xa
1. LATAR BELAKANG
Tingginya perkembangan Kota Bandung terkait perannya sebagai PKN
Kawasan Perkotaan Bandung Raya dan fungsinya sebagai pusat pemerintahan
Provinsi Jawa Barat, pusat industri, perdagangan, pendidikan, dan pariwisata
berdampak terhadap dinamika pemanfaatan ruang yang tinggi yang berimplikasi
pada tingginya mobilitas masyarakat dari dan ke Kota Bandung.
Lokasi Kota Bandung yang potensial dan strategis berdampak pada
peningkatan jumlah penduduk Kota dan meningkatnya jumlah wisatawan ke
Bandung. Hal ini berimbas pada permintaan jumlah fasilitas-fasilitas penunjang
kegiatan masyarakat khususnya dalam bidang transportasi. Pertumbuhan
kendaraan di Kota Bandung setiap tahunnya mencapai 11% (sumber: Dinas
Perhubungan). Setidaknya ada 1,25 juta kendaraan bermotor di Kota Bandung.
Dari jumlah tersebut sekitar 94% nya adalah kendaraan pribadi.
Permasalahan transportasi di Kota Bandung yang mempunyai kompleksitas
tinggi adalah masalah perparkiran. Kurang memadainya fasilitas perparkiran
mengakibatkan adanya pemanfaatan badan jalan untuk parkir ( on-street parking)
karena bangkitan yang tidak tertampung oleh fasilitas parkir di luar badan jalan
yang tersedia, sehingga meluap ke badan jalan. Luapan parkir di badan jalan akan
mengakibatkan gangguan kelancaran lalu lintas. Secara umum gangguan
kelancaran lalu lintas / kemacetan merupakan salah satu faktor yang dapat
menurunkan kualitas ruang kota.
Sampai saat ini Kota Bandung belum mempunyai standar kebutuhan
fasilitas perparkiran yang baku dan dapat dijadikan pedoman oleh stakeholders.
Oleh karena itu menjadi penting untuk melakukan pekerjaan Penyusunan Arahan
Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung. pekerjaan Penyusunan Arahan
Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung diharapkan mampu menghasilkan standar
kebutuhan parkir di Kota Bandung yang dapat dijadikan pedoman bagi
stakeholders.
3
b. Tujuan
Tujuan dari Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung
antara lain adalah:
Mengidentifikasipermasalahan parkir di Kota Bandung berdasarkan jenis
moda angkutan (parkir kendaraan bermotor roda 2 dan 4) dan berdasarkan
lokasi parkir [parkir di badan jalan ( on-street parking) dan parkir di luar
badan jalan (off-street parking)];
Mengidentifikasi besaran permintaan parkir ( parking demand) dan besaran
penyediaan fasilitas parkir (parking supply);
Mengidentifikasi kebutuhan ruang parkir untuk setiap fungsi kegiatan
pemanfaatan ruangsebagai standar acuan;
c. Manfaat
Dapat menjadi pedoman rancangan untuk penyediaan tempat parkir bagi
stakeholders (pemerintah, swasta dan masyarakat).
Dapat menjadi perangkat pengendalian untuk mengurangi permasalahan
perparkiran di Kota Bandung.
Tersusunnya arahan/standar kebutuhan perparkiran diharapkan mampu
mengurangi masalah perparkiran di Kota Bandung sehingga menjadi salah
satu upaya mengurangi masalah kemacetan di Kota Bandung.
3. TARGET/SASARAN
Target dan sasaran yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah:
Teridentifikasinyapermasalahan parkir di Kota Bandung berdasarkan jenis
moda angkutan (parkir kendaraan bermotor roda 2 dan 4) dan berdasarkan
lokasi parkir [parkir di badan jalan ( on-street parking) dan parkir di luar
badan jalan (off-street parking)];
Teridentifikasinya besaran permintaan parkir ( parking demand) dan besaran
penyediaan fasilitas parkir (parking supply);
4
4. LOKASI KEGIATAN
Lingkup wilayah dalam Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di Kota
Bandung adalah di seluruh wilayah Kota Bandung.
d. STUDI TERDAHULU
a. RTRW Kota Bandung Tahun 2011 – 2031
b. RDTR Kota Bandung Tahun 2015 – 2035
c. Bandung dalam Angka 2011 – 2016
5
e. DASAR HUKUM
Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung didasarkan
pada :
1. UURI No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataaan Ruang.
3. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
4. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup.
5. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
6. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung.
8. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan Penataan
Ruang.
9. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.
10. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 3 Tahun 2005 tentang Ketertiban,
Kebersihan dan Keindahan.
11. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 19 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya.
12. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 18 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-2031.
13. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 01 Tahun 2013 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kota Bandung Tahun 2012-2025
14. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 07 tahun 2013 tentang Penyediaan,
Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan
Permukiman.
15. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 10 tahun 2015 tentang Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Bandung.
16. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah dirubah terakhir pada Peraturan Presiden
No. 4 Tahun 2015berserta petunjuk teknisnya.
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman
Persayaratan Teknis Bangunan Gedung.
6
f. LINGKUP KEGIATAN
Pekerjaan Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung
meliputi kegiatan sebagai berikut:
- Melakukan studi literatur dan kebijakan terkait fasilitas perparkiran;
- Melakukan survey pendahuluan secara sampling terhadap jenis kegiatan
berdasarkan karakteristik fungsi kegiatan, terkait:
o Kondisi penggunaan lahan parkir yang ada;
o Mengidentifikasi jam puncak penggunaan lahan parkir;
o Menentukan metoda dan teknik survey yang paling tepat untuk
digunakan;
o Menentukan waktu survey sesuai dengan aktifitas fungsi
bangunan.
- Melakukan pengumpulan dan pengolahan data.
- Melakukan analisa data dan pembahasan
- Merumuskan kesimpulan kebutuhan parkir berdasarkan jenis kegiatan
pemanfaatan ruang. Kategori jenis kegiatan dapat mengacu pada Tabel
Ketentuan Pemanfaatan Ruang (Tabel ITBX) yang terdapat dalam Perda
No. 10 Tahun 2015 tentang RDTR dan PZ.
A. Pengumpulan Data
a. Persiapan Survey Lapangan
Menentukan sampling dari setiap jenis kegiatan pemanfaatan ruang
Mengamati kondisi penggunaan lahan parkir setiap jenis kegiatan
Mengidentifikasi jam puncak penggunaan lahan parkir
Menentukan metoda dan teknik survey yang paling tepat untuk
digunakan
Menentukan waktu survey sesuai dengan aktifitas pada setiap jenis
kegiatan.
b. Survey Lapangan
Perhitungan dan pengukuran terhadap jumlah kendaraan di setiap jenis
kegiatan pemanfaatan ruang dengan metoda sampling.
Pengamatan dilakukan selama kurun waktu yang ditentukan, pada jam
pengamatan yang berbeda.
Setelah semua data diperoleh dilakukan rekapitulasi data untuk
keperluan analisa, apabila data telah lengkap maka dilakukan analisa
statistik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
c. Survey Sekunder
Diperoleh melalui instansi terkait sebagai pendukung analisa.
B. Analisa Data
Analisis yang dilakukan sesuai rumusan masalah, yaitu analisis terhadap
karakteristik parkir, model kebutuhan parkir dan standar kebutuhan parkir.
Dari hasil akumulasi parkir kendaraan sepanjang hari pengamatan,
dilakukan analisis data untuk menghitung akumulasi rata-rata parkir
(kendaraan) yang terjadi pada setiap jenis kegiatan pemanfaatan ruang.
Hasil akumulasi rata-rata parkir ini yang dipergunakan sebagai variabel
tetap dalam analisis pemodelan kebutuhan parkir.
Analisis model kebutuhan parkir dimaksudkan untuk mendapatkan suatu
rumus dalam bentuk persamaan regresi yang dapat digunakan sebagai
dasar penentu standar kebutuhan parkir.
Dari hasil akumulasi parkir kendaraan sepanjang hari pengamatan,
dilakukan analisis data untuk menghitung akumulasi rata-rata parkir
kendaraan yang terjadi pada setiap jenis kegiatan pemanfaatan ruang.
8
h. KEWAJIBAN KONSULTAN
1. Konsultan bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
a) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar hasil karya perencanaan yang berlaku;
b) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi
batasan-batasan yang telah diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu
penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan;
c) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi
peraturan, standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang
berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus
untuk Bangunan Gedung Negara.
3. Laporan yang disampaikan, yaitu:
a. Menyampaikan Laporan Pendahuluan (Inception Report) kepada pemberi
tugas 15 (lima belas) hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
diterbitkan yang berisikan tentang metodologi pendekatan yang
9
Tabel 1
Produk Yang Dihasilkan
No Jenis Laporan Format Jumlah CD Keterangan
Kertas Cetak
1 Laporan Pendahuluan A4 5 (lima) 5 (lima) Asli/berwarna
2 Laporan Antara A4 5 (lima) 5 (lima) Asli/berwarna
3 Laporan Draft Akhir A4 5 (lima) 5 (lima) Asli/berwarna
4 Laporan Akhir A4 5 (lima) 5 (lima) Asli/berwarna
5 Laporan Eksekutif A4 5 (lima) 5 (lima) Asli/berwarna
Summary
Tabel 2
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Tenaga Ahli
URAIAN dan I II III IV
NO.
KEGIATAN pendukung
1 2 3 4 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Sipil
(konsolidasi Manajemen
team, Transportasi,
penyusunan Planologi/PWK
jadwal, , Arsitek
metodologi
dan
pendekatan,
kerangka
survey
lapangan)
2. Pengumpulan Sipil
Data primer Manajemen
dan Transportasi,
Sekunder Planologi/PWK
Arsitek, Sosial,
surveyor,
drafter,
operator
3. Analisis Sipil
12
Tenaga Ahli
URAIAN dan I II III IV
NO.
KEGIATAN pendukung
1 2 3 4 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Manajemen
Transportasi,
Planologi/PWK
Arsitek, Sosial,
surveyor,
drafter,
operator
4. Penyusunan Sipil
Standar Manajemen
Kebutuhan Transportasi,
Parkir Planologi/PWK
Arsitek, Sosial,
surveyor,
drafter,
operator
5. Laporan
Pendahuluan
6. Laporan
Antara
7. Laporan
Draft Akhir
8. Laporan
Akhir dan
Laporan
Eksekutif
Sumarry
l. PENUTUP
Kerangka acuan kerja (KAK) Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di
Kota Bandung dimaksudkan untuk memberikan dasar-dasar operasionalisasi
pekerjaan agar dihasilkan produk yang berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan.