I. LATAR BELAKANG
Perekonomian Kabupaten Ponorogo berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga berlaku Tahun 2021 mencapai Rp 21,35 triliun dan atas dasar harga
konstan 2010 mencapai Rp 14,62 triliun. Ekonomi Kabupaten Ponorogo Tahun 2021 tumbuh
3,19 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi
dan Pergudangan sebesar 11,09 persen, diikuti Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang sebesar 7,23 persen. Selanjutnya Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 6,67
persen, diikuti Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 6,41 persen. (sumber: website
BPS Kabupaten Ponorogo).
Untuk menggerakkan roda perekonomian diperlukan inovasi dalam pembangunan yang kreatif
dan berkelanjutan yang mampu menjadikan pemicu aktivitas kegiatan baru dalam skala
perkotaan. Penataan koridor Jalan sebagai kerangka kota sekaligus menjadi wajah kota berperan
aktif dalam mendukung aksesibilitas kegiatan mix used development sepanjang jalan terutama
peruntukan perdagangan dan jasa. Salah satunya kawasan dan bangunan Pasar legi selatan yang
merupakan aset pemerintah daerah yang terletak di koridor utama wajah perkotaan di Jalan Urip
Sumoharjo yang mempunyai lokasi strategis dan aksesibel serta berfungsi sebagai node destinasi
di pusat kota.
Revitalisasi bangunan dan kawasan pasar legi selatan diperlukan untuk meningkatkan kualitas
koridor perkotaan dan menarik destinasi pengunjung serta memaksimalkan fungsinya sebagai
fasilitas perkotaan atau pelayanan publik yang nyaman untuk mewujudkan estetika pusat kota
yang menarik, ikonik dan terintegrasi. Kondisi saat ini, kawasan ini dengan luas lahan sekitar
6.300 m2, dengan bangunan eksisting berupa pasar, masjid, pos polisi eksisting dan disekitar
lingkungan kawasan dikelilingi bangunan fasilitas perkotaan, ruang publik dan pusat kegiatan
masyarakat. Diperlukan skenario revitalisasi dengan desain arsitektural yang signifikan dan
adanya aktivitas yang mampu menarik pengunjung dan waralaba berkelas internasional, salah
satunya dapat diarahkan fungsi bangunan yang bersifat menarik publik adalah Mall Pelayanan
Publik (MPP) Kabupaten Ponorogo.
Mall Pelayanan Publik adalah tempat berlangsungnya kegiatan atau aktivitas penyelenggaraan
pelayanan publik atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi yang merupakan perluasan
fungsi pelayanan terpadu baik pusat maupun daerah, serta pelayanan Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah dan Swasta dalam rangka menyediakan pelayanan yang cepat,
mudah, terjangkau, aman dan nyaman. Kriteria desain dari MPP yaitu Keterpaduan,
Berdayaguna, Koordinasi, Akuntabilitas, Aksesbilitas, Kenyamanan. Mengacu Pasal 9 ayat (1)
UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, disebutkan bahwa dalam rangka
mempermudah penyelenggaraan berbagai bentuk pelayanan dapat dilakukan sistem
penyelenggaraan pelayanan terpadu. Sistem Pelayanan terpadu yang dilakukan saat ini
berdasarkan sektor dan wilayah pemerintahan masih terpisah satu sama lain. Diperlukan suatu
Pelayanan yang menterpadukan antara pelayanan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang berada pada suatu tempat dalam kesatuan sistem yang bertujuan:
memberikan perlindungan dan kepastian hukum kepada Masyarakat, mendekatkan pelayanan
kepada Masyarakat, memperpendek proses pelayanan, mewujudkan proses pelayanan yang cepat,
mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau; dan memberikan akses yang lebih luas kepada
Masyarakat untuk memperoleh pelayanan.
(Vide Pasal 12 PP Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan UU Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik).
Dalam mewujudkan Mall Pelayanan Publik yang mampu menjadi fasilitas pelayanan publik yang
prima, nyaman dan sebagai tempat destinasi pengunjung yang konsisten serta mendukung
peningkatan kualitas lingkungan koridor perkotaan, maka diperlukan kajian kelayakan yang
memperhitungkan terhadap ekonomi keuangan, dampak sosial ekonomi, lingkungan, hukum dan
kelembagaan, perijinan, dan disertai dengan konsep arsitektur bangunan dan kawasan serta
fasilitas yang menambah nilai fungsi, manfaat dan nilai bangunan/lingkungan kawasan berstandar
investasi skala internasional.
3. KELUARAN PEKERJAAN
1. site analysis;
2. program pengembangan ruang berbasis basic need dan developmental need;
3. visioning masterplan;
4. studi kelayakan teknis;
5. studi kelayakan politis, legalitas dan perijinan
6. studi kelayakan sosial budaya;
7. studi kelayakan ekonomi dan finansial;
8. studi hukum dan kelembagaan;
9. rencana pengembangan dan pembiayaan.
V. PERSONIL
Komposisi kriteria persyaratan minimal untuk Tenaga ahli dan Tenaga Pendukung dalam
kegiatan ini meliputi:
No. Posisi Penugasan Kriteria Persyaratan
1. Team Leader/ Strata-1, Pendidikan Jurusan Ekonomi
Ahli Ekonomi Pembangunan Pembangunan/ Ekonomi Manajemen
Berpengalaman 3 tahun dibidangnya
2. Ahli Pembiayaan Strata-1, Pendidikan Jurusan Ekonomi
Pembangunan/ Ekonomi Manajemen/
Akuntansi
Berpengalaman 2 tahun dibidangnya
3. Ahli Arsitektur Strata-1, Pendidikan Jurusan Teknik Arsitektur
Berpengalaman 2 tahun dibidangnya arsitektur
bangunan dan kawasan
4. Ahli Teknik Bangunan Gedung Strata-1, Pendidikan Jurusan Teknik Sipil
Berpengalaman 2 tahun dibidangnya bangunan
dan kawasan
5. Administrasi dan Operator SMK atau sederajat
………………………………………
NIP