Proyek berlokasi pada Ruas Jalan Nasional dan Non nasional yang
menghubungkan daerah-daerah yang cukup potensial, sehingga diharapkan
setelah selesainya pembangunan jalan tersebut, secara tidak langsung dapat
mempercepat peningkatan kemajuan pada semua sektor kehidupan masyarakat
didaerah yang bersangkutan, sejalan dengan kemajuan/ perkembangan ekonomi
dan bidang lainnya di Wilayah Kerja BPJN Merauke, yaitu Kabupaten Asmat,
Bouvendigoel, Merauke dan Mappi. Untuk memenuhi hal tersebut, Satker
Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional Provinsi Papua (Merauke)
berupaya menyediakan Jasa layanan Konsultan dengan peran sebagai Core
Team Pengawasan dan Perencanaan Teknis.
Tugas dan wewenang serta tanggung jawab Core Team Pengawasan dan
Perencanaan Teknis tersebut, tercantum dalam dokumen ini.
III. SASARAN
Jasa Konsultan yang dimaksud dalam Kerangka Acuan Kerja ini, adalah untuk
pekerjaan Core Team Pengawasan dan Perencanaan Provinsi Papua (Merauke).
Sasaran pengadaan Jasa Konsultan ini yaitu untuk membantu Satker
merencanakan serta mengawasi pekerjaan dan menguji serta meneliti setiap
bahan yang dipakai atau mutu pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor, sehingga
hasil pekerjaannva memenuhi persyaratan kontrak dan dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
V. SUMBER PENDANAAN
Pagu dana yang diperlukan untuk melaksanakan Layanan Jasa Konsultansi
Core Team P2JN Provinsi Papua (Merauke) sebesar Rp. 6.113.965.000,00 (Enam
Milyar Seratus Tiga Belas Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Lima Ribu
Rupiah), sudah termasuk PPN 11%, dan dibiayai melalui APBN Tahun
Anggaran 2023. Dengan Rincian Dana untuk Coreteam Pengawasan Rp.
2.109.785.000,00 (Dua Milyar Seratus Sembilan Juta Tujuh Ratus Delapan
Puluh Lima Ribu Rupiah), dan Coreteam Perencanaan Rp. 4.004.180.000,00
(Empat Milyar Empat Juta Seratus Delapan Puluh Ribu Rupiah).
Dan Satuan Kerja PJN Wilayah II Merauke dan Satuan Kerja PJN Wilayah III Tanah
Merah Provinsi Papua selaku pengguna layanan jasa konsultansi, beserta Balai
Pelakasanaan Jalan Nasional Provinsi Papua (Merauke), Direktorat Jenderal Bina
Marga.
X. LINGKUP PEKERJAAN
A. Lingkup Jasa Konsultan Pengawasan
Lingkup Jasa Konsultan selaku Core Team mencakup pekerjaan pekerjaan,
antara lain sebagai berikut:
1. Membantu Satker P2JN dan Kepala/Pelaksana Kegiatan Satker P2JN
untuk melaksanakan tugasnya dalam memastikan bahwa pekerjaan-
pekerjaan konstruksi akan diselesaikan secara lengkap sesuai dengan
desain, spesifikasi teknis, kontrak dokumen lainnya dan standar- standar
lingkungan.
2. Membantu Satker P2JN dalam interpretasi dan aplikasi dari berbagai
macam aspek legal pada dokumen kontrak, khususnya klaim kontraktor
untuk perpanjangan waktu, pembayaran tambahan dan ketidak mampuan
kontraktor memenuhi kewajiban-kewajiban kontrak.
3. Menyediakan petunjuk dan arahan pada konsultan perencanaan
dan konsultan supervisi lapangan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dan
melaksanakan seluruh supervisi teknis dari pekerjaan tersebut.
4. Mengawasi kerja Team Supervisi Lapangan dalam melaksanakan
penyelidikan lapangan tambahan dan desain detail untuk pemeliharaan
berkala, pembangunan jalan dan penggantian jembatan yang dibutuhkan
selama pelaksanaan Satker dan memastikan bahwa pekerjaan-pekerjaan
tersebut diselesaikan pada tahap permulaan pada setiap kontrak.
5. Mengkaji perubahan dalam disain awal, jika ada, yang diajukan oleh
Team Supervisi Lapangan dan memberikan rekomendasi sesuai kebutuhan
dan keperluannya sebelum disampaikan pada Satker P2JN untuk disetujui.
6. Menyiapkan prosedur supervisi untuk menjamin bahwa pekerjaan
dilaksanakan sesuai disain dan spesifikasi yang disetujui.
7. Memeriksa dan memberikan rekomendasi teknis atas proses dan produk
perencanaan serta laporan-laporan yang diterbitkan oleh baik konsultan
perencana maupun konsultan pengawas.
8. Memberikan masukan-masukan teknis kapada Satker P2JN berupa
standar- standar dan prosedur teknis serta spesifikasi teknis pekerjaan.
9. Mengkaji proposal-proposal dari Kepala/Pelaksana Kegiatan Satker
sehubungan dengan ‘change order’ dan adendum pada kontrak dan
memberikan advis pada Satker P2JN.
10. Melaksanakan pemeriksaan acak dan independen selama inspeksi lapangan
terhadap pengukuran jumlah dan perhitungan yang telah dilaksanakan dan
dicatat untuk kebutuhan pembayaran, dengan tujuan untuk memastikan bahwa
pengukuran dan perhitungan dilaksanakan secara benar dengan cara dan
frekuensi yang disebutkan dalam dokumen kontrak.
11. Mengkompilasi dan mengkaji ulang seluruh data kontrol kualitas sehari-hari
yang didapat dari lapangan dan memverifikasi keakuratan data tersebut
dengan pengecekan independen dimana dianggap perlu.
12. Memberikan catatan pada Satker P2JN mengenai setiap kekurangan baik
kualitas maupun kuantitas material dan kesesuain setiap pekerjaan terhadap
standar kualitas serta spesifikasi teknis.
13. Mengkaji disain campuran aspal, campuran beton, pondasi stabilisasi semen
dari kontraktor untuk menjamin bahwa campuran yang dihasilkan mempunyai
kualitas yang konsisten dan sesuai spesifikasi.
14. Menyelidiki masalah-masalah konstruksi khusus atau keterlambatan yang
dilaporkan oleh Team Supervisi Lapangan dan merekomendasikan tindakan
untuk mengatasi masalah tersebut serta untuk menghindari keterlambatan.
15. Mengkompilasi laporan kemajuan bulanan dari seluruh kegiatan Satker yang
bersumber dari laporan-laporan Team Supervisi Lapangan dan sesuai
dengan peninjauan lapangan yang dilaksanakan oleh konsultan Core Team.
16. Melaksanakan tinjauan periodik terhadap pekerjaan konstruksi dan
memberikan rekomendasi pada Satker P2JN perihal keterlambatan serta
tindakan perbaikan yang harus dianjurkan
17. Mengkompilasi laporan-laporan lengkap pada setiap paket kontrak pekerjaan
pemeliharaan berkala, pembangunan jalan dan penggantian jembatan dan
membantu Satker P2JN dalam mempersiapkan Laporan Akhir Satker.
18. Menyusun sistem pelaporan pelaksanaan kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan pengawasan yang efektif dan efisien dengan memperhatikan
kondisi geografis dan kemampuan SDM yang ada.
19. Memperkenalkan sistem mutu dalam pekerjaan prasarana jalan dan jembatan
dan memberikan rekomendasi penetapan Pilot Project Penetapan Sistem
Mutu pada tahun anggaran berikutnya.
20. Memfasilitasi pelaksanaan pelatihan manajemen Satker termasuk
kemungkinan pengadaan PIP secara swadana dengan melibatkan Pusdiklat.
21. Memfasilitasi pengembangan sistem informasi manajemen sebagai alat bantu
perencanaan dan pengendalian kegiatan pengawasan Satker yang berada
dibawah kewenangan Satker P2JN.
B. Lingkup Jasa Konsultan Perencanaan
Lingkup Jasa Konsultan Core Team Desain mencakup pekerjaan-pekerjaan,
antara lain sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) Core Team
sesuai dokumen kontrak pekerjaan konstruksi.
2) Membantu Satker P2JN dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan perencanaan teknis serta pemeriksaan mutu perencanaan;
3) Membantu Satker P2JN dalam pelaksanaan perencanaan teknis
lainnya jika diminta termasuk memeriksa dan verifikasi hasil
perencanaan teknis (DED) tahun-tahun sebelumnya (stock design);
4) Membantu Satker P2JN dalam pelaksanaan perencanaan teknis
yang disertai dengan koordinat yang terikat ke Bench Mark (Titik Kontrol)
yang dimiliki BPN ataupun BIG terkait peta topografi dalam DED dan titik titik
investigasi / pengujian.
5) Memberi bantuan teknis kepada Satker P2JN dalam pelaksanaan tugas-
tugas lainnya sesuai dengan fungsinya (termasuk verifikator DAK, dsb);
6) Melaksanakan koordinasi dengan Konsultan Manajemen Proyek
(KMP) pada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Papua (Merauke) dan
konsultan manajemen pusat (jika ada);
7) Merencanakan dan melaksanakan proses dan pelaksanaan kegiatan
secara terkendali yang meliputi:
a. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam rencana mutu unit kerja atau rencana mutu
pelaksanaan kegiatan atau rencana mutu kontrak.
b. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan informasi yang
menggambarkan karakteristik kegiatan dan ketersediaan dokumen
kegiatan.
c. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan sumber daya yang
diperlukan dalam proses kegiatan.
d. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran pelaksanaan serta
mekanisme proses penyerahan dan pasca penyerahan hasil pekerjaan.
8) Monitoring dan pengendalian mutu hasil pekerjaan, agar semua hasil
kegiatan yang diserahkan dapat memenuhi persyaratan kriteria penerimaan
pekerjaan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan monitoring
antara lain:
a. Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan, harus menetapkan
metode yang tepat untuk monitoring dan pengukuran hasil pekerjaan
dari setiap tahapan pekerjaan.
b. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara memverifikasi bahwa
persyaratan telah dipenuhi.
c. Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan pada tahapan yang
sesuai berdasarkan pengaturan yang telah direncanakan.
d. Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil kegiatan harus dipelihara
ke dalam pengendalian rekaman/bukti kerja.
9) Mengumpulkan dan menganalisis data yang sesuai dan memadai untuk
memperagakan kesesuaian dan keefektifan. Analisis data bertujuan untuk
mengevaluasi dimana dapat dilaksanakan perbaikan berkesinambungan
dan analisis harus didasarkan pada data yang dihasilkan dari kegiatan
monitoring dan pengukuran atau dari sumber terkait lainnya. Hasil analisis
harus berkaitan dengan manfaat hasil pekerjaan, kesesuaian terhadap
persyaratan hasil pekerjaan dan karakteristik dari proses-proses kegiatan
termasuk peluang untuk tindakan pencegahan. Sedangkan pengendalian
hasil pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan harus
diidentifikasi dan dipisahkan dari hasil pekerjaan yang sesuai untuk
mencegah penggunaan yang tidak terkendali. Tindakan yang harus
dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan antara lain:
a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan, harus memastikan bahwa hasil
dari setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan
diidentifikasi dan dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang
berhubungan dengan tahapan sebelumnya.
b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus
diatur dalam prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang
merupakan bagian dari prosedur mutu.
c. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus mencakup:
- Penetapan personil yang kompeten dan memiliki kewenangan untuk
menetapkan ketidaksesuaian hasil pekerjaan untuk setiap tahapan.
- Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai termasuk
tata cara pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai.
- Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian dengan
persyaratan yang ditetapkan.
d. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan
mengesahkan penggunaan dan penerimaannya berdasarkan konsensi
oleh pengguna atau pemanfaat hasil pekerjaan.
XI. KELUARAN
1. Hasil advice dan pemantauan pengawasan (summary) pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, lengkap tag lokasi disertai kemajuan pelaksaan
pekerjaan fisik perbulan tiap output tiap STA;
2. Hasil advice dan pemantauan perencanaan teknis;
3. Simplified design lengkap dengan EE dan Dokumen teknis lainnya;
4. Peta lokasi perencanaan dan pengawasan, perencanaan teknis, dan
simplified design;
XVI. PERSONIL
Personil yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini mengacu kepada
Tabel 1,
Team Leader adalah seorang Sarjana Strata Dua (S-2) atau yang lebih tinggi
dibidang Teknik Sipil/Jalan Raya dari suatu perguruan tinggi negeri, perguruan
tinggi swasta yang telah disamakan atau perguruan tinggi internasional yang
diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah lulus
ujian yang diselenggarakan oleh Negara. Team Leader disyaratkan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan selama minimal 4 (Empat) tahun
sejak kelulusannya dalam bidang yang berkaitan dengan perencanaan jalan
dan jembatan, serta memiliki pengalaman dalam pekerjaan konsultansi dengan
fungsi sejenis dengan fungsi Core Team. Diwajibkan telah mengikuti pelatihan
tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dan mempunyai sertifikat keahlian
Perencanaan Jalan dan Jembatan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait
dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK) dengan
klasifikasi SKA AHLI UTAMA Jalan dan Ahli Jembatan MADYA. Dia juga harus
memiliki keahlian khusus dalam pengadaan kontrak, administrasi kontrak
serta manajemen kontrak untuk pekerjaan sipil. Dia harus secara baik
memahami standar dan prosedur rekayasa serta standar dokumen kontrak yang
diadopsi oleh Satker P2JN.
Tugas - tugas Team Leader akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal - hal
yang tersebut di bawah ini:
(a). Menjamin berjalannya dengan baik keseluruhan aktivitas koordinasi dan
implementasi jasa konsultansi yang mengacu pada Kerangka Acuan.
(b). Membantu Satker P2JN dalam pengawasan dan perencanaan, monitoring
pelaksanaan konstruksi baik dari segi kemajuan pekerjaan maupun mutu.
(c). Membangun hubungan dan kerjasama dengan unit-unit kerja di Pemerintah
Daerah Provinsi Papua (Merauke) serta organisasi- organisasi non pemerintah
yang terkait dengan pekerjaan jalan dan jembatan.
(d). Menetapkan prosedur kerja baik internal konsultan maupun eksternal dengan
unit-unit kerja terkait lain serta Satker P2JN.
(e). Menetapkan kebijakan teknik dan manajemen kontrak yang akan
direkomendasikan kepada Satker P2JN untuk diterapkan dalam rangka
menunjang keberhasilan pelaksanaan Satker fisik.
(f). Mengidentifikasi potensi masalah lingkungan hidup baik fisik maupun non fisik
yang mungkin timbul yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur jalan
dan jembatan yang akan dilakukan, dan mengusulkan kepada Kepala Satker
P2JN kegiatan yang diperlukan untuk mengatasi dampak yang mungkin
ditimbulkan.
(g). Melakukan tugas-tugas pengendalian internal dan membantu Tugas-tugas dan
fungsi-fungsi lainnya dari Satker P2JN, PPK Perencanaan dan PPK
Pengawasan.
Tugas-tugas Bridge Engineer akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-
hal yang tersebut di bawah ini:
1) Mengendalikan Pelaksanaan Supervisi dan memberikan petunjuk
dalam proses pengawasan oleh konsultan pengawasan.
2) Memeriksa dan menganalisa semua hasil proses pengawasan oleh
konsultan pengawasan jalan sehingga diperoleh data dan
pelaporan yang sesuai aturan/ Spesifikasi Umum Bina Marga yang
berlaku, format pelaporan terbaru dan dapat dipertanggungjawabkan.
3) Melakukan analisa pemilihan kebijakan teknologi jembatan yang akan
diterapkan yang berkaitan dengan Pelaksanaan Pembangunan
Jembatan.
4) Membantu menyiapkan petunjuk dan arahan teknis menyangkut
pelaksanaan pembangunan Jembatan pada konsultan pengawasan.
5) Dalam melaksanakan tugas, Bridge Engineer bertanggung jawab
kepada Team Leader.
6) Memeriksa Pekerjaan yang berhubungan dengan bidangnya,
membantu Tupoksi PPK dan Satker P2JN Provinsi Papua (Merauke).
Tugas - tugas Ahli Material dan Bahan Jalan akan meliputi, namun tidak
terbatas pada hal - hal yang tersebut di bawah ini:
1) Melakukan pemeriksaan hasil pengumpulan data lapangan serta
evaluasi atas analisa data lapangan terkait material dan bahan sesuai
dengan Spesifikasi Umum Bina Marga yang berlaku dan terbaru.
2) Melaksanakan evaluasi hasil-hasil perhitungan dan gambar- gambar,
terkait material dan bahan sesuai dengan Spesifikasi Umum Bina Marga
yang berlaku dan terbaru.
3) Melakukan analisa pemilihan kebijakan teknologi jalan raya terkait
material dan bahan yang akan diterapkan yang akan digunakan untuk
konstruksi jalan dan jembatan, serta drainase jalan.
4) Mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin timbul yang berkaitan
terkait material dan bahan, serta drainase jalan dan menyiapkan konsep
penanganannya.
5) Membantu menyiapkan petunjuk dan arahan teknis terkait material dan
bahan konstruksi jalan dan jembatan, serta drainase jalan pada
konsultan pengawas lapangan.
6) Memeriksa Pekerjaan yang berhubungan dengan bidangnya, membantu
Tupoksi PPK dan Satker P2JN Provinsi Papua (Merauke).
3. Tenaga Ahli Core Team Desain/ Perencanaan
Tugas - tugas Ahli Dokumen dan EE, namun tidak terbatas pada
hal-hal yang tersebut di bawah ini:
1) Melaksanakan kegiatan yang mencakup pengumpulan data harga
satuan bahan dan upah.
2) Membantu Satker P2JN dalam mensosialisasikan aturan – aturan
terbaru terkait perubahan spesifikasi dan dokumen lelang.
3) Membantu Satker P2JN dalam memeriksa perhitungan analisa
harga satuan dan kuantitas pekerjaan yang dibuat konsultan
perencana.
4) Melakukan Perhitungan analisa harga satuan dan kuantitas
pekerjaan terhadap pekerjaan simplified design (jika diperlukan).
5) Membuat laporan hasil perhitungan analisa harga satuan dan
kuantitas pekerjaan yang dibuat konsultan perencana.
6) Memeriksa Pekerjaan yang berhubungan dengan bidangnya,
membantu Tupoksi PPK dan Satker P2JN Provinsi Papua
(Merauke).
BULAN KE -
No KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
6 PELAKSANAAN
7 PEMBUATAN
PEKERJAAN
LAPORAN PELAKSANAAN
Laporan Bulanan
8 PELAKSANAAN MONITORING
Laporan Triwulan
Laporan Khusus, Perencanaan, Sammury Report
Laporan Akhir
9 DEMOBILISASI
XIX. LAPORAN
Setiap isi laporan harus jelas dan dapat dibaca serta disusun dalam bahasa
Indonesia dengan tata bahasa yang baik dan benar. Ukuran kertas masing
- masing laporan adalah A4 (210 x 297 mm), 70 gram, seluruh dokumen
dibuat sebanyak 4 (empat) rangkap / buku diserahkan kepada:
1. Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Merauke c.q Kepala
Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan dan Preservasi Jalan dan
Jembatan;
2. Kepala Seksi Keterpaduan Perencanaan Jalan dan Jembatan BPJN
Merauke;
3. Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional
Provinsi Papua (Merauke) c.q PPK Pengawasan;
4. PPK Perencanaan Satker P2JN Provinsi Papua (Merauke);
B. Laporan Pendahuluan
Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah SPMK, Konsultan harus
menyerahkan 4 (empat) rangkap / buku laporan Pendahuluan yang
isinya melaporkan mengenai jadwal rencana kerja dan tahapan
pelaksanaan pekerjaan secara lengkap dan terperinci termasuk
kuantitas masing- masing pekerjaan serta personil-personil pendukung
Konsultan yang telah disetujui aktif di lapangan.
C. Laporan Bulanan
Pada setiap akhir bulan kalender kecuali pada saat harus membuat
laporan kemajuan triwulan, konsultan harus membuat kemajuan
laporan bulanan sebanyak 4 (empat) rangkap/buku setiap paket proyek.
Laporan ini merupakan laporan singkat mengenai kemajuan kegiatan
Kontraktor, keadaan cuaca, juga permasalahan yang dialami oleh
kontraktor/konsultan bila ada (menyangkut administrasi, teknik atau
keuangan) dan memberikan rekomendasi atau saran-saran bagaimana
menanggulangi/menyelesaikan permasalahan tersebut.
Jadwal pengiriman ini diatur sebagai berikut:
a. Ringkasan kemajuan bulanan (progress summary) paling lambat
setiap tanggal 5 (lima) pada bulan berikutnya. Pengiriman dapat
dilakukan melalui Pengiriman ekspedisi ditujukan kepada:
1) Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Papua
(Merauke) Cq. Kepala Seksi Preservasi Cq. Konsultan
Manajemen Proyek (KMP),
2) Kepala Seksi Keterpaduan Pelaksanaan infrastruktur Jalan
(KPIJ) BPJN Merauke,
3) Kepala Satuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan Jalan
Nasional (P2JN) Provinsi Papua (Merauke) Cq. PPK
Pengawasan,
4) Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan Satker P2JN
Provinsi Papua (Merauke)
b. Buku laporan kemajuan bulanan paling lambat setiap tanggal 5 (lima)
pada bulan berikutnya. Konsultan menyerahkan 4 (empat)
rangkap/ buku laporan Bulanan.
D. Laporan Triwulan
Laporan ini dibuat secara berkala setiap akhir triwulan sebanyak 4
(empat) rangkap/ buku. Isi laporan ini lebih lengkap dari laporan
kemajuan bulanan karena termasuk ringkasan atau risalah mengenai
variasi dan perintah perubahan (change order) kontrak bila ada, risalah
hasil pengendalian mutu, status tuntutan-tuntutan kontraktor dan hal-hal
lain yang menyangkut isi kontrak pada periode laporan yang
bersangkutan. Jadwal penerimaan dan cara pengiriman laporan triwulan
ini, sama dengan untuk laporan kemajuan bulanan seperti tersebut
pada bagian C di atas.
E. Laporan Khusus(Teknis)
Laporan ini memuat laporan pendukung DED/simplified Design dan EE, Laporan
khusus memuat rencana manajemen lingkungan serta rencana keselamatan dan
kesehatan kerja, juga memuat konsep rencana keselamatan jalan (Road Safety
Planning) berupa langkah dan tindakan yang perlu diambil guna mereduksi
kecelakaan lalu lintas dan mengakomodir kesalahan dari pengguna atas hasil
inventarisasi dan identifikasi lokasi-lokasi yang rawan kecelakaan, Justifikasi
Teknis penilaian seluruh aspek keselamatan jalan dengan memberikan
rekomendasi hal-hal pengamanan jalan yang harus dimasukkan ke dalam desain
untuk menjaga/ menghindarkan dan mereduksi kemungkinan terjadinya
kecelakaan lalu lintas.
Laporan khusus ditulis dalam Bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh
pemberi tugas dengan ukuran kertas format A4 dan diserahkan kepada pemberi
tugas, setelah dilakukan asistensi dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya pada minggu ke-4 (empat) bulan ke-
4 (empat) setelah diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 4 (empat) buku
laporan.
F. Executive Summary
Laporan ini merupakan ringkasan atau sari dari laporan akhir yang dibahas secara
ringkas. Mengingat lingkup peruntukan laporan, maka penyajian laporan harus
dapat menjelaskan pokok-pokok kesimpulan dan saran dari perencanaan jalan,
dilengkapi dengan gambar dan tabel yang relevan.
Executive summary ditulis dalam Bahasa Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh
pemberi tugas dengan ukuran kertas format A4 dan diserahkan kepada pemberi
tugas, setelah dilakukan asistensi dan disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya pada minggu ke-4 (empat) bulan ke-
4 (empat) setelah diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 4 (empat) buku
laporan.
I. Laporan Akhir
Pada akhir masa layanan Jasa, konsultan harus menyerahkan laporan akhir
sebanyak 4 (empat) rangkap bersama-sama dengan Gambar Sebenarnya
Terbangun/Terpasang (as built drawing) dan dilengkapi dengan foto dokumentasi
proyek. Isi lapoaran akhir sacara garis besarnya harus menceritakan secara
ringkas dan jelas mengenai metode pelaksanaan konstruksi, realisasi biaya
proyek dan perubahan-perubahan kontrak yang terjadi, lokasi- lokasi sumber
material dan hasil pengujian mutu pekerjaan, personil konsultan dan kontraktor
yang terlibat, pelaksanaan pengwasan konstruksi yang telah dilaksanakan,
rekomendasi tentang cara pemeliharaan dikemudian hari, segala permasalahan
yang kemungkinan besar akan timbul pada pekerjaan yang baru saja
dilaksanakan, dan saran-saran tentang perbaikan yang perlu dilakukan pada
proyek-proyek berikutnya untuk pekerjaan yang serupa/sejenis yang akan
ditangani.