2018
3.5.2. Topografi
Tabel 3. 37 Ketinggian Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Tanjung Agung Tahun 2018
Ketinggian
No Desa/Kelurahan
< 500 501 - 700 > 700
1 Lubuk Nipis √ - -
2 Padang Bindu √ - -
3 Bedegung √ - -
4 Indramayu √ - -
5 Muara Meo √ - -
6 Pandan Dulang √ - -
7 Suka Raja √ - -
8 Tanjung Baru √ - -
9 Lambur √ - -
10 Lebak Budi √ - -
11 Pandan Enim √ - -
12 Paduraksa √ - -
13 Embawang √ - -
14 Pagar Dewa √ - -
15 Tanjung Bulan √ - -
16 Lesung Batu √ - -
17 Matas √ - -
18 Tanjung Agung √ - -
19 Tanjung Karangan √ - -
20 Seleman √ - -
21 Penyandingan √ - -
22 Tanjung Lalang √ - -
23 Pulau Panggung √ - -
24 Muara Emil √ - -
25 Sugih Waras √ - -
26 Pagar Jati √ - -
Sumber: Kecamatan Tanjung Agung Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Sesuai letaknya, yaitu di kaki rangkaian pegunungan Bukit Barisan, kawasan ini
mempunyai potensi air yang cukup. Selain memiliki beberapa sungai kecil, daerah ini
dilintasi oleh aliran Sungai Enim yang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Muara
Enim.
Pada tahun 2018, luas lahan bukan sawah sekitar 68.568 hektar dan luas lahan
sawah, sekitar 2.436 hektar, 89.74 persennya adalah sawah irigasi, selebihnya 250
hektar atau 10,26 persen berupa sawah tadah hujan. Untuk rincian lahan yang bukan
sawah, yang luasnya mencapai sekitar 68.568 hektar adalah sebagai berikut, 23.903
hektar adalah lahan perkebunan, 2.198 hektar lahan yang sementara tidak diusahakan,
5.700 hektar hutan rakyat, 3.500 hektar tegal/ladang/huma, 18.155 hektar luas
kolam,tebat, empang dan hutan negara dan 9 hektar lahan padang rumput. Sedangkan
untuk luas lahan bukan pertanian adalah 15.103 hektar yang mencakup perumahan
rakyat dan bangunan-bangunan pemerintahan.
Jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Agung pada tahun 2018 sebanyak 40.319
jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak terdapat di Desa Tanjung Agung dengan
jumlah penduduk sebanyak 5.380 jiwa dan desa terpadat yaitu Desa Pagar Dewa
dengan tingkat kepadatan 280jiwa/Km2. Perincian jumlah penduduk di wilayah
Kecamatan Tanjung Agung dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 39 Jumlah Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Tanjung Agung Tahun 2014-
2018
Jumlah Penduduk
Desa
2014 2015 2016 2017 2018
Lubuk Nipis 2.217 1.179 1.179 1.223 1.223
Padang Bindu 1.763 916 916 950 950
Bedegung 1.203 623 623 646 646
Indramayu 874 432 432 448 448
Muara Meo 1.080 563 563 584 584
Pandan Dulang 382 206 206 214 214
Suka Raja 609 321 321 333 333
Tanjung Baru 818 407 407 422 422
Lambur 993 514 514 533 533
Lebak Budi 2.395 1.247 1.247 1.293 1.293
Pandan Enim 2.115 1.102 1.102 1.142 1.142
Paduraksa 1.879 985 985 1.022 1.022
Embawang 1.088 562 562 583 583
Pagar Dewa 1.400 737 737 764 764
Tanjung Bulan 1.025 529 529 549 549
Lesung Batu 566 284 284 295 295
Matas 1.157 605 605 628 628
Tanjung Agung 5.160 2.629 2.629 2.726 2.726
Tanjung Karangan 1.895 991 991 1.028 1.028
Seleman 2.277 1.203 1.203 1248 1248
Penyandingan 1.386 721 721 748 748
Tanjung Lalang 1.228 629 629 652 652
Pulau Panggung 2.337 1.175 1.175 1.219 1.219
Muara Emil 1.955 1.027 1.027 1.065 1.065
Sugih Waras 467 231 231 240 240
Pagar Jati 414 203 203 211 211
Jumlah 38.683 20.025 20.025 20.766 20.766
Sumber: Kecamatan Tanjung Agung Dalam Angka Tahun 2015-2019, BPS
Tabel 3. 40 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Desa di Kecamatan Tanjung Agung
Tahun 2018
Jumlah Penduduk
18,000
16,000
14,000
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0
Tabel 3. 41 Luas Panen (Ha), Produksi (Ton) dan Rata-rata Produksi (Kw/Ha) di
Kecamatan Tanjung Agung Tahun 2017-2018
2017 2018
Jenis Luas Rata- Luas Rata-
Produksi Produksi
Panen rata Panen rata
Padi Sawah 4.315 22.243,26 102,34 5.091 30.547,27 119,49
Padi Ladang 1.073 3.366 31,37 195 429 22
Jagung 76 458,19 60,29 2 11,2 56
Ketela Pohon 48 1537,68 320,35 7 226,8 324
Ketela Rambat 10 101,45 101,45 0 0 0
Kopi 10.847,6 11.563 - 10.847,6 45.679,89 -
Karet 7.186 7.791 - 7.186 8.079 -
Kelapa Sawit 5.123,6 1.140 - 6.739,22 1.777.496 -
Sumber: Kecamatan Tanjung Agung Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Tabel 3. 42 Luas Panen dan Produksi Buah dan Sayur di Kecamatan Tanjung Agung
Tahun 2017-2018
2017 2018
Jenis Tanaman Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
Buah-Buahan
Alpukat 4,53 14,9 3,8 7,6
Jeruk 0,32 11,7 0,15 0,73
Duku 5,6 16,3 10 25
Pepaya 0,35 31 0 0
Durian 18,78 69,2 220 1.540
Mangga 5,6 17,9 1,12 2,24
Sawo 0,95 2,9 5,6 19,6
Jambu Biji 0,52 7,8 0,33 1,17
Nanas 0,01 4,6 0,01 0,56
Manggis 0,57 1,1 20 40
Pisang 0,57 19,2 0,56 14,06
Rambutan 2,7 23,4 0,73 4,53
Nangka 1,87 8,4 3 13,5
Lainnya 14,88 89,4 16,6 219,68
Sayuran
Cabai 36 215,00 10 50,00
Labu Siam 0 0 3 16,6
Terong 4 60 6 37,5
Buncis 1 30 0 0
Tomat 4 80 5 70
Kacang Panjang 5 24 9 30
Kangkung 8 80 12 121,5
Bayam 17 46 12 19,5
Lainnya 1 40 4 38
Sumber: Kecamatan Tanjung Agung Dalam Angka Tahun 2019, BPS
Tabel 3. 43 Jumlah Populasi Ternak Menurut Jenis di Kecamatan Tanjung Agung Tahun
2016 dan 2018
Populasi (ekor)
Jenis Ternak
2016 2018
Sapi 223 377
Kerbau 710 396
Kambing 5.845 1.945
Domba 450 364
Ayam Kampung 108.520 111.938
Ayam Ras Pedaging 1.114.000 355.000
Itik 15.370 15.469
Jumlah 1.245.118 485.489
Sumber: Kecamatan Tanjung Agung Dalam Angka Tahun 2019, BPS
BAB IV PEMANGKU KEPENTINGAN DAN ISU
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Tabel 4.1 Daftar Pemangku Kepentingan KLHS RDTR Kawasan Agropolitan Semende
Pembuat keputusan dan/atau Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
penyusun RDTR Kawasan Muara Enim
Agropolitan Semendo
ISU
NO PEMBANGUNAN FAKTOR PENYEBAB DAMPAK LOKASI
BERKELANJUTAN
A. LINGKUNGAN
1 Rawan Bencana Berkurangnya tutupan a) Material longsoran berupa Desa Muara
tanah longsor lahan/vegetasi di daerah tanah dan batuan Dua
bagian hulu, menutupi areal Kecamatan
kemiringan/slove lereng persawahan, kebun milik Semende
yang curam (60% – 90%), masyarakat, dan sungai. Darat Laut
dan curah hujan yang tinggi b) Kerugian materil.
c) Perubahan pola aliran dan
pendangkalan sungai.
Pekerjaan ini dilaksanakan dalam 4 (empat) tahap. Uraian pentahapan dan diskusi
pembahasan pekerjaan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Agropolitan Semende, adalah sebagai berikut :
Tahap ini merupakan tahap awal pekerjaan, dimana pekerjaan yang dilakukan adalah
inventarisasi kebijakan terkait, studi terdahulu terkait dan literaur terkait; review
dokumen terdahulu; pemantapan metodologi; penyusunan rencana kerja; serta FGD 1
untuk mengidentifikasi isu PB.
Tahapan ini akan dilaksanakan survey dan pengumpulan data, kompilasi dan
pengolahan data, identifikasi isu PB strategis dan prioritas serta pembahasan dan
penyepakatan isu PB strategis & prioritas, FGD 2 (penyepakatan isu prioritas)
Pada tahap ini dilakukan identifikasi materi muatan KRP diperkirakan dapat
menimbulkan pengaruh negatif pada lingkungan, analisis pengaruh, FGD 3 ( Penyepakatan
KRP yang dikaji dalam KLHS), analisis kajian 6 muatan, penyusunan alternatif dan
rekomendasi, FGD 4 (penyepakatan rekomendasi).