BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 2
MEMULAI KERJA
Pasal 3 :
MOBILISASI
Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuanyang berlaku atas biaya
Kontraktor.
Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
5.1Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang KuasaKontraktor atau biasa
disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpinpelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal Sarjana Muda
Teknik Sipil /Arsitektur atausederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.
5.2 Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor lepastanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
5.3. Kontraktor wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin Proyek, nama dan jabatan
‘Pelaksana’ untuk mendapatpersetujuan.
5.4 Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin Proyek bahwa ‘Pelaksana’ dianggap
kurang mampu atau tidak cukup cakapmemimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan
kepada Kontraktorsecara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
5.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung Jawab / Direktur
Perusahaan) yang akan memimpinpelaksanaan pekerjaan.
Pasal 6
RENCANA KERJA
6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajibmembuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chartdan S-curve bahan dan tenaga.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dariPimpinan
Proyek, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelahSurat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor.Rencana Kerja yang telah disetujui oleh
Pimpinan Proyek akan disahkan olehPemberi Tugas / Pemimpin.
6.3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua)kepada Pimpinan
Proyek untuk diberikan kepada Pemilik Proyek.1 (satu) salinan Rencana Kerja harus
ditempel pada dinding bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik
kemajuan /prestasi kerja.
6.4. Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan harus sesuai dengan Rencana Kerja
tersebut.
6.5. Pimpinan Proyek akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktorberdasarkan Rencana Kerja
tersebut.
Pasal 7
DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK
proyek sementara. Biaya untuk keperluan ini sudah termasuk harga kontrak setiap
Regiona.Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari
senggelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat /tiang pagar dari kayu Dolken /kayuBorneo
ukuran 5/7.
7.5. Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dandibiayai oleh
Kontraktor, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /pekerjaan tersebut, harus segera
dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor,dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor.
7.6. Pagar pengaman proyek (butir 7.4.) yang dibuat olehKontraktor, setelah selesai
pelaksanaanpembangunan /pekerjaantersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh
Pimpinan Proyek.Namun apabila dianggap perlu, Direksi dapat memerintahkan kepada
Kontraktor untuksegeramembongkarnya dan membersihkannya.
Pasal 8
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA
8.1 Selama masa pekerjaan, Kontraktor harus senantiasa memeliharakebersihan lokasi pekerjaan,
setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkutdan dikumpulkan di suatu tempat yang
telah ditentukan.
8.2. Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dancukup di tempat
pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalamproyek.
8.3. Kontraktor berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.
8.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,Kontraktor
bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,bahan dan peralatan teknis serta
konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas.Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka
Kontraktor harusbertanggung jawab untuk memperbaikinya.
8.5 Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor selekas mungkinmemberitahukan kepada Pimpinan
Proyek dan mengambil tindakan yang perluuntuk keselamatan korban kecelakaan itu.
8.6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakantabung alat pemadam
kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, denganjumlah sekurang-kurangnya 4
(empat) buah tabung. Masing-masing tabungberkapasitas 12 kg.
8.7. Sesuai dengan himbauan pemerintah Republik Indonesia, Pihak Kontraktor yang sedang
melaksanakan pembangunan /pekerjaan agar mengikut sertakan kayawan dan tenaga kerja
harian lepasnyadalam program BPJS Ketenagakerjaan dan memberitahukan secara tertulis
kepada PemimpinProyek.
Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatanberikut alat bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakanpengamanan,pengawasan
dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupunhasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesaidengan sempurna sampai dengan
diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada PemberiTugas.
9.1. TENAGA KERJA /TENAGA AHLI
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis danvolume
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
9.2. PERALATAN KERJA
Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat danpengangkut
serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalampelaksanaan pekerjaan ini.
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenispekerjaan
yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
9.4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK BEKERJA
9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor denganmembuat sumur pompa
sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnyayang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuandari Pimpinan
Proyek /Direksi.
9.4.3. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerjayang senantiasa terisi
penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktordan diperolehdari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan.Penggunaan Genset untuk
pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankanuntuk penggunaan sementara apabila
sambungan sementara PLN tidakmemungkinkan dan harus atas petunjuk Pimpinan
Proyek.
Pasal 10 :
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
Pasal 11 :
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun
administratif.
11.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
11.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas Lapangan dari
pihak Kontraktor.
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada
Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.
Pasal 12 :
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
12.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan RencanaKerja dan
Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat /berlaku adalah RKS.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dandetail
gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja.Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksudgambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh
mencari keuntungan dari kesalahan ataukelalaian dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian
antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam
gambar danspesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan
daruratkonstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Pimpinan Proyek dandisahkan
secara tertulis.
12.3. Pimpinan Proyek akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yangsemestinya
untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.Permukaan-permukaan pekerjaan
yang sudah selesai harus sesuai dengan garis,lapisan bagian dan ukuran yang tercantum
dalam gambar, kecuali bila ada ketentuanlain dari Pimpinan Proyek.
12.4. UKURAN.
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
• As - as
• Luar - luar
• Dalam - dalam
• Luar - dalam.
12.4.2. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalamCenti meter ( cm )
untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuranMilimeter ( mm ) untuk pekerjaan Baja
dan Mekanikal / Elektrikal.
12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnyaadalah ukuran jadi
seperti dalam keadaan jadi /selesai ( “finished”).
12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajibmelaporkan secara tertulis kepada
Pimpinan Proyek yang selanjutnyaakan memberikan keputusan ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikanpegangan.
12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, makapengukuran skala tidak
boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujuioleh Pimpinan Proyek.Setiap deviasi dari
gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akanditentukan oleh Pimpinan Proyek
dan disahkan secara tertulis.Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-
ukuranyang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuanPimpinan
Proyek /Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalahtanggung jawab Kontraktor baik
dari segi biaya maupunwaktu.
12.5. PERBEDAAN GAMBAR.
12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplinkerja, maka
gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat(berlaku).
12.5.2Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil /Struktur,maka Kontraktor
wajib melaporkannya kepada Pimpinan Proyek yang akanmemutuskannya setelah
berkonsultasi dengan Direksi /Owner.
12.5.3 Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaansatu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya,maka didalam hal terdapat
ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaandan ataupun ketidak-sesuaian
dan keragu-raguan diantara setiapGambar Kerja, Kontraktor diwajibkan melaporkan
kepadaPimpinan Proyek secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuandengan
Pimpinan Proyek, Direksi /Owner dan Kontraktor, untukmendapat keputusan gambar
mana yang akan dijadikan pegangan.
12.5.4 Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang /meng-“klaim” biaya maupun waktupelaksanaan.
12.6. ISTILAH.
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai
berikut :
SD : Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan dindingbeton, batu kali
penahan tanah, pengerasan di luar bangunan, penanamanrumput, pohon peneduh, perdu dan
lain-lainnya.
SR : Struktur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungankonstruksi, bahan
konstruksi utama dan spesifikasinya, dimensioningkolom, balok dan tebal lantai.
AR : Arsitektur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan danperancangan
bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerjayang ada baik teknis maupun
estetika.
M : Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistem air bersih-air kotordrainase,sistem
pemadam kebakaran, sistem instalasi diesel-generator setdan sistem pengkondisian udara
(AC).
EL : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistem penyediaan daya listrikdan penerangan.
Pasal 13 :
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkutbahan bongkaran dan
sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagikeluar lokasi pekerjaan.Segala
biaya yang timbul menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pasal 14 :
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akandipergunakan
maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syaratyang tercantum dalam
A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan BangunanIndonesia (PUBI Tahun 1982), Standar
Industri Indonesia (SII) untuk bahantermaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-
bahan lainnya yang berlakudi Indonesia.Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan pekerjaan, sepertimaterial, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi
baru dan dengan kualitasterbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
14.2. MERK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADI.
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merkpembuatan
atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syaratTeknis ini dimaksudkan sebagai
dasar perbandingan kualitas /setara dantidak diartikan sebagai sesuatu yang
mengikat.Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses,
dalambentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagaipenentu
standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upayamembatasi persaingan, dan
Kontraktor harus dengansendirinya menggunakan peralatan, material, barang atau proses,
yang ataspenilaian Pimpinan Proyek, sesuai denganketerangan itu. Seluruh material paten
itu harus dipergunakan sesuaidengan instruksi pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan /material dan komponen jadi yang dipasang /dipakai, harus sesuaidengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standarspesifikasi
bahantersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahanbangunan yang berlaku.
14.2.3. Apabila dianggap perlu, Pimpinan Proyek berhak untuk menunjuktenaga ahli yang
diajukan /ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yangbersangkutan tersebut sebagai
Pelaksana.Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan klaimsebagai pekerjaan
tambah.
14.2.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanyadiperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalampekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setara dengan apa yangdipersyaratkan harus
disertai test dari Laboratorium lokal /dalam negeribaik kualitas, ketahanan serta
kekuatannya dan harus disetujui oleh Pimpinan Proyek secara tertulis dan diketahui oleh
Direksi /Owner.Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut
harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukansebagai biaya pekerjaan
tambah.
14.3. Kontraktor terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semuabahan-bahan yang
diperlukan, termasuk brosur, katalog, dan dokumen pendukung lain (apabila ada), untuk
bangunan tersebut kepada Pimpinan Proyekdan Direksi /Owner untuk mendapatkan
persetujuan secara tertulissebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan
/dipakai.Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Pimpinan Proyek dan
disimpan di ruangDireksi.Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah
2(dua)minggusebelum jadwalpelaksanaan.
14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikankepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) harikalender setelah
penyerahan contoh bahan tersebut.
Pasal 15 :
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.1. Bahan-bahan yang didatangkan /dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yangtelah
disetujui Pimpinan Proyek seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.15.2. Bahan-bahan
yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakanafkir /ditolak oleh
Pimpinan Proyek, harus segera dikeluarkan dari lokasibangunan /proyek selambat-
lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak bolehdipergunakan.
15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pimpinan Proyek dan
ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Pimpinan Proyek berhak
memerintahkan pembongkarankembali kepada Kontraktor, yang mana segala kerugian
yangdiakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya.
Disamping itu pihak Kontraktor tetapdikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu per mil) dari
harga borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas daribahan-bahan
tersebut, maka Kontraktor harus menguji danmemeriksakannya ke laboratorium Balai
Penelitian Bahan pemerintah untuk diujidan hasil pengujian tersebut disampaikan secara
tertulis kepada Pimpinan Proyek dan Direksi /Owner.Segala biaya pemeriksaan ditanggung
oleh Kontraktor.
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitasdari
bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-
pekerjaanyang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.
15.6. Bila diminta oleh Pimpinan Proyek, Kontraktor harus memberikanpenjelasan lengkap
tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempatpekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Pasal 16 :
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR
16.1. Jika Kontraktor menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (SubKontraktor) didalam
hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor “wajib” memberitahukan
terlebih dahulu kepada Pimpinan proyek dan Direksi /Owner untuk mendapatkan
persetujuan.
16.2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan SubKontraktor dan Supplier
bahan atas petunjuk Pimpinan Proyek.
16.3. Supplier wajib hadir mendampingi Pimpinan Proyek di lapangan untukpekerjaan khusus
dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlupersyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.
Pasal 17 :
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
Pasal 18 :
DRAINASE / SALURAN
18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara ataupermanen pada daerah
sekitar utilitas itu, Kontraktor harusmempergunakan metoda konstruksi yang memadai,
menyediakan peralatanperlindungan yang semestinya, dalam rangka mencegah kerusakan
padautilitas itu; tanpa ada pembayaran tambahan.Segala kerusakan pada utilitas yang
disebabkan oleh pekerjaan Kontraktor baik langsung maupun tidak langsung, dianggap
sebagaitanggung jawab dari Kontraktor.
Pasal 19 :
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00
memungkinkan direproduksi. Bila cross section ini akhirnya disetujui, maka Kontraktor
harus menyerahkan gambar asli dan 3 (tiga)lembar hasil reproduksinya kepada Pemimpin
Proyek.Gambar cross section harusmemakai judul dan ukuran sesuai dengan
yangditentukan oleh Pimpinan Proyek dan Direksi / Owner.
19.2. PEKERJAAN PENENTUAN PEIL + 0,00
Pekerjaan penentuan peil + 0,00 (finishng Arsitektur) adalah permukaan lantaifinishing
ruangan kantor seperti tertera dalam gambar kerja. Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai
dengan patok ukur yang ditentukan di lapangandan disetujui oleh Pimpinan Proyek.
Pasal 20 :
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN
PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )
Pasal 21 :
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
BAB II
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEKERJAAN TANAH
Pasal 1
UMUM
1.1.LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan danalat
bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu dantidak terbatas
pada :
• Pekerjaan pembongkaran bangunan existing dan pembersihan sebelumpelaksanaan.
• Pekerjaan perlindungan instalasi “existing”.
• Pekerjaan galian, pengurugan, pemadatan dan perataan tanah.
• Pekerjaan perbaikan/ urugan kembali
1.2. PERSIAPAN PELAKSANAAN.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempelajaridengan seksama
Gambar Kerja. Kontraktor harus sudahmemperhitungkan segala kondisi di lapangan
yang meliputi dan tidak terbatas padabangunan existing, trench, saluran drainase, pipa-
pipa, instalasi existing lainnya,tiang listrik dan penangkal petir, dan lain sebagainya.
Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, penopang atau konstruksi khusussebagai
penahan atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkankepada Pimpinan
Proyek terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 2
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN
Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING
3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada didalam tapak/
site konstruksi dan dinyatakan oleh Pimpinan Proyek masih berfungsi dan akan digunakan
lagi.Untuk instalasi existing tersebut di atas, Kontraktor harus menjaga dan
memeliharanya dari gangguan/ cacat.
3.2. Kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai buis beton½ ∅30
cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan menerima beban, makapada dasar atau
pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat daripasangan batu bata minimal 1
(satu) lapis, lebar 30 cm. sepanjang pembebanantersebut.
3.3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masihberfungsi
harus dipindah, maka Kontraktor harus melakukanpekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari
Pimpinan Proyek.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/ galian di tanah dan termasukpengurugan/
pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
• Pondasi Foot Plate, Batu Kali, Poer dan Sloof
• Perataan (cut / fill )
• Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan atau Pimpinan Proyek.
4.1. MACAM GALIAN.
Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis, yaitu :
4.1.1. Galian tanah biasa.
Galian tanah biasa mencakup semua galian yang bukan galian batu, galiankonstruksi atau
galian material dan bahan baku lainnya.
4.1.2. Galian batu.
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/ membongkar batu-batuan padadaerah galian
yang menurut pendapat Pimpinan Proyek harus dilakukanpembongkaran.
4.1.3. Galian konstruksi/ obstacle.
Galian konstruksi/ obstacle adalah semua galian selain dari galian tanah dangalian batu
dalam batas pekerjaan yang disebut dalam spesifikasi ini atautercantum dalam Gambar
Rencana.Semua galian yang disebut sebagai galian konstruksi terdiri dari galian lantai
bangunan, galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan /halaman, galian pipa
/ kabel listrik/ pipa gas, saluran-saluran sertakonstruksi-konstruksi lainnya, selain yang
disebutkan pada spesifikasi ini.Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan
spesifikasi untuk ketigamacam galian tersebut di atas. Syarat-syarat kerja yang
menyangkut bidang lain,mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil dan dimensi seperti
yang dicantumkandalam Gambar Rencana atau petunjuk Pimpinan Proyek.
4.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasanglengkap
dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa sertadisetujui Pimpinan
Proyek.
4.3. Galian untuk konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanahurug bekas
serta sisa bahan bangunan.
4.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk
Pimpinan Proyek sehingga tidak menimbulkan gangguan padalingkungan tapak/ site atau
menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktulebih dari 24 jam.
4.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat ataulonggar,
maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yangtejadi harus ditutup
urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan5 cm. lapis demi lapis sampai
penuh sehingga mencapai ketinggian yangdiinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi
tanggungan Kontraktor dan tidak dapatdiklaim sebagai pekerjaan tambah.
4.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor harusmengikuti prosedur seperti
terurai dalam butir 3.1. s/d. 3.3.
4.7. Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yangditentukan dalam
Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untukmenutupi kelebihan galian tersebut dengan
urugan pasir yang dipadatkan dandisirami air setiap ketebalan 5 cm. lapis demi lapis sampai
penuh sehinggamencapai ketinggian yang diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi
tanggungan Kontraktor dan tidak dapatdiklaim sebagai pekerjaan tambah.
4.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar/ rata sesuai dengan Gambar Kerjadan harus
dibersihkan dari segala macam kotoran.
4.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuaidengan lebar lantai kerja pondasi atau
sepertitercantum dalam Gambar Kerja, dengan penampang lereng galian kiri dan
kanandimiringkan 10o kearah luar pondasi dari As, ketinggian serta bentuk selesai
sesuaiGambar Kerja, diperiksa serta disetujui Pimpinan Proyek.
4.10. Kelebihan tanah galian harus dibuang keluar dari dalam tapak/ site konstruksi.Area antara
papan Patok Ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
4.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor/ runtuh, makaapabila
dianggap perlu oleh Pimpinan Proyek, Kontraktor harusmemasang konstruksi penahan
(casing) sementara dari bahan seng gelombang BJLS50 atau setara, atau dari papan-papan
tebal 3 cm. diperkuat dengan kayu-kayudolken minimal diameter 8 cm. sehingga konstruksi
tersebut dapat menjaminkestabilan lereng galian.
4.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor harusmenyediakan pompa
air secukupnya untuk menyedot air yang menggenangi galian.Disyaratkan bahwa seluruh
permukaan galian terutama lantai galian, harus keringuntuk pekerjaan-pekerjaan
selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
• Pondasi beton setempat dan Sloof beton
• Pondasi Batu Kali.
• Pengurugan dan pemadatan.
4.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.11. dan 4.12. di atas ditanggung
olehKontraktor, serta tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
Pasal 5
GALIAN STRUKTUR
a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda yang tidak
mudah rusak, yang letaknya minimal 1 (satu) meter di bawahdasar poer.
b. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanyasedalam yang
diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekaspepohonan dan
lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-bahanyang baik dan dipadatkan.
d. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiritanaman-tanaman dan puing-
puing ke tempat yang ditentukan oleh Pimpinan Proyek.
e. Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yangditentukan tetap berada pada
tempatnya.
f. Galian konstruksi/ obstacle.Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton, pasangan
batu kali,pasangan dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas
konstruksibangunan lama, dimana cara melakukan pembongkarannya
memerlukanmetoda khusus dengan menggunakan peralatan yang lebih khusus pula(
misalnya pemecah beton/ concrete breaker, compressor, mesin potong )dibandingkan
peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.Semua brangkal dan kotoran dari
bekas pembongkaran konstruksiexisting harus segera dikeluarkan dari site dan dibuang
ke tempat yangditentukan oleh Pimpinan Proyek.Semua peralatan yang diperlukan pada
paket pekerjaan ini, harus tersediadi lapangan dalam keadaan siap pakai.Batasan
pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
• Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman yangmasih
memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar/ digali sesuaidengan kondisi dan
sifat tanah pada daerah tersebut.
• Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof, mulai dari permukaantanah existing
sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasirdari konstruksi beton poer dan
sloof.
g. Pembuangan humus.
Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harusdibersihkan,
harus bebas dari sisa-sisa tanah bawah (sub soil), bekas-bekaspohon, akar-akar, batu-
batuan, semak-semak atau bahan lainnya.Humus yang didapat dari pengupasan tersebut
harus dibuang ke tempatyang sudah ditentukan oleh Pimpinan Proyek.
5.3. PENGGALIAN.
5.3.1. Sebelum memulai pekerjaan galian, Kontraktor harus :
• Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainasealamiah dari air
yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegahgalian tergenang air.
• Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudahdilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi ini.
• Memberitahu Pimpinan Proyek sebelum memulai suatu galianapapun, agar elevasi
penampang melintang dan pengukuran dapatdiketahui dan dilakukan pada tanah yang
belum terganggu. Tanah yangberdekatan dengan struktur tidak boleh diganggu tanpa ijin
Pimpinan Proyek.
5.3.2. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas struktur, harusmempunyai ukuran
yang cukup sehingga memungkinkan perletakan alas pondasi sesuai dengan ukurannya.
Bagian-bagian dinding/ sisi paritharus selalu ditopang.Elevasi dasar alas sebagaimana
tampak pada gambar merupakan perkiraan,sehingga secara tertulis Pimpinan Proyek dapat
memerintahkanperubahan ukuran dan elevasi jika diperlukan untuk menjamin pondasi
yangkokoh.
5.3.3. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-tempatdimana
penggunaan mesin-mesin itu dapat merusak benda-bendayang berada didekatnya,
bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telahrampung.Dalam hal ini metoda
pekerjaan secara manual / dengan menggunakantenaga buruh yang harus dilakukan.
5.3.4. Bila diperlukan, Kontraktor harus membuat turap sementarayang cukup kuat untuk
menahan lereng-lereng tanah galian supaya tidakambruk, dan agar tidak mengganggu
pekerjaan.Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan yangberada
didekat lereng galian tetap stabil.
5.3.5. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan olehpekerjaan galian, maka
Kontraktor harus bertanggung jawabterhadap kerusakan bangunan tersebut dan harus
menggantinya /memperbaikinya atas biaya Kontraktor.
5.3.6. Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yangcukup untuk bagian-bagian
pekerjaan di atas maupun di bawah tanah,drainase, saluran-saluran pembuang dan
rintangan-rintangan yang dihadapidalam pelaksanaan pekerjaan.Semua biaya yang
ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.3.7. Kemiringan galian harus dibuat maksimal dengan perbandingan 1 (satu)horizontal dan 1
(satu) vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.
5.3.8. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan-bahan lain dalam lubang galian yang takberguna harus
dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.
5.3.9. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor harusmemberitahu Pimpinan Proyek
mengenai hal itu dan pembuatan LapisanSirtu, Lantai Kerja atau penempatan material
apapun tidak boleh dilakukansebelum Pimpinan Proyek menyetujui kedalaman pondasi dan
karaktertanah dasar pondasi.
5.3.10. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur atau tidak memenuhi syarat,maka bila
diperintahkan oleh Pimpinan Proyek, Kontraktor harus menggantinya dengan material
berbutir atau kerikilsebagaimana disyaratkan pada RKS ini.Material penggganti tersebut
harus diurugkan dan dipadatkan lapis demilapis dengan tebal tiap lapis 15 cm, sampai
mencapai elevasi dasar pondasidengan kepadatan sesuai petunjuk Pimpinan Proyek.
5.3.11. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3%. Bila menurut Pimpinan Proyek tanah
dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karenakesalahan Kontraktor dalam
mengerjakan kewajibannya, makaKontraktor harus membuang dan mengganti tanah
dasarpondasi atas tanggungan biaya sendiri, atau menangguhkan pekerjaan galianitu
sampai kondisi tanah dasar pondasi tersebut memenuhi syarat.
5.3.12. Semua material hasil galian bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkansebagai material
urugan atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan makaharus dibuang.
5.4. AIR TANAH.
5.4.1. Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, makaKontraktor harus
segera mengambil langkah-langkah yangdiperlukan untuk mencegah air menggenangi
galian dan alas struktur.
5.4.2. Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air initidak dianggap
sebagai air tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor untuk menanggulanginya sesuai
spesifikasi ini, sehingga tidak ada tambahan pembayaran.Penilaian apakah air itu
merupakan air permukaan atau air tanah adalahmutlak wewenang Pimpinan Proyek. Jika
air dapat dihalangi memasukigalian dengan menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini
tidak dinilaisebagai air tanah.
5.4.3. Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakancofferdam yang
kedap air. Bila diminta, Kontraktor harusmenunjukkan gambar mengenai metoda
pembuatan cofferdam yangdipakainya kepada Pimpinan Proyek untuk disetujui.Cofferdam
atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum harus dibuatdi bawah dasar alas
pondasi dan dibuat sedapat mungkin kedap air.Umumnya dimensi cofferdam itu harus
sedemikian rupa sehinggamemberikan cukup kebebasan/ keleluasaan untuk pembuatan
acuan (form)dan pemeriksaannya serta memudahkan proses pemompaan air keluar.Bila
menurut Pimpinan Proyek keadaannya tidak memungkinkan untukmengeringkan galian
sebelum membuat alas pondasi, maka Pimpinan Proyek dapat memerintahkan pembuatan
lapisan beton penutup denganukuran tertentu, dan lapisan tersebut harus diletakkan
sebagaimana tampakpada gambar atau mengikuti petunjuk Pimpinan Proyek. Lalu
galianharus dikeringkan dan alas pondasi diletakkan.Bila digunakan palung berbeban, dan
beban tersebut dipakai untukmenanggulangi tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap
dasar lapisanpondasi penutup, maka harus digunakan penyemat (jangkar) khusus
untukmentransfer seluruh berat palung terhadap lapisan pondasi.Bila lapisan pondasi
penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam harusdibuat pada muka air yang rendah.
Cofferdam dibuat untuk melindungibeton dari kerusakan karena naiknya muka air dan
erosi.Di dalam cofferdam tidak boleh ditinggalkan kayu-kayuan dan lain-laintanpa ijin
Pimpinan Proyek.Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian galian
pondasi,maka harus dicegah agar jangan ada bahan beton yang ikut terbawa keluar.Setiap
pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakan beton, atauselama waktu
sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakanpompa yang sesuai dan air
diletakkan di luar acuan beton.Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh
dikerjakan sebelumlapisan cukup keras dan kuat untuk melawan tekanan
hidrostatik.Kecuali bila ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan
segalakelengkapannya, harus dibongkar oleh Kontraktor segerasetelah selesai pekerjaan
sub-struktur. Pemindahannya harus sedemikianrupa sehingga tidak merusak pekerjaan yang
telah diselesaikan.
5.4.4. Pemeliharaan saluran.
Bila tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson, palung,cofferdam atau
sheet piling, dan saluran air yang berdekatan dengan pondasitidak boleh terganggu tanpa
ijin Pimpinan Proyek.Jika ada pekerjaan galian atau pengerukan yang dilakukan
sebelumcaisson,palung dan cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah
selesaipembuatan dasar pondasi, Kontraktor harus mengurug kembaligalian-galian itu
sesuai dengan muka tanah semula, dengan memakai bahanyang telah disetujui oleh
Pimpinan Proyek.Bahan-bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari
pembuatanpondasi atau galian lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari
segalamacam halangan.
Pasal 6
URUGAN DAN PEMADATAN
disetujui atau ditunjuk olehPimpinan Proyek.Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari
humus dengan cara strippingsetebal + 30 cm.
Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidakmemenuhi
standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atasbiaya sendiri.
6.3. PENGURUGAN.
6.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudahbersih dari
humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa bongkarandan bahan lain yang dapat
mengurangi kualitas pekerjaan ini.
6.3.2. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk, sisabongkaran, dan
atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanahurugan dapat diambil dari bekas
galian atau tanah yang didatangkan dariluar yang tidak mengandung bahan-bahan seperti
tersebut di atas dan atautelah disetujui Pimpinan Proyek.
6.3.3. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsungdipadatkan sampai
mencapai permukaan/ peil yang diinginkan.Ketebalan perlapis setelah dipadatkan tidak
boleh melebihi 20 cm. Setiapkali penghamparan harus mendapat persetujuan dari Pimpinan
Proyek yang menyatakan bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatanyang
disyaratkan, dan seluruh prosedur pemadatan ini harus ditulis dalamBerita Acara yang
disetujui Pimpinan Proyek.
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengandikeruk, sebelum
pekerjaan pengurugan dimulai.Pada saat pengerukan dan pengurugan, daerah ini harus
dikeringkan.
b. Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yangbersangkutan di
bawah ini dalam bab ini.
c. Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras.Jika permukaan
lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air,Kontraktor harus membuat alur-alur
pada bagian teratasuntuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang benar
dandipadatkan kembali.
d. Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasisesuaiyang tercantum
dalam Gambar Kerja.
6.3.4. Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan perkerasan, tidakperlu
dipadatkan dengan mesin pemadat, cukup ditimbris dengan tangan.
6.4. PEMADATAN.
6.4.1. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harusdikeringkan terlebih
dahulu.
6.4.2. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatanpenempatan dan pemadatan bahan-
bahan urugan dan juga memperbaikikekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak
cukup.
6.4.3. Kontraktor harus menetukan jenis ukuran dan berat dari alatyang paling sesuai untuk
pemadatan bahan urugan yang ada.Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan
Pimpinan Proyek.
6.4.4. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiaplapisan maksimum
30 cm. dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit90% (modified proctor) dari
kepadatan kering maksimum seperti yangditentukan dalam AASHTO T 99.
6.4.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila harihujan, pemadatan
harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harusdijaga agar tidak lebih besar dari 2
% kadar air optimum.
6.4.6. Kontraktor diwajibkan melakukan tes kepadatan tanah apabiladiminta oleh Direksi /
Owner dan Pimpinan Proyek, sebanyak titik yang ditentukanoleh Pimpinan Proyek, yang
harus disaksikan oleh Pimpinan Proyek dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik
meliputi area 150 m2.
6.5. PEKERJAAN PERATAAN TANAH.
Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yangdirencanakan,
perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa sehinggakelebihan tanah tersebut
dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan oleh Pimpinan Proyek.
BAB III
SYARAT - SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR
• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen, dan
setiap saat harus terlindung dengan cermat terhadapkelembaban udara.Tempat
penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu
pengambilan.
• Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat dengan jarak minimal 30 cm. dari
tanah, harus cukup besar untuk dapat memuatsemen dalam jumlah cukup besar
sehingga kelambatan atau kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan harus
mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen
secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk mengambil
contoh,menghitung zak-zak dan memindahkannya.Semen dalam zak tidak boleh
ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
• Untuk mencegah semen didalam zak disimpan terlalu lama sesudahpenerimaan,
Kontraktor hendaknya mempergunakan semen menurut urutan kronologis yang
diterima di tempat pekerjaan. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa
sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya.
• Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi gudang-
gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocokdari penerimaan dan
pemakaian semen seluruhnya.
• Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Pimpinan Proyek bila
dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakanselama hari itu ditiap bagian
pekerjaan.
1.2.2. Pasir dan kerikil
a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbunsemua pasir dan
kerikil. Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkaran,pemuatan,
pengerjaan dan penimbunan pasir dan kerikil harus mendapatkan persetujuan dari
Pimpinan Proyek.
b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat persetujuan dari
Pimpinan Proyek. Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran
buangan disemua tempat penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan penimbunan
pasir dan kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya pemisahan dan pencampuran
antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun tidak
akantercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air
rembesan.Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan
kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yangtidak sempurna dan lalai
dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari
timbunan, kecuali bila diperlukan untuk meratakan pengiriman berikutnya.
c. Pasir
• Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu pasir yang
dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yangdidapat dengan persetujuan Pimpinan
Proyek.
• Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan dasar
(pokok ) untuk semua bahan yang diambil dari sumber tersebut. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan yang dipakai
dalampekerjaan.Kontraktor harus menyerahkan pada Pimpinan Proyek sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup,seberat 15 kg. dari pasir
alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum
diperlukan.
• Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-bahan
lain yang tidak dikehendaki. Segala macamtanah pasir dan kerikil yang tidak dapat
dipakai, harus disingkirkan.
Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan
dari timbunan.
• Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari tanah liat,
mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak, jumlah prosentase dari
segala macam substansi yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% berat
pasir.
• Pasir harus mempunyai “modulus kehalusan butir“ antara 2 sampai 32 atau jika
diselidikidengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia untuk beton
atau dengan ketentuan sebagai berikut :
Saringan Persentase satuan timbangan No. tertinggal di saringan 4 0–15, 8 6 – 15,
16 10 – 25, 30 10 – 30, 50 15 – 35, 100 12 – 20, PAN 3 - 7
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 15% atau kurang, maka
batas maksimum untuk persentase satuandalam saringan no. 8 dapat naik sampai 20%.
d. Agregat Kasar ( Kerikil )
• Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai
hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atauberupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecahan batu.
• Kebersihan dan mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus,
mudah pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan
organis atau dari substansi yang merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya
persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai 3 (tiga) persen
dari beratnya.
Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar lumpur
melampaui 1%, maka agregat kasarharus dicuci.
• Gradasi Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antar 5-25 mm. dan
harus memenuhi syarat-syaratsebagai berikut :
- Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat.
- Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60% dan
minimum 10% berat sertaharus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan
yang terdapat di NI-2 PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Pimpinan
Proyek ternyata tidak sesuai dengan ketentuangradasi, maka Kontraktor harus
menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk
menghasilkan agregat yang dapat disetujui Pimpinan Proyek.
1.2.3. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan spesi injeksi harus bebas
dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam
jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang
ditetapkan oleh Pimpinan Proyek untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-
ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan campuran beton.
1.2.4. Baja Tulangan
a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standar Indonesia
untuk beton NI-2, PBI-1971, atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh
Pimpinan Proyek.
Pimpinan Proyek berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan tentang
pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan, untuk
persetujuan Pimpinan Proyek sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian
konstruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih,karat, minyak, gemuk
dan zat kimia lainnya yang dapat merusak ataumengurangi daya lekat antara baja
tulangan dengan beton.
c. Khusus untuk plat lantai apabila pada gambar menggunakan wiremesh,maka wiremesh yang
digunakan adalah tipe deform (ulir) produk UNION METAL, BRC LYSAGHT, atau
BUMIKAYA.
1.2.5. Cetakan ( bekisting )
a. Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex dengan tebal minimum 12
mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu Borneo
Super ukuran 5/7, 6/10, 6/12 dan sebagainya,untuk mendapatkan kekuatan dan
kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Pimpinan Poyek.
b. Steiger / penyangga bekisting harus terdiri dari pipa-pipa besi standar pabrik (schafolding) atau
kayu dan tidak diperkenankan memakai bambu.
1.2.6. Water stop
Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian-bagian yang harus
kedap air, yaitu antara lain pelat atap, lantai toilet dan tempat-tempat basah lainnya sesuai
dengan Gambar Kerja.Water stop yang digunakan adalah SUPERCAST SW 10 merk
FOSROC, tipe disesuaikan dengan posisi joint dengan minimum lebar 20 cm.
1.2.7. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan / dicor secara
terputus,untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan design dan
perhitungannya.
Bonding agent yang dipergunakan adalah NITOBOND PVA merk FOSROC berupa
material liquid berwarna putih terbuat dari bahan polymer acrylic, digunakan pada
sambungan pengecoran beton lama dan baru khusus untuk daerah kering.Cara
pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.
1.2.8. Admixture
a. Admixture / hardener dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan
beton.Bahan Admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk SIKAdengan
takaran 0,8% dari berat semen. Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan
kekuatan maksimal dengan persetujuan dari Pimpinan Proyek.
b. Retarder digunakan untuk memperlambat waktu setting beton (initial set),dimana bila waktu
pengiriman beton dari Batching Plant ke proyek dan sampai dengan waktu penuangan
beton memerlukan waktu lebih dari 1 (satu) jam. Bahan retarder yang dipergunakan
adalah CONPLAST RP264M2 dengan takaran 0,20 – 0,60 liter per 100 kg. semen.
Pencampuran dilakukan di Batching Plant.
c. Superplasticizer digunakan untuk membuat beton lebih plastis dan mencapai kekuatan awal
yang lebih tinggi (high early strength).Bahan plasticizer adalah CONPLAST SP 430D
dengan takaran 0,60 – 2,00 liter per 100 kg. semen.
Pencampuran dilakukan di dalam mixer sebelum beton dituang ke dalam cetakan.
1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
1.3.1. Kelas dan Mutu Pekerjaan Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI-2 PBI-1971.
Bilamana tidak ditentukan lain, kuat tekan dari beton adalah selalu kekuatan tekan
hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 cm (0,003375 m3) diuji pada umur 7 hari, 14
hari dan 28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian benda-benda
uji harus memberikan hasil σ’bk ( kekuatan tekan beton karakteristik ) yang lebih besar
dari yang ditentukan di dalam tabel 4.2.1. PBI-1971.
c. Umur benda uji pada saat pengujian harus dilaksanakan pada umur 7, 14 atau 28 hari sesuai
dengan kesepakatan dengan Pimpinan Proyek yang tertuang dalam risalah rapat.
1.3.2. Komposisi campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari campuran bahan-bahan semen portland, pasir,kerikil dan air seperti
yang ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang tertentu /
serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik / tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifikasi ini,
harus dipakai “campuran yang direncanakan (design mix)“.
Campuran yang direncanakan ini dihasilkan dari percobaan-percobaan campuran yang
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan dan dilakukan oleh laboratorium dari
instansi pemerintah atau Badan yang sudah terbukti akreditasinya.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari pekerjaan tidak
boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan beton, ukuran mana
ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai mutu, harus
ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga
pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat,kekedapan, keawetan
dan kekuatan yang dikehendaki.
f. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi beton harus disesuaikan
dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara
pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan oleh faktor air semen.
g. Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka faktor air
semen ditentukan sebagai berikut :
• Faktor air semen untuk pondasi, sloof, maksimum 0,60.
• Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding beton dan listplank / parapet,
maksimum 0,60.
• Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah lainnnya, maksimum
0,55.
h. Pengujian beton akan dilakukan oleh Pimpinan Proyek atas biaya Kontraktor.Perbandingan
campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan penghematan yang dikehendaki,
workability, kepadatan,kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas
klaim yang disebabkan perubahan yang demikian.
1.3.3. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk menjamin beton
dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi kandungan lembab atau
gradasi ( perbutiran ) dari agregat waktu masuk dalam mesin pengaduk ( mixer ).
Penambahan airuntuk mencairkan kembali beton padat hasil pengadukan yang terlalu
lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang adalah sama sekali tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan sangat
perlu.
Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 10 cm, dan tidak
melampaui 14 cm untuk segala beton yang dipergunakan.
Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971.Pimpinan Proyek berhak untuk menuntut
nilai slump yang berbeda bila hal tersebut dapat dilaksanakan dan akan menghasilkan
beton berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.
b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Pimpinan Proyekmelalui pengujian biasa
dengan kubus 15 x 15 x 15 cm, atau silinder diameter 15 cm x panjang 30 cm. Dibuat dan
diuji sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Pengujian slump akan diadakan oleh Pimpinan
Proyek sesuai dengan NI-2 PBI-1971, Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang
diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.
1.3.4. Pekerjaan Baja Tulangan.
a.Baja tulangan beton harus dibengkokkan / dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi. Baja tulangan beton tidak
boleh diluruskan atau dibengkokkan kembali dengan cara yang dapat merusak
bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak boleh
dipakai.Semua batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi
beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaannya disetujui oleh
Pimpinan Proyek.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana.
Untuk menempatkan tulangan-tulangan tetap tepat ditempatnya, maka tulangan harus diikat kuat
dengan kawat beton ( bendraat ) dan memakai bantalan blok-blok beton cetak ( beton
decking ) dan atau kursi-kursi besi /cakar ayam perenggang.Dalam segala hal untuk besi
beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan ada
batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam gambar rencana,
minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan
kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan perhitungan.Apabila
dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka yang menentukan adalah
luas tulangan.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan meminta persetujuan terlebih dahulu dariPimpinan Proyek.
1.3.5. Pekerjaan Selimut Beton
Penempatan besi beton didalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar cetakan
sesuai butir 1.3.4.b. tersebut di atas, serta harus mempunyai jarak tetap dan tertentu untuk
setiap bagian-bagian konstruksi sesuai dengan gambar rencana.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut betonuntuk satu sisi pada
masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
a. Pondasi Pelat, untuk sisi bawah 8 cm, untuk sisi lainnya 4 cm.
b. Balok sloof = 4,0 cm.
c. Kolom = 4,0 cm.
d. Balok = 3,0 cm.
e. Pelat beton = 2,0 cm.
1.3.6. Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang ditunjukkan pada
gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Pimpinan Proyek. Overlap pada
sambungan-sambungantulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah
ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat persetujuan Pimpinan
Proyek.
1.3.7. Pekerjaan Mengaduk
a. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup
untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan
beton.Perlengkapan-perlengkapan tersebut dancara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan dari Pimpinan Proyek.
b. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton( batch
mixer/beton mollen). Pimpinan Proyekberwenang untuk menambah waktu pengadukan
jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan
dengan susunan kekentalan dan warna yang merata / seragam dalam komposisiatau
konsistensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
c. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebihan (lamanya) yang
membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki danatau
diganti.Mesin pengaduk yang disentralisir ( batching mixing plant ) harus diatur
sedemikian rupa, sehingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari
stasiun operator.Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan. Setiap mesin pengaduk harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk
mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.
1.3.9. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32oC dan tidak kurang dari 4,5oC. Bila suhu
dari beton yang dituang berada antara 27oC - 32oC, beton harus diaduk di tempat pekerjaan
untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa
sehingga suhu dari beton melebihi 32oC sebagai yang ditetapkan oleh Pimpinan Proyek,
maka Kontraktor harus mengambil langlah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mencampur dengan es dan mengecor pada waktu malam hari bila
perlu, untuk mempertahankan suhu beton waktu dicor pada suhu dibawah 32o C.
1.3.10. Pekerjaan Rencana Cetakan
Cetakan (bekisting) harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ditentukan dalamgambar
rencana. Bahan yang dipakai untuk cetakan harus mendapatkan persetujuan dari Pimpinan
Proyek sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan
mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun
terhadapperlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul pada waktu
pemakaian.
Sewaktu-waktu Pimpinan Proyek dapat mengafkir sesuatu bagian dari bentuk yang tidak
dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor harus dengan segera menanggulangi
bentuk yang diafkir tesebut dan menggantinya atas bebannya sendiri.
1.3.11. Pekerjaan Konstruksi Cetakan
a. Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada kedudukannya sehingga dapat
dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah pengecoran beton.
b. Semua cetakan beton harus kokoh.
Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan (bekisting) harus dilaburi/ diminyaki
dengan minyak bekisting yang dapat mencegah secara efektif melekatnya beton pada
cetakan, dan akan memudahkan melepas bekisting/ cetakan beton. Minyak bekisting
tersebut dapat dipakai hanya setelah disetujui oleh Pimpinan Proyek.
Penggunaan minyak bekisting ini harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi
beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.
c. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa
merusak permukaan dari beton yang telah selesai, harus tersedia.
d. Penyangga cetakan ( steiger ) harus bertumpu pada pondasi yang baikdan kuat sehingga tidak
akan ada kemungkinan penurunan cetakanselama pelaksanaan.
dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton baru dicor.Pada sambungan
pengecoran ini harus dipakai bahan perekat beton ( ex. Calbond atau setara ).
d. Perlu diperhatikan letak / jarak / sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang masih akan
berlanjut, terhadap sistem struktur / penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya ketika Pimpinan Proyek atau wakilnya yang ditunjuk serta Staf
Kontraktor yang setaraf ada ditempat / lokasi pekerjaan, dan persiapannya betul-betul
telah memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke tempat posisi
terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan
pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar
dalam betonyang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang
terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja tulangan, tidak diijinkan. Kalau
diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi, Kontraktor harus
mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 1,5 meter,semua penuangan beton
harus selalu lapis - perlapis horizontal dan tebalnya tidak lebih dari 50 cm.Pimpinan
Proyek mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan
teballapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama terjadi hujan deras atau turun hujan yang lama,
sedemikian rupa sehingga spesi/ mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air
semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joint, dan air semen atau
spesi yanghanyut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
i. Ember-ember / gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat dalam
slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran.Mekanisme penuangan harus
dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter.Juga harus tersedia peralatan lainnya untuk
mendukung lancarnya pengecoran dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang
sulit/ terbatas.
j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin sehingga bebas dari kantong-
kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari cetakan dan material
yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar
(vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan
terpisahnya bahan beton dengan airnya.Semua beton harus dipadatkan dengan alat
penggetar type IMMERSON, beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran
per menit ketika dibenamkan ke dalam beton.
1.3.14. Waktu dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti
petunjukPimpinanProyek. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/ lunak tidak diijinkan
untuk dibebani.Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui Pimpinan Proyek
b. Umumnya diperlukan waktu minimum sebelum cetakan beton bolehdibuka, yaitu minimum 3
hari untuk cetakan - cetakan samping pada pondasi dan sloof,7 hari untuk dinding-
dindingpemikul dan kolom,21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap dan tangga.
1.3.15. Perawatan ( Curing )
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini atau disemprot
dengan Curing Agent CONCURE P yang berupa bahan cair / liquid material dimana
setelah mengering berbentukmembrane clear dan berfungsi sebagai pelindung (curing
compound) untuk menahan / mencegah penguapan air dari dalam beton, dengan
takaran pemakaian untuk 1 liter adalah 5 – 6 m2.Pimpinan Proyek berhak menentukan
cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang langsungminimal
selama 3 hari sesudah pengecoran.Perlindungan semacam itu dilakukandengan
menutupi permukaan beton dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus
dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah 3 hari, adalah dengan melakukan penggenangan dengan air pada
permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus. Perawatan semacam ini
bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau dengan pipa yang berlubang-
lubang atau dengan cara lain yang disetujui Pimpinan Proyek sehingga selama masa
tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam
perawatan ( curing ) harus memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran
beton.
1.3.16. Pekerjaan Perlindungan (Protection).
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakansebelum penerimaan
terakhir oleh Pimpinan Proyek.
1.3.17. Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan, ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan
yangdirencanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan,
atauternyata ada permukaan yang cacat/rusak, semua hal itu dianggap sebagai tidak
sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas
bebannya sendiri. Kecuali bila Pimpinan Proyek memberikan ijinnya untuk
memperbaiki/menambal tempat yang rusak, dalam hal mana perbaikan harus dikerjakan
seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang
kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan-cetakan, lubang-lubang karena keropos,
ketidak-rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu
gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lubang-lubang pahatan harus
diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan terikat (
terkunci ) di tempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam
sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Pimpinan Proyekhal-hal tidak sempurna pada bagian bangunan yang
akan terlihat jika dengan penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding yang
tidak memuaskan secara visual, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh
dinding( dengan spesi plesteran 1pc : 3ps ) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1
cm, demikian juga pada dinding yang berbatasan (yang bersambungan) sesuai dengan
instruksi dari Pimpinan Proyek. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar, batas
toleransi kelurusan ( pencekungan atau Pencembungan ) bidang tidak boleh melebihi
dari L / 1000 untuk semua komponen.
Pasal 2
PENYEKAT-PENYEKAT AIR
Bahan waterstop yang dipakai adalah SUPERCAST SW 20, tipe disesuaikan dengan
posisi joint dengan lebar minimum 20 cm.
Pasal 3
PEKERJAAN SPARING
3.1. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai dengangambar
kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
3.2. Tempat-tempat dimana sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, makaKontraktor
harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Pimpinan Proyek.
3.3. Bilamana sparing-sparing (pipa dan lain-lain) berpotongan dengan baja tulangan,maka baja
tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuandari Pimpinan Proyek.
3.4. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan
harusdiperkuatsehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
3.5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.
Pasal 4
PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agarselalu dalam keadaan baik dan
kering.
5.3.3. Semua bahan konstruksi baja yang dipergunakan harus memenuhi persyaratanPeraturan
Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus memenuhi standarASTM A-36.
5.3.4. Baud yang dipakai harus memiliki spesifikasi ASTM A-325, dari 1 (satu) merk saja. Tidak
diizinkan menggunakan beberapa merk yang berbeda.
5.3.5. Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya.Penampang-penampang
(profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dandetail-detail konstruksi yang
ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
5.4. PERSYARATAN TEKNIS.
5.4.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semuaukuran-ukuran
yang tercantum pada gambar kerja.
5.4.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi gambar detail/sambungan dari
bagian-bagian konstruksi baja yang tidak/ belum tercantum dalam gambar kerja, untuk
mendapat persetujuan Pimpinan Proyek sebelum memulai pekerjaan tersebut.
5.4.3. Perubahan bahan atau detail karena alasan-alasan tertentu, harus diajukan dandiusulkan
pada Pimpinan Proyek untuk mendapatpersetujuan.
5.4.4. Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adabiaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak.
5.4.5. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahandetailing, fabrikasi dan
ketepatan penyetelan / pemasangan semua bagian-bagiandari konstruksi baja.
5.4.6. Seluruh pekerjaan struktur baja harus di-fabrikasi di workshop, kecuali untukbagian-bagian
pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan diworkshop sehingga harus
dikerjakan di lapangan.
5.4.7. Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di workshop maupun di lapanganharus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat padalubang rivet atau baut
tersebut.
5.4.8. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktupemasangan yang
diakibatkan oleh kekurang-telitian atau kelalaianKontraktor, harus diganti dan dilaksanakan
atas biaya Kontraktor.
5.4.9. Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,diperbaiki atau
diganti dengan yang baru dan semua biaya untuk ini harusditanggung oleh Kontraktor.
5.4.10. Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentangpengujian oleh
pabrik (laboratorium) untuk bahan konstruksi baja yangdigunakan.
5.4.11. Setelah pengujian bahan dilakukan, maka hasil testing tersebut harusdiberikan kepada
Pimpinan Proyek untuk mendapat persetujuan terhadapbahan tersebut.
5.4.12. Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yangtertera
dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangga, alat untukmemasang dan
menyambungnya, pelat-pelat siku peralatan penunjang untukpresisi dari komponen
maupun pekerjaannya sendiri.
5.4.13. Pekerjaan harus berkualitas kelas I, semua pekerjaan ini harus diselesaikanbebas dari
puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti untukmenghasilkan tampak yang rapi
sekali.
5.4.14. Semua perlengkapan atau barang-barang/ pekerjaan lain yang diperlukandemi
kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khususdiperlihatkan dalam gambar
atau dipersyaratkan disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika dipersyaratkan lain.
5.4.15. Konstruksi baja yang telah dikerjakan tetapi belum dilakukan pengecatan,harus segera
dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain-laindengan cara yang
memenuhi syarat.
5.4.16. Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasangkan dimana semua bagianyang perlu
sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari karat, makabagian-bagian itu harus
diperiksa dalam keadaan tidak cacat.
Pasal 1
PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN
Pasal 2
PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI
Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
3.2.4. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detailbentuk profil,
sambungan dan hubungan dengan material lain danmelaksanakannya sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja.
3.3.2. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulusehingga jenuh.
Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di ataspermukaan batu bata tersebut.
3.3.3. Aduk perekat / spesi.
a. Aduk perekat / spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalahcampuran 1pc : 3ps
untuk :
• Dinding pasangan batu bata daerah basah.
• Dinding pasangan batu bata yang langsung berhubungan dengan luar.
• Saluran.
b. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P +0,20 ke atas, dipakaiaduk perekat/
spesi campuran 1pc : 5ps terkecuali yang disyaratkankedap air seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan Pasal 1 dalam Bab ini.
3.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/ spesiharus sama
setebal 1 cm.Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
3.3.5. Pemasangan dinding pasangan batu bata dilakukan bertahap, setiap tahapterdiri
maksimum setinggi 1 meter setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan
balokpraktis.Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada
persyaratan-pelaksanaan pekerjaan beton di Bab lain dalam buku ini.
3.3.6. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak danpola ikatan
harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapi dan
siku seperti tercantumdalam Gambar Kerja.
3.3.7. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar-benar vertikal danhorizontal. Pengukuran
dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengantepat.Untuk permukaan yang datar,
batas toleransi pelengkungan ataupencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 200 cm, vertikal dan horizontal. Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar
/memperbaiki dan biaya untuk perkerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidakdapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah.
3.3.8. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasarsampai setinggi
permukaan tanah.
3.3.9. Setelah batu bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengankedalaman 1
cm. dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudiandisiram air dan siap
menerima plesteran.
3.3.10. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibasahi dengan airterlebih dahulu
dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
3.3.11. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekalitidak
diperkenankan.
3.3.12. Tidak diperkenankan memasang batu bata merah yang patah dua melebihi dari5%. Batu
bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
3.3.13. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci) harus :
• Dinding bata ½ batu, harus setebal 15 cm.
3.3.14. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Kontraktor wajib untukmemelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.Apabila pada saat di-finish
terdapat kerusakan, berlubang dan lainsebagainya, Kontraktor harus memperbaiki
sampai dinyatakan dapat diterimaoleh Pimpinan Proyek.Biaya ini ditanggung oleh
Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagaipekerjaan tambah.
Pasal 4
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
b. Pembesian.
• Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yangdibengkokkan,
sambungan, kait-kait dan sengkang (ring)persyaratannya harus sesuai NI-2 (PBI-
1971).
• Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai denganGambar Kerja.
• Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besitulangan
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harusbebas dari papan
acuan / bekisting atau lantai kerja dengan memasangselimut beton dan bantalan
beton (beton decking) sesuai dengan NI-2(PBI-1971).
c. Acuan / bekisting.
• Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yangtelah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.
• Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dankedudukannya selama
pengecoran berlangsung.
• Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas darikotoran tahi
gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur dan sebagainya.
d. Cara pengadukan.
•Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
• Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebihdahulu oleh
Pimpinan Proyek.
• Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidakterjadi
penguapan terlalu cepat.
•Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harusdiperhatikan.
e. Pengecoran Beton.
• Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakanpekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiramcetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran danketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak.
• Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Pimpinan Proyek.
• Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetarbeton untuk
menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkanterjadinya cacat pada beton
seperti keropos dan sarang-sarang koral /split yang dapat memperlemah
konstruksi.
• Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hariberikutnya,
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Pimpinan Proyek.
• Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai BondingAgent
NITOBOND PVA merk FOSROC.
• Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harusdikasarkan,
dilapis dengan Bonding Agent NITOBOND PVA yangpelaksanaannya sesuai
persyaratan pabrik pembuat, selanjutnyalangsung dilakukan pengecoran beton
baru.
f. Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan / bekisting hanya boleh dilakukan denganijin tertulis
dari Pimpinan Proyek.Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan
perubahan apapunpada permukaan beton tanpa persetujuan Pimpinan Proyek.
g. Pekerjaan pembuatan kolom praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk :
• Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata.
• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian dalam bangunansetiap seluas 12
m2 .
• Dinding pasangan batu bata ½ batu pada bagian luar/ tepi luarbangunan setiap
seluas 9 m2.
• Ukuran kolom praktis adalah 15 x 15 cm.
• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
h. Pekerjaan pembuatan balok praktis / lintel dan ring balok.
Pemasangan balok praktis / lintel dan ring balok :
• Di tepi atas/ akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagairing balok
setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi.
• Ukuran balok pratis adalah 15 x 15 cm, 20 x 20 cm, atau sesuaiGambar Kerja.
• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
i. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar Kerja dan atauseperti
terurai dalam pekerjaan beton di Bab lain dalam Buku ini.
j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis / lintel seperti tercantumdalam Butir
5.3.1.g. dan 5.3.1.h. di atas, terlepas apakah pekerjaantersebut tergambar atau tidak
dalam Gambar Kerja.
k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis,ring balok
beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam GambarKerja harus diperkuat
angkur∅8 mm setiap jarak 50 cm, yang terlebihdahulu telah ditanam dengan baik
pada bagian pekerjaan kolom danbalok praktis ini. Bagian yang tertanam dalam
pasangan bata minimalsedalam 30 cm, kecuali ditentukan lain.
4.3.2. Pekerjaan Beton Tumbuk.
Campuran beton tumbuk adalah 1pc : 3ps : 5kr dengan tulangan praktis 1lapis – 2 arah
diameter 6 mm.- 15 cm. atau wiremesh BRC M-6, terkecualipada daerah basah (KM /
WC dan Pantry) tidak dipasang tulangan.Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak
berongga, tidak retak dan ratapermukaan / waterpass dan atau seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.
Pasal 5
PEKERJAAN PLESTERAN
Pasal 6
PEKERJAAN KAYU
• Untuk ketebalan kayu lebih kecil dari 7 - 3 cm. diijinkan kelembabankayu 18%
maksimum.Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture content) tersebut di
atasdiperiksa dengan alat pemeriksa kelembaban kayu.
6.2.5. Pengawetan kayu.
Semua kayu (terkecuali kayu lembaran) yang dipergunakan harus sudahmelalui proses
pengeringan (dry kiln) dan harus sudah diberi bahan antirayap sebelum pelaksanaan
finishing.Persyaratan pelaksanaan pekerjaan anti rayap sesuai dengan yang tercantumpada
pekerjaan perlindungan.Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pelaksanaan
pekerjaan iniharus diletakkan di satu tempat, di dalam ruangan yang kering
dengansirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungidari
kerusakan. Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidaklangsung terhampar di
lantai.
6.2.6. Bahan dan alat bantu.
• Bahan dempul yang dipakai adalah tipe B dengan referensi SII 0282/80.
• Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL atau yangsetara.
• Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lainharus
digalvanisasi.
6.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
6.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, Kontraktor diwajibkan untuk :
• Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuaiGambar
Kerja.
• Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangandi lapangan.
• Khususnya untuk pekerjaan kayu halus, Kontraktor harus membuat shopdrawing untuk
detail pemasangan dan sistem perkuatan.Agar diusahakan pelaksanaan pemasangan
instalasi sebelum pelaksanaanpekerjaan kayu sehingga tidak terjadi
pembongkaran.Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
penggantung,angkur, dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus rapi sempurna
sertatidak diperkenankan mengotori bidang-bidang tampak.Khusus untuk bahan
sambungan / pengikat dari baja seperti angkur,sengkang, plat dan sebagainya sebelum
terpasang harus sudah diberi lapisananti karat yang memenuhi persyaratan dalam Pasal
Pengecatan di Buku ini.Khusus pada permukaan bidang tampak / exposed, tidak
diperkenankanpemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui
Pimpinan Proyek.Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar
dianggap kurangkuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan
Kontraktoruntuk menambahkannya setelah disetujui Pimpinan Proyek.Dalam hal ini
Kontraktor tidak dapat mengklaim sebagai pekerjaan tambah.Semua pekerjaan
pendempulan harus rapi, rata dan halus.Setelah dempul kering kemudian digosok
dengan ampelas halus.Sebelum pemasangan untuk semua logam yang melekat pada
kayu, semualogam tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan
catseperti yang disyaratkan.
6.3.2. Pelaksanaan Pekerjaan Kayu Kasar.
Semua konstruksi yang tidak ditampakkan (“unexposed”) harus dilapisdengan menie
kayu. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah penyerutan dansebelum dipasang.
6.3.3. Pelaksanaan Pekerjaan Kayu Halus.
Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akandiperlihatkan
(exposed) dan permukaan kayu yang akan dilapis / ditempeldengan bahan / material
finishing harus diserut halus dan rata.Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu
halus harusmenggunakan mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakan
ditempat pemasangan, persyaratan ini mencakup pula untuk penyerutan.Setelah
penyerutan mesin, baru kemudian diperkenankan dengan penyerutantangan.Sambungan-
sambungan harus dikerjakan dengan ketelitian yang tepat danrapi terutama untuk bagian
yang diperlihatkan (exposed). Sambungan Plintkayu pada sudut harus berupa sambungan
adu manis dan siku. Sambunganantara papan ke arah memanjang harus berupa
sambungan ekor burung.
6.3.4. Perlindungan terhadap pekerjaan kayu yang telah selesai.
Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala kerusakan baikberupa
benturan, pecah, retak, noda dan cacat-cacat lain. Apabila hal tersebutdi atas ditemui,
maka Kontraktor harus membongkar dan mengganti tanpamengurangi mutu. Biaya untuk
pekerjaan ini adalah tanggung jawabKontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
6.3.5. Pekerjaan penyelesaian (“finishing”) kayu.
Pekerjaan “finishing” kayu lihat Pasal Pekerjaan Pengecatan dalam Buku ini.
Pasal 7
PEKERJAAN KUSEN DAN PINTU BESI
Pasal 8.
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
( ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI )
Pasal 9.
PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR
9.2.2. Baja profil, jenis, ukuran, warna, sesuai dengan yang tercantum dalamGambar Kerja.
Sengkang pengikat talang vertikal, dipakai baja galvannized strip 2x30 mm.Plat stainless steel,
bentuk dan ukuran sesuai dgn Gambar Kerja, tebal 3 mm.Plat baja polos, bentuk dan ukuran
sesuai dengan Gambar Kerja, tebal 2 mm.
9.2.3. Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat/ penyambung/pengaku seperti angkur,
klem, baut, ramset, dynabolt, baja strip dansebagainya.Semua bentuk dan ukuran sesuaidengan
Gambar Kerja dan atau sesuaipetunjuk Pimpinan Proyek.Bahan produk jadi seperti baut, ramset,
dynabolt adalah produk HILTI.Bahan-bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset,
pengait danlogam fitting lainnya yang berhubungan dengan udara luar harus dibuat daribesi yang
digalvanisasi.Khusus untuk bahan/ material stainless steel, semua baut atau sekrup yangdipakai
dan kepalanya keluar dari permukaan bahan/ material tersebut harusditutup dengan penutup yang
di-verchroom.
9.2.4. Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan NormalisasiIndonesia, dan
sebelum digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulisdari Pimpinan Proyek.Bahan disimpan
di tempat terlindung yang menjamin komposisi dan sifatkarakteristik lainnya dari elektroda las
tersebut tidak berubah.Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga
agarselalu dalam keadaan baik dan kering.
9.3. PERSYARATAN TEKNIS.
9.3.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab atas semuaukuran yang
tercantum dalam Gambar Kerja.Pada prinsipnya, ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran jadi/
finish.Harus diperhatikan pula sambungan/ hubungan dengan material lain harussesuai dengan
Gambar Kerja.
9.3.2. Sebelum pelaksanaan dan pemasangan, Kontraktor harus melakukanpengukuran yang
cermat di tempat kerja guna mendapatkan ukuran yangtepat.
9.3.3. Bahan/ material berbentuk unit yang akan dipasang harus diberi tanda agartidak terjadi
kesalahan pemasangan.
9.3.4. Pekerjaan harus bertaraf kelas satu, terutama untukpermukaan logam yangdiperlihatkan
(exposed) harus benar-benar rapi dan halus.
9.3.5. Pemotongan logam harus dengan mesin pemotong mekanik (MechanicalCutting Machine)
kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
9.3.6. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudahdibersihkan dari
karat, harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacatsebelum pemasangan.
9.3.7. Semua pengelasan menerus dengan las busur listrik.
9.3.8. Tambatan, angkur, stek, dynabolt dan ramset untuk beton dan pasangan batubata dimana
diperlukan harus digunakan walaupun tidak ditunjukkan dalamgambar, sesuai dengan petunjuk
Pimpinan Proyek.
9.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
Semua pekerjaan baut/ bolt harus memenuhi syarat AISC Specification forStructural Joint Bolt.
Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society for Arc Welding inBuilding
Construction Section.Kontraktor bertanggung jawab terhadap keamanan, kerusakan barang
sampai ketempat tujuan. Segala kerusakan dan atau kehilangan adalah tanggung
jawabKontraktor.
9.4.1. Plat Baja dan Stainless Steel.
Penempatan plat harus rapi dan semua lubang baut harus terletak tepat padajarak masing-masing
baut.Pemasangan plat baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm. dari asnya.Angkur, stek ataupun
elemen vertikal lainnya harus tegak lurus terhadappermukaan bidang tempatnya tertanam.Semua
bagian pekerjaan yang berbentuk unit harus dirakit (assembling)sebelum pemasangan.Kontraktor
harus mengajukan contoh model (mock-up) yang akan dipasangkepada Pimpinan Proyek untuk
mendapatkan persetujuan.Sebaiknya semua pekerjaan ini difabrikasi di workshop.Kontraktor
bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasimaupun ketidak-tepatan penyetelan/
pemasangan.Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus
dibetulkan,diperbaiki dan atau diganti dengan yang baru, dan semua ini atas biayaKontraktor
serta tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.Semua permukaan logam, terutama yang
melekat dengan bahan/ materiallain sebelum pemasangan harus sudah diberi lapisan pelindung
atau catdasar.Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stainless steel dan atau sepertiditunjukkan
Pimpinan Proyek.
9.4.2. Pengelasan.
Pengelasan harus dilakukan dengan hati-hati atau cermat.Logam yang akan dilas harus bebas dari
retak dan cacat lain yang dapatmengurangi kekuatan sambungan, dan permukaannya
harushalus.Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur.Pekerjaan las
sedapat mungkin dilakukan di workshop dan atau dalamruangan yang beratap, bebas dari angin
dan dalam keadaan kering.Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las
dapatdilakukan dengan baik dan teliti.
9.4.3. Las Perapat/ Pengendap.
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling berdekatan,harus dilaksanakan las
perapat/ pengendap guna mencegah masuknyalengas. Terlepas apakah detailnya diberikan atau
tidak dalam Gambar Kerja,apakah benda/ bahan tersebut terkena cuaca luar atau tidak,
danKontraktortidak dapat meng-klaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.
9.4.4. Macam dan Ukuran Las.
Macam las yan dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).Ukuran las harus sesuai dengan
Gambar Kerja dan atau tebal las untukkonstruksi minimum ½ V t 2, dimana t adalahtebal bahan
terkecil.Panjang las minimum : 8 kali tebal bahan atau 40 mm.Panjang lasmaksimum : 40 kali
tebal bahan.Kekuatan dari bahan las yang dipakai minimum sama dengan kekuatan bajayang
dipakai.
9.4.5. Pengelasan permukaan yang ditampakkan (exposed).
Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersihdan bebas dari kotoran,
noda, cat, minyak dan karat.Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan dan cacat pada
bahanyang dilas.Pengakhiran dari cairan elektroda harus rata.Setelah pengelasan, sisa-sisa/ kerak
las harus dibersihkan dengan baik.Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan
dalamGambar Kerja dan atau sesuai petunjuk Pimpinan Proyek dan harusdijamin tidak akan
berputar atau membengkok.
9.4.6. Perbaikan Las.
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harusdilakukan Kontraktor
sebagaimana diperintahkan Pimpinan Proyek.Las yang cacat harus dipotong dan dilas kembali.
Biaya pekerjaan iniditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaantambah.Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang ahli (mempunyai sertifikat)dan
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi danGambar Kerja.
9.4.7. Mur dan Baut.
Baut yang dipergunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yangtercantum dalam
Gambar Kerja, memiliki spesifikasi ASTM A325.Pemasangan mur dan baut harus benar-benar
kokoh serta mempunyaikekokohan yang merata antara satu dengan lainnya. Pengencangan akhir
sebelum dilakukan pengecatan baut harus menggunakan kunci momen yang dikalibrasi.
9.4.8. Memotong dan menyelesaikan pinggiran bekas irisan.
Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Sama sekalitidak diperkenankan
ada bekas jalur dan lain sebagainya.Bila bekas pemotongan/ pembakaran dengan mesin
menghasilkan pinggiranbekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya
selebar 2,5 mm. Kecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mmsudah tidak tampak
lagi jalur-jalur tersebut di atas.
9.4.9. Meluruskan, mendatarkan dan melengkungkan.
Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagiannon struktural.Untuk
melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung.Melengkungkan plat dalam keadaandingin
menurut suatu jari-jari tidakboleh lebih kecil dari 3 (tiga) kali tebal plat. Hal ini berlaku pula
untukbatang-batang di bidang plat badannya.Melengkungkan batang menurut jari-jari yang kecil
harus dilakukan dalamkeadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut
Pasal 10.
PEKERJAAN PERLINDUNGAN
b. Pelaksanaan.
Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah /lubang tertutup padat, tidak
ada rongga, rata permukaan agar tidakterbentuk rongga udara.Apabila celah / lubang berukuran
kecil, pengisian aduk grouting dapatmempergunakan corong atau alat lain.
c. Perawatan (curing) dan perbaikan.
Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan danpengerasan yang terlalu cepat
yaitu dengan ditutup oleh kain basah.
10.3.4. Pekerjaan Floor Hardener.
a. Persiapan Permukaan.
Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak adalubang dan celah-celah.
Jika ada retak, lubang atau celah, harus ditutup dengan adukan kedap air(trasraam) sampai rata
terhadap permukaan sekelilingnya.
b. Pelaksanaan.
Pekerjaan lapisan floor hardener dilaksanakan setelah ada persetujuantertulis dari Pimpinan
Proyek.Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan lapisan floor hardener dengan
mengikuti persyaratan dari pabrik pembuat.
c. Pemeliharaan.
Lapisan floor hardener yang telah selesai terpasang harus dihindarkandari terjadinya kerusakan
dan cacat akibat adanya pelaksanaanpekerjaan-pekerjaan lain.Kerusakan-kerusakan yang terjadi
pada permukaan lapisan floorhardener harus diperbaiki oleh Kontraktor hingga mencapai mutu
pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini tanpa adanyabiaya tambahan.
10.3.5. Pekerjaan Waterproofing.
a. Persiapan Permukaan.
Bekisting pada bagian/ sisi bawah pelat lantai dan pelat atap beton harussudah dilepas agar tidak
menghambat butir-butir air dalam beton untukkeluar.
Perawatan beton minimum telah melewati 7 hari dari yang dipersyaratkanPekerjaan beton
struktural.Permukaan harus betul-betul kering sebelum pelaksanaan lapisanwaterproofing.
Seluruh permukaan harus sudah bebas dari minyak, retak atau lubang,serbuk aduk beton, debu
gumpalan aduk beton, bagian-bagian yangmenonjol tajam, permukaan halus dan rata.Retak,
lubang yang tidak berguna dan sebagainya harus ditutup denganaduk kedap air 1 Pc : 3 Ps hingga
padat dan diratakan permukaannya.
b. Pekerjaan Waterproofing cair.
Perbandingan campuran powder dan cairan disesuaikan dengan dosisyang ditentukan oleh
pabrik.Pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan menggunakan kuas,disemprot atau
trowel.
c. Aplikasi / Pemasangan pada Pelat Beton.
Plat atap beton harus sudah berumur 28 hari, atau bila memakai bahanpemadat (densifier) plat
beton telah benar-benar mengeras, sesuaidengan hasil tes laboratorium.Kemiringan ideal menuju
arah roof drain (sesuai yang dicantumkandalam Gambar Kerja).Semua dudukan instalasi / pipa
dan lain-lain harus sudah terpasang.Ujung pemberhentian sepanjang bidang tegak / parapet /
dinding dibuatgroove + 2 cm.Pada bidang pertemuan antara plat lantai dan dinding atau parapet
sertasemua dudukan beton atau instalasi akan diisi adukan 5 x 5 cm.
d. Lapisan Pelindung.
Apabila diperlukan lapisan pelindung, dibuat dari lapisan (“screed”)kedap air 1 pc : 3 ps dengan
tulangan kawat kasa ayam.Tebal lapisan minimal 3 cm. dan maksimal 8 cm.
e. Pengujian.
Kontraktor harus melaksanakan pengujian kebocoran setelah selesaipekerjaan lapisan
waterproofing.Cara pengujian dengan menuangkan air ke permukaan yang telahtertutup lapisan
waterproofing hingga ketinggian + 50 mm dandibiarkan selama 3 x 24 jam.
f. Perbaikan Lapisan Waterproofing.
Apabila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pelaksanaannya (terjadikebocoran), maka
Kontraktordiwajibkan memperbaiki kembalipekerjaan tersebut hingga sempurna dan disetujui
Pasal 11
PEKERJAAN PENGECATAN
11.2.7. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Pimpinan Proyek. Jika contoh-
contoh tersebut telah disetujui secara tertulis olehPerencana dan Pimpinan Proyek, barulah
Kontraktor melanjutkandengan pembuatan “mock-up”.
11.2.8. Kontraktor harus menyerahkan kepada Pimpinan Proyek, untukkemudian akan diteruskan
ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warnadan jenis cat yang dipakai.Kaleng-kaleng cat
tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan denganjelas identitas cat yang ada di
dalamnya.Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.
11.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
11.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain.Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan
syaratyang dispesifikasikan pabrik.Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau
ada bekasyang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
11.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracunatau
membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harusmenyediakan peralatan pelindung,
misalnya : masker, sarung tangan dansebagainya yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan
pekerjaan.
11.3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuacayang lembab atau
hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan
bagi cat dengan bahan dasarberacun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.Di dalam keadaan
tertentu misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktorharus memakai kipas angin ( fan ) untuk
memperlancar pergantian / aliranudara.
11.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan(vacuum cleaner),
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas /mutu terbaik dan jumlahnya cukup untuk
pekerjaan ini.
11.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas/ roller.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Pimpinan Proyek.
11.3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengankain kering
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dariPimpinan Proyek, terkecuali
disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
11.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponenbahan /
material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebutterpasang.
11.3.8. Standar Pengerjaan (“Mock-Up”).
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan padasatu bidang untuk tiap
warna dan jenis cat yang diperlukan.Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna,
tekstur,material dan cara pengerjaan.Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini
akan ditentukanoleh Pimpinan Proyek.Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh
Pimpinan Proyek dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagaistandar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
11.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Pimpinan Proyek harus diulang dandiganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasaratau cat finish yang kurang
menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkanoleh Pimpinan Proyek.Biaya untuk hal ini
ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat diklaimsebagai pekerjaan tambah.
11.3.10. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yangdirekomendasikan oleh
pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan danpekerjaan dari pabrik.
11.3.11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan Beton
a. Sebelum Pelaksanaan.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, minyak, lemak, kotoranatau noda lain, bekas-
bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yangpernah dicat dan dalam kondisi kering.
b. Pelaksanaan Pekerjaan dengan Roller
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkinmenggunakan roller.
c. Permukaan Interior.
Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisanberikutnya.
• Warna ditentukan kemudian.
Lapisan Kedua dan Ketiga :
• Cat jenis Interior Matt Emulsion Paint.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.
d. Permukaan Exterior.
Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali Penetrating Primer.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisanberikutnya.
• Warna ditentukan kemudian.
Lapisan Kedua dan Ketiga :
• Cat jenis Exterior Matt Emulsion Paint.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.
11.3.12. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Ditampakkan.
a. Persiapan Sebelum Pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / millscale), karat, minyak,lemak dan kotoran lain
secara teliti, seksama dan menyeluruh sehinggapermukaan yang dimaksud menampilkan tampak
logam yang halus danmengkilap.Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik
(MechanicalWire Brush). Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaneratau sikat
yang bersih.Sebelum dilakukan pengecatan, semua permukaan logam harusmendapat “solvent
treatment” untuk menghilangkan lemak dan kotoran.
b. Pelaksanaan pengecatan.
Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/ material logam terpasang.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisanberikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisanberikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
Lapisan Ketiga dan Keempat :
Cat akhir (“finish”).
Pelaksanaan dengan kuas
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.Warna ditentukan kemudian.
11.3.13. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Tidak Ditampakkan.
Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya catdasar1
(satu)lapis.Pelaksanaan dengan kuas.
Pasal 12
PEKERJAAN DINDING PARTISI
Pasal 13
PEKERJAAN ATAP METAL
13.2.2. Asesori (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap air),lembar pelindung
(flashing), lembar penutup bubungan (capping), sealantdan lain-lain harus dari bahan dan tipe
yang sama dengan penutup atap danatau mengikuti spesifikasi yang ditentukan pabrik.
13.2.3. Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertaiketerangan
tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran sertapetunjuk cara pemasangan.
13.2.4. Bila Pemberi Tugas / Pimpinan Proyek menganggap perlu, makaPemberi Tugas berhak
meminta Kontraktor agar dalam pelaksanaanpekerjaan ini harus diawasi oleh tenaga ahli /
supervisi khusus dari pabrikpembuat dengan dan atas biaya tanggungan Kontraktor.
13.2.5. Lembaran penutup atap diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akandipasang, rusuk
atas lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimanapemasangan dimulai.
13.2.6. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikanbahwa
permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jikabelum satu bidang, dapat
menyetel atau mengganjal bagian-bagian initerhadap rangka penumbu / gording.Dalam
keadaanapapun juga untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidakdiperkenankan dipasang
langsung di bawah plat kait.Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor
karenapenyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguanpengikatan,
terutama jika jarak penyangga kecil.
13.2.7. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakanplat kait. Jarak
perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait terhadapujung / tepi lembaran harus memenuhi
persyaratan pabrik.
13.2.8. Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait untukmencegah pergeseran.
Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran dapatdisetel 2 mm dengan menarik plat kait menjauhi
atau menekan ke arahlembaran pada saat mengikatkan plat kait tersebut.Untuk mencegah plat kait
bergeser ke bawah, harus dipergunakan pengikatpositif yaitu sekrup atau baut pada plat kait
tersebut.
13.2.9. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harusditekuk ke
bawah. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakanpabrik untuk pekerjaan tersebut.
Penekukan ini untuk mencegah masuknyaair kedalam bangunan.Penekukan dapat dilaksanakan
sebelum ataupun sesudah lembarandipasang.
13.2.10. Pada lembaran akhir di bagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut harusditekuk ke bawah
untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawahlembaran kedalam bangunan.Penekukan
dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaantersebut.
13.2.11. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkanpemasangan ke
samping dengan arah tetap dari bawah ke atas danseterusnya.Pada tumpangan akhir, sebaiknya
gunakanlah 2 (dua) lembar atau lebihdengan ukuran yang lebih pendek. Tumpangan / overlap
akhir harusmemenuhi persyaratan pabrik.
13.2.12. Khusus untuk penutup bubungan (capping), Kontraktor harus sudahmenyediakan lubang
pada ujung atas penutup bubungan (capping) untuktiang penangkal petir, lengkap dengan karet.
Diameter lubang harus tepat sama dengan diameter tiang penangkal petir.
13.2.13. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan (capping) harus ditakiksesuai dengan
bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup bubunganterpasang. Penakikan dilakukan
dengan alat yang disediakan oleh pabrikkhusus untuk pekerjaan tersebut.Setelah ditakik, barulah
kedua sisi tepi penutup bubungan (capping)ditekuk ke bawah dengan alat penekuk yang
disediakan pabrik untukpekerjaan tersebut hingga menutup sampai lembah antara 2 (dua)
rusuklembaran.Penutup bubungan (capping) disekrupkan pada setiap rusuk lembaran.
13.2.14. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain-lainnya harus dilakukan
oleh Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuatwalaupun belum ataupun
tidak tercantum dalam Gambar Kerja maupunGambar Pelengkap sehingga didapat hasil yang
baik, terhindar darikemungkinan kebocoran.Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menuntut
sebagai pekerjaantambah.
13.2.15. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapidan lurus, garis-
garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang kearah horizontal maupun vertikal,
menghasilkan penampilan yang baik.
13.2.16. Bagian lembaran setelah terpasang, yang boleh diinjak hanyalah pada rusuktepat di atas
gording.
Pasal 14
PEKERJAAN TALANG VERTIKAL
Pasal 15
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN
Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkuppekerjaan
seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barangatau bahan
bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yangmenjadi tanggung
jawab Kontraktor bersangkutan selesai.Semua bekas bongkaran bangunan existing dan
sebagainya harus dikeluarkan dari tapakkonstruksi.Selama pembangunan berlangsung,
Kontraktor harus menjaga keamanan bahan / material,barang maupun bangunan yang
dilaksanakannya sampai tahap Serah Terima Kedua.
BAB V
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PEMASANGAN TAPAK
DAN SARANA LUAR
Pasal 1
PEKERJAAN PERKERASAN JALAN DAN PARKIR
Pasal 2
PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR DAN PERTAMANAN
Syarat-syarat teknis pekerjaan saluran drainase yang diuraikan disini adalah persyaratanyang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan maupun pengadaan materialdan
peralatan. Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Struktur dan Arsitekturadalah
bagian dari Syarat-syarat Teknis ini.
3.1. LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Adalah pengertian bekerjanya sistem saluran drainase (pembuangan air) di Pabrik Axogy secara
keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yangtertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang /
material,penyediaan tenaga kerja, pembuatan saluran drainase dan pengujiannya.Keterangan-
keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambartetapi perlu untuk
pelaksanaan dari pekerjaan saluran drainase secara keseluruhanharus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi :
Pembuatan saluran gorong-gorong, saluran terbuka dan saluran tertutup grill bajasesuai dengan
gambar rencana dan spesifikasi teknis.
Pembuatan konstruksi pelengkap lainnya, antara lain grill baja penutup saluran,plat beton
penutup gorong-gorong, bak kontrol atau konstruksi lainnya sesuaidengan gambar rencana.Segala
sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktordapat menanyakan
lebih lanjut kepada Pimpinan Proyek, Perencana atau pihaklain yang ditunjuk untuk ini.Apabila
sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggungjawab atas kerugian-
kerugian yang mungkin terjadi.
Pekerjaan galian tanah diperlukan untuk menanam pondasi dan menanambagian-bagian dari
konstruksi saluran drainase yang berada di bawahpermukaan.Semua galian harus dilaksanakan
menurut persyaratan mengenai panjang,dalam, serongan, belokan galian, sesuai dengan gambar
rencana.
b. Pekerjaan Urugan.
Pengurugan lubang bekas galian dilakukan setelah semua yang diperlukanselesai terpasang.
Bahan urugan yang boleh dipakai adalah bahan uruganyang didatangkan dari luar proyek.
Tanah bekas galian pada lokasi setempat boleh digunakan kembalisepanjang memenuhi
persyaratan bahan urugan.Urugan yang boleh digunakan adalah tanah lempung (clay) berwarna
merah / coklat atau pasir bercampur kerikil yang bersih.Bahan urugan tidak boleh bercampur
dengan sampah, rumput, akar pohondan bahan-bahan organis lainnya.
3.3.5. Genangan Air.
Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang timbulakibat hujan dan
lain-lain sebab, dengan jalan memompa, menimba,menyalurkan ke parit-parit atau lainnya
dengan biaya yang dianggap sudahtermasuk di dalam kontrak.
3.3.6. Perataan Akhir.
Daerah yang diurug atau digali yang tercantum dalam gambar haurs diratakankembali sehingga
sama halusnya seperti kondisi semula, sesuai dengangambar rencana.
3.3.7. Plat Beton Penutup.
Plat beton penutup untuk saluran tertutup (gorong-gorong) di bawah parkirdan jalan masuk,
dibuat dengan konstruksi beton dengan tulangan dua arahberjarak 15 cm, diameter 8 mm, tebal
keseluruhan plat beton pada daerahparkir adalah 15 cm, dan pada daerah jalan masuk adalah 20
cm, dilaksanakandengan konstruksi seperti pada gambar kerja.
3.3.8. Variasi Kedalaman Badan Saluran.
Variasi (perubahan) kedalaman atau ketebalan badan saluran dapat diterima,atau diperintahkan
oleh Pimpinan Proyek jika ternyata keadaan pada suatulokasi pekerjaan berbeda dengan keadaan
yang diharapkan semula. Perubahankedalaman atau ketebalan badan saluran tidak akan diijinkan
tanpa ijin tertulisdari Pimpinan Proyek.
3.3.9. Pasangan Bata Untuk Bak Kontrol.
Pembuatan Bak Kontrol memakai pasangan batu bata setengah batu,konstruksi seperti pada
gambar kerja dengan plesteran 1 Pc : 3 Ps.Dalam pembuatan Bak Kontrol harus diperhatikan arah
aliran air buangan,penempatan lubang masuk (inlet) dan lubang keluar (outlet) harus
menjaminkelancaran aliran air buangan, sehingga tidak terjadi luapan air.Penempatan lubang
masuk dan keluar juga harus memudahkan pemeliharaansaluran, terutama bila terjadi
penyumbatan pada saluran tertutup.
3.3.10. Pekerjaan Grill Baja.
Pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup saluran dilaksanakan sesuai dengangambar rencana,
dengan kualitas baja profil yang digunakan harus memenuhiASTMA-36.Untuk Grill pada saluran
setengah terbuka memakai besi Kanal C denganukuran 80 x 45 mm. tebal 5 mm. dilaksanakan
dengan konstruksi sepertipada gambar kerja.Semua pekerjaan pembuatan Grill Baja penutup
saluran harus dicat dasarsatu lapis dengan produk SEIV dan dicat akhir dengan cat besi
produkSEIV (warna ditentukan kemudian).
3.3.11. Pengujian.
Pengujian harus disaksikan oleh Pimpinan Proyek.
Pengujian dilakukan dengan cara melakukan penggelontoran air, terutamapada daerah saluran
tertutup di bawah parkir dan jalan masuk, sampai dapatdipastikan / dijamin tidak terjadi
penyumbatan-penyumbatan.Apabila terjadi penyumbatan, Kontraktor harus secepatnya
mengadakanperbaikan, seluruh biaya perbaikan menjadi tanggungan Kontraktor.
BAB VI
SYARAT – SYARAT UMUM TEKNIS
PEKERJAAN MEKANIKAL / ELEKTRIKAL
Pasal 1
UMUM
Pasal 2
PERSYARATAN PELAKSANAAN
2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai denganUndang-
undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidakbertentangan dengan
ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan
telahditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenangdalam hal
ini, bila tidak ada petunjuk dari Pimpinan Proyek.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasiMekanikal /
Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusidengan
Pimpinan Proyek pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratanoperasional.
Testing harus dilaksanakan di hadapan Pimpinan Proyek.
2.6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggungjawab
Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di atas.
2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawabKontraktor.
2.8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitaspekerjaan
dan lain-lain, untuk sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal ini harus sesuaidengan standar-standar
sebagai berikut :
2.8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000.
2.8.2. Peraturan-Peraturan lainnya yang telah ditentukan PLN.
2.8.3. Peraturan-Peraturan yang telah ditentukan Pemda Bandung.
2.8.4. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
2.8.5. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 Tahun 1975.
2.8.6. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja &
Transmigrasi No. 59/DP/1980.
2.8.7. Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No.48.
2.8.8. Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air Buangan
Rancangan 1968 Dirjen Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
2.8.9. Peraturan Instalasi Air Minum dari PAM Bandung.
2.8.10. Algemeene Voorwarden Voor Drink Water Instalatuur (AVWI).
2.8.11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang Pengawasan Pencemaran Air dari BadanAir untuk Berbagai
kegunaan yang berhubungan dengan kesehatan.
2.8.12. Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan danstandar
Internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC,IEC dan lain-lain.
2.11.3. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh/sedapat mungkin
digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merkyang sama untuk seluruh proyek ini agar
mudah memeliharanya.
2.11.4. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan olehpihak lain atau
yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkupinstalasi sistem ini, Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segalaperalatan dan pekerjaan ini.
2.11.5. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan petunjukkepada Sub
Kontraktor untuk melakukan penyambungan kabel-kabel,pemasangan sensor-sensor, perletakan
peralatan / instalasi, pembuatansparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan Mekanikal /
Elektrikal agar sistem Mekanikal / Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.Dalam
hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atasperalatan-peralatan tersebut.
2.11.6. Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal / Elektrikal.
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagalatau tidak memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyataKontraktor gagal untuk melaksanakan
perbaikan ini dalam waktu yangcukup menurut Pimpinan Proyek serta pihak yang berwenang,
makakeseluruhan atau sebagian dari sistem ini sebagaimana kenyataannya, dapatditolak dan
diganti.Dalam hal ini Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakanpekerjaan
tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawabKontraktor.
2.12. Pengawasan Instalasi.
2.12.1. Shop drawing.
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja/ shop drawing
rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambaryang telah dikoordinasikan dengan
semua disiplin pekerjaan pada proyek inidan disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang
ada.Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujuioleh Pimpinan
Proyek.
2.12.2. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannyakepada
Pimpinan Proyek atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk
dapat dipasang.Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulansesudah
Kontraktor memperoleh SPK.
2.12.3. Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedultenaga kerja, skedul
pengadaan peralatan dan network planning yang terinciuntuk setiap pekerjaannya dan diserahkan
kepada Pimpinan Proyek ataupihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.Skedul
dan network planning harus diserahkan dalam waktu 15 (lima belas)hari kalender sesudah
menerima SPK.
2.12.4. Kontraktor harus mengadakan :
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
2.12.5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal yang telahselesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis daripihak Pimpinan Proyek atau
pihak yang ditunjuk yang menerangkanbahwa setiap pekerjaan sistem Mekanikal dan Elektrikal
telah selesaidikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.Tahap-tahap pekerjaan sistem ini
ditentukan kemudian, berdasarkan padajadwal perincian waktu yang diserahkan oleh Kontraktor.
2.12.6. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistem Mekanikal dan
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Pimpinan Proyek,Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak
lain yang ditunjuk. Untuk iniharus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merk peralatan
yangdiuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan.Peralatan untuk pengujian harus berkualitas
baik dan sudah tertera.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawabKontraktor.
2.12.7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Pimpinan Proyek atau ahli yangditugaskan apabila
sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yangmungkin terjadi pada saat melaksanakan
pekerjaan.
2.12.8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek untuk
pengarahan dan pengawasannya ditanggung olehKontraktor.
2.13. Pembersihan Lapangan.
2.13.1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapanganyang
digunakan.Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasipembersihan
lapangan tersebut.
2.13.2. Setelah Kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisabahan pekerjaan
dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selamamasa pemeliharaan.
2.13.3. Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunandengan Portable
Fire Extinguisher Class A/B/C (15 lbs) atau jenis lain untuksetiap luasan sesuai dengan peraturan
yang berlaku atas biaya Kontraktor.
2.14. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.
2.14.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :
a. Gambar-gambar jadi (as built drawing) dalam bentuk gambar cetaksebanyak 3 (tiga) set dan
dalam bentuk Compact Disc (CD) sebanyak 1 (satu)set.
b. Katalog spare-parts.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrakini, juga dalam bahasa
Indonesia.Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) set. Bila
gambar dan data-datatersebut belum lengkap diserahkan, maka pekerjaan Kontraktor
belumdiprestasikan 100%.
2.14.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenaioperasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Pimpinan Proyek secara cuma-
cuma sampai cakap menjalankantugasnya, minimal 3 (tiga) orang selama 3 (tiga) bulan sesudah
penyerahanpertama proyek dilakukan.
Kontraktor harus mengajukan rencana sistem pendidikan ini terlebih dahulukepada Pimpinan
Proyek.Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung jawabKontraktor.
2.14.3. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk operasidan perawatan
yang harus dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Pimpinan Proyek dan sebuah lagi hendaknya
dipasang dalam suatu kaca berbingkaidan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama
lain yang ditunjuk Pimpinan Proyek.
2.15. Service dan Garansi.
Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu)tahun sesudah
tanggal saat sistem diterima oleh Pimpinan Proyek secara baik (setelah masa pemeliharaan).
2.15.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusakselama masa
garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
2.15.2. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-barangatau sistem yang
tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibatkesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah
selama jangka waktu 180(seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-
terimakanuntuk pertama kalinya.
2.15.3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/ merawat peralatan Mekanikal dan Elektrikal sertamendatangkan seorang
supervisor sekali seminggu untuk memeriksa ataumelakukan penyetelan peralatan selama masa
pemeliharaan.
2.15.4. Kontraktor harus memberikan service cuma-cuma untuk seluruh sistem Mekanikal/
Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalendersetelah proyek ini diserah-terimakan
pertama kali dan garansi 1 (satu) tahunkalender setelah serah terima kedua.
2.16. Izin.
2.16.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukanuntuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atastanggungan dan biaya Kontraktor.
2.16.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminyayang mungkin
diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukanoleh Kontraktor atau pihak lain
yang ditunjuk oleh Direksi / KonsultanPengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.
2.16.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan serta
kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yangdiperlukan untuk ini.Untuk hal ini
Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai haltersebut di atas.
2.16.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yangdiperolehnya
mengenai instalasi proyek kepada Pimpinan Proyek ataupihak yang ditunjuk, sebelum
penyerahan kedua dilakukan.
2.16.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Pimpinan Proyek setiap akan
memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akanmelaksanakan pekerjaan diluar jam
kerja (kerja lembur).
2.16.6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak,pemerintahan
setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yangdikerjakan.Dalam hal ini, biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izintersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk
biaya memperbanyakgambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB.
2.17. Korelasi Pekerjaan.
2.17.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal/ Elektrikal,
dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudahmemperhitungkan pengangkutan tanah
bekas galian / pembersihan.
2.17.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali padadinding, lantai,
langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakanoleh Kontraktor berikut perapihan /
finishing-nya kembali.
2.17.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dariperalatan-
peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor Listrik sesuaidengan gambar dokumen
tender.
Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut,apakah sudah sesuai dengan
peralatan yang akan disambungkan. Segalaakibat yang timbul akibat penyambungan ini menjadi
tanggung jawabKontraktor.
2.17.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan olehKontraktor. Kontraktor
harus memberikan data-data, ukuran-ukuran,gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan
kepada Pimpinan Proyek untuk mendapatkan persetujuan.
2.17.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu air, listrik,saniter darurat
harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulumembuat gambar untuk mendapatkan
persetujuan Pimpinan Proyek.
2.17.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harusdiberi lapisan
isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untukmemudahkan perbaikan dan
pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Pimpinan Proyek untuk
diminta persetujuannya. Segala akibat pekerjaantersebut harus sudah diperhitungkan dalam
penawaran oleh Kontraktor.
2.17.7. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harusditutup kembali
seperti semula dan dirapikan / di-finish yang rapi sehinggatidak terlihat lagi bekas-bekas
pembobokan.
2.17.8. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harusmenyerahkan
gambar / data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatanyang akan dipasang, agar peralatan
tersebut dapat beroperasi dengan baikberikut pengamanannya.Jika hal ini tidak dilaksanakan,
segala akibatnya menjadi tanggung jawabKontraktor.
2.18. Sub Kontraktor.
2.18.1. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-tenagapelaksana yang ada
tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan,pengujian dan lain-lain, Kontraktor dapat
menyerahkan sebagianinstalasinya kepada Sub Sub Kontraktor setelah mendapatkan persetujuan
Pasal 3
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan instalasi sistem ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahanserta
peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja,pembuatan alat-
alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluanpengujian dan keperluan
kerja. Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalamspesifikasi maupun dalam gambar
tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secarakeseluruhan harus juga dimasukkan ke
dalam pekerjaan ini.Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai berikut (perincian
lebih lanjut dapatdilihat pada Syarat-syarat Khusus Teknis) :
3.1. Sistem Mekanikal.
3.1.1. Instalasi Plumbing air bersih, air kotor dan air bekas beserta pemompaannya.
3.1.2. Instalasi Tata Udara ( ventilasi dan air conditioning )
3.2. Sistem Elektrikal.
3.2.1. Instalasi Sistem Distribusi Listrik berikut panel-panel daya.
3.2.2. Instalasi Penerangan dan Stop Kontak.
3.2.3. Instalasi Penangkal Petir.
3.2.4. Instalasi Telepon.
3.3. Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
denganpersyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
3.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal / Elektrikal sesuai dengangambar
dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
3.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktordapat
menanyakan lebih lanjut kepada Pimpinan Proyek, Konsultan Perencanaatau pihak lain yang
ditunjuk untuk ini.
3.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggungjawab atas
kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
3.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Mekanikal/Elektrikal harus
berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasiteknis serta addendum
lainnya.
3.8. Bila pada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis ataudisebutkan
kembali, hal ini bukan berarti klausulnya dihilangkan, akan tetapi malah mempertegas
spesifikasinya.
BAB VII
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Pasal 1. U M U M
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harusdilaksanakan
oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk
seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun di luar bangunan gedung.Dalam hal ini Syarat-syarat
Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis
ini.
Sumber daya listrik bagi gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN dengan daya
terpasang sebesar 80 kVA.Dari jaringan tegangan menengah 20 kV PLN, daya dari PLN tersebut
disalurkan ke trafo distribusi 20 kV / 400 V berkapasitas 250 kVA untuk dirubah menjadi daya
bertegangan rendah LVMDP sampai dengan panel ukur (KWH meter). Selanjutnya
didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara
radial.Sistem distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi 3 (tiga) fase – empat
kawat 220 / 380 V mengikuti sistem PP (Pentanahan Pengaman).
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu
sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun
yang dispesifikasikan.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian,
pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN,
LMK dan atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan /garansi selama 12
bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus
juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti
yangditunjukkan pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat khusus teknis atau gambar dokumen.
Pekerjaan ini meliputi :
3.1. Pekerjaan di dalam Gedung.
3.1.1. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya/penerangan termasuk
didalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel/konduktor pentanahan netral/badan panel.
3.1.2. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk penghubung antar panel
daya/penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan (mesin AC,pompa-pompa dan
lain-lain).
3.1.3. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.
Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur penerangan, baik
penerangan normal maupun darurat.
3.1.4. Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan material bantuyang
dibutuhkan.
3.1.5. Pengadaan dan pemasangan instalasi under floor duct lengkap dengan material bantu yang
dibutuhkan.
Pasal 4 GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik yang didalamnya
dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu
lainnya. Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan. Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.Kontraktor
harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap
kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Pimpinan Proyek dan atau
pihak lain yang ditunjuk untuk itu.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum 10A / 250V. Saklar pada
umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali biladitentukan lain pada gambar. Jika
tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm. di atas lantai yang
sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm. (di
ruang basah dan pantry) dan 30 cm. (selain di ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai
yang sudah selesai (finished) sesuai petunjuk Pimpinan Proyek.
Saklar dan stop kontak ex MK.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan rating minimum 10A / 220V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberisaluran pentanahan.
d. Pendukung dan Pengikat.
Kotak-kotak plat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap.
5.1.3. Kabel-Kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi:
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan
pemasangan serta operasi dari semua sistem dan peralatan.
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi
dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan
atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak
dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2,
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang panjangnya kurang dari 30
meter bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan
dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau dipasang di atas
cable tray / cable rack dan di-klem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan
kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus
diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyarat PUIL, IEC, VDE, SPLN dan
LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin
(stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2.
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burial) harus sesuai dengan gambar
rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan
menengah 20 kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan
alat penyambung khusus ( jointing kit ) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang
benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat
jointing kit yang digunakan, sehingga diperolehhasil penyambungan yang andal, tahan terhadap
lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk ekstension dan daya harus diadakan
dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik lampu serta stop
kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontakharus dari jenis NYM
dan diletakan di dalam PVC high impact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2. Kecuali tercatat lain.Home run
untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya
lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas penampang
minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).
d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungansambungan
di dalam pipa konduit. Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus dibuat secara mekanis dan harus kuat secara elektris dengan
solderless connector jenis tekan, jenis compression atau soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada konduktor-
konduktor dengan baik sedemikian rupa,sehingga semua konduktor tersambung dan tidak ada
konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
e. Kabel kontrol.
Di tempat – tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor, starter dan
peralatan - peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC,tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V. Ukuran
konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5sqmm. Untuk panjang lebih dari 30
m.) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan
pertimbanganpertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya.
Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.
f. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet,PVC, vernished cambric,
asbes, gelas, tape syntetic, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui
untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan
cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel.
g.1. Pemasangan di Permukaan.
g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high impact heavy gauge, dipasang di
permukaan plat beton langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai.Pendukung-pendukung
tersebut harus dicat dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan teratur.
Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-
syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel). Konduit ex CLIPSAL / EGA.
g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel.
Kabel-kabel daya yang diletakan di atas cable tray, di-klem pada cable tray dengan cable ties
(pita plastik pengikat kabel).
Pemasangan cable tray harus mengikuti jalur yang direncanakan secara rapi dan digantung atau
disangga secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di-klemke plat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan penunjang
seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang
dipasang horizontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel
tersebut.
g.1.3. Kabel Daya dari Panel Daya Motor ke Motor-Motor Pompa.
Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di dalam konduit metal tahan karat
(galvanized / white metal conduit) yang diletakkan di atas plat lantai.Setiap pipa konduit berisi
hanya satu jalur kabel menuju motor dengan faktor pengisian 40%. Dari pipa konduit yang
dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal motor dengan memakai flexible
metal conduit yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksibel ini harus sesuai dengan ukuran pipa konduit dan disambungkan dengan
cara sedemikian rupa, sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga penyambungan pipa
fleksibel terhadap box terminal motor.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan contoh konduit fleksibel serta cara
penyambungannya terlebih dahulu kepada Pimpinan Proyek untuk disetujui.
g.2. Pemasangan di Permukaan.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding harus diletakkan di
dalam konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran minimum ¾”. Penarikan kabel
menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
g.3. Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa
PVCdengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.
h. Penggunaan Warna Kabel.
Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa,
netral dan ground harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 2000, yaitu :
h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 Fasa :
Hitam : Fasa
Biru : Netral
Kuning / Hijau : Pentanahan (G).
h.2. Sistem Tegangan 220 / 380 V, 3 Fasa :
Merah : Fasa R
Kuning : Fasa S
Hitam : Fasa T
Biru : Netral (N)
Kuning / Hijau : Pentanahan (G).
i. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas daya
dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkanpengenalan, sehingga
tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
j. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga dipasang secara
tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding ataulangit-langit.
5.1.4. Kabinet Panel Daya.
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,7mm untuk panel yang
dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm. Untukjenis floor standing, kecuali yang
sering terkena basah / hujan, harus dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau
konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti
dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut kebutuhan, sehingga untuk frame /
rangka panel harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan
menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat through feeder harus diatur
dengan baik, rapi dan benar.
a. Finishing.
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat tahan karat
dengan cat dasar atau prime coating dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan
warna cat sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Pimpinan Proyek.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized cadmium platting atau dengan
zinchromate dan dicat dengan cat akhir sistem oven.
b. Kunci.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci “flat lock” jenis kunci untuk setiap kabinet harus
dari tipe “common key”, sehingga kunci untuk setiap kabinetnya adalah sama.Pada masing-
masing kabinet harus disediakan 2 (dua) anak kunci.
c. Tinggi Pemasangan Panel.
Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel dengan mudah
masih dapat dijangkau.
Tergantung pada tipe / macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu / penggantung,
Kontraktor harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera pada gambar.
d. Label.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group, pemutus daya
(CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindahkan / mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.Label ini terbuat dari bahan logam
anti karat dengan huruf-huruf hitam.
5.1.5. Sistem “Race Way”.
Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta
perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel.
a. Ukuran.
Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan baik jumlah
dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL dan lain-lain.
Diameter minimum konduit adalah ¾” menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel
maksimum 40 %.
b. Bahan.
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC
high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dari jenis
heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi persyaratan BS4568:
spart I & II class 4.
c. Pemasangan.
c.1. Race Way yang ditanam di dinding.
Pananaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan dengan jalan membobok beton
dengan pahat. Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya sesuai dengan
ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan
kondisi dinding dengan kondisi semula. Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-
ujung konduit harus ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.
c.2. Race Way yang dipasang di permukaan.
Race Way yang dipasang di permukaan beton ( exposed ) harus dipasang sejajar atau tegak lurus
dengan dinding bagian struktur atau permukaan bidang-bidang vertikal dengan langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langitlangit,harus digunakan klem-klem
khusus untuk pipa sejajar. Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup
dengan kuat. Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup atau dilengkapi dengan plat kuningan
yang sesuai.
Untuk daerah yang lembab, semua peralatan pembantu, fittingfitting, klem dan lain-lain harus
digalvanisir atau dicat tahan karat dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari
permukaan korosif.
Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harusdicat satu jalan sebelum
dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang sdengan warna yang ditentukan oleh Pimpinan Proyek.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat dengan warna sebagai
berikut :
- Pipa penerangan dan daya : Orange
- Pipa telepon : Hijau
c.3. Race Way yang dipasang di dalam tanah.
Race Way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil,harus mempunyai dua lapis cat
aspal pada permukaan sebelah luar sebelumdipasangkan di atas Race Way tersebut diberi patok
petunjuk.
Pipa Race Way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang memenuhi standar SII.
c.4. Race Way melintas / menembus dinding.
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain, maka lubang
harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air) api
dan asap.
c.5. Cable Trench.
Kedalaman parit kabel (cable trench) untuk penanaman di bawah tanah minimal 80 cm. dari
permukaan. Bila bersilangan dengan saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat dan
harus ditanam setelah pengerasan tanah. Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman
dilakukan setelah pengerasan badan jalan atau bila sebelumnya harus lebih dari 110 cm atau atas
persetujuan Pimpinan Proyek.
c.6. Konduit Logam Fleksibel Tahan Air.
Konduit logam fleksibel yang tahan air harus dipakai pada kondisi
dimana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan dalam atmosfir yang korosif,
lembab atau berupa minyak, termasuk dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk ke
terminal motor pompa. Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari plyvinil chlorida(PVC)
harus menonjol pada inti baja yang fleksibel.
Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan pentanahan (earth continuity)
harus pula dimiliki oleh Race Way / konduit ini.
c.7. Pengakhiran dan Sambungan.
Race Way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet dan lain-lain, dengan dua
lock nut dan sebuah insulating insert yang harus terbuat dari thermoplastic atau “fire minded”
yang dimatikan untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangikontinuitas dari
sistem grounding dari Race Way. Sambungan untuk Race Way / pipa logam elektrikal harus dari
jenis yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem
penguncian interlock compressed.
c.8. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra rendah (50
VAC) harus ditanahkan secara efektif.
Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk pelindung
kabel ( shealth / armour ), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar
dengan metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk pentanahan. Penggunaan
conduit metal sebagai satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor tersendiri yang terbuat daritembaga dengan daya hantar
yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm dan dimasukkan ke dalam
konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang
disetujui oleh Pimpinan Proyek.
Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur atau rangka profil baja yang diperkuat
dan dilas, sehingga kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromagnetis serta thermal akibat hubung-
singkat(sampai 60 kA dalam waktu 1 detik).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas dan sisi-sisinya dengan plat-plat
penutup yang bisa dilepas.
Panel harus bisa dicapai dari depan maupun belakang. Semua alat ukur dan atau tombol pemilih
yang dipersyaratkan harus dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel. Tutup yang berengsel
tersebut harus mempunyai engsel yang tersembunyi dangerendel / kunci.
Semua sumber yang perlu untuk rangkaian kontrol, daya dan lain lain harus dipasang pada sisi
belakang dari penutup yang berengsel tersebut.
Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres) ventilasi untuk membatasi kenaikan
suhu dari bagian-bagian yang mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalam
standar VDE / IEC untuk peralatan yang tertutup.
Penutup panel bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi sekrup (screwedon
/ bolted on).
Material-material yang bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan
terkena percikan air.
Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.
b.2. Pull Box.
Bila ditunjukkan dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi pemasangan,harus dipasang
sebuah pull box pada ketinggian yang cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board
pada bagian atas dari switch board.
Bagian sisi atas dan samping dari pull box harus dari bagian-bagian yang bisa dibuka lepas.
Dasar dari pull box harus terdiri atas papan asbeston atau bahan
tahan api yang sempurna.
Kabel yang menuju individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-lubang yang terpisah-
pisah pada dasar pull box ini.
Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus bisa dilepas dengan mudah agar
supaya memungkinkan pembuatanlubang-lubang untuk konduit kabel yang diperlukan.
Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa, sehingga terhindar dari
kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc proofing).
Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinka ventilasi dan pemasangan
peralatan circuit breaker yang bisa dipindah-pindahkan bilamana perlu.
b.3 Konstruksi.
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan disini dan sepertiditunjukkan dalam gambar rencana,
untuk melaksanakan fungsi yangdiperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis perlengkapan yang diperlihatkan bolehberbeda menurut keperluan
penyesuaian material pabrik, sejauhbahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harusdiikuti dalam urutan yang
tepat, untuk mempermudah pemeriksaanbangunan (konstruksi).
Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus dibangundan ditunjang untuk dapat
menahan arus hubung-singkat yang terjadipada lokasi tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diaturuntuk menjamin daerah kontak
yang baik.
b.4. Ventilasi.
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punchmachine, untuk menjaga benda-
benda asing masuk melalui lubangtersebut.
Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga dilubangi (dipunch).
b.5. Papan Nama.
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan papannama yang dipasang pada
pintu panel dekat dengan pemutus dayadan dapat dilihat dengan mudah.Cara-cara pemberian
nama harus menunjukkan dengan jelasrangkaian dari pemutus daya atau alat-alat yang
tersambungpadanya. Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambarkerja.
Mini diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkapdengan komponen-komponen dan
tanda-tanda untuk komponentersebut.
b.6. Cadangan Sambungan dikemudian hari.
Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruanganruangantersebut harus
dilengkapi dengan pemutus daya cadangan,terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan
sebagainya, untukperalatan yang dipasang dikemudian hari.Kemungkinan penyambungan
dikemudian hari dapatberupaperalatan baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontaktor dan
lainlain.
b.7. Bus-Bar / Rel Daya.
Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secaramendatar dengan rapih sepanjang
panel di dalam ruang yangberventilasi.
Jarak antar bus-bar/rel daya harus memenuhi ketentuan pemasanganrel daya di dalam PUIL
2000.Bus-bar harus terbuat dari tembaga jenis “hard drawn highconductivity” yang memenuhi
standar BS 1433, dilapisi perak padabagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai
dengankemampuan 150% dari arus beban terpasang.Ukuran bus-bar harus disesuaikan dengan
peraturan PUIL 2000.
Semua bus-bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolatoryang terbuat dari bahan yang
tidak menyerap air (non-hygroscopic)misalnya porselain atau moulded isulator, sedemikian rupa
sehinggamampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat hubung-singkat.Bus-bar dicat dengan
warna yang sesuai dengan penandaan fasamenurut PUIL 2000.Cat tersebut harus tahan terhadap
temperatur sampai 70oC.Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas
penuh (full netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah buspentanahan yang telanjang,
diklem dengan kuat pada kerangka dandilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan
yang perluditanahkan. Dalam hal ini konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa –4 kawat – 5 bus.
Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklardengan arus lebih besar dari 63 A
harus dilakukan melalui batangbatangtembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar.
Untuk arus yang lebih kecil, diizinkan menggunakan kabel berisolasiPVC (NYY atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yangmenunjukkan ukuran-ukuran dari
bus-bar dan susunannya.Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel
dandisediakan cara-cara untuk penyambungan di kemudian hari.Apabila saluran keluar (outgoing
feeder) yang menuju ke satuterminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak
diperkenankanmenumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel (cable shoes) padasatu terminal
atau bus-bar. Bila terjadi hal demikian, harus dilakukandengan cara memasangkan batang
tembaga tambahan untukmenyatukan sepatu kabel (cable shoes) tersebut pada terminal
yangberlainan.
b.8. Alat-alat Ukur.
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukurseperti yang ditunjukkan di
dalam gambar rencana.
Bila digunakan Ampere meter selector switch (saklar pindah), padasaat pemindahan pengukuran
arus, saklar untuk Ampere meter harusdalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari tipe besi putar (moving iron) khusus untukdipasang secara tegak lurus di
pintu panel. Kelas alat ukur yangpaling tinggi 1,5 dengan penunjukkan melingkar (minimum
90o),skala linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, denganukuran 96 mm. x 96
mm.Posisi dari saklar putar untuk Volt meter dan Ampere meter harusditandai dengan jelas.
b.8.1. Ampere meter (A-m).
Semua Ampere meter harus mempunyai kemampuan bebanlebih sebesar 120% dari batas atas
penunjukannya selama2 jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah(index pointer)
untuk menandai besarnya arus beban penuh.
Ampere meter harus dipasangkan untuk beban motorsebesar 5,5 kW atau lebih pada salah satu
fasenya.
Ampere meter harus mampu menahan pergerakan yangtimbul akibat arus start motor dan
mempunyai skala overloadyang rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arusstart
tersebut.
Pada Ampere meter harus terdapat mekanisme pengaturpenunjukan nol (zero adjusment)
berupa sekrup pemutar dibagian depan.
b.8.2. Volt meter (V-m).
Volt meter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 danmempunyai skala penunjukan yang lebar.
Volt meter dipasang di sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan arus
nominal 3 A.
Pada volt meter harus terdapat mekanisme pengaturpenunjukan nol (zero adjusment) berupa
sekrup pemutar dibagian depan.
b.9. Trafo Arus.
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan(indoor type), jenis jendela
dengan perbandingan kumparan yangsesuai dengan standar-standar VDE untuk keperluan
pengukuran.Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahangaya-gaya mekanis
yang timbul pada waktu terjadinya hubungansingkat 3 fasa simetris.
Trafo arus untuk Ampere meter tidak boleh digunakan bersamaandengan kWh meter. Trafo arus
harus terpisah dengan trafo kWhmeter.
b.10. Kabel-Kabel kontrol.
Kabel kontrol (controlling wiring) dari panel-panel harus sudahdipasang di pabrik / bengkel
secara lengkap dan dibundel sertadilindungi terhadap kerusakan mekanis.Ukuran kabel kontrol
minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengantegangan nominal 600 Volt.
Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harusdipasangkan sepatu kabel sesuai
dengan ukuran kabelnya dandikencangkan dengan alat penekan (press tang / kraft tang)
secarabaik, sehingga dapat dicegah terjadinya hubung longgar (lostcontact). Setiap pemasangan
ujung kawat kontrol atau pengukuranpada terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.
b.11. Merk Pabrik.
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik.Peralatan-peralatan sejenis harus
dapat saling dipindahkan ataudipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
b.12. Peralatan Pengaman / Pemutus Daya.
b.12.1. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB).
Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari800 A digunakan jenis rumah tuangan
(moulded case circuitbreaker – MCCB) yang memenuhi standar BS 4752 Part 11977 atau IEC
157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi40o C ( fully tropicalized ) dan mampu beroperasi
untuktegangan 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.
MCCB harus dapat dioperasikan secara “reverse feed” baikpada posisi horizontal maupun
vertikal tanpa mengurangiperformance.
Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harusterbuat dari bahan silver / tungsten dan
mekanismeoperasinya dirancang untuk menutup dan membuka kontak -kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).
Mekanisme operasi harus dari jenis “quick make” dan “quickbreak” secara simultan pada ke-
tiga / ke-empat kutubnyasewaktu opening, closing maupun trip.
Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah kontak utamamenutup kembali tanpa sengaja.
Handle toggle MCCB harus dapat membuka semua kutub(kontak utama) secara bersamaan
(simultan). Bila suatu aruskesalahan mengalir pada salah satukutub harus menyebabkanketiga
kutub membuka secara bersamaan.
MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masingmasingkutubnya yang dapat disetel
(adjustable) untuk arusbeban lebih ( overload – inverse time ) secara mekanisdengan bimetal, dan
arus hubung – singkat ( overcurrent –instaneous ) secara mekanis dengan solenoid (magnetis).
Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic overcurrentprotection.
Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi, yaitu :ON, OFF dan TRIP.
Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breakingcapacity) tidak kurang dari 50 kA.
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat darikaca susu dengan lampu pijar (
incandescent ) atau lampu TL circle32 W sesuai dengan kebutuhan.
c.4. Lampu Taman dan Lampu PJU.
Bentuk lampu taman dan lampu PJU sesuai dengan gambar rencanalengkap dengan tiang
diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasangbox berisi fuse 2 A dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu tanam adalah NYM 3 x 2,5mm2 dengan salah satu inti
kabel dipasang ke badan metal lampuuntuk pentanahan.
d. Pemasangan.
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang olehorang yang
berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujuioleh Pimpinan Proyek.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahanyang perlu agar diperoleh
hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa sehinggabetul-betul lurus.
Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted)tidak boleh mempunyai
sela-sela diantara bagian-bagian fixture danpermukaan-permukaan di sebelahnya.
Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armatur penerangan, peralatantersebut harus siap
untuk bekerja dengan baik dan berada dalamkondisi sempurna serta bebas dari semua cacat /
kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala secara
lengkap.
Pasal 6
PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM
BAB VIII
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI
Pasal 1.
UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan disini adalahpersyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasimaupun pengadaan material
dan peralatan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian dari
Syarat-syarat Teknis ini.
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing(pembuangan
air kotor,air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunansampai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya,seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 6 (enam)
bulan.Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat
teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan, juga
termasukkedalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
danperlengkapan sistem plumbing/sanitasi sesuai dengan peraturan/standar yang berlakuseperti
yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan,walaupun
tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :
2.1.Instalasi Air Bersih
Pengadaan,pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar bangunan,lengkap
berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana danspesifikasi tekniknya.
Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta
peralatan-peralatannya.Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang
bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk seluruh
sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan
2.2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan peralatan dan
berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain
sebagainya.
2.2.2. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunanmenuju
saluran drainase dan septic tank.
2.2.3. Pembuatan septic tank lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.
2.2.4. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
2.2.5. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
2.2.6. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang sdiperlukan.
3.1. Pengecatan.
3.1.1.Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung,rangka penyangga, semua unit
yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar
(prime coating).Bahan cat yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan pengecatan
yangsesuai dengan bahan masing-masing
3.1.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat/ bahan-bahan sudah dicat dipabriknya atau
dinyatakan lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
3.1.3. Untuk peralatan / bahan-bahan yang tampak, maka peralatan / bahan-bahan tersebut harus
dicat akhir dengan cat besi merk ICI, sebagai berikut :
Pipa air bersih : Biru ( ICI R 404-41001 )
Pipa drain / waste : Hitam ( ICI R 404-40009 )
Gantungan / support : Hitam ( ICI R 404-40009 )
Pipa hydrant : Merah ( ICI R 404-40005 )
Panah pengarah : Putih ( ICI R 404-101 )
3.1.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagiperalatannya
dengan cat.Sebelum mengerjakannya, Kontraktor wajib memberitahukan mengenaitanda-
tanda yang hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Pimpinan Proyek.
3.2. Peralatan.
3.2.1. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat-
tempatrendah tertutup.
3.2.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tipe fitting untuk penempatan alat ukur yang
tidak dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian tinggi serta
simetris.
3.2.4. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa di tempat-tempat
tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
3.2.5. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve serta
penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinyapengumpulan udara.
3.3. Ukuran ( Dimensi )
Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail yang terdapat pada gambar harusdita’ati oleh
Kontraktor.Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terjadi
perbedaan antara satu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan Pimpinan
Proyek.Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan penggambaran yang
diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
4.1. P i p a
Pipa dengan diameter 1” s/d. 4”, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yangmenuju
fixtures menggunakan pipa PVC tipe AW, Pipa ex WAVIN.
4.2. Fitting
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
4.3. Valves
Valve dengan diameter lebih kecil dari 4” diperkenankan menggunakan sambungan
ulir (screwed) Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus
dibuatuntuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.
Semua valve dari merk KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harusdilengkapidengan
brosur / katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 ( 150 psi ).
f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting-fitting tidak
bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula.
4.5.5. Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.
a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolis
15Kg / Cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Pimpinan Proyek atau yang dikuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor harus memperbaiki
bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
e. Dalam hal ini, semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biayapemakaian air dan
listrik.
4.5.6. Pengujian sistem kerja (Trial Run).
Setelah semua instalasi air bersih lengkap terpasang, termasuk penyambungan ke pipa distribusi,
Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi
air bersih yang disaksikan oleh Pimpinan Proyek atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa
bekerja dengan baik.
4.5.7. Pekerjaan Lain-Lain.
Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalahpembobokan
dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil galian dan lain-lain yang ditemui
di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.
5.1. Material
5.1.1. Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran ∅1½”-∅4” baik pipa utama maupun pipa cabang menggunakan
PVC kelas AW, Pipa PVC ex WAVIN.
5.1.2. Pipa di Luar Bangunan.
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipaPVC
kelasAW, Pipa PVC ex WAVIN.
5.1.3. Accessories.
a.Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection
moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang atau fiber glass, yang
mempunyaibentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sedimentbowl.
5.2. Cara Pemasangan Pipa
5.2.1. Pipa Di Dalam Bangunan ( Termasuk Pipa Vent ).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa harus diusahakan
berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembokmaupun pada ruang yang
berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan
fittingdengan sudut 45o ( misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa Di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal /
tinggitimbunan minimal 80 cm. diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir urug dipadatkan
setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian
diurug dengan tanah sampai padat.
Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
c. Penanaman pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa
harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada
bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti
pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik mula di
dalam gedung sampai ke saluran drainase.
5.2.2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan, dengan kemiringan1 – 2 %
dari titik permulaan septic tank ke drainase kota.
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari 90
cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm.
Pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.
5.2.3. Penyambungan Pipa.
a. Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus
disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ).
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu
sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa yang
akan saling melekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung
harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air di dalam
pipa.
5.3. Cara Pemasangan Floor Drain Dan Clean Out.
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut 45o
dengan pipa utamanya.
5.4. Pengujian.
5.4.1. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelumdisambung ke
peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm 2 dan tekanan pengujian adalah 15
kg/cm2.
5.4.2.Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup rapat.Untuk
pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelumpemipaan
disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan
volume air.
5.4.3. Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor.
5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.
5.4.5. Pimpinan Proyek berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.
5.4.6. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka
biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah termasuk tenggung jawab Kontraktor.
5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik
olehPimpinanProyek.