4 – Jakarta
BAB I
SYARAT – SYARAT UMUM & TEKNIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pasal 1
MEMULAI KERJA
1.1 Selambat-lambatnya 1(satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan Perintah Kerja
Pelaksanaan Pekerjaan (SPMK) pihak Pemborong harus sudah memulai melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
1.2 Jika setelah 1 (satu) minggu dari tanggal penunjukan dan Perintah Kerja Pelaksanaan
Pekerjaan (SPMK). Pihak Pemborong belum memulai pelaksanaan pembangunan fisik
secara nyata di lapangan tanpa alasan yang tepat, maka keputusan penunjukan dan
perintah kerja pelaksanaan pekerjaan (SPK) akan dibatalkan dan dialihkan kepada
Pemborong lain.
Pasal 2
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
2.1 Di lapangan pekerjaan, Kontraktor 'wajib' menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa
disebut 'Pelaksana' yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal Sarjana
Muda teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 5 (lima) tahun.
2.2 Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian
maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
1
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
2.3 Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin Proyek dan Konsultan
Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
2.4 Bila kemudian hari, menurut pendapat Pemimpin Proyek dan Konsultan Pengawas bahwa
Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka
akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
2.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus
sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur
Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
Pasal 3
RE NCANA K E RJA
3.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor 'wajib' membuat Rencana
Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve Bahan dan
Tenaga.
3.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPMK) diterima Kontraktor.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Pengawas, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
3.3 Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Konsultan
Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu) salinan Rencana Kerja kepada
Konsultan Perencana, dan 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding
Bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.
3.5 Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana
Kerja tersebut.
Pasal 4
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
PAGAR PROYEK DAN LAIN-LAIN
2
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
diperlukan. Atau dalam hal ini Pemborong dapat memanfaatkan area bangunan yang ada
dengan ijin dari pihak Pemberi Tugas.
4.4 Pagar Proyek. Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi dapat
memerintahkan kepada pemborong untuk memagari sekelilingnya sehingga aman. Biaya
untuk keperluan ini akan diamasukan didalam penawaran pemborong/kontrak.
Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 M dari permukaan tanah dengan bahan dari Seng
gelombang dicat, kolom setempat dari rangka kayu Borneo ukuran 5/7, memenuhi
persyaratan kekuatan, atau sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.
4.5 Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor/Pemborong , setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Pemborong, dan bahan- bahan
bekasnya menjadi milik pemborong.
4.6 Direksi Keet dan Pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat oleh
Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut
akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat
memerintahkan kepada Pemborong untuk segera membongkarnya dan membersihkannya,
dan bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Proyek .
Pasal 5
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
5.1 Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja.
5.3 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor
bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis
serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas, dalam hal terjadinya kerusakan-
kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
5.6 Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan
Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan
Proyek - proyek Departemen Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor/Pemborong yang sedang
melaksanakan pembangunan/ pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan
memberitahukan secara tertulis kepada Proyek.
Pasal 6
TENAGA DAN SARANA KERJA
Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, dan peralatan
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan
pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada
Pemberi Tugas.
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.
Bahan-bahan Bangunan.
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
4
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
Pasal 7
STANDARISASI DAN PERSYARATAN
Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas.
5
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
Pasal 8
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
8.1 Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun
Administratif.
8.2 Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus memberikan
data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
8.3 Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan laporan bulanan secara
rutin.
8.4 Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk
bahan monitoring.
Pasal 9
PENJELASAN RKS & GAMBAR PERENCANAAN
9.1 Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh
seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti yang akan diuraikan
dalam Buku ini.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran informasi
di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Konsultan
Pengawas dan Direksi untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.
9.2 Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS dan hasil rapat keputusan di lapangan yang telah disepakati
oleh pihak terkait.
6
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
9.3 Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan detail
gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak
boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau
gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya,
akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
9.4 Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan
bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari
Konsultan Pengawas.
Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
b. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsutasi dengan Perencana.
c. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/Listrik
dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam
gambar kerja Arsitektur.
d. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian di dalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal
7
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
9.6 Istilah-Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin pada tahap pembangunan
ini adalah sebagai berikut :
a. AR : Arsitektur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan bangunan
secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik teknis maupun
estetika.
b. SR : Struktur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan
Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering Beton Struktur.
c. EL : Elektrikal.
Yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik dan Penerangan.
d. ME : Mekanikal & PB : Plumbing.
Yang ada hubungannya dengan Sistem-Sistem Instalasi diantaranya ; Sistem Air
Bersih - Air Kotor - Drainase, Sistem Instalasi Diesel - Generator Set, dan Sistem
Pengkondisian Udara.
8
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
Pasal 10
TANGGUNG - JAWAB KONTRAKTOR
10.1 Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
10.2 Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
10.3 Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan.
10.5 Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas
melalui Konsultan Pengawas.
10.6 Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan yang
timbul.
10.7 Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
10.8 Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
10.10 Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
10.11 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
10.12 Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran
dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Pasal 11
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
11.1 Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan
maupun syarat- syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam
A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th.1982), Standar
Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat
bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti
material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik
untuk tujuan yang dimaksudkan.
10
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
11.4 Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan
contoh bahan tersebut.
Pasal 12
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
12.2 Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan
selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
12.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas/Direksi dan
ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala kerugian
yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya
disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu permil) dari harga
borongan.
12.4 Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-
bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke Laboratorium balai
Penelitian Bahan-Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan
kepada Pengawas/Direksi secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Kontraktor.
11
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
12.5 Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas
dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-
pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.
12.6 Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap
tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Pasal 13
SUPPLIER & SUB-KONTRAKTOR
13.1 Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Sub-Kontraktor didalam hal pengadaan
material dan pemasangannya, maka Kontraktor 'wajib' memberitahukan terlebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
13.2 Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Konsultan Pengawas
dengan Kontraktor Bawahan atau Supplier bahan.
13.3 Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk pekerjaan
khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus
sesuai instruksi pabrik.
Pasal 14
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
14.2 Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua
pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya.
Kontraktor harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di
tempatnya.
14.3 Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul,
akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul,
yang tidak diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan di
buang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari daerah
sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi lubang galian sesuai
Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran akan harus diurug dengan material yang memadai
dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.
12
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
Pasal 15
PENGUKURAN KONDISI TAPAK
DAN PENENTUAN LEVEL + 0.00
b. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya di
lapangan, harus segera dilaporkan ke Konsultan Pengawas dan Perencana untuk
diminta keputusannya.
d. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga Phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan Perencana.
Pasal 16
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
13
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
c. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap atau
diperkirakan akan siap diperiksa dan pengawas tidak boleh menunda waktu
pemeriksaan, kecuali apabila pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada
kontraktor apa yang harus dilakukan.
d. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari Raya) tidak
dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui oleh Konsultan Direksi .
e. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
f. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor, tidak dapat di "klaim" sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk
perpanjangan waktu pelaksanaan.
14
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
BAB II
LINGKUP KEGIATAN PEKERJAAN
Pasal 17
UMUM
Pasal 18
PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN
18.2 Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru, sesuai dengan Gambar Kerja.
18.3 Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari Tapak/Site konstruksi dan
dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan Konsultan Pengawas/Direksi.
Pada dasarnya, barang-barang tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali
apabila dinyatakan lain oleh Direksi/Pengawas.
15
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
18.4 Apabila terjadi salah pembongkaran oleh pihak Kontraktor, maka semua itu menjadi
tanggung jawab sepenuhnya pihak Kontraktor baik dari hal biaya maupun pelaksanaan
pekerjaan guna mengembalikan bentuk kepada bentuk semula.
Pasal 19
PERLINDUNGAN INSTALASI EKSISTING
19.1 Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang berada di dalam
Bangunan atau Tapak / Site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan
Perencana/Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi.
Untuk instalasi existing tersebut diatas, kontraktor harus menjaga dan memeliharanya dari
gangguan/cacat.
19.2 Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang masih berfungsi
harus dipindah, maka Konstraktor harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk
dari Konsultan Pengawas / Direksi.
16
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
BAB III
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 20
PEKERJAAN DINDING PARTISI
17
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
pastikan pekerjaan rangka kuat akan beban yang akan ditumpu dan permukaan luar
rata.
6) Penyedia Jasa dapat melakukan pekerjaan selanjutnya setelah Konsultan Pengawas/
Pengelola Teknis menyetujui pekerjaan tersebut.
Pasal 21
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
2. Pelaksanaan Pemasangan :
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
Di dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam gambar dokumen kontrak sesuai dengan
standarisasi pabrikasi, dan pemasangannya untuk tiap tipe pintu dan jendela.
b. Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Konsultan Pengawas / Direksi sebelum
dilaksanakan.
c. Direkomendasikan pengadaan alat penggantung dan pengunci untuk pintu besi
sudah termasuk pada saat pengadaan pintu besi lengkap dari pabrik pembuatnya.
d. Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan bovenlicht
khususnya lockcase, handle & backplate harus rapi dan sesuai dengan letak posisi
yang telah ditentukan dalam Gambar Kerja dan atau petunjuk Direksi/Konsultan
Pengawas.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
e. Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan bawah
pintu pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan dan janitor adalah + 32 cm (as) dari permukaan
bawah pintu.
Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan Pabrik.
Pasal 24
LAIN – LAIN
24.1 Hal- hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa, bila diperlukan akan
dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
24.2 Sebelum penyerahan pertama, Penyedia Jasa wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dan semua barang yang
tidak berguna disingkirkan dari proyek.
24.3 Meskipun telah ada Pengawas dan unsur- unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu Pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
19
RKS Renovasi Interior Gedung PT.PELNII lantai. 4 – Jakarta
Pasal 25
PENUTUP
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Kerja, Bill of Quantity (BoQ) dan Berita Acara
Rapat Penjelasan (Aanwijzing) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan menjadi
acuan didalam pelaksanaan pekerjaan.
20