Anda di halaman 1dari 16

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam Undang Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 2007 diamanatkan
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten yang kemudian dirincikan
menjadi Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan kabupaten. Sesuai
ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten/kota harus menetapkan
bagian dari wilayah kabupaten/kota yang perlu disusun RDTRnya. Bagian dari wilayah
yang akan disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan atau kawasan
strategis kabupaten/kota.

Kabupaten Kutai Kartanegara telah memiliki RTRW yang disahkan melalui


Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Tahun 2013 – 2033. Rencana umum tata ruang tersebut masih mencakup ruang wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara dengan luas 27.263,10 km² dengan tingkat ketelitian 1 :
50.000, sehingga masih memerlukan perincian sebelum dioperasionalkan. Sebab dengan
ketelitian tersebut RTRW belum dapat dijadikan dasar bagi pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten, terutama di kawasan perkotaan
yang perkembangannya lebih pesat dibanding kawasan perdesaan.

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-1


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

Dalam Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Kertanegara, Tahun 2013 – 2033 pasal 62 ayat 6
disebutkan beberapa jenis rencana rinci tata ruang yang harus disusun oleh Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara yaitu RTR Kawasan Strategis untuk wilayah Segitiga
Kekembangan serta wilayah Tenggarong dan Tenggarong Seberang. Perda tersebut juga
mengamanatkan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara untuk menyusun RDTR
untuk 18 kecamatan di Kutai Kartanegara.

Pada tahun anggaran 2019 Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang melaksanakan
kegiatan penyusunan KLHS, koreksi perpetaan, dan kelengkapan substansi RDTR
Wilayah Perkotaan Tenggarong. Output dari kegiatan ini berupa peta-peta yang sudah
terkoreksi, dokumen RDTR dan dokumen KLHS yang secara substansi sudah mengacu
pada pedoman dan aturan terbaru. Kegiatan ini dinilai sangat penting bagi kawasan
perkotaan Tenggarong agar terwujud kawasan fungsional yang aman, produktif dan
berkelanjutan.

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN


Maksud dari Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ)
Wilayah Perkotaan Tenggarong adalah mewujudkan rencana detail tata ruang yang
mendukung terciptanya kawasan strategis maupun kawasan fungsional secara aman,
produktif, dan berkelanjutan.

Tujuan dari Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi (PZ) Wilayah
Perkotaan Tenggarong ini adalah:
1. Sebagai arahan bagi masyarakat, swasta dan instansi pemerintah dalam pengisian
pembangunan fisik kawasan; dan
2. Sebagai pedoman bagi instansi dalam menyusun zonasi, dan pemberian periijinan
kesesuaian pemanfaatan bangunan dengan peruntukan lahan.

Sasaran dari perencanaan ini adalah:


1. Tersajinya data dan informasi wilayah perkotaan Tenggarong yang akurat dan
aktual;

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-2


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

2. Terindentifikasinya potensi dan permasalahan Kawasan Perkotaan Tenggarong,


sebagai masukan dalam proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Wilayah Perkotaan Tenggarong;
3. Tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Wilayah Perkotaan
Tenggarong;
4. Tersusunnya KLHS RDTR Wilayah Perkotaan Tenggarong;
5. Terselesaikannya Peta RDTR Wilayah Perkotaan Tenggarong; dan
6. Memberikan pedoman untuk penyusunan peraturan zonasi, pemberian advice
planning, pengaturan bangunan setempat dan dalam pemberian perijinan yang
berkaitan dengan pemanfaatan ruang.

1.3 DASAR HUKUM


Pertimbangan hukum yang mendasari perlunya disusun Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Tenggarong, adalah sebagai
berikut :
1. Undang–Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
2. Undang–Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
3. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
4. Undang–Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan;
5. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
6. Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
7. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
8. Undang Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara;
9. Undang Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
10. Undang–Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
11. Undang–Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penangulangan Bencana;
12. Undang–Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-3


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

13. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang
_ Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
14. Undang–Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
15. Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
16. Undang–Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan;
17. Undang – Undang Nomor 18 tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan
18. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
19. Undang–Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok–pokok Agraria;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang Reklamasi dan Pasca
Tambang;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk Dan Tata Cara Peran
Masyarakat Dalam Penataan Ruang;
25. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Penggunaan Kawasan Hutan
dan Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2015 Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Penggunaan Kawasan Hutan;
26. Peraturan Pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 104 tahun 2015 Tentang Tata Cara Perubahan
Peruntukkan Dan Fungsi Kawasan Hutan;
28. Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan
Kawasan Perkotaan;

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-4


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

29. Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, Serta Pemanfaatan Hutan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Serta
Pemanfaatan Hutan ;
31. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan;
32. Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Peraturan Presiden RI Nomor
40 Tahun 2014 tentang perubahan atas Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum, Presiden RI Nomor 99 Tahun 2014 tentang perubahan kedua
atas Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Presiden RI
Nomor 30 Tahun 2015 tentang perubahan ketiga atas Peraturan Presiden RI Nomor
71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum, Presiden RI Nomor 148 Tahun 2015 tentang perubahan
keempat atas Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan ;
33. Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau
Kalimantan;
34. Peraturan Presiden RI Nomor 31 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
Perbatasan Negara di Kalimantan;
35. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 tahun 2011, Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
36. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi, Kabupaten dan Kota;

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-5


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

37. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 8 Tahun 2017 Tentang Pedoman
Pemberian Persetujuan Substansi Dalam Rangka Penetapan Peraturan Daerah
Tentang Rencana Tata Ruang Provinsi dan Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota
38. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 8 tahun 1998, tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang di Daerah;
39. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum tentang Penyesuaian Perda Penataan Ruang
terhadap UUPR Nomor 26 Tahun 2007;
40. Permendagri No. 1 Tahun 2007, tentang Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;
41. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Timur Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur;
42. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (2013-2033).
43. Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025; dan
44. Standar Nasional Indonesia 03-1733 Tahun 2004 Tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan Perumahan di Perkotaan.

1.4 RUANG LINGKUP


Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Tenggarong memuat ruang lingkup
perencanaan. Adanya ruang lingkup untuk membatasi pembahasan yang akan dilakukan
supaya fokus pada tujuan yang telah ditetapkan . Ruang lingkup yang dibahas dalah
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Tenggarong adalah ruang lingkup lokasi dan
ruang lingkup substansi. Ruang lingkup wilayah membahas terkait wilayah yang akan
dibahas atau direncanakan didalam Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Tenggarong.
Sedangkan untuk ruang lingkup substansi, berisikan materi yang akan dibahas atau
dimuat dalam Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Tenggarong.

1.4.1 Lingkup Lokasi


Wilayah Kecamatan Tenggarong secara geografis terletak pada posisi koordinat
antara 116º 54’ 14,85”BT – 117º04’14,54”BT dan 0º33’35,5”LS – 0º20’11,36”LS. Hasil

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-6


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

perhitungan luas wilayah dengan menggunakan perangkat lunak GIS yang digabungkan
dengan data luas administrasi yang dipublikasikan BPS, menunjukkan luas Kecamatan
Tenggarong adalah 27.414,12 ha.

Secara administratif, Kecamatan Tenggarong berbatasan dengan :

▪ Sebelah Utara : Kecamatan Sebulu


▪ Sebelah Timur : Kecamatan Tenggarong Seberang
▪ Sebelah Selatan : Kecamatan Loa Kulu
▪ Sebelah Barat : Kecamatan Sebulu

Wilayah perencanaan RDTR Wilaya Perkotaan Tenggarong dalam dokumen ini


meliputi kawasan yang mengacu pada batasan Kawasan Perkotaan, yaitu “Wilayah
Perkotaan Tenggarong yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi”.

Perkotaan Tenggarong yang akan dikaji adalah sebagian kawasan Kecamatan


Tenggarong. Tidak semua wilayah kecamatan masuk dalam wilayah Perkotaan
Tenggarong.

Jumlah desa/kelurahan yang masuk dalam Wilayah Perkotaan Tenggarong adalah 10


desa/kelurahan dengan luas kurang lebih 3.305,85 hektar, dengan rincian sebagaimana
berikut :

1. sebagian Kelurahan Baru dengan luas ± 219,795 Ha;


2. sebagian Kelurahan Bukit Baru dengan luas ± 323,82 Ha;
3. sebagian Kelurahan Jahab dengan luas ± 4.272,057 Ha;
4. sebagian Kelurahan Loa Ipuh dengan luas ± 2.886,329 Ha;
5. sebagian Kelurahan Mahulu dengan luas ± 389,898 Ha;
6. sebagian Kelurahan Mangkurawang dengan luas ± 2.350,877 Ha;
7. sebagian Kelurahan Melayu dengan luas ± 306,636 Ha;
8. sebagian Kelurahan Panji dengan luas ± 331,250 Ha;
9. sebagian Kelurahan Sukarame dengan luas ± 306,636 Ha;
10. sebagian Kelurahan Timbau dengan luas ± 306,636 Ha.

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-7


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

1.4.2 Lingkup Substansi


Ruang lingkup substansi berfungsi sebagai tinjauan kegiatan dalam penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Tenggarong. Penyusunan ruang lingkup
substansi ini berdasarkan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Dan Peraturan
Zonasi Kabupaten atau Kota.

Ruang lingkup materi dalam penyusunan RDTR Wilayah Perkotaan Tenggarong


antara lain:

1. Tujuan Penataan Perkotaan.

Tujuan penataan Perkotaan merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan
dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW
Kutai Kertanegara dan merupakan alasan disusunnya RDTR Wilayah Perkotaan
Tenggarong serta apabila diperlukan dapat dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan
penataan Perkotaan berisi tema yang akan direncanakan di RDTR Wilayah Perkotaan
Tenggarong. Perumusan tujuan penataan Perkotaan didasarkan pada :

Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW Kutai Kertanegara;


a. Isu strategis RDTR Wilayah Perkotaan Tenggarong dapat berupa potensi,
masalah dan urgensi penanganan; dan
b. Karakteristik RDTR Wilayah Perkotaan Tenggarong.

2. Rencana Struktur Ruang


Rencana struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat pelayanan dan sistem
jaringan prasarana di Perkotaan yang akan dikembangkan untuk mencapai tujuan
dalam melayani kegiatan skala Perkotaan.

Materi rencana struktur ruang meliputi:

a. Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan


Rencana pengembangan pusat pelayanan merupakan distribusi pusat-pusat
pelayanan di dalam Perkotaan yang akan melayani sub Perkotaan, dapat
meliputi:
1) pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan;

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-8


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

2) sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan; dan


3) pusat lingkungan, berupa:
▪ pusat lingkungan kecamatan;
▪ pusat lingkungan kelurahan; dan/atau
▪ pusat rukun warga.
b. Rencana Jaringan Transportasi
Untuk RDTR kawasan perkotaan di kabupaten, terdiri atas:
1) jaringan jalan dan jaringan kereta api sesuai dengan yang termuat dalam
RTRW kabupaten;
2) jaringan jalan sistem sekunder di kawasan perkotaan meliputi jalan arteri
sekunder, kolektor sekunder, dan lokal sekunder;
3) jaringan jalan lingkungan primer dan lingkungan sekunder;
4) jalur pejalan kaki;
5) jalur sepeda (jika ada); dan
6) jaringan jalan lainnya yang meliputi:
▪ jalan masuk dan keluar terminal barang serta terminal
orang/penumpang sesuai ketentuan yang berlaku (terminal tipe A,
terminal tipe B, terminal tipe C, dan/atau pangkalan angkutan umum);
▪ jaringan jalan moda transportasi umum (jalan masuk dan keluarnya
terminal barang/orang hingga pangkalan angkutan umum dan halte); dan
▪ jalan masuk dan keluar parkir.
c. Rencana Jaringan Prasarana
1) Rencana Jaringan Energi/Kelistrikan, meliputi:
▪ jaringan infrastruktur minyak dan gas bumi, terdiri atas:
o jaringan yang menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas
produksi ke kilang pengolahan dan/atau tempat penyimpanan;
dan/atau
o jaringan yang menyalurkan gas bumi dari kilang pengolahan ke
konsumen.
▪ jaringan penyaluran ketenagalistrikan, terdiri atas:

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-9


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

o jaringan transmisi dan distribusi tenaga listrik untuk menyalurkan


tenaga listrik antarsistem sesuai dengan RTRW kabupaten/kota,
dapat berupa:
✓ saluran udara tegangan ultra tinggi (SUTUT);
✓ saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET);
✓ saluran udara tegangan tinggi (SUTT);
✓ saluran udara tegangan tinggi arus searah (SUTTAS);
✓ saluran udara tegangan menengah (SUTM);
✓ saluran udara tegangan rendah (SUTR);
✓ saluran kabel tegangan menengah (SKTM); dan/atau
✓ saluran transmisi/distribusi lainnya.
o gardu listrik, meliputi:
✓ gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari
jaringan subtransmisi menjadi tegangan menengah;
✓ gardu hubung yang berfungsi untuk membagi daya listrik dari
gardu induk menuju gardu distribusi; dan
✓ gardu distribusi yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
primer menjadi tegangan sekunder.
2) Rencana Jaringan Telekomunikasi (tetap dan bergerak), terdiri atas:
▪ infrastruktur dasar telekomunikasi yang berupa lokasi pusat
automatisasi sambungan telepon;
▪ jaringan telekomunikasi telepon kabel yang berupa lokasi stasiun telepon
otomat, rumah kabel, dan kotak pembagi;
▪ sistem televisi kabel termasuk lokasi stasiun transmisi;
▪ jaringan telekomunikasi telepon nirkabel yang berupa lokasi menara
telekomunikasi termasuk menara Base Transceiver Station (BTS);
▪ jaringan serat optik; dan
▪ peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi.
3) Rencana Jaringan Air Minum, meliputi:
▪ jaringan perpipaan:
o unit air baku;

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-10


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

o unit produksi yang berupa bangunan pengambil air baku, dan


instalasi produksi;
o unit distribusi berupa pipa transmisi air baku;
o unit pelayanan yang berupa pipa unit distribusi hingga persil/bidang;
dan/atau
o bangunan penunjang dan bangunan pelengkap;
▪ jaringan non-perpipaan, yang terdiri atas:
o sumur dangkal;
o sumur pompa;
o bak penampungan air hujan; dan
o terminal air.
4) Rencana Jaringan Drainase, meliputi:
▪ saluran primer;
▪ saluran sekunder;
▪ saluran tersier;
▪ saluran lokal;
▪ bangunan peresapan (kolam retensi); dan
▪ bangunan tampungan (polder) beserta sarana pelengkapnya (sistem
pemompaan dan pintu air).
5) Rencana Pengelolaan Air Limbah, meliputi:
▪ Sistem pengelolaan air limbah (SPAL) setempat, meliputi:
o subsistem pengolahan setempat;
o subsistem pengangkutan; dan
o subsistem pengolahan lumpur tinja.
▪ Sistem pengelolaan air limbah (SPAL) terpusat, meliputi:
o subsistem pelayanan yang terdiri atas pipa tinja, pipa non tinja bak
perangkap lemak dan minyak dari dapur, pipa persil, bak kontrol, dan
lubang inspeksi;
o subsistem pengumpulan yang terdiri atas pipa retikulasi, pipa induk,
serta sarana dan prasarana pelengkap; dan

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-11


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

o subsistem pengolahan terpusat yang terdiri atas Instalasi Pengelolaan


Air Limbah (IPAL) kota dan IPAL skala kawasan
tertentu/permukiman.

Untuk industri rumah tangga harus menyediakan instalasi pengolahan air


limbah komunal tersendiri.

d. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya


Penyediaan prasarana lainnya direncanakan sesuai kebutuhan pengembangan
Perkotaan, misalnya Perkotaan yang berada pada kawasan rawan bencana wajib
menyedeiakan jalur evakuasi bencana yang meliputi jalur evakuasi dan tempat
evakuasi sementara yang terintegrasi baik untuk skala kabupaten/kota, kawasan,
maupun lingkungan

3. Rencana Pola Ruang

Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi zona pada Perkotaan yang akan
diatur sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.

Rencana pola ruang RDTR terdiri atas:

a. Zona lindung yang meliputi:


1) zona hutan lindung (HL);
2) zona yang memberikan perlindungan terhadap zona dibawahnya (PB) yang
meliputi:
▪ zona lindung gambut (LG); dan/atau
▪ zona resapan air (RA).
3) zona perlindungan setempat (PS) yang meliputi:
▪ zona sempadan pantai (SP);
▪ zona sempadan sungai (SS);
▪ zona sekitar danau atau waduk (DW) termasuk situ dan embung;
dan/atau
▪ zona sekitar mata air (MA). Ilustrasi sempadan pantai, sungai dan danau.
4) zona RTH kota (RTH) yang meliputi:
▪ hutan kota (RTH-1);

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-12


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

▪ taman kota (RTH-2);


▪ taman kecamatan (RTH-3);
▪ taman kelurahan (RTH-4);
▪ taman RW (RTH-5);
▪ taman RT (RTH-6); dan/atau
▪ pemakaman (RTH-7).
5) zona konservasi (KS) yang meliputi:
▪ cagar alam (KS-1);
▪ suaka margasatwa (KS-2);
▪ taman nasional (KS-3);
▪ taman hutan raya (KS-4); dan/atau
▪ taman wisata alam (KS-5).
6) zona lindung lainnya.
Pengkodean zona dan subzona lainnya diatur sendiri oleh masing-masing
daerah sesuai dengan kebutuhan.

b. Zona budi daya yang meliputi:


1) zona perumahan (R), yang dapat dirinci kedalam zona perumahan
berdasarkan tingkat kepadatan bangunan dan/atau tingkat
kemampuan/keterjangkauan kepemilikan rumah,
Contoh:
▪ berdasarkan tingkat kepadatan bangunan: kepadatan sangat tinggi (R-1),
tinggi (R-2), sedang (R-3), rendah (R-4), dan sangat rendah (R-5); atau
▪ berdasarkan tingkat kemampuan/keterjangkauan kepemilikan rumah:
rumah mewah (Rm), rumah menengah (Rh), rumah sederhana (Rs), dan
rumah sangat sederhana (Ra).
2) zona perdagangan dan jasa (K), yang meliputi:
▪ perdagangan dan jasa skala kota (K-1);
▪ perdagangan dan jasa skala BWP (K-2); dan/atau
▪ perdagangan dan jasa skala sub BWP (K-3).
3) zona perkantoran (KT);
▪ zona sarana pelayanan umum (SPU), yang meliputi:
▪ sarana pelayanan umum skala kota (SPU-1);

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-13


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

▪ sarana pelayanan umum skala kecamatan (SPU-2);


▪ sarana pelayanan umum skala kelurahan (SPU-3); dan/atau
▪ sarana pelayanan umum skala RW (SPU-4).
4) zona industri (I), yang meliputi:
▪ kawasan industri (KI); dan/atau
▪ sentra industri kecil menengah (SIKM).
5) zona lainnya,
Berupa pertanian, pertambangan, ruang terbuka non hijau, sektor informal,
pergudangan, pertahanan dan keamanan, Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL), Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), pengembangan nuklir, pembangkit
listrik, dan/atau pariwisata. Pengkodean zona dan subzona lainnya diatur
sendiri oleh masing-masing daerah sesuai dengan kebutuhan.
Khusus zona pertanian, di dalamnya dapat ditetapkan luasan dan sebaran
lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) dengan mengacu pada
kawasan pertanian pangan berkelajutan (KP2B) yang telah ditetapkan dalam
peraturan daerah tentang RTRW kabupaten/kota. LP2B memiliki pengaturan
tersendiri sebagai tambahan dari aturan dasar zona pertanian dan
dituangkan ke dalam peta rencana pola ruang yang memuat kode pengaturan
zonasi.

6) zona campuran (C),


meliputi perumahan dan perdagangan/jasa, perumahan dan perkantoran,
perdagangan/jasa dan perkantoran.
Penggunaan kategori zona campuran di dalam rencana zonasi bertujuan
untuk mendorong pertumbuhan suatu bagian kawasan perkotaan agar
menjadi satu fungsi ruang tertentu. Kategori zona campuran juga dapat
digunakan untuk mengakomodasi adanya suatu bagian kawasan perkotaan
yang memiliki lebih dari satu fungsi ruang, yang harmonis namun tidak dapat
secara utuh dikategorikan ke dalam salah satu zona.

4. Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Penanganannya

Penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya harus memuat sekurang-


kurangnya :

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-14


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

a. Lokasi
b. Tema Penanganan

5. Ketentuan Pemanfaatan Ruang

Ketentuan pemanfaatan ruang dalam RDTR Wilayah Perkotaan Tenggarong


merupakan upaya mewujudkan RDTR Wilayah Perkotaan Tenggarong dalam bentuk
program pengembangan perkotaan dalam jangka waktu perencanaan 5 (lima)
tahunan sampai akhir tahun masa perencanaan.

6. Materi Peraturan Zonasi

Peraturan zonasi memuat materi wajib dan materi pilihan.


Materi wajib meliputi :

a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan


b. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang
c. Ketentuan tata bangunan
d. Ketentuan prasarana dan sarana minimal
e. Ketentuan pelaksanaan

Materi pilihan meliputi :


a. Ketentuan tambahan
b. Ketentuan khusus
c. Standar teknis
d. Ketentuan pengaturan zonasi

1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sistematika pembahasan berisi terkait penjelasan umum struktur yang akan
dibahas dalam penyusunan Laporan Fakta dan Analisa RDTR Wilayah Perkotaan
Tenggarong. Pembahasan RDTR Wilayah Perkotaan Tenggarong terbagi menjadi 4 bab.

Secara lebih lanjut penjelasan terkait sistematika pembahasan yang ada sebagai
berikut:

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-15


Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Perkotaan Tenggarong

BAB I PENDAHULUAN

Bab I membahas terkait permasalahan yang melatar belakangi penyusunan


RDTR Wilayah Perkotaan Tenggarong serta dasar-dasar dalam penyusunan
RDTR Kecamatan Tenggarong. Didalamnya terkaji permasalahan, maksud,
tujuan dan sasaran, ruang lingkup perencanaan, dan sistematika pembahasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II meliputi tinjauan teori serta tinjauan kebijakan yang menjadi dasaran
dalam penyusunan RDTR Wilayah Perkotaan Tenggarong. Bab II terbagi
menjadi sembilan sub bab yang terdiri dari, tinjauan kebijakan, istilah dan
definisi, kedudukan RDTR dan peraturan zonasi, kriteria dan lingkup wilayah
perencanaan RDTR dan peraturan zonasi, muatan RDTR dan peraturan zonasi,
masa berlaku RDTR dan peraturan zonasi, klasifikasi zona, dan pembagian blok.

BAB III GAMBARAN UMUM

Gambaran umum berkaitan dengan kondisi wilayah secara umum. Didalam


gambaran umum berisikan dua sub bab pokok yaitu, kondisi geografi dan batas
administrasi, dan kondisi fisik dasar. kondisi fisik dasar terbagi menjadi lima
pembahasan yaitu, hidrologi, topografi dan kelerengan, klimatologi, jenis tanah,
dan kebencanaan.

BAB IV ANALISA WILAYAH PERKOTAAN TENGGARONG

Pada bab ini berisi tentang analisa-analisa data yang digunakan menjadi dasar
untuk perencanaan kedepannya yang meliputi analisis fisik, sosial dan budaya.

LAPORAN FAKTA DAN ANALISA_____ I-16

Anda mungkin juga menyukai