Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA

(K A K)

PEKERJAAN MASTERPLAN KAWASAN SIMPANGLIMA

DINAS PENATAAN RUANG


PEMERINTAH KOTA SEMARANG
TAHUN ANGGARAN 2018
MASTERPLAN KAWASAN SIMPANGLIMA

1. LATAR BELAKANG
Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah adalah suatu kota yang saat ini berusaha
berkembang seperti halnya kota-kota besar lainnya yang ada di Indonesia. Perkembangan Kota Semarang
ini tentunya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dalam bidang industri, perdagangan, jasa, wisata,
pendidikan maupun kebudayaan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
Tahun 2011 – 2031, misi yang dicanangkan adalah terwujudnya Kota Semarang sebagai pusat perdagangan
dan jasa berskala internasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Kawasan Simpanglima merupakan BWK I sebagai pusat pelayanan kota. Pusat pelayanan skala kota
berfungsi sebagai pusat pelayanan pemerintahan kota dan pusat kegiatan perdagangan dan jasa. Kawasan
Simpanglima merupakan kawasan yang sangat strategis yang terletak di pusat kota. Simpanglima
merupakan salah satu landmark Kota Semarang yang sangat mudah dijangkau dari berbagai arah.
Simpanglima menjadi pertemuan dari lima jalan yang menyatu, yaitu Jl. Pahlawan, Jl. Pandanaran, Jl. Ahmad
Yani, Jl. Gajah Mada dan Jl KH. A. Dahlan.
Kawasan Simpanglima telah berkembang dengan pesat sebagai kawasan komersial (perdagangan dan
perkantoran). Kawasan ini memiliki ruang terbuka yang luas, yaitu lapangan Pancasila yang berfungsi
sebagai ruang publik yang digunakan masyarakat Semarang sebagai tempat berekreasi di pagi, sore,
maupun malam hari. Di kawasan ini selain berdiri bangunan-bangunan tingkat tinggi dan moderen, juga
berkembang pesat kegiatan PKL yang amat beragam jenis dagangannya. Perkembangan kegiatan PKL di
Kawasan Simpanglima lebih pesat dibandingkan kawasan lain di Semarang dan keberadaannya
menimbulkan masalah bagi lingkungan sekitarnya karena sudah merambah pedestrian yang membuat tidak
nyaman bagi pejalan kaki. Selain masalah di atas, terjadi juga persoalan kemacetan, kurangnya ruang parkir
kendaraan, kurangnya penghijauan kawasan, dan banjir yang masih sering terjadi di Kawasan Simpanglima.
Oleh karena itu maka diperlukan Penyusunan Dokumen Masterplan Kawasan Simpanglima, yang diharapkan
mampu mewujudkan Kawasan Simpanglima sebagai pusat perdagangan dan jasa (Central Business
District/CBD), wisata kota (urban tourism) berskala internasional dan mampu memacu perkembangan
kawasan perkotaan sekitarnya serta memiliki daya tarik untuk investasi internasional.

2. DASAR HUKUM
Acuan regulasi yang menjadi landasan kegiatan Perencanaan, adalah sebagai berikut :
a. Undang-Undang Republik Indonesia
1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
2) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Pertanahan dan Permukiman;
3) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

1
5) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
6) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
7) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
8) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;
10) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan;
11) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
1) Peraturan Pernerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan;
2) Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk
dan Tata Cara Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaran Jasa Konstruksi;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
8) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
9) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia
1) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
2) Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
3) Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Gedung Negara.
d. Instruksi Presiden Republik Indonesia
1) Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
2) Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.
e. Peraturan Menteri
1) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 441/Kpts/1998 tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
2) Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan, Ruang Terbuka Hijau di
Wilayah Perkotaan;
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana
Kerja Pemerintah Daerah;

2
4) Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung;
5) Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas
pada Bangunan Gedung Nomor 06/PRT/M/2007tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunandan Lingkungan;
6) Peraturan Menteri PU Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik dan
Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang;
7) Peraturan Menteri PU Nomor 24/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan
Gedung;
8) Peraturan Menteri PU Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara;
9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan;
10) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Pedoman Perencanaan Kawasan
Perkotaan;
11) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan;
12) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan
Perawatan Bangunan Gedung;
13) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
14) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan Kawasan Strategis
Cepat Tumbuh di Daerah;
15) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi;
16) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.06/2011 tentang Standar Barang dan Standar
Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Tanah dan/atau Bangunan;
17) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2012 tentang
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup;
18) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
19) Peraturan Menteri PU Nomor 11/PRT/M/2013 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum;
20) Permen Permen PU Nomor 2/PRT/M/2014 tentang Pedoman Pemanfaatan Ruang di Dalam Tanah
21) Permen Permen PUPR Nomor 28/PRT/M/2016 tentang Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum
22) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 49/PMK.02/2017 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun 2018.

3
f. Standar Nasional Indonesia (SNI)
1) SNI Tahun 2002 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan untuk Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan;
2) SNI Tahun 2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan untuk Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan;
3) SNI 03-1727-1989 tentang Tata Cara Pembebanan untuk Rumah dan Gedung;
4) SNI 03-1734-1989 tentang Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang
untuk Rumah dan Gedung;
5) SNI 03-2847-1992 tentang Tata Cara Perhitungan Beton untuk Bangunan Gedung;
6) SNI 03-1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung;
7) SNI tentang Spesifikasi Bahan pada Bangunan Gedung;
8) SNI tentang Tata Cara Instalasi Mekanikal Elektrikal pada Bangunan Gedung;

3. MAKSUD, TUJUAN dan SASARAN KEGIATAN


Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi Konsultan Perencana yang memuat
kriteria dan syarat yang perlu diperhatikan serta diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas nantinya.
Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan dapat melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik untuk
menghasilkan keluaran yang optimal sesuai dengan KAK ini.
3.1. Maksud Kegiatan
Masterplan Kawasan Simpanglima Kota Semarang dimaksudkan untuk menciptakan ruang terbuka,
pusat perdagangan dan jasa (Central Business District/CBD), serta wisata kota (urban tourism) berskala
internasional yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
3.2. Tujuan Kegiatan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi semrawut dan meningkatkan citra kota semarang bertaraf
internasional menjadikan Kawasan Simpanglima sebagai kawasan yang ramah pejalan kaki, wisata
belanja, rekreasi, pengurangan arus kendaraan bermotor, kawasan hijau (green CBD), kawasan bisnis
yang berdaya (sukses) bagi usaha kecil dan menengah ke atas, menarik bagi investor untuk
membangun, dan terakses dengan baik oleh segala lapisan masyarakat (termasuk kaum difable).

4
3.3. Sasaran
Sasaran kegiatan yaitu tersusunnya:
1) Masterplan penataan Kawasan Simpanglima
2) Dokumen studi kelayakan teknis, sosial ekonomi dan finansial untuk pengembangan Kawasan
Simpanglima

4. LINGKUP KEGIATAN
4.1. Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan berada di Kawasan Simpanglima Kota Semarang, seperti ditunjukan dalam peta di
bawah ini:

5
4.2. Tahapan Kegiatan
A. SURVEY dan PENDATAAN
1) Melakukan survey pendahuluan dan dokumentasi lapangan terkait kondisi fisik dan lingkungan
terbangun di Kawasan Simpanglima
2) Melakukan studi/ kajian data sekunder terkait dengan perencanaan, perancangan, dan
pembangunan Kawasan Simpanglima, antara lain:
a) Regulasi/ Kebijakan dan Peraturan terkait;
b) Dokumen Tata Ruang (spatial plan) dan turunannya;
c) Dokumen Penataan Kawasan Simpanglima;
d) Rencana Sistem Manajemen Transportasi;
e) Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Perkotaan;
f) Rencana Induk Sistem Drainase Perkotaan;
g) Ketentuan Koefisien Dasar Hijau (KDH) kawasan;
h) Rencana sistem pelayanan infrastruktur dan utilitas kawasan meliputi Sistem Penyediaan
Air Minum, Sistem Pengelolaan Sanitasi/ Limbah Kota, Sistem Pengelolaan Persampahan,
Sistem Pelayanan Jaringan Energi Kelistrikan, Sistem Pencegahan dan Penanganan
Pemadam Kebakaran;

6
i) Kondisi sosial ekonomi kawasan atau Kota Semarang;
j) Referensi harga dasar satuan upah dan bahan bangunan (SK Walikota), dll.
3) Identifikasi dan inventarisasi kondisi fisik eksisting kawasan dengan kegiatan meliputi;
a) Pemetaan Topografi, yaitu kegiatan pengukuran dan pemetaan situasi kawasan untuk
mendapatkan peta situasi kawasan
b) Survey Geoteknik untuk mendapatkan data karakteristik tanah eksisting
1) Bor Mesin sebanyak 3 titik, dengan ketentuan:
 Kedalaman tes minimal 60 m,
 Uji SPT (Standard Penetration Test) interval 2 m dan soil test per 10 m.
 Triaxial Test sebanyak 4 titik per bor
 Uji Konsolidasi tanah sebanyak 4 titik per bor
2) Sondir mesin kapasitas 10 ton sebanyak 3 titik
3) Survey DCP (Decompaction Cone Penetration) untuk mendapatkan CBR (California
Bearing Ratio) tanah eksisting
c) Pemantauan muka air tanah dangkal selama 7 / 4 hari untuk mengetahui ketinggian muka
air tanah kawasan sekitarnya.
d) Pemetaan dan pendataan:
1) Perparkiran mencakup parkir di ruang terbuka, lingkungan (on site parking) dan
parking structure pada gedung sekitar kawasan Simpanglima
- parkir di ruang terbuka di kawasan Simpanglima
- parkir lingkungan (on site parking) dan parking structure pada gedung sekitar
kawasan Simpanglima
2) Jumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) dan jenis dagangannya
3) Jumlah dan jenis blok bangunan di lingkungan sekitar kawasan Simpanglima
4) Titik dan jenis pohon eksisting
5) Sirkulasi, jalur pejalan kaki dan ruang terbuka publik
6) Aktivitas sosial, ekonomi dan budaya pengguna ruang terbuka publik
B. ANALISIS dan PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBANGUNAN
1) Menganalisa manajemen sistem transportasi kawasan antara lain sirkulasi kendaraan (traffic
flow) eksisting, kapasitas jalan terhadap lalu lintas, kapasitas dan rencana sirkulasi jalan lintas
kota dan underpass, ruang komersial, perparkiran, serta integrasi parking structure dan
bangunan PKL/ pusat belanja/ toko dalam tanah dengan ruang terbuka hijau di atasnya dan
lingkungan sekitarnya
a) Sirkulasi kendaraan (traffic flow) eksisting
b) Kapasitas jalan terhadap lalu lintas
c) Kapasitas dan rencana sirkulasi jalan lintas kota dan underpass

7
d) Rencana Parking structure Central Business District (CBD)
e) Penataan parkir dan ruang komersial
f) Integrasi parking structure dan bangunan PKL/ pusat belanja/ toko dalam tanah dengan
ruang terbuka hijau di atasnya dan lingkungan sekitarnya
2) Menganalisa pemanfaatan ruang dalam tanah kawasan Simpanglima sebagai jalan lintas
kota, sirkulasi pengunjung dan kegiatan sosial ekonomi
a) Analisa engineering pada substansi geologi teknik terhadap alternatif desain untuk struktur
bawah dan basement yang optimal
1) stratifikasi lapisan tanah
2) alternatif pengaman untuk galian underpass
3) pemilihan jenis pondasi dalam
4) alternatif penanganan galian untuk rencana struktur basement
5) pengaturan dewatering
6) rencana dimensi struktur bawah
b) Analisa struktur bangunan untuk pembebanan dan gaya Uplift, dinding dan dasar gedung
terhadap rembesan air, serta rencana bangunan bawah tanah (underpass dan gedung)
1) Pembebanan dan gaya Uplift
2) Dinding dan dasar gedung terhadap rembesan air
3) Rencana bangunan bawah tanah (underpass dan gedung)
c) Analisa metode pelaksanaan konstruksi underpass dan gedung bawah tanah
3) Menganalisa integrasi antar ruang hijau kawasan, jenis vegetasi (peneduh, pengarah dan
taman kota), kebutuhan kapasitas dan kualitas air penyiraman, serta jenis perkerasan ruang
non terbuka hijau yang porus dengan tujuan untuk peningkatan penghijauan kawasan
Simpanglima
a) Ruang hijau kawasan yang terintegrasi dengan ruang hijau lingkungan sekitarnya.
b) Pemilihan jenis vegetasi peneduh, pengarah dan taman kota
c) Kebutuhan kapasitas dan kualitas air penyiraman
d) Perkerasan ruang non terbuka hijau yang porus
4) Menganalisa penyediaan jalur pejalan kaki dan ruang terbuka publik (untuk berdiskusi,
bersosialisasi, berbudaya dan berekreasi), kelengkapan sarana ruang terbuka publik dan
pejalan kaki, serta koneksitas sirkulasi jalur pejalan kaki horisontal dan vertikal dengan tujuan
untuk peningkatan kualitas pedestrian dan ruang terbuka publik
a) Penyediaan jalur pejalan kaki dan ruang terbuka publik untuk berdiskusi, bersosialisasi,
berbudaya dan berekreasi
b) Kelengkapan sarana ruang terbuka publik dan pejalan kaki
c) Koneksitas sirkulasi jalur pejalan kaki horisontal dan vertikal

8
5) Menganalisa trend pasar bisnis dan properti komersial
6) Menganalisa penataan ruang bisnis untuk PKL/ UKM dan menengah ke atas (pusat
perbelanjaan/ pertokoan)
7) Menganalisa sistem, penyediaan dan pengelolaan infrastruktur kawasan
a) Penataan sistem drainase Kawasan Simpanglima yang meliputi pemindahan, rencana
hidrolis dan rencana integrasinya dengan sistem drainase perkotaan
b) Sistem penyediaan air minum Kawasan Simpanglima, meliputi kebutuhan pelayanan,
sistem jaringan distribusi dan sarana pendukungnya.
c) Sistem pengelolaan limbah/ sanitasi meliputi kebutuhan penanganan, sistem pengelolaan,
dan sarana pendukungnya
d) Sistem pengelolaan persampahan meliputi kebutuhan penanganan, dan integrasinya
dengan sistem kota.
e) Sistem penyediaan energi kelistrikan meliputi kebutuhan pelayanan, sistem jaringan
distribusi dan sarana pendukungnya.
f) Sistem pemadaman kebakaran yang terintegrasi dengan sistem kota.
8) Merencanakan pengembangan program pembangunan/ penataan kawasan
C. SKENARIO, SKEMATIK dan BASIC DESAIN
1) Skenario
a) Mengurangi arus lalulintas (traffic flow) kendaraan bermotor di bundaran (round-about)
Kawasan Simpanglima
b) Memanfaatkan ruang dalam tanah Kawasan Simpanglima untuk jalan lintas kota,
menambah ruang parkir dan kegiatan sosial ekonomi
c) Menghijaukan kawasan simpanglima dan meningkatkan kenyamanan bagi pejalan kaki
d) Menata dan menambah ruang untuk parkir, Pedagang Kaki Lima, Usaha Kecil Mikro dan
Menengah keatas untuk mendukung partisipasi sektor swasta dalam konteks
pembiayaan pembangunan Kawasan Simpanglima
e) Menentukan indikasi investasi penataan infrastruktur, lansekap, lingkungan Kawasan
Simpanglima
f) Merumuskan skenario kelayakan finansial
g) Mengidentikasi dan memprediksikan manfaat sosial ekonomi dari penataan Kawasan
Simpanglima baik untuk masyarakat, maupun Pemerintah Kota Semarang.
h) Skematik Desain
a) Rencana Sistem Manajemen Transportasi
b) Space use bangunan PKL/ pusat belanja/ toko
c) Penghijauan kawasan Simpanglima
- integrasi ruang hijau kawasan dengan ruang hijau lingkungan sekitarnya.

9
- lansekap kawasan, pohon peneduh, pengarah dan taman kota yang berkarakter
d) Jalur pejalan kaki dan ruang terbuka publik
e) Street furniture, lighting dan penandaan
f) Sarana Prasarana kawasan
g) Bangunan bawah tanah
h) Rencana underpass
D. INDIKASI PROGRAM dan PEMBIAYAAN
1) Memperkirakan kebutuhan biaya pembangunan
2) Menyusun pentahapan pembangunan
E. PRA KELAYAKAN
1) Mengindikasikan manfaat sosial dan ekonomi
2) Menyusun skenario Public Private Partnership (PPP)
3) Menghitung indikasi kelayakan finansial

5. KELUARAN/ PELAPORAN
Keluaran kegiatan berupa yang diminta dari Konsultan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja ini adalah:
Masterplan dan Studi Kelayakan Pengembangan Kawasan Simpanglima dengan produk/pelaporan sebagai
berikut
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah SPMK diterbitkan sebanyak
5 (lima) eksemplar dalam format A4 dan dipresentasikan kepada tim teknis. Laporan Pendahuluan
mencakup pemahaman konsultan tentang kerangka acuan yang diberikan, tanggapan terhadap Kerangka
Acuan Pekerjaan yang berisi masukan untuk penyempurnaannya, metodologi pendekatan yang
digunakan, produk akhir kegiatan, ruang lingkup, jadwal rencana kegiatan maupun jadwal diskusi/
pembahasan dan koordinasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah serta tugas dan tanggung jawab
tenaga ahli yang terlibat dalam kegiatan. Laporan ini merupakan acuan dalam pengendalian kegiatan
secara keseluruhan. Selain itu, pada tahap ini diharapkan konsultan telah merumuskan informasi dan data
yang perlu di-inventarisir serta metoda pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan dalam kegiatan
selanjutnya.
b. Laporan Survey
1) Survey Detail Topografi
Laporan ini berisi seluruh proses kegiatan survey pengukuran lahan/ topografi, dan diserahkan
sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam format A4.
2) Survey Penyelidikan Tanah
Laporan ini berisi seluruh proses kegiatan survey geologi, penyelidikan mekanika tanah berikut hasil
test laboratorium yang menunjukan jenis dan sifat dari lapisan tanah pada lokasi survey serta
rekomendasi terhadap perencanaan struktur bangunan.

10
3) Survey Pemantauan Muka Air Tanah Dangkal
Laporan ini berisi seluruh proses kegiatan survey pemantauan muka air tanah dangkal pada lokasi
survey serta rekomendasi terhadap perencanaan tata air kawasan.
c. Laporan Antara
Laporan Antara diserahkan paling lambat 5 (lima) bulan setelah SPMK sebanyak 5 (lima) eksemplar
dalam format A4. Laporan antara memuat data dan analisa baik primer maupun sekunder serta referensi
terkait lainnya dan dilakukan diskusi pembahasan bersama tim teknis.
d. FGD (Focus Group Discussion)
FGD dilakukan setelah Laporan Antara dengan tujuan untuk mematangkan hasil data dan analisa menuju
ke draft akhir dengan foum berbagai stakeholder yang terkait.
e. Laporan Draft Akhir
Laporan Draft Akhir diserahkan paling lambat 7 (tujuh) bulan setelah SPMK sebanyak 5 (lima) eksemplar
dalam format A3. Laporan draft akhir sekurang-kurangnya berisikan tentang konsep, skenario, rancangan,
dan kelayakan pengembangan kawasan. Laporan ini dipresentasikan kepada tim teknis.
f. Seminar
Seminar dilakukan paling lambat sebelum Laporan Akhir diserahkan dengan tujuan untuk mematangkan
hasil kegiatan secara keseluruhan dalam forum dari berbagai stakeholder yang terkait.
g. Laporan Akhir
Laporan Akhir bersifat penyempurnaan maupun pemantapan didasarkan pada beberapa masukan dari
berbagai pihak baik pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat yang telah dilibatkan dalam
pembahasan dan konsultasi publik sebelumnya. Laporan ini harus diselesaikan oleh Tim Konsultan paling
lambat 8 (delapan) bulan setelah diterbitkan SPMK dengan jumlah Laporan Akhir yang harus diserahkan
kepada pemberi tugas sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dalam format A3.
h. Laporan Executive Summary
Laporan ini merupakan ringkasan atau intisari dari laporan akhir yang menjelaskan pokok-pokok desain,
kesimpulan dan saran dilengkapi dengan gambar dan tabel yang relevan. Laporan ini diserahkan
bersamaan dengan diserahkannya laporan akhir selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan setelah
diterbitkan SPMK dan dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dalam format A3.
i. Gambar 3D
Laporan ini merupakan hasil penggambaran 3D pengembangan kawasan diserahkan selambat-
lambatnya 8 (delapan) bulan setelah diterbitkan SPMK dan dibuat sebanyak 5 (lima) eksemplar dalam
format A3.
j. Animasi Kawasan
Produk ini merupakan video animasi rancangan/design pengembangan kawasan diserahkan selambat-
lambatnya 8 (delapan) bulan setelah diterbitkan SPMK.
k. Maket Kawasan
Produk ini merupakan maket rancangan/design pengembangan kawasan diserahkan selambat-
lambatnya 8 (delapan) bulan setelah diterbitkan SPMK.

11
l. Hard Disk External
1 (satu) buah Hard Drive 1TB berisikan softcopy seluruh hasil kegiatan, diserahkan kepada penyedia jasa
maksimal 8 (delapan) bulan kalender sejak diterbitkannya SPMK.

6. TENAGA AHLI
Untuk mencapai hasil yang diharapkan, Konsultan harus menyediakan tenaga-tenaga ahli dalam suatu
struktur organisasi Konsultan untuk menjalankan kewajibannya sesuai dengan lingkup jasa yang tercantum
dalam KAK ini.
Rincian kualifikasi, tugas dan tanggung jawab masing-masing tenaga ahli dan tenaga penunjang adalah
sebagai berikut:
a. Tenaga Ahli
1. 1 (satu) orang Team Leader/ Urban Designer, Minimal berpendidikan S2 Teknik Arsitektur, lulusan
Universitas Negeri atau yang telah disamakan dibuktikan dengan ijasah S2. Memiliki sertifikat
keahlian (SKA) Bidang Arsitek (101) minimal Tingkat Madya. Pengalaman tenaga ahli dihitung
setelah lulus S2 sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun profesional dalam pekerjaan Penyusunan
Studi Kawasan, Pengembangan Kawasan Perkotaan/Metro/Kota Baru, Rencana Tindak Penataan
Kawasan, Rencana Induk/ Masterplan/ Siteplan/ Urban Desain/ Urban Redevelopment Kawasan,
RTBL, Studi Kelayakan/FS, Perencanaan Teknis Penataan/ Pengembangan/ Pembangunan
Kawasan, Perencanaan / Perancangan Kawasan, DED Kawasan. Pernah menjadi Ketua Tim /
Team Leader sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
Sebagai Ketua Tim/ Team Leader, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota-anggota tim kerja dalam pelaksanaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
2. 1 (satu) orang Ahli Arsitektur Bangunan, Minimal berpendidikan S1 Teknik Arsitektur, lulusan
Universitas Negeri atau yang telah disamakan dibuktikan dengan ijasah S1. Memiliki sertifikat
keahlian (SKA) Bidang Arsitek (101) minimal Tingkat Madya. Pengalaman tenaga ahli dihitung
setelah lulus S1 sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun profesional dalam pekerjaan Penyusunan
Pengembangan Kawasan Perkotaan, Rencana Induk/ Masterplan/ Siteplan/ Urban Desain/ Urban
Redevelopment Kawasan, RTBL, Perencanaan Teknis Penataan/ Pengembangan/ Pembangunan
Kawasan, Perencanaan/ Perancangan Kawasan, DED Kawasan, DED Bangunan, DED Lansekap.
Sebagai Ahli Arsitektur memiliki tugas untuk mengendalikan/ menelaah/ mengkaji/ merencanakan
mengenai desain arsitektur kasawan/ bangunan sesuai dengan kebutuhan fungsional.
3. 1 (satu) orang Ahli Arsitektur Lansekap, Minimal berpendidikan S1 Teknik
Arsitektur/Lansekap/Pertamanan, lulusan Universitas Negeri atau yang telah disamakan dibuktikan
dengan ijasah S1. Memiliki sertifikat keahlian (SKA) Bidang Arsitektur Lansekap (103) minimal
Tingkat Madya. Pengalaman tenaga ahli dihitung setelah lulus S1 sekurang-kurangnya 8 (delapan)
tahun profesional dalam pekerjaan Penyusunan Rencana Induk/ Masterplan/ Siteplan/ Urban
Desain/ Urban Redevelopment Kawasan, RTBL, Perencanaan Teknis Penataan/ Pengembangan/
Pembangunan Kawasan, Perencanaan/ Perancangan Kawasan, DED Kawasan, DED Bangunan,
DED Lansekap.

12
Sebagai Ahli Arsitektur Lansekap, maka tenaga ahli ini memiliki tugas untuk
mengendalikan/mentelaah/mengkaji/merencanakan mengenai lansekap kawasan sesuai dengan
kebutuhan fungsional.
4. 1 (satu) orang Ahli Teknik Jalan dan Transportasi, minimal berpendidikan S1 Teknik Sipil, lulusan
universitas negeri atau yang telah disamakan dibuktikan dengan ijasah S1. Memiliki Sertifikat
Keahlian (SKA) Bidang Teknik Jalan (202)/ Teknik Jembatan (203) minimal Tingkat Madya.
Pengalaman tenaga ahli dihitung setelah lulus S1 sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun
profesional dalam pekerjaan Penyusunan Perencanaan / Pengembangan Kawasan Perkotaan/
Metro/ Kota Baru, Studi Kawasan, Penataan Transportasi Kawasan, Penyusunan RTBL, Rencana
Tindak Penataan Kawasan, Rencana Induk/ Masterplan/ Siteplan/ Urban Desain/ Urban
Redevelopment Kawasan, Penyusunan DED Kawasan, DED Jalan dan Jembatan.
Sebagai Ahli Jalan dan Transportasi, maka tenaga ahli ini memiliki tugas untuk
mengendalikan/mentelaah/mengkaji/merencanakan mengenai perencanaan sistem manajemen
transportasi kawasan sesuai dengan kebutuhan fungsional.
5. 1 (satu) orang Ahli Geologi Teknik/Mekanika Tanah, minimal berpendidikan S1 Teknik Sipil/ Geologi,
lulusan Universitas Negeri atau yang telah disamakan dibuktikan dengan ijasah S1. Memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) Bidang Geoteknik (216) minimal Tingkat Madya. Pengalaman tenaga ahli
dihitung setelah lulus S1 sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun profesional dalam pekerjaan
Penyusunan RTBL, Rencana Tindak Penataan Kawasan, Masterplan Kawasan, Penyusunan DED
Bangunan Gedung, Penyusunan DED Kawasan, Perencanaan Jalan/Jembatan, dan Perencanaan
Bendungan/ Waduk.
Sebagai Ahli Geologi Teknik/Mekanika Tanah, maka tenaga ahli ini memiliki tugas untuk
mengendalikan/mentelaah/mengkaji/merencanakan lebih dalam mengenai kajian geoteknik
kawasan/ bangunan dan metoda pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan fungsional
6. 1 (satu) orang Ahli Teknik Sipil Bangunan, Minimal berpendidikan S1 Teknik Sipil, lulusan
Universitas Negeri atau yang telah disamakan dibuktikan dengan ijasah S1. Memiliki sertifikat
keahlian (SKA) Bidang Teknik Bangunan Gedung (201) minimal Tingkat Madya. Pengalaman
tenaga ahli dihitung setelah lulus S1 sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun profesional dalam
pekerjaan Penyusunan Rencana Tindak Penataan Kawasan, Rencana Induk/ Masterplan/ Siteplan/
Urban Desain/ Urban Redevelopment Kawasan, RTBL, Perencanaan Teknis Penataan/
Pengembangan/ Pembangunan Kawasan, Perencanaan/ Perancangan Kawasan, DED Kawasan,
DED Bangunan.
Sebagai Ahli Teknik Sipil Bangunan memiliki tugas untuk mengendalikan/ menelaah/ mengkaji/
merencanakan mengenai desain struktur bangunan sesuai dengan kebutuhan fungsional
7. 1 (Satu) orang Ahli Teknik Drainase, minimal berpendidikan S1 Teknik Sipil, lulusan Universitas
Negeri atau yang telah disamakan dibuktikan dengan ijasah S1. Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA)
Bidang Sumber Daya Air (211) minimal Tingkat Madya. Pengalaman tenaga ahli dihitung setelah
lulus S1 sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun profesional dalam pekerjaan Penyusunan
Pengembangan Kawasan Perkotaan/Metro/Kota Baru, Rencana Tindak Penataan Kawasan,
Rencana Induk/ Masterplan/ Siteplan/ Urban Desain/ Urban Redevelopment Kawasan, RTBL,
Perencanaan Teknis Penataan/ Pengembangan/ Pembangunan Kawasan, Perencanaan /
Perancangan Kawasan, DED Bangunan, DED Kawasan, Perencanaan Bidang Drainase dan
Bangunan Air (Waduk/Bendungan/Irigasi, dll).

13
Sebagai Ahli Teknik Drainase, maka tenaga ahli ini memiliki tugas untuk
mengendalikan/mentelaah/mengkaji lebih dalam mengenai kajian perencanaan jaringan drainase
kawasan dan pengendalian banjir kawasan sesuai dengan kebutuhan fungsional
8. 1 (satu) orang Ahli Mekanikal Elektrikal, Min S1 Teknik Sipil/Mesin/Elektro, minimal berpendidikan
S1 Teknik Sipil/Elektro/Mesin, lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan dibuktikan
dengan ijasah S1. Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Bidang Teknik Mekanikal (301)/ Teknik
Plumbing dan Pompa Mekanik (303)/ Proteksi Kebakaran (304)/ Elektronika dan Telekomunikasi
Dalam Gedung (405), minimal Tingkat Madya. Pengalaman tenaga ahli dihitung setelah lulus S1
sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun profesional dalam pekerjaan Penyusunan Pengembangan
Kawasan Perkotaan/Metro/Kota Baru, Rencana Tindak Penataan Kawasan, Rencana Induk/
Masterplan/ Siteplan/ Urban Desain/ Urban Redevelopment Kawasan, RTBL, Perencanaan Teknis
Penataan/ Pengembangan/ Pembangunan Kawasan, Perencanaan / Perancangan Kawasan, DED
Bangunan, DED Infrastruktur Kawasan, Perencanaan Air Minum, Perencanaan Energi Kelistrikan.
Sebagai Ahli Mekanikal Elektrikal, maka tenaga ahli ini memiliki tugas untuk
mengendalikan/mentelaah/mengkaji lebih dalam mengenai kajian perencanaan MEP Kawasan
sesuai dengan kebutuhan fungsional.
9. 1 (satu) orang Ahli Ekonomi Pembangunan, Ahli Ekonomi Pembangunan, minimal berpendidikan S1
Ekonomi Pembangunan, lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan dibuktikan dengan
ijasah S1. Pengalaman tenaga ahli dihitung setelah lulus S1 sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun
profesional dalam pekerjaan konsultansi bidang Pengembangan Ekonomi Pembangunan.
Sebagai Ahli Ekonomi Pembangunan, maka tenaga ahli ini memiliki tugas untuk
mengendalikan/mentelaah/mengkaji lebih dalam mengenai kajian ekonomi pembangunan dan studi
kelayakan pengembangan kawasan sesuai dengan kebutuhan fungsional.
b. Asisten Tenaga Ahli
Kebutuhan Asisten tenaga Ahli/Tenaga Ahli Muda yang membantu tenaga Ahli dalam pekerjaan,
meliputi :
1. 1 (satu) orang Asisten Ahli Urban Designer, minimal berpendidikan S1 Teknik Arsitektur,
2. 1 (satu) orang Asisten Ahli Arsitektur Bangunan, minimal berpendidikan S1 Teknik Arsitektur,
3. 1 (satu) orang Asisten Ahli Arsitektur Lansekap, minimal berpendidikan S1 Teknik Arsitektur/
Lansekap/ Pertamanan,
4. 1 (satu) orang Asisten Ahli Geologi Teknik/Mekanika Tanah, minimal berpendidikan S1
Teknik Sipil;
c. Tenaga Pendukung
1. 1 (satu) orang Design Grafis, minimal berpendidikan D3.
2. 3 (tiga) orang Drafter, minimal berpendidikan D3.
3. 1 (satu) orang Operator Komputer, minimal berpendidikan D3.
4. 1 (satu) orang Administrasi & Keuangan Proyek, minimal berpendidikan D3.

14
7. JADWAL/ WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 8 (delapan) bulan kalender, terhitung sejak terbit Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK).

8. SUMBER PENDANAAN
Biaya pelaksanaan kegiatan dibebankan pada sumber dana APBD Kota Semarang Tahun
Anggaran 2018 dengan Rupiah Murni dalam DIPA Pemerintah Kota Semarang dengan biaya
maksimal (pagu anggaran) sebesar Rp. 1.754.000.000,- (Terbilang: Satu Milyar Tujuh Ratus Lima
Puluh Empat Juta Rupiah) termasuk pajak-pajak dan pengeluaran lainnya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan secara kontraktual yang ditetapkan berdasarkan
proses seleksi sebagaimana peraturan yang berlaku.

9. PENUTUP
Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan lebih lanjut oleh
Konsultan sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan secara optimal dan sesuai dengan yang
diharapkan.
Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representatif atau minimal mengikuti
standar pelaporan Dinas Penataan Ruang Pemerintah Kota Semarang yang berlaku.
.

DIBUAT OLEH:
Pejabat Pembuat Komitmen

NIK SUTIYANI, ST., MT


NIP. 19650927199103 2 010

15
1. SBU Kualifikasi B (Besar)
a. SBU Konstruksi:
- PR 101 – Jasa Perencanaan dan Perancangan Perkotaan
- PR 103 – Jasa Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Bangunan dan Lansekap
- RE 102 – Jasa Rekayasa Konstruksi Pondasi serta Struktur Bangunan
- RE 104 – Jasa Desain Rekayasa Teknik Sipil Transportasi
- SP 303 – Jasa Survey Permukaan Tanah
b. SBU Non Konstruksi:
- 1.SI.02 – Studi Kelayakan dan Studi Mikro Lainnya / 1.SI.03 – Studi Perencanaan Umum
2. Pengalaman sejenis
a. Rencana Induk/Masterplan/Siteplan/Urban Desain/Urban Redevelopment Kawasan
b. RTBL
c. Studi Kelayakan/FS
d. Perencanaan Teknis Peningkatan Kualitas Kawasan
e. Perencanaan Teknis Penataan/Pengembangan/Pembangunan Kawasan
f. Perencanaan / Perancangan Kawasan
g. Studi/Perencanaan Transportasi Kawasan
h. DED Kawasan (Bangunan/Infrastruktur/Lansekap)

16

Anda mungkin juga menyukai