Anda di halaman 1dari 22

URBAN DESIGN STUDIO 2018

EXECUTIVE SUMMARY

RTBL
RENCANA TATA BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN

KORIDOR JALAN RAYA BENOWO


UP XII SAMBIKEREP
KOTA SURABAYA
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
GAMBARAN UMUM
KELURAHAN BENOWO
Kondisi Geogras
Luas Wilayah: 5,29 km2
Ketinggian : 7 mdpl
Batas wilayah:
Sebelah Utara : Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Pakal
Sebelah Selatan : Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik
Sebelah Barat : Kelurahan Cerme, Kabupaten Gresik
Sebelah Timur : Kelurahan Pakal, Kecamatan Pakal

Kependudukan:
Jumlah penduduk keseluruhan: 10.059 jiwa
Rata-rata pertumbuhan penduduk: 209/tahun
Kepadatan penduduk: 35 jiwa/ha (kepadatan rendah)

WILAYAH PERENCANAAN
Lokasi: Koridor Jalan Raya Benowo yang terletak di Kelurahan Benowo,
Kecamatan Pakal, Kota Surabaya.

Pembagian segmen dalam perencanaan Koridor Jalan Raya Benowo yaitu


berdasarkan guna lahan sebagai berikut:
Segmen 1: Pendidikan, kesehatan, dan RTH
Segmen 2: Perdagangan dan jasa serta perumahan
Segmen 3: Perdagangan dan jasa, PPU, Transportasi
Merupakan jalan penghubung Kota Surabaya dengan Kabupaten Gresik yang
menjadi daerah perbatasan. Koridor Jalan Raya Benowo memiliki pusat kegiatan Luas : 10,24 Ha
Panjang Koridor : ±1.145 m
yaitu berupa Pasar Benowo yang melayani wilayah sendiri hingga luar wilayah
tersebut. Awal pertumbuhan bermula dari Pasar Benowo yang berdiri sejak tahun
1920 dan sekarang tumbuh ke arah utara. Merupakan jalan yang dilalui ketika
terdapat pertandingan bola karena di sebelah utara terdapat Stadion Gelora
Bung Tomo

1
VISI DAN MISI
KORIDOR JALAN RAYA BENOWO

V I S I
“Mewujudkan Koridor Jalan Raya Benowo Sebagai Koridor Gerbang Barat
Kota Surabaya Handal, Berkarakter, dan Berwawasan Lingkungan”

handal dalam menyediakan perdagangan dan jasa untuk melayani penduduk Kelurahan Benowo
Handal maupun diluar wilayah
sebagai daerah perbatasan Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya, maka perlu menjadikan Koridor Jalan Raya Benowo
Berkarakter memiliki karakter khusus atau bisa disebut citra kawasan yang perlu dikembangkan dan diperhatikan untuk memberikan
perbedaan dengan daerah lainnya.

Berwawasan setiap pembangunan dan penataan Koridor Jalan Raya Benowo berorientasi terhadap lingkungan
Lingkungan dan selalu memperhatikan terhadap dampak lingkungan

M I S I
Ÿ Mengoptimalkan fungsi perdagangan dan jasa serta fasilitas sosial guna melayani kebutuhan masyarakat
Kelurahan Benowo dan sekitarnya
Ÿ Menciptakan citra gerbang barat Kota Surabaya yang berkarakter lokal
Ÿ Meningkaatkan kualitas visual bangunan sepanjang koridor jalan raya benowo
Ÿ Meningkatkan kualitas ruang koridor yang berorientasi pada fungsi ekologis

2
INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN
Koesisen Dasar Bangunan
Merupakan angka presentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan perpetakan/
kavling. Tujuannya yaitu untuk mengendalikan kerapatan bangunan dengan faktor yang menentukan besaran KDB adalah lokasi dan fungsi
bangunan.
Sebanyak 23% bangunan di Koridor Jalan Raya Benowo. Sehingga dibutuhkan penataan bangunan yang melanggar KDB

Koesisen Lantai Bangunan


Merupakan perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan perpetakan/ kavling. Tujuan
dari mengetahui KLB yaitu untuk mengendalikan kepadatan penduduk yang ada du suatu wilayah.
Terdapat bangunan yang melanggar KLB yaitu sebanyak 4% dari total keseluruhan bangunan. Berikut merupakan rencana pengaturan KLB di Koridor
Jalan Raya Benowo. Berikut merupakan arahan rencana penataan KLB di Koridor Jalan Raya Benowo

Rencana Koesen Lantai Bangunan diperuntukkan


bagi bangunan-bangunan baru untuk
menyesuaikan pada standar yang berlaku.
Sedangkan pada bangunan-bangunan lama yang
telah memenuhi ketentuan yang berlaku maka
tetap dipertahankan sesuai kondisi eksisting.

Koesisen Dasar Hijau


Merupakan persentase perbandingan antara luas selruh ruang terbuka di luar bangunan
gedung yang diperuntukan bagi pertamanan atau penghijauan dan luas lahan perpetakan
atau kavling. Fungsi dari adanya KDH yaitu sebagai perangkat untuk mengendalikan luas
perkerasan diluar bagunan, sehingga penghjauan dan peresapan air hujan ke tanah masih
terjamin.
Bangunan di sepanjang Koridor Jalan Raya Benowo banyak yang melanggar KDH karena
keseluruhan kavlingnya tidak terdapat resapan. Rencana penataan KDH yaitu setiap bangunan
wajib memiliki KDH minimal 10% dan pengecualin terhadap guna lahan perdagangan dan jasa
tidak direncanakan memiliki KDH agar koridor jalan lebih interaktif.
3
INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN
Garis Sempadan Bangunan
Perencanaan Garis Sempadan Bangunan bertujuan untuk terciptanya konsep tata
letak bangunan dan ruang terbuka yang telah direncanakan, agar tatanan setiap
bangunan memiliki keteraturan, serasim dan memberikan estetika bangunan.
Rencana garis sempadan bangunan di Koridor Jalan Raya Benowo berdasarkan
Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu 8 meter untuk hierarki jalan arteri sekunder dan
2-3 meter untuk hieraarki jalan lingkungan

Garis Sempadan Depan

Garis Sempadan Sungai


Sempadan sungai merupakan kawasan sepanjang kiri kanan
sungai termasuk sungai yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Rencana garis
sempadan sungai berdasarkan Perwali Kota Surabaya Nomor 52
Tahun 2007 yaitu 1 meter karena termasuk ke dalam anak sungai
yang berfungsi sebagai drainase sekunder.

4
STRUKTUR
PERUNTUKAN LAHAN
Rencana Peruntukan Lahan Makro
Rencana peruntukan lahan makro merupakan rencana yang akan digunakan untuk pemanfaatan
lahan pada suatu wilayah tertentu. Peruntukan lahan makro mempertimbangkan kebijakan zonasi
yang terdapat di Koridor Jalan Raya Benowo. Rencana Guna
Lahan Makro
Berdasarkan hasil analisa dominasi guna lahan
eksisting Koridor Jalan Raya Benowo yaitu
perdagangan dan jasa sebesar 45,42%
sehingga sesuai dengan arahan RDTRK UP XII
Sambikerep. Berikut merupakan rencana
peruntukan lahan makro di Koridor Jalan Raya
Benowo per segmen:

Segmen Peruntukan Lahan Makro

I Perdagangan dan Jasa, Fasilitas Sosial

II Perdagangan dan Jasa dan Perumahan

III Perdagangan dan Jasa, Pemerintahan


dan Pelayanan Umum, Transportasi

Rencana Peruntukan Lahan Mikro


Rencana peruntukan lahan mikro merupakan rencana dalam menentukan peruntukan lahan yang
ditetapkan pada skala keruangan yang lebih rinci berdasarkan prinsip keragaman yang seimbang dan
saling menentukan

Berikut hasil analisis peruntukan lahan mikro di Koridor Jalan Raya Benowo
Segmen 1: Penguunaan lahan terbesar di segmen 1 di dominasi oleh RTH 51% dan perdagangan dan jasa sebesar 22%.
Kemudian terdapat guna lahan kesehatan yaitu 11%. Kondisi ini sudah sesuai dengan RDTR UP XII Sambikerep dimana
segmen 1 diarahkan sebagai perdagangan dan jasa dan RTH, serta fasilitas sosial

Segmen 2: Penggunaan lahan terbesar di segmen 2 di dominasi oleh perdagangan dan jasa 74,22% dan perumahan
sebesar 19,45%. Kondisi ini sudah sesuai dengan RDTR UP XII Sambikerep dimana segmen 1 diarahkan sebagai
perdagangan dan jasa dan perumahan

Segmen 3: Berdasarkan kondisi eksisting di lapangan, penggunaan lahan terbesar di segmen 3 di dominasi oleh
perdagangan dan jasa 34% dan perumahan sebesar 20%. Kondisi ini sudah sesuai dengan RDTR UP XII Sambikerep
dimana segmen 1 diarahkan sebagai perdagangan dan jasa dan perumahan.

5
Rencana Peruntukan Lahan Mikro
Segmen Peruntukan Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
Lahan

I Perdagangan Perdagangan - -
Jasa dan Jasa
Hunian
Kesehatan Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Toko
Pendidikan Sekolah Sekolah Sekolah Toko

Permukiman Hunian
Toko
II Perdagangan Perdagangan Perdagangan -
Jasa Jasa Jasa/Hunian

Pendidikan Sekolah Sekolah Sekolah

Permukiman Hunian Hunian

III Perdagangan Perdagangan Perdagangan -


Jasa Jasa Jasa/Hunian

Transportasi Terminal - -

PPU Kantor Kelurahan - -


Hunian
Permukiman Hunian Hunian

Rencana peruntukan lahan mikro di koridor Jalan Toko


Raya Benowo memaksimalkan kegiatan hanya
pada tingkat lantai 3, dikarenakan arahan
dokumen RDTR bahwa benowo direncanakan
dengan kepadatan rendah.

6
RENCANA TATA BANGUNAN
FASAD: Penilaian terhadap muka bangunan
didasarkan pada komponen fasad bangunan
yang meliputi entrance, bukaan, atap
bangunan, dan ornament. Berikut merupakan
fasad bnagunan di Koridor Jalan Raya
Benowo

7
RENCANA PENGATURAN BANGUNAN
Pengelompokkan Bangunan
Bangunan perdagangan dan jasa: diarahkan menjadi ruko deret, toko, dan pasar dengan ruko pada lantai satu sebagai perdagangan dan
jsa dan ruko pada lantai dua dapat dijadikan hunian. Toko dengan satu lantai hanya difungsikan
sebagai perdagangan dan jasa

Bangunan pelayanan umum: bangunan pelayanan umum yang dipertahan kan yaitu yang sudah ada sebelumnya

Bangunan tempat tinggal: meliputi rumah tunggal dan ruko atau rumah tiji. Diarahkan dengan kepadatan rendah
sesuai RDTR UP XII Sambikerep

Bangunan transportasi: diarahkan untuk terintegrasi dengan jalur pejalan kaki dan titik transit

Letak dan Orientasi Bangunan


Rencana tata letak dan arah orientasi bangunan di Koridor Jalan Raya Benowo
didasarkan pada beberapa hal sebagai berikut:

Ÿ Memperhatikan kondisi geogra, lingkungan, visual, dan fungsi bangunan yang


ada.
Ÿ Menghindari dominasi massa bangunan terhadap lingkungan sekitar dengan
memperhatikan skala dan proporsi manusia.
Ÿ Arah bangunan menghadap ke jalan.
Ÿ Arah hadap utama dari massa bangunan yang menggunakan jalan (jalur sirkulasi)
sebagai titik orientasi. Massa bangunan yang terletak di persimpangan jalan, arah
hadap utama dari massa bangunan dapat berorientasi pada salah satu atau
gabungan keduanya.

8
Pengaturan Massa Bangunan
Massa bangunan yang ingin ditampilkan yaitu berskala manusia, dimana bangunan
dengan sosok yang tinggi besar maupun dengan kesan terlalu terbuka dihindari.

Ekspresi Arsitektur bangunan


Gaya arsitektur yang ingin diterapkan di Koridor Jalan Raya Benowo
ialah indisce peralihan dan gaya modern yang ramah lingkungan
dengan penggunaan beberapa kayu, vertical garden dan green roof.

9
PERPETAKAN LAHAN
Klasikasikan petak lahan menjadi 8 kelas berdasarkan Keputusan Menteri
Kimpraswil nomor 327/KPTS/M/2002, yaitu sebagai berikut. Peta Analisis Petak Lahan
Klasikasi I : Sistem blok (diatas 2500m2)
Klasikasi II : Kavling sangat besar (1000 - 2500 m2)
Klasikasi III : Kavling besar (600 - 1000 m2)
Klasikasi IV : Kavling sedang (250 - 600 m2)
Klasikasi V : Kavling kecil (100 - 250 m2)
Klasikasi VI : Kavling sangat kecil (50 - 100 m2)
Klasikasi VII : (<50 m2)
Klasikasi VIII : Rumah susun/at
Kondisi eksisting:

Rencana:
Pengaturan bentuk kavling/petak lahan sejajar menyesuaikan dengan koridor jalan
dengan ukuran yang berbeda-beda dengan mengacu pada garis sempadan
jalan. Perubahan dilakukan hanya pada jenis guna lahan perdagangan jasa
karena sebagian besar memiliki luasan yang belum memuhi standar, sedangkan
pada jenis guna lahan lain seperti fasilitas-fasilitas umum tetap dipertahankan
karena telah memenuhi standar minimum ukuran petak lahan. Petak lahan
perdagangan jasa diklasikasikan menjadi kavling dengan ukuran kecil, sedang,
dan besar.
Ilustrasi Perpetakan Lahan:

Sebelum Sesudah Pengaturan Kavling

10
Rencana Pengaturan Ketinggian Bangunan
Merupakan perencanaan pengaturan ketinggian bangunan dan elevasi bangunan, baik
pada skala bangunan tunggal maupun kelompok. Arahan ketinggian bangunan di
Koridor Jalan Raya Benowo disesuaikan dengan PERWALI Kota Surabaya Nomor 52 Tahun
2017 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dalam Rangka
Pendirian Bangunan Di Kota Surabaya sebagai berikut.
Skyline Eksisting

Segmen 1(Utara)

Segmen 1(Selatan)

Segmen 2(Utara)

Segmen 2(Selatan)

Segmen 3(Utara)

Segmen 3(Selatan)

Skyline Rencana (Segmen 2 Utara)

Rata-rata ketinggian bangunan


perdagangan lainnya antara 3-7 m Rata-rata ketinggian bangunan
Top Node berupa Pasar Benowo perdagangan lainnya antara 3-7 m

11
RENCANA SISTEM
SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG
Rencana Sistem jaringan Jalan dan Pergerakan
Koridor Jalan Raya Benowo direncanakan sebagai arteri sekunder. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006,
jalan arteri sekunder harus memiliki lebar minimal 8 meter. Maka dilakukan pelebaran jalan 1 meter ke kanan dan satu meter ke kiri.
Berikut peraturan perencanaan system jaringan jalan dan pergerakan pada Koridor Benowo:
a. Larangan parkir on-street
b. Peningkatan hierarki jalan menjadi arteri sekunder
c. Pelebaran jalan dari 6 meter menjadi 8 meter
d. Pembuatan trotoar sesuai standar sehingga pejalan kaki dapat aman dalam berjalan dilengkapi street furniture

Keterangan:

Jalan Kolektor Primer


Jalan Lokal Sekunder
Jalan Lingkungan

Rencana sistem sirkulasi kendaraan umum


Sirkulasi Kendaraan Umum
Kendaraan umum yang melalui Jalan Raya Benowo ialah angkutan
Ti k Transit Kendaraan Umum
umum dimana memiliki titik transit utama di segmen 3, tepatnya di
Terminal Benowo. Rencana pada sirkulasi angkutan umum selain melalui
Jalan Raya Benowo-Jalan Raya Pakal, ialah penambahan rute pada
Jalan Singgapur. Rencana Sistem Pergerakan Transit
Penyediaan titik transit berupa halte angkutan yang terletak di
antara RSI Darus Syifa dengan SMP Wahid Hasyim, disebrang
SMP Wahid Hasyim, Pasar Benowo, dan SDN Benowo 1.

12
Rencana Sistem Parkir
Penyediaan terhadap ruang parkir dengan sistem off street pada pelataran bangunan yang disediakan pemilik
bangunan dengan kemiringan 450 dan 900. Selain itu juga disediakan parkir bawah tanah yag terletak di Pasar
Benowo
Peta Eksisting Sistem Parkir

Parkir Basement

Peta Rencana Sistem Parkir

Parkir Kavling Ruko

13
Rencana Sistem Sirkulasi Pejalan Kaki
Pengembangan fasilitas pejalan kaki di wilayah perencanaan meliputi peningkatan keselamatan pejalan kaki, yang dapat
diwujudkan melalui beberapa langkah meliputi menciptakan penyeberangan pada setiap persimpangan jalan-jalan utama serta
titik potensial penyebrangan , mengembangkan pedestrian yang representatif bagi pejalan kaki selebar 2 meter dan khusus depan
pasar yaitu 3 meter, baik dari kapasitas maupun kualitas kenyamanan, sistem pedestrian harus terhubung dengan simpul-simpul
transportasi umum, fasilitas publik, perdagangan, taman/RTH, dan kegiatan lain yang memiliki skala pejalan kaki.
Ilustrasi Rencana
Kondisi Eksisting

Rencana elemen penyebrangan

Fasilitas penyebrangan di Koridor Jalan Raya Benowo yaitu berupa


Pedestrian Light Control yang diletakkan pada titik titik ramai
penyebrangan yaitu titik pertama adalah di antara Rumah Sakit Islam
Darus Syifa, SMP Wahid Hasyim, dengan RTH. Titik kedua yaitu terletak di
depan SDN Benowo 1. Titik ketiga terletak di depan Terminal Benowo.

14
RENCANA SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU

Ruang Terbuka Hijau


Dalam perencanaan Kawasan Jl. Raya Benowo untuk ruang terbuka hijau hanya direncanakan khusus
untuk ruang terbuka umum atau publik yaitu berupa taman air yang terletak di samping Rumah Sakit Darus
Syifa dan dilengkapi dengan daerah resapan air sesuai dengan arahan RDTR UP XII Sambikerep

Persebaran Vegetasi
Berdasarkan kondisi eksisting vegetasi di
sepanjang Koridor Jalan Raya Benowo
persebarannya tidak merata dan hanya terletak
pada beberapa titik. Penataan persebaran
vegetasi yaitu diletakkan setiap 8 meter
sepanjang koridor. Berikut rencana persebaran
vegetasi di Koridor Jalan Raya Benowo

Ilustrasi RTH

15
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
Identitas lingkungan
Rencana identitas lingkungan pada koridor Jalan Raya Benowo yaitu berupa penempatan
landmark. Sehingga pada rencana kami lebih menekankan pada bentuk muka bangunan
Pasar Benowo yang menjadi top node dalam skyline koridor. . Landmark kedua yaitu berupa
gapura perbatasan Kota Surabaya dengan Kabupaten Gresik sebagai penanda telah
memasuki wilayah Kota Surabaya.

16
Orientasi Lingkungan
Orientasi lingkungan merupakan perancangan elemen sik dan non sik guna membentuk
lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai untuk berorientasi dan
bersirkulasi.

1. Sistem tata informasi


Papan informasi yang menunjukan identitas bangunan di sepanjang koridor jalan dan bangunan. Di
beberapa tempat penting yang terdapat di koridor diarahkan untuk memiliki papan informasi
identitas, yang mana fungsinya sebagai identitas bangunan
2. Sistem tata rambu pengarah
Meliputi pengaturan rambu-rambu di sepanjang Koridor Jalan Raya Benowo. Rambu pengarah jalan
diletakna pada tempat yang tidak terhalang oleh vegetasi, bangunan, dan tiang lainnya sehingga
dapat dengan mudah terlihat oleh pengguna jalan.
3. Wajah jalan
rencana mengenai wajah jalan diseuaikan dengan banguanan sepanjang koridor gunan
memberikan karakter lokal yang kuat dengan menerapkan visi dari Koridor Jalan Raya Benowo.
a. Pedestrian
Rencana pedestrian yaitu selebar 2 meter, namun untuk pedestrian depan pasar memiliki lebar 3
meter. Pedestrian dilengkapi dengan jalur hijau guna menambah estetika koridor. Selain itu juga
dilengkapi dengan penyediaan street furniture berupa tempat sampah dan bollard.
b. Street Furniture
Konsep street furniture yang akan diterapkan pada Koridor Jalan Raya Benowo berupa penyediaan
penerangan jalan umum, bollard, pewadahan sampah yang didesain sesuai dengan karakter
bangunan dan lingkungan di Koridor Jalan Benowo.
PJU: Tinggi dari penerangan jalan umum yaitu 8 meter sedangkan untuk penerangan jalur
pedestrian yaitu 6 meter. Pemilihan warna lampu yaitu menggunakan lampu led putih agar terkesan
lebih terang dan pejalan kaki memiliki rasa aman ketika berjalan di malam hari
Bollard: Bollard diletakkan guna memberikan batas pengaman antara jalan raya dengan jalur
pedestrian. Selain itu berfungsi untuk mencegah kendaraan melewati jalur pedestrian
Pewadahan sampah: diletakkan setiap 20 meter dengan material yang digunakan berupa stainless
steel dan menambahkan material kayu guna memberikan kesan ramah lingkungan. Dipasang
secara permanen menancap di tanah.
17
RENCANA SISTEM PRASARANA DAN UTILITAS LINGKUNGAN

Rencana sistem jaringan listrik


Rencana jaringan listrik di Koridor Jalan Raya Benowo diletakkan di bawah tanah tepatnya
menggunakan saluran khusus dibawah trotoar dengan kedalaman kurang dari 1 meter yaitu sekitar
0,5 meter.

Peta Rencana sistem jaringan telekomunikasi


Rencana Rencana sistem jaringan telekomunikasi di Koridor Jalan Raya
Jaringan Benowo yaitu diletakkan di bawah tanah tepatnya
Listrik menggunakan saluran khusus dibawah trotoar dengan
kedalaman kurang dari 1 meter yaitu sekitar 0,5 meter.

Rencana sistem jaringan drainase


Rencana sistem jaringan di sepanjang Jalan Raya Benowo
meliputi penambahan bangunan pelengkap berupa inlet di
permukaan jalan, penambahan pintu air di anak sungai
lamong samping Pasar Benowo, dan penambahan resapan
air berupa jalur hijau dan taman air untuk dapat menambah
Peta
persediaan air tanah serta mencegah terjadinya genangan.
Rencana
Jaringan Eksisting Rencana
Telekomunikasi

18
Rencana sistem jaringan air bersih
penambahan titik-titik hidran yang terhubung dengan tandon air supaya tekanan air yang
dihasilkan besar untuk menanggulangi bencana kebakaran padaa Koridor Benowo,
Perawatan pipa dan pemeliharaan pipa distribusi air bersih dari PDAM juga perlu di lakukan
supaya pipa tersebut awet dan mencegah terjadinya kebocoran pipa.

Rencana Jaringan Air Limbah


Penambahan IPAL pada Pasar Benowo untuk pengelolaan
Peta Rencana limbah pasar
Jaringan
Air Bersih dan
Persebaran
Hidran Rencana Sistem Jaringan Persampahan
Rencana sistem persampahan yang terdapat di Koridor Jalan
Raya Benowo yaitu penyediaan tempat sampah komunal
yang terdiri dari pemilahan sampah organik dan sampah
anorganik. Pewadahan diletakkan setiap 20 meter. Selain itu
setiap bangunan wajib memiliki pewadahan individu.

Peta Rencana Peta Rencana


Jaringan Pewadahan Sampah
Sanitasi

19
TERIMAKASIH

-TIM BENOWO-

Agnes Wiratamia (165060600111028)


Muhammad Ramadhani MA (165060601111032)
Mahisma Driya Karenggani (165060601111044)
Daniar Larasati (16506060011003)
Alvaro Keizo (165060607111004)
Ardhian Faza (165060607111009)

Anda mungkin juga menyukai