PERSIAPAN PELAKSANAAN
- Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, Penyedia jasa diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang akan diuraikan dalam Buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran informasi di
dalam pelaksanaan, Penyedia jasa diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dan Direksi untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.
- Pada Prinsipnya pedoman teknis ini di sesuaikan dengan kebutuhan/persyaratan teknis yang akan
dibangun pada lokasi sesuai dengan RAB yang akan disesuaikan,dan dituangkan dalam Risalah
Aanwitzing.
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Penyedia jasa meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan
dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini.
LINGKUP PEKERJAAN :
Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam gambar dokumen pelelangan dan
gambar kerja, antara lain :
Pasal 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah Kerja Pelaksanaan
Pekerjaan (SPK), Pihak Penyedia jasa harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara
nyata di lapangan.
Dan apabila setelah 1 (satu) minggu Penyedia jasa yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan
fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Pejabat
pengadaan.
Pasal 3
PAPAN NAMA KEGIATAN
Penyedia jasa harus memasang Papan Nama kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya
yang tercantum dalam kontrak penawaran.
Pasal 4
KUASA PENYEDIA JASA DI LAPANGAN
Di lapangan pekerjaan, Penyedia jasa ‘wajib’ menunjuk seorang Kuasa Penyedia jasa atau biasa disebut
‘Pelaksana’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat
kuasa penuh dari Penyedia jasa, berpendidikan minimal STM Bangunan yang berpengalaman dan
mempunyai SKT.
Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Penyedia jasa lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajibannya.
Penyedia jasa wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan.
Pasal 5
RENCANA KERJA
Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Penyedia jasa ‘wajib’ membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Penyedia jasa. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis akan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyedia jasa wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis untuk diberikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan Perencana.
Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut di
atas.
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia jasa berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.
Pasal 6
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
DAN LAIN-LAIN
Direksikeet (los pengawas).
Apabila diperlukan Penyedia jasa harus menyediakan DireksiKeet (Los Pengawas) untuk keperluan
Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dari bahan semipermanen seluas ± 6 m² atau sesuai rencana
Pekerjaan. Apabila diijinkan oleh pemilik pekerjaan, Penyedia jasa dapat memanfaatkan sementara
ruangan pada area bangunan yang tidak digunakan bila ada, yang akan ditentukan oleh Pengawas.
Direksikeet yang dibuat oleh Penyedia jasa, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan
tersebut menjadi aset negara.
Penyedia jasa berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan
untuk para pekerja.
Penyedia jasa berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.
Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, penyedia jasa
bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta
konstruksi yang diserahkan Pejabat Pembuat Komitmen, Apabila terjadi kerusakan-kerusakan, maka
penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
Apabila terjadi kecelakaan, Penyedia jasa segera memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan
itu.
Pasal 8
TENAGA DAN SARANA KERJA
Penyedia jasa harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan
pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya
pekerjaan tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Tenaga kerja/tenaga ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
Peralatan bekerja
Menyediakan alat-alat bantu yangdiperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bahan-bahan bangunan
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta pengiriman material harus tepat waktu sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja
Air untuk bekerja harus disediakan oleh Penyedia jasa dengan membuat sumur di area pekerjaan atau
disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis/Direksi.
Pasal 9
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
Persyaratan pelaksanaan
Untuk menghindari klaim dari ‘User’/Proyek dikemudian hari maka Penyedia jasa harus betul-betul
‘memperhatikan’ semua pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan ‘ukuran jadi (finished)’
sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Penyedia jasa wajib melaksanakan
semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian
bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan petunjuk
yang diberikan oleh Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Penyedia jasa wajib memperhatikan dan
melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas/Pengelola
Teknis.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Penyedia jasa harus menyediakan :
Site manager/Pelaksana sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
Buku harian untuk :
Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjaan.
Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.
1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
Standard yang dipergunakan.
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard Industri
Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
Serta :
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang dikeluarkan
oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan bahaya kebakaran.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku
Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen
bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Dokumen SPK yang sudah disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (Gambar Kerja, RKS, BQ, dan
Surat Perintah Kerja).
Shop Drawing yang dibuat oleh Penyedia jasa dan sudah disetujui/disahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dan Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis.
Pasal 10
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun Administrasi.
Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Penyedia jasa harus memberikan data-data yang diperlukan
menurut data keadaan sebenarnya.
Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan bulanan secara rutin.
Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk bahan
monitoring.
Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku
adalah RKS.
Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi (bagian) dan detail gambar
mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Penyedia jasa harus melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari
kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang
mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dan disahkan secara tertulis.
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi
ukuran dari :
As – as
Luar – luar
Dalam – dalam
Luar – dalam
Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm (centimeter).
Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam
keadaan selesai (“finished”).
Bila ada keraguan mengenai ukuran, Penyedia jasa wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan.
Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh
dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis.
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dan disyahkan secara tertulis.
Penyedia jasa tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam
Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis/Direksi teknis, dan
apabila terjadi kesalahan akibat kelalaian penyedia jasa dalam berkoordinasi dengan Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis/Direksi teknis maka menjadi tanggung jawab Penyedia jasa baik dari segi
biaya maupun waktu.
Pasal 12
TANGGUNG – JAWAB PENYEDIA JASA
Penyedia jasa harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
Kehadiran Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis selaku wakil Pejabat Pembuat Komitmen untuk
melihat, mengawasi, atau memberi instruksi tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
Penyedia jasa bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia jasa berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Penyedia jasa sendiri.
Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan pekerjaan, maka Penyedia jasa
berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Penyedia jasa bertanggung-jawab atas kerusakan yang timbul.
Penyedia jasa bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan menjadi
tangung-jawab Penyedia jasa .
Selama pembangunan berlangsung, Penyedia jasa harus menjaga keamanan bahan/material, barang
milik Proyek, Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan,
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun
belum; adalah tanggung jawab Penyedia jasa dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambah.
Apabila terjadi kebakaran, Penyedia jasa bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-
barang maupun keselamatan jiwa.
Pasal 13
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun dalam
berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan
Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang
material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya,
harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi.
Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk dagang dalam
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan
tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk nama dagang,
buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standard atau kualitas dan tidak boleh
ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan; dan Penyedia jasa harus dengan sendirinya
menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material patent itu
harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan
bahan bangunan yang berlaku.
Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang
ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
Dalam hal ini, Penyedia jasa tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis
bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari
Laboratorium lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan Perencana.
Pasal 14
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.
Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir/ditolak oleh
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-
lambatnya dalam tempo 3 X 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
Pasal 15
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan, dan
pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali
benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai
dengan ketentuan pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan
harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul, akar,
serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak
diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan di buang bila perlu. Pada
daerah galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari daerah sampai kedalaman sekurang-
kurangnya 50 cm di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan
sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.
Pasal 17
PEMASANGAN PATOK UKUR
DAN PAPAN BANGUNAN (‘BOUWPLANK’)
Patok ukur
Penyedia jasa harus membuat patok-patok untuk membentuk garis- garis sesuai dengan gambar, dan
harus memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis sebelum memulai pekerjaan.Bila dianggap perlu Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta Penyedia jasa untuk
membetulkan patok-patok.
Penyedia jasa harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau penentuan
permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar
susunan patok itu dapat diperiksa.
Patok ukur dibuat dari bahan beton bertulang secukupnya, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100
cm dengan bagian yang muncul di atas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil + 0.00 sesuai
Gambar Kerja, dan di atasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan ketinggian di atas
peil + 0.00.
Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Penyedia jasa minimal 2 (dua) buah, dan lokasi
penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis; sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan dijaga keutuhannya
sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis
untuk dibongkar.
Bouwplank Papan bangunan
Pasal 18
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
Pasal 1
UMUM
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan :
Semua penjelasan mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point – point penjelasan
termasuk segala jenis peralatan, bahan dan teknis pekerjaan .
Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup Pekerjaan yang tidak dijelaskan dalam RKS akan
dijelaskan kemudian dalam Risalah aanwitzing dan pihak Kontraktor harus melaksanakannya sesuai
gambar kerja. Penjelasan mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point – point
penjelasan termasuk segala jenis peralatan , bahan dan teknis pekerjaan .
Pasal 2
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN
Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu dibersihkan dari
berbagai macam kotoran, sampah, puing–puing dan segala sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.
Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan
di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi.
Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING
Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada di dalam Tapak/Site
konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan Perencana/Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan
lagi.Untuk instalasi existing tersebut di atas, kontraktor harus menjaga dan memeliharanya dari
gangguan/cacat.
Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih berfungsi harus dipindah,
maka Kontraktor harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan
Pengawas/Direksi.
Pasal 4
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Campuran & Mutu Beton.
Cor Beton menggunakan campuran aduakn 1PC : 2PS : 3 KR , Mutu beton yang disyaratkan dalam
pekerjaan beton bertulang non struktural ini adalah K-175.
Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan, kait-kait, dan
sengkang (ring); persyaratannya harus sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).
Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dalam Gambar
Kerja.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu,
tanah, lumpur, dan sebagainya.
Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai gambar kerja dan atau seperti terurai dalam pekerjaan
beton di bab lain dalam buku ini.
Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel seperti tercantum dalam butir 6.3.1.5 dan 6.3.1.6. di
atas, terlepas adalah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.
Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok beton maupun beton
lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cm,
yang terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok praktis ini.
Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pemasangan Dinding bata merah dengan Spesifikasi :
PERSYARATAN BAHAN
Bata merah.
Bata merahyang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai sudut siku dan
ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau Distributor.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari batu
bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 6
PEKERJAAN PASANGAN, ADUKAN DAN CAMPURAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pasangan lantai dan dinding keramik
Pasangan Dinding bata 1/2 bata.
Pasangan batu andesit.
Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
PERSYARATAN BAHAN
Batu Bata.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai sudut siku dan
ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari batu
bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 7
PEKERJAAN PLESTERAN
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran acian halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Plesteran Beton
PERSYARATAN BAHAN
Semen.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.1.
Pasir.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.2.
Air
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau bidang beton
telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas
Jenis Plesteran.
Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu
1 PC : 3 PS.Dipakai untuk :
Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan
atau lantai.
Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS.
Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS.
Aduk plesteran ini untuk :
Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 30 cm dari permukaan
lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
Semua bagian permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm ( untuk k. Mandi ) dari permukaan lantai.
Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan.
Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”).
Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm.Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka
diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.
Pasal 8
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Keramik lantai, lantai dan dindinguntuk kamar mandi/toilet dan tempat lain yang ditunjukkan
pada Gambar Kerja.
PERSYARATAN BAHAN
Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.
Kramik Lantai
Jenis : Standard
Permukaan : Rata untuk lantai .
Ketebalan : 6 mm.
Warna : Ditentukan kemudian.
Ukuran : 40x40 cm, 2OX2O cm, 2Ox25 cm.
Kualitas : kelas I
Produk : setaraf Mulya
Adukan Pengisi Siar
Aduk pengisi siar dan nat yaitu dengan menggunakan cairan Flexicoat, sistem pelaksanaan pengisian nat
dengan koas kecil.
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan keramik sebanyak 3 (tiga) set kepada Pejabat Pembuat
Komitmen untuk mendapatkan persetujuan (Tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard
dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
Pasal 9
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, DAN BAUPENLIGH
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Rangka Kusen :
Kusen pintu, Jendela, Dan Baupenligh
Pekerjaan lain yang tercantum dalam Gambar Kerja.
PERSYARATAN BAHAN
Ukuran kusen adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Rangka Kusen
Kayu Lokal Kelas II
Referensi bahan sesuai dengan Setandar Mutu Untuk Kusen.
Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan butir berikut ini.Semua
bahan yang dipakai harus kuat, lurus, tidak mudah bengkok , tanpa cacat Ukuran bahan adalah ukuran
jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Pasal 10
PEKERJAAN DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan daun Pintu Panel Dan Daun Jendela Kaca Kayu Lokal Kelas II
Persyaratan Bahan
Daun Pintu.
Bahan Rangka daun Pintu Kayu Lokal Kelas II
Bahan : Kayu Lokal Kelas II Terbaik
Panel daun pintu : Kayu Lokal Kelas II Terbaik
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja
Persyaratan : lihat Bab Pekerjaan kusen
Daun Jendela.
Bahan Rangka Daun Jendela Kayu Lokal Kelas II
Bahan : Kayu Lokal Kelas II Terbaik
Pasal 11
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA
(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan pemasangan engsel pintu dengan engsel baru
Pekerjaan pemasangan kunci baru termasuk pintu KM/WC
Pekerjaan pemasangan selot baru untuk daun pintu dobel
Pekerjaan pemasangan hak angin dan engsel jendela baru
Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
Pegangan (“Handle”).
Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (“Latch Bolt”) secara mekanis yg menyatu dengan
silinder kunci.
Pemakaian : Untuk semua pintu selain KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.
Kehandalan Kerja.
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum dan sesudah
pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen
kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah pintu pada pintu-pintu
umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Pasal 12
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan langit-langit dengan bahan GRC Board, untuk seluruh bangunan atau sesuai Gambar Kerja.
Pemasangan lis profil,diprofil pada bagian tepi plafond atau sesuai dengan gambar kerja dan RAB.
PERSYARATAN PELAKSANAAN.
Ketinggian kerangka langit-langit setelah terpasang dan disetel harus sesuai dengan ketinggian langit-
langit jadi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Bahan yang digunakan untuk rangka plafond adalah Kayu Albasiah untuk rangka induk. Ukuranrangka
plafond adalah 120 x 240 cm untuk GRC Board.
Pemasangan rangka plafond harus selalu melakukan koordinasi dengan tim yang akan memasang titik
lampu apabila pemasangan lampu yang digunakan adalah type inbow .
Lembaran-lembaran GRC harus dipasang pada rangka yg sudah terpasang dengan paku pada setiap jarak
20 cm (1,5 cm dari tepi).
Di bagian tengah lembaran dipaku secukupnya pada rangka agar permukaan bidang tidak melendut.
Bahan plafond GRC digunakan untuk semua ruangan yang tercantum pada gambar kerja setelah
penutup plafond terpasang, pada bagian sambungan dan kepala paku ditutup dan dirapihkan dengan
menggunakan calsibond hingga permukaanya menjadi rata.
Rangka plafond yang baru harus dalam kondisi baik dan memenuhi syarat untuk dipergunakan
“Finishing” adalah cat acrylic (cat tembok).
Pelaksanaan pengecatan harus memenuhi persyaratan pekerjaan pengecatan seperti diuraikan
dalam bab Pekerjaan Cat & Laburan dalam RKS ini. Warna ditentukan kemudian.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang ditampakkan, dan langit-
langit dengan cat tembok.
Pengecatan kayu lisplank, list plafond
Pekerjaan pengecatan Plint dengan cat plincoat.
Pekerjaan Pengecatan panel daun pintu.
Pekerjaan Pengecatan Permukaan Plesteran Dinding, Beton dan Langit-Langit.
Semua permukaan plesteran dinding, permukaan beton yang tampak/ exposed dan langit-langit seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan Pengecatan Kayu.
Cat akhir (“finish”) untuk permukaan kayu yang ditampakkan, seperti : Kusen,Pintu,Jendela,lisplank atau
tempat lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Cat dasar/meni besi untuk pekerjaan pengecatan kayu seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Plamur.
Bahan dari kualitas utama, produk ex Lokal mutu terbaik.
Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di mengenai kemurnian cat yang akan
dipergunakan, Pembuktian berupa :
segel kaleng
test BD
test laboratorium
hasil akhir pengecatan
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang
transparan ukuran 30 x 30 cm2.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan, dan
jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk kemudian akan diteruskan
ke Pejabat Pembuat Komitmen, minimal 5 Galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada
di dalamnya.Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk Perawatan.
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda-
tanda sapuan, roller maupun semprotan.
Pasal 14
PEKERJAAN ATAP
Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pemasangan rangka atap menggunakan Kayu Lokal Kelas II yang sesuai dengan standar
Kontruksi Kayu atau yang tercantum dengan RAB dan penutup atap sesuai gambar kerja, lengkap
dengan asesoris penutup wuwung, akhiran wuwung, penutup jurai, akhiran jurai; seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG TANAH
Persyaratan Bahan.
Bahan penutup atap adalah jenis genteng yang harus memenuhi SII
Spesifikasi Bahan :
Jenis : Genting Palentong
Type : Standard
Warna : sesuaikan bangunan yang ada
Produk : Lokal mutu terbaik
Genteng harus berkualitas baik, mulus, tidak retak bentuknya teratur tidak bengkok atau terpuntir.
Bentuk, ukuran, warna serta tekstur yang digunakan harus sama dan seragam.
Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai keterangan tertulis
mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
Ukuran Paku yang digunakan sesuai dengan yang disyaratkan untuk pasangan jenis Penutup Atap.
Pasal 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh
pekerjaan listrik di dalam maupun diluar bangunan gedung.Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum
Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.
LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi, testing/pengujian, pengesahan
terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan/atau Badan
Keselamatan Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan/garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan
yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada
syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada
syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.
GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di dalamnya
dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu.Iainnya.pengerjaan dan
pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk
koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Konsultan Manajemen Konstruksian
atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI
Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak), saklar, kontak-kontak tarik
(pull box), cabinet / penel daya, kebel, alai-alai bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistern instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V
dan penerangan.
Kotak-kotak(doos) Outlet.
Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL, AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini
bisa berbentuk single / multi gang box empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan balk dan benar.
Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan ukuran condulit, sesuai dengan
persyarata, tetapi kurang dad ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding dan receptaI les
outlet harus (alvani stee dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm un uk peralatan tunggal
dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.
Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating minimum 10A / 250 V. Saklar pada
umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak
ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang sesuai.Sambungan hanya diperbolehkan antara
kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai sesuai petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi. Saklar dan stop kontak sek BROCCO, Clipsal atau setara.
Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan ranting minimum
10 A / 220 V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran
pentanahan.
Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap.
Pemasangan Kabel
Pemasangan di Permukaan
Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan Semua kabel harus dipasang didalam konduit
PVC high - impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit dengan klem pendukung
yang sesuai. Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit fleksibel serta cara
penyambungannya terlebih dahulu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
Pemasangan di Permukaan
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam dinding harus diletakkan didalam
konduit PVC hign impact heavy gauge dengan ukuran minimum 3/a". Penarikan kabel menuju titik saklar
atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
Pemasangan Menembus Dinding
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan
ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.
Penggunaan Warna Kabel
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan netral dan non harus mengikuti
peraturan yang disebutkan oleh 2000, yaitu :
Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat tahan karat
dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna dan
merek cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium plating ataa-crengan zinc
chromate dan di cat dengan cat akhir sistem bakar (oven)
Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus daya (CB)
dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindahkan/mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.
Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC high impact heavy gauge yang
memenuhi standar BS4607 dan BS6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan
harus dan jenis heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & II
class 4.
Pamasangan
Race Way yang ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan jalan membobok beton dengan
pahat. Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan ukuran dan
jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding
dengan kondisi semula.
Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung kabel
(sheath / armour), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan metal
harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersediri yang trerbuat dari tembaga dengan daya
hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm dan dimasukkan ke dalam
konduit.Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut
Pentanahan netral trafo maksimum 1 ohm.
Pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.
Pentanahan netral generator maksimum 2 ohm.
Cable Tray
Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari bahan besi lunak dengan sisi-sisi
di tekuk ke dalam dengan ketebalan pelat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan cable tray
harus digalvanisir.
Cable tray Three Star, Tri Abadi & Elpro.
Penggantung / penyangga
Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front, terbuat dari plat baja (metal cled).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja struktur atau rangka profil baja yang
diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat hubung-singkat (sampai 60
kA dalam waktu 1 detik) Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-
sisinya dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel harus bisa dicapai dari depan maupun
belakang.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada sisi depan yang
berengsel.
Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua
sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada sisi belakang dari
penutup yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu
dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalarn standar VDE/IEC
untuk peralatan yang tertutup. Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai
konstruksi sekrup (screwed on / bolted on) Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan
sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air. Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.
Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol (zero adjusment) berupa
sekrup pemutar dibagian depan.
Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai skala penunjukan yang lebar.
Voltmeter dipasang di sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan arus nominal 3 A.
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol (zero adjustment) berupa sekrup
pemutar di bagian depan.
Trafo Arus
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan (indoor type), jenis jendela dengan
perbandingan kumparan yang sesuai dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.
Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis yang timbul pada
waktu terjadinya hubungan singkat 3 fasa simetris.
Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan dengan kWh meter dengan syarat tidak
menguranqi ketelitiannya.
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus (terpisah).
Kabel-kabel Kontrol
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap
dan dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan nominal 600 volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran
kabclnya clan clikencangkan
Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan
ahli, dengan cara-cara yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang perlu agar di peroleh hasil
pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul lurus.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh mempunyai sela-
sela di antara bagian-bagian fixture dan permukaan-perrnukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah)
lampu harud ditanahkan (grounded). Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan,
peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn kondisi sempurna serta bebas dari
semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara lengkap.
Pasal 16
PEKERJAAN INSTALASI AIR
Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan sanitasi meliputi pengadaan dan pemasangan sebagai berikut :
Pemasangan Pipa-pipa pada bangunan untuk Instalasi Air Bersih, Buangan air hujan dan air kotor dari
toilet.
Persyaratan umum
Semua pekerjaan ini harus memenuhi peraturan dan normalisasi di Indonesia yang masih berlaku.
Persyaratan bahan dan persyaratan pelaksanaan.
Semua PVC, pipa penyambung, joint, fitting adalah PVC kelas AW (heavy duty) seri S 12,5 memenuhi
standard SII. (heavy duty) seri S 12,5 memenuhi standard SII. Asal dari pabrik yang sama. Produk
sekualitas rucika, ukuran sesuai gambar kerja.
Pasal 17
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN
DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN
Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan yang
tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam RKS ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya
yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor
bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.