PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
Kegiatan : Pengadaan dan Pemasangan Sambungan Rumah Hibah Air Minum untuk
Masyarakat Berpenghasilan Rendah ( MBR )
Pekerjaan : Pengadaan dan Pemasangan Sambungan Rumah Program Hibah Air Minum
APBN untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kec. Harau, Kec. Kapur
IX dan Kec. Gunuang Omeh (525 SR)
Lokasi : Kecamatan Harau, Kecamatan Kapur IX dan Kecamatan Gunuang Omeh
TA : 2022
Cara Pelaksanaan :
pelaksanaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan serta
mengikuti petunjuk / Pengelola Teknis Proyek.
PASAL 2
GAMBAR-GAMBAR
1
PASAL 3
PENGATURAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya :
a. Perpres 12 tahun 2021 dengan lampiran-lampiran
b. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden Voor de Uitvoering Bij Aaneming Van Openbare Werken (AV)
1941
c. Keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI)
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 71)
e. Peraturan Konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia
f. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN
setempat
g. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja
h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961)
i. Peraturan Muatan Indonesia
j. Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jadwal / Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan permasalahan Bangunan.
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 2 tersebut datas berlaku dan mengikat
pula.
3. Gambar bestek yang terbuat oleh Konsultan Perencana dan telah disyahkan oleh Pemberi
Tugas dan Pengelola Teknis Proyek :
a. Rencana Kerja dan Sayarat-syarat (RKS)
b. Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing)
c. Surat Penawaran beserta lampiran-lampiran
d. Jadwal pelaksanaan (Time Schedule ) yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
2
PASAL 4
PENEMPATAN SAMBUNGAN RUMAH
1. Disesuaikan dengan Block Plan / Gambar Situasi yang ada (menurut petunjuk Pengawas /
pihak user / pihak kegiatan.
2. Penyedia jasa harus mengadakan penelitian yang seksama terutama mengenal lokasi
pemasangan sambungan rumah yang tersebar di Kecamatan Harau, Kecamatan Gunuang
Omeh dan Kecamatan Kapur IX Kabupaten limapuluh kota (Nagari Sarilamak, Nagari
Harau, Nagari Solok Bio Bio, Nagari Koto Tuo, Nagari Batu Balang, Nagari Koto
Tinggi, Nagari Durian Tinggi, Nagari Sialang dan Nagari Koto Bangun) yang di ramu
dalam satu kesatuan. Sehingga dalam estimasi perhitungan volume dan harga tidak terjadi
kesalahan – kesalahan yang mengakibatkan harga penawaran menjadi rendah.
3. Kelalaian dan ketidak telitian Penyedia Jasa dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan claim / eskalasi harga.
PASAL 5
PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS
1. Penyedia Jasa dan Pengawas lapangan diharuskan meneliti Rencana Gambar Bestek dan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), termasuk penambahan / pengurangan atau
perubahan yang tercantum dalam Berita Acara Aanwijzing.
2. Bila terdapat perselisihan antara bestek dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat adalah Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
3. Bila terdapat perbedaan antara Rencana Gambar Bestek yang satu dengan Rencana Gambar
Bestek yang lain, maka diambil Rencana Bestek yang ukuran skalanya lebih besar.
4. Bila perbedaan-perbedaan tersebut diatas menimbulkan keragu-raguan, sehingga akan
menimbulkan kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan, maka harus segera dikonsultasikan
kepada Pengawas lapangan atau Konsultan Perencana dan keputusan-keputusannya harus
dilaksanakan.
3
PASAL 6
PERSIAPAN DILAPANGAN
1. Penyedia Jasa harus membuat bangsal kerja dan gudang penyimpanan barang-barang yang
dapat dikunci dan tempatnya akan ditentukan kemudian oleh Pengawas Lapangan.
2. Pembongkaran bangunan bangsal kerja menjadi tanggung jawab oleh Penyedia Jasa.
PASAL 7
JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)
1. Sebelum pekerjaan perpipaan dimulai, maka Penyedia Jasa wajib membuat jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) yang membuat uraian pekerjaan, waktu pelaksanan pekerjaan,
bobot pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci dari minggu ke minggu serta
jadwal penggunaan bahan perpipaan dan kebutuhan tenaga kerja.
2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci, Pelaksana Penyedia Jasa : memberikan
penjelasan yang sesuai dengan teknis pelaksanaan standar.
3. Rencana Kerja (Time Schedule) diatas harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan dan
Pemberi Tugas.
4. Rencana Kerja (Time Schedule) harus selesai dibuat Penyedia Jasa paling lambat 7 hari
setelah SPK diterima.
5. Penyedia Jasa harus memberikan salinan Time Schedule kepada Pengawas, Pemberi Tugas
dan 1 (Satu) lembar dipasang di direksi keet kerja.
6. Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia Jasa berdasarkan Time
Schedule yang ada dan Penyedia Jasa harus membuat grafik prestasi pekerjaan.
PASAL 8
KUASA PENYEDIA JASA DILAPANGAN
1. Di lapangan pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menunjuk kuasa Penyedia Jasa atau biasa
disebut Pelaksana Lapangan yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Penyedia Jasa, berpendidikan minimum Sarjana
Muda Teknik atau STM Jurusan Bangunan.
4
2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti Penyedia Jasa lepas tanggung jawab sebagian
ataupun keseluruhan kewajibannya.
3. Bilamana kemudian hari menurut pendapat Pengelola Teknik Proyek pelaksana kurang
mampu atau tidak cukup memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Penyedia
Jasa secara tertulis untuk mengganti pelaksana.
4. Dalam waktu 7 (Tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Penyedia Jasa sudah
harus menunjuk pelaksana baru atau Penyedia Jasa sendiri (Penanggung jawab / Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksana.
PASAL 9
JAMINAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
PASAL 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia Jasa, sebelum pekerjaan
fisik di mulai dalam keadaan baik dan siap dipakai antara lain :
a. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur jika diperlukan
b. Pompa air system pengeringan jika diperlukan.
c. Exscavator untuk galian tanah jaringan pipa Jika di perlukan
d. Dump truck untuk lansir bahan jika di perlukan
e. Pick up untuk lansir bahan jika di perlukan
5
PASAL 11
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah / kurang diberitahukan dengan tertulis atau ditulis
dalam Buku Harian oleh Direksi serta persetujuan Pemberi Tugas.
2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku apabila memang nyata ada perintah dari Pemberi
Tugas.
3. Buku harian merupakan perintah tertulis dari Pengawas lapangan dan Pemberi Kerja dan
harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
4. Biaya pekerjaan tambah / kurang diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan
yang dimasukkan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan AV 41 artikel 50 dan 51 yang
pembayarannya diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir.
5. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Direksi dan Pengelola Teknis bersama-sama dengan Penyedia
Jasa dengan persetujuan Pemberi Tugas.
6. Untuk pekerjaan tambah tidak dijadikan alasan penyebab keterlambatan penyerahan
pekerjaan, tetapi Pengawas lapangan dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena
adanya pekerjaan tambah tersebut.
PASAL 12
SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN
6
5. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan oleh Penyedia Jasa, tetapi ditolak
pemakainya oleh Pengawas, pekerjaan tersebut harus dibongkar selambat-lambatnya dalam
waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
6. Apabila Pengawas lapangan merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Pengawas
lapangan berhak mengirim bahan-bahan ke Balai Penelitian Bahan- bahan (Laboratorium)
yang terdekat untuk diteliti. Biaya penelitian menjadi tanggungan Penyedia Jasa apapun
hasil penelitian bahan tersebut.
PASAL 13
PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan telah selesai akan tetapi
belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa diwajibkan meminta persetujuan
kepada Konsultan Pengawas. Apabila Pengawas lapangan telah menyetujui bagian
pekerjaan tersebut, Penyedia Jasa dapat meneruskan pekerjaan tersebut.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam tidak dipenuhi Konsultan
Pengawas, Penyedia Jasa dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya
diperiksa dianggap telah disetujui oleh Pengawas. Hal ini kecuali bila Pengawas lapangan
minta perpanjangan waktu.
3. Bila Penyedia Jasa melanggar ayat 1 pasal ini, Pengawas lapangan berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
PASAL 14
BAHAN-BAHAN UMUM
1. Semen Portland
a. Kualitas semen portland yang digunakan adalah yang disetujui Direksi dan telah
memenuhi syarat Standar Indonesia (N.I.8) atau memenuhi standar mutu dan cara Uji
Semen Portland (SII-0013-81). Semen yang digunakan hasil produk (Semen Padang)
dan tidak boleh memakai semen (PC) yang sudah mengeras (Sweping) khusus untuk
mengerjakan beton konstruksi harus memakai mutu yang sejenis dan memenuhi syarat
teknis.
b. Banyaknya semen yang dipergunakan disesuaikan dengan jumlah takaran yang
diperlukan pada setiap jenis pekerjaan. Pelaksana harus mencatat setiap penerimaan dan
7
pengeluaran semen dari gudan penyimpanan yang digunakan untuk tiap jenis pekerjaan
pada hari itu.
c. Penyimpanan semen harus ditempatkan dalam gudang yang terlindung dari cuaca dan
bebas dari kelembaban udara, mempunyai lantai penyimpanan maksimal 30 cm diatas
tanah. Penumpukan dalam zak semen tidak boleh lebih dari 2 m tingginya.
2. Agregat Halus (Pasir)
a. Pasir untuk pasangan batu dan beton harus dari gumpalan tanah liat, bahan-bahan
organic, asam, garam, alkali dan bahan-bahan lainnya yang merupakan substansi
perusak. Jumlah prosentase dan segala subtansi yang merugikan adalah tanah berbutir
halus beratnya tidak boleh lebih dari 5%, menurut pemeriksaan laboratorium, atau
memenuhi SII-0052-80 tentang “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”.
b. Gradasi pasir untuk campuran beton disesuaikan dengan syarat-syarat pada PBI-1971
atau standar “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal” (SK NIT-015-
1990-03).
4. Air
Air yang dipakai untuk campuran beton, spesi / mortel, plesteran dan pasangan lainnya
harus bebas dari lumpur, minyak asam, bahan organic, garam dan kotoran lainnya dalam
jumlah yang dapat merusak konstruksi. Air got tidak boleh dipakai, sebaiknya dipakai air
dari sumur, PAM atau disesuaikan dengan standar yang berlaku pada PBI-1971.
8
PASAL 15
PEKERJAAN BETON
Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pekerjaan beton adalah semua yang dinyatakan dalam gambar rencana
sebagai beton yaitu berupa batu meter ( L 40 cm P = 60 Cm T = 15 cm )
Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03.
PUBB NI-3 tahun 1970, NI-8 tahun 1964
PBI NI-2 tahun 1071 terutama mengenai :
- Syarat-syarat bahan untuk semua pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, Bagian II Bab 3
Pasal 3.1 sampai dengan Pasal 3.9)
- Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton (PBI 1971, NI-2, BAgian II Bab 4-5-6
seluruh pasal).
- Syarat-syarat pekerjaan tulangan NI-2 (PBI-1991), Bagian IV Bab 8 seluruh pasal)\
b. Penakaran semen dan agregat (halus dan kasar), harus dengan kotak-kotak takaran yang
sama volumenya, sesuai dengan hasil perhitungan Mix Design. Banyaknya air untuk
campuran beton ditentukan sedemikian rupa, sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat, kekedapan serta
kekuatan yang dikehendaki.
c. Penepatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan,
serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian konstruksi.
d. Ukuran diameter besi yang digunakan untuk masing-masing pembesian dalam struktur
beton agar disesuaikan dengan gambar kerja dan tidak berkarat. Dan untuk ukuran harus
yang sesungguhnya dalam arti tidak banci.
e. Dan dalam pengikatan terhadap tulangan digunakan kawatd bendrat yang baik / tidak karat,
serta pengikatan agar berputar (ikatan ganda) / tidak satu sisi besi tulangan diperiksa juga
kekencangan dari pengikatan tersebut terutama pada sambungan-sambungan atau overlap
besi.
f. Semua Pekerjaan Beton harus diaduk rata dengan alat pencampur beton (concrete mixer /
molen) dan untuk memadatkan campuran beton menggunakan alat penggetar.
g. Untuk mendapatkan ukuran dan bentuk beton yang sesuai dengan rencana maka bekesting /
cetakan beton harus kuat dan expose beton tidak terjadi keropos dihasil jadi beton.
9
h. Untuk kendali mutu beton maka diadakan test Kuat Tekan beton yang dimana beton tidak
struktur atau struktur harus ditest kuat tekan beton atau diadakan test sample beton dengan
silinder ukuran diameter 15 cm dan panjang 30 cm untuk kuat tekan mengacu pada
permintaan struktur sesuai dengan RKS dan analisa biaya. Dengan hasil test yang ada maka
hasil laporan test untuk persyaratan pengambilan terjamin dan sebagai alat ukur kualitas
beton tersebut. Jumlah sample diambil 3 sample untuk masing-masing item pekerjaan beton.
i. Semua semen yang dipergunakan harus dari jenis I menurut peraturan Semen Portland
Indonesia 1972 NI.8 atau C-150 type atau British Standard BS.12. Semen harus sampai
ditempat pekerjaan dalam kondisi baik, masih dalam kantongnya asli dari pabrik. Merk PC
dianjurkan produksi dalam negeri dalam hal ini semen yang digunakan adalah Semen
Padang Type I.
j. Sebelum pengecoran dimulai harus dipastikan bahwa bekisting betul-betul telah kuat dan
kaku, besi tulangan telah berada pada posisi yang benar sesuai dengan gambar kerja, serta
beton deking telah mencukupi sesuai kebutuhan.
k. Kayu bekisting digunakan kayu Bekisting Papan tebal 2 cm dengan tulang-tulang kayu
dengan ukuran minimal 4/6 cm yang cukup jumlah dan cukup kuat menahan beban beton
yang akan dicor.
l. Beton harus dicorkan sedekat-dekatnya ke tujuan. Untuk pengecoran suatu unit atua bagian
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti, dan tidak boleh terputus tanpa persetujuan dari
Direksi / Pengawas.
m. Pengecoran harus diselesaikan sebelum adukan mulai mengental yang dalam keadaan
normal biasanya dalam waktu 30 menit. Tidak diizinkan mengecor pada waktu hujan turun,
kecuali jika Penyedia Jasa mengambil tindakan yang bias mencegah kerusakan beton dan
telah disetujui oleh Direksi / Pengawas.
n. Adukan beton harus dipadatkan secara seksama, dengan menggunakan alat penggetar.
Penggetaran harus dimulai pada saat adukan dituangkan dan dilanjutkan sampai adukan
berikutnya.
o. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti petunjuk Direksi /
Pengawas. Beton yang masih muda tidak diizinkan untuk dibebani. Segera setelah cetakan
dibongkar, permukaan beton diperiksa. Jika terdapat kemungkinan yang cacat, harus segera
diperbaiki, diplester dengan campuran sedemikian rupa hingga sesuai dengan warna, tekstur
dan rupanya dengan permukaan beton yang berdekatan. Hal ini perlu diperhatikan, terutama
untuk beton exposed.
10
p. Umumnya diperlukan waktu minimum 2 hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding-
dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan disamping lainnya, tujuh hari untuk
dinding-dinding pemikul, dan 21 hari untuk balok-balok dan plat atap.
q. Bahan-bahan bekas yang sudah tidak dipergunakan lagi harus dikumpulkan dan
disingkirkan keluar lapangan agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
r. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting ini harus sesuai dengan P91-
1971
11
8. Nagari Sialang
9. Nagari Koto Tinggi
10. Pengadaan Plank nama Hibah Air Minum
12
g. Plug Kran Brass Ø 1/2''
Bahan dasar kuningan, standart pabrik, kondisi baik dan baru merek Onda
h. Stop Kran Brass Ø 1/2''
Bahan dasar kuningan, standart pabrik, kondisi baik dan baru merek Onda
i. Pipa GI Medium SNI 0039 : 2013 LSPr – 004 – IND Ø ½ Spindo
Bahan pipa GI standart pabrik dengan kondisi baru dan baik serta berfungsi
maksimal (Spindo) lebih lanjut pada speksifikasi teknis khusus
j. Afta Kran Ø 1/2 Onda
Bahan dasar GIP, dengan diameter ½ bahan besi dan pabrikasi kondisi baru
k. Kennie Gi Ø 1/2''
Bahan dasar GIP pabrikasi memiliki SNI nomor 07 – 0139 – 2008 kondisi baik
dan baru
l. Tee Gi Ø ½ x Ø ½
Bahan GIP ,pabrikasi memiliki SNI nomor 07 – 0139 – 2008 kondisi baik dan
baru
m. Seal Tape / TBA
Pelapis antara pipa besi yang berbahan serat plastic tipis dipasang diatas sney
pipa besi / sney kuningan sehingga dapat merapatkan sambungan untuk
mencegah kebocoran (Onda)
n. Box Meter Plastik Warna Kuning
Box meter standart PDAM dengan warna kuning
o. Water Meter Ø 1/2'' merek Itron
Water Meter Ø 1/2, bahan dasar kuningan ,memiliki segel meterologi, SNI nomor
2547 – 2008 .akurasi meteran 10L/jam ,protection against magnetic tempering up
2500 gauss ( lebih Lanjut pada spekifikasi teknis khusus )
p. Flugh GI Ø ½
Bahan GI, standar pabrik dengan kondisi baik dan baru.
q. Batu Meter
Terbuat dari cor beton camp. 1:2:3 dengan dimensi panjang 60 cm lebar 40 cm
dan tebal 15 cm ( 0,036 m3) : ketebalan bisa menyesuaikan dilapangan sehingga
box meter terpasang dengan sempurna.
13
r. Plang Program Hibah Air Minum
Terbuat dari seng Plat tebal 1mm dan dengan ukuran seng plat nya tinggi 80 cm
panjang 120 cm dan memakai tiang pipa besi Ø 40 mm dan untuk lebih jelasnya
lihat pada gambar.
II. KHUSUS
1. Pipa GI Ø ½
1. Pipa GI khusus air minum klas medium setara spindo.
2. Sesuai SNI 07 – 0039 – 1987 dan turunannya
3. Panjang Pipa 6 meter / Batang
4. Type sambungan pipa GI dengan ulir dan TBA sebagai serat pengikat
14
d. Memiliki unit penunjuk volume air berupa 4 digit kubikasi ,1 disgit penunjuk 100
liter dan 3 pointer untuk menunjukan 10 liter ,1 liter dan 0,1 liter dan memiliki
pointer untuk pendeteksian kebocoran di aliran kecil < Q1.
e. Design water meter dengan system dua arah dan tetap menghitung maju.
f. Ukuran water meter setara :
Berat 0,9 Kg/Unit
Panjang badan 165 mm
Tinggi 110 mm
g. Memiliki label dari badan meterologi, klimatologi dan geo fisika ( BMKG ) pada
tiap produk.
h. Tahan terhadap temperature air ( T max ) 50⁰ C
i. Ketahanan terhadap ganguan kuat medan magnet sampai dengan 2,500 gauss
j. Kapasitas rentang bacaan meter 9999,999 M3
k. Tingkat Komponen dalam negeri ( TKDN ) + 80 %.
l. Dapat mencantumkan nama Perusahaan “ PDAM LIMA PULUH KOTA “ diatas
led cover dan serial number extra pada registrasi unit.
m. Memiliki sertifikat SNI 2547 – 2008.
n. Memiliki sertifikat ISO 9001 -2008.
o. Garansi produk dari awal penggunaan sampai dengan 1 tahun
p. Meter air lengkap harus terbuat dari material yang tahan terhadap korosi internal
dan eksternal, atau yang dilindungi dengan coating/ pelapis yang sesuai.
q. Alat penunjuk meter air harus dilindungi dengan jendela tembus pandang terbuat
dari bahan kaca dan dapat dilengkapi pula dengan tutup yang sesuai.
r. Meter air harus dirancang sedemikian rupa agar tidak terjadi kondensasi pada
bagian bawah jendela alat penunjuk.
s. Pelat anti magnet harus terletak pada tempat yang kedap air atau dilindungi /
dibungkus secara menyeluruh dengan plastic.
t. Meter air harus dirancang sedemikian rupa ,sehingga mudah dibongkar pasang
antara inner dan rumah meter air untuk keperluan perbaikan.
Persyaratan Akurasi
Kesalahan yang diizinkan positif atau negatif terhadap volume yang mengalir adalah sebagai
berikut :
a. – 2 % pada aliran transisi (Q2), aliran normal (Q3), aliran maksimum (Q4)
15
b. – 5 % pada starting flow sampai aliran transisi (Q2)
Alat Penunjuk
a. Alat penunjuk volume pada meter air harus berfungsi dan mudah dibaca, tepat dan tidak
meragukan terhadap penunjuk volume. alat penunjuk harus mempunyai alat visual untuk
pengujian dan kalibrasi. Alat penunjuk dapat terdiri dari elemen tambahan untuk
pengujian dan kalibrasi dengan metode lainnya, misalnya untuk pengujian dan kalibrasi
secara otomatis.
b. Satuan ukuran, symbol dan penempatan Volume air yang ditunjuk harus dinyatakan dalam
meter kubik. Satuan m3 harus terdapat pada dial atau berdampingan dengan angka yang
ditampilkan.
16
2. Electro magnetic Flowmeter harus terbuat dari material yang tidak mudah terpengaruh
terhadap perubahan temperature air dalam rentang temperature kerja.
3. Semua bagian meter air yang bersentuhan dengan air yang mengalir harus terbuat dari
material tidak terkontaminasi dan tidak bereaksi secara biologi (tidak mengandung jasa
drenik).
4. Derajat perlindungan mengunakan standart IP68
5. Bahan sensor elekroda pada tube harus terbuat dari material stainless steel bermutu tinggi
minimal AISI316
17
6. Sebisa mungkin menimalisasi terjadinya gelembung – gelembung (Buble) pada pipa yang
diukur.
7. Pemasangan Electro magnetic Flow meter harus mempertimbangkan kemudahan dalam
maintenece, yaitu :
Setiap Tube dari electro magnetic Flow meter harus dilindungi dengan kontruksi box
chamber.
Untuk unit pembacanya (display) harus terlindung dari cuaca terbuka, yaitu dibuatkan
box pelindung dilengkapi dengan jendela pembaca
8. Hindari pemasangan dengan jarak minimum pada outlet pompa untuk menghindari
terjadinya tekanan minus (vacuum ).
9. Selalu memperhatikan safety operasional :
Pemasangan catu daya yang benar dan memiliki pelindung Circuit Breaker yang sesuai.
Grounding pada Body Flow meter sudah terpasang dengan benar.
Untuk pekerjaan listrik selalu koordinasi dengan bagian terkait
18
barang) atau sesuai petunjuk pengguna barang dan dituangkan dalam berita acara serah
terima barang.
11. Penyedia Barang harus menyediakan direksi keet / Gudang menyimpan barang yang
didatangkan, yang terlindung dan tertutup agar terhindar dari gangguan cuaca atau
gangguan lain.
12. Khusus untuk penumpukan pipa dan asesories, penyedia barang tidak boleh membiarkan
pipa terletak langsung diatas tanah, harus pakai bantalan menggunakan kayu 6/12 sebanyak
3 (tiga) tumpuan dan pipa disusun rapi dengan susunan selang seling diatas bantalan
tersebut, dan ditutup dengan terpal, atau sesuai petunjuk pengguna Barang.
Demikianlah spesifikasi ini terbuat sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Walaupun
didalamnya belum tercantum mengenai kualitas bahan dan ketentuan teknis lainnya, tetapi
merupakan satu kesatuan dengan pekerjaan ini maka akan wajib dilaksanakan sesuai aturan dan
ketentuan teknis yang berlaku dan bukan merupakan pekerjaan tambah ( merdeer werk ).
MEDIA PURNAMA, SE
NIP 19811222 200501 1 004
19