Anda di halaman 1dari 22

Proposal

PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN


PEMBANGUNAN PARKIR VERTIKAL
COMPACT MOTORCYCLE STORAGE (CMS)
PT. SOUL PARKING

Prepared for: Proposal Number:


20.015
PT. Soul Parking, Gedung Harvia Suites, Lt. 1
Jln. Perjuangan Raya No.63-64, Jakarta Barat, Prepared by:
DKI Jakarta. 11530. Quadran Energi Rekayasa

This proposal and supporting material contain confidential and proprietary business information of creator. These materials may be printed of photocopied for use in evaluating the

DAFTAR ISI
proposal project, but are not to be shared with other parties.
BAB I PENDAHULUAN 4
I.1 Latar Belakang 4
I.2 Dasar Hukum 8
I.3 Maksud dan Tujuan 10
I.4 Objek Pekerjaan 11
I.5 Pemberi Pekerjaan 12
I.6 Sumber Dana 12
I.7 Ruang Lingkup Pekerjaan 12
I.8 Keluaran 13
I.9 Komposisi Tim 13
I.10 Waktu Pelaksanaan 14
I.11 Kerahasiaan 14
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TERM OF REFERENCE 15
2.1 Pemahaman Terhadap Pekerjaan 15
2.2 Pemahaman Terhadap Lingkup Pekerjaan 16
BAB III TANGGAPAN TERHADAP TERM OF REFERENCE 17
3.1 Tanggapan Terhadap Pekerjaan 17
3.2 Tanggapan Terhadap Lingkup Pekerjaan 18
BAB IV METODOLOGI DAN PENDEKATAN 19
4.1 Pendekatan dan Strategi 19
4.2 Metode dan Teknik 20
4.3 Program Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan 24
4.4 Anggota Tim 25
4.5 Pelaporan 26
4.6 Fasilitas Pendukung 26
BAB V PENUTUP 27

2
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Salah satu persoalan yang dihadapi kota besar di Indonesia adalah

masalah transportasi. Persoalan ini disebabkan dengan bertambahnya

jumlah kendaraan bermotor dengan sangat pesat. Kota Bandung

merupakan sebuah kota di Indonesia yang berpenduduk padat dan tercatat

sebagai daerah yang penduduknya memiliki kepemilikan kendaraan roda

dua maupun roda empat yang cukup tinggi. Banyaknya jumlah kendaraan

di Kota Bandung berdampak pada ketersediaan ruang parkir karena

terbatasnya lahan parkir, baik parkir di tepi jalan umum/on street parking

dan tempat khusus parkir/off street parking.

Melihat persoalan transportasi kota Bandung tersebut pengelola dan

penyediaan tempat parkir mempunyai peran yang sangat penting dari

sistem transportasi secara keseluruhan. Sebagai kota yang terus menerus

mengalami perkembangan, terlebih lagi saat ini Kota Bandung memiliki

arah pembangunan menjadi kota jasa yang memiliki potensi ekonomi,

maka kondisi perparkiran di Kota Bandung semakin hari semakin banyak

mengalami permasalahan, terutama apabila kebutuhan parkir tidak sesuai

atau melebihi dari kapasitas parkir yang tersedia. Di samping itu, tidak

adanya tempat parkir pada suatu kawasan tertentu menyebabkan kawasan

tersebut tidak dapat memenuhi fungsi secara maksimal, akibatnya

kendaraan yang tidak tertampung pada fasilitas parkir dapat mengganggu

kelancaran lalu lintas, bahkan pada kondisi tertentu dapat menyebabkan

3
terjadinya kemacetan lalu lintas. Berdasarkan jenis kepemilikan dan

pengoperasiannya, parkir dapat dibedakan sebagai berikut: 1) parkir milik

pemerintah dan dioperasikan oleh Pemerintah, 2) Parkir milik pemerintah

dan dioperasikan oleh swasta, dan 3) Parkir milik swasta dan diperasikan

oleh pihak swasta itu sendiri.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 yang kemudian

diubah oleh Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015, penyediaan

infrastruktur bagi masyarakat meliputi infrastruktur ekonomi dan sosial,

salah satunya meliputi infrastruktur transportasi dan jalan. Namun, tidak

semua pembangunan infrastruktur ini dapat dilakukan oleh pemerintah

daerah, banyak negara atau wilayah saat ini mempertimbangkan

keterlibatan pihak swasta dalam sektor pengembangan infrastruktur

melalui konsep Public Private Partnership (PPP). Partisipasi sektor

swasta dalam infrastruktur publik diharapkan meningkatkan efisiensi dan

mengurangi beban keuangan pada pemerintah.

Kota Bandung berpeluang meningkatkan pendapatan asli daerah dari

sektor pajak atau pemasukan tarif pelayanan parkir apabila dikelola

dengan baik dan benar. Pengelolaan tersebut sebenarnya bisa merujuk

pada aturan hukum yang berlaku seperti pada PP Nomor 65 Tahun 2001

tentang Pajak Daerah dan Peraturan Daerah Kota Bandung No.4 Tahun

2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16

Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Perhubungan dan Retribusi di

Bidang Perhubungan dan khusus untuk pengelolaan oleh UPT Parkir

4
Dinas Perhubungan Kota Bandung didapat dari tarif pelayanan dalam

kerangka Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah.

Pola pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di kota Bandung,

sebenarnya merupakan potensi yang sangat besar untuk mendapatkan

pelayanan parkir yang memadai. Dengan memperhatikan pentingnya

pembangunan infrastruktur dalam meningkatkan daya saing investasi,

maka kebijakan mendorong pembangunan infrastruktur, dalam hal ini di

bidang transportasi, yang mengundang kerjas ama publik dan privat

adalah tepat. Salah satu upaya yang telah banyak dilakukan adalah

dengan mengundang partisipasi “private sectors” untuk melakukan

investasi pada sektor transportasi. Pola yang sering digunakan dalam

pembangunan infrastruktur di bidang transportasi adalah dengan

menggunakan pola BOT (Build, Operate and Transfer). Pemilihan atas

pola ini didasarkan atas berbagai keuntungan yang dapat ditawarkannya,

khususnya bagi pemerintah, sementara bagi pihak investor, disamping

potensi keuntungan yang dapat diraih, juga mengandung resiko kerugian.

Dengan kerja sama yang dilakukan sebenarnya akan memberikan

kontribusi besar terhadap total pendapatan asli daerah (PAD) kota

Bandung. Dalam konsep pembangunan Pemerintah Kota Bandung, Studi

Kelayakan ini disusun untuk memenuhi kebutuhan dan persyaratan kerja

sama antara daerah (UPT Parkir Dinas Perhubungan Kota Bandung)

dengan pihak privat, demi mendukung program jangka panjang

menjadikan Kota Bandung lebih maju, salah satunya dalam bidang

penyelenggaraan perhubungan. Karena itu percepatan pembangunan

5
infrastruktur melalui kerja sama antar daerah dan pihak privat yang dapat

mendukung pelayanan publik sekaligus meningkatkan PAD harus selalu

didukung guna mewujudkan visi Kota Bandung.

I.2 Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 3886);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan;

4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah,

6
7. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang Perubahan atas

Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama

Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur,

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan, Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang

Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2020 tentang

Tata Cara Kerja Sama Daerah dengan Daerah Lain dan Kerja Sama

Daerah denga Pihak Ketiga;

12. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2004 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung

Nomor 04 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kota Bandung.

13. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang

Urusan Pemerintah Daerah Kota Bandung;

14. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 16 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Perhubungan dan Retribusi di Bidang

Perhubungan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah

7
Nomor 04 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah

Nomor 16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perhubungan dan

Retribusi di Bidang Perhubungan;

15. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2017 tentang

Penyelenggaraan Kerja Sama Daerah.

I.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud pelaksanaan penyusunan dokumen Studi Kelayakan dari

rencana pembangunan tempat parkir vertikal khusus sepeda motor

(Compact Motorcycle Storage) adalah untuk memberikan

gambaran kelayakan bisnis dan investasi dalam pengajuan kerja

sama yang akan dilakukan dengan UPT Parkir Dinas Perhubungan

Kota Bandung. Dengan diketahui gambaran analisis manfaat dan

biaya diharapkan dapat menjadi bahan untuk menetapkan

kebijakan serta memenuhi persyaratan pengajuan kerja sama

dengan UPT Parkir Dinas Perhubungan Kota Bandung, serta

dalam rangka peningkatan pelayanan publik dan pendapatan asli

daerah Pemerintah Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan

Tujuan pelaksanaan penyusunan dokumen Studi Kelayakan dari

rencana pembangunan tempat parkir vertikal khusus sepeda motor

(Compact Motorcycle Storage) antara lain adalah:

8
1. Memberikan gambaran kelayakan investasi dan bisnis dalam

pembagunan tempat parkir vertikal khusus sepeda motor

(Compact Motorcycle Storage);

2. Sebagai bahan pertimbangan kerja sama yang akan

dilakukan dengan UPT Parkir Dinas Perhubungan Kota

Bandung;

I.4 Objek Pekerjaan

Objek kegiatan ini adalah penyusunan dokumen Studi Kelayakan dari

rencana pembangunan tempat parkir vertikal khusus sepeda motor

(Compact Motorcycle Storage) dari PT. Soul Parking.

I.5 Pemberi Pekerjaan

PT. Soul Parking, Gedung Harvia Suites, Lt. 1 Jln. Perjuangan Raya

No.63-64, Jakarta Barat, DKI Jakarta. 11530.

I.6 Sumber Dana

Pembiayaan dokumen studi kelayakan bersumber dari dana/anggaran

perusahaan PT. Soul Parking.

9
I.7 Ruang Lingkup Pekerjaan

Lingkup wilayah pelaksanaan dokumen Studi Kelayakan dari rencana

pembangunan tempat parkir vertikal khusus sepeda motor (Compact

Motorcycle Storage) ini adalah Kota Bandung. Lingkup pekerjaan ini

meliputi penyusunan dokumen Studi Kelayakan dari rencana

pembangunan tempat parkir vertikal khusus sepeda motor (Compact

Motorcycle Storage) yang sekurang-kurangnya memuat aspek teknis,

sosial budaya, resiko, investasi, ekonomi dan finansial sesuai dengan

kebutuhan studi kelayakan sebagai syarat kerja sama dengan pemerintahn

daerah melalui UPT Parkir Dinas Perhubungan Kota Bandung.

I.8 Keluaran

Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan Studi Kelayakan dari rencana

pembangunan tempat parkir vertikal khusus sepeda motor (Compact

Motorcycle Storage) yaitu berupa dokumen yang berisi analisis manfaat,

biaya dan risiko dari pembangunan yang akan diusulkan dan langkah-

langkah antisipasi.

I.9 Komposisi Tim

No. Tenaga Ahli Kualifikasi Jumlah


1. Ahli Ekonomi Pendidikan S-2 1 Orang
2. Ahli Manajemen Bisnis Pendidikan S-2 1 Orang
3. Ahli Akutansi Pendidikan S-2 1 Orang
4. Ahli Hukum Pendidikan S-2 1 Orang
5. Ahli Kebijakan Publik Pendidikan S-2 1 Orang

10
I.10 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan penyusunan studi kelayakan ini yaitu _ (___) bulan

kerja yang terhitung sejak surat perintah kerja diterbitkan.

I.11 Kerahasiaan

Dalam pelaksanaan kegiatan Studi Kelayakan dari rencana pembangunan

tempat parkir vertikal khusus sepeda motor (Compact Motorcycle

Storage), maka kami dalam hal ini:

1. Menyadari hakekat kerahasiaan dari setiap data dan informasi yang

diperoleh dari pemberi pekerjaan dan pihak terkait;

2. Mempergunakan data/informasi yang diperoleh hanya untuk

kepentingan pekerjaan tersebut di atas;

3. Mematuhi dan menjaga data/informasi yang bersifat rahasia/terbatas

dari pihak-pihak yang tidak memiliki kewenangan mengakses atau

mengetahui data/informasi dimaksud sesuai dengan keperluan

tersebut di atas;

4. Menjaga informasi yang bersifat rahasia, antara lain meliputi

data/informasi dan data lainnya milik institusi yang berkaitan dengan

proses dan keperluan pemohon tersebut di atas dan tidak akan

menggunakannya untuk kepentingan pribadi atau golongan.

11
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TERM OF REFERENCE

2.1 Pemahaman Terhadap Pekerjaan

Dalam pembuatan dokumen Studi Kelayakan dari rencana pembangunan

tempat parkir vertikal khusus sepeda motor (Compact Motorcycle

Storage), penyedia jasa telah memahami secara mendalam mengenai

pelaksanaan pekerjaan, dimulai dengan latar belakang pekerjaan, maksud

dan tujuan pekerjaan, target dan sasaran yang harus dicapai dalam

pekerjaan, lingkup pekerjaan, keluaran yang dihasilkan, waktu

pelaksanaan pekerjaan, tenaga ahli yang dipersyaratkan dan pelaporan

hasil pekerjaan. Penyusunan Studi Kelayakan ini dilakukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan penawaran kerja sama yang akan

dilakukan kepada Pemerintah Kota Bandung melalui UPT Parkir Dinas

Perhubungan Kota Bandung. Studi kelayakan yang akan disusun

setidaknya harus memenuhi ketentuan yang telah tertuang dalam

peraturan perundang-undangan mengenai pelaksanaan kerja sama daerah

dengan pihak ketiga.

2.2 Pemahaman Terhadap Lingkup Pekerjaan

Penyedia jasa telah memahami lingkup pelaksanaan pekerjaan yang

tertuang dalam Term of Reference (TOR), yaitu melaksanakan pekerjaan

penyusunan Studi Kelayakan dari rencana pembangunan tempat parkir

vertikal khusus sepeda motor (Compact Motorcycle Storage), yang

sekurang-kurangnya memuat aspek-aspek kelayakan investasi dan

12
kelayakan bisnis dari rencana kerja sama yang akan diajukan kepada UPT

Parkir Dinas Perhubungan Kota Bandung.

BAB III TANGGAPAN TERHADAP TERM OF REFERENCE

3.1 Tanggapan Terhadap Pekerjaan

Berdasarkan pemahaman terhadap Term of Reference (TOR), maka

penyedia jasa memandang perlu untuk menyampaikan beberapa

tanggapan terhadap pekerjaan. Term of Reference (TOR) telah

memberikan petunjuk dan uraian tentang batasan dari pekerjaan ini

dengan cukup jelas dan rinci, sehingga penyedia jasa dapat menyajikan

dokumen usulan teknis, biaya dan administrasi dengan sebaik-baiknya.

Berdasarkan pemahaman terhadap Term of Reference (TOR), dokumen

13
studi kelayakan disusun untuk menggambarkan kelayakan investasi dan

kelayakan bisnis yang akan dilakukan PT. Soul Parking dalam

pembangunan tempat parkir vertikal khusus sepeda motor (Compact

Motorcycle Storage) yang akan dikerjasamakan dengan UPT Parkir Dinas

Perhubungan Kota Bandung. Penyedia jasa akan menyediakan fasilitas

pendukung peralatan, material, personil, dan fasilitas kerja yang

diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia jasa berusaha

mengoptimalkan tenaga ahli yang akan dikerahkan dalam pekerjaan ini

dengan mengupayakan pelaksanaan jadwal yang ketat sehingga pekerjaan

dapat diselesaikan tepat pada wakunya.

3.2 Tanggapan Terhadap Lingkup Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan ini akan meliputi lingkup pekerjaan dengan

jumlah waktu yang telah disediakan, maka penyedia jasa akan membuat

perencanaan kerja yang baik dalam penyediaan personil, material dan

pendukung peralatan pekerjaan. Selain itu penyedia jasa menggunakan

pendekatan dan strategi, serta metode dan teknik yang tepat dalam

pelaksanaan pekerjaan sehingga hasil pekerjaan dapat sesuai dengan

harapan pemberi pekerjaan sebagaimana tersusun dalam Term of

Reference (TOR) yang telah disampaikan.

14
BAB IV METODOLOGI DAN PENDEKATAN

4.1 Pendekatan dan Strategi

Dalam pelaksanaan penyusunan Studi Kelayakan rencana pembangunan

tempat parkir vertikal khusus sepeda motor (Compact Motorcycle

Storage) dilakukan dengan pendekatan aspek-aspek teknis, sosial budaya,

ekonomi dan finansial. Aspek teknis akan mempertimbangkan volume

parkir kendaraan, akumulasi parkir kendaraan, tingkat pergantian parkir,

kapasitas parkir, penyediaan ruang parkir, bangkitan perjalanan, serta tata

guna lahan. Selain itu aspek teknis akan menjelaskan keamanan dari

pembangunan bangunan untuk tempat parkir vertikal khusus sepeda

motor (Compact Motorcycle Storage). Aspek sosial budaya akan

menjelaskan mengenai keadilan dalam hal pelayanan publik dan hukum

terkait pemanfaatan aset dan pelaksanaan kerja sama. Aspek ekonomi dan

finansial akan menjelaskan kelayakan dari sudut pandang bisnis dengan

berbagai metode perhitungan keuangan.

15
4.2 Metode dan Teknik

Analisis studi kelayakan dari rencana pembangunan tempat parkir vertikal

khusus sepeda motor (Compact Motorcycle Storage) dapat menggunakan

beberapa metode penilaian. Penjelasan terkait uji kelayakan di bahas juga

dalam Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 4

Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah

Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2020 tentang Tata Cara

Kerja Sama Daerah dengan Daerah Lain dan Kerja sama Daerah

dengan Pihak Ketiga, yang paling sedikit memuat:

a. Latar belakang;

b. Dasar hukum;

c. Maksud dan tujuan;

d. Objek kerja sama;

e. Kegiatan yang akan dilaksanakan;

f. Jangka waktu;

g. Analisis manfaat dan biaya; dan

h. Kesimpulan dan rekomendasi.

Cara yang dilakukan dalam menganalisis kelayakan yaitu dapat

menggunakan beberapa metode penilaian atau kriteria proyek investasi

sebagai berikut:

1. Payback Period (PP)

16
Metode Payback Period merupakan metode penilaian investasi

yang menunjukkan berapa lama investasi dapat tertutup kembali

dari aliran kas bersihnya (Sjahrial, 2010).

2. Net Present Value (NPV)

Net Present Value merupakan suatu perhitungan yang didasarkan

atas selisih atas perhitungan PV (present value) penerimaan

dengan present value pengeluaran.

3. Annual Equivalent (AE);

Metode AE merupakan kebalikan dari metode NPV dimana cash

flow yang ditarik pada posisi present, dalam metode AE

didistribusikan secara merata pada setiap periode waktu sepanjang

umur investasi.

4. Internal Rate of Return (IRR);

Analisis Internal Rate of Return menghasilkan solusi berapa

tingkat suku bunga yang berlaku pada serangkaian arus kas masuk

dan arus kas keluar alternatif. Pada metode IRR yang akan dicari

adalah suku bunganya di saat NPV sama dengan nol.

5. Average Rate of Return (ARR)

Metode ARR merupakan cara mengukur rata-rata pengembalian

bunga dengan cara membandingkan antara rata-rata laba setelah

pajak (EAT) dengan rata-rata investasi (Kasmir, 2012).

6. Profitability Index (PI)

Metode Profitability Index merupakan metode yang memiliki

hasil keputusan sama dengan metode NPV maka akan diterima

17
pula jika dihitung menggunakan metode Profitability Index (PI)

(Martono dan Harjito, 2010).

Selain hal yang telah dijelaskan di atas, analisis kelayakan bisnis akan

juga disajikan dengan melakukan penelaahan dan analisis terhadap

prioritas pembangunan Kota Bandung di bidang perhubungan.

Pembangunan Kota Bandung yang mengacu pada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) merupakan acuan penyusunan Rencana

Strategis dari Dinas Perhubungan.

Kajian Studi kelayakan dari rencana pembangunan tempat parkir vertikal

khusus sepeda motor (Compact Motorcycle Storage) akan

mendeskripsikan aspek finansial dengan gambaran biaya atau cost yang

terdiri dari biaya modal, biaya tahunan, biaya yang masih diperlukan

sepanjang umur proyek yang terdiri dari: suku bunga; depresiasi, biaya

operasi dan pemeliharaan. Pendapatan atau manfaat dari pembangunan

tempat parkir vertikal khusus sepeda motor (Compact Motorcycle

Storage) akan memperhitungkan jumlah kendaraan atau demand pada

wilayah objek yang akan dikerjasamakan dengan mempertimbangkan

tarif parkir yang berlaku sesuai peraturan daerah yang berlaku. Selain itu,

resiko pembangunan tempat parkir vertikal khusus sepeda motor

(Compact Motorcycle Storage) mepertimbangkan:

a. Economic risk, resiko yang berkaitan dengan kondisi ekonomi.

Seperti penurunan nilai mata uang, terjadinya inflasi dan

sebagainya.

18
b. Legal risk, yaitu resiko yang berkaitan dengan hukum, karena pada

dasarnya proyek ini didasarkan pada sebuah perjanjian.

c. Construction risk, berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan,

apakah bangunan tersebut telah sesuai dengan standar bangunan

secara teknik. Bangunan akan diuji ketahanannya. Serta hal yang

berkaitan dengan lamanya waktu pembangunan.

d. Social risk, resiko yang berkaitan dengan kondisi sosial

kemasyarakatan. Apakah pada proyek tersebut mendapat dukungan

dari masyarakat ataupun sebaliknya.

e. Environtmental risk, yang berkaitan dengan lingkungan sekitar.

Setiap proyek pembangunan harus mempunyai kepedulian terhadap

lingkungan. Melakukan AMDAL (analisis mengenai dampak

lingkungan) dan ANDALALIN (analisis mengenai dampak lalu

lintas).

4.3 Program Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

Program Kerja dan Jadwal Kegiatan

Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan rancangan rencana
kerja
2. Pengumpulan data sekunder
3. Analisis data sekunder

4. Penyusunan laporan
pendahuluan
5. Penyerahan laporan
pendahuluan
6. Pengumpulan data primer

7. Penyusunan laporan antara

8. Penyerahan laporan antara

19
Minggu
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
9. Analisis data primer

10. Penyusunan laporan akhir dan


ringkasan eksekutif
11. Penyerahan laporan akhir dan
ringkasan eksekutif

4.4 Anggota Tim

4.4.1 Mobilisasi dan Jadwal Pelaksanaan

Mobilisasi dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

No Jumla Minggu
Tenaga Ahli 1 1 1
. h 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0 1 2

Ahli
1 1 Orang
Ekonomi
Ahli
2 Manajemen 1 Orang
Bisnis
Ahli
3 1 Orang
Akutansi

4 Ahli Hukum 1 Orang

Ahli
5 Kebijakan 1 Orang
Publik

4.4.2 Struktur Tim

Struktur Tim

No. Tenaga Ahli Bidang Jumlah


1 Tenaga Ahli - Pendidikan Ahli Ekonomi 1 Orang
S2
2 Tenaga Ahli - Pendidikan Ahli Manajemen Bisnis 1 Orang
S2
3 Tenaga Ahli - Pendidikan Ahli Akutansi 1 Orang
S2
4 Tenaga Ahli - Pendidikan Ahli Hukum 1 Orang
S2

20
No. Tenaga Ahli Bidang Jumlah
5 Tenaga Ahli - Pendidikan Ahli Kebijakan Publik 1 Orang
S2

4.5 Pelaporan

Pelaporan

Bentuk Isi Jumlah


Laporan BAB I Pendahuluan 1 Buah
Pendahuluan BAB II Tinjauan Teoritis
BAB III Metodologi dan Pendekatan
Laporan BAB I Pendahuluan 1 Buah
Akhir BAB II Tinjauan Teoritis
BAB III Metodologi dan Pendekatan
BAB IV Analisis
BAB V Simpulan dan Rekomendasi
CD RW Softcopy laporan pendahuluan dan laporan 1 Buah
akhir

4.6 Fasilitas Pendukung

Dalam mendukung pelaksanaan Studi Kelayakan dari rencana

pembangunan tempat parkir vertikal khusus sepeda motor (Compact

Motorcycle Storage), maka Kami menyediakan fasilitas pendukung

berupa peralatan, material, personil, dan fasilitas kerja sehingga

pelaksanaan kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan maksimal.

BAB V PENUTUP

Penyusunan dokumen Studi Kelayakan rencana pembangunan tempat parkir

vertikal khusus sepeda motor (Compact Motorcycle Storage) bertujuan untuk

menggambarkan kelayakan investasi dan bisnis yang memuat analisis manfaat

21
dan biaya sehingga dapat menguntungkan keduabelah pihak dalam rencana kerja

sama yang akan dilakukan antara PT. Soul Parking dengan Pemerintah Kota

Bandung melalui UPT Parkir Dinas Perhubungan Kota Bandung. Dokumen studi

kelayakan yang akan disusun akan mempertimbangkan aspek-aspek teknis,

sosial budaya dan finansial dari pembangunan tempat parkir vertikal khusus

sepeda motor (Compact Motorcycle Storage) di Kota Bandung yang diharapkan

dapat meningkatkan pelayanan publik khususnya dalam bidang perhubungan.

22

Anda mungkin juga menyukai