EXECUTIVE SUMMARY
RTBL
RENCANA TATA BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN
Kependudukan:
Jumlah penduduk keseluruhan: 10.059 jiwa
Rata-rata pertumbuhan penduduk: 209/tahun
Kepadatan penduduk: 35 jiwa/ha (kepadatan rendah)
WILAYAH PERENCANAAN
Lokasi: Koridor Jalan Raya Benowo yang terletak di Kelurahan Benowo,
Kecamatan Pakal, Kota Surabaya.
1
VISI DAN MISI
KORIDOR JALAN RAYA BENOWO
V I S I
“Mewujudkan Koridor Jalan Raya Benowo Sebagai Koridor Gerbang Barat
Kota Surabaya Handal, Berkarakter, dan Berwawasan Lingkungan”
handal dalam menyediakan perdagangan dan jasa untuk melayani penduduk Kelurahan Benowo
Handal maupun diluar wilayah
sebagai daerah perbatasan Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya, maka perlu menjadikan Koridor Jalan Raya Benowo
Berkarakter memiliki karakter khusus atau bisa disebut citra kawasan yang perlu dikembangkan dan diperhatikan untuk memberikan
perbedaan dengan daerah lainnya.
Berwawasan setiap pembangunan dan penataan Koridor Jalan Raya Benowo berorientasi terhadap lingkungan
Lingkungan dan selalu memperhatikan terhadap dampak lingkungan
M I S I
Ÿ Mengoptimalkan fungsi perdagangan dan jasa serta fasilitas sosial guna melayani kebutuhan masyarakat
Kelurahan Benowo dan sekitarnya
Ÿ Menciptakan citra gerbang barat Kota Surabaya yang berkarakter lokal
Ÿ Meningkaatkan kualitas visual bangunan sepanjang koridor jalan raya benowo
Ÿ Meningkatkan kualitas ruang koridor yang berorientasi pada fungsi ekologis
2
INTENSITAS PEMANFAATAN LAHAN
Koesisen Dasar Bangunan
Merupakan angka presentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan perpetakan/
kavling. Tujuannya yaitu untuk mengendalikan kerapatan bangunan dengan faktor yang menentukan besaran KDB adalah lokasi dan fungsi
bangunan.
Sebanyak 23% bangunan di Koridor Jalan Raya Benowo. Sehingga dibutuhkan penataan bangunan yang melanggar KDB
4
STRUKTUR
PERUNTUKAN LAHAN
Rencana Peruntukan Lahan Makro
Rencana peruntukan lahan makro merupakan rencana yang akan digunakan untuk pemanfaatan
lahan pada suatu wilayah tertentu. Peruntukan lahan makro mempertimbangkan kebijakan zonasi
yang terdapat di Koridor Jalan Raya Benowo. Rencana Guna
Lahan Makro
Berdasarkan hasil analisa dominasi guna lahan
eksisting Koridor Jalan Raya Benowo yaitu
perdagangan dan jasa sebesar 45,42%
sehingga sesuai dengan arahan RDTRK UP XII
Sambikerep. Berikut merupakan rencana
peruntukan lahan makro di Koridor Jalan Raya
Benowo per segmen:
Berikut hasil analisis peruntukan lahan mikro di Koridor Jalan Raya Benowo
Segmen 1: Penguunaan lahan terbesar di segmen 1 di dominasi oleh RTH 51% dan perdagangan dan jasa sebesar 22%.
Kemudian terdapat guna lahan kesehatan yaitu 11%. Kondisi ini sudah sesuai dengan RDTR UP XII Sambikerep dimana
segmen 1 diarahkan sebagai perdagangan dan jasa dan RTH, serta fasilitas sosial
Segmen 2: Penggunaan lahan terbesar di segmen 2 di dominasi oleh perdagangan dan jasa 74,22% dan perumahan
sebesar 19,45%. Kondisi ini sudah sesuai dengan RDTR UP XII Sambikerep dimana segmen 1 diarahkan sebagai
perdagangan dan jasa dan perumahan
Segmen 3: Berdasarkan kondisi eksisting di lapangan, penggunaan lahan terbesar di segmen 3 di dominasi oleh
perdagangan dan jasa 34% dan perumahan sebesar 20%. Kondisi ini sudah sesuai dengan RDTR UP XII Sambikerep
dimana segmen 1 diarahkan sebagai perdagangan dan jasa dan perumahan.
5
Rencana Peruntukan Lahan Mikro
Segmen Peruntukan Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
Lahan
I Perdagangan Perdagangan - -
Jasa dan Jasa
Hunian
Kesehatan Rumah Sakit Rumah Sakit Rumah Sakit Toko
Pendidikan Sekolah Sekolah Sekolah Toko
Permukiman Hunian
Toko
II Perdagangan Perdagangan Perdagangan -
Jasa Jasa Jasa/Hunian
Transportasi Terminal - -
6
RENCANA TATA BANGUNAN
FASAD: Penilaian terhadap muka bangunan
didasarkan pada komponen fasad bangunan
yang meliputi entrance, bukaan, atap
bangunan, dan ornament. Berikut merupakan
fasad bnagunan di Koridor Jalan Raya
Benowo
7
RENCANA PENGATURAN BANGUNAN
Pengelompokkan Bangunan
Bangunan perdagangan dan jasa: diarahkan menjadi ruko deret, toko, dan pasar dengan ruko pada lantai satu sebagai perdagangan dan
jsa dan ruko pada lantai dua dapat dijadikan hunian. Toko dengan satu lantai hanya difungsikan
sebagai perdagangan dan jasa
Bangunan pelayanan umum: bangunan pelayanan umum yang dipertahan kan yaitu yang sudah ada sebelumnya
Bangunan tempat tinggal: meliputi rumah tunggal dan ruko atau rumah tiji. Diarahkan dengan kepadatan rendah
sesuai RDTR UP XII Sambikerep
Bangunan transportasi: diarahkan untuk terintegrasi dengan jalur pejalan kaki dan titik transit
8
Pengaturan Massa Bangunan
Massa bangunan yang ingin ditampilkan yaitu berskala manusia, dimana bangunan
dengan sosok yang tinggi besar maupun dengan kesan terlalu terbuka dihindari.
9
PERPETAKAN LAHAN
Klasikasikan petak lahan menjadi 8 kelas berdasarkan Keputusan Menteri
Kimpraswil nomor 327/KPTS/M/2002, yaitu sebagai berikut. Peta Analisis Petak Lahan
Klasikasi I : Sistem blok (diatas 2500m2)
Klasikasi II : Kavling sangat besar (1000 - 2500 m2)
Klasikasi III : Kavling besar (600 - 1000 m2)
Klasikasi IV : Kavling sedang (250 - 600 m2)
Klasikasi V : Kavling kecil (100 - 250 m2)
Klasikasi VI : Kavling sangat kecil (50 - 100 m2)
Klasikasi VII : (<50 m2)
Klasikasi VIII : Rumah susun/at
Kondisi eksisting:
Rencana:
Pengaturan bentuk kavling/petak lahan sejajar menyesuaikan dengan koridor jalan
dengan ukuran yang berbeda-beda dengan mengacu pada garis sempadan
jalan. Perubahan dilakukan hanya pada jenis guna lahan perdagangan jasa
karena sebagian besar memiliki luasan yang belum memuhi standar, sedangkan
pada jenis guna lahan lain seperti fasilitas-fasilitas umum tetap dipertahankan
karena telah memenuhi standar minimum ukuran petak lahan. Petak lahan
perdagangan jasa diklasikasikan menjadi kavling dengan ukuran kecil, sedang,
dan besar.
Ilustrasi Perpetakan Lahan:
10
Rencana Pengaturan Ketinggian Bangunan
Merupakan perencanaan pengaturan ketinggian bangunan dan elevasi bangunan, baik
pada skala bangunan tunggal maupun kelompok. Arahan ketinggian bangunan di
Koridor Jalan Raya Benowo disesuaikan dengan PERWALI Kota Surabaya Nomor 52 Tahun
2017 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dalam Rangka
Pendirian Bangunan Di Kota Surabaya sebagai berikut.
Skyline Eksisting
Segmen 1(Utara)
Segmen 1(Selatan)
Segmen 2(Utara)
Segmen 2(Selatan)
Segmen 3(Utara)
Segmen 3(Selatan)
11
RENCANA SISTEM
SIRKULASI DAN JALUR PENGHUBUNG
Rencana Sistem jaringan Jalan dan Pergerakan
Koridor Jalan Raya Benowo direncanakan sebagai arteri sekunder. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006,
jalan arteri sekunder harus memiliki lebar minimal 8 meter. Maka dilakukan pelebaran jalan 1 meter ke kanan dan satu meter ke kiri.
Berikut peraturan perencanaan system jaringan jalan dan pergerakan pada Koridor Benowo:
a. Larangan parkir on-street
b. Peningkatan hierarki jalan menjadi arteri sekunder
c. Pelebaran jalan dari 6 meter menjadi 8 meter
d. Pembuatan trotoar sesuai standar sehingga pejalan kaki dapat aman dalam berjalan dilengkapi street furniture
Keterangan:
12
Rencana Sistem Parkir
Penyediaan terhadap ruang parkir dengan sistem off street pada pelataran bangunan yang disediakan pemilik
bangunan dengan kemiringan 450 dan 900. Selain itu juga disediakan parkir bawah tanah yag terletak di Pasar
Benowo
Peta Eksisting Sistem Parkir
Parkir Basement
13
Rencana Sistem Sirkulasi Pejalan Kaki
Pengembangan fasilitas pejalan kaki di wilayah perencanaan meliputi peningkatan keselamatan pejalan kaki, yang dapat
diwujudkan melalui beberapa langkah meliputi menciptakan penyeberangan pada setiap persimpangan jalan-jalan utama serta
titik potensial penyebrangan , mengembangkan pedestrian yang representatif bagi pejalan kaki selebar 2 meter dan khusus depan
pasar yaitu 3 meter, baik dari kapasitas maupun kualitas kenyamanan, sistem pedestrian harus terhubung dengan simpul-simpul
transportasi umum, fasilitas publik, perdagangan, taman/RTH, dan kegiatan lain yang memiliki skala pejalan kaki.
Ilustrasi Rencana
Kondisi Eksisting
14
RENCANA SISTEM RUANG TERBUKA DAN TATA HIJAU
Persebaran Vegetasi
Berdasarkan kondisi eksisting vegetasi di
sepanjang Koridor Jalan Raya Benowo
persebarannya tidak merata dan hanya terletak
pada beberapa titik. Penataan persebaran
vegetasi yaitu diletakkan setiap 8 meter
sepanjang koridor. Berikut rencana persebaran
vegetasi di Koridor Jalan Raya Benowo
Ilustrasi RTH
15
TATA KUALITAS LINGKUNGAN
Identitas lingkungan
Rencana identitas lingkungan pada koridor Jalan Raya Benowo yaitu berupa penempatan
landmark. Sehingga pada rencana kami lebih menekankan pada bentuk muka bangunan
Pasar Benowo yang menjadi top node dalam skyline koridor. . Landmark kedua yaitu berupa
gapura perbatasan Kota Surabaya dengan Kabupaten Gresik sebagai penanda telah
memasuki wilayah Kota Surabaya.
16
Orientasi Lingkungan
Orientasi lingkungan merupakan perancangan elemen sik dan non sik guna membentuk
lingkungan yang informatif sehingga memudahkan pemakai untuk berorientasi dan
bersirkulasi.
18
Rencana sistem jaringan air bersih
penambahan titik-titik hidran yang terhubung dengan tandon air supaya tekanan air yang
dihasilkan besar untuk menanggulangi bencana kebakaran padaa Koridor Benowo,
Perawatan pipa dan pemeliharaan pipa distribusi air bersih dari PDAM juga perlu di lakukan
supaya pipa tersebut awet dan mencegah terjadinya kebocoran pipa.
19
TERIMAKASIH
-TIM BENOWO-