TIM PENGUSUL
Ketua : Dr.Sri Muljaningsih,SE,MSP /NIDN: 0011046108
Anggota : Dr. Multifiah, SE,MS /NIDN: 0027055503
Eddi Basuki Kurniawan,S.T.,M.T. /NIDN: 0024097403
Dibiayai oleh:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Melalui Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak Universitas Brawijaya
Sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Brawijaya
Nomor DIPA-042.01.2.400919/2018,
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
SEPTEMBER 2018
i
HALAMAN PENGESAHAN
Pelaksana
Nama Lengkap : Dr.Sri Muljaningsih, SE.,MSP
NIDN : 0011046108
Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Nomor HP : 081333107874
Alamat surel (e-mail) : muljaningsih@ub.ac.id
Anggota (1)
Nama Lengkap : Dr. Multifiah,SE.,MS
NIDN : 0027055503
Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
Anggota (2)
Nama Lengkap : Eddi Basuki Kurniawan.,S.T.,M.T
NIDN : 0024097403
Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN
PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iii
KATA PENGANTAR iii
RINGKASAN iii
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Konsep Nilai Tambah..............................................................................................................3
2.2 Teori Pemasaran......................................................................................................................3
2.3 Internet Marketing...................................................................................................................3
2.4 Social Marketing.....................................................................................................................3
2.5 Program Perbaikan Kampung Kumuh.....................................................................................3
2.6 Kampung Kreatif.....................................................................................................................3
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN 3
3.1 Tujuan......................................................................................................................................3
3.2 Manfaat...................................................................................................................................3
BAB IV HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI 3
4.1 Hasil Pelatihan.........................................................................................................................3
4.1.1 Profil Responden Pelatihan..............................................................................................3
4.1.2 Kegiatan Pelatihan Kerajinan Limbah Kaca....................................................................3
4.1.3 Hasil Kuesioner Persepsi Masyarakat..............................................................................3
4.2 Hasil Branding Produk............................................................................................................3
4.3 Desain Kampung Kreatif.........................................................................................................3
4.3.1 Desain Ombo (Omah Botol)............................................................................................3
4.3.2 Desain Koridor................................................................................................................3
BAB V RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA 3
DAFTAR PUSTAKA 3
LAMPIRAN 3
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Persentase peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, Kelurahan Ketawanggede
berdasarkan jenis kelamin.......................................................................................................................3
Tabel 4.2 Persentase peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, Kelurahan Ketawanggede
berdasarkan jenis kelamin.......................................................................................................................3
Tabel 4.3 Persentase peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, Kelurahan Ketawanggede
berdasarkan jenis pekerjaan.....................................................................................................................3
Tabel 4.4 Persentase peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, Kelurahan Ketawanggede
berdasarkan pendapatan responden.........................................................................................................3
Tabel 4.5 Persentase peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, Kelurahan Ketawanggede
berdasarkan pengeluaran responden........................................................................................................3
Tabel 4.6 Proses kegiatan FGD dan pelatihan pemanfaatan limbah di RW 05, Kelurahan
Ketawanggede.........................................................................................................................................3
Tabel 4.7 Persentase ketersediaan responden terkait kampungnya dijadikan sebagai kampung kreatif. .3
Tabel 4.8 Persentase Masyarakat Menyukai adanya Kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kaca....3
Tabel 4.9 Persentase Pemahaman Masyarakat mengenai Cara Pembuatan Kerajinan Limbah Kaca......3
Tabel 4.10 Persentase Minat Masyarakat Terhadap Pelatihan Pembuatan Limbah Kaca.......................3
Tabel 4.13 Jumlah Timbulan Sampah Per RW Yang Ada di Kelurahan Ketawanggede..........................3
Tabel 5.1 Deskripsi penjelasan tiap tahapan kegiatan dalam pemecahan masalah……………………………..32
iv
DAFTAR GAMBAR
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
ridho, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kemajuan Program
Doktor Mengabdi dengan baik. Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada warga
RW 05, Kelurahan Ketawanggede serta Sanggar “Asta Karya Panca Wiguna” selaku mitra
program ini yang telah memberikan pelatihan pembuatan kerajinan limbah kaca kepada warga
setempat.
Kami sangat berharap dengan adanya pelaksanaan Program Doktor Mengabdi ini dapat
bermanfaat terhadap lingkungan fisik kampung dan meningkatkan kondisi perekonomian
warga RW 05, Kelurahan Ketawanggede. Kami juga menyadari sepernuhnya bahwa di dalam
Laporan Kemajuan Doktor Mengabdi ini, berbagai program masih dalam proses pembangunan
dan perbaikan, sehingga masih dibutuhkan tahapan lebih lanjut untuk menyukseskan program
tersebut. Semoga Laporan Kemajuan Doktor Mengabdi ini dapat dipahami bagi yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun para pembaca. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa yang akan datang.
Penulis
vi
RINGKASAN
Dalam klasifikasi IDM tingkat kota/kabupaten, Kota Malang merupakan salah satu kota
yang masih termasuk dalam klasifikasi status desa berkembang dengan nilai batas ambang
IDM sebesar 0,665. Kondisi Kelurahan Ketawanggede merupakan kelurahan pada kategori
desa berkembang. Secara fisik lokasi Kelurahan Ketawanggede berdekatan dengan Kampus
Universitas Brawijaya dan berada di bantaran Sungai Brantas. Menurut analisis tapak yang
telah dilakukan, ditemukan bahwa kampung RW 05, Kelurahan Ketawanggede memiliki
berbagai permasalahan pada kondisi sarana prasarana. Sedangkan potensi yang dimiliki salah
satunya ialah cukup tingginya partisipasi masyarakat serta adanya Sanggar “Asta Karya Panca
Wiguna” yang mengolah limbah kaca sebagai bahan kerajinan. Hal tersebut mendorong untuk
adanya pengadaan kampung kreatif berbasis limbah kaca di RW 05.
Kemajuan pengadaan kampung kreatif ini telah sampai pada tahap ketiga, dimana telah
selesai dilaksanakannya diskusi bersama warga setempat, pelatihan pembuatan kerajinan
dengan bahan limbah kaca, pemasaran produk kerajinan limbah kaca melalui media sosial,
serta menyusun proses pembuatan rumah botol kaca dan desain koridor pada salah satu titik
akses menuju permukiman RW 05. Koridor dipilih berdasarkan letaknya yang strategis
sebagai jalan masuk, serta lokasi yang berdekatan dengan sanggar dan tempat pelatihan. Pada
tahap selanjutnya, pelaksanaan pilotproject diharapkan dapat mendorong kampung RW 05
untuk memiliki desain kampung yang sesuai dengan identitasnya sebagai kampung kreatif
berbasis limbah kaca yang memiliki nilai ekonomi, sehingga dapat mendorong adanya
peningkatan ekonomi maupun kualitas fisik lingkungan.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasar pada Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Transmigrasi Tahun
2015, Provinsi Jawa Timur merupakan Provinsi yang memiliki nilai batas ambang Indeks
Desa Membangun (IDM) sebesar 0,634 yang berarti termasuk dalam klasifikasi status desa
berkembang. Status desa berkembang merupakan kondisi suatu daerah kurang mengolah
potensi yang sudah ada. Dalam klasifikasi IDM tingkat kota/kabupaten, Kota Malang
merupakan salah satu kota yang masih termasuk dalam klasifikasi status desa berkembang
dengan nilai batas ambang IDM sebesar 0,665. Kondisi Kelurahan Ketawanggede merupakan
kelurahan pada kategori desa berkembang. Kelurahan Ketawanggede merupakan kelurahan
yang terletak di wilayah Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Kelurahan Ketawanggede
terdiri dari lima Rukun Warga (RW) dan 32 Rukun Tetangga (RT). Secara fisik lokasi
Kelurahan Ketawanggede berdekatan dengan Kampus Universitas Brawijaya. Keberadaan
Universitas Brawijaya manambah potensi untuk meningkatkan perekonomian warga
Kelurahan Ketawanggede, karena dapat meningkatkan daya tarik akan rumah untuk
disewakan, warung, ataupun fasilitas penunjang kebutuhan mahasiswa.
Lokasi sasaran program DM berada di RW 05 Kelurahan Ketawanggede yang bedekatan
dengan Jl. M.T. Haryono yang berhadapan dengan Kampus Universitas Brawijaya. Kondisi
lingkungan RW 05 berada pada bantaran Sungai Brantas. Berdasarkan informasi dari warga
yang menjadi pengrajin kerajinan daur ulang limbah kaca, menyatakan bahwa terdapat sekitar
30 Kepala Keluarga (KK) dengan kondisi perekonomian menengah ke bawah sebagai pekerja
serabutan. Kondisi lingkungan permukiman di kawasan tersebut relatif padat dan banyak
rumah yang di sewa untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Padatnya bangunan di RW 05
membuat kesan bahwa kawasan tersebut terlihat kumuh. Selain kawasan terlihat kumuh,
kawasan tersebut kurang nyaman pada waktu malam hari dikarenakan penerangan yang
kurang merata di setiap koridor jalan RW 05. Permasalahan yang ada seharusnya dapat
memanfaatkan potensi untuk dikembangkan di lingkungan tersebut, yaitu terdapat Sanggar
“Asta Karya Panca Wiguna” yang memanfaatkan limbah kaca sebagai bahan baku kerajinan
bernilai ekonomi. Untuk menghasilkan produk kerajinan tersebut dibutuhkan kreatifitas. ,.
Jika warga yang memiliki ekonomi menengah ke bawah bersedia meluangkan waktu untuk
1
belajar membuat kerajinan daur ulang kaca tersebut, maka akan menambah penghasilan
mereka. Dengan demikian warga yang menjadi pekerja serabutan tersebut dapat mencukupi
kebutuhan hidupnya. Kerajinan tersebut dapat meningkatkan estitika Kampung tersebut dalam
bentuk alat penerangan maupun produk lainnya. Berarti pelatihan membuat kerajinan daur
ulang limbah kaca dapat menimbulkan transfer teknologi,yaitu transfer IPTEK antara Sanggar
“Asta Karya Panca Wiguna” kepada masyarakat dengan fasilitator tenaga ahli dari Universitas
Brawijaya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan :
K = Kapasitas produksi
B = Bahan baku yang digunakan
T = Tenaga kerja yang dugunakan
U = Upah tenaga kerja
H = Harga output
h = Harga bahan baku
L = Nilai input lain (nilai dan semua korbanan yang terjadi selama proses perlakuan untuk
menambah nilai)
3
Menurut Hayami et al., dalam Sudiyono (2002), ada dua cara untuk menghitung nilai
tambah yaitu nilai tambah untuk pengolahan dan nilai tambah untuk pemasaran. Faktor-faktor
yang mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat dikategorikan menjadi dua yaitu
faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis yang berpengaruh adalah kapasitas produksi,
jumlah bahan baku yang digunakan, dan tenaga kerja. Besarnya nilai tambah karena proses
pengolahan didapat dari pengurangan biaya bahan baku dan input lainnya terhadap nilai
produk yang dihasilkan, tidak termasuk tenaga kerja.
4
Segala hasil kerja manusia yang dapat ditawarkan kepada manusia lainnya baik berupa
barang, jasa atau ide. Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu
terbaik, kinerja terbaik dan sifat terbaik sehingga perusahaan harus memfokuskan diri
pada perbaikan produk yang terus menerus, menyukai produk yang mudah diperoleh
dan sangat terjangkau karenanya manajemen harus berfokus pada perbaikan efisiensi
produksi dan distribusi.
B. Nilai
Perkiraan konsumen atas suatu produk untuk kepuasan mereka, apa yang dirasakan / diinginkan,
perbedaan antara nilai yang dinikmati pelanggan karena memiliki serta menggunakan suatu produk dan
biaya untuk memiliki produk tersebut.
C. Biaya
Harga yang harus dibayar konsumen atas produk yang dikonsumsi.
D. Kepuasan
Seberapa puas konsumen atas produk yang mereka konsumsi (kesesuaian antara harapan dan
kenyataan), Kepuasan (customer satisfaction): tingkatan dimana kinerja yang dirasakan (perceived
performance) poduk akan sesuai dengan harapan seorang pembeli atau tidak
E. Pasar
Tempat yang berisi semua pelanggan potensial yang berniat untuk transaksi terhadap suatu produk.
Strategi Pemasaran (Marketing Strategy) adalah proses menentukan target pasar dengan
strategi bauran pemasaran yang terkait dimana:
1) Target Market adalah sekelompok pelanggan homogen atau pasar yang ingin dilayani permintaannya
oleh perusahaan.
2) Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah variabel-variabel yang disusun oleh perusahaan dalam
rangka untuk memuaskan target market tersebut. Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel
atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu : Produk, Struktur Harga,
Kegiatan Promosi dan Sistem Saluran Distribusi. Variabel-variabel marketing mix ini dapat dipakai
sebagai dasar untuk mengambil suatu strategi dalam usaha mendapatkan posisi yang sangat strategis di
pasar
5
informasi, hal ini dikarenakan sudah sangat banyaknya pengguna internet, dimana internet
tersebut adalah sebuah sarana transportasi informasi yang dapat berasal dari seluruh penjuru
dunia. Di tahun 2017 ini pengguna internet di Indonesia akan meningkat hingga menyentuh
angka 112 juta orang dan berhasil mengalahkan peringkat jepang yang kini berada di peringkat
ke 6.
Dengan perkembangan internet sebagai media yang menjadi transportasi berbagai
informasi, muncul berbagai strategi-strategi lain yang memanfaatkan dunia internet, yaitu
salah satunya adalah strategi internet marketing. Internet marketing adalah suatu kegiatan
pemasaran yang dilakukan di internet, balk promosi, pembayaran, dan penjualan dilakukan
melalui media internet. Internet marketing jauh Iebih memiliki potensi besar untuk
berkembang di Indonesia (bahkan di seluruh dunia), hal ini dikarenakan pola kehidupan
masyarakat modern Iebih menyukai segala sesuatu yang simple, mudah, dan cepat, termasuk
dalam pemenuhan kebutuhannya. Seorang pebisnis dapat memperkuat bisnisnya di dalam
dunia internet dengan melakukan beberapa hal seperti; iklan banner, artikel, pay per click,
menentukan keywords dengan traffic yang tinggi, dan masih banyak lagi.
2.4 Social Marketing
Social media merupakan hasil dari perkembangan dunia internet, yang bermula dari
Website 1.0 menjadi Website 2.0 yang lebih dinamis dan dapat dieksplorasi secara terus
menerus sesuai dengan kepentingan pemilik. Social media sendiri memiliki pengertian sebagai
sebuah media yang bersifat partisipatif dimana di dalamnya dapat dimasukkan berbagai berita,
informasi, foto, video, dan musik, berbagai hal tersebut menjadi konsumsi publik setelah
pemilik akun tersebut melakukan submission terhadap orang yang ingin membuka
halamannya. Apabila isi dari halaman social media seseorang menarik, unik, dan banyak yang
menanggapi (comment, retweet, favourite, atau likes), maka halaman orang atau perusahaan
tersebut dapat semakin dikenal dan menjadi populer.
Seiring berkembangnya social media, mulai dikembangkan social media marketing,
dimana social marketing tersebut merupakan bagian dari internet marketing. Social media
marketing adalah sebuah kegiatan pemasaran yang memanfaatkan aplikasi yang ada di dalam
Website 20 untuk mempromosikan, menjual, atau memfasilitasi untuk melakukan
pembayaran. Social web digunakan secara personal, sehingga pemasaran dilakukan secara
lebih personal antara perusahaan dan masing masing kostumernya, dan apabila telah terjadi
6
sebuah Ikatan yang erat akan menimbulkan onalitas pada para kostumer, dan para kostumer
tersebut dapat dijadikan supporter atau komunitas yang dapat membantu pengembangan bisnis
perusahaan.
Efek dari social media marketing yang saat ini paling banyak terjadi adalah,
timbulnya word of mouth. Social media memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara
marketer dengan kostumer, dan terjadi pula interaksi antara kostumer dengan kostumer.
lnteraksi yang seringkali banyak mempengaruhi keputusan seseorang untuk bertransaksi atas
suatu produk di dalam dunia internet adalah interaksi kostumer-kostumer atau yang biasa
disebut CZC. Hal ini dikarenakan, experience seseorang ketika sedang atau setelah
menggunakan sebuah produk dapat lebih dipercaya oleh seseorang, apalagi bila pengguna
produk tersebut adalah orang terdekat.
Menurut buku The Social Marketing Book, terdapat delapan jejaring sosial yang paling
popular di dunia saat ini, yaitu DIGG (social bookmarking), twitter (microblog), reddit (social
bookmarking), Facebook (social network), LinkedIn (social network), Second Life (virtual
world), Youtube (media sharing), Flickr (media sharing), dan Yelp(review sites). Dengan
memanfaatkan jejaring sosial tersebut, marketer dapat memasarkan produknya Iangsung
kepada pangsa pasarnya, dan mereka dapat memperoleh insight dari para kostumer melalui
data-data yang dapat dilihat di profil kostumer setelah kostumer melakukan konfirmasi. Para
kostumer juga dapat saling bertukar informasi atau memberikan review atas produk-produk
yang telah mereka gunakan.
8
dalam negeri, meningkatkan kesempatan kerja, memperkuat posisi neraca pembayaran dan
meningkatkan nilai tambah produk hasil kebudayaan (Chairunnisa, 2012).
Strategi kreatif kampung kota dapat menggunakan strategi menurut (Landry, 2008)
strategi Cycle of Urban Creatifity. Cycle of Urban Creatifity merupakan konsep
pengembangan kota dengan harapan dapat meningkatkan daya dorong atau nilai tambah suatu
perkotaan seperti sumber daya terbarukan. Strategi Cycle of Urban Creatifity merupakan
siklus atau tahapan yang akan dilakukan dengan lima tahapan sebagai berikut. Gambaran ini
ditunjukkan pada Gambar 2.1. sebagai berikut.
Lima tahapan diatas merupakan siklus yang akan dapat mengembangkan potensi
perkotaan yang dapat dilakukan berulang-ulang sehingga menciptakan kampung kota kreatif.
9
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN
Tujuan dan manfaat dari kegiatan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di
RW 05 Kelurahan Ketawanggede adalah :
3.1 Tujuan
a. Pelatihan membuat kerajinan daur ulang berbahan baku limbah kaca pada warga RW 05 Kelurahan
Ketawanggede.
b. Mensosialisasikan produk hasil kerajinan daur ulang berbahan baku limbah kaca bernilai ekonomi
kepada masyarakat luas.
c. Melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk membuat rancangan dan pilot project Kampung
Kreatif pada RW 05 Kelurahan Ketawanggede.
3.2 Manfaat
a. Terjadi sinergisitas antara Universitas Brawijaya dengan Masyarakat di Lingkungan Kampus
Universitas Brawijaya.
b. Menerapkan peran Universitas Brawijaya dalam fungsi Tri Darma Perguruan Tinggi yakni
Pengabdian Kepada Masyarakat.
c. Membantu masyarakat untuk meningkatkan potensi yang telah dimiliki.
10
BAB IV
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
Tabel 4.1 Persentase peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, Kelurahan Ketawanggede
berdasarkan jenis kelamin
No JenisKelamin Jumlah (Orang) %
1 Laki-laki 14 46,67
2 Perempuan 16 53,33
Total 30 100
Sumber : data primer diolah
Tabel 4.2 Persentase peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, Kelurahan Ketawanggede
berdasarkan jenis kelamin
No RentangUsia (Tahun) Jumlah (Orang) %
1 16 – 25 7 23.3
2 26 – 35 3 10
3 36 – 45 7 23.3
4 46 – 55 9 30
5 56 – 65 4 13.4
Total 30 100
Sumber : data primer diolah
11
Tabel 4.3 Persentase peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, Kelurahan Ketawanggede
berdasarkan jenis pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) %
1 Ibu Rumah Tangga 9 30
2 Wiraswasta 8 26.67
3 Pelajar 5 16.67
4 Swasta 3 10
5 PNS 1 3.33
6 Lain-lain 3 10
7 Tidak Bekerja 1 3.33
Total 30 100
Sumber : data primer di olah
Tabel 4.4 Persentase peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, Kelurahan Ketawanggede
berdasarkan pendapatan responden
No RentangPendapatan (Rupiah) Jumlah (Orang) %
1 500.000 – 1.000.000 16 53.34
2 1.000.000 – 2.000.000 6 20
3 2.000.000 - 2.999.999 6 20
4 3.000.000 – 3.999.999 1 3.33
5 >5.000.000 1 3.33
Total 30 100
Sumber : data primer diolah
Tabel 4.5 Persentase peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, Kelurahan Ketawanggede
berdasarkan pengeluaran responden
No Rentang Pengeluaran (Rupiah) Jumlah (Orang) %
1 < 600.000 9 30
2 600.000 – 999.000 7 23.3
3 1.000.000 – 1.499.000 7 23.3
4 1.500.000 - 1.999.000 4 13.3
5 2.000.000 – 2.999.000 2 6.77
6 3.000.000 – 3.999.000 1 3.33
Total 30 100
Sumber : data primer diolah
12
Berbanding lurus dengan pendapatan yang dimiliki oleh responden pelatihan pemanfaatan
responden terbesar berada pada angka < 600.000 dengan presentase sebesar 30%.
Tabel 4.6 Proses kegiatan FGD dan pelatihan pemanfaatan limbah di RW 05, Kelurahan
Ketawanggede
No Waktu Foto Kegiatan Kegiatan
13
Setelah presentasi, dilanjutkan
dengan diskusi bersama warga
Minggu, 29 Juli 2018 terkait pengungkapan ide,
4
Pukul 09.30 WIB permasalahan, dan penyelesaian
di kampung RW 05, Kelurahan
Ketawanggede.
14
Tabel 4.7 Persentase ketersediaan responden terkait kampungnya dijadikan sebagai kampung kreatif
No Keputusan Jumlah (Orang) %
1 Sangat Setuju 17 56.6
2 Setuju 13 43.4
3 Kurang Setuju 0 0
4 Sangat Kurang Setuju 0 0
Total 30 100
Sumber : data primer diolah
Tabel 4.8 Persentase Masyarakat Menyukai adanya Kegiatan Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kaca
No Keputusan Jumlah (Orang) %
1 Sangat Setuju 15 50
2 Setuju 15 50
3 Tidak Setuju 0 0
4 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 30 100
Sumber : data primer diolah
Tabel 4.9 Persentase Pemahaman Masyarakat mengenai Cara Pembuatan Kerajinan Limbah Kaca
No Keputusan Jumlah (Orang) %
1 Sangat Setuju 7 23.3
2 Setuju 23 76.7
3 Tidak Setuju 0 0
4 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 30 100
Sumber : data primer diolah
Tabel 4.10 Persentase Minat Masyarakat Terhadap Pelatihan Pembuatan Limbah Kaca
15
No Keputusan Jumlah (Orang) %
1 Sangat Setuju 9 30
2 Setuju 20 66.67
3 Tidak Setuju 1 3.33
4 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 30 100
Sumber : data primer diolah
Setelah adanya damar kambang ini kami mencoba untuk memasarkannya melewati
media sosial tapi, respon masyarakat terhadap damar kamdang dari media sosial maupun
16
secara langsung sangat berbeda. Jika masyarakat melihat damar kambang secara langsung,
masyarakat seperi kagum “kok bisa begitu?” “caranya bagaimana?” karena damar kambang
ini hanya diolah dari limbah kaca bekas tidak terlalu mengeluarkan banyak modal tapi hasil
dari penjualan damar kambang tersebut untung besar dan masyarakat terdekat mulai tertarik
dengan adanya damar kambang/ lampu pijar modern, hanya bermodal minyak goreng bekas
dan air damar kambang/ lampu pijar modern sudah bisa menyala.
Gambar 4.2 Pemasaran Kerajinan Limbah Kaca berupa Damarkambang melalui Media Sosial
Kami sudah mencoba memasarkan melewati media sosial tapi respon masyarakat sama
sekali tidak ada, mereka hanya melihat dari foto saja dan tidak merespon tentang adanya
damar kambang/ lampu pijar modern. Mungkin masyarakat lain berpikir damar kambang/
lampu pijar modern ini tidak sebagus senter yang kebanyak masyarakat miliki seperti senter
biasa ataupun senter yang ada pada handphone masing-masing masyarakat. Mereka berpikir
bahwa senter lebih terang dari pada damar kambang lampu pijar. Tapi tidak semua masyarakat
berpikiran senter akan tahan lama justru damar kambang/ lampu pijar modernlah yang tahan
lama dan tidak perlu membeli baterai atau di isi ulang, hanya mengisi ulang minyak goreng
bekas dan air tanpa mengeluarkan uang banyak.
17
sepeda motor. Adanya rumah botol tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi salah satu
bangunan khas yang dijadikan sebagai identitas sebuah kampung kreatif yang berbasih pada
limbah kaca di RW 05, Kelurahan Ketawanggede. Namun pada saat ini, pembuatan rumah
botol masih dalam proses, sehingga masih dibutuhkan tahapan-tahapan selanjutnya untuk
mewujudkan rumah botol tersebut.
18
Gambar 4.4 Peta Lokasi Sasaran DM di Kelurahan Ketawanggede
B. Analisis Tapak
1. Analisis Guna Lahan
Wilayah RW 05 Kelurahan Ketawanggede dengan luas ±3,63 ha didominasi oleh lahan
permukiman dan perdagangan jasa. Letaknya yang berhadapan dengan kampus Universitas
Brawijaya, menyebabkan tumbuhnya berbagai perdagangan dan jasa di sisi Jalan MT Haryono, RW
05. Jenis perdagangan dan jasa pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, seperti
tempat makan, fotocopy, toko alat tulis, café, dsb. Adapun berbagai sarana di permukiman RW 05,
seperti balai RW, dan musholla.
2. Analisis Sirkulasi
19
RW 05 Kelurahan Ketawanggede berada di Jalan MT Haryono yang merupakan jalan umum
dengan hirarki jalan kolektor primer. Jalan MT Haryono memiliki tipe jalan dua lajur dua arah (2/2
UD) dengan kepadatan kendaraan yang cukup tinggi. Selain itu di sebelah timur site berbatasan
dengan Jalan Soekarno Hatta yang memiliki kepadatan cukup tinggi pula karena sepanjang koridor
jalan tersebut merupakan kawasan perdagangan dan jasa. Pada weekday baik pagi, siang maupun
sore didominasi oleh arus lokal. Arus lokal ini dipengaruhi oleh kendaraan yang telah selesai
melakukan aktivitas bekerja atau bersekolah, mayoritas menuju pemukiman penduduk.
20
Gambar 4.7 Analisis Aksesibilitas RW 05, Kelurahan Ketawanggede
Sumber: Survei Primer, 2018
Kondisi jalan sebagai akses masuk ke dalam permukiman di RW 05 hanya bisa dilewati oleh
pejalan kaki, sepeda dan sepeda motor. Kondisi jalan untuk akses tidak bisa dilebarkan lagi
dikarenakan langsung bersampingan dengan rumah warga RW 05. Namun akses yang leluasa untuk
pejalan kaki, sepeda dan sepeda motor yaitu di Gg. Brawijaya II, Gg. Brawijaya III dan Gg.
Brawijaya VI.
Dalam analisis aksesibilitas, juga perlu diperhatikan kemudahan fisik dan kemudahan secara visual
yaitu mudah untuk dikenali. Penambahan fasilitas penyeberangan dimaksudkan supaya
mempermudah pencapaian bagi para pejalan kaki. Sedangkan secara visual, titik-titik akses
21
seharusnya memiliki identitas tertentu yang menjadi ciri khas pada kampung tersebut, sehingga
mudah untuk dikenali dan terlihat dengan jelas.
4. Analisis View
Wilayah RW 05 dikelilingi oleh area pendidikan sehingga view yang dihasilkan dari luar terhadap
tapak ialah Universitas Brawijaya timur dan Politeknik Negeri Malang di sebelah timur. Namun di
sebelah timur Bangunan Politeknik Negeri Malang tidak terlihat sepenuhnya karena tertutup oleh
rimbunan pohon di sepanjang Sungai Brantas yang cukup lebat.
Sedangkan pemandangan yang dihasilkan oleh area tapak terhadap luar ialah berbagai perdagangan
jasa di sepanjang koridor Jalan MT Haryono. Apabila dilihat dari Jalan Soekarno Hatta, wilayah
RW 05 nampak sebagai permukiman yang kumuh. Hal tersebut karena kondisi dan kepadatan
bangunan sehingga terlihat gelap, berdesakan, dan tidak bersih. Sehingga perlu adanya
penambahan penerangan jalan dan pembersihan area yang menjadi tumpukan sampah.
5. Analisis Kondisi Sosial Budaya
Sebagian besar masyarakat belum memiliki pekerjaan yang tetap. Berdasarkan informasi dari warga
yang menjadi pengrajin kerajinan daur ulang limbah kaca, menyatakan bahwa terdapat sekitar 30 Kepala
Keluarga (KK) dengan kondisi perekonomian menengah ke bawah sebagai pekerja serabutan. Namun
tingkat partisipasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan RT cukup tinggi. Kegiatan-kegiatan
yang masih aktif dilakukan di tiap RT diantaranya yaitu rapat RT, kerja bakti pembersihan gorong-
gorong, dan pembuatan kerajinan oleh ibu-ibu PKK.
6. Analisis Penyediaan Infrastruktur
a. Jaringan Jalan
22
Wilayah RW 05 dikelilingi oleh jalan dengan fungsi kolektor primer, yaitu Jalan MT Haryono dan
Jalan Soekarno Hatta. Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota Malang tahun 2013, berikut
merupakan hirarki jalan di RW 05 Kelurahan Ketawanggede.
b. Jaringan Drainase
Secara umum kawasan dalam site telah dilengkapi oleh saluran drainase dan bangunan pelengkap
yang memadai seperti gorong-gorong, inlet, dan bak control. Namun pada jalan raya di sebelah barat
site hanya memiliki saluran drainase di salah satu sisi jalan yaitu di depan Universitas Brawijaya. Hal
tersebut mengakibatkan ketika hujan turun, limpasan air masuk ke site melalui jalur-jalur akses RW
05. Titik genangan sering terjadi bagian bawah yaitu yang bersebelahan langsung dengan Sungai
Brantas. Genangan yang terjadi di beberapa titik dalam permukiman merupakan akibat dari kondisi
kontur yang curam dan tidak tersedianya saluran drainase di salah satu sisi Jalan MT Haryono.
Sehingga diperlukan adanya penambahan saluran drainase dibagian bawah agar air limpasan tidak
23
menjadi genangan air di RW 05 bagian bawah yang berdekatan langsung dengan Sungai Brantas
Hulu.
c. Jaringan Persampahan
Timbulan sampah menurut SNI 19-2454-2002 adalah banyaknya sampah yang timbul dari
masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita perhari, atau perluas bangunan, atau
perpanjang jalan. Dalam perhitungan timbulan sampah di RW 05 didasarkan pada hasil kuesioner,
sehingga diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.13 Jumlah Timbulan Sampah Per RW Yang Ada di Kelurahan Ketawanggede
Pemanfaatan Rumah Jumlah Jiwa Volume Timbulan (L)
Rumah Hunian 424 378,632
Rumah Kos 1291 322,75
Rumah Usaha 232 483,256
Total 1947 1184,638
Sumber : Studio Permukiman Kota, 2018
24
Gambar 4.11 Sistem Pengelolaan Sampah RW 05
Sumber : Studio Permukiman Kota, 2018
Pengumpulan sampah dilakukan oleh pasukan kuning kemudian dipindahkan ke TPS. Petugas
kebersihan melakukan ritasi sekali dalam sehari yang dilakukan pada dini hari. Ritasi yang
dilakukan hanya melewati Jalan MT Haryono, sehingga masyarakat RW 05 menitipkan sampah
mereka ke bangunan-bangunan perjas yang berada di pinggir Jalan MT Haryono. Hal tersebut
disebabkan karena gerobak sampah tidak dapat masuk ke dalam permukiman RW 05. Sehingga
masih ditemukan beberapa masyrakat yang lebih memilih untuk membuang sampah di sungai.
Namun ada pula pemilahan sampah yang dilakukan oleh Sanggar “Asta Karya Panca Wiguna”
yaitu pemilahan sampah botol yang digunakan kembali sebagai bahan kerajinan. Rencana
penanganan yang diperlukan di RW 05 ialah dengan adanya pembersihan lingkungan Sungai
Brantas dan mengadakan pemilahan sampah yang mencakup keseluruhan masyarakat, tidak hanya
sanggar tersebut.
25
d. Jaringan Listrik
Seluruh rumah, bangunan, dan sepanjang Jalan MT Haryono sudah teraliri oleh listrik. Namun
ketersediaan penerangan jalan di dalam kampung RW 05 belum terlayani, sehingga penerangan
jalan di dalam kampung menggunakan lampu dan listrik dari rumah masing-masing. Pasokan daya
listrik di lokasi perencanaan tapak saat ini dipenuhi dari PLN. Adanya penambahan penerangan
umum di dalam permukiman RW 05 perlu untuk diadakan, mengingat kondisinya yang kurang
pencahayaan pada malam hari.
e. Jaringan Sanitasi
Pada umumnya masyarakat di RW 05 belum memiliki septictank, sehingga pembuangan black
water dialirkan ke sungai. Hal tersebut disebabkan lahan yang sempit dan kepadatan bangunan
yang cukup tinggi. Adapun ketersediaan MCK baik individu maupun komunal, sebagai berikut.
26
Terdapat tiga MCK komunal yang sering digunakan oleh warga sekitar. Namun pada MCK tersebut
pun juga belum tersedia septictank, sehingga aliran pembuangannya langsung menuju ke Sungai
Brantas. Berikut merupakan titik ketersediaan MCK komunal di RW 05, Kelurahan Ketawanggede.
27
Gambar 4.16 Pemetaan Pengguna Air Bersih Menurut Sumbernya di RW 05, Kelurahan
Ketawanggede
Sumber: Survei Primer, 2018
Namun masih ditemukan bahwa kualitas air sumur di RW 05, khususnya di RT 01 yang masih
keruh pada musim tertentu. Sebab itu perlu ditambahkan filter pada sumur-sumur di rumah warga
atau pengalihan penggunaan sumber PDAM.
C. Rencana Program
1. Rencana Umum
Rencana umum yang diterapkan di RW 05 meliputi perbaikan sarana prasarana lingkungan
permukiman menurut hasil dari analisis kondisi tapak yang telah dilakukan sebelumnya. Arahan
rencana program dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.16 Daftar rencana program perbaikan sarana prasarana permukiman RW 05, Kelurahan Ketawanggede
No. Rencana Program
28
1. Penambahan fasilitas penyebrangan di Jalan MT Haryono
2. Penambahan saluran drainase utama/gorong-gorong di Jalan MT Haryono
3. Pembersihan lingkungan sekitar Sungai Brantas
4. Pengadaan pemilahan sampah di tiap lingkungan RT
5. Penambahan penerangan jalan umum di lingkungan RW 05
6. Pembangunan IPAL komunal di setiap RT
7. Pengadaan filter penjernihan air sumur
2. Rencana Khusus
Rencana khusus yang dilakukan terhadap lingkungan RW 05, Kelurahan
Ketawanggede yaitu berupa pembentukan kampung kreatif yang berbasis limbah
kaca. Hal tersebut didasarkan pada potensi yang dimiliki, yaitu adanya Sanggar
“Asta Karya Panca Wiguna” yang merubah limbah kaca menjadi bahan kerajinan
sehingga bernilai ekonomi. Pemanfaatan limbah kaca tersebut nantinya juga
diharapkan dapat menambah penghasilan bagi masyarakat, terutama yang tidak
memiliki pekerjaan tetap.
Pembentukan kampung kreatif berbasis limbah kaca akan diawali dengan adanya
penerapan pilot project di salah satu koridor RW 05 yaitu Gg.Brawijaya II karena
letaknya yang lebih terlihat dari luar (Jalan MT Haryono), tidak terlalu sempit, dan
dekat dengan sanggar maupun tempat pelatihan.
29
BAB V
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
Pelaksanaan tahap program kegiatan Doktor Mengabdi telah mencapai hingga tahap
ketiga, yang meliputi perrtemuan diskusi (FGD) bersama warga, pelaksanaan pelatihan
pembuatan kerajinan limbah kaca, dan penjualan serta pemasaran produk kerajinan melalui
media sosial. Rencana tahapan berikutnya yang akan dilakukan yaitu tahap keempat dan
kelima. Pada tahap tersebut berisi rencana implementasi pilotproject dengan menerapkan
desain berbasis limbah kaca pada salah satu koridor akses RW 05, Kelurahan Ketawanggede.
Deskripsi penjelasan tiap tahapan dalam program dapat dilihat pada tabel berikut.5.1.
Tabel 5.1 Deskripsi penjelasan tiap tahapan kegiatan dalam pemecahan masalah
Tahap I Dilakukan temu warga dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD) yang dihadiri
oleh tokoh masyarakat dan perangkat RT – RW ,serta pimpinan sanggar Asta Karya
Panca Wiguna, dengan fasilitator tim pelaksana kegiatan DM. Kegiatan ini untuk
menjaring aspirasi warga terhadap solusi permasalahan yang ditawarkan.
Tahap II Dilakukan pelatihan membuat kerajinan berbahan baku limbah kaca dengan pelatih
dari sanggar Asta Karya Panca Wiguna. Kerajinan tersebut dapat berupa pernik-
pernik sampai membuat kap lampu hias atau produk lainnya.
Tahap III 1) Setelah pelatihan akan dihasilkan produk yang bernilai ekonomi.
2) Membuat konsep desain tata ruang kampung kreatif di RW 05 Kelurahan
Ketawanggede.
3) Dengan memanfaatkan produk kerajinan daur ulang limbah kaca tersebut
guna untuk desain kampung kreatif RW 05 Kelurahan Ketawanggede.
Tahap IV Membuat pilot project dari desain tata ruang kampung kreatif. Namun hanya pada
sepanjang koridor jalan yang disepakati warga dan sesuai kajian ilmiah.
Tahap V Setelah dihasilkan pilot project kampung kreatif, maka dilakukan publikasi ke
khalayak luas melalui media sosial. Hal ini bertujuan untuk perkanalan/promosi
terhadap produk daur ulang limbah kaca yang mempunyai nilai ekonomi. Dengan
demikian outcome dari kegiatan ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat
khususnya pada RW 05 Kelurahan Ketawanggede.
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil FGD kepada peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, Kelurahan
Ketawanggede, dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah kaca
sangat menarik minat peserta untuk mempelajari pemanfaatan limbah kaca dan dapat
dikatakan cukup berhasil dikarenakan peserta pelatihan sudah paham tentang tata cara
pembuatan kerajinan yang berasal dari limbah kaca dan hasil dari persentase ketersediaan
responden terkait kampungnya dijadikan sebagai kampung kreatif dapat diartikan bahwa
warga RW 05 sangat setuju jika kampungnya dijadikan sebagai kampung kreatif.
Selain dari hasil pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05, secara tidak langsung
kegiatan tersebut dapat meningkatkan motivasi warga RW 05 untuk lebih dapat memanfaatkan
limbah kaca sebagai barang yang memiliki nilai jual sehingga dapat meningkatkan pendapatan
warga setempat.
B. Saran
Sesuai dengan keinginan peserta pelatihan pemanfaatan limbah kaca di RW 05,
Kelurahan Ketawanggede, mereka berharap kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini dapat
berkelanjutan dan harapan mereka setelah adanya pelatihan tersebut warga dapat antusias
saling bergotong-royong untuk dapat memanfaatkan limbah kaca sehingga dapat menjadikan
kampungnya sebagai kampung kreatif.
31
DAFTAR PUSTAKA
Kotler,Philip. (2004). Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta : Penerbit PT Pernhallinda
Chairunnisa, D. (2012). Perencanaan Kampung Wisata Dago Pojok Sebagai Wisata Kreatif
BerbasisKomunitas Lokal di Kota Bandung.
Landry, C. (2008). The Creative City: A Toolkit for Urban Innovators. Earthscan.
Lynch, K. A. (1990). The Image of the City. Massachusetts: The MIT Press.
Wardhani, S. T., Sabtini, S. N., Rachmaniatus, D., & Kasman, T. M. (2016). TEMU ILMIAH IPLBI.
Identifikasi Kampung Kreatif sebagai Strategi Kota Tangguh .
Widjajanti, W. W. (2013). Menciptakan Kampung Kota sebagai Hunian yang Ramah dalam Konteks
Urban di Surabaya. Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya.
Kismartini. (2002). Peran program perbaikan kampung dalam peningkatan kualitas hidup masyararat
di Kotamadya Semarang. Jakarta: Universitas Indonesia
32
LAMPIRAN
33