Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mahisma Driya Karenggani

NIM : 165060601111044

Tugas MKP Kawasan Perbatasan


KELEMBAGAAN DI PROVINSI PAPUA DALAM MENGELOLA KAWASAN PERBATASAN

Papua merupakan pulau terbesar yang dimiliki Indonesia, dan memiliki potensi sumber daya alam
yang sangat kaya. Namun ironisnya, provinsi ini masih menjadi salah satu yang termiskin di Indonesia.
Kemiskinan yang banyak terjadi di daerah pelosok dan daerah perbatasan. Layaknya kawasan
perbatasan dengan negara lain di Indonesia, kendala umum yang dihadapi oleh Provinsi Papua
adalah kesenjangan pembangunan dengan ciri-ciri yaitu masih rendahnya aksesibilitas, terbatasnya
sarana dan prasarana, kepadatan penduduk relatif rendah, rendahnya kualitas SDM, dan belum
optimalnya pembangunan. Penduduk di kawasan perbatasan memiliki keterampilan yang rendah dan
minimnya pendapatan masyarakat, sehingga berdampak pada aspek kehidupan mereka seperti
kesehatan, pendidikan, dan perumahan. Sehingga pengelolaan kawasan perbatasan di Papua oleh
pemerintah pusat maupun daerah mulai digalakkan pada saat ini. Selain sebagai program untuk
mewujudkan nawacita masa kepemimpinan Jokowi, juga untuk memajukan kawasan perbatasan yang
berperan sebagai beranda negara terhadap Negara Papua Nugini. Pengembangan kawasan
perbatasan dikemukakan pula secara lebih tegas di dalam rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2004-2009 khususnya dalam agenda pengurangan ketimpangan antar wilayah.
Salah satu sasaran pengurangan ketimpangan antar wilayah adalah terwujudnya percepatan
pembangunan diwilayah-wilayah cepat tumbuh dan strategis, wilayah tertinggal, termasuk wilayah
perbatasan dalam suatu „sistem wilayah pengembangan ekonomi‟ yang terintegrasi dan sinergis”.
Pemerintah pusat menggelontorkan dana Rp2,5 triliun di enam kabupaten/kota di Papua yang
wilayahnya berada di perbatasan dengan negara Papua Nugini (PNG). Keenam kabupaten yang
berbatasan dengan PNG itu, yakni Kabupaten Merauke mendapatkan Rp645 miliar, Kabupaten Boven
Digoel Rp167 miliar, Pegunungan Bintang Rp298 miliar, Keerom Rp122 miliar, Supiori Rp75 miliar
dan Kota Jayapura Rp107 miliar.
Adapun bentuk kelembagaan pengelola kawasan perbatasan di tingkat pusat yaitu Badan
Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). BNPP sebagai Badan Pengelola di tingkat pusat, yang
dibentuk oleh Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010, berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. BNPP memiliki tugas antara lain (a) menetapkan kebijakan program
pembangunan perbatasan; (b) menetapkan rencana kebutuhan anggaran; (c) mengkoordinasikan
pelaksanaan; dan (c) melaksanakan evaluasi dan pengawasan terhadap pengelolaan Batas Wilayah
Negara dan Kawasan Perbatasan. Selain itu BNPP juga memiliki tugas dan fungsi sebagai koordinator
dan badan yang mensinkronkan berbagai pembangunan daerah-daerah pinggiran dari berbagai K/L.
Menurut draft Pedoman Tentang Bentuk dan Mekanisme Pengelolaan Kawasan Strategis Nasional
dari Kementrian Dalam Negeri, adapun tugas Kelembagaan Pengelola KSN ialah sebagai berikut
1. Melaksanakan koordinasi dalam pengelolaan KSN
2. Melaksanakan sinkronisasi program pembangunan antara Pemerintah, PemerintahProvinsi
dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan pembangunanuntuk perwujudan
program KSN.
3. Merumuskan Rencana yang mencakup program pembangunan pusat dan daerah diKSN
4. Mengawal pelaksanaan program pembangunan pusat dan daerah di Kawasan Strategis Nasional
5. Melaporkan pelaksanaan perkembangan program pengembangan KSN kepada pemerintah
Secara keseluruhan pembangunan di wilayah perbatasan amat dipengaruhi sejalannya program
pemerintah pusat serta program para kepala daerah. Pasalnya, kepala daerah memiliki pengetahuan
terkait kondisi dan dinamika di perbatasan itu sendiri. Di dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2004-2009, adapun kegiatan pokok terkait yang dilaksanakan untuk
memfasilitasi pemerintah daerah antara lain :
 Penguatan pemerintah daerah dalam mempercepat peningkatan kualitas hidup dan
kesejahteraanmasyarakat melalui: (a) peningkatan pembangunan sarana dan prasarana
sosial dan ekonomi; (b)peningkatan kapasitas SDM; (c) pemberdayaan kapasitas aparatur
pemerintah dan kelembagaan;serta (d) peningkatan mobilisasi pendanaan pembangunan;
 Peningkatan keberpihakan pemerintah dalam pembiayaan pembangunan, terutama
untukpembangunan sarana dan prasarana ekonomi di wilayah-wilayah perbatasan dan pulau-
pulau kecilmelalui, antara lain, penerapan berbagai skema pembiayaan pembangunan
seperti: pemberianprioritas dana alokasi khusus (DAK), public service obligation (PSO) dan
keperintisan untuktransportasi, penerapan universal service obligation (USO) untuk
telekomunikasi, serta programlistrik masuk desa
Gambar 1. Bagan keterkaitan dokumen mengenai manajemen pengelolaan kawasan perbatasan

Pembangunan perbatasan perlu kerjasama semua pihak, termasuk dalam rangka melakukan
komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat.Pasca dicanangkan gerakan pembangunan
terpadu kawasan perbatasan (Gerbangdutas) di Kabupaten Merauke, para kepala daerah di Papua
juga diminta untuk memprioritaskan pembangunan di daerah perbatasan. Untuk meningkatkan
koordinasi antar-kepala daerah di wilayah perbatasan dengan pemerintah pusat, maka dibentuk
Forum Komunikasi Pembangunan dan Pengembangan Daerah Perbatasan Negara. selain itu dalam
manajemen pengelolaan kawasan perbatasan, keterpaduan antar dokumen perencenaan dilakukan
untuk mewujudkan keserasian antar Rencana Penataan Ruang Daerah dengan Rencana Rinci
Kawasan Strategis agar tidak terjadi tumpeng tindih dalam pemanfaatan ruang di daerah.
DAFTAR PUSTAKA

Partnership Policy Paper No. 2/2011. Kebijakan Pengelolaan Kawasan Perbatasan Indonesia. Jakarta:
Kemitraan Partnership

https://kabarpapua.co/penjabat-gubernur-papua-minta-bupati-walikota-perbatasan-tingkatkan-koordinasi-
dengan-pemerintah-pusat/

Direktur Tata Ruang Pertanahan, 2014. Kelembagaan dan Tata Laksana Penataan Kawasan Ruang
Perbatasan Negara
(https://www.academia.edu/8137331/Kelembagaan_dan_Tata_Laksana_Penataan_Ruang_Kawasan_Perbat
asan_Negara )

Bappenas. 2016. Kajian Telaah Kritis Penetapan Kawasan Strategis dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
(https://www.bappenas.go.id/files/kajian-
trp/Kajian_Telaah_Kritis_Penetapan_Kawasan_Strategis_dalam_RPJMN_dan_RTRWN.pdf)

Anda mungkin juga menyukai