Anda di halaman 1dari 27

Edisi 20 April2020

Kerangka Acuan Kerja


(KAK)

Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas


Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD)
Tahun Anggaran2020

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PERUMAHAN RAKYAT


BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
PUSAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN

JL. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan


12110.Telepon (021) 7398618, Fax (021)7398620
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Program : Pengembangan Kawasan Perkotaan
Hasil : Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di
Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD)
Unit Eselon II/Satker : Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan
Kegiatan : Penyusunan Rencana Pengembangan
Pekerjaan : Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda
Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD)
Lokasi Kegiatan : Kawasan Sunda Kelapa, Provinsi DKI Jakarta
Sumber Pendanaan : DIPA Satuan Kerja Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan
TA.2020
Pagu Anggaran : Rp. 1.300.000,00 (Satu milyar tiga ratus juta rupiah)

1
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum Dan Kebijakan

Dasar hukum dan kebijakan dalam melaksanakan pekerjaan ini sekurang-kurangnya merujuk
pada:
a. Kebijakan Nasional
 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, beserta peraturan
pelaksanaannya;
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
beserta peraturan pelaksanaannya;
 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, beserta peraturan
pelaksanaannya;
 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2004-2025, beserta peraturan pelaksanaannya;
 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, beserta peraturan pelaksanaannya;
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
beserta peraturan pelaksanaannya;
 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pangairan, beserta peraturan
pelaksanaannya; dan
 Peraturan Presiden Nomor 56 tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).

b. Kebijakan Rencana Tata Ruang


Kebijakan tata ruang jangka panjang 20 tahun terkait pengembangan perkotaan (fungsi),
struktur ruang dan pola ruang yang terkait dengan fungsi kawasan perkotaan, rencana struktur
ruang, strategi operasionalisasi perwujudan, serta kawasan strategis diamanatkan dalam:
 Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN);
 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN)
 Peraturan Presiden nomor 122 tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil
 Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Jawa-
Bali
 Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur (JABODETABEKPUNJUR);
 Keppres Nomor 52 Tahun 1995 Pasal 4, yang berbunyi: Wewenang dan tanggung jawab
Reklamasi Pantura berada pada Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) 2030; dan
 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Detail Tata
Ruang dan Peraturan Zonasi.

2
c. Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah (5 tahun)
 Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional
(PSN);
 Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019;
 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMN) Tahun 2017-2022

d. Kebijakan Lokasi dan Hierarki Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 8/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 13.1/PRT/M/2015
Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Tahun
2015–2019;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019;
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 290/KPTS/M/2015
tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya sebagai Jalan Nasional;
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 248/KPTS/M/2015
tentang Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya sebagai
Jalan Primer (JAP) dan Jalan Kolektor-1 (JKP-1);
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 567/KPTS/M/2010 tentang Rencana Umum
Jaringan Jalan Nasional beserta perubahannya sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 92/KPTS/M/2011 tentang Perubahan
Pertama Atas Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 567/KPTS/M/2010 tentang
Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 04/PRT/M/2015
tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai;
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 293/KPTS/M/2014 tentang Penetapan Status
Daerah Irigasi yang Pengelolannya Menjadi Wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan;
 Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan
Sistem Drainase Perkotaan;
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan
Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
 Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman; dan
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2016 tentang
Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

e. Kebijakan Lokasi dan Hierarki Infrastruktur Perhubungan


 Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

3
 Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem
Logistik Nasional;
 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 430 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019;
 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 336 Tahun 2018 tentang Reviu Rencana Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019;
 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 69 Tahun 2013 tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional;
 Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur tentang Rencana Induk masing-masing
bandar udara;
 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan;
 Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian;
 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KP 414 Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana
Induk Pelabuhan Nasional;
 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2011 Tentang Pengerukan dan Reklamasi
sebagaimana telah diubah dengan PM No. 74 Tahun 2014 dan diubah terakhir dengan PM
No. 136 Tahun 2015; dan
 Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur tentang Rencana Induk masing-masing
Pelabuhan.

f. Kebijakan Lokasi dan Hierarki Infrastruktur Kelautan dan Perikanan


 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
 Perpres Nomor 122/2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17/2013 tentang Perizinan Reklamasi di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
 Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 45/KEPMEN-KP/2014 tentang Rencana
Induk Pelabuhan Perikanan Nasional
 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 63/Permen-KP/2017 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2015-2019

2. Gambaran Umum
Pada tahun 2007 terjadi banjir yang cukup parah di DKI Jakarta dimana kerugian yang ditaksir
mencapai $544 juta dengan 76 jiwa korban meninggal serta 590.000 jiwa penduduk Jakarta
menjadi pengungsi (NCICD, 2014). Menurut penelitian, sebagian besar banjir tersebut berasal
dari air laut yang masuk ke kota karena penurunan muka tanah yang mencapai 7,5 cm/tahun
serta kenaikan muka air laut karena perubahan iklim (NCICD, 2014). Sehubungan dengan hal
tersebut, dibuatlah rencana Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS) yang melibatkan
Pemerintah Blanda untuk mengantisipasi banjir di kemudian hari.
Kemudian, Pada Tahun 2013 rencana JCDS berkembang menjadi National Capital Integrated
Coastal Development (NCICD) dimana master plan dari NCICD memiliki maksud sebagai berikut:
 Memberikan model keselamatan banjir jangka panjang yang dapat diimplementasikan dan
juga memberikan kesempatan sosio-ekonomis yang sangat baik untuk Ibu kota.
 Memberikan satu rancangan untuk pengembangan perkotaan dengan didasari oleh kasus
bisnis sebagai kerangka pengembangan.
 Memberikan tahapan-tahapan untuk pelaksaaannya.
Master Plan tersebut diselesaikan pada tahun 2014 dengan tiga tahapan pembangunan yakni
Tahap A (sepanjang pantai utara Jakarta), Tahap B (di Teluk Jakarta bagian barat), dan Tahap C
(di Teluk Jakarta bagian timur). Kemudian pada 2015, groundbreaking tanggul A dilaksanakan
oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane.

4
Dalam Rapat Terbatas 27 April 2016 yang dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia, Joko
Widodo, ditetapkan bahwa Rencana NCICD tetap diteruskan namun dengan penyesuaian master
plan yang mengintegrasikan 17 (tujuh belas) pulau reklamasi di Teluk Jakarta dan Bappenas
ditunjuk oleh Presiden untuk menyiapkan Peraturan Presiden terkait rencana pengembangan
NCICD beserta 17 (tujuh belas) pulau reklamasi tersebut. Selain itu, ada 3 (tiga) arahan khusus
dari Bapak Presiden RI terkait NCICD, antara lain:
a. untuk benar-benar memperhatikan aspek lingkungan;
b. tidak berlawanan dengan aturan hukum yang berlaku, dan
c. Presiden menekankan bahwa proyek ini harus memberikan manfaat bagi rakyat terutama
para nelayan setempat.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian PUPR melalui Kempen PUPR 73/KPTS/M/2017
membentuk Tim Persiapan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara yang memiliki
keterkaitan pekerjaan dengan Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah
Republik Indonesia, Belanda, dan Korea Selatan. Di dalam tim persiapan tersebut, Kepala BPIW
ditetapkan sebagai anggota Tim Pengarah dan Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan
ditetapkan sebagai Koodinator Tim Perencana dan Program.
Sebagai tindak lanjut dari penetapan Tim Tersebut, Bidang Pengembangan Infrastruktur
Kawasan Metropolitan, yang juga ditetapkan sebagai Ketua Tim Studi Tata Ruang dan
Kependudukan, menyelenggarakan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan
Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD). Melalui pendekatan
pengembangan wilayah, diharapkan perencanaan kawasan yang komprehensif di Kawasan
Prioritas Sunda Kelapa ini bisa memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif bagi
masyarakat sekitar. Dalam skala yang lebih makro bisa memberikan kontribusi yang lebih besar
untuk pembangunan perkotaan dan ekonomi secara keseluruhan.
Dalam pelaksanaannya, NCICD tidak hanya berfokus pada pembangunan tanggul laut, tetapi
juga penataan kawasan sekitarnya. Selagi proses perencanaan dan pembangunan tanggul
berlangsung, pengintegrasian penataan kawasan sekitar terus dilaksanakan. Pada tahapan awal
kawasan yang di prioritaskan adalah Kawasan Sunda Kelapa. Penataan dan pengembangan
kawasan tersebut disebut Stage A-NCICD.
Kawasan Sunda Kelapa dipilih sebagai pilot project dikarenakan kondisinya sendiri yang
tergolong parah dan harus segera ditangani. Di satu sisi, suasana kental peninggalan sejarah kini
mulai ramai menjadi tujuan wisata. Di sisi lain, kawasan tersebut memiliki banyak titik
genangan, banjir rob yang masih selalu terjadi, buruknya sistem drainase, tidak berfungsinya
polder-polder, serta keberadaan tembok laut. Banjir dan genangan tentunya menghambat
perkembangan Kawasan Sunda Kelapa.
Untuk maksud tersebut diatas, maka pada tahun anggaran 2020 ini, Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah, melalui Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, melaksanakan
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota
Negara (NCICD).

B. MAKSUDDAN TUJUAN
Maksud dari kegiatan ini yaitu untuk untuk memberikan dukungan terhadap kegiatan Tim
Persiapan Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara dalam aspek perencanaan pra desain
kawasan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
- Menyusun Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota
Negara (NCICD).
- Menyusun skenario dan kebijakan penataan kawasan yang terintegrasi, antara kawasan
pengendali banjir, pusat perekonomian, permukiman, pariwisata, dan fasilitas umum lainnya.

5
- Menyusun Rancangan Kawasan (Urban Design) yang terintegrasi, antara kawasan pengendali
banjir, pusat perekonomian, permukiman, pariwisata, dan fasilitas umum lainnya
- Menyusun rancangan dukungan pembangunan infrastruktur PUPR guna mewujudkan kawasan
yang terintegrasi, dan

C. SASARAN
Sasaran dari kegiatan ini meliputi:
1. Melakukan kajian literatur, kajian teori, dan benchmark;
2. Meriviu kebijakan dan perencanaan yang terkait dengan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa Pesisir
Ibukota Negara (NCICD);
3. Mengumpulkan data dan informasi baik primer maupun sekunder erkait dengan Kawasan
Prioritas Sunda Kelapa Pesisir Ibukota Negara (NCICD);
4. Menetapkan delineasi Kawasan Prioritas Sunda Kelapa Pesisir Ibukota Negara (NCICD) beserta
inventarisasi kegiatan di dalamnya;
5. Mengidentifikasi permasalahan dan isu strategis yang ada pada Kawasan Prioritas Sunda Kelapa
Pesisir Ibukota Negara (NCICD);
6. Menyusun profil Kawasan Prioritas Sunda Kelapa Pesisir Ibukota Negara (NCICD), Profil kinerja
infrastruktur PUPR dan infrastruktur strategis lainnya (non-PUPR) di kawasan tersebut;
7. Menganalisis data dan informasi yang telah terkumpul, guna memperoleh konsep
pengembangan;
8. Menyusun konsep pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa Pesisir Ibukota Negara
(NCICD);
9. Menyusun skenario dan rekomendasi kebijakan guna mewujudkan konsep pengembangan
Kawasan Prioritas Sunda Kelapa Pesisir Ibukota Negara (NCICD);
10. Menyusun Rancangan Kawasan (Urban Design) yang terintegrasi, antara kawasan pengendali
banjir, pusat perekonomian, permukiman, pariwisata, dan fasilitas umum lainnya;
11. Menyusun rencana program infrastruktur PUPR dan infrastruktur strategis lainnya (non-PUPR)
untuk mewujudkan Rancangan Kawasan (Urban Design) yang terintegrasi, antara kawasan
pengendali banjir, pusat perekonomian, permukiman, pariwisata, dan fasilitas umum lainnya;
12. Menyusun feasibility study (kelayakan lokasi, kelayakan finansial, kelayakan ekonomi,
kelayakan sosial, dan kelayakan lingkungan) dari progran yang diusulkan;
13. Menyusun action plan dari Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa Pesisir Ibukota
Negara (NCICD); dan
14. Terwujudnya Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota
Negara (NCICD).

D. RUANG LINGKUP
1. Lingkup Wilayah
a. Ruang lingkup wilayah makro dalam pekerjaan adalah Kawasan NCICD yang terdiri atas
Provisi DKI Jakarta, Provinsi Banten, dan Provinsi Jawa Barat
b. Fokus kegiatan ini adalah di Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Ibukota Negara
(NCICD)

2. Lingkup Materi
Lingkup materi Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu
Kota Negara (NCICD) terdiri dari:

6
a. Profil Kawasan Prioritas Sunda Kelapa Pesisir Ibukota Negara (NCICD), Profil kinerja
infrastruktur PUPR dan infrastruktur strategis lainnya (non-PUPR) di kawasan tersebut;
b. Konsep Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa Pesisir Ibukota Negara (NCICD);
c. Skenario dan rekomendasi kebijakan guna mewujudkan konsep Pengembangan Kawasan
Prioritas Sunda Kelapa Pesisir Ibukota Negara (NCICD);
d. Rancangan Kawasan (Urban Design) yang terintegrasi di Kawasan Prioritas Sunda Kelapa
Pesisir Ibukota Negara (NCICD);
e. Rencana program infrastruktur PUPR dan infrastruktur strategis lainnya (non-PUPR) di
Kawasan Prioritas Sunda Kelapa Pesisir Ibukota Negara (NCICD);
f. Feasibility study (kelayakan lokasi, kelayakan finansial, kelayakan ekonomi, kelayakan sosial,
dan kelayakan lingkungan) dari program yang diusulkan;
g. Action Plan dari Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa Pesisir Ibukota Negara
(NCICD).

3. Lingkup Tahapan dan Substansi Pekerjaankegiatan ini sekurang-kurangnya meliputi:

a. Persiapan dan Organisasi Kerja


1) Mobilisasi tenaga ahli, sub profesional tenaga ahli, dan tenaga pendukung;
2) Kajian literatur, teori, dan benchmark/pengalaman praksis di Indonesia atau negara lain
yang berhasil terkait pengembangan kawasan pesisir perkotaan khususnya bidang
perencanaan infrastruktur wilayah dan perkotaan;
3) Review terhadap kebijakan pengembangan kawasan perkotaan serta pembangunan
infrastruktur berdasarkan rencana pembangunan dan rencana tata ruang baik nasional,
pulau/kepulauan, provinsi, kabupaten/kota serta kebijakan sektoral seperti SPPIP, RPKPP,
RPI2JM, Pola PSDA, Rencana PSDA;
4) Review terhadap kajian Master Plan dan Rencana Pengembangan Kawasan Sunda Kelapa
yang pernah disusun sebelumnya oleh Kementerian/Lembaga dan/atau Bappeda/Dinas
terkait lainnya;
5) Review terkait progres perkembangan Kawasan Sunda Kelapa pada Kawasan NCICD
6) Identifikasi stakeholder pusat dan daerah terkait;
7) Pengumpulan data dan informasi awal wilayah perencanaan;
8) Penyusunan peta dasar;
9) Penajaman metodologi pelaksanaan pekerjaan;
10) Inventarisasi kebutuhan data, desain survei, dan penyiapan perangkat survei;
11) Penyusunan rencana kerja dan jadwal rinci mingguan pelaksanaan pekerjaan;
12) Seminar/Kick Off Meeting;
Seminar/Kick Off Meeting diselenggarakan di pusat dengan mengundang instansi terkait
untuk:
 menjaring isu dan permasalahan dalam pengembangan kawasan Sunda Kelapa di
NCICD;
 mengetahui studi dan kajian yang telah dilakukan berbagai pihak; dan
 mengidentifikasi awal isu dan permasalahan pokok yang terjadi dalam NCICD.
Seminar/Kick off Meeting ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Paket Fullday setingkat eselon II di Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 1 (pertama);

7
 Mengundang SKPD terkait dan sekurang-kurangnya dihadiri 45 (empat puluh lima)
orang peserta;
 Kick Off Meeting menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau kementerian/lembaga
dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 1 sebanyak 1 (satu) orang jam, dan
setingkat eselon 2 sebanyak 3 (tiga) orang jam dengan 1 (satu) orang moderator;
 Kelengkapan Kick Off Meeting sekurang-kurangnya meliputi penggandaan materi,
seminar kit, uang harian dan transport untuk masing-masing peserta.
b. Rapat Koordinasi dan Pengumpulan Data
1) Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Pusat, khususnya terkait dengan bidang
infrastruktur dan kawasan strategis sekurang-kurangnya di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat beserta balai-balainya, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata, dll;
2) Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Daerah baik provinsi, kabupaten/kota terkait;
3) Pengumpulan data/survey lapangan ke-1 dilaksanakan pada bulan pertama dengan
mengunjungi instansi terkait diantaranya pusat penelitian sumber daya air, pusat penelitian
perumahan dan permukiman, balai wilayah sungai, balai jalan, badan penelitian terkait,
badan pengelolaan lingkungan, Bappeda provinsi, dinas/ skpd terkait, Survey lapangan
dilaksanakan selama sekurang-kurangnya 5 (lima) hari dilakukan oleh 5 (lima) orang dengan
sewa kendaraan roda empat sebanyak 2 (dua) unit. Survey lapangan ke-1 dilakukan untuk
mendapat gambaran awal kawasan perencanaan didalamnya meliputi aspek fisik dan
spasial kawasan yang akan di desain, aspek potensi ekonomi dan investasi kawasan, serta
aspek sosial budaya kawasan terkait. Survey lapangan dilengkapi dengan foto-foto
lapangan yang menggambarkan kondisi eksisting dan permasalahan kawasan, serta kondisi
eksisting infrastruktur kawasan. Foto-foto dimaksud menjadi hak pemberi pekerjaan dan
disertakan dalam copy DVD.
4) Rapat koordinasi-1 di Jakarta dilakukan untuk memverifikasi temuan awal tim baik dari
perumusan data dan kajian yang telah ada dengan mengundang instansi pusat dengan
mengundang nasarumber terkait baik dari pusat penelitian, K/L pusat atau pemerintah
daerah untuk:
 Memverifikasi temuan awal mengenai data dan kajian yang telah disusun tim;
 Menjaring masukan mengenai isu strategis danrencana pengembangan Kawasan
Prioritas Sunda Kelapa;
Rapat Koordinasi -1 ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Rapat koordinasi-1 diselenggarakan dengan paket Fullday setingkat eselon II di Jakarta
sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan
ke 2 (kedua);
 Rapat koordinasi-1 mengundang K/L pusat dan unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders terkait
pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya dihadiri 40 (empat puluh) orang
peserta;
 Rapat koordinasi-1 menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau
kementerian/lembaga dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 2 sebanyak 2
(dua) orang jam, dan setingkat eselon 3 sebanyak 4 (empat) orang jam dengan 1 (satu)
orang moderator;
 Kelengkapan rapat koordinasi-1 sekurang-kurangnya meliputi penggandaan materi,
seminar kit, uang harian dan transport untuk masing-masing peserta serta spanduk.

8
5) Pembahasan Laporan Pendahuluan diselenggarakan di pusat dengan mengundang instansi
pusat dengan mengundang Unit Organisasi Kementerian PUPR untuk:
 Memaparkan temuan awal terhadap isu permasalahan pengendalian pertumbuhan
kawasan permukiman dan kawasan strategis di Metropolitan
Pembahasan Laporan Pendahuluan ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Pembahasan Laporan Pendahuluan diselenggarakan dengan paket Halfday setingkat
eselon II di Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku dilaksanakan 1
(satu) kali pada bulan ke 2 (dua);
 Pembahasan Laporan Pendahuluan mengundang unit organisasi di lingkungan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders terkait
pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya dihadiri 30 (tiga puluh) orang peserta;
 Kelengkapan Pembahasan Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya meliputi
penggandaan materi, uang harian dan transport untuk masing-masing peserta.

c. Penyusunan Rencana dan Program Infrastruktur Kawasan


Penyusunandukungan pembangunan infrastruktur PUPR dalam mewujudkanuntuk
meningkatkan kapasitas pertumbuhan dan livability (kenyamanan, keamanan, keberlanjutan,
dan produktifitas) kota, yang sekurang-kurangnya terdiri dari:
1) Review keterkaitan sistem perkotaan di WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Jakarta-Banten-
Jawa Barat;
2) Perumusan isu kawasan perkotaan terkait pencapaian kota yang kompak dan
pembangunan berkesinambungan pada pusat kota, penjabaran mengenai kondisi eksisting
terkait isu;
3) Penetapan daftar kawasan penanganan prioritas dalam penanganan isu kawasan perkotaan
terkait pencapaian kota yang kompak dan pembangunan berkesinambungan pada pusat
kota Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Ibukota Negara (NCICD);
4) Survey lapangan ke-2 dilaksanakan pada bulan ketiga. Survey lapangan ke-2 dilaksanakan
selama sekurang-kurangnya 5 (lima) hari dilakukan oleh 5 (lima) orang dengan sewa
kendaraan roda empat sebanyak 2 (dua) unit. Survey lapangan ke-2 dilakukan untuk
mendapatkan informasi terkait kebutuhan ruang dan kebutuhan infrastruktur di kawasan
prioritas;
5) Analisis kebutuhan ruang kawasan prioritas;
6) Analisis perumahan dan permukiman;
7) Analisis transportasi;
8) Analisis kebutuhan air baku dan air bersih;
9) Analisis kebutuhan pengelolaan persampahan dan air limbah;
10) Analisis drainase dan pengendalian banjir;
11) Analisis pembiayaan;
12) Analisis-analisis lain disesuaikan dengan tema kawasan prioritas;
13) Penyusunan konsepsi dan kebutuhan penataan kawasan penanganan prioritas dalam
bentuk Master Plan pengembangan kawasan penanganan prioritas;
14) Penyusunan rencana danprogram pada kawasan penanganan prioritas dengan
berkoordinasi bersama sektor PUPR dan pemerintah daerah;
15) Penyusunan kajian kelayakan investasi meliputi komponen investasi, tahapan, biaya dan
pelaku investasi;
16) Penyusunan peta kawasan dengan ketelitian 1:10.000-1:5.000;
17) Penyusunan model kawasan 3 dimensi digital selubung bangunan;

9
18) Workshop-1 Penyusunan Rencana dan Program Kawasan Prioritas Sunda Kelapadilakukan di
Jakarta dengan mengundang instansi pusat, Unit Organisasi Kementerian PUPR dan
mengundang nasarumber terkait baik dari pusat penelitian, K/L pusat atau pemerintah
daerah untuk mendapatkan masukan terkait:
- Konsepsi dan kebutuhan penataan kawasan prioritas;
- Rencana dan program pada kawasan penanganan prioritas
- Kajian kelayakan investasi
Workshop-1 ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Workshop-1 diselenggarakan dengan paket Fullday setingkat eselon II di Jakarta sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 3
(tiga);
 Workshop-1 mengundang K/L pusat dan unit organisasi di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders terkait pelaksanaan
pekerjaan dan sekurang-kurangnya dihadiri 40 (empat puluh) orang peserta;
 Workshop-1 menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau kementerian/lembaga
dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 2 sebanyak 2 (dua) orang jam, dan
setingkat eselon 3 sebanyak 4 (empat) orang jam dengan 1 (satu) orang moderator;
 Kelengkapan Workshop-1 sekurang-kurangnya meliputi penggandaan materi, seminar
kit, uang harian dan transport untuk masing-masing peserta serta spanduk.

d. Pembahasan Laporan Antara


Pembahasan Laporan Antara diselenggarakan di pusat dengan mengundang instansi pusat
dengan mengundang Unit Organisasi Kementerian PUPR untuk:
- Memaparkan hasil analisis, konsep dan kebutuhan penataan serta program dan kegiatan
pada kawasan penanganan prioritas
Pembahasan Laporan Antara ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pembahasan Laporan Antara diselenggarakan dengan paket Halflday setingkat eselon II di
Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku dilaksanakan 1 (satu) kali pada
bulan ke 3 (tiga);
- Pembahasan Laporan Antara mengundang unit organisasi di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders terkait pelaksanaan pekerjaan
dan sekurang-kurangnya dihadiri 30 (tigapuluh) orang peserta sekurang-kurangnya
mengundang Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah; Kepala Pusat
Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
- Kelengkapan Pembahasan Laporan Antara sekurang-kurangnya meliputi penggandaan
materi, uang Half Day, dan transport untuk masing-masing peserta.

e. Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra Desain


Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu
Kota Negara (NCICD), yang sekurang-kurangnya terdiri dari:

10
1) Penyusunan studi kelayakan infrastruktur terpilih pada kawasan prioritas di Kawasan
Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Ibukota Negara (NCICD) yang meliputi Kajian sosial
ekonomi yang sekurang-kurangnya meliputi:
a) Survei lapangan ke-3 (ketiga). Survei lapangan ke-3 dilaksanakan pada bulan ke-4
(empat), termasuk didalam survei ke-3 yaitu survei primer kawasan dan Inventarisasi
Bangunan Tua. Survei ke-3 dilaksanakan selama sekurang-kurangnya 5 (lima) hari
dilakukan oleh 5 (lima) orang dengan sewa kendaraan roda empat sebanyak 2 (dua)
unit;
b) Penyajian hasil survei primer, kajian teknik (tanah, konstruksi, perumahan, transpotasi,
drainase, persampahan dsb);
c) Kajian legal (kesesuaian tata ruang, peraturan daerah terkait bangunan/
utilitas/pemanfaatan ruang dsb)
d) Studi Kelayakan dengan menilai Benefit Cost Ratio (BCR) dan Key Performance
Indicators (KPI) untuk aspek:
 Finansial, termasuk NPV, IRR, Payback Period, dsb;
 Fisik dan Lahan;
 Ekonomi;
 Sosial; dan
 Lingkungan.
e) Rencana Investasi dan Pembiayaan;
 Kajian finansial/bussines plan (cost-benefit dan operasional, analisis pembiayaan
dari berbagai stakeholders, tidak hanya dari APBN/APBD)
 Indikasi Biaya Pembangunan Kawasan yang dapat digunakan untuk menyiapkan
DED;
 Sumber Pembiayaan;
 Tahapan Pembangunan; dan
 Pola Kerja Sama Operasional Investasi.
f) Kebutuhan Business Plan;
 Identifikasi kebutuhan business plan yang perlu dilakukan oleh sekurang-kurangnya
meliputi: manajemen perizinan, manajemen pertanahan, manajemen perencanaan,
manajemen produksi, manajemen penjualan, manajemen pengelolaan properti,
manajemen pengendalian/pengawasan, manajemen personalia, dan manajemen
pembiayaan/pendanaan.
2) Penyusunan Pra Desain pada Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Ibukota Negara
(NCICD);
a) Penetapan lokasi dan delineasi Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Ibukota
Negara (NCICD) dengan luas sekurang-kurangnya 40 ha;
b) Penyusunan konsep kawasan sekurang-kurangnya meliputi visi, tema, dan fungsi
kawasan
c) Penyusunan Program Bangunan dan Lingkungan
 Analisis Kawasan dan Wilayah Perencanaan (sosial kependudukan, prospek
ekonomi, daya dukung fisik dan lingkungan, aspek legal-design requirement: KDB,
KLB, KDH, Sempadan Jalan/Sungai/Pantai, KTB), daya dukung prasarana dan fasilitas
lingkungan, nilai historis kawasan);
 Analisis historis;
 Analisis jenis material untuk Kawasan Kota Tua;

11
 Analisis untuk menurunkan suhu Kawasan Kota Tua;
 Analisis Rekomendasi Fasad Bangunan;
 Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat; dan
 Konsep Dasar Pra Desain Kawasan berdasarkan hasil analisis kawasan dan wilayah
perencanaan.
d) Penyusunan Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
 Rencana Umum (struktur peruntukan lahan, intensitas pemanfaatan lahan, tata
bangunan, sistem sirkulasi dan jalur perhubung, sistem ruang terbuka dan tata
hijau, tata kualitas lingkungan, sistem prasarana dan utilitas lingkungan);
 Rancangan 2D berupa, tampak, desain fasade, perspektif, dan potongan sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku;
 Rancangan 3 Dimensi tiap blok pengembangan dan eksisting sekitarnya, serta
simulasi rancangan tiga dimensional dengan kulit bangunan realistis, bentuk
bangunan dan public realm skalatis, ukuran proporsional dengan visualisasi bird eye
view dan human eye view dengan kualitas render dan montage maksimal dengan
ketelitian 1:1000 – 1:100; dan
 Video visualisasi desain kawasan.
3) Workshop-2 Konsepsi Studi Kelayakan dan Pra Desain dilakukan di Jakarta dengan
mengundang instansi pusat, Unit Organisasi Kementerian PUPR dan mengundang
nasarumber terkait baik dari pusat penelitian, K/L pusat atau pemerintah daerah untuk
mendapatkan masukan terkait:
- Konsepsi studi kelayakan kawasan penanganan prioritas;
- Konsepsi pra desain kawasan penanganan prioritas
Workshop-2 ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
 Workshop-2 diselenggarakan dengan paket Fullday setingkat eselon II di Jakarta sesuai
dengan ketentuan peraturan yang berlaku dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 4
(empat);
 Workshop-2 mengundang K/L pusat dan unit organisasi di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders terkait pelaksanaan
pekerjaan dan sekurang-kurangnya dihadiri 35 (tiga puluh lima) orang peserta;
 Workshop-2 menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau kementerian/lembaga
dan/atau pemerintah daerah setingkat eselon 2 sebanyak 2 (dua) orang jam, dan
setingkat eselon 3 sebanyak 4 (empat) orang jam dengan 1 (satu) orang moderator;
 Kelengkapan Workshop-2 sekurang-kurangnya meliputi penggandaan materi, uang
harian dan transport untuk masing-masing peserta serta spanduk.
f. Pembahasan Konsep Laporan Akhir
Pembahasan Konsep Laporan Akhir diselenggarakan di pusat dengan mengundang instansi pusat
dengan mengundang Unit Organisasi Kementerian PUPR untuk:
- Memaparkan konsep rencana pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir
Pantai Ibu Kota Negara (NCICD)
Pembahasan Konsep Laporan Akhir ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pembahasan Laporan Akhir diselenggarakan dengan paket Halfday setingkat eselon II di
Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku dilaksanakan 1 (satu) kali pada
bulan ke 5 (lima);

12
- Pembahasan Konsep Laporan Akhir mengundang unit organisasi di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders terkait pelaksanaan pekerjaan
dan sekurang-kurangnya dihadiri 30 (tiga puluh) orang peserta sekurang-kurangnya
mengundang Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah; Kepala Pusat
Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
- Kelengkapan Pembahasan Konsep Laporan Akhir sekurang-kurangnya meliputi penggandaan
materi, uang Half Day, dan transport untuk masing-masing peserta.
g. Seminar Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa
Seminar dilakukan dengan mengundang nasarumber terkait baik dari pusat penelitian, K/L pusat
atau pemerintah daerah untuk:
 Sosialisasi rumusan akhir Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa

Seminar ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:


 Seminar diselenggarakan dengan paket Fullday setingkat eselon II di Jakarta sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku dilaksanakan 1 (satu) kali pada bulan ke 5 (lima);
 Seminar mengundang K/L pusat dan unit organisasi di lingkungan Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders terkait pelaksanaan pekerjaan dan
sekurang-kurangnya dihadiri 45 (empat puluh lima) orang peserta;
 Seminar menghadirkan narasumber dari pakar dan/atau kementerian/lembaga dan/atau
pemerintah daerah setingkat eselon 2 sebanyak 2 (dua) orang jam, dan setingkat eselon 3
sebanyak 4 (empat) orang jam dengan 1 (satu) orang moderator;
 Kelengkapan Seminar sekurang-kurangnya meliputi penggandaan materi, seminar kit, uang
harian dan transport untuk masing-masing peserta serta spanduk untuk keperluan acara
Seminar.
h. Pembahasan Laporan Akhir
Pembahasan Laporan Akhir diselenggarakan di pusat dengan mengundang instansi pusat dengan
mengundang Unit Organisasi Kementerian PUPR untuk:
- Memaparkan rencana pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Pantai Ibu
Kota Negara (NCICD)
Pembahasan Laporan Akhir ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pembahasan Laporan Akhir diselenggarakan dengan paket Halfday setingkat eselon II di
Jakarta sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku dilaksanakan 1 (satu) kali pada
bulan ke 6 (enam);
- Pembahasan Laporan Akhir mengundang unit organisasi di lingkungan Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan stakeholders terkait pelaksanaan pekerjaan
dan sekurang-kurangnya dihadiri 30 (tiga puluh) orang peserta sekurang-kurangnya
mengundang Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah; Kepala Pusat
Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;

13
- Kelengkapan Pembahasan Laporan Akhir sekurang-kurangnya meliputi penggandaan materi,
uang Half Day, dan transport untuk masing-masing peserta.
i. Penyusunan dan penyerahan laporan

E. KELUARAN
Keluarandarikegiataniniadalahsebagaiberikut:
1. Dokumen Desain Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD);
2. Dokumen dukungan pembangunan infrastruktur PUPR dan studi kelayakan dalam mewujudkan
kawasan yang terintegrasi, antara kawasan pengendali banjir, pusat perekonomian,
permukiman, pariwisata, dan fasilitas umum lainnya;
3. Laporan pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda
Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD).

F. MANFAAT
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat melalui tersusunnya rencana pengembangan
Kawasan Prioritas dan Infrastruktur PUPR secara terpadu, sehingga pengembangan Kawasan
Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibukota Negara dapat terintegrasi, antara kawasan
pengendali banjir, pusat perekonomian, permukiman, pariwisata, dan fasilitas umum lainnya.

G. JANGKA WAKTU, TAHAPAN, DAN JADWAL PELAKSANAAN


Bulan ke-
Tahapan Pekerjaan
1 2 3 4 5 6
A. Persiapan dan Organisasi Kerja
1. Mobilisasi tenaga ahli, Sub Profesional ahli, dan tenaga 
pendukung
2. Kajian Literatur, Teori, dan Benchmark 
3. Review Kebijakan Pembangunan dan Tata Ruang Pusat dan 
Daerah, serta Sektoral
4. Review terhadap kajian Master Plan dan Rencana Pengembangan 
Kawasan Sunda Kelapa yang pernah disusun sebelumnya
5. Review terkait progres perkembangan Kawasan Sunda Kelapa 
pada Kawasan NCICD
6. Identifikasi Stakeholder Pusat dan Daerah 
7. Pengumpulan data dan informasi awal wilayah perencanaan 
8. Penyusunan Peta Dasar 
9. Penajaman Metodologi pelaksanaan pekerjaan 
10. Inventarisasi kebutuhan data, desain survei, dan perangkat survei 
11. Penyusunan Rencana Kerja dan Jadwal Rinci Pelaksanaan 
Pekerjaan
12. Seminar/Kick Off Meeting √
B. Rapat Koordinasi dan Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Pusat  
2. Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Daerah  
3. Pengumpulan Data/Survei Lapangan ke-1 
4. Rapat Koordinasi-1 membahas Isu Strategis dan Rencana √
Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa
5. Pembahasan Laporan Pendahuluan √
C. Penyusunan Rencana dan Program Infrastruktur Kawasan
1. Review terhadap perencanaan dan desain terkait kawasan  
2. Perumusan isu kawasan guna mencapai kawasan yang   
terintegrasi, antara kawasan pengendali banjir, pusat

14
Bulan ke-
Tahapan Pekerjaan
1 2 3 4 5 6
perekonomian, permukiman, pariwisata, dan fasilitas umum
lainnya
3. Penetapan delineasi kawasan dan penanganan prioritas dalam  
mencapai kawasan yang terintegrasi, antara kawasan pengendali
banjir, pusat perekonomian, permukiman, pariwisata, dan
fasilitas umum lainnya
4. Analisis kebutuhan ruang kawasan prioritas 
5. Analisis integrasi desain pengendali banjir dan kawasan 
6. Analisis perumahan dan permukiman  
7. Analisis transportasi   
8. Analisis kebutuhan air baku dan air bersih   
9. Analisis kebutuhan pengelolaan persampahan dan air limbah   
10. Analisis drainase dan pengendalian banjir   
11. Analisis pembiayaan   
12. Analisis-analisis lain disesuaikan dengan tema kawasan 
13. Penyusunan konsep dan rancangan kawasan (urban design)  
14. Penyusunan rencana dan program pada kawasan penanganan   
prioritas dengan berkoordinasi bersama sektor PUPR dan
pemerintah daerah
15. Penyusunan kajian kelayakan investasi meliputi komponen  
investasi, tahapan, biaya, dan pelaku investasi
16. Penyusunan peta kawasan dengan ketelitian 1:10.000 – 1:5.000 
17. Penyusunan model kawasan 3 dimensi digital selubung bangunan 
18. Survei Lapangan ke-2 √
19. Workshop-1 Penyusunan Rencana dan Program Kawasan √
Prioritas Sunda Kelapa
D. Pembahasan Laporan Antara √
E. Penyusunan Studi Kelayakan dan Pra Desain
1. Penyusunan studi kelayakan infrastruktur terpilih pada kawasan    
prioritas di Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Ibukota
Negara (NCICD)
2. Penyusunan Pra Desain pada Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di    
Pesisir Ibukota Negara (NCICD)
3. Survei Lapangan ke-3 √
4. Workshop-2 Konsepsi Studi Kelayan dan Para Desain Kawasan √
Prioritas
F. Pembahasan Konsep Laporan Akhir √
G. Seminar Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda √
Kelapa
H. Pembahasan Laporan Akhir √
I. Penyusunan dan Penyerahan Laporan
1. RMK 
2. Laporan Bulanan      
3. Laporan Pendahuluan 
4. Laporan Antara 
5. Prosiding 
6. Konsep Laporan Akhir 
7. Laporan Akhir 
8. Buku Deluxe Executive Summary 
9. Album Peta dan Foto Udara 
10. Dokumen Desain Kawasan 
11. Dokumen Dukungan Pengembangan Infrastruktur dan Studi 
Kelayakan
12. DVD Laporan 

15
H. TENAGA AHLI
Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan ini sebanyak 7 orang dengan 7jenis kualifikasi dan
24OB/MM. Sub Profesional yang dibutuhkan dalam kegiatan ini sebanyak 3 orang dengan 3 jenis
kualifikasiserta2 orang Tenaga Penunjang dengan 2 jenis kualifikasi.Secara rinci kebutuhan tenaga
ahli berikut perincian tugas dan tanggungjawabnya sebagai berikut.
Orang
No. Posisi Pendidikan Pengalaman kerja Jumlah
Bulan
Tenaga Ahli
Ahli Rancang Kota/ S2 Urban Desain/S2 Arsitektur Ahli Madya SKA
1. 1 6 OB
Arsitek (Ketua Tim) dengan S1 Arsitektur S212 bulan
Ahli Perencanaan S1 Perencana Wilayah dan Ahli Muda SKA S1
2. 1 4 OB
Wilayah Kota Kota/ Planologi 36 bulan
Ahli Sosial S1 Sosiologi/ Sosial Ahli Muda SKA S1
3. 1 2 OB
Kemasyarakatan Kemasyarakatan 36 bulan
S1 Teknik Sipil
Ahli Muda SKA S1
4. Ahli Sipil Hidrologi Pengairan/Teknik Sumber Daya 1 3 OB
36 bulan
Air
Ahli Teknik S1 Teknik Lingkungan/Teknik Ahli Muda SKA S1
5. 1 3 OB
Lingkungan Sipil 36 bulan
Ahli Muda SKA S1
6. Ahli Pemetaan (GIS) S1 Geografi/Geodesi 1 3 OB
36 bulan
Ahli Muda SKA S1
7. Ahli Lansekap S1 Arsitektur Lansekap 1 3 OB
36 bulan

Tenaga Sub Profesional


Sub Profesional
1. Arsitek/Desain 3D S1 Arsitek - 1 4 OB
dan Grafis
Sub Profesional
2. Perencanaan S1 PWK - 1 3 OB
Wilayah dan Kota
Sub Profesional Ahli
3. S1 Geografi/Geodesi - 1 3 OB
Pemetaan

Dengan perincian tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:


1. Tenaga Ahli Rancang Kota/ Arsitektur (Ketua Tim)
Merupakan Magister lulusan Rancang Kota/Urban Desain/Arsitektur dan pendidikan S1
Arsitektur dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan
dengan negeri, berijazah S2 Rancang Kota dengan pengalaman paling sedikit 12 (dua belas)
bulan/S2 Teknik Arsitektur dengan pengalaman paling sedikit 12 (dua belas) bulan sesuai
Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal
Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi
Konstruksi, yang dibuktikan dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi
dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatandalam bidang
perancangan kota/wilayah metropolitan.
Tenaga Ahli Rancang Kota/Arsitektur memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan dalam aspek design/gambar-gambar arsitektur dan perancangan kota,
beserta detil-detilnya yang diperlukan untuk tahap penyusunan pengembangan Kawasan
memiliki kemampuan dalam mengkaji arahan kawasan, memiliki kemampuan dalam

16
mengolah arahan desain bangunan pengembangan model kawasan 3 dimensi secara detail
pada Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD).
Sebagai ketua tim, Tenaga Ahli Rancang Kota/Arsitektur bertanggungjawab mengkoordinir
tugas-tugas tenaga ahli lainnya dalam: menerima laporan perkembangan dari aktivitas
setiap, dan soliditas/kekompakan sub-tim, serta memberikan laporan kepada ketua tim
terhadap perkembangan dari aktivitasnya sehingga dicapai tujuan, sasaran, output,
outcome, benefit, dan dampak positif dari kegiatan ini.
2. Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
Merupakan sarjana lulusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)/Planologi dari
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri,
berijazah S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman ahli muda paling
sedikit 36 bulan atau ahli madya paling sedikit 12 bulan, yang dibuktikan dengan sertifikasi
di bidangnya yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi di bidangnya dan surat pengalaman
kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang perencanaan wilayah dan kota, khususnya
terkait pengembangan wilayah kawasan perkotaan.
Tenaga Ahli PWK memiliki tugas untuk menyusun, menganalisis skenario dan kebijakan
penataan kawasan perkotaan dan strategi peningkatan KPI, menyusun kajian regional
kawasan metropolitan, merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam aspek
perencanaan kawasan prioritas, beserta detil-detilnya yang diperlukan untuk tahap
Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu
Kota Negara (NCICD).
Sebagai anggota tim, Tenaga Ahli PWK bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan
informasi mengenai Perencanaan Kawasan, pengolahan dan analisis data, dan penyampaian
laporan hasil analisis kepada ketua tim.
3. Tenaga Ahli Sosial Kemasyarakatan
Merupakan Sarjana lulusan Sosiologi/Sosial Kemasyarakatan dari perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah S1 Sosiologi
dengan pengalaman paling sedikit 36 (tiga puluh enam) bulan/ berijazah S1 Sosial
Kemasyarakatan dengan pengalaman paling sedikit 36 (tiga puluh enam) bulan,yang
dibuktikan dengan sertifikasi dibidangnya dan/atau surat pengalaman kerja pada
penanganan kegiatan dalam bidang sosial/budaya kemasyarakatan.
Tenaga Ahli Sosial Kemasyarakatan memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan dalam aspek sosial/budaya kemasyarakatan terkait studi kelayakan dan pra Desain
kawasan prioritas pada Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara
(NCICD).
Sebagai anggota Tim, Tenaga Ahli Sosial Kemasyarakatan bertanggungjawab terhadap
pengumpulan data dan informasi mengenai sosial/budaya kemasyakaratan, pengolahan dan
analisis data, dan penyampaian laporan hasil analisis kepada ketua Tim.
4. Tenaga Ahli SipilHidrologi
Merupakan Sarjana lulusan Teknik Sipil Pengairan/Teknik Sumber Daya Air dari perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah S1
Teknik Sipil Pengairan dengan pengalaman ahli muda paling sedikit 36 (tiga puluh enam)
bulan atau ahli madya paling sedikit 12 (dua belas) bulan/ S1 Teknik Sumber Daya Air
dengan pengalaman ahli muda paling sedikit 36 (tiga puluh enam) bulan atau ahli madya
paling sedikit 12 (dua belas) bulan, sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor
897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada

17
Jenjang Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi, yang dibuktikan dengan
surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang sipil hidrologi.
Tenaga Ahli Sipil Hidrologi memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan
dalam aspek hidrologi terkait Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda
Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD)
Sebagai anggota Tim, Tenaga Ahli Sipil Hidrologi bertanggungjawab terhadap pengumpulan
data dan informasi mengenai perencanaan infrastruktur, pengolahan dan analisis data, dan
penyampaian laporan hasil analisis kepada ketua Tim.

5. Tenaga Ahli Teknik Lingkungan


Merupakan Sarjana lulusan Teknik Lingkungan dari perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah S1 Teknik Lingkungan dengan
pengalaman ahli muda paling sedikit 36 (tiga puluh enam) bulan atau ahli madya paling
sedikit 12 (dua belas) bulan, yang dibuktikan dengan sertifikasi di bidangnya yang diakui
oleh LPJK dan/atau asosiasi di bidangnya dan surat pengalaman kerja pada penanganan
kegiatan dalam bidang teknik lingkungan.
Tenaga Ahli Teknik Lingkungan memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan dalam aspek pengendalian lingkungan, kesesuaian rencana infrastruktur dengan
daya dukung lingkungan, penguasaan terhadap aspek sistem penyediaan air minum, sistem
pembuangan limbah, sistem drainase perkotaan dan sanitasi lingkungan, pengendalian
pencemar dan pengelolaan kualitas air, tanah, dan udara, serta pengendalian dan
pengelolaan dampak lingkungan.
Sebagai anggota tim, Tenaga Ahli Teknik Lingkungan bertanggungjawab terhadap
pengumpulan data dan informasi mengenai kondisi lingkungan kawasan, pengolahan dan
analisis data kondisi lingkungan, dan penyampaian laporan hasil analisis lingkungan kepada
ketua tim
6. Tenaga Ahli Pemetaan (GIS)
Merupakan Sarjana lulusan Geografi/Geodesi dari perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah S1 Geografi dengan
pengalaman paling sedikit 36 bulan/S1 Geodesi dengan pengalaman ahli madya paling
sedikit 12 (dua belas) bulan atau ahli muda paling sedikit 36 (tiga puluh enam) bulan yang
dibuktikan dengan sertifikasi di bidangnya yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi di
bidangnya dan surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang pemetaan.
Tenaga Ahli Pemetaan (GIS) memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan semua
kegiatan dalam aspek pembuatan peta-peta terkait kegiatan baik itu peta data, analisis dan
penyusunanRencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu
Kota Negara (NCICD).
Sebagai anggota tim, Tenaga Ahli Pemetaan (GIS) bertanggungjawab terhadap pengumpulan
data dan informasi mengenai pemetaan/foto udara/video udara, pengolahan dan analisis
data pemetaan/foto udara/video udara, dan penyampaian laporan hasil analisis
pemetaan/foto udara/video udara kepada ketua tim.
7. Tenaga Ahli Lansekap
Merupakan Sarjana lulusan Arsitektur Lansekap dari perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah S1 Teknik Arsitektur Lansekap
dengan pengalaman ahli muda paling sedikit 36 bulan atau ahli madya paling sedikit 12

18
bulan, yang dibuktikan dengan sertifikasi dibidangnya dan surat pengalaman kerja pada
penanganan kegiatan dalam bidang lansekap kawasan.
Tenaga Ahli Lansekap memiliki tugas merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan
dalam aspek pembuatan rancangan lansekap dan perspektif visualisasi lansekap dari
Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Ibu Kota Negara (NCICD)
Sebagai anggota tim, Tenaga Ahli Lansekap bertanggungjawab terhadap pengumpulan data
dan informasi mengenai lansekap kawasan prioritas, pengolahan dan analisis data lansekap
kawasan prioritas, dan penyampaian laporan hasil analisis rancangan lansekap kawasan
prioritas kepada ketua tim.

Kualifikasi Tenaga Sub Profesional tersebut adalah sebagai berikut:


1. Tenaga Sub Profesional Arsitek/Desain 3D dan Grafis
Merupakan sarjana lulusan Teknik Arsitektur/ Desain Grafis dari perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah S1.
Tenaga Sub Profesional Rancang Kota/Arsitektur memiliki tugas membantu dan
melaksanakan arahan dari Ahli Rancang Kota/Arsitektur dalam merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan dalam aspek design/gambar-gambar arsitektur dan
perancangan kota, beserta detil-detilnya yang diperlukan serta bertanggungjawab
memberikan laporan kepada ketua tim terhadap perkembangan dari aktivitasnya sehingga
dicapai tujuan, sasaran, output, outcome, benefit, dan dampak positif dari kegiatan ini.
2. Tenaga Sub Profesional Perencanaan Wilayah dan Kota
Merupakan sarjana lulusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)/Planologi dari
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri,
berijazah S1.
Tenaga Sub Profesional PWK memiliki tugas membantu dan melaksanakan arahan dari Ahli
PWK dalam aspek perencanaan spasial kawasan perencanaan dan kawasan. Selain itu,
Tenaga Sub Profesional perencanaan wilayah juga terlibat langsung dalam penyusunan
laporan, merumuskan tujuan, sasaran, output, outcome, benefit dan dampak positif dari
kegiatan ini.
3. Tenaga Sub Profesional Pemetaan (GIS)
Merupakan Sarjana lulusan Geografi/Geodesi dari perguruan tinggi negeri atau perguruan
tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah S1.
Tenaga Sub Profesional Ahli Pemetaan (GIS) memiliki tugas merencanakan dan
melaksanakan semua kegiatan dalam aspek pembuatan peta-peta terkait kegiatan baik itu
peta data, analisis dan penyusunan skenario dan kebijakan pada Kawasan Prioritas Sunda
Kelapa di Pesisir Ibukota Negara (NCICD)
Sebagai anggota tim, Tenaga Sub Profesional Ahli Pemetaan (GIS) bertanggungjawab
terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai pemetaan/foto udara/video udara,
pengolahan dan analisis data pemetaan/foto udara/video udara, dan penyampaian laporan
hasil analisis pemetaan/foto udara/video udara kepada ketua tim.
Untuk mendukung kinerja dari tenaga ahli dan mendukung pencapaian target output dari pekerjaan ini,
diperlukan adanya peran tenaga penunjang sekretaris dan operator komputer

I. METODOLOGI

19
1. Desk Study
Metode desk study yaitu cara pengumpulan data dan informasi melalui pemeriksaan dan
analisis data dan informasi yang menggunakan data sekunder, baik berupa dokumen-dokumen
data, hasil studi terdahulu, dan peraturan perundang-undangan baik yang diperoleh dalam
bentuk buku maupun hasil pencarian di internet.
2. Kick Off Meeting
Kick off meeting merupakan pertemuan awal/pendahuluan antara penyedia jasa, pengguna
jasa, dan stakeholder untuk menginformasikan pekerjaan, output yang diharapkan, dan
Identifikasi stakeholder baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, kelompok masyarakat dan
dunia usaha dengan mencatat nama, alamat dan nomor kontak/email yang dapat dihubungi.

3. Pengumpulan Data Sekunder


Pelaksanaan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan metode kunjungan ke instansi
Pemerintah, Swasta baik pusat dan daerah hasil identifikasi stakeholder. Penyedia jasa wajib
menyusun perangkat survei. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui:
 Pengumpulan data sekunder pada berbagai instansi terkait;
 Pengumpulan data primer untuk melengkapi ketersediaan data sekunder;
 Pengumpulan dokumen kebijakan/kajian terdahulu terkait pekerjaan serupa;
 Pengolahan dan penstrukturan data, serta penyajian dalam format yang menarik seperti
grafik (chart), peta, dan infografis.
4. Pengumpulan Data Primer Infrastruktur melalui Field Study
Pelaksanaan pengumpulan data primer dilakukan dengan mengunjungi lokasi kawasan dan
infrastruktur utama kawasan perkotaan dengan melakukan pengambilan gambar foto dan
gambar video, pencatatan koordinat lokasi kawasan kumuh perkotaan, infrastruktur, dan
kawasan prioritas menggunakan GPS, dan wawancara dengan stakeholder setempat untuk.
a. Infrastruktur Jalan dan Jembatan khususnya yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat;
b. Infrastruktur Sumber Daya Air pada Wilayah Sungai khususnya yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat;
c. Infrastruktur Permukiman, termasuk kawasan kumuh perkotaan yang ditetapkan dalam
SK Bupati/Walikota;
d. Perumahan Umum.
Informasi yang diperoleh untuk tiap infrastruktur adalah informasi umum, spesifikasi umum,
kondisi umum, dan lokasi point GPS.
5. Pengumpulan Data Primer Kawasan Prioritas
Kegiatan yang dilakukan yaitu Survei Pemetaan Sosial Ekonomi Lingkungan berpedoman pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2013 tentang Pedoman Pemetaan
Sosial Ekonomi Lingkungan Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi kegiatan
6. Pengadaan dan Pengolahan Citra Satelit
Citra satelit diperoleh dari LAPAN dan pengolahan citra peta dengan ketelitian mendekati
1:50.000 s.d. 1:10.000. Interpretasi dan pengolahan peta citra serta handling peta dengan
ketelitian 1:10.000 pada bagian urban area dapat dilakukan penyesuaian pada bagian non-
urbanarea dengan peta SPOT/ALOS atau sejenisnya. Pengolahan peta dilakukan untuk

20
menghasilkan peta topografi yang memuat tutupan lahan, kontur, jaringan infrastruktur,
fasilitas. Output dari pengadaan ini adalah:
a. Peta Mosaic Orthophoto dalam format Georeferenced Raster imagery file : GeoTIF, TIF
atau filecompress .ECW; dan
b. Peta Topografi, Tutupan Lahan dan Infrastruktur Utama dalam format shapefile.
7. Pengadaan dan Pengolahan Peta Rupa Bumi
Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) bisa diperoleh di dengan mengunduh di
http://tanahair.indonesia.go.id menyediakan fasilitas download peta RBI skala 25K, 50K dan
250K. Untuk seluruh Pulau Jawa sudah tercover oleh peta dengan skala 1 : 25.000. Sementara
pulau di luar jawa baru tercover peta dengan skala 1 : 50.000 dan 1:250.000.
Tema peta RBI yang dapat didownload melalui portal http://tanahair.indonesia.go.id meliputi
Utilitas, Penutupan Lahan, Transportasi, Hidrografi, Toponimi, Lingkungan Terbangun dan
Hipsografi. Untuk Garis Pantai dan Batas Wilayah hanya tercover pada skala 1:250.000.
8. Pengadaan Peta Udara (Aerial Mapping),Foto Udara (Aerial Photography), dan Video Udara
(Aerial Videography) pada Kawasan Prioritas Urban Redevelopment
Pengadaan Peta Udara (Aerial Mapping) dilakukan menggunakan teknik foto udara atau
fotogrametri menggunakan wahana Pesawat Udara Tanpa Awak / UAV (Unmenned Aerial
Vehicle) atau Drone. Pekerjaan ini menghasilkan Peta Orthophoto Mosaic dan Peta Garis/Peta
Topografi yang detail dengan skala antara 1:500 s.d. 1:1.000 untuk kawasan prioritas.
Pengadaan Foto Udara (Aerial Photography) dan Video Udara (Aerial Videography) digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan animasi bergerak 3 (tiga) dimensi dan visualisasi 3 (tiga)
dimensi.
Output pengadaan ini adalah:
a. Print out format *pdf yaitu peta mosaic orthophoto dan peta topografi berikut kontur
interval 1 meter dengan skala disesuaikan dengan ukuran kertas A3.
b. Softcopy data processing meliputi:
 Laporan Data dan Pengukuran GPC (Ground Control Point) dengan menggunakan GPS
Geodetic;
 Peta Mosaic Orthophoto dalam format Georeferenced Raster imagery file : GeoTIF,
TIF atau filecompress .ECW;
 Peta Topografi berikut dengan kontur interval 1 meter dalam format file: .shp
dan .dwg; dan
 Data digital ketinggian DEM (Digital Elevation Model) dalam format file : .GeoTif atau
TIF terdiri dari DSM (Digital Surface Model) dan DTM (Digital Terrain Model).
9. Pembuatan Peta Digital Sistem Informasi Geografis
Pembuatan peta digital menggunakan software sistem informasi geografis yang memuat
shapefile (view) dan file siap cetaknya (layout). Skala peta yang digunakan minimal adalah
1:10.000 untuk kawasan perkotaan dan 1:50.000 untuk wilayah antar kota. Pembuatan peta
digital dipadukan antara perolehan data sekunder, survei GPS untuk infrastruktur, dilengkapi
dengan atribut basis data sesuai dengan data infrastruktur.
Pembuatan peta GIS berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Nomor 25/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan Data dan Informasi Geospasial
Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
10. Penyusunan Desain Kawasan (Urban Desain)

21
Prinsip yang digunakan di dalam pra desain kawasan prioritas menggunakan pendekatan 10
prinsip smart growthdan integrasi antara bangunan pengendali banjir dan kawasan. Prinsip
smart growth yaitu:
1) Penggunaan lahan campuran (mixed use)
2) Pengambilan keuntungan dari desain bangunan yang kompak
3) Membuat ukuran untuk pilihan dan kesempatan perumahan
4) Membuat jalur pedestrian yang baik
5) Membantu perkembangan komunitas yang atraktif dan berciri khas dengan rasa
kepemilikan yang tinggi
6) Mempertahankan ruang terbuka, lahan pertanian, keindahan alam dan lahan kritis
7) Memperkuat dan menghubungkan secara langsung pengembangan komunitas yang ada
8) Menyediakan pilihan moda transportasi yang bervariasi
9) Membuat keputusan pengembangan yang terprediksi, adil, dan efektif
10) Mendorong kolaborasi antara komunitas dengan stakeholders dalam pengembangan
keputusan
11. Rapatkoordinasi dan diskusi termasuk pembahasan laporan pendahuluan, antara, konsep
laporan akhir, laporan akhir
Rapat koordinasi dilakukan dalam rangka menjaring saran dan masukan mengenai Penyusunan
Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara
(NCICD). Rapat koordinasi dilakukan di Jakarta dengan mengundang stakeholder terkait
pelaksana pembangunan di Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Ibukota Negara (NCICD).
Rapat koordinasi ditujukan untuk menemukenali kondisi eksisting, permasalahan, dan potensi
serta memperoleh masukan untukkegiatan ini.
12. Workshop
Workshop dilakukan dalam rangka menjaring saran dan masukan mengenai Penyusunan
Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara
(NCICD). Workshop dilakukan di Jakarta sebanyak 2 (dua) kali dengan mengundang narasumber
dan stakeholders terkait, dengan Workshop pertama bertujuan untuk mendapatkan masukan
terkait konsepsi dan kebutuhan penanganan kawasan prioritas, rencana dan program kawasan
penanganan prioritas, dan kajian kelayakan investasi. Sementara workshop kedua ditujukan
untuk mendapatkan masukan terkait konsepsi studi kelayakan dan pra desain kawasan
penanganan prioritas.
13. Seminar
Seminar merupakan wadah dalam menampung berbagai masukan, kajian serta pengetahuan
baru dari berbagai tenaga ahli, pandangan sektor dalam menyusun studi kelayakan dan pra
DesainKawasan Prioritas di Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Ibukota Negara
(NCICD).Seminar dilakukan di pusat dengan melibatkan stakeholders terkait pelaksana
pembangunan di Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Ibukota Negara (NCICD). Seminar
ditujukan untuk mempublikasikan dan mensosialisasikan hasil penyusunan Rencana
PengembanganKawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Ibukota Negara (NCICD).
14. Melakukan analisis dan desain.
Analisis dan desain yang dilakukan mencakup analisis untuk studi kelayakan dan analisis untuk
pra Desain, sebagaimana telah termuat dalam ruang lingkup kegiatan.
15. Melakukan penyusunan konsep, desain kawasan,program, dan studi kelayakan.

22
Setelah selesai analisis maka dilakukan penyusunan konsep, desain kawasan,program, dan
studi kelayakan. Termasuk dalam tahapan ini adalah penyediaan gambar-gambar Desain
kawasandan gambar-gambar terkait studi kelayakan kawasan prioritas.
16. Menyusun laporan
o Laporan pendahuluan;
o Laporan antara;
o Laporan bulanan;
o Konsep laporan akhir;
o Laporan akhir;
o Album Peta A3;
o Buku Deluxe Excecutive;
o Laporan prosiding;
o Dokumen Desain Kawasan A3;
o Dokumen Dukungan Infrastruktur dan studi kelayakan;
o Laporan dalam bentuk DVD.

J. WAKTU PELAKSANAAN
Pekerjaan ini dilaksanakan pada tahun anggaran 2020 dan seluruh pekerjaan harus dapat
diselesaikan dalam waktu 6 (enam) bulan kalender.

K. PENANGGUNG JAWAB
Satuan Kerja Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, PusatPengembangan Kawasan
Perkotaan,Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

L. SUMBER PENDANAAN
Untuk melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan biaya sebesar Rp. 1.300.000.000 (Satu Miliar Tiga
Ratus Juta Rupiah) termasuk PPN dan dibiayai dari APBN.

M. TIPE PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan ini dilaksanakan secara kontraktualdengan jenis jasa konsultansi.

N. SISTEMATIKA PELAPORAN
Laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan ini menjelaskan jadwal rencana kerja rinci tentang pelaksanaan kegiatan ini. Laporan
diserahkan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah Kegiatan Penyusunan Rencana
Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD)
dimulai dan dibuat masing-masing rangkap 5 (lima) dengan softcopy-nya.
2. Laporan Antara
Laporan ini menjelaskan proses dan capaian pelaksanaan uraian kegiatan di setengah waktu
pelaksanaan kegiatan termasuk kajian dan identifikasi: permasalahan, lokasi, kebijakan dan
strategi, serta program-program sektor terkait. Laporan diserahkan selambat-lambatnya 3
(tiga) bulan setelah dimulainya pekerjaan dan dibuat masing-masing rangkap 5 (lima) dengan
softcopy-nya.
3. Laporan Bulanan
Laporan ini menjelaskan proses dan capaian pelaksanaan uraian kegiatan di setiap bulan waktu

23
pelaksanaan kegiatan termasuk kajian dan identifikasi: permasalahan, lokasi, kebijakan dan
strategi, serta program-program sektor terkait. Laporan diserahkan selambat-lambatnya pada
minggu pertama bulan berjalan dan dibuat masing-masingrangkap 5(lima) dengan softcopy-
nya.
4. Konsep Laporan Akhir
Laporan ini menjelaskan konsep hasil pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana
Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD) mulai
dari persiapan sampai dengan pelaksanaan kegiatan itu sendiri termasuk didalamnya berisikan
hasil, Dokumen, Peta dan Tabel Program. Laporan diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima)
bulan setelah kegiatan ini dimulai sebanyak masing-masing5(lima) eksemplar.
5. Laporan Akhir
Laporan ini menjelaskan hasil dari pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan
Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD) mulai dari persiapan
sampai dengan pelaksanaan kegiatan itu sendiri. Laporan diserahkan selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah kegiatan ini dimulai sebanyak masing-masing5(lima) eksemplar.

6. Laporan Prosiding
Laporan Prosiding merupakan kumpulan hasil pelaksanaan rapat dibuat 6 (enam)bulan setelah
dimulainya pekerjaan dan dibuat masing-masing rangkap 5 (lima) dengan softcopy-nya.
7. Dokumen Desain Kawasan A3
Dokumen ini berisi tentang hasil analisis kawasan, konsep pengembangan kawasan, dan
rancangan kawasan (urban desain). Selain itu di dalam dokumen ini memuat juga gambar
arsitektur, garis besar persyaratan teknis, dan perkiraan biaya pembangunan (preliminary cost
estimate).Dokumen diserahkan paling lambat 6 (enam)bulan setelah dimulainya pekerjaan dan
dibuat masing-masing rangkap 5(lima) dengan softcopy-nya.
8. Dokumen dukungan pembangunan infrastruktur dan studi kelayakan
Dokumen ini memuat program-program infrastruktur PUPR yang akan didukung dalam suatu
kota pada kawasan penanganan prioritas. Dokumen ini memuat juga hasil analisis dan
penjelasan kelayakan dari segala aspek yang akan mendasari pengembangan Kawasan Prioritas
Sunda Kelapa di Pesisir Ibukota Negara (NCICD). Dokumen diserahkan selambat-lambatnya 6
(enam)bulan setelah Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda
Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD) ini masing-masing sebanyak 5 (lima) eksemplar.
9. Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Dokumen RMK diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah SPMK dibuat sebanyak 3 (tiga)
rangkap dengan softcopy-nya.
Dokumen RMK memuat:
a. Cover RMK
b. Lembar Pengesahan
c. Kebijakan mutu dan sasaran mutu proyek (pekerjaan)
d. Informasi proyek (pekerjaan)
e. Penjelasan Lingkup Proyek (pekerjaan)
f. Lokasi Proyek
g. Pihak-pihak yang terlibat
h. Struktur organisasi proyek

24
i. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang
j. Metode kerja pelaksanaan
k. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
l. Jadwal tenaga kerja
m. Jadwal Pelaporan
n. Progress Kerja
o. Jadwal pengetesan (pembahasan)
p. Cash flow
10. Album peta A3
Album ini berisi peta-peta rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir
Utara Ibu Kota Negara (NCICD). Album Peta A3 dilengkapi dengan soft file berbentuk SHP dan
diserahkan selambat-lambatnya 6 (enam)bulan setelah kegiatan ini dimulai masing-masing
sebanyak 5 (lima) eksemplar.

11. Buku Deluxe Executive


Buku Deluxe Executivedibuat dengan desain khusus dan memuat ringkasan dari muatan
substansi Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di
Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD).
Buku Deluxe Executive diserahkan selambat-lambatnya 6 (enam)bulan sejak SPMK dan dibuat
rangkap 30 (tiga puluh) dengan ukuran kertas 20 cm x 20 cm dicetak bolak-balik dengan
kualitas kertas yang bagus seperti art paper atau mate paper 120 gram untuk masing-masing
kawasan perkotaan. Buku deluxe executive merupakan bahan sosialisasi hasil kajian yang akan
dibagikan sekurang-kurangnya pada Sekretaris Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah;
Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; Kepala Pusat
Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW, Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat pada saat ekspose dan pameran serta bahan informasi pimpinan.
12. Pembuatan Laporan Dalam DVD
Semua materi yang merupakan bagian dari Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan
Kawasan Prioritas Sunda Kelapa di Pesisir Utara Ibu Kota Negara (NCICD)dan dikumpulkan
dalam format softcopy, termasuk didalamnya peta-peta dengan format SHP dan album foto
udara, dalam bentuk cakram padat (DVD) masing-masing sebanyak 10 (sepuluh) keping dan
diserahkan paling lambat 6 (enam) bulan setelah SPMK.

O. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN


Semua bentuk data, dokumen, peta, peta citra, foto, disket atau peralatan yang dipergunakan
selama pekerjaan, dengan terbitnya kontrak tersebut menjadi hak milik pemberi pekerjaan (Satuan
Kerja Pengembangan Kawasan Perkotaan, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah).

P. LAIN-LAIN
Hal-hal yang belum diatur dalam KAK ini dan dianggap sangat penting, akan dilaksanakan sesuai
kesepakatan antara pemberi kerja dengan penerima kerja.

25
Jakarta, April 2020
Mengetahui, Pejabat Pembuat Komitmen Satker
Kepala Bagian Anggaran dan Umum Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan

Allien Dyah Lestary, S.ST. Benny Hermawan, S.T, M.Sc.


NIP.197501141995032001 NIP. 196812161997031001

26

Anda mungkin juga menyukai