Anda di halaman 1dari 86

Page |1

BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagianpekerjaan yang


dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-syaratTeknis ini.

1.1. PEKERJAAN PEMBANGUNAN BANGUNAN BARU


Pembangunan Meliputi :
• Bangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”, Gudang, Kantor.
• Pembersihan Lahan, Pembersihan Lahan, Pemadatan Lahan.
Sesuai dengan Gambar Kerja dan RKS.
1.2. PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT.
Termasuk dalam pekerjaan ini perataan /pembersihan dan melaksanakan pekerjaansite
development sesuai Gambar Kerja dan RKS.
1.3. PEKERJAAN PERSIAPAN.
Meliputi : mobilisasi peralatan, pengadaan sarana komunikasi, pengadaan air danlistrik untuk
bekerja, dan pembongkaran bangunan existing ( bila ada ).
1.4. PEKERJAAN SIPIL, ARSITEKTUR, MEKANIKAL ELEKTRIKAL DANPLUMBING /
SANITASI.
Sesuai dalam Gambar Kerja dan RKS.

Pasal 2
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerjapelaksanaan


pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor harus sudah mulaimelaksanakan pembangunan fisik secara
nyata di lapangan.Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor yang ditetapkan
belummelaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan
diberlakukanketentuan yang telah dibuat oleh Panitia / Owner.

Pasal 3 :
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :


3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yangdiajukan
bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat ituakan digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
3.2 Pembuatan kantor Kontraktor, gudang dan lain-lain di lokasi proyekuntuk keperluan
pekerjaan ini.
3.3 Dengan selalu disertai ijin Pimpinan Proyek, Kontraktor dapatmembuat berbagai perubahan,
pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alatkonstruksi dan instalasinya.
3.4 Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor harus
menyerahkan program mobilisasi kepada Pimpinan Proyek untuk disetujui.

Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuanyang berlaku atas biaya
Kontraktor.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


Page |2

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

5.1Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang KuasaKontraktor atau biasa
disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpinpelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal Sarjana Muda
Teknik Sipil /Arsitektur atausederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.
5.2 Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor lepastanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.3. Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin Proyek, nama dan jabatan
‘Pelaksana’ untuk mendapatpersetujuan.
5.4 Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin Proyek bahwa ‘Pelaksana’ dianggap
kurang mampu atau tidak cukup cakapmemimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan
kepada Kontraktorsecara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
5.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab / Direktur
Perusahaan) yang akan memimpinpelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6
RENCANA KERJA

6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajibmembuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chartdan S-curve bahan dan tenaga.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dariPimpinan
Proyek, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelahSurat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor.Rencana Kerja yang telah disetujui oleh
Pimpinan Proyek akan disahkan olehPemberi Tugas / Pemimpin.
6.3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua)kepada Pimpinan
Proyek untuk diberikan kepada Pemilik Proyek.1 (satu) salinan Rencana Kerja harus
ditempel pada dinding bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan /prestasi kerja.
6.4. Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan harus sesuai dengan Rencana Kerja
tersebut.
6.5. Pimpinan Proyek akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktorberdasarkan Rencana Kerja
tersebut.

Pasal 7
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK

7.1. Direksi Keet ( Los Pengawas ).


Kontraktortidak perlu membuat Direksi Keet (Los Pengawas) untukkeperluan pengawasan
proyek oleh Wakil Owner/ Pimpinan Proyek.
7.2. Kantor Kontraktor, Los Kerja dan Gudang Bahan.
Kontraktor atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Kontraktordi lapangan, los kerja
untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untukmenyimpan barang-barang,
yang mana tempatnya /lokasinya akan ditentukan olehPimpinan Proyek.
7.3. Kontraktor berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan kantor, los kerja& gudangnya.
7.4. Pagar Pengaman Proyek.
Untuk keamanan lapangan kerja, diwajibkan kepada Kontraktor untuk mengerjakan pagar
pabrik permanen sesuai gambar kerja, sebelum memulai pekerjaan lainnya. Apabila belum
memungkinkan membangun pagar pabrik terlebih dahulu, Kontraktor harus membuat pagar

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


Page |3

proyek sementara. Biaya untuk keperluan ini sudah termasuk harga kontrak setiap
Regiona.Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari
senggelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat /tiang pagar dari kayu Dolken /kayuBorneo
ukuran 5/7.
7.5. Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dandibiayai oleh
Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /pekerjaan tersebut, harus segera
dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor,dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor.
7.6. Pagar pengaman proyek (butir 7.4.) yang dibuat olehKontraktor, setelah selesai
pelaksanaanpembangunan /pekerjaantersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh
Pimpinan Proyek.Namun apabila dianggap perlu, Direksi dapat memerintahkan kepada
Kontraktor untuksegeramembongkarnya dan membersihkannya.

Pasal 8
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

8.1 Selama masa pekerjaan, Kontraktor harus senantiasa memeliharakebersihan lokasi pekerjaan,
setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkutdan dikumpulkan di suatu tempat yang
telah ditentukan.
8.2. Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dancukup di tempat
pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalamproyek.
8.3. Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.
8.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,Kontraktor
bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,bahan dan peralatan teknis serta
konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas.Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka
Kontraktor harusbertanggung jawab untuk memperbaikinya.
8.5 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor selekas mungkinmemberitahukan kepada Pimpinan
Proyek dan mengambil tindakan yang perluuntuk keselamatan korban kecelakaan itu.
8.6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakantabung alat pemadam
kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, denganjumlah sekurang-kurangnya 4
(empat) buah tabung. Masing-masing tabungberkapasitas 12 kg.
8.7. Sesuai dengan himbauan pemerintah Republik Indonesia, Pihak Kontraktor yang sedang
melaksanakan pembangunan /pekerjaan agar mengikut sertakan kayawan dan tenaga kerja
harian lepasnyadalam program BPJS Ketenagakerjaan dan memberitahukan secara tertulis
kepada PemimpinProyek.

Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatanberikut alat bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakanpengamanan,pengawasan
dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupunhasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesaidengan sempurna sampai dengan
diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada PemberiTugas.
9.1. TENAGA KERJA /TENAGA AHLI
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis danvolume
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
9.2. PERALATAN KERJA
Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat danpengangkut
serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalampelaksanaan pekerjaan ini.

9.3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


Page |4

Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenispekerjaan
yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
9.4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK BEKERJA
9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor denganmembuat sumur pompa
sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnyayang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuandari Pimpinan
Proyek /Direksi.
9.4.3. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerjayang senantiasa terisi
penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktordan diperolehdari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan.Penggunaan Genset untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankanuntuk penggunaan sementara apabila
sambungan sementara PLN tidakmemungkinkan dan harus atas petunjuk Pimpinan
Proyek.

Pasal 10 :
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

10.1 PERSYARATAN PELAKSANAAN.


Untuk menghindari klaim dari ‘User’ /Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor
harusbetul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan strukturdengan memperhitungkan
“ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran padagambar kerja dan penjelasan
RKS.Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikutipetunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunanyang dipergunakan
sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan ataupetunjuk yang diberikan
oleh Pimpinan Proyek.Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus
menyediakan :
1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya
selamapelaksanaanpekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna
memenuhikewajiban menurut kontrak.
2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya denganproyek.
3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya denganproyek.
4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail daripekerjaan.
5. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
• 1 (satu) kamera.
• 1 (satu) alat ukur schuifmat.
• 2 (dua) alat ukur optik ( theodolit & waterpass).
• 1 unit komputer dan printer A3.
• 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
• 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

10.2. STANDAR YANG DIPERGUNAKAN.


Semua pekerjaan yang akan silaksanakan harus mengikuti Standar NormalisasiIndonesia,
Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang adahubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


Page |5

PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.


SII : Standar Industri Indonesia.
SK SNI T-15-1991-03
( PBI-1991 ) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :
• Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
• Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan TenagaKerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentangpenanggulangan
bahaya kebakaran.Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut
di atas, makaberlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari negara
asalprodusen bahan / material / komponen yang bersangkutan.Selain ketentuan-
ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
• Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja,RKS, BQ,
BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).
• Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor dan sudah disetujui /disahkan oleh Pemberi
Tugas dan Pimpinan Proyek.

Pasal 11 :
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun
administratif.
11.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
11.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas Lapangan dari
pihak Kontraktor.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada
Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

Pasal 12 :
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

12.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan RencanaKerja dan
Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat /berlaku adalah RKS.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dandetail
gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja.Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksudgambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh
mencari keuntungan dari kesalahan ataukelalaian dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian
antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam
gambar danspesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan
daruratkonstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Pimpinan Proyek dandisahkan
secara tertulis.
12.3. Pimpinan Proyek akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yangsemestinya
untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.Permukaan-permukaan pekerjaan
yang sudah selesai harus sesuai dengan garis,lapisan bagian dan ukuran yang tercantum
dalam gambar, kecuali bila ada ketentuanlain dari Pimpinan Proyek.
12.4. UKURAN.
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


Page |6

• As - as
• Luar - luar
• Dalam - dalam
• Luar - dalam.
12.4.2. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalamCenti meter ( cm )
untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuranMilimeter ( mm ) untuk pekerjaan Baja
dan Mekanikal / Elektrikal.
12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnyaadalah ukuran jadi
seperti dalam keadaan jadi /selesai ( “finished”).
12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajibmelaporkan secara tertulis kepada
Pimpinan Proyek yang selanjutnyaakan memberikan keputusan ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikanpegangan.
12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, makapengukuran skala tidak
boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujuioleh Pimpinan Proyek.Setiap deviasi dari
gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akanditentukan oleh Pimpinan Proyek
dan disahkan secara tertulis.Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-
ukuranyang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuanPimpinan
Proyek /Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalahtanggung jawab Kontraktor baik
dari segi biaya maupunwaktu.
12.5. PERBEDAAN GAMBAR.
12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplinkerja, maka
gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat(berlaku).
12.5.2Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil /Struktur,maka Kontraktor
wajib melaporkannya kepada Pimpinan Proyek yang akanmemutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Direksi /Owner.
12.5.3 Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaansatu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya,maka didalam hal terdapat
ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaandan ataupun ketidak-sesuaian
dan keragu-raguan diantara setiapGambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan
kepadaPimpinan Proyek secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuandengan
Pimpinan Proyek, Direksi /Owner dan Kontraktor, untukmendapat keputusan gambar
mana yang akan dijadikan pegangan.
12.5.4 Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang /meng-“klaim” biaya maupun waktupelaksanaan.
12.6. ISTILAH.
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai
berikut :
SD : Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan dindingbeton, batu kali
penahan tanah, pengerasan di luar bangunan, penanamanrumput, pohon peneduh, perdu dan
lain-lainnya.
SR : Struktur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungankonstruksi, bahan
konstruksi utama dan spesifikasinya, dimensioningkolom, balok dan tebal lantai.
AR : Arsitektur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan danperancangan
bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerjayang ada baik teknis maupun
estetika.
M : Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistem air bersih-air kotordrainase,sistem
pemadam kebakaran, sistem instalasi diesel-generator setdan sistem pengkondisian udara
(AC).
EL : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistem penyediaan daya listrikdan penerangan.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


Page |7

12.7. SHOP DRAWING.


12.7.1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yangharus dibuat oleh
Kontraktor berdasarkan gambar DokumenKontrak yang telah disesuaikandengan
keadaan lapangan.
12.7.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khususyang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja /Dokumen Kontrakmaupun yang diminta oleh Pimpinan
Proyek.
12.7.3. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semuadata
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,keterangan produk,
cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratankhusus sesuai dengan spesifikasi pabrik
yang belum tercakup secaralengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun
di dalamBuku ini.
12.7.4. Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Pimpinan Proyekuntuk
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi /Owner.
12.7.5. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dandiajukan kepada Pimpinan
Proyek untuk diminta persetujuannya harussesuai dengan format standar dari proyek dan
harus digambar pada kertas yang dapat direproduksi.
12.8. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DANPEMBUATAN
“AS BUILT DRAWING“.
12.8.1 Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan danpengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
12.8.2 Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktorberkewajiban membuat
gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan,dan sesuai dengan kenyataan yang
telah dikerjakan /dibangun olehKontraktor ( As Built Drawing ). Biayauntuk
penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjaditanggungan Kontraktor.

Pasal 13 :
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

13.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaansesuai dengan


ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Pimpinan Proyek selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,mengawasi,
menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawabpenuh tersebut di atas.
13.3. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan lingkungan yang timbulakibat pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaikikerusakan tersebut dengan biaya
Kontraktor sendiri.
13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
makaKontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepadaPemberi Tugas
melalui Pimpinan Proyek.Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab
atassegala kerusakan yang timbul.
13.5. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yangdikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalammelaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
13.7. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjagakeamanan bahan /material,
barang milik proyek, milik Pimpinan Proyek danmilik Pihak Ketiga yang ada di lapangan,
maupun bangunan yang dilaksanakannyasampai tahap serah terima.Bila terjadi
kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telahdipasang maupun
yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor dantidak akan diperhitungkan dalam biaya
Pekerjaan Tambah.
13.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atasakibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


Page |8

13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkutbahan bongkaran dan
sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagikeluar lokasi pekerjaan.Segala
biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 14 :
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN

14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akandipergunakan
maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syaratyang tercantum dalam
A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan BangunanIndonesia (PUBI Tahun 1982), Standar
Industri Indonesia (SII) untuk bahantermaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-
bahan lainnya yang berlakudi Indonesia.Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan pekerjaan, sepertimaterial, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi
baru dan dengan kualitasterbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
14.2. MERK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADI.
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merkpembuatan
atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syaratTeknis ini dimaksudkan sebagai
dasar perbandingan kualitas /setara dantidak diartikan sebagai sesuatu yang
mengikat.Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses,
dalambentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagaipenentu
standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upayamembatasi persaingan, dan
Kontraktor harus dengansendirinya menggunakan peralatan, material, barang atau proses,
yang ataspenilaian Pimpinan Proyek, sesuai denganketerangan itu. Seluruh material paten
itu harus dipergunakan sesuaidengan instruksi pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan /material dan komponen jadi yang dipasang /dipakai, harus sesuaidengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standarspesifikasi
bahantersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahanbangunan yang berlaku.
14.2.3. Apabila dianggap perlu, Pimpinan Proyek berhak untuk menunjuktenaga ahli yang
diajukan /ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yangbersangkutan tersebut sebagai
Pelaksana.Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan klaimsebagai pekerjaan
tambah.
14.2.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanyadiperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalampekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setara dengan apa yangdipersyaratkan harus
disertai test dari Laboratorium lokal /dalam negeribaik kualitas, ketahanan serta
kekuatannya dan harus disetujui oleh Pimpinan Proyek secara tertulis dan diketahui oleh
Direksi /Owner.Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut
harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukansebagai biaya pekerjaan
tambah.
14.3. Kontraktor terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semuabahan-bahan yang
diperlukan, termasuk brosur, katalog, dan dokumen pendukung lain (apabila ada), untuk
bangunan tersebut kepada Pimpinan Proyekdan Direksi /Owner untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulissebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan
/dipakai.Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Pimpinan Proyek dan
disimpan di ruangDireksi.Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah
2(dua)minggusebelum jadwalpelaksanaan.
14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikankepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) harikalender setelah
penyerahan contoh bahan tersebut.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


Page |9

14.5. PENYIMPANAN MATERIAL


Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yangbersangkutan
dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yangmatang agar
tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi /aksespekerja.Bahan material
disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (firstin first out), sehingga tidak ada
bahan material yang tersimpan terlalu lamadalam gudang /stock material.
14.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dankesesuaian
untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaanyang bersih, keras dan bila
diminta harus ditutupi. Material harus disimpansedemikian rupa agar memudahkan
pemeriksaan.
14.5.3. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan(levelling)
menurut petunjuk Pimpinan Proyek.
14.5.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miringkesamping
sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase /pemasukan dari kandungan air
/cairan yang berlebihan.Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkanpemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut,
danmenjaga gradasi serta mengatur kadar air.Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun
dan diangkat /dibongkar lapisdemi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu)
meter. Tinggitempat penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter

Pasal 15 :
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

15.1. Bahan-bahan yang didatangkan /dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yangtelah
disetujui Pimpinan Proyek seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.15.2. Bahan-bahan
yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakanafkir /ditolak oleh
Pimpinan Proyek, harus segera dikeluarkan dari lokasibangunan /proyek selambat-
lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak bolehdipergunakan.
15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pimpinan Proyek dan
ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Pimpinan Proyek berhak
memerintahkan pembongkarankembali kepada Kontraktor, yang mana segala kerugian
yangdiakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya.
Disamping itu pihak Kontraktor tetapdikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu per mil) dari
harga borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas daribahan-bahan
tersebut, maka Kontraktor harus menguji danmemeriksakannya ke laboratorium Balai
Penelitian Bahan pemerintah untuk diujidan hasil pengujian tersebut disampaikan secara
tertulis kepada Pimpinan Proyek dan Direksi /Owner.Segala biaya pemeriksaan ditanggung
oleh Kontraktor.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitasdari
bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-
pekerjaanyang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
15.6. Bila diminta oleh Pimpinan Proyek, Kontraktor harus memberikanpenjelasan lengkap
tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempatpekerjaan yang akan
dilaksanakan.

Pasal 16 :
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

16.1. Jika Kontraktor menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (SubKontraktor) didalam
hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor “wajib” memberitahukan

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 10

terlebih dahulu kepada Pimpinan proyek dan Direksi /Owner untuk mendapatkan
persetujuan.
16.2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan SubKontraktor dan Supplier
bahan atas petunjuk Pimpinan Proyek.
16.3. Supplier wajib hadir mendampingi Pimpinan Proyek di lapangan untukpekerjaan khusus
dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlupersyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.

Pasal 17 :
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan


tanahpermukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-
puingdidalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap
ditempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yanglain
dari spesifikasi ini.Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan
benda-bendayang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
17.2. Pimpinan Proyek akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukansemua pohon,
semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada ditempatnya. Kontraktor
harus menjaga semua jenis benda yang telahditentukan harus tetap di tempatnya.
17.3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk,tunggul, akar,
serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnyayang muncul, yang
tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan ataudibongkar serta dibuang bila
perlu.Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galiansampai
kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galiansesuai Gambar
Kerja.Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang
memadaidan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum sesuaiAASHTO T
99.

Pasal 18 :
DRAINASE / SALURAN

18.1. Pembuatan drainase/ saluran tapak sementara.Dengan mempertimbangkan keadaan


topografi/ kontur tanah yang ada di tapak. Kontraktor wajib membuat saluran air sementara
yang berfungsi untukpembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan konstruksi tetap
kering.Arah aliran ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau
kesaluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan. Ketentuan tersebutharus
dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.2. Pemeliharaan drainase yang sudah ada.
Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi ataumempengaruhi
tempat kerja. Kewajiban ini mencakup, bila diminta oleh Pimpinan Proyek pembersihan
saluran-saluran, parit dan pipa-pipa menuju hulu dan hilirsampai sejauh 100 meter di luar
batas daerah konstruksi dan daerah milik jalan(right of way).Ketentuan tersebut harus
dilaksanakan tanpa ada pembayaran tambahan.
18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.
18.3.1. Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harusmelakukan survey
untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akanterkena pengaruh pekerjaan. Hasil
survey harus dicatat dalam formatrencana sesuai dengan petunjuk Pimpinan Proyek. Dan
patokpermukaan/surface pegs pada tempat kerja yang menunjukkan lokasiseluruh utilitas
yang berada di bawah tanah, harus sudah ditancapkan.Patok-patok itu harus tetap
terpancang selama berlakunya kontrak

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 11

18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara ataupermanen pada daerah
sekitar utilitas itu, Kontraktor harusmempergunakan metoda konstruksi yang memadai,
menyediakan peralatanperlindungan yang semestinya, dalam rangka mencegah kerusakan
padautilitas itu; tanpa ada pembayaran tambahan.Segala kerusakan pada utilitas yang
disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor baik langsung maupun tidak langsung, dianggap
sebagaitanggung jawab dari Kontraktor.

Pasal 19 :
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00

19.1. PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK.


19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukanpengukuran
kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana bangunan.Hasil pengukuran harus
diserahkan kepada Pimpinan Proyek dan Direksi / Owner.
19.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yangsebenarnyadi
lapangan, harus segera dilaporkan kepada Pimpinan Proyek.
19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alatwaterpass &
theodolit.
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telahdisetujui oleh Pimpinan
Proyek.
19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor harus
menyediakan khusus untuk digunakan oleh Pimpinan Proyek segala peralatan, instrumen,
personil dan tenaga survey, dan lain-lainmaterial yang mungkin dibutuhkan dalam
memeriksa pemasangan /pematokan (setting out) atau untuk pekerjaan-pekerjaan lain
yang terkait.
Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya terbatas pada :
a. Personil :
• 1 orang surveyor ahli
• 1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan pengukuran (survey) :
• 1 Wild ROS Theodolite (360 derajat)
• 1 Wild T0 Theodolite (360 derajat)
• 1 Wild NAK levels
• 1 pita meteran baja dengan panjang 50 m
• 1 steel measuring rod (4 m)
• 5 target poles dengan tripod
• Patok-patok survey dan macam-macam alat yang diperlukan dalamsurvey.Semua
peralatan pengukuran harus disediakan lengkap termasuk tripod danlain-lain. Atas
tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakansurvey dan pengukuran
tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaanpekerjaan. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas ketepatanpengukuran dan survey yang dikerjakan oleh
karyawannya.Setiap tanda yang dibuat oleh Pimpinan Proyek ataupun
olehKontraktor harus dijaga baik-baik. Bila terganggu atau rusak, harus
segeradiperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.Setiap jenis
pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelumpersiapannya
(setting out) disetujui oleh Pimpinan Proyek.
19.1.6. Kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) salinan/ copypenampang melintang (cross section)
kepada Pimpinan Proyek yangakan mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya,
kemudianmengembalikannya kepada Kontraktor.Bila Pimpinan Proyek perlu
mengadakan perubahan/ revisi, Kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section
untukpersetujuantersebut di atas.Gambar Cross section dari Kontraktor harus

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 12

memungkinkan direproduksi. Bila cross section ini akhirnya disetujui, maka Kontraktor
harus menyerahkan gambar asli dan 3 (tiga)lembar hasil reproduksinya kepada Pemimpin
Proyek.Gambar cross section harusmemakai judul dan ukuran sesuai dengan
yangditentukan oleh Pimpinan Proyek dan Direksi / Owner.
19.2. PEKERJAAN PENENTUAN PEIL + 0,00
Pekerjaan penentuan peil + 0,00 (finishng Arsitektur) adalah permukaan lantaifinishing
ruangan kantor seperti tertera dalam gambar kerja. Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai
dengan patok ukur yang ditentukan di lapangandan disetujui oleh Pimpinan Proyek.

Pasal 20 :
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN
PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )

20.1. PATOK UKUR.


20.1.1. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentukgaris-garis sesuai
dengangambar, dan harus memperoleh persetujuanPimpinan Proyek sebelum memulai
pekerjaan. Bila perlu,Pimpinan Proyek dapat merevisi garis-garis/ kemiringan dan
memintaKontraktor untuk membetulkan patok-patok itu.Kontraktor harus mengajukan
pemberitahuan mengenairencana pematokan atau penentuan permukaan (level) dari
bagianpekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agarsusunan
patok itu dapat diperiksa. Kontraktor harus membuatpengukuran atas pekerjaan
pematokan dan Pimpinan Proyek akanmemeriksa pengukuran itu.
20.1.2. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm. Tertancapkuat ke
dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian yang muncul diatasmuka tanah cukup untuk
memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai GambarKerja, dan diatasnya ditambahkan pipa
besi untuk mencantumkan patokanketinggian diatas peil + 0,00.
20.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patokukur
sesuaipetunjuk Pimpinan Proyek.
20.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian ataupeil permukaan
yang ada dantercantum dalam Gambar Kerja.
20.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua)buah, dan
lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Pimpinan Proyek sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu atau tergangguselama pelaksanaan pembangunan
berlangsung.
20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yangjelas, dan dijaga
keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesaidan ada instruksi dari Pimpinan
Proyek untuk dibongkar.
20.2. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK).
20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal3 cm. dan
lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lainadalah
1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkanatau diubah.
20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atausesuai dengan
keadaan setempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu denganlainnyaatau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Pimpinan Proyek.
20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktorharus melaporkan kepada
Pimpinan Proyek untuk mendapatkanpersetujuan.
20.2.6. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan danketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 13

Pasal 21 :
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

21.1. KESESUAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


21.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan / material ataupun komponen jadi maupunmutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh
Pimpinan Proyek dan Direksi / Owner,harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar
atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Pimpinan Proyek dan Direksi /
Owner.
21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihatsebelum
mendapatkan persetujuan Pimpinan Proyek, dan Kontraktor harus memberikan
kesempatan sepenuhnya kepada Petugas /Ahli yang ditunjuk Pimpinan Proyek untuk
memeriksa dan mengukur pekerjaanyang akan ditutup dan tidak terlihat.
21.2.3. Kontraktor harus melaporkan kepada Pimpinan Proyekkapan setiap pekerjaan sudah siap
atau diperkirakan akan siap diperiksa danPimpinan Proyek tidak boleh menunda waktu
pemeriksaan, kecualiapabila Pimpinan Proyek memberikan petunjuk tertulis kepada
Kontraktor apa yang harus dilakukan.
21.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam(dihitung dari waktu
diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidakterhitung hari libur/ hari raya) tidak
dipenuhi/ ditanggapi oleh Pimpinan Proyek, maka Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannyadan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh
Pimpinan Proyek dan Direksi / Owner.
21.2.5. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Pimpinan Proyek dan Direksi/ Owner berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atauseluruhnya untuk diperbaiki.
21.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjaditanggungan
Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai biayapekerjaan tambah maupun alasan
untukperpanjangan waktu pelaksanaan.
21.3. KEMAJUAN PEKERJAAN
21.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus
disediakanolehKontraktor demikian pula metode/ cara pelaksanaanpekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima olehPimpinan Proyek.
21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktumenurut
penilaian Pimpinan Proyek telah terlambat, untuk menjaminpenyelesaian pada waktu
yang telah ditentukan atau pada waktu yangdiperpanjang, maka Pimpinan Proyek harus
memberikan petunjuksecara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna
melancarkan lajupekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
telahditentukan.
21.4. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN.
Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerjadimana Pimpinan
Proyek bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah,maka petunjuk atau perintah
itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semuapetugas pelaksana atau petugas yang
ditunjuk oleh Kontraktor untukmenangani pekerjaan itu.
21.5. TOLERANSI.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuaidengan
toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yangditetapkan pada
bagian lainnya.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 14

BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEKERJAAN TANAH

Pasal 1
UMUM

1.1.LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan danalat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dantidak terbatas
pada :
• Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan sebelumpelaksanaan.
• Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.
• Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
• Pekerjaan perbaikan/ urugan kembali
1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempelajaridengan seksama
Gambar Kerja. Kontraktor harus sudahmemperhitungkan segala kondisi di lapangan
yang meliputi dan tidak terbatas padabangunan existing, trench, saluran drainase, pipa-
pipa, instalasi existing lainnya,tiang listrik dan penangkal petir, dan lain sebagainya.
Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi khusussebagai
penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkankepada Pimpinan
Proyek terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN

2.1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran/ pembersihan/


pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak/ site terhadap semua hal yangdinyatakan
oleh Pimpinan Proyek dan Direksi / Owner tidak akan digunakanlagi, maupun yang
dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya :
• Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
• Pembersihan material yang ada di lokasi.
2.2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
2.3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak/ sitekonstruksi dan
dikumpulkan di tempat/ lokasi tertentu yang ditunjukkan olehPimpinan Proyek.Pada
dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat dipakai lagi dalampekerjaan,
kecuali apabila dinyatakan lain oleh Pimpinan Proyek.

Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING

3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada didalam tapak/
site konstruksi dan dinyatakan oleh Pimpinan Proyek masih berfungsi dan akan digunakan
lagi.Untuk instalasi existing tersebut di atas, Kontraktor harus menjaga dan
memeliharanya dari gangguan/ cacat.
3.2. Kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai buis beton½ ∅30
cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan menerima beban, makapada dasar atau
pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat daripasangan batu bata minimal 1
(satu) lapis, lebar 30 cm. sepanjang pembebanantersebut.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 15

3.3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masihberfungsi
harus dipindah, maka Kontraktor harus melakukanpekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari
Pimpinan Proyek.

Pasal 4
PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/ galian di tanah dan termasukpengurugan/
pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
• Pondasi Foot Plate, Batu Kali, Poer dan Sloof
• Perataan (cut / fill )
• Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Pimpinan Proyek.
4.1. MACAM GALIAN.
Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :
4.1.1. Galian tanah biasa.
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galiankonstruksi atau
galian material dan bahan baku lainnya.
4.1.2. Galian batu.
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/ membongkar batu-batuan padadaerah galian
yang menurut pendapat Pimpinan Proyek harus dilakukanpembongkaran.
4.1.3. Galian konstruksi/ obstacle.
Galian konstruksi/ obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dangalian batu
dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atautercantum dalam Gambar
Rencana.Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian lantai
bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan /halaman, galian pipa
/ kabel listrik/ pipa gas, saluran-saluran sertakonstruksi-konstruksi lainnya, selain yang
disebutkan pada spesifikasi ini.Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan
spesifikasi untuk ketigamacam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang
menyangkut bidang lain,mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti
yang dicantumkandalam Gambar Rencana atau petunjuk Pimpinan Proyek.
4.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasanglengkap
dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa sertadisetujui Pimpinan
Proyek.
4.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanahurug bekas
serta sisa bahan bangunan.
4.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
Pimpinan Proyek sehingga tidak menimbulkan gangguan padalingkungan tapak/ site atau
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktulebih dari 24 jam.
4.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat ataulonggar,
maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yangtejadi harus ditutup
urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan5 cm. lapis demi lapis sampai
penuh sehingga mencapai ketinggian yangdiinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi
tanggungan Kontraktor dan tidak dapatdiklaim sebagai pekerjaan tambah.
4.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor harusmengikuti prosedur seperti
terurai dalam butir 3.1. s/d. 3.3.
4.7. Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yangditentukan dalam
Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untukmenutupi kelebihan galian tersebut dengan
urugan pasir yang dipadatkan dandisirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai
penuh sehinggamencapai ketinggian yang diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi
tanggungan Kontraktor dan tidak dapatdiklaim sebagai pekerjaan tambah.
4.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar/ rata sesuai dengan Gambar Kerjadan harus
dibersihkan dari segala macam kotoran.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 16

4.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau
sepertitercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan
kanandimiringkan 10o kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai
sesuaiGambar Kerja, diperiksa serta disetujui Pimpinan Proyek.
4.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak/ site konstruksi.Area antara
papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
4.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor/ runtuh, makaapabila
dianggap perlu oleh Pimpinan Proyek, Kontraktor harusmemasang konstruksi penahan
(casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS50 atau setara, atau dari papan-papan
tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayudolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi
tersebut dapat menjaminkestabilan lereng galian.
4.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor harusmenyediakan pompa
air secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian.Disyaratkan bahwa seluruh
permukaan galian terutama lantai galian, harus keringuntuk pekerjaan-pekerjaan
selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
• Pondasi beton setempat dan Sloof beton
• Pondasi Batu Kali.
• Pengurugan dan pemadatan.
4.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas ditanggung
olehKontraktor, serta tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 5
GALIAN STRUKTUR

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.


5.1.1. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuaidengan
batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan disini atau sebagaimanatampak pada
gambar.Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam spesifikasiini
tidaklah digolongkan sebagai galian struktur.
5.1.2. Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian / pengeboran strukturpondasi, tapi
termasuk pekerjaan galian untuk poer, sloof dan batu kali.
5.1.3. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yangdisetujui oleh
Pimpinan Proyek, berikut pembuangan bahan-bahan sisa,dan semua bahan serta peralatan
lainnnya untuk menghindarkan galian darigenangan air tanah dan air permukaan.
5.1.4. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-kebutuhanlainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanahyang sesuai dengan gambar-gambar
dan spesifikasi.
5.2. PERSYARATAN PEKERJAAN.
5.2.1. Tata letak.
Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukanuntuk melaksanakan
pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktorharus menyerahkan rencana tata letak untuk
mendapat persetujuan dari Pimpinan Proyek.Bench mark yang bersifat tetap maupun
sementara harus dijaga darikemungkinan gangguan atau pemindahan.
5.2.2. Pengawasan.
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harusdiwakili oleh seorang
pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalambidang pekerjaan penggalian/
pengurugan, yang mengetahui semua aspekpekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai
kontrak.
5.2.3. Pekerjaan pembersihan dan pembongkaran.
Semua benda di permukaan seperti pohon, akar dan tonjolan, sertarintangan-rintangan
dan lain-lain yang berada di dalam batas daerahpembangunan yang tercantum dalam
gambar, harus dibersihkan dan atau dibongkar, kecuali untuk hal-hal di bawah ini :

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 17

a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak
mudah rusak, yang letaknya minimal 1 (satu) meter di bawahdasar poer.
b. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanyasedalam yang
diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekaspepohonan dan
lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-bahanyang baik dan dipadatkan.
d. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiritanaman-tanaman dan puing-
puing ke tempat yang ditentukan oleh Pimpinan Proyek.
e. Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yangditentukan tetap berada pada
tempatnya.
f. Galian konstruksi/ obstacle.Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton, pasangan
batu kali,pasangan dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas
konstruksibangunan lama, dimana cara melakukan pembongkarannya
memerlukanmetoda khusus dengan menggunakan peralatan yang lebih khusus pula(
misalnya pemecah beton/ concrete breaker, compressor, mesin potong )dibandingkan
peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.Semua brangkal dan kotoran dari
bekas pembongkaran konstruksiexisting harus segera dikeluarkan dari site dan dibuang
ke tempat yangditentukan oleh Pimpinan Proyek.Semua peralatan yang diperlukan pada
paket pekerjaan ini, harus tersediadi lapangan dalam keadaan siap pakai.Batasan
pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
• Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman yangmasih
memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar/ digali sesuaidengan kondisi dan
sifat tanah pada daerah tersebut.
• Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari permukaantanah existing
sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasirdari konstruksi beton poer dan
sloof.
g. Pembuangan humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harusdibersihkan,
harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (sub soil), bekas-bekaspohon, akar-akar, batu-
batuan, semak-semak atau bahan lainnya.Humus yang didapat dari pengupasan tersebut
harus dibuang ke tempatyang sudah ditentukan oleh Pimpinan Proyek.
5.3. PENGGALIAN.
5.3.1. Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus :
• Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainasealamiah dari air
yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegahgalian tergenang air.
• Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudahdilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi ini.
• Memberitahu Pimpinan Proyek sebelum memulai suatu galianapapun, agar elevasi
penampang melintang dan pengukuran dapatdiketahui dan dilakukan pada tanah yang
belum terganggu. Tanah yangberdekatan dengan struktur tidak boleh diganggu tanpa ijin
Pimpinan Proyek.
5.3.2. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur, harusmempunyai ukuran
yang cukup sehingga memungkinkan perletakan alas pondasi sesuai dengan ukurannya.
Bagian-bagian dinding/ sisi paritharus selalu ditopang.Elevasi dasar alas sebagaimana
tampak pada gambar merupakan perkiraan,sehingga secara tertulis Pimpinan Proyek dapat
memerintahkanperubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan untuk menjamin pondasi
yangkokoh.
5.3.3. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-tempatdimana
penggunaan mesin-mesin itu dapat merusak benda-bendayang berada didekatnya,
bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telahrampung.Dalam hal ini metoda
pekerjaan secara manual / dengan menggunakantenaga buruh yang harus dilakukan.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 18

5.3.4. Bila diperlukan, Kontraktor harus membuat turap sementarayang cukup kuat untuk
menahan lereng-lereng tanah galian supaya tidakambruk, dan agar tidak mengganggu
pekerjaan.Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan yangberada
didekat lereng galian tetap stabil.
5.3.5. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan olehpekerjaan galian, maka
Kontraktor harus bertanggung jawabterhadap kerusakan bangunan tersebut dan harus
menggantinya /memperbaikinya atas biaya Kontraktor.
5.3.6. Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yangcukup untuk bagian-bagian
pekerjaan di atas maupun di bawah tanah,drainase, saluran-saluran pembuang dan
rintangan-rintangan yang dihadapidalam pelaksanaan pekerjaan.Semua biaya yang
ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.3.7. Kemiringan galian harus dibuat maksimal dengan perbandingan 1 (satu)horizontal dan 1
(satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.
5.3.8. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian yang takberguna harus
dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.
5.3.9. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor harusmemberitahu Pimpinan Proyek
mengenai hal itu dan pembuatan LapisanSirtu, Lantai Kerja atau penempatan material
apapun tidak boleh dilakukansebelum Pimpinan Proyek menyetujui kedalaman pondasi dan
karaktertanah dasar pondasi.
5.3.10. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat,maka bila
diperintahkan oleh Pimpinan Proyek, Kontraktor harus menggantinya dengan material
berbutir atau kerikilsebagaimana disyaratkan pada RKS ini.Material penggganti tersebut
harus diurugkan dan dipadatkan lapis demilapis dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai
mencapai elevasi dasar pondasidengan kepadatan sesuai petunjuk Pimpinan Proyek.
5.3.11. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Pimpinan Proyek tanah
dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karenakesalahan Kontraktor dalam
mengerjakan kewajibannya, makaKontraktor harus membuang dan mengganti tanah
dasarpondasi atas tanggungan biaya sendiri, atau menangguhkan pekerjaan galianitu
sampai kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.
5.3.12. Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkansebagai material
urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan makaharus dibuang.
5.4. AIR TANAH.
5.4.1. Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, makaKontraktor harus
segera mengambil langkah-langkah yangdiperlukan untuk mencegah air menggenangi
galian dan alas struktur.
5.4.2. Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air initidak dianggap
sebagai air tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor untuk menanggulanginya sesuai
spesifikasi ini, sehingga tidak ada tambahan pembayaran.Penilaian apakah air itu
merupakan air permukaan atau air tanah adalahmutlak wewenang Pimpinan Proyek. Jika
air dapat dihalangi memasukigalian dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini
tidak dinilaisebagai air tanah.
5.4.3. Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakancofferdam yang
kedap air. Bila diminta, Kontraktor harusmenunjukkan gambar mengenai metoda
pembuatan cofferdam yangdipakainya kepada Pimpinan Proyek untuk disetujui.Cofferdam
atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum harus dibuatdi bawah dasar alas
pondasi dan dibuat sedapat mungkin kedap air.Umumnya dimensi cofferdam itu harus
sedemikian rupa sehinggamemberikan cukup kebebasan/ keleluasaan untuk pembuatan
acuan (form)dan pemeriksaannya serta memudahkan proses pemompaan air keluar.Bila
menurut Pimpinan Proyek keadaannya tidak memungkinkan untukmengeringkan galian
sebelum membuat alas pondasi, maka Pimpinan Proyek dapat memerintahkan pembuatan
lapisan beton penutup denganukuran tertentu, dan lapisan tersebut harus diletakkan
sebagaimana tampakpada gambar atau mengikuti petunjuk Pimpinan Proyek. Lalu

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 19

galianharus dikeringkan dan alas pondasi diletakkan.Bila digunakan palung berbeban, dan
beban tersebut dipakai untukmenanggulangi tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap
dasar lapisanpondasi penutup, maka harus digunakan penyemat (jangkar) khusus
untukmentransfer seluruh berat palung terhadap lapisan pondasi.Bila lapisan pondasi
penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam harusdibuat pada muka air yang rendah.
Cofferdam dibuat untuk melindungibeton dari kerusakan karena naiknya muka air dan
erosi.Di dalam cofferdam tidak boleh ditinggalkan kayu-kayuan dan lain-laintanpa ijin
Pimpinan Proyek.Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian galian
pondasi,maka harus dicegah agar jangan ada bahan beton yang ikut terbawa keluar.Setiap
pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakan beton, atauselama waktu
sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakanpompa yang sesuai dan air
diletakkan di luar acuan beton.Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh
dikerjakan sebelumlapisan cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan
hidrostatik.Kecuali bila ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan
segalakelengkapannya, harus dibongkar oleh Kontraktor segerasetelah selesai pekerjaan
sub-struktur. Pemindahannya harus sedemikianrupa sehingga tidak merusak pekerjaan yang
telah diselesaikan.
5.4.4. Pemeliharaan saluran.
Bila tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson, palung,cofferdam atau
sheet piling, dan saluran air yang berdekatan dengan pondasitidak boleh terganggu tanpa
ijin Pimpinan Proyek.Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan
sebelumcaisson,palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah
selesaipembuatan dasar pondasi, Kontraktor harus mengurug kembaligalian-galian itu
sesuai dengan muka tanah semula, dengan memakai bahanyang telah disetujui oleh
Pimpinan Proyek.Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari
pembuatanpondasi atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari
segalamacam halangan.

Pasal 6
URUGAN DAN PEMADATAN

6.1. PEKERJAAN URUGAN.


Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk :
• Semua galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 2%atau sesuai
Gambar Kerja.
• Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan dengankepadatan CBR
3% atau sesuai Gambar Kerja.
• Terkecuali untuk tempat tertentu / khusus, kepadatan tanahnya seperti tercantumdalam
Gambar Kerja atau petunjuk Pimpinan Proyek dan Direksi / Owner.

6.2. BAHAN URUGAN.


Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah, sirtu, atau pasir urug darat, sesuai kondisi
tanah pada lokasi pembangunan pabrik tersebut.Tanah bekas galian pada umumnya tidak
boleh dipakai lagi untuk bahan urugan,kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan
sebagai bahan urugan danmendapat persetujuan dari Pimpinan Proyek.Sumber bahan urugan
ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjaminpenyediaan bahan urugan yang
bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek.Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan
dari Pimpinan Proyek, baikmengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri
sebelum dibawa ataudigunakan di dalam lokasi pekerjaan.Bahan urugan yang mengandung
tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-lain,tidak boleh dipergunakan untuk urugan.
Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkandan ditempatkan pada daerah pembuangan yang

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 20

disetujui atau ditunjuk olehPimpinan Proyek.Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari
humus dengan cara strippingsetebal + 30 cm.
Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidakmemenuhi
standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atasbiaya sendiri.
6.3. PENGURUGAN.
6.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudahbersih dari
humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa bongkarandan bahan lain yang dapat
mengurangi kualitas pekerjaan ini.
6.3.2. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk, sisabongkaran, dan
atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanahurugan dapat diambil dari bekas
galian atau tanah yang didatangkan dariluar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti
tersebut di atas dan atautelah disetujui Pimpinan Proyek.
6.3.3. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsungdipadatkan sampai
mencapai permukaan/ peil yang diinginkan.Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak
boleh melebihi 20 cm. Setiapkali penghamparan harus mendapat persetujuan dari Pimpinan
Proyek yang menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatanyang
disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalamBerita Acara yang
disetujui Pimpinan Proyek.
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengandikeruk, sebelum
pekerjaan pengurugan dimulai.Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus
dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yangbersangkutan di
bawah ini dalam bab ini.
c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras.Jika permukaan
lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air,Kontraktor harus membuat alur-alur
pada bagian teratasuntuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar
dandipadatkan kembali.
d. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasisesuaiyang tercantum
dalam Gambar Kerja.
6.3.4. Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan perkerasan, tidakperlu
dipadatkan dengan mesin pemadat, cukup ditimbris dengan tangan.
6.4. PEMADATAN.
6.4.1. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harusdikeringkan terlebih
dahulu.
6.4.2. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatanpenempatan dan pemadatan bahan-
bahan urugan dan juga memperbaikikekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak
cukup.
6.4.3. Kontraktor harus menetukan jenis ukuran dan berat dari alatyang paling sesuai untuk
pemadatan bahan urugan yang ada.Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan
Pimpinan Proyek.
6.4.4. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiaplapisan maksimum
30 cm. dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit90% (modified proctor) dari
kepadatan kering maksimum seperti yangditentukan dalam AASHTO T 99.
6.4.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila harihujan, pemadatan
harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harusdijaga agar tidak lebih besar dari 2
% kadar air optimum.
6.4.6. Kontraktor diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah apabiladiminta oleh Direksi /
Owner dan Pimpinan Proyek, sebanyak titik yang ditentukanoleh Pimpinan Proyek, yang
harus disaksikan oleh Pimpinan Proyek dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik
meliputi area 150 m2.
6.5. PEKERJAAN PERATAAN TANAH.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 21

Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yangdirencanakan,
perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa sehinggakelebihan tanah tersebut
dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan oleh Pimpinan Proyek.
BAB III
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 1.PEKERJAAN STRUKTUR BETON

1.1. PERSYARATAN MUTU.


1.1.1. Mutu Beton.
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus mempunyai mutu
karakteristik minimal, sebagai berikut :
a. Pondasi Pelat Beton setempat : K-300
b. Sloof Beton : K-300
c. Kolom dan Balok Baja WF : K-300
d. Pelat Lantai &Atap Dak : K-300
e. Sloof,Kolom & Ring Balok Praktis : K-175
f. Adukan Beton.
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini harus Beton
Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagian-bagiantertentu dapat menggunakan
beton konvensional yangsebelumnya sudah mendapat persetujuan dari Pimpinan Proyek.
g. Lantai Kerja
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1pc : 3ps : 5kr.
1.1.2. Mutu Baja Tulangan.
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah sebagai
berikut :
a. Mutu baja tulangan s/d. ∅12 mm. adalah BJTP 240 ( U-24 ) dengan kekuatan tarik
2080 Kg/Cm2.
b. Mutu baja tulangan ≥∅13 mm. (diameter luar) adalah BJTD 350 (U-35 / besi ulir )
dengan kekuatan tarik 2780 Kg/Cm2.
c. Atau bila dalam gambar disyaratkan menggunakan wiremesh, makadigunakan
wiremesh U-50, dengan ukuran / tipe sesuai dengan Gambar Kerja.
1.2. PERSYARATAN BAHAN BETON.
1.2.1. Semen.
a. Semua semen harus Semen Portland yang disesuaikan dengan persyaratandalam
PeraturanPortland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Typ1 atau standarInggris
BS 12.
b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah memenuhi persyaratan NI-
8.Pemilihan salah satu merk semen adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
c. Pemeriksaan Pimpinan Proyek dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk
memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Pimpinan Proyek untuk pengambilan contoh-
contoh tersebut.Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Pimpinan
Proyek, harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak
memuaskan tersebut telahdipergunakan untuk beton,maka Pimpinan Proyek dapat
memerintahkan untuk membongkarbeton tersebut dan diganti dengan memakai semen
yang telah disetujui atas beban Kontraktor.Kontraktor harus menyediakan semua
semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Kontraktor.
d. Tempat Penyimpan

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 22

• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen, dan
setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadapkelembaban udara.Tempat
penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu
pengambilan.
• Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm. dari
tanah, harus cukup besar untuk dapat memuatsemen dalam jumlah cukup besar
sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus
mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen
secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil
contoh,menghitung zak-zak dan memindahkannya.Semen dalam zak tidak boleh
ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
• Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudahpenerimaan,
Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang
diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa
sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya.
• Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi gudang-
gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocokdari penerimaan dan
pemakaian semen seluruhnya.
• Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Pimpinan Proyek bila
dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakanselama hari itu ditiap bagian
pekerjaan.
1.2.2. Pasir dan kerikil
a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbunsemua pasir dan
kerikil. Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran,pemuatan,
pengerjaan dan penimbunan pasir dan kerikil harus mendapatkan persetujuan dari
Pimpinan Proyek.
b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat persetujuan dari
Pimpinan Proyek. Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran
buangan disemua tempat penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan penimbunan
pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya pemisahan dan pencampuran
antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun tidak
akantercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air
rembesan.Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan
kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yangtidak sempurna dan lalai
dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari
timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengiriman berikutnya.
c. Pasir
• Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu pasir yang
dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yangdidapat dengan persetujuan Pimpinan
Proyek.
• Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar
(pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan yang dipakai
dalampekerjaan.Kontraktor harus menyerahkan pada Pimpinan Proyek sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup,seberat 15 kg. dari pasir
alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum
diperlukan.
• Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-bahan
lain yang tidak dikehendaki. Segala macamtanah pasir dan kerikil yang tidak dapat
dipakai, harus disingkirkan.
Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan
dari timbunan.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 23

• Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat,
mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak, jumlah prosentase dari
segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat
pasir.
• Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32 atau jika
diselidikidengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia untuk beton
atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Saringan Persentase satuan timbangan No. tertinggal di saringan 4 0–15, 8 6 – 15,
16 10 – 25, 30 10 – 30, 50 15 – 35, 100 12 – 20, PAN 3 - 7
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 15% atau kurang, maka
batas maksimum untuk persentase satuandalam saringan no. 8 dapat naik sampai 20%.
d. Agregat Kasar ( Kerikil )
• Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai
hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atauberupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu.
• Kebersihan dan mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan
organis atau dari substansi yang merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya
persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai 3 (tiga) persen
dari beratnya.
Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar lumpur
melampaui 1%, maka agregat kasarharus dicuci.
• Gradasi Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antar 5-25 mm. dan
harus memenuhi syarat-syaratsebagai berikut :
- Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.
- Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan
minimum 10% berat sertaharus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan
yang terdapat di NI-2 PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Pimpinan
Proyek ternyata tidak sesuai dengan ketentuangradasi, maka Kontraktor harus
menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk
menghasilkan agregat yang dapat disetujui Pimpinan Proyek.
1.2.3. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan spesi injeksi harus bebas
dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam
jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang
ditetapkan oleh Pimpinan Proyek untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-
ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.
1.2.4. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standar Indonesia
untuk beton NI-2, PBI-1971, atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh
Pimpinan Proyek.
Pimpinan Proyek berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang
pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk
persetujuan Pimpinan Proyek sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian
konstruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih,karat, minyak, gemuk
dan zat kimia lainnya yang dapat merusak ataumengurangi daya lekat antara baja
tulangan dengan beton.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 24

c. Khusus untuk plat lantai apabila pada gambar menggunakan wiremesh,maka wiremesh yang
digunakan adalah tipe deform (ulir) produk UNION METAL, BRC LYSAGHT, atau
BUMIKAYA.
1.2.5. Cetakan ( bekisting )
a. Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex dengan tebal minimum 12
mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu Borneo
Super ukuran 5/7, 6/10, 6/12 dan sebagainya,untuk mendapatkan kekuatan dan
kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Pimpinan Poyek.
b. Steiger / penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa besi standar pabrik (schafolding) atau
kayu dan tidak diperkenankan memakai bambu.
1.2.6. Water stop
Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian-bagian yang harus
kedap air, yaitu antara lain pelat atap, lantai toilet dan tempat-tempat basah lainnya sesuai
dengan Gambar Kerja.Water stop yang digunakan adalah SUPERCAST SW 10 merk
FOSROC, tipe disesuaikan dengan posisi joint dengan minimum lebar 20 cm.
1.2.7. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan / dicor secara
terputus,untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan design dan
perhitungannya.
Bonding agent yang dipergunakan adalah NITOBOND PVA merk FOSROC berupa
material liquid berwarna putih terbuat dari bahan polymer acrylic, digunakan pada
sambungan pengecoran beton lama dan baru khusus untuk daerah kering.Cara
pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.
1.2.8. Admixture
a. Admixture / hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan
beton.Bahan Admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk SIKAdengan
takaran 0,8% dari berat semen. Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan
kekuatan maksimal dengan persetujuan dari Pimpinan Proyek.
b. Retarder digunakan untuk memperlambat waktu setting beton (initial set),dimana bila waktu
pengiriman beton dari Batching Plant ke proyek dan sampai dengan waktu penuangan
beton memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) jam. Bahan retarder yang dipergunakan
adalah CONPLAST RP264M2 dengan takaran 0,20 – 0,60 liter per 100 kg. semen.
Pencampuran dilakukan di Batching Plant.
c. Superplasticizer digunakan untuk membuat beton lebih plastis dan mencapai kekuatan awal
yang lebih tinggi (high early strength).Bahan plasticizer adalah CONPLAST SP 430D
dengan takaran 0,60 – 2,00 liter per 100 kg. semen.
Pencampuran dilakukan di dalam mixer sebelum beton dituang ke dalam cetakan.
1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
1.3.1. Kelas dan Mutu Pekerjaan Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI-2 PBI-1971.
Bilamana tidak ditentukan lain, kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan
hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 cm (0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari, 14
hari dan 28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian benda-benda
uji harus memberikan hasil σ’bk ( kekuatan tekan beton karakteristik ) yang lebih besar
dari yang ditentukan di dalam tabel 4.2.1. PBI-1971.
c. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7, 14 atau 28 hari sesuai
dengan kesepakatan dengan Pimpinan Proyek yang tertuang dalam risalah rapat.
1.3.2. Komposisi campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland, pasir,kerikil dan air seperti
yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang tertentu /
serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik / tepat.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 25

b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi ini,
harus dipakai “campuran yang direncanakan (design mix)“.
Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran yang
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan dan dilakukan oleh laboratorium dari
instansi pemerintah atau Badan yang sudah terbukti akreditasinya.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan tidak
boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana
ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai mutu, harus
ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga
pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,kekedapan, keawetan
dan kekuatan yang dikehendaki.
f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton harus disesuaikan
dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara
pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka faktor air
semen ditentukan sebagai berikut :
• Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.
• Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding beton dan listplank / parapet,
maksimum 0,60.
• Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah lainnnya, maksimum
0,55.
h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Pimpinan Proyek atas biaya Kontraktor.Perbandingan
campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan penghematan yang dikehendaki,
workability, kepadatan,kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas
klaim yang disebabkan perubahan yang demikian.
1.3.3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton
dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau
gradasi ( perbutiran ) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk ( mixer ).
Penambahan airuntuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah sama sekali tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat
perlu.
Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 10 cm, dan tidak
melampaui 14 cm untuk segala beton yang dipergunakan.
Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971.Pimpinan Proyek berhak untuk menuntut
nilai slump yang berbeda bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan
beton berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.
b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Pimpinan Proyekmelalui pengujian biasa
dengan kubus 15 x 15 x 15 cm, atau silinder diameter 15 cm x panjang 30 cm. Dibuat dan
diuji sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan diadakan oleh Pimpinan
Proyek sesuai dengan NI-2 PBI-1971, Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.
1.3.4. Pekerjaan Baja Tulangan.
a.Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak
boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak
bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak boleh
dipakai.Semua batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 26

beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaannya disetujui oleh
Pimpinan Proyek.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus diikat kuat
dengan kawat beton ( bendraat ) dan memakai bantalan blok-blok beton cetak ( beton
decking ) dan atau kursi-kursi besi /cakar ayam perenggang.Dalam segala hal untuk besi
beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada
batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam gambar rencana,
minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan.Apabila
dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah
luas tulangan.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dariPimpinan Proyek.
1.3.5. Pekerjaan Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan
sesuai butir 1.3.4.b. tersebut di atas, serta harus mempunyai jarak tetap dan tertentu untuk
setiap bagian-bagian konstruksi sesuai dengan gambar rencana.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut betonuntuk satu sisi pada
masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Pondasi Pelat, untuk sisi bawah 8 cm, untuk sisi lainnya 4 cm.
b. Balok sloof = 4,0 cm.
c. Kolom = 4,0 cm.
d. Balok = 3,0 cm.
e. Pelat beton = 2,0 cm.
1.3.6. Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukkan pada
gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Pimpinan Proyek. Overlap pada
sambungan-sambungantulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah
ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Pimpinan
Proyek.
1.3.7. Pekerjaan Mengaduk
a. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup
untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan
beton.Perlengkapan-perlengkapan tersebut dancara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Pimpinan Proyek.
b. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton( batch
mixer/beton mollen). Pimpinan Proyekberwenang untuk menambah waktu pengadukan
jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam dalam komposisiatau
konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
c. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebihan (lamanya) yang
membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki danatau
diganti.Mesin pengaduk yang disentralisir ( batching mixing plant ) harus diatur
sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari
stasiun operator.Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan. Setiap mesin pengaduk harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk
mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.
1.3.9. S u h u

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 27

Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang dari 4,5oC. Bila suhu
dari beton yang dituang berada antara 27oC - 32oC, beton harus diaduk di tempat pekerjaan
untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa
sehingga suhu dari beton melebihi 32oC sebagai yang ditetapkan oleh Pimpinan Proyek,
maka Kontraktor harus mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada waktu malam hari bila
perlu, untuk mempertahankan suhu beton waktu dicor pada suhu dibawah 32o C.
1.3.10. Pekerjaan Rencana Cetakan
Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan dalamgambar
rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari Pimpinan
Proyek sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan
mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun
terhadapperlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada waktu
pemakaian.
Sewaktu-waktu Pimpinan Proyek dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak
dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan segera menanggulangi
bentuk yang diafkir tesebut dan menggantinya atas bebannya sendiri.
1.3.11. Pekerjaan Konstruksi Cetakan
a. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat
dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.
b. Semua cetakan beton harus kokoh.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan (bekisting) harus dilaburi/ diminyaki
dengan minyak bekisting yang dapat mencegah secara efektif melekatnya beton pada
cetakan, dan akan memudahkan melepas bekisting/ cetakan beton. Minyak bekisting
tersebut dapat dipakai hanya setelah disetujui oleh Pimpinan Proyek.
Penggunaan minyak bekisting ini harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi
beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.
c. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa
merusak permukaan dari beton yang telah selesai, harus tersedia.
d. Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi yang baikdan kuat sehingga tidak
akan ada kemungkinan penurunan cetakanselama pelaksanaan.

1.3.12. Pekerjaan Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian rupa
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke
tempat pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.
1.3.13. Pekerjaan Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran danletak baja tulangan beton
sesuai dengan gambar pelaksanaan,pemasangan sparing-sparing instalasi, penyokong, pengikatan
dan lain-lainnyatelah selesai dikerjakan.Sebelum pengecoran dimulai, permukaan-permukaan
yang berhubungandengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Pimpinan Proyek.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetakan/
bekisting ) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan
bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat yang akan dicor,
harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/ air dari beton yang barudicor -
tidak akan diserap.
c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu dimana akan dicor beton baru,
harus bersih dan lembab/basah ketika dicor dengan beton baru. Pembersihan harus
berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas atau
rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua genangan air harus dibuang

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 28

dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.Pada sambungan
pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton ( ex. Calbond atau setara ).
d. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang masih akan
berlanjut, terhadap sistem struktur / penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya ketika Pimpinan Proyek atau wakilnya yang ditunjuk serta Staf
Kontraktor yang setaraf ada ditempat / lokasi pekerjaan, dan persiapannya betul-betul
telah memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke tempat posisi
terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan
pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar
dalam betonyang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang
terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau
diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor harus
mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 1,5 meter,semua penuangan beton
harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm.Pimpinan
Proyek mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan
teballapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau turun hujan yang lama,
sedemikian rupa sehingga spesi/ mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air
semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint, dan air semen atau
spesi yanghanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
i. Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat dalam
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran.Mekanisme penuangan harus
dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter.Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk
mendukung lancarnya pengecoran dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang
sulit/ terbatas.
j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin sehingga bebas dari kantong-
kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material
yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan
terpisahnya bahan beton dengan airnya.Semua beton harus dipadatkan dengan alat
penggetar type IMMERSON, beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran
per menit ketika dibenamkan ke dalam beton.
1.3.14. Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjukPimpinanProyek. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/ lunak tidak diijinkan
untuk dibebani.Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui Pimpinan Proyek
b. Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton bolehdibuka, yaitu minimum 3
hari untuk cetakan - cetakan samping pada pondasi dan sloof,7 hari untuk dinding-
dindingpemikul dan kolom,21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap dan tangga.
1.3.15. Perawatan ( Curing )
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot
dengan Curing Agent CONCURE P yang berupa bahan cair / liquid material dimana
setelah mengering berbentukmembrane clear dan berfungsi sebagai pelindung (curing
compound) untuk menahan / mencegah penguapan air dari dalam beton, dengan
takaran pemakaian untuk 1 liter adalah 5 – 6 m2.Pimpinan Proyek berhak menentukan
cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 29

b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsungminimal
selama 3 hari sesudah pengecoran.Perlindungan semacam itu dilakukandengan
menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus
dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan penggenangan dengan air pada
permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini
bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-
lubang atau dengan cara lain yang disetujui Pimpinan Proyek sehingga selama masa
tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam
perawatan ( curing ) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran
beton.
1.3.16. Pekerjaan Perlindungan (Protection).
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakansebelum penerimaan
terakhir oleh Pimpinan Proyek.
1.3.17. Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan
yangdirencanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan,
atauternyata ada permukaan yang cacat/rusak, semua hal itu dianggap sebagai tidak
sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri. Kecuali bila Pimpinan Proyek memberikan ijinnya untuk
memperbaiki/menambal tempat yang rusak, dalam hal mana perbaikan harus dikerjakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang
kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan-cetakan, lubang-lubang karena keropos,
ketidak-rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu
gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lubang-lubang pahatan harus
diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat (
terkunci ) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam
sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Pimpinan Proyekhal-hal tidak sempurna pada bagian bangunan yang
akan terlihat jika dengan penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding yang
tidak memuaskan secara visual, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh
dinding( dengan spesi plesteran 1pc : 3ps ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1
cm, demikian juga pada dinding yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai dengan
instruksi dari Pimpinan Proyek. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar, batas
toleransi kelurusan ( pencekungan atau Pencembungan ) bidang tidak boleh melebihi
dari L / 1000 untuk semua komponen.

Pasal 2
PENYEKAT-PENYEKAT AIR

2.1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari PVC harus ditempatkan pada


sambungansambunganbangunan seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar. Kontraktor harus
menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak,mur-mur dan bahan
penyambung lainnya.
2.2. Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices), penyatuan
danlengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak untuk penyekat air,pertemuan
perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengangambar-gambar atau seperti
ditunjukkan oleh Konsultan Perencana.
2.3. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakan persis dengan petunjuk-petunjuk pabrik
pembuat dan penggunaan material yang disahkan oleh pabrik dan harus dibentuksedemikian rupa
agar menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 30

Bahan waterstop yang dipakai adalah SUPERCAST SW 20, tipe disesuaikan dengan
posisi joint dengan lebar minimum 20 cm.

Pasal 3
PEKERJAAN SPARING

3.1. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai dengangambar
kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
3.2. Tempat-tempat dimana sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, makaKontraktor
harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Pimpinan Proyek.
3.3. Bilamana sparing-sparing (pipa dan lain-lain) berpotongan dengan baja tulangan,maka baja
tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuandari Pimpinan Proyek.
3.4. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan
harusdiperkuatsehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
3.5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.

Pasal 4
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan atap dan baja sesuaidengan
gambar-gambar pelaksanaan, termasuk didalamnya tapi tidak terbatas pada :
5.1.1. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahan-bahanseperti
pelat, profil, baut, angkur dan lain-lain menurut kebutuhansesuai dengan gambar kerja dan
persyaratan-persyaratan teknis pelaksanaan.
5.1.2. Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi kolom, ring balok,atap baja,dan gording,
sambungan-sambungan, pengelasan baik las sudut maupun laspenuh, sambungan dengan
baut dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja danpersyaratan teknis pelaksanaan.
5.1.3. Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti pemasanganrangka atap
(kuda-kuda), rangka ikatan angin, ikatan pengaku, gording,trekstang, penutup atap baja
finish galvalume/ warna tebal 0,35 mm, pengecatan dan lain-lain sesuai dengan gambar
kerja dan persyaratan teknispelaksanaan.
5.2. PERSYARATAN UMUM.
Semua pelaksanaan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-persyaratannormalisasi yang
berlaku di Indonesia, seperti :
5.2.1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB (1970)dan lain-lain
kecuali ada hal-hal yang khusus.
5.2.2. AISC “Specification for Fabrication and erection” 12 Pebruari 1981.
5.2.3. Semua pekerjaan baut pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dariAISC
“Specification for Structural Joints Bolts”.
5.2.4. Semua pekerjaan las harus mengikuti “American Welding Society for ArcWelding in
Builiding Construction Section”.
5.3. PERSYARATAN BAHAN.
5.3.1. Mutu baja yang digunakan untuk seluruh konstruksi baja adalah baja BJ-37dengan
tegangan dasar 1600 Kg/Cm2.Seluruh profil baja yang digunakan sesuai dengan
persyaratan bahan danharus mendapat persetujuan Pimpinan Proyek dan Direksi/ Owner
serta dilampiri sertifikat dari pabrik pembuat profil baja tersebut.
5.3.2. Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harusmendapat
persetujuan Pimpinan Proyek, harus disimpan padatempat terlindung yang menjamin
komposisi dan sifat-sifat lain dari bahanelektroda tersebut tidak berubah.Bahan las yang

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 31

digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agarselalu dalam keadaan baik dan
kering.
5.3.3. Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi persyaratanPeraturan
Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus memenuhi standarASTM A-36.
5.3.4. Baud yang dipakai harus memiliki spesifikasi ASTM A-325, dari 1 (satu) merk saja. Tidak
diizinkan menggunakan beberapa merk yang berbeda.
5.3.5. Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya.Penampang-penampang
(profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dandetail-detail konstruksi yang
ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
5.4. PERSYARATAN TEKNIS.
5.4.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semuaukuran-ukuran
yang tercantum pada gambar kerja.
5.4.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar detail/sambungan dari
bagian-bagian konstruksi baja yang tidak/ belum tercantum dalam gambar kerja, untuk
mendapat persetujuan Pimpinan Proyek sebelum memulai pekerjaan tersebut.
5.4.3. Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus diajukan dandiusulkan
pada Pimpinan Proyek untuk mendapatpersetujuan.
5.4.4. Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adabiaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak.
5.4.5. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahandetailing, fabrikasi dan
ketepatan penyetelan / pemasangan semua bagian-bagiandari konstruksi baja.
5.4.6. Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali untukbagian-bagian
pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan diworkshop sehingga harus
dikerjakan di lapangan.
5.4.7. Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapanganharus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat padalubang rivet atau baut
tersebut.
5.4.8. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktupemasangan yang
diakibatkan oleh kekurang-telitian atau kelalaianKontraktor, harus diganti dan dilaksanakan
atas biaya Kontraktor.
5.4.9. Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,diperbaiki atau
diganti dengan yang baru dan semua biaya untuk ini harusditanggung oleh Kontraktor.
5.4.10. Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentangpengujian oleh
pabrik (laboratorium) untuk bahan konstruksi baja yangdigunakan.
5.4.11. Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut harusdiberikan kepada
Pimpinan Proyek untuk mendapat persetujuan terhadapbahan tersebut.
5.4.12. Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yangtertera
dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangga, alat untukmemasang dan
menyambungnya, pelat-pelat siku peralatan penunjang untukpresisi dari komponen
maupun pekerjaannya sendiri.
5.4.13. Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus diselesaikanbebas dari
puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti untukmenghasilkan tampak yang rapi
sekali.
5.4.14. Semua perlengkapan atau barang-barang/ pekerjaan lain yang diperlukandemi
kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khususdiperlihatkan dalam gambar
atau dipersyaratkan disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika dipersyaratkan lain.
5.4.15. Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan pengecatan,harus segera
dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain-laindengan cara yang
memenuhi syarat.
5.4.16. Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagianyang perlu
sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari karat, makabagian-bagian itu harus
diperiksa dalam keadaan tidak cacat.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 32

5.5. PERSYARATAN PELAKSANAAN.


5.5.1. Pengelasan.
a. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman.Sertifikat kelas A untuk
tenaga ahli yang mengerjakanbagian-bagian sekunder konstruksi.
b. Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatanbaja yang
dipakai.Bahan las yang dipergunakan dari tipe E 6010 untuk posisi pengelasanplat
horizontal dan overhead, serta tipe E 6012 dan E 6013 untuk posisipengelasan plat, dan
harus dijaga agar supaya selalu dalam keadaan baikdan kering.Ukuran las harus sesuai
dengan gambar kerja dan atau :
• Tebal las minimum : 3,5 mm.
• Panjang las minimum : 13 x tebal las.
• Panjang las maksimum : 43 x tebal las.
c. Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dandalam keadaan
kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkansedemikian rupa, sehingga
pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik danteliti.
d. Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamintidak akan
berputar atau membengkok.
e. Setelah pengelasan, maka kerak-kerak las harus dibuang dandibersihkan dengan baik.
f. Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan tanpamenimbulkan
kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
g. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektrodatersebut.
h. Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutudan kualitas dari las
yang dikerjakan.
i. Permukaan dari bagian yang akan di-las harus bebas dari kotoran, cat,minyak, karat dan
kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan.
j. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai tipe yangsesuai dengan yang
dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapatmemuaskan. Mesin las tersebut
harus mencapai kapasitas 24 – 40 Voltdan 200 – 400 Ampere.
k. Perbaikan las, bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini
harusdilakukan sebagaiamana diperintahkan oleh Pimpinan Proyek. Biayaperbaikan las ini
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.5.2. Sambungan dengan baud.
a. Sambungan-sambungan yang dibuat harus dapat memikul gaya-gaya yangbekerja, selain
berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahanlenturan batang.
b. Lubang baud harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar baud. Jikabaud dikerjakan di
workshop, maka cara melubangi boleh langsungdengan alat pengerat. Semua pelubangan /
pengeboran untuk baud harusdapat dikerjakan sesudah bagian-bagian / profil-profil yang
akanberhubungan tersebut dikerjakan.
c. Baud dan area dimana akan dipasang baud tidak boleh dicat sebelum baud dipasang.
Setelah seluruh baud terpasang, dan alignment pada konstruksi baja sudah baik, maka harus
segera dilakukan pengencangan menggunakan kunci momen. Kekuatan pengencangan
harus mengacu standar ASTM untuk spesifikasi baud A-325. Setelah pengencangan selesai,
segera dilakukan pengecatan dasar (Zinchromate), dilanjutkan dengan cat finish.
d. Pengujian pekerjaan sambungan baud dan las dilakukan secara visual kecualipengelasan
dengan Full Penetration harus dilakukan dengan X-ray test,sebanyak 2 (dua) titik
pengetesan. Pemeriksaan dilakukan dengan randomtesting.Untuk pekerjaan las dan
pengujian yang tidak memenuhi syarat harusdiulangi kembali hingga memenuhi
persyaratan. Biaya X-ray testditanggung oleh Kontraktor.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 33

5.5.3. Meluruskan, Mendatarkan dan Melengkungkan.


a. Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagiannon
struktural.Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung.Melengkungkan plat
dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidakboleh lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal
plat. Hal ini berlaku pula untukbatang-batang di bidang plat badannya.
b. Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil harus dilakukan dalamkeadaan panas
segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut menjadimerah tua.Tidak diperkenankan
melengkungkan dan memukul dengan martilbilamana bahan tersebut tidak dalam kondisi
menyala merah tua lagi.
5.6. PEMASANGAN.
5.6.1. Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. DariAs-nya.
Kemudian juga elemen-elemen vertikal harus tegak lurus denganbidang permukaan lantai.
5.6.2. Kontraktor diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi yangtertumpuk di
lapangan tetap dalam keadaan baik seperti pada saatpelaksanaan pembuatan konstruksi
tersebut.
5.6.3. Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan, agarjangan rusak
karena perubahan cuaca.
5.6.4. Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan dan lain-lain.
a. Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan konstruksi, harus denganmechanical
cutting kecuali ditunjukkan lain dalam gambar rencana.
b. Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih,sekali-kali tidak
diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
c. Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran bekasirisan, maka
bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya setebal2,5 mm, kecuali kalau
keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudahtidak tampak lagi jalur-jalur.
d. Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuangbekas-bekas
potongan atau kotoran-kotoran lainnya.
5.6.5. Menembus, mengebor dan melebarkan lubang.
a. Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor.
b. Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baud yang dibubut dengantepat dan sebuah
baud hitam yang tepat boleh berbeda masing-masingsebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm
daripada diameter batang baud-baud.
c. Semua lubang-lubang dalam bagian konstruksi yang disambung dan yangharus
dijadikan satu dengan alat penyambung, harus dibor sekaligussampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, makaperubahan - perubahan lubang
tersebut dibor atau diluaskan danpenyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.
d. Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau sesuai denganpermintaan gambar
rencana terdiri dari siku-siku pada bidang-bidang danbagian-bagian konstruksi yang
akan disambung.
e. Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus dibersihkan dulu.Mempersiapkan
lubang tidak boleh dilakukan dengan menggunakan besi/sikat kawat atau besi-besi
penggaruk.
5.7. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN.
5.7.1. Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat) dankotoran-kotoran
ataupun minyak-minyak, dengan menggunakan sikat bajaatau sandblasting, sampai
permukaannya memperoleh warna metalic yangmerata.
5.7.2. Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di workshop,seluruh
permukaannya harus cepat-cepat di cat dengan meni (red oxide) yangtebalnya 30 – 35
micron. Cat dasar ini harus betul-betul merata untuk seluruhpermukaan profil.
5.7.3. Cat dasar yang tidak baik harus dibuang/ dibersihkan sama sekali, disikatkawat, digosok,
dan setelah bersih segera dicat dasar lagi seperti yang telahdiuraikan. Cat dasar
dilaksanakan 2 (dua) kali pengecatan dan dipakai produk cat kualilas 1.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 34

5.7.4. Cat finish dilaksanakan 2 (dua) kali, produk cat kualitas 1.


5.7.5. Pengecatan harus dilakukan sesuai instruksi Pimpinan Proyek.
BAB IV
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan adukan pasangan batu kali
b. Pekerjaan adukan pasangan batu bata
c. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam gambar kerja.
1.2. PERSYARATAN BAHAN.
1.2.1. Semen.
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja danSyarat-syarat
Teknis Struktur.
1.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,bersih ari
tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
1.2.3. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, basa, garam, bahanorganik
dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
1.3.1. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Carapembuatannya
menggunakan mixer selama 3 (tiga) menit.
1.3.2. Jenis adukan.
a. Adukan biasa adalah campuran 1pc: 4ps dan 1pc: 5ps.Adukan ini untuk pasangan
batu bata dan batu tempel serta untuk menutupsemua permukaan dinding pasangan
bagian dalam bangunan, yangdinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
b. Adukan kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.
Aduk plesteran ini untuk :
• Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/ tepiluar bangunan.
• Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yangdisyaratkan harus
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerjahingga ketinggian 150 cm. dari
permukaan lantai.
• Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggiansampai 20 cm.
dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalamGambar Kerja.
1.3.3. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehinggaselalu
dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktupelaksanaan pemasangan.
1.3.4. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktupencampuran adukan
dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutamauntuk adukan kedap air.

Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

2.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan pondasi pasangan batu kali.
b. Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 35

2.2. PERSYARATAN BAHAN.


2.2.1. Batu kali.
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudutruncing dan
tidak porous.
2.2.2. Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1.
2.2.3. Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2.
2.2.4. Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3.
2.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
2.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil/ bentuk pondasidari
bambuatau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuaidengan Gambar
Kerja dan telah mendapat persetujuan dari Pimpinan Proyek.
2.3.2. Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Pimpinan Proyek,kemudian dasar
galian harus diurug dengan pasir urug tebal 10 cm. Disiramsampai jenuh, diratakan dan
dipadatkan sampai benar-benar padat.Di atas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu
kali kosong yang dipasangsesuai dengan Gambar Kerja.
2.3.3. Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran1pc : 4ps,
terkecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam GambarKerja. Untuk kepala
pondasi digunakan adukan kedap air 1pc : 3ps.
2.3.4. Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak adabagian dari
pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagiantengah.
2.3.5. Setiap jarak 50 cm. As-as harus ditanam stek ∅10 mm. untuk sloof dandinding pasangan
yang tercantum dalam Gambar Kerja.Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis
beton harus ditanamkan stekstektulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang
sama dengantulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut.Stek-stek
harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-datau sesuai dengan
ukuran dalam Gambar Kerja.Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cmatau seperti
yang tercantumdalam Gambar Kerja.

Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

3.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pembuatan dinding batu bata.
b. Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
3.2. PERSYARATAN BAHAN.
3.2.1. Batu Bata.
Batu Bata yang dipakai adalah dari mutu yang terbaik ukuran 7 x 10 x 30 cm. dengan
pengepresan sempurna dan merata.Batu Bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak,
cat atau adukan,mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung
didatangkandari pabrik atau penjual.Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan
mengajukan contohdisertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada Pimpinan
Proyek untuk mendapatkan persetujuan.
3.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
3.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 36

3.2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detailbentuk profil,
sambungan dan hubungan dengan material lain danmelaksanakannya sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja.
3.3.2. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulusehingga jenuh.
Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di ataspermukaan batu bata tersebut.
3.3.3. Aduk perekat / spesi.
a. Aduk perekat / spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalahcampuran 1pc : 3ps
untuk :
• Dinding pasangan batu bata daerah basah.
• Dinding pasangan batu bata yang langsung berhubungan dengan luar.
• Saluran.
b. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P +0,20 ke atas, dipakaiaduk perekat/
spesi campuran 1pc : 5ps terkecuali yang disyaratkankedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam Bab ini.
3.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/ spesiharus sama
setebal 1 cm.Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
3.3.5. Pemasangan dinding pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahapterdiri
maksimum setinggi 1 meter setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan
balokpraktis.Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada
persyaratan-pelaksanaan pekerjaan beton di Bab lain dalam buku ini.
3.3.6. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak danpola ikatan
harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapi dan
siku seperti tercantumdalam Gambar Kerja.
3.3.7. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar-benar vertikal danhorizontal. Pengukuran
dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengantepat.Untuk permukaan yang datar,
batas toleransi pelengkungan ataupencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 200 cm, vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar
/memperbaiki dan biaya untuk perkerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidakdapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.
3.3.8. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasarsampai setinggi
permukaan tanah.
3.3.9. Setelah batu bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengankedalaman 1
cm. dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudiandisiram air dan siap
menerima plesteran.
3.3.10. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan airterlebih dahulu
dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
3.3.11. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekalitidak
diperkenankan.
3.3.12. Tidak diperkenankan memasang batu bata merah yang patah dua melebihi dari5%. Batu
bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
3.3.13. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci) harus :
• Dinding bata ½ batu, harus setebal 15 cm.
3.3.14. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib untukmemelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.Apabila pada saat di-finish
terdapat kerusakan, berlubang dan lainsebagainya, Kontraktor harus memperbaiki
sampai dinyatakan dapat diterimaoleh Pimpinan Proyek.Biaya ini ditanggung oleh
Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagaipekerjaan tambah.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 37

Pasal 4
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

4.1. LINGKUP PEKERJAAN.


4.1.1. Pekerjaan Beton Bertulang.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pembuatan kolom praktis 15 x 15 cm.
• Pembuatan balok praktis/ balok lintel, ring balok ukuran 15 x 15 cmdan15 x 20 cm.
• Pekerjaan kolom praktis, balok praktis/ lintel dan ring balok lainnyaseperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
4.1.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai dasar sesuai Gambar Kerja.
4.2. PERSYARATAN BAHAN.
4.2.1. Besi Beton.
a. Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk besi tulangan polos, dan U-40
untuk besi tulangan sirip/ ulir.
Untuk pelat lantai menggunakan tulangan 1 lapis D10-150mm, atau 1 lapis
Wiremesh M-10.
b. Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak dan bebas dari cacat sepertiserpih-
serpih.
c. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.
d.Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan Gambar Kerja.
e. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan darilapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Pimpinan Proyek.
f. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh /dilapis seng.
Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.Kawat pengikat besi beton
harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2(PBI-1971).
4.2.2. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
4.2.3. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.Pasir yang dipakai harus Pasir Beton.
4.2.4. Koral beton / Split.
a. Koral beton / split harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori sertamempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
b. Penyimpanan / penimbunan koral beton dengan pasir harus dipisahkansatu sama
lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkanperbandingan adukan beton
yang disyaratkan.
4.2.5. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
4.2.6. Acuan/ bekisting dan perancah.
a. Papan acuan / bekisting dibuat dari multiplex tebal 9 mm.
b. Balok-balok pengaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
c. Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak
diperkenankanmempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.
4.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
4.3.1. Beton Bertulang.
a. Campuran dan mutu beton
• Campuran adalah 1pc : 2ps : 3Kr.
• Mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang nonstruktural ini
adalah K-175.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 38

b. Pembesian.
• Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yangdibengkokkan,
sambungan, kait-kait dan sengkang (ring)persyaratannya harus sesuai NI-2 (PBI-
1971).
• Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai denganGambar Kerja.
• Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besitulangan
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harusbebas dari papan
acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasangselimut beton dan bantalan
beton (beton decking) sesuai dengan NI-2(PBI-1971).
c. Acuan / bekisting.
• Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yangtelah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.
• Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dankedudukannya selama
pengecoran berlangsung.
• Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas darikotoran tahi
gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.
d. Cara pengadukan.
•Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
• Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebihdahulu oleh
Pimpinan Proyek.
• Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidakterjadi
penguapan terlalu cepat.
•Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harusdiperhatikan.
e. Pengecoran Beton.
• Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakanpekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiramcetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran danketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
• Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Pimpinan Proyek.
• Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetarbeton untuk
menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkanterjadinya cacat pada beton
seperti keropos dan sarang-sarang koral /split yang dapat memperlemah
konstruksi.
• Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hariberikutnya,
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Pimpinan Proyek.
• Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai BondingAgent
NITOBOND PVA merk FOSROC.
• Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harusdikasarkan,
dilapis dengan Bonding Agent NITOBOND PVA yangpelaksanaannya sesuai
persyaratan pabrik pembuat, selanjutnyalangsung dilakukan pengecoran beton
baru.
f. Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting hanya boleh dilakukan denganijin tertulis
dari Pimpinan Proyek.Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapunpada permukaan beton tanpa persetujuan Pimpinan Proyek.
g. Pekerjaan pembuatan kolom praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk :
• Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunansetiap seluas 12
m2 .

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 39

• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar/ tepi luarbangunan setiap
seluas 9 m2.
• Ukuran kolom praktis adalah 15 x 15 cm.
• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
h. Pekerjaan pembuatan balok praktis / lintel dan ring balok.
Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok :
• Di tepi atas/ akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagairing balok
setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi.
• Ukuran balok pratis adalah 15 x 15 cm, 20 x 20 cm, atau sesuaiGambar Kerja.
• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atauseperti
terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam Buku ini.
j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis / lintel seperti tercantumdalam Butir
5.3.1.g. dan 5.3.1.h. di atas, terlepas apakah pekerjaantersebut tergambar atau tidak
dalam Gambar Kerja.
k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,ring balok
beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam GambarKerja harus diperkuat
angkur∅8 mm setiap jarak 50 cm, yang terlebihdahulu telah ditanam dengan baik
pada bagian pekerjaan kolom danbalok praktis ini. Bagian yang tertanam dalam
pasangan bata minimalsedalam 30 cm, kecuali ditentukan lain.
4.3.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.
Campuran beton tumbuk adalah 1pc : 3ps : 5kr dengan tulangan praktis 1lapis – 2 arah
diameter 6 mm.- 15 cm. atau wiremesh BRC M-6, terkecualipada daerah basah (KM /
WC dan Pantry) tidak dipasang tulangan.Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak
berongga, tidak retak dan ratapermukaan / waterpass dan atau seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.

Pasal 5
PEKERJAAN PLESTERAN

5.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Plesteran aci halus untuk dinding pasangan batu bata dan permukaan beton.
• Plesteran kedap air.
• Plesteran biasa.
• Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
5.2. PERSYARATAN BAHAN.
5.2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
5.2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
5.2.3. A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
5.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
5.3.1. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.Pekerjaan
plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasanganbata atau bidang
beton telah disetujui secara tertulis oleh Pimpinan Proyek.
5.3.2. Jenis plesteran.
a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dhaluskan.Campuan
plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air,yaitu 1pc : 5ps.Dipakai untuk :
• Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanahhingga ke
permukaan tanah dan atau lantai.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 40

• Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.


b. Plesteran biasa adalah campuran 1pc : 5ps.Aduk plesteran ini untuk pasangan
batu bata dan batu tempel serta untukmenutup semua permukaan dinding
pasangan bagian dalam bangunan,yang dinyatakan tidak kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Plesteran kedap air adalah campuran 1pc : 3ps.
Aduk plesteran ini untuk :
• Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar / tepiluar
bangunan.
• Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yangdisyaratkan
harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerjahingga ketinggian 150
cm dari permukaan lantai.
• Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggiansampai 20
cm. dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalamGambar Kerja.
d. Plesteran halus / aci halus adalah campuran PC dengan air yang
dibuatsedemikian rupa sehingga diperoleh campuran yang homogen.Plesteran
halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dindingpasangan.
Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah adukplesteran sebagai
lapisan dasar telah berumur 8 (delapan) hari, atausudah kering benar.
5.3.3. Pelaksanaan.
a. Adukan semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikianrupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengeringpada waktu
pelaksanaan pemasangan.
b. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktupencampuran
aduk plesteran dengan waktu pemasangan tidak melebihi30 menit, terutama untuk
plesteran kedap air.
c. Kontraktor harus menyediakan Pekerja/ Tukang yang ahli untukpelaksanaan
pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.
d. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran
harusdiratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/ aciharus
rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga danberlubang, tidak
mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yangmembuat cacat.
e. Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahiterlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.Sedang untuk
permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harusdibersihkan dari sisa-
sisa bekisting, kemudian dikasarkan (“scratched”).Semua lubang - lubang bekas
pengikat bekisting atau form tie harustertutup aduk plesteran.
d. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan catdipakai plesteran aci
halus di atas permukaan plesterannya.Untuk bidang dinding pasangan yang
menggunakan bahan/ materialakhir lain, permukaan plesterannya harus diberi
alur-alur garis horizontaluntuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/ material yangakan digunakan tersebut.
e. Untuk setiap pertemuan bahan/ material yang berbeda jenisnya pada satubidang
datar, harus diberi naat/ celah dengan ukuran lebar 7 mm, dandalam 5 mm.
f. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan ataupencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m.
g. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding /kolom seperti
yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja.Tebal plesteran adalah
minimal 1,5 cm. dan maksimal 2,5 cm.Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka
diharuskan menggunakan kawatayam yang diikatkan/ dipakukan ke permukaan
dinding pasangan yangbersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 41

h. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesaipemasangan


instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruhbangunan.
5.3.4. Pemeliharaan.
a. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsungdengan wajar.
Hal ini dilakukan dengan membasahi permukaan plesteransetiap kali terlihat kering
dan melindunginya dari sinar matahari langsungdengan bahan penutup yang dapat
mencegah penguapan secara cepat.Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari
setelah pengacianselesai. Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-
kurangnya2 (dua) kali sehari sampai jenuh.
b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan/ material akhir,Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakandan pengotoran
dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dantidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/ material akhirdi atas
permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebihdari 2 (dua) minggu,
cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lainseperti yang disyaratkan tersebut
di atas.
d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan olehPimpinan
Proyek, maka Kontraktor harus membongkar danmemperbaiki sampai disetujui oleh
Pimpinan Proyek.Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan
tidakdapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 6
PEKERJAAN KAYU

6.1. LINGKUP PEKERJAAN.


6.1.1. Pekerjaan kayu kasar.
Pekerjaan kayu kasar lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
6.1.2. Pekerjaan kayu halus.
• Rangka Multi 9 mm lapis plat untuk penutup atas GRC ditunjukkan padaGambar
Kerja.
6.2. PERSYARATAN BAHAN.
6.2.1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikanpada butir
berikut ini.Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus. Tanpa
cacatmata kayu, putih kayu dan retak.Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
6.2.2. Pekerjaan kayu kasar.
Kayu Borneo Super atau sekualitas.Referensi bahan sesuai dengan SII No. 0458/81, mutu
kelas A, kelaskeawetan II dan kekuatan II.
6.2.3. Pekerjaan kayu halus.
a. Balok untuk kusen, kayu Kamper Samarinda. Referensi bahan sesuaidengan SII No.
0458/81, mutu kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II.
b. Papan untuk plint kayu Kamper Banjar. Referensi bahan sesuai dengan SIINo. 0458/81,
mutu kelas A, kelas keawetan II dan kekuatan II.
c. Multiplex:
Panel : Plywood, Megateak.
Tebal : (sesuai yang ditunjukkan pada Gambar Kerja).
Produk : Ex lokal mutu terbaik.
6.2.4. kelembaban.
• Untuk ketebalan kayu lebih dari 3 cm. disyaratkan kelembaban kayu tidaklebih dari 14
% terpasang.
• Untuk ketebalan kayu lebih dari 7 cm diijinkan kelembaban kayu 25 %maksimum.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 42

• Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 - 3 cm. diijinkan kelembabankayu 18%
maksimum.Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture content) tersebut di
atasdiperiksa dengan alat pemeriksa kelembaban kayu.
6.2.5. Pengawetan kayu.
Semua kayu (terkecuali kayu lembaran) yang dipergunakan harus sudahmelalui proses
pengeringan (dry kiln) dan harus sudah diberi bahan antirayap sebelum pelaksanaan
finishing.Persyaratan pelaksanaan pekerjaan anti rayap sesuai dengan yang tercantumpada
pekerjaan perlindungan.Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pelaksanaan
pekerjaan iniharus diletakkan di satu tempat, di dalam ruangan yang kering
dengansirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungidari
kerusakan. Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidaklangsung terhampar di
lantai.
6.2.6. Bahan dan alat bantu.
• Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.
• Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL atau yangsetara.
• Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lainharus
digalvanisasi.
6.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
6.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, Kontraktor diwajibkan untuk :
• Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuaiGambar
Kerja.
• Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangandi lapangan.
• Khususnya untuk pekerjaan kayu halus, Kontraktor harus membuat shopdrawing untuk
detail pemasangan dan sistem perkuatan.Agar diusahakan pelaksanaan pemasangan
instalasi sebelum pelaksanaanpekerjaan kayu sehingga tidak terjadi
pembongkaran.Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
penggantung,angkur, dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus rapi sempurna
sertatidak diperkenankan mengotori bidang-bidang tampak.Khusus untuk bahan
sambungan / pengikat dari baja seperti angkur,sengkang, plat dan sebagainya sebelum
terpasang harus sudah diberi lapisananti karat yang memenuhi persyaratan dalam Pasal
Pengecatan di Buku ini.Khusus pada permukaan bidang tampak / exposed, tidak
diperkenankanpemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Pimpinan Proyek.Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar
dianggap kurangkuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan
Kontraktoruntuk menambahkannya setelah disetujui Pimpinan Proyek.Dalam hal ini
Kontraktor tidak dapat mengklaim sebagai pekerjaan tambah.Semua pekerjaan
pendempulan harus rapi, rata dan halus.Setelah dempul kering kemudian digosok
dengan ampelas halus.Sebelum pemasangan untuk semua logam yang melekat pada
kayu, semualogam tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan
catseperti yang disyaratkan.
6.3.2. Pelaksanaan Pekerjaan Kayu Kasar.
Semua konstruksi yang tidak ditampakkan (“unexposed”) harus dilapisdengan menie
kayu. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah penyerutan dansebelum dipasang.
6.3.3. Pelaksanaan Pekerjaan Kayu Halus.
Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akandiperlihatkan
(exposed) dan permukaan kayu yang akan dilapis / ditempeldengan bahan / material
finishing harus diserut halus dan rata.Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu
halus harusmenggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakan
ditempat pemasangan, persyaratan ini mencakup pula untuk penyerutan.Setelah
penyerutan mesin, baru kemudian diperkenankan dengan penyerutantangan.Sambungan-
sambungan harus dikerjakan dengan ketelitian yang tepat danrapi terutama untuk bagian
yang diperlihatkan (exposed). Sambungan Plintkayu pada sudut harus berupa sambungan

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 43

adu manis dan siku. Sambunganantara papan ke arah memanjang harus berupa
sambungan ekor burung.
6.3.4. Perlindungan terhadap pekerjaan kayu yang telah selesai.
Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala kerusakan baikberupa
benturan, pecah, retak, noda dan cacat-cacat lain. Apabila hal tersebutdi atas ditemui,
maka Kontraktor harus membongkar dan mengganti tanpamengurangi mutu. Biaya untuk
pekerjaan ini adalah tanggung jawabKontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
6.3.5. Pekerjaan penyelesaian (“finishing”) kayu.
Pekerjaan “finishing” kayu lihat Pasal Pekerjaan Pengecatan dalam Buku ini.

Pasal 7
PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI

7.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan pintu besi dan Folding Gate seperti tercantum pada
Gambar Kerja.
7.2. PERSYARATAN BAHAN.
􀂃Pintu Besi
Bahan : Daun pintu memakai Hollow square tube.
Rangka daun pintu memakai hollow scuare tube.
Kusen memakai besi kanal.
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja.
􀂃Engsel : Sistem kupu-kupu dengan batang poros engsel dapat dikunci.
􀂃Kunci : Sistem selot dengan gembok.
7.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
Pembuatan pintu besi harus mengikuti Bab Pekerjaan Logam Arsitektur.Pembuatan kusen dan
daun pintu besi lengkap harus dilaksanakan di workshop, tibadi lapangan siap untuk pemasangan/
penyetelan.Kusen pintu besi harus sudah terpasang pada dinding lubang pintu saat
pelaksanaanpekerjaandinding termaksud.Jumlah engsel adalah 3 (tiga) buah tiap daun pintu.

Pasal 8.
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
( ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI )

8.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan ini meliputi :
• Pekerjaan perlengkapan pintu Besi dan Folding Gate seperti tercantum dalamGambar Kerja.
8.2. PERSYARATAN BAHAN.
Semua alat penggantung dan pengunci (“hardware”) yang digunakan harus sesuaidengan
ketentuan yang tercantum dalam Buku Spesifikasi ini.Apabila terjadi perubahan atau
penggantian, harus mendapat persetujuan terlebihdahulu secara tertulis dari Pemberi Tugas.
Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dariPemberi Tugas /
Pimpinan Proyek.Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci)
lengkap.Pemilihan “hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
8.2.1. Perlengkapan Pintu Ayun.
a. Engsel.
1. Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon, memenuhi
standar SII-0407-80
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda, rangka aluminium.
Ukuran : 4 x 3 inchi, tebal 3,2 mm. (standar produk).
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 44

Produk : SES, CISA atau setara


Warna : Silver.
2. Mekanisme : Ayun dua arah (“double swing”).
Spesifikasi : Khusus untuk pintu kaca tanpa rangka (“frameless”)dipasang pada sisi bawah /
tertanam di lantai dan sisiatas daun pintu, sekaligus berfungsi sebagai doorcloser dengan
pengaturan kecepatan menutup dari115o ke 12o dan 12o ke 0o.Dilengkapi engsel penjepit
bagianbawah (bottompivot patch) dan atas (top pivot patch).
Pemakaian : Pintu masuk utama lantai dasar.
Jumlah : 2 (dua) set lengkap per daun pintu.
Produk : SES, CISA atau setara.
Warna : Ditentukan kemudian.
b. Kotak Kunci (“Lockcase”).
1. Mekanisme : 2 kali kunci (“double lock”).
Pemakaian : Semua pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangkaaluminium.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah silang (latch bolt)
dan lidah malam (rolling dead bolt).
Produk : SES, CISA atau setara
Warna : Silver.
2. Mekanisme : 1 kali kunci (“single lock”)
Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa rangka (frameless door glass)
Spesifikasi : Lockcase pada bagian bawah dan atas pintuframeless.
Produk : KEND.
Warna : Silver.
c. Kunci (“Cylinder”).
1. Pemakaian : Semua pintu Folding Gate
Spesifikasi : Mempunyai lubang kunci di kedua ujungnya
(Double Cylinder).
Produk : SES, CISA atau setara
Warna : Ditentukan kemudian.
2. Pemakaian : Pintu tunggal khusus ruang panel dan utilitas.
Spesifikasi : Pada sisi luar mempunyai lubang kunci dan tombolpada sisi dalam (Knob Cylinder).
Produk : SES, CISA atau setara.
Warna : Ditentukan kemudian.
d. Pegangan (“Handle”).
1. Pemakaian : Untuk semua pintu kecuali pintu frameless.
Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (Latch Bolt)secara mekanis. Pemasangan
menyatu dengansilinder kunci. Dilengkapi dengan penutup lubangkunci.
Produk : SES, CISA atau setara.
Warna : Silver.
2. Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa kaca (frameless) pada pintumasuk utama lantai dasar.
Spesifikasi : Pegangan (Handle) khusus untuk pintu kaca tanparangka (frameless).
Produk : SES, CISA atau setara.
Warna : Ditentukan kemudian.
e. Penahan Pintu (“Door Stopper”).
Pemakaian : Seluruh pintu.
Spesifikasi : Bahan karet.
Produk : KEND.
10.2.2. Perlengkapan Pintu Besi.
a. Engsel.
Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe ball bearing dengan batang poros dapat dikunci,dengan kemampuan dapat
menahan beban daunpintu termaksud ( @ 200 kg ).

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 45

Pemakaian : Pabrik & Gudang.


Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.
b. Kunci.
Mekanisme : Sistem selot.
Spesifikasi : Batang selot pada daun pintu dilengkapi peganganyang dapat dipasang
kuncigembok.Pada kusen dipasang ring untuk tempat menguncipegangan batang selot dan kunci
gembok.
Pemakaian : Pabrik & Gudang.
Jumlah : 1 (satu) set per daun pintu.
Warna : Sesuai dengan kusen dan daun pintu.
8.2.3. Kehandalan kerja.
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja denganbaik sebelum dan
sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukanpengujian secara kasar dan halus.
8.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
8.3.1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)berdasarkan gambar
dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengankeadaan di lapangan.Didalam shop drawing
harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukantermasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khususyang belum tercakup secara lengkap didalam gambar
dokumen kontraksesuai dengan standarisasi fabrikasi, dan pemasangannya untuk setiap tipepintu
dan jendela. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Pimpinan Proyek sebelum
dilaksanakan.
8.3.2. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan bovenlichtkhususnya
lockcase, handle dan backplate harus rapi dan sesuai denganletak posisi yang telah ditentukan
dalam Gambar Kerja dan atau petunjukPimpinan Proyek.Apabila hal tersebut tidak tercapai,
maka Kontraktor wajib memperbaikitanpa tambahan biaya.
8.3.3. Engsel, dipasang + 28 cm. (as) dari permukaan atas dan permukaan bawahpintu pada pintu-
pintu umum biasa.Engsel pintu toilet / peturasan dan janitor adalah + 32 cm.(as) daripermukaan
bawah pintu.Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan pabrik.
8.3.4. Door stopper untuk pintu toilet / peturasan, dipasang pada dinding denganminimum
ketinggian 155 cm.dan 6 cm. dari tepi daun pintu. Untuk pintulain, dipasang pada lantai.Letaknya
diatur agar daun pintu dan kunci tidak membentur dinding padasaat pintu terbuka.Pemasangan
door pull 100 cm. (as) dari permukaan lantai. Pelaksanaanharus sesuai dengan spesifikasi pabrik
pembuat.

Pasal 9.
PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR

9.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pekerjaan penggantung rangka langit-langit angkur, klem dan semua bentukpengikat / pengaku
hubungan konstruksi yang terbuat dari logam.
• Pekerjaan logam lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
9.2. PERSYARATAN BAHAN.
9.2.1. Semua bahan / material logam yang digunakan dalam pekerjaan ini harusdalam keadaan
baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat akibatbenturan ataupun cacat dari pabrik dan
bebas dari noda-noda lainnya yangdapat mengganggu kualitas maupun penampilan/appearance,
serta keluarandari pabrik yang disetujui Pimpinan Proyek.Mutu dan kualitas sesuai dengan
persyaratan pemakaian bahan bangunanyang berlaku.

9.2.2. Baja profil, jenis, ukuran, warna, sesuai dengan yang tercantum dalamGambar Kerja.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 46

Sengkang pengikat talang vertikal, dipakai baja galvannized strip 2x30 mm.Plat stainless steel,
bentuk dan ukuran sesuai dgn Gambar Kerja, tebal 3 mm.Plat baja polos, bentuk dan ukuran
sesuai dengan Gambar Kerja, tebal 2 mm.
9.2.3. Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat/ penyambung/pengaku seperti angkur,
klem, baut, ramset, dynabolt, baja strip dansebagainya.Semua bentuk dan ukuran sesuaidengan
Gambar Kerja dan atau sesuaipetunjuk Pimpinan Proyek.Bahan produk jadi seperti baut, ramset,
dynabolt adalah produk HILTI.Bahan-bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset,
pengait danlogam fitting lainnya yang berhubungan dengan udara luar harus dibuat daribesi yang
digalvanisasi.Khusus untuk bahan/ material stainless steel, semua baut atau sekrup yangdipakai
dan kepalanya keluar dari permukaan bahan/ material tersebut harusditutup dengan penutup yang
di-verchroom.
9.2.4. Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan NormalisasiIndonesia, dan
sebelum digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulisdari Pimpinan Proyek.Bahan disimpan
di tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifatkarakteristik lainnya dari elektroda las
tersebut tidak berubah.Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga
agarselalu dalam keadaan baik dan kering.
9.3. PERSYARATAN TEKNIS.
9.3.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab atas semuaukuran yang
tercantum dalam Gambar Kerja.Pada prinsipnya, ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi/
finish.Harus diperhatikan pula sambungan/ hubungan dengan material lain harussesuai dengan
Gambar Kerja.
9.3.2. Sebelum pelaksanaan dan pemasangan, Kontraktor harus melakukanpengukuran yang
cermat di tempat kerja guna mendapatkan ukuran yangtepat.
9.3.3. Bahan/ material berbentuk unit yang akan dipasang harus diberi tanda agartidak terjadi
kesalahan pemasangan.
9.3.4. Pekerjaan harus bertaraf kelas satu, terutama untukpermukaan logam yangdiperlihatkan
(exposed) harus benar-benar rapi dan halus.
9.3.5. Pemotongan logam harus dengan mesin pemotong mekanik (MechanicalCutting Machine)
kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
9.3.6. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudahdibersihkan dari
karat, harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacatsebelum pemasangan.
9.3.7. Semua pengelasan menerus dengan las busur listrik.
9.3.8. Tambatan, angkur, stek, dynabolt dan ramset untuk beton dan pasangan batubata dimana
diperlukan harus digunakan walaupun tidak ditunjukkan dalamgambar, sesuai dengan petunjuk
Pimpinan Proyek.
9.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
Semua pekerjaan baut/ bolt harus memenuhi syarat AISC Specification forStructural Joint Bolt.
Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society for Arc Welding inBuilding
Construction Section.Kontraktor bertanggung jawab terhadap keamanan, kerusakan barang
sampai ketempat tujuan. Segala kerusakan dan atau kehilangan adalah tanggung
jawabKontraktor.
9.4.1. Plat Baja dan Stainless Steel.
Penempatan plat harus rapi dan semua lubang baut harus terletak tepat padajarak masing-masing
baut.Pemasangan plat baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari asnya.Angkur, stek ataupun
elemen vertikal lainnya harus tegak lurus terhadappermukaan bidang tempatnya tertanam.Semua
bagian pekerjaan yang berbentuk unit harus dirakit (assembling)sebelum pemasangan.Kontraktor
harus mengajukan contoh model (mock-up) yang akan dipasangkepada Pimpinan Proyek untuk
mendapatkan persetujuan.Sebaiknya semua pekerjaan ini difabrikasi di workshop.Kontraktor
bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasimaupun ketidak-tepatan penyetelan/
pemasangan.Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus
dibetulkan,diperbaiki dan atau diganti dengan yang baru, dan semua ini atas biayaKontraktor
serta tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.Semua permukaan logam, terutama yang

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 47

melekat dengan bahan/ materiallain sebelum pemasangan harus sudah diberi lapisan pelindung
atau catdasar.Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless steel dan atau sepertiditunjukkan
Pimpinan Proyek.
9.4.2. Pengelasan.
Pengelasan harus dilakukan dengan hati-hati atau cermat.Logam yang akan dilas harus bebas dari
retak dan cacat lain yang dapatmengurangi kekuatan sambungan, dan permukaannya
harushalus.Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.Pekerjaan las
sedapat mungkin dilakukan di workshop dan atau dalamruangan yang beratap, bebas dari angin
dan dalam keadaan kering.Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las
dapatdilakukan dengan baik dan teliti.
9.4.3. Las Perapat/ Pengendap.
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling berdekatan,harus dilaksanakan las
perapat/ pengendap guna mencegah masuknyalengas. Terlepas apakah detailnya diberikan atau
tidak dalam Gambar Kerja,apakah benda/ bahan tersebut terkena cuaca luar atau tidak,
danKontraktortidak dapat meng-klaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.
9.4.4. Macam dan Ukuran Las.
Macam las yan dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).Ukuran las harus sesuai dengan
Gambar Kerja dan atau tebal las untukkonstruksi minimum ½ V t 2, dimana t adalahtebal bahan
terkecil.Panjang las minimum : 8 kali tebal bahan atau 40 mm.Panjang lasmaksimum : 40 kali
tebal bahan.Kekuatan dari bahan las yang dipakai minimum sama dengan kekuatan bajayang
dipakai.
9.4.5. Pengelasan permukaan yang ditampakkan (exposed).
Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersihdan bebas dari kotoran,
noda, cat, minyak dan karat.Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan dan cacat pada
bahanyang dilas.Pengakhiran dari cairan elektroda harus rata.Setelah pengelasan, sisa-sisa/ kerak
las harus dibersihkan dengan baik.Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan
dalamGambar Kerja dan atau sesuai petunjuk Pimpinan Proyek dan harusdijamin tidak akan
berputar atau membengkok.
9.4.6. Perbaikan Las.
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harusdilakukan Kontraktor
sebagaimana diperintahkan Pimpinan Proyek.Las yang cacat harus dipotong dan dilas kembali.
Biaya pekerjaan iniditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaantambah.Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang ahli (mempunyai sertifikat)dan
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi danGambar Kerja.
9.4.7. Mur dan Baut.
Baut yang dipergunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yangtercantum dalam
Gambar Kerja, memiliki spesifikasi ASTM A325.Pemasangan mur dan baut harus benar-benar
kokoh serta mempunyaikekokohan yang merata antara satu dengan lainnya. Pengencangan akhir
sebelum dilakukan pengecatan baut harus menggunakan kunci momen yang dikalibrasi.
9.4.8. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan.
Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Sama sekalitidak diperkenankan
ada bekas jalur dan lain sebagainya.Bila bekas pemotongan/ pembakaran dengan mesin
menghasilkan pinggiranbekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya
selebar 2,5 mm. Kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mmsudah tidak tampak
lagi jalur-jalur tersebut di atas.
9.4.9. Meluruskan, mendatarkan dan melengkungkan.
Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagiannon struktural.Untuk
melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung.Melengkungkan plat dalam keadaandingin
menurut suatu jari-jari tidakboleh lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula
untukbatang-batang di bidang plat badannya.Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil
harus dilakukan dalamkeadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 48

menjadimerah tua.Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan martil


bilamanabahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.
9.4.10. Menembus, mengebor dan meluaskan lubang.
Semua lubang harus dibor.Pada keadaan akhir, diameter lubang untuk baut dan sebuah baut
yangtepat boleh berbeda masing-masing 1 mm. dari diameter batang bauttersebut.Untuk lubang
pada bagian konstruksi yang disambung dan yang harusdijadikan satu dengan alat / komponen
penyambung, harus dibor sekaligussampai diameter sepenuhnya.Apabila ternyata tidak sesuai,
maka lubang tersebut harus diubah dengandibor atau diluaskan, dan penyimpangannya tidak
melebihi 0,5 mm.Semua lubang harus bulat sempurna, berdiri siku pada bidang dan
bagiankonstruksi yang akan disambung.Semua lubang harus dibersihkan sebelum pemasangan.
Pembersihantersebut tidak diperkenankan memakai besi penggaruk.Pada beton bertulang, beton
tumbuk dan adukan pasangan bata, semuacelah yang terjadi antara lubang dan bagian logam yang
tertanam didalamnya harus diisi dengan adukan isi kering (grouting) hingga padattanpa ada
rongga dan rata permukaan.Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi
persyaratanseperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan
GambarKerja,Ketidak-cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktorlalai, tidak
teliti dalam Gambar Pelengkap dan atau perbaikan finish yangtidak memuaskan akan ditolak dan
harus diganti hingga disetujuiPimpinan Proyek.Perbaikan, perubahan dan penggantian harus
dilaksanakan atas biayaKontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.Perubahan
bahan/ detail karena alasan tertentu harus diajukan kepadaPimpinan Proyek untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulis.Semua pekerjaan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada
biayatambahan yang mempengaurhi kontrak, kecuali untuk perubahan yangmengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaankurang.Semua pekerjaan yang telah
dikerjakan atau telah terpasang harus segeradilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang
memenuhi syarat.

Pasal 10.
PEKERJAAN PERLINDUNGAN

10.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
• Pekerjaan sealant.
• Pekerjaan grouting.
• Pekerjaan floor hardener.
• Pekerjaan waterproofing.
10.1.1. Pekerjaan Sealant.
Semua celah pada sambungan unit saniter dan “accessories”nya terhadapdinding, lantai maupun
antara pipa.Semua celah pada kaca dengan rangka dan dinding.Semua celah pada kusen
aluminium.
10.1.2. Pekerjaan grouting.
Semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada bahan/ material metalyang tertanam dalam
beton maupun pasangan bata.
10.1.3. Pekerjaan Floor Hardener.
Pelapisan dengan bahan/ material floor hardener untuk permukaan lantaibeton pada : R. Gudang,
R. Produksi, R. Material, dan atau sesuai Gambar Kerja.
15.1.4. Pekerjaan Waterproofing.
Pelapisan dengan bahan/ material waterproofing untuk :
• Bahan/ material waterproofing lembaran untuk permukaan atas pelat atap
beton.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 49

10.2. PERSYARATAN BAHAN.


10.2.1. Pekerjaan Sealant.
Bahan sealant harus sesuai dengan kegunaan, fungsi dan bahan/ material,tahan cuaca, kedap air,
tahan terhadap garam dan alkali, bersifat elastisuntuk menghadapi perubahan temperatur, tahan
benturan dan berdaya lekattinggi dan bahann dasar dari Poly Urethan.
10.2.2. Pekerjaan grouting.
Bahan grouting dari jenis non-shrink dan non-metallic dengan pemakaiandicampur semen.
Bahan grouting untuk penutup/ pengisi keretakan beton dari jenis epoxydengan pemakaian
diinjeksikan kedalam retakan. Pekerjaan harusdilaksanakan oleh aplicator dengan garansi.
10.2.3. Pekerjaan Floor Hardener.
Bahan floor hardener dari jenis non-metallic siap pakai, tahan gesek, tahanaus, tahan benturan,
tahan minyak dan oli, anti slip dan memiliki ketahananterhadap beban 5 – 10 kg/m2.
Dosis : 5 kg/m2
Warna : Ditentukan kemudian.
10.2.4. Pekerjaan Waterproofing.
Material Waterproofing AtapMenggunakan tipe coating, yang memiliki ketahanan terhadap
pengaruh cuaca. Menggunakan kualitas KW 1, dengan persetujuan Pimpinan Proyek sebelumnya.
10.2.5. Penyerahan bahan/ material di tempat pekerjaan harus dalam keadaan masihutuh, tertutup
baik dan tersegel dalam kemasannya serta berlabel sepertiwaktu diterima dari Distributor/
Pabrik.Jika dalam keadaan cacat atau rusak, maka bahan/ material tersebut tidakdiperkenankan
untuk dipakai.
10.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
10.3.1. Sebelum pelaksanaan, permukaan dari semua bahan/ material yangtermasuk dalam
pekerjaan harus bersih dan bebas dari debu, minyak, air dannoda maupun kotoran lainnya. Peil
atau elevasi permukaan tersebut sudahdisetujui Pimpinan Proyek.Apabila dari bahan/ material
yang dipakai ada yang mengandung bahandasar yang beracun atau membahayakan kesehatan &
keselamatan manusia,maka Kontraktor harus menyediakan peralatan pelindung misalnya :
masker,sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaanpekerjaan.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh Tenaga Ahli/Supervisi dari pabrik
pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung olehKontraktor, dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah.Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.
10.3.2. Pekerjaan Sealant.
Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus benar-benar kering,bersih dan bebas dari
debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan,partikel bahan/ material yang terlepas maupun
noda dan kotoran lainnya.Permukaan material harus sudah di-finish.Tidak diperkenankan
melaksanakan pekerjaan ini di dalam ruangan tertutupkarena sealant memerlukan kelembaban
atmosfir untuk mengeras.Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
carapemasangan dan jenis sealant yang dibedakan berdasarkan macam/ jenismaterial yaitu :
• Material keramik/ kaca.
• Material metal.
• Material kayu.
• Material beton.
• Permukaan aduk plesteran dan lain-lain.
Kontraktor harus mengikuti semua persyaratan/ spesifikasi pabrik.
10.3.3. Pekerjaan Grouting.
a. Persiapan Permukaan.
Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat. Terkecualiuntuk baja stainless steel,
persyaratan ini tidak berlaku.Permukaan lubang pada beton maupun pasangan batu bata harus
bersihdan bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan/semen,partikel bahan /
material yang terlepas maupun noda dan kotoranlainnya.Sebelum pemberian grouting, permukaan
lubang harus dibasahkanterlebih dahulu tetapi tidak diperkenankan ada butiran air di
ataspermukaan tersebut pada waktu pelaksanaan grouting.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 50

b. Pelaksanaan.
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah /lubang tertutup padat, tidak
ada rongga, rata permukaan agar tidakterbentuk rongga udara.Apabila celah / lubang berukuran
kecil, pengisian aduk grouting dapatmempergunakan corong atau alat lain.
c. Perawatan (curing) dan perbaikan.
Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan danpengerasan yang terlalu cepat
yaitu dengan ditutup oleh kain basah.
10.3.4. Pekerjaan Floor Hardener.
a. Persiapan Permukaan.
Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak adalubang dan celah-celah.
Jika ada retak, lubang atau celah, harus ditutup dengan adukan kedap air(trasraam) sampai rata
terhadap permukaan sekelilingnya.
b. Pelaksanaan.
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuantertulis dari Pimpinan
Proyek.Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor hardener dengan
mengikuti persyaratan dari pabrik pembuat.
c. Pemeliharaan.
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihindarkandari terjadinya kerusakan
dan cacat akibat adanya pelaksanaanpekerjaan-pekerjaan lain.Kerusakan-kerusakan yang terjadi
pada permukaan lapisan floorhardener harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga mencapai mutu
pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini tanpa adanyabiaya tambahan.
10.3.5. Pekerjaan Waterproofing.
a. Persiapan Permukaan.
Bekisting pada bagian/ sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harussudah dilepas agar tidak
menghambat butir-butir air dalam beton untukkeluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang dipersyaratkanPekerjaan beton
struktural.Permukaan harus betul-betul kering sebelum pelaksanaan lapisanwaterproofing.
Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang,serbuk aduk beton, debu
gumpalan aduk beton, bagian-bagian yangmenonjol tajam, permukaan halus dan rata.Retak,
lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup denganaduk kedap air 1 Pc : 3 Ps hingga
padat dan diratakan permukaannya.
b. Pekerjaan Waterproofing cair.
Perbandingan campuran powder dan cairan disesuaikan dengan dosisyang ditentukan oleh
pabrik.Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan menggunakan kuas,disemprot atau
trowel.
c. Aplikasi / Pemasangan pada Pelat Beton.
Plat atap beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai bahanpemadat (densifier) plat
beton telah benar-benar mengeras, sesuaidengan hasil tes laboratorium.Kemiringan ideal menuju
arah roof drain (sesuai yang dicantumkandalam Gambar Kerja).Semua dudukan instalasi / pipa
dan lain-lain harus sudah terpasang.Ujung pemberhentian sepanjang bidang tegak / parapet /
dinding dibuatgroove + 2 cm.Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau parapet
sertasemua dudukan beton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm.
d. Lapisan Pelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan (“screed”)kedap air 1 pc : 3 ps dengan
tulangan kawat kasa ayam.Tebal lapisan minimal 3 cm. dan maksimal 8 cm.
e. Pengujian.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesaipekerjaan lapisan
waterproofing.Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telahtertutup lapisan
waterproofing hingga ketinggian + 50 mm dandibiarkan selama 3 x 24 jam.
f. Perbaikan Lapisan Waterproofing.
Apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pelaksanaannya (terjadikebocoran), maka
Kontraktordiwajibkan memperbaiki kembalipekerjaan tersebut hingga sempurna dan disetujui

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 51

Pimpinan Proyekdan biaya perbaikan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.Metoda


pelaksanaan perbaikan waterproofing harus mengikuti petunjuk/ saran dari pakarnya dan telah
disetujui olehPimpinan Proyek.
g. Jaminan / Garansi
Kontraktor wajib menyerahkan jaminan/ garansi tertulis bahwapekerjaan, perbaikan dan
perawatan dari bagian-bagian pekerjaanperlindungan ini telah dilaksanakan dengan standar sesuai
spesifikasiteknis dari pabrik pembuat.Jaminan / garansi untuk pekerjaan perlindungan tersebut
tidak kurangdari 5 tahun setelah masa pemeliharaan.

Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN

11.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
• Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata dan beton ,
• Pekerjaan pengecatan permukaan logam seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
• Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain).
11.1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Beton.
Semua permukaan dinding pasangan batu bata dan permukaan beton yang
tampak (exposed) seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
11.1.2. Pekerjaan Pengecatan Logam.
Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti tercantum dalam GambarKerja dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed) dicat sampai dengan
cat finish.
b. Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-exposed) dicathanya sampai dengan
cat dasar.
11.2. PERSYARATAN BAHAN.
11.2.1. Cat Tembok Exterior.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dangaram. Tipe exterior
matt emulsion.
11.2.2. Cat Tembok Interior.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tipe interior matt emulsion.
11.2.3. Cat Logam & Kayu.
Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama, tipe interior& exterior gloss paint.
11.2.4. Cat Dasar.
Bahan Cata dasar dari kualitas KW 1, baik untuk cat dinding maupun cat logam/ kayu.
11.2.5. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atasmengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan.Pembuktian berupa :
• Segel kaleng
• Test BD
• Test laboratorium
• Hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.Hasil tes kemurnian ini harus
mendapat rekomendasi tertulis dari produsendan diserahkan ke Pimpinan Proyek
untukpersetujuan pelaksanaan.
11.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis catpada bidang-
bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan
jelas warna,formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai denganlapisan
akhir).

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 52

11.2.7. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Pimpinan Proyek. Jika contoh-
contoh tersebut telah disetujui secara tertulis olehPerencana dan Pimpinan Proyek, barulah
Kontraktor melanjutkandengan pembuatan “mock-up”.
11.2.8. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pimpinan Proyek, untukkemudian akan diteruskan
ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warnadan jenis cat yang dipakai.Kaleng-kaleng cat
tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan denganjelas identitas cat yang ada di
dalamnya.Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.
11.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
11.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain.Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan
syaratyang dispesifikasikan pabrik.Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau
ada bekasyang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
11.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracunatau
membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harusmenyediakan peralatan pelindung,
misalnya : masker, sarung tangan dansebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
11.3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuacayang lembab atau
hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan
bagi cat dengan bahan dasarberacun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.Di dalam keadaan
tertentu misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktorharus memakai kipas angin ( fan ) untuk
memperlancar pergantian / aliranudara.
11.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan(vacuum cleaner),
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas /mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk
pekerjaan ini.
11.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas/ roller.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Pimpinan Proyek.
11.3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengankain kering
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dariPimpinan Proyek, terkecuali
disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
11.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponenbahan /
material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebutterpasang.
11.3.8. Standar Pengerjaan (“Mock-Up”).
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan padasatu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan.Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
tekstur,material dan cara pengerjaan.Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini
akan ditentukanoleh Pimpinan Proyek.Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
Pimpinan Proyek dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagaistandar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
11.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Pimpinan Proyek harus diulang dandiganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasaratau cat finish yang kurang
menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkanoleh Pimpinan Proyek.Biaya untuk hal ini
ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat diklaimsebagai pekerjaan tambah.
11.3.10. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yangdirekomendasikan oleh
pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan danpekerjaan dari pabrik.
11.3.11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan Beton
a. Sebelum Pelaksanaan.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, minyak, lemak, kotoranatau noda lain, bekas-
bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yangpernah dicat dan dalam kondisi kering.
b. Pelaksanaan Pekerjaan dengan Roller
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkinmenggunakan roller.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 53

c. Permukaan Interior.
􀂃Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisanberikutnya.
• Warna ditentukan kemudian.
􀂃Lapisan Kedua dan Ketiga :
• Cat jenis Interior Matt Emulsion Paint.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.
d. Permukaan Exterior.
􀂃Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisanberikutnya.
• Warna ditentukan kemudian.
􀂃Lapisan Kedua dan Ketiga :
• Cat jenis Exterior Matt Emulsion Paint.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.
11.3.12. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Ditampakkan.
a. Persiapan Sebelum Pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / millscale), karat, minyak,lemak dan kotoran lain
secara teliti, seksama dan menyeluruh sehinggapermukaan yang dimaksud menampilkan tampak
logam yang halus danmengkilap.Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik
(MechanicalWire Brush). Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaneratau sikat
yang bersih.Sebelum dilakukan pengecatan, semua permukaan logam harusmendapat “solvent
treatment” untuk menghilangkan lemak dan kotoran.
b. Pelaksanaan pengecatan.
􀂃Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/ material logam terpasang.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisanberikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
􀂃Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisanberikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
􀂃Lapisan Ketiga dan Keempat :
Cat akhir (“finish”).
Pelaksanaan dengan kuas
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.Warna ditentukan kemudian.
11.3.13. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Tidak Ditampakkan.
Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya catdasar1
(satu)lapis.Pelaksanaan dengan kuas.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 54

Pasal 12
PEKERJAAN DINDING PARTISI

12.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
Pekerjaan pembuatan dan pemasangan dinding partisi lengkap seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
12.2. PERSYARATAN BAHAN.
12.2.1. Rangka Partisi.
Besi hollow lengkap wall track, stud.Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.
12.2.2. Dinding Panel Partisi GRC.
a. Partisi dalam : GRC, 2 (dua) sisi, tebal masing-masing 6 mm, produkex lokal mutu terbaik.
Pemakaian : Untuk dinding bagian dalam (penyekat ruangan kios).
b. Partisi luar : GRC, 2 (dua) sisi, tebal masing-masing 6 mm, produkex lokal mutu terbaik,
ditengahnya dilapisi lembaranaluminium.
Pemakaian : Untuk dinding bagian luar.
Persyaratan bahan harus memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi pabrik.
12.2.3. Asesori.
Angkur, sekrup, pelat, baut harus galvanis.
Angkur rangka induk / pokok partisi adalah galvanis steel plate, tebal 2 mm.
12.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
12.3.1. Pada dasarnya, pelaksanaan harus memenuhi persyaratan pelaksanaan dalamPasal
Pekerjaan Pintu dan Jendela dan spesifikasi pabrik.
12.3.2. Standar Pekerjaan.
Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus membuat contoh jadi (“mock-up”)1 (satu) unit dinding
partisi lengkap dengan pintu, dan terpasang ditempatnya.Jika contoh jadi ini disetujui oleh
Pimpinan Proyek dan Perencana, makacontoh jadi ini menjadi acuan standar pelaksanaan
pekerjaan dinding partisikeseluruhan.
12.3.3. Semua rangka dinding partisi harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peildalam Gambar
Kerja dan lurus (tidak melampaui batas toleransi kemiringanyang diijinkan dari masing-masing
bahan yang digunakan).
12.3.4. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langitlangit.
12.3.5. Semua partisi yang terpasang harus sesuai dengan Gambar Kerja, dalam haltipe dan “lay-
out”.
12.3.6. Setelah pemasangan, Kontraktor memberikan perlindungan terhadapbenturan-benturan
dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan.Semua cacat, kerusakan yang timbul adalah tanggung
jawab Kontraktorsampai pekerjaan selesai, dan harus diperbaiki hingga memenuhi standaryang
ditentukan tanpa biaya tambah.

Pasal 13
PEKERJAAN ATAP METAL

13.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
Pekerjaan pemasangan atap metal zincalume / aluzinc, lengkap dengan asesoripenutup bubungan,
akhiran bubungan, penutup jurai dan ampig dan atau sesuaiGambar Kerja.
13.2. PERSYARATAN BAHAN.
13.2.1. Bahan utama : Zincalume / aluzinc.
Ketebalan : 0,45 mm. untuk atap ( 4,58 kg/m2 ) dan0,55 mm. untuk flashing / capping ( 2,53
kg/m2 ).
Ukuran : Lebar efektif 1020 mm. dan atau sesuai Gambar Kerja.
Warna : Ditentukan kemudian.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 55

13.2.2. Asesori (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap air),lembar pelindung
(flashing), lembar penutup bubungan (capping), sealantdan lain-lain harus dari bahan dan tipe
yang sama dengan penutup atap danatau mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.
13.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertaiketerangan
tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran sertapetunjuk cara pemasangan.
13.2.4. Bila Pemberi Tugas / Pimpinan Proyek menganggap perlu, makaPemberi Tugas berhak
meminta Kontraktor agar dalam pelaksanaanpekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli /
supervisi khusus dari pabrikpembuat dengan dan atas biaya tanggungan Kontraktor.
13.2.5. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akandipasang, rusuk
atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimanapemasangan dimulai.
13.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikanbahwa
permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jikabelum satu bidang, dapat
menyetel atau mengganjal bagian-bagian initerhadap rangka penumbu / gording.Dalam
keadaanapapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidakdiperkenankan dipasang
langsung di bawah plat kait.Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor
karenapenyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguanpengikatan,
terutama jika jarak penyangga kecil.
13.2.7. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakanplat kait. Jarak
perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait terhadapujung / tepi lembaran harus memenuhi
persyaratan pabrik.
13.2.8. Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait untukmencegah pergeseran.
Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran dapatdisetel 2 mm dengan menarik plat kait menjauhi
atau menekan ke arahlembaran pada saat mengikatkan plat kait tersebut.Untuk mencegah plat kait
bergeser ke bawah, harus dipergunakan pengikatpositif yaitu sekrup atau baut pada plat kait
tersebut.
13.2.9. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harusditekuk ke
bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakanpabrik untuk pekerjaan tersebut.
Penekukan ini untuk mencegah masuknyaair kedalam bangunan.Penekukan dapat dilaksanakan
sebelum ataupun sesudah lembarandipasang.
13.2.10. Pada lembaran akhir di bagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut harusditekuk ke bawah
untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawahlembaran kedalam bangunan.Penekukan
dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaantersebut.
13.2.11. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkanpemasangan ke
samping dengan arah tetap dari bawah ke atas danseterusnya.Pada tumpangan akhir, sebaiknya
gunakanlah 2 (dua) lembar atau lebihdengan ukuran yang lebih pendek. Tumpangan / overlap
akhir harusmemenuhi persyaratan pabrik.
13.2.12. Khusus untuk penutup bubungan (capping), Kontraktor harus sudahmenyediakan lubang
pada ujung atas penutup bubungan (capping) untuktiang penangkal petir, lengkap dengan karet.
Diameter lubang harus tepat sama dengan diameter tiang penangkal petir.
13.2.13. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan (capping) harus ditakiksesuai dengan
bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup bubunganterpasang. Penakikan dilakukan
dengan alat yang disediakan oleh pabrikkhusus untuk pekerjaan tersebut.Setelah ditakik, barulah
kedua sisi tepi penutup bubungan (capping)ditekuk ke bawah dengan alat penekuk yang
disediakan pabrik untukpekerjaan tersebut hingga menutup sampai lembah antara 2 (dua)
rusuklembaran.Penutup bubungan (capping) disekrupkan pada setiap rusuk lembaran.
13.2.14. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus dilakukan
oleh Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuatwalaupun belum ataupun
tidak tercantum dalam Gambar Kerja maupunGambar Pelengkap sehingga didapat hasil yang
baik, terhindar darikemungkinan kebocoran.Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menuntut
sebagai pekerjaantambah.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 56

13.2.15. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapidan lurus, garis-
garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang kearah horizontal maupun vertikal,
menghasilkan penampilan yang baik.
13.2.16. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada rusuktepat di atas
gording.

Pasal 14
PEKERJAAN TALANG VERTIKAL

14.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;
Pekerjaan talang vertikal pada keseluruhan bangunan dan atau seperti tercantumdalam Gambar
Kerja.
14.2. PERSYARATAN BAHAN.
14.2.1. Talang Vertikal.
Semua pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa PVC tipe AWuntuk bagian yang
ditampakkan dan bagian yang ditanamkan ke kolom.Pipa PVC dan fitting harus berasal dari
pabrik yang sama kelas Heavy Duty(AW-1), produk RUCIKA.
Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.
14.2. 2. Pipa “Sparing”.
Pipa sparing dibuat dari pipa GIP.
Ukuran dan diameter sesuai dengan Gambar Kerja.
14.2. 3. Saringan Talang.
Saringan talang dibuat dari stainless steel, produk lokal dengan mututerbaik.
14.2. 4. Lem PVC.
Lem PVC harus sesuai dengan lem PVC yang dispesifikasikan pabrikpembuat pipa PVC yang
dipakai.
14.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
14.3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti danmempelajari dengan
seksama Gambar Kerja khususnya sanitasi.
14.3.2. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang disyaratkanpabrik
khususnya pada sambungan.
14.3.3. Khusus untuk sambungan antara pipa sparing dengan pipa talang memakai sistem ulir
yaitu pipa talang di-ulir pada bagian / sisi dalam sesuai denganulir pada bagian / sisi luar pipa
sparing seperti tercantum dalam GambarKerja.Seluruh pipa sparing untuk talang vertikal harus
dilengkapi denganwaterstop, dibuat dari plat besi yang dilas ke pipa sparing sehinggaberbentuk
piringan dengan titik pusat sama dengan titik pusat pipa sparing,radius piringan waterstop adalah
3 kali radius pipa sparing.
14.3.4. Pemasangan dan penyetelan talang harus tegak lurus terhadap permukaanplat beton.
Bagian talang yang miring dengan sudut tertentu harus sesuaidengan Gambar Kerja.
14.3.5. Semua talang pada saat terpasang harus rapi, tidak boleh ada retak, pecah,goresan, cacat
lain, kotor maupun noda.Apabila terlihat adanya cacat tersebut di atas, maka talang tersebut
harusdibongkar dan diperbaiki / diganti hingga disetujui Pimpinan Proyek.Biaya untuk hal ini
adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaimsebagai pekerjaan tambah.
14.3.6. Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing sehingga tidak adacelah. Sebelum
pembuatan saringan talang, Kontraktor harus meneliti dandianjurkan mengukur diameter pipa
sparing yang terpasang.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 57

Pasal 15
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkuppekerjaan
seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barangatau bahan
bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yangmenjadi tanggung
jawab Kontraktor bersangkutan selesai.Semua bekas bongkaran bangunan existing dan
sebagainya harus dikeluarkan dari tapakkonstruksi.Selama pembangunan berlangsung,
Kontraktor harus menjaga keamanan bahan / material,barang maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap Serah Terima Kedua.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 58

BAB V
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PEMASANGAN TAPAK
DAN SARANA LUAR

Pasal 1
PEKERJAAN PERKERASAN JALAN DAN PARKIR

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1.1.1. Pengupasan pelapisan perkerasan permukaan tapak.
Pengupasan pelapisan perkerasan “existing” dan atau sesuai dengan rencanadalam gambar kerja.
Pekerjaan pengupasan pelapisan perkerasan harus sampai permukaan subbase-nya terlihat.
Apabila pada daerah “existing” maka pengupasan harusdilakukan sampai permukaan sub grade.
1.2. PERSYARATAN BAHAN.
1.2.1. Sub-base.
Sistem sub base dibuat menggunakan sistem Telford, yaitu terdiri dari batubelah yang disusun
secara kuat / stabil.Batu belah dari jenis batu kali atau batu gunung yang mempunyai kekerasan
cukup kuat dan bukan dari jenis batu muda atau cadas. Batu harus berbentukruncing / kasar yang
terbentuk karena batu dibelah. Batu bulat yangmempunyai permukaan halus (sejenis batu kali /
boulder) tidak boleh dipakai.Ukuran batu diameter 15 cm.Dibawah batu belah harus diberi alas
pasir urug dengan ketebalan sepertitercantum dalam gambar kerja dan dipadatkan.Ketebalan batu
belah seperti yang tercantum dalam gambar kerja.Bahan yang dipakai harus mendapat
persetujuan Pimpinan Proyek.
1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
1.3.1. Sub-grade.
Yang dimaksud dengan Sub-Grade adalah permukaan tanah asli dimanaperkerasan jalan dibuat.
Sub-grade harus dipadatkan sampai 90% darimaksimum kepadatan (kering) yang didapat dari
percobaan AASTHO T99sampai kedalaman 30 cm. di bawah permukaan tanah asliHarus
digunakan alat pemadat yang sesuai dengan jenis tanah dan mendapatpersetujuan Pimpinan
Proyek, kemudian permukaan Sub-Grade diratakandengan Tandem Roller. Setelah permukaan
Sub-Grade diratakan danmendapatkan persetujuan Pimpinan Proyek, pasir urug di atasnya baru
boleh dilaksanakan dan dipadatkan hingga mencapai kepadatan kering 95%.
1.3.2. Sub-Base dan Base.
Batu belah harus disusun sedemikian rupa hingga satu sama lain salingmengikat / mengunci
hingga dicapai kestabilan yang cukup kuat. Ronggaronggabagian bawah batu belah harus terisi
oleh pasir urug di bawahnya.Permukaan batu belah harus terlihat rata kemudian dipadatkan
denganTandem Roller minimum 8 ton.Jumlah lewatan gilasan ditentukan hingga batu belah tidak
bergoyang lagipada saat digilas.Rongga bagian atas harus diisi dengan batu belah ukuran 2 atau 3
cm. Sampai5 atau 7 cm. sebagai bahan pengunci dan dipadatkan hinggga stabil danpermukaan
rata.Setelah tahapan ini disetujui Pimpinan Proyek, tahapan konstruksi di atasbaru boleh
dilaksanakan.

Pasal 2
PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR DAN PERTAMANAN

2.1. LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
􀂃Pembuatan Pasangan Batu Kali / Batu Belah di atas hamparan pasir dan pasanganbatu kosong.
􀂃Dan pekerjaan lain seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 59

2.2. PERSYARATAN BAHAN.


2.2.1. Semen Portland.
Semen untuk pekerjaan ini sama dengan yang digunakan untuk pekerjaanStruktur Beton pada
Bab III didalam Buku ini.
2.2.2. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,keras, bersih dari
tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahanorganis.Kadar lumpur yang terkandung
dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5%.
Pasir harus memenuhi persyaratan PUBBI-1970 atau NI-3.
2.2.3. A i r.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,garam dan kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
2.2.4. Batu Gunung / Batu Kali.
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudutruncing dan tidak
porous, harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhipersyaratan yang ada di PUBBI-1970 atau
NI-3.
2.2.5. Batu bata.
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu terbaik, setaraf bataF, ukuran 5,5 x 11 x
23 cm, dengan pembakaran sempurna dan merata.
2.2.6 Keramik Tile.
Jenis : Sintetis
Corak / tekstur : Serat
Kadar warna : Muda
Warna : Ditentukan kemudian, atau sesuai dengan gambar kerja.
Produk : Roman, Asia Tile atau yang setaraf.
`
Pasal 3
PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

Syarat-syarat teknis pekerjaan saluran drainase yang diuraikan disini adalah persyaratanyang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan maupun pengadaan materialdan
peralatan. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Struktur dan Arsitekturadalah
bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
3.1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Adalah pengertian bekerjanya sistem saluran drainase (pembuangan air) di Pabrik Axogy secara
keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yangtertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang /
material,penyediaan tenaga kerja, pembuatan saluran drainase dan pengujiannya.Keterangan-
keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambartetapi perlu untuk
pelaksanaan dari pekerjaan saluran drainase secara keseluruhanharus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi :
􀂃Pembuatan saluran gorong-gorong, saluran terbuka dan saluran tertutup grill bajasesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi teknis.
􀂃Pembuatan konstruksi pelengkap lainnya, antara lain grill baja penutup saluran,plat beton
penutup gorong-gorong, bak kontrol atau konstruksi lainnya sesuaidengan gambar rencana.Segala
sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktordapat menanyakan
lebih lanjut kepada Pimpinan Proyek, Perencana atau pihaklain yang ditunjuk untuk ini.Apabila
sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggungjawab atas kerugian-
kerugian yang mungkin terjadi.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 60

3.2. PERSYARATAN BAHAN.


Semua ketentuan material yang harus disediakan oleh Kontraktor didasarkan atasStandar
Normalisasi Indonesia (SNI) dan Pemeliharaan Umum Bahan-Bahan (PUBB).
Kontraktor atas biaya sendiri wajib mengirimkan contoh-contoh material yang akandigunakan
untuk pembuatan saluran drainase kepada Pimpinan Proyek.
Untuk pekerjaan pemipaan dan peralatan lain yang termasuk didalam lingkuppekerjaan ini,
Kontraktor wajib menyerahkan brosur pipa / peralatan lain yang akandigunakan.Apabila ternyata
terdapat material yang dinyatakan tidak bisa diterima / digunakan,maka Kontraktor wajib untuk
mengeluarkannya dari Proyek dalam waktu tidak lebihdari 1 (satu) hari.
3.2.1. Peraturan-Peraturan / Persyaratan.
Tata cara pelaksanaan dan petunjuk lainnya yang berhubungan denganperaturan-peraturan
pembangunan yang sah berlaku di Indonesia selamapelaksanaan pekerjaan ini harus betul-betul
ditaati, kecuali bila dibatalkanoleh uraian dan syarat-syarat ini.Peraturan-peraturan yang
termaksud antara lain :
􀂃Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-Bahan Bangunan (PUBBI)
tahun 1982.
􀂃Peraturan Beton Indonesia (PBI-NI2 / 1971 ).
􀂃Peraturan Perburuhan Indonesia.
3.2.2. Semen Portland.
Sesuai dengan Bab III.
3.2.3. Pasir / Agregat.
Sesuai dengan Bab III.
3.2.4. A i r.
Sesuai dengan Bab III.
3.2.5. Baja Tulangan.
Sesuai dengan Bab III.
3.2.6. Batu Bata.
Sesuai dengan Bab III.
3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
Profil saluran terbuka dan saluran tertutup yang akan dibuat harus benar-benar sesuaidengan yang
tercantum dalam gambar kerja, baik ukuran maupun konstruksinya.Selama tidak ditentukan lain,
persyaratan-persyaratan yang menyangkut kelancaranmengalirnya buangan air hujan harus benar-
benar diperhatikan, baik menyangkutpengaturan elevasi dasar saluran, kedalaman saluran,
kemiringan-kemiringan,maupun menyangkut pembelokan saluran dan penempatan bak kontrol,
harusmengikuti ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja.Persyaratan kemiringan untuk
saluran drainase minimum 0,5%.
3.3.1. Ukuran.
Semua ukuran yang tertunjuk pada gambar saluran drainase merupakanukuran jadi / penyelesaian
/ finishing, kecuali jika terdapat ketentuan-ketentuanlain, maka ukuran pada gambar tersebut
harus ditambah 1 cm.
3.3.2. Ukuran-Ukuran Pokok.
Ukuran-ukuran pokok dan pembagian-pembagiannya seluruhnya telahditunjukkan didalam
gambar perencanaan.Tinggi peil pada setiap unit pekerjaan yang memerlukan bouwplank
ditentukan terhadap tinggi peil setempat atas persetujuan Pimpinan Proyek.
3.3.3. Pembersihan Tempat Pekerjaan.
Sebelum memulai setiap pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan tempatpekerjaan dari segala
macam benda dan rintangan yang ada sehingga siapuntuk melakukan penggalian.
3.3.4. Pekerjaan Tanah.
a. Pekerjaan Galian Tanah.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 61

Pekerjaan galian tanah diperlukan untuk menanam pondasi dan menanambagian-bagian dari
konstruksi saluran drainase yang berada di bawahpermukaan.Semua galian harus dilaksanakan
menurut persyaratan mengenai panjang,dalam, serongan, belokan galian, sesuai dengan gambar
rencana.
b. Pekerjaan Urugan.
Pengurugan lubang bekas galian dilakukan setelah semua yang diperlukanselesai terpasang.
Bahan urugan yang boleh dipakai adalah bahan uruganyang didatangkan dari luar proyek.
Tanah bekas galian pada lokasi setempat boleh digunakan kembalisepanjang memenuhi
persyaratan bahan urugan.Urugan yang boleh digunakan adalah tanah lempung (clay) berwarna
merah / coklat atau pasir bercampur kerikil yang bersih.Bahan urugan tidak boleh bercampur
dengan sampah, rumput, akar pohondan bahan-bahan organis lainnya.
3.3.5. Genangan Air.
Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang timbulakibat hujan dan
lain-lain sebab, dengan jalan memompa, menimba,menyalurkan ke parit-parit atau lainnya
dengan biaya yang dianggap sudahtermasuk di dalam kontrak.
3.3.6. Perataan Akhir.
Daerah yang diurug atau digali yang tercantum dalam gambar haurs diratakankembali sehingga
sama halusnya seperti kondisi semula, sesuai dengangambar rencana.
3.3.7. Plat Beton Penutup.
Plat beton penutup untuk saluran tertutup (gorong-gorong) di bawah parkirdan jalan masuk,
dibuat dengan konstruksi beton dengan tulangan dua arahberjarak 15 cm, diameter 8 mm, tebal
keseluruhan plat beton pada daerahparkir adalah 15 cm, dan pada daerah jalan masuk adalah 20
cm, dilaksanakandengan konstruksi seperti pada gambar kerja.
3.3.8. Variasi Kedalaman Badan Saluran.
Variasi (perubahan) kedalaman atau ketebalan badan saluran dapat diterima,atau diperintahkan
oleh Pimpinan Proyek jika ternyata keadaan pada suatulokasi pekerjaan berbeda dengan keadaan
yang diharapkan semula. Perubahankedalaman atau ketebalan badan saluran tidak akan diijinkan
tanpa ijin tertulisdari Pimpinan Proyek.
3.3.9. Pasangan Bata Untuk Bak Kontrol.
Pembuatan Bak Kontrol memakai pasangan batu bata setengah batu,konstruksi seperti pada
gambar kerja dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps.Dalam pembuatan Bak Kontrol harus diperhatikan arah
aliran air buangan,penempatan lubang masuk (inlet) dan lubang keluar (outlet) harus
menjaminkelancaran aliran air buangan, sehingga tidak terjadi luapan air.Penempatan lubang
masuk dan keluar juga harus memudahkan pemeliharaansaluran, terutama bila terjadi
penyumbatan pada saluran tertutup.
3.3.10. Pekerjaan Grill Baja.
Pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup saluran dilaksanakan sesuai dengangambar rencana,
dengan kualitas baja profil yang digunakan harus memenuhiASTMA-36.Untuk Grill pada saluran
setengah terbuka memakai besi Kanal C denganukuran 80 x 45 mm. tebal 5 mm. dilaksanakan
dengan konstruksi sepertipada gambar kerja.Semua pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup
saluran harus dicat dasarsatu lapis dengan produk SEIV dan dicat akhir dengan cat besi
produkSEIV (warna ditentukan kemudian).
3.3.11. Pengujian.
Pengujian harus disaksikan oleh Pimpinan Proyek.
Pengujian dilakukan dengan cara melakukan penggelontoran air, terutamapada daerah saluran
tertutup di bawah parkir dan jalan masuk, sampai dapatdipastikan / dijamin tidak terjadi
penyumbatan-penyumbatan.Apabila terjadi penyumbatan, Kontraktor harus secepatnya
mengadakanperbaikan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggungan Kontraktor.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 62

BAB VI
SYARAT – SYARAT UMUM TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL / ELEKTRIKAL

Pasal 1
UMUM

Syarat-syarat Instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas


/menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-Syarat Administrasi. Dalam halini
Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat UmumTeknis
Mekanikal / Elektrikal.

Pasal 2
PERSYARATAN PELAKSANAAN

2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai denganUndang-
undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidakbertentangan dengan
ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan
telahditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenangdalam hal
ini, bila tidak ada petunjuk dari Pimpinan Proyek.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasiMekanikal /
Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusidengan
Pimpinan Proyek pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratanoperasional.
Testing harus dilaksanakan di hadapan Pimpinan Proyek.
2.6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggungjawab
Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas.
2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawabKontraktor.
2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitaspekerjaan
dan lain-lain, untuk sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal ini harus sesuaidengan standar-standar
sebagai berikut :
2.8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000.
2.8.2. Peraturan-Peraturan lainnya yang telah ditentukan PLN.
2.8.3. Peraturan-Peraturan yang telah ditentukan Pemda Bandung.
2.8.4. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
2.8.5. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 Tahun 1975.
2.8.6. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja &
Transmigrasi No. 59/DP/1980.
2.8.7. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No.48.
2.8.8. Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air Buangan
Rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
2.8.9. Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM Bandung.
2.8.10. Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatuur (AVWI).
2.8.11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari BadanAir untuk Berbagai
kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan.
2.8.12. Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan danstandar
Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC,IEC dan lain-lain.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 63

2.8.13. Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.


2.8.14. Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yangterdapat dalam
gambar-gambar.
2.8.15. Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik 1980 (Departemen TenagaKerja dan
Transmigrasi RI).
2.8.16. Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran Tahun 1980 (Departemen PU).
2.8.17. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada BangunanGedung Tahun
1985 (Departemen PU.
2.8.18. N.F.P.A. dan F.O.C. sebagai pelengkap.
2.8.19. Peraturan Telekomunikasi 1989.
2.8.20. Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.Semua peralatan dan mesin yang dipasang
untuk sistem Mekanikal / Elektrikal iniselain dari persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh
menyimpang dari persyaratanyang dikeluarkan oleh pabik pembuatnya.
2.9. Pekerjaan dianggap selesai apabila :
2.9.1. Telah mendapat Surat Pernyataan bahwa instalasi baik dari KonsultanPengawas.
2.9.2. Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi, sehinggaPemilik dapat
membenarkannya.
2.9.3. Seluruh instalasi terpasang telah ditest bersama-sama dengan Pimpinan Proyek, Konsultan
Perencana dan Pemilik dengan hasil baik, sesuaidengan spesifikasi teknis.
2.10. Kontraktor.
2.10.1. Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.
2.10.2. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah BadanPelaksana yang
telah terpilih dan memperoleh Kontrak Kerja untukpenyediaan dan pemasangan instalasi
Mekanikal / Elektrikal ini sampaiselesai.
2.10.3. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS / SIKA PLN
kelas C untuk pekerjaan instalasi listrik, PAS PAM kelas III (C) untukpekerjaan plumbing dan
pemadam kebakaran (pemipaan) sebagaipenanggung jawab di bidangnya masing-masing.
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal /Elektrikal dalam proyek ini
dan menempatkan paling tidak seorang tenagaahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat
memutuskan setiappersoalan teknis dan administrasi di lapangan.
2.10.4. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yangditentukan oleh
Pimpinan Proyek.
2.10.5. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang,peraturan-peraturan,
persyaratan umum, maupun suplementer-nya,persyaratan standar internasional, persyaratan
pabrik pembuat unit-unitperalatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar
sertasegala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
2.10.6. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Pimpinan Proyek ataupihak lain yang
ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya terdapat hal-halyang kurang jelas pada dokumen-
dokumen pelelangan, gambar-gambar ataulainnya.
2.10.7. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaanpelaksanaan dari
pihak-pihak Sub Kontraktor yang ikut mengerjakan proyekini apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaranpekerjaannya.
Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakansaran-saran perbaikan
untuk segenap pihak.Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung jawab atas segala
kerugian-kerugian yang ditimbulkan.
2.11. Koordinasi dengan Pihak Lain.
2.11.1. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi /penyesuaian
pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaanlainnya atas petunjuk ahli, sebelum
memulai mengerjakan pada waktupelaksanaan.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggungjawab Kontraktor.
2.11.2. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaranpelaksanaan
proyek ini.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 64

2.11.3. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh/sedapat mungkin
digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merkyang sama untuk seluruh proyek ini agar
mudah memeliharanya.
2.11.4. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan olehpihak lain atau
yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkupinstalasi sistem ini, Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segalaperalatan dan pekerjaan ini.
2.11.5. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan petunjukkepada Sub
Kontraktor untuk melakukan penyambungan kabel-kabel,pemasangan sensor-sensor, perletakan
peralatan / instalasi, pembuatansparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan Mekanikal /
Elektrikal agar sistem Mekanikal / Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.Dalam
hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atasperalatan-peralatan tersebut.
2.11.6. Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal / Elektrikal.
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagalatau tidak memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyataKontraktor gagal untuk melaksanakan
perbaikan ini dalam waktu yangcukup menurut Pimpinan Proyek serta pihak yang berwenang,
makakeseluruhan atau sebagian dari sistem ini sebagaimana kenyataannya, dapatditolak dan
diganti.Dalam hal ini Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakanpekerjaan
tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawabKontraktor.
2.12. Pengawasan Instalasi.
2.12.1. Shop drawing.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja/ shop drawing
rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambaryang telah dikoordinasikan dengan
semua disiplin pekerjaan pada proyek inidan disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang
ada.Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujuioleh Pimpinan
Proyek.
2.12.2. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannyakepada
Pimpinan Proyek atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk
dapat dipasang.Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulansesudah
Kontraktor memperoleh SPK.
2.12.3. Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedultenaga kerja, skedul
pengadaan peralatan dan network planning yang terinciuntuk setiap pekerjaannya dan diserahkan
kepada Pimpinan Proyek ataupihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.Skedul
dan network planning harus diserahkan dalam waktu 15 (lima belas)hari kalender sesudah
menerima SPK.
2.12.4. Kontraktor harus mengadakan :
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
2.12.5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telahselesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis daripihak Pimpinan Proyek atau
pihak yang ditunjuk yang menerangkanbahwa setiap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal
telah selesaidikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.Tahap-tahap pekerjaan sistem ini
ditentukan kemudian, berdasarkan padajadwal perincian waktu yang diserahkan oleh Kontraktor.
2.12.6. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistem Mekanikal dan
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Pimpinan Proyek,Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak
lain yang ditunjuk. Untuk iniharus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merk peralatan
yangdiuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan.Peralatan untuk pengujian harus berkualitas
baik dan sudah tertera.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawabKontraktor.
2.12.7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pimpinan Proyek atau ahli yangditugaskan apabila
sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yangmungkin terjadi pada saat melaksanakan
pekerjaan.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 65

2.12.8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek untuk
pengarahan dan pengawasannya ditanggung olehKontraktor.
2.13. Pembersihan Lapangan.
2.13.1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapanganyang
digunakan.Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasipembersihan
lapangan tersebut.
2.13.2. Setelah Kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisabahan pekerjaan
dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selamamasa pemeliharaan.
2.13.3. Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunandengan Portable
Fire Extinguisher Class A/B/C (15 lbs) atau jenis lain untuksetiap luasan sesuai dengan peraturan
yang berlaku atas biaya Kontraktor.
2.14. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.
2.14.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :
a. Gambar-gambar jadi (as built drawing) dalam bentuk gambar cetaksebanyak 3 (tiga) set dan
dalam bentuk Compact Disc (CD) sebanyak 1 (satu)set.
b. Katalog spare-parts.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrakini, juga dalam bahasa
Indonesia.Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) set. Bila
gambar dan data-datatersebut belum lengkap diserahkan, maka pekerjaan Kontraktor
belumdiprestasikan 100%.
2.14.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenaioperasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Pimpinan Proyek secara cuma-
cuma sampai cakap menjalankantugasnya, minimal 3 (tiga) orang selama 3 (tiga) bulan sesudah
penyerahanpertama proyek dilakukan.
Kontraktor harus mengajukan rencana sistem pendidikan ini terlebih dahulukepada Pimpinan
Proyek.Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung jawabKontraktor.
2.14.3. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk operasidan perawatan
yang harus dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Pimpinan Proyek dan sebuah lagi hendaknya
dipasang dalam suatu kaca berbingkaidan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama
lain yang ditunjuk Pimpinan Proyek.
2.15. Service dan Garansi.
Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu)tahun sesudah
tanggal saat sistem diterima oleh Pimpinan Proyek secara baik (setelah masa pemeliharaan).
2.15.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusakselama masa
garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
2.15.2. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-barangatau sistem yang
tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibatkesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah
selama jangka waktu 180(seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-
terimakanuntuk pertama kalinya.
2.15.3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/ merawat peralatan Mekanikal dan Elektrikal sertamendatangkan seorang
supervisor sekali seminggu untuk memeriksa ataumelakukan penyetelan peralatan selama masa
pemeliharaan.
2.15.4. Kontraktor harus memberikan service cuma-cuma untuk seluruh sistem Mekanikal/
Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalendersetelah proyek ini diserah-terimakan
pertama kali dan garansi 1 (satu) tahunkalender setelah serah terima kedua.
2.16. Izin.
2.16.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukanuntuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atastanggungan dan biaya Kontraktor.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 66

2.16.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminyayang mungkin
diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukanoleh Kontraktor atau pihak lain
yang ditunjuk oleh Direksi / KonsultanPengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.
2.16.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan serta
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yangdiperlukan untuk ini.Untuk hal ini
Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai haltersebut di atas.
2.16.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yangdiperolehnya
mengenai instalasi proyek kepada Pimpinan Proyek ataupihak yang ditunjuk, sebelum
penyerahan kedua dilakukan.
2.16.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Pimpinan Proyek setiap akan
memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akanmelaksanakan pekerjaan diluar jam
kerja (kerja lembur).
2.16.6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak,pemerintahan
setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yangdikerjakan.Dalam hal ini, biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izintersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk
biaya memperbanyakgambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB.
2.17. Korelasi Pekerjaan.
2.17.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal/ Elektrikal,
dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudahmemperhitungkan pengangkutan tanah
bekas galian / pembersihan.
2.17.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali padadinding, lantai,
langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakanoleh Kontraktor berikut perapihan /
finishing-nya kembali.
2.17.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dariperalatan-
peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor Listrik sesuaidengan gambar dokumen
tender.
Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut,apakah sudah sesuai dengan
peralatan yang akan disambungkan. Segalaakibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi
tanggung jawabKontraktor.
2.17.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan olehKontraktor. Kontraktor
harus memberikan data-data, ukuran-ukuran,gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan
kepada Pimpinan Proyek untuk mendapatkan persetujuan.
2.17.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu air, listrik,saniter darurat
harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulumembuat gambar untuk mendapatkan
persetujuan Pimpinan Proyek.
2.17.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harusdiberi lapisan
isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untukmemudahkan perbaikan dan
pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Pimpinan Proyek untuk
diminta persetujuannya. Segala akibat pekerjaantersebut harus sudah diperhitungkan dalam
penawaran oleh Kontraktor.
2.17.7. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harusditutup kembali
seperti semula dan dirapikan / di-finish yang rapi sehinggatidak terlihat lagi bekas-bekas
pembobokan.
2.17.8. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harusmenyerahkan
gambar / data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatanyang akan dipasang, agar peralatan
tersebut dapat beroperasi dengan baikberikut pengamanannya.Jika hal ini tidak dilaksanakan,
segala akibatnya menjadi tanggung jawabKontraktor.
2.18. Sub Kontraktor.
2.18.1. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-tenagapelaksana yang ada
tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan,pengujian dan lain-lain, Kontraktor dapat
menyerahkan sebagianinstalasinya kepada Sub Sub Kontraktor setelah mendapatkan persetujuan

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 67

secara tertulis dari Pimpinan Proyek.


2.18.2. Sub Kontraktor harus memenuhi syarat seperti tercantum dalam Pasal 2butir 2.10.3. pada
Bab ini.
2.18.3. Kontraktor masih harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala lingkup pekerjaannya,
baik yang dilaksanakan sendiri maupun terhadap pekerjaanyang diserahkan kepada Sub
Kontraktor (di-sub-kontrakkan).
2.19. Site Manager.
2.19.1. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi olehseorang yang cukup
berpengalaman dan diberi wewenang oleh Penandatangankontrak, untuk mengambil keputusan di
lapangan.Ia bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi pada
proyek ini dan selalu berada di lapangan (on site). Bila ia akan meninggalkan site harus ada orang
lain yang secara tertulis diberikanwewenang untuk mewakilinya.
2.19.2. Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan olehKontraktor pada
saat penawaran dilakukan.
2.19.3. Bilamana menurut pendapat pihak Pimpinan Proyek, KonsultanPerencana atau pihak yang
berwenang, Site Manager yang ditunjuk kurangcakap menjalankan tugasnya, Kontraktor harus
menggantinya dengan oranglain.
2.19.4. Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang harusbertindak
sebagai Site Manager.
2.20. Bahan.
2.20.1. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asliperalatan utama
Mekanikal / Elektrikal, juga brosur asli pipa, kabel, pipakonduit, katup-katup, detektor, sensor
dan lainnya beserta data-data teknisdan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada
brosur-brosurperalatan / bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yangjelas.
2.20.2. Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari yangdisebutkan
didalam gambar dan spesifikasinya, maka nilai evaluasipenawaran Kontraktor tersebut akan
dikurangi dan Kontraktor tetap harusmenggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
2.20.3. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar,tanpa
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dandirubah sesuai dengan
spesifikasi dan gambar yang telah disepakatibersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.
2.20.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaanbaik, tidak
bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga kebersihan serta
melindungi semua bahan-bahan yang digunakandalam instalasi ini sebelum dipasang.
2.20.5. Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekasdipergunakan
bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya denganbahan-bahan atau peralatan yang baru
dan tetap sesuai dengan spesifikasidan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
2.20.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke sitesebelum contoh atau
brosur disetujui oleh Pimpinan Proyek. Semuabahan yang telah masuk di site dan menyimpang
dari ketentuan dalamspesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui, maka
bahan/peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam waktu 3 x 24 jamsejak diketahuinya
penyimpangan itu oleh Pimpinan Proyek.Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera
akan dimusnahkan.

Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan instalasi sistem ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahanserta
peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja,pembuatan alat-
alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluanpengujian dan keperluan
kerja. Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalamspesifikasi maupun dalam gambar
tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secarakeseluruhan harus juga dimasukkan ke

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 68

dalam pekerjaan ini.Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian
lebih lanjut dapatdilihat pada Syarat-syarat Khusus Teknis) :
3.1. Sistem Mekanikal.
3.1.1. Instalasi Plumbing air bersih, air kotor dan air bekas beserta pemompaannya.
3.1.2. Instalasi Tata Udara ( ventilasi dan air conditioning )
3.2. Sistem Elektrikal.
3.2.1. Instalasi Sistem Distribusi Listrik berikut panel-panel daya.
3.2.2. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak.
3.2.3. Instalasi Penangkal Petir.
3.2.4. Instalasi Telepon.
3.3. Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
denganpersyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengangambar
dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktordapat
menanyakan lebih lanjut kepada Pimpinan Proyek, Konsultan Perencanaatau pihak lain yang
ditunjuk untuk ini.
3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggungjawab atas
kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal/Elektrikal harus
berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasiteknis serta addendum
lainnya.
3.8. Bila pada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis ataudisebutkan
kembali, hal ini bukan berarti klausulnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas
spesifikasinya.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 69

BAB VII
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Pasal 1. U M U M

Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harusdilaksanakan
oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk
seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunan gedung.Dalam hal ini Syarat-syarat
Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis
ini.

Pasal 2.PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK

Sumber daya listrik bagi gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN dengan daya
terpasang sebesar 80 kVA.Dari jaringan tegangan menengah 20 kV PLN, daya dari PLN tersebut
disalurkan ke trafo distribusi 20 kV / 400 V berkapasitas 250 kVA untuk dirubah menjadi daya
bertegangan rendah LVMDP sampai dengan panel ukur (KWH meter). Selanjutnya
didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara
radial.Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi 3 (tiga) fase – empat
kawat 220 / 380 V mengikuti sistem PP (Pentanahan Pengaman).

Pasal 3. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu
sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun
yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian,
pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN,
LMK dan atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan /garansi selama 12
bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus
juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti
yangditunjukkan pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat khusus teknis atau gambar dokumen.
Pekerjaan ini meliputi :
3.1. Pekerjaan di dalam Gedung.
3.1.1. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya/penerangan termasuk
didalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel/konduktor pentanahan netral/badan panel.
3.1.2. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk penghubung antar panel
daya/penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan (mesin AC,pompa-pompa dan
lain-lain).
3.1.3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur penerangan, baik
penerangan normal maupun darurat.
3.1.4. Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan material bantuyang
dibutuhkan.
3.1.5. Pengadaan dan pemasangan instalasi under floor duct lengkap dengan material bantu yang
dibutuhkan.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 70

3.2. Pekerjaan di luar Gedung.


3.2.1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya.
3.2.2. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar/ taman, termasuk lampu sorot
bangunan.

Pasal 4 GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik yang didalamnya
dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu
lainnya. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan. Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.Kontraktor
harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Pimpinan Proyek dan atau
pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

Pasal 5. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI

5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.


Meliputi pengadaan dan pemasangan power recepacle outlet (stop kontak), saklar,
kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua
peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang memuaskan
dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.
5.1.1.Kotak-kotak (doos) outlet.
a. Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL, AVE
atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box
empat persegi atau segi delapan. Ceilling ox dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus
dipasang dengan baik dan benar.
b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang diperlukan. Setiap
kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran conduit, sesuai dengan
persyaratan, tetapi kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).
Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang diberi gasket tahan
cuaca :
- Tempat-tempat yang kena matahari.
- Tempat-tempat yang kena hujan.
- Tempat-tempat yang kena minyak.
- Tempat-tempat yang kena udara lembab.
- Tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.
d. Outlet Pada Permukaan Khusus.
Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton, marmer,
frame besi, dinding bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut
dan sisi-sisi tegak.
5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.
a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk
saklar dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari
10,1 x 10,1 cm. untuk peralatan tunggal dan 11,9 x 11,9 cm. untuk dua peralatan dan kotak-kotak
multi gang untuk lebih dari dua peralatan.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 71

b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum 10A / 250V. Saklar pada
umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali biladitentukan lain pada gambar. Jika
tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm. di atas lantai yang
sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm. (di
ruang basah dan pantry) dan 30 cm. (selain di ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai
yang sudah selesai (finished) sesuai petunjuk Pimpinan Proyek.
Saklar dan stop kontak ex MK.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10A / 220V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberisaluran pentanahan.
d. Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak plat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap.
5.1.3. Kabel-Kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi:
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi
dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan
atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak
dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2,
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang panjangnya kurang dari 30
meter bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan
dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau dipasang di atas
cable tray / cable rack dan di-klem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan
kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus
diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyarat PUIL, IEC, VDE, SPLN dan
LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin
(stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2.
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burial) harus sesuai dengan gambar
rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan
menengah 20 kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan
alat penyambung khusus ( jointing kit ) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 72

benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat
jointing kit yang digunakan, sehingga diperolehhasil penyambungan yang andal, tahan terhadap
lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk ekstension dan daya harus diadakan
dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik lampu serta stop
kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontakharus dari jenis NYM
dan diletakan di dalam PVC high impact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2. Kecuali tercatat lain.Home run
untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya
lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas penampang
minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).
d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungansambungan
di dalam pipa konduit. Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus dibuat secara mekanis dan harus kuat secara elektris dengan
solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan baik sedemikian rupa,sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada
konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
e. Kabel kontrol.
Di tempat – tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, starter dan
peralatan - peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC,tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V. Ukuran
konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5sqmm. Untuk panjang lebih dari 30
m.) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan
pertimbanganpertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
f. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet,PVC, vernished cambric,
asbes, gelas, tape syntetic, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui
untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan
cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel.
g.1. Pemasangan di Permukaan.
g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high impact heavy gauge, dipasang di
permukaan plat beton langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai.Pendukung-pendukung
tersebut harus dicat dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-
syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel). Konduit ex CLIPSAL / EGA.
g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel.
Kabel-kabel daya yang diletakan di atas cable tray, di-klem pada cable tray dengan cable ties
(pita plastik pengikat kabel).
Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan digantung atau
disangga secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di-klemke plat beton.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 73

Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan penunjang
seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang
dipasang horizontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel
tersebut.
g.1.3. Kabel Daya dari Panel Daya Motor ke Motor-Motor Pompa.
Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam konduit metal tahan karat
(galvanized / white metal conduit) yang diletakkan di atas plat lantai.Setiap pipa konduit berisi
hanya satu jalur kabel menuju motor dengan faktor pengisian 40%. Dari pipa konduit yang
dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal motor dengan memakai flexible
metal conduit yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan disambungkan dengan
cara sedemikian rupa, sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga penyambungan pipa
fleksibel terhadap box terminal motor.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit fleksibel serta cara
penyambungannya terlebih dahulu kepada Pimpinan Proyek untuk disetujui.
g.2. Pemasangan di Permukaan.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding harus diletakkan di
dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran minimum ¾”. Penarikan kabel
menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
g.3. Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa
PVCdengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.
h. Penggunaan Warna Kabel.
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa,
netral dan ground harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 2000, yaitu :
h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 Fasa :
Hitam : Fasa
Biru : Netral
Kuning / Hijau : Pentanahan (G).
h.2. Sistem Tegangan 220 / 380 V, 3 Fasa :
Merah : Fasa R
Kuning : Fasa S
Hitam : Fasa T
Biru : Netral (N)
Kuning / Hijau : Pentanahan (G).
i. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas daya
dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkanpengenalan, sehingga
tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
j. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga dipasang secara
tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding ataulangit-langit.
5.1.4. Kabinet Panel Daya.
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,7mm untuk panel yang
dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm. Untukjenis floor standing, kecuali yang
sering terkena basah / hujan, harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau
konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti
dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame /
rangka panel harus ditanahkan.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 74

Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan
menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur
dengan baik, rapi dan benar.
a. Finishing.
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat tahan karat
dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan
warna cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Pimpinan Proyek.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium platting atau dengan
zinchromate dan dicat dengan cat akhir sistem oven.
b. Kunci.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci “flat lock” jenis kunci untuk setiap kabinet harus
dari tipe “common key”, sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama.Pada masing-
masing kabinet harus disediakan 2 (dua) anak kunci.
c. Tinggi Pemasangan Panel.
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel dengan mudah
masih dapat dijangkau.
Tergantung pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu / penggantung,
Kontraktor harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar.
d. Label.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus daya
(CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindahkan / mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.Label ini terbuat dari bahan logam
anti karat dengan huruf-huruf hitam.
5.1.5. Sistem “Race Way”.
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta
perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.
a. Ukuran.
Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik jumlah
dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain-lain.
Diameter minimum konduit adalah ¾” menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel
maksimum 40 %.
b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC
high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis
heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi persyaratan BS4568:
spart I & II class 4.
c. Pemasangan.
c.1. Race Way yang ditanam di dinding.
Pananaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan jalan membobok beton
dengan pahat. Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya sesuai dengan
ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan
kondisi dinding dengan kondisi semula. Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-
ujung konduit harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.
c.2. Race Way yang dipasang di permukaan.
Race Way yang dipasang di permukaan beton ( exposed ) harus dipasang sejajar atau tegak lurus
dengan dinding bagian struktur atau permukaan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langitlangit,harus digunakan klem-klem
khusus untuk pipa sejajar. Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup
dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup atau dilengkapi dengan plat kuningan
yang sesuai.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 75

Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fittingfitting, klem dan lain-lain harus
digalvanisir atau dicat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari
permukaan korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harusdicat satu jalan sebelum
dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang sdengan warna yang ditentukan oleh Pimpinan Proyek.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan warna sebagai
berikut :
􀂃- Pipa penerangan dan daya : Orange
􀂃- Pipa telepon : Hijau
c.3. Race Way yang dipasang di dalam tanah.
Race Way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil,harus mempunyai dua lapis cat
aspal pada permukaan sebelah luar sebelumdipasangkan di atas Race Way tersebut diberi patok
petunjuk.
Pipa Race Way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi standar SII.
c.4. Race Way melintas / menembus dinding.
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain, maka lubang
harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air) api
dan asap.
c.5. Cable Trench.
Kedalaman parit kabel (cable trench) untuk penanaman di bawah tanah minimal 80 cm. dari
permukaan. Bila bersilangan dengan saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat dan
harus ditanam setelah pengerasan tanah. Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman
dilakukan setelah pengerasan badan jalan atau bila sebelumnya harus lebih dari 110 cm atau atas
persetujuan Pimpinan Proyek.
c.6. Konduit Logam Fleksibel Tahan Air.
Konduit logam fleksibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi
dimana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir yang korosif,
lembab atau berupa minyak, termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk ke
terminal motor pompa. Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari plyvinil chlorida(PVC)
harus menonjol pada inti baja yang fleksibel.
Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth continuity)
harus pula dimiliki oleh Race Way / konduit ini.
c.7. Pengakhiran dan Sambungan.
Race Way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-lain, dengan dua
lock nut dan sebuah insulating insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau “fire minded”
yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangikontinuitas dari
sistem grounding dari Race Way. Sambungan untuk Race Way / pipa logam elektrikal harus dari
jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem
penguncian interlock compressed.
c.8. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra rendah (50
VAC) harus ditanahkan secara efektif.
Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung
kabel ( shealth / armour ), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar
dengan metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan. Penggunaan
conduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor tersendiri yang terbuat daritembaga dengan daya hantar
yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm dan dimasukkan ke dalam
konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang
disetujui oleh Pimpinan Proyek.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 76

- Pentanahan netral bus-bar dan panel, maksimum 2 ohm.


- Pentanahan netral generator, maksimum 2 ohm.
5.1.6. Cable Tray.
a. Bahan.
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari bahan besi lunak
dengan sisi-sisi ditekuk ke dalam dengan ketebalan plat tidak kurang dari 2,0 mm.
Keseluruhan permukaan cable tray harus digalvanisir. Cable tray ex TRI ABADI atau setara.
b. Penggantung / Penyangga.
Untuk cable tray yang dipasang menggantung, penggantung cable trayharus dibuat dari
batang besi lunak yang digalvanisir dengan diameter minimum 6 mm. ujung penggantung di-
ulir untuk memungkinkanpengaturan levelling cable tray. Ukuran penyangga dan penumpu
(bracket)harus dipilih agar menghasilkan penyangga / penumpuan yang kokoh.
5.1.7. Underfloor Cable Duct.
a. Bahan.
Underfloor cable duct yang digunakan harus dari bahan pregalvanized
steel terdiri atas dua kanal, lebar 120 mm + 70 mm. (total lebar 190 mm.)dan tinggi 28 mm. Tebal
plat tidak kurang dari 1,5 mm. Keseluruhan cable duct harus digalvanisir.
Satu kanal akan digunakan untuk kabel daya jenis NYM 3 x 2,5 mm 2(kanal selebar 120 mm.) dan
kanal lainnya (kanal selebar 70 mm.) akandigunakan untuk kabel data komputer jenis UTP-Cat6E
(Gigabit Ethernet)bersama dengan kabel telepon jenis ITC 2 x 2 x 0,6 mm2 (2 pairs).
Pemasangan duct harus dilengkapi dengan alat bantu yang diperlukan,antara lain U-bracket, duct
connector dan end cover serta pentanahan.
Keseluruhan alat bantu tersebut harus dari bahan pre-galvanized steel.
Cable duct ex THREE STAR atau setara.
b. Intersection Box.
Box base dari intersection box yang digunakan harus dari bahan pregalvanized steel dengan
ukuran bukaan 4 (empat) arah yang sesuai denganpemasangan underfloor duct yang digunakan
(lebar 2 x 70 mm. dan tinggi 28 mm).
Tebal plattidak kurang dari 1,5 mm, ukuranbase 270 x 170 mm.Frame dari intersection boxharus
daribahan die-cast aluminium dengan ukuran 200 mm. x 110 mm.
Setiap intersection box harus dilengkapi dengan base plate untuk pemasangan 2 (dua) buah stop
kontak, 2 (dua) buah female socket RJ-45 untuk saluran data komputer dan 2(dua) buah female
socket RJ-11 untuksaluran telepon.
Cover dari intersection box harus dari bahan die-cast aluminium yg dilengkapi dengan
engsel.Ketebalan cover harus cukup menahan bebanpada saat ditutup.Intersection box ex THREE
STAR atau setara.
5.1.8. Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.
a. Umum.
Panel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,indikator, magnetic
connector, accessories, peralatan dan barang-baranglain yang diperlukan untuk pemasangan dan
operasi yang sempurna darisegenap sistem dan peralatan-peralatannya.
Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalamanyang luas di bidang
manufacturing dan perencanaan panel-panel tersebuttelah beroperasi dengan baik selama paling
sedikit 3 (tiga) tahun.
Penawaran harus meliputi reference list sebagai suatu bukti.
b. Panel-Panel.
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kecuali ditentukan lain. Seluruh
assembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harusdirencanakan, dibuat, dicoba, dan
bila perlu diperbaiki sesuai denganpersyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau
penambahan sepertidisyaratkan di bawah ini :
b.1. Umum.
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead front, terbuat dari plat baja (metal cled).

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 77

Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur atau rangka profil baja yang diperkuat
dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromagnetis serta thermal akibat hubung-
singkat(sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-sisinya dengan plat-plat
penutup yang bisa dilepas.
Panel harus bisa dicapai dari depan maupun belakang. Semua alat ukur dan atau tombol pemilih
yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel. Tutup yang berengsel
tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dangerendel / kunci.
Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lain lain harus dipasang pada sisi
belakang dari penutup yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi untuk membatasi kenaikan
suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam
standar VDE / IEC untuk peralatan yang tertutup.
Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi sekrup (screwedon
/ bolted on).
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan
terkena percikan air.
Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.
b.2. Pull Box.
Bila ditunjukkan dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan,harus dipasang
sebuah pull box pada ketinggian yang cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board
pada bagian atas dari switch board.
Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus dari bagian-bagian yang bisa dibuka lepas.
Dasar dari pull box harus terdiri atas papan asbeston atau bahan
tahan api yang sempurna.
Kabel yang menuju individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-lubang yang terpisah-
pisah pada dasar pull box ini.
Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus bisa dilepas dengan mudah agar
supaya memungkinkan pembuatanlubang-lubang untuk konduit kabel yang diperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa, sehingga terhindar dari
kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc proofing).
Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinka ventilasi dan pemasangan
peralatan circuit breaker yang bisa dipindah-pindahkan bilamana perlu.
b.3 Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan disini dan sepertiditunjukkan dalam gambar rencana,
untuk melaksanakan fungsi yangdiperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan bolehberbeda menurut keperluan
penyesuaian material pabrik, sejauhbahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harusdiikuti dalam urutan yang
tepat, untuk mempermudah pemeriksaanbangunan (konstruksi).
Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangundan ditunjang untuk dapat
menahan arus hubung-singkat yang terjadipada lokasi tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diaturuntuk menjamin daerah kontak
yang baik.
b.4. Ventilasi.
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punchmachine, untuk menjaga benda-
benda asing masuk melalui lubangtersebut.
Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga dilubangi (dipunch).
b.5. Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papannama yang dipasang pada
pintu panel dekat dengan pemutus dayadan dapat dilihat dengan mudah.Cara-cara pemberian

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 78

nama harus menunjukkan dengan jelasrangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang
tersambungpadanya. Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambarkerja.
Mini diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkapdengan komponen-komponen dan
tanda-tanda untuk komponentersebut.
b.6. Cadangan Sambungan dikemudian hari.
Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruanganruangantersebut harus
dilengkapi dengan pemutus daya cadangan,terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan
sebagainya, untukperalatan yang dipasang dikemudian hari.Kemungkinan penyambungan
dikemudian hari dapatberupaperalatan baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontaktor dan
lainlain.
b.7. Bus-Bar / Rel Daya.
Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secaramendatar dengan rapih sepanjang
panel di dalam ruang yangberventilasi.
Jarak antar bus-bar/rel daya harus memenuhi ketentuan pemasanganrel daya di dalam PUIL
2000.Bus-bar harus terbuat dari tembaga jenis “hard drawn highconductivity” yang memenuhi
standar BS 1433, dilapisi perak padabagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai
dengankemampuan 150% dari arus beban terpasang.Ukuran bus-bar harus disesuaikan dengan
peraturan PUIL 2000.
Semua bus-bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolatoryang terbuat dari bahan yang
tidak menyerap air (non-hygroscopic)misalnya porselain atau moulded isulator, sedemikian rupa
sehinggamampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat hubung-singkat.Bus-bar dicat dengan
warna yang sesuai dengan penandaan fasamenurut PUIL 2000.Cat tersebut harus tahan terhadap
temperatur sampai 70oC.Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas
penuh (full netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah buspentanahan yang telanjang,
diklem dengan kuat pada kerangka dandilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan
yang perluditanahkan. Dalam hal ini konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa –4 kawat – 5 bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklardengan arus lebih besar dari 63 A
harus dilakukan melalui batangbatangtembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar.
Untuk arus yang lebih kecil, diizinkan menggunakan kabel berisolasiPVC (NYY atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yangmenunjukkan ukuran-ukuran dari
bus-bar dan susunannya.Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel
dandisediakan cara-cara untuk penyambungan di kemudian hari.Apabila saluran keluar (outgoing
feeder) yang menuju ke satuterminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak
diperkenankanmenumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel (cable shoes) padasatu terminal
atau bus-bar. Bila terjadi hal demikian, harus dilakukandengan cara memasangkan batang
tembaga tambahan untukmenyatukan sepatu kabel (cable shoes) tersebut pada terminal
yangberlainan.
b.8. Alat-alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukurseperti yang ditunjukkan di
dalam gambar rencana.
Bila digunakan Ampere meter selector switch (saklar pindah), padasaat pemindahan pengukuran
arus, saklar untuk Ampere meter harusdalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari tipe besi putar (moving iron) khusus untukdipasang secara tegak lurus di
pintu panel. Kelas alat ukur yangpaling tinggi 1,5 dengan penunjukkan melingkar (minimum
90o),skala linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, denganukuran 96 mm. x 96
mm.Posisi dari saklar putar untuk Volt meter dan Ampere meter harusditandai dengan jelas.
b.8.1. Ampere meter (A-m).
􀂃Semua Ampere meter harus mempunyai kemampuan bebanlebih sebesar 120% dari batas atas
penunjukannya selama2 jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah(index pointer)
untuk menandai besarnya arus beban penuh.
􀂃Ampere meter harus dipasangkan untuk beban motorsebesar 5,5 kW atau lebih pada salah satu
fasenya.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 79

􀂃Ampere meter harus mampu menahan pergerakan yangtimbul akibat arus start motor dan
mempunyai skala overloadyang rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arusstart
tersebut.
􀂃Pada Ampere meter harus terdapat mekanisme pengaturpenunjukan nol (zero adjusment)
berupa sekrup pemutar dibagian depan.
b.8.2. Volt meter (V-m).
􀂃Volt meter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 danmempunyai skala penunjukan yang lebar.
􀂃Volt meter dipasang di sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan arus
nominal 3 A.
􀂃Pada volt meter harus terdapat mekanisme pengaturpenunjukan nol (zero adjusment) berupa
sekrup pemutar dibagian depan.
b.9. Trafo Arus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan(indoor type), jenis jendela
dengan perbandingan kumparan yangsesuai dengan standar-standar VDE untuk keperluan
pengukuran.Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahangaya-gaya mekanis
yang timbul pada waktu terjadinya hubungansingkat 3 fasa simetris.
Trafo arus untuk Ampere meter tidak boleh digunakan bersamaandengan kWh meter. Trafo arus
harus terpisah dengan trafo kWhmeter.
b.10. Kabel-Kabel kontrol.
Kabel kontrol (controlling wiring) dari panel-panel harus sudahdipasang di pabrik / bengkel
secara lengkap dan dibundel sertadilindungi terhadap kerusakan mekanis.Ukuran kabel kontrol
minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengantegangan nominal 600 Volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harusdipasangkan sepatu kabel sesuai
dengan ukuran kabelnya dandikencangkan dengan alat penekan (press tang / kraft tang)
secarabaik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung longgar (lostcontact). Setiap pemasangan
ujung kawat kontrol atau pengukuranpada terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.
b.11. Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik.Peralatan-peralatan sejenis harus
dapat saling dipindahkan ataudipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
b.12. Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.
b.12.1. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB).
􀂃Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari800 A digunakan jenis rumah tuangan
(moulded case circuitbreaker – MCCB) yang memenuhi standar BS 4752 Part 11977 atau IEC
157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi40o C ( fully tropicalized ) dan mampu beroperasi
untuktegangan 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.
􀂃MCCB harus dapat dioperasikan secara “reverse feed” baikpada posisi horizontal maupun
vertikal tanpa mengurangiperformance.
􀂃Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harusterbuat dari bahan silver / tungsten dan
mekanismeoperasinya dirancang untuk menutup dan membuka kontak -kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).
􀂃Mekanisme operasi harus dari jenis “quick make” dan “quickbreak” secara simultan pada ke-
tiga / ke-empat kutubnyasewaktu opening, closing maupun trip.
􀂃Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utamamenutup kembali tanpa sengaja.
􀂃Handle toggle MCCB harus dapat membuka semua kutub(kontak utama) secara bersamaan
(simultan). Bila suatu aruskesalahan mengalir pada salah satukutub harus menyebabkanketiga
kutub membuka secara bersamaan.
􀂃MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masingmasingkutubnya yang dapat disetel
(adjustable) untuk arusbeban lebih ( overload – inverse time ) secara mekanisdengan bimetal, dan
arus hubung – singkat ( overcurrent –instaneous ) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).
􀂃Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic overcurrentprotection.
􀂃Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi, yaitu :ON, OFF dan TRIP.
􀂃Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breakingcapacity) tidak kurang dari 50 kA.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 80

b.12.2. Miniatur Circuit Breaker (MCB).


􀂃MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan BS 4752/ Part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully
tropicalized), mampuberoperasi untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating1.000 VAC.
􀂃MCB harus dapat dioperasikan secara “reverse feed”, baikpada posisi horizontal maupun
vertikal tanpa mengurangiperformance.
􀂃Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat daribahan silver / tungsten dan
mekanisme operasinya dirancanguntuk menutup dan membuka kontak - kontak utamanyasecara
menyapu (wiping action).
􀂃Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah
kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
􀂃Handle toggle MCB tiga fasa harus dapat membuka semuakutub (kontak utama) secara
bersamaan (simultan).
􀂃Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harusmenyebabkan ketiga kutub membuka
secara bersamaan.
􀂃MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih(overload inverse time) secara
mekanis dengan bimetal danarus hubung singkat (overcurrent instaneous) secara mekanisdengan
solenoid (magnetis).
􀂃Arus nominal dari draw out ACB, MCCB dan MCB harussesuai dengan gambar, dengan
kapasitas pemutusan(breaking capacity) disesuaikan dengan letak pemutus dayatersebut.
􀂃Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arushubung singkat 3 fasa simetris yang
mungkin terjadi padatitik - titik beban dan menganjurkan jenis ACB, MCCB sertaMCB yang
sesuai.
􀂃Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankanuntuk digunakan harus disertakan
pada saat penawaranpekerjaan.
b.13. Terminal Pembantu.
Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel tersebut digunakanbeberapa kabel yang
disatukan pada terminal tersebut, Kontraktorharus juga menyediakan terminal pembantu yang
diperlukan.Terminal pembantu tersebut harus terbuat dari bahan yang samadengan terminal
utama dengan kapasitas hantar arus yang sesuai dandilubangi sesuai dengan ukuran sepatu kabel
yang digunakan.Setiap mur baut yang digunakan harus dikencangkan dengan baikagar terhindar
dari kemungkinan hubungan longgar (lost contact).
5.1.9. Peralatan Penerangan.
a. Umum.
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,peralatan serta alat-alat lain
yang diperlukan untuk operasi yang lengkapdan sempurna dari semua peralatan penerangan.
Fixture harus seperti yangdisyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
b. Kualitas dan Pengerjaan.
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupunkhusus harus dari
kualitas terbaik.
Pengerjaan harus dari kelas satu dan menghasilkan armature setara denganstandar komersil yang
utama. Armatur harus sesuai dengan gambar danskedul, atau seperti yang disyaratkan disini.
Semua fixture TL harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikanfaktor kerja sehingga
mencapai minimum 0,96. Ballast harus dari tipe lowlosses. Armatur ex ASAHI.
c. Jenis Armature.
c.1. Lampu-Lampu Fluorescent (TL).Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-laguntuk meniadakan efek
stroboskopis.Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harusmemenuhi standar
PLN / SII / LMK.
c.2. Lampu Down Light.
Lampu down light yang dipasangkan di ruang - ruang tertentumenggunakan jenis lampu sesuai
dengan gambar rencana.
c.3. Lampu Baret.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 81

Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat darikaca susu dengan lampu pijar (
incandescent ) atau lampu TL circle32 W sesuai dengan kebutuhan.
c.4. Lampu Taman dan Lampu PJU.
Bentuk lampu taman dan lampu PJU sesuai dengan gambar rencanalengkap dengan tiang
diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasangbox berisi fuse 2 A dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu tanam adalah NYM 3 x 2,5mm2 dengan salah satu inti
kabel dipasang ke badan metal lampuuntuk pentanahan.
d. Pemasangan.
􀂃Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang olehorang yang
berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujuioleh Pimpinan Proyek.
􀂃Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahanyang perlu agar diperoleh
hasil pemasangan yang baik.
􀂃Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa sehinggabetul-betul lurus.
􀂃Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted)tidak boleh mempunyai
sela-sela diantara bagian-bagian fixture danpermukaan-permukaan di sebelahnya.
􀂃Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
􀂃Pada waktu diselesaikannya pemasangan armatur penerangan, peralatantersebut harus siap
untuk bekerja dengan baik dan berada dalamkondisi sempurna serta bebas dari semua cacat /
kekurangan.
􀂃Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara
lengkap.

Pasal 6
PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian(testing)


penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.
6.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yangtergabung
dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semuainstrumentasi dan tenaga kerja
harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten danberpengalaman untuk
melaksanakan pengujian dan commissioning.
6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan
Pimpinan Proyek, antara lain :
􀂃Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian ( section )maupun
keseluruhan ( overall ).
􀂃Pengujian pentanahan panel.
􀂃Pengujian kontinuitas konduktor.
􀂃Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya.
􀂃Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out).
􀂃Load testing.
􀂃Penyetelan semua peralatan pengaman ( overcurrent dan overload ) dan mencatatdata setelan
yang dilakukan.
􀂃Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN atau badanresmi yang
ditunjuk Pimpinan Proyek.
6.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan diatas atau
standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acarapengujiannya.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 82

BAB VIII
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI

Pasal 1.
UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan disini adalahpersyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasimaupun pengadaan material
dan peralatan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari
Syarat-syarat Teknis ini.

Pasal 2.LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing(pembuangan
air kotor,air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunansampai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya,seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 6 (enam)
bulan.Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat
teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan, juga
termasukkedalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
danperlengkapan sistem plumbing/sanitasi sesuai dengan peraturan/standar yang berlakuseperti
yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan,walaupun
tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
2.1.Instalasi Air Bersih
Pengadaan,pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar bangunan,lengkap
berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana danspesifikasi tekniknya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta
peralatan-peralatannya.Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang
bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk seluruh
sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan
2.2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan peralatan dan
berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain
sebagainya.
2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunanmenuju
saluran drainase dan septic tank.
2.2.3. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.
2.2.4. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
2.2.5. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang sdiperlukan.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 83

Pasal 3. TEKNIS UMUM PELAKSANAAN

3.1. Pengecatan.
3.1.1.Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung,rangka penyangga, semua unit
yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar
(prime coating).Bahan cat yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan pengecatan
yangsesuai dengan bahan masing-masing
3.1.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat/ bahan-bahan sudah dicat dipabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
3.1.3. Untuk peralatan / bahan-bahan yang tampak, maka peralatan / bahan-bahan tersebut harus
dicat akhir dengan cat besi merk ICI, sebagai berikut :
Pipa air bersih : Biru ( ICI R 404-41001 )
Pipa drain / waste : Hitam ( ICI R 404-40009 )
Gantungan / support : Hitam ( ICI R 404-40009 )
Pipa hydrant : Merah ( ICI R 404-40005 )
Panah pengarah : Putih ( ICI R 404-101 )
3.1.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagiperalatannya
dengan cat.Sebelum mengerjakannya, Kontraktor wajib memberitahukan mengenaitanda-
tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Pimpinan Proyek.
3.2. Peralatan.
3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat-
tempatrendah tertutup.
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk penempatan alat ukur yang
tidak dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi serta
simetris.
3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat-tempat
tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve serta
penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinyapengumpulan udara.
3.3. Ukuran ( Dimensi )
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harusdita’ati oleh
Kontraktor.Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terjadi
perbedaan antara satu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Pimpinan
Proyek.Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan penggambaran yang
diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.

Pasal 4 INSTALASI AIR BERSIH

4.1. P i p a
Pipa dengan diameter 1” s/d. 4”, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yangmenuju
fixtures menggunakan pipa PVC tipe AW, Pipa ex WAVIN.
4.2. Fitting
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
4.3. Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 4” diperkenankan menggunakan sambungan
ulir (screwed) Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus
dibuatuntuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.
Semua valve dari merk KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harusdilengkapidengan
brosur / katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 ( 150 psi ).

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 84

4.4. Bak Kontrol Untuk Water Meter Dan Valve.


Bak kontrol untuk pipa penyambung dari jaringan utama sistem distribusi air bersih,terbuat dari
beton tulangan yang lengkap dengan tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka/ diangkat serta
dikunci.
4.5. Pemasangan Pipa.
4.5.1. Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.
Kontraktor harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan padatembok sesuai pada
kebutuhan pipa.Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji; harusditutup kembali sehingga tidak
kelihatan dari luar.Cara penutupan kembali harus seperti semula dan di-finish yang rapi sehingga
tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.
4.5.2. Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan penyangga
(support) atau penggantung (hanger).Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa
disesuaikan dengan keadaan lapangan.
4.5.3. Penyambung Pipa.
a. Sambungan Ulir.
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter sampai 40
mm ( 1½” ).Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fittingdapat masuk
pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus menggunakan
perapatan henep dan zinkwite dengan campuran minyak.Semua pemotongan pipa menggunakan
pipe cutter dengan pisau roda.Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas
pemotongan dengan reamer.Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis
pipadan menurut rekomendasi pabrik.Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat
dilakukan dengan alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las / elektrode yang
sesuai.Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudahmendapatkan ijin
tertulis dari Pimpinan Proyek.
Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu
d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruanglonggar di luar pipa
maupun isolasi.Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.Untuk yang
diinginkan kedap air, harus dilengkapi dengan sayap / flens/waterstop.Untuk pipa-pipa yang
menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari
jenis flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.
4.5.4. Penanaman Pipa di Dalam Tanah.
a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm.
untukpenempatan pipa sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal 15 cm. dihitung dari
atas pipa.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 85

f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting-fitting tidak
bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula.
4.5.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.
a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolis
15Kg / Cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Pimpinan Proyek atau yang dikuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki
bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
e. Dalam hal ini, semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biayapemakaian air dan
listrik.
4.5.6. Pengujian sistem kerja (Trial Run).
Setelah semua instalasi air bersih lengkap terpasang, termasuk penyambungan ke pipa distribusi,
Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi
air bersih yang disaksikan oleh Pimpinan Proyek atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa
bekerja dengan baik.
4.5.7. Pekerjaan Lain-Lain.
Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalahpembobokan
dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil galian dan lain-lain yang ditemui
di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.

Pasal 5 INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN

5.1. Material
5.1.1. Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran ∅1½”-∅4” baik pipa utama maupun pipa cabang menggunakan
PVC kelas AW, Pipa PVC ex WAVIN.
5.1.2. Pipa di Luar Bangunan.
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipaPVC
kelasAW, Pipa PVC ex WAVIN.
5.1.3. Accessories.
a.Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection
moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber glass, yang
mempunyaibentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sedimentbowl.
5.2. Cara Pemasangan Pipa
5.2.1. Pipa Di Dalam Bangunan ( Termasuk Pipa Vent ).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa harus diusahakan
berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembokmaupun pada ruang yang
berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan
fittingdengan sudut 45o ( misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa Di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal /
tinggitimbunan minimal 80 cm. diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir urug dipadatkan
setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian
diurug dengan tanah sampai padat.
Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”


P a g e | 86

c. Penanaman pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa
harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada
bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti
pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik mula di
dalam gedung sampai ke saluran drainase.
5.2.2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan, dengan kemiringan1 – 2 %
dari titik permulaan septic tank ke drainase kota.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari 90
cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm.
Pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.
5.2.3. Penyambungan Pipa.
a. Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus
disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ).
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu
sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa yang
akan saling melekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung
harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air di dalam
pipa.
5.3. Cara Pemasangan Floor Drain Dan Clean Out.
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut 45o
dengan pipa utamanya.
5.4. Pengujian.
5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelumdisambung ke
peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm 2 dan tekanan pengujian adalah 15
kg/cm2.
5.4.2.Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup rapat.Untuk
pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelumpemipaan
disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan
volume air.
5.4.3. Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.
5.4.5. Pimpinan Proyek berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.
5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka
biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah termasuk tenggung jawab Kontraktor.
5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik
olehPimpinanProyek.

RKS Pembangunan Pabrik Air Minum “AXOGY”

Anda mungkin juga menyukai