BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM & TEKNIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pasal 1
MEMULAI KERJA
1.1. Selambat-lambatnya 1(satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan Perintah Kerja
Pelaksanaan Pekerjaan (SPMK) pihak Pemborong harus sudah memulai
pelaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
1.2. Jika setelah 1 (satu) minggu dari tanggal penunjukan dan Perintah Kerja Pelaksanaan
Pekerjaan (SPMK). Pihak Pemborong belum memulai pelaksanaan pembangunan fisik
secara nyata di lapangan tanpa alasan yang tepat, maka keputusan penunjukan dan
perintah kerja pelaksanaan pekerjaan (SPK) akan dibatalkan dan dialihkan kepada
Pemborong lain.
1.3. Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal seperti berikut:
a. Transport peralatan konstruksi (constructional plant) yang berdasarkan daftar alat-
alat konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya
ke lokasi di mana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini .
b. Butir-butir lain yang telah diuraikan dalam spesifikasi ini (BAB I) dan termasuk
dalam Item "Mobilisasi".
c. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat
berbagai perubahan, pengurangan dan/atau penambahan terhadap alat-alat
konstruksi dan instalasinya.
d. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai bekerja,
Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas
untuk disetujui.
1.4. Papan Nama Proyek.
Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus memasang
Papan Nama Proyek sesuai dengan peraturan Daerah yang berlaku, atas biaya
Kontraktor.
Pasal 2
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
2.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor 'wajib' menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut 'Pelaksana' yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan
di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal
Sarjana Muda Teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 5 (lima) tahun.
2.2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
2.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin Proyek / PPK dan
Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
2.4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pemimpin Proyek / PPK dan Konsultan
Pengawas bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti
Pelaksana.
2.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
Pasal 3
RENCANA KERJA
Pasal 4
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK
DAN LAIN-LAIN
2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
4.5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Pemborong, dan
bahanbahan bekasnya menjadi milik Pemimpin Proyek / PPK.
4.6. Direksi Keet dan Pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat
oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan
tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap
perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Pemborong untuk segera
membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan
kepada Pemimpin Proyek / PPK .
Pasal 5
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 6
TENAGA DAN SARANA KERJA
Pasal 7
STANDARISASI DAN PERSYARATAN
4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Serta ;
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981.
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan peraturan tentang keselamatan tenaga kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan
bahaya kebakaran.Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi
tersebut di atas, maka berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun
dari negara asal produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Gambar Bestek yang dibuat oleh perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas,
termasuk juga Gambar-Gambar Kerja Lapangan / Shop Drawing yang dibuat oleh
pemborong dan sudah disetujui/disahkan oleh pemberi tugas, kemudian setelah
pekerjaan fisik selesai dilengkapi dengan Gambar As Built Drawing. Selain itu ;
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing).
5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 8
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
8.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis
maupun Administratif.
8.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
8.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan laporan bulanan
secara rutin.
8.4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek /
PPK untuk bahan monitoring.
Pasal 9
PENJELASAN RKS & GAMBAR PERENCANAAN
9.1. Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya
seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara
seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti
yang akan diuraikan dalam Buku ini.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan
yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Teknis ini (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpang siuran
informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan
dengan Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.
9.2. Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS dan hasil rapat keputusan di lapangan yang telah
disepakati oleh pihak terkait.
9.3. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan detail
gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak
boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau
gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau
lainlainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.
6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
9.4. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis,
lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan
lain dari Konsultan Pengawas.
9.5. Ukuran dan Dimensi pada Gambar
a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap yang meliputi dimensi-dimensi :
As -as ; Luar-luar ; Dalam-dalam dan Luar-dalam
b. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam M (Meter),
kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm (millimeter).
c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai ("finished").
d. Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum di
dalam Gambar Kerja Arsitektur dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di dalam
Dokumen Lelang/Dokumen Kontrak.
e. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan
ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
f. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas.
g. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi, dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun
waktu.
Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
b. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsutasi dengan Perencana.
c. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/Listrik
dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional
dalam gambar kerja Arsitektur.
d. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian di dalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di
dalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengelola Proyek secara
tertulis, mengadakan pertemuan dengan Konsultan Direksi dan Konsultan
Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan.
e. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng-"klaim" biaya maupun waktu pelaksanaan.
7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
9.6. Istilah-Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin pada tahap
pembangunan ini adalah sebagai berikut :
a. AR : Arsitektur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan
bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik
teknis maupun estetika.
b. SR : Struktur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan
Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering Beton Struktur.
c. EL : Elektrikal.
Yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik dan Penerangan.
d. ME : Mekanikal & PB : Plumbing.
Yang ada hubungannya dengan Sistem-Sistem Instalasi diantaranya ; Sistem Air
Bersih - Air Kotor - Drainase, Sistem Instalasi Diesel - Generator Set, dan Sistem
Pengkondisian Udara.
8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 10
TANGGUNG - JAWAB KONTRAKTOR
10.2. Kehadiran Konsultan Pengawas/MK selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut di atas.
10.6. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan
yang timbul.
10.8. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
10.10. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
10.11. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
10.12. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan.
9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 11
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
11.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat- syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(PUBI th.1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti
material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.
10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
11.4.. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah
penyerahan contoh bahan tersebut.
Pasal 12
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
12.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan
bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.
12.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke
11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
12.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.
12.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan
yang akan dilaksanakan.
Pasal 13
SUPPLIER & SUB-KONTRAKTOR
13.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Sub-Kontraktor didalam hal pengadaan
material dan pemasangannya, maka Kontraktor 'wajib' memberitahukan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Pasal 14
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 15
PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN ('BOUWPLANK')
Pasal 16
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal – 17
PEKERJAAN PEMBONGKARAN
14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
BAB II
SYARAT - SYARAT PEKERJAAN TANAH
Pasal 18
PEKERJAAN TANAH
18.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang
lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
18.3. Galian untuk Konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah
urug bekas serta sisa bahan bangunan.
18.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan Tapak atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari
24 jam.
18.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau
16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
longgar maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang
terjadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan
5 cm lapis demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang dinginkan.
Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di claim sebagai
pekerjaan tambah.
18.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor harus mengikuti prosedur.
18.7. Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan
dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untuk menutup kelebihan tersebut
dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis
demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya
pekerjaan ini tanggung jawab kontraktor tidak dapat di claim sebagai pekerjaan
tambah.
18.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan Gambar kerja dan
harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
18.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja atau seperti
tercantum dalam Gambar kerja, dengan penampang luar Galian Kiri dan Kanan,
diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.
18.10. Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam Tapak Konstruksi. Area
antara Papan Patok Ukur dengan Galian harus bebas dari timbunan tanah.
18.11. Untuk menjaga lubang galian agar tidak longsor atau runtuh, maka apabila dianggap
perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memasang Konstruksi
penahan/casing sementara dari bahan seng Gelombang BjLS 50 atau setara, atau
dari papan-papan tebal 3 cm diperkuat dengan kayu-kayu dolken, minimal ; Ø8 cm
sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan galian, terutama pada saat
pembuatan grountank.
18.12. Apabila dan atau karena permukaan Air Tanah tinggi, Kontraktor harus
menyediakan Pompa Air secukupnya untuk mengeringkan Air yang menggenang
dalam Galian. Di syaratkan bahwa seluruh permukan Galian, terutama Lantai Galian,
harus kering untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
a. Pondasi plat beton dan Sloof Beton bertulang.
b. Pengurugan dan pemadatan.
18.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada ayat (11) dan (12) diatas ditanggung oleh
Kontraktor, tidak dapat di 'claim' sebagai pekerjaan tambah.
17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
BAB III
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
Pasal 19
PEKERJAAN STRUKTUR BETON
18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen atau
kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. 8
dapat naik sampai 20 persen.
19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori.
Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai
tiga persen dari beratnya.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci. Agregat
kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai
25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat dengan semua
ketentuanketentuan yang terdapat di NI-2 PBI-l971.
h. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi /mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan
kotorankotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-
ketentuan yang ada di dalam PBI-l971 untuk bahan campuran beton.
i. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor
secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan
desain dan perhitungannya.
Bonding agent yang akan digunakan harus melalui persetujuan dari pihak
Konsultan Pengawas.
Apabila telah disetujui Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib mengikuti cara
pemakaian sesuai dengan tata cara penggunaan dari produk tersebut.
j. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah setara produk SIKA
atau FOSROC.
Cara pemakaian disesuaikan dengan produk tersebut dan mendapat
pengawasan dari pihak Konsultan Pengawas.
20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
pelaksanaan.
b. Perakitan/Pemasangan Baja Tulangan
o Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi.
Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan
cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak
ditunjukkan dalam gambar tidak boleh dipakai.
Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi
beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
o Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat
kuat dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak
(beton decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang. Dalam segala
hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak akan ada batang yang turun.
Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
o Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan
tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah
ditetapkannsecara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian
konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut
beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
Balok sloof dan footplat = 3,00 - 4,00 cm
Kolom = 3,00 - 4,00 cm
Balok = 3,00 - 4,00 cm
Pelat beton = 1,50 cm
d. Penyekat - Penyekat Air (Water Stop)
o Penyekat-penyekat air (water stop) dari polyvinyl harus ditempatkan pada
sambungan-sambungan pelat lantai dan pelat atap bila terjadi penundaan
pengecoran atau seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar.
o Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem
PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),
penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak untuk
penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara
21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 20
PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT BETON
24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Konsultan Pengawas.
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi kelurusan
(pencekungan atau pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000
untuk semua komponen.
27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
BAB IV
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR
Pasal 21
PEKERJAAN ADUKAN & CAMPURAN
f. Pasangan diletakan pada sisi horizontal dan vertikal blok secara merata
28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 21
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
c. Semen
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2(b)
d. Pasir
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2(c)
e. A i r
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2(d)
30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 22
PEKERJAAN PASANGAN LANTAI DAN DINDING
31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
n. Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan
tidak berongga dan rata water-pass. Ketebalan lapisan pasir 5 cm, atau sesuai
dengan gambar kerja.
32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 23
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
4) Koral Beton/Split.
Koral beton/split harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori, serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2, dan atau
sesuai dengan persyaratan pasir dalam Bab I Syarat-syarat Pekerjaan Struktur.
Penyimpanan/penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan satu
dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang disyaratkan.
5) A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
6) Acuan/Bekisting & Perancah.
Papan acuan/bekisting dibuat dari multiplex tebal 9 mm.
Balok-balok pengkaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan
mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.
34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 24
PEKERJAAN PLESTERAN dan PENGACIAN
36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
3) Jenis Plesteran.
a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu 1 PC : 2
PS. Dipakai untuk :
Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga
ke permukaan tanah dan atau lantai.
Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.
b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 4 PS.
Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata merah serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Plesteran kedap air adalah campuran 1PC : 2PS.
Aduk plesteran ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi
luar bangunan.
Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga
ketinggian 150 cM dari permukaan lantai.
d. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari
dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah
aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari, atau sudah
kering benar.
4) Semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit,
terutama untuk plesteran kedap air.
5) Kontraktor harus menyediakan Pekerja/Tukang yang ahli untuk pelaksanaan
pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.
6) Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus
diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus;
harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang,
tidak mengandung kerikil ataupun benda- benda lain yang membuat cacat.
7) Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan/-("scratched").
Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup
aduk plesteran.
8) Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/wallpaper dipakai
plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.
9) Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir
37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 25
PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA
38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pekerjaan pembuatan daun pintu meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang
diperlukan untuk semua pekerjaan pembuatan termasuk persyaratan yang sesuai
terhadap masing-masing material.
Keterangan gambar dan istilah :
1. Ukuran pintu
Ukuran dimaksud adalah ukuran jadi (finish) dan ukuran bukaan daun pintu.
2. Type kusen : untuk type kusen disesuaikan dengan gambar rencana.
Submittals :
1. Contoh bahan : sebagian atau bagian tertentu dari pekerjaan yang
memperlihatkan :
o Konstruksi sambungan dan detail
o Tampilan bidang permukaan
o Penyelesaian finishing
o Lainnya jika dinyatakan perlu
2. Shop drawing :
o Schedule pintu berikut lokasi penempatannya
o Dimensi dan detail potongan
o Kelengkapan lain yang disyaratkan untuk memungkinkan pemasangan
yang sempurna
39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
6. Teknik pengerjaan
a. Cara-cara pengerjaan harus memakai cara yang benar dan alat yang benar.
b. Teknik penyambungan kayu dengan kayu harus diusahakan dengan purus
dan diperkuat dengan lem kayu (rackol putih).
c. Dalam konstruksi tertentu yang memerlukan perkuatan lebih, harus
dibantu dengan skrup, pemakaian paku tidak diizinkan
(direkomendasikan).
d. Pada pemasangan bahan penutup daun pintu hanya boleh dengan cara
dilem dan dipress, paku tidak direkomendasikan.
e. Pada pemasangan kusen di bagian yang tertutup, partisi harus diperkuat
dengan angkur besi dan fiser ke lantai/tembok.
f. Pemasangan semua fist harus menggunakan lem putih dan paku tembak
dengan kompressor, paku berkepala samasekali tidak diizinkan digunakan
dalam semua pekerjaan kayu.
Pasal 26
PEKERJAAN JENDELA KACA
26.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan
dalam gambar.
Meliputi :
1. Pemasangan kaca-kaca daun jendela (Jendela Kaca Bingkai)
40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
26.2. MATERIALS
1. Kaca pada jendela
Menggunakan kusen alumunium 3” dan kaca 5 mm, bening.
Kualitas dari kaca-kaca tersebut harus atau produksi lokal atau yang tersedia di
pasaran lokal kualitas baik.
2. Contoh
Untuk jendela yang akan dipasang Kontraktor diwajibkan memberikan contoh-
contoh bahan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas atau Pemberi Tugas.
41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
26.6. PEMELIHARAAN
1. Semua kaca dan cermin yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, serta harus diberi tanda agar mudah diketahui.
2. Apabila terjadi kaca yang retak, pecah ataupun cacat lainnya akibat keteledoran
Kontraktor, Kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai dengan persyaratan.
3. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat di “claim” sebagai
pekerjaan tambah.
Pasal 27
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan hardware yang sudah selesai dilaksanakan,
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.
Syarat Penerimaan
Hasil pekerjaan pemasangan hardware harus dapat berfungsi dengan sempurna dan
tidak cacat.
Pasal 28
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT PVC
43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 29
PEKERJAAN PENGECATAN
44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 30
PEKERJAAN GRC UKIRAN
46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Pasal 31
PEKERJAAN ATAP KUBAH ENAMEL
Pasal 32
PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR
47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
4). Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya. Maka kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Pengawas Pekerjaan.
5). Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
6). Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
7). Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
PASAL - 33
ALAT-ALAT SANITAIR
1). Washtafel yang digunakan adalah merk Toto tengkap dengan segala accesorinya
seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type yang dipakai adalah
.................warna akan dipilih oleh Perencana.
2). Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik
tidak ada bagian yang gompal, retak atay cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
oleh Perencana/Pengawas Perencana.
3). Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik,
rapi,waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.
48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
5). Untuk urinal pada kamar mandi siswa pada tiap gedung menggunakan urinal yang
terbuat dari stainless steel dan acessoriesnya ( pabrikasi ).
49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
3). Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.
Pasal 34
LAIN - LAIN
34.1. Hal- hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa, bila
diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
34.2. Sebelum penyerahan pertama, Penyedia Jasa wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih
dan semua barang yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
34.3. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur- unsur lainnya, semua penyimpangan
dari ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu
Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
Pasal 35
PENUTUP
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Kerja, Bill of Quantity (BoQ) dan Berita
50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020
Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan
menjadi acuan didalam pelaksanaan pekerjaan.
51