KONSULTAN PERENCANA
A. UMUM
1. Seluruh perhitungan harus sudah memperhitungkan biaya material, tenaga dan peralatan yang
memadai, termasuk asuransi tenaga kerja untuk seluruh personil yang terlibat didalam
pelaksanaan
2. Seluruh perhitungan harus sudah memperhitungkan biaya material, tenaga dan peralatan yang
memadai, termasuk asuransi tenaga kerja untuk seluruh personil yang terlibat didalam
pelaksanaan Seluruh perhitungan harus sudah memperhitungkan asuransi atas bangunan yang
sedang dilaksanakan
3. Untuk mewujudkan mutu yang baik sesuai dengan persyaratan, didalam perhitungan harus sudah
memperhitungkan biaya uji material dan komponen yang dipakai didalam penyelesaian
bangunan ini
4. Didalam biaya perijinan harus sudah memperhitungkan retribusi yang mungkin timbul oleh karena
pemakaian jalan, dan lain sebagainya, termasuk ijin mendirikan bangunan yang harus
diserahkan sebelum pelaksanaan Serah Terima Pertama Bangunan.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini Kontraktor perlu memahami dan menghayati dengan baik seluruh
item pekerjaan yaitu Gambar kerja, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti diuraikan dalam
buku ini.
Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan atau kesimpang siuran Informasi di dalam pelaksanaan,
kontraktor wajib mengadakan pertemuan dengan Direksi Pelaksana untuk mendapatkan kejelasan
pelaksanaan.
Selambat lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan atau Surat Perintah Memulai Kerja
(SPMK), Pihak Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pekerjaan Pembangunan
Puskesmas Cigombong Kota Bogor.
Sebelum pelaksanaan dimaksud, Pemborong harus memberitahukan kepada Pihak ke satu secara
tertulis.
PASAL 3. MOBILISASI
Kontraktor/Pemborong harus memasang Papan nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku
atas biaya Kontraktor/Pemborong.
5.1. Kontraktor/Pemborong wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau pelaksana pekerjaan di
lapangan dan mendapat kuasa penuh dari kontraktor/pemborong, berpendidikan minimal
sarjana muda teknik (yang sesuai dengan pekerjaan pembangunan) atau sederajat dengan
pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.
5.2. Dengan adanya Pelaksana di lapangan tidak berarti bahwa kontraktor/pemborong lepas
tanggung jawab terhadap sebagian maupun keseluruhan dari kewajibannya.
5.3. Kontraktor/Pemborong wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), nama dan jabatan Pelaksana yang ditugaskan dilapangan untuk mendapat persetujuan.
5.4. Bila di kemudian hari menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), bahwa Pelaksana
dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan maka akan diberitahukan
kepada Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk mengganti Pelaksana tersebut.
5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan surat pemberitahuan, penggantian pelaksana
kontraktor/pemborong harus sudah menunjuk pelaksana yang baru atau Kontraktor/Pemborong
sendiri (penanggung jawab/Direktur perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.
PASAL 7. LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK, DLL
8.1. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup
ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
8.2. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.
8.3. Dari awal hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, kontraktor
bertanggung jawab atas keselamatan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi
yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan, dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka
kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya ke kondisi semula.
8.4. Apabila terjadi kecelakaan Kontraktor/Pemborong selekasnya memberitahukan kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban
kecelakaan.
8.5. Sesuai dengan surat keputusan bersama Menteri Pekerjaan umum dan Menteri Tenaga Kerja
No. 30/KPTS/1984 dan Kep. 07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada
Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum/Pemerintah, pihak kontraktor/Pemborong yang sedang melaksanakan
pembangunan agar mengikutsertakan pekerjanya dalam Program ASTEK dan memberitahukan
secara tertulis kepada pemimpin proyek.
Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut
alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun administratif.
11.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor/ Pemborong harus memberikan data yang
diperlukan menurut data dan keadaan yang sebenarnya
11.3. Pengawas lapangan juga harus membuat laporan mingguan dan laporan bulanan secara rutin
11.4. Laporan-laporan tersebut di atas, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk bahan
monitoring dan proses pembayaran pekerjaan.
12.1. Bila terdapat gambar yang tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan syarat-syarat (RKS), maka
harus dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan dan selanjutnya akan dibahas bersama untuk
ditentukan solusinya yang mengikat/berlaku adalah RKS.
12.2. Untuk revisi-revisi pada lokasi, dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam
gambar atau dari ketidaksesuaian dalam gambar dan spesifikasinya.
12.3. Direksi pekerjaan akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya
untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-permukaan pekerjaan yang
sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam
gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Direksi Pekerjaan.
12.4. Perbedaan Gambar
12.1.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku/mengikat.
12.1.2. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di dalam hal
terdapat ketidak jelasan, kesimpangsiuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun ketidak
13.1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan kerja yang timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan.
13.3. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Direksi Pekerjaan. Apabila
hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan yang timbul.
13.4. Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
13.5. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
13.6. Selama pelaksanaan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material,
barang milik Puskesmas Cigombong Kota Bogor, milik pihak ketiga yang ada dilokasi, maupun
pekerjaan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
13.7. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa.
13.8. Apabila pekerjaan telah selesai, kontraktor harus segera mengangkut bahan bongkaran dan
sisa-sisa bahan lainnya yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala
pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalm Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun
dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun
syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. dan
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th.1982),Standar Industri Indonesia (SII)
untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang
berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material,
peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.
14.2. Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi
14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalm kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk dagang
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar
perbandingan kualitas/setara dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat. Setiap
keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama
dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentuan standardatau
kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan ; dan
Kontraktor harus dengan sendirinya menggunakan peralatan material barang atau
proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan Perencana, sesuai dengan
keterangan itu. Seluruh material patent itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi
pabrik yang membuatnya.
14.2.2. Bahan/Material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai harus sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar dan RKS, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
15.1. Bahan-bahan yang didatangkan/diperkerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 14 di atas.
15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan bangunan
selambat– lambatnya dalam tempo 3x24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
15.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas /Direksi /Perencana
dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas/Perencana
16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub-Kontraktor) didalam hal
pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor wajib memberitahukan terlebih
dahulu kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
16.2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Direksi Pekerjaan dengan
Kontraktor Bawahan atau Supplier bahan
16.3. Supplier wajib hadir mendampingi Direksi Pekerjaan di lapangan untuk pekerjaan khusus
dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.
17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran dan pembuangan serta pembersihan
puing-puing bekas kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap ditempatnya
atau harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup juga perlindungan / penjagaan terhadap benda-benda yang ditentukan
harus tetap berada ditempatnya dari kerusakan atau cacat.
17.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua pohon,
semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada ditempatnya. Kontraktor
harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap berada ditempatnya.
17.3. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk, tunggul,
akar, serpihan, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukkan
berada disana, harus dibersihkan dan dibongkar dan dibuang bila perlu. Lubang-lubang akibat
pembongkaran harus diurug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari
kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.
PASAL 1. UMUM
3.1. Pekerjaan ini adalah untuk semua instalasi yang berada di dalam Tapak/Site kontruksi dan
dinyatakan oleh Konsultan Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk instalasi
existing tersebut di atas, Kontraktor harus menjaga dan memeliharanya dari ganggguan/cacat.
3.2. Kabel dan pipa existing yang masih berfungsi harus dilindungi memakai Buis Beton ½ 30
cm. Khusus pada bagian yang diperkirakan akan mendapat beban, maka pada dasarnya atau
pipa yang bersangkutan harus diberi alas dasar terbuat dari pasangan batu bata minimal satu
(1) lapis, lebar 30 cm sepanjang pembebanan tersebut.
3.3. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur existing yang masih berfungsi harus
dipindahkan, maka Kontraktor harus melakukan pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari
Konsultan Pengawas.
Jika persetanse satuan tertinggal dalam saringan no.16 adalah 20 persen atau
kurang, maka batas maksimum untuk persetanse satuan dalam saringan no 8
dapat naik sampai 20 persen.
d. Agregat Kasar (kerikil)
Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa
kerikil hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu.
Kebersihan dan Mutu
Agregat kasar harus dibersihkan dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah, tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organis
atau dari subtansi yang merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya
persentase dari semua subtansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen
dari beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak
berpori. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
Gradasi
• Agreghat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara
5mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa di atas ayakan 31, 5mm , harus 6% berat
- Sisa di atas ayakan 4mm, harus berkisar antara 90% dan 98% berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat harus menyesuaikan dengan
semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di NI-2 PBI-1971.
• Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh
Direksi ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor harus
menyaring kembali atau mengolah kembali bahannya atas beban sendiri, untuk
menghasilkan agregat yang dapat disetujui Direksi.
2.1. Bekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan pada posisi sesuai dengan gambar
pelaksanaan untuk pondasi.
2.2. Bawah sloof dan bagian-bagian bawah poer yang tidak terletak pada tiang pancang harus
dibuat terlebih dahulu lapisan lantai kerja dari rabat beton setebal 5 cm, dan pasir urug padat
setebal 10 cm, sesuai dengan gambar pelaksanaan.
2.3. Pada balok sloof harus dipasang stek-stek untuk kolom-kolom praktis yang letaknya sesuai
dengan gambar pelaksanaan (dokumen lelang).
2.4. Pelaksanaan pekerjaan beton selengkapnya harus mengikuti uraian bab terdahulu (Persyaratan
Pengerjaan Beton).
2.5. Beton Tumbuk / Rabat Beton dan pasir urug padat.
2.6. Pelaksanaan beton tumbuk/rabat beton seperti tercantum di dalam gambar harus memenuhi
syarat campuran 1pc : 3ps : 5kr.
2.7. Di bawah beton tumbuk ini harus diberi pasir urug yang dipadatkan setebal 10 cm yang
dihamparkan diatas tanah yang telah dipadatkan sesuai dengan persyaratan pemadatan.
2.8. Pola dan lokasi harus sesuai dengan gambar pelaksanaan dan detail-detail yang ada.
2.9. Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor harus dibersihkan dulu dari
kotoran-kotoran dan material-material yang bias mengakibatkan berkurangnya kekuatan beton.
3.1. Penyekat-penyekat air (waterstop) dari polyvinyl harus ditempatkan pada sambungan-
sambungan beton pada bangunan seperti dinding reservoir dan ruang pompa di bawah
permukaan tanah, dan sambungan beton lain yang ditunjuk pada gambar-gambar. Kontraktor
harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem PVC, semen, pasak, mur-mur
dan bahan penyambung lainnya.
3.2. Kontraktor harus membuat semua sambungan–sambungan (splices), penyatuan dan
lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak–pasak untuk penyekat air, pertemuan
perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan gambar-gambar atau
seperti ditunjuk oleh Perencana.
3.3. Semua penyatuan-penyatuan harus diletakkan persis dengan petunjuk–petunjuk pabrik
pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh pabrik dan harus dibentuk sedemikian
agar menghasikan sambungan yang kuat dan kedap air. Bahan penyekat air dipakai adalah
SIKA Water Bars, V type dengan lebar minimum 20 cm.
4.1. Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi harus sesuai dengan gambar kerja dan
tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
4.2. Tempat-tempat ari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka Kontraktor harus
mengusulkan dan minta persetujuan dari Direksi.
4.3. Bilamana sparing (pipa dll) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja tulangan tersebut
tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan dari Direksi.
4.4. Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton.
Pengelasan
Pengelasan harus dilakukan hati-hati atau cermat. Logam yang akan dilas harus bebas dari
retak dan cacat lain yang mengurangi kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus.
Juga permukaan yang dilas harus sama, rata dan kelihatan teratur. Pekerjaan las sedapat
mungkin dilakukan di Workshop dan atau dalam ruangan yang beratap, bebas dari angin dan
dalam keadaan kering. Benda pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las
dapat dilakukan dengan baik & teliti.
Las Perapat/Pengendap
Dalam setiap posisi dimana dua bagian (dari satu benda) saling berdekatan, harus
dilaksanakan las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas, terlepas apakah
detailnya diberikan atau tidak dalam Gambar Kerja, apakah barang tersebut terkena cuaca luar
atau tidak dan kontraktor tidak dapat mengklaim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.
Macam dan tebal las
- Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).
- Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal las untuk kontruksi minimum
½ V t2, dimana t adalah tebal bahan terkecil.
- Panjang las minimum 8 kali tebal bahan atau 40 mm.
- Panjang las maxsimum 40 kali tebal bahan.
- Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan kekuatan baja yang
dipakai.
Pengelasan Permukaan yang Ditampakkan /”Exposed”
Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan dan cacat pada bahan yang dilas.
Pengakhiran dari cairan elektroda harus rata. Setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus
dibersihkan dengan baik. Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan dilas harus
bersih dan bebas dari kotoran, noda, cat, minyak dan karat. Pemberhentian pengelasan harus
pada tempat yang ditentukan dalam Gambar Kerja dan atau sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas dan harus dijamin tidak akan berputar atau membengkok.
Perbaikan Las
Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus dilakukan Kontraktor
sebagaimana diperintahkan Konsultan Pengawas. Las yang cacat harus dipotong dan dilas
kembali. Biaya pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah. Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang akhli (mempunyai sertifikat)
dan harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam spesifikasi dan Gambar Kerja.
Mur dan Baut
Baut yang dipergunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar Kerja. Pemasangan mur dan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai
kekokohan yang merata antara satu dengan lainnya.
Memotong dan Menyelesaikan Pinggiran Bekas Irisan
Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih. Sama sekali tidak
diperkenankan ada bekas jalur dan lain-lain. Bila bekas pemotongan/pembakaran dengan
mesin menghasilkan pinggiran bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-
Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas mengenai kemurnian
cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa :
- segel kaleng
- test BD
- test laboratorium
- hasil akhir pengecatan.
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor. Hasil tets kemurnian ini harus harus
mendapatkan rekomendasi tertulis dari produsen dan diserahkan ke Direksi/Konsultan
Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang-bidang
transparan ukuran 30 x30 cm2. Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas
Pembersihan tapak kontruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup Pekerjaan
seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam buku ini dari semua barang atau bahan
bangunan lainnya yang dinyatakan tidak dipergunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak kontruksi.
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material, barang
maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Syarat-syarat teknis pekerjaan saluran drainage yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan maupun pengadaan material dan peralatan.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Struktur dan Arsitektur adalah bagian dari
Syarat-syarat Teknis ini.
21.1. Lingkup Pekerjaan
Adalah pengertian bekerjanya sistem saluran drainage secara keseluruhan maupun bagian-
bagianya seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang di spesifikasikan. Termasuk
dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang-barang/material, penyediaan tenaga kerja,
pembuatan saluran drainage dan pengujiannya.
Keterangan-keterangan yang tidak diterangkan dalam spesifikasi maupun gambar tetapi perlu
untuk pelaksanaan dari pekerjaan saluran drainage secara keseluruhan harus juga dimasukkan
ke dalam pekerjaan ini.
Secara garis besar, pekerjaan ini meliputi :
- Pembuatan saluran penghubung dan saluran tertutup sesuai dengan gambar rencanan dan
spesifikasi teknis.
- Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, Kontraktor dapat
menanyakan lebih lanjut kepada Direksi/Pengawas. Perencana atau pihak lain yang ditunjuk
untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas
kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
21.2. Persyaratan Bahan
Bahan yang digunakan adalah
21.3. Persyaratan Pelaksanaan
Profil saluran terbuka dan saluran tertutup yang akan dibuat harus benar-benar sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja , baik ukuran maupun kontruksinya. Selama tidak
ditentukan lain, persyaratan-persyaratan yang menyangkut kelancaran mangalirnya buangan air
hujan harus benar-benar diperhatikan, baik menyangkut pengaturan elevasi dasar saluran,
kedalaman saluran, kemiringan-kemiringan, maupun menyangkut pembelokkan saluran dan
penempatan bak kontrol, harus mengikuti ketentuan yang tercantum dalam gambar kerja.
Persyaratan kemiringan untuk saluran drainase minimum 0,5%.
21.3.1. Ukuran
Semua ukuran yang tertunjuk pada gambar saluran drainage merupakan ukuran
jadi/penyelesaian/finishing, kecuali jika terdapat ketentuan-ketentuan lain, maka ukuran
pada gambar tersebut harus ditambah 1 cm.
21.3.2. Ukuran-ukuran Pokok
Ukuran-ukuran pokok dan pembagian-pembagiannya seluruhnya telah ditunjukkan di
dalam gambar perencanaan. Tinggi peil pada setiap unit pekerjaan yang memerlukan
bouwplank ditentukan terhadap tinggi peil setempat atas persetujuan
Direksi/Pengawas.
21.3.3. Pembersihan Tempat Pekerjaan
Sebelum memulai setiap pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan tempat pekerjaan
dari segala macam benda dan rintangan yang ada sehingga siap untuk melakukan
penggalian.
5.1. Syarat-syarat teknis umum Pekerjaan Elektrikal dan Mekanikal ini berisi perincian yang
memperjelas / menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi.
Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis
Elektrikal dan Mekanikal.
5.2. Pekerjaan instalasi sistim ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta
peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, peralatan untuk instalasi, tenaga kerja, pembuatan
alat-alat pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan
keperluan kerja.
Dalam Pekerjaan ini harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan yang akan dipakai dan
pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin
disebutkan secara terinci di dalam buku ini tetapi dianggap perlu untuk keselamatan dan
kesempurnaan fungsi dan operasi sistem distribusi listrik.
5.3. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
5.4. Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal dan Mekanikal sesuai gambar,
spesifikasi dan dokumen lainnya sesuai dengan kontrak.
5.5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, kontraktor dapat
menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak lain
yang ditunjuk untuk ini.
5.6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung jawab atas
kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
5.7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal dan Mekanikal
harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
adendum lainnya.
2.1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-
undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan
dengan ketentuan Keselamatan Kerja dari badan terkait.
2.2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah
ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi oleh badan yang berwenang dalam hal ini,
bila tidak ada petuniuk dari Konsultan Pengawas.
2.3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi Elektrikal dan
Mekanikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
2.4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat berdiskusi dengan
Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
2.5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan operasionil.
Testing harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
2.6. Penggantian material yang kurang baik atau kesalahan pemasangan adalah tanggungjawab
Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut diatas.
PASAL 3. KONTRAKTOR
3.1. Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah badan pelaksana yang telah
terpilih dan memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Elektrikal
dan Mekanikal ini sampai selesai. Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan instalasi
Elektrikal dan Mekanikal dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga ahli
yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis dan
administrasi di lapangan.
3.2. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang di tentukan oleh
Konsultan Pengawas.
3.3. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang, peraturan-peraturan,
persyaratan umum, maupun suplementernya, persyaratan standar internasional, persyaratan
pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar
serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
3.4. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain yang
ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar
atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
3.5. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan dari pihak-
pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
7.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :
a. Gambar-gambar terlaksana (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak yang telah
disesuaikan dengan gambar Arsitek, Struktur, dll.
b. Katalog produk yang dipasang, alamat supplier.
c. Suku cadang (spare-parts).
d. Buku petunjuk operasi dan Buku petunjuk perawatan, untuk peralatan yang terpasang
dalam kontrak ini. Buku petunjuk sebaiknya dalam bahasa Indonesia.
Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada pemilik sebanyak 2 (dua) set dan kepada
Konsultan Pengawas 1 (set) set. Bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan
maka pekerjaan Kontraktor belum dapat dianggap selesai.
7.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas / Pemilik,
secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
7.3. Kontraktor harus pula menyerahkan ringkasan petunjuk operasi dan perawatan yang dibuat
dalam bahasa Indonesia kepada Konsultan Pengawas dan sebuah lagi hendaknya dipasang
dalam suatu kaca berbingkai atau plastik laminasi dan ditempatkan pada dinding dalam ruang
mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan Pengawas.
8.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama masa garansi,
termasuk penyediaan suku cadang.
8.2. Kontraktor harus menyerahkan surat jaminan (sertifikat) untuk unit mesin dari pabrik pembuat
mesin tersebut, sehingga denganndemikian Kontraktor atas jaminan tersebut dan atas jaminan
yang dikeluarkan olehnya sendiri, wajib memperbaiki dan mengganti setiap bagian yang rusak
dan atau tidak berfungsi secara baik sebagaimana seharusnya.
8.3. Bila terjadi kerusakan atau ketidak-sempurnaan kerja dari peralatan, unit mesin, bagian dari
peralatan atau bagian dari unit mesin selama masa jaminan/garansi, Kontraktor harus
melakukan perbaikan atas biayanya sendiri sampai peralatan atau unit mesin tersebut dapat
bekerja kembali secara baik dan benar.
8.4. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau sistim yang tidak
sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah
selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah terimakah
untuk pertama kalinya.
PASAL 9. IZIN
9.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan
Instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.
9.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang mungkin
diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain
yang ditunjuk oleh Direksi / Pengawas dengan semua biaya atas beban Kontraktor.
9.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan atau lisensi
serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini
kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
9.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang diperolehnya mengenai
instalasi proyek kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk, sebelum penyerahan
kedua dilakukan.
9.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas setiap akan
memulai suatu tahapan pekerjaan.
9.6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak, pemerintahan
setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan. Dalam hal ini, biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin tersebut harus dibayar oleh Kontraktor,
termasuk biaya memperbanyak gambar yang diperlukan untuk pengurusan IMB.
PASAL 10. KOLERASI PEKERJAAN
10.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Elektrikal dan Mekanikal yg
dilaksanakan, harus sudah memperhitungkan pengangkutan bekas galian dan pembersihan.
10.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding, lantai,
langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan /
finishing-nya kembali.
10.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-peralatan ke
panel listrik yang di sediakan oleh Kontraktor lain (bila ada) sesuai dengan gambar dokumen
tender. Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut apakah sudah
sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan. Segala akibat yang timbul akibat
penyambungan ini menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
10.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin di lakukan oleh Kontraktor. Kontraktor harus
memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar dan peralatan yang diperlukan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
10.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan, yaitu air, listrik, saniter darurat
harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
10.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus di beri lapisan
isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan
pemeliharaan dari segi teknis. Untuk itu Kontraktor di haruskan menyerahkan gambar kerja
Konsultan Pengawas untuk di minta persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus
sudah di perhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
10.7. Akibat pekerjaan tersebut diatas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus di tutup kembali
seperti semula dan dirapikan / difinish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi bekas-bekas
pembobokan.
11.1. Pada saat penawaran tender, Kontraktor harus menyerahkan brosur teknis peralatan utama
Elektrikal dan Mekanikal. Pada brosur-brosur peralatan / bahan yang ditawarkan harus diberi
tanda yang jelas, merk dan type peralatan yang ditawarkan. Ditambahkan lembar rekapitulasi
berisi jenis bahan / material / peralatan, merk dan typenya.
11.2. Material atau bahan yang diajukan harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis,
atau acuan merk yang disebutkan. Bila Material atau bahan yang disebutkan pada gambar atau
spesifikasi teknis tidak terdapat di pasaran atau sudah diganti dengan type lain, kontraktor
harus menggantinya dengan yang setara dan disertai pernyataan dari supllier.
11.3. Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa persetujuan
tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan
gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.
11.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik, tidak
bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga kebersihan serta
melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
11.5. Bilamana ternyata bahan / peralatan yang dipergunakan cacat atau rusak, Kontraktor harus
menggantinya dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan
spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
11.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site sebelum contoh atau
brosur disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan yang telah masuk di site dan
menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui,
maka bahan / peralatan tersebut harus secepatnya dikeluarkan dari site.
12.1. Peralatan kerja yang dipergunakan harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang sedang
dilakukan, dan harus mengikuti teknik-teknik pelaksanaan yang wajar dan terbaik.
12.2. Alat-alat atau cara-cara yang tidak sewajarnya untuk digunakan/ dilakukan pada suatu
pekerjaan, misalnya mengencangkan baut dengan kunci Inggris, mengupas kabel dengan
api/dibakar, sama sekali tidak diperkenankan.
12.3. Kontraktor harus menyediakan sendiri peralatan tersebut di atas termasuk kebutuhan lainnya
yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung.
12.4. Kontraktor bertanggung jawab sendiri atas penyediaan listrik dan air untuk kebutuhannya
selama masa pelaksanaan berlangsung, dengan anggapan bahwa fasilitas yang tersedia di
tapak tidak diijinkan untuk dipergunakan.
PASAL 13. SPESIFIKASI TEKNIK INSTALASI TATA UDARA INSTALASI TATA UDARA
PASAL 1. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Plumbing / Sanitasi yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi pengerjaan dan pengujian instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan. Syarat-syarat Umum teknis pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah bagian
dari Syarat-Syarat Teknis ini.
Batasan dan Lingkup Pekerjaan Plambing dan Sanitasi ini meliputi dan tidak terbatas pada
penguraian dibawah, sesuai dengan spesifikasi teknis dan memenuhi persyaratan / standart yang
berlaku, sehingga berfungsi dengan baik.
Lingkup pekerjaan plambing dan sanitasi meliputi antara lain :
2.1. Instalasi Air Bersih
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan dari toilet sampai saluran
pembuangan.
b. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta
peralatan-peralatannya.
c. Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa
yang disediakan oleh Kontraktor.
d. Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis untuk seluruh sistem
pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.
e. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersih site.
2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan
a. Pengadaan dan Pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan peralatan dan
berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain
sebagainya.
b. Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan menuju
saluran pembuangan.
c. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
d. Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan test remdam.
e. Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan.
2.3. Pengecatan, Peralatan Dan Ukuran
2.3.1. Pengecatan.
a. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka penggantung, rangka penyangga,
semua unit yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat
dengan lapisan cat dasar (prime coating), cat harus sesuai dengan persyaratan
pengecetan yang sesuai dengan bahan masing-masing.
b. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat di pabriknya atau dinyatakan
lain dalam spesifikasinya atau untuk bahan alumunium atau PVC.
c. Untuk peralatan atau pipa besi, yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus
dicat akhir dengan cat besi dengan warna sebagai berikut :
- Pipa air bersih : biru
- Gantungan/supprot : hitam
- Panah pengarah : putih.
d. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor identifikasi bagi
peralatannya dengan cat.