Anda di halaman 1dari 84

PEKERJAAN :

JASA KONSULTASI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)


PUSKESMAS CIGOMBONG

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


(RKS)

KONSULTAN PERENCANA

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


(SYARAT-SYARAT TEKNIS)

A. UMUM

1. Seluruh perhitungan harus sudah memperhitungkan biaya material, tenaga dan peralatan yang
memadai, termasuk asuransi tenaga kerja untuk seluruh personil yang terlibat didalam
pelaksanaan
2. Seluruh perhitungan harus sudah memperhitungkan biaya material, tenaga dan peralatan yang
memadai, termasuk asuransi tenaga kerja untuk seluruh personil yang terlibat didalam
pelaksanaan Seluruh perhitungan harus sudah memperhitungkan asuransi atas bangunan yang
sedang dilaksanakan
3. Untuk mewujudkan mutu yang baik sesuai dengan persyaratan, didalam perhitungan harus sudah
memperhitungkan biaya uji material dan komponen yang dipakai didalam penyelesaian
bangunan ini
4. Didalam biaya perijinan harus sudah memperhitungkan retribusi yang mungkin timbul oleh karena
pemakaian jalan, dan lain sebagainya, termasuk ijin mendirikan bangunan yang harus
diserahkan sebelum pelaksanaan Serah Terima Pertama Bangunan.

B. HAL - HAL KHUSUS

1. Kontraktor pelaksana diharuskan menyediakan air dan listrik kerja sendiri


2. Kontraktor pelaksana diharuskan mengerjakan pekerjaan dengan memperhatikan tingkat
kebisingan yang mungkin menggangu mayarakat sekitar
3. Kontraktor pelaksana diharuskan memperhatikan polusi debu yang mungkin terjadi dalam
mengerjakan pekerjaan yang dapat menggangu masyarkat sekitar

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 1


BAB I
SYARAT-SYARAT UMUM DAN TEKNIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN

Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor perlu memahami dan menghayati dengan baik seluruh
item pekerjaan yaitu Gambar kerja, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti diuraikan dalam
buku ini.
Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan atau kesimpang siuran Informasi di dalam pelaksanaan,
kontraktor wajib mengadakan pertemuan dengan Direksi Pelaksana untuk mendapatkan kejelasan
pelaksanaan.

PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN DAN LOKASI

Pekerjaan yang akan dilaksanakan ialah :


Pembangunan Puskesmas Cigombong Kota Bogor, berlokasi di Jl. Cigombong No.8, RT.03/RW.05,
awang Gintung, Kelurahan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Lingkup Pekerjaan Persiapan meliputi :


1.1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Meliputi mobilisasi dan demobilisasi peralatan, mengadaan air dan listrik kerja.
1.2. PEKERJAAN SIPIL
Pekerjaan struktur untuk Puskesmas Cigombong sesuai dengan gambar kerja.
1.3. PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pekerjaan arsitektur untuk Puskesmas Cigombong sesuai dengan gambar kerja.
1.4. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING
Pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing untuk Puskesmas Cigombong sesuai dengan
gambar kerja.
1.5. PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT
Pekerjaan site development untuk Puskesmas Cigombong sesuai dengan gambar kerja.

1.6. PEKERJAAN INTERIOR


Pekerjaan interior untuk Puskesmas Cigombong sesuai dengan gambar kerja.

PASAL 2. MEMULAI KERJA

Selambat lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan atau Surat Perintah Memulai Kerja
(SPMK), Pihak Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pekerjaan Pembangunan
Puskesmas Cigombong Kota Bogor.
Sebelum pelaksanaan dimaksud, Pemborong harus memberitahukan kepada Pihak ke satu secara
tertulis.

PASAL 3. MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah hal-hal sebagai berikut :


3.1. Transportasi peralatan kerja sesuai daftar alat-alat dan barang-barang yang diajukan dalam
penawaran, dari tempat pembuatannya (pabrik) ke lokasi dimana akan digunakan.
3.2. Pembuatan kantor pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi pekerjaan untuk keperluan
pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 2


3.3. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak pemberitahuan memulai kerja, kontraktor/Pemborong
harus menyerahkan program mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui.

PASAL 4. PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor/Pemborong harus memasang Papan nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku
atas biaya Kontraktor/Pemborong.

PASAL 5. KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN

5.1. Kontraktor/Pemborong wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau pelaksana pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor/pemborong, berpendidikan minimal
sarjana muda teknik (yang sesuai dengan pekerjaan pembangunan) atau sederajat dengan
pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.
5.2. Dengan adanya Pelaksana di lapangan tidak berarti bahwa kontraktor/pemborong lepas
tanggung jawab terhadap sebagian maupun keseluruhan dari kewajibannya.
5.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), nama dan jabatan Pelaksana yang ditugaskan dilapangan untuk mendapat persetujuan.
5.4. Bila di kemudian hari menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), bahwa Pelaksana
dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan maka akan diberitahukan
kepada Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk mengganti Pelaksana tersebut.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, penggantian pelaksana
kontraktor/pemborong harus sudah menunjuk pelaksana yang baru atau Kontraktor/Pemborong
sendiri (penanggung jawab/Direktur perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 6. RENCANA KERJA

6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, kontraktor/pemborong wajib membuat


rencana kerja pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar-Chart dan S-Curve Bahan
dan tenaga kerja.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi
Pekerjaan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah Surat Keputusan
Penunjukan (SPK) diterima kontraktor /pemborong.
6.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan rencana kerja rangkap 4 kepada Direksi
Pekerjaan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding ruang kerja Kontraktor
di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi kerja.
6.4. Kontraktor harus selalu dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal rencana kerja
tersebut di atas.
6.5. Direksi pekerjaan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor/Pemborong berdasarkan rencana
kerja tersebut.

PASAL 7. LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK, DLL

7.1. Direksi Keet ( Los Pengawas )


Kontraktor / Pemborong harus menyempurnakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan
Pengawas Lapangan Proyek dengan semi permanen seluas 15 M2, lantai diplester, dinding
tripleks/ papan/abses,diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan.
Dalam hal ini Pemborong dapat memanfaatkan sementara ruangan pada area bangunan yang
belum akan dibongkar yang akan ditentukan oleh Pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 3


7.2. Kantor Pemborong, Los Kerja Dan Gudang Bahan
Kontraktor/ Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor pemborong
dilapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk
menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya akan ditentukan oleh Pengawas Lapangan
/Personalia Proyek.
Kontraktor /Pemborong berkewajiban menjaga kebersihan los pengawas serta inventarisnya.
7.3. Pagar Proyek Dan Jaring Pengaman
Untuk keamanan kerja dan pengguna Puskesmas Cigombong, pemborong harus memagari
lokasi kegiatan pekerjaan sehingga aman. Tinggi Pagar minimum 1,80 M dari permukaan tanah
dengan bahan dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat dari rangka kayu Borneo
ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan, atau sesuai dengan peraturan Peamerintah
Daerah setempat. Dan pemborong diharuskan memasang jaring pengaman setinggi area
pekerjaan sampai tinggi pagar proyek, dengan spesifikasi jaring 0,5 cm, memenuhi persyaratan
kekuatan, atau sesuai dengan peraturan Peamerintah Daerah setempat.
7.4. Kantor Pemborong , gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai oleh
Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/ pekerjaan tersebut, harus
segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Pemborong, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik
pemborong.
7.5. Direksi Keet dan Pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat oleh Kontraktor/Pemborong,
setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan tersebut akan ditentukan
pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan
kepada pemborong untuk segera membongkarnya dan membersihkannya, dam bahan-bahan
bekasnya diserahkan kepada proyek.

PASAL 8. KESEHATAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

8.1. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup
ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
8.2. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.
8.3. Dari awal hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor
bertanggung jawab atas keselamatan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi
yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan, dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka
kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya ke kondisi semula.
8.4. Apabila terjadi kecelakaan Kontraktor/Pemborong selekasnya memberitahukan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan.
8.5. Sesuai dengan surat keputusan bersama Menteri Pekerjaan umum dan Menteri Tenaga Kerja
No. 30/KPTS/1984 dan Kep. 07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada
Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum/Pemerintah, pihak kontraktor/Pemborong yang sedang melaksanakan
pembangunan agar mengikutsertakan pekerjanya dalam Program ASTEK dan memberitahukan
secara tertulis kepada pemimpin proyek.

PASAL 9. TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut
alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 4


masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai
dengan diserah terimakan pekerjaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
9.1. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
9.2. Peralatan
Menyediakan alat-alat Bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
9.3. Penyediaan Daya Listrik Untuk Bekerja
Tenaga Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor selama masa pekerjaan. Penggunaan
diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas
petunjuk Direksi Pekerjaan.

PASAL 10. PERSYARATAN DAN STANDARISASI

10.1. Persyaratan Pelaksanaan


Untuk menhindari klaim dari ‘User’/Proyek di kemudian hari, maka Kontraktor harus betul-betul
‘memperhatikan’ pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan ‘ukuran jadi
(finished)’ sesuai persyaratan ukuran gambar kerja dan penjelasan RKS.
Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat
pekerjaan, peraturan persyaratn pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh
Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan dan
melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur,
Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
Untuk menjamin mutu dan kelencaran pekerjaan calon pemborong harus menyediakan :
- Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahi dibidangnya selama
pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemelihraan guana memenuhi kewajiban
menurut kontrak.
- Buku harian untuk :
• Kunjungan tamu-tamu yang ada hubunganya dengan proyek
• Mencatat semua petunjuk-petunjuk , keputusan dan detail dari pekerjaan .
- Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
• 1 (satu) kamera
• 1 (satu) alat ukur schuifmat
• 1 (satu) alat ukur optik (theodolit/waterpass)
• 1 (satu) mesin tik standar 18”atau 1 unit komputer dan alat cetak (printer)
• 1 (satu) alat ukur panjang 50m, 5m
• 1 (satu) Mistar Waterpass panjang 120cm.
10.2. Standar Yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia, Standar
Industri Kontruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan antara
lain :
PUBI – 1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia .
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bngunan di Indonesia .
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 5


PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
SII : Standard Industri Indonesia .
SK SNI T-15-1991-03
(PBI – 1991) : Peraturan beton bertulang Indonesia.
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :
- Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981.Peraturan Perburuhan di Indonesia
dan peraturan tentang keselamatan tenaga kerja yang dikeluarkan oleh Departemen
Tenaga Kerja Republik Indonesia. Keputusan Mentri Pekerjaan Umum No. 02/KTPS/1985
tentang penanggulangan bahaya kebakaran.
- Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas, maka berlaku
Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal produsen
bahan/material/komponen yang bersangkutan.
Sesuai ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini:
- Dokumen Lelang yang sudah disyahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS, BQ,
B.A. Aanwijzing dan Surat Perjanjian/Kontrak.
- Shop Drawing yang dibuat oleh Pemborong dan sudah disetujui /disahkan oleh Pemberi
Tugas dan Pengawas.

PASAL 11. LAPORAN HARIAN, MINGGUAN, DAN BULANAN

11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun administratif.
11.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor/ Pemborong harus memberikan data yang
diperlukan menurut data dan keadaan yang sebenarnya
11.3. Pengawas lapangan juga harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan secara rutin
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk bahan
monitoring dan proses pembayaran pekerjaan.

PASAL 12. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

12.1. Bila terdapat gambar yang tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS), maka
harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan dan selanjutnya akan dibahas bersama untuk
ditentukan solusinya yang mengikat/berlaku adalah RKS.
12.2. Untuk revisi-revisi pada lokasi, dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam
gambar atau dari ketidaksesuaian dalam gambar dan spesifikasinya.
12.3. Direksi pekerjaan akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya
untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-permukaan pekerjaan yang
sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam
gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Direksi Pekerjaan.
12.4. Perbedaan Gambar
12.1.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku/mengikat.
12.1.2. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal
terdapat ketidak jelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun ketidak

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 6


sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor diwajibkan
melaporkan kepada Konsultan pengelola Proyek secara tertulis, mengadakan
pertemuan dengan Direksi Pekerjaan, untuk mendapat keputusan gambar mana yang
akan dijadikan pegangan.
12.1.3. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang/mengklaim biaya maupun waktu pelaksanaan.
12.1.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
12.1.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala
tidak boleh digunakan kecuali bila sudah disetujiui Konsultan Pengawas.
12.1.6. Setiap Deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum di
dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengatuhuan Direksi, dan segala akibat yang
terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
12.1.7. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan sipil/ Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Perencana.
12.1.8. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan sanitasi, Elektrikal/Listrik
dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam
gambar kerja Arsitektur.
12.5. Shop Drawing
Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh
Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di
lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tecakup lengkap
dalam gambar kerja/dokumen kontrak maupun diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan
termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara pemasangan dan atau
spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara
lengkap didalam gambar kerja/Dokumen Kontrak maupun didalam buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada direksi Pekerjaan untuk mendapat
persetujuan tertulis. Semua gambar yang dipersiapkan oleh kontraktor dan diajukan kepada
Direksi Pekerjaan untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari
proyek dan harus digambarkan pada kertas yang dapat direproduksi.

12.6. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan Dan Pembuatan As-Builtdrawing


12.6.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan dokumen Kontrak.
12.6.2. Setelah pekerjaan selesai dan diserahterimakan, kontraktor berkewajiban membuat
gambar gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang
telah dikerjakan oleh Kontraktor (Asbuilt drawing). Biaya untuk penggambaran As-Built
Drawing, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 7


PASAL 13. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

13.1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan kerja yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan.
13.3. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Direksi Pekerjaan. Apabila
hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
13.4. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
13.5. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
13.6. Selama pelaksanaan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,
barang milik Puskesmas Cigombong Kota Bogor, milik pihak ketiga yang ada dilokasi, maupun
pekerjaan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
13.7. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa.
13.8. Apabila pekerjaan telah selesai, kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan
sisa-sisa bahan lainnya yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala
pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

PASAL 14. KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalm Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun
dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun
syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th.1982),Standar Industri Indonesia (SII)
untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang
berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material,
peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.
14.2. Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalm kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk dagang
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat. Setiap
keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama
dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentuan standardatau
kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan ; dan
Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan peralatan material barang atau
proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan Perencana, sesuai dengan
keterangan itu. Seluruh material patent itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi
pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan/Material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 8


14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang
ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut sebagai pelaksana.
Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim sebagai pekerjaan tambah.
14.2.4. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus
disertai test dari laboratorium local/dalam negeri baik kualitas, ketahanan serta
kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui
oleh Konsultan Perencana.
14.3. Kontraktor / Pelaksana terlebih dahulu memberikan contoh-contoh semua bahan-bahan yang
diperlukan untuk banguanan tersebut kepada Konsultan Pengawas/ Direksi dan Perencana
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahantersebut
didatangkan/dipakai. Contoh bahan tersebut yang haruh diserahkan kepada Konsultan
Pengawas dan Perencana adalah sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang ditentukan
untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat
waktu penyerahan contoh bahan dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada
Kontrkator selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan
tersebut.
14.5. Penyimpanan Material
Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan,
dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
14.5.1. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaiannya
untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras, dan
bila diminta, harus ditutupi.
14.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Benda-
benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari
pemiliknya.
14.5.3. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (leveling)
menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
14.5.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring ke samping
sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pemutusan dari kandungan
air /cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak
menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk
kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar
harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih
dari satu meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari limameter.

PASAL 15. PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

15.1. Bahan-bahan yang didatangkan/diperkerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 14 di atas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan
selambat– lambatnya dalam tempo 3x24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas /Direksi /Perencana
dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 9


berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor yang mana segala kerugian
yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor sepenuhnya
disamping pihak Kontraktor tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu permil) dari harga
borongan.
15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan
tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke laboratorium balai penelitian Bahan-
bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan kepada
Pengawas/Direksi/Perenana secara tertulis. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Kontraktor.
15.5. Sebelum ada kepastian dari Laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya kualitas
dari bahan-bahan, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.
15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan lengkap
tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

PASAL 16. SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub-Kontraktor) didalam hal
pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor wajib memberitahukan terlebih
dahulu kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
16.2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi Pekerjaan dengan
Kontraktor Bawahan atau Supplier bahan
16.3. Supplier wajib hadir mendampingi Direksi Pekerjaan di lapangan untuk pekerjaan khusus
dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.

PASAL 17. PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran dan pembuangan serta pembersihan
puing-puing bekas kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap ditempatnya
atau harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan / penjagaan terhadap benda-benda yang ditentukan
harus tetap berada ditempatnya dari kerusakan atau cacat.
17.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua pohon,
semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada ditempatnya. Kontraktor
harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap berada ditempatnya.
17.3. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul,
akar, serpihan, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukkan
berada disana, harus dibersihkan dan dibongkar dan dibuang bila perlu. Lubang-lubang akibat
pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari
kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

PASAL 18. DRAINASE / SALURAN

18.1. Pembuatan Drainase/ Saluran Tapak Sementara


Jika diperlukan kontraktor wajib memebuat saluran air sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada untuk menjaga agar lahan kontruksi tetap kering. Arah aliran
ditujukan ke daerah permukaan yang terendah yang ada di tapak atau ke saluran yang ada di

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 10


lingkungan daerah pembangunan. Ketentuan tersebut harus dilaksanakan tanpa ada
pembayaran tambahan.
18.2. Pemeliharaan Drainase Yang Sudah Ada
Kontraktor harus memelihara drainase yang memasuki, melintasi atau mempengaruhi tempat
kerja. Kewajiban ini mencangkup, bila diminta oleh Konsultan Pengawas pembersihan saluran-
saluran, parit dan pipa–pipa, menuju hulu dan hilir sampai sejauh 100 meter di luar batas
daerah kontruksi dan daerah milik jalan (right-of way). Ketentuan tersebut harus dilaksanakan
tanpa ada pembayaran tambahan.
18.3. Lokasi Dan Perlindungan Utilitas
18.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kontruksi, Kontraktor/Pemborong harus melakukan
survey untuk mengetahui detail lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh oleh
pekerjaan. Hasil survey harus dicatat dalam format rencana sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas , dan patok permukaan (surface pegs) pada tempat kerja yang
menunjukan lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah
ditancapkan.
18.3.2. Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau permanen pada daerah
sekitar utilitas itu, Kontraktor harus mempergunakan metoda kontruksi yang memadai,
menyediakan peralatan perlindungan semestinya, tanpa ada pembayaran tambahan,
dalam rangka mencegah kerusakan utilitas itu. Segala kerusakan utilitas yang
disebabkan langsung atau tidak langsung oleh pekerjaan kontraktor dianggap sebagai
tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 19. PENGUKURAN KONDISI TAPAK DAN PENENTUAN PEIL ± 0.00

19.1. Pekerjaan Pengukuran Kondisi Tapak


19.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran posisi
“existing” gedung terhadap batas lahan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
19.1.2. Ketidakcocokan yang terjadi antar Gambar Kerja dan Keadaan yang sebenarnya di
Lapangan ,harus segera dilaporkan ke Konsultan Pengawas dan Perencana untuk
diminta keputusannya.
19.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolit.
19.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Perencana.
19.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor harus
menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan,
instrument, personil, dan tenaga survey, dan lain-lain material yang mungkin
dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan/pematokan (setting– out) atau untuk
pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan
hanya terbatas pada:
a. Personil
• 1 orang surveyor ahli
• 1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan pengukuran (survey)
• 1 wild ROS Theodolit (360 derajat)
• 1 wild TO Theodolit (360 derajat)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 11


• 2 wild NAK levels
• 2 pita meteran baja dengan panjang 50 m
• 2 steel measuring rod (4 m)
• 5 target poles dengan tripod
• Patok-patok survey, dan macam-macam alat yang diperlukan dalam survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila diminta) termasuk
tripod,dll.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor harus mengadakan survey dan pengukuran
tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok kemiringan
(slopes stakes), lay out dari jembatan dan gorong-gorong, offset line,dan lain-lain.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran dan survey yang
dikerjakan oleh karyawannya. Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas
ataupun oleh Kontraktor harus dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus segera
diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari
bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum persiapan (setting out) disetujui oleh
pengawas.
19.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang melintang (cross section)
kepada Konsultan Pengawas yang akan mengesahan salah satu salinan atau
merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada Kontraktor. Bila Konsultan
Pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi, Kontraktor harus mengajukan lagi
salinan cross section untuk persetujuan tersebut di atas. Cross section dari Kontraktor
harus digambar di atas kertas kalkir untuk memungkinkan reproduksi. Bila cross section
itu akhirnya disetujui, maka Kontraktor harus menyerahkan gambar kalkir asli dan tiga
lembar hasil reproduksinya kepada Pemimpin Proyek. Gambar cross section harus
memakai judul dan ukuran sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
19.2. Pekerjaan Penentuan Peil ± 0.00
Peil ± 0.00 (finishing Arsitektur) adalah lantai dasar lobby eksisting. Selanjutnya jika ada
ketidaktepatan, tanda peil ± 0.00 yang sudah tertera di semua kolom lantai satu harus
diperbaiki dan sebelumnya harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

PASAL 20. PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

20.1. Patok Ukur


20.1.1. Kontraktor harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis sesuai dengan
gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai
pekerjaan. Bila diangggap perlu Konsulata Pengawas dapat merevisi garis-garis/
kemiringan dan meminta Kontraktor untuk membetulkan patok-patok. Kontraktor harus
mengajukan pemberitahuan mengenai rencana pematokan atau penentuan permukaan
(level) dari bagian pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 jam, agar susunan patok itu
dapat diperiksa. Kontraktor harus membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan dan
Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran itu.
20.1.2. Jika dibutuhkan dapat dibuat patok ukur yang terbuat dari beton bertulang secukupnya,
berpenampang 15 x15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan
bagian yang muncul di atas muka tanah cukup untuk memberi indikasi peil +/- 0.00
sesuai gambar kerja, dan di atasnya ditambah pipa besi untuk mencantumkan patokan
ketinggian di atas peil +/- 0.00.
20.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 12


20.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil
permukaan yang ada dan tercantum dalam Gambar kerja.
20.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 buah, dan lokasi
penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas; sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu atau tergangggu selama pelaksanaan pembangunan
berlangsung.
20.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari
Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
20.2. Papan Bangunan (“Bouwplank”)
20.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm dan
lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada kotak kayu 5/7 yang jarak satu sama lainnya adalah
1.50 m, tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
20.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai dengan
keadaan setempat.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau rata waterpass,
kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
20.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas umtuk mendapat persetujuan.
20.2.6. Kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan
bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.
PASAL 21. PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

21.1. Ijin Memasuki Tempat Kerja


Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya, setiap waktu
dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-tampatnya dimana
pekerjaan sedang dikerjakan / dipersiapkan atau dimana bahan/barang dibuat. Kontraktor
harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat tempat tersebut.
21.2. Pemeriksaan Pekerjaan
21.2.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan/material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh
Konsultan Pengawas/Direksi harus segera dihentikan & selanjutnya dibongkar atas
biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan pengawas dan pemborong harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang
akan ditutup dan tidak terlihat.
21.2.3. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah siap
atau diperkirakan akan siap diperiksa dan pengawas tidak boleh menunda waktu
pemeriksaan, kecuali apabila pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada
Kontraktor apa yang harus dilakukan.
21.2.4. Bila permohonan pemerikasaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur /hari Raya.) tidak
dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi, maka Kontraktor meneruskan

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 13


pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.
21.2.5. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/Direksi berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
21.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor, tidak dapat di “klaim” sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
21.3. Kemajuan Pekerjaan
21.3.1. Seluruh bahan, peralatan kontruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan
sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka pengawas
harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang
telah ditentukan.
21.4. Perintah Untuk Pelaksanaan (Foreman)
Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja dimana Konsultan
Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjukatau perintah, maka petunjuk atau perintah
itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas Pelaksana atau petugas yang ditunjuk
oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan itu.
21.5. Toleransi.
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada bagian
lainnya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 14


BAB II
SYARAT – SYARAT PEKERJAAN PEMBONGKARAN
DAN PEKERJAAN TANAH

PASAL 1. UMUM

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu tidak terbatas pada:
- Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
- Pekerjaan perlindungan instalasi ‘existing’.
- Pekerjaan galian , pengurungan , pemadatan dan perataan tanah.
- Pekerjaan perbaikan kembali.
1.2. Persiapan Pelaksanaan
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus mempelajari dengan seksama
Gambar Kerja. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala kondisi di Lapangan yang
meliputi dan tidak terbatas pada bangunan existing, trench, saluran drainase, pipa-pipa,
instalasi existing lainnya, tiang dan penangkal petir.
- Kontraktor harus mengamankan/melindungi segala komponen gedung existing maupun
yang sedang berjalan, bahan/komponen/instalasi yang dipertahankan, agar tidak rusak atau
cacat.
- Rencana pengamanan, baik berupa penyangga, atau konstruksi khusus sebagai penahan
atau pelindung bagian yang tidak dibongkar, harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan.

PASAL 2. PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN

2.1. Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencangkup:


Pembongkaran/Pembersihan/Pemindahan kontruksi keluar dari dalam tapak/site terhadap
semua hal yang dinyatakan oleh Konsultan Pengawas/Perencana dan Direksi tidak akan
digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan, diantaranya:
2.1.1. Pembongkaran bangunan, struktur/kontruksi dan pondasi serta bagian-bagian lain
existing gedung serta komponene-komponen lain bangunan sesuai yang direncanakan
dalam gambar kerja dan yang ditentukan oleh Perencana / Direksi dan Pengawas.
2.1.2. Pembongkaran Sebagian Komponen Bangunan
- Pembongkaran dinding, pintu, jendela, plafon serta Kontruksi atap bangunan
eksisting untuk direnovasi kembali sesuai yang direncanakan dalam Gambar Kerja.
- Pengupasan sebagian pelapis lantai bangunan ini sampai siap diganti bahan
penutup lantai lain yang direncanakan dalam gambar kerja
2.1.3. Pembongkaran semua instalasi existing bangunan-bangunan yang disebut pada butir
2.1.1 s/d 2.1.2 tersebut di atas Tapak/Site kontruksi yang sudah tidak akan digunakan
lagi sesuai yang direncanakan dalam gambar kerja.
2.1.4. Pembongkaran dan pembersihan akar pepohonan.
2.1.5. Pembersihan sisa-sisa dan buangan dari hasil pembongkaran.
2.2. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru, sesuai dengan Gambar Kerja.
2.3. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari Tapak/Site kontruksi dan
dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi. Pada

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 15


dasarnya, barang-barang tersebut tidak dapat dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila
dinyatakan lain oleh Direksi/Pengawas.

PASAL 3. PERLINDUNGAN INSTALASI KOTA

3.1. Pekerjaan ini adalah untuk semua instalasi yang berada di dalam Tapak/Site kontruksi dan
dinyatakan oleh Konsultan Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk instalasi
existing tersebut di atas, Kontraktor harus menjaga dan memeliharanya dari ganggguan/cacat.
3.2. Kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai Buis Beton ½  30
cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat beban, maka pada dasarnya atau
pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat dari pasangan batu bata minimal satu
(1) lapis, lebar 30 cm sepanjang pembebanan tersebut.
3.3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur existing yang masih berfungsi harus
dipindahkan, maka Kontraktor harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas.

PASAL 4. PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan tanah adalah pekerjaan pembuatan lubang/galian di tanah dan termasuk


pengurungan/pemadatan tanah kembali yang diperlukan untuk :
- Pondasi
- Saluran dan Trench
- Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar kerja atau oleh Konsultan Pengawas

4.1. Macam Galian


Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis yaitu :
4.2.1. Galian tanah biasa
Galian tanah biasa harus mencangkup semua galian yang bukan galian batu, galian
kontruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
4.2.2. Galian batu
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/mambongkar batu-batuan pada daerah
galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan pembongkaran .
4.2.3. Galian konstruksi/obstacle
Semua galian, selain dari galian tanah dan galian batu dalam batas pekerjaan yang
disebut dalam Spesifikasi ini atau tercantum dalam Gambar Rencana. Semua galian
yang disebut sebagai galian Konstruksi/Obstacle terdiri dari galian lantai bangunan,
galian pondasi bangunan existing, galian perkerasan jalan/halaman, galian pipa/kabel
listrik, pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang
disebutkan pada Spesifikasi ini.
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasinya untuk ketiga
macam galian tersebut diatas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,
mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil, dan dimensi yang dicantumkan dalam
Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
4.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan patok Ukur terpasang lengkap
dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
4.3. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-petunjuk Konsultan
Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan Tapak atau menyebabkan
timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari 24 jam.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 16


4.4. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar
maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus ditutup
urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai
jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya untuk pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di Klaim sebagai pekerjaan tambah.
4.5. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor harus mengikuti prosedur seperti terurai
dalam butir 3.1 s/d 3.3.
4.6. Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan dalam
Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untuk menutupi kelebihan tersebut dengan urugan pasir
yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis demi lapis sampai jenuh sehingga
mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya pekerjaan ini tanggung jawab kontraktor tidak
dapat di claim sebagai pekerjaan tambah.
4.7. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan gambar kerja dan harus
dibersihkan dari segala macam kotoran.
4.8. Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi atau seperti tercantum
dalam Gambar Kerja, dengan penampang Lereng Galian Kiri dan Kanan dimiringkan 10’ ke
arah luar pondasi dan sumbu, ketinggian serta bentuk selesai sesuai Gambar kerja, diperiksa
serta disetujui Konsultan Pengawas.
4.9. Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam Tapak Kontruksi.Area antara Papan
patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
4.10. Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam Tapak Kontruksi. Area antara Papan
patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
4.11. Untuk menjaga lereng-lereng lubang galian agar tidak longsor atau runtuh , maka apabila
dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memasang kontruksi
penahan/casing sementara dari bahan seng Gelombang BjLS 50 atau setara atau dari papan-
papan tebal 3 cm diperkuat dengan kayu-kayu dolken, minimal diameter 8 cm sehingga
kontruksi tersebut dapat menjamin kesetabilan Lereng.
4.12. Apabila dan atau karena permukaan air tanah tinggi, Kontraktor harus menyediakan Pompa air
secukupnya untuk mengeringkan Air yang menggenang Galian.
Diisyaratkan bahwa seluruh permukaan Galian, terutama Lantai Galian, harus kering untuk
pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan:
- Pondasi batu kali dan Sloof beton bertulang
- Pondasi plat beton & Sloof beton bertulang
4.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada butir 4.12 diatas ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat
diclaim sebagai pekerjaan tambah.

PASAL 5. GALIAN STRUKTUR

5.1. Lingkup Pekerjaan


5.3.1. Galian struktur merupakan penggalian tanah untuk bangunan struktur, sesuai dengan
batasan pekerjaan sebagaimana dijelaskan di sini atau sebagaimana tampak pada
gambar.
Pekerjaan galian yang dijelaskan dengan pasal-pasal lain dalam spesifikasi ini tidaklah
digolongkan sebagai galian stuktur.
5.3.2. Galian struktur disini tidak dibatasi hanya pada galian struktur pondasi, tapi termasuk
pekerjaan galian untuk poer, sloof dan lantai.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 17


5.3.3. Pekerjaan galian ini mencakup pengurugan kembali dengan material yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas, berikut pembuangan bahan-bahan sisa, dan semua bahan
dan peralatan lainnya untuk menghindarkan galian dari genangan air tanah dan air
permukaan.
5.3.4. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan – kebutuhan
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai dengan
gambar-gambar dan spesifikasi.
5.2 Persyaratan Pekerjaan
5.2.1 Tata Letak
Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan rencana tata letak untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Bench Mark yang bersifat tetap maupun sementara harus dijaga dari kemungkinan
gangguan atau pemindahan.
5.2.2 Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus diwakili oleh seorang
pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan
penggalian/pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak.
5.2.3 Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran
a. Semua benda di permukaan seperti pohon, akar, dan tonjolan, serat rintangan dan
lain-lain yang berada didalam batas daerah pembangunan yang tercantum dalam
gambar, harus dibersihkan dan atau dibongkar kecuali untuk hal-hal di bawah ini :
b. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu & akar-akar serta benda-benda yang tidak
mudah rusak, yang letaknya minimal 1 meter di bawah dasar poer.
c. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya sedalam
yang diperlukan dalam penggalian di tempat tersebut.
d. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas pepohonan
dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-bahan yang baik dan
dipadatkan.
e. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan
puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
f. Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap berada
pada tempatnya.
g. Obstacle
• Kriteria obstacle adalah berupa kontruksi beton, pasangan batu kali, pasangan
dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas kontruksi bangunan lama,
yang cara pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan
menggunakan peralatan yang lebih khusus pula (misalnya beton breaker,
compressor, mesin potong) dibanding dengan peralatan yang digunakan pada
pekerjaan galian tanah.
• Semua brankal dan kotoran dari bekas pembongkaran kontruksi existing harus
segera dikeluarakan dari tapak dan di buang ke tempat yang ditentukan oleh
Direksi. Semua peraltan yang diperlukan pada paket pekerjaan ini harus
tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
• Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut:
- Pada daerah titik galian pondasi sampai mencapai kedalaman yang masih
memungkinkan , obstacle tersebut bias dibongkar /digali sesuai dengan
kondisi dan sifat tanah pada daerah tersebut.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 18


- Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof mulai dari permukaan tanah
existing sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari
kontruksi beton poer dan sloof.
h. Pembuangan Humus
• Sebelum mulai pekerjaan penggalian,lapisan humus dan rumput harus
dibersihkan, harus bebas dari siasa-sisa tanah bawah(subsoil), bekas-bekas
pohon, akar-akar, batu-batuan, semak-semak atau bahan –bahan lain.
• Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ke tempat yang
sudah ditentukan oleh Direksi.
5.3. Penggalian
5.3.1. Sebelum memulai pekerjaan galian, kontraktor harus :
a. Dengan inisiatif sendiri mengambil tindakan untuk mengatur drainase alamiah dari
yang mengalir pada permukaan tanah, untuk mencegah galian tergenang air.
b. Memeriksa segala pembongkaran dan pembersihan di tempat itu sudah
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini.
c. Memberitahu Konsultan Pengawas sebelum memulai suatu galian apapun, agar
elevasi penampang melintang dan pengukur dapat diketahui dan dilakukan pada
tanah yang belum terganggu. Tanah yang berdekatan dengan stuktur tidak boleh
diganggu tanpa izin Konsultan Pengawas.
5.3.2. Parit-parit atau galian pondasi untuk struktur atau alas stukruktur harus mempunyai
ukuran yang cukup sehingga memungkinkan peletakan atau alas pondasi sesuai
dengan ukurannya. Bagian-bagian dinding/sisi parit harus selalu ditopang. Elevasi
dasar alas sebagaimana tampak pada gambar merupakan perkiran, sehingga secara
tertulis Konsultan Pengawas dapat memerintahkan perubahan ukuran dan elevasi jika
diperlukan untuk menjamin pondasi yang kokoh.
5.3.3. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-tempat
dimana penggunaan mesin-mesin tersebut dapat merusak benda-benda yang berada
didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah rampung. Dalam hal ini
metoda pekerjaan dengan tangan yang harus dilaksanakan.
5.3.4. Bila diperlukan Kontraktor harus membuat turap sementara yang cukup kuat untuk
menahan lereng-lereng tanah galian sehingga lereng-lereng galian tersebut tidak
ambruk, dan agar tidak mengganggu pekerjaan.
Turap sementara tersebut harus dapat menjaga bangunan-bangunan yang berada
didekat lereng galian, tetap stabil.
5.3.5. Apabila terjadi kerusakan bangunan (roboh) yang diakibatkan oleh pekerjaan galian,
maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan tersebut &
harus menggantinya atas biaya Kontraktor.
5.3.6. Kontraktor harus melakukan perlindungan & perawatan yang cukup untuk bagian-
bagian pekerjaan diatas maupun dibawah tanah, drainase, saluran-saluran
pembuangan & rintangan–rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5.3.7. Kemiringan galian harus dibuat minimal dengan perbandingan 1 horizontal dengan 1
vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.
5.3.8. Batu-batu, kayu-kayu dan bahan lain dalam lubang galian yang tak berguna harus
dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pengurugan.
5.3.9. Setiap kali galian selesai dikerjakan, Kontraktor harus memberitahu Konsultan
Pengawas mengenai hal itu dan pembuatan Lapisan Sirtu, Lantai Kerja atau

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 19


penempatan material apapun tidak boleh dilakukan sebelum Konsultan Pengawas
menyetujui kedalaman pondasi dan karakter tanah dasar pondasi.
5.3.10. Bila tanah dasar pondasi lembek, berlumpur, atau tidak memenuhi syarat, maka bila
diperintahkan Konsultan Pengawas, Kontraktor harus menggantinya dengan material
berbutir/kerikil sebagaimana diisyaratkan pada RKS ini.
Material pengganti tersebut harus diurug dan dipadatkan lapis demi lapis dengan tebal
tiap lapis 15 cm, sampai mencapai elevasi dasar pondasi dengan kepadatan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas.
5.3.11. Kepadatan tanah dasar harus mencapai CBR 3 %. Bila menurut Konsultan Pengawas,
tanah dasar pondasi tidak memenuhi syarat semata-mata karena kesalahan Kontraktor
dalam mengerjakan kewajibannya, maka Kontraktor harus :
• Membuang & mengganti tanah dasar atas tanggungan biaya sendiri,atau
• Menangguhkan pekerjaan galian itu sampai kondisi tanah dasar pondasi tersebut
memenuhi syarat.
5.3.12. Semua material hasi galian, bila memenuhi syarat, harus dimanfaatkan sebagi urugan
atau timbunan, dan bila ternyata berlebihan harus dibuang.
5.4. Air Tanah
5.4.1. Bila air tanah muncul ketika sedang dilakukan galian struktur, maka Kontraktor harus
segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah air menggenang galian dan alas
struktur.
5.4.2. Bila galian terjadi pada tanah yang mengandung air permukaan, maka air ini tidak
dianggap sebagai air tanah dan merupakan kewajiban Kontraktor untuk
menanggulanginya sesuai spesifikasi ini, sehingga tidak akan ada tambahan
pembayaran. Penilaian pakah air itu merupakan air permukaan atau air tanah mutlak
wewenag Konsultan Pengawas. Jika air dapat dihalangi memasuki galian dengan
menggunakan cofferdam terbuka, maka air ini tidak dinilai sebagai air tanah.
5.4.3. Bila tinggi muka air di atas elevasi dasar galian, maka harus digunakan cofferdam yang
kedap air. Bila diminta, Kontraktor harus menunjukkan gambar mengenai metoda
pembuatan cofferdam atau palung untuk pembuatan pondasi, secara umum, harus
dibuat di bawah dasar alas pondasi dan dibuat sedapat mungkin kedap air.
Umumnya, dimensi interior cofferdam itu harus sedemikian rupa sehingga memberikan
cukup kebebasan untuk pembuatan acuan (form) dan pemeriksaan, dan memudahkan
proses pemompaan air keluar.
Bila menurut Konsultan Pengawas, keadaan tidak memungkinkan untuk mengeringkan
galian sebelum membuat alas pondasi, Konsultan Pengawas dapat memerintahkan
pembuatan lapisan beton penutup dengan ukuran tertentu, dan lapisan tersebut harus
diletakkan sebagaimana tampak pada gambar atau mengikuti petunjuk Konsultan
Pengawas.
Lalu galian harus dikeringkan dan alas pondasi diletakkan.
Bila digunakan palung berbeban, dan beban tersebut dipakai untuk menanggulangi
tekanan hidrostatik yang bekerja terhadap dasar lapisan penutup, maka harus
digunakan penyemat (jangkar) khusus untuk mentransfer seluruh berat palung terhadap
lapisan pondasi.
Bila lapisan pondasi penutup dibuat di bawah air, maka cofferdam harus dibuat pada
muka air yang rendah.
Cofferdam dibuat untuk melindungi beton dari kerusakan karena naiknya muka air dan
dari erosi. Di dalam cofferdam atau palung tak boleh ditinggalkan kayu-kayuan dan lain-
lain tanpa izin Konsultan Pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 20


Bila pekerjaan memompa air diijinkan dilakukan dari bagian pondasi, maka harus
dicegah agar jangan ada bahan beton ikut terbawa keluar.
Setiap pekerjaan memompa yang dibutuhkan selama perletakkan beton, atau selama
waktu sekurang-kurangnya 24 jam sesudahnya harus menggunakan pompa yang
sesuai dan air diletakkan di luar acuan beton.
Pemompaan air untuk mengeringkan ini tidak boleh dikerjakan sebelum lapisan cukup
keras dan kuat untuk melawan tekanan hidrostatik.
Kecuali bila tidak ditentukan lain, cofferdam atau palung dengan segala pelengkapnya,
harus dibongkar oleh Kontraktor segera setelah selesai pekerjaan sub-struktur.
Pemindahannya harus sedemikian rupa sehingga tidak merusak pekerjaan yang telah
diselesaikan.
5.4.4. Pemeliharaan Saluran
Jika tak diijinkan, penggalian tak boleh dikerjakan di luar caisson, palung, cofferdam,
atau sheet piling, dan saluran air yang berdekatan dengan pondasi tidak boleh
terganggu tanpa ijin Konsultan Pengawas.
Jika ada pekerjaan galian/pengerukan yang dilakukan sebelum caisson ; palung dan
cofferdam terpasang pada tempatnya, maka setelah selesai pembuatan dasar pondasi,
Kontraktor harus mengurug kembali galian-galian itu sesuai kembali dengan muka
tanah semula, dengan memakai bahan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bahan yang tertinggal pada daerah aliran air akibat dari pembuatan pondasi atau galian
lainnya harus dibuang agar saluran itu bersih dari segala macam halangan.

PASAL 6. URUGAN DAN PEMADATAN

6.1. Pekerjaan Urugan


Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini untuk :
- Semua Galian sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR 4 atau sesuai
Gambar kerja.
- Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan CBR
4 atau sesuai gambar kerja.
6.2. Bahan Urugan
- Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah / pasir urug darat yang memenuhi
persyaratan sebagai bahan urugan.
- Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan , kecuali
apabila tanah tersebut memenuhi persyaratn sebagai bahan urugan dan mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
- Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan yang bias mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
- Semua bahan urugan, harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, baik
mengenai kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau
digunakan di dalam lokasi pekerjaan.
- Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah, dan lain-lain , tidak
boleh digunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus dipindahkan dan ditempatkan
pada daerah pembuangan yang disetujui atau ditunjuk oleh Konsultan Pengawas.
- Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping setebal 30
cm.
- Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan dilokasi pengurugan tetapi tidak memenuhi
standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya sendiri.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 21


6.3. Pengurugan
- Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih dari
humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat
mengurangi kualitas pekerjaan ini.
- Urugan harus bebas dari segala bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran, dan atau
yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
Tanah urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar yang
tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut diatas dan telah disetujui Konsultan
Pengawas.
- Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis langsung dipadatkan sampai
mencapai permukaan peil yang diinginkan.
Ketebalan pelapis setelah dipadatkan tidak boleh melebihi 15 cm atau 20 cm. Setiap kali
penghamparan harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas yang menyatakan
bahwa lapisan di bawahnya telah memenuhi kepadatan yang diisyaratkan dan seluruh
prosedur pemadatan ini harus ditulis dalam berita acara yang disetujui Konsultan
Pengawas.
• Lapisan tanah lunak ( Lumpur ) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk, sebelum
pekerjaan pengurugan dimulai.
• Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel yang
bersangkutan di bawah ini dalam bab ini.
• Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenangair, Kontraktor harus membuat
alur-alur pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air yang
benar dan dipadatkan kembali.
• Ketinggian pengurugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang
tercantum didalam gambar kerja.
- Pengurugan untuk halaman yang tidak dibangun, jalan dan pengerasan ,tidak perlu
dipadatkan dengan mesin cukup ditrimbis dengan tangan.
6.4. Pemadatan
6.4.1. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pembangunan harus dikeringkan
terlebih dahulu.
6.4.2. Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan penempatan dan pemadatan bahn-
bahan urugan dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang
tidak cukup.
6.4.3. Kontraktor harus menetukan jenis & berat dari alat yang paling sesuai untuk pemadatan
bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
6.4.4. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapisan
maksimum 30 cm dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90 % (modifield
proctor) dari kepadatan sampai kering maksimum seperti yang tertera dalam AASHTO
T99.
6.4.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hujan, pemadatan
harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar tidak lebih besar
dari 2% kadar air optimum.
6.4.6. Kontraktor diwajibkan melakukan test kepadatan tanah apabila diminta oleh
Direksi/Pengawas sebanyak titik yang ditentukan oleh Pengawas yang harus
disaksikan oleh Pengawas dan dibuatkan laporan tertulis untuk tiap titik meliputi area
150 m2.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 22


6.5 Pekerjaan Perataan Tanah
Bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi dari permukaan tanah yang direncanakan ,
perataan pada bagian ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga kelebihan tanah tersebut
dapat diangkut ke tempat lain yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 23


BAB III
SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1. PEKERJAAN STRUKTUR BETON

9.1. Persyaratan Mutu


9.1.1. Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk seluruh struktur banguanan ini harus mempunyai mutu
karakteristik minimal, sebagai berikut :
• Pondasi, sloof, kolom pedestal dan dak facade dan gerbang : K-300
• Plat lantai : K-300
• Lantai kerja : K-100
• Adukan Beton
Adukan beton yang dipergunakan untuk seluruh Struktur ini harus Beton
Readymix, kecuali ada pertimbangan lain pada bagian-bagian tertentu dapat
menggunakan beton Konvensional yang sebelumnya sudah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
• Lantai Kerja
• Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan campuran 1 pc : 3ps :
5kr.
9.1.2. Mutu baja tulangan
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini adalah
sebagai berikut :
• Mutu baja tulangan s/d diameter 12mm adalah BJTP U-24
• Mutu baja tulangan diameter 13mm ke atas (diameter luar) adalah BJTD U-32 (Besi
Ulir).
9.2. Persyaratan Bahan Beton
9.2.1. Semen
a. Semua semen harus cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam
peraturan Cement Indonesia NI- 8 atau ASTM C-150 type 1atau type standart
Inggris BS.
b. Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai adalah GRESIK, TIGA
RODA, dan KUJANG serta memenuhi NI-8. Pemilihan salah satu merk semen
adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
c. Pemeriksaan
Direksi dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu
sebelum dipergunakan. Kontraktor harus bersedia untuk memeberi bantuan yang
dibutuhkan oleh Direksi untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang
tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Direksi, harus tidak dipergunakan
atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut dipergunakan
untuk beton, maka Direksi dapat memerintah untuk membongkar beton tersebut
dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan semua semen dan beton yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan atas biaya kontraktor.
d. Tempat Penyimpanan.
• Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen,
dan setiap saat harus terlindungi dengan cermat terhadap kelembaban udara.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 24


Tempat penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan
waktu pengambilan.
• Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dibuat denan jarak minimal 30 cm
dari tanah, harus cukup besar untuk dapat memuat semen dalam jumlah cukup
besar sehingga kelambatan/kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah dan
harus mempunyai ruang lantai yang cukup untuk menyimpan tiap muatan truk
semen secara terpisah-pisah dan menyediakan jalan yang mudah untuk
mengambil contoh, menghitung sak-sak dan memindahkanya. Semen dalam
sak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
• Untuk mencegah semen dalam sak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
Kontraktor hendaknya memepergunakan semen menurut urutan kronologis
yang diterima ditempat kerja. Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian
sedemikian sehingga mudah dibedakan dari kiriman lainnya. Semua sak
kosong harus disimpan dengan rapih dan diberi tanda yang telah disetujui oleh
Direksi.
• Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus diadakan oleh Kontraktor
untuk menimbang semen didalam gudang dan dilokasi serta harus dilengkapi
segala timbangan untuk keperluan penyelidikan.
• Kontraktor harus menyediakan penjaga yang cakap, untuk mengawasi gudang-
gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan
dan pemakaian semen seluruhnya.
• Tembusan dari catatan-catatan harus disediakan untuk Direksi bila
dikehendakinya, jumlah dari semen yang digunakan selama hari itu di tiap
bagian pekerjaan.
9.2.2. Pasir Kerikil
a. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun semua
pasir kerikil. Segala cara yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk pembongkar,
pemuatan, pengerjaan dan penimbun pasir dan kerikil harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
b. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki
saluran buangan disemua tempat penimbun dan harus mengatur semua pekerjaan
penimbunan pesir kerikil sedemikian rupa sehingga timbulnya pemisahan dan
pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang
ditimbun tidak akan tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir/air
rembesan. Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk
pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yangtidak
sempurna dan lalai dalam pencegahan yang cukup. Pasir dan kerikil tidak boleh
dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperllukan untuk meratakan pengiriman
bahan barikutnya.
c. Pasir
• Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir alam yaitu
pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam alin yang didapat dengan
persetujuan Direksi.
• Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai
persetujuan dasar (pokok) untuk semua yang diambil dari sumber tersebut.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan
yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi
sebagai bahan pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh yang cukup,
seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari
sebelum diperlukan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 25


• Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari
bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah pasir dan kerikil
yang tidak dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari
timbunan.
• Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak
dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak,
jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan, beratnya
tidak boleh lebih dari 5 % berat pasir.
• Pasir harus memepunyai ‘modulus kehalusan butir’ antara 2 sampai 32 atau
jika diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia
untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

Saringan no Persentase satuan timbang tertinggal di


saringan
4 0-15
8 6-15
16 10-25
30 10-35
50 15-35
100 12-20
PAN 3-7

Jika persetanse satuan tertinggal dalam saringan no.16 adalah 20 persen atau
kurang, maka batas maksimum untuk persetanse satuan dalam saringan no 8
dapat naik sampai 20 persen.
d. Agregat Kasar (kerikil)
Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa
kerikil hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu.
Kebersihan dan Mutu
Agregat kasar harus dibersihkan dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organis
atau dari subtansi yang merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya
persentase dari semua subtansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen
dari beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak
berpori. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
Gradasi
• Agreghat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara
5mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa di atas ayakan 31, 5mm , harus 6% berat
- Sisa di atas ayakan 4mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat harus menyesuaikan dengan
semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-2 PBI-1971.
• Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
Direksi ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus
menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas beban sendiri, untuk
menghasilkan agregat yang dapat disetujui Direksi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 26


9.2.3. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus
bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organic basah, garam dan kotoran-kotoran
lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tersebut harus diuji di Laboratorium
pengujian yang ditetapkan oleh Direksi untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan
ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk campuran beton.
9.2.4. Baja Tulang
a. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standard
Indonesia untuk beton NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus
disetujui oleh Direksi. Direksi berhak meminta kepada Kontraktor, surat keterangan
tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan,
untuk persetujuan Direksi sesuai dengan persyaratan mutu untuk setiap bagian
kontruksi seperti tercantum di dalam gambar rencana.
b. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.
9.2.5. Cetakan (Bekisting)
a. Bekisting untukseluruh struktur bangunan ini memakai multiplex tebal minimum 12
mm. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan rangka kayu meranti
ukuran 5/7, 6/10, 6/12 dan sebagainya, untuk mendapatkan kekuatan dan
kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh Direksi/
Perencanaan.
b. Steiger cetakan/bekisting harus dari pipa-pipa besi standar pebrik atau kayu dan
tidak diperkenankan memakai atau bambu.
9.2.6. Water Stop
Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian-bagian
yang harus kedap air, yang antara lain pelat atap, lantai toilet dan tempat-tempat basah
lainnya sesuai dengan gambar kerja. Water stop yang digunakan adalah SIKA Water
Bars, V type untuk “cold joint” dengan minimum lebar 20 cm.
9.2.7. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor secara
terputus, untuk mendapatkan system struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan
perhitungannya. Bonding Agent yang digunakan adalah SIKATOP 77D dicampur
dengan air dan semen. Cara pemakaiannya harus sesuai petunjuk pabrik.
9.2.8. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan
beton. Bahan admixture yang dipakai adalah SIKAMENT 520 merk Sika dengan
takaran 0.8% dari berat semen. Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan
kekuatan maksimal dengan persetujuan dari Direksi/Perencana.
1.3. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan Beton
1.3.1. Kelas dan Mutu Pekerjaan Beton
a. Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standard Beton Indonesia NI-2
PBI-1971. Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu
kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 (0,06) cm diuji pada umur
28 hari.
b. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa hasil pengujian
benda-benda uji harus memberikan hasil ’bk ( kekuatan tekan beton karakterristik)
yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam table 4.2.1 PBI. 1997.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 27


1.3.2. Komposisi Campuran Beton
a. Beton harus dibentuk dari semen Portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya Bahan Beton dicampur dalam perbandingan yang serasi
dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
b. Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai “campuran yang direncanakan”(designed mix).
Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan–percobaan campuran
yang memenuhi kekuatan karakterristik yang diisyaratkan.
c. Ukuran maksimal dari agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian dari
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan bahan
beton, ukuran mana ditetapkan sepraktis mungkin sehingga tercapai pengecoran
yang tetap dan memuaskan.
d. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
mutu, harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama berjalannya pekerjaan,
demikian juga pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
e. Perbandingan campuran dan factor air semen yang tepat akan ditetapkan atas
dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan,
keawetan dan kekuatan yang dikehendaki.
f. Kekentalan (konsisten) adukan beton untuk bagian-bagian kontruksi beton, harus
disesuaikan dengan jenis kontruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan adukan
beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan
oleh faktor air semen.
g. Agar dihasilkan suatu kontruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut:
- Faktor air semen untuk pondasi ,sloof, poer, maksimum 0,06.
- Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga, dinding beton dan
listplank / parapet maksimum 0,06.
- Faktor air semen untuk kontruksi pelat atap, dan tempat-tempat basah lainnya
maksimum 0,55.
h. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan dapat dihasilkan suatu
mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk kontruksi beton dengan faktor
air semen maksimum 0.55 harus memakai Plasticizer sebagai bahan additive.
Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
i. Pengujian beton akan dilakukan oleh Direksi atas biaya Kontraktor. Perbandingan
campuran beton harus diubah jika perlu untuk tujuan penghematan yang
dikehendaki, workability, kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan
Kontraktor tidak berhak atas klaim yang disebabkan perubahan yang demikian.
1.3.3. Pengujian Konsistensi Beton Dan Benda-Benda Uji Beton
a. Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan untuk
menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam
mesin pengaduk (mixer). Penambah air untuk mencairkan kembali beton padat
hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang
sama sekali tidak diperkenankan. Keseragaman konsisten beton untuk setiap kali
pengadukan sangat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak
boleh kurang dari 8 cm dan melampaui 12 cm, untuk segala beton yang
dipergunakan. Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-1971. Direksi
berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat
dilaksanakan dan akan menghasilkan beton barkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 28


b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Direksi melalui pengujian biasa
dengan kubus 15x15x15 cm dibuat dan diuji sesuai NI-2 PBI 1971. Pengujian
slump akan diadakan oleh Direksi sesuai NI-2 PBI-1971. Kontraktor harus
menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan contoh-contoh
pemeriksaan yang reprensentatif.
1.3.4. Pekerjaan Baja Tulangan
a. Baja tulangan beton harus dibengkokkan/dibentuk dengan teliti sesuai bentuk dan
ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar kontruksi. Baja tulangan beton
tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan cara yang dapat merusak
bahannya. Batang dengan bengkokkan yang tidak ditunjukkan dalam gambar tidak
boleh dipakai. Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin,
pemanasan dari besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara
pengerjaan disetujui oleh Direksi atau Perencana.
b. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat kuat
dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak (beton
decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang. Dalam segala hal untuk besi
beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan
ada batang yang turun.
c. Jarak bersih terkecil antara batang yang parallel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
d. Pada dasarnya jumlah luas tulangan harus sesuai dengan gambar dan
perhitungan. Apabila dipakai dimensi tulangan yang berbeda dengan gambar, maka
yang menentukan adalah luas tulangan, dalam hal ini Kontraktor diwajibkan
meminta persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
1.3.5. Pekerjaan Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau dasar
cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian kontruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar perencanaan, maka tebal selimut beton untuk
satu sisi–sisi pada masing-masing kontruksi adalah sebagai berikut :
a. Kepala tiang (poer), untuk sisi bawah 15 cm untuk sisi lainnya 8 cm
b. Balok sloof = 4 cm
c. Kolom = 3 cm
d. balok = 3 cm
e. Pelat beton = 1,50 cm
f. Dinding beton = 2, 50 cm
1.3.6. Pekerjaan Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari yang
ditunjuk pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus disetujui oleh Direksi.
Overlap pada sambungan–sambungan tulangan harus minimal 40 kali diameter batang,
kecuali jika telah ditetapkan secara pasti di dalam gambar rencana dan harus
mendapat persetujuan Direksi.
1.3.7. Perlengkapan Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk
beton yaitu ‘batch mixer’. Direksi berwenang untuk menambah waktu pengadukan
jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam
komposisi dan konsisten dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya
perubahan dalam komposisi atau konsisten. Air harus dituang lebih dahulu selama
pekerjaan penyempurnaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 29


b. Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-lebihan
(lamanya) yang memebutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsisten
beton yang dikehendaki. Mesin pengaduk yang memproduksi hasil yang tidak
memuaskan harus diperbaiki. Mesin pengaduk yang disentralisir, (btching mixing
plant) harus diatur sedemikian, hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan
mudah dari stasion operator. Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari
kapasitas yang telah ditentukan. Tiap mesin pengaduk harus diperlengkapi dengan
alat mekanis untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.
1.3.8. Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 32° dan tidak kurang dari 4,5° C. Bila
beton yang dituang berada antara 27°C dan 32°C, beton harus diaduk ditempat
pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton dicor pada waktu iklim
sedemikian rupa sehingga suhu dari beton melebihi 32°C. Sebagai yang ditetapkan
oleh Direksi, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, menyampur dengan es dan mengecor pada waktu malam hari
bila perlu, untuk mempertahankan suhu beton, waktu dicor pada suhu dibawah 32° C.
1.3.9. Pekerjaan Rencana Cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam gambar
rencana. Bahkan yang dipakai untuk cetakan harus sesuai untuk cetakan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi sebelum pembuatan cetakan dimulai, tetapi
persetujuan yang demikian tidak akan mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap
keserasian bentuk maupun terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan, yang
mungkin dapat timbul waktu pemakaian. Sewaktu-waktu Direksi dapat mengakfir
sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan
Kontraktor harus dengan segera mengambil bentuk yang diakfir dan menggantinya atas
bebannya sendiri.
1.3.10. Pekerjaan Kontruksi Cetakan
a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan aman pada kedudukan sehingga
dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah pengecoran
beton.
b. Semua cetakan beton harus kokoh. Alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan
cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaan dari beton yang
telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan-cetakan
harus diminyaki dengan minyak yang biasa diperdagangkan untuk maksud itu yang
mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan memudahkan
melepas cetakan beton. Minyak tersebut dipakai hanya setelah disetujui Direksi.
Penggunaan minyak cetakan harus hati-hati untuk mencegah kontak dengan besi
beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.
c. Penyangga cetakan(steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
1.3.11. Pekerjaan Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
rupa sehingga komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat
pekerjaan, tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan
perubahan nilai slump.
1.3.12. Pengerjaan Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-sparing
instalasi, penyokong, pengikatan, dan lain-lain selesai dikerjakan. Sebelum

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 30


pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran
harus sudah disetujui oleh Direksi.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran
beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan atau bahan
lepas. Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-
tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air
dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
c. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan dicor
beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru. Pada
sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui oleh Direksi.
Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton
yang mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya. Semua
genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut sebelum beton
baru dicor.
d. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
akan masih berlanjut, terhadap system struktur / penulangan yang ada.
e. Beton boleh dicor hanya waktu Direksi atau wakilnya yang ditunjuk serta staf
Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan persiapan betul-betul telah
memadai.
f. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat posisi terakhir sependek mungkin pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang berlebihan
dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang
cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja-baja
tulangan, tidak diijinkan. Kalau diperkirakan pemisahan yang sedemikian itu
mungkin akan terjadi, Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang
cocok untuk mengontrol jatuhnya beton.
g. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi lagi dari 2 meter, semua
penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebal tersebut tidak
lebih dari 50 cm. Direksi mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila
pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi ini.
h. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian
rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen
atau spesi tidak boleh dihamparkan pada contruktion joint dan air semen atau spesi
hayut terhampar harus dibuang sebelum pekerjaan dilanjutkan.
i. Ember-ember/ gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang
dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran.
Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga harus
tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran dimana
diperlukan terutama bagi lokasi yang terbatas.
j. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadatt mungkin, sehingga bebas
dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton,
kepala alat penggetar (vibrator) harus dapat menembus dan menggetarkan kambali
beton pada bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran
tidak boleh menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya. Semua beton
harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson beroperasi dengan
kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika dibenamkan dalam beton.
1.3.13. Waktu Dan Cara-Cara Pembukaan Cetakan
a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus mengikuti petunjuk
Direksi. Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan
kerusakan pada beton. Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 31


dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus
diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus
segera diperbaiki sampai disetujui Direksi.
b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-cetakan dibuka
untuk dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya, tujuh
hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran, 21 hari untuk balok-balok,
plat lantai plat atap, tangga dan kolom.
1.3.14. Perawatan (Curing)
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan dibawah ini atau
disemprot dengan curing Agent ANTILSOLS merk SIKA. Direksi berhak
menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian
pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu
dilakukan dengan menutupi permukaan beton yang sedikit atau karung bekas yang
dibasahi dan harus dilaksanakan segera setelah pengecoran dilaksanakan.
c. Perawatan beton setelah 3 hari, yaitu dengan melakukan penggenangan air
dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus-menerus.
Perawatan semacam ini bias dilakukan dengan penyiraman air secara mekanis
atau dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui
Direksi sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu dalam keadaan
basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi persyaratan
spesifikasi air untuk campuran beton.
1.3.15. Pekerjaan Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum
penerimaan terakhir oleh Direksi.
1.3.16. Pekerjaan Perbaikan Permukaan Beton
a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan
yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai
tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor
atas bebannya sendiri. Kecuali bila Direksi memberikan ijin untuk menambal tempat
yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti telah tercantum
dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena
keropos, ketidakrataan, dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau
dengan batu gerinda. Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-
lobang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga
pengisian akan terikat (terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus
dibasahi selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Direksi hal-hal tidak sempurna pada bagian bangunan yang
akan terlihat jika dengan penambalan saja akan menghasilkan sebidang dinding,
yang tidak memuaskan kelihatannya, Kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh
dinding (dengan spesi plesteran 1pc: 3 ps) dengan ketabalan yang tidak melebihi 1
cm demikian juga pada dinding yang berbatasan, (yang bersambung) sesuai
dengan intruksi dari Direksi. Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas
tolenrasi kelurusan (pencekungan atau pencembungan ) bidang tidak boleh
melebihi dari L/1000 untuk semua komponen.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 32


PASAL 2. PEKERJAAN POER DAN SLOOF BETON

2.1. Bekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan pada posisi sesuai dengan gambar
pelaksanaan untuk pondasi.
2.2. Bawah sloof dan bagian-bagian bawah poer yang tidak terletak pada tiang pancang harus
dibuat terlebih dahulu lapisan lantai kerja dari rabat beton setebal 5 cm, dan pasir urug padat
setebal 10 cm, sesuai dengan gambar pelaksanaan.
2.3. Pada balok sloof harus dipasang stek-stek untuk kolom-kolom praktis yang letaknya sesuai
dengan gambar pelaksanaan (dokumen lelang).
2.4. Pelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian bab terdahulu (Persyaratan
Pengerjaan Beton).
2.5. Beton Tumbuk / Rabat Beton dan pasir urug padat.
2.6. Pelaksanaan beton tumbuk/rabat beton seperti tercantum di dalam gambar harus memenuhi
syarat campuran 1pc : 3ps : 5kr.
2.7. Di bawah beton tumbuk ini harus diberi pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm yang
dihamparkan diatas tanah yang telah dipadatkan sesuai dengan persyaratan pemadatan.
2.8. Pola dan lokasi harus sesuai dengan gambar pelaksanaan dan detail-detail yang ada.
2.9. Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor harus dibersihkan dulu dari
kotoran-kotoran dan material-material yang bias mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton.

PASAL 3. PENYEKAT-PENYEKAT AIR

3.1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari polyvinyl harus ditempatkan pada sambungan-
sambungan beton pada bangunan seperti dinding reservoir dan ruang pompa di bawah
permukaan tanah, dan sambungan beton lain yang ditunjuk pada gambar-gambar. Kontraktor
harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur
dan bahan penyambung lainnya.
3.2. Kontraktor harus membuat semua sambungan–sambungan (splices), penyatuan dan
lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak–pasak untuk penyekat air, pertemuan
perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau
seperti ditunjuk oleh Perencana.
3.3. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakkan persis dengan petunjuk–petunjuk pabrik
pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian
agar menghasikan sambungan yang kuat dan kedap air. Bahan penyekat air dipakai adalah
SIKA Water Bars, V type dengan lebar minimum 20 cm.

PASAL 4. PEKERJAAN SPARING

4.1. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi harus sesuai dengan gambar kerja dan
tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
4.2. Tempat-tempat ari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus
mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi.
4.3. Bilamana sparing (pipa dll) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja tulangan tersebut
tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Direksi.
4.4. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 33


4.5. Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu pengecoran.
4.6. Pembuatan sparing pada beton yang sudah jadi (pelubangan beton) harus menggunakan cord
drill dengan diameter yang sesuai dengan sparing yang akan dipasang.

PASAL 5. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA

5.1. Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk pekerjaan struktur baja adalah seluruh pekerjaan baja sesuai dengan gambar-
gambar pelaksanaan, termasuk di dalamnya tapi terbatas pada :
5.1.1. Pekerjaan pengadaan dari semua peralatan, perlengkapan, tenaga serta bahan-bahan
seperti pelat, profil, baut, angker dan lain-lain menurut kebutuhan sesuai dengan
gambar kerja dan persyaratan–persyaratan teknis pelaksanaan.
5.1.2. Pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, seperti konsol kanopi, kolom
pendukung, sambungan-sambungan, pengelasan baik las sudut maupun las penuh,
sambungan dengan baut dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan
teknis pelaksanaan.
5.1.3. Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi baja seperti pemasangan rangka
atap (kuda-kuda), rangka ikatan angin, ikatan pengaku, gording, trekstang, pengecatan
dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan.
5.1.4. Sistim Kontruksi Menara
Pekerjaan pemasangan dan penyelesaian kontruksi sistim rangka batang besi baja
untuk menara komunikasi dengan memakai profil siku sama sisi. Kontruksi hubungan
rangka batang tersebut (menara) dengan plat besi dan mur baut sesuai dengan gambar
kerja dan persyaratan teknis pelaksanaan. Lingkup pekerjaan menara adalah :
a. Pembuatan konstruksi baja
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir
c. Pengadaan dan pemasangan instalasi lampumenara (obstruction light)
d. Pengadaan dan pemasangan cable rack/feeder rack
e. Pengadaan dan pemasangan pentanahan/grounding untuk menara dan penangkal
petir.
f. Pengadaan dan pemasangan tangga serta bordes pengaman.
5.2. Persyaratan Umum
Semua pelaksanan pekerjaan baja ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan normalisasi
yang berlaku di Indonesia, seperti :
5.2.1. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983, NI-3 PBUBB(1970) dan lain-
lain kecuali ada hal-hal yang khusus.
5.2.2. AISC ‘Specification for Fabrication and Erection’ 12 Pebruari 1981.
5.2.3. Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini juga harus memenuhi syarat dari AISC
‘Spesifikation For Stuctural Jonts Bolts’.
5.2.4. Semua pekerjaan las harus mengikuti ‘American Welding’ Society for Arc Welding in
Building Contruction Section.
5.3. Persyaratan Bahan
5.3.1. Mutu baja yang digunakan untuk seluruh kontruksi adalah baja BJ-37. Seluruh profil
baja yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana dan dilampiri sertifikat dari pabrik
pembuat profil baja tersebut.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 34


5.3.2. Elektroda las yang digunakan sesuai dengan persyaratan bahan dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas / Perencana, harus disimpan pada tempat terlindung
yang menjamin komposisi dan sifat-sifat lain dari bahan elektroda tersebut tidak
berubah. Bahan las yang digunakan dari kelas E-6012 AWS dan harus dijaga agar
selalu dalam keadaan baik dan kering.
5.3.3. Semua bahan kontruksi baja yang digunakan harus memenuhi persyaratan Peraturan
Umum Bahan Bangunan (PUBB 1982) dan harus memenuhi standar ASTM A-36.
5.3.4. Bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan baja harus diperoleh dari Supplier /
Distributor yang dikenal dan disetujui Konsultan Pengawas / Direksi.
5.3.5. Semua bahan-bahan harus lurus, tidak cacat dan tidak ada karatnya. Penampang-
penampang 9profil) yang tepat, bentuk, tebal, ukuran, berat dan detail-detail kontruksi
yang ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
5.4. Persyaratan Teknis
5.4.1. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran–
ukuran yang tercantum pada gambar kerja.
5.4.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk melengkapi Gambar detail/ sambungan
dari bagian-bagian kontruksi baja yang tidak/belum tercantum pada gambar kerja, untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut.
5.4.3. Perubahan bahan atau detail berhubung alasan-alasan tertentu harus diajukan dan
diusulkan pada Konsultan Pengawas/Perencanaan untuk mendapat persetujuan.
5.4.4. Semua perubahan-perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa biaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak.
5.4.5. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing, fabrikasi
dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian-bagian kontruksi baja.
5.4.6. Seluruh pekerjaan struktur baja harus difabrikasi di Workshop, kecuali untuk bagian-
bagian pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk dikerjakan di Workshop sehingga
harus dikerjakan dilapangan.
5.4.7. Semua rivet dan baut baik yang dikerjakan di Workshop maupun di lapangan harus
selalu memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang rivet atau
baut tersebut.
5.4.8. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan di lapangan pada waktu pemasangan
yang diakibatkan atau diganti oleh kurang teliti atau kelalaian kontraktor, harus
dilaksanakan atas biaya Kontraktor.
5.4.9. Kekurangan tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi harus dibetulkan,
diperbaiki atau diganti dengan yang baru dan semua biaya untuk ini harus ditanggung
oleh Kontraktor.
5.4.10. Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang pengujian oleh
pabrik (laboratorium ) untuk bahan kontruksi baja yang digunakan.
5.4.11. Setelah pengujian bahan dilakukan , maka hasil testing tersebut diberikan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan terhadap bahan kontruksi baja
tersebut.
5.4.12. Pekerjaan baja harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera
dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangga, alat untuk memasang dan
menyambungnya, pelat-pelat siku peralatan penunjang untuk presisi dari komponen
maupun pekerjaannya sendiri.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 35


5.4.13. Pekerjaan baja harus bertarap kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekanan dan harus dikerjakan dengan teliti untuk menghasilkan
tampak yang rapi sekali.
5.4.14. Semua perlengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam
gambar atau dipersyaratkan disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika diperlihatkan
atau dipersyaratkan lain.
5.4.15. Kontruksi baja yang telah dikerjakan, tetapi belum dilakukan pengecatan, harus segera
dilindungi terhadap pengaruh-pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan cara yang
memenuhi syarat.
5.4.16. Sebelum bagian-bagian dari kontruksi dipasangkan dimana semua bagian yang perlu
sudah diberi lubang dan sudah dibersihkan dari karat, maka bagian-bagian itu harus
diperiksa dalam keadaan tidak cacat.
5.5. Persyaratan Pelaksanaan
5.5.1. Pengelasan
a. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman. Pemborong
wajib menyerahkan sertifikat keahlian dan dari masing-masing tukang lasnya.
Sertifikat kelas A untuk ahli yang mengerjakan bagian-bagian sekunder kontruksi.
b. Kekuatan bahan las yang dipakai minimal harus sama dengan kekuatan baja yang
dipakai. Bahan las yang dipergunakan dari type E 6010, untuk posisi pengelasan
plat horizontal dan overhead, dan type E 6012 dan E 6013 untuk posisi pengelasan
plat, dan harus dijaga agar supaya dalam keadaan baik dan kering. Ukuran las
harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau :
- Tebal las minimum : 3,5 mm
- Panjang las minimum : 13 X tebal las
- Panjang las maksimum : 43 X tebal las
c. Pekerjaan las harus dilakukan di bengkel (pabrik) atau bebas angin dan dalam
keadaan kering. Baja yang sedang dikerjakan harus ditempatkan sedemikian rupa,
sehingga pekerjaan las dapat dilakukan dengan baik dan teliti.
d. Pemberhentian las, harus pada tempat yang ditentukan dan harus dijamin tidak
akan berputar atau membengkok.
e. Setelah pengelasan, maka sisa-sisa/kerak-kerak las harus dibuang dan dibersihkan
dengan baik.
f. Semua pengerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi dan tanpa
menimbulkan kerusakan-kerusakan pada bahan bajanya.
g. Pengelasan harus menjamin pengaliran yang rata dari cairan elektroda tersebut.
h. Teknik cara pengelasan yang dipergunakan harus memperlihatkan mutu dan
kualitas dari las yang dikerjakan.
i. Permukaan dari bagian yang akan di las harus bebas dari kotoran, cat, minyak,
karat dan kotoran dalam ukuran kecilpun harus dibersihkan, bahan yang akan dilas
juga harus bersih dari aspal.
j. Peralatan yang dipergunakan untuk mengelas harus memakai type yang sesuai
dengan yang dibutuhkan, sehingga penyambungan dengan las dapat memuaskan.
Mesin las tersebut harus mencapai kapasitas 24-40 volt dan 200-400 ampere.
k. Perbaikan las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal itu harus dilakukan
sebagaimana diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, biaya perbaikan las ini
menjadi tanggung jawab Pemborong.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 36


5.5.2. Sambungan Dengan Bolt
a. Sambungan-sambungan yang akan dibuat harus dapat memikul gaya-gaya yang
bekerja, selain berguna untuk tempat pengikatan dan untuk menahan lenturan
batang.
b. Lubang bolt harus lebih besar 0,5 mm daripada diameter luar bolt, jika bolt
dikerjakan di shop, maka cara melubangi boleh langsung dengan alat pengerat,
semua pelubangan/pengeboran untuk bolt ketat harus dapat dikerjakan sesudah
bagian-bagian/profilk-profil yang akan berhubungan tersebut dikerjakan.
c. Daerah-daerah yang berbatasan antara profil dengan lubang bolt dan bolt itu sendiri
harus memikul gaya-gaya dan dapat dengan cepat meneruskan gaya tersebut.
d. Pengujian pekerjaan sambungan baut dan las.
Untuk sambungan baut dan las dilakukan pemerikasaan visual kecuali pengelasan
dengan Full Penetration harus dilakukan dengan X-ray test, sebanyak 2 titik
pengetesan Pemeriksaan dilakukan dengan random testing. Untuk pekerjaan las
dan pengujian yang tidak memenuhi syarat harus diulangi kembali hingga
memenuhi persyaratan. Biaya X-ray test ditanggung oleh Kontraktor.
e. Pemasangan rangka batang untuk Menara ( erection of steel member)
Pekerjaan pemasangan harus dilaksanakan secara sistimatik sesuai dengan sistim
kerangka struktur menara serta sepenuhnya mengindahkan keamanan bagi para
pekerjanya, lingkungan dan menaranya sendiri.
Kontruksi menara terdiri dari profil-profil baja digalvani dengan Hot Dip Galvanize,
bentuk dan ukuran seperti gambar rencana :
Tebal lapisan galvanic : 60 micron minimal, dengan disertai sertifikat dari
perusahaan.
Sambungan batang-batang yang terdiri dari dua profil harus dikopel dengan
platbaja dengan sambungan baut.
f. Ketegakan Menara (verticality)
Selama proses pemasangan rangka batang menara, harus selalu diadakan
pengecekan ketegakan menara (verticality) pada setiap bagian menara.
Untuk memenuhi pekerjaan dimaksud di atas, Kontraktor wajib menyediakan satu
set ukure optic transit theodolite dan perlengkapannya. Petugas pengukuran
disediakan oleh pemborong dan pengukuran diawasi oleh Konsultan Pengawas.
5.5.3. Meluruskan, Mendatarkan, & Melengkungkan
a. Melengkungkan dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada bagian non
struktural.
Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan lengkung. Melengkungkan plat
dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari tidak boleh lebih kecil dari 3 kali tebal
plat. Ini berlaku pula untuk batang-batang di bidang plat badannya.
b. Melengkungkan batang menurut jari-jari yang dikecilkan harus dilakukan dalam
keadaan panas segera setelah bahan yang dipanaskan tersebut menjadi merah
tua. Tidak diperkenankan melengkungkan dan memukul dengan martil bila
mana bahan tersebut tidak dalam kondisi menyala merah tua lagi.
5.6. Pemasangan
5.6.1. Pemasangan rangka-rangka baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm, dari Asnya.
Kemudian juga elemen-elemen vertical harus tegak lurus dengan bidang permukaan
lantai.
5.6.2. Kontraktor diwajibkan untuk menjaga supaya bagian-bagian konstruksi yang tertumpuk
di lapangan tetap dalam keadaan baik seperti pada saat pelaksanaan pembuatan
konstruksi tersebut.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 37


5.6.3. Kontraktor harus menjaga konstruksi yang tertumpuk di lapangan, agar jangan rusak
karena perubahan cuaca.
5.6.4. Memotong dan menyelesaikan pinggiran-pinggiran bekas irisan, dan lain-lain.
a. Pemotongan-pemotongan baja untuk bahan kontruksi, harus dengan mechanical
cutting kecuali ditunjukkan lain pada gambar rencana.
b. Bagian-bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus, dan bersih, sekali-kali
tidak diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
c. Bila bekas pemotongan dengan mesin diperoleh pinggiran-pinggiran bekas irisan,
maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya setebal 2,5 mm, kecuali
kalau keadaanya sebelum di buang setebal 2,5 mm sudah tidak tampak lagi jalur-
jalur.
d. Bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi juga perlu dibuang bekas-bekas
potongan atau kotoran-kotoran lainnya.
5.6.5. Menembus, mengebor dan melebarkan lubang
a. Semua lubang-lubang pada bahan baja harus dibor.
b. Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut yang dibubut dengan dan sebuah
baut hitam yang tepat boleh berbeda masing-masing sebanyak 0,1 mm dan 0,4 mm
dari pada diameter batang baut–baut.
c. Semua lubang-lubang dalam bagian kontruksi yang disambung dan yang harus
dijadikan satu dengan alat penyambung, harus dibor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, maka perubahan-perubahan lubang
tersebut dibor atau diluaskan dan penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm.
d. Semua lubang-lubang harus benar-benar bulat atau sesuai dengan permintaan
gambar rencana terdiri dari siku-siku pada bidang-bidang dan bagian–bagian
konstruksi yang akan disambung.
e. Semua lubang-lubang sebelum pemasangan harus dibersihkan dulu,
mempersiapkan lubang tidak boleh dilakukan dengan mengggunakan besi/sikat
kawat atau besi-besi penggaruk.
5.7. Perawatan Dan Perlindungan
5.7.1. Seluruh profil baja harus dibersihkan dari permukaan korosi (karat) dan kotoran-kotoran
ataupun minyak–minyak, dengan menggunakan sikat baja atau sandblasting, sampai
permukaannya memperoleh warna metallic yang merata.
5.7.2. Segera setelah dibersihkan, sebelum profil-profil baja dipasang di workshop seluruh
permukaannya harus cepat-cepat di cat dengan meni (red oxide) yang tebalnya 30-35
micron. Cat dasar ini harus betul-betul merata untuk seluruh permukaan profil.
5.7.3. Cat dasar yang tidak baik harus dibuang/dibersihkan sama sekali, sikat kawat, digosok,
dan setelah bersih segera di cat dasar lagi seperti yang telah diuraikan. Cat dasar
dilaksanakan dua kali pengecatan dan dipakai produksi ICI atau setaraf.
5.7.4. Pengecatan harus dilakukan sesuai dengan konstruksi yang dikeluarkan oleh pabrik
dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.
5.7.5. Sebelum memulai pengecatan kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuannya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 38


BAB IV
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1. PEKERJAAN ADUKAN & CAMPURAN

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud :
1.1.1. Pekerjaan adukan pasangan batu kali.
1.1.2. Pekerjaan adukan pasangan batu bata.
1.1.3. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
1.2. Persyaratan Bahan
1.1.1. Semen
Semen harus Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja
dan Syarat-syarat Teknis Struktur.
1.1.2. Pasir
1.1.3. Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras,
bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan–bahan organis.
1.1.4. Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organic, basa, garam
dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
1.3. Persyaratan Pelaksanaan
Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Cara pembuatannya
menggunakan Mixer selama 3 ( tiga) menit.
Jenis Adukan :
a. Adukan biasa adalah campuran 1 PC : 4 PS dan 1 PC : 5 PS. Adukan ini untuk pasangan
batu bata dan batu templek serta untuk menutup semua permukaan dinding pasangan
bagian dalam bangunan , yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
b. Adukan kedap air adalah campuran 1 PC : 3 PS. Aduk plesteran ini untuk menutup semua
permukaan dinding pada bagian luar/tepi luar bangunan. Semua bagian dan keseluruhan
permukaan dinding pasangan yang diisyaratkan harus kedap air seperti yang tercantum
pada Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm dari permukaan lantai. Semua pasangan
batu bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm dari permukaan
lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja.
Semua jenis adukan tersebut di atas harus siap sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran adukan
dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air.

PASAL 2. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI

11.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
- Pekerjaan pasangan batu kali untuk saluran drainase
- Pekerjaan pasangan batu kali lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 39


11.2. Persyaratan Bahan
Batu kali yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut runcing dan tidak
porous. Semen yang digunakan adalah semen Portland.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam ,keras bersih dari
tanah dan Lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
Air yang digunakan harus bebas dari Lumpur, minyak, asam. Bahan organic, basa, garam, dan
kotoran lainnya dalam jumalah lainnya yang dapat merusak.
11.3. Persyaratan Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan Pondasi, harus dibuat profil/bentuk pondasi dari bambu atau
kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Direksi /Konsultan Pengawas.
Kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10cm, disiram sampai jenuh,
diratakan dan dipadatkan sampai benar benar padat.
Diatas lapisan pasir tersebut diberi pasangan batu kali kosong yang dipasang sesuai dengan
Gambar Kerja.
Pasangan batu kali pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1 pc: 4 ps, terkecuali
diisyaratkan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Untuk kepala pondasi digunakan
adukan kedap air 1pc : 3ps.
Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari pondasi
yang berrongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengan.
Setiap jarak 50 cM as-as harus ditanam stek diameter 10 mm untuk sloof dan dinding pasangan
yang tercantum dalam gambar kerja.
Pada perletakan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-stek tulangan
kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan tulangan pokok pada kolom beton
atau kolom praktis tersebut.
Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi sedalam minimum 40-d atau sesuai
dengan ukuran dalam gambar kerja.
Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat ke atas sepanjang
minimum 40-d atau sesuai dengan ukuran dalam gambar kerja.
Jarak antara stek-stek ini adalah tiap 100 cm dan atau seperti yang tercantum dalam Gambar
Kerja.

PASAL 3. PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA (BATA RINGAN)

3.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pembuatan Dinding bata ringan dengan ketebalan sesuai gambar.
- Pekerjaan pasangan batu bata lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
3.2. Persyaratan Bahan
3.2.1. Batu Bata
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, setaraf Hebel.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai
sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau
penjual.
Sebelum teknis pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh
disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada Direksi/Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 40


3.2.2. Semen
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.1.
3.2.3. Pasir
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.2.
3.2.4. Air
Sesuai dengan pasal 1 butir 1.2.3.
3.3. Persyaratan Pelaksanaan
3.3.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil,
sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja.
3.3.2. Sebelum pemasangan ,batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga jenuh.
Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan batu bata
tersebut.
3.3.3. Aduk Perekat/Spesi
a. Aduk perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah campuran 1PC :
3PS untuk :
- Dinding pasangan bata daerah basah.
- Dinding pasangan batu yang langsung berhubungan dengan luar
- Saluran.
b. Untuk semua pasangan batu bata terhitung dari P + 0,20 ke atas, dipakai aduk
perakat/spesi campuran 1PC : 5PSR terkecuali yang diisyaratkan kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.
3.3.4. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi harus
sama setebal 1cm. Semua pertemuan horizontal dan vertical harus terisi dengan baik
dan penuh.
3.3.5. Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum
24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis. Persyaratan
pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada persyaratan pelaksanaan
pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
3.3.6. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan. Pertemuan sudut dua dinding harus rapi
dan siku seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
3.3.7. Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar-benar vertical dan horizontal.
Pengukuran dilakukan tiang lot dan harus diukur tepat.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm vertical dan horizontal. Jika
melebihi, Kontraktor harus membongkar/memperbaiki dan biaya untuk pekerjaan ini
ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
3.3.8. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar sampai
setinggi permukaan tanah.
3.3.9. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman 1
cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap
menerima plesteran.
3.3.10. Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibahasi dengan air terlebih
dahulu dan siarsiar telah dikerok dan dibersihkan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 41


3.3.11. Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
3.3.12. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%.
Bata yang patah lebih dari 2 bagian tidak boleh digunakan.
Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci halus) :
- Dinding bata ½ batu harus setebal 15 cm
- Dinding bata 1 batu harus setebal 25 cm.
3.3.13. Pemeliharaan:
Selama pasangan dinding belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara dan
menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya,
Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi/
Konsultan Pengawas.
Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan
tambah.

PASAL 4. PEKERJAAN PASANGAN UBIN KERAMIK

4.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
4.1.1. Pekerjaan urugan pasir dibawah pasangan lantai.
4.1.2. Pekerjaan ubin keramik pada Teras luar atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
4.2. Persyaratan Bahan
Semen yang digunakan adalah semen Portland. Pasir yang digunakan adalah jenis pasir
pasang dengan butir-butir yang tajam, keras bersih dari tanah dan lumpur dan tidak
mengandung bahan–bahan organis.
Air yang digunakan harus bebas dari lumpur, minyak, asam. Bahan organic, basa, garam, dan
kotoran lainnya dalam jumlah lainnya yang dapat merusak.
Ubin Keramik
Jenis : Ubin keramik.
Permukaan : Non slip/Unglazed untuk lantai KM/WC.
Ketebalan : 6 mm
Warna : Ditentukan kemudian.
Ukuran : 60X60 cm untuk lobby atau atrium atau seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
Ukuran : 30X30 cm untuk dinding atau seperti tercantum dalam gambar kerja
Ukuran : 10X60 cm untuk Plint keramik (Hospital Plint) atau seperti tercantum dalam
gambar kerja
Kualitas : Kelas 1, heavy duty, single firing.
Produk : Setara Mulia
Adukan Pengisi Siar
Aduk pengisi siar dan nat yaitu merk IBAGROUT / SIKA atau yang setaraf.
Warna sesuai dengan ubin keramik.
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga ) set kepada Pemberi Tugas
untuk mendapatkan persetujuan (tektur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard
dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
Ubin keramik yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus benar-benar sama, masing-
masing tepinya benar-benar menyiku dan tidak cacat.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 42


Kontraktor wajib menyerahkan/menyediakan cadangan bahan sebanyak 2,5% dari keseluruhan
bahan yang akan dipasang.
4.3. Persyaratan Pelaksanaan
4.3.1. Pada saat pemasangan, ubin keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
atau ternoda dan warna sesuai dengan yang diisyaratkan.
4.3.2. Seluruh pemasangan ubin keramik harus dengan cara merendam sampai jenuh air,
kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
4.3.3. Agar adukan/campuran pengisi siar tidak menempel pada permukaan keramik/granit,
maka sebelum pemasangan, seluruh permukaan atas keramik/granito harus diolesi
minyak kacang.
4.3.4. Pola pemasangan ubin keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja /Shop drawing
atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
4.3.5. Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus dipergunakan alat pemotong
khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang terpotong
dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang serupa dengan
sebelum dipotong.
4.3.6. Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata. Permukaannya harus tepat pada
peil finish atau ketebalan finish dan sesuai dengan kemiringan seperti diisyaratkan
dalam Gambar Kerja. Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2.00 M 2.
4.3.7. Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus. Lebar siar
harus sama yaitu lebar maksimum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi ini harus sesuai dengan spesifikasi pabrik agar
didapatkan hasil yang baik. Sebelum dan sesudah pelaksaan aduk pengisi, siar harus
bersih dari debu dan kotoran lainnya. Pembersihan segera sebelum menjadi
keras/kering dengan lap basah.
4.3.8. Ubin keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda aduk
perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
4.3.9. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari injakan
atau pemberian beban.
4.3.10. Bila terjadi kerusakan/cacat, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki kembali dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab
Kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah.
4.3.11. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa sudah
harus terpasang pada tempatnya. Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan
koordinasi dengan pekerjaan Plumbing dan Mekanikal dibawah pengarahan Konsultan
Pengawas/Direksi.

PASAL 5. PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

5.1. Lingkup Pekerjaan


5.1.1. Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pembuatan kolom praktis 11 x 11 cm
- Pembuatan balok praktis/balok latei, ring balok ukuran 13 x 13 cm dan 13 x 20 cm.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 43


- Pekerjaan kolom praktis ,balok praktis/latei dan ring balok lainnya seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
5.1.2. Pekerjaan Beton Tumbuk
Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
- Pembuatan lantai kerja beton tumbuk pada lantai pondasi plat setempat pekerjaan
torn atau sesuai Gambar.
5.2. Persyaratan Bahan
5.2.1. Besi beton
Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter lebih kecil dari 16 mm.
Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak, dan bebas dari cacat seperti serpih-
serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2. Diameter besi
beton yang dipasang harus sesuai dengan gambar kerja.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak disepuh/dilapis seng.
Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton
harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971).
Semen yang dipakai harus semen Portland, Pasir yang dipakai harus pasir beton.
5.2.2. Koral Beton/Split
Koral beton/Split harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori, serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2.
Penyimpanan/Penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan satu dari
yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan adukan
beton yang diisyaratkan.
Air yang digunakan harus bebas dari Lumpur, minyak, asam. Bahan organic, basa,
garam, dan kotoran lainnya dalam jumalah lainnya yang dapat merusak.
5.2.3. Acuan/Bekisting & Perancah
Papan acuan/bekisting dibuat dari multiplex tebal 10 mm. Balok-balok pengkaku dan
pengikat papan acuan dari kaso 5/7. Perancah diisyaratkan memakai perancah besi,
tidak diperkenankan mempergunakan kaso 5/7 atau bamboo.
5.3. Persyaratan Pelaksanaan
5.3.1. Beton Bertulangan
a. Campuran & Mutu Beton
Campuran adalah 1PC : 2PS : 3 KR.
Mutu beton yang diisyaratkan dalam pekerjaan beton bertulangan non stuktural ini
adalah K-175 dan untk beton struktural dengan mutu K –225.
b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring) ,persyaratan harus sesuai NI-2 (PBI
1971).
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar
Kerja.Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut
tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan
acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang selimut beton dan bantalan
/tahu beton sesuai NI-2 (PBI 1971.
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam Gambar Kerja.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 44


Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga
cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama
pengecoran berlangsung.
Acuan harus rapat (tidak bocor) ,permukaannya licin, bebas dari kotoran tahi
gergaji, potongan kayu, tanah, Lumpur, dan sebagainya.
d. Cara Pengadukan
Cara pengadukan harus menggunakan beton molen .Takaran untuk semen
Portland ,pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi/Konsultan
Pengawas. Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak
terjadi penguapan terlalu cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan, harus diperhatikan.
e. Pengecoran Beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan dan
penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas
persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas. Pengecoran harus dilakukan dengan
menggunakan alat pengetar beton untuk menjamin beton cukup padat, dan harus
dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang
koral/split yang dapat memperlemah kontruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya,
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
Penyambungan beton lama dengan beton baru harus memakai adukan perekat
CALBOND.
Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan ,
dilapisi dengan adukan perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai persyaratan
pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan pengecoran beton baru.
f. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan ijin
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
g. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis
Pemasangan kolom praktis untuk:
• Setiap pertemuan dinding pasangan bata ringan.
• Dinding pasangan bata pada bagian dalam bangunan setiap luas 9 m2.
• Dinding pasangan bata pada bagian luar/tepi luar bangunan setiap luas 9 m 2.
• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Ukuran kolom praktis adalah 13 x 13 cm.
h. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/ Latei & Ring Balok
Pemasangan balok praktis / latei dan ring balok :
• Di atas lubang pintu, jendela dan bovenlicht
• Di atas kusen aluminium sebagai balok latei
• Di tepi atas/akhir dari dinding pasangan batu bata yang bebas sebagai
ringbalok
• Setiap luas 9 m2 pasangan dinding bata yang tinggi
• Dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Ukuran balok praktis adalah 13 x 13 cm, 13 x 20 cm, atau sesuai Gambar
Kerja.
i. Penulangan beton kolom dan balok sesuai Gambar Kerja dan atau seperti terurai
dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 45


j. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/latei seperti tercantum dalam butir
6.3.1.5 dan 6.3.1.6 di atas, terlepas apakah pekerjaan tersebut tergambar atau
tidak dalam Gambar Kerja.
k. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis, ring balok
beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja harus
diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50 cm, yang terlebih dahulu telah
ditanam dengan baik pada begian pekerjaan kolom dan balok praktis ini.
Bagian yang tertanam dalam pasangan bata minimal sedalam 30 cm kecuali
ditentukan lain.
5.3.2. Pekerjaan Beton Tumbuk
Campuran beton tumbuk adalah 1PC : 3PS : 5KRK dengan tulangan praktis 1 lapis-dua
arah diameter 6mm – 15 cm atau wiremesh BRC M6, terkecuali pada daerah basah
(KM/WC dan Pantry) tidak dipasang tulangan.
Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata permukaan/
waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Tebal lapisan beton tumbuk adalah 6 cm , dan atau sesuai Gambar Kerja.

PASAL 6. PEKERJAAN PLESTERAN

6.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
6.1.1. Plesteran aci halus untuk dinding pasangan batu bata dan permukaan beton.
6.1.2. Plesteran kedap air
6.1.3. Plesteran biasa
6.1.4. Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah dan untuk
dinding batas dengan tangga yang terlihat.
6.1.5. Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
6.2. Persyaratan Bahan
Semen harus Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknis Struktur.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih
dari tanah dan Lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
Air yang dipakai harus bebas dari Lumpur, minyak, asam, bahan organic, basa, garam dan
kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
6.3. Persyaratan Pelaksanaan
Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau
bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Jenis Plesteran :
a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.
b. Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu 1PC : 3PS.
Dipakai untuk :
- Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga ke
permukaan tanah dan atau lantai
- Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.
c. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 5PS

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 46


Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua
permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan yang dinyatakan tidak kedap air
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
d. Plesteran kedap air adalah campuran 1 PC : 3PS.
Aduk plesteran ini untuk :
- Menutup semuapermukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi luar bengunan.
- Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang diisyaratkan harus
kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga ketinggian 150 cm dari
permukaan lantai.
- Semua permukaan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian sampai 20 cm
dari permukaan lantai, terkecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
e. Plesteran halus/aci adalah PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa hingga
mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini merupakan pekerjaan
penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan
sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 hari, atau sudah kering benar.
Semua jenis plesteran tersebut di atas harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga selalu
dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk
plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air.
Kontraktor harus menyediakan Pekerja/Tukang yang pelaksanaan pekerjaan plesteran ini,
khususnya untuk plesteran acian halus. Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan
semua aduk plesteran harus diratakan.
Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus;harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berrongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil
ataupun benda-benda lain yang membuat cacat. Untuk permukaan dinding pasangan
,sebelum diplester harus dibasahi dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1
cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukannya harus dibersihkan
dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan /(“scratched”). Semua lubang-lubang bekas
pengikat bekisting atau formtie harus tertutup aduk plesteran.
Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/wallpaper dipakai plesteran aci
halus di atas permukaan plesterannya. Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan
bahan/material yang akan digunakan tersebut. Untuk setiap pertemuan bahan/material
yang berbeda jenis pada satu bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar
0,7 cm dalam 0,5 cm. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m. Ketebalan
plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom seperti yang dinyatakn dan
dicantumkan dalam Gambar Kerja.
Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maxsimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5
cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikat/dipakukan ke permukaan
dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran. Pekerjaan
plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik,
pipa plumbing, untuk seluruh bangunan.
6.4. Pemeliharaan
Kelembaban Plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar. Hal ini
dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah
penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian
selesai, Kontraktor harus menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 kali sehari sampai jenuh.
Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan/material akhir di atas permukaan
plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 minggu, cukup kering, bersih dari
retak, noda dan cacat lain seperti yang diisyaratkan tersebut di atas. Apabila hasil pekerjaan
tidak memenuhi semua yang diisyaratkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas, maka Kontraktor

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 47


harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya
untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai
pekerjaan tambah.

PASAL 7. PEKERJAAN KUSEN, RANGKA PINTU, DAN RANGKA JENDELA ALUMINIUM

7.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan kusen aluminium
- Pekerjaan rangka pintu dan rangka jendela aluminium.
7.2. Persyaratan Bahan
Kusen, Rangka Daun Pintu dan Rangka Daun Jendela Aluminium
Jenis : Alluminium extrusion alloy colored anodizing.
Ketebalan : Minimum 1.3 mm
Proses pewarnaan : Colored anodizing dengan tebal minium 18 mikron
Warna : Ditentukan kemudian
Produk : INDAL atau yang setaraf
Persyaratan untuk kontruksi kusen :
Defleksi maksimum 2mm untuk 1/1500 bentang antara 2 tumpuan.
Ketahanan terhadap beban angina (120 kg/cm2) ketahanan terhadap udara (minimum 15
m3/jam), dan ketahanan terhadap air harus disertai dengan hasil test.
Untuk bahan pelengkap lainnya :
- Sekrup dari stainless steel.
- Weather strip dari neoprene rubber gasket.
- Caulking dan sealant sebagai penutup pengikat alat penggantung dengan aluminium.
- Angker rangka kusen dari steel plate, tebal 2 mm dengan lapisan zinc minimal 13 mikron.
Penempatan pada setiap jarak 30 mm.
- Untuk rangka/profil kusen yang berhubungan dengan udara luar harus diberi behan kedap
air jenis polysol sealant.
7.3. Persyaratan Pelaksanaan
7.3.1. Umum
Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti Gambar kerja &
melakukan pengukuran lapangan. Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai
dengan daftar Tipr yang tertera dalam gambar kerja dengan memperlihatkan ukuran-
ukuran, bentuk profil, material, detail arah bukaan, dan lain-lain.
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat “shop drawing” dan
membuat contoh jadi (“mock-up”) detail hubungan bagian terteantu yang dimintakan
oleh Konsultan Pengawas/Direksi untuk disetujui dengan petunjuk sebagai berikut:
Gambar Uraian/Informasi
Denah Lokasi, jenis bukaan, engsel-engsel
Daftar jenis pintu, jendela, bouvenlight Merk, kualitas, material finish, tipe, anti
karat, anti rayap, glass hardware, dll.
Shop drawing detail Tipe/jenis ukuran, finish permukaan,
glazing, method lokasi, metode instalasi,
hardware, dll.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memperhatikan persyaratan
pelaksanaan Pekerjaan Perlengkapan Pintu & Jendala. Semua kusen dan rangka daun
harus dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti, sesuai dengan ukuran dan kondisi
lapangan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Kusen dan rangka daun

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 48


dilindungi dari kerusakan, retak, bercak, noda, lubang, gores-goresan pada permukaan
yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan.
Apabila ditemui kerusakan, cacat, salah pemasangan, ketidaktepatan pemasangan
karena Kontraktor kurang cermat dan teliti, maka Kontraktor harus
memperbaiki/membongkar/mengganti hingga memenuhi spesifikasi dengan biaya
ditanggung Kontraktor tanpa dapat diklaim sebagai biaya kerja tambah. Pemasangan
kusen bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan dinding dan kolom praktis. Prinsip
pelaksanaan ini perlu diperhatikan dan dijaga agar angker kusen tetap dapat berfungsi.
7.3.2. Kusen, Rangka Daun Pintu Dan Jendela Aluminium
Semua profil alluminium dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Bahan yang akan
diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi
ukuran, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan. Untuk
keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi profil/komponen yang
akan dipakai harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna
yang sama.
Pemotongan aluminium hendaknya dikerjakan pada tempat yang aman/terlindungi dari
benda-benda yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan, terutama dari
material besi. Hasil pemotongan dengan mesin potong, mesin punch, drill setelah
dirangkaikan untuk pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar
adalh 1 mm, dan untuk diagonal adalah 2 mm. Profil aluminium harus dilindungi
terutama dari retak, bercak noda atau goresan pada permukaan yang tampak selama
pabrikasi maupun pemasangan. Pengelasan dibenarkan menggunakan Non-Activated
Gas (Argon) dari arah bagian dalam agar sambungan tidak tampak oleh mata. Sekrup
harus dipasang sedemikian rupa, sehingga tidak terlihat dari luar, menggunakan sekrup
anti karat/stainless steel, tiap sambungan harus kedap air.
Untuk pemegang profil dan perlengkapan lain dari profil aluminium yang akan kontrak
dengan permukaan metal (besi, tembaga dan lain-lain), maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chominium untuk menghindari kontrak korosi.
Toleransi pemasangan profil aluminium dengan dinding adalah 10-25 mm, kemudian
celah yang terjadi diisi dengan beton ringan/grout. Agar kedap air dan kedap suara
sekeliling tepi profil diberi “sealant”. Profil yang bersentuhan dengan bahan alkaline
seperti beton, aduk atau plesteran, diberi lapisan ‘Anti Corrosive Treatment’ dengan
Varnish seperti Asphaltic Varnish.
Setelah pemasangan profil/kusen aluminium pintu dan jendela maka sekeliling kusen
yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan Vynil Tape
untuk mencegah korosi selama masa pembangunan. Profil aluminium harus terpasang
dengan kuat pada setiap hubungan bersudut 90 derajat. Apabila tidak terpenuhi,
Kontraktor harus membongkar, biaya yang timbul adalah tanggungan Kontraktor.
Semua sistem dan Mekanisme yang diisyaratkan dalam Gambar Kerja harus berfungsi
dengan sempurna.
Daun pintu dan Jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi
kemacetan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul adalah
tanggungan Kontraktor. Pada daun pintu ganda/double door, untuk memperoleh
kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang dikondisikan,
hendaknya dipasang Mohair, jika perlu dapat digunakan Synthetic Rubber atau bahan
dari Synthetic Resin.
Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan
getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka ‘Profil Rubber Seal’ pemegang kaca harus
diganti atas biaya Kontraktor. Pemasangan bahan kedap air antara kaca dan profil
aluminium diisyaratkan tebal minimum 5 mm. Bahan sealant yang tampak harus

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 49


merupakan garis lurus, sejajar garis profil, bahan yang mengenai kaca terpasang tidak
melebihi 5 mm dari garis profil. Kotor akibat noda-noda pada permukaan profil, setelah
pemasangan harus dibersihkan dengan ‘Volatile Oil’.
Pintu-pintu dan jendela harus dilindungi dengan ‘Corrugated Card Board ‘ dengan hati-
hati agar terlindungi dari benturan alat-alat pada waktu pembangunan. Bila profil
ternoda oleh semen, adukan dan bahanlainnya, bahan pelindung harus digunakan.
Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapu dengan
kain yang halus kemudian diberi material pelindung.

PASAL 8. PEKERJAAN DAUN PINTU

8.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud :
8.1.1. Pekerjaan daun ‘pintu kayu’ rangka aluminium lengkap pada ruang-ruang seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
8.1.2. Pekerjaan daun pintu frameless
8.1.3. Pekerjaan pintu otomatis
8.2. Persyaratan Bahan
8.2.1. Daun Pintu
a. Pintu Panel Double Taekwood
Bahan : Teakwood 6 mm produk ex local mutu terbaik
Pemakaian : sesuai gambar Kerja.
b. Pintu Kaca
Bahan : Kaca clear tempered 12 mm produk Indoflot atau
setaraf
Pemakaian : Pintu otomatis dan frameless
8.2.2. Bahan & Alat Bantu
Untuk pintu frameless dan otomatis, gawangan dan struktur penahan rel terbuat dari
besi UNP dengan rangka hollow dilapis aluminium composite panel
8.3. Persyaratan Pelaksanaan
8.3.1. Pada dasarnya semua pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi persyaratan
pelaksanaan pada pasal-pasal pekerjaan kayu halus, kusen/rangka aluminium, kaca
dan gypsum board.
8.3.2. Semua Pembuatan daun pintu harus dilaksanakan secara pabrikasi.
Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.

PASAL 9. PEKERJAAN KUSEN

9.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan pintu besi pada tangga lantai 1 atau seperti tercantum pada Gambar Kerja.
9.2. Persyaratan Bahan
Pintu Besi
Bahan : Daun pintu memakai plat tebal 2 mm
Rangka daun pintu memakai hollow square tube
Kusen memakai besi kanal.
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja.
Engsel : Sistem kupu-kupu dengan batang poros engsel dapat dikunci.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 50


Kunci : Sistem selot dengan gembok.

9.3. Persyaratan Pelaksanaan


9.3.1. Pembuatan pintu besi harus mengikuti Bab Pekerjaan Logam Arsitektur.
9.3.2. Pembuatan kusen dan daun pintu besi lengkap harus dilaksanakan di workshop, tiba di
lapangan siap untuk pemasangan/penyetelan
9.3.3. Kusen pintu besi harus sudah terpasang pada terpasang pada dinding lubang pintu
saat pelaksanaan pekerjaan dinding termaksud.
9.3.4. Jumlah engsel adalah 3 buah tiap daun pintu.

PASAL 10. PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA


(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)

10.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi :
- Pekerjaan perlengkapan pintu kayu.
- Pekerjaan perlengkapan frameless
10.2. Persyaratan Bahan
Semua alat penggantung & pengunci (“hardware”), rel otomatis yang digunakan harus sesuai
dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini. Apabila terjadi perubahan atau
penggantian, harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari Pemberi
Tugas. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemberi Tugas/ Konsultan Pengawas.
Dalam pengajuan tersebut harus dengan komponen (anak kunci) lengkap. Pemilihan
“hardware” pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
Perlengkapan Pintu Ayun
a. Engsel
1. Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”)
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon, memenuhi standard SII- 0407-80
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka aluminium.
Ukuran : Standard produk (45 x 75 mM)
Jumlah : 3 (tiga) set per daun pintu.
Produk : Ex local mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.
2. Mekanisme : Ayun dua arah (“double swing”)
Spesifikasi : Khusus untuk pintu kaca tanpa rangka (“frameless”) dipasang pada
sisi bawah/tertanam dilantai dan sisi atas daun pintu, sekaligus
berfungsi sebagai Door Closer dengan pengaturan kecepatan
menutup dari 115° ke 12° dan dari 12° ke 0°. Dilengkapi engsel
penjepit bagian bawah (Bottom Pivot Patch) dan atas (Top Pivot
Patch).
Pemakaian : Pintu masuk utama ruang Pelayanan Pelanggan dan Pintu Hall
tangga lantai dasar.
Tipe : PT 1220 (engsel atas), PT 1210/C (engsel bawah), 60221(Floor
Hinge).
Jumlah : 2(dua) set lenhkap per daun pintu.
Produk : CISA atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.
b. Kotak Kunci (“lockcase”)

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 51


1. Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”)
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda dengan rangka aluminium.
Spesifikasi : Lockcase yang mempunyai lidah siang (“lotch bolt”) dan lidah malam
(“rolling dead bolt”).
Produk : SES, HYUNDAE, LOGO atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.
2. Mekanisme : Ayun dua arah (“double swing”)
Pemakaian : Pintu ganda dengan rangka aluminium (frameless door glass).
Spesifikasi : Lockcase pada bagian bawah dan atas pintu frameless.
Produk : KWS/CISA
Warna : Ditentukan kemudian.
3. Sfesifikasi : Pegangan dan dengan tombol putar kunci pada bagian dalam.
Pemakaian : Pintu R. KM/WC.
Produk : ALPHA , atau setaraf
Warna : Ditentukan kemudian.
c. Pegangan (“Handle”)
1. Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan (“Lactch Bolt”) secara
mekanis. Pemasangan menyatu dengan silinder kunci.
Pemakaian : Untuk semua pintu selain pintu KM/WC.
Produk : SESI / HYUNDAE / LOGO atau setaraf.
Warna : Ditentukan kemudian.
2. Spesifikasi : Pegangan (“handle”) khusus untuk pintu kaca tanpa rangka
(“frameless”).
Pemakaian : Pintu kaca ganda tanpa rangka(“frameless”) pada pintu masuk
utama lantai dasar.
Produk : KWS/CISA/WINMA.
Warna : Ditentukan kemudian
d. Rel pintu
Spesifikasi : Sesuai persyaratan pabrik pembuat
Pemakaian : Pintu otomatis.
Produk : Dorma atau setaraf.
Kehandalan Kerja
Seluruh perangkat perlengkapan pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik sebelum dan
sesudah pemasangan. Untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
10.3. Persyaratan Pelaksanaan
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar
dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing
harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam gambar
dokumen kontrak sesuai dengan standarisasi pabrikasi, dan pemasangnannya untuk setiap tipe
pintu & jendela.
Shop drawing harus disetujui dahulu oleh Direksi/Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.
Pemasangan semua perangkat perlengkapan pintu, jendela dan bovenlicht khususnya
lockcase, handle & backplate harus rapid an sesuai dengan posisi yang telah ditentukan dalam
Gambar Kerja dan atau petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut tidak
tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
Engsel atas, dipasang +/- 28 cm (as) dari permukaan bawah pintu pada pintu-pintu umum
biasa. Engsel pintu toilet /peturasan dan janitor adalah +/- 32 cm (as) dari permukaan bawah
pintu. Khusus pintu frameless mengikuti persyaratan mengikuti persyatan pabrik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 52


PASAL 11. PEKERJAAN KACA

11.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud :
- Pekerjaan kaca pintu, jendela, dan lubang cahaya (bovelight).
- Pekerjaan kaca untuk pintu otomatis dan pintu kaca tanpa rangka (“frameless”)

11.2. Persyaratan Bahan


Semua kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0189/78
Semua cermin harus sesuai dengan NI-3.
Produk ASAHIMAS FLAT GLASS atau setaraf.
Tipe Bahan
• Kaca :
a. Kaca bening (clear float glass).
Tebal : 5 mm
Warna : bening (clear)
Pemakaian : - semua lubang cahaya (bouvenlicht)
Tipe/Produk : Indoflot, Asahimas
b. Kaca Tempered Tebal 8 mm
Tebal : 8 mm
Warna : bening
Pemakaian : Canopi
Tipe/Produk : Panasap , Asahimas
c. Kaca tempered tebal 10 mm
Tebal : 10 mm
Warna : bening
Pemakaian : Dinding façade lantai lobby
Tipe/Produk : Panasap Temperlite, Asahimas.
d. Kaca tempered tebal 12 mm
Tebal : 12 mm
Warna : bening
Pemakaian : pintu otomatis dan frameless gawang
Tipe/Produk : Panasap Temperlite, Asahimas.
e. Kaca warna oneways tebal 8 mm
Tebal : 8 mm
Warna : Warna
Pemakaian : curtain wall
Tipe/Produk : Panasap
11.3. Persyaratan Pelaksaan
11.3.1. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan keahlian khusus dan ketelitian sesuai standar
pabrik.
Ukuran, tebal, warna dan jenis bahan yang dipasang harus sesuai dengan Gambar
Kerja, buku spesifikasi ini dan atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
Pemotongan harus rapih dan lurus, harus menggunakan alat pemotongan kaca/cermin
khusus.
Cermin yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus digurinda dan
dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan & benturan dan diberi tanda
agar mudah diketahui.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 53


11.3.2. Pekerjaan Pemasangan Kaca Pintu & Jendela
Sebelum pemasangan kaca, kusen dan rangka-rangka curtain wall/window wall telah
trpasang kokoh dan telah selesai sesuai dengan Gambar Kerja dan memenuhi
persyaratan pekerjaan kusen/logam yang diuraikan pada bab lain dalam buku ini.
Selanjutnya adalah pemasangan rubber gasket/rubber seal/sealent, sesuai dengan
Gambar Kerja.
Ukuran kaca dan pemasangan rubber gasket/rubber seal/sealent harus sedemikian
rupa, agar kaca tidak pecah pada waktu pengembangan dan penyusutan.

11.3.3. Pekerjaan Kaca untuk pintu kaca rangka (“frameless”)


Khusus untuk pemasangan pintu kaca “frameless”, harus benar-benar diperhatikan
kedudukan engsel bawah/engsel atas (“floor hinge/top hinge”), kunci (“lower corner
lock”) dan pegangan (“handle”) pintu, agar pada saat pemasangan diperoleh ketepatan
dan kerapihan seperti yang diinginkan dan mengikuti pesifikasi dari pabrik.
Pembuatan lubang untuk perlengkapan tersebut harus benar-benar teliti dan seksama.
Pembuatan lubang dengan alat bor khusus kaca dan dikerjakan di pabrik apabila
diharuskan.
11.3.4. Pekerjaan Kaca untuk pintu otomatis
Khusus untuk pemasangan pintu kaca otomatis harus benar-benar diperhatikan
kedudukan rel pintu, agar pada saat pemasangan diperoleh ketepatan dan kerapihan
seperti yang diinginkan dan mengikuti pesifikasi dari pabrik.
Pembuatan lubang untuk perlengkapan tersebut harus benar-benar teliti dan seksama.
Pembuatan lubang dengan alat bor khusus kaca dan dikerjakan di pabrik apabila
diharuskan.
11.3.5. Kualitas Pekerjaan
Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca dan cermin akibat pemasangan rubber
gasket/ rubber seal / sealent maupun sekrup.
Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila masih
terlihat adanya gelombang maka kaca tersebut harus dibongkar dan diperbaiki/diganti.
Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di klaim sebagai
pekerjaan tambah.
11.3.6. Pemeliharaan
Semua kaca dan cermin yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, serta harus diberi tanda agar mudah diketahui.
Apabila terjadi kaca atau cermin yang retak, pecah ataupun cacat lain akibat
keteledoran Kontraktor, Kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai
persyaratan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat diajukan
sebagai biaya pekerjaan tambah.

PASAL 12. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT PVC BOARD

12.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
- Pekerjaan langit-langit PVC Board untuk atrium sesuai Gambar Kerja.
12.2. Persyaratan Bahan
PVC Board
Tebal : 9 mm untuk atrium sesuai Gambar Kerja
Ukuran : Disesuaikan dengan pola langit-langit
Ketahanan api : Non fire rated
Tipe/Produk : Motif kayu / sundha plafond

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 54


Rangka Langit-Langit
Rangka : Metal, concealed grid ceiling systems
Jarak & ukuran : Sesuai Gambar Kerja
Ketahanan api : Non fire rated
Tipe/Produk : Boral metal systems
“Cove” tepi dan lis Tepi Langit-langit
Bahan : list PVC
Ukuran : Sesuai Gambar Kerja
Tipe/Produk : sundha plafond
12.3. Persyaratan Pelaksanaan
Rangka Langit-langit
- Persyaratan pelaksanaan harus memenuhi Pasal Pekerjaan Logam RKS ini dan spesifikasi
pabrik.
- Penggantung rangka langit-langit adalah Boral System lengkap top cross rail, ceiling batten,
angle, cb connector, tcr spring, suspension rod dan angle bracket.
- Stec penggantung langit-langit dari besi beton diameter 6 mm, diikatkan ke Tulangan pelat
lantai atau balok beton, telah dipasang pada saat pengecoran.
- Panjang stek dan jarak penggantungan sesuai dengan Gambar Kerja.
- Untuk pengikatan balok tepi rangka langit-langit yang menempel dinding pasangan batu
bata atau beton adalah dengan “fisher”.
- Panjang “fisher” yang dipakai harus 1,5 kali tebal balok.
- Pemasangan rangka langit-langit harus rata waterpass pada permukaan bawahnya.
Langit-langit PVC Board
- Panel PVC yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan ukuran
masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau cacat lainnya dan
telah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Panel PVC dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan sesuai standard
spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dipasang dengan sekrup khusus
untuk panel PVC, dan pola pemasangan sesuai Gambar Kerja.
- Bidang permukaan langit-langit PVC yang terpasang harus lurus, rata (waterpass) dan tidak
bergelombang; sambungan antar panel saling tegak lurus.
“Cove” Tepi dan Lis Tepi Langit-Langit
Pemakuan kepala paku harus dipipihkan dan dipaku hingga tertanam , setiap jarak tertentu
sedemikian rupa sehingga “cove” tepi maupun lis tepi langit-langit menempel kuat, lurus dan
rata. Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi antara pekerjaan-pekerjaan
dari berbagai disiplin lain untuk dapat mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang harus
terpasang pada panel langit-langit tersebut, seperti Armature lampu, dan lainnya.

PASAL 13. PEKERJAAN LOGAM ARSITEKTUR

13.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi:
Pekerjaan Arsitektur dan Finishing yang terbuat dari logam diantaranya :
- Pekerjaan railing.
- Pekerjaan logam lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
13.2. Persyaratan Bahan
Semua bahan/material logam yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik,
lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat akibat benturan ataupun cacat dari pabrik dan
bebas dari noda –noda lainnya yang dapat menggangu kualitas maupun penampilan /
appearence , serta keluaran dari pabrik yang disetujui Konsultan Pengawas/ Direksi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 55


Mutu dan kualitas sesuai dengan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang berlaku.
- Pipa stainless, sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja
- Sengkang pengikat talang vertical dipakai baja galvanize strip 2 x 30 mm
- Plat stainless steel bentuk dan ukuran sesuai dengan gamabar kerja, tebal 3 mm
- Plat baja polos bentuk dan ukuran sesuai dengan gamabar kerja , tebal 2 mm
Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat / penyambung / pengkaku seperti :
Angker, lem, baut, ramset, dynabolt, baja strip dan sebagainya. Semua ukuran, bentuk sesuai
dengan Gambar Kerja dan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Bahan produk jadi seperti baut, ramset, dynabolt, adalah produk HILTI atau setaraf. Bahan-
bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset, pengait dan logam fiting lainnya yang
berhubungan dengan udara luar harus dibuat dari besi yang digalvanisasi.
Khusus untuk bahan/material satainless steel, semua baut atau sekrup yang dipakai dan
kepalanya keluar dari permukaan bahan/material tersebut harus ditutup dengan penutup yang
diverchroom.
Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan Normalisasai Indonesia dan
sebelum digunakan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
Disimpan di tempat terlindungi yang menjamin komposisi dan sifat karakteristik lainnya dari
elektroda tersebut tidak berubah. Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus
dijaga selalu dalam keadaan baik dan kering.
13.3. Persyaratan Teknis
Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab atas semua ukuran yang
tercantum dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya, ukuran pada Gambar Kerja adalah ukuran
jadi/finish. Harus diperhatikan pula sambungan/hubungan dengan material lain harus sesuai
dengan Gambar Kerja.
Sebelum pelaksanaan dan pemasangan, Kontraktor harus melakukan pengukuran yang cermat
di tempat kerja guna mendapatkan ukuran yang tepat. Bahan/material berbentuk unit yang akan
dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan. Pekerjaan setaraf kelas
satu, terutama untuk permukaan logam yang diperlihatkan/ exposed harusbenar-benar rapi dan
halus. Pemotongan logam harus dengan mesin pemotong mekanik (Mechanical Cutting
Machine) kecuali ditunjuk lain dalam Gambar Kerja. Pemotongan dengan pembakaran
memakai mesin pembakar standard.
Semua bagian yang dilubangi sesuai Gambar Kerja dan sudah dibersihkan dari karat, harus
diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum pemasangan. Semua pengelasan
menerus dengan las busur listrik. Tambatan, angker, stek, dynabolt, dan ramset untuk beton
dan pemasanan batu bata dimana diperlukan harus digunakan walaupun tidak ditunjukkan
dalam gambar, sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.
13.4. Persyaratan Pelaksanaan
Semua pekerjaan baut, bolt harus memenuhi syarat AISC Specification for Structural Joint Bolt.
Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society for Arc Welding in Building
Contruction Section. Kontraktor bertanggung jawab terhadap keamanan, kerusakan barang
sampai ke tempat tujuan. Segala Kerusakan dan atau kehilangan adalah tanggung jawab
Kontraktor.
Plat Baja dan Stainless Steel
Penempatan plat harus rapi dan semua lubang baut harusterletak tepat pada jarak masing-
masing baut. Pemasangan plat baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm dari as-nya. Angker,
stek ataupun elemen vertical lainnya harus tegak lurus terhadap permukaan bidang tempatnya
tertanam. Semua bagian pekerjaan yang berbentuk unit harus dirakit/assembling sebelum
pemasangan.Kontraktor harus mengajukan contoh model /mock up yang akan dipasang
kepada Konsultan Pengawas/Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Sebaiknya semua pekerjaan ini dipabrikasi di Workshop. Kontraktor bertanggung jawab atas
semua kesalahan detail, pabrikasi maupun ketidak tetapan penyetelan/pemasangan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 56


Kekurang-tepatan pemasangan karena kesalahan pabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki dan
atau diganti dengan yang baru dan semua ini atas biaya Kontraktor tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah. Semua permukaan logam, terutama yang melekat dengan
bahan/material lain sebelum pemasangan harus sudah diberi lapisan pelindung atau dicat
dasar. Pekerjaan ini tidak berlaku untuk baja stailess steel dan atau seperti ditunjukkan
Direksi/Konsultan Pengawas.

Pengelasan
Pengelasan harus dilakukan hati-hati atau cermat. Logam yang akan dilas harus bebas dari
retak dan cacat lain yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus.
Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur. Pekerjaan las sedapat
mungkin dilakukan di Workshop dan atau dalam ruangan yang beratap, bebas dari angin dan
dalam keadaan kering. Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las
dapat dilakukan dengan baik & teliti.
Las Perapat/Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling berdekatan, harus
dilaksanakan las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas, terlepas apakah
detailnya diberikan atau tidak dalam Gambar Kerja, apakah barang tersebut terkena cuaca luar
atau tidak dan kontraktor tidak dapat mengklaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.
Macam dan tebal las
- Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).
- Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal las untuk kontruksi minimum
½ V t2, dimana t adalah tebal bahan terkecil.
- Panjang las minimum 8 kali tebal bahan atau 40 mm.
- Panjang las maxsimum 40 kali tebal bahan.
- Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan kekuatan baja yang
dipakai.
Pengelasan Permukaan yang Ditampakkan /”Exposed”
Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan dan cacat pada bahan yang dilas.
Pengakhiran dari cairan elektroda harus rata. Setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus
dibersihkan dengan baik. Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan dilas harus
bersih dan bebas dari kotoran, noda, cat, minyak dan karat. Pemberhentian pengelasan harus
pada tempat yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas dan harus dijamin tidak akan berputar atau membengkok.
Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus dilakukan Kontraktor
sebagaimana diperintahkan Konsultan Pengawas. Las yang cacat harus dipotong dan dilas
kembali. Biaya pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah. Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang akhli (mempunyai sertifikat)
dan harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi dan Gambar Kerja.
Mur dan Baut
Baut yang dipergunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar Kerja. Pemasangan mur dan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai
kekokohan yang merata antara satu dengan lainnya.
Memotong dan Menyelesaikan Pinggiran Bekas Irisan
Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Sama sekali tidak
diperkenankan ada bekas jalur dan lain-lain. Bila bekas pemotongan/pembakaran dengan
mesin menghasilkan pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 57


kurangnya selebar 2,5 mm. Terkecuali kalau keadaannya sebelum dibuang setebal 2,5 mm
sudah tidak tampak lagi jalur tersebut di atas.
Meluruskan, mengebor, dan meluaskan lubang
Pada keadaan akhir, diameter lubang untuk baut dan sebuah baut yang tepat boleh berbeda
masing-masing 1 mm dari diameter batang baut tersebut. Semua lubang harus dibor. Untuk
lubang pada bagian kontruksi yang disambung dan yang harus dijadikan satu dengan
alat/komponen penyambung, harus dibor sekaligus sampai diameter sepenuhnya. Apabila
ternyata tidak sesuai, lubang diubah dengan bor atau diluaskan dan penyimpangannya tidak
melebihi 0,5 mm. Semua lubang harus bulat sempurna, berdiri siku pada bagian dan bagian
kontruksi yang akan disambung. Semua lubang harus dibersihkan sebelum pemasangan.
Pembersihan tersebut tidak diperkenankan memakai besi penggaruk.
Pada beton bertulang, beton tumbuk dan adukan pasangan bata, semua celah yang terjadi
antara lubang dan bagian logam yang tertanam di dalamnya harus diisi dengan adukan isi
kering atau grouting hingga padat tanpa ada rongga dan rata permukaan. Persyaratan bahan
dan pelaksanaan grouting diuraikan dalam bab lain pada buku ini.
Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti yang tertulis
dalam buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja ketidak cocokan, kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor lalai, tidak teliti dalam Gambar Pelengkap dan atau perbaikan
finish yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi. Perbaikan, perubahan dan penggantian harus dilaksanakan atas biaya
Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah. Perubahan bahan/detail karena
alasan tertentu harus diajukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan secara tertulis.
Semua pekerjaan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau
telah terpasang harus segera dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi
syarat.

PASAL 14. PEKERJAAN SANITER

14.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan :
- Pekerjaan emergency shower and eyewash
14.2. PERSYARATAN BAHAN
Jenis, ukuran, warna sesuai petunjuk Gambar serta buku RKS ini dan yang telah disetujui oleh
Pemberi Tugas/Direksi.
Segala contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas. Semua bahan yang terpasang sesuai contoh yang telah disetujui .Pemasangan
semua unit saniter harus lengkap dengan “fixtures” (kran, pipa drain, dan sebagainya). Satuan
unit saniter harus utuh tanpa cacat.
Emergency Shower Eyewash
Produk : HAWS, KRISBOW atau setaraf.
Bahan : besi
Tipe : Wastafel meja, L522 V 1A.
Pemakaian : ruang dekontaminasi
Warna : Ditentukan kemudian.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 58


PASAL 15. PEKERJAAN PENGECATAN

15.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud :
15.1.1. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata, Beton
Semua permukaan dinding pesangan batu dan permukaan beton yang
tampak/exposed seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
15.1.2. Pekerjaan Pengecatan Logam
Semua pekerjaan logam yang terpasang seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai dengan cat finish.
- Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/un-exposed dicat hanya
sampai dengan cat dasar.
15.1.3. Pekerjaan Pengecatan Kayu
Cat akhir (finish) untuk permukaan kayu yang ditampakkan, seperti :
- Langit-langit triplex, “cove” tepi dan lis tepi langit-langit, plin lantai, dan atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
- Cat politur akhir (finish) untuk kayu, dan atau seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
Cat dasar/meni kayu untuk pekerjaan kayu kasar dan kayu halus yang tidak
ditampakkan, seperti : kaso dan reng atap, rangka langit-langit, dan atau seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
15.2. Persyaratan Bahan
15.2.1. Cat Tembok
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan garam
produk Vinilex atau yang setaraf.
15.2.2. Cat Logam & Kayu
Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama. Produk Glotex atau
setaraf.
15.2.3. Cat Politur
Mamakai bahan dari produk IMPRA, ULTRAN atau yang setaraf.
15.2.4. Plamur
Bahan dari kualitas utama, produk ex local mutu terbaik.
15.2.5. Cat Conwood
Bahan dasar menggunakan fibercote dan finishing menggunakan propan

Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas mengenai kemurnian
cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa :
- segel kaleng
- test BD
- test laboratorium
- hasil akhir pengecatan.
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tets kemurnian ini harus harus
mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke Direksi/Konsultan
Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang
transparan ukuran 30 x30 cm2. Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 59


warna, formula cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan
akhir).
Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Direksi/Konsultan Pengawas dan
Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan
Direksi/Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan “mock-up”.
Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas, untuk kemudian akan
diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tipa warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-
kaleng cat tersebut harus ditutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada
di dalamnya.
15.3. Persyaratan Pelaksanaan
15.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan
lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (“finish”) minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau
ada bekas yang menunjukkan tanda sapuan, roller maupun semprotan.
15.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan
pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada
waktu pelaksanaan pekerjaan.
15.3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab
atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk pelaksanaan
di dalam ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian
udara berlangsung lancar. Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan
tertutup, Kontraktor harus memakai Kipas Angin/Fan untuk memperlancar pergantian /
aliran udara.
15.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacum cleaner,
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas/mutu terbaik dan jumlahnya.
15.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya
boleh dilakukan bila disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
15.3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain keriang
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas terkecuali diisyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
15.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
15.3.8. Standard Pengerjaan (“mock-up”)
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang yang akan
dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang
yang akan dipakai sebagai “Mock-up” ini akan ditentukan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas dan Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard
minimal keseluruhan Pekerjaan Pengecatan.
15.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi/Konsultan Pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat
finish.yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-
klaim sebagai pekerjaan tambah.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 60


15.3.10. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli/supervisi dari pabrik
pembuat. Biaya untuk hal ini di tanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
Permukaan Exterior
a. Lapisan pertama :
Cat jenis Arclic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25-150 micron atau daya per liter adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
b. Lapisan kedua :
Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya per liter 13-15 m2.
Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
c. Lapisan ketiga & keempat :
Cat jenis Weathershield.
Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Ketebalan setiap lapis 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2 per lapis.
Tenggang waktu antara pelapisan minimum12 jam
Warna ditentukan kemudian.
Pekerjaan Pengecatan Kayu Yang Ditampakkan
Bersihkan seluruh permukaan kayu dari bahan yang mengotori atau bahan lain yang
sekiranya akan mengganggu jalannya pekerjaan finishing.
a. Lapisan Pertama :
- Meni kayu warna merah 1 lapis.
- Pelaksanaan dengan kuas.
b. Lapisan Kedua :
Dempul (“Wood Filler”) sampai lubang –lubang pori-pori kayu terisi sempurna.
Tunggu hingga 7 hari, kemudian bidang yang diplamur diampelas dengan ampelas
besi halus hingga rata permukaan.
c. Lapisan Ketiga & Keempat :
- Cat akhir (“finish”) dengan ketebalan 30 micron per lapis atau daya sebar 15-17
m2 per Liter per lapis dalam kondisi kering.
- Pelaksanaan dengan kuas. Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.
Warna ditentukan kemudian.
15.3.11. Pekerjaan Pengecatan Logam yang Ditampakkan
a. Persiapan Sebelum Pengecatan
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/millscale), karat, minyak, lemak dan
kotoran lain secara teliti, seksama dan menyeluruh sehingga permukaan yang
dimaksud menampilkan tampak logam yang halus dan mengkilap. Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik/Mechanical Wire Brush. Akhirnya
permukaan dibersihkan dengan Vaccum Cleaner atau sikat yang bersih. Sebelum
dilakukan pengecatan semua permukaan logam harus mendapat “solvent
treatment” untuk menghilangkan lemak dan kotoran.
b. Lapisan Pertama :
- Pekerjaan cat primer/dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan/material
logam terpasang.
- Cat primer jenis Quick Drying Primer Red Lead
- Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum
pelaksanaan pelapisan berikutnya.
c. Lapisan Kedua :

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 61


-Cat dasar jenis Undercoat.
-Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas. Tunggu selama minimum 6 jam sebelum
pelaksanaan pelapisan berikutnya.
d. Lapisan Ketiga & Keempat :
- Cat akhir / finish jenis Synthetic Super Gloss atau setaraf.
- Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.
- Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam.
- Warna ditentukan kemudian.
15.3.12. Pekerjaan Pengecatan Logam yang Tidak Ditampakkan
a. Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat dasar
jenis Quick Drying Red Lead 1 lapis.
b. Pelaksanaan dengan kuas.

PASAL 16. PEKERJAAN ATAP

16.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan pemasangan atap, lengkap dengan asesori
penutup wuwung, akhiran wuwung, penutup jurai.
16.2. Persyaratan Bahan
16.2.1. Bahan Utama : U-PVC
Ketebalan : 1,2 /1,45 mm untuk atap (2,6 kg/m)
Ukuran : Lebar efektif 1000 mm dan atau sesuai gambar kerja.
Tipe/Produk : Alderon Trimdeck single layer, atau setaraf.
Warna : Abu abu.
Accesoriess (baut pengikat, plat kait, lengkap dengan ring karet kedap air), lembar
pelindung (flashing), lembar penutup bubungan (capping), sealent dan lain-lain harus
dari bahan dan tipe yang sama dengan penutup atap dan atau mengikuti spesifikasi
yang ditentukan pabrik.
Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan desertai
keterangan tertulis mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk
cara pemasangan.
16.2.2. Bila Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka Pemberi Tugas
berhak menuntut kepada Kontraktor agar dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
diawasi oleh tenaga ahli atau Supervisi khusus dari pabrik pembuat dengan dan atas
biaya tanggungan Kontraktor.
16.2.3. Lembaran penutup atap diangkut ke atas hanya apabila akan dipasang, rusuk atas
lembaran penutup atap harus menghadap sisi dimana pemasangan dimulai.
16.2.4. Kontraktor harus memeriksa dengan teliti serta seksama dan memastikan bahwa
permukaan atas semua gording atau atap sudah satu bidang. Jika belum satu bidang
dapat menyetel atau mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka
penumbung/gording. Dalam keadaan apapun juga untuk mengatur kemiringan atap,
ganjal tidak diperkenankan dipasang langsung di bawah plat kait. Hal ini harus
diperhatikan sungguh-sungguh oleh Kontraktor gangguan pengikatan, terutama jika
jarak penyangga kecil.
16.2.5. Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakan plat kait,
jarak perletakan pertama maupun terakhir dari plat kait ujung/tepi lembaran harus
memenuhi persyaratan pabrik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 62


16.2.6. Lakukan pemeriksaan setempat terhadap penyetelan plat kait untuk mencegah
penggeseran. Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran dapat distel 2 mm dengan
menarik plat kait menjauhi atau menekan ke arah lembaran pada saat mengikatkan
plat kait tersebut. Untuk mencegah plat kait menggeser ke bawah, harus dipergunakan
pengikat positif yaitu sekrup atau baut pada plat kait tersebut.
16.2.7. Pada lembaran akhir di bagian atas, sisi tepi atas lembaran tersebut harus ditekuk ke
bawah. Penekukkan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan
tersebut. Penekukkan ini untuk mencegah masuknya air ke dalam bangunan.
Penekukkan dapat dilaksanakan sebelum ataupun sesudah lembaran dipasang.
16.2.8. Pada lembaran akhir di bagian akhir di bagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut harus
ditekuk ke bawah untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah lembaran ke dalam
bangunan. Penekukkan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan
tersebut.
16.2.9. Arah pemasangan lembaran dari bawah ke atas kemudian dilanjutkan pemasangan ke
samping dengan arah tetap dari bawah ke atas dan seterusnya. Pada tumpangan
akhir, sebaliknya gunakanlah dua (2) lembar atau lebih dengan ukuran yang lebih
pendek. Tumpangan/overlap akhir harus memenuhi persyaratan pabrik.
16.2.10. Khusus untuk penutup bubungan/capping, Kontraktor harus sudah menyediakan
lubang pada ujung atas penutup bubungan/capping untuk tiang penangkap petir,
lengkap dengan karet. Diameter lubang harus tepat sama dengan diameter tiang
penangkap petir.
16.2.11. Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan/capping harus ditakik sesuai
dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran setelah penutup bubungan/capping
terpasang. Penakikkan dilakukan dengan alat yang disediakan oleh pabrik khusus
untuk pekerjaan tersebut. Setelah ditakik, barulah kedua sisi tepi penutup
bubungan/capping ditekuk ke bawah dengan alat penekukyangdisediakan pabrik untuk
pekerjaan tersebut hingga menutup sampai lembah antara 2 rusuk lembaran. Penutup
bubungan/capping disekrupkan pada setiap rusuk lembaran.
16.2.12. Pemasangan flashing, capping, fixing strip dan lain harus dilakukan oleh Kontraktor
sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik pembuat walaupun belum ataupun tidak
tercantum dalam Gambar Pelengkap sehingga didapat hasil yang baik, terhindar dari
kemungkinan kebocoran. Dalam kasus ini, Kontraktor tidak dapat menuntut sebagai
pekerjaan tambah.
16.2.13. Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi dan lurus,
garis-garis rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke arah horizontal
maupun vertical, menghasilkan penampilan yang baik.
16.2.14. Bagian lembaran setelah terpasang yang boleh diinjak hanyalah pada rusuk tepat di
atas gording.

PASAL 17. PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL

17.1. Ketentuan Umum


Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan dinding aluminium dilakukan, maka :
a. Pemboronng wajib mengadakan pemeriksaan dan pengukuran agar tahu ukuran dinding
pada area yang akan dipasang aluminium panel.
b. Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan digunakan
dan membuatkan mock-up untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas dan
Perencana.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 63


c. Bahan yang cacat tidak ooleh digunakan, bahan yang dipasang harus sesuai contoh yang
sudah disetujui Pemberi Tugas dan Perencana.
d. Pemborong harus membuat shop drawing.
17.2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan pelapis kolom, canopy dan balok

17.3. Persyaratan Bahan


a. Panel aluminium type tray panel atau setara, tebal 3 mm composite, finish PVDF powder
coating 30 microns.
b. Sealant : Silicone Sealant adalah jenis not stain sealant atau sesuai dengan yang
direkomendasikan oleh pabrik panel tersebut.
c. Produk : lihat spesifikasi material arsitektur
d. Ukuran : sesuai gambar rencana
e. Warna : ditentukan kemudian
f. Rangka : alumunium profil / hollow 40 x 40 x 1,2 mm finish mill finished, bracket alumunium,
tebaI 10 mm alumunium angle finish zinchromate steel bracket, tebal L50 x 50 x 5 mm
finish Zinchromate Type Sound Insulation
g. Alumunium Composite Panel harus memiliki karakteristik sebagai berikut :
- Standard : 1220 (W) x 2440 (L) x 3 mm (T)
- Rangka Curtain Wail : Aluminium U Chane l (70 x 50 x 75 x 3mm), (25 x 50 x 25 x 3
mm)
- Type : 3 mm (ASTM 0 792) 5,6 kg/m2
- Sound Insulation : 25 dB
h. Perforated Panel
- Ukuran : sesuai gambar
- Tebal aluminium : 2 mm (atau sesuai gambar)
- Finish : PVDF powder coating 30 microns
17.4. Pemasangan
a. Panel yang dipakai harus bebas dari cacat dan pada saat pemasangan, permukaan yang
difinish harus dilindungi dengan lapisan PVC yang melekat pada permukaan panel.
b. Penyambungan panel dengan rangkanya ataupun dengan panel lainnya hanya dilakukan
pada naad-naad yang telah disediakan. Pada permukaan panel sama sekali tidak
diperkenankan diadakan pelubangan-pelubangan.
c. Rangka panel terdiri dari profil-profil besi siku yang dipasang sehingga memungkinkan
penyetelan panel secara vertikal maupun horisontal.
d. Sealant dipasang setelah permukaan-permukaan yang akan dilapisi telah dibersihkan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan pembersihan yang dikeluarkan pabrik.
e. Pemasangan sealant, back up material dan lain-lain semua harus mengikuti ketentuan-
ketentuan yang dikeluarkan pabrik pembuat bahan sealant.
f. Sebelum pemasangan panel, pemborong harus menyerahkan shop drawing kepada
Pemberi Tugas dan Perencana untuk diperiksa.
g. Shop drawings tersebut minimal harus memperlihatkan :
• Type-type panel yang akan dipasang, lengkap dengan dimensi dan bentuk-bentuk
lipatannya serta tempat-tempat di mana tiap type panel tersebut akan dipasang.
• Bagian-bagian dari hubungan panel yang akan dilapisi sealant, naad-naad. hubungan
dengan kusen alumunium dan lain-lain.
• Profil-profil besi yang akan dipakai untuk memegang panel serta cara hubungannya
dengan panel.
• Pertemuan panel tidak boleh dilaksanakan sebelum shopdrawing di atas mendapat
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan Perencana.
h. Gambar-gambar tersebut dibuat dengan skala yang cukup besar sehingga memudahkan
pemeriksaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 64


i. Pemasangan panel tidak boleh dilaksanakan sebelum shopdrawing diatas mendapat
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas dan Pengawas.

PASAL 18. PEKERJAAN CURTAIN WALL

18.1. Ketentuan Umum


Sebelum pekerjaan pembuatan dan pemasangan dinding aluminium dilakukan, maka :
a. Pemboronng wajib mengadakan pemeriksaan dan pengukuran agar tahu ukuran dinding
pada area yang akan dipasang curtain wall.
b. Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan yang akan digunakan
dan membuatkan mock-up untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas dan
Perencana.
c. Bahan yang cacat tidak boleh digunakan, bahan yang dipasang harus sesuai contoh yang
sudah disetujui Pemberi Tugas dan Perencana.
d. Pemborong harus membuat shop drawing.
18.2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Pekerjaan kaca lantai 2 dan 3
18.3. Persyaratan Bahan
a. Braket : Besi siku
b. Mullion : Frame aluminium 10 cm
c. Transome : Frame alumminium 6 cm
d. Kaca : kaca tempered warna blue tebal 8 mm
18.4. Pemasangan
a. Pekerjaan marking. Tahap awal pengerjaan curtain wall adalah proses marking atau
penentuan garis bantu dari as. Proses ini bertujuan untuk membuat bangunan curtain wall
agar lurus secara vertical dan horizontal. Sehingga posisi kaca bias level ke samping
maupun ke atas. Proses marking ini dilakukan oleh team surveyor dengan alat bantu
theodolite maupun benang sipatan.
b. Pemasangan braket. Braket yang dipasang disesuaikan dengan titik marking yang
sebelumnnya sudah dibuat. Braket ini terbuat dari stell/besi yang biasanya berbentuk siku.
Pemasangan bias dilakukan dengan cara embedded 9sistem tanam) atau hanya
menggunakan system dinabolt. Hal ini disesuaikan dengan kekuatan struktur yang ditopang
oleh curtain wall sendiri.
c. Pemasangan rangka mullion. Rangka yang berupa frame aluminium vertical yang nantinya
akan digunakan untuk duduka/penggantung kaca. Untuk model stick system/back mullion
rangka ini diperkuat tiga buah bracket yang memegangnya.
d. Pemasangan rangka transom. Rangka transom yang merupakan frame aluminium
horizontal yang nantinya akan digunakan untuk dudukan/penggantung kaca. Proses
pemotongan frame ini harus sangat diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang baik.
Karena sifatnya expose, maka jika hasil pemotongan kurang baik akan berakibat adanya
gab/celah sambungan antar transome.
e. Pemasangan kaca. Setelah rangka vertical dan horizontal selesai dipasang. Langkah
selanjutnya adalah pemasangan kaca. Sebelum kaca diletakkan pada bagian frame
horizontal diletakan dudukan kaca yang terbuat dari karet yang keras dan biasa disebut
setting block. Hal ini dimaksudkan untuk menahan kaca agar tidak mudah pecah pada saat
terjadi muai atau susut.
f. Pemasangan lem kaca/sealnt, langkah terakhir ini adalah pemasangan lem sealant untuk
merekatkan kaca dengan frame aluminium. Hal ini yang perlu diperhatikan adalah ketika
pemasangan diusahan permukaan kaca dan aluminium dalam keadaan kering. Disamping
itu harus bersih dari kotoran seperti debu. Agar rekatan yang dihasilkan menjadi sempurna.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 65


PASAL 19. PEKERJAAN TALANG

19.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
19.2. Persyaratan Bahan
19.2.1. Talang Vertikal
a. Pipa dan pipa penyambung/joint/fitting, adalah pipa :
- PVC untuk bagian yang ditampakkan.
- Seng BJLS 3mm
b. Pipa PVC dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama kelas Heavy Duty (AW-
1), produk Rucika.
c. Bentuk dan ukuran sesuai dengan Gambar Kerja.
19.2.2. Pipa “Sparing”
a. Pipa “Sparing” dibuat dari pipa GIP.
b. Ukuran diameter sesuai Gambar Kerja.
19.2.3. Saringan Talang
Saringan Talang dibuat dari Stainless Steel, produk local dengan mutu terbaik.
19.2.4. Lem PVC
Lem PVC harus sesuai dengan lem PVC yang dispesifikasikan Pabrik pembuat pipa
PVC yang dipakai.

19.3. Persyaratan Pelaksanaan


Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus meneliti dan mempelajari dengan
seksasama khususnya Sanitasi. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi bahan yang
diisyaratkan pabrik khususnya pada sambungan. Khusus untuk sambungan antara pipa sparing
dengan pipa talang memakai system ulir yaitu pipa talang diulir pada bagian/sisi dalam sesuai
dengan ulir pada bagian/sisi luar pipa sparing seperti tercantum dalam Gambar Kerja. Seluruh
pipa sparing untuk talang vertical harus dilengkapi dengan waterstop, dibuat dari plat besi yang
dilas ke pipa sparing sehingga berbentuk piringan dengan titik pusat sama dengan titik pusat
pipa sparing , radius pirirngan waterstop adalah 3 kali radius pipa sparing. Pemasangan dan
penyetelan talang harus tegak lururs terhadap permukaan pelat beton. Bagian talang yang
miring dengan sudut tertentu harus sesuai dengan Gambar Kerja.
Semua talang pada saat terpasang harus rapih, tidak boleh ada retak, pecah, goresan, cacat
lain, kotoran maupun noda. Apabila terlihat adanya cacat tersebut diatas maka talang tersebut
harus dibongkar dan diperbaiki/diganti hingga disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya
untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
Saringan talang harus tepat masuk pada lubang sparing sehingga tidak ada celah. Sebelum
pembuatan saringan talang, Kontraktor harus meneliti dan dianjurkan mengukur diameter pipa
sparing yang terpasang.

PASAL 20. PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN SETELAH


PEMBANGUNAN.

Pembersihan tapak kontruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup Pekerjaan
seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam buku ini dari semua barang atau bahan
bangunan lainnya yang dinyatakan tidak dipergunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak kontruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 66


PASAL 21. PEKERJAAN SALURAN DRAINASE

Syarat-syarat teknis pekerjaan saluran drainage yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan maupun pengadaan material dan peralatan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Struktur dan Arsitektur adalah bagian dari
Syarat-syarat Teknis ini.
21.1. Lingkup Pekerjaan
Adalah pengertian bekerjanya sistem saluran drainage secara keseluruhan maupun bagian-
bagianya seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang di spesifikasikan. Termasuk
dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang/material, penyediaan tenaga kerja,
pembuatan saluran drainage dan pengujiannya.
Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar tetapi perlu
untuk pelaksanaan dari pekerjaan saluran drainage secara keseluruhan harus juga dimasukkan
ke dalam pekerjaan ini.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi :
- Pembuatan saluran penghubung dan saluran tertutup sesuai dengan gambar rencanan dan
spesifikasi teknis.
- Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat
menanyakan lebih lanjut kepada Direksi/Pengawas. Perencana atau pihak lain yang ditunjuk
untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas
kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
21.2. Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan adalah
21.3. Persyaratan Pelaksanaan
Profil saluran terbuka dan saluran tertutup yang akan dibuat harus benar-benar sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja , baik ukuran maupun kontruksinya. Selama tidak
ditentukan lain, persyaratan-persyaratan yang menyangkut kelancaran mangalirnya buangan air
hujan harus benar-benar diperhatikan, baik menyangkut pengaturan elevasi dasar saluran,
kedalaman saluran, kemiringan-kemiringan, maupun menyangkut pembelokkan saluran dan
penempatan bak kontrol, harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja.
Persyaratan kemiringan untuk saluran drainase minimum 0,5%.
21.3.1. Ukuran
Semua ukuran yang tertunjuk pada gambar saluran drainage merupakan ukuran
jadi/penyelesaian/finishing, kecuali jika terdapat ketentuan-ketentuan lain, maka ukuran
pada gambar tersebut harus ditambah 1 cm.
21.3.2. Ukuran-ukuran Pokok
Ukuran-ukuran pokok dan pembagian-pembagiannya seluruhnya telah ditunjukkan di
dalam gambar perencanaan. Tinggi peil pada setiap unit pekerjaan yang memerlukan
bouwplank ditentukan terhadap tinggi peil setempat atas persetujuan
Direksi/Pengawas.
21.3.3. Pembersihan Tempat Pekerjaan
Sebelum memulai setiap pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan tempat pekerjaan
dari segala macam benda dan rintangan yang ada sehingga siap untuk melakukan
penggalian.

21.3.4. Pekerjaan Tanah.


a. Pekerjaan Galian Tanah
Pekerjaan galian tanah diperlukan untuk menanam pondasi dan menanam bagian-
bagian dari kontruksi saluran drainage yang berada di bawah permukaan. Semua

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 67


bagian harus dilaksanakan menurut persyaratan mengenai panjang, dalam
serongan, belokan galian, sesuai dengan gamabar rencana.
b. Pekerjaan Urugan
Pengurugan lubang bekas galian dilakukan setelah semua yang diperlukan selesai
terpasang. Bahan urugan yang boleh dipakai adalah bahan urugan yang
didatangkan dari luar proyek.
Tanah bekas galian pada lokasi setempat boleh digunakan kembali sepanjang
memenuhi persyaratan bahan urugan. Urugan yang boleh digunakan adalah tanah
lempung (clay) berwarna merah/coklat atau pasir bercampur kerikil yang
bersih.Bahan urugan tidak boleh bercampur dengan sampah, rumput, akar pohon
dan bahan-bahan organis lainnya.
21.3.5. Genangan Air
Kontraktor harus menjaga agar seluruh tidak digenangi air yang timbul akibat hujan dan
lain-lain sebab, dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan ke parit-parit atau
lainnya dengan biaya yang dianggap sudah termasuk di dalam kontrak.
21.3.6. Perataan Akhir
Daerah yang diurug/ digali yang tercantum dalam Gambar harus diratakan kembali
sehingga sama halusnya seperti kondisi semula, sesuai dengan gambar rencana.
21.3.7. Plat Beton Penutup
Plat beton penutup untuk saluran tertutup (gorong-gorong) di bawah parkir dan jalan
masuk dibuat dengan kontruksi beton dengan tulangan dua arah berjarak 15 cm,
diameter 8 mm, tebal keseluruhan plat beton pada daerah parkir adalah 15 cm, dan
pada daerah jalan masuk adalah 20 cm, dilaksanakan dengan kontruksi seperti pada
gambar kerja.
21.3.8. Variasi kedalaman Badan Saluran
Variasi (perubahan) kedallaman atau keteblan badan saluran dapat diterima, tau
diperintahkan oleh Direksi/Pengawas jika ternyata keadaan pada suatu lokasi
pekerjaan berbeda dengan keadaan yang diharapkan semula. Perubahan kedalaman
atau ketebalan badan saluran tidak akan diijinkan tanpa ijin tertulis dari
Direksi/Pengawsa.
21.3.9. Pasangan Bata untuk Bak Kontrol
Pembuatan bak kontrol memakai pasangan batu bata setengah batu, kontruksi seperti
pada gambar kerja dengan plesteran 1PC : 3 PSR. Dalam pembuatan bak kontrol
harus diperhatikan arah aliran air buangan, penempatan lubang masuk(inlet) dan
lubang keluar (outlet) harus menjamin kelancaran aliran air buangan, sehingga tidak
terjadi luapan air. Penempatan lubang masuk dan keluar juga harus memudahkan
pemeliharaan saluran, terutama bila terjadi penyumbatan pada saluran tertutup.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 68


BAB V
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

PASAL 1. LINGKUP PEKERJAAN

5.1. Syarat-syarat teknis umum Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal ini berisi perincian yang
memperjelas / menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi.
Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis
Elektrikal dan Mekanikal.
5.2. Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta
peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan
alat-alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan
keperluan kerja.
Dalam Pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang akan dipakai dan
pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin
disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.
5.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
5.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal dan Mekanikal sesuai gambar,
spesifikasi dan dokumen lainnya sesuai dengan kontrak.
5.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, kontraktor dapat
menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini.
5.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas
kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
5.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal dan Mekanikal
harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
adendum lainnya.

PASAL 2. STANDART DAN PERATURAN

2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-
undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan
dengan ketentuan Keselamatan Kerja dari badan terkait.
2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah
ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi oleh badan yang berwenang dalam hal ini,
bila tidak ada petuniuk dari Konsultan Pengawas.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi Elektrikal dan
Mekanikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi dengan
Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan operasionil.
Testing harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
2.6. Penggantian material yang kurang baik atau kesalahan pemasangan adalah tanggungjawab
Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut diatas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 69


2.7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab kontraktor.

PASAL 3. KONTRAKTOR

3.1. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang telah
terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Elektrikal
dan Mekanikal ini sampai selesai. Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan instalasi
Elektrikal dan Mekanikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli
yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis dan
administrasi di lapangan.
3.2. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang di tentukan oleh
Konsultan Pengawas.
3.3. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang, peraturan-peraturan,
persyaratan umum, maupun suplementernya, persyaratan standar internasional, persyaratan
pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar
serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
3.4. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain yang
ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar
atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
3.5. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan dari pihak-
pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.

PASAL 4. KOORDINASI DENGAN PIHAK LAIN

4.1. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi / penyesuaian


pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli
sebelum memulai pekerjaan. Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung jawab kontraktor.
4.2. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran pelaksanaan
proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor sipil maupun arsitektur.
4.3. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sedapat mungkin digunakan
peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk seluruh proyek ini agar mudah
memeliharanya.
4.4. Untuk semua peralatan clean mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak lain atau
yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup instalasi sistem ini, Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan pekerjaan ini.
4.5. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan memberikan petunjuk kepada Kontraktor
lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan
peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain pada dan untuk peralatan Elektrikal dam
mekanikal agar sistim keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna. Kontraktor masih tetap
bertanggung jawab penuh atas peralatan-peralatan tersebut.
4.6. Penolakan Pekerjaan Sistem Elektrikal dan Mekanikal.
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, dan Kontraktor gagal untuk
melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Konsultan Pengawas serta pihak
yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari sistem ini dapat ditolak dan diganti.
Dalam hal ini Pemberi Tugas / Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawab Kontraktor.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 70


PASAL 5. GAMBAR - GAMBAR

5.1. Gambar Perancangan (Design drwaing)


5.1.1. Yang dimaksud dengan gambar perancangan adalah gambar-gambar yang
menyertai buku ini, gambar-gambar penjelas dan segala gambar-gambar
addendumnya.
5.1.2. Kontraktor harus mempelajari gambar-gambar perancangan dan secepatnya
melaporkan kepada Konsultan Pengawas, apabila terdapat hal-hal yang dianggap
kurang jelas, segera mungkin setelah diadakannya rapat pra pelaksanaan.
5.1.3. Gambar-gambar dalam perancangan ini tidak dimaksudkan untuk mencantumkan
semua detail konstruksi seperti detail pemasangan, detail penumpu, detail pengikat
dan detail lainnya terutama yang berhubungan dengan peralatan yang akan
disediakan/dipasang oleh Kontraktor.
5.1.4. Kontraktor tetap harus memasang instalasi tersebut dan harus membuat shop
drawing yang terinci untuk menjelaskan hal-hal tersebut di atas.
5.1.5. Ukuran-ukuran bangunan yang tepat dan seharusnya diikuti adalah ukuran yang
disebutkan pada gambar-gambar Arsitektur/Finishing dan/atau Struktur/Sipil
sehingga bila terjadi perbedaan ukuran antara gambar-gambar Instalasi-Utilitas
bangunan dengan gambar-gambar tersebut di atas maka ukuran tersebut harus
dibaca sebagaimana yang tertulis pada gambar-gambar Arsitektur dan atau Sipil-
Struktur.
5.2. Gambar Kerja (Shop Drawing)
5.2.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja (shop
drawing) untuk memperjelas detail, teknis pelaksanaan dan menyesuaikan dengan
kondisi lapangan serta perubahan lain bila ada. Gambar ini digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
5.2.2. Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua
disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan koordinasi lapangan
yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
5.2.3. Gambar kerja dibuat dengan berpedoman pada gambar perancangan, spesifikasi
teknis serta disesuaikan dengan kondisi lapangan, sehingga tidak terjadi kesalahan
pada pelaksanaan di lapangan.
PASAL 6. PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

6.1. Persetujuan material dan bahan


Kontraktor harus memberikan contoh semua material dan bahan yang akan digunakannya
kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara
tertulis sebelum dipasang.
6.2. Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga kerja, skedul
pengadaan peralatan dan network planning yang terinci untuk setiap pekerjaannya dan
diserahkan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk mendapatkan
persetujuannya.
6.3. Kontraktor harus menyerahkan :
a. Laporan kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 71


6.4. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim Elektrikal dan Mekanikal,
harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas. Bila diperlukan Konsultan Pengawas dapat meminta
Konsultan Perencana dan atau Supplier untuk menyaksikan pengujian. Untuk selanjutnya
dibuat berita acara pengujian. Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
6.5. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas atau ahli yang ditugaskan apabila
sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada saat
melaksanakan pekerjaan.
6.6. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan
tersebut.
6.7. Setelah pekerjaan Kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan
pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.

PASAL 7. PETUNJUK OPERASI, PEMELIHARAAN DAN PENDIDIKAN

7.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :
a. Gambar-gambar terlaksana (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak yang telah
disesuaikan dengan gambar Arsitek, Struktur, dll.
b. Katalog produk yang dipasang, alamat supplier.
c. Suku cadang (spare-parts).
d. Buku petunjuk operasi dan Buku petunjuk perawatan, untuk peralatan yang terpasang
dalam kontrak ini. Buku petunjuk sebaiknya dalam bahasa Indonesia.
Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 2 (dua) set dan kepada
Konsultan Pengawas 1 (set) set. Bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan
maka pekerjaan Kontraktor belum dapat dianggap selesai.
7.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas / Pemilik,
secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
7.3. Kontraktor harus pula menyerahkan ringkasan petunjuk operasi dan perawatan yang dibuat
dalam bahasa Indonesia kepada Konsultan Pengawas dan sebuah lagi hendaknya dipasang
dalam suatu kaca berbingkai atau plastik laminasi dan ditempatkan pada dinding dalam ruang
mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan Pengawas.

PASAL 8. SERVICE DAN GARANSI

8.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa garansi,
termasuk penyediaan suku cadang.
8.2. Kontraktor harus menyerahkan surat jaminan (sertifikat) untuk unit mesin dari pabrik pembuat
mesin tersebut, sehingga denganndemikian Kontraktor atas jaminan tersebut dan atas jaminan
yang dikeluarkan olehnya sendiri, wajib memperbaiki dan mengganti setiap bagian yang rusak
dan atau tidak berfungsi secara baik sebagaimana seharusnya.
8.3. Bila terjadi kerusakan atau ketidak-sempurnaan kerja dari peralatan, unit mesin, bagian dari
peralatan atau bagian dari unit mesin selama masa jaminan/garansi, Kontraktor harus
melakukan perbaikan atas biayanya sendiri sampai peralatan atau unit mesin tersebut dapat
bekerja kembali secara baik dan benar.
8.4. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau sistim yang tidak
sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah
selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah terimakah
untuk pertama kalinya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 72


8.5. Kontraktor wajib menempatkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa
atau melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.

PASAL 9. IZIN

9.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan
Instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.
9.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang mungkin
diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain
yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.
9.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan atau lisensi
serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini
kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
9.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang diperolehnya mengenai
instalasi proyek kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan
kedua dilakukan.
9.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas setiap akan
memulai suatu tahapan pekerjaan.
9.6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak, pemerintahan
setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan. Dalam hal ini, biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor,
termasuk biaya memperbanyak gambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB.
PASAL 10. KOLERASI PEKERJAAN

10.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Elektrikal dan Mekanikal yg
dilaksanakan, harus sudah memperhitungkan pengangkutan bekas galian dan pembersihan.
10.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding, lantai,
langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan /
finishing-nya kembali.
10.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-peralatan ke
panel listrik yang di sediakan oleh Kontraktor lain (bila ada) sesuai dengan gambar dokumen
tender. Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut apakah sudah
sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan. Segala akibat yang timbul akibat
penyambungan ini menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
10.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin di lakukan oleh Kontraktor. Kontraktor harus
memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
10.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik, saniter darurat
harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
10.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus di beri lapisan
isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan
pemeliharaan dari segi teknis. Untuk itu Kontraktor di haruskan menyerahkan gambar kerja
Konsultan Pengawas untuk di minta persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus
sudah di perhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
10.7. Akibat pekerjaan tersebut diatas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus di tutup kembali
seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas
pembobokan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 73


10.8. Segera sesudah ditunjuk, Kontraktor harus menyerahkan gambar / data teknis listrik sesuai
dengan keperluan peralatan yang akan di pasang, agar peralatan tersebut dapat beroperasi
dengan baik berikut pengamanannya. Jika hal ini tidak di laksanakan, segala akibatnya menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.

PASAL 11. BAHAN DAN MATERIAL

11.1. Pada saat penawaran tender, Kontraktor harus menyerahkan brosur teknis peralatan utama
Elektrikal dan Mekanikal. Pada brosur-brosur peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi
tanda yang jelas, merk dan type peralatan yang ditawarkan. Ditambahkan lembar rekapitulasi
berisi jenis bahan / material / peralatan, merk dan typenya.
11.2. Material atau bahan yang diajukan harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis,
atau acuan merk yang disebutkan. Bila Material atau bahan yang disebutkan pada gambar atau
spesifikasi teknis tidak terdapat di pasaran atau sudah diganti dengan type lain, kontraktor
harus menggantinya dengan yang setara dan disertai pernyataan dari supllier.
11.3. Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan
gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.
11.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik, tidak
bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga kebersihan serta
melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
11.5. Bilamana ternyata bahan / peralatan yang dipergunakan cacat atau rusak, Kontraktor harus
menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
11.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site sebelum contoh atau
brosur disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan yang telah masuk di site dan
menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui,
maka bahan / peralatan tersebut harus secepatnya dikeluarkan dari site.

PASAL 12. PERALATAN DAN FASILITAS KERJA

12.1. Peralatan kerja yang dipergunakan harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang
dilakukan, dan harus mengikuti teknik-teknik pelaksanaan yang wajar dan terbaik.
12.2. Alat-alat atau cara-cara yang tidak sewajarnya untuk digunakan/ dilakukan pada suatu
pekerjaan, misalnya mengencangkan baut dengan kunci Inggris, mengupas kabel dengan
api/dibakar, sama sekali tidak diperkenankan.
12.3. Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan tersebut di atas termasuk kebutuhan lainnya
yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung.
12.4. Kontraktor bertanggung jawab sendiri atas penyediaan listrik dan air untuk kebutuhannya
selama masa pelaksanaan berlangsung, dengan anggapan bahwa fasilitas yang tersedia di
tapak tidak diijinkan untuk dipergunakan.

PASAL 13. SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI TATA UDARA INSTALASI TATA UDARA

13.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan Instalasi Tata Udara (Air Conditioning),
Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap termasuk semua perlengkapan dan
sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik serta diuji
dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.
Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi daya listrik termasuk Panel AC, Air Cooled
Split, FAN, katup, damper, thermostat, interlocking system antar peralatan dan lain-lain.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 74


b. Mendidik petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik mengenai cara-cara menjalankan dan
memelihara instalasi ini, sehingga petugas tersebut betul-betul dapat menjalankan dan
memelihara instalasi dengan benar.
c. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara serta data
teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
d. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
e. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini beserta
addendumnya.
13.2. Pekerjaan Listrik / Kontrol
a. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk elektrikal/control ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi listrik (termasuk motor listrik) pengkabelan, panel-panel dan instrumentasi control
seperti yang ditunjukkan pada gambar- gambar rencana / diagram yang melengkapi
dokumen ini.
b. Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur- jalur kabel dan perletakan panel dan
motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, lokasi panel
perletakan instrument control.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan
jalur-jalur instalasi lainnya berikut detail- detail yang diperlukan untuk mendapatkan
persetujuan Owner Engineer/Pengawas.
Pemborong wajib mengikuti peraturan- peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
- Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
- Dinas Pemadam Kebakaran
- Lembaga Pengujian Bahan
- Dinas Tenaga Kerja
13.3. Wiring
a. Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam metal conduit JIS standard.
b. Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatn AC yang bersangkutan.
c. Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang sekurang-kurangnya
sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, lalu dilindungi dengan batu
pelindung sebelum diurug kembali.
d. Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda adanya galian
kabel dan tanda arah kabel.
e. Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus dilindungi
dengan pipa galvanis.
f. Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
g. Jari-jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
h. Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel schoen” harus kabel 25
mm keatas pemasangan “kabel schoen” harus menggunakan timah pateri lalu di pres
hydraulis
i. Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
j. Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal flexible
conduit.
k. Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan diklem rapi ke
dinding memakai klem pipa.
l. Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem penggantung dan wire
rod yang diramset ke beton.
m. Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabelmetal, Kabelindo dan Suprame.
n. Semua panel star delta dilengkapi dengan :
- Pilot lamp – red, green, white

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 75


- Amperemeter untuk 3 ph dengan selector phase switch.
- Voltmeter – untuk 3 ph dengan selector phase switch.
- Disconnecting switch untuk remote star stop.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 76


BAB VI
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING/SANITASI

PASAL 1. UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi pengerjaan dan pengujian instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan. Syarat-syarat Umum teknis pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-Syarat Teknis ini.

PASAL 2. LINGKUP PEKERJAAN

Batasan dan Lingkup Pekerjaan Plambing dan Sanitasi ini meliputi dan tidak terbatas pada
penguraian dibawah, sesuai dengan spesifikasi teknis dan memenuhi persyaratan / standart yang
berlaku, sehingga berfungsi dengan baik.
Lingkup pekerjaan plambing dan sanitasi meliputi antara lain :
2.1. Instalasi Air Bersih
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan dari toilet sampai saluran
pembuangan.
b. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta
peralatan-peralatannya.
c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa
yang disediakan oleh Kontraktor.
d. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis untuk seluruh sistem
pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
e. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersih site.
2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan
a. Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan peralatan dan
berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain
sebagainya.
b. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan menuju
saluran pembuangan.
c. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
d. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan test remdam.
e. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan.
2.3. Pengecatan, Peralatan Dan Ukuran
2.3.1. Pengecatan.
a. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka penyangga,
semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat
dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat harus sesuai dengan persyaratan
pengecetan yang sesuai dengan bahan masing-masing.
b. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau dinyatakan
lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan alumunium atau PVC.
c. Untuk peralatan atau pipa besi, yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus
dicat akhir dengan cat besi dengan warna sebagai berikut :
- Pipa air bersih : biru
- Gantungan/supprot : hitam
- Panah pengarah : putih.
d. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi
peralatannya dengan cat.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 77


Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang hendak
dipasang pada peralatan-perlatan itu kepada Konsultan Pengawas.
2.3.2. Peralatan.
a. Kontraktor harus menyediakan dan memasang pengumpul kotoran pada tempat-
tempat rendah tertutup.
b. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tap fitting untuk penempatan alat
ukur yang tidak dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
c. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang baik dan ketelitian
tinggi.
d. Kontraktor harus menyediakan dan memasang tanda panah pada pipa ditempat
tempat tertentu untuk menunjukkan arah aliran dengan cat.
e. Kontraktor harus menyediakan dan memasang automatic air release valve serta
penampungannya pada tempat yang memungkinkan terjadinya pengumpulan
udara.
2.3.3. Ukuran (Dimensi)
a. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran-ukuran detail terdapat pada gambar harus ditaati
oleh Kontraktor.
b. Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terjadi
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan
Konsultan Pengawas.
c. Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan penggambaran
yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
2.4. Instalasi Air Bersih
2.4.1. Pipa
Pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa
Galvanized (GSP) medium klas A, dari produk Bakri, PPI setara.
2.4.2. Fitting
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
2.4.3. Valves
a. Valve dengan diameter kurang dari 3" menggunakan sambungan ulir (screwed).
b. Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus dibuat
untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
c. Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.
d. Semua valve dari merek KITZ, TOYO atau yang setara. Kelas valve yang
digunakan adalah klas 150 psi.
2.4.4. Pemasangan Pipa
a. Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai. Kontraktor
harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai
pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali
sehingga tidak keliharan dari luar. Cara penutupan kembali harus seperti semula
dan finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.
b. Pipa Mendatar
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang
dengan penyangga (support) atau penggantung (hangger). Jarak antara pipa
dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan
lapangan.Penyambung Pipa.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 78


2.4.1. Sambungan Ulir
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter
sampai 50 mm (2").
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk
pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus
menggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda. Tiap ujung pipa
bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
a. Sambungan Lem
- Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
- Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan
alat press khusus.
- Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
b. Sambungan Las
- Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum. Sambungan
las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las / elektrode
yang sesuai. Tukang las harus mempunyai sertifikat untuk pekerjaan tersebut.
- Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.
c. Sleeves (sparring)
- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus beton.
- Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang
longgar di luar pipa maupun isolasi.
- Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.
- Untuk area kedap air harus di lengkapi dengan sayap / flens / water stop.
- Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa
dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.
2.4.5. Penanaman Pipa di Dalam Tanah
a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm
untuk penempatan pipa sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kemhali dengan pasir urug padat setebal 15 cm
dihitung dari alas pipa.
f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang halok / penguat dari beton agar fitting-
fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula
2.5.1 Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.
a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan
hidrolis Kg/Cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang kuasakan untuk
itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus memperbaiki bagian-
bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
e. Dalam, hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian
air dan listrik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 79


2.5.2 Pengujian Sistem Kerja (Trial Run)
Setelah semua instalasi air bersih lengkap, temasuk penyambungan ke pipa distribusi,
Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem-sistem kerja (trial run) dari
seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau yang
ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik.
2.5.3 Pekerjaan Lain-Lain
Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah
pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil dan lain-
lain yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.
2.6 Instalasi Air Kotor / Air Buangan
2.6.1 Material
a. Pipa di Dalam Bangunan
Pipa utama maupun pipa cabang mengunakan PVC klas AW. Pipa PVC ex
RUCIKA, WAVIN atau setara.
b. Pipa di luar Bangunan
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipa
PVC klas AW. Pipa PVC ex RUCIKA, WAVIN atau setara.
c. Accessories
- Fitting dari pipa PCV hams dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan
cara injection moulding.
- Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
- Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau fibe yang sejanis.
- Yang mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment
bowl.
2.6.2 Cara Pemasangan Pipa
a. Pipa di Dalam Bangunan (termasuk pipa vent)
- Pipa Mendatar
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1-2 %. Perletakan pipa harus
diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok
maupun pada ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus
menggunakan fitting dengan sudut 45° (misalnya Y branch dan sebagainya)
jenis long radius.
- Pipa di Dalam Tanah
• Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal
/ tinggi timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan
tanah / lantai.
• Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir
padat setebal 10 cm.
• Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian
diurug dengan tanah sampai padat. Kontruksi permukaan tanah / lantai
bekas galian harus dikembalikan seperti semula.
- Penanaman Pipa
• Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap
sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk
mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas
(vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar
perencanaan.
• Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan memiringan 1-2% dari titik
mula di dalam gedung sampai ke saluran drainage.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 80


b. Pipa Saluran Luapan Septic Tank
- Pipa dipasang dan ditanam di hawah permukaan tanah / jalan kemiringan 1-2%
dari titik permulaan septic tank ke drainage kota.
- Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman
kurang dari 90cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang
dengan tebal 10 cm, pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.
c. Penyambungan Pipa
- Pipa PVC dengan 0 3" ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus
disambung dengan rubber ring joint
- Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement
- Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih
dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
- Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari
pipa yang akan saline melekat.
- Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan
disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat mengganggu
kelancaran air di dalam pipa.
2.6.3 Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut
450 dengan pipa utamanya.
2.6.4 Pengujian
a. Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum
disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan
pengujian adalah 12,5 Kg/Cm2
b. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup
rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum
pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan
dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi
pengurangan volume air.
c. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh kontraktor.
d. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.
e. Konsultan Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap
perlu.
f. Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan,
maka biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah termasuk tanggung jawab
kontraktor.
g. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh
Konsultan Pengawas.

PASAL 3. PEKERJAAN TITIK LISTRIK

3.1 Instalasi Titik Listrik


Lingkup Pekerjaan
Pembuatan shop drawing sebelum pekerjaan dilaksanakan.
a. Instalasi penerangan, stop kontak termasuk fixture.
b. Instalasi penerangan luar, termasuk tiang dan pondasi
c. Pekerjaan pengecatan dan perapihan.
d. Pengujian / test / keer dan percobaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 81


e. Pembuatan as built drawing dan segala pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan.
3.2 Pemakaian Bahan
a. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh pemborong Pekerjaan Listrik yang memiliki Surat Izin
dari PLN yang masih berlaku.
b. Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus memenuhi persyaratan
yang dikeluarkan oleh PLN dan Instansi berwenang lainnya ( PUTL 2000, Peraturan
Menteri PUTL No.023 & 024 PRT 1978, PUIP DPMB dan Depnaker ).
c. Pemborong listrik harus membuat gambar-gambar revisi (as built drawing) dan menyer-
ahkan ke Konsultan Pengawas dalam 5 rangkap.
d. Pelaksanaan pekerjaan Instalasi Listrik, Harus bekerjasama dengan pemborong bidang
lainnya.
e. Tegangan listrik yang digunakan adalah 220 v, 50 Hz, sumber daya PLN.
3.3 Bahan / Material
Semua barang yang akan dipasang adalah barang baru dan terlebih dulu mengajukan contoh
untuk disetujui Konsultan pengawas.
a. Panel Penerangan
Terbuat dari plat besi tebal 2,0 mm, dicat anti karat dan dilengkapi dengan kunci. Panel
penerangan harus ditanahkan ( grounding ) dengan tahanan 5 ohm, merk yang dipakai
setaraf Mega eltra, Tata Komponika, Industira
b. Kabel Instalasi Listrik
- Kabel instalasi penerangan & stop kontak dipakai jenis : NYA, NYM dan NYY dengan
diameter sesuai gambar, merk Kabelindo, Kabel Metal atau Supreme.
- Penyambungan kabel harus menggunakan terminal box dan harus dipasang inbouw.
untuk memasang instalasi yang tertanam harus dilengkapi dengan cunduit / PVC High
Impact dengan diameter 20 atau 25 mm atau sesuai dengan keperluan.
c. Saklar dan Stop Kontak
- Saklar dan stop kontak harus dipasang inbouw, merk Phillips, Clipsal,National,Berker.
Saklar dan stop kontak harus mempunyai kapasitas minimum 10 ampere.
- Ketinggian pemasangan saklar dan stop kontak adalah + 150 cm dari muka lantai,
kecuali bila stop kontak terpaksa harus dipasang + 40 cm dari muka lantai, maka harus
memakai tutup.
d. Lighting fixture penerangan dalam yang memakai lampu sebagai berikut :
- Philips LED RC091V 40 watt 3800 lumen
- Philips LED RC091V 28 watt 2700 lumen
- Philips LED DN027B G2 14 watt 1200 lumen
- Philips LED DN027B G2 10 watt 900 lumen
- Philips LED DN027B G2 7 watt 600 lumen
- Lampu downlight spotlight 3 watt
e. Pemasangan kabel di dalam tanah dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- Ditanam langsung di dalam tanah,
- Ditanam di dalam tanah dengan dilindungi pipa GIP.
- Kabel daya listrik yang ditanam langsung di dalam tanah harus mempunyai kedalaman
minimal 70 cm di bawah permukaan tanah dengan cara penanaman kabel sebagai
berikut:
• Disediakan galian kabel dengan kedalaman minimal 80 cm dan lebar galian sesuai
dengan jumlah kabel yang akan ditanam.
• Diberi alas pasir setebal 10 cm.
• Gelarkan kabel yang akan ditanam dan disusun serapi mungkin.
• Timbuni lagi dengan pasir setebal 10 cm dan di atas pasir tersebut diberi bata
pelindung sebanyak 6 (enam) buah per meter.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 82


• Timbuni dengan tanah urug halus serta tanah galian dan usahakan tanah galian
yang digunakan bebas dari kerikil yang dapat merusak isolasi kabel.
f. Kabel listrik yang ditanam di dalam tanah dengan menggunakan pipa GIP sebagai
pelindung harus dilengkapi dengan bak kontrol berukuran sesuai Gambar Perencanaan.
Bak kontrol tersebut dipasang pada setiap pembelokan, pencabangan atau daerah daerah
tertentu lainnya sesuai dengan modul pipa.
g. Setiap pipa hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti banyak untuk sistem 3 phasa atau
empat kabel berinti tunggal untuk sistem 3 phasa.
h. Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali total diameter luar kabel yang
dilindunginya.
i. Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah lebih dari satu buah, maka kabel
kabel tersebut harus disusun sejajar dengan jarak satu sama lain minimal sebesar 7 cm.
j. Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan dilengkapi dengan tutup yang
memakai handle dan harus mudah dibuka.
k. Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti corong, dihaluskan sehingga bebas
dari hal-hal yang dapat merusak kabel. Setelah kabel dipasang lubang ujung kabel tersebut
harus disumbat dengan bahan karet atau bahan bahan lain yang tidak merusak kabel dan
tidak mudah rusak.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) PUSKESMAS CIGOMBONG 83

Anda mungkin juga menyukai