Anda di halaman 1dari 12

1

xa

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DINAS PENATAAN RUANG

KEGIATAN : PENYUSUNAN KEBIJAKAN TENTANG PENYUSUNAN


RENCANA TATA RUANG
NAMA PPK : LISA SURYA LESTARI, ST.,MT.
NAMA PEKERJAAN : PENYUSUNAN ARAHAN KEBUTUHAN
PERPARKIRAN DI KOTA BANDUNG

TAHUN ANGGARAN 2017


2

KERANGKA ACUAN KERJA


PENYUSUNAN KEBUTUHAN PERPARKIRAN DI KOTA BANDUNG

1. LATAR BELAKANG
Tingginya perkembangan Kota Bandung terkait perannya sebagai PKN
Kawasan Perkotaan Bandung Raya dan fungsinya sebagai pusat pemerintahan
Provinsi Jawa Barat, pusat industri, perdagangan, pendidikan, dan pariwisata
berdampak terhadap dinamika pemanfaatan ruang yang tinggi yang berimplikasi
pada tingginya mobilitas masyarakat dari dan ke Kota Bandung.
Lokasi Kota Bandung yang potensial dan strategis berdampak pada
peningkatan jumlah penduduk Kota dan meningkatnya jumlah wisatawan ke
Bandung. Hal ini berimbas pada permintaan jumlah fasilitas-fasilitas penunjang
kegiatan masyarakat khususnya dalam bidang transportasi. Pertumbuhan
kendaraan di Kota Bandung setiap tahunnya mencapai 11% (sumber: Dinas
Perhubungan). Setidaknya ada 1,25 juta kendaraan bermotor di Kota Bandung.
Dari jumlah tersebut sekitar 94% nya adalah kendaraan pribadi.
Permasalahan transportasi di Kota Bandung yang mempunyai kompleksitas
tinggi adalah masalah perparkiran. Kurang memadainya fasilitas perparkiran
mengakibatkan adanya pemanfaatan badan jalan untuk parkir ( on-street parking)
karena bangkitan yang tidak tertampung oleh fasilitas parkir di luar badan jalan
yang tersedia, sehingga meluap ke badan jalan. Luapan parkir di badan jalan akan
mengakibatkan gangguan kelancaran lalu lintas. Secara umum gangguan
kelancaran lalu lintas / kemacetan merupakan salah satu faktor yang dapat
menurunkan kualitas ruang kota.
Sampai saat ini Kota Bandung belum mempunyai standar kebutuhan
fasilitas perparkiran yang baku dan dapat dijadikan pedoman oleh stakeholders.
Oleh karena itu menjadi penting untuk melakukan pekerjaan Penyusunan Arahan
Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung. pekerjaan Penyusunan Arahan
Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung diharapkan mampu menghasilkan standar
kebutuhan parkir di Kota Bandung yang dapat dijadikan pedoman bagi
stakeholders.
3

2. MAKSUD, TUJUAN DAN MANFAAT


a. Maksud
Maksud pekerjaan Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di Kota
Bandung adalah terumuskannya standar kebutuhan parkir di Kota Bandung
yang dapat dijadikan pedoman bagi stakeholders pembangunan kota.

b. Tujuan
Tujuan dari Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung
antara lain adalah:
 Mengidentifikasipermasalahan parkir di Kota Bandung berdasarkan jenis
moda angkutan (parkir kendaraan bermotor roda 2 dan 4) dan berdasarkan
lokasi parkir [parkir di badan jalan ( on-street parking) dan parkir di luar
badan jalan (off-street parking)];
 Mengidentifikasi besaran permintaan parkir ( parking demand) dan besaran
penyediaan fasilitas parkir (parking supply);
 Mengidentifikasi kebutuhan ruang parkir untuk setiap fungsi kegiatan
pemanfaatan ruangsebagai standar acuan;

c. Manfaat
 Dapat menjadi pedoman rancangan untuk penyediaan tempat parkir bagi
stakeholders (pemerintah, swasta dan masyarakat).
 Dapat menjadi perangkat pengendalian untuk mengurangi permasalahan
perparkiran di Kota Bandung.
 Tersusunnya arahan/standar kebutuhan perparkiran diharapkan mampu
mengurangi masalah perparkiran di Kota Bandung sehingga menjadi salah
satu upaya mengurangi masalah kemacetan di Kota Bandung.

3. TARGET/SASARAN
Target dan sasaran yang diharapkan dari pekerjaan ini adalah:
 Teridentifikasinyapermasalahan parkir di Kota Bandung berdasarkan jenis
moda angkutan (parkir kendaraan bermotor roda 2 dan 4) dan berdasarkan
lokasi parkir [parkir di badan jalan ( on-street parking) dan parkir di luar
badan jalan (off-street parking)];
 Teridentifikasinya besaran permintaan parkir ( parking demand) dan besaran
penyediaan fasilitas parkir (parking supply);
4

 Tersusunnya standar kebutuhan ruang parkir untuk setiap fungsi kegiatan


pemanfaatan ruang.

4. LOKASI KEGIATAN
Lingkup wilayah dalam Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di Kota
Bandung adalah di seluruh wilayah Kota Bandung.

5. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


a. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan jasa konsultasi
perencanaan, pekerjaan Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di
Kota Bandung diperoleh melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kota Bandung Tahun Anggaran 2017.
b. Sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD No.
1.03.1.03.02.01.33.1 tanggal 21 Februari 2017 sumber pendanaan untuk
pelaksanaan kegiatan Penyusunan Kebijakan tentang Penyusunan Rencana
Tata Ruang ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota
Bandung Tahun Anggaran 2017 dengan alokasi pagu anggaran sebesar Rp.
212.984.200,- (Seratus dua belas juta sembilan ratus delapan puluh empat
ribu dua ratus rupiah) termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Secara
administrasi, dalam DPA tercantum bahwa kode rekening 5.2.2.21.02
adalah Penyusunan Kebijakan tentang Penyusunan Rencana Tata Ruang
dengan paket pekerjaan Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di
Kota Bandung.

c. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA


 SKPD : Dinas Penataan Ruang
 PPK : Lisa Surya Lestari, ST., MT.

d. STUDI TERDAHULU
a. RTRW Kota Bandung Tahun 2011 – 2031
b. RDTR Kota Bandung Tahun 2015 – 2035
c. Bandung dalam Angka 2011 – 2016
5

e. DASAR HUKUM
Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung didasarkan
pada :
1. UURI No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
2. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataaan Ruang.
3. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
4. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup.
5. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman.
6. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah.
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung.
8. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang penyelenggaraan Penataan
Ruang.
9. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.
10. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 3 Tahun 2005 tentang Ketertiban,
Kebersihan dan Keindahan.
11. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 19 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Kawasan dan Bangunan Cagar Budaya.
12. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 18 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-2031.
13. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 01 Tahun 2013 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kota Bandung Tahun 2012-2025
14. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 07 tahun 2013 tentang Penyediaan,
Penyerahan, dan Pengelolaan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan dan
Permukiman.
15. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 10 tahun 2015 tentang Rencana Detail
Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kota Bandung.
16. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah dirubah terakhir pada Peraturan Presiden
No. 4 Tahun 2015berserta petunjuk teknisnya.
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman
Persayaratan Teknis Bangunan Gedung.
6

18. Peraturan Menteri PU nomor Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persayaratan


Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan.
19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 29 Tahun 2008 tentang Pengembangan
Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh di Daerah.
21. SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
perkotaan.
22. Peraturan Walikota Nomor 921 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Daerah Kota Bandung Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Kawasan
dan Bangunan Cagar Budaya.

f. LINGKUP KEGIATAN
Pekerjaan Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung
meliputi kegiatan sebagai berikut:
- Melakukan studi literatur dan kebijakan terkait fasilitas perparkiran;
- Melakukan survey pendahuluan secara sampling terhadap jenis kegiatan
berdasarkan karakteristik fungsi kegiatan, terkait:
o Kondisi penggunaan lahan parkir yang ada;
o Mengidentifikasi jam puncak penggunaan lahan parkir;
o Menentukan metoda dan teknik survey yang paling tepat untuk
digunakan;
o Menentukan waktu survey sesuai dengan aktifitas fungsi
bangunan.
- Melakukan pengumpulan dan pengolahan data.
- Melakukan analisa data dan pembahasan
- Merumuskan kesimpulan kebutuhan parkir berdasarkan jenis kegiatan
pemanfaatan ruang. Kategori jenis kegiatan dapat mengacu pada Tabel
Ketentuan Pemanfaatan Ruang (Tabel ITBX) yang terdapat dalam Perda
No. 10 Tahun 2015 tentang RDTR dan PZ.

g. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Untuk lingkup materi dalam penyusunan pekerjaan Penyusunan Arahan
Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung meliputi:
7

A. Pengumpulan Data
a. Persiapan Survey Lapangan
 Menentukan sampling dari setiap jenis kegiatan pemanfaatan ruang
 Mengamati kondisi penggunaan lahan parkir setiap jenis kegiatan
 Mengidentifikasi jam puncak penggunaan lahan parkir
 Menentukan metoda dan teknik survey yang paling tepat untuk
digunakan
 Menentukan waktu survey sesuai dengan aktifitas pada setiap jenis
kegiatan.
b. Survey Lapangan
 Perhitungan dan pengukuran terhadap jumlah kendaraan di setiap jenis
kegiatan pemanfaatan ruang dengan metoda sampling.
 Pengamatan dilakukan selama kurun waktu yang ditentukan, pada jam
pengamatan yang berbeda.
 Setelah semua data diperoleh dilakukan rekapitulasi data untuk
keperluan analisa, apabila data telah lengkap maka dilakukan analisa
statistik untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
c. Survey Sekunder
Diperoleh melalui instansi terkait sebagai pendukung analisa.

B. Analisa Data
 Analisis yang dilakukan sesuai rumusan masalah, yaitu analisis terhadap
karakteristik parkir, model kebutuhan parkir dan standar kebutuhan parkir.
Dari hasil akumulasi parkir kendaraan sepanjang hari pengamatan,
dilakukan analisis data untuk menghitung akumulasi rata-rata parkir
(kendaraan) yang terjadi pada setiap jenis kegiatan pemanfaatan ruang.
 Hasil akumulasi rata-rata parkir ini yang dipergunakan sebagai variabel
tetap dalam analisis pemodelan kebutuhan parkir.
 Analisis model kebutuhan parkir dimaksudkan untuk mendapatkan suatu
rumus dalam bentuk persamaan regresi yang dapat digunakan sebagai
dasar penentu standar kebutuhan parkir.
 Dari hasil akumulasi parkir kendaraan sepanjang hari pengamatan,
dilakukan analisis data untuk menghitung akumulasi rata-rata parkir
kendaraan yang terjadi pada setiap jenis kegiatan pemanfaatan ruang.
8

C. Pendekatan dan Metodologi


Pengumpulan Data
1. Studi Literatur
Yaitu metode dengan mengumpulkan, mengidentifikasi, serta mengolah data
tertulis yang diperoleh dan dapat digunakan sebagai input dalam proses
analisa. Pengumpulan dilakukan dengan cara kompilasi data dari instansi
pemerintah yang terkait dengan kebutuhan data studi.
2. Observasi dan Survey Lapangan
Merupakan data yang didapatkan dengan cara survey ke lapangan. Dari survey
yang dilakukan diharapkan dapat diperoleh data-data yang ada di lapangan
dan kondisi nyata dari wilayah studi. Survey dilakukan dengan mengamati
Satuan Ruang Parkir yang ada dilokasi studi Satuan ruang parkir merupakan
luasan atau dimensi satu ruang parkir yang digunakan oleh satu kendaraan
untuk parkir. Jumlah satuan ruang parkir dari data primer diperoleh dengan
menghitung langsung jumlah satuan ruang parkir yang ada pada waktu survey
langsung di masing-masing dalam blok-blok pengamatan.

h. KEWAJIBAN KONSULTAN
1. Konsultan bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan yang
dilakukan sesuai ketentuan dan kode etik profesi yang berlaku.
2. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut :
a) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan
standar hasil karya perencanaan yang berlaku;
b) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi
batasan-batasan yang telah diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi pembiayaan, waktu
penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan diwujudkan;
c) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi
peraturan, standar, dan pedoman teknis bangunan gedung yang
berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan yang khusus
untuk Bangunan Gedung Negara.
3. Laporan yang disampaikan, yaitu:
a. Menyampaikan Laporan Pendahuluan (Inception Report) kepada pemberi
tugas 15 (lima belas) hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
diterbitkan yang berisikan tentang metodologi pendekatan yang
9

digunakan, produk akhir kegiatan, ruang lingkup, jadwal rencana kegiatan


maupun jadwal diskusi/pembahasan dan koordinasi dengan masyarakat
dan pemerintah daerah setempat serta tugas serta tanggung jawab
tenaga ahli yang terlibat dalam kegiatan. Selain itu, pada tahap ini
diharapkan konsultan telah merumuskan informasi/data yang diperlukan
guna menyusun rencana kegiatan selanjutnya, laporan pendahuluan
dibahas pada forum. Masukan dan saran perbaikan agar menjadi evaluasi
bagi konsultan dan diperbaiki pada penyusunan laporan berikutnya.
b. Menyampaikan Laporan Antara (Interim Report) kepada pemberi tugas 75
(tujuh puluh lima) hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
diterbitkan berisikan laporan hasil survey data primer dan sekunder, berita
Acara pelaksanaan survey, selain itu Tim Konsultan telah memahami
kondisi di sekitar lokasi rencana area studi. pelaksanaan yang berisikan
tentang kajian (sintesa) awal terhadap potensi pengembangan dan
permasalahannya berdasarkan Laporan hasil Survey yang telah dilakukan
sebelumnya.
c. Menyampaikan Laporan Akhir (Final Report), 120 (seratus lima puluh) hari
hari setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan. Laporan Akhir
dipaparkan pada forum yang dihadiri oleh Tim Evaluasi, masukan serta
saran perbaikan yang diperoleh menjadi bahan dalam penyempurnaan
laporan. Laporan Akhir terdiri dari:
 Buku Laporan draft Akhir, dibuat sebanyak 5 (lima) buku, ukuran
kertas A4.
 Buku Laporan Akhir, dibuat sebanyak 5 (lima) buku, ukuran kertas
A4.
 Executive Summary atau laporan Eksekutif sebanyak 5 (lima) buku.
10

Tabel 1
Produk Yang Dihasilkan
No Jenis Laporan Format Jumlah CD Keterangan
Kertas Cetak
1 Laporan Pendahuluan A4 5 (lima) 5 (lima) Asli/berwarna
2 Laporan Antara A4 5 (lima) 5 (lima) Asli/berwarna
3 Laporan Draft Akhir A4 5 (lima) 5 (lima) Asli/berwarna
4 Laporan Akhir A4 5 (lima) 5 (lima) Asli/berwarna
5 Laporan Eksekutif A4 5 (lima) 5 (lima) Asli/berwarna
Summary

i. WAKTU PELAKSANAAN YANG DIPERLUKAN


Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan/pengadaan jasa konsultansi 4
(empat) bulan atau 120 (seratus lima puluh) hari kalender.

j. TENAGA AHLI YANG DIBUTUHKAN


Dalam rangka Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung,
Dibutuhkan tenaga ahli sebagai berikut:
a. Team Leader : bertanggung jawab terhadap keseluruhan pekerjaan
Penyusunan Kebutuhan Perparkiran di Kota Bandung. Tenaga ahli yang
dibutuhkan adalah S2 Sipil Manajemen Transportasi dengan pengalaman 4
tahun.
b. Ahli Planologi : bertanggung jawab melakukan kajian, permasalahan serta
rekomendasi kebijakan bangunan, ruang terbangun dan rancang kota, terkait
dengan fungsi arsitektural kawasan. Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah
sarjana S1 Teknik Planologi dengan pengalaman 3 tahun.
c. Ahli Arsitektur : bertanggung jawab melakukan kajian Analisis penentuan
kebutuhan parkir, penentuan formulasi. Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah
sarjana S1 Teknik Arsitektur dengan pengalaman 3 tahun.
d. Ahli Sosial : bertanggung jawab melakukan kajian untuk mengidentifikasi
pola perilaku masyarakat dalam kebutuhan fasilitas perparkiran. Tenaga ahli
yang dibutuhkan adalah sarjana S1 Sosial dengan pengalaman 3 tahun.
11

Kebutuhan tenaga pendukung adalah sebagai berikut:


1. Surveyor, 5 orang, pendidikan minimal D3 yang berpengalaman di bidangnya
Surveyor melakukan survey primer dan sekunder dan mampu berkomunikasi
dengan semua tenaga ahli.
2. Drafter/Juru Gambar Cad, 2 orang
Drafter membantu tenaga ahli untuk menggambarkan keseluruhan garis
rencana.
3. Operator Komputer, 1 orang
Mengoperasikan komputer untuk keperluan input data, editing dan pelaporan
pekerjaan.
4. Administrasi/Keuangan, 1 orang
Melakukan pekerjaan administrasi dan keuangan.

k. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Pekerjaan penyusunan kebutuhan perparkiran di Kota Bandung harus diselesaikan
selama 4 bulan atau 120 hari kalender yang ditetapkan sesuai berita acara rapat
penjelasan umum terhitung sejak penandatanganan kontak.

Tabel 2
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Tenaga Ahli
URAIAN dan I II III IV
NO.
KEGIATAN pendukung
1 2 3 4 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan Sipil
(konsolidasi Manajemen
team, Transportasi,
penyusunan Planologi/PWK
jadwal, , Arsitek
metodologi
dan
pendekatan,
kerangka
survey
lapangan)

2. Pengumpulan Sipil
Data primer Manajemen
dan Transportasi,
Sekunder Planologi/PWK
Arsitek, Sosial,
surveyor,
drafter,
operator
3. Analisis Sipil
12

Tenaga Ahli
URAIAN dan I II III IV
NO.
KEGIATAN pendukung
1 2 3 4 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Manajemen
Transportasi,
Planologi/PWK
Arsitek, Sosial,
surveyor,
drafter,
operator
4. Penyusunan Sipil
Standar Manajemen
Kebutuhan Transportasi,
Parkir Planologi/PWK
Arsitek, Sosial,
surveyor,
drafter,
operator
5. Laporan
Pendahuluan
6. Laporan
Antara
7. Laporan
Draft Akhir
8. Laporan
Akhir dan
Laporan
Eksekutif
Sumarry

l. PENUTUP
Kerangka acuan kerja (KAK) Penyusunan Arahan Kebutuhan Perparkiran di
Kota Bandung dimaksudkan untuk memberikan dasar-dasar operasionalisasi
pekerjaan agar dihasilkan produk yang berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Bandung, Maret 2017

Pejabat Pembuat Komitmen

Lisa Surya Lestari, ST., MT.


NIP. 19740611 199901 2 001

Anda mungkin juga menyukai