Anda di halaman 1dari 147

RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)

PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

RENCANA KERJA DAN SYARAT


PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG 2021

Daftar Isi
SYARAT - SYARAT UMUM PEKERJAAN
 Pasal 1 Lingkup Pekerjaan
 Pasal 2 Memulai Kerja
 Pasal 3 Mobilisasi
 Pasal 4 Papan Nama Proyek
 Pasal 5 Kuasa Kontraktor dilapangan
 Pasal 6 Rencana Kerja
 Pasal 7 Los Pengawas, Los Kerja, Gudang Bahan & lain-lain
 Pasal 8 Kesejahteraan dan Keselamatan Kerja
 Pasal 9 Tenaga dan Sarana Kerja
 Pasal 10 Persyaratan dan Standarisasi
 Pasal 11 Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan
 Pasal 12 Penjelasan RKS dan Gambar
 Pasal 13 Tanggung Jawab Kontraktor
 Pasal 14 Ketentuan dan Syarat - Syarat Bahan
 Pasal 15 Pemeriksaan Bahan - Bahan
 Pasal 16 Supplier dan Sub Kontraktor
 Pasal 17Pembersihan Tempat Kerja
 Pasal 18 Drainase / Saluran
 Pasal 19 Pengukuran Kondisi Tapak dan Penentuan Peil
 Pasal 20 Pemasangan patok ukur dan papan bangunan ( bouwplank)

1|Page
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN

PERSIAPAN PELAKSANAAN
- Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh
seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang akan
diuraikan dalam Buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran
informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan
Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.
- Pada Prinsipnya pedoman teknis ini di sesuaikan dengan kebutuhan/persyaratan teknis
yang akan dibangun pada lokasi Kabupaten/Kota masing-masing sesuai dengan RAB &BoQ
yang akan disesuaikan,dan dituangkan dalam Risalah Aanwitzing.

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini.

1.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana dalam gambar dokumen
pelelangan dan gambar kerja, antara lain :

• PekerjaanPersiapan
• Pekerjaan Galian,Urugan & Lantai Kerja
• Pekerjaan Pondasi
• Pekerjaan Beton
• Pekerjaan Pasangan Bata,Plesteran dan Lantai Granite
• Pekerjaan Kusen,Pintu,Jendela Aluminium
• Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap
• Pekerjaan Plafond
• Pekerjaan Plumbing
• Pekerjaan Elektrikal
• Pekerjaan Sanitair air bersih & air kotor
• Pekerjaan Pengecatan
• Pekerjaan Lain-Lain

Pekerjaan yang tidak tercantum dalam Lingkup diatas sudah termasuk dalam jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan sesuai gambar rencana kerja.

2|Page
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

1.2. PEKERJAAN PERSIAPAN

Meliputi : Pengukuran, Bongkaran , mobilisasi peralatan, bahan/material, pengadaan air dan


listrik untuk bekerja dan tenaga kerja.

Pasal 2
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah Kerja


Pelaksanaan Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor harus sudah memulai melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Dan apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor/Pemborong yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan
yang telah dibuat oleh Panitia Lelang.

Pasal 3 MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang
diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu
akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

3.2. Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan
pekerjaan.

3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor/Pemborong dapat membuat
berbagai perubahan, pengurangan dan/atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi
dan instalasinya.

3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja,
Kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.

Pasal 4
PAPAN NAMA KEGIATAN

Kontraktor/Pemborong harus memasang Papan Nama kegiatan Menggunakan Bahan dari


Bender,sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor/Pemborong.

3|Page
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor/Pemborong ‘wajib’ menunjuk seorang Kuasa


Kontraktor atau biasa disebut ‘Pelaksana’ yang cakap dan ahli untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor/Pemborong,
berpendidikan minimal sarjana muda teknik sipil atau sederajat dengan pengalaman
minimum 6 (enam) tahun.

5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor/Pemborong lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

5.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat
Komitmen dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’untuk mendapat
persetujuan.

5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen dan Konsultan
Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidakcukup cakap
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor/Pemborong secara
tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.

5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan,


Kontraktor/Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru
atauKontraktor/Pemborong sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6
RENCANA KERJA

6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor/Pemborong ‘wajib’


membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart
dan S-Curve Bahan dan Tenaga.

6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima Kontraktor/Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

6.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat)


kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan
Perencana.

6.4. Kontraktor/Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pembangunan sesuai dengan


Rencana Kerja tersebut di atas.

6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/Pemborong


berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

4|Page
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Pasal 7
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN, DAN LAIN-LAIN

7.1. Direksikeet (los pengawas).


Apabila diperlukan Kontraktor/Pemborong harus menyediakan DireksiKeet (Los
Pengawas) untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dari bahan
semipermanen seluas ± 18 m² atau sesuai rencana Pekerjaan. untuk tiap lokasi dengan
menggunakan bahan-bahan sebagai berikut: lantai diplester, dinding tripleks/papan/asbes,
rangka bangunan dari bahan kayu kelas III, atap dari bahan penutup Atap, pintu dari bahan
papan kayu kelas III, dilengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang
diperlukan.

7.2. Kantor Kontraktor, los kerja dan gudang bahan.


Kontraktor/Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Kontraktor di
lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk
menyimpan barang-barang, pada tempat yang akan ditentukan oleh Pengawas
Lapangan/Personalia Proyek.

7.3. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menjaga kebersihan los pengawas serta


inventarisnya.

7.4. Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Kontraktor, dan bahan-bahan
bekasnya menjadi milik Kontraktor.

Pasal 8
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

8.1. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja.

8.2. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK ditempat pekerjaan.

8.3. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor
bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis
serta konstruksi yang diserahkan Pejabat Pembuat Komitmen, Apabila terjadi kerusakan-
kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

8.4. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong segera memberitahukan kepada


Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan itu.

8.5. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :


Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor apabila diperlukan wajib menyediakan
tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan
jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung
berkapasitas 5 Kg.

5|Page
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

8.6. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja
Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang
melaksanakan Proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum, pi ha k Ko nt r
a kt or / P e m bor ong ya ng s e da ng m e l a ks a na
ka n pembangunan/pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan Jamsostek
memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan


berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahanbahan, alat-alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan
sempurna sampai dengan diserahterimakannya pekerjaan tersebut kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.

9.1. Tenaga kerja /tenaga ahli


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

9.2. Peralatan bekerja.


Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin Pemotong Granite,Mesin Moln Beton dan lain-
lain serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini.

9.3. Bahan-bahan bangunan


Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta pengiriman material harus tepat waktu sesuai
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

9.4. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.

9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa
di area pekerjaan atau disuplay dari luar.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
9.4.3. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang senantiasa terisi
penuh dengan kapasitas 3,5 M3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Diesel untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
petunjuk pengawas.

6|Page
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Pasal 10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI

10.1. Persyaratan pelaksanaan.


Untuk menghindari klaim dari ‘User’/Proyek dikemudian hari makaKontraktor harus
betul-betul ‘memperhatikan’ semua pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan
‘ukuran jadi (finished)’ sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan
RKS.
Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai
dengan Rencana kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan petunjuk yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan
dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang menyangkut pekerjaan
Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis
dari Konsultan Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan :
- Site manager/Pelaksana sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan
ahli dibidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan
guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
- Buku harian untuk :
• Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
• Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari
pekerjaan.
- Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
• 1 (satu) kamera.
• 1 (satu) alat ukur schuifmat.
• 1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.
• 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

10.2. Standard yang dipergunakan.


Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,
Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan antara lain :

• PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia


• NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
• NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
• NI-10 : Bata Merah sebagai Bahan Bangunan
• PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
• PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
• PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia
• SII : Standard Industri Indonesia

7|Page
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

• SK SNI T-15-1991-03 (PBI : Peraturan Beton Bertulang Indonesia


- 1991)
• AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.

Serta :
• Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981
• Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang
dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan
bahaya kebakaran.
Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku
Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen
bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
• Dokumen Lelang yang sudah disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (Gambar
Kerja, RKS, BQ, Aanwijzing dan Surat Perjanjian Kontrak).
• Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah disetujui/disahkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen dan Konsultan Pengawas.

Pasal 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun
Administrasi.

11.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikan


data-data yang diperlukan menurut data keadaan sebenarnya.

11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan bulanan
secara rutin.

11.4. Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran
untuk bahan monitoring.

Pasal 12
PENJELASAN RKS & GAMBAR

12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS.

12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan
tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau

8|Page
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

dari ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter
yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang
mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.

12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.

12.4. Ukuran
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan
Gambar Pelengkap meliputi ukuran dari :
As – as Luar – luar
Dalam – dalam Luar – dalam
12.4.2. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm,mm.
12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (“finished”)~
12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan
Pengawas.
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuranukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa
sepengetahuan konsultan pengawas/Direksi teknis, dan apabila terjadi
kesalahan akibat kelalaian kontraktor dalam berkoordinasi dengan konsultan
pengawas/Direksi teknis maka menjadi tanggung jawab Kontraktor baik dari
segi biaya maupun waktu.
12.5. Perbedaan gambar
12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin
kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat/berlaku.
12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur,
maka Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang
akan memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Perencana.
12.5.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/
Listrik dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran
fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
12.5.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidaktelitian di dalam pelaksanaan
satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya,

9|Page
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

maka di dalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-


perbedaan dan ataupun ketidaksesuaian dan keragu-raguan diantara setiap
Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas
dan Direksi teknis secara tertulis, dan mengadakan pertemuan dengan Konsultan
Pengawas/Direksi teknis dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan
gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
12.5.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor
untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupunwaktu pelaksanaan.

12.6. Istilah - Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah
sebagai berikut.
STR : Struktur, Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan
Konstruksi, Bahan Konstruksi Utama dan Spesifikasinya,
Dimensionering kolom, Balok dan tebal Lantai.
ARS : Arsitektur,Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan
perencanaan dan perancangan bangunan secara menyeluruh dari semua
disiplin- disiplin kerja yang ada baik teknis maupun estetika.

ELK : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Listrik


dan Penerangan.
MEK : Mekanikal,yang ada hubungannya dengan Sistem Air Bersih Air
Kotor
– Drainase, Sistem Pemadam Kebakaran, Sistem Instalasi Diesel –
Generator Set, dan Sistem Pengkondisian Udara.

12.7. Shop drawing


Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh
Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh
Konsultan Pengawas.
dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik
yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak
maupun di dalam Buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan tertulis.
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari
proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.

10 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

12.8. Perubahan, penambahan, pengurangan pekerjaan dan pembuatan “as-built drawing”.

12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.

12.8.2. Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor


be r ke w a j i b a n m e m bua t gam ba r - ga m ba r ya ng t ela h
dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya untuk
penggambaran “As-Built Drawing”, sepenuhnya menjaditanggungan
kontraktor.

Pasal 13
TANGGUNG - JAWAB KONTRAKTOR
13.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pejabat Pembuat Komitmen untuk melihat,
mengawasi, menegur, atau memberi instruksi tidak mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut di atas.
13.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Kontraktor sendiri.
13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen melalui Konsultan Pengawas.
Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan yang
timbul.
13.5. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tangung-jawab Kontraktor.
13.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga
yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
13.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran
dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

11 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Pasal 14
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
ini maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th.
1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-
ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang
material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan
dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk
tujuan yang dimaksudkan.
14.2. Merk pembuatan bahan/material & komponen jadi.
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan
atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan
sebagai dasar perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang
mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam
bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai
penentu standard atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya
membatasi persaingan; dan Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan
peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas
dan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material patent itu harus
dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi
bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang
berlaku.
14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli
yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut
sebagai pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan
tambah.
14.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan
ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam negeri baik
kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas secara tertulis dan diketahui oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut
harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya
tambah.

14.3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua


bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan
Pengawas/Direksi dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum

12 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

semua bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.


Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan
Perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang
ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan diruang Direksi.
Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal
pelaksanaan.

14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

14.5. Penyimpanan material


Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan
kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan
yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. Material harus disimpan
sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
14.5.2. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan
(levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
14.5.3. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring
kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan
dari kandungan air/cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar
timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar
air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis
demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat
penyimpanan tidak lebih dari lima meter.

Pasal 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.1. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh- contoh yang
telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan
selambat-lambatnya dalam tempo 3 X 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh
Pengawas/Direksi/Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka
Konsultan Pengawas/Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada
kontraktor yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut
menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan
denda sebesar 1 o/oo (satu permil) dari harga borongan.

13 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai
Penelitian Bahan-Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan
kepada Pengawas/Direksi/Perencana secara tertulis.Segala biaya pemeriksaan ditanggung
oleh Kontraktor.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-
pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap
tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

Pasal 16
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR

16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub- Kontraktor)
didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor ‘wajib’
memberitahukan terlebih dahulu kepada KonsultanPengawas dan Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.

16.2. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.

Pasal 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah


permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing di
dalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya
atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang lain dari spesifikasi
ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan/penjagaan tumbuhan dan bendabenda yang
ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
17.2. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul,
akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintanganrintangan lainnya yang muncul,
yang tidak diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan di
buang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari daerah
sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi lubang galian sesuai
Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan
dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

Pasal 18

14 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

DRAINASE / SALURAN
18.1. Pembuatan drainase / saluran tapak sementara.
Dengan mempertimbangkan keadaan topografi / kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib membuat saluran air sementara yang berfungsi untuk pembuangan air
yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap kering. Arah aliran ditujukan ke
daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran yang sudah ada di
lingkungan daerah pembangunan. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada
pembayaran tambahan.
18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada
Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau mempengaruhi
tempat kerja.
Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas pembersihan saluran-
saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas
daerah konstruksi dan daerah milik jalan (right-of way). Ketentuan tersebut harus
dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.
18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor/Pemborong harus melakukan
survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh oleh
pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas, dan patok permukaan (surface pegs) pada tempat kerja yang
menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah
ditancapkan.Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya kontrak.
18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen pada
daerah sekitar utilitas itu, Kontraktor harus mempergunakan metoda konstruksi
yang memadai, menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya, tanpa ada
pembayaran tambahan, dalam rangka mencegah kerusakan pada utilitas itu. Segala
kerusakan pada utilitas yang disebabkan langsung atau tidak langsung oleh
pekerjaan Kontraktor dianggap sebagai tanggung jawab dari Kontraktor.

Pasal 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL
19.1. Pekerjaan pengukuran kondisi tapak
19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran
kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencanabangunan. Hasil pengukuran harus
diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya
di lapangan, harus segera dilaporkan ke Konsultan Pengawas dan Perencana untuk
diminta keputusannya.
19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolit.
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
Phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
19.1.5. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada :
a. Personil :
- 1 orang surveyor ahli
- 1 orang pekerja surveyor

15 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

b. Peralatan Pengukuran (Survey) :


- Wild ROS Theodolite (360 derajat);
- Wild TO Theodolite (360 derajat);
- Wild NAK levels;
- Pita meteran baja dengan panjang 50 m;
- Steel measuring rod (4 m);
- Patok-patok survey, dan macam-macam alat yang diperlukan dalam
survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila diminta)
termasuk tripod, dll. Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus
mengadakan survey dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan (slopes stakes),
temporary grade stakes, dan lain-lain.
19.1.6. Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh Kontraktor
harus dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus segera diperbaiki oleh
Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian
apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui
oleh Pengawas.
Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross
section) kepada Konsultan Pengawas yang akan
mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya, kemudian mengembalikan
kepada Kontraktor.
Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi, Kontraktor harus
mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan di atas.
Cross section dari Kontraktor harus digambar di atas kertas kalkir untuk
memungkinkan reporduksi. bila cross section itu akhirnya disetujui, maka
kontraktor harus menyerahkan gambar kalkir asli dan tiga lembar hasil
reproduksinya kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

19.2. Pekerjaan penentuan peil


Pekerjaan penentuan peil + 0.00 (finishing Arsitektur) adalah permukaan lantai
finshing ruangan lantai dasar (Lobby) bangunan seperti tertera dalam gambar kerja
yaitu + 0.00 cm pada lantai dasar dan diambil dari muka tanah setinggi 40 cm .
Selanjutnya peil + 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 20
PEMASANGAN PATOK UKUR
DAN PAPAN BANGUNAN (‘BOUWPLANK’)
20.1. Patok ukur
20.1.1. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garisgaris sesuai dengan
gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-
garis/kemiringan dan meminta Kontraktor untuk membetulkan patok-patok.

16 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau


penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48
(empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa.
20.1.2. Patok ukur dibuat dari bahan beton bertulang secukupnya, berpenampang 15x15
cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul
diatas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil + 0.00 sesuai Gambar
Kerja, dan di atasnya ditambahkan pipa besi untuk mencantumkan patokan
ketinggian di atas peil + 0.00.
20.1.3. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah, dan
lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas;
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan
pembangunan berlangsung.
20.1.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi
dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
20.2. Bowplank Papan bangunan
20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Albasiah dengan ukuran tebal 2 cm
dan lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama lain adalah
1.50 m; tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerakgerakkan atau diubah.
20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
20.2.6. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

Pasal 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
21.1. Ijin memasuki tempat kerja
Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap
waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tempat dimana
pekerjaan sedang dikerjakan/dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat.
21.2. Pemeriksaan Pekerjaan
21.2.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak
oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas/Direksi.
21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan pengawas dan Kontraktor harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang
akan ditutup dan tidak terlihat.
21.2.3. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap

17 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa.


21.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari
Raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka
Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

21.2.5. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi berhak


menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki.
21.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor, tidak dapat di “klaim” sebagai biayapekerjaan tambah maupun alasan
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
21.3. Kemajuan Pekerjaan
21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh konsultan Pengawas.
21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang maka pengawas
harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil
guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan.
21.4. Perintah untuk pelaksanaan (foreman).
Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di mana Konsultan
Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau
perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas Pelaksana atau petugas
yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.
21.5. Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada
bagian lainnya.

18 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

RENCANA KERJA DAN SYARAT


PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG 2021

Daftar Isi
Spesifikasi Teknis Pekerjaan
 Pasal 1 Umum
 Pasal 2 Uji Beton
 Pasal 3 Persiapan Permukaan Lahan
 Pasal 4 Pembongkaran
 Pasal 5 Pembersihan Lahan
 Pasal 6 Pekerjaan Galian, Urugan Kembali Dan Pemadatan
 Pasal 7 Pekerjaan Timbunan
 Pasal 8 Persiapan Tanah Dasar
 Pasal 9 Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak
 Pasal 10 Pekerjaan Beton Struktur
 Pasal 11 Pekerjaan Beton Non Struktural
 Pasal 12 Adukan Encer (Grout)
 Pasal 13 Pekerjaan Pasangan
 Pasal 14 Pekerjaan Adukan Dan Campuran
 Pasal 15 Pekerjaan Plesteran
 Pasal 16 Pekerjaan Baja Struktur
 Pasal 17 Pekerjaan Berbagai Jenis Metal
 Pasal 18 Pekerjaan Lapisan Kedap Air (Waterproofing)
 Pasal 19 Pekerjaan Pasangan Granite
 Pasal 20 Pekerjaan Kusen Pintu Dan Jendela
 Pasal 21 Pekerjaan Daun Pintu, Daun Jendela Dan Bovenlight Alumunium.
 Pasal 22 Pekerjaan Perlengkapan Pintu & Jendela (Alat Penggantung & Pengunci)

19 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

 Pasal 23 Pekerjaan Kaca


 Pasal 24 Pekerjaan Saniter
 Pasal 25 Pekerjaan Langit-Langit/Plafond
 Pasal 26 Pekerjaan Pengecatan
 Pasal 27 Pekerjaan Rangka Atap
 Pasal 28 Pekerjaan Penutup Atap Metal
 Pasal 29Pekerjaan Sistem Plumbing
 Pasal 30 Pekerjaan Instalasi Listrik
 Pasal 31 Pekerjaan Sistem Fire Alarm
 Pasal 32 Pekerjaan Pembersihan, Pembongkaran Dan Pengamanan Setelah Pembangunan

20 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN

Pasal 1 UM U M
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan Pembangunan yang
meliputi:

1.1.1. PEKERJAAN PEMBANGUNAN


a. Pekerjaan Standar yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan Persiapan dan Sarana Kerja
- Pekerjaan Pekerjaan Sipil
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Mekanikal Plumbing
- Pekerjaan Elektrikal Sistem

b. Pekerjaan Non Standar yang dimaksud meliputi :


- Pekerjaan Pasangan
- Pekerjaan Kusen Pintu,Jendela Aluminium
- Pekerjaan Atap
- Pekerjaan Plafond
- Pekerjaan Papan Nama
- Pekerjaan Lain-lain

Semua penjelasan mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point - point
penjelasan termasuk segala jenis peralatan, bahan dan teknis pekerjaan .
Semua pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup Pekerjaan yang tidak
dijelaskan dalam RKS akan dijelaskan kemudian dalam Risalah aanwitzing dan
pihak Kontraktor harus melaksanakannya sesuai gambar kerja. Penjelasan
mengenai Pekerjaan tersebut diatas akan dijelaskan dalam point - point
penjelasan termasuk segala jenis peralatan , bahan dan teknis pekerjaan .

1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN


1.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan , Kontraktor harus mempelajari dengan
seksama Gambar Kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala
kondisi di lapangan yang ada.
1.2.2. Kontraktor harus mengamankan/melindungi hasil paket pekerjaan
Sebelumnya (bila ada); agar tidak rusak atau cacat.
1.2.3. Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang, atau konstruksi
khusus sebagai penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas terlebih dahulu untuk mendapat
persetujuan.

21 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Pasal 2
PEKERJAAN UJI BETON
2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini mencakup prosedur yang harus dilakukan guna pengambilan contoh beton
selama pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton.
Pekerjaan ini mencakup penyedian peralatan seperti:
- Alat-alat laboratorium dan peralatan yang dibutuhkan.
- Perlengkapan penyimpanan.
- Landasan pencampur dekat lokasi gudang.
- Cetakan kedap air dengan alas, dengan dimensi 150mm x tinggi 300mm untuk
bentuk silinder dan 150mm x 150mm x 150mm untuk bentuk kubus.
- Batang besi untuk memadatkan contoh adukan beton dengan panjang 600mm.
- Kerucut slump.
- Sekop dan sendok tangan.
- Kotak-kotak untuk pengangkutan silinder 16 mm (5/8”)

2.2. PROSEDUR UMUM


Contoh adukan beton harus diambil sesuai dengan prosedur ASTM C 172 dan/atau SNI
03-2458-2008 atau seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis.
Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan terdiri dari
berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam kelompok pencampuran.
Komposisi contoh harus terdiri tidak kurang dari 28,320 cm 3 (1 cu.ft.).
Sebanyak minimal 3 (tiga) buah benda uji, atau 1 (satu) benda uji untuk setiap mutu beton
3
untuk setiap volume 5m beton harus dibuat selama penggunaan setiap kelompok
pencampuran kecuali pada awal dan akhir pencampuran, dan menempatkannya pada
sebuah tempat metal seperti kereta dorong.
Tingkat penggunaan kelompok pencampuran ditentukan oleh tingkat kecepatan alat
pencampur dan bukan oleh ukuran bukaan pintu.
Pengambilan contoh dilakukan dengan menempatkan wadah atau menuangkan campuran
beton ke dalam kereta dorong. Harus diperhatikan agar aliran campuran beton tidak
menyebabkan terpisahnya bahan-bahan beton.
Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh keseragaman. Uji
slump contoh harus dilakukan segera setelah pengambilan contoh.

2.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.3.1. Uji Slump
Uji slump harus dilakukan setiap kali pembuatan contoh uji beton. Metode harus
memenuhi standar SNI 03-1972-2008, ASTM C 143 atau dengan cara sebagai
berikut:
- Kerucut slump harus dibersihkan dengan baik dan dibasahi.
- Isi kerucut dengan adukan beton dengan ketebalan setiap lapis 1/3 dari
ketinggian kerucut.

22 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

- Sebelum ditambah dengan lapisan berikutnya, terlebih dahulu lapisan yang


pertama dipadatkan dengan cara menusuk-nusukan batang besi dengan hati-
hati dan merata sebanyak 25 (duapuluh lima) kali.
- Ratakan puncak kerucut dengan perlahan sehingga kerucut slump terisi
penuh.
- Bersihkan adukan beton yang berserakan di sekitar alas kerucut.
- Angkat kerucut slump dari adukan beton dan biarkan selama 5 (lima) detik,
dan kerucut harus diangkat hanya ke arah vertikal.
- Pengukuran nilai slump harus dilakukan segera. Nilai slump adalah
perbedaan antara tinggi kerucut slump dengan tinggi contoh adukan beton.
Nilai slump harus sesuai dengan persyaratan yang tersebut dalam SNI 03-1972-2008
dan/atau ASTM C143.

2.3.2. Pembuatan Benda Uji Beton


Benda uji beton dapat berupa silinder atau kubus sesuai ASTM C31 atau SNI 03-
4810- 1998.
Contoh diusahakan tidak berubah pada saat pengangkutan. Bila bahan akan
diangkut ke tempat yang jauh dari tempat pengambilan contoh, beton harus diaduk
dengan sekop sebelum dimasukkan ke dalam cetakan.
Caranya sebagai berikut :
- Letakkan cetakan di atas pelat dasar yang rata, bersih dan kuat, disarankan
dibuat dari pelat besi.
- Isi cetakan dengan adukan beton sebanyak 3 (tiga) lapis.
- Tiap lapis adukan ini harus dipadatkan dengan menggunakan batang besi 
16mm yang ditusuk-tusukkan pada adukan tersebut dengan merata dan berhati-
hati sebanyak 25 (duapuluh lima) kali.
- Ratakan permukaan dengan perlahan dan tutup dengan kaca atau pelat metal
agar tidak terjadi penguapan air. Jangan sekali-sekali menggunakan kayu.

2.3.3. Perawatan Benda uji Laboratorium


Benda uji berbentuk kubus harus dibuat, dirawat dan diuji sesuai ketentuan SNI
03-2493-2011.
Benda uji berbentuk silinder harus dibuat, dirawat dan diuji sesuai ketentuan
ASTM C39, SNI 1974-2011 dan SNI 03-2493-2411.
2.3.4. Penyimpanan dan Pengiriman Benda Uji Beton
- Perawatan benda uji harus memenuhi standar ASTM C 31.
- 24 jam pertama setelah pembuatan silinder sangatlah penting. Benda uji hanya
boleh dipindahkan dari tempat pencetakkan ke gudang penyimpan, dan dijaga
harus tetap dalam posisi vertikal dan hindarkan dari getaran dan benturan.
Benda uji boleh disimpan di tempat yang tertutup rapat, kotak kayu yang kuat,
atau bangunan sementara selama temperatur di sekitarnya berkisar antara
15,6C - 26,7C dan penguapan dari contoh dapat dicegah.
- Pada umur 1 (satu) hari setiap kelompok benda uji harus diperiksa untuk

23 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

perawatan dan pengujian. Tempatkan benda uji pada kotak yang kuat untuk
pengiriman. Jarak antara benda uji dan kotak harus diisi dengan pasir basah atau
serbuk gergaji. Setiap kelompok benda uji harus dilengkapi dengan catatan
waktu/tanggal pembuatan benda uji.
- Bila memungkinkan mengirim benda uji yang baru berumur 1 (satu) hari, benda
uji harus dilembabkan terus menerus dengan pasir basah sampai akhir
periode 24 jam, dan harus tetap lembab pada temperatur 21 C-24,5C sampai
saat pengiriman. Benda uji harus dikirim secepat mungkin dan paling lambat
beberapa hari sebelum periode 7 (tujuh) hari tercapai, karena laboratorium
harus menerima benda uji-benda uji tersebut sehari atau lebih sebelum
pengujian 7 (tujuh) hari.
- Kontraktor harus menyediakan tempat terlindung dan kotak berisolasi yang
dapat dikunci dalam ukuran yang memadai, untuk menyimpan peralatan dan
merawat benda uji di lokasi pekerjaan dan menyediakan tenaga kerja yang
diperlukan untuk mempersiapkan contoh benda uji.

2.3.5. Pengujian Benda Uji


Laboratorium penguji resmi harus diadakan oleh Kontraktor dan harus disetujui
Konsultan Pengawas.
Pengujian semen dan batu pecah dapat dilakukan untuk memastikan kesesuaiannya
dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknis.
Pengujian kandungan udara dilakukan setiap kali penyiapan satu set benda uji
untuk uji kuat tekan.
Pengujian harus sesuai ketentuan ASTM C231.
Kontraktor harus bekerjasama dengan laboratorium penguji untuk melaksanakan
pengujian.
Kontraktor harus memberitahu laboratorium penguji dan Konsultan Pengawas
minimal 24 jam sebelum penempatan beton, untuk diperiksa dan pengujian beton
di lokasi pencampuran dan lokasi proyek, dan untuk pemeriksaan acuan dan
penulangan. Kontraktor harus menyediakan tempat terlindung dan kotak berisolasi
yang dapat dikunci dalam ukuran yang memadai untuk menyimpan peralatan dan
contoh benda uji di lokasi proyek, dan segala yang dibutuhkan tenaga kerja dalam
menyiapkan contoh benda uji.
Pengambilan, pembuatan, pengiriman, penyimpanan, perawatan, pemeriksaan dan
pengujian benda uji harus dilakukan hanya oleh staf laboratorium penguji.
Pemeriksaan dan pengujian di tempat pembuatan campuran beton harus mencakup
ketentuan minimal berikut:
- Pengambilan contoh dan pengujian bahan-bahan campuran beton.
- Mempelajari dan memeriksa campuran desain usulan Kontraktor.
- Pemeriksaan instalasi dan peralatan untuk pengukuran, pencampuran dan
pengiriman beton.
- Pemeriksaan pengoperasian batching dan pencampuran.
- Pemeriksaan campuran beton

24 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Pengujian dan pemeriksaan lapangan harus mencakup ketentuan minimal sebagai


berikut:
- Memeriksa nomor truk dan/atau bukti pengiriman dari tempat pembuat
campuran beton.
- Memeriksa jumlah air yang ditambahkan ke dalam campuran beton, jika
diijinkan, di lapangan.
- Membuat uji slump sesuai ASTM C143.
- Membuat contoh benda uji untuk uji kuat tekan di laboratorium.
- Mencatat temperatur beton saat dicampur, saat disimpan, dan pada saat
perawatan beton.
- Mencatat temperatur selama penempatan dan perawatan beton.
- Memeriksa prosedur penempatan dan perawatan beton.
3
Pengujian lapangan harus dilakukan untuk setiap 30m atau setiap kedatangan
truk.
Pengujian laboratorium dan pemeriksaan harus termasuk ketentuan minimal
sebagai berikut:
- Pengujian kuat tekan sesuai ASTM C39:
• 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium untuk kekuatan umur 7
(tujuh) hari.
• 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium untuk kekuatan umur
28 (duapuluh delapan) hari.
• 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk kekuatan umur 7 (tujuh)
hari.
• 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di lokasi untuk kekuatan umur 28
(duapuluh delapan) hari.
• Uji kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan.

• 3 (tiga) buah benda uji yang dirawat di laboratorium dan lapangan untuk
kekuatan 3 (tiga) hari dan kekuatan pada hari yang ditentukan di mana kuat
tekan telah mencapai kekuatan yang ditentukan, bila menggunakan bahan
tambahan percepatan pengerasan.
- Penimbangan semua contoh benda uji.
Pengujian inti pada beton yang telah keras harus dilakukan sebagai berikut:
- Pengujian inti beton harus dilakukan bila uji kuat beton laboratorium tidak
memuaskan atau bila diketahui adanya kesalahan pengecoran beton.
- Konsultan Pengawas berhak meminta/menentukan bahwa contoh diambil dari
bagian pekerjaan untuk tujuan pemeriksaan dan pengujian. Peralatan
pemotong dan metode pengambilan inti harus disetujui Konsultan Pengawas.
Contoh inti beton harus diambil dan diuji sesuai ketentuan ASTM C42.

25 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Pengambilan inti beton dari suatu pekerjaan harus dibuat dengan baik dan
disetuji Konsultan Pengawas.
- Biaya pengujian inti beton yang dibutuhkan karena kesalahan pengujian
benda uji, atau karena kegagalan pengujian inti beton, menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
Bila pengujian dan laporan mengindikasikan bahwa beton yang dibuat tidak sesuai
kuat tekannya, Konsultan Pengawas akan memberi peringatan tertulis kepada
Kontraktor. Konsultan Pengawas boleh meminta perawatan tambahan dan
modifikasi campuran desain beton untuk sisa pekerjaan beton yang belum
terlaksana; atau meminta pembuangan dan penggantian beton; dan semua biaya
yang ditimbulkannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2.3.6. Kondisi Lingkungan


Pengecoran beton tidak boleh dilakukan selama hujan atau ketika diperkirakan
akan hujan kecuali bila pekerjaan dapat dilindungi dari hujan dan/atau aliran air
permukaan.

Pasal 3
PERSIAPAN PERMUKAAN LAHAN

3.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
- Pengadaan tenaga kerja, peralatan yang memadai, alat-alat dan bahan.
- Pekerjaan persiapan lapisan pendukung untuk pekerjaan badan jalan, perkerasan
jalan, saluran terbuka, saluran tertutup/gorong-gorong, jalur utilitas, tapak bangunan
dan lain- lain seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Pengupasan, perataan, pengaturan kemiringan, pemadatan permukaan tanah,
penghamparan dan pemadatan lapisan pasir dan/atau sirtu sesuai Gambar Kerja.

3.2. PROSEDUR UMUM


3.2.1. Umum
Contoh bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus diserahkan terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas, untuk diuji dan disetujui.
Kontraktor juga harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan jika diminta oleh
Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus mempelajari dengan seksama dan mengikuti semua
detail/potongan, elevasi, bentuk, dimensi dan kerataan yang ditunjukkan dalam
Gambar Kerja. Bila dimensi dalam Gambar Kerja meragukan, Kontraktor harus
menyampaikannya kepada Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan.
Kesalahan atau kelalaian yang dilakukan Kontraktor akan menjadi tanggung-
jawabnya dan biaya perbaikan yang diakibatkan karena hal tersebut menjadi
tanggung-jawab Kontraktor dan tidak dapat ditagihkan kepada Pemilik Proyek.

26 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas


yang ditanda-tangani oleh wakil yang ditunjuk, dimana dan kapan memulai suatu
bagian pekerjaan dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas jadwal pekerjaan
setiap 2 (dua) minggu dan akan meliputi hal-hal berikut:
- Daftar peralatan,
- Daftar tenaga kerja,
- Volume yang harus diselesaikan.
Jadwal tersebut di atas harus disetujui Konsultan Pengawas, sebelum memulai
setiap pekerjaan.
Kontraktor tidak diijinkan mengganti setiap peralatan atau tenaga kerja yang sudah
dialokasikan untuk pekerjaan dalam daftar yang telah disetujui, kecuali bila telah
dilakukan pertimbangan sebelum melakukan pergantian dan dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus mendapatkan semua ijin dari yang berwenang dan persyaratan
lain yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini.
Keterlambatan pekerjaan yang disebabkan karena penyelesaian surat ijin tidak
dapat dijadikan alasan untuk memperpanjang waktu pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor tidak diijinkan bekerja dalam cuaca buruk dan/atau hujan atau bila
tanah yang akan dikerjakan dalam keadaan basah, kecuali bila ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas.
Tidak diijinkan bekerja pada malam hari, kecuali bila disetujui Konsultan
Pengawas.

3.2.2. Pemeriksaan dan Pengujian


Tim pengukuran harus berada di lokasi selama berlangsungnya pekerjaan.
Pemeriksaan harus dilakukan pada tahapan berikut:
 Sebelum memulai pekerjaan.
Sebelum menghentikan pekerjaan sehari-hari.
Semua peralatan dan alat pengukuran yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
harus diperiksa dan diuji sebelum pekerjaan dimulai.
3.2.3. Pembersihan dan Pembongkaran
Lahan di atas tanah asli harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan seperti
pohon, batang pohon, bonggol, akar-akar pohon yang tertimbun, semak, rumput,
rerumputan dan bahan lain yang mengganggu, dalam batas sesuai ketentuan
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Lahan di bawah permukaan tanah asli dalam batas yang ditentukan, harus
dibongkar sampai kedalaman secukupnya untuk membuang semua bonggol, akar-
akar besar, batang yang tertimbun dan bahan lain yang mengganggu.
3.2.4. Pengupasan dan Penumpukan Tanah Lapisan Atas

27 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah yang bebas dari campuran tanah lapisan
bawah, sampah, bonggol, akar-akar, batuan, belukar, rerumputan atau
pertumbuhan tanaman.
Pengupasan tanah lapisan atas harus meliputi penggalian bahan yang sesuai yang
berasal dari lapisan penutup tanah asli pada daerah yang ditentukan atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
Tanah lapisan atas harus dipisahkan dan ditumpuk di lokasi yang ditentukan untuk
digunakan dalam pekerjaan lansekap dan/atau reklamasi.

3.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


3.3.1. Umum
Elevasi akhir penimbunan yang merupakan elevasi akhir lapisan pendukung, harus
tidak lebih tinggi dan tidak lebih rendah dari 100mm terhadap ketinggian yang
ditentukan dan harus dapat mengalirkan air permukaan.
Kemiringan sisi harus diselesaikan dengan baik sesuai petunjuk Gambar Kerja.
Kontraktor bertanggung-jawab menjaga keseimbangan semua timbunan dan
mengganti bagian yang rusak atau yang salah penempatannya karena kelalaian
Kontraktor atau karena keadaan cuaca seperti badai.
Semua susunan yang tidak diperlukan seperti pohon, parit, saluran dan struktur
sementara yang tidak boleh berada di tempat harus dibongkar dan dibuang pada
kedalaman 900mm di bawah elevasi permukaan akhir dan lubang tersebut harus
segera ditimbun dan dipadatkan.
Semua bahan konstruksi tidak diijinkan disimpan di lokasi yang disediakan sampai
pekerjaan persiapan dan perataan diserah-terimakan seluruhnya dan disetujui
Konsultan Pengawas.
Sebelum memulai pekerjaan persiapan lahan dan perataan, semua tanah lapisan
atas, pembersihan dan pembongkaran harus telah selesai dikerjakan dan disetujui
Konsultan Pengawas.
Peralatan yang digunakan untuk persiapan lahan dan perataan harus dari jenis alat
yang disetujui, yang disesuaikan dengan kondisi tanah pada lokasi dimaksud.
Bagian pekerjaan yang telah selesai yang diketahui tidak stabil atau di bawah kelas
yang ditentukan dan tidak sesuai ketentuan, harus diperbaiki dan diratakan
kembali oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya.
Semua patok pengukuran harus berada di tempatnya, tidak boleh dipindahkan dan
tidak boleh diganti.
Setelah semua pekerjaan selesai, semua tonggak atau tiang pengamat yang hancur
atau rusak harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Semua perataan akhir harus dilakukan oleh operator yang ahli agar dicapai hasil
yang sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis ini, kecuali bagian- bagian yang
harus dipadatkan dengan alat pemadat tangan.
3.3.2. Pembersihan dan Pembongkaran

28 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Batas pembersihan dan pembongkaran harus sesuai petunjuk Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Umumnya pembersihan dan pembongkaran
berada pada lahan yang akan dibangun, lokasi penyimpanan bahan, dan lahan lain
seperti ditentukan dalam Gambar Kerja.
3.3.3. Pengupasan dan Penumpukan Lapisan Tanah
Kontraktor harus membuang tanah lapisan atas dan bahan permukaan yang tidak
sesuai dari bagian daerah pelaksanaan yang elevasi permukaannya akan diubah,
minimal pada kedalaman 300mm atau lebih, sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menggali tanah lembek yang ditemukan selama pengupasan
kecuali bila tanah lembek ini berada pada lahan yang membutuhkan penggalian
dalam untuk konstruksi.
Tanah lapisan atas harus dipisahkan dan ditumpuk untuk digunakan dalam
pekerjaan lansekap dan/atau reklamasi.
Pengupasan dibutuhkan pada lokasi rawa. Tanah harus dikupas sampai dasar tanah
organik dan akar sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Tanah lapisan atas yang akan digunakan kembali harus diseleksi dan ditumpuk
sesuai jenisnya dengan kemiringan tidak lebih dari 3 : 1 pada lokasi yang
ditentukan sedemikian rupa untuk memudahkan pengukuran volume.

Pasal 4 PEMBOGKARAN
4.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pembongkaran dan pembuangan atau penyelamatan, seluruhnya
atau sebagian, dari semua struktur yang ada dengan cara yang memuaskan, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini meliputi:
– Pembongkaran, seluruh atau sebagian, atau pembuangan dinding, tiang, balok dan
objek atau struktur yang ada seperti ditentukan oleh Konsultan Pengawas, yang
3
jumlahnya tidak kurang dari 0,5m , kecuali pembongkaran objek lain yang disediakan
dalam Spesifikasi Teknis lainnya.
– Penanganan, pembuangan dan penyimpanan bahan hasil pembongkaran, yang harus
sesuai dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini.
– Perlindungan utilitas, jalur dan layanan yang ada yang ditemukan selama konstruksi
dan memutus dan atau menghentikan utilitas, jalur dan layanan ini ke struktur yang
dibongkar. Kontraktor harus memberitahu Pemilik dan wakil utilitas umum sebelum
memutus layanan.
– Mempertahankan utilitas dan jalur yang ada yang dipindahkan ke tempat lain yang
ditunjuk, sehingga utilitas dan jalur tersebut akan bekerja secara normal seperti
sebelumnya.

– Penanganan, peyelamatkan dan penyimpanan bahan dan peralatan yang diperoleh dari

29 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

pembongkaran, yang harus sesuai dengan persyaratan dari Konsultan Pengawas.


– Membuat baik setiap cacat, mengganti dan memperbaiki semua permukaan untuk
memberikan penyelesaian bangunan kelas satu dan disetujui Konsultan Pengawas.
– Pembersihan area secara menyeluruh pada akhir pekerjaan pembongkaran.

– Dan pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan keadaan lokasi dan sesuai Gambar Kerja,
dan seperti diarahkan oleh Konsultan Pengawas.

4.2. PROSEDUR UMUM


Sebelum pembongkaran, foto dan/atau gambar yang ada harus diserahkan ke Konsultan
Pengawas sebanyak empat (4) salinan cetak warna ukuran 100mm x 150mm dan/atau
empat (4) salinan cetak biru gambar yang ada. Foto-foto dan gambar- gambar tersebut
harus menunjukkan semua elevasi, potongan dan denah yang diperlukan yang berlaku
untuk setiap kasus.
Kontraktor bertanggung-jawab memilih batas-batas pekerjaan pembongkaran berdasarkan
Gambar Kerja yang menjelaskan fungsi ruang-ruang baru atau pekerjaan baru lainnya,
dibandingkan dengan kondisi yang ada.
Semua bahan berbahaya yang ditemukan dari pembongkaran harus dibuang di tempat
yang ditunjuk dengan cara sesuai dengan Peraturan Pemerintah untuk pembuangan bahan
berbahaya.
Kontraktor bekerjasama dengan departemen pemeliharaan Pemilik harus mencari dan
merekam lokasi dari semua overhead dan utilitas bawah tanah di vicini¬ty karya yang
harus ditandai dengan jelas dan diidentifikasi sebagai "dalam layanan" atau "terputus"
untuk memastikan mereka barang yang akan dihapus tanpa bahaya.
Sebelum memulai pekerjaan, Pemilik Proyek akan memindahkan semua peralatan,
perlengkapan, bahan-bahan bangunan dan barang lainnya untuk diselamatkan dan
digunakan kembali. Semua peralatan, perlengkapan dan bahan-bahan lain yang dianggap
tidak bernilai oleh Pemilik Proyek atau Konsultan Pengawas harus menjadi tanggung-
jawab Kontraktor untuk segera menyingkirkannya dari lokasi Pemilik Proyek agar tidak
mengganggu kelancaran pekerjaan. Perlindungan umum dan properti harus sebagai
berikut:
- Memberikan langkah-langkah yang diperlukan oleh Tata Kota dan Negara, hukum,
dan peraturan untuk melindungi properti sekitarnya, jalan setapak, jalan-jalan,
penguat tepi (curb), masyarakat, penghuni dan pekerja selama pelaksanaan
pembongkaran. Mematuhi peraturan di atas, hukum dan lainnya dalam
melaksanakan langkah-langkah termasuk barikade, pagar, lampu peringatan dan
tanda-tanda, saluran sampah, dan lainnya.
- Tidak diijinkan adanya peledakan untuk pembongkaran.
- Berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan ini.
- Memasang papan pengumuman yang diperlukan untuk membuat semua daerah
aman.

30 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

- Membuat baik sesuai kondisi semula/asli, kerusakan pada struktur yang akan
dipertahankan dan properti yang berdekatan yang dihasilkan dari pelaksanaan
pembongkaran.
- Melakukan pekerjaan restorasi tanpa biaya ke Pemilik.

4.3. BAHAN BAHAN


4.3.1. Bahan-Bahan Bongkaran
Semua bahan dari pembongkaran akan tetap menjadi milik Proyek kecuali bila
ditentukan dalam dokumen kontrak.
4.3.2. Perlatan
Sediakan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dengan kapasitas
yang cukup untuk memenuhi tanggal penyelesaian yang ditetapkan.
Menyediakan tempat sampah untuk pembuangan.
Tidak ada kontainer yang ditempatkan pada daerah umum atau trotoar tanpa
memperoleh izin yang diperlukan dari Tata Kota setempat

4.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan
'Rencana Detail' pembongkaran kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
2. Tanggung-jawab keamanan struktur, properti yang berdekatan dan penghuninya,
karyawan kontraktor dan masyarakat umum, setiap waktu harus berada pada
Kontraktor. Kontraktor harus memastikan bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan penuh perhatian mengingat tanggung- jawabnya. Setiap kerusakan oleh
Kontraktor pada suatu struktur yang tidak merupakan bagian yang dibongkar selama
pekerjaan pembongkaran, harus diperbaiki oleh Kontraktor atas biayanya.
3. Penentuan lokasi yang diijinkan untuk pembuangan puing-puing menjadi tanggung-
jawab Kontraktor. Lokasi daerah pembuangan harus disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan pembongkaran. Seluruh puing-
puing hasil pembongkaran harus dipindahkan dari lokasi proyek ke lokasi
pembuangan yang disetujui. Singkirkan puing-puing dari lokasi setiap harinya atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas untuk memastikan tidak adanya gangguan pada
lalu lintas dan operasi lainnya. Selama pelaksanaan, perhatian harus diberikan untuk
menjaga agar tidak terjadi kerusakan yang tidak perlu pada setiap struktur yang ada
atau sekitar lokasi pekerjaan.
4. Semua bahan atau barang yang diselamatkan harus dipindahkan dengan hati- hati,
dalam potongan atau bagian-bagian yang siap untuk diangkut oleh Kontraktor, dan
harus ditumpuk atau disimpan pada tempat yang telah dipilih Konsultan Pengawas.
5. Semua bahan-bahan berbahaya yang ditemukan dari pembongkaran harus dibuang
pada tempat yang ditentukan dengan cara-cara sesuai Peraturan Pemerintah No.
18/1999 dan No. 85/1999 untuk pembuangan bahan-bahan berbahaya. Menjadi
tanggung-jawab Kontraktor untuk mengamankan tenaga kerjanya dan tenaga kerja

31 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

lokal untuk segala kemungkinan bahaya terhadap kondisi yang tidak sehat, dan
mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah gangguan pada
lingkungan sekitar lokasi proyek.
6. Kontraktor harus meratakan permukaan di area pekerjaan pembongkaran dan
menjadikan area tersebut dalam keadaan rapi dan dengan cara yang baik.
7. Kontraktor juga harus menjaga dan merawat pohon-pohon yang ada yang dibiarkan
di tempat aslinya
8. Kontraktor harus segera memperbaiki setiap barang, bahan atau bagian pekerjaan
yang rusak selama pekerjaan pembongkaran berlangsung, termasuk setiap kerusakan
pada perkerasan, lantai atau bagian bangunan di sekitarnya yang diakibatkan oleh
pengangkutan bahan-bahan atau peralatan.
9. Kontraktor harus menyediakan penangkal debu untuk mencegah menyebarnya
debu pada seluruh daerah pekerjaan.
10. Kontraktor harus melindungi utilitas, jalur dan pelayanan yang ada yang ditemukan
selama pelaksanaan pekerjaan dan harus menutup dan/atau memutus utilitas, jalur
dan pelayanan ini pada struktur yang akan dibongkar. Pemilik Proyek dan agen
utilitas umum harus diberitahu oleh Kontraktor sebelum memutus jalur layanan
tersebut.
11. Menjadi tanggung-jawab Kontraktor untuk menjaga/memelihara utilitas dan jalur
yang ada yang dipindahkan ke tempat yang telah ditentukan, agar semuanya tetap
berjalan dengan normal seperti sebelumnya.
12. Kontraktor harus membuat dan memelihara jalan masuk sementara ke bangunan
yang diperlukan untuk lalu lintas normal kendaraan dan pejalan kaki.
13. Kontraktor harus membuat dan memelihara jalan sementara di seluruh daerah kerja
sesuai permintaan Konsultan Pengawas.

Pasal 5
PEMBERSIHAN LAHAN

5.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi semua pengupasan tanah lapisan atas dan penumpukan sesuai
dengan lokasi, tinggi dan jarak seperti ditentukan Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini termasuk tetapi tidak dibatasi pada hal-hal berikut:
- Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dan perlengkapannya.
- Menyediakan operator berpengalaman, tenaga kerja terlatih dan pekerja serta enjinir
dengan latar belakang pekerjaan tanah.
- Memuat, mengangkut dan membuang tumpukan tanah ke suatu tempat yang
ditentukan Konsultan Pengawas.

32 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

5.2. PROSEDUR UMUM


a. Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas dari campuran tanah
bawah, sampah, bonggol, akar-akar, batu-batuan, kayu, alang-alang atau tumbuh-
tumbuhan.
b. Pengupasan tanah lapisan atas meliputi penggalian bahan yang sesuai dari
permukaan tanah asli pada bagian dari lokasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
c. Tanah lapisan atas harus dipisah dan ditumpuk di lokasi tertentu untuk digunakan
dalam pekerjaan lansekap dan/atau reklamasi.
d. Konsultan Pengawas akan menentukan titik-titik lokasi yang akan dikerjakan, dan
Kontraktor harus memasang tonggak-tonggak acuan dari titik-titik ini.
e. Setelah pemasangan tonggak, daerah sesungguhnya harus diukur bersama Konsultan
Pengawas dan Kontraktor dan akan diterbitkan oleh Konsultan Pengawas untuk
pelaksanaan. Hasil pengukuran tersebut tidak berarti membebaskan Kontraktor dari
tanggung-jawab atas kesalahan dan kelalaian yang dibuatnya.
f. Kontraktor harus merencanakan dan menempatkan penumpukan pada setiap jarak
50meter dan ditempatkan pada sisi jalan untuk memudahkan pengangkutan.
g. Semua bahan galian yang harus dibuang harus diangkut ke daerah yang ditentukan
Konsultan Pengawas.
h. Kontraktor harus membiarkan tanah tidak dikupas sedalam 50 sampai 70mm sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas untuk keperluan pemadatan dan keseimbangan harus
seluruhnya atau sebagian dipotong seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Kelebihan pemotongan harus diperbaiki.
i. Pada lokasi-lokasi khusus terjadinya tekanan rendah menurut anggapan Konsultan
Pengawas, harus diisi dengan tanah galian dan dipadatkan sampai kepadatan tanah
maksimal yang disyaratkan.

5.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Kedalaman pengupasan tanah lapisan atas 300mm, kecuali bila ditentukan lain oleh
Konsultan Pengawas. Jarak/radius pengupasan minimal 50meter atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
b. Bahan-bahan yang mengganggu seperti ranting, akar dan batuan besar tidak boleh
tercampur pada tempat penumpukan. Bahan-bahan yang tidak sesuai harus
dipisahkan dan dibuang ke tempat yang ditentukan Konsultan Pengawas.
c. Sistem drainase sementara yang berfungsi dengan baik harus disediakan di sekeliling
lokasi penumpukan.
d. Untuk pekerjaan pengupasan hanya dozer ringan atau motor scraper yang boleh
digunakan. Penggantian peralatan harus digunakan dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.

33 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

e. Sebelum menghentikan pekerjaan, semua lubang dan tanah lepas harus diisi atau
ditutup, digilas dan diratakan dengan elevasi permukaan. Perataan sementara dan
drainase yang diperlukan harus dibuat dan dirawat oleh Kontraktor untuk menjaga
lokasi pekerjaan dari genangan air.
f. Tempat penumpukan tanah lapisan atas harus dilengkapi dengan pencegahan erosi
dan harus dibuat sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

Pasal 6
PEKERJAAN GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN

6.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
- Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan-bahan, tenaga kerja
yang cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap sementara
jika diperlukan.
- Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang
membutuhkan galian dan/atau urugan kembali seperti jalan, saluran terbuka, gorong-
gorong, jalur utilitas, pondasi dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Membuang semua bahan-bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu
tempat pembuangan yang telah ditentukan.
- Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.
- Melengkapi pekerjaan seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini.

6.2. PROSEDUR UMUM


6.2.1. Penggalian
Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Lebar galian harus dibuat
cukup lebar untuk memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.

Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan
Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila dianggap
perlu.
Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada
Konsultan Pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari
bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas sebelum menempatkan bahan urugan.
Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor
harus melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas,
sampai kedalaman di mana daya dukung yang sesuai tercapai.
Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan

34 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

lainnya tidak merusak permukaan galian.


Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan tanah
sementara untuk mencegah longsornya tanah ke dalam lubang galian. Kontraktor
harus melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan menyediakan
saluran pengeringan sementara atau pompa.
Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus
diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas tanpa tambahan biaya dari Pemilik
Proyek.
Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan
peralatan standar seperti power shovel, bulldozer atau excavator.
Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukannya kepada
Konsultan Pengawas yang akan mengambil keputusan, sebelum penggalian
dilanjutkan. Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus
memberitahu Konsultan Pengawas, dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali
setelah Konsultan Pengawas menyetujui kedalaman penggalian dan sifat lapisan
tanah pada dasar penggalian tersebut.

6.2.2. Urugan dan Timbunan


Pekerjaan urugan atau timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan
lokasi pengerjaan urugan/timbunan telah disetujui Konsultan Pengawas.
Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum peker-
jaan terdahulu disetujui Konsultan Pengawas.
Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh
Kontraktor di tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan
selama pekerjaan pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan
harus disetujui Konsultan Pengawas.
Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal
14 hari, dan ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
6.2.3. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk
memadatkan urugan maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah kohesif
digunakan self propelled tamping rollers atau towed sheep roller. Smooth steel
wheel vibratory roller digunakan untuk memadatkan bahan urugan berbutir.
Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.
Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai
tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas
lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus disingkirkan dan harus
dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

6.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

35 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

6.3.1. Galian
Pekerjaan galian dapat dianggap selesai bila dasar galian telah mencapai elevasi
yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau telah disetujui Konsultan Pengawas.
Semua bahan galian harus dikumpulkan dan/atau ditumpuk pada tempat tertentu
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Bila disetujui Konsultan Pengawas, bahan
galian tersebut dapat digunakan untuk bahan urugan atau dibuang dari lokasi
proyek.
Bila terjadi kelebihan penggalian di luar garis batas dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas, yang disebabkan karena
kesalahan Kontraktor, kelebihan penggalian tersebut tidak dapat dibayar dan
Kontraktor harus memperbaiki daerah tersebut sesuai Gambar Kerja atas biaya
Kontraktor.
Penggalian harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa agar tidak merusak
patok-patok pengukuran atau pekerjaan lain yang telah selesai. Semua kerusakan
yang disebabkan karena pekerjaan penggalian menjadi tanggung- jawab
Kontraktor dan harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan atau waktu.
Kontraktor harus menyingkirkan setiap batuan yang ditemukan pada daerah
elevasi akhir pada kedalaman minimal 150mm di bawah elevasi akhir rencana.
Batuan dapat berupa batu atau serpihan keras dalam batuan dasar asli, dan batu
3
besar dengan volume lebih dari 0,5cm atau berukuran lebih besar dari 100cm,
yang harus disingkirkan dengan alat khusus dan/atau diledakkan.
6.3.2. Urugan dan Timbunan
a. Bahan Urugan
- Bahan urugan harus bebas dari bahan organik, gumpalan besar, kayu, bahan-
bahan lain yang mengganggu dan butiran batu lebih besar dari 100mm dan
memiliki gradasi sedemikian rupa agar pemadatan berjalan lancar.
- Ketentuan bahan yang baik yang dapat digunakan sebagai bahan urugan adalah
sebagai berikut:
• Tidak ekspansif
• Tidak menyebar
• Nilai CBR minimal 5%
2
• Mencapai nilai kohesi minimal 0,5kg/cm untuk tanah liat yang dipadatkan

- Bila menurut pendapat Konsultan Pengawas, suatu bahan tidak dapat


diperoleh, penggunaan batu-batuan atau kerikil yang dicampur dengan tanah
dapat diijinkan, dalam hal ini, bahan yang lebih besar dari 150mm dan lebih
kecil dari 50mm tidak diijinkan digunakan, dan persentase pasir harus
berjumlah cukup untuk mengisi celah dan membentuk kepadatan tanah yang
seragam dengan nilai kepadatan yang sesuai.
- Semua bahan galian kecuali tanah tidak dijinkan digunakan sebagai bahan
urugan kecuali disetujui oleh Konsultan Pengawas seperti disebutkan dalam
butir 5.1.2 dari Spesifikasi Teknis ini.
- Bahan urugan yang disimpan di dekat tempat kerja untuk waktu lebih dari

36 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

12 jam harus dilindungi dengan lembaran plastik agar tidak terjadi


penyimpangan pada bahan urugan yang telah disetujui tersebut.
- Setiap lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi merata sampai
tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan kepadatan yang disyaratkan.
b. Persiapan
- Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus
sudah dikerjakan sebelumnya:
- Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis.
- Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai
penempatan bahan urugan dan Konsultan Pengawas akan memeriksa kondisi
lokasi yang telah disiapkan untuk maksud tersebut.
- Lokasi yang akan diberi bahan urugan/timbunan harus dikeringkan dahulu
dari genangan air menggunakan pompa atau alat lain yang disetujui
Konsultan Pengawas.

c. Penempatan Bahan Urugan


- Bahan urugan tidak boleh dihampar atau dipadatkan pada waktu hujan.
- Bahan urugan di dalam atau di luar lokasi timbunan harus ditempatkan
lapis demi lapis dengan ketebalan maksimal 300mm (keadaan lepas) dan
harus dipadatkan dengan baik.
- Untuk timbunan di luar lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sampai
kepadatan yang sebanding dengan daerah sekitarnya atau sesuai ketentuan
dalam butir 5.3. dari Spesifikasi Teknis ini.
- Untuk timbunan di dalam lokasi timbunan, urugan harus dipadatkan sesuai
nilai kepadatan yang ditentukan dalam butir 5.3. dari Spesifikasi Teknis
ini.
- Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau syarat khusus, alat
pemadat tangan tidak diijinkan sebagai pengganti alat pemadat mekanis.
- Kontraktor tidak boleh menempatkan lapisan baru bahan urugan sebelum
pemadatan lapisan terdahulu disetujui Konsultan Pengawas.
- Pengurugan tidak boleh dikerjakan tanpa persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

6.3.3. Pemadatan
a. Umum
- Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar air
yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan nilai
kepadatan yang sesuai. Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada
seluruh lapisan bahan yang akan dipadatkan.

Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata menggunakan pneumatic tire

37 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

rollers, grid rollers, three-wheeled power rollers, vibratory, sheep foot atau
tamping rollers atau alat pemadatan lain yang disetujui.
- Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan dan
biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah tengah dengan cara
sedemikian rupa agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan yang sama.
- Minimal sebuah mesin gilas harus dioperasikan secara terus-menerus untuk
3
setiap 600m , atau penempatan bahan setiap jam. Bila beberapa timbunan
kecil berada di beberapa tempat sehingga sebuah mesin gilas
tidak dapat memadatkan dengan baik, harus disediakan mesin gilas
tambahan.
- Peralatan harus dioperasikan pada seluruh lebar setiap lapisan sedemikian
rupa agar efisien.
b. Kepadatan Kering Maksimal dan Kadar Air Optimal
Kepadatan kering maksimal dan kadar air optimal harus ditentukan
berdasarkan metoda ASTM D1557 atau AASHTO T180 yang umum dikenal
sebagai Modified Proctor Test.
c. Pengawasan Kelembaban
Pada saat pemadatan yang membutuhkan nilai kepadatan tinggi, bahan urugan
dan permukaan yang akan menerima bahan urugan harus memiliki kadar air
yang disyaratkan. Kontraktor tidak diijinkan melakukan pemadatan sampai
dicapai kadar air sesuai dengan yang disyaratkan. Kontraktor harus
melembabkan bahan urugan atau permukaan yang akan diuruk bila kondisinya
terlalu kering. Bahan urugan yang terlalu basah harus dikeringkan sampai
dicapai kadar air yang sesuai, bila perlu dengan bantuan peralatan mekanis.
d. Penggilasan
- Kontraktor harus melakukan pekerjaan penggilasan daerah yang dikupas
atau dipotong sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, untuk memastikan
adanya tanah lunak yang ada di lokasi tersebut. Kontraktor harus
menggunakan truk bermuatan, mesin gilas atau peralatan pemadatan
lainnya yang disetujui. Jenis ukuran dan berat peralatan harus sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
- Kontraktor harus menempatkan dan memadatkan bahan urugan pada
tempat rendah. Bila ditemui tempat basah, Kontraktor harus
memberitahukannya kepada Konsultan Pengawas agar dapat ditentukan
perbaikannya. Lokasi yang mendukung struktur/konstruksi harus diawasi
selama pelaksanaan penggilasan dan harus disetujui Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan dilanjutkan.
e. Kepadatan Tanah Kohesif
Untuk tanah yang mengandung 30% atau lebih berat partikel yang melalui
saringan No. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti ditentukan
ASTM D1557 atau AASHTO T180, dan dinyatakan dalam persentase
kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat pemadatan harus
memenuhi ketentuan di halaman berikut.

38 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Daerah Pemadatan Kepadatan Relatif Kadar air

% %*
Pemadatan Umum 90 -3 Wo +3
Jalan Utama dan Daerah Parkir Kendaraan Berat 95 -4 Wo +2
(100cm lapisan atas)
Jalan Penghubung dan Daerah Parkir 95 -4 Wo +3
Kendaraan Ringan (50cm lapisan atas)
Lantai Gudang dan Bengkel (50cm lapisan 95 -4 Wo +2
Pemadatan Saluran (kecuali ditentukan lain) 90 -3 Wo +3
* Wo = Kadar Air Optimal

f. Kepadatan Tanah Tidak Kohesif.


Tanah yang mengandung kurang dari 30% berat partikel yang melalui
saringan No. 200, yang membutuhkan pemadatan relatif, seperti ditentukan
ASTM D1557 atau AASHTO T180, dan dinyatakan dalam persentase
kepadatan kering maksimal dan kadar air, pada saat pemadatan harus
memenuhi ketentuan berikut:

Daerah Pemadatan Kepadatan Relatif


(%)
Timbunan di bawah lapisan drainase Tidak ada persyaratan
khusus.
Cukup digilas dengan
bulldozer (misalnya D-6)
Timbunan pengisi di bawah pelat lantai 95
Bisa juga diperiksa dengan
beberapa kali lintasan roller
sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas
Dasar jalan 95
Pemadatan saluran 92
Saluran Tidak ada persyaratan
Khusus
6.3.4. Pembuangan Bahan Galian
Semua bahan galian yang memenuhi persyaratan harus digunakan untuk urugan.
Bahan yang tidak sesuai untuk pengurugan harus dibuang pada tempat yang
ditentukan.

Pasal 7
PEKERJAAN TIMBUNAN

39 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

7.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi seluruh pelaksanaan penimbunan dengan penempatan dan
pemadatan bahan-bahan yang disetujui pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan/atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

7.2. PROSEDUR UMUM


7.2.1. Umum
Laporan yang menggambarkan kondisi tanah selama penyelidikan di lokasi
dilaksanakan, dapat dilihat pada Konsultan Pengawas.
Laporan tersebut tidak dapat menjamin dengan akurat bahwa keadaan sekarang
sesuai dengan isi laporan.
Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua kondisi tanah yang ada, sebelum
maupun setelah pelaksanaan pekerjaan.
Pengupasan, pemotongan, penimbunan, pemadatan dan lainnya yang berkaitan
dengan pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.

Setiap hasil pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan dan tidak disetujui
Konsultan Pengawas harus diperbaiki dengan cara yang disetujui Konsultan
Pengawas, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
7.2.2. Timbunan
Daerah timbunan dan/atau urugan harus menggunakan bahan-bahan yang disetujui
Konsultan Pengawas.
Bahan-bahan untuk timbunan dan/atau urugan harus bebas dari bahan organik,
lumpur dan batu-batuan lebih besar dari 150mm dan harus dalam keadaan kering.
7.2.3. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini.
Pemadatan dengan air yang berlebihan tidak diijinkan sama sekali.
7.2.4. Pemeriksaan
a. Semua bahan dan setiap bagian atau detail pekerjaan harus diperiksa dan
disetujui Konsultan Pengawas.
b. Konsultan Pengawas harus diberi kemudahan untuk memeriksa setiap
pekerjaan dan Kontraktor wajib menyediakan informasi dan detail yang
dibutuhkan untuk melengkapi pemeriksaan.
c. Pekerjaan tanah dan pemadatan harus dibatasi pada daerah tertentu selama
berlangsungnya pengujian, sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
d. Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membongkar
atau membuka suatu bagian pekerjaan yang dinilai tidak memenuhi ketentuan.
Setelah pemeriksaan, Kontraktor harus mengembalikan bagian pekerjaan tadi

40 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

sesuai dengan persyaratan dalam Spesifikasi Teknis ini.


e. Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan bila garis dan elevasi belum
ditetapkan.
f. Setiap pekerjaan Kontraktor yang bertentangan dengan Gambar Kerja,
Spesifikasi Teknis atau petunjuk Konsultan Pengawas, atau setiap pekerjaan
tambahan yang dikerjakan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas, akan
ditolak dan harus diganti, dan biaya sepenuhnya menjadi tanggung-jawab
Kontraktor.

7.3. BAHAN BAHAN


Semua bahan untuk timbunan dan/atau urugan harus terdiri dari bahan-bahan yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas dan harus bebas dari akar-akar, lumpur dan bahan-
bahan lain yang merusak, sesuai ketentuan Spesifikasi

7.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN


7.4.1. Umum
Sebelum menempatkan bahan timbunan, lahan yang telah dikupas harus digilas
sampai tercapai kepadatan tanah yang diinginkan. Bahan-bahan yang tidak
diinginkan harus disingkirkan dan diganti dengan bahan yang disetujui. Bahan
timbunan ditempatkan secara horisontal lapis demi lapis dan setiap lapis lepas
memiliki ketebalan maksimal 300mm dan setiap lapisnya harus dipadatkan dengan
baik.
Konsultan Pengawas dapat mengubah ketebalan setiap lapisan, karena peralatan,
bahan atau kondisi lainnya, yang menurut pendapatnya penting untuk menjamin
diperolehnya tingkat pemadatan yang diinginkan. Semua urugan harus
ditempatkan mendatar ber- tingkat. Bila urugan akan ditempatkan di atas
permukaan miring, permukaan tersebut harus dibuat bertanggul sehingga
permukaan yang miring dapat dihindarkan.
Permukaan timbunan harus landai ke arah saluran/parit. Muka tanah harus landai
menjauhi puncak timbunan untuk mengurangi erosi.
Kemiringan timbunan harus 2 (horisontal) berbanding 1 (vertikal) atau lebih
landai.
7.4.2. Persiapan Pondasi untuk Timbunan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan timbunan, semua pekerjaan persiapan permukaan
tanah harus sudah diselesaikan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis 02200.
Semua tanah berumput, rumput dan tanaman yang rusak/busuk harus disingkirkan
dari bagian atas permukaan tanah, dan 150mm bagian atas permukaan tanah harus
dipadatkan sampai 90% kepadatan kering maksimal sesuai ketentuan ASTM D
1557.
Bila timbunan akan dilaksanakan pada sisi bukit atau lereng, lereng yang ada
dilonggarkan dengan bajak sampai kedalaman tidak kurang dari 100mm untuk

41 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

memastikan ikatan yang baik antara timbunan dengan pondasi timbunan yang
telah ada.
Bahan yang telah dilonggarkan tersebut harus digunakan berbarengan dengan
lapisan pertama bahan timbunan yang akan ditempatkan.
Bila timbunan yang telah ada akan dilebarkan atau disertakan ke dalam timbunan
yang baru, lereng-lereng timbunan yang ada harus dilonggarkan dengan bajak
sampai kedalaman 100mm, atau bila tidak memungkinkan, tangga-tangga pada
sisi-sisi horisontal dan vertikal harus diselangkan pada lereng yang ada sampai
kedalaman tidak lebih dari 200mm dan timbunan dibentuk lapis demi lapis seperti
ditentukan/disyaratkan sampai mencapai elevasi landasan pondasi lama sebelum
ketinggiannya bertambah.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, dimana permukaan tanah akan
ditutup/ditimbun dengan bahan tidak kurang dari 300mm, permukaan tanah lama
harus dipadatkan untuk lapisan timbunan baru.
Kedalaman total keseluruhan tidak boleh melebihi kedalaman lapisan yang
diijinkan, dan dipadatkan sampai minimal 95% dari kepadatan kering maksimal
seperti ditentukan oleh ASTM D 1557, dengan nilai CBR minimal 6%.
7.4.3. Penempatan Timbunan
Kecuali ditentukan lain, semua timbunan harus dilaksanakan lapis demi lapis kira-
kira sejajar dengan permukaan tanah yang telah disiapkan atau landasan jalan.
Selama pengerjaan timbunan, permukaan yang rata yang memiliki puncak yang
memadai harus senantiasa dijaga untuk memungkinkan pengeringan. Timbunan
harus dikerjakan sesuai dengan tingkat dan bentuk potongan yang ditunjukkan
dalam Gambar Kerja. Setelah pekerjaan timbunan selesai, bentuk timbunan harus
tetap terjaga sampai disetujui.
7.4.4. Timbunan Tanah
Timbunan tanah harus dibuat dari bahan-bahan yang disetujui yang berasal dari
tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Kecuali untuk timbunan di rawa-rawa, timbunan tanah harus dibuat dalam lapisan
yang berurutan selebar penampang dan sepanjang yang diijinkan untuk metoda
pemadatan.
Sebelum pemadatan, semua lapisan tidak boleh melebihi dari 150mm pada tempat-
tempat yang akan dilalui pneumatic tire roller dan tidak melebihi dari 200mm
untuk tempat-tempat yang akan dilalui roller tipe lainnya yang disetujui
7.4.5. Timbunan di Air Dangkal
Timbunan di sawah-sawah atau kubangan air harus dilaksanakan sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja atau sesuai ketentuan yang diberikan kemudian.

7.4.6. Timbunan Bersebelahan dengan Gorong-Gorong

42 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Timbunan yang bersebelahan dengan gorong-gorong yang tidak bisa dipadatkan


dengan roller, harus dipadatkan dengan cara sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
Bahan timbunan yang ditempatkan bersebelahan dengan suatu bagian struktur
dan 2 (dua) lapisan pertamanya ditempatkan di atas suatu puncak gorong- gorong
atau konstruksi sejenis, harus bebas dari batu-batuan lebih besar dari 100mm dan
memiliki gradasi yang sesuai agar pemadatan berjalan dengan baik.
7.4.7. Pemadatan
Pemadatan harus dikerjakan sampai mencapai kepadatan yang sebanding dengan
kepadatan bahan di sebelahnya atau sesuai ketentuan dalam Spesifikasi Teknis .
Bila pemadatan tidak memenuhi ketentuan, perbaikan harus dilakukan sampai
nilai kepadatan yang ditentukan tercapai.
Bahan timbunan di atas lapisan yang pemadatannya tidak memenuhi ketentuan
harus dibongkar dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.

Pasal 8
PEKERJAAN PERSIAPAN TANAH DASAR

8.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan persiapan permukaan tanah untuk lapis
pondasi bawah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

8.2. PROSEDUR UMUM


Perlindungan terhadap pekerjaan yang telahselesai.
Permukaan tanah yang telah disiapkan harus dilindungi terhadap pengeringan dan retak.
Setiap kerusakan yang ditimbulkan karena keteledoran Kontraktor, harus diperbaiki atas
biaya Kontraktor sepenuhnya.

8.3. PELAKSANAAN PEKERJAAN


8.3.1. Umum
Daerah yang akan disiapkan permukaannya harus dibersihkan dari bahan-bahan
yang tidak diinginkan.
Permukaan tanah harus dibuat sesuai dengan elevasi dan kemiringan serta
dipadatkan sampai 90% - 95% kepadatan kering maksimal, sehingga lapisan
pondasi jalan ketika dipadatkan, akan memberikan formasi yang sama pada
semuaelevasi.
Semua bahan sampai kedalaman 150mm di bawah tanah permukaan pada galian
dan sampai kedalaman 300mm pada timbunan harus benar-benar dipadatkan
sampai minimal 90% - 95% persyaratan kepadatan kering AASHTO T99 dengan
nilai CBR sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.

8.3.2. Permukaan Tanah pada Galian Tanah


Bila permukaan tanah berada di daerah galian, maka permukaan tanah harus

43 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

dibentuk sesuai bentuk melintang dan memanjang, seperti ditunjukkan dalam


GambarKerja. Tanah harus dipadatkan dengan alat yang disetujui. Sebelum
pemadatan, kadar air bahan timbunan harus diatur sedemikian rupa sampai
mendekati Kadar Air Optimum (Wo), sehingga diperoleh tingkat kepadatan yang
disyaratkan. Bila keadaan tanah tidak memungkinkan untuk mencapai nilai
minimal CBR, tanah yang tidak sesuai tersebut harus dikeluarkan dari lokasi dan
diganti dengan yang se- suai, atau dengan cara stabilisasi tanah seperti yang
disyaratkan. Pembuangan tanah yang tidak sesuai tersebut akan digolongkan
sebagai galian umum. Pada elevasi permukaan tanah, Kontraktor harus mengisi
lubang-lubang yang disebabkan oleh pembongkaran akar-akar, bonggol tanaman
dan batu-batu besar, dengan bahan pengisi yangsesuai.

8.3.3. Permukaan Tanah pada Timbunan


Bila permukaan tanah berada pada daerah timbunan, persyaratan-persyaratan
berikut harus dipenuhi:
- Sebelum pelaksanaan penimbunan, daerah yang akan ditimbun harus
dipadatkan dan dilindas sesuai ketentuan dan/atau petunjuk ManajerProyek.
- Bahan timbunan yang telah disetujui harus disebarkan secara merata sampai
ketebalan lepas maksimal 200mm setiap lapisnya dengan menggunakan alat
perata jalan/grader dan digilas secaraterus-menerus.
Rata-rata kecepatan penggilas jalan adalah 5km/jam dan kecepatan ini harus
tetap terjaga sampai pekerjaan selesai. Selama pemadatan dengan mesin gilas,
kadar air bahan timbunan harus tetap terjaga. Jumlah lintasan harus minimal 6
(enam) kali sampai maksimal 8 (delapan) kali, atau sesuai ketentuan
ManajerProyek.
- Pelaksanaan pemadatan harus dilanjutkan dengan prosedur yang sama dengan
di atas sampai pekerjaan urugan selesai dan disetujui ManajerProyek.

8.3.4. Permukaan Subgrade pada Batu


Bila permukaan berada di atas potongan batu, batu tersebut harus dipotong
sehingga membentuk profil yang sesuai dengan yang diinginkan.
Kontraktor harus menyingkirkan semua bahan lepas dan membentuk permukaan
dengan menambah bahan pengisi, dipadatkan dan dibentuk sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja.
Tidak boleh ada batu yang menonjol pada permukaan tanah.

8.3.5. Perlindungan Pekerjaan


Setiap bagian permukaan yang telah selesai dan disetujui Konsultan Pengawas
harus dilindungi dari kekeringan/retak dan air.
Setiap kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Kontraktor, harus diperbaiki
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas tanpa biayatambahan

Pasal 9
TIANG PANCANG BETON PRATEKAN PRACETAK

44 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

9.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, alat-alat, peralatan, pengangkutan dan
pemancangan tiang pancang beton pratekan pracetak dan menyelesaikannya sesuai dengan
Spesifikasi Teknis ini dan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
9.2. PROSEDUR UMUM

Data Teknis dan Sertifikat Pabrik


Sebelum pengadaan dan pengiriman, Kontraktor harus menyerahkan brosur atau data
teknis bahan lengkap dengan sertifikat pabrik yang menyatakan bahwa tiang pancang
beton pratekan praceak memenuhi ketentuan yang disyaratkan, untuk disetujui
Konsultan Pengawas.
Metode Pengerjaan
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan proposal metode
pelaksanaan untuk disetujui Konsultan Pengawas, termasuk pengiriman, penyimpanan,
penanganan, pemancangan, peralatan pemancang, pekerja, dan detail penyambungan tiang
pancang.
Fabrikasi Tiang Pancang
Semua tiang pancang harus difabrikasi sesuai dimensi, panjang dan ketebalan bahan seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Semua tiang pancang harus lulus uji pabrik dan harus memiliki tanda-tanda yang tidak
mudah terhapus/dihapus.
Tanda-tanda yang harus ada pada tiang pancang adalah:
- Mutu beton
- Standar tiang pancang

- Dimensi
- Nomor produksi
- Nama pabrik pembuat.
Setiap tiang pancang harus dilengkapi dengan kait pengangkat untuk memudahkan
pengangkatan.
Penyimpanan
Semua bahan harus disimpan dan diperlakukan dengan semestinya agar terhindar dari
kerusakan.
Bahan tiang pancang disimpan di ruang terbuka dan diletakkan melintang di atas
balok-balok kayu atau bantalan kayu yang dipasang setiap jarak maksimal 400cm
sekitar panjang tiang pancang.
Tiang pancang tidak boleh ditumpuk lebih dari 3 (tiga) susun.

Peralatan Pancang

45 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Sebelum mendatangkan peralatan pancang, Kontraktor harus menyerahkan detail rencana


kerja pemancangan.
Konsultan Pengawas berhak menolak peralatan bila Kontraktor melalaikan hal di atas
dan Kontraktor harus menanggung semua biaya yang terkait dengan kelalaian
tersebut.
Kontraktor harus mempertimbangkan tipe tanah dan batuannya ketika memilih peralatan
pancang.
Kontraktor harus mengusulkan tipe/ukuran/berat palu dan peralatan pancang yang akan
digunakan sehingga tiang pancang dapat dipancangkan sampai pada kedalaman yang
telah ditetapkan atau nilai daya dukung yang diinginkan tercapai. tanpa kerusakan
pada tiang pancang karena tegangan berlebih yang diakibatkan oleh pemancangan.

9.3. BAHAN BAHAN Umum

Tiang pancang beton pratekan pracetak harus diproduksi dan dikonstruksi sesuai detail
dalam Gambar Kerja dan persyaratan lainnya, sepanjang dapat diaplikasikan, seperti
ditentukan dalam butir 2.0 dalam Spesifikasi Teknis ini.
Panjang tiang pancang beton pratekan untuk pemasangan permanen yang difabrikasi
dan dipancang, harus ditentukan berdasarkan hasil uji beban yang dilaksanakan jauh
hari sebelum pekerjaan pemancangan permanen dimulai, sesuai dengan spesifikasi
yang ditetapkan dan atau hasil penyelidikan tanah.

Tiang Pancang
Tipe Tiang Pancang
– Tiang pancang beton pratekan pracetak tipe mini dengan diameter sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja, memenuhi ketentuan JIS A 5335, seperti
dari Wika Beton, PPI, Hume Concrete Indonesia atau yang setara yang
disetujui.
– Ukuran dan panjang tiang pancang harus sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja.
– Tiang pancang beton pratekan pracetak harus dibuat dari beton dengan kuat
2
tekan minimal 600kg/cm .
– Standar penulangan spiral harus memenuhi ketentuan JIS A 3532 – SWMP
dengan diameter nominal sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja atau standar
pabrik pembuat.
– Kawat pratekan standar harus memenuhi ketentuan SNI 07-1154-1989 atau
ASTM A416 atau JIS G 3536.
– Baja pratekan memanjang harus berada di dalam spiral baja dengan pitch
maksimal 150mm dan spasi lebih dekat pada setiap titik pengangkatan dan
minimal 20 putaran pada 50mm di ujung dan pangkal tiang pancang.
- Dimensi penampang tiang pancang harus dalam batas toleransi ± 5mm.
- Kapasitas bending moment (cracking and ultimate) harus sesuai dengan
ketentuan dalam Gambar Kerja.

Ujung Tiang Pancang


Ujung tiang pancang beton pratekan pracetak harus berbentuk dan diperkuat

46 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.


Ujung tiang pancang harus dilengkapi dengan sepatu baja yang terdiri dari pelat
baja dengan kuat tarik minimal 34kgf/mm² (340MPa) dan ketebalan minimal
2mm.
Sepatu tiang pancang harus dibuat dalam bentuk standar seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.

Selimut Beton
Standar selimut beton adalah sebagai berikut:
- lingkungan normal minimal 50mm.
- lingkungan laut minimal 65mm.

Sambungan
Sambungan tiang pancang harus diadakan bila tiang pancang terdiri dari beberapa
segmen.
Sambungan harus dibuat dari baja pelat dengan tegangan tarik minimal 37kgf/mm²
sesuai persyaratan SNI 07-0722-2002 atau ASTM A36/A36M, dan harus dibentuk
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
Sambungan tiang pancang harus dirancang untuk mampu menahan setiap beban
yang mungkin akan diaplikasikan pada bagian tiang pancang untuk memastikan
keutuhan tiang pancang.
Bahan pengelasan yang digunakan harus memenuhi ketentuan AWS E 6013 atau
yang setara.

9.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN Umum

Sebelum memulai pekerjaan pemancangan, Kontraktor harus menyerahkan usulan


metoda pelaksanaan yang mencakup pengangkutan, penyimpanan, penanganan,
pemancangan, detail pemotongan dan penyambungan tiang pancang, dan detail-detail
lain yang diperlukan, untuk diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menyediakan semua peralatan, bahan, tenaga kerja, pekerjaan
sementara yang dibutuhkan untuk pelaksanaan uji beban dan pemancangan.

Uji Beban Persiapan


- Pengujian beban 3 (tiga) buah tiang pancang harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Peralatan, tenaga kerja dan pekerjaan yang bersifat sementara untuk pelaksanaan
pengujian tersebut harus disediakan Kontraktor.
- Metode pelaksanaan uji beban yang mencakup pengangkeran, alat-alat pengujian,
prosedur pengujian, perlakuan terhadap kepala tiang pancang, harus diserahkan
kepada Konsultan Pengawas, untuk dipelajari dan disetujui.
- Tiang pancang yang akan diuji harus dipancangkan sesuai dengan prosedur
pemancangan yang akan dilaksanakan kemudian.
- Pengujian harus dilaksanakan oleh sub-kontraktor khusus yang disetujui yang
memiliki pengalaman pengujian yang memuaskan untuk tipe dan skala pengujian
yang sama, dan sesuai standar ASTM D 4945 (PDA Test), Pile Integrity Test (PIT)
dan ASTM D 3966 Lateral.
Posisi

47 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Posisi tiang pancang yang akan diuji akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas bila
tiba waktunya.
Peralatan Pengukuran Beban
Peralatan pengukuran beban yang sesuai dengan standar yang berlaku, harus disediakan
oleh Kontraktor.
Prosedur Pengujian
- Besar beban pengujian adalah dua kali beban kerja yang direncanakan.
- Setiap kali penambahan beban, beban harus ditahan tidak kurang dari waktu seperti
ditunjukkan dalam tabel pada halaman berikut atau sampai angka penurunan kurang
dari 0,25mm setiap jam. Laju penurunan harus dihitung dari sudut yang diperoleh
dari grafik lengkung nilai penurunan terhadap waktu.
- Setiap tahapan pengurangan beban dapat dilanjutkan setelah batasan waktu tertentu
seperti ditunjukkan dalam tabel di bawah, dan atas petunjuk Konsultan Pengawas.
Laporan dan Pengukuran
Pemeriksaan dan pengukuran harus dilaksanakan oleh Kontraktor dengan pengawasan
Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan laporan lengkap yang mencakup grafik pembebanan,
waktu, penurunan dan kapasitas dukung tiang pancang dan lain- lain, kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
Pembersihan
Setelah pelaksanaan pengujian selesai, Kontraktor harus menyingkirkan semua barang-
barang bekas pengujian tersebut, kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
Fabrikasi Tiang Pancang
Kontraktor harus mengadakan/memesan tiang pancang dengan dimensi, panjang, jenis
dan mutu bahan sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
Pemancangan
Kontraktor harus melaksanakan persiapan dengan sebaik-baiknya yang antara lain meliputi
penyetelan, penandaan tiang pancang, penopang sementara dan pekerjaan lain yang terkait,
sebelum memulai pekerjaan pemancangan.
Panjang pipa tiang pancang yang harus difabrikasi dan dipancangkan ditentu- kan oleh
besar beban yang akan diterima yang berkaitan dengan ketentuan yang ditetapkan dalam
hasil penyelidikan tanah.
Semua peralatan untuk pemancangan seperti alat pemancang, palu, bantalan tiang pancang,
dan alat-alat lainnya serta tenaga kerja kelas satu yang sesuai untuk pekerjaan
pemancangan di lokasi yang telah ditentukan, harus disediakan oleh Kontraktor.
Kontraktor wajib pula menyediakan peralatan pendukung lainnya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan dan melancarkan pekerjaan.

Penembusan dan tahap akhir pemancangan dilaksanakan sebagai berikut:

48 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

- Tiang pancang didorong ke bawah/ditanam sampai pada elevasi/ kedalaman sesuai


Gambar Kerja atau petunjuk Konsultan Pengawas.
- Bila tiang pancang tidak dapat menembus tanah keras sesuai yang dikehendaki,
pengeboran percobaan dengan diameter sesuai petunjuk Konsultan Pengawas harus
dilaksanakan.
Semua tiang pancang yang ditanam harus dalam panjang penuh sesuai petunjuk Gambar
Kerja, kecuali bila menurut Konsultan Pengawas beberapa tiang pancang tertentu
dianggap memiliki panjang yang tidak praktis atau harus dimodifikasi, maka tiang
pancang tersebut harus dipotong pada elevasi yang ditentukan.
Tiang pancang yang tidak mencapai nilai penetrasi yang ditentukan untuk setiap
pukulan ketika puncak tiang pancang didorong pada elevasi tertentu, harus disambung
dan didorong sampai kedalaman yang cukup sehingga nilai penetrasi yang disyaratkan
untuk setiap pukulan tercapai.

Bila beberapa tiang pancang yang akan diperiksa harus diangkat, maka tiang pancang
tersebut harus didorong kembali sampai nilai penetrasi yang disyaratkan tercapai.
Setiap tiang pancang yang cacat/rusak ketika pemancangan maupun pengangkutan dan
akan mempengaruhi kekuatan strukturnya, harus diganti dengan yang baru, atau bagian
yang cacat/rusak dibuang dan bagian sisanya disambung atau diperbaiki sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan laporan lengkap pemancangan setiap tiang pancang
yang meliputi tetapi tidak terbatas pada nomor tiang pancang, lokasi, posisi, tanggal
fabrikasi dan pemancangan, detail palu, elevasi, hitungan pukulan, dalam bentuk sudah
dijilid.
Penyambungan
Bila panjang yang diperlukan lebih dari panjang tiang pancang yang ada, pertambahan
panjang harus dilaksanakan sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat tiang pancang.
Kedua bagian yang akan disambungkan harus bersih dari karat, cat, oli, kelembaban dan
kotoran lainnya.
Kedua bagian yang akan disambungkan harus tepat bertemu.
Toleransi
Tiang pancang harus dipasang pada tempat sesuai petunjuk Gambar Kerja dan dalam
batas toleransi 100mm terhadap posisi seharusnya dan 1 : 100 dari sumbu vertikal tiang
pancang.
Bila pemasangan tiang pancang menyimpang dari toleransi yang diijinkan, tiang
pancang tersebut harus diganti dengan tiang pancang baru atau struktur bagian atas dari
kepala tiang pancang dan balok harus dimodifikasi, yang sepenuhnya menjadi
kebijaksanaan Konsultan Pengawas dan tanpa ada biaya tambahan untuk Kontraktor.
Kepala Tiang Pancang
Setelah pemancangan selesai dilaksanakan, kepala tiang pancang harus dipotong sampai
pada elevasi yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Panjang baja tulangan beton di atas
elevasi tersebut harus sesuai dengan ketentuan dalam Gambar Kerja.
Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah keretakan atau

49 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

kerusakan pada sisa tiang pancang. Setiap beton yang retak atau rusak harus
dipotong/dibuang dan diperbaiki dengan beton baru yang direkatkan ke beton lama atas
biaya Kontraktor. Prosedur ini harus disetujui Konsultan Pengawas.
Potongan tiang pancang menjadi milik Kontraktor, dan harus dipindahkan pada lokasi
yang disetujui Konsultan Pengawas.
Setiap celah antara tiang pancang dan tanah harus diisi dengan bahan pasir yang
disetujui Konsultan Pengawas.
Kepala tiang pancang harus dibuat dari bahan beton yang memenuhi ketentuan
Spesifikasi Teknis dengan mutu beton dan dimensi sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja dan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui.

Pasal 10
PEKERJAAN BETON STRUKTUR

10.1. LINGKUP PEKERJAAN


Yang termasuk Lingkup pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai, Ring Balk, Plat Atap Tangki Air dan pekerjaan
beton lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
10.1.1. Ukuran dan Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini yang sesuai dengan
standar ASTM C 94
Pekerjaan lainnya yang termasuk dalam lingkup pekerjaan beton struktur seperti
tercantum dalam gambar kerja.
10.1.2. Adukan Beton
Adukan beton yang dipergunakan untuk pekerjaan beton struktur menggunakan
mutu beton K - 175 Site mix. Dan K - 225 Pekerjaan struktur ini seperti : Sloof,
Balok, Kolom, dan pelat lantai, dan lain-lain.
10.1.3. Baja Tulangan
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah
sebagai berikut :
• Mutu baja tulangan s/d diameter 22 mm adalah BJTP U-24
• Mutu baja tulangan s/d diameter 16 mm adalah BJTP U-24
• Mutu baja tulangan s/d diameter 13 mm adalah BJTP U-24
• Mutu baja tulangan s/d diameter 12 mm adalah BJTP U-24
• Mutu baja tulangan s/d diameter 10 mm adalah BJTP U-24

10.1.4. Cetakan (Bekisting)


Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai muliplek 9 mm dan pada
rencana cor plat Dak Lantai dan lain - lain juga menggunakan Multipleks 9 mm
untuk bekisting, kecuali Pekerjaan non struktur menggunakan papan .
Pada pekerjaan Bekisting dari multiplex harus diperkuat dengan rangka kayu,
untuk mendapatkan kekuatan dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
10.1.5. Bonding Agent

50 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor secara


terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan
perhitungannya.
Bonding Agent yang digunakan adalah produk lokal berkwalitas baik atau yang
setaraf Lemkra TG 301 dicampur dengan air dan semen. Cara pemakaiannya harus
sesuai petunjuk pabrik.
10.1.6. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah produk lokal berkwalitas
baik atau yang setaraf, dengan takaran 0,8% dari berat semen. Takaran yang lain
dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan maksimal dengan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

10.2.PERSYARATAN BAHAN BETON


Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas, beton dikelompokkan dalam kelas yang berbeda yang terdiri dari:
- Mutu beton f’c= 25Mpa (K-300) untuk beton struktural pada bangunan, jembatan,
perkerasan jalan dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Mutu beton f’c= 25Mpa (K-300) untuk beton struktural pada bangunan reservoir
dan ruang pompa seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- Mutu beton f’c= 14,5MPa (K-175) untuk beton umum seperti kolom praktis, balok
pengaku dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
- f’c= 10,5Mpa (K-125) untuk beton pengisi dan lantai kerja pondasi dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Beton ready mixed harus memenuhi ketentuan ASTM C 94.
Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh Konsultan Pengawas
dan harus memenuhi kondisi berikut:
- Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Campuran alternatif harus digunakan sebelum disetujui Konsultan Pengawas.
- Tanpa air yang berasal dari batu pecah.

10.2.1. Bahan Semen


a. Persyaratan Umum.
1) Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1
atau standard Inggris BS 12.
2) Mutu semen yang memenuhi syarat & dapat dipakai adalah yang memenuhi
persyaratan NI-8.
Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh
pekerjaan.
3) Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh
cuaca sepanjang waktu dan peletakannya harus terangkat dari lantai untuk
menghindari kelembaban.

51 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

b. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk
memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan Pengawas untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang tidak dapat diterima sesuai
pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas, harus tidak dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memenuhi syarat tersebut telah dipergunakan
untuk beton, maka Konsultan Pengawas dapat memerintahkan untuk
membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen yang telah
disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua semen-
semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya kontraktor.
c. Tempat Penyimpanan
Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen,
dan setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadap kelembaban udara.
10.2.2. Bahan Pasir
a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan beton ini adalah Pasir alam yaitu pasir
yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang didapat dengan
persetujuan konsultan Pengawas/Direksi teknis.
b. Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan substansi yang merusak,
jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak
boleh lebih dari 5% berat pasir.
c. Pasir harus mempunyai ‘modulus kehalusan butir’ antara 2 sampai 3 ataujika
diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard Indonesia
untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

Saringan No Persentase satuan timbangan


tertinggal disaringan
4 0 – 15
8 6 – 15
16 10 – 25
30 10 – 30
50 15 – 35
100 12 – 20
PAN 3–7

10.2.3. Bahan Agregat Kasar (Kerikil)


Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu pecah atau
bahan lainnya yang disetujui yang memiliki karakteristik serupa yang keras, tahan
lama dan bebas dari bahan-bahan yang tidak diinginkan.
Agregat kasar harus bebas dari bahan-bahan yang merusak dan harus memenuhi
ketentuan berikut:

52 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

BAHAN METODA UJI BERAT %


AASHTO MAKSIMAL
Gumpalan tanah liat T 112 0,25 %
Bahan lolos saringan no. 200 T 11 1%
Bahan tipis panjang lebih dari - 10 %
5x ketebalan
maksimal
Bahan-bahan lain yang merusak harus tidak lebih dari batas persentase yang
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini dan/atau disetujui Konsultan Pengawas.
Ketentuan gradasi batuan kasar harus memenuhi ketentuan ASTM A 33:

UKURAN PERSENTASE BERAT LOLOS SARINGAN %


MAKSIMAL SARINGAN
UKURAN
BATU
PECAH (CM) 5,08 2,54 1,905 1,27 0,952 No. 4 No. 8 No. 16
3,81 95-100 - - - 10-30 0-5 - -
1,905 - 100 90-100 - 20-55 0-10 0-5 -
0,952 - - - 100 85-100 10-30 0-10 0-5

Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan ukuran lain
dengan perbandingan berat atau volume untuk menghasilkan batuan yang
memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan.
10.2.4. Bahan Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuanketentuan yang ada
dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.
10.2.5. Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk menahan gelembung udara untuk semua beton ekspos
harus memenuhi ketentuan ASTM C 260.
Bahan tambahan untuk mengurangi air dan memperlambat pengerasan beton, bila
dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe B dan D.
Bahan tambahan untuk mempercepat pengerasan beton, bila diperlukan, harus
memenuhi ketentuan ASTM C 494 tipe C.
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air pada beton, jika dibutuhkan
dan diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas, harus memenuhi BS1881: Part 122
untuk penyerapan air atau ASTM C 494 tipe A.
Superplasticiser harus dari tipe-tipe berikut:
- Tipe non-retarding harus sesuai ASTM C494 tipe F,

53 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

- Tipe slump-retaining harus sesuai ASTM C494 tipe G,


- Tipe retarding harus sesuai ASTM C494 tipe G,
dari BASF, Cementaid, Fosroc atau Sika.
Tipe superplasticiser yang akan digunakan harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik pembuat bahan tambahan dan disetujui Konsultan Pengawas.
10.2.6. Pengisi Sambungan ( Joint Filler) dan ( Joint Sealant)
Joint filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 153 dan US Federal
Specification HH-F 34 1a type 1 class B, seperti Bitumen Impregnated Board
buatan Sika, Flexcell atau yang setara yang disetujui.
Joint sealant harus memenuhi persyaratan US Federal Specification SS-S-200
D/TT-S-00227 E type II, BS 4254, seperti Masterflex 700, Thiolex 600 atau yang
setara.
10.2.7. Water Stop
Tipe Swellable
Water stop harus dari tipe/jenis blended natural & synthetic rubbers dan unique
hydroswelling polymer yang memenuhi ketentuan JIS K 6258, K 6350, JIS K
6253 (A), JIS K 6251, JIS K 6251, seperti Masterflex 610 dari BASF, SikaSwell
S2 atau yang setara yang disetujui.
Tipe PVC
Water stop harus dibuat dari PVC lentur kualitas tinggi untuk daya tahan yang
lama yang sesuai untuk tekanan air tinggi, dan dapat ditempatkan di bagian
tengah atau bagian luar dinding dan lantai beton, seperti Waterbars buatan Sika,
atau Fosroc atau yang setara yang disetujui, dari tipe dan ukuran yang sesuai
dengan penggunaan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
10.2.8. Floor Hardener
Floor hardener untuk memperkuat permukaan lantai beton pada tempat-tempat
tertentu seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, harus dari tipe non-metallic,
yang antara lain memiliki karakteristik sebagai berikut:
– Siap pakai,
– Berwarna natural,
– Tidak menarik debu,
– Tahan terhadap gesekan dan benturan,
seperti Mastertop 100 dari BASF, Chapdur dari Sika atau Nitoflor Hardtop dari
Fosroc. Floor hardener harus dilengkapi dengan bahan cairan untuk perawatan
permukaan beton yang telah diberi floor hardener, dan harus berasal dari satu
pabrik pembuat.
10.2.9. Bahan Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard
Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

54 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Baja Tulangan Polos


Kecuali ditentukan lain, baja tulangan polos dengan diameter < 10mm harus
dari baja mutu BjTP-24 dengan tegangan leleh minimal 2400kg/cm², dan
memenuhi ketentuan SNI 2052:2014.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Baja Tulangan Sirip
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, baja tulangan sirip dengan
diameter
 10mm harus dari mutu BjTS-40 dengan tegangan leleh minimal
4000kg/cm², dan memenuhi ketentuan SNI 2052:2014.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
Aksesoris
Penahan jarak, gelang-gelang dan lainnya harus memiliki ukuran dan bentuk
yang memadai untuk menumpu penulangan.
Konsultan Pengawas berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik dari semua besi tulangan beton yang disediakan,
untuk persetujuan Konsultan Pengawas sesuai dengan persyaratan mutu untuk
setiap bagian konstruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana.
b. Besi tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi
daya lekat antara besi tulangan dengan beton.

10.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON


10.3.1. Perancah dan Acuan
Perancah harus dibuat di atas pondasi dengan kekuatan yang memadai untuk
menerima beban tanpa penurunan.
Perancah yang berdiri di atas tanah lembek harus didukung dan diperkuat dengan
perancah tambahan yang sesuai. Sebelum menempatkan perancah, gambar
rancangan pemasangan/penempatan perancah harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui.
Acuan harus memenuhi ketentuan berikut:
- Semua acuan harus dilengkapi dengan lubang pembersihan yang memadai
untuk pemeriksaan dan pembersihan setelah pemasangan baja tulangan.
- Bahan acuan harus dari papan kayu tebal minimal 20mm, kayu lapis tebal
minimal 12mm, baja pelat lembaran tebal minimal 0,6mm, atau bahan lain
yang disetujui.
Permukaan beton yang menghendaki penyelesaian halus dan di-ekspos harus
menggunakan acuan kayu lapis.
- Desain dan konstruksi acuan, penopang dan penguat menjadi tanggung- jawab
Kontraktor.

55 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

- Acuan harus rapat dan kaku agar tidak terjadi distorsi yang diakibatkan oleh
tekanan alat penggetar dan beban beton atau lainnya.
- Acuan harus dibuat dengan teliti dan diperiksa kemampuan konstruksinya
sebelum pengecoran.
- Semua sudut sambungan/pertemuan harus kaku untuk mencegah terbukanya
acuan selama pekerjaan pengecoran berlangsung. Kontraktor bertanggung
jawab untuk acuan dan penopangnya yang memadai.
- Ikatan metal, penunjang, baut dan batang harus disusun sedemikian rupa
sehingga ketika acuan dibuka, semua metal harus berada tidak kurang dari
50mm dari permukaan beton ekspos.
- Untuk permukaan beton ekspos, ikatan metal, bila diijinkan, harus
disingkirkan sampai kedalaman minimal 25mm dari permukaan beton tanpa
merusak.
- Kerucut yang sesuai harus disediakan. Cekungan-cekungan harus diisi dengan
adukan dan permukaan harus tetap halus, rata dan seragam dalam warna.
Bila dasar acuan sukar dicapai, dinding bagian bawah acuan harus dibiarkan
terbuka, atau perlengkapan lain harus disediakan sehingga bahan-bahan asing dapat
disingkirkan dari acuan dengan mudah sebelum penempatan beton.
Semua dinding acuan harus diberi lapisan oli yang disetujui sebelum penempatan
baja tulangan, dan acuan dari kayu harus dibasahi dengan air sebelum penempatan
beton.
Bahan pelapis yang akan menyebabkan perubahan warna asli beton tidak boleh
digunakan.
10.3.2. Toleransi
Kontraktor harus menjaga dan menyetel acuan untuk memastikan, setelah
pembongkaran acuan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa tidak ada bagian beton
yang melebihi toleransi yang diijinkan dalam Gambar Kerja. Variasi ketinggian
lantai harus diukur sebelum pembongkaran pelindung dan penumpu.
Toleransi harus memenuhi ketentuan ACI 347 dan/atau disetujui Konsultan
Pengawas.
10.3.3. Penempatan Pipa Konduit dalam Beton
Pipa konduit kabel listrik dan/atau telekomunikasi yang akan ditanam dalam beton
harus dipasang sebelum pengecoran, dengan tanpa mengurangi kekuatan beton.
Pipa-pipa tersebut harus dilindungi sehingga tidak akan terisi adukan beton sewaktu
pengecoran.

Pipa konduit harus dari bahan pipa PVC yang mempunyai tekanan kerja 10kg/cm²
yang memenuhi ketentuan SNI 06-0084-2002, seperti buatan Wavin, Vinilon,
Pralon. Diameter pipa PVC harus sesuai ketentuan Gambar Kerja.
10.3.4. Sambungan Konstruksi

56 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Sambungan konstruksi harus ditempatkan pada tempat-tempat sesuai Gambar Kerja


atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Sambungan konstruksi harus tegak lurus
terhadap garis utama tekanan dan umumnya ditempatkan pada titik-titik minimal
gaya geser pada sambungan konstruksi horisontal. Batang pasak, alat penyalur
beban dan alat pengikat yang diperlukan harus ditempatkan pada tempat-tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
10.3.5. Sambungan Terbuka
Sambungan terbuka harus dibuat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dengan
menyisipkan dan kemudian mencabut kepingan kayu, pelat metal atau bahan lain
yang disetujui. Penyisipan dan pencabutan cetakan harus dilakukan tanpa merusak
pinggiran atau
sudut beton. Penulangan tidak boleh melewati sambungan terbuka kecuali bila
ditentukan lain.
10.3.6. Pengisi Sambungan
Sambungan muai yang diisi harus dibuat serupa dengan sambungan terbuka. Bila
ditentukan pembentukan ulang sambungan muai, ketebalan pengisi yang dipasang
sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja. Pengisi sambungan harus dipotong dengan
bentuk dan ukuran yang sama dengan permukaan yang akan disambung.
Pengisi harus dipasang dengan kuat terhadap permukaan beton yang telah
ditempatkan dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak bergeser bila
disampingnya ditempatkan beton.
Bila diperlukan penggunaan lebih dari 1 lembar pengisi untuk mengisi sambungan,
lembaran harus ditempatkan secara rapat dan celah di antaranya diisi dengan aspal
kelas 18kg, dan salah satu sisinya harus ditutup dengan aspal panas agar tersimpan
dengan baik.
Segera setelah pembongkaran acuan, sambungan muai harus diperiksa dengan teliti.
Beton atau adukan yang menutup sambungan harus dipotong dengan rapih dan
dibuang. Bila, selama pelaksanaan, bukaan sebesar 3mm atau lebih muncul pada
sambungan yang akan dilalui lalu lintas, bukaan tersebut harus ditutup dengan ter
panas atau aspal sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
10.3.7. Sambungan Besi dan Water Stop
Sambungan besi harus ditempatkan pada semua sambungan konstruksi yang
berhubungan langsung dengan tanah atau air bawah tanah dan tempat-tempat lain
sesuai Gambar Kerja dan/atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Waterstop harus ditempatkan secara menerus dan teliti, dan harus ditumpu dengan
aman untuk mencegah perubahan posisi. Sambungan harus dilakukan sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
10.3.8. Perbandingan dan Campuran Beton
Perbandingan bahan ditentukan dengan penimbangan atau dengan metode yang
disetujui Konsultan Pengawas.
Perbandingan volume tidak diijinkan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.

57 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Semua beton harus dicampur dengan mesin. Waktu pencampuran harus sesuai
dengan petunjuk kapasitas alat pencampur.
Slump yang diijinkan minimal 65mm dan maksimal 75mm. Pencampuran beton
tidak boleh dimulai tanpa memastikan persediaan bahan yang memadai, dalam batas
yang aman, agar pengecoran beton dapat dilaksanakan.
Bila pengecoran tidak dapat dihentikan, Kontraktor harus menyediakan peralatan
tambahan yang memadai yang disetujui Konsultan Pengawas.
Beton ready-mixed harus dicampur dan didatangkan sesuai ketentuan ASTM C 685.
10.3.9. Penempatan Beton
Beton tidak boleh ditempatkan sampai semua acuan, penulangan, sisipan,
block out dan lainnya telah disetujui Konsultan Pengawas.
Acuan harus dibersihkan, bebas dari guncangan, celah, mata kayu, kotoran dan
bengkokan sebelum pengecoran.
Metode dan urutan pengecoran harus sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini dan
petunjuk Gambar Kerja.
Bagian yang dipersiapkan dan disetujui untuk dicor tidak boleh lebih luas dari
16,83m² setiap bloknya, kecuali bila ditentukan lain oleh Mannajer Proyek.
Pada setiap pelaksanaan, pengecoran harus dilakukan blok demi blok.
Bagian luar permukaan beton harus dikerjakan dengan baik selama pengecoran.
Penggetaran terus-menerus pada jarak 380-500mm harus tetap terjaga untuk
mencegah kropos dan untuk mendapatkan permukaan yang halus.
Selama penggetaran beton, tangkai penggetar harus dipegang tegak lurus terhadap
permukaan horisontal beton segar.
10.3.10.Corong dan Saluran
Beton harus ditempatkan sedemikian rupa untuk mencegah terpisahnya bahan-
bahan dan bergesernya baja tulangan.
Bila dibutuhkan kemiringan yang tajam, corong harus dilengkapi dengan papan-
papan berukuran pendek yang mengubah arah gerakan. Semua corong, saluran dan
pipa harus dijaga agar bebas dari beton yang mengeras dengan cara menyiram air
setiap kali setelah penuangan. Siraman air harus jauh dari beton yang baru saja
selesai ditempatkan.
Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 1500mm kecuali melalui
corong tertutup atau pipa. Setelah ikatan awal beton, acuan tidak boleh digetarkan
dan tekanan tidak boleh dilakukan pada ujung pelindung tulangan. Beton harus
diangkat dari mesin pengaduk dan diangkut dalam waktu 1 jam ke lokasi akhir yang
disetujui Konsultan Pengawas.

Hal ini untuk memastikan bahwa beton sesuai dengan mutu yang disyaratkan pada
waktu penempatan dan Kontraktor harus menjaga pengangkutan beton yang
menerus/tidak terputus-putus.
Semua peralatan, mesin dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan ini harus
bersih, dan bekerja dengan baik. Bila memungkinkan, sebuah unit pengganti atau

58 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

suku cadang harus disediakan di lokasi.


Bila digunakan, jalur pompa harus diletakkan sedemikian rupa sehingga aliran beton
tidak terganggu. Benda-benda tajam harus disingkirkan.
Kadar air dan ukuran partikel batuan harus diawasi dengan teliti ketika beton
dipompa untuk mencegah pemampatan.
Kemiringan saluran untuk mengalirkan beton segar harus dipilih dengan tepat
sehingga beton dengan kadar air rendah dapat mengalir dalam aliran seragam tanpa
pemisahan semen dan batuan.
Bila beton ditempatkan langsung di atas tanah, alas atau dasar harus bersih dan
padat, dan bebas dari air atau aliran air.
Permukaan lantai kerja yang akan diberi beton harus benar-benar bersih dari lumpur,
batu lepas, kotoran dan bahan lapisan lain yang mengganggu.
Untuk mencegah perembesan air ke beton, tempatkan lapisan kedap air berupa
bahan lembaran plastik polietilena (PE) warna hitam tebal minimal 0,5mm pada
permukaan lantai kerja, kecuali bila ditentukan dalam Gambar Kerja.
Prosedur ini harus diketahui dan disetujui Konsultan Pengawas.
10.3.11.Pembongkaran Acuan
Acuan dan perancah tidak boleh dibongkar tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.
Persetujuan Konsultan Pengawas tidak membebaskan Kontraktor dari keamanan
pekerjaan tersebut.
Jadwal pembongkaran harus ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
10.3.12.Perbaikan Beton
Kontraktor harus meminta Konsultan Pengawas untuk memeriksa permukaan beton
segera setelah pembongkaran acuan.
Kontraktor, atas biayanya, harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan garis,
detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan. (Jangan
menambal, mengisi, memulas, memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali
atas petunjuk Konsultan Pengawas).
Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor di
tempat menggunakan acuan khusus.
Lubang pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan permukaan yang akan dicat
harus bersih dari tambalan, memiliki sirip-sirip dan tetesan adukan yang tersikat
halus, dan memiliki permukaan yang bebas dari lapisan penutup dan debu.
Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah
pembongkaran acuan.

Bahan tambalan harus kohesif, tidak berkerut dan melebihi kekuatan beton.
Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau beton
yang akan dicat dengan:
- Semprotan pasir ringan.
- Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang diaplikasikan

59 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut, kemudian disiram dengan
air.
Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid, biarkan
sejenak, dan sikat dengan kikir yang disetujui.
- Pembersihan dengan larutan asam muriatik yang mengandung tidak kurang dari
2% dan tidak lebih dari 5% asam dalam volume, yang diaplikasikan pada
permukaan yang sebelumnya telah dilembabkan dengan air bersih.
- Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak karena
asam.
- Tambalan kapur.
- Mengikir dan menggerinda.

10.3.13.Penyelesaian Beton
Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan setelah
pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan dimensi seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
Floor hardener harus diaplikasikan pada permukaan beton yang masih segar secara
merata, dengan cara pelaksanaan dan dalam jumlah sesuai rekomendasi dari pabrik
pembuatnya, atau sebanyak 5kg/m², kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan
Pengawas.
Permukaan floor hardener harus dirawat dengan cairan khusus sesuai rekomendasi
dari pabrik pembuat floor hardener.
Kecuali ditentukan lain, permukaan beton harus segera diselesaikan setelah
pembongkaran dan harus diselesaikan sesuai tingkat dan dimensi seperti ditunjukkan
dalam Gambar Kerja.
10.3.14.Pengurugan
Bahan urugan ditempatkan lapis demi lapis setebal maksimal 200mm dan
dipadatkan secara menerus segera setelah uji beton menunjukkan kekuatan 28 hari.
Semua bahan urugan harus disetujui Konsultan Pengawas sebelum memulai
pekerjaan pengurugan, seperti ditentukan dalam Spesifikasi Teknis yang ada.
10.3.15.Perawatan dan Perlindungan
Ketentuan-ketentuan berikut harus diperhatikan untuk melindungi beton segar yang
baru dicor terhadap matahari, angin dan hujan sampai beton mengeras dengan baik,
dan untuk mencegah pengeringan yang terlalu cepat:
- Semua acuan yang berisi beton harus dijaga tetap lembab sampai saat
pembongkaran.
- Semua permukaan beton ekspos harus dilembabkan secara terus-menerus
selama 14 hari setelah pengecoran.
- Perhatian khusus harus diberikan pada permukaan lantai atap yang akan
ditutup dengan karung lembab atau dilindungi terhadap kekeringan dengan
bahan lain yang sesuai.

60 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

- Tidak diijinkan menyimpan bahan-bahan di atas beton atau melintas di atas


konstruksi, yang menurut pendapat Konsultan Pengawas, belum cukup
mengeras.

Pasal 11
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

11.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Kolom Praktis 12 x 12 cm, mutu beton K - 175
- Pemasangan Rabat Beton Keliling Bangunan
- Pekerjaan beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja\

11.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Besi Beton.
Sesuai dengan Pasal 10 butir 2
b. Semen.
Sesuai dengan Pasal 10 butir 2.1.
c. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 10 butir 2.2. Pasir yang dipakai harus pasir beton.
d. Koral Beton/ Split.
Sesuai dengan Pasal 10 butir 2.3
e. Air.
Sesuai dengan Pasal 10 butir 2.4.

11.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Campuran & Mutu Beton.
Cor Beton menggunakan campuran adukan, Mutu beton yang disyaratkan dalam
pekerjaan beton bertulang non struktural ini adalah K-100.
b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring); persyaratannya harus sesuai dengan NI-2
(PBI-1971).

c. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya
licin, bebas dari kotoran tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
d. Pengecoran Beton.

61 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan


persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.
e. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin tertulis
dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
f. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis Pemasangan kolom praktis untuk :

- Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.


- Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian dalam bangunan setiap luas 9
m2.
- Dinding pasangan batu bata 1/2 batu pada bagian luar/tepi luar bangunan setiap
luas dinding 9 m2.
- Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
g. Pekerjaan Pembuatan Balok / Lintel & Ring Balok. Pemasangan balok / lintel
dan ring balok :

- di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai ringbalok.
- setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi
- dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
h. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai gambar kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di pasal lain dalam buku ini.
i. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel seperti tercantum dalam
butir 6.3.1.5 dan 6.3.1.6. di atas, terlepas adalah pekerjaan tersebut
tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.
j. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom, kolom praktis,
sloof, ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam
Gambar Kerja harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cm,
yang terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
kolom, kolom praktis, sloof dan balok dan ring balok.

Pasal 12
ADUKAN ENCER (GROUT)

12.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, alat-alat dan bahan serta pemasangan
adukan cair pada pekerjaan-pekerjaan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan/atau

62 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.


Pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak dibatasi pada hal-hal berikut:
- Adukan encer untuk pemasangan baut angkur dan pelat landasan.
- Adukan encer untuk pemasangan tiang dan kolom baja struktural.
- Adukan encer untuk pemasangan mesin dan peralatan.

12.2. PROSEDUR UMUM

Contoh Bahan dan Data Teknis


Contoh, brosur dan/atau data teknis bahan yang akan digunakan harus diserahkan kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui terlebih dahulu sebelum didatangkan ke lokasi.
Pengiriman dan Penyimpanan
Kantong kemasan asli dari pabrik harus dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan
dalam gudang yang cukup ventilasinya, tidak terkena air, tidak berubah warna dan tidak
berbongkah serta diletakkan pada tempat yang tingginya 300mm dari lantai.

12.3. BAHAN BAHAN Adukan Encer

Adukan encer harus dibuat dari bahan dasar semen, dan harus memiliki karakteristik
minimal sebagai berikut:
12.3.1. Merupakan campuran siap pakai,
12.3.2. Tahan terhadap pukulan dan getaran,
12.3.3. Jenis non-shrinkage, non-metallic, dan tidak beracun,
12.3.4. Memenuhi standar ASTM C-1107,
12.3.5. Memiliki kuat tekan minimal 610kg/cm² pada umur 7 hari, sesuai ASTM C-109
atau 650kg/cm² sesuai BS 1881 part 116,
seperti Sika Grout 214-11, Conbextra GPXtra dari Fosroc, Masterflow 830 dari BASF atau
yang setara yang disetujui Konsultan Pengawas.
Air
Air sebagai bahan pencampur/pengencer harus air yang bersih seperti disyaratkan dalam
Spesifikasi Teknis.
Cetakan/Acuan
Bahan cetakan/acuan dibuat dari bahan besi pelat atau kayu lapis dengan ketebalan yang
sesuai, yang dibentuk sedemikian rupa sesuai dengan ukuran dan bentuk yang ditunjukan
dalam Gambar Kerja.
Cetakan/acuan harus sama pada semua tempat yang menghendaki ukuran dan bentuk yang
sama.

12.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN

12.4.1 Persiapan

63 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Cetakan/acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga adukan encer dapat dialirkan
seluruhnya selama pelaksanaan. Jalan masuk yang baik harus disediakan.
Cetakan/acuan harus sudah disiapkan dan bagian yang akan menerima adukan encer
harus dibersihkan dari minyak, gemuk dan segala kotoran lainnya yang akan
mengurangi daya lekat. Debu harus ditiup keluar dari cetakan.
Angkur-angkur, baut pengencang dan pelat landasan harus sudah tepat elevasinya
sebelum penuangan adukan encer.
12.4.2. Cuaca

Cuaca pada saat akan melaksanakan pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan dari
pabrik pembuat adukan encer bersangkutan.
12.4.3. Campuran Adukan Encer

Perbandingan campuran antara bahan adukan encer dengan air sesuai petunjuk dari
pabrik pembuat.
Pencampuran harus dilakukan dengan cara mekanis, dengan alat pencampur bertenaga
atau tangkai pengaduk yang sesuai yang dipasang pada mesin bor kecepatan rendah.
12.4.4. Pelaksanaan

Adukan encer dapat dituangkan atau dipompakan ke dalam cetakan/acuan atau sesuai
petunjuk pabrik pembuat.
Penggetaran halus akan memperlancar aliran.
Penggunaan tali atau rantai akan memperlancar aliran pada bagian yang berjarak lebih
dari 100cm (gerakan menggergaji dari tali atau rantai melancarkan aliran adukan encer
- cara ini harus dilakukan sedemikian rupa agar tidak terbentuk ruang kosong).
Aliran adukan encer harus tetap terjaga sampai adukan encer mengisi rongga cetakan
dan telah memenuhi seluruh panjang cetakan pada sisi lainnya. Penempatan adukan
encer harus dilakukan dari salah satu sisi saja.

Pasal 13
PEKERJAAN PASANGAN

13.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pemasangan Dinding bata merah, dinding bata ringan dan pasangan batu kali dengan
Spesifikasi :

13.2. PERSYARATAN BAHAN


13.2.1. Bata merah.
Bata merah yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai
sudut siku dan ukuran 5 x 11 x 22 cm sekualitas Jatiwangi yang seragam dan
langsung didatangkan dari pabrik atau Distributor. Sebelum pengadaan bahan ini,

64 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari batu bata yang
akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
13.2.2. Bata Ringan
Bata ringan yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai
sudut siku dan ukuran 10 x 20 x 60 cm atau sesuai persetujuan. Sebelum pengadaan
bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari batu
bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
13.2.3. Batu kali
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150mm, dan memiliki minimal 3
bidang kontak.
Batu kali harus keras, bersifat kekal dan tidak boleh mengandung bahan yang dapat
merusak.

13.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN Pasangan Bata


13.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
13.3.2. Dalam pekerjaan pasangan dinding bata merah Sebelum dilaksanakan
pemasangan,Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan tersebut.
13.3.3. Aduk Perekat/Spesi.
13.3.4. Adukan perekat/spesi untuk pasangan bata merah kedap air adalah campuran 1
PC : 3 PS untuk :
13.3.4.1. Plesteran acian beton
13.3.4.2. Dinding pasangan daerah basah.
13.3.4.3. Dinding pasangan bata merah yang langsung berhubungan dengan
luar.
13.3.4.4. Pasangan Septicktank
13.3.4.5. Saluran.
13.3.5. Untuk semua pasangan bata merah terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai aduk
perekat/spesi campuran 1 PC : 5 PSR terkecuali yang disyaratkan kedap air
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
13.3.6. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan spesifikasi teknis ini.
13.3.7. Pekerjaan pemasangan bata merah harus benar-benar vertikal dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur tepat. Untuk
permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang
tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertikal dan horizontal.
Pasangan Batu Kali

65 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

a. Semua peralatan seperti alat pencampur beton harus disetujui Konsultan Pengawas
sebelum pelaksanaan pekerjaan. Alat harus dalam keadaan baru, dengan mesin
cadangan atau suku cadang yang mudah diperoleh.
b. Semua peralatan pengoperasian, alat-alat dan lainnya, harus dalam keadaan baru
dan berkualitas baik. Semuanya harus disetujui Konsultan Pengawas.
c. Bila pasangan batu kali akan ditempatkan di atas pondasi yang telah disediakan,
pondasi tersebut harus kokoh dan padat, normal terhadap dinding, dan harus
disetujui Konsultan Pengawas. Perhatian khusus harus diberikan untuk mencegah
rangkaian yang terdiri dari batu-batu kecil atau batu-batu berukuran sama. Batu-
batu besar digunakan untuk pasangan pada bagian daar dan batu- batu besar yang
terpilih digunakan pada bagian sudut.
d. Semua batu harus dibersihkan secara menyeluruh dan dibasahi sebelum dipasang
dan bagian yang akan menerima batu-batu tersebut harus dibersihkan, bebas dari
bahan-bahan anorganik, dan harus dilembabkan terlebih dahulu sebelum diberi
adukan. Batu-batu harus diletakkan dengan bagian terpanjang menghadap arah
horisontal dengan adukan penuh, dan sambungan-sambungan harus ditutup dengan
adukan.
e. Permukaan ekspos batu-batu individual harus dipasang paralel dengan permukaan
dinding di mana batu tersebut dipasang.
f. Selama konstruksi, batu-batu harus diperlakukan sedemikian rupa agar tidak
mengganggu atau merusak batu-batu yang telah terpasang. Peralatan yang sesuai
harus disediakan untuk memasang batu-batu berukuran lebih besar dari 2
pasangan. Tidak diijinkan menggulingkan atau memutar batu-batu yang telah
terpasang. Bila sebuah batu terlepas setelah adukan mengeras, maka harus segera
disingkirkan, adukannya dibersihkan dan diganti dengan adukan baru.
g. Toleransi elevasi akhir saluran harus bervariasi tidak lebih dari 10mm di atas atau
di bawah elevasi desain pada setiap titik.
h. Tebal alas/landasan untuk permukaan batu harus bervariasi dari 20mm sampai
50mm dan tidak boleh lebih dari lima batu pada garis lurus.
i. Tebal sambungan dapat bervariasi dari 20mm sampai 50mm dan tidak boleh lebih
dari 2 batu pada garis lurus.

j. Semua harus membentuk sudut dengan bidang vertikal dari 0 sampai 45.
Permukaan batu harus mengikat minimal 150mm pada arah longitudinal dan 50mm
pada arah vertikal. Tidak boleh terjadi sudut dari 4 buah batu saling bersebelahan
satu sama lain.
k. Alas melintang untuk permukaan vertikal harus rata, dan untuk dinding miring,
alas bisa bervariasi dari rata sampai tegak lurus terhadap permukaan.
l. Backing atau penumpu harus dibuat dari batu-batu berukuran besar dan harus
dipasang dengan cara yang rapi. Batu-batu yang membentuk dinding penumpu
harus terikat baik dengan batu-batu yang membentuk permukaan dinding. Semua
celah atau bukaan kecil harus diisi dengan adukan. Batu-batu berupa pecahan kecil
harus digabungkan dan dikelilingi dengan adukan, dipadatkan ke dalam celah.

66 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

m. Sambungan alas dan vertikal harus diisi dengan adukan dan penyelesaian harus rata
dengan permukaan batu ekspos.
n. Semua pasangan batu harus dilindungi terhadap cuaca pada bagian atasnya dengan
menambahkan lapisan adukan setebal 20mm sehingga diperoleh permukaan yang
rata seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, dan diselesaikan dengan tepi
berbentuk miring.
o. Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu kali yang
terli- hat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan dan harus
dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.
p. Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus-menerus
harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama 3 (tiga) hari setelah pekerjaan
selesai.

Pasal 14
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

14.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pasangan lantai dan dinding granite

• Pasangan Dinding bata 1/2 bata.

• Pasangan batu andesit sek.Citatah

• Pasangan Batu Belah Tidak Beraturan.

• Pembuatan Sumur Resapan, Septictank, bak kontrol

• Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

14.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Batu Bata dan Batu Andesit.
Batu bata dan batu andesit yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau
adukan, mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan
dari pabrik atau penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh disertai
data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.

b. Semen.
Sesuai dengan Pasal 10 Butir 2.1.
c. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 10 Butir 2.2.

67 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

d. Air.
Sesuai dengan Pasal 10 Butir 2.3.

14.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


14.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.

14.3.2. Dalam pekerjaan pasangan dinding bata Sebelum dilaksanakan pemasangan, batu
bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh air. Pada saat diletakkan,
tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata tersebut.

14.3.3. Aduk Perekat/Spesi.


14.3.3.1. Adukan perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah
campuran 1 PC : 3 PS untuk :
14.3.3.1.1. Plesteran acian beton
14.3.3.1.2. Dinding pasangan bata daerah basah.
14.3.3.1.3. Dinding pasangan bata yang langsung berhubungan
dengan luar.
14.3.3.2. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0.20 ke atas, dipakai
aduk perekat/spesi campuran 1 PC : 5 PSR terkecuali yang disyaratkan
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
14.3.3.3. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 7, butir 2.
14.3.3.4. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar-benar vertikal dan
horizontal.Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur
tepat.Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak
200 cm vertikal dan horizontal.
14.3.3.5. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk
kasar sampai setinggi permukaan tanah
14.3.3.6. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
14.3.3.7. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua
melebihi5%. Bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh
digunakan.
14.3.3.8. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci halus) :
14.3.3.8.1. Dinding bata 1/2 batu harus setebal 15 cm.
14.3.3.8.2. Pasangan Batu andesit harus setebal 2 - 3 cm.
14.3.3.8.3. Pasangan Screed harus setebal 3 cm

Pasal 15

68 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

PEKERJAAN PLESTERAN

15.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Plesteran dan acian halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
• Plesteran kedap air.
• Plesteran biasa.
• Plesteran Beton
• Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah.
• Screed t = 3 cm pada dak lantai tangki air
• Waterproofing dak lantai tangki air dan sanwering sek. Lemkra
• Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.

15.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Semen.
Sesuai dengan Pasal 10 butir 2.1.
b. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 10 butir 2.2.
c. Air
Sesuai dengan Pasal 10 butir 1.4.

15.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


15.3.1 Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Pekerjaan
plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau
bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas
15.3.2 Jenis Plesteran.
15.3.2.1 Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu 1 PC : 3
PS. Dipakai untuk :
15.3.2.1.1 Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di
dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan atau lantai.
15.3.2.2 Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5 PS.
15.3.2.3 Plesteran screed kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS. Aduk plesteran
ini untuk :
15.3.2.3.1 Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga
ketinggian sampai 30 cm dari permukaan lantai, kecuali
ditentukan lain dalam gambar kerja.
15.3.2.3.2 Semua bagian permukaan dinding pasangan yang disyaratkan
harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga
ketinggian 150 cm ( untuk k. Mandi ) dari permukaan lantai.
15.3.2.4 Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding

69 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

pasangan.
15.3.3 Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”)
Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm.Jika ketebalan
melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk
memperkuat daya lekat plesteran.
15.3.4 Pemeliharaan.
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan
penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut
adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai.
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali
sehari sampai jenuh.

Pasal 16
PEKERJAAN BAJA STRUKTUR

16.1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan, fabrikasi, pemeriksaan di pabrik atau


lapangan serta pemasangan baja struktur, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dan/atau Spesifikasi Teknis ini
16.2. PROSEDUR UMUM

16.2.1. Sertifikat Pabrik


Sertifikat pabrik yang mencakup dimensi, unsur kimia, bahan, data pengujian
benturan, perlakuan panas dan dimensi semua jenis baja yang akan digunakan,
harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui sebelum memulai
fabrikasi.
Sebelum pengadaan bahan, semua daftar pemesanan harus dibuat oleh kontraktor
dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.Sebelum memulai
pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan beberapa dokumen di bawah ini
kepada Konsultan Pengawas:

16.2.1.1. Fasilitas yang dimiliki Fabrikator.


16.2.1.2. Bahan-bahan yang akan digunakan dan bahan dari pabrik pembuat
dan pemasok
16.2.1.3. Setifikat Pabrik dan sertifikat pengujian.

70 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

16.2.1.4. Prosedur dan jadwal Gambar Detail Pelaksanaan.


16.2.1.5. Pita pengukur yang akan digunakan.
16.2.1.6. Metode dan prosedur pengawasan kualitas.
16.2.1.7. Prosedur dan jadwal kerja seperti
penandaan, pemotongan, pembengkokan,
pengeboran, pembuatan dan perlakuan permukaan geser
16.2.1.8. /gesek untuk sambungan baut, dan lainnya.
16.2.1.9. Prosedur dan fasilitas perakitan di pabrik.
16.2.1.10. Detail pengelasan yang diusulkan pabrik pembuat untuk:
flux, gas, welding rod dan kawat bersamaan dengan rekomendasi
dari pabrik pembuat untuk penyimpanan.
Pengelasan sementara, prosedur dan urutan pengelasan, pemanasan
awal, aksesori dan peralatan pengelasan, arcair gausing/chipping.
16.2.1.11. Metode pemasangan baut angkur dan penyetelan pelat
dasar/landasan.
16.2.1.12. Prosedur pemasangan dan toleransi yang diijinkan untuk lokasi baut
angkur
16.2.1.13. Pemeriksaan termasuk pemeriksaan gambar dalam ukuran penuh,
menandai pemeriksaan gambar, pemeriksaan perakitan, pemeriksaan
pengelasan, pemeriksaan bahan dan produk.
16.2.1.14. Sebuah salinan catatan pemeriksaan Kontraktor harus diserahkan.
Format catatan pemeriksaan yang diajukan harus dilampirkan.
16.2.1.15. Pengajuan metode perbaikan pekerjaan yang gagal.
16.2.1.16. Metode pengecatan.
16.2.1.17. Penyimapan di lapangan dan di lokasi.
16.2.1.18. Fasilitas dan jalur pengangkutan dari pabrik menuju lokasi
16.2.1.19. Kualifikasi tukang las dan ahli lainnya.

16.2.2. Gambar Detail Pelaksanaan


Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui, sebelum fabrikasi.
Data-data berikut harus tercakup dalam Gambar Detail Pelaksanaan:
1. Spesifikasi bahan.
2. Nomor penandaan.
3. Daftar bagian bahan.
4. Detail fabrikasi.
5. Detail pengelasan.
6. Pengecatan.

71 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

7. Detail dan lokasi penyambungan.


Persetujuan Gambar Detail Pelaksanaan oleh Manajer Proyek tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab memperbaiki kesalahan.
Perubahan terhadap Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui tidak
diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Perubahan yang dilakukan Kontraktor untuk kemudahan harus dengan
persetujuan Konsultan Pengawas dan atas biaya Kontraktor.
16.2.3. Pemeriksaan dan Pengujian
Bahan-bahan, sambungan dan cara pengerjaan secara umum harus dapat diuji
atau diperiksa di pabrik, bengkel dan lapangan.
Pengujian dan pemeriksaan harus dilakukan oleh orang yang ahli atau
laboratorium penguji yang disewa Kontraktor dan disetujui Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menyediakan semua bahan untuk pengujian dan jalan masuk ke
tempat pengujian, atau menangani bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
melakukan pengujian bahan.
Periksa perakitan dan pengelasan di bengkel untuk kesesuaian terhadap
persyaratan.
Bersihkan, gerinda dan siapkan semua area sesuai kebutuhan untuk pengujian
ultrasonik dan radiografi.
Konsultan Pengawas setiap saat berhak memerintahkan pengujian dan
pemeriksaan. Konsultan Pengawas berhak, pada waktu yang memungkinkan,
memasuki bengkel fabrikasi milik Kontraktor untuk pengujian dan pemeriksaan
pekerjaan. Semua pekerja dan alat-alat yang dibutuhkan untuk pengujian dan
pemeriksaan di bengkel fabrikasi harus disediakan oleh Kontraktor.
Konsultan Pengawas berhak menolak bahan-bahan dan/atau pengerjaan yang
tidak sesuai dengan Gambar Kerja setiap saat sebelum penyerahan terakhir.
Persetujuan Konsultan Pengawas atas bahan-bahan dan pengerjaan tidak
mencegah penolakan berikutnya bila kemudian ditemukan cacat-cacat.
Kontraktor harus menyingkirkan bahan-bahan terpasang yang ditolak Konsultan
Pengawas dan menggantinya tanpa biaya tambahan kepada Pemilik Proyek.
Semua tukang las harus memiliki ijin yang masih berlaku. Jika dibutuhkan oleh
Konsultan Pengawas, Kontraktor harus melakukan pengujian keahlian tukang las.
Pengujian, jika dibutuhkan, harus dilakukan tanpa biaya tambahan ke Pemilik
Proyek.

16.2.4. Cuaca
Pekerjaan tidak diijinkan dilanjutkan , bila menurut pendapat Konsultan
Pengawas, cuaca tidak akan membantu menghasilkan pekerjaan yang baik, atau
kondisi tidak memung- kinkan dilakukannya pemeriksaan.
16.2.5. Pengiriman dan Penyimpanan
Semua bahan baja yang didatangkan harus dilengkapi dengan sertifikat pabrik

72 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

asli.
Semua bahan baja harus diangkut dengan hati-hati sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan goresan atau tekukan, seperti ditentukan Konsultan
Pengawas.
Bahan-bahan harus disimpan tanpa bersentuhan dengan tanah dan pada lokasi
yang mencegah timbulnya karat.

16.3. BAHAN BAHAN

16.3.1. Umum
Semua bahan baja harus memenuhi standar yang ditetapkan dalam Spesifikasi
Teknis ini, kecuali bila ditentukan lain.
16.3.2. Baja Struktur
Semua bahan baja untuk struktur harus baru dan bebas dari cacat yang
mempengaruhi kekuatan, keawetan atau penampilan dan harus dari kualitas terbaik,
dan harus memenuhi standar yang berlaku.
Bahan baja profil, baja pelat setrip atau lembaran, tali atau kawat dan lainnya harus
dari baja mutu Bj.37 dengan kekuatan leleh minimal 2400 kg/cm², dan memenuhi
ketentuan SNI 03-1729-2002 atau baja mutu SS 400 dengan kekuatan leleh
minimal 24kg/mm² dan kekuatan tarik  41kg/mm²sesuai JIS G 3101.
Baja yang akan digunakan tidak boleh memiliki cacat structural dan tidak berkarat.
Bentuk dan dimensi termasuk toleransi dimensi baja profil dan yang terkait harus
sesuai ketentuan SNI, JIS dan ASTM terkait.
16.3.3. Baut Angkur, Baut dan Mur
Baut angkur, baut dan mur standar lengkap dengan cincin harus sesuai ketentuan
ASTM A 307 seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis.
Baut dan mur tegangan tinggi dan cincin dengan lapisan seng celup panas harus dari
mutu ASTM A-325 atau ISO 8.8.
Lapis seng celup panas harus memenuhi ketentuan ASTM A-123.
Diameter dan panjang baut harus sesuai dengan Gambar Kerja dan Gambar Detail
Pelaksanaan yang telah disetujui.
Baut angkur yang dibuat dari baja bulat lapis seng celup panas dan memiliki
kekuatan leleh minimal 6470kg/cm² harus memenuhi ketentuan ASTM A-325,
lengkap dengan mur dan cincin lapis seng celup panas yang memenuhi ASTM A-
325. Lapis seng celup panas harus memenuhi ketentuan ASTM A-123. Diameter
dan panjang baut angkur harus sesuai dengan Gambar Kerja dan Gambar Detail
Pelaksanaan yang telah disetujui.
16.3.4. Kawat Las
Semua bahan pekerjaan pengelasan harus memenuhi standar AWS D1.1, dan kawat
las harus memenuhi ketentuan berikut:

73 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Metal pengisi
Kekuatan Leleh
Jenis las Bahan pengisi dengan hydrogen
bahan dasar
rendah
Fillet weld dan
Sama atau kurang
penetrasi penuh groove E 70XX -
dari 25,4kg/mm²
weld

Lebih dari Fillet weld dan


- E70XX
25,4kg/mm² penetrasi penuh

Bila bahan dasar metal dari kekuatan leleh yang berbeda dilas bersama, metal
pengisi harus dipilih berdasarkan bahan dasar metal yang memiliki kekuatan leleh
lebih tinggi.
16.3.5. Adukan Encer
Adukan encer untuk pengisi lubang angker, landasan pelat dasar dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
16.3.6. Cat Dasar dan Cat Akhir
Cat dasar dan cat akhir untuk seluruh permukaan baja struktur harus memenuhi
ketentuan Spesifikasi Teknis.

16.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN Fabrikasi

Umum
- Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas 1 (satu) minggu
sebelum memulai pekerjaan fabrikasi.
- Bahan baja harus dari ukuran, bentuk dan konstruksi seperti ditunjukkan atau
ditentukan.
- Sebelum fabrikasi, semua pengukuran yang diperlukan harus dilakukan dan diperiksa
sesuai prosedur pengedalian kualitas yang ditetapkan AISC.
- Kecuali ditentukan lain, bahan-bahan harus difabrikasi sesuai metoda yang efisien.
- Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan dan kelalaian dalam
pembuatan detail, tata letak dan fabrikasi atas biaya Kontraktor.
Lokasi Fabrikasi
Baja struktur harus difabrikasi dan dirakit di bengkel Kontraktor atau di lokasi yang
disetujui Konsultan Pengawas.
Pengelasan
- Pengelasan harus dilaksanakan oleh yang ahli las yang ditetapkan dalam AWS D1.1
edisi terakhir. Catatan hasil pengujian dan serifikat ahli las harus diberikan kepada
Konsultan Pengawas atas permintaannya.
- Keahlian khusus diperlukan untuk pengelasan satu sisi dari las tabung penetrasi
sambungan penuh tanpa alas bagian belakang.
- Setiap ahli las dan operator pengelasan harus dilengkapi dengan kapur warna atau

74 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

nomor untuk menandai hasil kerjanya pada setiap jarak tidak lebih dari 100cm.
- Semua bagian yang tidak diberi tanda dengan jelas akan ditolak oleh Konsultan
Pengawas.
- Sebelum memulai pekerjaan pengelasan, Kontraktor harus membuat prosedur
pengelasan barbagai bagian struktur dengan jelas seperti detail sambungan dalam
Gambar Kerja, sesuai dengan standar AWS D1.1 edisi terakhir.
- Spesifikasi prosedur pengelasan harus diserahkan Kontraktor kepada Konsultan
Pengawas untuk diperiksa dan disetujui sebelum memulai pekerjaan pengelasan setiap
sambungan yang akan digunakan.
- Prosedur pengelasan termasuk pemanasan pendahuluan dan metoda pengawasan lainnya
yang direncanakan.
- Hanya prosedur yang disetujui yang boleh digunakan.
- Konsultan Pengawas berhak meminta dilakukannya radiography test/x-ray test
pada bagian-bagian tetentu dari baja struktur.
- Semua biaya radiography test/x-ray test menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Sambungan Baut
16.4.1. Diameter Lubang
Semua lubang untuk sambungan baut harus memiliki diameter 1,5875 mm lebih
besar dari diameter baut yang akan digunakan, kecuali bila ditentukan lain.
16.4.2. Baut
Lubang baut harus rata sehingga baut dapat dipasang tanpa merusak ulir. Kepala
baut dan mur harus berada tepat terhadap baja.
Baut tak berulir yang akan meneruskan gaya harus diberi ulir sampai panjang
sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari satu ulir masih berada dalam batang
struktur.
Panjang baut harus sedemikian rupa sehingga ujung baut muncul tidak lebih dari
6,35mm di luar mur. Kepala baut dan mur harus diputar kuat terhadap permukaan
bidang dengan alat pengencang tidak kurang dari 38,1mm.
Kepala baut harus dipukul dengan palu ketika mur dikencangkan. Setelah
pengencangan, mur harus disikat dan dicat.
16.4.3. Pembuatan Lubang
Semua lubang harus dibor pada sudut tegak lurus dengan permukaan baja dan tidak
boleh dilebarkan dengan pembakaran. Pelebaran lubang dilakukan dengan kikir
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Lubang harus dibersihkan tanpa mengkasarkan pinggiran. Sisa-sisa pengeboran
harus disingkirkan dengan alat pembuat kemiringan sebesar 1,5875mm. Semua
lubang harus dibor dan dikikir seperlunya sebelum pemberian lapisan pelindung.
16.4.4. Perkuatan Lubang
Bila lubang disediakan untuk sambungan dengan peralatan atau untuk kabel dan
pemipaan, dan akan mempengaruhi batang struktur, batang dimaksud harus diberi

75 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

perkuatan yang memadai sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.


Pemotongan, Pelurusan dan Pengguntingan
Pelurusan, pemotongan dengan pembakaran dan pengguntingan harus dilakukan
dengan berhati-hati menggunakan alat mekanis. Semua pinggiran harus bersih dari
kerak. Setiap pinggiran lereng yang rusak harus diperbaiki sesuai toleransi minimal.
Toleransi Fabrikasi
Lokasi setiap batang sangat penting dalam desain struktur. Setiap batang harus
ditempatkan dengan tepat sesuai petunjuk Gambar Kerja, dalam batas toleransi
fabrikasi standar AISC.
Ikatan Angin Sementara
Kontraktor dapat menggunakan ikatan angin sementara, atas biayanya, selama masa
pelaksanaan pekerjaan.
Lapisan Pelindung
Semua bagian baja struktur yang telah selesai difabrikasi harus diberi lapisan
pelindung anti karat berupa cat dasar yang memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
Pemasangan
Pengangkatan/Pick Up
- Kontraktor bertanggung jawab atas kekuatan dari struktur atau bagian dari
struktur bila struktur tersebut diangkat atau dipindahkan.
- Kontraktor harus melaksanakan analisa struktur untuk menjamin bahwa pekerjaan
dapat dilaksanakan tanpa merusak kekuatan ataupun bentuk struktur tersebut.
- Kontraktor harus menyerahkan metoda pengangkatan untuk disetujui Konsultan
Pengawas. Bahan tambahan dan biaya fabrikasi yang diperlukan untuk menahan
beban yang diakibatkan oleh alternatif metoda pengangkatan harus disediakan
oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya kepada Konsultan Pengawas/Pemilik
Proyek.
Toleransi Pemasangan
- Kontraktor harus mendirikan bangunan pada lokasi yang telah ditentukan dengan
terlebih dahulu melihat dan memperhitungkan lokasi serta kondisi lapangan yang
ada, dan membuat laporan tertulis yang ditujukan kepada Konsultan Pengawas,
yang mencakup segala kondisi yang akan menghalangi pelaksanaan baja struktur,
dengan tetap memperhatikan toleransi- toleransi yang disyaratkan dalam AISC.
- Semua baja struktur harus didirikan dengan toleransi yang sesuai dengan
Spesifikasi Teknis ini dan AISC, kecuali bila disebutkan lain.
- Semua batang-batang yang dipasang harus ditopang dengan penyangga selama
pemasangan baja struktur dilaksanakan.
- Semua penyangga sementara yang diperlukan dalam pekerjaan ini harus
diperhitungkan dengan kondisi pembebanan yang ada selama pemasangan.
Pengencangan Baut

76 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

- Sebelum pekerjaan pemasangan dimulai, semua pekerjaan yang berhubungan


dengan baut, hubungan-hubungan, penjajaran, harus sudah selesai. Bahan-bahan
dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus pula telah
disiapkan pada tempat yang semestinya.
- Baut harus dikencangkan dengan calibrated torque wrench sampai baut tersebut
mampu memikul gaya-gaya yang diperhitungkan padanya.
Pemasangan Adukan Encer
Pemasangan adukan encer harus sesuai dengan ketentuan Spesifikasi Teknis 03600,
pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja, Gambar Detail
Pelaksanaan yang disetujui dan/atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Perlindungan Baja
Semua baja struktur yang telah diberi cat dasar dan telah terpasang dengan baik harus
diberi cat akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
Setiap lapisan pada permukaan baja yang tergores, hilang atau rusak selama pen-
gangkutan/pemasangan dan lainnya, harus diperbaiki dengan cara sesuai ketentuan
dalam Spesifikasi Teknis.

Pasal 17
PEKERJAAN BERBAGAI JENIS METAL

17.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan tenaga kerja, bahan, peralatan kerja
dan pemasangan bahan-bahan metal yang berhubungan dengan pekerjaan non-
struktural, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

17.2. PERSYARATAN BAHAN


17.2.1. Semua bahan metal harus baru, bebas dari karat, cacat dan kerusakan lainnya
serta dari kualitas baik dan memiliki dimensi, tebal dan berat yang memenuhi
toleransi yang diijinkan untuk masing-masing bahan metal, sesuai standar
yang berlaku.
17.2.2. Bahan baja seperti baja siku, baja berongga, baja pelat setrip maupun
lembaran, baja tulangan dan lainnya harus dari baja mutu Bj.37 serta
memiliki tegangan leleh minimal 2400kg/cm² yang memenuhi ketentuan SNI.
17.2.3. Pipa Baja
Jenis : Pipa Baja Tipe Lapis Galbani atau Seng Produk : seperti
produk Bakrie, Spindo atau PPI Diameter : Seperti Petunjuk Gambar Kerja
17.2.4. Pipa Persegi (Hollow Steel) Jenis : Hollow Steel
Ukuran : 40mm x 40mm x 1,2mm,
40mm x 20mm x 1,2mm,
Dan ukuran lainnya yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

77 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

17.2.5. Pelat Landasan dan Angkur.


Pelat landasan dan angkur harus dibuat dari bahan baja dengan tegangan
leleh minimal 2400kg/cm², sesuai ketentuan SNI dengan ukuran sesuai
Gambar Kerja.
Angkur kimia (chemical anchor) dan atau angkur ekspansi (expansion
anchor bolt) harus sesuai atau setara dengan produk Hilti atau Ramset atau
Fischer, dengan tipe sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Diameter dan
panjang masingmasing angkur harus sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja
dan sesuai rekomendasi pabrik pembuat.
17.2.6. Baut, Mur dan Cincin.
Baut dan mur harus memenuhi ASTM A-307, dan harus berlapis seng,
kecuali bila ditentukan menggunakan baut jenis kelas tinggi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Cincin pelat dan cincin per selain yang berhubungan dengan baut kelas
tinggi harus sesuai Standar dan Semua cincin harus berlapis seng.
17.2.7. Lapisan Seng Celup panas
Metode pelapisan seng celup panas yang dilakukan di pabrik harus
memenuhi ketentuan ASTM A123 dan tebal lapisan seng minimal 55 mikron
2
atau 390gr/m .
Lapis seng celup panas harus diaplikasikan pada berbagai jenis metal, pelat
landasan dan baut angkur serta lainnya seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis ini dan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

17.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


17.3.1. Berbagai jenis metal harus berukuran, berbentuk dan dibentuk dari bahan-
bahan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Kecuali ditentukan lain,
semua bahan harus berasal dari produk yang dikenal, dan difabrikasi sesuai
standar.
17.3.2. Fabrikasi bahan-bahan metal harus dilaksanakan sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
17.3.3. Pekerjaan fabrikasi dengan pengelasan harus memenuhi standar AWS D1.1
edisi terakhir. Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, ketebalan las
minimal 3mm menggunakan kawat las E70XX.
17.3.4. Untuk fabrikasi pekerjaan ekspos, gunakan bahan-bahan yang halus dan
permukaannya bebas cacat termasuk lubang, tanda sambungan, tanda
pengerolan, cap, dan kekasaran. Bersihkan cacat dengan menggerinda, atau
dengan las dan gerinda sebelum pembersihan, perawatan dan aplikasi
penyelesaian permukaan.
17.3.5. Pemasangan bahan metal dengan jenis, ukuran dan jarak seperti terlihat
dalam Gambar Kerja, harus dilaksanakan sesuai petunjuk dalam Gambar
Kerja dan Spesifikasi Teknis pekerjaan terkait, serta sesuai dengan Gambar
Detail Pelaksanaan yang telah disetujui Konsultan Pengawas.

78 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

17.3.6. Baut angkur, perakitan baut angkur dan baut kait harus disediakan dan
dipasang sesuai dengan Gambar Kerja dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas. Semua angkur baja yang ditanam dalam beton harus benar-benar
bersih dari karat, kerak-kerak lepas, oli dan bahan lain yang mengganggu
agar diperoleh ikatan yang kuat ke beton.
17.3.7. Sediakan angkur yang sesuai dengan tipe yang ditentukan dengan struktur
penumpu. Fabrikasi dan berikan jarak perlengkapan angkur agar diperoleh
penumpu yang memadai untuk pekerjaan dimaksud.
17.3.8. Hubungan ekspos dengan sambungan rapat yang rata harus dibentuk
menggunakan pengencang terbenam bila memungkinkan. Gunakan
pengencang ekspos dari tipe yang ditentukan atau, bila tidak diperlihatkan
dalam Gambar Kerja, gunakan sekrup atau baut countersunk.
17.3.9. Atur susuran tangan dan tangga sebelum memasang di tempatnya untuk
memastikan posisi yang tepat pada sambungan dan atur kerataan sepanjang
susuran.
17.3.10. Tiang susuran harus tegak lurus pada setiap arah. Pasang tiang dan akhir
susuran tangan dan tangga pada konstruksi bangunan.
17.3.11. Tiang penumpu susuran tangan dan tangga harus dilas ke pelat dasar dengan
flensa, tipe siku atau tipe lantai, sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan atau
sesuai petunjuk Gambar Kerja. Kemudian tiang berikut alasnya harus dibaut
ke bagian penumpu seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
17.3.12. Semua bahan metal harus diberi cat anti karat dan cat akhir dalam warna
sesuai Skema Warna yang akan diberikan terpisah, kecuali permukaan metal
yang sudah memiliki lapisan pelindung dari pabrik pembuatnya dan bila
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
17.3.13. Lapisan seng celup panas yang rusak karena penanganan, transportasi,
pemotongan, pengelasan atau pemasangan baut harus diperbaiki dengan cat
perbaikan khusus untuk lapisan seng. Tidak diijinkan memanaskan
permukaan yang baru saja diperbaiki dengan cat perbaikan
17.3.14. Prosedur perbaikan lapisan seng celup panas harus memenuhi ketentuan
ASTM A780/A780M

Pasal 18
PEKERJAAN LAPISAN KEDAP AIR (WATERPROOFING)

18.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, alat-alat bantu, peralatan dan
pemasangan lapisan kedap air pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja. Pekerjaan ini akan mencakup hal-hal berikut, tetapi tidak terbatas pada :
- Lapisan kedap air pada bagian ekterior dan interior seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
- Mengisi celah dan memberi lembaran lapisan lindung (flashing).

79 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

- Penyelesaian penembusan lapisan kedap air oleh struktur dan lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.

18.2. BAHAN BAHAN


Semua bahan untuk pekerjaan lapisan kedap air harus berasal dari produk yang dikenal dan
disetujui Konsultan Pengawas.
Lapisan Kedap Air Tipe Lembaran Lapisan Kedap Air
18.2.1. Lapisan kedap air harus merupakan lembaran berperekat yang memiliki ketebalan
minimal 1,5mm, terdiri atas komposisi polyethylene kepadatan tinggi dan bahan
campuran aspal/karet berperekat.
Lapisan kedap air harus melekat kuat dan tetap pada tempatnya sehingga
membentuk lapisan penahan air yang menerus tanpa pemberian perekat, bahan
panas, pengencang mekanis atau peralatan khusus.
18.2.2. Lembaran lapisan kedap air harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
18.2.2.1. Mampu menahan hydrostatic head saat dibebani penuh.
18.2.2.2. Stabil dalam dimensi, tahan tarikan tinggi, tekanan dan bantingan.
18.2.2.3. Lentur dan tahan bahan kimia,
18.2.2.4. Tahan terhadap perbedaan cuaca yang besar,
18.2.2.5. Ketebalan yang seragam pada seluruh lembaran,
18.2.2.6. Pemasangan yang cepat,
18.2.2.7. Memenuhi ketentuan ASTM D146, D 412 dan D 570, ASTM E 96
dan E 154, seperti Blue Chip 300, Proofex GP, Masterpren 1000,
atau Bituthene 3000.
Cat Dasar
Cat dasar untuk semua permukaan beton atau permukaan pasangan harus berasal dari
pembuat lapisan kedap air yang disetujui.

Mastic
Bahan mastic harus dipasang pada semua titik kritis seperti terminasi, lubang
pembuangan, penembusan pipa, dan harus berasal dari pabrik pembuat yang sama
dengan lapisan kedap air.
Lapisan Kedap Air Berbahan Dasar Semen
Lapisan kedap air berbahan dasar semen harus terdiri dari dua komponen, yang sudah
ditakar di pabrik pembuat sehingga siap digunakan, dan memiliki karasteristik sebagai
berikut:
- Berupa takaran siap pakai,
- Mudah dicampur dan digunakan,

80 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

- Memiliki daya lekat yang baik,


- Dapat diaplikasikan dengan menggunakan kuas atau trowel,
- Fleksibel,
- Kedap air,
- Tahan terhadap gesekan dan keausan,
- Tahan terhadap perubahan cuaca,
- Tidak berkarat dan tidak terbakar,
- Pemasangan yang cepat dan menghemat biaya pemeliharaan,
- Tidak beracun,
- Tidak menyusut atau retak bila diaplikasikan sesuai instruksi,
seperti SikaTop 107 Seal, Brushbond dari Fosroc, atau Barra Lastic dari BASF.
Adukan dan/atau Pelesteran
Adukan dan/atau pelesteran untuk melengkapi lapisan kedap air, jika diperlukan, harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

18.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN Umum

Semua pekerjaan lapisan kedap air harus dilaksanakan sesuai rekomendasi dan petunjuk
pemasangan pabrik pembuat dan di bawah pengawasan ahli yang ditunjuk oleh pabrik
pembuat.
Untuk permukaan dengan lubang buangan, permukaan harus dibuat dengan kemiringan ±
1% ke arah lubang buangan.
Sebelum pemasangan lapisan kedap air, lubang buangan harus sudah terpasang dengan
baik.
Pemasangan lapisan kedap air harus dimulai dari titik terendah.
Persiapan Permukaan
- Permukaan yang halus dan padat diperlukan untuk pelekatan lapisan kedap air yang
baik/sempurna.
- Permukaan harus bebas dari celah, lubang-lubang, kropos, batuan lepas dan benda-
benda tajam.
- Bersihkan permukaan dari debu, oli dan kotoran dengan menggunakan sapu, pengisap
debu atau kompresor udara.
- Permukaan harus bebas dari bagian-bagian yang basah.
- Beton harus sudah matang dan kering sebelum pemasangan lapisan kedap air.

Pemasangan Lapisan Kedap Air Tipe Lembaran Cat Dasar


Laburkan cat dasar pada permukaan beton atau pasangan dengan rol wol domba

81 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

sampai mencapai ketebalan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat lapisan


kedap air.
Biarkan cat dasar menjadi kering atau sampai kering sentuh.
Beri cat dasar hanya pada tempat-tempat yang akan diberi lapisan kedap air pada hari
yang sama.
Bahan metal atau permukaan lain yang tidak memerlukan cat dasar, harus dalam
keadaan bersih, kering, bebas dari cat-cat lepas, karat atau bahan lain yang dapat
merusak.
Bagian permukaan yang tidak sempat diberi lapisan kedap air pada hari yang sama
harus diberi cat dasar ulang.
Temperatur
Pemasangan lapisan kedap air dilakukan hanya pada cuaca cerah ketika udara dan
temperatur permukaan di atas 5C.
Penutup Tepi/Pinggiran
Pada pemasangan vertikal, lapisan kedap air harus dipasang melewati tepi bagian
lantai permukaan atau melampaui puncak pondasi atau dinding. Bila lembaran
berhenti pada permukaan vertikal, maka harus dilengkapi dengan lembaran lapis
pelindung atau lembaran dapat dihentikan pada beton dengan menekan kuat-kuat pada
dinding.
Tekan tepi-tepi dengan alat metal atau kayu keras seperti palu atau pegangan pisau.
Kegagalan menggunakan tekanan kuat pada perhentian akan mengakibatkan
penutupan yang jelek.
Memaku lembaran biasanya tidak dibutuhkan.
Berikan bahan penutup celah yang direkomendasikan, pada semua perhentian vertikal
maupun horisontal.
Penutup Celah
Semua tepi harus diberi lewatan minimal 75mm dan sambungan akhir harus diberi
lewatan minimal 150mm, atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat lapisan kedap air.
Untuk pekerjaan ini, sebuah garis penunjuk harus dibubuhkan pada lembaran.
Detail Sudut
Tutup semua sudut dalam dan luar dengan strip awal selebar minimal 300mm yang
ditempatkan di tengah-tengah sudut, diikuti pemasangan lapisan kedap air dalam lebar
penuh.
Sudut luar harus bebas dari tepi-tepi yang tajam. Periksa permukaan yang
bersebelahan dengan semua sudut dan perbaiki jika perlu agar diperoleh permukaan
yang rata dan halus. Sudut dalam harus diberi lapisan tipis yang dibentuk dari adukan
modifikasi lateks dan kemudian ditutup lapisan kedap air sesuai petunjuk pemasangan
dari pabrik pembuat.
Perlindungan

82 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

- Lembaran lapisan kedap air harus dilindungi untuk mencegah kerusakan karena
pekerjaan lain, bahan-bahan konstruksi atau tanah uruk.
- Perlindungan harus diberikan pada dinding pondasi dan permukaan horisontal
dengan lalu lintas ringan.
- Lindungi dek horisontal dengan lalu lintas konstruksi berat dengan papan partikel
berkandungan aspal tebal 3mm, atau sesuai petunjuk dari pabrik pembuat lapisan
kedap air.
- Lapisan kedap air yang akan berada di bawah lantai beton bertulang harus
ditempatkan di atas lapisan pasir tebal 25mm dan adukan tebal minimal 300mm,
atau sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat lapisan kedap air.
- Bahan adukan harus sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Perlindungan harus diberikan pada hari yang sama dengan pemasangan lembaran
lapisan kedap air atau segera setelah pengujian 24 jam tanpa kebocoran.
Pemasangan Lapisan Kedap Air Berbahan Dasar Semen Pencampuran

Pencampuran 2 komponen bahan lapisan kedap air harus dilaksanakan sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.
Pengaplikasian
- Aplikasikan lapisan kedap air hanya pada cuaca cerah ketika udara dan temperatur
sekitar di atas 5C dan dibawah 45C.
- Aplikasikan lapisan kedap air dengan kuas berbulu sintetis pada permukaan
vertikal. Gunakan rubber slide atau push-broom untuk permukaan horisontal.
- Bila menggunakan sekop, untuk lapisan pertama gunakan sekop bergigi 3mm, dan
untuk lapisan kedua gunakan sekop biasa.
- Jumlah lapisan minimal harus 2 lapis, lapisan pertama diaplikasikan pada saat
permukaan masih basah, lapisan kedua diaplikasikan setelah lapisan pertama mulai
mengeras dan mampu menopang lapisan berikutnya, biasanya setelah 2 – 6 jam,
tergantung pada cuaca.
- Penyelesaian dilakukan dengan menyikat permukaan dengan menggunakan busa
kering pada saat lapisan kedua mulai mengeras.
- Permukaan yang telah diberi lapisan kedap air harus dilindungi terhadap cahaya
matahari langsung dan angin yang kuat. Gunakan karung goni basah atau lembaran
plastik. Lindungi lapisan kedap air dari hujan dan cipratan air sampai benar-benar
mengeras (± 6 jam).
- Jumlah penggunaan lapisan kedap air maksimal 2kg/m² untuk setiap lapis, atau
sesuai rekomendasi pabrik pembuat yang disetujui untuk diaplikasikan.
- Untuk atap atau bagian struktur lainnya yang berhubungan langsung dengan
matahari, lapisan kedap air harus dilindungi dengan 20 - 30mm adukan.
Adukan harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.
Instalasi Lain

83 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Bila daerah yang akan dilapisi kedap air memiliki penembusan utilitas (pipa, k abel dan
lain-lain) atau saluran buangan, maka pelapisan kedap air dilakukan setelah lembar
pelindung/flashing di sekeliling peralatan tadi selesai dipasang. Lembar pelindung ini
harus dilewatkan dan dilipatkan pada lapisan kedap air sehingga dapat dijamin suatu
sambungan yang kedap air pula.
Lembaran pelindung yang akan digunakan harus disetujui Konsultan Pengawas.
Perbaikan
Semua permukaan yang rusak harus diperbaiki kembali menurut rekomendasi pabrik
pembuat bahan sehingga menghasilkan permukaan yang rata dan tidak akan mengganggu
pemasangan lapisan permukaan akhir/finishing.
Pengujian dan Jaminan
Kontraktor harus melakukan percobaan dengan cara memberi air di atas permukaan yang
diberi lapisan kedap air minimal selama 24jam, dan percobaan tersebut harus dilakukan
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas hasil pekerjaannya
terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya selama masa pemeliharaan, dan
memperbaiki serta mengganti segala jenis kerusakan yang terjadi.

Pasal 19
PEKERJAAN PASANGAN GRANITE

19.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Granite lantai , lantai dan dinding untuk kamar mandi/toilet dan
tempat lain yang ditunjukkan pada Gambar Kerja.
19.2. PERSYARATAN BAHAN
19.2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 10 Butir 2.1.
19.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal10 Butir 2.2.
19.2.3. Air.
Sesuai dengan Pasal 10 Butir 1.4
19.2.4. Granite Lantai
Jenis : granite
Ketebalan : 20 mm.
Warna : starwhite (lantai keseluruhan)
Ukuran : granite 80 x 80 cm (polish)
Kualitas : ISO dan SNI 03-4061-1996.
Produk : setara Indogress
Jenis : granite

84 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Ketebalan : 20 mm.
Warna : starwhite (teras)
Ukuran : granite 80 x 80 cm (unpolish)
Kualitas : ISO dan SNI 03-4061-1996.
Produk : setara Indogress

19.2.5. Granite K. Mandi/ WC ( Granite Tile )


Jenis : Granite
Permukaan : Unpolish KM/WC.polish untuk dinding KM/WC.
Ketebalan : 20 mm.
Warna : untuk lantai dan dinding starwhite.
Ukuran : K. Mandi dan 80 x 80 cm unpolish untuk dinding KM/Toilet
dan lantai 80 x 80 cm polish.
Kualitas : ISO dan SNI 03-4061-1996..
Produk : setara indogress.

19.2.6. Adukan Pengisi Siar


Aduk pengisi siar dan nat yaitu dengan menggunakan cairan Flexicoat, system
pelaksanaan pengisian nat dengan koas kecil.
19.2.7. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan granite sebanyak 3 (tiga) set
kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan (Tekstur
dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam memeriksa/menerima
bahan yang dikirim ke lapangan.

19.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


19.3.1. Pada saat pemasangan granite harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
19.3.2. Sebelum pemasangan granite, harus dilakukan pengukuran dengan waterpas
(selang atau alat lain) agar permukaannya merata.
19.3.3. ukuran/dimensi dan granite harus presisi agar dihasilkan pemasangan yang
rapi.
19.3.4. Seluruh pemasangan granite tidak boleh terkena air, karena porinya
sudahkecil.
19.3.5. Pemasangan Granite
19.3.5.1. Dianjurkan 90% bangunan selesai ( tahap akhir),plafond dan
dinding sudah selesai.
19.3.5.2. Pemasangan dimulai dari titik As tengah ruangan
19.3.5.3. Tanda panah/tulisan summit harus searah.
19.3.5.4. Campuran semen dan air harus seimbang (jangan terlalu
encer).Pemotongan granite harus menggunakan alat pemotong
khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
19.3.6. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, granite harus dihindarkan dari
injakan atau pemberian beban.

85 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

19.3.7. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan
pipa sudah harus terpasang pada tempatnya.
Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan berkoordinasi dengan pekerjaan
Plumbing dan Mekanikal di bawah pengarahan Konsultan Pengawas/Direksi.

Pasal 20
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA

20.1. LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan Rangka Kusen :


Kusen pintu,Partisi, jendela dan bouvenlight Pekerjaan lain yang tercantum dalam
Gambar Kerja.

20.2. PERSYARATAN BAHAN


20.2.1. Ukuran kusen adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
20.2.2. Rangka Kusen Besi
Kusen pintu harus dibuat dari bahan pelat besi ukuran 40/100 dengan mutu besi
yang memenuhi Standar, dengan tebal minimal 2mm dan dalam bentuk dan
dimensi sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja atau sesuai standar pabrik
pembuat.
20.2.3. Rangka Kusen alumunium
Alumunium Color Anodized lengkap acesories sekualitas Alexindo.
Referensi bahan sesuai dengan SII , mutu kelas A untuk keawetan dan
kekuatan material.
20.2.4. Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan
butir berikut ini.Semua bahan yang dipakai harus kuat, lurus, tidak mudah
bengkok , tanpa cacat Ukuran bahan adalah ukuran jadi seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
20.2.5. Bahan & Alat Bantu.
Bahan yang dipakai adalah tipe A dengan referensi SII .
Bahan perekat adalah lem silent untuk karet, produk kualitas baik atau setaraf
Fox.Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lain
harus digalvanisasi.

20.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan untuk :
Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai Gambar
Kerja agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan yang mengakibatkan
pembongkaran.

Pelaksanaan sambungan
seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung, angker, dynabolt, sekrup, paku & lem

86 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

perekat harus rapi dan sempurna serta tidak diperkenankan mengotori bidang-bidang
tampak.
Khusus untuk bahan sambungan/pengikat dari besi seperti angker, sengkang, pelat dan
sebagainya; sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan anti karat yang memenuhi
persyaratan dalam Pasal Pekerjaan Pengecatan di buku ini.
Khusus pada permukaan bidang tampak/exposed tidak diperkenankan pemasangan
paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
Apabila pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh
Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk
menambahkannya setelah disetujui Konsultan Pengawas.

Pasal 21
PEKERJAAN DAUN PINTU, DAUN JENDELA dan BOVENLIGHT ALUMUNIUM.

21.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan daun Pintu baja, ranggka hollow, Alumunium alloy 6063-ST sek.
Alexindo. Rangka daun Jendela dan Bovenlight alumunium lengkap accessories

21.2. PERSYARATAN BAHAN


21.2.1. Daun Pintu Sensor
Unit : ISG 125 Series ( mesin slidding door )
Spesifikasi :
- Weight : 2 x 150 kg
- Voltage : AC 110-220 50/60Hz
- Opening Speed : 150-460mm/s
- Closing Speed : 130-460mm/s
- Hold Open Time : 0-8/s
- Motor : DC 24V 60-70 Watt
- Infrared Sensor Open/closed
- Infrared Sapety Beam
- mesin dapat di integrasikan
dengan system acces door Pingger print, Rfid, Sensor suhu
Kaca : Tempered 12 mm
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja
21.2.2. Daun Pintu Besi
Bahan Rangka daun Pintu : Plat Besi, Rangka Hollow Ukuran : sesuai
Gambar Kerja
Persyaratan : lihat Pasal Pekerjaan kusen besi
21.2.3. Daun Pintu
Bahan Rangka daun pintu : UPVC
Anodized Panel daun pintu : Kaca 5 mm

87 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Ukuran : sesuai Gambar Kerja

21.2.4. Daun Jendela Casement


Bahan Rangka daun jendela : Alumunium putih
Ukuran : sesuai Gambar Kerja
Persyaratan : lihat Pasal Pekerjaan kusen
Aluminium

21.2.5. Kaca
Sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam pasal Pekerjaan Kaca.

21.3. PERSYARATAN UMUM.


21.3.1. Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe yang
tertera dalam Gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran, material,
detail, arah bukaan, dan lain-lain.
21.3.2. Semua daun pintu dan daun jendela, bovenlight dibuat baru baik rangka
maupun lapisan penutupnya .

21.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


21.4.1. Untuk Pekerjaan daun pintu harus memenuhi persyaratan pelaksanaan
Pekerjaan alumunium.
21.4.2. Semua ukuran daun pintu dan daun jendela yang tertera dalam Gambar Kerja
adalah ukuran jadi dan harus lurus, tanpa cacat, melenting, cacat akibat
benturan, cacat paku, ataupun retak-retak yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan.
Jika hal-hal tersebut ditemui, maka Kontraktor harus mengganti dengan biaya
ditanggung Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai biaya kerja tambah.
21.4.3. Disyaratkan :
Dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen baik secara vertikal maupun
horisontal.
21.4.4. Pelaksanaan pemasangan :
Pemasangan daun pintu dan jendela harus terpasang sejajar tidak timpang
dalam pemasangan tidak goyah tidak macet / seret apabila dibuka dan ditutup
celah tidak terlalu besar dan diberikan teloransi untuk pemuaian.
21.4.5. Daun Pintu alumunium.
Pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan Pekerjaan pintu
alumunium sesuai persyaratan Pekerjaan alumunium.

88 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Pasal 22
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA (ALAT PENGGANTUNG &
PENGUNCI)

22.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi :
• Pekerjaan pemasangan engsel pintu dengan engsel baru
• Pekerjaan pemasangan kunci baru termasuk pintu KM/WC
• Pekerjaan pemasangan selot baru untuk daun pintu dobel
• Pekerjaan pemasangan hak angin dan engsel jendela baru
• Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam
gambar kerja.

22.2. PERSYARATAN BAHAN


Semua alat penggantung & pengunci (“hardware”) yang digunakan harussesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila terjadi
perubahan atau penggantian, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu secara
tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen.
22.2.1. Perlengkapan Pintu
a. Engsel.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”)~ Spesifikasi :
Tipe standard, memenuhi standard SII. Pemakaian : Pintu tunggal dan
pintu ganda
Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun pintu./ sesuai standard fabrikasi
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan kusen dan pintu.
Mekanisme : Engsel Floorhing.
Spesifikasi : Tipe standard, memenuhi standard SII. Pemakaian :
Pintu tunggal dan pintu ganda
Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun pintu./ sesuai standard
Fabrikasi
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan kusen dan pintu.

89 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

b. Kotak Kunci (“Lockcase”).


Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”). Pemakaian :
Pintu tunggal
Spesifikasi : Lockcase
Produk : lokal.
Warna : disesuaikan .

c. Kotak Kunci (“Lockcase”).


Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (“Latch Bolt”)
secara mekanis yg menyatu dengan silinder kunci. Pemakaian : Untuk
semua pintu selain KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.
Spesifikasi : Pegangan dg tombol putar, kunci pd bagian dalam
Pemakaian : Pintu R. KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.

22.2.2. Perlengkapan Daun Jendela


Engsel Jendela
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”). Spesifikasi : Tipe
sesuai fabrikasi, memenuhi standard SII.
Pemakaian : semua daun jendela
Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun jendela.sesuai standard fabrikasi
Produk : Ex Lokal mutu terbaik. Warna : ditentukan
kemudian.
22.2.3. S e l ot J e n d e l a .
Mekanisme : ditarik ke atas (dengan per)
Pemakaian : semua daun jendela
Spesifikasi : standard
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Produk : lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan.

90 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

22.2.4. Hak Angin Jendela


Mekanisme : geser Pemakaian: semua daun jendela
Spesifikasi : Ramskar geser dengan baut pengunci Jumlah : 1
(satu) set per daun pintu.
Produk : lokal mutu terbaik. Warna : ditentukan kemudian.
22.2.5. Kehandalan Kerja.
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja
dengan baik sebelum dan sesudah pemasangan. Untuk itu, harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

22.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah pintu
pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.

Pasal 23
PEKERJAAN KACA

23.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pekerjaan kaca, daun pintu, jendela, loket, daun jendela dan lubang cahaya
(bovenlicht).
• Pekerjaan kaca seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
23.2. PERSYARATAN BAHAN
Semua kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0189/78. Produk
ASAHIMAS FLAT GLASS .
23.2.1. Tipe Bahan.
Kaca : Kaca bening (clear float glass).
Tebal : 5 mm .
Warna : bening
Pemakaian : semua daun jendela dan bouvenlicht ruangan dalam dan arah
keluar bangunan.
Tipe/Produk : Asahimas atau yang setara
Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak- bercak
lain. Semua bahan kaca yang dipakai harus mendapat persetujuan tertulis dari

91 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Direksi/Konsultan Pengawas.

23.2.2. Toleransi tebal :


Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal sebagai
berikut :

JENIS TEBAL TOLERANSI

mm mm mm
5 5 + 0,3
6 6 + 0,3
12 12 + 0,3

23.2.3. Kesikuan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi
potongan yang rata dan lurus.
Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
23.2.4. Cacat-cacat.
Kaca lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan noda apapun.
Lapisan perak (“Chemical Deposited Silver”) pada kaca cermin yang dipakaiharus
terlihat merata. Apabila terjadi bercak-bercak hitam, maka kaca cermin harus diganti
atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.

23.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN Pekerjaan Pemasangan Kaca Jendela.


Sebelum pemasangan kaca, kusen telah terpasang kokoh dan telah selesai sesuai
dengan Gambar Kerja dan memenuhi persyaratan pekerjaan kusen/logam yang
diuraikan pada bab lain dalam buku ini.

Pasal 24
PEKERJAAN SANITER

24.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan :
• Pemasangan kloset Duduk monoblock sek. TOTO
• Pemasangan Floor Drain stainless sek.TOTO
• Pemasangan wastafel 445 x 366 mm sek. TOTO
• Pemasangan Kran Dinding sek,. TOTO
• Pemasangan Kran single Lever sek. TOTO

92 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

• Pemasangan Shower Spray sek, TOTO


• Pemasangan Urinoir Sek. TOTO
• Pemasangan Soap Dispeser sek. TOTO
• Pemasangan Paper Holder sek. TOTO
• Pemasangan Hand Dryer Sek TOTO
• Pemasangan Pembatas Urinoir Sek. TOTO

24.2. PERSYARATAN BAHAN


Jenis, ukuran, warna sesuai petunjuk Gambar serta RKS ini dan yang telah
disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi
a. KLOSET DUDUK
Produk : mutu terbaik setara TOTO Bahan : Granite/Porslen
Tipe : CW 421 J/ SW 420 JP
Warna : White
b. WASTAFEL
Produk : mutu terbaik setara TOTO Bahan : Granite/Porselen
Tipe : LW 565
Warna : White
c. FLOOR DRAIN
Produk : mutu terbaik setara TOTO Bahan : Stainless
Tipe : TX 1 BN
Ukuran :115 x 115 mm
d. KRAN Air ( slink Tap)
Produk : mutu terbaik Sek. TOTO Bahan : stainless
Type : T 23 B13
e. KRAN ( Single lever Lavatory ) Produk : mutu terbaik Sek. TOTO
Bahan : stainless
Type : TX 109 LD
f. Shower Spray
Produk : mutu terbaik setara TOTO Type: THX 20 NBW
g. Urinoir
Produk : mutu terbaik setara TOTO Bahan : Granite/Porslen
Tipe : U 57 M Warna : white
h. Soap Dispenser

93 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Produk : mutu terbaik setara TOTO Bahan : Stainless


Tipe : TS 125 R
i. Paper Holder
Produk : mutu terbaik setara TOTO Bahan : Stainless
Tipe : TX 720 ACRB
j. Pembatas Urinoir
Produk : mutu terbaik setara TOTO Bahan : Granite / Porslen
Tipe : A 100
k. Hand Dryer
Produk : mutu terbaik setara TOTO Tipe : TYC 322 M
Warna : white
Perlengkapan (“accessories”) untuk unit-unit saniter tersebut di atas harus
lengkap dari kran sampai pipa pembuangan (“drain”).
Semua “accessories” yang terpasang harus utuh, tidak cacat, dan lengkap.

24.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


Sambungan pipa dengan “accessories” unit saniter pada
umumnyamenggunakan sambungan ulir.
Penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi dengan “Red
LeadCement” dan memakai pintalan atau serat halus.Pada tempat-tempat khusus
digunakan sambungan “flanged”.
Pada penyambungan dengan “flanged” perlu dilengkapi dengan “ring
typegasket” untuk lebih menjamin kekuatan sambungan.

Pasal 25
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND

25.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pekerjaan langit-langit dengan bahan Gypsum tebal 9 mm , untuk seluruh
bangunan dan Papan Kalsium Silikat 6 mm untuk K. Mandi, bagian luar
bangunan atau sesuai Gambar Kerja.
• Pemasangan lis profil C 7 Gypsum , diprofil pada bagian tepi plafond.

25.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Gypsum lembar
Bahan : Gypsum
Tebal : 9 mm Ukuran Panel : 1200 x 240
Pas. Rangka : Hollo Galvanis 20.40 dan 40.40 Produk : Jayaboard, knauf

94 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

atau yang setara


b. Papan Kalsium Silikat
Bahan : Kalsium silikat
Tebal : 6 mm Ukuran Panel : 120 x 240

Pas. Rangka : Hollo Galvanis 20.40 dan 40.40


Produk : lokal, mutu terbaik ( setara Djabesment )
c. Rangka Langit-langit
Bahan : Besi GALVANIS
Ukuran : 20.40 dan 40.40
Bahan harus memenuhi persyaratan bahan.
d. List Profil Gypsum
Ukuran lis profil : C. 7
Produk : lokal, mutu terbaik

25.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


a. Ketinggian kerangka langit-langit setelah terpasang dan disetel harus sesuai
dengan ketinggian langit-langit jadi seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
b. Bahan yang digunakan untuk rangka plafond adalah hollour 20.40 dan 40.40
untuk rangka induk . ukuran rangka plafond adalah 50 x 50 cm .
c. Pemasangan rangka plafond harus selalu melakukan koordinasi dengan tim
yang akan memasang titik lampu apabila pemasangan lampu yang digunakan
adalah type inbow
d. Lembaran-lembaran Gypsum harus dipasang pada rangka yg sdh terpasang
dengan skrup pada setiap jarak 20 cm (1,5 cm dari tepi).
Di bagian tengah lembaran dipaku dengan skrup secukupnya pada rangka agar
permukaan bidang tidak melendut. Bahan plafond gypsum digunakan untuk
semua ruangan yang tercantum pada gambar kerja
e. Setelah penutup plafond terpasang, pada bagian sambungan dan kepala paku
ditutup dengan kain kassa dan dirapihkan dengan menggunakan calsibond
hingga permukaanya menjadi rata.
f. Rangka plafond yang baru harus dalam kondisi baik dan memenuhi syarat
untuk dipergunakan
g. “Finishing” adalah cat acrylic (cat tembok).
Pelaksanaan pengecatan harus memenuhi persyaratan pekerjaan pengecatan
seperti diuraikan dalam bab Pekerjaan Cat & Laburan dalam RKS ini. Warna
ditentukan kemudian.

95 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Pasal 26
PEKERJAAN PENGECATAN

26.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton yang
ditampakkan, dan langit-langit dengan cat tembok.
• Pengecatan kayu lisplank, list plafond
• Pekerjaan pengecatan Plint dengan cat plincoat.
• Pekerjaan Cat panel daun pintu, panel partisi.
• Pekerjaan railing tangga dan railing void
a. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Plesteran Dinding, Beton dan Langit-
Langit.
Semua permukaan plesteran dinding, permukaan beton yang tampak/ exposed dan
langit-langit seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Pekerjaan Pengecatan Kayu dan Besi.
- Cat akhir (“finish”) untuk permukaan kayu dan besi yang ditampakkan,
seperti : Lisplank pintu utama dan railing tangga/void atau tempat lainnya
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
- Cat dasar/meni besi untuk pekerjaan pengecatan kayu dan besi seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.

26.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Cat Tembok.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas utama, sek. Sanlex tahan terhadap
udara dan garam, produk lokal. mutu terbaik .
b. Cat Logam/ Besi.
Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss sekualitas Avian atau Produk lokal.
mutu terbaik.
c. Plamur dan Vernis.
Bahan dari kualitas utama, produk ex Lokal mutu terbaik.
d. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan, Pembuktian berupa :
- segel kaleng
- te st B D
- test laboratorium
- hasil akhir pengecatan

96 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

e. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir
f. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk
kemudian akan diteruskan ke Pejabat Pembuat Komitmen, minimal 5 Galon tiap
warna dan jenis cat yang dipakai.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang ada di dalamnya.Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen untuk Perawatan.

26.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan, permukaan dinding kering dan
bersih, diamplas/dibersihkan terlebih dahulu hingga permukaan bidang yang akan
dicat terlihat bersih.dan kering
c. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang
harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
d. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan roll cat.
e. Standard Pengerjaan (“Mock-Up”)~
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut
akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan ditentukan
olehDireksi/Konsultan Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana, maka bidang-bidang ini
akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekerjaan Pengecatan.
f. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi/Konsultan Pengawas harus diulang
dan diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar
atau cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh
Direksi/ Konsultan Pengawas.
g. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding, Beton dan Langit-Langit :
- Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda
lain, bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat
dan dalam kondisi kering.
- Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak memungkinkan

97 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

untuk menggunakan roller.


- Permukaan Interior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler. Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.

Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter
adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Lapisan kedua dan Ketiga :
Cat jenis Vynil Acrylic Emulsion.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.Ketebalan lapisan adalah 25–40
micron atau daya sebar per liter adalah 11–17 m2. Tenggang waktu antara
pelapisan minimum 12 jam. Warna ditentukan kemudian.
- Permukaan Exterior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler. Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 – 150 micron atau daya sebar per liter
adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Lapisan kedua dan Ketiga :
Cat jenis Watershield.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan adalah 25–40 micron atau daya sebar per liter
adalah 11–
17 m2. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna
ditentukan kemudian.

Pasal 27
PEKERJAAN RANGKA ATAP

27.1. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan Spesifikasi Tekni ini meliputi desain, pengadaan, fabrikasi, perakitan
dan pemasangan rangka baja ringan untuk:
- Rangka atap,
- Reng,
- Ikatan angin,
- Dan aksesori pelengkap lainnya untuk melengkapi pemasangan.

98 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

27.2. PROSEDUR UMUM


Desain

Desain sistem rangka atap yang terdiri dari rangka, sambungan, ikatan angin harus dilaksanakan
oleh perusahaan terdaftar yang berpengalaman dalam perancangan sistem rangka baja ringan.
Desain, fabrikasi dan pemasangan rangka harus dilakukan sedemikian rupa agar rangka baja
ringan mampu menerima beban rencana yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Desain sistem rangka untuk rangka atap dan balok atap harus mampu menahan beban mati
rencana tanpa lendutan yang lebih besar dari 1/300 bentangan untuk lendutan vertikal.
Desain sistem rangka atap harus dibuat sedemikian rupa agar dapat mengakomodasi gerakan
bagian rangka tanpa kerusakan atau tekanan berlebih, kegagalan pelapis, kegagalan sambungan,
ketegangan yang tak semestinya pada alat pengencang dan angkur, atau akibat lainnya yang
merusak ketika mengalami perubahan temperatur sekitar yang maksimal sekitar 20°C.
Sistem rangka atap harus didesain untuk mengakomodasi pengiriman dan penanganan, untuk
memudahkan dan mempercepat perakitan.
Penyerahan
Kontraktor harus menyerahkan data-data berikut:
- Data produk untuk setiap tipe rangka baja ringan dan aksesori.
- Data analisa struktur yang tertutup dan ditanda-tangani enjinir profesional yang dipilih
yang bertanggung jawab untuk mempersiapkannya.
- Sertifikat pabrik yang ditanda-tangani oleh pabrik pembuat rangka baja ringan yang
menyatakan bahwa produk mereka memenuhi persyaratan, termasuk ketebalan baja tanpa
lapisan, tegangan leleh, tegangan tarik, elongasi total, dan ketebalan lapisan pelapis metal.
Sebagai pengganti sertifikat pabrik, serahkan laporan pengujian dari agensi pengujian yang
terdaftar yang membuktikan kesesuaiannya dengan persyaratan-persyaratan.
- Sertifikat tukang las yang ditanda-tangani Kontraktor yang menyatakan bahwa tukang las
memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan dalam butir Jaminan Mutu.
Jaminan Mutu
Pekerjakan fabrikator dan pemasang yang telah berpengalaman dengan bahan, desain rangka
baja ringan yang sejenis, dan dengan catatan pengalaman proyek yang berhasil.
Standar pengelasan harus memenuhi ketentuan AWS D1.1 edisi terakhir.
Pengiriman, Penyimpanan, dan Penanganan
Rangka baja ringan harus dilindungi terhadap karat, deformasi, dan kerusakan lainnya selama
pengiriman, penyimpanan, dan penanganan.
Rangka baja ringan harus disimpan di ruang yang memiliki ventilasi cukup untuk mencegah
kondensasi dan dilindungi dengan penutup tahan air.

27.3. BAHAN BAHAN

99 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Lembaran Metal
Lembaran metal lapis seng (galvanized) harus memenuhi ketentuan SNI 07- 2053-
2
2006 dengan tebal lapisan seng minimal 220g/m , seperti Lokfom, Sarana, atau yang
setara yang disetujui.

Lembaran metal lapis campuran seng dan aluminium harus memenuhi ketentuan AS
1397, dengan mutu baja 5500kg/cm², seperti Zincalume buatan BlueScope Steel
Indonesia.
Profil Rangka
Profil rangka yang akan digunakan harus sesuai dengan standar profil rangka yang dibuat
oleh pabrik pembuat rangka baja ringan yang disetujui untuk digunakan.
Manufaktur/Fabrikator
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan, manufaktur/fabrikator rangka baja ringan yang
dapat memenuhi, antara lain, tetapi tidak terbatas pada yang tersebut berikut:
- PT NS BlueScope Lysaght Indonesia dengan produk Smartruss.
- PT Cahaya Benteng Mas dengan produk CahayaSteel.
- PT Tatalogam Lestari dengan produk Sakura Atap Baja Ringan.
- PT Jaindo Metal Industries dengan produk JSteel.
- PT Berkat Baja Pratama dengan produk Pryda.
Aksesori Rangka
Aksesori rangka baja ringan harus dibuat dari bahan dan penyelesaian yang sama dengan yang
digunakan untuk bagian-bagian rangka baja ringan dan sesuai dengan persyaratan enjinir dari
pabrik pembuat rangka baja ringan, termasuk:
27.3.1. Angkur, klip dan alat pengencang:
27.3.1.1. Baja profil dan klip harus dilapisi seng dengan proses celup panas.
27.3.1.2. Baut angkur pasang di tempat dan tiang harus dari baut kepala segi enam
dan tiang berbahan baja karbon, mur berbahan baja karbon, dan cincin
pelat. Semuanya harus berlapis seng dengan proses celup panas.
27.3.1.3. Angkur ekspansi harus difabrikasi dari bahan tahan karat, yang memiliki
kemampuan menumpu, tanpa kegagalan, sebuah beban yang besarnya 5
kali lipat beban rencana.
27.3.1.4. Angkur tipe powder-actuated harus merupakan sistem alat pengencang
yang sesuai untuk aplikasi yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja,
difabrikasi dari bahan anti karat, dengan kemampuan menumpu, tanpa
kegagalan, sebuah beban yang besarnya 10 kali lipat beban rencana.
27.3.1.5. Alat pengencang mekanikal harus berupa sekrup tipe self-drilling, self-
threading steel drill yang memiliki lapisan anti karat.
27.3.1.6. Kawat las harus memeuhi ketentuan AWS A5.1-E70xx atau AS 1554.
27.3.2. Bahan-bahan lainnya.

100 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

27.3.2.1. Cat untuk perbaikan lapisan seng harus memenuhi ketentuan SSPC-
Paint20 atau DOD-P-21035.
27.3.2.2.Adukan encer harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis.

27.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN


Fabrikasi
Maksimalkan fabrikasi di pabrik pembuat dan penyusunan/perakitan bagian sistem rangka
baja ringan.
Fabrikasi rangka baja ringan dan aksesori agar vertikal, tegak lurus empat sisi, sesuai
dengan garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan yang aman dan kuat dan seperti
diuraikan berikut:
- Fabrikasi rangka rakitan dalam cetakan/pola.
- Potong bagian rangka dengan gergaji atau gunting besar, bukan dengan api.
- Kencangkan bagian rangka baja ringan dengan baut, rivet atau sekrup sesuai
rekomendasi enjinir dari pabrik pembuat. Tidak dijinkan melakukan pengencangan
dengan kawat.
Beri penulangan, pengaku dan ikatan angin untuk menahan penanganan,
pengiriman dan tekanan pada saat pemasangan.
Fabrikasi setiap rakitan rangka metal dengan toleransi kesikuan maksimal 3mm.
Pemasangan
Harus memenuhi persyaratan fabrikasi seperti disebutkan di atas.
Lengkapi dengan ikatan angin, balok di atas bidang bukaan dinding, siku-siku penulangan,
pengaku, aksesori dan alat pengencang yang sesuai dengan persyaratan enjinir pabrik
pembuat.
Pasang rangka baja ringan dan aksesori agar vertikal, tegak lurus empat sisi, sesuai dengan
garis yang telah ditentukan, dan dengan sambungan yang kencang.
Pasang bagian rangka dalam satu bagian panjang utuh bila memungkinkan.
Lengkapi dengan ikatan angin sementara yang dibiarkan pada tempatnya sampai rangka
baja ringan menjadi stabil secara permanen.
Sambungan muai harus dibuat terpisah dari rangka baja ringan dengan cara sesuai
persyaratan. Jangan menjembatani ekspansi bangunan dan sambungan kontrol dengan
rangka baja ringan. Buat rangka terpisah pada dua sisi sambungan.
Pasang rangka baja ringan dalam batas variasi toleransi maksimal yang dijinkan dari
vertikal, elevasi, dan garis yang telah ditentukan, 3mm dalam 300cm (1 : 1000).
Bagian rangka baja individual harus ditempatkan maksimal ± 3mm dari lokasi rencana.
Kesalahan kumulatif tidak boleh lebih dari persyaratan pengencangan minimal pelapis,
penutup atau bahan penyelesaian lainnya.

Perbaikan dan Perlindungan

101 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Persiapkan dan perbaiki lapisan seng yang rusak pada rangka baja ringan yang telah
difabrikasi dan dipasang dengan cat perbaikan lapisan seng yang sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat rangka baja ringan.

Pasal 28
PEKERJAAN PENUTUP ATAP METAL

28.1. PERSYARATAN BAHAN.


a. Bahan penutup atap adalah jenis Metal Bergelombang yang harus memenuhi SII
b. Spesifikasi Bahan :
Jenis : Metal Gelombang
Tebal : 0,40 mm
c. Metal bergelombang harus berkualitas baik, mulus, tidak retak bentuknya teratur
tidak bengkok atau terpuntir. Bentuk, ukuran, warna serta tekstur yang
digunakan harus sama dan seragam.
d. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta
petunjuk cara pemasangan.
e. Ukuran Paku yang digunakan sesuai dengan yang disyaratkan untuk pasangan
jenis Penutup Atap.

28.2. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


28.2.1. Lembaran metal bergelombang harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menahan beban angin sesuai dengan jarak gording dalam Gambar Kerja.
28.2.2. Jarak gording atau jarak penumpu lembaran metal bergelombang harus sesuai
persyaratan dari pabrik pembuat dan/atau sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja.
28.2.3. Sebelum lembaran metal penutup atap dipasang, semua rangka atap dan dinding
harus telah terpasang dengan baik dan telah disetujui Konsultan Pengawas
28.2.4. Sebelum pemasangan lembaran penutup atap dimulai, semua permukaan bahan
baja yang berhubungan langsung dengan lembaran penutup atap dan dinding
tersebut harus sudah diberi lapisan cat anti karat dalam warna sesuai Skema
Warna
28.2.5. Semua lembaran metal untuk penutup atap harus dipasang mengikuti
persyaratan pemasangan dari pabrik pembuat dan sesuai petunjuk Gambar Kerja
dan Gambar Detail Pelaksanaan yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
28.2.6. Persetujuan yang telah diberikan tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung
jawab untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.

Pasal 29
PEKERJAAN SISTEM PLUMBING

102 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

29.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya, penyediaan instalasi air panas
beserta instalasinya, pengelolaan air kotor dan drainase air hujan termasuk :
Pemilihan, pengadaan, pemasangan serta pengujian material maupun sistem
keseluruhan sehingga sistem plambing dapat berjalan dan beroperasi dengan baik
dan benar sesuai gambar rencana dan persyaratan ini.
b. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plambing.
c. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran dan peil
banjir.
d. Sistem dan unit - unitnya meliputi :
- Jaringan pipa air bersih untuk di luar dan di dalam bangunan.
- Jaringan pipa air panas untuk dalam bangunan.
- Jaringan pipa - pipa air kotor dan bekas di dalam dan di luar bangunan.
- Jaringan pipa-pipa vent untuk sistem pembuangan air kotor dan air bekas.
- Jaringan pipa - pipa dan saluran pembuangan halaman (drainase site) dan
menyalurkan menuju drainase kota.
- Pompa-pompa untuk menjalankan sistem air bersih lengkap dengan panel
kontrolnya.
- Unit pengolahan air kotor, Sewage Treatment Plant (STP)
Reservoir bawah (ground reservoir) dari beton bertulang lengkap dengan pipa-
pipa pengisi, overflow yang disalurkan secara gravitasi melalui pipa kesaluran
luar / kota, elektroda pengontrol muka air, manhole, pelampung, tangga dan
reservoir bawah harus tertutup, dan dapat dibuka

29.2. SISTEM
29.2.1 Air Bersih
1 . Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disupplai dari PDAM dan Deep Well

2. Distribusi air bersih dari roof tank ke fixture unit tiap lantai menggunakan
pompa booster.
29.2.2. Air Buangan
1 . Air buangan mencakup air bekas dan air kotor.
Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak cuci tangan, kamar
mandi, pengering lantai dan kitchen sink.
Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal dan water closet Pada
proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan ini adalah :
Air bekas dan air kotor disalurkan secara gravitasi dengan pipa menuju Bio
Septic Tank kemudian di overflow ke saluran kota.
29.2.3. Air Hujan

103 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Air Hujan yang jatuh diatap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak PVC
kelas AW menuju ke dalam saluran air hujan halaman / drainase site secara
gravitasi menuju sumur resapan dan dioverflow ke saluran kota.

29.3. PERSYARATAN BAHAN


29.3.1.Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan teknis dan
gambar rencana. Untuk itu pelaksana harus menyediakan contoh-contoh
sebelum pemasangan guna mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana.
29.3.2. Material-material yang dipakai meliputi :
29.3.3. Reservoir Bawah ( Ground Tank )
a. Reservoir bawah (ground tank) terbuat dari bahan beton kedap air dan
finishing granite pada bagian dalam.
b. Reservoir Bawah (ground tank) harus mempunyai kelengkapan sebagai
berikut :
29.3.3.1. Manhole.
29.3.3.2. Tangga pengontrol.
29.3.3.3. Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
29.3.3.4. Pipa pengisi lengkap dengan floater valve, pipa peluap dan pipa
penguras.
29.3.3.5. Pipa penghubung sekat reservoir yang dilengkapi valve raising
stamp / tungkai panjang sebagai pemutar valve.
29.3.3.6. Elektrode water level kontrol
29.3.3.7. Kelengkapan lainnya sekiranya diperlukan untuk bekerjanya
instalasi ini.
29.3.4. Pompa – Pompa
a. Semua pompa harus dilengkapi dengan pondasi pompa, peredam getaran, serta
manometer. Pada pipa tekan harus dilengkapi dengan Gate valve, Check
Valve, Flexible joint, Strainer dan perlengkapan lainnya sehingga sistim
pompa dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
b . Selain itu dilengkapi pula dengan pipa pemeriksa aliran berikut gate valve &
pipa pembuangan dari lubang drain pompa ke saluran pembuangan.
c. Unit dilengkapi dengan starter panel pompa, c/w accessories instalasi (detail
gambar)
Data teknis pompa :
29.3.4.1. Pompa Booster
Jumlah : 1 set (2 pompa)
Tipe : packaged
Kapasitas : 150 LPM

104 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Head : 20 M
Power : 2 kW
Tekanan Kerja : sesuai dengan gambar perencanaan Lengkap
dengan Panel Control Automatic

29.3.4.2. Pompa transfer


Jumlah : 1 Set (2 pompa)
Tipe : Centrifugal End Suction
Kapasitas : 250 Lpm
Head : 45 M
Base Frame : Cast Iron atau Steel
Power : 2 x 3,7 kW / 3P / 380V / 50 Hz

29.3.4.3. Pompa Deep Well


Jumlah : 1 Set (1 pompa)
Tipe : Submersible
Kapasitas : 200 Lpm
Head : 80 M
Base Frame : Cast Iron atau Steel Power : 4 kW / 3P / 380V /
50 Hz

29.3.5. Roof Tank


Bahan : Fiberglass Reinforced Panel (FRP) Kapasitas :6
m3
Kelengkapan : mainhole, inlet-outlet, dll

29.3.6. Bio Septic Tank (STP)


Lingkup pekerjaan Sewate Treatment Plant meliputi dan tidak terbatas dari
apa yang disesuaikan dan apa yang di uraikan tersebut dibawah ini.
Pekerjaan meliputi pengadaan pemasangan, pengujian dan bekerjanyaa sistem
sehingga out put yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan umum yang
berlaku serta ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pengawasan
Lingkungan Hidup (KLH).
a. Pengadaan dan pemasangan pompa submersible, bar screen, alat pengaduk,
aerator, lengkap dengan instalasi serta accessoriesnya serta recycling.
b. Pengadaan dan Pemasangan Tangki Bahan Fibre Glass, lengkap dengan
instalasi serta accessoriesnya.

105 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

c. Jaminan spare parts dan pemeliharaan selama masa berlakunya


pemeliharaan yang diterakan dalam kontrak pekerjaan.

PERSYARATAN BIO SEPTIC TANK


Sistem pengolahan air limbah atau Sewage Treatment Plant (STP) yang
digunakan adalah type Biotech.
Kapasitas pengolahan = 5 m3/hari (2 unit)
Proses ini menguraikan bahan-bahan organik secara aerobic menjadi suatu
senyawa yang sudah tidak mencemari lingkungan, sehingga air tersebut
bisa dibuang ke saluran perkotaan.
a) Umum
Spesifikasi Teknis Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan STP, ini
menguraikan persyaratan baik adminisratif maupun teknis yang nantinya
menunjang Pelaksanaan Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor untuk hal pengadaan material dan peralatan, pekerjaan
pemasangan dan pekerjaan pemeliharaan.

Sistem Pengelolahan Air Limbah (STP) yang termasuk dalam Paket


Pekerjaan ini adalah Perencanaan, Pengadaan dan Pemasangan Material
dan Peralatan yang akan di pergunakan dalam sistem RBC.
Kontraktor harus membuat sistem perencanaan berdasarkan kriteria / data
dan komponen teknis yang digunakan sesuai dengan spesifikasi dan
gambar teknis yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis ini.
Kontraktor harus memperlengkapi sistem dengan Surat Dukungan dari
Pabrik Pembuat Aerator dan Material Aerator Sludge Pump atau Agen
Tunggal di Indonesia dan Jaminan Peralatan paling sedikit 3 (tiga) tahun.

b) Persyaratan dan Design Pekerjaan


STP direncanakan untuk mengolah air buangan domestik dengan asumsi :
Type : Bio Septic
Influent BOD5 hari : 350 ppm (mg/l) Influent COD5 hari : 600 ppm
(mg/l) Influent SS : 250 ppm (mg/l) Influent Amonia : 40-50 ppm
(mg/l)

Dan menghasilkan kwalitas air hasil pengolahan adalah: Effluent BOD 5


hari : 75 ppm (mg/l)
Effluent COD5 hari : 100 ppm (mg/l) Effluent Tss : 100 ppm (mg/l)
Influent Amonia : 9 ppm (mg/l)

106 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Proses Pengolahan
Sistem yang dipergunakan adalah proses biologi yang dikenal dengan dan
air limbah yang akan diolah harus melalui proses pendahuluan
(Preliminary Treatment)
Sistem Penangkap Lemak yang dilengkapi dengan Absorbent Ceramics
Material untuk jenis air limbah yang tercemar minyak / grease.

1. Untuk jaringan air bersih digunakan pipa PPR PN.10 dan pipa PPR PN-
20, pada penyambungan antar pipa dan fitting harus memakai
electrofusion socket dengan memakai Heating element socket welding,
sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus
dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus sesuai rekomendasi dari pabrik pipa
agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa. Cara
penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.
2. Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC klas AW (10
kg/cm²) dengan sambungan Solvent Cement (perekat) yang sesuai untuk
jenis pipa PVC.
3. Untuk pipa-pipa Vent digunakan pipa PVC kelas D (5 kg/cm²).
4. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan
menggunakan adaptor atau coupling.
5. Sebelum pemasangan / penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam
keadaan bersih dari kotoran baik pada bagian yang akan disambung
ataupun didalam pipa itu sendiri.
6. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada
dalam beton / dinding.

29.3.7. Alat-Alat Bantu (Accesories)


Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis
sesuai dengan bahan pipanya.
a. Strainer
 Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y pattern,
cast iron body (untuk 16 bar) dengan SS screen 3 mm perforations.
Ductile iron body untuk 20 bar.

b. Gate Valve ( Rising dan Non Rising Stem )


 Gate valve dengan ukuran 2½” dan lebih besar dari cast iron body

107 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

dilengkapi dengan open / shut indicator untuk Non Rising Stem.


 Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze body
sesuai standar BS 5154 series B, screw ends BS 21 N.R.S, working
pressure : 10 bar.
c. Check Valve :
 Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk
screwed end untuk valve sampai dengan diameter 50 mm.
 Tipe : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material
cast iron untuk tekanan 10 bar dan carbon steel untuk tekanan 16 bar.
d. Rubber flexible / Expansion joint ( Flange connection )
 Adalah spherical shape ball design, single / double sphere, terbuat dari
neoprene rubber dengan nylon reinforcement (cloth reinforcement tidak
dapat diterima).
 Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized steel
flange end. Working pressure : 16 bar.
 Untuk 20 / 25 bar, Rubber flexible/enpansion joint harus dilengkapi
control plates, control nuts dan control rods dan single sphere.
e. Rubber flexible / Expansion joint (screw connection)
 Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari neoprene
rubber dengan nylon reinforcement (cloth reinforced tidak dapat
diterima).
 Rubber flexible / expansion joint untuk ukuran ¾” dan lebih besar harus
complete dengan malleable iron threaded BS21 union end connection.
Semua rubber flexible / expansion joints harus mempunyai working
pressure : 16 bar.
 Untuk working pressure 20 bar, rubber flexible joint ukuran ¾” dan lebih
besar harus dengan A 105 forged steel threaded (NPT) union ends
connection.
f. FLOOR DRAIN (FD)
 Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water
Prooved type dengan 50mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.
 Floor Drain terdiri dari:
 Chromium plated bronze cover and ring.
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with
flange for water prooving.
 Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:
Outlet diameter Cover diameter 2" 4"

108 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

g. FLOOR CLEAN OUT (FCO)


 Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening
Waterprooved Type
 Floor Clean Out terdiri dari:
- Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
- PVC neck.
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with
flange for waterprooving.
 Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat
karet sehingga mudah dibuka dan ditutup
h. ROOF DRAIN (RD)
 Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan
diameter 4”,konstruksi waterproove.
 Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas
penampang pipa bangunan.
 Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
- Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange.
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
- Bitumen Coated cover dome type
i. P - TRAP
 P - TRAP yang digunakan disini harus jenis single inlet.
 Tinggi Air minimum pada Trap 8 cm.
 P- TRAP yang digunakan disini harus dibuat dari PVC class AW (10
kg/cm2)
 Pemasangan P- TRAP pada setiap FD kamar mandi dan pada jalur
utama pipa buangan air limbah yang menuju bak sewage.
29.3.8. Alat-alat Plambing
29.3.8.1. Alat-alat peturasan / urinal dari type flush valve
29.3.8.2. Water closet yang dipakai harus dari kualitas terbaik.
29.3.8.3. Produk sanitary fixtures yang digunakan sesuai spesifikasi
Arsitek.
a. Persyaratan Teknis Pemasangan Pompa
1. Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya.
2. Pompa harus diletakan diatas pondasi menurut petunjuk pabrik dan
disesuaikan dengan berat, daya, putaran dan dimensi pompa.
3. Semua pompa harus dilengkapi :

 Pada pipa hisap dilengkapi dengan gate valve, strainer dan flexible
joint, Pada pipa tekan dilengkapi dengan gate valve, check valve,
flexible joint dan pressure gauge serta dilengkapi dengan panel

109 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

board signal yang menunjukkan bahwa pompa sedang bekerja atau


tidak.
 Alat-alat penunjang lainnya agar pompa dapat bekerja dengan baik.
4. Pengkabelan dan alat-alat bantu (panel, electrode water level control,
alarm dan lain-lain) harus lengkap terpasang dan dijamin bahwa
sistem bekerja dengan baik.
5. Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air
yang mengalir dan total head berdasarkan peralatan/mesin (sesuai
dengan penawaran) yang dipasangnya atau mencoba sisa tekanan
pada fixture unit yang paling jauh.
b. Pipa – pipa
 Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus
sesuai dengan gambar rencana dan harus dikerjakan dengan cara
yang benar untuk menjamin kebersihan serta kerapihan.
 Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti
sebelum dipasang / disambung.
 Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka
dalam pekerjaan pemipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan,
harus ditutup dengan menggunakan caps atau plug untuk mencegah
masuknya kotoran / benda-benda lain
 Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi
dan tidak tajam (diampelas).
 Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup
yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik
dan sebagainya sesuai dengan fungsi system dan yang diperlihatkan
dalam gambar.
 Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan pemipaan harus mempergunakan
fitting buatan pabrik.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
 Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus
dilengkapi dengan wartel mur atau flange.
 Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang
membentuk sudut 90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan
dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur aliran agar diberi
tanda.
 Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (Valve handle)
tidak boleh menukik.
 Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara
menurun ke arah titik buangan. Pipa pembuangan dan vent harus
disediakan guna mempermudah pengisian maupun pengurasan.

110 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah


dan dibuat cekung serta ditempatkan yang bebas untuk melepaskan
udara dari dalam.
 Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out
untuk air bersih dan Clean out, air vent, wash out untuk jaringan
pipa air kotor.
 Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus
seperti berikut kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam toilet,  50 – 100 mm atau lebih kecil : 1 – 2 %
- Dibagian dalam bangunan  150 mm atau lebih kecil : 1%
- Dibagian luar bangunan,  150 mm atau lebih kecildan  200 mm
atau lebih besar : 1% .
 Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik
 Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau
finish arsitektural atau timbulnya kerusakan lain karena kelalaian,
maka semua perbaikannya adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
c. Penggantung dan Penumpu Pipa
 Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets
atau sadel dengan tepat dan sempurna agar dimungkinkan gerakan-
gerakan pemuaian atau peregangan pada jarak yang tidak boleh
melebihi jarak yang diberikan dalam list berikut ini :
Pipa PPR-PN.10

Ukuran Pipa Interval Interval Tegak


(mm) Mendatar (m)
(m)

1 ≤  50 0.6 0.9

2 ≤  80 0.9 1.2

 Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam


ukuran, maka jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan
jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
 Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan
sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
 Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate
dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

d. Pipa Dalam Tanah


 Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
 Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada

111 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

dasar galian dengan adukan semen. Semua galian pipa harus


dilakukan pengurugan serta pemadatan kembali seperti kondisi
semula.
 Kedalaman pipa minimum 60 cm dibawah permukaan tanah.
 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15 –
20 cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug
dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras lainnya.
 Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan
beton pada jarak 2 – 2.5 m.
 Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa
pengaman (selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2
kali diameter pipa tersebut.
e. Sambungan Pipa
Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk
menghilangkan getaran dari sumber getaran.
Sambungan flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet
secara homogen.

Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC mempergunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, untuk itu harus
mempergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
mempergunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat
tegak lurus terhadap batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi
dari pabrik pipa.
Sambungan yang Mudah Dibuka
Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :
 Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.
 Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan
diperoleh dengan adanya packing dan bukan seal threat.
f. Selubung Pipa
 Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa
tersebut menembus konstruksi beton.
 Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran diluar pipa ataupun isolasi.

112 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

 Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja.
Untuk yang kedap air harus digunakan sayap.
 Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang
mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “
flushing sleeves”
 Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan
rubber sealed atau “caulk”
g. Katup Label (Valve Tag)
1. Tags untuk katup harus disediakan ditempat-tempat penting guna
operasi dan pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus
ditunjukkan di tags katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan
rantai atau kawat.
h. Pembersihan
1. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian
dilaksanakan, pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan
seksama, menggunakan cara-cara /metoda-metoda yang disetujui
sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
2. Desinfeksi :
 Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200
mg/l chlor selama 1 jam setelah itu dibilas.
 Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam
dan setelah itu dibilas.
i. Pekerjaan Listrik
a. Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan dan pemasangan panel
listrik termasuk panel kontrol untuk peralatan pompa air bersih, kabel
kontrol berikut peralatan control seperti yang ditunjukkan pada gambar
perencanaan.
b. Kabel feeder untuk setiap panel daya termasuk dalam skope pekerjaan
listrik.
j. Ketentuan-ketentuan Yang Diikuti
Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000 Ketentuan-ketentuan yang
dianjurkan oleh pabrik.
k. Material dan Teknis
1. Semua komponen-komponen yang digunakan untuk power, panel dan
control panel harus sesuai dengan daftar material.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat tebal 2 mm dan dilengkapi dengan
kunci dan dibuat oleh panel maker yang disetujui.

113 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

3. Tiap panel dan unit mesin harus digrounded dengan tahanan


pentanahan kurang dari 2 ohm.
4. Pengkabelan untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam
conduit.
5. Penarikan kabel feeder dengan tidak diperbolehkan ada sambungan
6. Radius pembelokkan kabel minimum 15 kali diameter kabel
7. Starter Motor :
Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus memakai
otomatik star–delta starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.

29.4. PENGUJIAN
29.4.1. Umum
- Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian
disediakan oleh pelaksana Kontraktor.
- Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3 (tiga)
hari kerja sebelum mulai pelaksanaan pengujian.
- Dalam masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistim dengan
baik, maka pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut & mengulangi
pengujian lagi.
- Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa
dan lain-lain, harus dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.
29.4.2. Pipa dan Jaringan Pipa
29.4.2.1. Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua)
kali tekanan kerja selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan uji.
Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih = 12 atm. Selanjutnya
sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk pertama kalinya
dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan “desinfektansi”
terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang disetujui). Pada prinsipnya
pengetesan dilakukan dengan cara bagian perbagian atau panjang pipa
max. 100 meter.
29.4.2.2. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan
dengan test rendam dengan air selama 8 jam.
29.4.3. Pompa
Semua pompa harus diuji sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir
dan total head berdasarkan peralatan mesin (sesuai dengan penawaran) yang
dipasangnya atau mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.
29.4.4. Reservoir
Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan

114 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

tinggi air.
Semua peralatan harus dapat berfungsi dengan baik.

Pasal 30
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

30.1. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan yang diuraikan di sini adalah lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar
bangunan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-Syarat Khusus Teknik ini.

30.2. PRINSIP PENYEDIAN LISTRIK


Sumber daya listrik utama bagi GEDUNG MULTI FUNGSI ini diperoleh dari
jaringan tegangan rendah 220/380 V PLN dari GARDU sumber existing , diterima
oleh Main Distribution Panel (MDP) yang diletakkan di Ruang Panel lantai 1.
Daya dari bangunan Ruang Panel existing tersebut disalurkan ke Panel MDP
kemudian dibagi ke panel-panel daya / penerangan, panel AC gedung secara radial
dengan sistem distribusi tegangan rendah tiga fasa - empat kawat 220/380 V
mengikuti sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman).

30.3. TEKNIK PELAKSANAAN


Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai
suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /
pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya
oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah-terima
dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi
/ syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan
yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknik atau
gambar dokumen. Pekerjaan ini meliputi :
30.3.1. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel MDP, SDP (Sub
Distribution Panel) & PANEL2 tegangan rendah.
30.3.2. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /

115 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

penerangan. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel /


konduktor pentanahan netral / badan panel.
30.3.3. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel daya jenis NYY untuk
penghubung antarpanel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju
pompa air bersih & AC.
30.3.4. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur
penerangan, baik penerangan dalam bangunan maupun penerangan luar
bangunan.

30.4. KETENTUAN INSTALASI


30.4.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak),
saklar, kotak-kotak tarik (pull box), kabinet / panel daya, kabel, alat-alat
bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah
220/380 V dan penerangan

1. Kotak-kotak (doos) Outlet.


a. Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE
atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box
empat persegi atau segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya
yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.
b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat
yang diperlukan.

Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran
conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang
ditunjuk atau dipersyaratkan.
c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe
yang diberi gasket tahan cuaca :
 tempat-tempat yang kena matahari.
 tempat-tempat yang kena hujan.
 tempat-tempat yang kena minyak.
 tempat-tempat yang kena udara lembab.
 tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
d. Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

2. Saklar dan Stop Kontak.


a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk

116 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

saklar dinding dan receptacles otlet harus dari bahan galvanized steel dan
tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm untuk peralatan
tunggal dan 11,9 cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi
gang untuk lebih dari dua peralatan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum
10 A/250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan
tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian
140 cm di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai
atau sesuai dengan petunjuk Direksi / Pengawas. Saklar dan Stop Kontak
ex BERKER atau setara.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.
d. Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya
mempunyai bentuk yang tetap.

3. Kabel-kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan
dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel
instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti
disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang
diijinkan adalah 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem
remote control yang kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan
kabel dengan ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk
kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit
atau dipasang di atas rangka plafon atau menempel pada pelat lantai di
atas ruang sesuai dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di

117 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

dalam bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian konduit


oleh kabel- kabel maksimum adalah sebesar 40 %. Kabel merek
SUPREME atau setara (4 besar).
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel
instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil
adalah 2,5 mm2, kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem yang
pemakaian kontrol pada sistem remote yang kurang dari 30 meter
panjangnya (bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2).
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burrial)
harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan
pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.
Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah, harus dilakukan
dengan alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan rendah jenis
epoxy resin
- cold pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang
benar- benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti
anjuran abrik pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh
hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat
isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merek SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex
RAYCHEM atau setara.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension
dan daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan
panel daya ke saklar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana
ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop
kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high-
impact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2,
kecuali tercatat lain.
Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 volt yang
panjangnya lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama
harus mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar
arus minimum 20 A).
d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan -
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan
stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat

118 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

secara elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression


atau soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus
dihubungkan pada konduktor - konduktor dengan baik sedemikian rupa,
sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang
yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
e. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet,
PVC, varnished cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus
dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran Direksi / Pengawas
atau pabrik pembuatnya.
f. Pemasangan Kabel.
1) Pemasangan di Permukaan.
a) Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact
heavy gauge, dipasang di permukaan pelat beton langit-langit
dengan klem pendukung yang sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti
karat. Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi
dan teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali diameter kabel).
Konduit ex CLIPSAL atau setara.
b) Kabel Daya Penghubung Antarpanel.
Kabel-kabel daya diletakkan di atas cable tray, di klem pada
cable tray dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel).
Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan
secara rapi dan digantung atau disangga secara kokoh dengan
penggantung / penyangga besi yang diklem ke pelat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus
menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem,
besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk
kabel yang dipasang horizontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada
biaya pemasangan kabel tersebut.
2) Pemasangan di Dalam Dinding.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam
dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy
gauge dengan ukuran minimum 3/4".
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan
setelah pipa selesai ditanam.
3) Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.

119 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

g. Penggunaan Warna Kabel.


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan
fasa, netral dan nol harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL
1987, yaitu :
1) Sistem tegangan 220 V, 1 fasa : Hitam : fasa
Biru : netral
kuning/hijau : pentanahan
2) Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa : Merah : fasa R
Kuning : fasa S
Hitam : fasa T
Biru : netral (N) kuning/hijau : pentanahan (G)
h. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa
pendukung.
i. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau
langit- langit.

4. Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi kabel.
a. Ukuran.
Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL
dan lain-lain.
Diameter minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan
faktor pengisian kabel maksimum 40 %.
b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan
uPVC high-impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan
BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari
jenis heavy gauge galvanized welded steel yang memenuhi persyaratan
BS 4568 : part I & II class 4.
c. Pemasangan.
1) Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi
dilakukan dengan jalan membobok dinding beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya,
sesuai dengan ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai

120 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

dengan kondisi semula.


Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung
konduit harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-
kotoran lainnya.
2) Race Way yang Dipasang di Permukaan.
Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak-lurus dengan dinding bagian struktur
atau pertemuan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit. Apabila
beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit, harus
digunakan klem- klem khusus untuk pipa sejajar. Ujung-ujung pipa
pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat. Semua
ujung pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi dengan plat
kuningan yang sesuai. Untuk daerah yang lembab, semua peralatan
pembantu, fitting-fitting, klem dan lain-lainnya harus digalvanisir
atau di cat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa
bebas dari permukaan korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus
dicat satu jalan sebelum dipasang, dan sekali lagi sesudah dipasang,
dengan warna yang ditentukan oleh Direksi / Pengawas. Untuk
mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat
dengan warna sebagai berikut :
a) Pipa penerangan dan daya - orange
b) Pipa intercom / telepon - hijau
3) Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah.
Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil,
harus mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar
sebelum dipasangkan. Di atas race way tersebut harus diberi patok
penunjuk. Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas medium
yang memenuhi standar SII.
4) Race way Melintas / Menembus Dinding.
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit
dan lain- lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak
mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air), api dan asap.
5) Konduit Logam Flexibel Tahan Air.
Konduit logam flexibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi di
mana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam
atmosfir yang korosif, lembab atau berupa minyak. Termasuk dalam
hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor
pompa. Suatu bungkus (sheath) yang tahan cairan dari polivinyl
chlorida (PVC) harus menonjol pada inti baja yang flexibel.
Sambungan antara konduit yang kaku, fitting dari konduit dan
sebagainya dengan konduit fleksibel harus dibuat dengan fitting
jenis "insulated throat type" yang dianjurkan oleh pembuat dari
konduit logam tahan cairan tersebut.
Suatu konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan
pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh race way /
konduit ini.

121 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

6) Pengakhiran dan Sambungan.


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet
dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating bushing
insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau "fibre minded" yang
dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak
mengurangi kontinuitas dari sistem grounding dari race way.
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis
yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan
sistem penguncian interlock compressed.
7) Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.
Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang
terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit,
saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan
penutup metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk
pentanahan penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya
konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini, harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri
yang terbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi. Luas
penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 mm2 dan
dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor
pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang
disetujui oleh Direksi / Pengawas. Tahanan pentanahan yang
disyaratkan adalah maksimum 2 ohm.

5. Panel Tegangan Rendah dan Perlengkapannya


a. U m u m.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,
indikator, magnetic contactor, accessories, peralatan-peralatan dan barang-
barang lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang sempurna dari
segenap sistem dan peralatan-peralatannya. Kontraktor harus dapat membuktikan
bahwa telah memiliki pengalaman yang luas di bidang manufacturing dan
perencanaan panel-panel tegangan rendah dan dapat memberikan keterangan
bahwa panel-panel tersebut telah beroperasi dengan baik selama paling sedikit 3
tahun. Penawaran harus meliputi reference list sebagai suatu bukti.
b. Panel-panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali ditentukan
lain.
Seluruh assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan
minimum dengan penyesuaian dan/ atau penambahan seperti disyaratkan di
bawah ini :
1) Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat dari plat
baja (metal clad) dengan ketebalan minimum 1,7 mm.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta termal akibat

122 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

hubung- singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).


Panel harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi- sisinya.
Bagian bawah dan atas panel dilengkapi dengan pelat penutup yang bisa
dilepas.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.
Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi
dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol,
daya dan lain-lain harus dipasang pada sisi belakang dari penutup yang
berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grill (louvres) ventilasi untuk
membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada
nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam standar VDE/IEC untuk peralatan
yang tertutup.
Penutup panel bagian belakang harus mempunyai lubang sekrup untuk
pemasangan secara kokoh menempel ke dinding.
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna
terhadap kemungkinan terkena percikan air.
Tebal pelat baja yang digunakan minimum 1.7 mm.
2) Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti ditunjuk dalam
gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan boleh berbeda
menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh bahwa fungsi dan
operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus diikuti
dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan bangunan
(konstruksi).
Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangun dan
ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-singkat yang terjadi pada lokasi
tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur untuk
menjamin daerah kontak yang baik.
3) Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch machine.
Untuk menjaga benda-benda asing masuk melalui lubang tersebut, pada
bagian dalam harus diberi lapisan pelat yang juga dilubangi (di-punch).
4) Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papan nama
yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus daya dan dapat
dilihat dengan mudah.

Cara-cara pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari


pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya. Keterangan
mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.
Mimic diagram berwana biru harus dipasang pada pintu, lengkap dengan
komponen-kompo- nen dan tanda-tanda untuk komponen tersebut.

123 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

5) Cadangan Sambungan di Kemudian Hari.


Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan - ruangan
tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan, terminal, klem-
klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang
dipasang di kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan di kemudian hari dapat berupa peralatan baru,
misalnya saklar, pemutus daya, kontaktor dan lain-lain.
6) Bus-Bar / Rel Daya.
Bus-Bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara mendatar
dengan rapi sepanjang panel di dalam ruang yang berventilasi.
Jarak antar rel daya harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya di
dalam PUIL 1987. Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard
drawn high conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak
pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban terpasang.
Ukuran bus-bar disesuaikan dengan peraturan PUIL 1987 (daftar no. 630 -
D1 -D4 / PUIL 1987).
Semua Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang
terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya
porselin atau moulded insulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan
gaya mekanis yang terjadi akibat arus hubung-singkat.
Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut
PUIL. Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70 oC.
Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas penuh (full
neutral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan yang
telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan dilengkapi dengan klem
untuk pengaman dari peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini,
konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar dengan arus
lebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-batang tembaga dari
jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus yang lebih kecil, diijinkan
menggunakan kabel berisolasi PVC (NYY atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan
ukuran-ukuran dari bus-bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan
disediakan cara-cara untuk penyambungan di kemudian hari.
Apabila saluran keluar (outgoing feeder) yang menuju ke satu teminal terdiri
atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan menumpuk lebih dari 2 (dua)
buah sepatu kabel pada satu terminal atau bus-bar.
Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara memasangkan batang
tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu kabel tersebut pada satu
terminal yang berlainan.
7) Alat-alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur seperti
yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan amperemeter selector switch (ASS / saklar pindah), pada
saat pemindahan pengukuran arus, saklar pindah untuk amperemeter harus

124 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

berada pada posisi off, dan pada posisi ini trafo arus harus dalam keadaan
terhubung-singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk dipasang
secara tegak lurus di pintu panel.
Kelas alat ukur yang paling tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar
(minimum 90o), skala
linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan ukuran 144
mm x 144 mm. Posisi dari saklar putar untuk voltmeter dan amperemeter
harus ditandai dengan jelas.
a) Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban lebih sebesar
120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2 jam dan dilengkapi
dengan penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk menandai
besarnya arus beban penuh.
Amperemeter harus mampu untuk menahan pergerakan yang timbul
akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang rapat
(compressed) untuk keperluan pembacaan arus start tersebut.
Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol
(zero adjusment) berupa sekrup pemutar di bagian depan.
b) Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan mempunyai skala
penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang di sisi daya masuk melalui
sikring pengaman jenis HRC dengan arus nominal 3 A. Pada voltmeter
harus terdapat mekanisme pengatur penunjukan nol (zero adjustment)
berupa sekrup pemutar di bagian depan.
8) Trafo Arus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan (indoor
type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang sesuai dengan
standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.
Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan gaya-gaya
mekanis yang timbul pada waktu terjadinya hubung-singkat 3 fasa simetris.
Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan dengan
kWh-meter dengan syarat tidak mengurangi ketelitiannya (kapasitas burden
mencukupi).
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus
(terpisah).
9) Kabel-Kabel Kontrol
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang di
pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi terhadap
kerusakan mekanis.
Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt. Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun
pengukuran harus dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran kabelnya dan
dikencangkan dengan alat penekan (press-tang / kerf tang) secara baik,
sehingga dapat dicegah terjadinya hubung longgar (loose contact).
Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada terminal
peralatan harus cukup kencang dan kokoh.

125 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

10) Merk Pabrik.


Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik.
Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan atau
dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
11) Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.
a) Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)
Untuk pemutus daya cabang dengan arus antara 80 A sampai dengan
800 A digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker
- MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC
157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi 40 oC (fully tropicalized)
dan mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC dengan rating 1000
VAC.
 MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.
 Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus terbuat
dari bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak - kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).
 Mekanisme operasi harus dari jenis " quick make" dan "quick
break" secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya sewaktu
opening, closing maupun trip. Mekanisme ini harus trip-free
untuk mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
 Handel togel MCCB harus dapat membuka semua kutub (kontak
utama) secara bersamaan (simultan).
 Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus
menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.
 MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing -
masing kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus beban
lebih (overload - inverse time) secara mekanis dengan bimetal,
pengatur arus hubung-singkat (overcurent -
instantaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).
b) Miniature Circuit Breaker (MCB).
MCB digunakan untuk arus kurang dari 80 A, harus memenuhi
persyaratan B.S. 4752/Part 1 1977 atau IEC157.1 (fully tropicalized),
mampu beroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating
1000 VAC.
 MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.
 Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari
bahan silver/tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).
 Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah
kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
 Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub

126 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

(kontak utama) secara bersamaan (simultan).


Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus
menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.
 MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih
(overload-inverse time) secara mekanis dengan bimetal
dan arus hubung-singkat (overcurent-instantaneous) secara
mekanis dengan solenoid (magnetis).
Arus nominal dari MCCB dan MCB harus sesuai dengan gambar,
dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan dengan
letak pemutus daya tersebut.
12) Terminal Pembantu.
Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakan
beberapa kabel yang disatukan pada terminal tersebut, Kontraktor harus
juga menyediakan terminal pembantu yang diperlukan.
Terminal pembantu tersebut harus terbuat dari bahan yang sama dengan
terminal utama dengan kapasitas hantar arus yang sesuai dan dilubangi
sesuai dengan ukuran sepatu kabel yang digunakan. Setiap mur-baut
yang digunakan harus dikencangkan dengan baik agar terhindar dari
kemungkinan hubungan-longgar (loose contact).

6. Peralatan Penerangan.
a. U m u m
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta
alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari
semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk
pada gambar-gambar.
b. Kualitas dan Pengerjaan.
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus
harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar
komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau
seperti yang disyaratkan di sini. Armatur ex PHILIPS atau setara.
c. Jenis Armature.
1) Lampu Pendant
 Rumah lampu terbuat dari plat Aluminium tebal minimal 0.5 mm
dengan cat powder coating Request Color by owner.
 Tali penggantung kawat seling.
 Louver dibuat dari sheet steel.
 Daya yang dipakai adalah sesuai dengan gambar perencanaan.
 Type dari ballast yang digunakan adalah electromagnetic.
 Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) atau
sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas.
2) Lampu TL LED
 Type Recessed Mounted
 TL-LED yang sesuai dengan gambar perencana dan jenis lampu
harus melalui persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
3) Lampu Tabung ( Down Light )

127 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

 Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium tebal


minimal 1.2 mm.
 Braket penggantung terbuat dari plat baja tebal 0.8 mm finishing.
 Type dari ballast yang digunakan adalah electromagnetic.
 Lamp holder menggunakan standard E - 27.
 Diameter dari kap lampu minimal 150 mm.
 Lampu yang dipakai dari jenis lampu LED atau sesuai gambar. Contoh
harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
4) Lampu Strip Light
 Model Lampu Strip light (lampu selang)
 Panjang per 5 meter LED 2 watt per LED
 Lampu LED dengan Warna (Natural White) atau sesuai dengan
persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas
d. Kotak-Kontak dan Saklar
1) Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata
adalah tipe pemasangan masuk / inbow (flush mounting).
2) Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan
mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow)
mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang
bulat.
3) Flush-box ( inbow doos ) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan
push button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
4) Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali
ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water dicht
(WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau
sesuai gambar
e. Konduit
1) Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High
Impact.
2) Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.
f. Rak kabel / cable Tray
1) Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan.
2) Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung
maximum 1 meter.
3) Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan
berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum dicat
akhir dengan warna abu-abu.
4) Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.
g. Pemasangan.
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang
yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Direksi /
Pengawas.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan lain yang
perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik.
Baris armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-
betul lurus.

128 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak


boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan permukaan -
permukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan
(grounded).
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan tersebut
harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta
bebas dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus
menyala secara lengkap.
30.5. PENGUJIAN DAN PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM
30.5.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing), penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan
listrik yang dipasang.
30.5.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan
kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta
penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh
kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
30.5.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Direksi / Pengawas antara lain :
30.5.3.1. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik
perbagian (section) maupun keseluruhan (overall).
30.5.3.2. Pengujian pentanahan panel.
30.5.3.3. Pengujian kontinuitas konduktor conductor.
30.5.3.4. Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel
daya. e. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
30.5.3.5. Load testing.
30.5.3.6. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan
overload) dan mencatat data setelan yang dilakukan.
30.5.3.7. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan
dari PLN atau badan resmi yang ditunjuk Direksi / Pengawas.
30.5.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya.

30.6. SISTEM PENNGKAL PETIR


30.6.1. Pekerjaan yang harus diselesaikan adalah meliputi penyediaan material
lengkap dan pemasangan instalasi penangkal petir, type penangkal petir
konventional.
30.6.2. Bahan-bahan
1. Spitzen tembaga yang dipasang pada atap sesuai gambar kerja
2. Down Konduktor memakai copper dilengkapi dengan earth pit.
3. Grounding dengan memakai copper rod ukuran 5/8 sepanjang kira-

129 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

kira 10 m dan harus mencapai permukaan air tanah.


30.6.3. Syarat-syarat Teknis dan Pelaksanaan
Pemborong pelaksanaan pekerjaan penangkal petir bertugas menyelesaikan
pekerjaan ini secara menyeluruh mulai dari penyediaan material,
pemasangan dan pengukuran tahanan tanah.
Tiang spitzen dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mudah roboh terkena
angin atau getaran setempat, misalnya dengan memberikan pondasi yang
kuat.
Down conductor langsung' dihubungkan penyangga dan turun kebawah
melalui shall.
Grounding system dilengkapi dengan bak kontrol yang terletak semaksimal
mungkin dari pondasi terdekat dan tahanan tanah harus dibawah tahanan
dari system lebih kecil dari 2 ohm yaitu dengan mengadakan resistivity test
dari tanah dan hasil tersebut dipakai untuk menghitung tahanan dari system
secara keseluruhan.
Persyaratan Instalasi
a. Pemborong diharuskan meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya mendapat Surat
Perintah Kerja. Ajukan usulanusulan kepada Direksi/Perencana apa yang perlu
dirubah atau diatur kembali agar supaya semua peralatan dalam sistim dapat
ditempatkan dan bekerja sebaik-baiknya.
1. Sebelum melakukan pekerjaan atau pemesanan peralatan, lakukan
pengukuran-pengukuran dengan teliti peil-peil dalam proyek menurut keadaan
sebenamya.
2. Apabila ada perbedaan antara pengukuran dilapangan dengan gambar-gambar,
ajukan data-data penyimpanan kepada Direksi/Perencana.
b. Pemborong harus membuat lay-out dari peralatan dan menentukan dengan tepat
koordinat-koordinat sesuai dengan gambar kerja dan keadaan yang sebenarnya
dilapangan dan bertanggung jawab sepenuhnya atas ketelitiannya.
c. Semua bahan instalasi dan bahan peralatan sebelum dibeli atau dipesan atau masuk
keproyek harus mendapat persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.

d. Pemborong harus membuat gambar detil pemasangan dan Shop Drawing mengenai
pemasangan detil Splitzen tembaga pada atap Zincalumn dan harus mendapat
persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.

Pasal 31
PEKERJAAN SISTEM FIRE ALARM

31.1. LINGKUP PEKERJAAN


Secara garis besar lingkup pekerjaan fire alarm adalah seperti yang tertera di spesifikasi

130 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

ini. Namun kontraktor tetap diwajibkan untuk melaksanakan

pekerjaan, sesuai yang tertera didalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen


tambahan seperti yang tertera didalam berita acara rapat penjelasan lelang (aanwijzing).
1. Melaksanakan
a. Seluruh instalasi fire alarm dalam bangunan.
b. Seluruh instalasi sistem MCPFA.
c. Seluruh instalasi pentanahan.
d. Seluruh instalasi :
-
Detector.
-
Alarm bell.
-
Flasher lamp.
-
Central fire alarm.
-
Fire intercom.
-
Modul-modul untuk interface.
-
Interface dengan sistem terkait.
e. Testing, comminssioning dan training serta menyerahkan buku technical
manual.
2. Menyediakan dan memasang semua keperluan feeder dan pendukungnya
a. Dari sisi rack kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
b. Dari sisi MCPFA ke JBFA.
c. Dari sisi JBFA dibawahnya ke JBFA diatasnya.
3. Menyerahkan 3 set gambar kerja (shop drawing) instalasi fire alarm untuk
diberikan kepada :
a. Pihak pemilik gedung (Owner) sebanyak 1 (satu) set.
b. Pihak perencana sebanyak 1 (satu) set.
c. Didistribusikan ke kontraktor yang terkait sebanyak 1 (satu) set.
d. 2 set gambar as-built dan 1 set gambar as-built (berbentuk CD & kalkir).
4. Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam proyek ini antara lain :
a. Sistem description dan prinsip operasi sistem fire alarm.
b. Instalasi dan instruction fire alarm.
c. Connection diagram fire alarm.
d. Shipping dokumen untuk peralatan fire alarm pada proyek yang dikerjakan.
e. Surat dukungan dari principal yang memegang merk.
f. Fotocopy sertifikat standart approval sesuai dengan persyaratan dan
peraturan umum.
5. Melaksanakan pemeliharaan selama 1 (satu) tahun dan memberikan jaminan
peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang didalam
bangunan berfungsi dengan baik.
6. Memasang nama-nama zone pada modul-modul dan jumlah zone pada panel,
berupa tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.

31. 2. PERSYARATAN DAN BAH AN


Syarat-syarat Dasar
a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau
hasil perbaikan.

131 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

b. Material atau peralatan harus mempunyai


spesifikasi yang jelas dan kapasitas yang cukup.
c. Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
d. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta
dengan syarat:
- Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan pertambahan panel maupun bahan.
- Tidak meminta pertambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan mutu.
- Tidak boleh merubah sistem yang sudah baku (re-engineering).

31.2.1. Sistem fire alarm yang digunakan adalah Semi Addressable Alarm
System.
31.2.2. Perencanaan pemasangan detector sudah berdasarkan :

a. Tinggi Ruang

Tinggi Max (m) Heat Photoelectric Smoke


Detector
0 - 7.5 cocok tidak sangat cocok
7.5 - 10 cocok tidak sangat cocok
10 - 20 cocok cocok

b. Area Pencakupan

Detector (m) 2
Area (m ) pada tinggi 3 m
Heat 25 – 46
Smoke detector 50 – 92

c. Pemilihan Jenis Detector

Jenis Ruangan Detector

132 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

M&E room Pantry / detector Photoelectric smoke detector Rate


kitchen Ruang kelas Ruang of rise heat detector dan gas detector
kontrol Fixed temperature heat detector Photoelectric
smoke detector Photoelectric smoke detector
Office, Lobby, corridor
Photoelectric smoke detector
Ruang staff
Rate of Rise heat detector

31.2.3. Type detector yang dapat dipilih berdasarkan kecanggihan sistem yang ada
pada detector tersebut :
- Conventional detector adalah detector yang dapat mendeteksi sinyal
kebakaran berdasarkan daerah atau zone area, detector conventional
tidak dapat membedakan alarm palsu atau benar-benar alarm.
31.2.3. Detector Panas tipe Temperature Konstan (Fixed Temperature)
31.2.3.1. Conventional electronic. Kriteria Penggunaan
31.2.3.2. Sesuai untuk ruangan dengan ketinggian ruang tidak melebihi 6
m.
31.2.3.3. Sesuai dipakai pada tempat yang sering berasap dan berdebu
serta temperature sekelilingnya sering berubah.
2
31.2.3.4. Luas daerah yang dapat dideteksi sebesar 25 - 46 m .
31.2.3.5. Jarak antara detector tidak melebihi 6 m.
31.2.3.6. Jarak antara detector dan dinding tidak melebihi 3 m.
31.2.3.7. Kepekaan : pada aliran udara 1 m/sec dan diatas temperature
maximum 57 - 60 C, bereaksi dalam 25 - 50 detik.
31.2.4. Detector Panas (Rate of Rise / ROR)
31.2.4.1. Conventional electronic. Kriteria Penggunaan
31.2.4.2. Sesuai untuk ruangan dengan ketinggian ruang tidak melebihi 6
m.
31.2.4.3. Sesuai dipakai pada ruang yang temperature sekelilingnya
relative konstan.
31.2.4.4. Dilengkapi dengan sensor suhu maximum pada 57 C.
2
31.2.4.5. Luas daerah yang dapat dideteksi sebesar 25 – 46 m .
31.2.4.6. Jarak pemasangan antara detektor tidak melebihi 6 m.
31.2.4.7. Jarak antara detektor dan dinding tidak melebihi 3 m.
31.2.4.8. Kepekaan : pada aliran udara 0.85 m/sec dan 30 C
diatas temperature sekeliling, bereaksi dalam 30 detik.
31.2.5. Detector Asap Photoelectric (Photoelectric Smoke Detector)
31.2.5.1. Conventional type. Kriteria Penggunaan

133 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

31.2.5.2. Cocok digunakan pada ruangan dengan ketinggian lebih dari 6


m.
2
31.2.5.3. Luas daerah yang dapat dilindungi sebesar 5 – 95 m pada
ketinggian plafond 4 – 20 m.
31.2.5.4. Sesuai dipakai pada ruangan yang berisi material yang akan
mengeluarkan asap jika terbakar.
31.2.5.5. Jarak pemasangan antara detektor tidak melebihi 10 m.
31.2.5.6. Jarak antara detektor dan dinding tidak melebihi 6 m.
31.2.5.7. Kepekaan : 0.8 – 1.5% per ft smoke obscuration.
31.2.5.8. Detector asap photoelectric dilengkapi dengan time delay dan
sensitivity adjustable.
31.2.6. Detector Gas
- Conventional type. Kriteria Penggunaan
- Cocok digunakan di area penyimpanan gas.
- Sesuai dipakai di daerah pantry.
- Sesuai dipakai di café dan restaurant.
- Cocok digunakan di area yang mudah terbakar karena gas.
- Jarak pemasangan detector dengan lantai tidak boleh lebih 30 cm.
31.2.7. Titik Panggil Manual
- Conventional type. Kriteria Penggunaan
- Sesuai untuk ruangan yang terbuka dan sering dilalui orang.
- Ditempatkan didekat setiap jalan keluar dan pada hydrant box.
- Jarak maximum antara titik panggil manual 60 m.
31.2.8. Bel Tanda Bahaya
- Conventional type. Kriteria Penggunaan
- Jarak maximum antara titik panggil manual 60 m.
- Ditempatkan secara tersebar pada setiap lantai sehingga dapat menimbulkan
kuat suara tidak kurang dari 70 dB disetiap tempat dilantai yang bersangkutan.
31.2.9. Fire Intercom
- Conventional type. Kriteria Penggunaan
- Sesuai dipakai pada waktu terjadi kebakaran apabila HT sudah tidak dapat
digunakan.
- Cocok digunakan pada waktu keadaan darurat

31.2.10. Flasher Lamp


31.2.10.1. Suatu alat yang dipakai untuk memberikan indikasi alarm secara

134 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

visual pada saat diberi catudaya oleh sentral (MCPFA).


31.2.10.2. Conventional type. Kriteria Penggunaan
31.2.10.3. Jarak maksimum antara titik flasher lamp ± 60 m.
31.2.10.4. Ditempatkan secara tersebar pada setiap lantai sehingga dapat
terlihat berkedip (flasher) pada jarak tertentu, sehingga dapat
mengingatkan atau memberi peringatan kepada penyandang cacat
(tuna rungu) untuk tetap waspada dan menanyakan apa yang
sedang terjadi.
31.2.11. Remote Lamp
- Diletakkan diatas pintu (harus kelihatan dari corridor).
- LED, 24 Vdc connected to smoke detector atau detector lainnya.

31.2.12. Interface Modul / Zone Adaptor Modul (ZAM)


Zone adaptor module digunakan untuk memonitor flow switch, gas detector,
conventional detector dan untuk mengontrol panel listrik AC serta pressurize
fan.
a. Sebuah addressable interface module disediakan untuk mengintek
faceman normally open direct contact device ke sebuah addressable
iniating circuit.
b. ZAM dipasang pada box panel (junction box) dan memakai daya 24
Vdc dari dua pasang kawat.
c. Ada beberapa jenis ZAM antara lain :
- Fire monitoring module.
- Input bell control module.
- Bell control module.
- Contact output module.
- Gas leakage module.
- Isolator module.
Fire Monitoring Module - 4 line
Untuk memonitor detector conventional type 2 kawat. Module ini
memiliki arus dan harus memberitahukan status zone (normal, alarm,
trouble) kepada panel kontrol. 1 unit module mempunyai kapasitas
1 zone dan yang terpakai harus tidak boleh lebih dari 3 zone karena
1 zone untuk spare.

Input Monitoring Module - 4 line


Digunakan untuk memonitor flow switch, tamper switch, push

135 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

button atau peralatan yang tidak memerlukan arus / tegangan. 1 unit


module mempunyai kapasitas 4 zone dan yang terpakai harus tidak boleh
lebih dari 3 zone karena 1 zone untuk spare.
Bell Control Module - 1 line
Digunakan untuk mengaktifkan alarm bell, flasher lamp, 1 bell control
modul dapat mengaktifkan atau mengontrol 10 alarm bell atau 10 flasher
lamp.
Contact Output Module - 4 line
Digunakan untuk mengontrol lift, shutdown panel. 1 unit module
mempunyai kapasitas 4 zone dan yang terpakai harus tidak boleh lebih
dari 3 zone karena 1 zone untuk spare.
Gas Leakage Module - 4 line
Digunakan untuk memonitoring kebocoran gas harus digunakan modul
yang khusus untuk hal tersebut sehingga sinyal yang diterima MCPFA
benar-benar berupa sinyal yang mengidentifikasi adanya kebocoran gas
/ tidak boleh bersifat supervisory. 1 unit module mempunyai
kapasitas
4 zone dan maximum 1 unit modul hanya dapat mengontrol 3 zone gas
detector, 1 untuk spare.
Isolator Module - 1 line
Digunakan untuk melindungi instalasi looping dari terjadinya arus
hubung pendek yang bisa berakibat merusak panel MCFA maupun zone
adaptor module. Minimal dibutuhkan 3 buah per looping.
31.2.13. Master Control Panel Fire Alarm (MCPFA)
31.2.13.1. Semi addressable type. Kriteria Penggunaan
31.2.13.2. Panel S e m i addressable cocok digunakan
pada gedung yang ingin diketahui kejadiannya
sampai ke area / ruangan terkecil.

a. Inteligent Fire Alarm Panel


- Operating voltage : 24 V DC

- Power supply : 110 / 230 V AC


- Temperature :0 C to 49 C
- Humidity : 93% RH, non-condensing

- Approval : UL, ULC, CSFM, MEA, FM, CE

- Maximum no control loop : 10 loops per panel


- Maximum no of addressable
module per loop : 125 – 250
31.2.13.2.1. Max no of addressable detector per loop : 125 – 250

136 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

31.2.13.2.2. Signal line : 24 V DC


31.2.13.2.3. Power consumption standby : 180 – 250 VA
31.2.13.2.4. Alarm condition : 368 – 770 VA
31.2.13.2.5. Signal line : 2 wire transmission max. 2 km
31.2.13.2.6. Maximum no of addressable detector per panel : 1250 -
2500
31.2.13.2.7. Maximum no of addressable modul per panel : 1250 -
2500
31.2.13.2.8. Maximum no of LCD annunciator panel : 64 unit
31.2.13.2.9. Display : LCD panel
31.2.13.2.10. Type : Wall mounting / standing
31.2.13.2.11. UPS : Sesuai gambar system b.
Manual Call Point
31.2.13.2.12. Colour : Red
31.2.13.2.13. Switching : Single pole change-over
31.2.13.2.14. Contact rating : 30 V dc / 3.0 A
31.2.13.2.15. Dimensions : 87 mm (H) x 87 mm (W)
31.2.13.2.16. Construction : Modified polyphenylene oxide
31.2.13.2.17. Temperature : -30 to +70 C
31.2.13.2.18. Approvals : UL, CFSM, MEA

c. Alarm Bell
- Operating voltage tange : 19.2 to 26.4 Vdc (24 Vdc
- Average current draw : 0.03 A
- Diameter : 6"
- Sound output (dB) : 85
- Finish : Red
- Approvals : UL, CFSM, MEA
d. Flasher Lamp
- Type : Surface mounting
- Rated voltage : 19.2 – 28.8 Vdc
- Average current draw : 35 mA – 80 mA
- Candela : 60 – 100 per minute
- Colour : Red

b. Conventional Photoelectric Smoke Detectors


31.2.13.2.18.1. Unique flat response technology
31.2.13.2.18.2. Improved noise immunity

31.2.13.2.18.3. Custom designed steel mesh

137 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

31.2.13.2.18.4. Removable chamber


31.2.13.2.18.5. Twin LED indicator lamp
31.2.13.2.18.6. Anti tamper locking mechanism
31.2.13.2.18.7. Rated voltage : 24 Vdc
31.2.13.2.18.8. Working voltage range : 15 Vdc ~ 30 Vdc
31.2.13.2.18.9. Current consumption : 35 μA at 30 Vdc
31.2.13.2.18.10. Light source : Infra red LED
31.2.13.2.18.11. Operating ambient temp. range : -10 C ~ +50
C
c. Conventional Rate of Rise Heat Detector
31.2.13.2.18.12. LED indication lamp
31.2.13.2.18.13. Operating voltage : 15 Vdc ~ 30 Vdc
31.2.13.2.18.14. Maximum switching current : 100 mA
31.2.13.2.18.15. Heat sensing : Thermistore
31.2.13.2.18.16. Operating ambient temp . range: 50 C
31.2.13.2.18.17. Temperature rate of rise : 8,3 C / minute
d. Conventional Fixed Temperature Heat Detector
31.2.13.2.18.18. LED indication lamp
31.2.13.2.18.19. Operating voltage : 15 Vdc ~ 30 Vdc
31.2.13.2.18.20. Maximum switching current : 300 mA
31.2.13.2.18.21. Heat sensing : Thermistore
31.2.13.2.18.22. Operating ambient temp. range: 60 C
e. Monitor Module
31.2.13.2.18.23. Operating temperature : 0 to 49 C
31.2.13.2.18.24. Humidity : 93% RH, non-condensing
31.2.13.2.18.25. Operating voltage : 15.2 to 42 Vdc (19 Vdc
nominal)
31.2.13.2.18.26. Operating current
 Standby : 250 mA
 Activated : 400 mA
31.2.13.2.18.27. Construction and finish : High-impact
white engineered plastic 1-gang front plate
Front plate identifies the module, FIRE ALARM
MODULE
31.2.13.2.18.28. LED operation : On-board green LED flashes
when polled On-board red LED flashes when in
alarm

138 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

31.2.13.2.18.29. Approvals : UL, ULC, FM, MEA


f. Mini Monitor Module
31.2.13.2.18.30. Operating temperature range : 0 to 49 C
31.2.13.2.18.31. Humidity : 93% RH, non-condensing
31.2.13.2.18.32. Operating voltage : 15 to 32 VDC
31.2.13.2.18.33. Maximum operating voltage : 375 µA (LED
flashing)
g. Control Module
31.2.13.2.18.34. Operating temperature : 0 to 49 C
31.2.13.2.18.35. Humidity : 93% RH, non-condensing
31.2.13.2.18.36. Operating voltage : 15.2 to 41 Vdc (19 Vdc
nominal)
31.2.13.2.18.37. Operating current
 Standby : 223 mA
 Activated : 100 mA
31.2.13.2.18.38. Output rating : * 24 V dc = 2A
31.2.13.2.18.38.1. 25 V audio = 50 W
31.2.13.2.18.38.2. 70 V audio = 35 W
31.2.13.2.18.39. Constuction and finish : High-impact white
engineered plastic 1-gang front plate Front plate
identifies the module, FIRE ALARM MODULE
31.2.13.2.18.40. LED operation : On-board green LED flashes
when polled On-board red LED flashes when in
alarm
h. Isolator Module
31.2.13.2.18.41. Operating temperature range : 0 to 49 C
31.2.13.2.18.42. Humidity : 93% RH, non-condensing
31.2.13.2.18.43. Operating voltage : 15 to 32 VDC
31.2.13.2.18.44. Maximum operating voltage : 255 µA (LED
flashing)
i. Intercom Set
31.2.13.2.18.45. Connection : Phone jack type
31.2.13.2.18.46. Type : Telephone handset m. Gas
Detector (Conventional Type)
31.2.13.2.18.47. Principle of detection : Contact combustion
method
31.2.13.2.18.48. Applicable gas : Liquefied petroleum gas
31.2.13.2.18.49. Power supply : 24 VDC

139 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

31.2.13.2.18.50. Working temperature range : -10 C – 40 C


j . Cabling
- Signal cable : FRC twisted
STP 16 AWG, 1 pair, conduit 3/4"
2
- Power cable : FRC 2 x 2,5 mm
k. Conduit : 3/4" high impact
l. Tray : 300 x 50, 200 x 50, 100 x 50

31.2.14. Kabel yang dipakai untuk instalasi dari modul ke modul harus dari jenis
FRC twisted shielded AWG 16, 1 pair dan dipasang dalam PVC conduit 
3/4". Kabel yang dipakai untuk instalasi masing-masing detector adalah jenis
2
NYA dengan ukuran 2 x (1 x 1.5 mm ) dipasang dalam PVC conduit 
3/4" dengan saddle klem. Kabel untuk outlet fire intercom menggunakan
FRC 3 x 1.5 mm2 yang dipasang dalam PVC conduit Ø 3/4". Kabel power
untuk masing-masing modul menggunakan kabel FRC dengan ukuran 2 x 2.5
2
mm dipasang dalam PVC conduit  3/4". Kabel yang dipakai untuk
instalasi manual push button, alarm bell, flasher lamp, flow switch, tamper
switch, pressurize fan, panel AC dan kontrol lainnya menggunakan
2
kabel FRC 2 x 1.5 mm yang dipasang dalam PVC conduit 3/4". Kabel
yang dipakai untuk instalasi grounding ke setiap terminal box yang ada
2
disetiap lantai menggunakan kabel NYA 4 mm . Kabel yang dipakai untuk
instalasi annunciator menggunakan FRC STP 16 AWG, 2 pair dan kabel
FRC 3 x 1.5 mm2 untuk jack intercom yang ada diannunciator di ruang
security di lantai dasar menggunakan kabel RS 232 dalam PVC conduit
3/4". Kabel yang dipakai untuk ke sentral tata suara adalah FRC 2 x 1.5 mm
dalam PVC conduit 3/4".

31.3. SISTEM KERJA FIRE ALARM

31.3.2. Panel kontrol ini harus addressable yang terdiri dari micro processor CPU
dan power modul, control modul, alarm signal modul, continuous
& internittent, loop modul, panel kontrol harus mempunyai pintu dengan
jendela penyekat. Panel kontrol harus dilengkapi dengan fasilitas general
alarm yang dioperasikan secara manual. Selain itu panel kontrol harus
memiliki kemampuan untuk merelease sistem peralatan pemadam kebakaran
secara otomatis seperti CO2 system, FM 200 system dan lain-lain.
31.3.3. Panel kontrol harus mempunyai fasilitas minimum 3 loops yang dilengkapi
dengan perlengkapan lainnya :
31.3.3.1. Lampu-lampu
31.3.3.1.1. Lampu alarm (merah) dan lampu trouble (kuning)
untuk disetiap address pada address module. Lampu
power ON yang menyatakan sistem mendapat supply

140 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

daya listrik yang sesuai.

141 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

31.3.3.1.2. Lampu AC power failure yang menyatakan adanya


gangguan dari jala-jala listrik yang ada.
31.3.3.1.3. Lampu low battery yang menyatakan bahwa
tegangan back-up battery sudah berada pada level dc
yang rendah.
31.3.3.1.4. Lampu bell circuit trouble yang menyatakan adanya
ke tidak beresan pada rangkaian bell.
31.3.3.1.5. Lampu common alarm yang menyatakan terjadinya
alarm di sistem tersebut.
31.3.3.1.6. Lampu common trouble yang menyatakan terjadinya
trouble di sistem tersebut.
31.3.3.1.7. Lampu common gas leakage yang menyatakan
terjadinya kebocoran gas di sistem tersebut.
31.3.3.1.8. Lampu manual call point (merah) yang
mengidentifikasikan adanya manual call point yang
bekerja.
31.3.3.1.9. Lampu time delay yang mengidentifikasikan proses
time delay sedang berlangsung.
31.3.3.2. Tombol-tombol / Switch
31.3.3.2.1. Reset switch yang berfungsi untuk menormalkan
sistem setelah terjadi trouble atau alarm.
31.3.3.2.2. Silence switch yang berfungsi untuk mematikan
buzzer atau bell bila buzzer itu berbunyi.
31.3.3.2.3. Alarm lamp test switch yang
berfungsi untuk mengadakan pengecekan apakah
lampu-lampu alarm masih berfungsi baik.
31.3.3.3. Fasilitas interkoneksi untuk keperluan :
31.3.3.3.1. Mematikan mesin-mesin AC (air conditioning), lift.
31.3.3.3.2. Menghidupkan lift kebakaran.
31.3.3.3.3. Mengindikasikan bekerjanya control valve pada
sistem fire fighting.
31.3.3.3.4. Mengindikasikan tertutup atau tidaknya control valve
pada sistem fire fighting.
31.3.3.4. Bilamana salah satu detector, manual push button atau flow switch
bekerja maka lampu kontrol pada MCPFA akan menyala serta
buzzer berbunyi sesuai dengan zone area dimana peralatan tersebut
diatas bekerja dan secara otomatis MCPFA akan mengirimkan
tegangan 24 Vdc untuk menyalakan flasher lamp pada seluruh
lantai dimana terdapat zone area tersebut dan juga pada satu lantai
diatasnya sedangkan annunciator yang ada di ruang security akan

142 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

menyala menunjukan letak zone yang sedang bekerja. Selain itu


MCPFA juga mengirimkan tegangan 24 Vdc ke Kontaktor (relay)
yang terdapat pada panel-panel listrik AC untuk mematikan unit
tersebut. Flasher lamp akan tetap menyala / flashing sampai sistem
riset di MCPFA ditekan oleh operator atau security pertanda
keadaan teratasi.
31.3.3.5. Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi maka kita dapat
mengaktifkan general alarm secara manual, dimana seluruh flasher
lamp akan menyala, serta mematikan mesin-mesin AC dan
menurunkan lift penumpang, lift kebakaran ke lantai dasar serta
menghidupkan lift kebakaran.
31.3.3.6. Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan
area lokasinya (zone area) bukan berdasarkan titik lokasinya (letak
detector).
31.3.3.7. Jenis detector yang dipasang pada tempat-tempat umum
disesuaikan dengan fungsi dan luas ruangan.
31.3.3.8. Manual call point yang dilengkapi intercom ditempatkan di
lintasan umum, didalam / dekat hydrant box atau dekat pintu keluar
dari ruangan yang cukup besar.
31.3.3.9. Flasher lamp dipasang pada tempat yang mudah terlihat oleh
umum.
31.3.3.10. Alarm bell mempunyai sound level minimum 5 dB diatas noise
level pada saat keadaan mulai gawat (emergency).
31.3.3.11. Master control panel fire alarm ditempatkan di ruang kontrol
elektronik lantai dasar
31.3.3.12. Annunciator ditempatkan di ruang security.
31.3.3.13. Tahap-tahap evakuasi adalah :
31.3.3.13.1. Apabila terjadi kebakaran disuatu lantai pada zone
area tertentu, maka pada MCPFA akan terindikasi
zone area tersebut.
31.3.3.13.2. Alarm bell pada lantai tersebut serta satu lantai
diatas dan dibawahnya akan berbunyi dan AHU
akan dimatikan pada lantai bersangkutan.
31.3.3.13.3. Kondisi ini memberikan kesempatan pada petugas
untuk memeriksa terjadinya kebakaran apabila bisa
diatasi maka untuk menghindari panic pada panel
MCPFA dapat dimatikan bunyi alarm bell.
31.3.3.13.4. Apabila kondisi tidak bisa diatasi maka dapat
dilakukan petunjuk evakuasi paging dari sentral tata
suara.

143 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

31.3.3.13.5. Kalaupun kondisi diatas tetap tidak bisa diatasi


maka akan diaktifkan general alarm, dimana seluruh
alarm bell akan berbunyi dan lift akan diturunkan
kelantai dasar.
31.3.3.14. Sistem Yang Dibutuhkan
31.3.3.14.1. Adanya gejala sumber api yang bisa menimbulkan
bahaya kebakaran harus bisa diketahui lebih awal,
dengan mengamati gejala-gejala sebagai berikut :
31.3.3.14.1.1. Kenaikan suhu dengan cepat diluar
normal.
31.3.3.14.1.2. Tingkat suhu melebihi tingkat yang
normal.
31.3.3.14.1.3. Kepekatan asap melebihi kepekatan
asap yang normal pada ruangan
yang memang biasanya ada asap
misal pada ruangan dimana orang
diperbolehkan merokok. Sedangkan
pada ruangan yang biasanya tidak
ada asap maka adanya asap
memberikan pertanda adanya gejala
sumber api.
31.3.3.14.1.4. Adanya bunga api (flame).
31.3.3.14.2. Indikasi lokasi api harus memberikan
informasi yang cepat dan effektif kepada
operator, petugas kebakaran, petugas keamanan
gedung dan petugas utility gedung untuk mengambil
tindakan penyelamatan orang dan material serta
tindakan pemadam api.
31.3.3.14.3. Pemberitahuan adanya bahaya api kepada umum
harus bisa selektif sesuai dengan tingkat bahayanya
agar tidak menimbulkan kepanikan dan kemacetan
arus orang. Tetapi bila diperlukan bisa juga all-call
serempak keseluruhan bagian bila keadaan sudah
sangat gawat. Sistem tanda bahaya atau
pemberitahuan emergency harus mendapat
prioritas pertama (dominant) mengatasi (override)
system background music, panggilan atau acara-
acara lainnya.
31.3.3.14.4. Dalam keadaan supply listrik dari PLN terputus,
sistem ini harus di backup oleh supply cadangan
selama 24 jam agar sistim masih tetap bisa
mendeteksi api. Back-up dilakukan oleh batere dan
genset. Sedangkan dalam keadaan sistem diaktifkan
oleh adanya sumber api dimana sistem kontrol,

144 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

monitoring dan alarm bell harus dibunyikan maka


untuk menghindari bahaya orang terkena arus
hubung singkat ada kemungkinan aliran listrk dari
PLN maupun dari genset diputuskan, maka sistem
ini harus tetap sanggup bekerja dengan supply dari
batere selama 4 jam (general alarm).
31.3.3.14.5. Sistem harus effektif, tidak berlebihan, murah tapi
bisa dipromosikan sebagai sistem yang cukup
memberikan rasa aman.
31.3.3.14.6. Sistem alarm ini di interlock secara
otomatis dengan panel AC dan sistem M/E
lainnya.
31.3.3.15. Setiap indikasi dari detector, titik panggil manual, akan
diteruskan ke panel kontrol sistem (MCPFA), tanda bahaya
kebakaran. Dengan adanya indikasi ini maka panel Kontrol akan
membunyikan tanda bahaya dimana alat ini ditempatkan,
membunyikan bel elektronik buzzer di panel kontrol.
31.3.3.16. Petugas yang telah ditunjuk dapat menghentikan untuk sementara
bunyi bel tanda bahaya dengan menekan tombol SILENCE dan
selanjutnya petugas harus memeriksa keadaan. Jika api berada
dilokasi kebakaran, maka petugas akan segera bergerak mengikuti
petunjuk route yang paling effektif dan cepat menuju ke lantai
yang bersangkutan. Setelah berada pada arah zone alarm
kebakaran yang tepat maka petugas dapat langsung menuju
lokasi dimana terjadi kebakaran, mengambil tindakan pemadaman
dan melaporkan situasi ke sentral melalui intercom atau handi
talki. Bila keadaan tidak dapat dikuasai, barulah dibunyikan
general alarm.
31.3.3.17. Fungsi dari fire intercom sebagai alat komunikasi antara fireman
(petugas pemadam kebakaran) dengan operator MCPFA pada saat
kebakaran terjadi sehingga informasi / kondisi dilapangan dapat
diterima / diketahui dengan baik dan koordinasi untuk menangani
kebakaran tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar. Untuk
tujuan tersebut maka diperlukan kabel Instalasi dari jenis FRC
sehingga walaupun kabel tersebut terbakar, komunikasi tetap dapat
dilakukan dengan baik.
31.3.3.18. Pembagian daerah kebakaran (zone alarm area) untuk :
31.3.3.18.1. Memudahkan petugas menentukan route gerak yang
cepat menuju daerah kebakaran.
31.3.3.18.2. Membantu petugas mengetahui ada atau tidak
adanya personil ditempat kebakaran.
31.3.3.18.3. Memudahkan petugas menentukan lokasi kebakaran.
31.3.3.18.4. Membantu petugas mengetahui bekerja atau
tidaknya alat pemadam kebakaran.

145 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

31.4. KOTAK HUBUNG BAGI ( JUNCTION BOX)


Kotak hubung bagi harus type surface mounting dan dibuat dari plat besi setebal
minimum 2 mm dan seluruhnya harus dicat powder coating warna abu-abu. Kotak
hubung harus dilengkapi kunci yang seragam untuk semua kotak hubung bagi dan
terminal penyambungan kabel. Kotak hubung bagi seluruhnya harus disambung dengan
kabel grounding yang menggunakan kabel NYA 4 mm dan harus dibungkus dengan
conduit. Sedangkan dari MDF menggunakan kawat NYA 25 mm.

31.5. CONSUIT
Conduit yang dipakai adalah conduit PVC dengan diameter dalam minimal 1½ kali
diameter kabel.

31.6. PEMASANGAN
31.6.1Peralatan
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual push button
dan indicator lamp dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada
yang berada diluar hydrant box maka dipasang pada
ketinggian 1.5 m dari lantai. Alarm bell dipasang  0.5 m dibawah plafond
atau disesuaikan dengan keadaan lapangan. Peralatan sistem fire alarm ini harus
ditanahkan (grounding) dengan hambatan maximum 0.5 ohm. Supply listrik
untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok emergency load dari genset.
Jarak grounding antar peralatan elektronika minimum 6 m, sedangkan jarak
grounding dengan peralatan elektrikal minimum 20 m.

31.6.2Kabel dan Conduit


a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di kabel tray dan
instalasinya memakai pipa conduit.
b. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible conduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah
minimum 20 M ohm.
31.7. KABEL TRAY/TRUNKING DAN TANGGA KABEL
31.7.2. Kabel tray harus terbuat dari galvanized finishing lebarnya sesuai dengan
gambar rencana, penyangga terbuat dari bahan besi siku yang digalvanis.
Jarak tiap penyangga tidak boleh lebih dari 1 m.
31.7.3. Semua kabel tray dan tangga kabel harus dilengkapi cover.
31.7.4. Ketebalan plat kabel tray 2 mm (diluar hot dip galvanis). Ketebalan hot dip
galvanis = 60 – 70 micron. Jarak hanger ke hanger untuk kabel tray 1 m.
31.7.5. Cara pemasangan kabel trunking / tray harus digantung pada rak beton
dengan bunder berulir (iron rod diameter 10 mm) dengan jarak 1 m.
31.7.6. Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus memakai flexible conduit.
31.7.7. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk trunking harus dibuat
sedemikaian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang
diperkenankan.

146 | P a g e
RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BAPPEDA INDRAMAYU

31.7.8. Kabel yang dipasang diatas trunking pada cable ladder harus diklem (diikat)
dengan klem-klem kabel (pengikat / kabel tie).
31.7.9. Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan terlebih dahulu
dengan instalasi lainnya (AC dan Listrik).
31.7.10. Jarak minimum antara kabel tray elektrikal & elektronik adalah 300 mm.
31.7.11. Trunking kabel digantung dilantai bangunan dengan dynabolt berukuran
½" x 2".

31.8. PENGUJIAN

Pengujian terhadap sistem kerja peralatan haruss dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus
menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang.
Pengujian terhadap tahanan isolasi kabel kontrol harus dilakukan sesuai dengan
PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik).

Pasal 32
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN SETELAH
PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup Pekerjaan yang tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam RKS ini dari
semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari
tapak konstruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan
bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah
terima.

147 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai