Anda di halaman 1dari 53

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT ( RKS )

KEGIATAN : REHABILITASI SEDANG / BERAT RUANG KELAS


PEKERJAAN : REHABILITASI 2 RUANG KELAS SDN 1 MARUYUNGSARI
LOKASI : KECAMATAN PADAHERANG KABUPATEN PANGANDARAN
TAHUN ANGGARAN : 2021

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN

PERSIAPAN PELAKSANAAN
- Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, Penyedia jasa diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang akan diuraikan dalam Buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran informasi di
dalam pelaksanaan, Penyedia jasa diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dan Direksi untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.
- Pada Prinsipnya pedoman teknis ini di sesuaikan dengan kebutuhan/persyaratan teknis yang akan
dibangun pada lokasi sesuai dengan RAB yang akan disesuaikan,dan dituangkan dalam Risalah
Aanwitzing.

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Penyedia jasa meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan
dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini.

LINGKUP PEKERJAAN :
Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam gambar dokumen pelelangan dan
gambar kerja, antara lain :

REHABILITASI 2 RUANG KELAS SDN 1 MARUYUNGSARI


I. PEKERJAAN PERSIAPAN
II. PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
III. PEKERJAAN BETON
IV. PEKERJAAN LANTAI DAN KERAMIK
V. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, DAN JENDELA
VI. PEKERJAAN KUDA KUDA, ATAP DAN PELAFOND
VII. PEKERJAAN PENGECATAN
VIII. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG
IX. PEKERJAAN SANITASI
X. PEKERJAAN LISTRIK

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Pekerjaan yang tidak tercantum dalam Lingkup diatas sudah termasuk dalam jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan sesuai gambar rencana kerja.
PEKERJAAN PERSIAPAN
Meliputi : Pengukuran, Bongkaran , mobilisasi peralatan, bahan/material, pengadaan air dan listrik
untuk bekerja dan tenaga kerja.

Pasal 2
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah Kerja Pelaksanaan
Pekerjaan (SPK), Pihak Penyedia jasa harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik secara
nyata di lapangan.
Dan apabila setelah 1 (satu) minggu Penyedia jasa yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan
fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Pejabat
pengadaan.

Pasal 3
PAPAN NAMA KEGIATAN

Penyedia jasa harus memasang Papan Nama kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya
yang tercantum dalam kontrak penawaran.

Pasal 4
KUASA PENYEDIA JASA DI LAPANGAN

Di lapangan pekerjaan, Penyedia jasa ‘wajib’ menunjuk seorang Kuasa Penyedia jasa atau biasa disebut
‘Pelaksana’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat
kuasa penuh dari Penyedia jasa, berpendidikan minimal STM Bangunan yang berpengalaman dan
mempunyai SKT.

Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Penyedia jasa lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajibannya.

Penyedia jasa wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat persetujuan.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Bila dikemudian hari menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Penyedia jasa secara tertulis untuk mengganti
‘Pelaksana’.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, Penyedia jasa harus sudah
menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Penyedia jasa sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan)
yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 5
RENCANA KERJA

Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Penyedia jasa ‘wajib’ membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan Tenaga.
Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SPK) diterima Penyedia jasa. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis akan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
Penyedia jasa wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis untuk diberikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan Perencana.
Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut di
atas.
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia jasa berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.

Pasal 6
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
DAN LAIN-LAIN
Direksikeet (los pengawas).
Apabila diperlukan Penyedia jasa harus menyediakan DireksiKeet (Los Pengawas) untuk keperluan
Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dari bahan semipermanen seluas ± 6 m² atau sesuai rencana
Pekerjaan. Apabila diijinkan oleh pemilik pekerjaan, Penyedia jasa dapat memanfaatkan sementara
ruangan pada area bangunan yang tidak digunakan bila ada, yang akan ditentukan oleh Pengawas.

Direksikeet yang dibuat oleh Penyedia jasa, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan
tersebut menjadi aset negara.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Pasal 7
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

Penyedia jasa berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan
untuk para pekerja.
Penyedia jasa berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.
Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, penyedia jasa
bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta
konstruksi yang diserahkan Pejabat Pembuat Komitmen, Apabila terjadi kerusakan-kerusakan, maka
penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
Apabila terjadi kecelakaan, Penyedia jasa segera memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan
itu.

Pasal 8
TENAGA DAN SARANA KERJA

Penyedia jasa harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan
pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserahterimakannya
pekerjaan tersebut kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Tenaga kerja/tenaga ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
Peralatan bekerja
Menyediakan alat-alat bantu yangdiperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bahan-bahan bangunan
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan serta pengiriman material harus tepat waktu sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja
Air untuk bekerja harus disediakan oleh Penyedia jasa dengan membuat sumur di area pekerjaan atau
disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya
yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis/Direksi.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Penyedia jasa harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi penuh dengan
dengan keperluan untuk pelaksanaan pekerjaan.
Listrik untuk bekerja harus disediakan Penyedia jasa dan diperoleh dari sambungan sementara PLN
setempat selama masa pembangunan atau menyambung dari yang sudah ada apabila dayanya masih
mencukupi. Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk
penggunaan sementara atas petunjuk pengawas.

Pasal 9
PERSYARATAN DAN STANDARISASI

Persyaratan pelaksanaan
Untuk menghindari klaim dari ‘User’/Proyek dikemudian hari maka Penyedia jasa harus betul-betul
‘memperhatikan’ semua pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan ‘ukuran jadi (finished)’
sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Penyedia jasa wajib melaksanakan
semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian
bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan petunjuk
yang diberikan oleh Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Penyedia jasa wajib memperhatikan dan
melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas/Pengelola
Teknis.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Penyedia jasa harus menyediakan :
Site manager/Pelaksana sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
Buku harian untuk :
Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjaan.
Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.
1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
Standard yang dipergunakan.
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standard Industri
Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia
SII : Standard Industri Indonesia
SK SNI T-15-1991-03 (PBI – 1991) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.

Serta :
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang dikeluarkan
oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan bahaya kebakaran.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku
Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen
bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Dokumen SPK yang sudah disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (Gambar Kerja, RKS, BQ, dan
Surat Perintah Kerja).
Shop Drawing yang dibuat oleh Penyedia jasa dan sudah disetujui/disahkan oleh Pejabat Pembuat
Komitmen dan Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis.

Pasal 10
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun Administrasi.
Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Penyedia jasa harus memberikan data-data yang diperlukan
menurut data keadaan sebenarnya.
Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan bulanan secara rutin.
Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk bahan
monitoring.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Pasal 11
PENJELASAN RKS & GAMBAR

Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku
adalah RKS.
Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi (bagian) dan detail gambar
mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Penyedia jasa harus melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari
kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar kerja yang
mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dan disahkan secara tertulis.
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Ukuran
Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi
ukuran dari :
As – as
Luar – luar
Dalam – dalam
Luar – dalam
Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm (centimeter).
Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam
keadaan selesai (“finished”).
Bila ada keraguan mengenai ukuran, Penyedia jasa wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan.
Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh
dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis.
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dan disyahkan secara tertulis.
Penyedia jasa tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di dalam
Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis/Direksi teknis, dan
apabila terjadi kesalahan akibat kelalaian penyedia jasa dalam berkoordinasi dengan Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis/Direksi teknis maka menjadi tanggung jawab Penyedia jasa baik dari segi
biaya maupun waktu.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Perbedaan gambar
Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka gambar yang
mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka Penyedia jasa wajib
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis yang akan memutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Perencana.
Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/ Listrik dan Mekanikal,
maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan
selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-
siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar
Kerja, Penyedia jasa diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis dan Direksi
teknis secara tertulis, dan mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas/Pengelola
Teknis/Direksi teknis dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan
dijadikan pegangan.
Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia jasa untuk memperpanjang /
meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.
Istilah - Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai berikut
STR : Struktur, Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan Konstruksi
Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering kolom, Balok dan tebal Lantai.
ARS : Arsitektur,Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan
secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.
ELK : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik dan Penerangan.
MEK : Mekanikal,yang ada hubungannya dengan Sistem Air Bersih Air Kotor – Drainase, Sistem
Pemadam Kebakaran, Sistem Instalasi Diesel – Generator Set, dan Sistem Pengkondisian Udara.
Shop drawing
Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh Penyedia jasa
berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Penyedia jasa wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam
Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis.
dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan
termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di
dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.
Penyedia jasa wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis
untuk mendapat persetujuan tertulis.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Semua gambar yang dipersiapkan oleh Penyedia jasa dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari
proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.
Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan “as-built drawing”.
Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan pekerjaan disesuaikan
dengan Dokumen Kontrak.
Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Penyedia jasa berkewajiban membuat gambar-
gambar yang telah dikerjakan/dibangun oleh penyedia jasa (As-Built Drawing). Biaya untuk
penggambaran “As-Built Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan penyedia jasa .

Pasal 12
TANGGUNG – JAWAB PENYEDIA JASA

Penyedia jasa harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
Kehadiran Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis selaku wakil Pejabat Pembuat Komitmen untuk
melihat, mengawasi, atau memberi instruksi tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
Penyedia jasa bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia jasa berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Penyedia jasa sendiri.
Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan pekerjaan, maka Penyedia jasa
berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melalui Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Penyedia jasa bertanggung-jawab atas kerusakan yang timbul.
Penyedia jasa bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan menjadi
tangung-jawab Penyedia jasa .
Selama pembangunan berlangsung, Penyedia jasa harus menjaga keamanan bahan/material, barang
milik Proyek, Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan,
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun
belum; adalah tanggung jawab Penyedia jasa dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan
tambah.
Apabila terjadi kebakaran, Penyedia jasa bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang berupa barang-
barang maupun keselamatan jiwa.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Apabila pekerjaan telah selesai, Penyedia jasa harus segera mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa
bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Penyedia jasa .

Pasal 13
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun dalam
berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan
Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang
material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya,
harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi.
Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk dagang dalam
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan
tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam bentuk nama dagang,
buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standard atau kualitas dan tidak boleh
ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan; dan Penyedia jasa harus dengan sendirinya
menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material patent itu
harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan
bahan bangunan yang berlaku.
Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang
ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
Dalam hal ini, Penyedia jasa tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis
bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari
Laboratorium lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan Perencana.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut harus ditanggung oleh Penyedia
jasa tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.
Penyedia jasa /Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan yang
diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis/Direksi dan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut
didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis dan
Perencana dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan
di ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal
pelaksanaan.
Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada Penyedia
jasa selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
Penyimpanan material
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan, dan atau
sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaiannya untuk pekerjaan.
Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling) menurut petunjuk
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis.
Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai dengan
ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan dari kandungan air/cairan yang berlebihan.
Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation),
agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan
agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih
dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari lima meter.

Pasal 14
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.
Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir/ditolak oleh
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-
lambatnya dalam tempo 3 X 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas/Direksi/Perencana dan
ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis/Perencana
berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada penyedia jasa yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Penyedia jasa sepenuhnya disamping
pihak penyedia jasa tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu permil) dari harga borongan.
Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan tersebut,
maka Penyedia jasa harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai Penelitian Bahan-Bahan
Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada Pengawas/Direksi/Perencana
secara tertulis.Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Penyedia jasa .
Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik atau tidaknya kualitas dari
bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
Bila diminta oleh Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis, Penyedia jasa harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

Pasal 15
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah permukaan, dan
pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing di dalam daerah kerja, kecuali
benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai
dengan ketentuan pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan
harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul, akar,
serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak
diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan di buang bila perlu. Pada
daerah galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari daerah sampai kedalaman sekurang-
kurangnya 50 cm di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan
sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Pasal 16
PENGUKURAN KONDISI TAPAK
DAN PENENTUAN PEIL

Pekerjaan pengukuran kondisi tapak


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia jasa diwajibkanmelakukan pengukuran kondisi “existing”
tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepadaDireksi/Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dan Konsultan Perencana.
Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya di lapangan, harus
segera dilaporkan ke Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis dan Perencana untuk diminta
keputusannya.
Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolit.
Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian- bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Pengelola
Teknis dan Perencana.
Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada :
Personil :
1 orang surveyor ahli
1 orang pekerja surveyor
Peralatan Pengukuran (Survey) :
Wild ROS Theodolite (360 derajat);
Wild TO Theodolite (360 derajat);
Wild NAK levels;
Pita meteran baja dengan panjang 50 m;
Steel measuring rod (4 m);
Patok-patok survey, dan macam-macam alat yang diperlukan dalam survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila diminta) termasuk tripod, dll. Atas
tanggungan biaya sendiri, Penyedia jasa harus mengadakan survey dan pengukuran tambahan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan (slopes stakes), temporang grade
stakes, dan lain-lain.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis ataupun oleh Penyedia jasa harus
dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh Penyedia jasa atas tanggungan
biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya
(setting out) disetujui oleh Pengawas.
Penyedia jasa harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross section) kepada
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis yang akan mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya,
kemudian mengembalikan kepada Penyedia jasa.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Bila Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis perlu mengadakan perubahan/revisi, Penyedia jasa harus
mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan di atas.
Cross section dari Penyedia jasa harus digambar dan shoftcopy untuk memungkinkan reporduksi bila
cross section itu akhirnya disetujui, maka penyedia jasa harus menyerahkan gambar asli dan shoftcopy
kepada Pejabat Pembuat Komitmen.
Pekerjaan penentuan peil
Pekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing Arsitektur) adalah permukaan lantai finshing ruangan lantai
dasar (Hall) bangunan seperti tertera dalam gambar kerja yaitu + 0.00 cm pada lantai dasar Bangunan .
Selanjutnya peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis.

Pasal 17
PEMASANGAN PATOK UKUR
DAN PAPAN BANGUNAN (‘BOUWPLANK’)

Patok ukur
Penyedia jasa harus membuat patok-patok untuk membentuk garis- garis sesuai dengan gambar, dan
harus memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis sebelum memulai pekerjaan.Bila dianggap perlu Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis dapat merevisi garis-garis / kemiringan dan meminta Penyedia jasa untuk
membetulkan patok-patok.
Penyedia jasa harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau penentuan
permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar
susunan patok itu dapat diperiksa.
Patok ukur dibuat dari bahan beton bertulang secukupnya, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100
cm dengan bagian yang muncul di atas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil + 0.00 sesuai
Gambar Kerja, dan di atasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan ketinggian di atas
peil + 0.00.
Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Penyedia jasa minimal 2 (dua) buah, dan lokasi
penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis; sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan dijaga keutuhannya
sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis
untuk dibongkar.
Bouwplank Papan bangunan

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan
diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama lain adalah 1.50 m; tertancap di
tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan setempat.
Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata waterpass, kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis.
Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Penyedia jasa harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis untuk mendapatkan persetujuan.
Penyedia jasa harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini
sampai tidak diperlukan lagi.

Pasal 18
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

Ijin memasuki tempat kerja


Direksi dan Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap
waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana pekerjaan
sedang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat.
Pemeriksaan Pekerjaan
Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Penyedia jasa, tetapi karena bahan/material
ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi
harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Penyedia jasa dalam waktu yang
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis/Direksi.
Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum mendapatkan persetujuan
pengawas dan Penyedia jasa harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk
memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
Penyedia jasa harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan
akan siap diperiksa.
Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya
surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari Raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis/Direksi, maka Penyedia jasa dapat meneruskan pekerjaannya
dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Pengelola
Teknis/Direksi.
Bila Penyedia jasa melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis/Direksi berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan Penyedia jasa, tidak
dapat di “klaim” sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu
pelaksanaan.
Kemajuan Pekerjaan
Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh penyedia jasa
demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga
diterima oleh Konsultan Pengawas/Pengelola Teknis.
Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut penilaian Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah
ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang maka pengawas harus memberikan petunjuk secara
tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Perintah untuk pelaksanaan (foreman).
Bila Penyedia jasa atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di mana Konsultan
Pengawas/Pengelola Teknis bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau
perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas Pelaksana atau petugas yang ditunjuk
oleh Penyedia jasa untuk menangani pekerjaan itu.
Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan toleransi yang
diberikan dalam Spesifikasi, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1
UMUM

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan :

REHABILITASI 2 RUANG KELAS SDN 1 MARUYUNGSARI


Pekerjaan Pembangunan
a. Pekerjaan Standar yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Persiapan dan Sarana Kerja
Pekerjaan Pekerjaan Sipil
Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan Mekanikal Plumbing
Pekerjaan Elektrikal Sistem
Pekerjaan Elektronika Sistem

b.Pekerjaan Non Standar yang dimaksud meliputi :


Pekerjaan Pasangan
Pekerjaan Kusen Pintu,Jendela
Pekerjaan Atap
Pekerjaan Plafond
Pekerjaan Lain-lain

Semua penjelasan mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point – point penjelasan
termasuk segala jenis peralatan, bahan dan teknis pekerjaan .
Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup Pekerjaan yang tidak dijelaskan dalam RKS akan
dijelaskan kemudian dalam Risalah aanwitzing dan pihak Kontraktor harus melaksanakannya sesuai
gambar kerja. Penjelasan mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point – point
penjelasan termasuk segala jenis peralatan , bahan dan teknis pekerjaan .

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


PERSIAPAN PELAKSANAAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari dengan seksama Gambar Kerja.
Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi di lapangan yang meliputi semua bangunan
dan tidak terbatas pada bangunan existing.
Kontraktor harus mengamankan/melindungi hasil paket pekerjaan sebelumnya maupun yang sedang
berjalan, bahan/komponen/instalasi existing yang dipertahankan; agar tidak rusak atau cacat.
Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang, atau konstruksi khusus sebagai penahan atau
pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu
untuk mendapat persetujuan.

Pasal 2
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN

Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih dahulu dibersihkan dari
berbagai macam kotoran, sampah, puing–puing dan segala sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan
pekerjaan.
Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan
di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi.

Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING

Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada di dalam Tapak/Site
konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan Perencana/Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan
lagi.Untuk instalasi existing tersebut di atas, kontraktor harus menjaga dan memeliharanya dari
gangguan/cacat.
Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih berfungsi harus dipindah,
maka Kontraktor harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan
Pengawas/Direksi.

Pasal 4
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Kolom Praktis 12 x 12 cm, mutu beton K - 175

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Pekerjaan beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
PERSYARATAN BAHAN
Besi Beton.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.3.1
Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
Pasir yang dipakai harus pasir beton.
Koral Beton/Split.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.4
Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
Acuan/Bekisting & Perancah
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.1.3.

PERSYARATAN PELAKSANAAN
Campuran & Mutu Beton.
Cor Beton menggunakan campuran aduakn 1PC : 2PS : 3 KR , Mutu beton yang disyaratkan dalam
pekerjaan beton bertulang non struktural ini adalah K-175.
Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan, sambungan, kait-kait, dan
sengkang (ring); persyaratannya harus sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).
Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan dalam Gambar
Kerja.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu,
tanah, lumpur, dan sebagainya.
Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis
Pemasangan kolom praktis untuk :
Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian dalam bangunan setiap luas 9 m2.
Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian luar/tepi luar bangunan setiap luas dinding 9 m2.
Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan Pembuatan Balok /Lintel& Ring Balok.
Pemasangan balok /lintel dan ring balok :
di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ringbalok.
setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi
dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai gambar kerja dan atau seperti terurai dalam pekerjaan
beton di bab lain dalam buku ini.
Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel seperti tercantum dalam butir 6.3.1.5 dan 6.3.1.6. di
atas, terlepas adalah pekerjaan tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.
Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok beton maupun beton
lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cm,
yang terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan kolom dan balok praktis ini.

Pasal 5
PEKERJAAN PASANGAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pemasangan Dinding bata merah dengan Spesifikasi :
PERSYARATAN BAHAN
Bata merah.
Bata merahyang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai sudut siku dan
ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau Distributor.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari batu
bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


PERSYARATAN PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil, sambungan dan
hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar
Kerja.
Dalam pekerjaan pasangan dinding bata merahSebelum dilaksanakan pemasangan,Pada saat diletakkan,
tidak boleh ada genangan air di atas permukaan tersebut.
Aduk Perekat/Spesi.
Adukan perekat/spesi untuk pasangan bata merahkedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS untuk :
Plesteran acian beton
Dinding pasangan daerah basah.
Dinding pasangan bata merah yang langsung berhubungan dengan luar.
Saluran.
Untuk semua pasangan bata merah terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai aduk perekat/spesi campuran
1 PC :5 PSR terkecuali yang disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.
Pekerjaan pemasangan bata merahharus benar-benar vertikal dan horizontal.Pengukuran dilakukan
dengan tiang lot dan harus diukur tepat.Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan
atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan
horizontal.

Pasal 6
PEKERJAAN PASANGAN, ADUKAN DAN CAMPURAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pasangan lantai dan dinding keramik
Pasangan Dinding bata 1/2 bata.
Pasangan batu andesit.
Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
PERSYARATAN BAHAN
Batu Bata.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai sudut siku dan
ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari batu
bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil, sambungan dan
hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar
Kerja.
Dalam pekerjaan pasangan dinding bata Sebelum dilaksanakan pemasangan, batu bata harus direndam
dalam air bersih dulu sehingga jenuh air .Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.
Aduk Perekat/Spesi.
Adukan perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS untuk :
Plesteran acian beton
Dinding pasangan bata daerah basah.
Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan dengan luar.
Gravel / Saluran.
Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai aduk perekat/spesi campuran 1
PC : 5 PSR terkecuali yang disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.
Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar-benar vertikal dan horizontal.Pengukuran dilakukan
dengan tiang lot dan harus diukur tepat.Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan
atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan
horizontal.
Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai setinggi permukaan
tanah
Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar
telah dikerok dan dibersihkan.
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi 5%.
Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci halus) :
Dinding bata 1/2 batu harus setebal 15 cm.
Dinding bata 1 bata harus setebal 25 cm.
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Pekerjaan adukan pasangan bata adukan 1 : 3 ( trasraam )
Pekerjaan adukan pasangan bata adukan 1 : 5
Plesteran adukan pondasi batu kali
Pekerjaan adukan pasangan keramik
Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
PERSYARATAN BAHAN
Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis
Struktur.
Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih dari tanah
dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran seperti dibawah ini :
Jenis Adukan
Adukan biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS
Adukan ini untuk pasangan batu bata, pondasi setempat biasa dan batu tempel serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
Adukan kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS.
Adukan plesteran ini untuk :
Semua pasangan bata, Pas. Dinding Keramik kamar mandi, adukan pondasi batu kali traasraam dan
plesteran beton di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm dari permukaan lantai,
kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.

Pasal 7
PEKERJAAN PLESTERAN
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran acian halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Plesteran Beton

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah.
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.

PERSYARATAN BAHAN
Semen.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.1.
Pasir.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.2.
Air
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau bidang beton
telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas
Jenis Plesteran.
Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu
1 PC : 3 PS.Dipakai untuk :
Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan
atau lantai.
Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS.
Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS.
Aduk plesteran ini untuk :
Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 30 cm dari permukaan
lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
Semua bagian permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm ( untuk k. Mandi ) dari permukaan lantai.
Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan.
Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa
bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”).
Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm.Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka
diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang
bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Pemeliharaan.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah
penguapan air secara cepat.Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai.
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh.

Pasal 8
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Keramik lantai, lantai dan dindinguntuk kamar mandi/toilet dan tempat lain yang ditunjukkan
pada Gambar Kerja.
PERSYARATAN BAHAN
Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.

Kramik Lantai
Jenis : Standard
Permukaan : Rata untuk lantai .
Ketebalan : 6 mm.
Warna : Ditentukan kemudian.
Ukuran : 40x40 cm, 2OX2O cm, 2Ox25 cm.
Kualitas : kelas I
Produk : setaraf Mulya
Adukan Pengisi Siar
Aduk pengisi siar dan nat yaitu dengan menggunakan cairan Flexicoat, sistem pelaksanaan pengisian nat
dengan koas kecil.
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan keramik sebanyak 3 (tiga) set kepada Pejabat Pembuat
Komitmen untuk mendapatkan persetujuan (Tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard
dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pada saat pemasangankeramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat atau ternoda dan warna
sesuai dengan yang disyaratkan.
Sebelum pemasangan keramik, harus dilakukan pengukuran dengan waterpas (selang atau alat lain)
agar permukaannya merata.
ukuran/dimensi dan keramik harus presisi agar dihasilkan pemasangan yang rapi.
Seluruh pemasangan keramik tidak boleh terkena air, karena menggunakan sistem Flexicoat.
Pemasangan keramik dengan menggunakan cairan Flexicoat, sebelum keramik dipasang harus diamplas
terlebih dahulu pada kedua permukaan adukan keramik yang akan disatukan. Permukaan/bidang yang
akan direkatkan dengan Flexicoatharus bersih, bebas dari debu dan kotoran yang mengganggu,
selanjutnya kedua permukaan tersebut diolesi dengan cairan Flexicoat dengan ketebalan masing-masing
1 - 2 mm dan tunggu sekitar ± 10 menit, kemudian keramik direkatkan.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, keramik harus dihindarkan dari injakan atau pemberian beban.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah harus terpasang
pada tempatnya.
Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan berkoordinasi dengan pekerjaan Plumbing dan
Mekanikal di bawah pengarahan Konsultan Pengawas/Direksi.

Pasal 9
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA, DAN BAUPENLIGH

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Rangka Kusen :
Kusen pintu, Jendela, Dan Baupenligh
Pekerjaan lain yang tercantum dalam Gambar Kerja.

PERSYARATAN BAHAN
Ukuran kusen adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Rangka Kusen
Kayu Lokal Kelas II
Referensi bahan sesuai dengan Setandar Mutu Untuk Kusen.
Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan butir berikut ini.Semua
bahan yang dipakai harus kuat, lurus, tidak mudah bengkok , tanpa cacat Ukuran bahan adalah ukuran
jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Bahan & Alat Bantu.
Bahan yang dipakai adalah Kayu Lokal Kelas II
Bahan pengikat berupa Sekrup / Baud / Paku.
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan untuk :
Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai Gambar Kerja agar tidak
terjadi kesalahan dalam pelaksanaan yang mengakibatkan pembongkaran.
Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung, angker, dynabolt, sekrup,
paku & lem perekat harus rapi dan sempurna serta tidak diperkenankan mengotori bidang-bidang
tampak.
Khusus untuk bahan sambungan/pengikat dari besi seperti angker, sengkang, pelat dan sebagainya;
sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan anti karat yang memenuhi persyaratan dalam Pasal
Pekerjaan Pengecatan di buku ini.
Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan pemasangan paku tetapi harus
disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
Apabila pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh Kontraktor, maka
menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk menambahkannya setelah disetujui Konsultan
Pengawas.

Pasal 10
PEKERJAAN DAUN PINTU DAN DAUN JENDELA

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan daun Pintu Panel Dan Daun Jendela Kaca Kayu Lokal Kelas II
Persyaratan Bahan
Daun Pintu.
Bahan Rangka daun Pintu Kayu Lokal Kelas II
Bahan : Kayu Lokal Kelas II Terbaik
Panel daun pintu : Kayu Lokal Kelas II Terbaik
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja
Persyaratan : lihat Bab Pekerjaan kusen
Daun Jendela.
Bahan Rangka Daun Jendela Kayu Lokal Kelas II
Bahan : Kayu Lokal Kelas II Terbaik

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Panel : Kaca Polos Tebal 5 mm
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja
Persyaratan : lihat Bab Pekerjaan kusen
Kaca.
Sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam bab Pekerjaan Kaca.
Persyaratan Umum.
Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe yang tertera dalam Gambar kerja
dengan memperhatikan ukuran-ukuran, material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.
Semua daun pintu dan daun jendela, bovenlight dibuat baru baik rangka maupun lapisan penutupnya .
Persyaratan Pelaksanaan.
Untuk Pekerjaan daun pintu harus memenuhi persyaratan pelaksanaan Pekerjaan Kosnstruksi Kusen
Kayu.
Semua ukuran daun pintu dan daun jendela yang tertera dalam Gambar Kerja adalah ukuran jadi dan
harus lurus, tanpa cacat, melenting, cacat akibat benturan, cacat paku, ataupun retak-retak yang dapat
menurunkan mutu pekerjaan.
Jika hal-hal tersebut ditemui, maka Kontraktor harus mengganti dengan biaya ditanggung Kontraktor
dan tidak dapat diajukan sebagai biaya kerja tambah.
Disyaratkan :
Dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen baik secara vertikal maupun horisontal.
Pelaksanaan Pemasangan :
Pemasangan daun pintu dan jendela harus terpasang sejajar tidak timpang dalam pemasangan tidak
goyah tidak macet / seret apabila dibuka dan ditutup celah tidak terlalu besar dan diberikan teloransi
untuk pemuaian.
Prinsip pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar tidak terjadi pembongkaran kembali
pekerjaan dikemudian hari.

Pasal 11
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA
(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan pemasangan engsel pintu dengan engsel baru
Pekerjaan pemasangan kunci baru termasuk pintu KM/WC
Pekerjaan pemasangan selot baru untuk daun pintu dobel
Pekerjaan pemasangan hak angin dan engsel jendela baru
Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


PERSYARATAN BAHAN
Semua alat penggantung & pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku spesifikasi ini.Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen.

Perlengkapan Pintu Ayun


Engsel.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe standard, memenuhi standard SII.
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda
Ukuran : Standard produk
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu./ sesuai standard
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan kusen dan pintu.

Kotak Kunci (“Lockcase”).


Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Pemakaian : Pintu tunggal
Spesifikasi : Lockcase
Produk : lokal.
Warna : disesuaikan .

Pegangan (“Handle”).
Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (“Latch Bolt”) secara mekanis yg menyatu dengan
silinder kunci.
Pemakaian : Untuk semua pintu selain KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.

Perlengkapan Daun Jendela


Engsel Jendela.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe sesuai fabrikasi, memenuhi standard SII.
Pemakaian : semua daun jendela
Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun jendela.sesuai standard

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : ditentukan kemudian.
Selot Jendela.
Mekanisme : ditarik ke atas (dengan per)
Pemakaian : semua daun jendela
Spesifikasi : standard
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Produk : lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan.
Hak Angin Jendela.
Mekanisme : Kait
Pemakaian : semua daun jendela
Spesifikasi : Lengan dengan Kait pengunci
Jumlah : 2 (dua) set per daun jendela.
Produk : lokal mutu terbaik.
Warna : ditentukan kemudian.

Kehandalan Kerja.
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum dan sesudah
pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar dokumen
kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah pintu pada pintu-pintu
umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.

Pasal 12
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan langit-langit dengan bahan GRC Board, untuk seluruh bangunan atau sesuai Gambar Kerja.
Pemasangan lis profil,diprofil pada bagian tepi plafond atau sesuai dengan gambar kerja dan RAB.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


PERSYARATAN BAHAN
GRC Board
Tebal : 4 mm
Ukuran Panel : 120 x 240 cm
Produk : lokal, mutu terbaik
Rangka Langit-langit.
Bahan : Kayu Albasiah
Ukuran Kayu : 6/6, 6/10
Bahan harus memenuhi persyaratan bahan.
Lis Profil Kayu Profil
Ukuran lis profil : 4 cm
Produk : lokal, mutu terbaik

PERSYARATAN PELAKSANAAN.
Ketinggian kerangka langit-langit setelah terpasang dan disetel harus sesuai dengan ketinggian langit-
langit jadi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Bahan yang digunakan untuk rangka plafond adalah Kayu Albasiah untuk rangka induk. Ukuranrangka
plafond adalah 120 x 240 cm untuk GRC Board.
Pemasangan rangka plafond harus selalu melakukan koordinasi dengan tim yang akan memasang titik
lampu apabila pemasangan lampu yang digunakan adalah type inbow .
Lembaran-lembaran GRC harus dipasang pada rangka yg sudah terpasang dengan paku pada setiap jarak
20 cm (1,5 cm dari tepi).
Di bagian tengah lembaran dipaku secukupnya pada rangka agar permukaan bidang tidak melendut.
Bahan plafond GRC digunakan untuk semua ruangan yang tercantum pada gambar kerja setelah
penutup plafond terpasang, pada bagian sambungan dan kepala paku ditutup dan dirapihkan dengan
menggunakan calsibond hingga permukaanya menjadi rata.
Rangka plafond yang baru harus dalam kondisi baik dan memenuhi syarat untuk dipergunakan
“Finishing” adalah cat acrylic (cat tembok).
Pelaksanaan pengecatan harus memenuhi persyaratan pekerjaan pengecatan seperti diuraikan
dalam bab Pekerjaan Cat & Laburan dalam RKS ini. Warna ditentukan kemudian.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Pasal 13
PEKERJAAN PENGECATAN

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang ditampakkan, dan langit-
langit dengan cat tembok.
Pengecatan kayu lisplank, list plafond
Pekerjaan pengecatan Plint dengan cat plincoat.
Pekerjaan Pengecatan panel daun pintu.
Pekerjaan Pengecatan Permukaan Plesteran Dinding, Beton dan Langit-Langit.
Semua permukaan plesteran dinding, permukaan beton yang tampak/ exposed dan langit-langit seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan Pengecatan Kayu.
Cat akhir (“finish”) untuk permukaan kayu yang ditampakkan, seperti : Kusen,Pintu,Jendela,lisplank atau
tempat lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Cat dasar/meni besi untuk pekerjaan pengecatan kayu seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Plamur.
Bahan dari kualitas utama, produk ex Lokal mutu terbaik.
Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di mengenai kemurnian cat yang akan
dipergunakan, Pembuktian berupa :
segel kaleng
test BD
test laboratorium
hasil akhir pengecatan
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang
transparan ukuran 30 x 30 cm2.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan, dan
jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk kemudian akan diteruskan
ke Pejabat Pembuat Komitmen, minimal 5 Galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada
di dalamnya.Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk Perawatan.
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang menunjukkan tanda-
tanda sapuan, roller maupun semprotan.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan, permukaan dindingkering dan bersih,
diamplas/dibersihkan terlebih dahulu hingga permukaan bidang yang akan dicat terlihat bersih.dan
kering
Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau membahayakan
keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker,
sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan roll cat.
Standard Pengerjaan (“Mock-Up”).
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
tekstur, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan ditentukan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan
Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekerjaan
Pengecatan.
Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi/Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti. Kontraktor
harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas
sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi/ Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding, Beton dan Langit-Langit :
Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas-bekas cat yang
terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi kering.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak memungkinkan untuk menggunakan roller.
Permukaan Interior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan kedua dan Ketiga :
Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.Ketebalan lapisan adalah 25–40 micron atau daya sebar per liter
adalah 11–17 m2. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna ditentukan kemudian.
Permukaan Exterior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Lapisan kedua dan Ketiga :
Cat jenis Watershield.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan adalah 25–40 micron atau daya sebar per liter adalah 11–17 m2. Tenggang waktu
antara pelapisan minimum 12 jam. Warna ditentukan kemudian.
Pekerjaan Pengecatan logam Yang Ditampakkan.
Bersihkan seluruh permukaan besi dari bahan yang mengotori atau bahan lain yang sekiranya akan
mengganggu jalannya pekerjaan finishing.
Pekerjaan Pengecatan logam yang Tidak Ditampakkan.
Untuk semua permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat dasar/menie besi warna hijau 1 lapis
Pelaksanaan dengan kuas.

Pasal 14
PEKERJAAN ATAP

Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pemasangan rangka atap menggunakan Kayu Lokal Kelas II yang sesuai dengan standar
Kontruksi Kayu atau yang tercantum dengan RAB dan penutup atap sesuai gambar kerja, lengkap
dengan asesoris penutup wuwung, akhiran wuwung, penutup jurai, akhiran jurai; seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
PEKERJAAN PENUTUP ATAP GENTENG TANAH
Persyaratan Bahan.
Bahan penutup atap adalah jenis genteng yang harus memenuhi SII
Spesifikasi Bahan :
Jenis : Genting Palentong
Type : Standard
Warna : sesuaikan bangunan yang ada
Produk : Lokal mutu terbaik
Genteng harus berkualitas baik, mulus, tidak retak bentuknya teratur tidak bengkok atau terpuntir.
Bentuk, ukuran, warna serta tekstur yang digunakan harus sama dan seragam.
Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai keterangan tertulis
mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
Ukuran Paku yang digunakan sesuai dengan yang disyaratkan untuk pasangan jenis Penutup Atap.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


PERSYARATAN PELAKSANAAN.
Pemasangan penutup Atap diletakkan di atas reng dan khusus untuk reng terakhir, dipasang tegak.
Jarak antara reng sesuai dengan petunjuk Gambar Kerja atau ketentuan yang disyaratkan untuk
pekerjaan pemasangan penutup Atap.
Bagian penutup Atap untuk menempatkan pada kedudukannya tidak boleh dibuang. Pemotongan
penutup Atap harus menggunakan alat yang sesuai untuk pekerjaan tersebut.
Pada pemasangan nok penutup Atap harus mengikuti spesifikasi teknis dan cara/ petunjuk pemasangan
yang disyaratkan .
Pada setiap bagian tertentu, penutup Atap tersebut harus dipaku dengan penutup Atap dibawahnya ke
reng. Jumlah dan tipe paku yang digunakan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Pada bagian ujung nok penutup Atap harus dipasang nok penutup untuk pemasangan penutup Atap .
Apabila terdapat Pengakhiran jurai luar dan pertemuan nok dengan jurai harus ditutup dengan bahan
penutup yang sesuai persyaratan, dan sudah merupakan asesori penutup Atap yang dipakai

Pasal 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk seluruh
pekerjaan listrik di dalam maupun diluar bangunan gedung.Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum
Pekerjaan Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi, testing/pengujian, pengesahan
terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan/atau Badan
Keselamatan Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan/garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan
yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk
pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada
syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada
syarat-syarat Khusus Teknik atau gambar dokumen.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Pekerjaan inl meliputi :
Pekerjaan di dalam Gedung
Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya/penerangan termasuk di dalam
pekerjaan ini adalah penarikan kebel/konduktor pentanahan netral/badan panel.
Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYM, untuk penghubung antar panel daya / penerangan
dan kabel-kabel daya menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dll).
Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak. Termasuk pekerjaan ini
adalah pengadaan dan pemasangan armatur penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.
Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray Iengkap dengan material bantu yang dibutuhkan
Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap dengan material bantu yang dibutuhkan.

GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di dalamnya
dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu.Iainnya.pengerjaan dan
pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk
koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Konsultan Manajemen Konstruksian
atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI
Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop kontak), saklar, kontak-kontak tarik
(pull box), cabinet / penel daya, kebel, alai-alai bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk
mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistern instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V
dan penerangan.
Kotak-kotak(doos) Outlet.
Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL, AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini
bisa berbentuk single / multi gang box empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan balk dan benar.

Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan ukuran condulit, sesuai dengan
persyarata, tetapi kurang dad ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari tipe yang diberi gasket tahan cuaca
:
tempat-tempat yang kena matahari,
tempat-tempat yang kena hujan,
tempat-tempat yang kena minyak,
tempat-tempat yang kena udara lembab,
tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton, mamer, frame
besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

Saklar dan Stop Kontak.

Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding dan receptaI les
outlet harus (alvani stee dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm un uk peralatan tunggal
dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.

Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating minimum 10A / 250 V. Saklar pada
umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak
ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang sesuai.Sambungan hanya diperbolehkan antara
kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai sesuai petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi. Saklar dan stop kontak sek BROCCO, Clipsal atau setara.

Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan ranting minimum
10 A / 220 V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran
pentanahan.
Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan rendah, kabel
kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.
Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK
untuk pengganguan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus
seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pebrik pembuatnya.
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian kontrol
pada sistem remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan
ukuran 1,5mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis
NYY, NYM dan NYMHY (untuk kebel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam konduit atau dipasang di atas cable tray
/ cable rack dan diklem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan
secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40 %. Kabel merek SUPREME, KABELINDO,
KABELMETAL & TRANKA.
Kabel Tanah Tegangan Rendah
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan LMK
untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanah langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 keatas harus berurat banyak dan dipilin (stranded)
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem
yang perakaian kontrol pada sistem remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa-menggunakan
kabel dengan ukuran 1,5 mm2).
Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct burial) harus sesuai dengan gambar
rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kebel tegangan
menengah 20 kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan alat
penyambung khusus (jointing kit) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan cara
dan metode penyambungan mengikuti anjuran.
Pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahan
terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex RAYCHEM atau setara.
Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus diadakan dan
dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke sakiar dan titik cahaya serta stop kontak,
sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari jenis NYM dan
diletakkan di dalam PVC high-impact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali tercatat lain.
Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-sambungan di dalam pipa
konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak cabang atau kotak sambung yang
mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat secara elaktris dengan solderless
connector jenis tekan, jenis compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau sambungan,
koncktor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan balk sedemikian rupa, sehingga semua
konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh
getaran.
Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, starter dan
peralatan-peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating teganyan sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm untuk panjang lebih dari
30 m) untuk mendapatkan operasi yang mernuaskan dari peralatan yang di kontrol, dengan
pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya. Kabel merek SUPREME,
Kabelindo, Kabel Metal dan Tranka.
Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet, PVC, vernished carnbric, asbes,
gelas, tape sintetis, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang
disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

Pemasangan Kabel
Pemasangan di Permukaan
Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan Semua kabel harus dipasang didalam konduit
PVC high - impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit dengan klem pendukung
yang sesuai. Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti karat.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Semua kabel harus dipasang lurus / sejajrl2-dengan rapi dan teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan
dcnqan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali ø kabel)
Konduit ex EGA, CLIPSAL atau setara

Kabel Daya Penghubung Antar Panel


Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable trey, di klem pada cable trey dengan cable ties (pita plastik
pengikat kabel). Pemasangan cable trey harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan
digantunq atau disangga secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di klem ke plat
beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti
trey, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang
horisontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut hares sudah dipernitungkan pada biaya pemasangan kabel tersebut.

Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa.


Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam konduit metal tahan karat
(galvanized / white metal conduit) yang diletakkan diatas pelat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor dengan faktor pengisian 40 %. Dari pipa
konduit yang dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal motor flexible metal konduit
yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan disambung dengan cara
sedemikian rupa, sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga penyambungan pipe fleksibel terhadap
box terminal motor.

Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit fleksibel serta cara
penyambungannya terlebih dahulu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi untuk disetujui.
Pemasangan di Permukaan
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam dinding harus diletakkan didalam
konduit PVC hign impact heavy gauge dengan ukuran minimum 3/a". Penarikan kabel menuju titik saklar
atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
Pemasangan Menembus Dinding
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa PVC dengan
ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.
Penggunaan Warna Kabel
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan netral dan non harus mengikuti
peraturan yang disebutkan oleh 2000, yaitu :

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa
hitam :Fasa
biru :Netral
kuning/hijau :Pentanahan
h.2. Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa
merah :fasa R
kuning :fasa S
hitam :fasa T
biru :netral (N)
kuning/hijau :pentanahan (G)
Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas daya dan panel daya motor, harus
diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung Iain-lainnya .
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada
kabel yang membentang tanpa pendukung.
Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga dipasang secara tertanam
dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.
Kabinet Panel Daya
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan Ketebalan rninimum 1,7 mm untuk panel yang
dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm untuk jenis floor standing, kecuali yang sering kena
basah / hujan, harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi khusus. Kabinet
untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk
panel daya yang besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel panel daya
serta penutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur dengan balk, rapi dan
benar.

Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat tahan karat
dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna dan
merek cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium plating ataa-crengan zinc
chromate dan di cat dengan cat akhir sistem bakar (oven)

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci untuk setiap kabinet hares dari tipe
"common key", sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus
disediakan dua anak kunci.
Tinggi Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel dengan mudah masih
dapat dijangkau, tergantung pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu /
penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar.

Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus daya (CB)
dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindahkan/mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.

Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta perlengkapannya
dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.
Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik jumlah dan
jenis kabel sesuai dengan VDE, PULL dan lain-lain.
ø minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel maksimurn
40%.

Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC high impact heavy gauge yang
memenuhi standar BS4607 dan BS6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan
harus dan jenis heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568 : part I & II
class 4.

Pamasangan
Race Way yang ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan jalan membobok beton dengan
pahat. Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan ukuran dan
jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding
dengan kondisi semula.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit hares ditutup untuk mencegah
masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.
Race Way yang dipasang di Permukaan
Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang sejajar atau tegak lurus dengan
dinding bagian struktur atau permukaan bidang-hidann vertikal dengan langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit, harus digunakan klem-klem
khusus untuk pipa sejajar.
Ujunq-ujung pipa pada peralatan dipasang dengan sekrup dengan kuat. Sernua ujunq pipa yang bebas
harus ditutup / dilengkapi dengan plat kuningan yang sesuai.
Untuk daerah yang lembab; semua peralatan pembantu, fitting-fitting, klem dan lain-lain harus di
galvanisir atau di cat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan
korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus di cat satu jalan sebelum dipasang dan
sekali lagi sesudah dipasang dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan warna sebagai
berikut :
Pipa penerangan dan daya- orange
Pipa telepon - hijau
Pipa fire alarm - merah
Pipa tata suara - kuning
Race Way yang di pasang di Dalam Tanah
Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil, harus mempunyai dua lapis cat aspal
pada permukaan sebelah luar sebelum dipasangkan diatas race way tersebut diberi patok petunjuk. Pipa
/ race way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi standar SIIL
Race Way Melintas / Menembus Dinding
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain, maka lubang harus
ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air) api dan asap.
Cable Trench.
Kedalaman parit kabel (cable tranch) untuk penanaman di bawah tanah mionimal 80 cm dari
permukaan. Bila bersilangan dengan saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat dan harus
ditanam setelah pengerasan tanah.
Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan setelah pengerasan badan jalan atau bila
sehelumnya harus lebih dari 110 cm atau atas persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
Konduit Logam Flexibel Tahan Air
Konduit logam flexible yang tahan air harus dipakai pada kondisi di mana ada kemungkinan pengerasan,
getaran atau penempatan dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa minyak, termasuk dalam hal
ini adalah pemakaian pada kabel masuk terminal motor pompa.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida (PVC) harus menonjol pada inti baja
yang flexibel.
Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth continuity) harus
pula dimiliki oleh race way / konduit ini.
Pengakhiran dan Sambungan.
Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-lain, dengan dua lock nut
dan sebuah insulating insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau "fire minded" yang dimatikan
untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari
race way.
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis yang tahan hujan atau fitting dengan
konsentrasi tinggi dengan sistem penguncian interlock compressed.
Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra rendah (50 VAC)
harus ditanahkan secara efektif)

Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung kabel
(sheath / armour), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan metal
harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersediri yang trerbuat dari tembaga dengan daya
hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm dan dimasukkan ke dalam
konduit.Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut
Pentanahan netral trafo maksimum 1 ohm.
Pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.
Pentanahan netral generator maksimum 2 ohm.

Cable Tray
Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari bahan besi lunak dengan sisi-sisi
di tekuk ke dalam dengan ketebalan pelat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan cable tray
harus digalvanisir.
Cable tray Three Star, Tri Abadi & Elpro.
Penggantung / penyangga

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Untuk cable tray yang dipasang penggantung cable tray harus dibuat dari besi lunak yang digalvanisir
dengan ø minimum 6 mm ujung penggantung di ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable
tray. Ukuran penyangga dan penumpu (bracket) hartis dipilih agar menghasilkan
penyangga/penumpuan yang kokoh.
Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.
Umum
Penel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker, indikator, magnetic connector,
accessories, peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang
sempurna dari segenap sistem dan peralatan-peralatannya.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman yang luas di bidang
manufacturing dan perencanaan panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling
sedikit 3 tahun.
Penawaran harus rneliputi reference list sebagai suatu-bukti.
Panel-panel
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kocuali ditentukan lain.
Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan
bila perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan
seperti disyaratkan di bawah ini :

Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front, terbuat dari plat baja (metal cled).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja struktur atau rangka profil baja yang
diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat hubung-singkat (sampai 60
kA dalam waktu 1 detik) Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-
sisinya dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel harus bisa dicapai dari depan maupun
belakang.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada sisi depan yang
berengsel.
Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua
sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada sisi belakang dari
penutup yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu
dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalarn standar VDE/IEC
untuk peralatan yang tertutup. Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai
konstruksi sekrup (screwed on / bolted on) Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan
sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan air. Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Semua panel harus buatan Graha Panel, Simetri dan mempunyai sertifikat dari Asosiasi Produsen Panel
Indonesia.
Pull Box
Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan, harus dipasang sebuah pull
box pada ketinggian yang cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board pada bagian atas
dari switch board.
Bagian sisi atas dan camping clan pull box harus dari bagian-bagian yang bisa dibuka lepas. Dasar dari
pull box harus terdiri atas papan asbestos atau bahan tanah api yang sempurna. Kabel manuju individual
breaker harus tegak lurus melalui lubang-Iubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini.
Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus bisa dilepas dengan mudah supaya
memungkinkan pembuatan lubang-lubang untuk konduit kabel yang diperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa, sehingga terhindar kemungkinan
terjadinya loncatan bunga api (arc proofing).
Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan ventilasi dan pemasangan peralatan
circuit breaker yang bisa dipindah-pindahkan bilamana perlu.
Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti di tunjuk dalam gambar untuk
melaksanakan fungsi yang diperlukan.Lokasi yang tepat dan jenis pertengkapan yang diperlihatkan
boleh berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan operasi yang
dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti dalam urutan yang tepat
untuk mempermudah pemeriksaan bangunan (konstruksi)
Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangun dan ditunjang untuk dapat
menahan arus hubung-singkat yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk menjamin daerah kontrak yang
baik.
Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine. Untuk menjaga benda-henda
asing rnasuk melalui lubang tersebut. Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga dilubangi (di-
punch).
Papan Nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama yang dipasang pada pintu
panel dekat dengan pemutus daya dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama harus
menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Mimic diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan komponen-komponen dan
tanda-tanda untuk komponen tersebut.
Cadangan Sambungan di Kemudian Hari
Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan- ruangan tersebut harus dilengkapi
dengan pemutus daya cadangan, terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang di kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapat berupa peralatan baru, misalnya saklar, pemutus
daya, kontraktor dan lain-lain.
Bus-Bar / Rel Daya
Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara mendatar dengan rapih sepanjang
panel di dalam ruang yang berventilasi.
Jarak antar rel daya harys memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di dalam PUIL 2000.
Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high conductivity" yang memenuhi standar
B.S. 1433, dilapisi perak pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban terpasang. Ukuran Bus-Bar harus disesualkan dengan peraturan PUIL
2000. Sernua Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat dari bahan yang
tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya perselain atau moulded isulator, sedemikian rupa
sehingga mampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat hubung singkat. Rel daya dicat dengan
warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL 2000.
Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70°C
Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh (full netral) yang diisolir terhadap
pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan
dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini,
konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar dengan arus Iebih besar dari 63 A harus
dilakukan melalui batang-batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus yang Iebih
kecil, diizinkan menggunakan kabel herisolasi PVC (NYY atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan ukuran-ukuran clan bus-bar
dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan disediakan cara-cara untuk
penyambungan di kamudian hari.
Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu terminal terdiri atas beberapa buah
kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal atau
bus-bar.
Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan batang tembaga tambahan untuk
menyatukan sepatu kabel tersebut pada satu terminal yang berlainan.
Alat-alat Ukur

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Setiap panel harus dilenqkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur seperti yang ditunjukkan di dalam
gambar rencana.
Bila digunakan amper meter selector switch (saklar pinch), pada saat pemindahan pengukuran arus,
saklar untuk ampere meter harus dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk dipasang secara tegak lurus di pintu
panel. Kelas alat ukur yang paling tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90°), skala linier,
dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 96 mm x 96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter harus ditandai dengan jelas.
Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih sebesar 120 % dari batas atas
penunjukkannya selama 2 jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban-penuh. Ampere meter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar
5,5 kW atau lebih pada salah satu fasenya.
Amperemeter harus mampu menahan pergerakan yang timbull akibat arus start motor dan mempunyai
skala overload yang rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start tersebut.

Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol (zero adjusment) berupa
sekrup pemutar dibagian depan.
Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai skala penunjukan yang lebar.
Voltmeter dipasang di sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan arus nominal 3 A.
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol (zero adjustment) berupa sekrup
pemutar di bagian depan.
Trafo Arus
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan (indoor type), jenis jendela dengan
perbandingan kumparan yang sesuai dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.
Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis yang timbul pada
waktu terjadinya hubungan singkat 3 fasa simetris.
Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan dengan kWh meter dengan syarat tidak
menguranqi ketelitiannya.
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus (terpisah).
Kabel-kabel Kontrol
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap
dan dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan tegangan nominal 600 volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran
kabclnya clan clikencangkan

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


dengan alat penekan (press-tang / kraft-tang) secara baik, sehingga
dapat dicegah terjadinya hubung longgar (lost contact).
Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal peralatan harus cukup kencang
dan kokoh.
Merk Pabrik
Semua peralatan pengamanan harus diusahakan buatan satu pabrik. Peralatan-peralatan sejenis harus
dapat saling dipindahkan atau dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
Peralatan Pengaman / Pemutus Daya
Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A digunakan jenis rumah tuangan
(moulded case circuit breaker - MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC 157.1 dan
sesuai untuk temperatur operasi 400C (fully tripicalized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660
VAC dengan rating 1.000 VAC.
MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa
mengurangi performance.
Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan silver / tungsten dan
mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).
Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan "quick break" secara simultan pada ketiga /
keempat kutubnya sewaktu opening, closing maupun trip.
Mekanisme ini harus trip-free untuk m_ encegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
Handle togel MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan).
Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutup harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara
bersamaan.
MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing-masing kutubnya yang dapat disetel
(adjustable) untuk arus beban lebih (overload - inverse time) secara mekanis dengan bimetal, pengatus
arus hubung - singkat (overcurent - instantaneous) secara mekanis dcngan solenoid (magnetis).

Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic overcurrent protection.


Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi opcrasi, yaitu ON, OFF dan TRIP.
Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breaking capacity) tidak kurang dari 50 kA.
Miniature Circuit Breaker (MCB)
MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 / part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully
tropicalized), mampu heroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.
MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa
mengurangi performance.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan silver / tungsten dan mekanisme
operasinya dirancang untuk menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara menyapu (wiping
action).
Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah kontak utama menutup kembali tanpa
sengaja.
RKS Teknis
Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak utama) secara bersamaan
(simultan).
Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara
bersarnaan.
MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih (overload inverse time) secara mekanis
dengan bimetal dan arus hubung singkat (overcurent instantaneous) secara mekanis dengan solenoid
(magnetis).
Arus nominal dari draw out MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan
(breaking capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.
Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung singkat 3 fasa simetris yang mungkin
terjadi pada titik-titik beban dan menganjurkan jenis MCCB serta MCB yang sesuai.
Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan untuk digunakan harus disertakan pada
saat penawaran pekerjaan.
Peralatan Penerangan
Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta alat-alat lain yang
diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan.Fixture harus
seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
Kualitas dan Pengerjaan
Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun khusus harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar komersil yang utama.
Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
Semua armatur harus buatan LOMM, Artholite dan Philips.
Jenis armature
c.1.Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag untuk meniadakan efek stroboskopis.
Semua fixture harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga mencapai
minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus memenuhi standar PLN / SII / LMK.
Untuk jenis armatur dengan lampu TL ganda emergency kit hanya diberikan untuk 1 buah lampu saja.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Mode operasi lampu darurat adalah maintained.
Tegangan kerja armatur adalah 220 V, 50 Hz.

Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang berpengalaman dan
ahli, dengan cara-cara yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang perlu agar di peroleh hasil
pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul lurus.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh mempunyai sela-
sela di antara bagian-bagian fixture dan permukaan-perrnukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah)
lampu harud ditanahkan (grounded). Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan,
peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn kondisi sempurna serta bebas dari
semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara lengkap.

PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM


Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing) penyetelan
serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.
Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang tergabung dalam
pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus
dilaksanakan oleh kontraktor.Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan Konsultan
Manajemen Konstruksi antara lain :
pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section) maupun keseluruhan
(overall)
pengujian pentanahan panel
pengujian kontinuitas konduktor
pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
load testing
penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat data setelah yang
dilakukan.
semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau badan resmi yang ditunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat


Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas atau standar-
standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.

Pasal 16
PEKERJAAN INSTALASI AIR

Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan sanitasi meliputi pengadaan dan pemasangan sebagai berikut :
Pemasangan Pipa-pipa pada bangunan untuk Instalasi Air Bersih, Buangan air hujan dan air kotor dari
toilet.

Persyaratan umum
Semua pekerjaan ini harus memenuhi peraturan dan normalisasi di Indonesia yang masih berlaku.
Persyaratan bahan dan persyaratan pelaksanaan.
Semua PVC, pipa penyambung, joint, fitting adalah PVC kelas AW (heavy duty) seri S 12,5 memenuhi
standard SII. (heavy duty) seri S 12,5 memenuhi standard SII. Asal dari pabrik yang sama. Produk
sekualitas rucika, ukuran sesuai gambar kerja.

Pasal 17
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN
DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan yang
tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam RKS ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya
yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor
bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

Rencana Kerja dan Syarat- syarat

Anda mungkin juga menyukai