Anda di halaman 1dari 50

EVALUASI GEODATABASE

RENCANA KOTA BANDUNG

SEPTEMBER 2014

PENDAHULUAN

1. Evaluasi Geo database rencana Kota merupakan pedoman pelaksanaan


pembangunan terintegrasi dan terstruktur data spasial dan aspasial daerah
yang merupakan gambaran implementasi kebijakan pembangunan yang
tertuang dalam Rencana Tata Ruang.
2. Evaluasi Geo database diperlukan mengingat:
Kesesuaian penggunaan, pemanfaatan lahan dan pengendalian
pemanfaatan pada rencana tata ruang dalam bentuk data spasial dan
aspasial
Penyajian data yang disesuaikan dengan perkembangan kota pada
masa mendatang terkait Inventarisasi peta atau data spasial dan
aspasial apa saja yang dibuat dan data atau feature class apa saja yang
dibutuhkan, nantinya sangat berhubungan erat dengan populasi data
dan juga analisa terhadap data yang akan digunakan.

Dengan demikian Evaluasi Geo database tersebut sangat dibutuhkan oleh


pemerintah. sebagai masukan untuk strukturisasi penyusunan data rencana
dan program pembinaan selanjutnya secara terintegrasi. serta dapat
memberikan catatan tentang pembangunan dan pelayanan masyarakat,
khususnya dalam perencanaan tata ruang

TUJUAN

Sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan


penyampaianinformasi geospasia terintegrasi
Tersedianya platform untuk standarisasi pemetaan tematik
Rencana Tata Ruang Kota
Untuk memperoleh gambaran yang akurat, lengkap, dan
mutakhir mengenai keadaan Kota Bandung dengan tujuan
membentuk kumpulan dokumen berupa dataspasial dan
aspasial dalam suatau kesatuan Database Management
System, yang datanya digunakan sebagai masukan untuk
penyusunan rencana dan program pembinaan
Data lokasi yang spesifik dibutuhkan untuk melakukan
pemantauan terhadap dampak dalam suatu lingkungan, untuk
mendukung program restorasi lingkungan dan untuk
mengatur pembangunan.

SASARAN

Identifikasi permasalahan dalam pengumpulan data, penyimpanan


data, analisis dan akses data (management data spasial dan aspasial
rencana kota)
Memberikan masukan mengenai hal hal yang menyangkut
management data, pengembagan aplikasi dan produksi data data
spasial dan aspasial rencana kota menjadi lebih efektif dan efisien
Membangun rancangan GIS/SIG DISTARCIP Kota Bandung dalam
rangka pembangunan Informasi Geospasial untuk standarisasi
pemetaan tematik Rencana Tata Ruang
Tersedianya Geodatabase kota yang yang memudahkan data tematik
dalam mempermudah ketersedaan dan pertukaran data, akses,
update dan penggunaan data
Teridentifikasinya perkiraan arah perkembangan Pembangunan untuk
mencapai Keselarasan ;
Terintegrasinya berbagai rencana pembangunan dan peningkatan
kawasan perumahan dan permukiman berikut pengembangan
prasarana dan sarana penunjangnya
Tersedianya informasi pembangunan di daerah, sebagai bahan
masukan bagi: penyusunan kebajikan pemerintah vertical,
penyusunan rencana serta program oleh berbagai pihak yang
berkepentingan, berminat untuk ikut serta/ melibatkan diri sesuai
ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Terwujudnya Lingkungan yang memenuhi kriteria teknis sesuai
standar yang berlaku dari segi mutu dan biaya.

RUANG LINGKUP PEKERJAAN


KEGIATAN PERSIAPAN
TERSEDIANYA
EVALUASI
GEODATA
BASE
MENYANGKUT KEGIATAN TATA RUANG DI KOTA
BANDUNG
KEGIATAN PELATIHAN
KEGIATAN PEMBAHASAN DAN DISKUSI
PENYUSUNAN DAN PEMBUATAN LAPORAN

RUANG LINGKUP WILAYAH


RUANG
LINGKUP
WILAYAH
BANDUNG, 30 KECAMATAN.

ADALAH

KOTA

Produk (Out Put) dalam pekerjaan ini:


Tersedianya data Geodatabase terintegrasi dan
terstruktur rencana Kota

GAMBARAN UMUM WILAYAH

Luas wilayah saat ini:


16.731 ha, 65% di antaranya
merupakan kawasan
terbangun.
Perkembangan kawasan
terbangun dari 240 ha (th
1906) menjadi 4200 ha
(1971), 10.1 25 ha (1988) dan
10,861 ha (201 2).
Dalam lingkup Kawasan
Cekungan Bandung (KCB),
perkembangan kawasan
terbangun di Kota Bandung
meluas hingga melampaui
batas administrasi Kota,
Kota Bandung sebagai inti
dari KCB didominasi oleh
kawasan perumahan yang
bercampur dengan kegiatan
perkotaan lainnya seper ti
pasar/per tokoan, industri,
institusi, dan
stasiun/terminal.

1989
Jenis Penggunaan Lahan
Kawasan Terbangun
Perumahan
Jasa dan perdagangan
Militer
Industri
Institusi Pemerintahan dan Pendidikan
Bandara
Sub jumlah

Luas (Ha)

2012
(%)

8141,65
1008,04
636,50
338,53

48,67
6,03
3,80
2,02

10124,72

60,52

Luas (Ha)

(%)

8.652,66
420,77

51,72
2,51

823,97
857,86
106,42
10861,68

4,92
5,13
0,64
64,92

18,27
6,99
413,28
42,56
3168,75
229,31
968,47

0,11
0,04
2,47
0,25
18,94
1,37
0,06

1021,7
5869,33
16731,00

6,11
35,08
100,00

Kawasan Tidak Terbangun


Hutan Kota
Rawa
Ruang Terbuka Hijau
Rumput
Sawah
Semak Belukar
Tegalan, Kebun campuran
Tanah Kosong
Lainnya
Sub jumlah
Jumlah

4938,93

29,52

830,17
322,49
463,60
6555,18
16729,65

4,96
1,93
2,77
39,18
100,00

Jumlah penduduk Kota Bandung pada tahun 201 2 adalah


2.455.517 jiwa (meningkat 1 ,06% dari tahun 2007)
Kepadatan penduduk: 146 jiwa/ha
Per sentase jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Kota
Bandung hampir seimbang, dengan angka sexratio 104
Dari struktur umur, 70% penduduk di Kota Bandung berada pada
usia produktif (15-64 tahun); 25% berada pada usia anak-anak
(0-14 tahun), dan 5% berada pada usia manula (>64 tahun).

Pola perjalanan yang ada di Kota Bandung menunjukkan bahwa


pergerakan penduduk dari luar Kota Bandung (eksternal/regional)
menuju wilayah internal (Kota Bandung) cukup besar (perjalanan
eksternal-internal).
Pada tahun 2011 , jaringan jalan mengalami peningkatan khususnya
pada jalan kota sebesar 0,5% menjadi 1 .1 85,38 km sehingga total
panjang jalan di Kota Bandung pada tahun 2011 menjadi 1 .236,48 km.
Pada tahun 2011 , jumlah kendaraan bermotor diperkirakan sebesar
1 ,2 juta unit yang terdiri dari 400.000 unit kendaraan mobil (33,33%)
dan 800.000 unit berupa motor (66,67%).
Kegiatan bangkitan lainnya khususnya pada akhir pekan,
menambah sekitar 200.000 unit kendaraan di Kota Bandung.

akan

Perbandingan kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan yang ada di


Kota Bandung tidak seimbang, yaitu luas jalan hanya 2,32% dari total
luas wilayah (dibandingkan kondisi ideal propor si luas jalan dari suatu
kota sebesar 15 -20%)

Kondisi lingkungan di Kota Bandung dan sekitarnya yang


terkait dengan perkembangan kawasan terbangun adalah
kondisi iklim mikro, kualitas udara, serta kondisi Daerah
Aliran Sungai.
Iklim mikro di Kota Bandung dipengaruhi oleh
ketersediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan
peningkatan pencemaran udara di Kota Bandung.
Kualitas Udara di beberapa lokasi di Kota Bandung
melebihi ambang batas terutama di daerah terminal dan
beberapa jalan utama.
Terkait dengan kedudukan Kota Bandung dalam lingkup
Kawasan Cekungan Bandung adalah adanya kawasan
rawan bencana, yaitu bencana longsor/erosi dan banjir.

Pembangunan Kota Bandung diarahkan untuk meningkatkan


kualitas lingkungan hidup Kota.
Fungsi Kota Bandung sebagai kota jasa (pendidikan,
kesehatan, keuangan, transportasi, dan lain -lain) serta
mempertimbangkan fungsi lain yang sudah berkembang
seperti wisata kota ( urban tourism), industri kreatif, dan lain lain, harus memper timbangkan daya dukung lingkungan dan
ketersediaan prasarana kota dan wilayah.
Struktur kota yang masih monosentrik akan diarahkan pada
struktur ruang Kota polisentrik atau pusat banyak yaitu pusat
pelayanan Alun- Alun dan Gedebage, dengan 8 Satuan Wilayah
Kota (SWK)

Rencana pola ruang Kota Bandung secara umum


terdiri dari Rencana Kawasan Lindung dan Kawasan
budidaya.
Secara umum, alokasi kawasan terbangun Kota
Bandung dalam RTRW sekitar 68%, untuk berbagai
kegiatan fungsional perkotaan (perumahan,
perdagangan dan jasa, pemerintahan, pendidikan
tinggi, industri).
Sudut kepentingan daya dukung lingkungan hidup
menjadi salah satu rencana dalam kawasan strategis
Kota (KSK).

KEBIJAKAN POLA RUANG


Perwujudan keseimbangan proporsi
kawasan lindung

STRATEGI
menjaga keseimbangan proporsi kawasan lindung khususnya di Kawasan
Bandung Utara;
mempertahankan dan menjaga hutan lindung sebagai kawasan hutan kota;
mempertahankan dan merevitalisasi kawasan-kawasan resapan air atau
kawasan yang berfungsi hidrologis untuk menjamin ketersediaan sumber daya
air dan kesuburan

Optimalisasi pembangunan wilayah


terbangun

mengembangkan pola ruang kota yang kompak, intensif dan hijau, serta
berorientasi pada pola jaringan transportasi;
mengendalikan bagian barat kota yang telah berkembang pesat dengan
kepadatan relatif tinggi, yang terdiri atas SWK Bojonagara, SWK Cibeunying,
SWK Tegallega, dan SWK Karees
mendorong dan memprioritaskan pengembangan ke Bandung bagian timur
yang terdiri atas SWK Arcamanik, SWK Ujung Berung, SWK Kordon, dan SWK
Gedebage;
membatasi pembangunan di Kawasan Bandung Utara yang berada di luar
kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan berfungsi lindung bagi kawasan
bawahannya
mempertahankan fungsi dan menata RTNH
menata, mengendalikan dan mewajibkan penyediaan lahan dan fasilitas parkir
yang memadai bagi kegiatan pada kawasan peruntukan lainnya

METODOLOGI PEKERJAAN
DAN RENCANA KERJA

Secara umum metodologi yang akan di kembangkan sbb:


Terminologi Sistem Informasi Geografis (Geodatabase
System)
Pendekatan Pengembangan Geodatabase
Perangkat Lunak yang di gunakan
Rangcangan Organisasi Data
fasos & fasum
data persil tanah

Databases

jaringan jalan

Spatial Data

Attribute
Data

Jaringan Utilitas :
Air bersih
Drainase
Air limbah
persampahan
data dasar
(peta dasar digital)

Tahap II

Tahap I

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengumpulan Data

Tahapan 1 : Validasi, entry data spasial

Konversi format data

Transformasi syst koordinat

PENGUMPULAN DATA.
KONVERSI FORMAT DATA.
TRANSFORMASI SYSTEM KOORDINAT.
PENYESUAIAN DGN KAMUS DATA SPASIAL.
EDITING & EDGEMATCHING.
LOAD DATA & VALIDASI

1. Pengumpulan Data, terdiri dari;


Penyesuaian dgn kamus data
spasial

Pemetaan Dasar;
lbr peta dasar skala 1 : 25.000 (minimal),

Editing & Edgematching

Pemetaan Tematik;
peta tematik skala 1 : 25000 (skala Minimal).

Load Data & Validasi

RTRW Kota
- Peta Pola Ruang 1 : 25.000 (minimal),
- Peta Struktur Ruang 1 : 25.000 (minimal),
tidak

Cek
ya

GEO
DATABASE

RDTR dan PZ Kota


- Peta Pola Ruang 1 : 5.000 (minimal),
- Peta Rencaa Jaringan 1 : 5.000 (minimal),
- Peta PZ 1 : 5.000 (minimal),
KRK (Kerangka Rencana Kota)
- Peta sebaran KRK 1 : 1000 - 1 : 5.000

DESKRIPSI APLIKASI GIS

MAP DISPLAY

Digunakan untuk;
-Mengidentifikasi jenis
aplikasi.
-Menjelaskan tujuan
Type
aplikasi, skala peta,
kunci query,frekwensi
dan waktu menjawab.
-Data yang dibutuhkan
oleh aplikasi;
oEntity.
oAtribut

Digunakan untuk
menggambar contoh
peta yang akan
dihasilkan oleh
aplikasi (termasuk
didalamnya legenda
yang memperlihatkan
symbol untuk setiap
fitur peta). Ini bisa
saja berupa sket hasil
gambar

TABLE DISPLAY

Digunakan untuk
menampilkan contoh
table-tabel yang
akan dihasilkan oleh
aplikasi. Jika
masukkan dalam
table melibatkan
perhitungan yang
komplek, maka ini
harus dijelaskan
dalam format data
flow diagram

DATA FLOW DIAGRAM

Digunakan untuk
menggambar Data
flow diagram atau
flow chart ketika
aplikasi itu komplek.
Chart ini biasanya
digambar oleh GIS
analist atau
seseorang yang
mengenal teknik
diagram, dan
digunakan untuk
mendokumentasikan
perhitungan yang
komplek atau
deskripsi kegiatan
yang membutuhkan
supporting dari GIS.

ENTITY
RELATIONSHIP
DIAGRAM

Digunakan untuk
menggambar
entity
relationship ( ER) diagram dari
data yang
digunakan dalam
aplikasi. Ini
dibuat oleh GIS
analist atau
seseorang yang
mengerti teknik
E-R, dan hanya
dilakukan untuk
aplikasi GIS yang
lebih rumit lagi.

2. KONVERSI FORMAT DATA.


2. Konversi Format Data

Adalah kegiatan mengkonversi data dari dwg, shp, tab


, Jpg, doc, xsl kedalam format personal geodatabase

1.

Membuat personal geodatabase pada


komputer dan
menggunakan fasilitas di ArcCatalog untuk membuat atau
menyimpan feature classes dan table.
2. Menggunakan wizard untuk membangun relationship.
3. Menggunakan CASE tools untuk mengimplementasikan suatu
desain database ke dalam geodatabase.
4. Export ke personal geodatabase

5. EDITING & EDGEMATCHING


Proses membetulkan fitur-fitur peta
apabila terjadi tidak kesempurnaan
dalam proses digitasi pada format
data sebelumnya

Salah (Undershoot)

Salah (Overshoot)

Polygon Harus Tertutup

Polygon yang Sama Tetapi Terbelah Oleh Suatu Unsur Grafis (Line)

6. LOAD DATA & VALIDASI


Adalah proses loading data ke dalam
geodatabase multiuser setelah data
divalidasi dan diedit dengan benar
pada personal geodatabase

Tahapan 2 : Validasi, entry data spasial

Tahapan 2 : Validasi, entry data spasial

Persiapan

Check Plot dan Editing

Pembuatan Model dan


Pengolahan data

Transformasi koordinat

Identifikasi data eksisting

Kompilasi dan seleksi data

Penyusunan tema (layerisasi)

Digitasi

Pembuatan tipologi dan


kodefikasi

Organisasi Data

Tahapan 2 : Validasi, entry data spasial

Tahapan 1 : Pembuatan aplikasi gis desktop geodatabase

Setiap proses pembuatan sistem selalu


dilakukan verifikasi quality assurance

Aplikasi yang didevelop untuk memfasilitasi


Data Spasia dan Aspasial Rencana Kota Bandung

Tahapan 2 : Validasi, entry data spasial

Proses:
1. Identifikasi Objek di citra
2. Verifikasi di Lapangan (PDA,
GPS)
3. Penyusunan basis data (GIS
Software)

6
7

9
8

10

11

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai