Anda di halaman 1dari 31

SPESIFIKASI TEKNIS

PAKET PEKERJAAN PEMBANGUNAN TROTOAR

I. INFORMASI UMUM
a. Umum

Persyaratan teknis ini merupakan aturan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Secara umum persyaratan ini bisa ditetapkan dan
merupakan kesatuan dengan Persyaratan Teknis Khusus serta bersama sama dengan
dokumen lainnya merupakan Persyaratan Teknis Pelaksanaa Pekerjaan.

Pekerjaan yang dicakup dalam spesifikasi teknis ini berupa Pekerjaan Pembangunani
Trotoar, Spesifikasi ini juga mengharuskan penyedia jasa untuk melakukan pematokan
dan survey lapangan yang cukup detail berdasarkan gambar selama periode mobilisasi.
Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja ( shop drawings ) untuk diperiksa dan
disetujui oleh pengawas pekerjaan.

Penyedia jasa harus melaksanakan semua pekerjaan yang tercakup dalam kontrak dan
memperbaikik cacat mutu sebelum masa kontrak berakhir.
Analisa Harga Satua Pekerjaan penawaran yang diajukan penyedia harus mengacu
kepada Analisa yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa..

b. Data dan Ketentuan Paket Pekerjaan

1.
Instansi : Dinas PUPR Kota Padang
2.
Nama PA : Ir. TRI HADIYANTO
3.
Nama PPK : HARISMAN, ST, MT
4.
Unit Kerja : Bidang Penyelenggaraan Jalan
5.
Alamat : Jl. Ujung Gurun No. 2 Padang
6.
Program : Pogram Penyelenggaraan Jalan
7.
Kegiatan : Penyelenggaraan Jalan Kabupaten / Kota
8.
Sub Kegiatan : Pembangunan Jalan
9.
Pekerjaan : Pembangunan Trotoar
10.
Lokasi Pekerjaan : Jl. Khatib Sulaiman
11.
Sumber Dana : APBD Kota Padang
12.
Tahun Anggaran : 2023
13.
Pagu Anggaran : Rp. 1.000.000.000,-
14.
Waktu Pelaksanaan : 90 ( Sembilan puluh ) hari Kalender
15.
Jenis Kontrak : Jenis Kontrak yang akan digunakan untuk
Pekerjaan ini adalah Kontrak Harga Satuan

Spesifikasi Teknis dan Gambar 1


16.
Persyaratan Penyadia : Badan Usaha yang memiliki Izin Usaha di
Bidang Jasa Konstruksi dan SBU; SI003
(PermenPUPR 19/2014) atau BS001
(PermenPUPR 8/2022), yang masih berlaku.

17. Ruang Lingkup :

Spesifikasi Teknis dan Gambar 2


18. Lainnya : a. Biaya tidak langsung dihitung sebesar 10% (sepuluh
persen) hingga 15% (lima persen) dari biaya
langsung, biaya tidak langsung merupakan jumlah
biaya umum dan keuntungan antara lain :
- Biaya Umum = 8.72 % dari Nilai Pekerjaan
( Sesuai yg tercantum dalam Analisa Pekerjaan )
- Keuntungan = tergantung Rekanan.
b. Komponen harga satuan upah pekerja/buruh
mengacu pada UMP Provinsi Sumatera Barat Tahun
2023 (SK Gubernur Nomor : 562-863-2022 Tentang
Upah Minimum Provinsi Sumatera Barat dan SK
Walikota Padang Nomor 669 Tahun 2022 tentang
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum,
Struktur Upah dan Biaya TIdak Langsung Minimum
dalam Pengadaan Konstruksi Pemerintah Kota
Padang Tahun Anggaran 2023.
c. Biaya Penyelenggaran SMK3 Konstruksi termasuk
komponen biaya yang dihitung dalam evaluasi
kewajaran harga dengan ketentuan :
- Gaji Petugas K3 Konstruksi mengacu kepada
UMP Provinsi Sumatera Barat Tahun 2023 , dan

Spesifikasi Teknis dan Gambar 3


apabila yang disyaratkan adalah Ahli K3
Konstruksi maka sesuai remunerasi tenaga ahli
(KEPMEN PUPR NOMOR : 524/KTPS/M/2022)
- BPJS Ketenagakerjaan sesuai ketentuan
perundang-undangan.

d. Analisa Pekerjaan yang dipakai adalah Analisa


Pekerjaan yang diberikan oleh PPK.
e. Penyediaan bahan material oleh penyedia ataupun
dukungan dari supplier material harus sesuai dengan
ketentuan peraturan yang berlaku.
f. Harga material/bahan telah memperhitungkan
semua unsur biaya, antara lain biaya pengiriman,
bea, retribusi, dan pajak sampai pada lokasi
pekerjaan;
g. Surat Jaminan terhadap konsistensi jenis
material/barang/bahan serta kemampuan untuk
menyediakan material sesuai jadwal yang telah
ditetapkan dari pabrikan/produsen/agen/distributor
dilengkapi dengan daftar harga sesuai harga pasar
yang wajar dan memperhatikan persainan usaha
yang sehat dengan masa berlaku penawaran harga
minimal 90 ( Sembilan puluh ) hari kalender untuk
Material Batu Andesit, Aspal dan Beton Ready Mix
fc' = 21,7 MPa/K-250.
h. Surat Pernyataan, yang memuat:
a. Bebas temuan atau lunas temuan di semua Inst
ansi Pemerintah Kota Padang s/d TA 2021.
b. Tidak pernah mengalami keterlambatan pelaks
anaan pekerjaan sampai dengan terselenggara
nya Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show C
ause Meeting/SCM) Tahap III dan diberlakukan
nya denda keterlambatan akibat kelalaian Peny
edia Jasa tersebut dalam kurun waktu 2(dua) ta
hun terakhir (TA 2021 dan 2022).
i. Ambang Batas TKDN : 64,09 %

II. SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI

No. Bahan/Barang Spesifikasi


1 Air  Air tawar yang bersih.
 Tidak mengandung lumpur.
 Memenuhi ketentuan SNI 01-0220-1987.
2 Bekisting  Plywood 9 mm.
 Balok Kayu Kelas II uk. 5/7, 6/9, 6/12.
3 Semen PC  Semen PCC.
 Masih dalam kantong utuh atau baru.
 Merk : PT. Semen Padang
4 Pasir Pasang  Harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung
lumpur dan tanah liat atau kotoran lain yang merusak.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 4


No. Bahan/Barang Spesifikasi
 Kadar lumpur < 3 %
 Memenuhi SNI 8323:2016.
5 Pasir Beton  Tidak boleh mengandung bahan-bahan anorganik, asam,
garam, alkali dan bahan-bahan lain yang merusak.
 Memiliki tekstur yang keras dan tajam.
 Memenuhi ketentuan SNI 8321:2016.
6 Kawat Beton  Dia. minimal 1 mm.
 Terbuat dari baja lunak.
 Tidak mengandung unsur seng.
7 Agregat Halus (Pasir)  Kadar Lumpur tidak boleh melebihi 5 %.
 Sisa diatas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat.
 Sisa diatas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat.
 Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk
semua mutu beton.
 SNI 03-2461-1991/2002 dan PBI-1971.
8 Agregat Kasar  Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%.
 Dapat berupa kerikil atau batu pecah.
 Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat.
 Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98%
berat.
 SNI 03-2461-1991/2002 dan PBI-1971.
9 Besi Beton  D ≤ 10 fy ≥ 240 Mpa. Besi polos (BJTP 24).
 SNI 2847-2019.
 Merk : PT. Krakatau Steel, PT. Gunung Garuda, PT. Delco
Prima, PT. Hanil Jaya Steel.
10 Material trotoar  Ubin Pemandu Uk. 30x30x4 cm
 Merk : Cisangkan
 Motif/warna ditentukan kemudian sesuai persetujuan PPK
11 Beton Ready Mix  fc' = 21,7 MPa/K-250

12 Batu Alam  Batu Alam Andesit Uk. 30x30 tebal 18 – 20 mm


 Pabrikasi
13 Kanstain  Kereb Pracetak Jenis 3 (Kerb Berparit/ Gutter) Tipe L
 Kereb Pracetak Jenis 2 (Penghalang/ Barrier) Tipe I
 Kereb Pracetak Jenis 2 (penghalang/ Barrier) Tipe I (L=20
cm)
 Kereb Pracetak Jenis 1 (Peninggi/ Mountable) Pengunci Ram
 SNI
14 Cat  Cat Dasar untuk Tembok
 Cat Minyak, Merk Avian/ / Platone/ Propan
 Warna ditentukan kemudian sesuai persetujuan PPK.
15 Bangku Pedestrian  Besi Holow 100.50.2
 Besi Holow 40.40.2
 Pipa Hitam dia. 2 inch x2
 SNI
16 Pipa Stainless Steel 304  Dia. 4”
 Dia. 2.5”
 SNI
17 Pipa PVC  Tipe AW Dia. 6”
 Tipe AW Dia. 1.5”
 Pipa PVC, Merk Rucika/ Vinilion/Pralon
18 Komponen Mekanikal Elektrikal  Lampu, Merk Philips/ Osram.
 Pipa PVC, Merk Rucika/ Vinilion.
 Kabel, Merk Kabelindo/ Kabelmetal/ Supreme
 Tiang Lampu Taman Finishing Cat Anti Karat.

III. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN

Spesifikasi Teknis dan Gambar 5


Peralatan minimum yang harus dimiliki untuk melaksanakan pekerjaan adalah sebagai
berikut.

No. Jenis Alat Kapasitas Minimal Jumlah

A Persyaratan Peralatan Utama untuk Tender Pekerjaan

1 Excavator 0,9 M3 1 Unit

2 Dump Truck 7 M3 1 Unit

3 Mobil Pick Up 1.5 – 2 M3 1 Unit

4 Concrete Mixer 0.5 M3 1 Unit

5 Stamper - 1 Unit

6 Concrete Vibrator - 1 Unit

IV. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI

Personil inti yang harus dimiliki untuk melaksanakan pekerjaan adalah sebagai berikut:

Sertifikat Kompetensi Pengalaman


No Personil/ Jabatan Jumlah
Kerja Minimal

SKT Pelaksana Lapangan


Pek. Jalan (TS.028)/SKT
1. Pelaksana 1 Tahun 1 Org
Pelaksanan Pek. Jalan
( TS.045)

Petugas K3 Sertifikat Petugas K3


2. - 1 Org
Konstruksi Konstruksi

Personil Pendukung

V. SPESIFIKASI METODE PELAKSANAAN PEKEJAAN Pengalaman


No Personil/ Jabatan Pendidikan Minimal Jumlah
Minimal

1. Drafter SMK 1 Tahun 1 Org


Juru Ukur / SMK
2. 1 Tahun 1 Org
Quantity Surveyor
Administrasi dan SMK/SMA 1 Org
3. 1 Tahun
Keuangan
Operator SMK/SMA 1 Org
4. 1 Tahun
Komputer
1. Identifikasi bahaya harus dilakukan pada setiap metode konstruksi/ metode
pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis yang ditetapkan harus dipenuhi
oleh penyedia untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan;
2. Metode pelaksanaan harus disusun secara logis, realistik & dapat dilaksanakan
dengan menggunakan peralatan, perkakas, material & konstruksi sementara, yang
sesuai dengan kondisi lokasi/ tanah/ cuaca dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan
operator yang terlatih;
3. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan
menggunakan metoda pelaksanaan dapat meliputi penggunaan alat utama, alat

Spesifikasi Teknis dan Gambar 6


bantu, perkakas serta material dan konstruksi sementara dengan urutan kerja yang
sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat
melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan konstruksi
dan kecelakaan kerja;
4. Setiap metode pelaksanaan/konstruksi yang diusulkan oleh penyedia, harus
diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan efisiensi biayanya. Jika
semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material, urutan kerja dan
kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan dapat
menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator,
maka metode pelaksanaan dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan
prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
5. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya
dan risiko tinggi dan sedang, harus dilengkapi dengan metode kerja, yang selamat
dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan
perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi,
serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan
agar pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah
berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus
menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;
6. Setiap metoda kerja dan/atau metoda pelaksanaan harus melalui analisis &
perhitungan yang diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-
jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan
analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang independen.
PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. SARANA DAN CARA KERJA


a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat
pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan
memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis
pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan
aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan yang diperlukan
untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta
pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan dan
Direksi Pekerjaan sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Pengawas Lapangan setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 7


i. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan
pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan
konstruksi.
j. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa
kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.
2. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN
a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan
dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah
mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana
belum menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana
harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu
pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN
a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain
dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di
Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan
contoh bahan yang akan digunakan kepada Pengawas Lapangan yang akan
diajukan User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-
bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan
ditolak oleh Pengawas Lapangan tidak boleh digunakan dan harus segera
dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Pengawas Lapangan ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Pengawas Lapangan memerintahkan untuk
membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Pengawas
Lapangan berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke
Laboratorium Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum
ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan
untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya
bahan-bahan dari kerusakan.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 8


f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan
langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen
konstruksi di belakang.
4. DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Addendum yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa
pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak
lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara
RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya,
Kontraktor wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas
Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka
gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang
jelas akan menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus
mendapatkan keputusan Pengawas Lapangan lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali
bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Pengawas
Lapangan.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap
sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan.
c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan
pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur
bangunan, maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran
terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Pengawas
Lapangan tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

A. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN


1. SITUASI/LOKASI
a. Lokasi pekerjaan adalah pada lahan sekitar Jalan yang ditentukan dalam gambar
rencana. Lokasi pekerjaan akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana
keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan
penelitian dengan seksama mengenai keadaan tanah di lokasi proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan klaim/tuntutan.
2. AIR DAN DAYA

Spesifikasi Teknis dan Gambar 9


a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-
zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin.
b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik (bila diperlukan) atas tanggungan/biaya
sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta
keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini.
3. SALURAN PEMBUANGAN
Kontraktor harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air
buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk
Pengawas.

4. KANTOR KONTRAKTOR, GUDANG DAN FASILITAS LAIN


Apabila dimungkinkan dan tertera dalam penawaran maka Kontraktor harus
membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja (work
yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai
Kontrak. Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/ buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.

Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi
fasilitas-fasilitas tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap
bersih dan terhindar dari kerusakan.

Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Kontraktor dapat menggunakan kembali


kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

Kontraktor harus memenuhi semua peraturan keselamatan yang berlaku,


memperhatikan keselamatan semua personil yang berada di lapangan, dan menyiapkan
rencana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan
Konstruksi.

5. PAPAN NAMA PROYEK


Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan
halaman proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Pemerintah Daerah setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau
memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin
dari Direksi Pekerjaan.

6. PENGUKURAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas / garis dan elevasi persiapan
lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan /
atau yang ditentukan Pengawas Lapangan dan termasuk penyediaan team ukur yang
berpengalaman dan peralatan pengukuran lengkap dan akurat yang memenuhi
ketentuan spesifikasi ini.
7. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

Spesifikasi Teknis dan Gambar 10


1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan
pekerjaan yang memuaskan. Alat yang perlu di mobilisasi adalah sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
2) Sejauh mungkin berdasarkan nasehat direksi teknis, kontraktor harus menggunakan
rute (jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-kendaraan yang ukurannya sesuai
dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari
kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan ketempat
pelaksanaan pekerjaan.
3) Kontraktor harus bertanggung jawab atas setiap kerusakan pada jalan dan jembatan,
dikarenakan muatan angkutan yang berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan
tersebut sampai mendapat persetujuan direksi teknis
4) Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja, alat berat, bahan dan alat-alat lain yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan menjadi tugas kontraktor. Semua biaya
bongkar muat, retribusi, asuransi dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan ini
menjadi beban kontraktor.
8. PENJELASAN GAMBAR
 Bila gambar kerja tidak sesuai dengan RKS, maka yang mengikat adalah RKS atau
ditentukan kemudian di lapangan secara bersama-sama antara Pengawas dan
Owner serta yang terkait dalam pembangunan.
 Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.
 Bila ada beberapa gambar, maka gambar yang termuda / terbaru yang mengikat /
berlaku.
 Bila ada perbedaan antara gambar Arsitek dengan gambar kerja Elektrikal &
Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam
gambar kerja Arsitektur.
9. IZIN – IZIN
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan kontraktor pelaksana harus mengurus semua
izin – izin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, termasuk
IMB yang diperlukan sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku, harus cepat
diselesaikan dan tembusannya disampaikan kepada direksi.

10. LAPORAN PEKERJAAN


Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan kontrak untuk menetapkan
volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan guna pembayaran hasil
pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan dituangkan dalam laporan kemajuan hasil
pekerjaan.
Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh
aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi pekerjaan dicatat dalam buku- harian sebagai
bahan laporan harian pekerjaan yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.
Selama melaksanakan pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat Laporan
Hasil Pekerjaan sebagai berikut:
1) Laporan Harian, yang terdiri dari;
a. Jenis dan kuantitas bahan yang dipakai dan berada di lokasi pekerjaan;
b. Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugasnya;
c. Jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan;
f. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan;
g. Laporan Harian dibuat oleh Penyedia, diperiksa dan disetujui oleh

Spesifikasi Teknis dan Gambar 11


Konsultan Pengawas.
2) Laporan Mingguan, yang terdiri dari rangkuman Laporan Harian dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.
3) Membuat Laporan Bulanan, yang terdiri dari rangkuman Laporan Mingguan
dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan.
Untuk merekam kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, pihak PPK dan penyedia
membuat foto-foto dokumentasi di lokasi pekerjaan sesuai kebutuhan dan/atau video
pelaksanaan pekerjaan jika diperlukan.

11. KESELAMATAN DAN KESEHATAN MANUSIA


Kontraktor Pelaksana harus:
a. Memenuhi semua peraturan keselamatan yang berlaku;
b. Memperhatikan keselamatan semua personil yang berada di lapangan dan
menyiapkan rencana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Lingkungan (SMK3L) Konstruksi; dan
c. Setiap Pekerjaan Sementara menyediakan (jalan khusus, jalan setapak, pengaman
dan pagar) jika diperlukan, untuk manfaat dan perlindungan bagi publik dan
penghuni dari lahan yang bersebelahan.

Kontraktor Pelaksana harus menyediakan rambu-rambu sesuai dengan ketentuan dan


menjaga keselamatan dan kesehatan personilnya. Personil Kontraktor Pelaksana harus
menyediakan seorang petugas keselamatan kerja yang bertanggungjawab untuk
menjaga keselamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan, petugas tersebut harus
memenuhi aturan dan persyaratan K3 Konstruksi.
Kontraktor Pelaksana harus melindungi kesehatan personilnya yang dipekerjakan di
Lapangan dengan memastikan bahwa semua bagian dari tempat kerja dijaga kebersihan
dan mencegah timbulnya wabah penyakit.
Secara umum, item K3 yang harus dipenuhi oleh Kontraktor Pelaksana adalah seperti
terurai di bawah ini, namun tidak menutup kemungkinan Kontraktor Pelaksana
menyediakan item lainnya yang biayanya telah termasuk dalam biaya fisik konstruksi
pekerjaan.
PEKERJAAN PEMBONGKARAN

1. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan meliputi :
- Pek. Pembongkaran Kerb Beton
- Pek. Pembongkaran Ubin Beton
- Pek. Pembongkaran Paving Block
- Pek. Pembongkaran Beton Konvensional
- Pek. Pembuangan Material Bongkaran
2. PERSYARATAN
a. Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa sehingga
menjamin barang-barang berharga yang berada di lapangan tidak rusak dan tidak
mengganggu arus lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki. Bila terjadi kerusakan maka
biaya perbaikan ditanggung oleh pihak kontraktor. Pemakaian kembali material hasil
bongkaran harus mendapat persetujuan dari Direksi pekerjaan.
b. Terhadap semua sarana-sarana listrik, air maupun yang ada lainnya harus dilakukan
tindakan-tindakan pengamanan guna menjaga keutuhan fungsinya serta tidak
mengganggu kelancaran pemakaian yang ada dan mengadakan tindakan-tindakan
yang perlu guna menanggulangi hal ini tanpa membebani Pemberi Tugas.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 12


c. Sistem pembongkaran harus sistematis hingga tidak membahayakan pekerjaan.
Konstruksi-konstruksi sementara harus dibuat dimana perlu atau atas petunjuk
Pengawas tanpa menambah biaya.
d. Pemindahaan/pembuangan semua material-material akibat pembongkaran puing-
puing dan semua yang merintangi pekerjaan, harus menuruti dan tunduk pada
peraturan Pemerintah.
Keadaan sesudah selesai harus rapih dan bersih serta siap untuk pekerjaan selanjutnya

PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN


1. PERSYARATAN
a. Penggalian.
- Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
Lebar galian harus dibuat cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam
melaksanakan pekerjaan.
- Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan
Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan dapat menginstruksikan perubahan-
perubahan bila dianggap perlu.
- Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada
Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan untuk diperiksa sebelum melaksanakan
pekerjaan selanjutnya.
- Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari
bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan sebelum menempatkan
bahan urukan.
- Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana,
Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Pemberi
Tugas/ Pengawas Lapangan, sampai kedalaman di mana daya dukung yang sesuai
tercapai.
- Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air
permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian.
- Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan
tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang galian.
Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan
menyediakan saluran pengeringan sementara atau pompa.
- Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor
harus diperbaiki sesuai petunjuk Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan tanpa
tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
- Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan
peralatan standar seperti power shovel, bulldozer, excavator ataupun dilakukan
secara manual.
- Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukannya kepada
Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan yang akan mengambil keputusan, sebelum
penggalian dilanjutkan. Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor
harus memberitahu Manajer Proyek, dan pekerjaan dapat dilanjutkan
kembali setelah Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan menyetujui kedalaman
penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar penggalian tersebut.

b. Urugan dan Timbunan.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 13


- Pekerjaan urukan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urukan dan
lokasi pengerjaan urukan/timbunan telah disetujui Pemberi Tugas/ Pengawas
Lapangan.
- Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurukan sebelum
pekerjaan terdahulu disetujui Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
- Bahan galian yang sesuai untuk bahan urukan dan timbunan dapat disimpan
oleh Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan
pengangkutan selama pekerjaan pengurukan dan penimbunan berlangsung.
Lokasi penumpukan harus disetujui Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
c. Pemadatan.

Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk


memadatkan urukan maupun daerah galian, minimal dengan menggunakan alat
stamper. Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.

Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai


tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan
yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus dipadatkan kembali
sesuai petunjuk Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Galian.
- Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai
elevasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Pemberi Tugas/
Pengawas Lapangan.
- Semua bahan galian harus dikumpulkan dan/atau ditumpuk pada tempat
tertentu sesuai petunjuk Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan. Bila disetujui
Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan, bahan galian tersebut dapat digunakan untuk
bahan urukan atau dibuang dari lokasi proyek.
- Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar Kerja atau petunjuk Pemberi Tugas/ Pengawas
Lapangan, yang disebabkan karena kesalahan Kontraktor, kelebihan penggalian
tersebut tidak dapat dibayar dan Kontraktor harus memperbaiki daerah tersebut
sesuai Gambar Kerja atas biaya Kontraktor.
- Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak
patok-patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua kerusakan
yang disebabkan karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung- jawab
Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan atau
waktu.
- Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada daerah
elevasi akhir pada kedalaman minimal 150 mm di bawah elevasi akhir
rencana. Batuan dapat berupa batu atau serpihan keras dalam batuan dasar asli, dan
batu besar dengan volume lebih dari 0,5 cm3 atau berukuran lebih besar dari 100
cm, yang harus disingkirkan dengan alat khusus dan/atau diledakkan.
b. Urukan dan Timbunan.
- Bahan Urugan.
 Bahan urukan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu,
bahan-zahan lain yang mengganggu dan butiran batu lebih besar dari 100
mm dan memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan berjalan lancar.
 Bila menurut pendapat Manajer Proyek, suatu bahan tidak dapat
diperoleh, penggunaan batu-batuan atau kerikil yang dicampur dengan tanah
dapat diijinkan, dalam hal ini, bahan yang lebih besar dari 150 mm dan lebih

Spesifikasi Teknis dan Gambar 14


kecil dari 50 mm tidak diijinkan digunakan, dan persentase pasir harus
berjumlah cukup untuk mengisi celah dan membentuk kepadatan tanah yang
seragam dengan nilai kepadatan yang sesuai.
 Semua bahan galian kecuali tanah tidak dijinkan digunakan sebagai
bahan urukan kecuali disetujui oleh Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
 Bahan urukan yang disimpan di dekat tempat kerja untuk waktu lebih dari
12 jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi
penyimpangan pada bahan urukan yang telah disetujui tersebut.
 Setiap lapisan bahan urukan, bila kering, harus dibasahi merata sampai
tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang
disyaratkan.
- Persiapan.
Sebelum penempatan bahan urukan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus sudah
dikerjakan sebelumnya :
 Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis.
 Kontraktor harus memberitahu Manajer Proyek sebelum memulai
penempatan bahan urukan dan Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan akan
memeriksa kondisi lokasi yang telah disiapkan untuk maksud tersebut.
 Lokasi yang akan diberi bahan urukan/timbunan harus dikeringkan dahulu dari
genangan air menggunakan pompa atau alat lain yang disetujui Pemberi
Tugas/ Pengawas Lapangan.
- Penempatan Bahan Urukan.
 Bahan urukan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan.
 Bahan urukan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan
lapis demi lapis dengan ketebalan maksimal 200 mm (keadaan lepas) dan
harus dipadatkan dengan baik.
 Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urukan harus dipadatkan sampai
kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya.
 Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urukan harus dipadatkan sesuai
nilai kepadatan yang ditentukan.
 Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau syarat khusus, alat
pemadat tangan tidak diijinkan sebagai pengganti alat pemadat mekanis.
 Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urukan sebelum
pemadatan lapisan terdahulu disetujui Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.
 Pengurukan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Pemberi
Tugas/ Pengawas Lapangan.
c. Pemadatan.
- Penggilasan.
 Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang dikupas
atau dipotong sesuai petunjuk Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan, untuk
memastikan adanya tanah lunak yang ada di lokasi tersebut. Kontraktor
harus menggunakan mesin gilas atau peralatan pemadatan lainnya yang
disetujui. Jenis ukuran dan berat peralatan harus sesuai petunjuk Pemberi
Tugas/ Pengawas Lapangan.
 Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan urukan pada
tempat rendah. Bila ditemui tempat basah, Kontraktor harus
memberitahukannya kepada Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan agar dapat
ditentukan perbaikannya. Lokasi yang mendukung struktur/konstruksi harus

Spesifikasi Teknis dan Gambar 15


diawasi selama pelaksanaan penggilasan dan harus disetujui Pemberi Tugas/
Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan dilanjutkan.
d. Pembuangan Bahan Galian.
Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk urukan.
Bahan yang tidak sesuai untuk pengurukan harus dibuang pada tempat yang
ditentukan.
PEKERJAAN BETON CETAK DI TEMPAT DAN BETON PRA CETAK

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan beton meliputi :
- Pekerjaan Beton Lantai Trotoar
- Pekerjaan Beton Tutup Bak Kontrol
- Pekerjaan Beton Dudukan Tutup Bak Kontrol
- Pekerjaan Beton Plat Penutup Saluran
- Pekerjaan Beton Pengunci
2. PERSYARATAN
- Beton Lantai Trotoar menggunakan beton dengan mutu K-250 dengan ketebalan
beton 15 cm sesuai dengan lebar rencana trotoar.
- Beton Tutup Bak Kontrol mempunyai dimensi 70 x 45 x 10 cm (p x l x t). Satu buah bak
kontrol akan ditutupi oleh 2 buah tutup bak kontrol dengan ukuran diatas. Tutup bak
kontrol terbuat dari beton dengan mutu K-250 dengan tulangan berupa besi tulangan
diameter 10 mm jarak 15 cm 1 lapis. Beton Bak Kontrol merupakan tempat kontrol air
buangan dari badan jalan melalui bak penangkap air di pinggir jalan. Bak kontrol
saluran terbuat dari pasangan ½ bata dengan kedalaman sesuai saluran yang ada.
Kedalaman bak kontrol ditambah ± sedalam 50 – 60 cm untuk penampung sedimen.
Posisi bak kontrol dibuat setiap min. 6,0 m meter atau menyesuaikan dengan kondisi
di lapangan.
- Dudukan tutup beton bak kontrol merupakan plat beton pracetak untuk dudukan 2
buah tutup bak kontrol. Ukuran pelat beton dudukan tutup bak kontrol adalah 200 x
150 x 12 cm (p x l x t) atau 150 x 150 x 12 cm atau disesuaikan dengan ukuran lebar
saluran yang ada. Plat beton dudukan tutup saluran terbuat dari beton K-250 (ready-
mix) atau beton pra-cetak dengan besi tulangan 1 lapis berdiameter 12 mm.
- Plat beton penutup saluran merupakan plat beton pracetak atau beton K-250
(readymix) dengan ukuran 200 x 150 x 12 cm (p x l x t) atau 150 x 150 x 12 cm atau
disesuaikan dengan ukuran lebar saluran yang ada.
- Beton bak penangkap air adalah beton pracetak dengan tulangan 1 lapis, berfungsi
sebagai menangkap air dari jalan untuk disalurkan ke dalam bak kontrol saluran.
Ukuran bak penangkap air adalah 40 x 60 x 40 (panjang x lebar x dalam) cm dengan
ketebalan 8 - 10 cm. Tutup bak penangkap air juga terbuat dari beton bertulang
ukuran 40 x 60 x 10 cm.
- Beton pengunci adalah beton cetak di tempat yang lebarnya akan bervariasi untuk
mengunci sisa potongan terakhir trotoar dengan dinding atau batas tanah. Beton
pengunci mempunyai ketebalan bervariasi dan merupakan pengisi dibagian tepi
trotoar yang berbatasaan dengan pagar/batas tanah.

PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. PELAKSANAAN
1.1. Persiapan Pengecoran

Spesifikasi Teknis dan Gambar 16


a. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus
bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-
bagian yang akan ditanam dalam beton sudah harus terpasang (pipa-pipa untuk
instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain)
b. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan
baik
c. Sesaat sebelum beton di cor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan
spesi mortar
d. Kontraktor Pelaksana harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut
sampai ijin pengecoran diberikan oleh konsultan pengawas
e. Apabila pengecoran tidak memakai bekisting kayu, maka dasar permukaan yang
akan dicor harus diberi beton dengan adukan 1 pc : 3 Ps : 5 Kr setebal 5 cm
(lantai kerja).
1.2. Acuan/ Cetakan Beton/ Bekisting

a. Rencana cetakan beton menjadi tanggungjawab Kontraktor Pelaksana


sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran, batas-batas, dan
bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus
cukup kaku untuk mencegah terjadnya perpindahan tempat atau kelonggaran
dari penyanggan harus menggunakan multiplex
b. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus
dan rata dalam arah horosontal dan vertical, terutama untuk permukaan beton
yang tidak di “difinish” (expose concrete)
c. Pada bekisting kolom yang tinggi, maka setiap tinggi 2 meter harus diberi pintu
untuk memasukkan spesi beton, sehingga terhindar terjadinya sarang-sarang
semut kerikil
d. Tiang-tiang penyangga harus drencanakan sedemikian rupa agar dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress”
atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konsruksi yang dibebani
e. Struktur dari tiang penyangga harus kuat dan kaku untuk menunjang berat
sendiri dan beban yang ada diatasnya selama pelaksanaan. Cetakan harus diteliti
untuk memastikan kebenaran letaknya, cukup kuat dan tidak terjadi punurunan
atau pengembangan pada saat beton dituangkan.
f. Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi “form
oil” untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya harus
berhati-hati agar tidak terjadi kontak dengan baja tulangan yang dapat
mengurangi daya lekat beton dengan baja tulangan. Cetakan beton dapat
dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, atau jika beton
telah melampaui waktu sebagai berikut :
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 hari
g. Dengan persetujuan Konsultan Pengawas, cetakan dapat dibongkar lebih awal
apabila hasil pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan
beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari.
Segala ijin yang diberikan oleh Konsultan Pengawas, tidak mengurangi atau
membebaskan tanggungjawab Kontraktor Pelaksana terhadap kerusakan yang
timbul akibat pembongkaran cetakan.
h. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton dan dapat menjamin keselamatan
penuh atas struktur-struktur yang dicetak.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 17


i. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana,
Kontraktor Pelaksana wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
j. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa batu cetakan dan pada bagian-
bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah. Cetakan harus dicabut dan
dibersihkan sebelum penggurukan dilakukan.
k. Untuk permukaan beton yang diharuskan exposed, maka Kontraktor Pelaksana
wajib mem-finishnya tanpa pekerjaan tambah.
1.3. Pengangkutan dan Pengecoran
a. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu
antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi
perbedaan pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang
akan dicor.
b. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang
ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan
(retarder) dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-
lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan
untuk melaksanakan pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan cetakan dan pemasangan baja tulangan serta bukti bahwa kontraktor
pelaksana akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan
d. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen
dan agregat telah melampaui 1,5 jam, dan waktu ini dapat berkurang, bila
Konsultan Pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
e. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara
penuangan dengan aat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dan
sebagainya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan alat-alat
tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang mengeras
f. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter.
Bila memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan
pangkalnya terbenam dan adukan yang baru dituang
g. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami “initial
set” atau yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis
karena getaran, penggetaran harus bersamaan dengan penuangan beton
h. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai kerja setebal 5 cm agar menjamin duduknya tulangan dengan baik
dan mencegah penyerapan air semen oleh tanah / pasir secara langsung
i. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara sedang beton sudah menjadi
keras dan tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari
lapisan air semen (laitance) dan patikel-partikel yang terlepas sampai suatu
kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton yang padat. Segera setelah
pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan
harus dibersihkan
j. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan
pegecoran suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka
sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas persetujuan Konsultan Pengawas
dapat dilaksanakan pada malam hari dengan ketentuan bahwa system
penerangan sudah disiapkan dan memenuhi syarat, serta penyiapan tenda-
tenda untuk menjaga terjadinya hujan
1.4. Pemadatan Beton

Spesifikasi Teknis dan Gambar 18


a. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna
pengangkutan dan penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar
didapat beton yang padat tanpa perlu penggetaran secara berebihan
b. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan “Mechanical Vibrator” dan
dioperasikan oleh orang yang berpengalaman. Penggetaran dilakukan
secukupnya agar tidak mengakibatkan “over vibration” dan tidak
diperkenankan melakuan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan
beton. Hasil beton harus merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-
lubang, segregasi atau keropos
c. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat
penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin
pengisian beton dan pemadatan yang baik
d. Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton tidak boleh
melebihin12,5 cm.
e. Jarum penggetar harus dimasukkan kedalam aduka vertical, tetapi dalam
keadaan khusus boleh miring 45 derajat dan jarum vibrator tidak boleh
digerakkan secara horizontal.
f. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan kepada tulangan-tulangan, terutama
pada tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras, serta
berjarak minimal 5 cm dari bekisitng.
g. Setelah sekitar jarum tampak mengkilap, maka secara perlahanlahan harus
diarik, hal ini tercapai setelah bergetar 30 detik (maksimal).
1.5. Penyambungan Konstruksi

a. Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu


konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak sambungan
konstruksi (Construction joints). Dalam keadaan tertentu dan mendesak,
Konsultan Pengawas dapat merubah letak “construction joints” tersebut
b. Permukaan “Construction joints” harus bersih dan dibuat kasar dengan
mengupas seluruh permukaan sampai didapat permukaan beton yang padat
c. “Construction joints” harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat
mungkin dihindarkan adanya “Construction joints” tegak, kalaupun diperlukan
harus dimintakan persetujuan dari Konsultan Pengawas
d. Bila “Construction joints” tegak diperlukan, maka tulangan harus menonjol
sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu struktur yang monolit
e. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi
lapisan “grout” segera sebelum beton dituang
f. Penghentian pengecoran balok, sloof dan ring balk, harus dimuka titik tumpuan
(kolom) yang sudah di cor dan maksimal 0,15 bentang balok
g. Untuk penyambungan beton lama dan baru, harus menggunakan bahan
additive “Bonding Agent” (lem beton) yang disetujui Konsultan Pengawas.
1.6. Penyelesaian Beton
a. Semua permukaan, pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-bagian
yang membekas. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus bernetuk penuh dan tajam
b. Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang dan tidak memenuhi persyaratan
haru segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali
dengan adukan beton yang sesuai baik kekutan maupun warnanya untuk
kemudian diratakan. Bila diperlukan, seluruh permukaan beton dihaluskan
dengan ampelas, carborondum atau gurinda
c. Permukaan pekerjaan beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi
kerataan pada permukaan lantai tidak boleh melampuin 1 cm dalam jarak 10 m.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 19


tidak dibenarkan untuk menaburkan semen kering pada permukaan beton
dengan maksud menyerap kelebihan air
1.7. Perawatan dan Perlindungan beton
a. Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Setelah pengecoran dan penyelesaian
permukaan beton yang tidak tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga
kelembabannya dengan jalan membasahi secara terus menerus selama 7 (tujuh)
hari
b. Permukaan-permukaan beton yang dibongkar cetakannya sedang masa
perawatan beton belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi seperti
tersebut pada ayat (a) dan tidak boleh tertindih barang atau terletak langsung
pada permukaan beton
c. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar,
selama masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi
keretakan dan terjadinya celah-celah pada sambungan
d. Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak tersebut diatas, harus
dirawat dengan jalan membasahi atau menutupi dengan membrane yang basah

PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

1. PELAKSANAAN
1.1. Galian dan Urugan Tanah
a. Melakukan pembongkaran dan pembersihan lokasi pekerjaan.
b. Penggalian tanah untuk pondasi sesuai dengan ukuran yang ada dalam gambar
kerja atau penggalian pondasi tersebut harus hingga pada tanah keras. Apabila
diharapkan untuk memadatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus
dipadatkan atau ditumbuk.
c. Jika galian melebihi batas kedalaman harus menimbun kembali dan dipadatkan
hingga kepadatan yang maksimum.
d. Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan berupa urugan pasir setebal 5 cm,
sebelum meletakkan batu pada lapisan yang pertama.
1.2. Pondasi Batu Kali
a. Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-
bentuk yang ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh
dengan adukan sehingga semua relasi batu menempel satu sama lain dengan
sempurna. Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ke
tempatnya hingga kokoh. Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antar
batu untuk mendapatkan massa yang kuat dan integral di beberapa sisi luar dan
dalam. 
a. Batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu dibuat menjadi bidang luar yang
harus sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk
1. PEKERJAAN MATERIAL TROTOAR SANDSTEIN
1. PERSYARATAN BAHAN
a. Material Trotoar berbahan dasar campuran beton.
b. Mutu produk mengacu pada standar SNI 03-0691-1996.
c. Kuat Tekan rata-rata 450 kg/cm2
d. Penyerapan air rata-rata 3%.
e. Bahan yang akan dipasang harus dalam keadaan utuh tidak cacat/ patah, sudut siku,
runcing dan kuat.
f. Permukaan bahan yang akan dipasang harus stabil, kuat, bertekstur halus tetapi tidak
licin, baik dalam kondisi kering maupun basah.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 20


2. PELAKSANAAN
a. Material trotoar Sandstein dipasang di atas lantai beton dengan mutu beton sesuai
desain dengan ketebalan 10 – 15 cm. Lantai beton dicor di atas tanah urug yang telah
dipadatkan, sampai mendapatkan permukaan yang rata dan padat. Pemadatan
dilakukan dengan menggunakan alat stamper.
b. Material trotoar Sandstein dipasang di atas adukan mortar 1: 4 setebal 2,5 – 5 cm,
dengan memperhatikan kemiringan trotoar di daerah basah dan ram. Saat
pemasangan harus selalu dicek kerataan dengan menggunakan waterpass.
c. Ratakan Material trotoar Sandstein dengan menggunakan palu karet, atau alat lain
yang tidak menimbulkan bekas.
d. Pemotongan Material trotoar Sandstein dapat menggunakan mesin potong gerinda.
e. Lantai Material trotoar Sandstein dipasang pada seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar.
f. Pengunci dan kereb
- Material trotoar Sandstein tebal 5 cm, dari bahan dan jenis yang berbahan dasar
campuran beton/beton replika.
- Semua pasangan Material trotoar Sandstein di kunci dengan Kanstein type L, I, L =
20 cm dan I, dengan mutu Kanstein K-300.
g. Metoda pemasangan material trotoar Batu Andesit ukuran 30x30x2 cm sama dengan
pemasangan material trotoar pemandu.
h. Perubahan desain dan bahan trotoar sepenuhnya kewenangan Direksi. Perubahan
Disain dan bahan trotoar bisa dilakukan sebelum mulai pekerjaan pemasangan ubin
trotoar.
PEKERJAAN KANSTIN/ KERB
1. PERSYARATAN UMUM
a. Kanstin/kerb dibuat dari beton dengan mutu fc’=25 MPa (sebelumnya disebut beton K-
300); ketentuan dan standar yang berlaku untuk perencanaan, pemeriksaan, dan
evaluasi beton dengan mutu fc’=25 MPa berlaku untuk spesifikasi ini.
b. Ukuran butir agregat maksimum 20 mm.
c. Kanstin dibuat tanpa penulangan, seluruh ketentuan yang berlaku untuk persyaratan
struktur tanpa tulangan berlaku untuk spesifikasi ini.
d. Kanstin/kerb tidak boleh dicor di tempat, kecuali untuk kanstin/kerb yang dipasang
pada suatu tepian jalan membentuk kurva dengan diameter ≤ 2000 mm dan atas
persetujuan Direksi/Owner.
e. Kanstin/kerb merupakan buatan pabrik, penyedia jasa wajib melampirkan surat
dukungan pabrik atas persyaratan diatas.
f. Kansten yang akan dipakai dalam kegiatan pemeliharaan trotoar kota Padang adalah
Kanstin Tipe L, Type I, Type IL = 20 cm, sesuai dengan SNI 2442-2008.

2. PELAKSANAAN
a. Area yang akan dipasang kanstin/kerb harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran
berupa sampah-sampah dan tanaman rumput, dll.
b. Area yang akan dipasang kanstin/kerb harus sudah diukur kembali tingginya dengan
tinggi trotoar sehingga bagian atas kanstin/kerb akan sama dengan trotoar sesuai
dengan gambar kerja.
c. Diperlukan plesteran yang cukup untuk menjadi alas kanstin/kerb dan mencapai
ketinggian yang dimaksud sekaligus ntuk mendatarkan posisi kanstin. Untuk
sambungan antar kanstin/kerb digunakan adukan dan harus rapi dalam finishingnya.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 21


PEKERJAAN PENGECATAN
1. PERSYARATAN UMUM
a. Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standard dan/atau spesifikasi Pabrik.
b. Hasil Pekerjaan yang tidak disetujui Perencana/Pemberi Tugas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecetan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukan oleh
Perencana/Pemberi Tugas.
c. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut diatas mengenai
kemurnian cat yang akan di pergunakan.
d. Pembuktian berupa segel kaleng, test BD, test laboratorium dan hasil akhir
pengecetan.
e. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan percobaan yang akan di
laksanakan. Biaya percobaan ini di tanggung Kontraktor.
Hasil percobaan tersebut harus diserahkan kepada Perencana/ Pemberi Tugas untuk
mendapatkan persetujuan bagi pelaksanaan pekerjaan.
2. PELAKSANAAN
a. Bidang yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran.
b. Permukaan dinding/ beton dihaluskan dengan menggunakan amplas kasar.
c. Untuk menutupi permukaan yang berpori dilakukan pekerjaan plamur.
d. Permukaan dihaluskan dengan menggunakan amplas halus.
e. Melakukan pengecatan dengan menggunakan cat dasar terlebih dahulu.
f. Setelahnya dilakukan pengecatan dengan cat pelapis sebanyak minimal 2x lapisan.
g. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukan tanda – tanda sapuan, roller maupun semprotan.
h. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan
pelindung misalnya masker, sarung tangan, dan sebagainya yang harus di pakai pada
waktu pelaksanaan pekerjaan.
- Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa dan tekan/vacum cleaner,
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas /mutu terbaik.
- Khusus untuk semua cat dasar harus di sapukan dengan kuas, penyemprotan hanya
boleh dilakukan apabila disetujui perencana/pemberi tugas.

PEKERJAAN TROTOAR FURNITURE


1. PELAKSANAAN
a. BANGKU PEDESTRIAN
- Pembuatan bangku pedestrian pada lokasi lansekap harus memperhatikan
lingkungan di sekitarnya agar ada keserasian. Bangku pedestrian ini diletakkan di
atas pondasi yang kuat agar kedudukannya kokoh dan tidak goyah. Bila bangku
pedestrian bukan terbuat dari bahan alami, usahakan agar cat/warna yang
dipergunakan tidak mudah luntur karena pengaruh cuaca.
- Bangku pedestrian terbuat dari material pasangan batu kali sesuai dengan desain
yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai instruksi Konsultan Pengawas.
- Finishing dari bangku pedestrian adalah dilapisi dengan keramik arstistik dengan
ukuran keramik sesuai gambar atau sesuai instruksi Konsultan Pengawas.
b. TEMPAT SAMPAH
Tempat Sampah merupakan material pabrikasi ber-bahan stainless stell sesuai
dengan desain yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai instruksi Konsultan
Pengawas.
c. LAMPU PEDESTRIAN
Pemasangan lampu pada lokasi trotoar sesuai ketentuan di bawah ini :
- Jarak antara titik lampu harus sesuai sehingga dapat menerangi lokasi tersebut.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 22


- Penggunaan kabel di daerah tanaman sebagai alat penghubung arus listrik harus
mempunyai kualitas yang baik, antara lain harus dapat menahan resapan air (tidak
ada kebocoran) dan mempunyai daya tahan yang lama dari segala cuaca.
- Lampu harus menerangi bagian-bagian yang mempunyai daya tarik pada malam
hari, sesuai dengan spesifikasi elektrikal.

PEMBERSIHAN

 Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara pekerjaan bebas


dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi
pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-
bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin – mesin harus
disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan ditinggal
dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Pengawas Lapangan.
 Kontraktor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat
kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian pekerja dipelihara bebas dari akumulasi
sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi
di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
 Kontraktor harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran
dan bahan yang lepas dan berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.
 Kontraktor harus menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada lokasi jalan yang
dikerjakan dan pada bahu jalan harus dibersihkan.
 Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang
telah ditentukan sesuai dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-Undang
Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
 Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi
proyek tanpa persetujuan dari Pengawas Lapangan.
 Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau
saluran air.
 Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan
siap untuk dipakai. Kontraktor juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat
kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.
 Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb dan struktur harus diperiksa ulang
untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir.
Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang
bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih. Permukaan
lainnya harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul harus dibuang.
2. PENUTUP
1. Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi / dokumentasi, Biaya keamanan/jaga
malam, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah
dijabarkan pada masing–masing pasal diatas, kecuali pekerjaan administrasi proyek
berupa :
a. Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
b. Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika
diminta oleh direksi pekerjaan/Pemilik untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu
dapat diserahkan.
c. Dokumen Foto, Kontraktor diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum
pekerjaan dimulai sampai pekerjaan 100 % dan tiap tahap permintaan angsuran disertai
keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap pelaksanaan pembangunan serta
disusun secara rapih dan diketahui oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik dan Pengelola
Teknis.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 23


d. Syarat-syarat foto dokumentasi :
1) Tiap Unit bangunan diambil empat arah.
2) Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah.
3) Sudut pengambilan gambar dan tiap-tiap tahap harus tetap pada sudut
pengambilan tersebut pada butir a).
e. Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada pemilik melalui Direksi pekerjaan
rangkap 5 (lima).
f. Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontraktor. Foto-foto tersebut harus
dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran pembayaran.
2. Segala laporan catatan tersebut dalam dibuat dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima)
di isi pada formulir yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Pemilik dan harus selalu
berada ditempat pekerjaan.
3. Apabila ada pekerjaan yang tidak disebutkan, yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada
agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan oleh kontraktor atas perintah tertulis Pemimpin kegiatan.
4. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh penyedia
Jasa dan Pengguna Jasa dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Hal-hal yang belum tercakup dalam penjelasan teknis pekejaan, akan dilaksanakan
menurut kelaziman dan ketentuan - ketentuan yang berlaku dan akan diatur kemudian.

VI. RENCANA KESELAMATAN K3 KONSTRUKSI


a. Identifikasi Bahaya
1. Penetapan Tingkat Kekerapan

Tingkat Deskripsi Defenisi


Kekerapan

5 Hampir Pasti Terjadi  Besar kemungkinan terjadi kecelakaan saat


melakukan pekerjaan
 Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih
dari 2 kali dala 1 tahun

4 Sangat Mungkin Terjadi  Kemungkinan terjadi kecelakaan saat
melakukan pekerjaan pada hamper semua
kondisi
 Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih
dari 2 kali dalam 1 tahun terakhir

3 Mungkin Terjadi  Kemungkinan terjadi kecelakaan saat
melakukan pekerjaan pada beberapa
kondisi tertentu.
 Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali
dalam 3 tahun terakhir

2 Kecil Kemungkinan Terjadi  Kecil kemungkinan terjadi kecelakaan saat
melakukan pekerjaan pada beberapa
kondisi tertentu.
 Kemungkinan terjadinya kecelakaan 1 kali
dalam 3 tahun terakhir

1 Hampir Tidak Pernah Terjadi  Dapat terjadi kecelakaan saat melakukan
pekerjaan pada beberapa kondisi tertentu.
 Kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih
dari 3 tahun terakhir

2. Penetapan Tingkat Keparahan

Spesifikasi Teknis dan Gambar 24


Skala Konsekuensi
Tingkat Keselamatan Lingkungan
Keparahan Manusia Peralatan Material
( Pekerja &
Masyarakat )
5 Timbulnya Terdapat Material rusak Menimbulkan pencemaran
Fatality lebih dari peralatan utama dan perlu udara/air/tanah/suara yang
1 orang yang rusak total mendatangkan mengakibatkan keluhan
meninggal dunia lebih dari satu material baru dari pihak masyarakat atau
atau lebih dari 1 dan yang Terjadi kerusakan
orang cacat mengakibatkan membutuhkan lingkungan di Taman
tetap pekerjaan waktu lebih dari 1 Nasional yang
berhenti selama minggu dan berhubungan dengan flora
lebih dari 1 mengakibatkan dan fauna: atau
minggu pekerjaan Rusaknya asset masyarakat
berhenti sekitas secara keseluruhan
terjadi kerusakan yang
parah terhadap akses jalan
masyarakat.
4 Timbulnya Terdapat satu Material rusak Masyarakat
fatality 1 orang peralatan utama dan perlu
meninggal dunia yang rusak total mendatangkan
atau dan material baru
1 orang cacat Mengakibatkan yang
tetap pekerjaan membutuhkan
berhenti selama 1 waktu 1 Minggu
minggu dan
mengakibatkan
pekerjaan
berhenti
3 Terdapat insiden Terdapat lebih Material rusak Menimbulkan Pencemaran
yang dari satu dan perlu udara/air/tanah/suara yang
mengakibatkan peralatan yang mendatangkan mempengaruhi lingkungan
lebih dari 1 rusak dan material baru kerja;
pekerja dengan memerlukan yang
penanganan perbaikan dan membutuhkan
perawatan medis mengakibatkan waktu lebih dari 1
rawat inap, pekerjaan minggu dan tidak
kehilangan berhenti selama mengakibatkan
waktu kerja kurang dari tujuh pekerjaan
hari berhenti
2 Terdapat insiden Terdapat satu Material rusak Menimbulkan pencemaran
yang peralatan yang dan perlu udara/air/tanah/suara yang
mengakibatkan 1 rusak, mendatangkan mempengaruhi sebagian
pekerja dengan memerlukan material baru lingkungan kerja ; atau
penanganan perbaikan dan yang Terjadi kerusakan sebagian
perawatan medis mengakibatkan membutuhkan akses jalan di lingkungan
rawap inap, pekerjaan waktu kurang kerja.
kehilangan pekerjaan dari 1 minggu
waktu kerja berhenti selama namun tidak
lebih dari 1 hari mengakibatkan
pekerjaan
berhenti
1 Terdapat insiden Terdapat satu Tidak Tidak mengakibatkan
yang peralatan yang mengakibatkan gangguan lingkungan
penanganannya rusak, kerusakan
hanya melalui memerlukan material
P3K, tidak perbaikan dan
kehilangan mengakibatkan
waktu kerja pekerjaan
berhenti selama
kurang dari 1 hari

Spesifikasi Teknis dan Gambar 25


3. Penilaian Tingkat resiko
Pengendalian
Deskripsi Resiko Peneilaian Tingkat Resiko
Awal
N Identifikasi
Jenis Bahaya Kemun Nilai Tingkat
o Uraian Bahaya Kepara
(Tipe gkinan Resiko Resiko
Pekerjaan (Skenario han (a)
Kecelakaan) (f) (f x a) (Tr)
Bahaya)

1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Mobilisasi/  Posisi saat  Kecelakaan  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Demob berkendara saat dalam peraturan
Peralatan dan  Posisi kerja perjalananan lalu lintas
ke lokasi  Memakai
Tenaga
kerja alat
 Tertimpa alat pelindung
berat saat duri
loading
/unloading
2 Manajemen  Posisi kerja  Tertimbun  Mematuhi 2 1 2 Kecil
dan  Galian Galian peraturan
Keselamatan dengan Alat  Tergelincir  Memakai
Lalu Lintas kedalam alat
galian pelindung
 Alat berat duri
terguling
dalam galian
2 Pengukuran  Posisi kerja  Tertimbun  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Kembali/Uitze  Galian Galian peraturan
t Trase dengan Alat  Tergelincir  Memakai
Saluran dan kedalam alat
galian pelindung
Trotoar
 Alat berat duri
terguling
dalam galian
3. Penyelenggar  Posisi kerja  Terkena  Mematuhi 2 1 2 Kecil
aan SMK3  Pekerjaan Aspal panas peraturan
dengan alat  Memakai
dan manual alat
pelindung
duri
4 Pembongkara  Posisi kerja  Kejatuhan  Mematuhi 2 1 2 Kecil
n Pasangan  Pekerjaan alat/material peraturan
Batu dengan alat  Terjatuh  Memakai
dan manual  alat
pelindung
diri
5 Pasangan  Posisi kerja  Kejatuhan  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Batu dengan  Pekerjaan alat/material peraturan
Mortar dengan alat  Terjatuh  Memakai
dan manual alat
pelindung
diri
6 Pembongkara  Posisi kerja  Kejatuhan  Mematuhi 2 1 1 Kecil
n Kerb Beton material peraturan
 Terjepit  Memakai alat
pelindung
diri

Spesifikasi Teknis dan Gambar 26


Pengendalian
Deskripsi Resiko Peneilaian Tingkat Resiko
Awal

Kemun Nilai Tingkat


Identifikasi Bahaya Jenis Bahaya Kepara
Uraian Pekerjaan gkinan Resiko Resiko
(Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan) han (a)
(f) (f x a) (Tr)

2 3 4 5 6 7 8 9
Pembongkaran  Posisi kerja  Kejatuhan  Mematuhi 2 1 1 Kecil
Plat Beton material peraturan
Penutup Saluran  Terjepit  Memakai
alat
pelindung
diri
Galian Tanah  Posisi kerja  Terluka  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Biasa  Pekerjaan terkena alat peraturan
dengan alat kerja  Memakai
dan manual alat
pelindung
duri

Pembuangan  Posisi kerja  Tertimpa  Mematuhi 2 1 2 Kecil


Material  Pekerjaan Material peraturan
Bongkaran dengan alat Bongkaran  Memakai
dan manual alat
pelindung
diri

Pemasangan  Posisi kerja  Kejatuhan  Mematuhi 1 1 1 Kecil


Bowplank  Pekerjaan material peraturan
dengan alat  Tertusuk Paku  Memakai alat
dan manual pelindung
diri

Timbunan  Posisi kerja  Kejatuhan  Mematuhi 1 1 1 Kecil
Biasa Dari  Pekerjaan material peraturan
Sumber Galian dengan alat  Memakai alat
dan manual pelindung
diri

Beton Trotoar  Posisi saat  Kecelakaan  Mematuhi 2 1 2 Kecil


dan Penutup berkendara saat dalam peraturan
Saluran (Mutu  Posisi kerja perjalananan lalu lintas
fc' = 21,7 MPa / ke lokasi kerja  Memakai
K-250)  Tertimpa alat alat
berat saat pelindung
loading duri
/unloading
Pembesian  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Beton Penutup Material Kerja peraturan
Saluran  Memakai
alat
pelindung
duri

Pemasangan  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil


Batu Andesit  Material Kerja peraturan
Uk. 30x30x2  Memakai
cm alat
pelindung
duri

Pengendalian
Deskripsi Resiko Peneilaian Tingkat Resiko
Awal

Spesifikasi Teknis dan Gambar 27


Kemun Nilai Tingkat
Identifikasi Bahaya Jenis Bahaya Kepara
Uraian Pekerjaan gkinan Resiko Resiko
(Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan) han (a)
(f) (f x a) (Tr)

2 3 4 5 6 7 8 9
Pemasangan  Posisi kerja  Terimpa Alat/  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Ubin Pemandu Material Kerja peraturan
Uk. 30x30x4 lalu lintas
cm  Memakai
alat
pelindung
duri

Kereb Pracetak  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil


Jenis 3 (Kerb  Pekerjaan Material Kerja peraturan
Berparit/Gutter dengan alat  Memakai
) Tipe L dan manual alat
pelindung
duri

Kereb Pracetak  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil


Jenis 2 Material Kerja peraturan
(Penghalang/B  Memakai
arrier) Tipe I alat
pelindung
diri

Kereb Pracetak  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 1 1 1 Kecil


Jenis 2  Material Kerja peraturan
(Penghalang/B  Memakai alat
arrier) Tipe I pelindung
diri
(L=20 cm)

Kereb Pracetak  Posisi saat  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil


Jenis 1 berkendara Material Kerja peraturan
(Peninggi/Mou  Posisi kerja lalu lintas
ntable)  Memakai
alat
Pengunci Ram
pelindung
duri

Pengecatan  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil


Kerb Hitam  Galian Material Kerja peraturan
dengan Alat  Memakai
alat
pelindung
duri

Pengecatan  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil


Kerb Putih  Galian Material Kerja peraturan
dengan Alat  Memakai
 alat
pelindung
duri

Pengendalian
Deskripsi Resiko Peneilaian Tingkat Resiko
Awal

Spesifikasi Teknis dan Gambar 28


Identifikasi
Kemun Nilai Tingkat
Uraian Bahaya Jenis Bahaya Kepara
gkinan Resiko Resiko
Pekerjaan (Skenario (Tipe Kecelakaan) han (a)
(f) (f x a) (Tr)
Bahaya)
2 3 4 5 6 7 8 9
Pemasangan  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Pipa Intlet uk  Pekerjaan Material Kerja peraturan
6" AWL dengan alat  Memakai
dan manual alat
pelindung
duri

Pekerjaan Bak  Posisi saat  Terimpa Alat  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Kontrol dan berkendara / Material peraturan
Manhole  Posisi kerja Kerja lalu lintas
 Memakai
alat
pelindung
duri

Pekerjaan  Posisi kerja  Terimpa Tiang  Mematuhi 2 2 4 Kecil


Instalasi Listrik  Pekerjaan / Alat / peraturan
dengan alat Material Kerja  Memakai
dan manual  Tersengat alat
arus listrik pelindung
diri

Pekerjaan  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 1 1 1 Kecil


Bangku Material Kerja peraturan
Pedestrian  Memakai alat
pelindung
diri

Pekerjaan  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil


Pohon  Pekerjaan Material Kerja peraturan
Peneduh dengan alat  Memakai
dan manual alat
pelindung
duri

Pekerjaan  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Tempat  Pekerjaan Material Kerja peraturan
Sampah dengan alat  Terjepit  Memakai
dan manual alat
pelindung
diri

Galian Tanah  Posisi kerja  Terluka  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Biasa  Pekerjaan terkena alat peraturan
dengan alat kerja  Memakai
dan manual  alat
pelindung
duri

Spesifikasi Teknis dan Gambar 29


Pengendalian
Deskripsi Resiko Peneilaian Tingkat Resiko
Awal

Kemun Nilai Tingkat


Identifikasi Bahaya Jenis Bahaya Kepara
Uraian Pekerjaan gkinan Resiko Resiko
(Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan) han (a)
(f) (f x a) (Tr)

2 3 4 5 6 7 8 9
Penyiapan  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Badan Jalan  Pekerjaan Material Kerja peraturan
dengan alat  Memakai
dan manual alat
pelindung
duri

Lapis Pondasi  Posisi kerja  Terimpa Alat /  Mematuhi 2 1 2 Kecil


Agregat Klas A  Pekerjaan Material Kerja peraturan
dan Klas B dengan alat  Tergilas Alat  Memakai
dan manual Berat alat
 Terjepit pelindung
diri

Pekerjaan  Posisi kerja  Terkena Aspal  Mematuhi 2 1 2 Kecil


Perkerasan  Pekerjaan panas peraturan
Aspal dengan alat   Memakai
dan manual alat
pelindung
duri
Pekerjaan  Posisi kerja  Kejatuhan  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Pembongkaran  Galian Tiang peraturan
/Pemindahan dengan Alat  Tersengat  Memakai
Tiang Lampu, Listrik alat
Listrik, Telkom pelindung
duri
Pencabutan  Posisi kerja  Tergelincir  Mematuhi 2 1 2 Kecil
Akar Pohon  Galian peraturan
dengan Alat  Memakai
alat
pelindung
duri

b. Penetapan Resiko

Tingkat resiko pada paket pekerjaan ini ditetapkan sebagai tingkat resiko Kecil dan Pekerjaan
yang akan dituangkan Pada Dokumen Pemilihan untuk di identifikasi adalah Pekerjaan Instalasi
Listrik.

Spesifikasi Teknis dan Gambar 30


Demikian Spesifikasi Teknis dibuat untuk dapat menjadi pedoman dalam Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.

Padang, 13 April 2023


Disetujui oleh, Ditetapkan oleh,
Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen
( PPK )

Ir. TRI HADIYANTO HARISMAN, ST, MT


NIP. 1967071199403 1 007 Nip. 19760617 200212 1 006

Spesifikasi Teknis dan Gambar 31

Anda mungkin juga menyukai