Anda di halaman 1dari 38

25 Mar 2022

Kerangka Acuan Kerja


(KAK)

Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur


Wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat
(Pulau Papua)

Tahun Anggaran 2022

JASA KONSULTASI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
PUSAT PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR WILAYAH III
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
PROVINSI PAPUA DAN PAPUA BARAT (PULAU PAPUA)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Kementerian Negara/Lembaga :
Rakyat
Unit Eselon I : Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Program : Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Menyiapkan Rencana Pengembangan
Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan
Hasil (Outcome) :
Rakyat di Provinsi Papua dan Papua Barat yang
sesuai dengan Pengembangan Wilayah
Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR
Unit Eselon II :
Wilayah III
Penyusunan Rencana Pengembangan
Kegiatan : Infrastruktur Wilayah Provinsi Papua dan Papua
Barat
Jumlah Dokumen Rencana Pengembangan
Indikator Kinerja Kegiatan : Infrastruktur Wilayah Provinsi Papua dan Papua
Barat
Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Output :
Provinsi Papua dan Papua Barat 2023-2032

Jenis Keluaran : Dokumen Rumusan/Rencana


• Dokumen Rencana Mutu Kontrak (1 buku)
• Laporan Bulanan (3 buku)
• Laporan Pendahuluan (5 buku)
• Laporan Antara (5 buku)
• Draft Laporan Akhir (10 buku)
Volume dan Satuan Keluaran :
• Buku Deluxe Executive Summary (10 buku)
• Album Peta A3, Foto Udara, dan Pra-
Desain (5 buku)
• Hardisc Drive External (Media Penyimpanan
Arsip Digital) 1 Tera (1 buah)

1
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum dan Kebijakan
Kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Provinsi
Papua dan Papua Barat memiliki dasar hukum dan kebijakan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, beserta peraturan pelaksanaannya;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2004-2025, beserta peraturan
pelaksanaannya;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, beserta peraturan pelaksanaannya;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, beserta peraturan pelaksanaannya;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Otonomi Khusus
Bagi Provinsi Papua;
6. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024;
7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat;
8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; dan
9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 23 tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Tahun 2020-2024.

Kebijakan Nasional
1. UURI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, beserta peraturan
pelaksanaannya;
2. UURI Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pangairan, beserta peraturan
pelaksanaannya;

2
3. UURI Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
beserta peraturan pelaksanaannya;
4. UURI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
5. UURI Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
6. UURI Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
7. UURI Nomor 37 tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air;
8. UURI Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
9. UURI Nomor 39 tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus;
10. UU No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
11. UU No. 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
13. Perpres Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum.

Kebijakan Pembangunan Nasional dan Daerah


1. RPJPN 2005-2025 dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007;
2. RPJMN Tahun 2020-2024;
3. RPJPD dalam Peraturan Daerah Provinsi Papua
4. RPJMD Provinsi Papua
5. RPJMD Provinsi Papua Barat
6. RPJPD Kabupaten Puncak
7. RPJMD Kabupaten Puncak
8. RPJPD Kabupaten Puncak Jaya
9. RPJMD Kabupaten Puncak Jaya
10. RPJPD Kabupaten Tolikara
11. RPJMD Kabupaten Tolikara
12. RPJPD Kabupaten Lanny Jaya
13. RPJMD Kabupaten Lanny Jaya
14. RPJPD Kabupaten Nduga
15. RPJMD Kabupaten Nduga
16. RPJPD Kabupaten Jayawijaya

3
17. RPJMD Kabupaten Jayawijaya
18. RPJPD Kabupaten Membramo Tengah
19. RPJMD Kabupaten Membramo Tengah
20. RPJPD Kabupaten Yalimo
21. RPJMD Kabupaten Yalimo
22. RPJPD Kabupaten Yahukimo
23. RPJMD Kabupaten Yahukimo
24. RPJPD Kabupaten Pegunungan Bintang
25. RPJMD Kabupaten Pegunungan Bintang
26. RPJPD Kabupaten Teluk Wondama
27. RPJMD Kabupaten Teluk Wondama
28. RPJPD Kabupaten Manokwari Selatan
29. RPJMD Kabupaten Manokwari Selatan
30. RPJPD Kabupaten Maybrat
31. RPJMD Kabupaten Maybrat

Kebijakan Penetapan Lokasi dan Hierarki Infrastruktur Sektoral, yang


menunjukkan lokasi dan hierarki yang termuat di dalam peraturan perundang-
undangan (PP, Permen/Kepmen):
a. Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jalan dan Jembatan
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya
sebagai Jalan Nasional
 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor :
248/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan dalam Jaringan Jalan
Primer Menurut Fungsinya sebagai Jalan Primer (JAP) dan Jalan Kolektor-
1 (JKP-1)

 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 567/KPTS/M/2010 tentang


Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional beserta perubahannya
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor: 92/KPTS/M/2011 tentang Perubahan Pertama Atas
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 567/KPTS/M/2010 tentang
Rencana Umum Jaringan Jalan Nasional

4
Sumber Daya Air
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
04/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah Sungai

 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 293/KPTS/M/2014 tentang


Penetapan Status Daerah Irigasi yang Pengelolannya Menjadi Wewenang
dan Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota

Cipta Karya
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2006 tentang
Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum (KSNP-SPAM)
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 tahun 2006 tentang
Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan (KSNP-SPP)
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 tahun 2008 tentang
Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Permukiman (KSNP-SPALP)

Perumahan
 Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 tahun 2013 tentang
Pedoman Bantuan Pembangunan Rumah Khusus
 Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 7 tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 10 tahun
2012 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
dengan Hunian Berimbang

b. Perhubungan
 Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru
Pengembangan Sistem Logistik Nasional
 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2020 – 2024

5
Bandar Udara
 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM 69 Tahun 2013 tentang
Tatanan Kebandarudaraan Nasional
 Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur tentang Rencana Induk
masing-masing bandar udara

Pelabuhan Laut
 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP 414 Tahun 2013 tentang
Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional
 Peraturan Menteri Perhubungan yang mengatur tentang Rencana Induk
masing-masing Pelabuhan

Kebijakan Strategis Perlindungan dan Pengelolaah Lingkungan Hidup


 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.83/2016
tentang Perhutanan Sosial
 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.61/Menhut-II/2015 tentang
Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
 Penetapan Kawasan Taman Nasional Laut SK. Menhut Nomor
8009/Kpts-II/2002; Tgl 29-8-2002

2. Gambaran Umum
Sejalan dengan visi misi Presiden pada Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang
RPJMN Tahun 2020-2024 yaitu terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat,
mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong dan Inpres No. 9/2020
tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi
Papua Barat yang mengamanatkan tentang: (1) Peningkatan kualitas dan akses
pendidikan; (2) peningkatan kualitas dan akses kesehatan; (3) jaminan sosial dan
kesejahteraan sosial; (4) permukiman layak, air bersih dan sanitasi; (5)
pengembangan ekonomi lokal; (6) konektivitas melalui Trans Papua,
perhubungan laut, sungai dan udara, telekomunikasi dan internet; dan (7)
penguatan tata kelola dan kelembagaan, maka perlu adanya integrasi dan
perencanaan yang terpadu untuk Pulau Papua sehingga pembangunan
infrastruktur yang dilakukan dapat mewujudkan dan mendukung dengan optimal
pembangunan di Pulau Papua.

6
BPIW melalui Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah III
menyelenggarakan fungsi melaksanakan penyusunan rencana induk,
sinkronisasi dan penyusunan prioritasi program dan strategi pembiayaan jangka
menengah dan tahunan, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat
berdasarkan pendekatan pengembangan wilayah di wilayah dan Pulau Papua.

Pengembangan wilayah ditujukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi


dan pemenuhan pelayanan dasar dengan memperhatikan harmonisasi antara
rencana pembangunan dengan pemanfaatan ruang. Pengembangan wilayah
yang mampu menciptakan kesinambungan dan keberlanjutan ini dapat dilakukan
melalui: 1) Pengembangan sektor/ komoditas/kegiatan unggulan daerah, 2)
Distribusi pusat-pusat pertumbuhan (PKW) ke wilayah belum berkembang, 3)
Peningkatan daya saing wilayah yang inklusif, 4) Memperkuat kemampuan SDM
dan Iptek berbasis kewilayahan dalam mendukung ekonomi unggulan daerah,
serta 5) Meningkatkan IPM melalui pemenuhan pelayanan dasar secara merata.

Perkuatan infrastruktur ditujukan untuk mendukung aktivitas perekonomian serta


mendorong pemerataan pembangunan nasional. Pemerintah Indonesia akan
memastikan pembangunan infrastruktur akan didasarkan kebutuhan dan
keunggulan wilayah melalui: 1) Menjadikan keunggulan wilayah sebagai acuan
untuk mengetahui kebutuhan infrastruktur wilayah, 2) Peningkatan pengaturan,
pembinaan dan pengawasan dalam pembangunan, 3) Pengembangan
infrastruktur perkotaan berbasis TIK, 4) Rehabilitasi sarana dan prasarana yang
sudah tidak efisien, 5) Mempermudah perijinan pembangunan infrastruktur.

Diperlukannya perhatian khusus untuk pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar


pada setiap Kabupaten/Kota di Provinsi Papua dan Papua Barat (Pulau Papua).
Untuk mempercepat pengembangan Pulau Papua sesuai Inpres No. 9 Tahun
2020, diperlukan perencanaan infrastruktur PUPR yang terintegrasi dengan
infrastruktur non PUPR lainnya pada Pulau .

Untuk mendukung hal tersebut, pada TA 2022 Badan Pengembangan


Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan rakyat akan

7
melaksanakan kegiatan Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur
Wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat.

B. MAKSUD
Adapun maksud dari kegiatan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Merumuskan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah dengan jangka
waktu perencanaan 10 tahun di Pulau Papua berbasis pengembangan
wilayah yang berkelanjutan, sesuai dengan potensi sumber daya alam,
kebutuhan pengembangan kawasan serta terintegrasi antara pusat
pertumbuhan dengan kota-kota outlet di sekitarnya yang terpadu antarsektor,
antarwilayah dan antar pemerintahan;
2. Memberikan dukungan infrastruktur PUPR yang terpadu dengan infrastruktur
strategis lainnya (non-PUPR) dalam rangka mewujudkan pemerataan dan
pertumbuhan pembangunan ekonomi serta kesejahteraan di Pulau Papua
baik dari segi rencana pembangunan ataupun skema pembiayaan.

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah tersusunnya Rencana Pembangunan
Infrastruktur Wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat (Pulau Papua) 2023-2032
yang terpadu sesuai dengan kebijakan spasial dan kebijakan sektor ditingkat
nasional dan daerah sehingga terciptanya pemenuhan dan pemerataan
pelayanan dasar di Provinsi Papua dan Papua Barat (Pulau Papua).

D. SASARAN
Sasaran dari pekerjaan ini sekurang-kurangnya meliputi:
1. Menyusun dokumen Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Provinsi
Papua dan Papua Barat (Pulau Papua) untuk mendukung pengembangan
infrastruktur terpadu antarsektor, antarwilayah, dan antar pemerintahan
berdasarkan kebutuhan jangka Panjang, jangka menengah, jangka tahunan
dalam rangka mendukung pemerataan ekonomi di Pulau Papua.

8
E. RUANG LINGKUP
1. Lingkup Wilayah Perencanaan
Ruang lingkup wilayah makro dalam pekerjaan ini meliputi 7 Wilayah Adat di
Pulau Papua yang meliputi Wilayah Adat Bomberay, Domberay, Mee Pago,
Saereri, Laa Pago, Mamta, dan Anim Ha.

2. Lingkup Tahapan dan Substansi Pekerjaan


Ruang lingkup tahapan dan substansi pekerjaan ini sekurang-kurangnya
meliputi:

a. Persiapan dan Organisasi Kerja


1) Jika penerima pekerjaan berada di luar Pulau Papua dan Jakarta, maka
diwajibkan bagi penerima pekerjaan memiliki kantor perwakilan di Pulau
Papua atau Jakarta.
2) Mobilisasi tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan tenaga pendukung;
3) Kajian literatur, teori, dan benchmark/pengalaman praktis di Indonesia
atau negara lain terkait pengembangan kawasan di wilayah Pulau
Papua.
4) Review kebijakan pengembangan infrastruktur Wilayah Pulau Papua
yang dapat dikaji melalui diantaranya: rencana pembangunan dan
rencana tata ruang baik nasional (RPJPN dan RTRWN),
pulau/kepulauan (RTR Pulau/Kepulauan), provinsi (RPJPD, RPJMD,
RTRW Provinsi), kabupaten/kota (RPJPD, RPJMD, RTRW
Kabupaten/Kota),
5) Identifikasi stakeholder pusat dan daerah terkait;
6) Pengumpulan data dan informasi awal wilayah perencanaan;
• Pengumpulan Data Sekunder di tingkat Pusat, khususnya terkait
dengan infrastruktur dan kawasan strategis sekurang-kurangnya di
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bappenas,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang,
• Pengumpulan Data Sekunder di Tingkat Daerah melalui Bappeda
serta Dinas-dinas terkait untuk mendapatkan data eksisting dan
rencana kebutuhan infrastruktur PUPR dan non-PUPR yang
mendukung pengembangan wilayah Pulau Papua. Pengumpulan
data sekunder tingkat daerah dilakukan bersamaan dengan Survei
di Provinsi Papua dan Papua Barat.

9
7) Penyusunan peta dasar;
8) Penajaman metodologi pelaksanaan pekerjaan;
9) Inventarisasi kebutuhan data, desain survei, dan penyiapan perangkat
survei;
10) Penyusunan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan;
11) Penyusunan Rencana Mutu Kontrak (RMK);
12) Desk Study
Metode desk study yaitu cara pengumpulan data dan informasi melalui
pemeriksanaan dan analisis data dan informasi yang menggunakan
data sekunder, baik berupa dokumen-dokumen data, hasil studi
terdahulu dan peraturan perundang-undangan baik yang diperoleh
dalam bentuk buku maupun hasil pencarian di internet.

b. Rapat Koordinasi Daerah dan Survei I Provinsi Papua dan Papua Barat
Kegiatan ini akan dilaksanakan di Bappeda Provinsi/ Kabupaten bertujuan
untuk mensosialisasikan kegiatan, melakukan identifikasi awal terhadap
potensi dan permasalahan kawasan, serta untuk mendapatkan data awal
program-program prioritas usulan Pemerintah Daerah. Untuk itu sebelum
dilaksanakan kunjungan, terlebih dahulu harus dijalin komunikasi yang
intensif antara konsultan dan pemerintah daerah. Sebelum dilaksanakan
rapat koordinasi, konsultan terlebih dahulu harus melaksanakan diskusi
kecil dengan Kepala Bappeda dan pejabat terkait untuk menyusun Rencana
Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua. Dengan demikian
Kabupaten yang diundang pada rapat koordinasi adalah desa-desa yang
selanjutnya akan disurvei untuk disusun Rencana Pengembangan
Infrastruktur Wilayahnya.

Rapat koordinasi di daerah akan dilaksanakan di Kantor Bappeda setempat


dan membutuhkan arahan/kebijakan dari pejabat Eselon II / Kepala Dinas
dari OPD terkait dalam rangka penyusunan dokumen Rencana
Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua. Adapun daftar
undangan setingkat Eselon II adalah sebagai berikut:

1. Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah III BPIW,


Kementerian PUPR;

10
2. Kepala Bappeda Provinsi terkait
3. Kepala Bappeda Kabupaten/Kota terkait;
4. Kepala Dinas PU Provinsi dan Kabupaten terkait;
5. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten terkait;
6. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten terkait;
7. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi dan Kabupaten terkait;
8. Kepala Balai Wilayah Sungai Papua
9. Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional XVIII Jayapura
10. Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Provinsi Papua Barat
11. Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Provinsi Papua Barat

Rapat koordinasi awal dilaksanakan 2 (dua) kali yaitu di Provinsi Papua dan
Papua Barat. Rincian pembiayaan adalah snack dan paket makan di
Provinsi Papua 30 orang dan Provinsi Papua Barat 30 orang. Honorarium
narasumber setingkat eselon II di Provinsi Papua sebanyak 2 orang 2 JP
dan Provinsi Papua Barat sebanyak 2 orang 2 JP, honorarium narasumber
setingkat eselon III di Provinsi Papua sebanyak 3 orang 2 JP dan di Papua
Barat 3 orang 2 JP, serta honorarium moderator sebanyak 1 orang di
Provinsi Papua dan 1 orang di Papua Barat.

Rapat Koordinasi dengan Bappeda ini bertujuan membahas lebih detail


mengenai Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua.
Rapat koordinasi dilaksanakan bersamaan dengan Pengumpulan Data
Sekunder di Tingkat Daerah melalui Bappeda serta Dinas-dinas terkait
untuk mendapatkan data eksisting ketersediaan infrastruktur PUPR dan
non-PUPR dokumen – dokumen perencanaan yang sudah disusun.

Setelah Rakor akan dilaksanakan Survei kesatu (Provinsi Papua :


Kabupaten Jayawijaya dan Puncak Jaya. Provinsi Papua Barat: Kabupaten
Teluk Wondama dan Manokwari Selatan) dalam rangka pengumpulan data-
data primer infrastruktur melalui field study. Pelaksanaan pengumpulan
data primer dilakukan dengan metode kunjungan ke instansi Pemerintah,
baik pusat dan daerah hasil identifikasi stakeholder. Penyedia jasa wajib
menyusun perangkat survei. Pengumpulan data sekunder dilakukan
melalui:

11
 Pengumpulan data sekunder pada berbagai instansi terkait;
 Pengumpulan data primer untuk melengkapi ketersediaan data
sekunder;
 Pengolahan dan penstrukturan data, serta penyajian dalam format yang
menarik seperti grafik (chart), peta, dan infografis.
Lokasi pengumpulan data sekunder di daerah akan dilaksanakan
bersamaan dengan survei kesatu.

Survei pertama dilakukan untuk mendapatkan data primer yang


dilaksanakan, minimal selama selama 6 (enam) hari oleh 3 (tiga) orang dari
tim untuk Provinsi Papua dan 2 (dua) orang dari tim untuk Provinsi Papua
barat dengan kunjungan langsung ke lapangan. Setelah itu tim penyusun
akan memverifikasi kondisi eksiting wilayah Pulau Papua sehingga dapat
menghasilkan data-data terinci yang dibutuhkan dalam menyusun Rencana
Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

Kelengkapan dari survei I sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

• Transport untuk 3 orang (pesawat PP Jakarta-Wamena untuk Provinsi


Papua), biaya penginapan setingkat Eselon IV/Golongan III untuk 3
orang selama 5 hari, dan sewa mobil untuk survei lapangan sebanyak 1
Unit selama 6 hari, serta taksi Jakarta pp 3 orang.
• Transport untuk 2 orang (pesawat PP Jakarta-Manokwari untuk Provinsi
Papua Barat), biaya penginapan setingkat Eselon IV/Golongan III untuk
2 orang selama 5 hari, dan sewa mobil untuk survei lapangan sebanyak
1 Unit selama 6 hari, serta taksi Jakarta pp 2 orang.
Pengumpulan data dan survei adalah sebagai berikut:
1) Pengumpulan data sekunder pada berbagai instansi terkait di tingkat
pusat maupun daerah;
2) Pengumpulan Data Primer melalui metode kuesioner dan kunjungan
langsung kelapangan untuk melihat kondisi nyata kawasan, sekaligus
mengumpulkan data pendukung (primer dan sekunder, serta
dokumentasi foto lokasi survei).

c. Penyusunan Profil Wilayah dan Kinerja Infrastruktur


1. Kondisi Fisik dan Kebencanaan;
2. Kondisi Demografi;

12
3. Kondisi Ekonomi;
4. Kondisi Lingkungan;
5. Kondisi Sosial-Budaya;
6. Interaksi Antar Kawasan;
7. Profil dan kinerja infrastruktur sumber daya air;
8. Profil dan kinerja infrastruktur jalan dan jembatan
9. Profil dan kinerja infrastruktur permukiman, dan perumahan; serta
10. Profil dan kinerja infrastruktur infrastruktur non.

d. Pembahasan Laporan Pendahuluan


• Pembahasan Laporan Pendahuluan diselenggarakan dengan paket
meeting halfday sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang
diselenggarakan dalam pekerjaan ini dengan mengundang seluruh unit
organisasi yang bersifat teknis di lingkungan Kementerian PUPR dan
stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya
dihadiri 30 (tiga puluh) peserta;
• Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya memuat landasan teori dan
kebijakan; pendekatan, metodologi (pengumpulan data dan analisis);
Program Kerja (rencana tahapan pelaksanaan dan jadwal pekerjaan);
Profil Wilayah dan Kinerja Infrastruktur serta Isu Strategis; dan
• Kelengkapan pembahasan terdiri dari uang saku, dan transport untuk
masing-masing peserta serta honorarium narasumber setingkat eselon II
sebanyak 1 orang 2 JP, honorarium setingkat eselon III sebanyak 3
orang masing-masing 2 JP, dan honorarium moderator untuk 1 orang.
e. Penyusunan Analisis
1. Skenario Pengembangan
• Proyeksi Pertumbuhan;
• Perumusan Visi dan Strategi; dan
• Skenario Pengembangan.
2. Analisis Kebutuhan
• Analisis Kesenjangan;
• Analisis Pemanfaatan Infrastruktur;
• Analisis Keterpaduan Infrastruktur; dan
• Analisis Infrastruktur Prioritas.

13
3. Rencana Aksi
• Rencana Aksi;
• Pembagian Kewenangan; dan
• Sumber Pembiayaan.
4. Monitoring dan Evaluasi

f. Survei II Provinsi Papua dan Papua Barat


Survei kedua dilaksanakan selama 6 (enam) hari untuk Provinsi Papua
(Kabupaten Tolikara, Yalimo, dan Membramo Tengah) dan 5 (lima) hari
untuk Provinsi Papua Barat (Kabupaten Maybrat) dalam rangka
pengumpulan data primer kawasan prioritas dan program prioritas yang
bertujuan untuk melengkapi dan mendetailkan data yang dibutuhkan dalam
penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua
diantaranya termasuk pemetaan sosial ekonomi yang menitikberatkan pada
beberapa pembahasan non infrastruktur PUPR.

Survei kedua ini juga difokuskan pada Pembahasan Rencana


Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua, Bappeda dan Dinas PU
daerah beserta penyusunan Pra-Desain kawasan prioritas dan program-
program prioritas kawasan hingga dapat dihasilkan desain denah, tampak,
perspektif 3D, dan detail kebutuhan pendanaan. Pada survei kedua
dilakukan foto udara (aerial photography), dan video udara (aerial
videography) dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PRT/M/2013 tentang Pedoman Pemetaan Sosial
Ekonomi Lingkungan Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi kegiatan
persiapan pemetaan, pelaksanaan pemetaan, dan penyajian peta.
Kesiapan dari survei II adalah sebagai berikut:
• Transport untuk 3 orang (pesawat PP Jakarta-Wamena untuk Provinsi
Papua) biaya penginapan setingkat Eselon IV/Golongan III untuk 3 orang
selama 6 hari, dan sewa mobil untuk survei lapangan sebanyak 1 unit
selama 6 hari, serta taksi Jakarta pp untuk 3 orang.
• Transport untuk 2 orang (pesawat PP Jakarta-Sorong untuk Provinsi
Papua Barat) biaya penginapan setingkat Eselon IV/Golongan III untuk 2

14
orang selama 4 hari, dan sewa mobil untuk survei lapangan sebanyak 1
unit selama 5 hari, serta taksi Jakarta pp untuk 2 orang.

g. Penyusunan Rencana dan Program


1) Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau
Papua.
2) Penyusunan Program Pembangunan Infrastruktur PUPR dan Non-
PUPR berdasarkan kebutuhan jangka panjang (10 tahun), jangka
menengah (5 tahunan), dan tahunan (1 tahun) dilengkapi dengan
pembagian kewenangan sektor pusat, provinsi, kabupaten/kota,
kemajuan pemenuhan readiness criteria (lahan, FS, DED, Dokumen
Lingkungan). Infrastruktur PUPR sekurang-kurangnya meliputi:
- Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air, dengan sasaran strategis
meningkatnya dukungan air bersih di Wilayah Pulau Papua.
- Infrastruktur Bidang Jalan dan Jembatan, dengan sasaran strategis
meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing,
serta meningkatnya kemantapan jalan nasional serta jalan akses
Wilayah Pulau Papua dan
- Infrastruktur Bidang Permukiman dan Perumahan, dengan sasaran
strategis meningkatnya dukungan layanan infrastruktur dasar
permukiman dan perumahan, meningkatnya kualitas dan cakupan
pelayanan infrastruktur permukiman, meningkatnya penyediaan
dan pembiayaan perumahan.
Adapun rencana dan program pengembangan Infrastruktur non-PUPR
sekurang-kurangnya meliputi:
a) Pengembangan sarana kesehatan
b) Pengembangan permodalan/lembaga keuangan mikro
c) Pengembangan pariwisata
d) Penerapan teknologi informasi komunikasi
e) Pembangunan suplai energi
f) Penerapan teknologi dan inovasi
g) Pengembangan kelembagaan dan kerjasama
h) Pengembangan pendidikan kejuruan dan pelatihan keterampilan

15
3) Perumusan Key Performance Indicators (KPI) untuk infrastruktur PUPR
dan non-PUPR serta rencana pengembangan (development plan)
kawasan DPP Baru untuk kondisi infrastruktur PUPR, kondisi fisik
(kontur, hidrologi, geologi, topografi, klimatologi), kondisi sosial (fasilitas
pendidikan, kesehatan, peribadatan, ruang publik (RTH)), kondisi
ekonomi (pasar, koperasi, BUMDES) untuk kondisi saat ini dan kondisi
di masa mendatang yang lebih berorientasi kepada output dan
outcome;
Tabel 1. Sasaran Key Performance Indicator (KPI)
No. Bidang Indikator Satuan
Tingkat dukungan kedaulatan pangan dan
%
Sumber Daya ketahanan energi
1.
Air Tingkat dukungan ketahanan air nasional %
Presentase cakupan jaringan irigasi %
Tingkat konektivitas jalan nasional %
Tingkat kemantapan jalan nasional %
2. Jalan
Tingkat kemantapan jalan kabupaten %
Tingkat kemantapan jalan usaha tani %
Persentase penurunan luasan permukiman
%
kumuh perdesaan
Persentase peningkatan cakupan pelayanan
%
Infrastruktur akses air minum
3.
Permukiman Persentase peningkatan cakupan pelayanan
%
akses sanitasi
Persentase peningkatan cakupan pelayanan
%
akses persampahan
Persentasi penurunan kekurangan tempat
tinggal (backlog) berdasarkan perspektif %
4. Perumahan
menghuni
Persentase penurunan rumah tidak layak huni %
5. Pendidikan Tingkat keterpenuhan pelayanan pendidikan %
6. Kesehatan Tingkat keterpenuhan pelayanan kesehatan %
Presentase cakupan pelayanan listrik %
7. Energi
Presentase cakupan pelayanan seluler %
Peningkatan Kapasitas wisatawan %
Peningkatan Penginapan baru %
8. Pariwisata
Peningkatan Restoran Baru %
Peningkatan Kantor Jasa Perjalanan %

4) Penyusunan Strategi Keterpaduan Pengembangan Infrastruktur


Wilayah Pulau Papua, sekurang-kurangnya meliputi:
- Prioritisasi dan jangka waktu pelaksanaan pembangunan
infrastruktur;
- Keterpaduan antarsektor;
- Keterpaduan antara pusat dan daerah dan antardaerah;

16
- Skema pembiayaan; dan
- Kelembagaan.

h. Penyusunan Pra Studi Kelayakan Wilayah Pulau Papua


Pra studi kelayakan merupakan bagian dari tahapan evaluasi kelayakan
pengembangan infrastruktur dalam rangka menindaklanjuti kebijakan
program perencanaan yang telah disusun, untuk menghasilkan alternatif
solusi kebijakan yang akan nantinya dapat dikaji lebih rinci dalam studi
kelayakan dan perancangan teknik dengan memperhatikan beberapa
aspek utama yaitu aspek teknis, aspek lingkungan dan keselamatan, aspek
ekonomi, dan aspek lain-lain.

Fungsi pra studi kelayakan adalah untuk menilai tingkat kelayakan program
pengembangan infrastruktur dengan membandingkan kinerja ekonomis
suatu alternatif terhadap alternatif yang lain.

Ruang lingkup pra studi kelayakan sekurang-kurangnya memuat analisis


sebagai berikut:
a. Analisis kebutuhan
Analisis ini untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya permasalahan
yang harus diatasi yang memberikan justifikasi bahwa pengembangan
infrastruktur tersebut adalah opsi terbaik untuk mengatasi
permasalahan dimaksud.
b. Analisis teknis
Analisis ini mengkaji kelayakan teknis dan menetapkan persyaratan
teknis minimum suatu pengembangan infrastruktur.
c. Analisis ekonomi
Analisis ekonomi bertujuan untuk memperkirakan manfaat dan biaya
proyek dari sudut pandang ekonomi. Proyek akan dianggap layak jika
proyek tersebut dibutuhkan dan mampu memberikan manfaat yang
lebih baik.
d. Kajian lingkungan dan sosial
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis resiko dampak lingkungan dan
sosial yang berpotensi terjadi dari proyek baik pada tahapan pra-
konstruksi, konstruksi, dan operasi.

17
e. Kajian regulasi dan kelembagaan
Kajian ini berisi tentang kerangka kerja hukum tentang apakah terdapat
hambatan hukum bagi pengembangan dan pelaksanaan proyek.
Pra studi kelayakan pengembangan infrastruktur PUPR sekurang-
kurangnya disusun untuk pengembangan infrastruktur sebagai berikut:
1) jaringan jalan;
2) penyediaan air bersih;
3) sanitasi;
4) persampahan;
5) perumahan; dan
6) infrastruktur lain yang mendukung kegiatan utama kawasan.

i. FGD Pusat di Jakarta


FGD Pusat dilaksanakan dalam rangka ekspose awal Rencana
Pengembangan Infrastruktur Wilayah yang telah disusun dan mendapatkan
masukan penyempurnaan dari K/L terkait, dengan melibatkan stake holder
terkait pelaksana pembangunan di Kawasan Pusat-Pusat Pertumbuhan
yang sekurang-kurangnya meliputi: Kementerian Pariwisata, Kementerian
Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Kementerian Koordinator Bidang
Ekonomi, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Desa PDTT,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informatika,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian
Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan kementerian
terkait lainnya.
Focus Group Discussion mengundang K/L pusat dan unit organisasi di
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan
stakeholders terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya
dihadiri 35 orang peserta serta sekurang-kurangnya mengundang:
1. Assisten Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur
Kementerian Pariwisata;
2. Asisten Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenko
Maritim dan Investasi
3. Asisten Deputi Penataan Ruang dan Kawasan Strategis Ekonomi,
Kemenko Bidang Perekonomian;

18
4. Direktur Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian
PPN/Bappenas;
5. Direktur Pengembangan Daerah Perbatasan, Ditjen PDTU,
Kementerian Desa PDTT;
6. Direktur Kawasan, Perkotaan, dan Batas Negara, Ditjen Bina
Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri;
7. Direktur Sarana Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan;
8. Direktur Sarana Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan;
9. Direktur Direktorat Rencana, Penggunaan dan Pembentukan Wilayah
Pengelolaan Hutan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
10. Direktur Direktorat Pengukuhan dan Penatagunaan Kawasan Hutan,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;
11. Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat Dan
Pemerintah, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi
(BAKTI), Kementerian Komunikasi dan Informatika;
12. Asisten Deputi Pengembangan Infrastruktur dan Ekosistem, Deputi
Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata, Kementerian Pariwisata;
13. Kepala Biro Perencanaan, Sekretariat Jenderal, Kementerian Kelautan
dan Perikanan;
14. Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Jalan dan Jembatan,
Ditjen Bina Marga, PUPR;
15. Direktur Sistem dan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air, Dijten
Sumber Daya Air, PUPR
16. Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaran Infrastruktur
Permukiman, Ditjen Cipta Karya, PUPR;
17. Direktur Sistem dan Strategi Penyelenggaran Perumahan, Ditjen Cipta
Karya, PUPR;
18. Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, Ditjen Cipta Karya,
PUPR;
19. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Ditjen Cipta
Karya, PUPR;
20. Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Ditjen
Cipta Karya, PUPR;
21. Direktur Rumah Swadaya, Ditjen Perumahan

19
Rincian pembiayaan FGD di Jakarta adalah paket kegiatan full day
setingkat Es III untuk 35 orang, uang harian paket full day di Jakarta untuk
35 orang, biaya transport peserta untuk 35 orang, spanduk 1 set,
Honorarium narasumber setingkat eselon I sebanyak 1 orang 2 JP,
honorarium narasumber setingkat eselon II sebanyak 1 orang masing-
masing 2 JP, setingkat eselon III sebanyak 2 orang masing-masing 2 JP
serta honorarium moderator sebanyak 1 orang.

j. Pembahasan Laporan Antara


Laporan antara ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
• Pembahasan Laporan Antara diselenggarakan dengan paket meeting
halfday sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang diselenggarakan
dalam pekerjaan ini dengan mengundang seluruh unit organisasi yang
bersifat teknis di lingkungan Kementerian PUPR dan stakeholder terkait
pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya dihadiri 30 (tiga puluh)
peserta;
• Adapun Laporan Antara sekurang-kurangnya memuat landasan teori
dan kebijakan; pendekatan, metodologi (pengumpulan data dan
analisis); Program Kerja (rencana tahapan pelaksanaan dan jadwal
pekerjaan); Skenario Pengembangan (Proyeksi Pertumbuhan,
Perumusan Visi dan Strategi dan Skenario Pengembangan; Analisis
Kebutuhan (Analisis Kesenjangan, Analisis Pemanfaatan Infrastruktur,
Analisis Keterpaduan Infrastruktur dan Analisis Infrastruktur Prioritas.
• Kelengkapan pembahasan terdiri dari paket kegiatan Halfday 30 (tiga
puluh) orang, uang saku 30 (tiga puluh) orang, dan transport untuk 30
(tiga puluh) orang serta honorarium narasumber setingkat eselon II
sebanyak 1 (satu) orang 2 JP, honorarium setingkat eselon III sebanyak
3 (tiga) orang masing-masing 2 JP, dan honorarium moderator untuk 1
orang.

k. Survei III Provinsi Papua


Survei ketiga dilaksanakan selama 6 (enam) hari (Kabupaten Lanny Jaya
dan Nduga) dalam rangka pengumpulan data primer kawasan prioritas dan
program prioritas yang bertujuan untuk melengkapi dan mendetailkan data

20
yang dibutuhkan dalam penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur
Wilayah Pulau Papua diantaranya termasuk pemetaan sosial ekonomi yang
menitikberatkan pada beberapa pembahasan non infrastruktur PUPR.

Survei ketiga ini juga difokuskan pada Pembahasan Rencana


Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua, Bappeda dan Dinas PU
daerah beserta penyusunan Pra-Desain kawasan prioritas dan program-
program prioritas kawasan hingga dapat dihasilkan desain denah, tampak,
perspektif 3D, dan detail kebutuhan pendanaan. Pada survei ketiga
dilakukan foto udara (aerial photography), dan video udara (aerial
videography) dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PRT/M/2013 tentang Pedoman Pemetaan Sosial
Ekonomi Lingkungan Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi kegiatan
persiapan pemetaan, pelaksanaan pemetaan, dan penyajian peta.
Kesiapan dari survei III adalah sebagai berikut:
• Transport untuk 3 orang (pesawat PP Jakarta-Wamena) biaya
penginapan setingkat Eselon IV/Golongan III untuk 3 orang selama 5
hari, dan sewa mobil untuk survei lapangan sebanyak 1 unit selama 6
hari, serta taksi Jakarta pp untuk 3 orang.

l. Survei IV Provinsi Papua


Survei keempat dilaksanakan selama 5 (lima) hari (Kabupaten Puncak)
dalam rangka pengumpulan data primer kawasan prioritas dan program
prioritas yang bertujuan untuk melengkapi dan mendetailkan data yang
dibutuhkan dalam penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur
Wilayah Pulau Papua diantaranya termasuk pemetaan sosial ekonomi yang
menitikberatkan pada beberapa pembahasan non infrastruktur PUPR.

Survei keempat ini juga difokuskan pada Pembahasan Rencana


Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua, Bappeda dan Dinas PU
daerah beserta penyusunan Pra-Desain kawasan prioritas dan program-
program prioritas kawasan hingga dapat dihasilkan desain denah, tampak,
perspektif 3D, dan detail kebutuhan pendanaan. Pada survei keempat
dilakukan foto udara (aerial photography), dan video udara (aerial
videography) dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan

21
Umum Nomor 05/PRT/M/2013 tentang Pedoman Pemetaan Sosial
Ekonomi Lingkungan Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi kegiatan
persiapan pemetaan, pelaksanaan pemetaan, dan penyajian peta.
Kesiapan dari survei IV adalah sebagai berikut:
• Transportasi untuk 3 orang (pesawat PP Jakarta-Nabire) biaya
penginapan setingkat Eselon IV/Golongan III untuk 3 orang selama 4
hari, dan sewa mobil untuk survei lapangan sebanyak 1 unit selama 5
hari, serta taksi Jakarta pp untuk 3 orang.

m.Survei V Provinsi Papua


Survei kelima dilaksanakan selama 6 (enam) hari (Kabupaten Pegunungan
Bintang dan Yahukimo) dalam rangka pengumpulan data primer kawasan
prioritas dan program prioritas yang bertujuan untuk melengkapi dan
mendetailkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan Rencana
Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua diantaranya termasuk
pemetaan sosial ekonomi yang menitikberatkan pada beberapa
pembahasan non infrastruktur PUPR.

Survei kelima ini juga difokuskan pada Pembahasan Rencana


Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua, Bappeda dan Dinas PU
daerah beserta penyusunan Pra-Desain kawasan prioritas dan program-
program prioritas kawasan hingga dapat dihasilkan desain denah, tampak,
perspektif 3D, dan detail kebutuhan pendanaan. Pada survei kelima
dilakukan foto udara (aerial photography), dan video udara (aerial
videography) dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 05/PRT/M/2013 tentang Pedoman Pemetaan Sosial
Ekonomi Lingkungan Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi kegiatan
persiapan pemetaan, pelaksanaan pemetaan, dan penyajian peta.
Kesiapan dari survei V adalah sebagai berikut:
• Transportasi untuk 3 orang (pesawat PP Jakarta-Jayapura) biaya
penginapan setingkat Eselon IV/Golongan III untuk 3 orang selama 5
hari, dan sewa mobil untuk survei lapangan sebanyak 1 unit selama 6
hari, serta taksi Jakarta pp untuk 3 orang.

22
n. Pembahasan Draft Laporan Akhir
Draft Laporan Akhir ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
• Pembahasan Draft Laporan Akhir diselenggarakan dengan paket
meeting halfday sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang
diselenggarakan dalam pekerjaan ini dengan mengundang seluruh unit
organisasi yang bersifat teknis di lingkungan Kementerian PUPR dan
stakeholder terkait pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya
dihadiri 30 (tiga puluh) peserta;
• Adapun Draft Laporan Akhir sekurang-kurangnya memuat landasan teori
dan kebijakan; pendekatan, metodologi (pengumpulan data dan
analisis); Program Kerja (rencana tahapan pelaksanaan dan jadwal
pekerjaan); Skenario Pengembangan (Proyeksi Pertumbuhan,
Perumusan Visi dan Strategi dan Skenario Pengembangan; Analisis
Kebutuhan (Analisis Kesenjangan, Analisis Pemanfaatan Infrastruktur,
Analisis Keterpaduan Infrastruktur dan Analisis Infrastruktur Prioritas.
• Kelengkapan pembahasan terdiri dari paket kegiatan Halfday 30 (tiga
puluh) orang, uang saku 30 (tiga puluh) orang, dan transport untuk 30
(tiga puluh) orang serta honorarium narasumber setingkat eselon II
sebanyak 1 (satu) orang 2 JP, honorarium setingkat eselon III sebanyak
3 (tiga) orang masing-masing 2 JP, dan honorarium moderator untuk 1
orang.

o. Pembahasan Laporan Akhir


Pembahasan laporan Akhir ini diselenggarakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
• Pembahasan Laporan Akhir diselenggarakan dengan paket meeting
halfday sesuai ketentuan peraturan yang berlaku yang diselenggarakan
dalam pekerjaan ini dengan mengundang seluruh unit organisasi yang
bersifat teknis di lingkungan Kementerian PUPR dan stakeholder terkait
pelaksanaan pekerjaan dan sekurang-kurangnya dihadiri 30 (tiga puluh)
peserta;
• Adapun Laporan Akhir sekurang-kurangnya memuat landasan teori dan
kebijakan; pendekatan, metodologi (pengumpulan data dan analisis);
Program Kerja (rencana tahapan pelaksanaan dan jadwal pekerjaan);
Skenario Pengembangan (Proyeksi Pertumbuhan, Perumusan Visi dan

23
Strategi dan Skenario Pengembangan; Analisis Kebutuhan (Analisis
Kesenjangan, Analisis Pemanfaatan Infrastruktur, Analisis Keterpaduan
Infrastruktur dan Analisis Infrastruktur Prioritas.
• Kelengkapan pembahasan terdiri dari penggandaan 30 (tiga puluh) set,
paket kegiatan Halfday 30 (tiga puluh) orang, uang saku 30 (tiga puluh)
orang, dan transport untuk 30 (tiga puluh) orang serta honorarium
narasumber setingkat eselon II sebanyak 1 (Satu) orang 2 JP,
honorarium setingkat eselon III sebanyak 3 (tiga) orang masing-masing
2 JP, dan honorarium moderator untuk 1 orang.

p. Seminar Akhir di Jakarta


Seminar akhir di Jakarta bertujuan untuk membahas hasil dari Konsepsi
Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua yang dihadiri
oleh instansi pemerintah pusat antara lain Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, Bappenas, Kementerian ATR, Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, K/L terkait, Pakar serta perwakilan Bappeda
Kabupaten/Kota yang diwakili oleh Kepala Bappeda. Seminar
diselenggarakan dengan paket meeting fullday setingkat eselon III untuk 35
orang di Jakarta sesuai ketentuan peraturan berlaku yang dilaksanakan 1
(satu) kali. Seminar ini mengundang seluruh unit organisasi yang bersifat
teknis di mengundang unor dan sektor yang terkait, serta Stakeholder
terkait pelaksanaan pekerjaan;

Seminar akhir sekurang – kurangnya dihadiri oleh 35 (tiga puluh lima)


peserta yang terdiri dari Kementerian / Lembaga dan perwakilan daerah
(Bappeda Provinsi dan Kabupaten) dengan paket meeting fullday setingkat
eselon III, honorarium untuk moderator sebanyak 1 orang, narasumber
setingkat eselon I sebanyak 1 orang masing-masing 2 JP, narasumber
setingkat eselon II sebanyak 2 orang masing-masing 2 JP, narasumber
setingkat eselon III sebanyak 2 orang masing-masing 2 JP. Kelengkapan
seminar sekurang – kurangnya meliputi: penggandaan materi 35 set,
spanduk 1 set, seminar kit (tas/usb) 35 set, uang harian paket fullday serta
biaya transport untuk 35 orang.

24
F. KELUARAN DAN PELAPORAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan ini menjelaskan secara rinci tentang rencana pelaksanaan kegiatan
meliputi:
• Data dan informasi awal wilayah perencanaan.
• Peta tematik kawasan/wilayah perencanaan.
• Metodologi pelaksanaan pekerjaan.
• Kebutuhan data, desain survei, dan penyiapan perangkat survei.
• Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Laporan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Kegiatan
Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pegunungan Tengah,
dimulai dan dibuat rangkap 5 (lima) dengan softcopy-nya
2. Laporan Bulanan
Laporan ini menjelaskan proses dan capaian pelaksanaan uraian kegiatan di
setiap bulan waktu pelaksanaan kegiatan termasuk kajian dan identifikasi,
permasalahan dan potensi, lokasi, kebijakan dan strategi serta program
sektor-sektor terkait. Laporan diserahkan selambat-lambatnya pada minggu
pertama bulan berjalan dan dibuat rangkap 3 (tiga) dengan softcopy-nya.
3. Laporan Antara
Laporan ini menjelaskan proses dan capaian pelaksanaan uraian kegiatan di
setengah waktu pelaksanaan kegiatan meliputi:
• Hasil analisis pengembangan kawasan
• Profil dan kinerja infrastruktur meliputi Analisis Sosial, Budaya, Ekonomi,
Lingkungan, Pembiayaan dan Infrastruktur; dan Analisis Infrastruktur
PUPR dan non-PUPR.
Laporan diserahkan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah dimulainya
pekerjaan dan dibuat rangkap 5 (lima) dengan softcopy-nya.
4. Draft Laporan Akhir
Laporan ini menjelaskan rencana dan program yang meliputi:
• Rencana Pengembangan Kawasan dan Infrastruktur;
• Program Pembangunan Infrastruktur PUPR & Non-PUPR jangka panjang
(10 tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka pendek (1 tahun);
• Key Performance Indicators (KPI);

25
• Strategi Keterpaduan Pengembangan Kawasan.
Laporan diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima) bulan setelah kegiatan
Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pegunungan Tengah
dimulai sebanyak 5 (lima) eksemplar dari masing-masing kawasan
perencanaan. Laporan ini diperuntukkan untuk Bidang Pengembangan
Infrastruktur Wilayah III.C dan didistribusikan ke Satuan Kerja Pusat
Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah III, dan Organisasi
Pemerintah Daerah (OPD) terkait.
5. Laporan Akhir
Laporan ini menjelaskan hasil dari pelaksanaan Kegiatan Penyusunan
Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua yang meliputi:
a. Skenario Pengembangan
• Proyeksi Pertumbuhan;
• Perumusan Visi dan Strategi; dan
• Skenario Pengembangan.
b. Analisis Kebutuhan
• Analisis Kesenjangan;
• Analisis Pemanfaatan Infrastruktur;
• Analisis Keterpaduan Infrastruktur; dan
• Analisis Infrastruktur Prioritas.
c. Rencana Aksi
• Rencana Aksi;
• Pembagian Kewenangan; dan
• Sumber Pembiayaan.
d. Monitoring dan Evaluasi
e. Hasil kegiatan seminar
mulai dari persiapan sampai dengan output akhir dari kegiatan itu sendiri
termasuk didalamnya berisikan hasil analisis, Rencana Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Pulau Papua, pra studi kelayakan, pra-desain, peta-
peta, dan tabel Program. Laporan diserahkan selambat-lambatnya
6(enam) bulan setelah Kegiatan Rencana Pengembangan Infrastruktur
Wilayah Pegunungan Tengah, Pra Studi Kelayakan, Pra Desain Rencana
Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pegunungan Tengah ini dimulai
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar. Laporan ini diperuntukkan untuk

26
Bidang Pengembangan Infrastruktur Wilayah III.C dan didistribusikan ke
Satuan Kerja Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah III,
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Bappenas, Unit Organisasi terkait di
Lingkungan Kementerian PUPR, dan Kementerian/ Lembaga terkait
lainnya, serta Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait.
6. Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Dokumen RMK diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah SPMK dibuat
sebanyak 1 (satu) rangkap dengan softcopy-nya.
Dokumen RMK memuat:
a. Lembar Pengesahan
b. Kebijakan mutu dan sasaran mutu proyek (pekerjaan)
c. Informasi proyek (pekerjaan)
d. Penjelasan Lingkup Proyek (pekerjaan)
e. Lokasi Proyek
f. Pihak-pihak yang terlibat
g. Struktur organisasi proyek
h. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang
i. Metode kerja pelaksanaan
j. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
k. Jadwal tenaga kerja
l. Jadwal Pelaporan
m. Progress Kerja
n. Jadwal pengetesan (pembahasan)
o. Cash Flow
7. Album Peta A3 Rencana Pengembangan Infrastruktur Pulau Papua meliputi
Provinsi Papua dan Papua Barat
Album ini berisi gambar-gambar Rencana Pengembangan Infrastruktur
Wilayah Pegunungan Tengah. Album Peta A3 diserahkan selambat-
lamatnya 6 (enam) bulan setelah Kegiatan Rencana Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Pulau Papua, Pra Studi Kelayakan, Pra Desain
Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau Papua sebanyak 5
(lima) eksemplar Laporan ini diperuntukkan untuk Bidang Pengembangan
Infrastruktur Wilayah III.C dan didistribusikan ke Satuan Kerja Pusat

27
Pengembangan Infrastuktur PUPR Wilayah III, Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, Bappenas, Unit Organisasi terkait di Lingkungan
Kementerian PUPR, dan Kementerian/ Lembaga terkait lainnya, serta
Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait.

8. Buku Deluxe Executive Summary Rencana Pengembangan Infrastruktur


Wilayah Pulau Papua sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar memuat sekurang-
kurangnya:

a. Pendahuluan;
b. Arahan Kebijakan;
c. Sasaran dan target jangka Panjang;
d. Profil wilayah;
e. Profil dan kinerja infrastruktur;
f. Isu strategis;
g. Skenario Pengembangan;
h. Analisis Kebutuhan;
i. Renaksibang PUPR ; dan
j. Monitoring dan Evaluasi.
9. Media Penyimpanan Arsip Digital (Hardisc Drive External)
Semua materi yang merupakan bagian dari Kegiatan Rencana
Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pegunungan Tengah, Pra Studi
Kelayakan, Pra Desain Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Pegunungan Tengah termasuk didalamnya dokumen dalam format .shp dari
program GIS, hasil pemetaan foto satelit, video, dokumentasi survei dan
rapat, serta berkas kelengkapan lain dikumpulkan dalam format softcopy
dalam bentuk SSD External (Media Penyimpanan Arsip Digital) (1 Tera)
sebanyak 1 (satu) buah.
10. Desain dan layout untuk kebutuhan panel-panel pameran.
11. Produksi Dalam Negeri
Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus mengutamakan
produksi dalam negeri dan dilakukan di dalam wilayah negara Republik
Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam lokasi kegiatan dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.
12. Biaya Lain-lain

28
Kegiatan jasa konsultansi ini ini juga mencakup biaya pengumpulan data,
pengiriman dokumen dan lain-lain

G. MANFAAT
Manfaat dari kegiatan ini adalah sebagai bahan referensi dalam pengembangan
lebih lanjut dalam Wilayah Pulau Papua. Sesuai dengan business process
pemrograman Kementerian PUPR, BPIW berperan sebagai penyusun arahan
program pengembangan infrastruktur PUPR sehingga diperlukan perencanaan
secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu (integratif) dibawah koordinasi
BPIW.

H. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur Wilayah Pulau
Papua dilaksanakan selama 6 (enam) bulan kalender secara berturut-turut untuk
tahun anggaran 2022.

Tabel 2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Bulan ke-
No Tahapan Pekerjaan
1 2 3 4 5 6
A. Persiapan dan Organisasi Kerja
Mobilisasi tenaga ahli, asisten tenaga ahli, dan
1.
tenaga pendukung
2. Kajian Literatur, Teori, dan Benchmark
Review Kebijakan Rencana Pengembangan
3.
Infrastruktur Wilayah Pulau Papua
4. Identifikasi Stakeholder Pusat dan Daerah
Pengumpulan Data dan Informasi Awal Wilayah
5.
Perencanaan
6. Penyusunan Peta Dasar
7. Penajaman Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Inventarisasi Kebutuhan Data, Desain Survei, dan
8.
Perangkat Survei
Penyusunan Rencana Kerja dan Jadwal
9.
Pelaksanaan Pekerjaan
10. Pembahasan RMK
11. Desk Study
B. Pengumpulan Data dan Survei
Survei I dan Rapat Koordinasi tingkat daerah
1 dengan Bappeda dan OPD daerah terkait Provinsi
Papua dan Papua Barat

29
Bulan ke-
No Tahapan Pekerjaan
1 2 3 4 5 6
3 Survei II Provinsi Papua dan Papua Barat
Survei III Provinsi Papua
Survei IV Provinsi Papua
Survei V Provinsi Papua
Pengambilan gambar dan video aerial dengan
4
drone
C. Penyusunan Profil Kawasan
Penyusunan Profil Rencana Pengembangan
1.
Infrastruktur Wilayah Pulau Papua
D. Penyusunan Analisis
1. Penetapan Delineasi Kawasan Perencanaan
2. Analisis Pengembangan Kawasan
E. Penyusunan Rencana dan Program
Penyusunan Rencana Pengembangan Infrastruktur
1.
Wilayah Pegunungan Tengah Provinsi Papua
Penyusunan Program Pembangunan Infrastruktur
2.
PUPR dan non-PUPR
3. Perumusan Key Performance Indicators (KPI)
Penyusunan Strategi Keterpaduan Pengembangan
4.
Kawasan dan Infrastruktur
Penyusunan Pra Studi Kelayakan Kawasan
F.
Prioritas
1. Analisis Kebutuhan
2. Analisis Teknis

3. Analisis Ekonomi

4. Kajian Lingkungan dan Sosial

5. Kajian Regulasi dan Kelembagaan

G. Pembahasan Laporan

1. Pembahasan Laporan Pendahuluan

2. Pembahasan Laporan Antara

3. Pembahasan Draft Laporan Akhir

4. Pembahasan Laporan Akhir

H. Penyelenggaraan Rapat Koordinasi


1. FGD Pusat di Jakarta
3. Draft Laporan Akhir
4. Seminar Akhir
I. Penyusunan dan Penyerahan Laporan
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Bulanan
3. Laporan Antara

30
Bulan ke-
No Tahapan Pekerjaan
1 2 3 4 5 6
4. Draft Laporan Akhir
5. Laporan Akhir
6. Dokumen RMK
Album Peta A3 beserta hasil Pengadaan Foto
7.
Udara (Aerial Photography)
8. Buku Deluxe Executive Summary
9. Hardisk External Laporan

I. PERSONIL
Kegiatan ini dikategorikan ke dalam jenis kegiatan jasa konsultansi, dan dilakukan
oleh konsultan dan diminta memberikan layanan jasa tenaga ahli yang dibutuhkan
yang terdiri dari tim kerja serta tenaga pendukungnya. Dalam pelaksanaan
pekerjaan ini dibutuhkan 1 orang Team Leader, 5 orang Tenaga Ahli dan 5 orang
Tenaga Sub Profesional, sebagaimana yang dijelaskan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3. Kebutuhan Dan Mobilisasi Tenaga Ahli dan Tenaga Sub Profesional
Jml Jumlah
Kualifikasi
No Posisi/Jabatan Orang Bulan
Pendidikan keahlian pengalaman
Tenaga Ahli Nasional
SKA Ahli
Ahli Perencanaan Madya
1. Wilayah Kota (Ketua S2 PWK Perencanan 1 Tahun 1 (satu) 6
Tim) Wilayah
Kota
SKA Ahli
S1 Teknik
2. Ahli Geodesi Muda 3 Tahun 1 (satu) 6
Geodesi
Geodesi
SKA Ahli 3 Tahun
Muda
3. Ahli Teknik Jalan S1 Teknik Sipil 1 (satu) 6
Teknik
Jalan
SKA Ahli 3 Tahun
Muda
Ahli Teknik Sumber
4. S1 Teknik Sipil Teknik 1 (satu) 6
Daya Air
Sumber
Daya Air
S1 Ekonomi/
5. Ahli Ekonomi Wilayah Ekonomi Non SKA 3 Tahun 1 (satu) 6
Pembangunan
S1 Teknik SKA Ahli 3 Tahun
6. Ahli Teknik Lingkungan 1 (satu) 6
Lingkungan Muda

31
Jml Jumlah
Kualifikasi
No Posisi/Jabatan Orang Bulan
Pendidikan keahlian pengalaman
Teknik
Lingkungan
Tenaga Sub Profesional
Sub Profesional Pengalaman
S1 PWK / 1 (satu)
1. Perencanaan Wilayah - minimal 1 6
Sejenis
dan Kota tahun
Pengalaman
Sub Profesional Teknik S1 Teknik 1 (satu)
2. - minimal 1 5
Lingkungan Lingkungan
tahun
Pengalaman
Sub Profesional Teknik S1 Sipil/PWK/ 1 (satu)
3. - minimal 1 6
Jalan Sejenis
tahun
Pengalaman
Sub Profesional Teknik S1 Sipil / Arsitek 1 (satu)
4. - minimal 1 6
Sumber Daya Air / Sejenis
tahun
Sub Profesional Pengalaman
S1 Semua 1 (satu)
5. Pembiayaan - minimal 1 6
Jurusan
Infrastruktruk tahun

Adapun kualifikasi tenaga ahli tersebut adalah sebagai berikut :


a. Ketua Tim atau Team Leader
Merupakan tenaga ahli madya dengan pengalaman minimal 1 Tahun sesuai
dengan Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang
Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
Ketua tim merupakan lulusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK)/Planologi dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S2 yang dilengkapi
dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya dan
surat pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang
perencanaan wilayah.
Tenaga Ahli PWK memiliki tugas untuk merencanakan dan melaksanakan
semua kegiatan dalam aspek perencanaan kawasan. Sebagai ketua tim,
Tenaga Ahli PWK bertanggungjawab mengkoordinir tugas-tugas tenaga ahli
lainnya, menerima laporan, perkembangan dari aktivitas setiap anggota tim,
dan soliditas/kekompakan tim, sehingga dicapai tujuan, sasaran, output,
outcome, benefit, dan dampak positif dari kegiatan ini.

32
b. Ahli Geodesi
Merupakan sarjana lulusan Teknik Geodesi dari perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah
minimal S1 Teknik Geodesi dengan pengalaman ahli muda paling sedikit 3
Tahun, sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang
Besaran Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang
Jabatan Ahli untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi, yang dibuktikan
dengan sertifikasi yang diakui oleh LPJK dan/atau asosiasi dibidangnya
dengan pengalaman dalam pengolahan peta spasial dan peta kawasan.
Ahli Geodesi memiliki tugas menjabarkan konsep pengembangan wilayah
perkotaan/perdesaan dalam peta pengembangan. Selain itu juga membantu
seluruh tenaga ahli yang berhubungan peta. Sehingga seluruh kebutuhan
pemetaan dalam kegiatan dapat terpenuhi dan seluruh output kegiatan yang
diharapkan dapat terpetakan dengan baik dan informatif.
c. Ahli Teknik Jalan
Merupakan sarjana lulusan Teknik Sipil dari perguruan tinggi negeri atau
perguruan swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal
S1 Teknik Sipil dengan pengalaman ahli muda paling sedikit 3 Tahun, sesuai
Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli
untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi, yang dibuktikan dengan surat
pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang sipil
jalan/jembatan/transportasi dan/atau penyusunan rencana pengembangan
infrastruktur wilayah.
Tenaga ahli teknik jalan memiliki tugas melakukan analisa transportasi dan
pengembangan jaringan jalan dalam mendukung ketahanan pangan di
kawasan perdesaan, mengidentifikasi dan merumuskan ketentuan teknis
perencanaan program-program prioritas, mengupayakan dan menyimpulkan
hasil survei lapangan, membuat konsep dasar, outline sistem struktur,
rencana struktur, serta perhitungan awal struktur, dan membuat prakiraan
biaya awal.

33
d. Ahli Teknik Sumber Daya Air
Merupakan sarjana lulusan Teknik Sipil dari perguruan tinggi negeri atau
perguruan swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal
S1 Teknik Sipil dengan pengalaman ahli muda paling sedikit 3 Tahun, sesuai
Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli
untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi, yang dibuktikan dengan surat
pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang sipil sumber
daya air dan/atau penyusunan rencana pengembangan infrastruktur wilayah.
Tenaga ahli teknik sumber daya air memiliki tugas melakukan analisa
kebutuhan air baku dan air bersih dalam mendukung ketahanan pangan di
kawasan perdesaan, mengidentifikasi dan merumuskan ketentuan teknis
perencanaan program-program prioritas, mengupayakan dan menyimpulkan
hasil survei lapangan, membuat konsep dasar, outline sistem struktur,
rencana struktur, serta perhitungan awal struktur, dan membuat prakiraan
biaya awal.
e. Ahli Ekonomi Wilayah
Merupakan Sarjana lulusan Ekonomi/Ekonomi Studi Pembangunan dari
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan
dengan negeri, berijazah minimal S1 Ekonomi Studi Pembangunan dengan
pengalaman paling sedikit 3 Tahun yang dibuktikan dengan surat
pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang ekonomi
perkotaan.
Ahli Ekonomi Wilayah memiliki tugas melakukan pengumpulan data dan
melakukan kajian aspek ekonomi pengembangan kewilayahan yang akan
menjadi masukan bagi perencanaan infrastruktur dan pengembangan
kawasan pariwisata. Sebagai anggota tim, Ahli Ekonomi Wilayah
bertanggungjawab terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai
kondisi ekonomi kawasan, pengolahan dan analisis data kondisi ekonomi,
dan penyampaian laporan hasil analisis ekonomi kepada ketua Tim.
f. Ahli Teknik Lingkungan

34
Merupakan sarjana lulusan Teknik Lingkungan dari perguruan tinggi negeri
atau perguruan swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah
minimal S1 Teknik Lingkungan dengan pengalaman paling sedikit 3 Tahun,
sesuai Keputusan Menteri PUPR Nomor 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi pada Jenjang Jabatan Ahli
untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi, yang dibuktikan dengan surat
pengalaman kerja pada penanganan kegiatan dalam bidang teknik
lingkungan dan/atau penyusunan rencana pengembangan infrastruktur
wilayah.
Ahli Teknik Lingkungan memiliki tugas melakukan pengumpulan data dan
merumuskan konsep pengembangan infrastruktur PUPR yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan, memberikan masukan terkait lingkungan
hidup dalam konsep pengembangan infrastruktur PUPR, menyusun analisis
pembiayaan program infrastruktur PUPR, baik APBN dan non – APBN, dan
penyampaian laporan hasil analisis ekonomi kepada ketua Tim.

Adapun kualifikasi tenaga sub-profesional adalah sebagai berikut :


a. Sub Profesional Perencanaan Wilayah/Kota
Merupakan sarjana lulusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota
(PWK)/Planologi dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta
yang telah disamakan dengan negeri, berijazah minimal S1 Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman bekerja minimal 1
tahun. Tenaga sub-profesional Perencanaan Wilayah memiliki tugas
membantu dan melaksanakan arahan dari tenaga ahli perencanaan wilayah
dan kota dalam aspek perencanaan spasial kawasan perencanaan dan
kawasan strategis prioritas. Selain itu, tenaga sub profesional perencanaan
wilayah juga terlibat langsung dalam penyusunan laporan, merumuskan
tujuan, sasaran, output, outcome, benefit dan dampak positif kegiatan ini.
b. Sub Profesional Teknik Lingkungan
Merupakan sarjana lulusan Teknik Lingkungan dari perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan negeri, berijazah
minimal S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman
bekerja minimal 1 tahun. Tenaga sub-profesional Teknik Lingkungan
memiliki tugas membantu dan melaksanakan arahan dari tenaga ahli Teknik

35
lingkungan dalam aspek konsep pembangunan berkelanjutan kawasan
perencanaan dan kawasan strategis prioritas. Selain itu, tenaga sub
profesional Teknik lingkunngan juga terlibat langsung dalam penyusunan
laporan, merumuskan tujuan, sasaran, output, outcome, benefit dan dampak
positif kegiatan ini.
c. Sub Profesional Teknik Jalan
Merupakan Sarjana lulusan S1 Teknik Sipil/PWK/Sejenis dari perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan dengan
negeri, berijazah minimal S1 Teknik dengan pengalaman paling sedikit 1
tahun yang dibuktikan dengan surat pengalaman kerja pada kegiatan
penyusunan program pengembangan jalan dan jembatan serta aksesibilitas
pada kawasan perencanaan. Tenaga sub-profesional Teknik Jalan
bertanggung jawab terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai
aksesibilitas dan mobilitas pada kawasan perencanaan.
d. Sub Profesional Sumber Daya Air
Merupakan Sarjana lulusan S1 Teknik Sipil/PWK/Arsitek/Sejenis dari
perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah disamakan
dengan negeri, berijazah minimal S1 Teknik dengan pengalaman paling
sedikit 1 tahun yang dibuktikan dengan surat pengalaman kerja pada
kegiatan penyusunan program pengembangan pengelolaan sumber daya air
pada kawasan perencanaan. Tenaga sub-profesional Teknik Sumber Daya
Air bertanggung jawab terhadap pengumpulan data dan informasi mengenai
pengelolaan sumber daya air, perencanaan irigasi, layout daerah irigas,
membuat rencana perumahan dan permukiman serta analisis dan proyeksi
kebutuhan perumahan dan permukiman.
e. Sub Profesional Pembiayaan Infrastruktur
MMerupakan sarjana lulusan semua jurusan, berijazah minimal S1 dengan
pengalaman bekerja minimal 1 tahun. Tenaga sub-profesional ahli
pembiayaan infrastruktur memiliki tugas membantu dan melaksanakan
dukungan analisis sektor ekonomi wilayah dan pembiayaan infrastruktur.

J. SUMBER DANA

36
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Tahun Anggaran 2022
sebesar Rp. 2.200.000.000,- (dua milyar dua ratus juta rupiah) termasuk PPN.

K. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Sukamto, S.T., M.Eng., M.Sc.
Satuan Kerja: Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah III

L. TIPE PELAKSANAAN PEKERJAAN


Pekerjaan ini dilaksanakan secara kontraktual dengan jenis jasa konsultansi.

M. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN


Semua bentuk data, gambar, dokumen, peta, citra satelit, foto udara, baik
hardcopy maupun softcopy, DVD, atau peralatan lainnya yang digunakan selama
pekerjaan, dengan terbitnya kontrak tersebut menjadi hak milik pemberi
pekerjaan yakni Satuan Kerja Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah
III, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah.

N. LAIN - LAIN
Hal-hal yang belum diatur dalam KAK ini dan dianggap sangat penting, akan
dilaksanakan sesuai kesepakatan antara pemberi kerja dengan penerima kerja.

Jakarta, Maret 2022

Menyetujui,
Pejabat Pembuat Komitmen Satker
Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR
Wilayah III

Sukamto, S.T., M.Eng., M.Sc.


NIP. 197506122005011015

37

Anda mungkin juga menyukai