Anda di halaman 1dari 51

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM & TEKNIS
PERSIAPAN PELAKSANAAN

Pasal 1
MEMULAI KERJA

1.1. Selambat-lambatnya 1(satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan Perintah Kerja
Pelaksanaan Pekerjaan (SPMK) pihak Pemborong harus sudah memulai
pelaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
1.2. Jika setelah 1 (satu) minggu dari tanggal penunjukan dan Perintah Kerja Pelaksanaan
Pekerjaan (SPMK). Pihak Pemborong belum memulai pelaksanaan pembangunan fisik
secara nyata di lapangan tanpa alasan yang tepat, maka keputusan penunjukan dan
perintah kerja pelaksanaan pekerjaan (SPK) akan dibatalkan dan dialihkan kepada
Pemborong lain.
1.3. Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal seperti berikut:
a. Transport peralatan konstruksi (constructional plant) yang berdasarkan daftar alat-
alat konstruksi yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya
ke lokasi di mana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini .
b. Butir-butir lain yang telah diuraikan dalam spesifikasi ini (BAB I) dan termasuk
dalam Item "Mobilisasi".
c. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat membuat
berbagai perubahan, pengurangan dan/atau penambahan terhadap alat-alat
konstruksi dan instalasinya.
d. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai bekerja,
Kontraktor harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas
untuk disetujui.
1.4. Papan Nama Proyek.
Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus memasang
Papan Nama Proyek sesuai dengan peraturan Daerah yang berlaku, atas biaya
Kontraktor.

Pasal 2
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

2.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor 'wajib' menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau
biasa disebut 'Pelaksana' yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan
di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal
Sarjana Muda Teknik Sipil atau sederajat dengan pengalaman minimum 5 (lima) tahun.

2.2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

1
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

2.3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pemimpin Proyek / PPK dan
Konsultan Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
2.4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Pemimpin Proyek / PPK dan Konsultan
Pengawas bahwa Pelaksana dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin
pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti
Pelaksana.
2.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung
jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

Pasal 3
RENCANA KERJA

3.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor 'wajib' membuat


Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-
Curve Bahan dan Tenaga.
3.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah
Surat Keputusan Penunjukan (SPMK) diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah
disetujui oleh Pengawas, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
3.3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu) salinan Rencana
Kerja kepada Konsultan Perencana, dan 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel
pada dinding Bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan
grafik kemajuan/prestasi kerja.
3.4. Kontraktor/Pemborong harus mengusahakan bahwa dalam pelaksanaan
pembangunan pekerjaan, sesuai dengan Rencana Kerja tersebut di atas.
3.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.

Pasal 4
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK
DAN LAIN-LAIN

4.1. Direksi Keet (Los Pengawas).


Kontraktor/Pemborong harus membuat Direksi Keet (Los Pengawas) untuk
keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen
seluas ± 15 M2 = (3x5)m2, lantai diplester, dinding tripleks/papan/asbes,
diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan. Atau dalam
hal ini Pemborong dapat memanfaatkan area bangunan yang ada dengan ijin dari pihak
Pemberi Tugas.

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

4.2. Kantor Pemborong, Los Kerja dan Gudang Bahan.


Kontraktor/Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor pemborong
di lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci
untuk menyimpan barang- barang, yang mana tempatnya akan ditentukan oleh
Pengawas Lapangan/Personalia Proyek.
4.3. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menjaga kebersihan los pengawas serta
inventarisnya.
4.4. Pagar Proyek. Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi dapat
memerintahkan kepada pemborong untuk memagari sekelilingnya sehingga aman.

4.5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai
oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan
tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Pemborong, dan
bahanbahan bekasnya menjadi milik Pemimpin Proyek / PPK.
4.6. Direksi Keet dan Pagar Pengaman (butir 1 & 4 di atas) yang dibuat
oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan
tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap
perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Pemborong untuk segera
membongkarnya dan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan
kepada Pemimpin Proyek / PPK .

Pasal 5
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA

5.1. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat


dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja.
5.2. Kontraktor/Pemborong berkewajiban menyediakan kotak P3K ditempat pekerjaan.
5.3. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan
dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas, dalam hal
terjadinya kerusakan-kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab
untuk memperbaikinya.
5.4. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor/Pemborong secepat mungkin
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan untuk
keselamatan korban kecelakaan itu.
5.5. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :
Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung
alat pemadam kebakaran ( Fire Extinguisher ) lengkap dengan isinya.
5.6. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja
Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang
melaksanakan Proyek - proyek Departemen Pekerjaan Umum, pihak

3
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Kontraktor/Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan/ pekerjaan agar


ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Proyek.

Pasal 6
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor/Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, dan


peralatan lainnya untuk melaksanakan pekerjaan serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sampai dengan diserah-terimakannya
pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

6.1. Tenaga Kerja/Tenaga Ahli


Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
6.2. Peralatan Bekerja
Menyediakan alat-alat bantu, seperti mesin las, alat-alat bor, alat-alat pengangkat
dan pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Bahan-bahan Bangunan.
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
Pekerjaan Penyediaan Air Dan Daya Listrik Untuk Bekerja.
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur
pompa atau memanfaatkan di lokasi eksisting apabila sudah ada dalam tapak.
b. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia
lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Direksi.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan
Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas petunjuk Pengawas.

Pasal 7
STANDARISASI DAN PERSYARATAN

7.1. Persyaratan Pelaksanaan


Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau
petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.
Sebelum melaksanakan setiap pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib
memperhatikan dan melakukan koordinasi kerja dengan pekerjaan lain yang
menyangkut pekerjaan Struktur, Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal, Plumbing/Sanitasi

4
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

dan mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.


Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan calon pemborong harus
menyediakan :
Wakil sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya
selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi
kewajiban menurut kontrak.
Buku harian untuk :
a. Kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.
b. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari
pekerjan.
Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :
a. (Satu) kamera.
b. (Satu) alat ukur optik (theodolit/waterpass).
c. (Satu) alat ukur / meteran panjang 50 m, dan meteran pendek 7,5 m dan 5 m.
d. (Satu) Mistar Waterpass panjang 120 cm.
7.2. Standard Yang Dipergunakan
Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,
Standard Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya
dengan pekerjaan antara lain :
NI-2(PUBI-1971) : Peraturan Beton Indonesia (1971).
PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.
NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
NI-4 : Persyaratan Cat Indonesia
NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
SII : Standard Industri Indonesia.
SK SNI T-15-1991-03
(PBI - 1991) : Peraturan beton bertulang Indonesia .
AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.

Serta ;
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1981.
Peraturan Perburuhan di Indonesia dan peraturan tentang keselamatan tenaga kerja
yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang penanggulangan
bahaya kebakaran.Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi
tersebut di atas, maka berlaku Peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun
dari negara asal produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan
Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :
Gambar Bestek yang dibuat oleh perencana yang sudah disahkan oleh pemberi tugas,
termasuk juga Gambar-Gambar Kerja Lapangan / Shop Drawing yang dibuat oleh
pemborong dan sudah disetujui/disahkan oleh pemberi tugas, kemudian setelah
pekerjaan fisik selesai dilengkapi dengan Gambar As Built Drawing. Selain itu ;
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwizjing).

5
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

c. Surat Perjanjian melaksanakan pekerjaan/kontrak.


d. Rencana Kerja Pelaksanaan di Lapangan (Time Schedule) yang dibuat oleh
Kontraktor / pemborong dan disetujui oleh pemberi tugas.

Pasal 8
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

8.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan/pekerjaan, baik teknis
maupun Administratif.
8.2. Dalam pembuatan Laporan tersebut, pihak Kontraktor/Pemborong harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
8.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan laporan bulanan
secara rutin.
8.4. Laporan-laporan tersebut diatas, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek /
PPK untuk bahan monitoring.

Pasal 9
PENJELASAN RKS & GAMBAR PERENCANAAN

9.1. Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya
seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara
seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti
yang akan diuraikan dalam Buku ini.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi bagian-bagian pekerjaan
yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Teknis ini (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
Apabila terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpang siuran
informasi di dalam pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pertemuan
dengan Konsultan Pengawas dan Direksi untuk mendapat kejelasan pelaksanaan.
9.2. Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat/berlaku adalah RKS dan hasil rapat keputusan di lapangan yang telah
disepakati oleh pihak terkait.

9.3. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, lokasi, seksi (bagian) dan detail
gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak
boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau
gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau
lainlainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.

6
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

9.4. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis,
lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan
lain dari Konsultan Pengawas.
9.5. Ukuran dan Dimensi pada Gambar
a. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap yang meliputi dimensi-dimensi :
As -as ; Luar-luar ; Dalam-dalam dan Luar-dalam
b. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam M (Meter),
kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm (millimeter).
c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai ("finished").
d. Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum di
dalam Gambar Kerja Arsitektur dan Gambar Kerja lainnya yang termuat di dalam
Dokumen Lelang/Dokumen Kontrak.
e. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan
ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
f. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran
skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui Konsultan Pengawas.
g. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disyahkan secara tertulis.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi, dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun
waktu.

Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat/berlaku.
b. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/Struktur, maka
Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan
memutuskannya setelah berkonsutasi dengan Perencana.
c. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi, Elektrikal/Listrik
dan Mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional
dalam gambar kerja Arsitektur.
d. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian di dalam pelaksanaan satu
bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka di
dalam hal terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan
ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja,
Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengelola Proyek secara
tertulis, mengadakan pertemuan dengan Konsultan Direksi dan Konsultan
Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan.
e. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng-"klaim" biaya maupun waktu pelaksanaan.

7
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

9.6. Istilah-Istilah
Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin pada tahap
pembangunan ini adalah sebagai berikut :
a. AR : Arsitektur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan
bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik
teknis maupun estetika.
b. SR : Struktur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Perhitungan Konstruksi, Bahan
Konstruksi Utama dan Spesifikasinya, Dimensionering Beton Struktur.
c. EL : Elektrikal.
Yang ada hubungannya dengan Sistem Penyediaan Daya Listrik dan Penerangan.
d. ME : Mekanikal & PB : Plumbing.
Yang ada hubungannya dengan Sistem-Sistem Instalasi diantaranya ; Sistem Air
Bersih - Air Kotor - Drainase, Sistem Instalasi Diesel - Generator Set, dan Sistem
Pengkondisian Udara.

9.7. Shop Drawing.


Shop Drawing merupakan Gambar Detail Pelaksanaan di Lapangan yang harus dibuat
oleh Kontraktor/Pemborong, berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan
Pengawas. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan
produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan
spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Kerja/Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi .
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari
proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.

9.8. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan "As-built


Drawing"
a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
b. Setelah Pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor berkewajiban
membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan
kenyataan yang telah dikerjakan/dibangun oleh kontraktor (As-Built Drawing). Biaya
untuk penggambaran "As-Built Drawing", sepenuhnya menjadi tanggungan
Kontraktor.

8
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Pasal 10
TANGGUNG - JAWAB KONTRAKTOR

10.1. Kontraktor harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai


dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

10.2. Kehadiran Konsultan Pengawas/MK selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut di atas.

10.3. Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat


pelaksanaan pekerjaan.

10.4. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya


Kontraktor sendiri.

10.5. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,


maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas.

10.6. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan
yang timbul.

10.7. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan


dalam pelaksanaan pekerjaan.

10.8. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

10.9. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan


bahan/material, barang milik Proyek, Konsultan Pengawas/MK dan milik Pihak
Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima.

10.10. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum; adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
10.11. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
10.12. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan.

10.13. Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.

10.14. Untuk material/bahan/produk yang membutuhkan persayaratan dukungan maupun


jaminan mutu maka kontraktor wajib mendatangkan material/bahan/produk tersebut
sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam kontrak.

9
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Pasal 11
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN

11.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat- syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam A.V. dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(PUBI th.1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti
material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.

11.2. Merk Pembuatan Bahan/Material & Komponen Jadi.


a. Kecuali bila ditentukan lain dalam kontrak ini, semua merk pembuatan atau merk
dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai
dasar perbandingan kualitas dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
Setiap keterangan mengenai peralatan, material, barang atau proses, dalam
bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai
penentu standard atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya
membatasi persaingan; dan Kontraktor harus dengan sendirinya
menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian
Konsultan Pengawas, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material patent itu
harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.
b. Bahan/material dan komponen jadi yang dipasang/dipakai harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar, memenuhi standard spesifikasi bahan tersebut,
mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.
c. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga
akhli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau Supplier yang bersangkutan tersebut
sebagai pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukan claim
sebagai pekerjaan tambah.
d. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.
e. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan
harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam negeri baik kualitas, ketahanan
serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis
dan diketahui oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya tambah.

11.3. Kontraktor/Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua


bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan
Pengawas/Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua
bahan-bahan tersebut didatangkan/dipakai.
Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas adalah
sebanyak empat (4) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan

10
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

"standard of appearence" dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu


penyerahan contoh bahan adalah dua (2) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

11.4.. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari kalender setelah
penyerahan contoh bahan tersebut.

11.5. Penyimpanan Material


Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang
bersangkutan, dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
a. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas
dan kesesuaiannya untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas
permukaan yang bersih, keras dan bila diminta, harus ditutupi.
Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa
ijin tertulis dari Pemiliknya.
b. Tempat penyimpanan barang harus di bersihkan (clearing) dan diratakan
(levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.
c. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring
kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainasi/pematusan
dari kandungan air/cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian
rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar
timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur
kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar
lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari satu meter. Tinggi tempat
penyimpanan tidak lebih dari lima meter.

Pasal 12
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

12.1. Bahan-bahan yang didatangkan/dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-contoh


yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 11 di atas.

12.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan
bangunan selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.

12.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas/Direksi


dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas
berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana segala
kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan denda sebesar
1 o/oo (satu permil) dari harga borongan.

12.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor harus dan memeriksakannya ke

11
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Laboratorium balai Penelitian Bahan-Bahan Pemerintah untuk diuji dan hasil


pengujian tersebut disampaikan kepada Pengawas/Direksi secara tertulis. Segala
biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor.

12.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut diatas tentang baik atau tidaknya
kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan
pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut diatas.

12.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan
yang akan dilaksanakan.

Pasal 13
SUPPLIER & SUB-KONTRAKTOR

13.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Sub-Kontraktor didalam hal pengadaan
material dan pemasangannya, maka Kontraktor 'wajib' memberitahukan terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

13.2. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Konsultan


Pengawas dengan Kontraktor Bawahan atau Supplier bahan.

13.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di Lapangan untuk


pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu
persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

Pasal 14
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

14.1. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan


semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di
tempatnya. Kontraktor harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan
harus tetap di tempatnya.
14.2. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu busuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya
yang muncul, yang tidak diperuntukan berada di sana, harus dibersihkan dan/atau
dibongkar, dan di buang bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus
di buang dari daerah sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi
lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran akan harus diurug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai
AASHTO T 99.

12
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Pasal 15
PEMASANGAN PAPAN BANGUNAN ('BOUWPLANK')

15.1. Papan Bangunan ("BOUWPLANK")


a. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Kelas II dan atau kelas III
dengan ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya.
b. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama lain
adalah 1.50 m; tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak gerakkan atau
diubah.
c. Pekerjaan ini hanya untuk pekerjaan saluran parit keliling, papan bangunan
dipasang sejarak 1.00 - 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.
d. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan atau
rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas
e. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 16
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

16.1. Ijin Memasuki Tempat Kerja


Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya,
setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-
tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/dipersiapkan atau di mana
bahan/barang dibuat.
Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat
tersebut.

16.2. Pemeriksaan Pekerjaan


a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi
karena bahan / material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya
sendiri oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan pengawas dan pemborong harus memberikan
kesempatan sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa dan
mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.
c. Kontraktor harus melaporkan kepada pengawas kapan setiap pekerjaan sudah
siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan pengawas tidak boleh menunda
waktu pemeriksaan, kecuali apabila pengawas memberikan petunjuk tertulis
kepada kontraktor apa yang harus dilakukan.
d. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung

13
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

dari jam diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari


libur/hari Raya) tidak dipenuhi/ditanggapi oleh Konsultan Pengawas/Direksi,
maka Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya
diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Direksi .
e. Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki.
f. Biaya pembongkaran dan pemasangan/perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor, tidak dapat di "klaim" sebagai biaya pekerjaan tambah maupun
alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

16.3. Kemajuan Pekerjaan


a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan
oleh kontraktor demikian pula metode/cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis
langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

16.4. Perintah untuk Pelaksanaan (Foreman)


Bila Kontraktor atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja di mana
Konsultan Pengawas bermaksud untuk memberikan petunjuk atau perintah, maka
petunjuk atau perintah itu harus dituruti dan dilaksanakan oleh semua petugas
Pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor untuk menangani pekerjaan
itu.

16.5. Toleransi Pekerjaan


Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan sesuai
dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi Teknis, dan toleransi lainnya yang
ditetapkan pada bagian lainnya yang telah disesuikan dengan keadaan di lapangan.

Pasal – 17
PEKERJAAN PEMBONGKARAN

17.1. Pekerjaan pembongkaran bangunan masjid existing dilakukan secara bertahap.


17.2. Sebelum melakukan pekerjaan utama rehab terlebih dahulu dilakukan pembongkaran item
pekerjaan lama yang akan di rehab, dan hasil bongkaran akan dibuang atau dikumpulkan disatu
tempat atas petunjuk dari direksi lapangan
17.2. Hasil bongkaran di buang pada tempat yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas atau
owner.
17.3. Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan pelaksanaan
dalam proyek ini, harus menyediakan alat-alat dan pekerjaannya sesuai dengan
bidangnya masing-masing, seperti:

14
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

• Alat-alat ukur (waterpas, dan lain-lain)


• Alat pemotong, penduga, dan alat bantu
• Topi pengaman dan sepatu lapangan

15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

BAB II
SYARAT - SYARAT PEKERJAAN TANAH
Pasal 18
PEKERJAAN TANAH

18.1. Jenis Galian


Penggalian dibagi dalam macam-macam jenis yaitu:
a. Galian tanah biasa
b. Galian batu
c. Galian konstruksi / obstacle
Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi untuk ketiga
macam galian tersebut diatas. Syarat-syarat kerja yang menyangkut bidang lain,
mengikuti ketentuan-ketentuan letak, level dan dimensi seperti yang dicantumkan
dalam Gambar Rencana atau petunjuk Konsultan Pengawas.
a. Galian Tanah Biasa
Galian tanah biasa harus mencakup semua galian yang bukan galian batu,
galian konstruksi atau galian material dan bahan baku lainnya.
b. Galian Batu
Galian Batu adalah galian pondasi lama yang berada pada titik atau area
galian untuk bangunan baru.
Galian batu terdiri dari pekerjaan menggali/membongkar batu-batuan pada
daerah galian yang menurut pendapat Konsultan Pengawas harus dilakukan
pembongkaran. Setiap pembongkaran pondasi lama harus didiskusikan terlebih
dahulu dangan pihak Konsultan Pengawas.
c. Galian Konstruksi / Obstacle
Galian Konstruksi/Obstacle adalah semua galian, selain dari galian tanah dan
galian batu dalam batas pekerjaan yang disebut dalam Spesifikasi ini atau
tercantum dalam Gambar Rencana. Semua galian yang disebut sebagai galian
Konstruksi/Obstacle terdiri dari galian lantai bangunan, galian pondasi
bangunan existing, galian perkerasan jalan/halaman, galian pipa/ kabel listrik,
pipa gas, saluran-saluran serta konstruksi-konstruksi lainnya, selain yang
disebutkan pada Spesifikasi ini.

18.2. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang
lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan bentuk telah diperiksa serta
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

18.3. Galian untuk Konstruksi harus sesuai dengan Gambar Kerja dan bersih dari tanah
urug bekas serta sisa bahan bangunan.

18.4. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk-
petunjuk Konsultan Pengawas sehingga tidak menimbulkan gangguan pada
lingkungan Tapak atau menyebabkan timbulnya genangan air untuk waktu lebih dari
24 jam.

18.5. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau

16
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

longgar maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang
terjadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan
5 cm lapis demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang dinginkan.
Biaya pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor tidak dapat di claim sebagai
pekerjaan tambah.

18.6. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Kontraktor harus mengikuti prosedur.

18.7. Bila Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi kedalaman yang ditentukan
dalam Gambar Kerja, maka Kontraktor wajib untuk menutup kelebihan tersebut
dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air setiap ketebalan 5 cm lapis
demi lapis sampai jenuh sehingga mencapai ketinggian yang diinginkan. Biaya
pekerjaan ini tanggung jawab kontraktor tidak dapat di claim sebagai pekerjaan
tambah.

18.8. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar sesuai dengan Gambar kerja dan
harus dibersihkan dari segala macam kotoran.

18.9. Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja atau seperti
tercantum dalam Gambar kerja, dengan penampang luar Galian Kiri dan Kanan,
diperiksa serta disetujui Konsultan Pengawas.

18.10. Kelebihan Tanah Galian harus dibuang keluar dari dalam Tapak Konstruksi. Area
antara Papan Patok Ukur dengan Galian harus bebas dari timbunan tanah.

18.11. Untuk menjaga lubang galian agar tidak longsor atau runtuh, maka apabila dianggap
perlu oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memasang Konstruksi
penahan/casing sementara dari bahan seng Gelombang BjLS 50 atau setara, atau
dari papan-papan tebal 3 cm diperkuat dengan kayu-kayu dolken, minimal ; Ø8 cm
sehingga konstruksi tersebut dapat menjamin kestabilan galian, terutama pada saat
pembuatan grountank.

18.12. Apabila dan atau karena permukaan Air Tanah tinggi, Kontraktor harus
menyediakan Pompa Air secukupnya untuk mengeringkan Air yang menggenang
dalam Galian. Di syaratkan bahwa seluruh permukan Galian, terutama Lantai Galian,
harus kering untuk pekerjaan-pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan :
a. Pondasi plat beton dan Sloof Beton bertulang.
b. Pengurugan dan pemadatan.

18.13. Biaya untuk lingkup yang terurai pada ayat (11) dan (12) diatas ditanggung oleh
Kontraktor, tidak dapat di 'claim' sebagai pekerjaan tambah.

17
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

BAB III
SYARAT - SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

Pasal 19
PEKERJAAN STRUKTUR BETON

19.1. PERSYARATAN KHUSUS MUTU DAN BAHAN BETON


a. Mutu Beton
Beton yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus mempunyai mutu
arakteristik minimal, sebagai berikut :
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan beton bertulang
menggunakan Mutu beton, K-225.
Plat lantai cor beton, menggunakan mutu beton K-225.
Seluruh beton untuk lantai kerja adalah beton rabat dengan mutu K-100.
Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan standar Beton Indonesia NI-2
PBI-l971. Bilamana tidak ditentukan lain kuat tekan dari beton adalah selalu
kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang bersisi 15 (1 0,06) cm diuji pada
umur 28 hari. Kriteria untuk menentukan mutu beton adalah persyaratan bahwa
hasil pengujian benda-benda uji harus memberikan hasil (kekuatan tekan beton
karakreristik) yang lebih besar dari yang ditentukan di dalam tabel 4.2.1 PBI. 1971.
b. Baja Tulangan
Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan
standard Indonesia untuk beton NI-2, PBI-l971 atau ASTM Designation A-15,
dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya
lekat antara baja tulangan dengan beton.
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan ini
adalah sebagai berikut :
Mutu baja tulangan s/d 12 mm adalah BJTP 24.
Mutu baja tulangan ≥ 12 mm adalah BJTD 32
c. Cetakan (Bekisting)
Bekisting untuk seluruh struktur bangunan ini memakai multiplex tebal
minimum 9 mm dengan salah satu bagian permukaannya di lapisi minyak
bekisting. Bekisting dari multiplex tersebut harus diperkuat dengan
rangka kayu meranti ukuran 4/6 atau 5/7, untuk mendapatkan kekuatan
dan kekakuan yang sempurna, atau dari bahan lain yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Steiger (penyangga) untuk cetakan/bekisting harus dari pipa-pipa besi
(scaffolding) atau kayu yang kuat dan tidak diperkenankan memakai bambu
karena licin dan berbahaya.
d. Water stop
Water stop harus dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian-
bagian yang harus kedap air, yang antara lain pelat dak atap, lantai

18
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

toilet, groundtank/reservoar dan tempat-tempat basah lainnya sesuai dengan


gambar kerja.
e. S e m e n
Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan dengan persyaratan
dalam Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1
atau standard Inggris BS 12.
Mutu semen yang memenuhi syarat dan dapat dipakai setara TIGA RODA serta
memenuhi persyaratan NI-8. Pemilihan salah satu merk semen adalah
mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.
Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh
cuaca sepanjang waktu dan perletakannya harus terangkat dari lantai untuk
menghindari kelembaban.
f. Pasir
Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah Pasir alam yaitu pasir
yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain dengan persetujuan
Pengawas/Direksi.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan
sumber-sumber pasir alam yang dipakai dalam pekerjaan pembuatan beton
Readymix maupun konvensional.
Pasir harus halus, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan lunak dari
tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dari substansi yang merusak,
jumlah prosentase dari segala macam substansi yang merugikan beratnya
tidak boleh lebih dari 5% berat pasir.
Pasir harus mempunyai 'modulus kehalusan butir' antara 2 sampai 32 atau jika
diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan standard Indonesia
untuk beton atau dengan ketentuan sebagai berikut :

Saringan no. Persentase satuan timbangan


tertinggal di saringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3 -7

Jika persentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 persen atau
kurang, maka batas maksimum untuk persentase satuan dalam saringan no. 8
dapat naik sampai 20 persen.

g. Agregrat Kasar (Kerikil)


Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui.
Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

19
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori.
Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai
tiga persen dari beratnya.
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci. Agregat
kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai
25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat dengan semua
ketentuanketentuan yang terdapat di NI-2 PBI-l971.
h. A i r
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi /mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan
kotorankotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh
Konsultan Pengawas untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-
ketentuan yang ada di dalam PBI-l971 untuk bahan campuran beton.
i. Bonding Agent
Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang harus disambungkan/dicor
secara terputus, untuk mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan
desain dan perhitungannya.
Bonding agent yang akan digunakan harus melalui persetujuan dari pihak
Konsultan Pengawas.
Apabila telah disetujui Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib mengikuti cara
pemakaian sesuai dengan tata cara penggunaan dari produk tersebut.
j. Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah setara produk SIKA
atau FOSROC.
Cara pemakaian disesuaikan dengan produk tersebut dan mendapat
pengawasan dari pihak Konsultan Pengawas.

19.2. PELAKSANAAN SEBELUM PENGECORAN ADUKAN BETON


a. Rencana Cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang ditentukan dalam
gambar rencana. Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu
bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor
harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya atas
bebannya sendiri.
Konstruksi Cetakan :
o Semua cetakan harus betul-betul teliti, kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama dan sesudah
pengecoran beton.
o Permukaan bahan cetakan (multipleks) yang berlapis filem / permukaan bahan
licin seperti pernis/plastik, menghadap pada bagian dalam dengan maksud
mencegah secara efektif lekatnya beton pada cetakan dan akan memudahkan
melepas cetakan beton.
o Penyangga cetakan (steiger) harus bertumpu pada pondasi yang baik dan kuat
sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama

20
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

pelaksanaan.
b. Perakitan/Pemasangan Baja Tulangan
o Baja tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan
bentuk dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar-gambar konstruksi.
Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokan kembali dengan
cara yang dapat merusak bahannya. Batang dengan bengkokan yang tidak
ditunjukkan dalam gambar tidak boleh dipakai.
Semua batang harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemanasan dari besi
beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara pengerjaan disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
o Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar rencana. Untuk
menempatkan tulangan tetap tepat ditempatnya maka tulangan harus diikat
kuat dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak
(beton decking) atau kursi-kursi besi/cakar ayam perenggang. Dalam segala
hal untuk besi beton yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat,
sehingga tidak akan ada batang yang turun.
Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak ditentukan dalam
gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran terbesar dari agregat kasar dan
harus memberikan kesempatan masuknya alat penggetar beton.
o Sambungan Baja Tulangan
Jika diperlukan untuk menyambung tulangan pada tempat-tempat lain dari
yang ditunjukkan pada gambar-gambar, bentuk dari sambungan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Overlap pada sambungan-sambungan
tulangan harus minimal 40 kali diameter batang, kecuali jika telah
ditetapkannsecara pasti di dalam gambar rencana dan harus mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Selimut Beton
Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung dinding atau
dasar cetakan, serta harus mempunyai jarak tetap untuk setiap bagian-bagian
konstruksi.
Apabila tidak ditentukan di dalam gambar rencana, maka tebal selimut
beton untuk satu sisi pada masing-masing konstruksi adalah sebagai berikut :
Balok sloof dan footplat = 3,00 - 4,00 cm
Kolom = 3,00 - 4,00 cm
Balok = 3,00 - 4,00 cm
Pelat beton = 1,50 cm
d. Penyekat - Penyekat Air (Water Stop)
o Penyekat-penyekat air (water stop) dari polyvinyl harus ditempatkan pada
sambungan-sambungan pelat lantai dan pelat atap bila terjadi penundaan
pengecoran atau seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar.
o Kontraktor harus menyiapkan semua penyekat-penyekat air termasuk lem
PVC, semen, pasak, mur-mur dan bahan penyambung lainnya.
Kontraktor harus membuat semua sambungan-sambungan (splices),
penyatuan dan lengkungan-lengkungan (joints and bends), pasak-pasak untuk
penyekat air, pertemuan perpotongan-perpotongan yang dibuat secara

21
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

khusus sesuai dengan gambar-gambar atau seperti ditunjukkan oleh Konsultan


Pengawas.
o Semua penyatuan-penyatuan harus diletakkan persis dengan petunjuk-
petunjuk pabrik pembuat dan penggunaan material yang disyahkan oleh
pabrik dan harus dibentuk sedemikian agar menghasilkan sambungan yang
kuat dan kedap air.
e. Pekerjaan Sparing
o Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai
dengan gambar kerja dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
o Tempat-tempat dari sparing dilaksanakan, bila tidak ada dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
o Bilamana sparing (pipa, dll.) berpotongan dengan baja tulangan, maka baja
tulangan tersebut tidak boleh ditekuk atau dipindahkan tanpa persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
o Semua sparing-sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan
harus diperkuat sehingga tidak akan bergeser pada saat pengecoran beton
Sparing-sparing harus dilindungi sehingga tidak akan terisi beton waktu
pengecoran.
f. Komposisi Campuran Beton (Readymix dan Konvensional).
o Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil, dan air seperti yang
ditentukan sebelumnya. Bahan beton dicampur dalam perbandingan yang
serasi dan diolah sebaikbaiknya sampai pada kekentalan yang baik/tepat.
o Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini, harus dipakai "campuran yang direncanakan" (designed mix).
Campuran yang direncanakan dihasilkan dari percobaan-percobaan
campuran yang memenuhi kekuatan karak- teristik yang disyaratkan.
o Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan,
maka faktor air semen ditentukan sebagai berikut :
- Faktor air semen untuk pondasi sloof, poer, maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk kolom, balok, plat lantai, tangga dan
listplank / parapet maksimum 0,60.
- Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap, dan tempat-tempat
basah lainnya maksimum 0,55.
o Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan.dapat dihasilkan
suatu mutu sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton
dengan faktor air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer sebagai
bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat
persetujuan dari Pengawas/Direksi.
o Konsultan Pengawas berhak untuk melakukan pemeriksaan maupun
pengawasan pembuatan campuran beton Readymix ditempat pembuatannya.
Pemeriksaan dan pengujian beton akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas
atas biaya Kontraktor. Perbandingan campuran beton harus diubah jika perlu
untuk tujuan penghematan yang dikehendaki, workability, kepadatan,
kekedapan, awet atau kekuatan dan kontraktor tidak berhak atas claim yang
disebabkan perubahan yang demikian.

22
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

g. Mengaduk Beton Konvensional


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing
bahan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya
selalu harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
o Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu 'batch mixer'.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil
adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang merata/seragam dalam
komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila diminta adanya
perubahan dalam komposisi atau konsistensi.
Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan penyempurnaan.
o Tidak diperkenankan melakukan pengadukan beton yang berlebih-lebihan
(lamanya) yang membutuhkan penam-bahan air untuk mendapatkan
konsistensi beton yang dikehendaki.
Mesin pengaduk tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan. Tiap mesin pengaduk harus diperlengkapi dengan alat mekanis
untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.
h. Pengangkutan Beton
Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton (readymix
dan konvensional) harus sedemikian rupa dan Kontraktor harus
memperhitungkan jarak maupun jumlah waktu pengiriman bahan beton
readymix ke tempat pekerjaan sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan
yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pengecoran tanpa adanya pemisahan
dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
i. Pengujian Konsistensi Beton dan Benda-Benda Uji Beton (Readymix dan
Konvensional).
o Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keperluan
untuk menjamin beton dengan konsistensi yang baik dan untuk menyesuaikan
variasi kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk
dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali
beton padat hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering
sebelum dipasang sama sekali tidak diperkenankan. Keseragaman konsistensi
beton untuk setiap kali pengadukan sangat perlu.
Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump), tidak boleh kurang dari 8 cm
dan tidak melampaui 12 cm, untuk segala beton yang dipergunakan.
Semua pengujian harus sesuai dengan NI-2 PBI-l971. Konsultan Pengawas
berhak untuk menuntut nilai slump yang lebih kecil bila hal tersebut dapat
dilaksanakan dan akan menghasilkan beton kerkualitas lebih tinggi atau alasan
penghematan.
o Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan oleh Konsultan Pengawas melalui
pengujian biasa dengan kubus 15 x 15 x 15 cm dibuat dan diuji sesuai dengan
NI-2 PBI- l971.
Pengujian slump akan diadakan oleh Konsultan Pengawas sesuai NI-2 PBI-l971.
Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan

23
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

contoh-contoh pemeriksaan yang representatif.

Pasal 20
PEKERJAAN KOLOM, BALOK DAN PELAT BETON

20.1. PELAKSANAAN PENGECORAN


a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak baja
tulangan beton sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan sparing-
sparing instalasi, penyokong, pengikatan dan lain-lainya selesai dikerjakan.
Sebelum pengecoran dimulai permukaan-permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran harus sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan
atau bahan lepas.
Permukaan bekisting dengan bahan-bahan yang menyerap pada tempat-tempat
yang akan dicor, harus dibasahi dengan merata sehingga kelembaban/air dari
beton yang baru di cor tidak akan diserap.
c. S u h u
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari 32O C dan tidak kurang dari
4,5O C. Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27O C dan 32O C, beton
harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu dari beton
melebihi 32O C, sebagai yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor
harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan
agregat, menyampur dengan es atau menutup lokasi pengadukan dan
pengecoran dengan terpal dan mengecor pada waktu malam hari bila
perlu, untuk mempertahankan suhu beton, waktu dicor pada suhu dibawah 32O
C.
d. Permukaan-permukaan beton yang telah dicor lebih dahulu, dimana akan
dicor beton baru, harus bersih dan lembab ketika dicor dengan beton baru.
Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai perekat beton yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Pembersihan harus berupa pembuangan semua
kotoran, pembuangan beton-beton yang mengelupas atau rusak, atau bahan-
bahan asing yang menutupinya.
Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama tersebut
sebelum beton baru dicor.
e. Perlu diperhatikan letak/jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran
yang akan masih berlanjut, terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
f. Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas/MK atau wakilnya yang
ditunjuk serta staf Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja, dan persiapan
betul-betul telah memadai.
g. Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ketempat posisi terakhir sependek mungkin, sehingga pada waktu pengecoran

24
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya. Pemisahan yang


berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari
tempat yang cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk
dengan baja-baja tulangan, tidak diijinkan.
Kalau diperkirakan pemisahan yang demikian itu mungkin akan terjadi,
Kontraktor harus mempersiapkan tremie atau alat lain yang cocok untuk
mengontrol jatuhnya beton.
h. Pengecoran beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 2 meter,
semua penuangan beton harus selalu lapis-perlapis horizontal dan tebalnya
tidak lebih dari 50 cm.
Konsultan Pengawas/MK mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi
ini.
i. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian rupa sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar.
Selama hujan, air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction
joint dan air semen atau spesi yang hanyut terhampar harus dibuang sebelum
pekerjaan dilanjutkan.
j. Ember-ember/gerobak dorong beton yang dipakai harus sanggup menuang
dengan tepat dalam slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran.
Mekanisme penuangan harus dibuat dengan kapasitas minimal 50 liter. Juga
harus tersedia peralatan lainnya untuk mendukung lancarnya pengecoran
dimana diperlukan terutama bagi lokasi lokasi yang terbatas.
k. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai sepadat mungkin, sehingga bebas
dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan dari
cetakan dan material yang diletakkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala alat penggetar (vibrator)
harus dapatmenembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari
lapisan yang terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh
menyebabkan terpisahnya bahan beton dengan airnya.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immerson
beroperasi dengan kecepatan paling sedikit 3.000 putaran per menit ketika
dibenamkan dalam beton.

20.2. PELAKSANAAN PEMBUKAAN CETAKAN


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahaan cetakan harus mengikuti
petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan
kerusakan pada beton.
Beton yang masih muda/lunak tidak diijinkan untuk dibebani.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuka, permukaan beton harus diperiksa
dengan teliti dan permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera
diperbaiki sampai disetujui Konsultan Pengawas.

25
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

b. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan-cetakan


dibuka untuk dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan
samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-
saluran, 21 hari untuk balok-balok, plat lantai, plat atap, tangga dan kolom.

20.3. PERAWATAN (CURING)


a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan di bawah ini
atau disemprot dengan Curing Agent ANTISOLS merek SIKA. Konsultan
Pengawas berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus
digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari yang
langsung minimal selama 3 hari sesudah pengecoran.
Perlindungan semacam itu dilakukan dengan menutupi permukaan beton
dengan deklit atau karung bekas yang dibasahi dan harus dilaksanakan segera
setelah pengecoran dilaksanakan.

c. Perawatan beton setelah tiga hari, yaitu dengan melakukan penggenangan


dengan air pada permukaan beton paling sedikit selama 14 hari terus menerus.
Perawatan semacam ini bisa dilakukan dengan penyiraman secara mekanis atau
dengan pipa yang berlubang-lubang atau dengan cara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas sehingga selama masa tersebut permukaan beton selalu
dalam keadaan basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus
memenuhi persyaratan spesifikasi air untuk campuran beton.

20.4. PERBAIKAN PERMUKAAN BETON


a. Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan
yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis
permukaan, atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai
tidak sesuai dengan spesifikasi ini dan harus dibuang dan diganti oleh
Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila Konsultan Pengawas memberikan
izinnya untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan
harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri
dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang
karena keropos, ketidak rataan dan bengkak harus dibuang dengan
pemahatan atau dengan batu gerinda.
Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-lobang pahatan harus
diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga pengisian akan
terikat (terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi
selama 24 jam sebelum dicor, dan seterusnya disempurnakan.
c. Jika menurut pendapat Konsultan Pengawas hal-hal tidak sempurna pada
bagian bangunan yang akan terlihat jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan sebidang dinding, yang tidak memuaskan kelihatannya,
kontraktor diwajibkan untuk menutupi seluruh dinding (dengan spesi
plesteran 1pc : 2ps) dengan ketebalan yang tidak melebihi 1 cm demkian juga
pada dinding yang berbatasan, (yang bersambungan) sesuai dengan instruksi dari

26
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Konsultan Pengawas.
Perlu diperhatikan untuk permukaan yang datar batas toleransi kelurusan
(pencekungan atau pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000
untuk semua komponen.

20.5. PEKERJAAN GROUTING


Semua pekerjaan penutup pada bahan/material yang tertanam dalam beton
maupun pada bagian / celah pelat lantai beton akibat hasil pengecoran yang tidak
baik, serta apabila diketahui terjadi kebocoran pada bagian pelat lantai beton pada
saat dilakukan pengetesan kebocoran.
Bahan grouting dari jenis non shrink & non-metallic dengan pemakaian dicampur
semen.
Produk : FOSROC, SIKA atau setaraf.
o Metal yang tertanam telah diberi cat dasar atau cat anti karat.
Terkecuali untuk baja stainless steel, persyaratan ini tidak berlaku.
Permukaan lubang pada beton harus bersih dan bebas dari debu, minyak,
lemak, pecahan atau bubuk adukan/semen, partikel bahan/material yang
terlepas maupun noda dan kotoran lainnya.
Sebelum pemberian grouting, permukaan lubang harus dibasahkan terlebih
dahulu tetapi tidak diperkenankan ada butiran air di atas permu-kaan
tersebut pada waktu pelaksanaan grout-ing.
o Aduk grouting diisikan dari satu arah menerus hingga seluruh celah/lubang
tertutup padat, tidak ada rongga, rata permukaan agar tidak ter-bentuk rongga
udara.
o Apabila celah/lubang berukuran kecil, pengisian aduk grouting dapat
mempergunakan corong/alat lain.
o Permukaan aduk grouting harus dilindungi dari pengeringan dan pengerasan
yang terlalu cepat dengan ditutup oleh kain basah.

27
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

BAB IV
SYARAT – SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

Pasal 21
PEKERJAAN ADUKAN & CAMPURAN

21.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pekerjaan adukan pasangan batu bata merah.
b. Pekerjaan adukan pasangan keramik/granit.
c. Pekerjaan adukan lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

21.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Mortar (Prime Mortar / Semen Instan).
Apabila menggunakan Semen Instan / Mortar khusus untuk adukan pasangan
bata beton ringan dan atau sesuai dengn rekomendasi pabrik bata beton ringan
yang dipakai.
Mortar ini dapat digunakan apabila ada persetujuan dari pihak Konsultan
Pengawas/Direksi.
b. Semen / Portland Cement.
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja dan
SyaratSyarat Teknis Struktur.
c. Pasir.
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam,
keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak me-ngandung bahan bahan organis.
d. Air.
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa,
garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

21.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN ADUKAN MORTAR


a. Bersihkan permukaan Bata dari debu dan kotoran-kotoran lainnya yang
dapat megurangi efektifitas perekatan.
b. Gunakan tempat adukan yang bersih dan baik sehingga campuran tidak larut
keluar dari tempatnya.
c. Tuangkan mortar secara bertahap kedalam air, aduk selama 2 (dua) menit
hingga merata sampai diperoleh konsistensi, biarkan 10 menit supaya adiftif
larut. Aduk kembali sebelum digunakan.
d. Sebaiknya menggunakan alat pengaduk (mixer).
e. Gunakan roskam bergerigi yang sesuai dengan ketebalan bata.

f. Pasangan diletakan pada sisi horizontal dan vertikal blok secara merata

28
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

dengan ketebalan 2-3 mm.


g. Tutup sambungan antar blok yang tidak merata / berongga dengan adukan
mortar.

21.4. PERSYARATAN PELAKSANAAN ADUKAN DENGAN PORTLAND CEMENT / SEMEN.


a. Campuran adukan yang dimaksud adalah campuran dalam volume.Cara
pembuatannya menggunakan Mixer selama 3 (tiga) menit. Jenis Adukan ;
➢ Adukan biasa adalah campuran 1 PC : 4 PS.
Adukan ini untuk pasangan bata merah untuk menahan urugan pasir pada
bagian lantai dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
➢ Adukan kedap air adalah campuran 1PC : 2 PS.
Aduk plesteran ini untuk :
o Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan arus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
o Semua pasangan bata di bawah permukaan tanah hingga ketinggian
sampai 20 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar
kerja.
b. Semua jenis adukan tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
c. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran adukan dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama
untuk adukan kedap air.

Pasal 21
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

21.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Pasangan dinding menggunakan Batu Bata.

21.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Batu Bata Merah.
o Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik,
setara bata F, ukuran 5,5 x 11 x 23 cm atau bata yang telah disetujui oleh
owner, dengan pembakaran sempurna dan merata.
o Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung didatangkan
dari pabrik atau penjual.
b. Mortar
Sesuai dengan Pasal 1 Ayat 2(a)

29
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

c. Semen
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2(b)
d. Pasir
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2(c)
e. A i r
Sesuai dengan Pasal 1 butir 2(d)

21.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan detail
bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain dan
melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
b. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu
sehingga jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.
c. Aduk Perekat/Spesi.
Aduk perekat/spesi untuk pasangan batu bata kedap air adalah camp. 1 PC : 3
PS untuk :
o Dinding pasangan bata.
o Saluran.
Persyaratan pembuatan adukan harus sesuai dengan pasal 1 dalam Bab ini.
d. Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat/spesi
harus sama setebal 1 cm. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi
dengan baik dan penuh.
e. Pemasangan dinding pasangan Bata beton ringan dan batu bata dilakukan
bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan
cor kolom dan balok praktis pada sudut-sudut ditanam tulangan beton ø 10 mm.
f. Persyaratan pelaksanaan kolom dan balok praktis, mengacu pada
persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
Jika melebihi, Kontraktor harus membongkar/memperbaiki dan biaya untuk
pekerjaan ini ditanggung oleh Kontraktor, tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.
g. Pelaksanaan pemasangan Bata beton ringan dan batu bata harus rapih, sama
tebal, lurus, tegak dan pola ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.
Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapih dan siku seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.
h. Pekerjaan pemasangan Bata beton ringan dan batu bata harus benar benar
vertikal dan horizontal. Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur
tepat. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 200 cm
vertikal dan horizontal.
i. Semua pasangan Bata beton ringan dan batu bata yang tertanam dalam tanah
harus dilapis aduk kasar sampai setinggi permukaan tanah.
j. Setelah Bata beton ringan dan batu bata terpasang dengan adukan, siar-siar

30
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

harus dikerok dengan kedalaman 1 cm dengan rapi dan dibersihkan dengan


sapu lidi, kemudian disiram air dan siap menerima plesteran.
k. Pembuatan lubang pada dinding pasangan Bata beton ringan dan batu bata
untuk perancah sama sekali tidak diperkenankan.
Tidak diperkenankan memasang Bata beton ringan dan batu bata yang patah
dua melebihi dari 5 %.
Bata beton ringan dan batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh
digunakan.
l. Pemeliharaan :
Selama pasangan dinding belum di-finish, Kontraktor wajib untuk memelihara
dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain
sebagainya, Kontraktor harus memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima
oleh Konsultan Pengawas/Direksi. Biaya ini ditanggung oleh Kontraktor dan
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 22
PEKERJAAN PASANGAN LANTAI DAN DINDING

22.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Bangunan :
Bidang Lantai :
□ Lantai uk. 60 x 60 cm, setara Roman
□ Lantai Dak Beton : Water Proofing Coating

22.2. PERSYARATAN BAHAN


Kontraktor harus mengajukan contoh bahan sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi
Tugas untuk mendapatkan persetujuan (tekstur dan warna), selanjutnya dipakai
sebagai standard dalam memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
Setelah material disetujui diharapkan Kontraktor tetap konsisten kepada mutu
yang telah di setujui oleh pihak Konsultan dan Owner.

22.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Pada saat pemasangan, Ubin Keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak,
cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
b. Seluruh pemasangan Ubin Keramik harus dengan cara merendam sampai jenuh
air, kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.
c. Seluruh rongga pada permukaan ubin bagian belakang harus terisi dengan
adukan sewaktu Ubin Keramik dipasang.
d. Agar adukan/campuran pengisi siar tidak menempel pada permukaan keramik,
maka sebelum pemasangan, seluruh permukaan atas keramik harus diolesi
minyak kacang.

31
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

e. Pola pemasangan Ubin Keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja/Shop


Drawing atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/Direksi.
f. Bila diperlukan pemotongan Ubin Keramik, maka harus dipergunakan alat
pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
Hasil pemotongan harus siku dan lurus (tidak bergerigi), bagian sisi yang
terpotong dihaluskan dengan ampelas, sehingga membentuk pinggiran yang
serupa dengan sebelum dipotong.
g. Pemasangan Ubin Keramik harus benar-benar rata.
o Permukaannya harus tepat pada peil finish atau ketebalan finish dan sesuai
dengan kemiringan seperti disyaratkan dalam Gambar Kerja.
o Toleransi kecekungan adalah 2,5 mm untuk setiap 2.00 m2.
h. Garis-garis tepi ubin Ubin Keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus.
o Lebar siar harus sama yaitu lebar maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
o Bahan pengisi siar adalah seperti terurai dalam Pasal ini butir 2.5.
o Persyaratan pelaksanaan aduk pengisi ini harus sesuai dengan spesifikasi
pabrik agar didapatkan hasil yang baik.
o Sebelum dan sesudah pelaksanaan aduk pengisi, siar harus bersih dari debu
dan kotoran lainnya.
o Pembersihan segera sebelum menjadi keras/kering dengan lap basah.
i. Ubin Keramik yang telah terpasang harus segera dibersihkan dari bercak noda
aduk perekat dan aduk pengisi siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air
bersih dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
j. Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, Ubin Keramik harus dihindarkan
dari injakan atau pemberian beban.
k. jawab Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Bila
terjadi kerusakan/cacat, Kontraktor diwajibkan untuk mem-perbaiki kembali
dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung
jawab Kontraktor.
l. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau jaringan pipa
sudah harus terpasang pada tempatnya.
Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan koordinasi dengan
pekerjaan Plumbing dan Mekanikal dibawah pengarahan Konsultan
Pengawas/Direksi.
m. Lantai Dasar
Khusus untuk lantai dasar, maka berlaku persyaratan pelaksanaan sebagai
berikut :
Tanah urug sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang disyaratkan dan
rata waterpass. Persyaratan pelaksanaan pengurugan dan pemadatan tanah
harus mengikuti uraian pada bab Pekerjaan Tanah.

n. Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan
tidak berongga dan rata water-pass. Ketebalan lapisan pasir 5 cm, atau sesuai
dengan gambar kerja.

32
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

o. Selanjutnya adalah lapisan beton tumbuk.


p. Pembuatan lapisan beton tumbuk harus memenuhi persyaratan seperti
tercantum dalam Pasal 18.
q. Adukan adalah 1 PC : 4 PS terkecuali untuk daerah basah.
o Untuk daerah basah, aduk plesteran adalah untuk kedap air yaitu 1 PC : 2 PSR.
o Persyaratan pekerjaan adukan harus mengikuti uraian pada Pasal 1
Pekerjaan Adukan & Campuran.
o Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan dengan
seksama peil-peil finishing dan arah kemiringan seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.
o Permukaan jadi/finish lantai harus menunjukkan tepat pada peil finish
ataupun kemiringan yang disyaratkan.
r. Dinding dan Bidang Vertikal lainnya.
o Campuran adukan adalah 1 PC : 2 Ps.
o Sebelum pemasangan ubin keramik, permukaan dinding, khususnya
permukaan beton, harus dikasarkan terlebih dahulu.
o Sesudah Ubin Keramik terpasang, nat harus diisi penuh dengan adukan
pengisi (grouting).
o Adukan pengisi sesuai dengan persyaratan bahan pada butir 2.8. dan
warnanya sesuai dengan warna ubin keramik, atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas/Direksi.
s. Pembersihan permukaan Ubin Keramik yang telah terpasang dengan
menggunakan kain yang basah, atau zat pembersih yang direkomendasikan oleh
pabrik. (Tidak diperkenankan menggunakan cairan asam atau HCL).

Pasal 23
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

23.1. LINGKUP PEKERJAAN


1) Pekerjaan Beton Bertulang.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Pembuatan kolom praktis 13 x 13 cm.
b. Pembuatan balok praktis/balok latei, ukuran 11 x 11 cm.
2) Pekerjaan Lantai kerja.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pembuatan lantai kerja beton tumbuk K-100 pada Lantai Dasar sesuai Gambar
Kerja.

23.2. PERSYARATAN BAHAN


1) Besi Beton.
Besi beton yang dipakai adalah dari mutu U-24 untuk diameter lebih kecil dari 12
mm.
Besi harus bersih dari lapisan minyak, lemak, dan bebas dari cacat seperti
serpih-serpih.

33
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2.


Diameter besi beton yang dipasang harus sesuai dengan gambar kerja.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Konsultan
Pengawas/Direksi. Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak dan tidak
disepuh/dilapis seng. Diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton harus memenuhi syarat-syarat dalam NI-2 (PBI-1971).
2) Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
3) Pasir.
Sesuai dengan persyaratan pasir dalam Bab VI Syarat-syarat Pekerjaan Struktur.

4) Koral Beton/Split.
Koral beton/split harus bersih, bersudut tajam, tidak berpori, serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat NI-2, dan atau
sesuai dengan persyaratan pasir dalam Bab I Syarat-syarat Pekerjaan Struktur.
Penyimpanan/penimbunan koral beton/split dengan pasir harus dipisahkan satu
dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin mendapatkan perbandingan
adukan beton yang disyaratkan.
5) A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
6) Acuan/Bekisting & Perancah.
Papan acuan/bekisting dibuat dari multiplex tebal 9 mm.
Balok-balok pengkaku dan pengikat papan acuan dari kaso 5/7.
Perancah disyaratkan memakai perancah besi, tidak diperkenankan
mempergunakan balok kaso 5/7 atau bambu.

23.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1) Beton Bertulang.
a. Campuran & Mutu Beton.
Campuran mutu beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang
non struktural ini adalah K-100.
b. Pembesian.
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring); persyaratannya
harus sesuai NI-2 (PBI 1971).
Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus sesuai dengan Gambar
Kerja. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas
dari papan acuan/bekisting atau lantai kerja dengan memasang
selimut beton dan bantalan/tahu beton sesuai NI-2 (PBI 1971).
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting.
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.

34
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan,


sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kototan
tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
d. Cara Pengadukan.
Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
Takaran untuk semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung, hingga tidak terjadi
penguapan terlalu cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus
diperhatikan.
e. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan
melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram
cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi.
Pengecoran harus dilakukan dengan menggunakan alat penggetar beton
untuk menjamin beton cukup padat, dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi.
Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari
berikutnya, maka tempat perhentian tersebut harus disetujui Konsultan
Pengawas/Direksi.
Penyambungan beton lama dengan beton beton baru harus memakai
adukan perekat CALBOND.
Permukaan beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus
dikasarkan, dilapis dengan adukan perekat CALBOND yang pembuatannya
sesuai persyaratan pabrik pembuat, selanjutnya langsung dilakukan
pengecoran beton baru.
f. Pekerjaan Pembongkaran Acuan/Bekisting.
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan
ijin tertulis dari Konsultan Pengawas/Direksi.
Setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun
pada permukaan beton tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/Direksi.
g. Pekerjaan Pembuatan Kolom Praktis.
Pemasangan kolom praktis untuk :
o Setiap pertemuan dinding pasangan batu bata,
o Dinding pasangan Bata beton ringan batu pada bagian dalam bangunan
setiap luas 9 m2,
o Dinding pasangan Bata beton ringan batu pada bagian luar/tepi
luar bangunan setiap luas 9 m2,
o dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

35
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

o Ukuran kolom praktis adalah 12 x 12 cm.


h. Pekerjaan Pembuatan Balok Praktis/Latei & Ring Balok pAGAR.
Pemasangan balok praktis/latei dan ringbalok :
o Ukuran balok praktis adalah 12 X 15 cm atau sesuai Gambar Kerja.
o Kerja dan atau seperti terurai dalam pekerjaan beton di bab lain dalam
buku ini Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai Gambar.
o Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/latei seperti tercantum
dalam Butir 5.3.1.g. dan 5.3.1.h. di atas, terlepas apakah pekerjaan
tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.
o Pada setiap pertemuan dinding pasangan Bata beton ringan dengan
kolom praktis, ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum
dalam Gambar Kerja harus diperkuat angker diameter 8 mm tiap jarak 50
cm, yang terlebih dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan
kolom dan balok praktis ini.
o Bagian yang tertanam dalam pasangan Bata beton ringan minimal
sedalam 30 cm kecuali ditentukan lain.
2) Pekerjaan Beton Tumbuk.
Campuran beton tumbuk adalah Beton K-100.
Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak retak dan rata
permukaan/waterpass dan atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Tebal lapisan beton tumbuk adalah 5-7 cm, dan atau sesuai Gambar Kerja.

Pasal 24
PEKERJAAN PLESTERAN dan PENGACIAN

24.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1) Plesteran aci halus untuk dinding pasangan dan permukaan beton.
2) Plesteran kedap air.
3) Plesteran biasa.
4) Pekerjaan plesteran lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

24.2. PERSYARATAN BAHAN


1) Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
2) Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3) A i r.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.4.

24.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1) Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan
Bata beton ringan atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh
Konsultan Pengawas/Direksi.
2) Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.

36
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

3) Jenis Plesteran.
a. Plesteran kasar adalah plesteran dengan permukaan tidak dihaluskan.
Campuran plesteran kasar adalah campuran aduk kedap air, yaitu 1 PC : 2
PS. Dipakai untuk :
Menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam di dalam tanah hingga
ke permukaan tanah dan atau lantai.
Menutup permukaan dinding pagar yang menghadap tetangga.
b. Plesteran biasa adalah campuran 1 PC : 4 PS.
Aduk plesteran ini untuk pasangan batu bata merah serta untuk menutup
semua permukaan dinding pasangan bagian dalam bangunan, yang
dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
c. Plesteran kedap air adalah campuran 1PC : 2PS.
Aduk plesteran ini untuk :
Menutup semua permukaan dinding pasangan pada bagian luar/tepi
luar bangunan.
Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang
disyaratkan harus kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja hingga
ketinggian 150 cM dari permukaan lantai.
d. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat
sedemikian rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen.
Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari
dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah
aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari, atau sudah
kering benar.
4) Semua jenis plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu
pelaksanaan pemasangan.
Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu
pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit,
terutama untuk plesteran kedap air.
5) Kontraktor harus menyediakan Pekerja/Tukang yang ahli untuk pelaksanaan
pekerjaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus.
6) Terkecuali untuk plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus
diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus;
harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang,
tidak mengandung kerikil ataupun benda- benda lain yang membuat cacat.
7) Untuk permukaan dinding pasangan, sebelum diplester harus dibasahi terlebih
dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam kurang lebih 1 cm.
Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan/-("scratched").
Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup
aduk plesteran.
8) Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/wallpaper dipakai
plesteran aci halus di atas permukaan plesterannya.
9) Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir

37
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

lain, Permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk


memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan-/material yang akan
digunakan tersebut. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda
jenis-nya pada satu bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 1
cm dalam 1 cm.
Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau
pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding-/kolom
seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam Gambar Kerja.
Tebal Plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maximal 2,5 cm.
Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam
yang diikatkan/ dipakukan ke permukaan dinding pasangan yang bersangkutan,
untuk memperkuat daya lekat Plesteran.
10) Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai
pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing, untuk seluruh bangunan.
11) Pemeliharaan.
a. Kelembaban Plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2
(dua) kali sehari sampai jenuh.
b. Selama permukaan plesteran belum dilapis dengan bahan/material
akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-
kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan
tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
c. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/-material akhir di
atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2
(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain
seperti yang disyaratkan tersebut di atas.
d. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh
Konsultan Pengawas/ Direksi, maka Kontraktor harus membongkar dan
memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak
dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

Pasal 25
PEKERJAAN DAUN PINTU DAN JENDELA

25.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pelaksanaan pekerjaan untuk Pintu Pukesmas Pembantu diganti semua dengan
ukuran disesuaikan dengan existing, model tampilan akan ditentukan oleh owner.

38
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Pekerjaan pembuatan daun pintu meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang
diperlukan untuk semua pekerjaan pembuatan termasuk persyaratan yang sesuai
terhadap masing-masing material.
Keterangan gambar dan istilah :
1. Ukuran pintu
Ukuran dimaksud adalah ukuran jadi (finish) dan ukuran bukaan daun pintu.
2. Type kusen : untuk type kusen disesuaikan dengan gambar rencana.

Submittals :
1. Contoh bahan : sebagian atau bagian tertentu dari pekerjaan yang
memperlihatkan :
o Konstruksi sambungan dan detail
o Tampilan bidang permukaan
o Penyelesaian finishing
o Lainnya jika dinyatakan perlu

2. Shop drawing :
o Schedule pintu berikut lokasi penempatannya
o Dimensi dan detail potongan
o Kelengkapan lain yang disyaratkan untuk memungkinkan pemasangan
yang sempurna

25.2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


Pekerjaan Pintu Panil Kayu
Dipasang pada pintu-pintu bagian kamar.
1. Pekerjaan dan pemasangan serta ukuran daun pintu/kusen sesuai dengan
detail/gambar yang diterbitkan perencana.
2. Kayu yang digunakan kayu kelas II ( harus cukup tua, lurus, kering dan permukaan
rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya).
Kayu harus kering udara, diproses dengan cara dry klin mempunyai kelembaban
maksimum 12%, kayu diberi zat anti rayap dengan sistem impregnated vacuum.
3. Seluruh permukaan kayu yang terlihat harus diserut halus, sebelum finish
dilakukan pekerjaan dempul untuk menutup lubang-lubang kemudian diampelas
sampai halus hingga siap untuk finishing.
4. Pekerjaan finishing natural doff, Kontraktor harus mengajukan contoh warna dan
finishing untuk disetujui oleh perencana sebelum memulai pekerjaan.
5. Perekat kayu menggunakan lem jenis water resistant adhesive, rackol putih dan
heverin (tergantung dari keperluan).
a. Lem kayu + kayu atau bahan dari kayu lainnya dipakai lem putih merk
rackol atau aica aibon.
b. Lem kayu + bahan jenis lain menggunakan lem epoxi heverin.
c. Pemakaian lem jenis lain harus mendapat rekomendasi dari perencana.

39
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

6. Teknik pengerjaan
a. Cara-cara pengerjaan harus memakai cara yang benar dan alat yang benar.
b. Teknik penyambungan kayu dengan kayu harus diusahakan dengan purus
dan diperkuat dengan lem kayu (rackol putih).
c. Dalam konstruksi tertentu yang memerlukan perkuatan lebih, harus
dibantu dengan skrup, pemakaian paku tidak diizinkan
(direkomendasikan).
d. Pada pemasangan bahan penutup daun pintu hanya boleh dengan cara
dilem dan dipress, paku tidak direkomendasikan.
e. Pada pemasangan kusen di bagian yang tertutup, partisi harus diperkuat
dengan angkur besi dan fiser ke lantai/tembok.
f. Pemasangan semua fist harus menggunakan lem putih dan paku tembak
dengan kompressor, paku berkepala samasekali tidak diizinkan digunakan
dalam semua pekerjaan kayu.

7. Pengiriman dan penyimpanan di site


Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan.
a. Setiap unit pintu yang dikirim ke lapangan harus ada tanda/bukti sudah
diperiksa kualitasnya.
b. Material yang disimpan di lapangan (site) harus diatur sedemikian rupa
agar tidak terjadi kerusakan/cacat.

25.3. SYARAT PENERIMAAN


1. Daun pintu harus terpasang dengan sempurna, hubungan sudut harus benar-
benar 90º.
2. Semua sistem mekanis dari daun pintu harus dapat bekerja dengan sempurna.
3. Bila ada daun pintu panil yang melintir pada saat dibuka dan ditutup, dan atau ada
biang permukaan daun pintu yang tidak rata dengan permukaan kusen, maka daun
pintu tersebut harus dibongkar dan diganti dengan yang baik/memenuhi
persyaratan. Pembongkaran dan penggantian adalah atas beban Kontraktor.
4. Setelah pemasangan atau finishing selesai, berikan perlindungan atas seluruh
permukaan pekerjaan agar dapat terhindar dari kemungkinan pengaruh
kerusakan-kerusakan yang diakibatkan aktifitas pekerjaan lain.

Pasal 26
PEKERJAAN JENDELA KACA
26.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan
dalam gambar.
Meliputi :
1. Pemasangan kaca-kaca daun jendela (Jendela Kaca Bingkai)

40
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

26.2. MATERIALS
1. Kaca pada jendela
Menggunakan kusen alumunium 3” dan kaca 5 mm, bening.
Kualitas dari kaca-kaca tersebut harus atau produksi lokal atau yang tersedia di
pasaran lokal kualitas baik.
2. Contoh
Untuk jendela yang akan dipasang Kontraktor diwajibkan memberikan contoh-
contoh bahan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas atau Pemberi Tugas.

26.3. PERSYARATAN BAHAN


1. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca), bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan, bebas dari keretakan, bebas dari gumpilan tepi, bebas dari benang,
gelombang dan bebas dari lengkungan.
2. Kaca yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUBI – 1982 pasal 63
dan SII 0189-78.
3. Kaca yang digunakan adalah kaca bening, tebal 5 mm dan disetujui oleh Pengawas.
4. Ukuran pemotongan kaca dan tempat pemasangan seperti yang ditunjukkan
dalam gambar.
5. Kesikuan : kaca dan cermin lembaran yang berbentuk segi empat harus
mempunyai sudut siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan
maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
6. Cacat-cacat : Kaca dan cermin lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan
noda apapun. Lapisan perak pada kaca cermin (Chemical Deposit Silver) harus
terlihat merata. Apabila terjadi bercak-bercak hitam, maka kaca cermin harus
diganti atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.

26.4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Direksi Pengawas.
2. Pekerjaan ini dilakukan oleh tenaga yang mempunyai pengalaman dan keahlian
khusus dalam bidangnya.
3. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
4. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
5. Pekerjaan pemasangan kaca harus mempunyai hasil akhir sesuai gambar.
6. Pemasangan kaca-kaca dalam alur rangkanya, harus rapat, kuat/tidak goyang dan
sesuai persyaratan.
7. Kaca harus terpasang rapih, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak ada cacat-cacat
seperti yang disyaratkan.
8. Pemasangan kaca harus teliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh
menimbulkan getaran.

41
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

26.5. SYARAT PENERIMAAN


1. Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca dan cermin akibat pemasangan
rubber gasket/rubber seal/sealant.
2. Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang.

26.6. PEMELIHARAAN
1. Semua kaca dan cermin yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, serta harus diberi tanda agar mudah diketahui.
2. Apabila terjadi kaca yang retak, pecah ataupun cacat lainnya akibat keteledoran
Kontraktor, Kontraktor harus mengganti dengan yang baru sesuai dengan persyaratan.
3. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat di “claim” sebagai
pekerjaan tambah.

Pasal 27
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG

27.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan
pintu/jendela dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat
dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
Pemasangan alat pengunci dan penggantung dilakukan pada seluruh pintu baru dan
jendela seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

27.2. PERSYARATAN BAHAN


1. Sebelum dipasang Kontraktor harus mengajukan contoh bahan untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
2. Semua peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam spesifikasi ini. Apabila terjadi perubahan atau penggantian peralatan akibat
pemilihan merk, Kontraktor harus melaporkan hal tersebut kepada Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan.
3. Perlengkapan daun pintu :
a. Peralatan dari seluruh daun pintu sesuai dengan daftar hardware produk
b. Engsel 4 “ (butt hinges) dengan pemasangan 3 buah untuk pintu.
4. Jenis bahan dan penggunaan :
a. Engsel digunakan untuk daun pintu double, daun pintu kamar mandi
b. Kunci slot digunakan untuk pintu toilet dari dalam
c. Lockset digunakan pada semua pintu kecuali pintu toilet
5. Seluruh jendela menggunakan peralatan sebagai berikut :
• Engsel 3 “, hinge bahan tembaga
• Handle slot stainless steel
• Window hook

27.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1. Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
ditunjukkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

42
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

2. Pekerjaan pemasangan dan penyetelan alat-alat pengunci dan penggantung harus


dilaksanakan oleh orang yang ahli dalam bidangnya.
3. Engsel atas dipasang + 20 cm (as) dari permukaan atas pintu
Engsel bawah dipasang + 20 cm (as) dari permukaan bawah pintu
Engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
4. Handle dipasang 100 cm dari permukaan lantai
5. Pemasangan lockcase, handle harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang
telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Apabila hal tersebut tidak tercapai,
pemborong wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
6. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
7. Kunci tanam harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
8. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.

27.4. SYARAT PEMELIHARAAN


Perbaikan
1. Pemasangan hardware yang tidak rapi dan mengalami cacat atau terkena noda
pada permukaannya harus segera diperbaiki dan dibersihkan kembali.
2. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan finishing lainnya, apabila ada pekerjaan finishing yang rusak akibat
perbaikan pekerjaan ini maka kerusakan pekerjaan finishing tersebut harus segera
diperbaiki atas biaya pemborong.

Pengamanan
Pemborong harus menjaga pekerjaan hardware yang sudah selesai dilaksanakan,
sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bisa menimbulkan kerusakan.
Syarat Penerimaan
Hasil pekerjaan pemasangan hardware harus dapat berfungsi dengan sempurna dan
tidak cacat.

Pasal 28
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT PVC

28.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
a. Untuk daerah basah seperti plafond luar, memakai PVC tb. 8mm

28.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Penutup Plafond
o PVC
Tebal : 8 mm
Produk : Set. Kalsiboard

43
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Pemakaian : Plafond luar ruangan / selasar


b. List Plafond
List PVC, ukuran 5 - 7 cm ( plafond PVC )

28.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Panel Gypsum Board atau PVC
o Panel Gypsum yang dipasang adalah panel yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak,
gompal atau cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
o Untuk menghindari kemungkinan rusaknya produk dan resiko kecelekaan
bagi pekerja, disarankan membawa papan gipsum dengan cara memegang
tepi atas dan bawah lembaran.
o Panel Gypsum dipasang dengan cara pemasangan dan diselesaikan sesuai
standard spesifikasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya, dipasang
dengan sekrup khusus untuk panel Gypsum, dan pola pemasangan sesuai
Gambar Kerja.
o Bidang permukaan plafon gipsum yang terpasang harus lurus, rata (waterpass)
dan tidak bergelombang; sambungan antar panel saling tegak lurus.
o Toleransi kecembungan adalah 0,5 mm untuk jarak 2 M.
o Penyelesaian akhir (finishing) adalah dicat.

b. List Tepi Plafon ( Gypsum atau PVC )


o Pemakuan kepala paku harus dipipihkan dan dipaku hingga tertanam, setiap
jarak tertentu sedemikian rupa sehingga lis tepi plafon menempel kuat, lurus
dan rata.
o Setiap sambungan sudut harus merupakan sambungan adu-manis.
o Untuk papan "cove" tepi, setiap sambungan horizontal/memanjang harus
merupakan sambungan ekor burung.
o Penyelesaian akhir ("finishing") adalah dicat. Pekerjaan harus memenuhi
Pasal Pekerjaan Cat.
o Pada pekerjaan ini, Kontraktor harus mengadakan koordinasi antara
pekerjaan-pekerjaan dari berbagai disiplin lain untuk dapat
mengkoordinasikan peralatan-peralatan yang harus terpasang pada panel
plafon tersebut, seperti Armature lampu, grill AC, Titik pengindera Kebakaran
dan lainnya.

Pasal 29
PEKERJAAN PENGECATAN

29.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan bata, beton yang ditampakkan,
plafon interior gypsum board dan plafon GRC Board di pakai untuk plafon eksterior.

44
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

29.2. PERSYARATAN BAHAN


a. Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas baik, tahan terhadap udara dan
garam, Setara Nippon Vinylex Wheather Shield Pro interior dan Eksterior
b. Cat untuk material besi atau kayu menggunakan cat minyak setara NIPON Q-
Lac / PATON.
c. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.
Pembuktian berupa :
o segel kaleng
o hasil akhir pengecatan
Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.
Hasil test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
dan diserahkan ke Direksi/Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
d. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula
cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).
Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas dan Perencana.
Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana
dan Direksi/Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan "mock-up".

29.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


a. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila
dispesifikasikan lain. Tebal minimum dari tiap lapisan jadi ("finish") minimum
sama dengan syarat yang dispesifikasikan pabrik.
Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda tanda sapuan, roller maupun semprotan.
b. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang
harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
c. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup.
Terutama untuk pelaksanaan di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar
beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus
mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara ber-langsung lancar.
Di dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus
memakai Kipas Angin/Fan untuk memperlancar pergantian/aliran udara.
d. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan/vacuum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus ter-sedia dari kualitas/mutu terbaik
dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
e. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya
boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.

45
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

f. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pem-bersihan dengan kain


kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas/Direksi terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
g. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen
bahan/material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
h. Standard Pengerjaan ("Mock-Up").
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material
dan cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai "mock-up" ini akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi. Jika masing-masing bidang tersebut telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi dan Perencana, maka bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan Pekerjaan
Pengecatan.
i. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas/Direksi harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau
cat finish yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunh-jukkan oleh
Konsultan Pengawas/Direksi. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak
dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
j. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga akhli/supervisi dari
pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di-klaim
sebagai pekerjaan tambah.
k. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Batu Bata dan Plafon
Gypsum board.
o Sebelum pelaksanaan :
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, lemak, kotoran atau noda
lain, bekas bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan
dalam kondisi kering.
o Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin
meng-gunakan roller.

Pasal 30
PEKERJAAN GRC UKIRAN

a. Pemasangan papan ukiran GRC Harus Rapid dan Kokoh.


b. Model Motif ukiran GRC sesuai dengan gambar Bestek atau sesuai permintaan
owner.
c. Kontraktor wajib Membawa satu model contoh ukiran GRC untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK sebelum memproduksi dalam jumlah
banyak.
d. GRC motif ukiran harus difinis Cat anti lumut dan jamur dengan warna ditentukan
saat pelaksanaan.

46
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Pasal 31
PEKERJAAN ATAP KUBAH ENAMEL

31.1. Pemasangan kubah dilakukan oleh subkontraktor yang ahlinya.


31.2. Model Motif ukiran kubah sesuai dengan gambar Bestek atau sesuai permintaan
owner.
31.3. Kontraktor wajib Membawa satu model contoh/brosur bentuk kubah untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK sebelum memproduksi
dalam jumlah banyak.

Pasal 32
PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN SANITAIR

32.1. LINGKUP PEKERJAAN


1). Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam
pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya/operasinya.
2). Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan /ditunjukkan dalam
detail gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

32.2. PERSYARATAN BAHAN


1). Semua material harus memenuhi ukuran, standard dan mudah didapatkan di
pasaran, kecuali bila ditentukan lain. (Toto atau satara).
2). Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
3). Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing type yang dipilih.
4). Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku ini.

32.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


1). Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana/Pengawas
Pekerjaan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
2). Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus
disetujui Perencana/Pengawas Pekerjaan berdasarkan contoh yang dilakukan
kontraktor.
3). Sebelum pemasangan di mulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.

47
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

4). Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya. Maka kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Perencana/Pengawas Pekerjaan.
5). Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
6). Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
7). Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

PASAL - 33
ALAT-ALAT SANITAIR

33.1. PEKERJAAN WASHTAFEL


Bahan dan Material yang digunakan lihat pada Sanitary Schedule

1). Washtafel yang digunakan adalah merk Toto tengkap dengan segala accesorinya
seperti tercantum dalam brosurnya. Type-type yang dipakai adalah
.................warna akan dipilih oleh Perencana.
2). Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik
tidak ada bagian yang gompal, retak atay cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
oleh Perencana/Pengawas Perencana.
3). Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta
petunjuk-petunjuk dari produsennya dalam brosur. Pemasangan harus baik,
rapi,waterpass dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

33.2. PEKERJAAN URINAL


1). Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk Toto atau setara,
type yang dipakai adalah type moslem dengan fitting
2). Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi dengan baik, tidak ada
bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan telah disetujui
Perencana/Pengawas Pekerjaan.
3). Pemasangan urinal pada tembok menggunakan Baut Ficher atau stainless steel
dengan ukuran yang cukup untuk menahan beban seberat 20 Kg tiap baut.
4). Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus sesuai gambar
untuk itu, waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin ada antara dinding
dengan urinal di tutup dengan semen berwarna sama dengan urinal sempurna.
Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-kebocoran air.

48
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

5). Untuk urinal pada kamar mandi siswa pada tiap gedung menggunakan urinal yang
terbuat dari stainless steel dan acessoriesnya ( pabrikasi ).

33.3. PEKERJAAN CLOSET


1). Closed duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai adalah Toto atau
setara, type fitting yang dipakai & kelengkapan merk Toto atau setara, dengan
warna akan ditentukan oleh Perencana.
2). Closet jongkok berikut kelengkapannya adalah Toto atau setara. Type-type yang
dipakai adalah yang dilengkapi sistim bilas termasuk kran tekan, warna putih.
3). Closed beserta kelengkapannya dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik,
tidak ada bagian yang gompal, retak, atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui
Perencana/Pengawas Pekerjaan.
4). Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan jati tua tebal 3 (tiga) cm dan telah
dicelup dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk seperti dasar kloset. Kloset
diskrupkan pada papan tersebut dengan skrup kuningan.
5). Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai gambar,
waterpass, semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan pipa
tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

33.4. PERLENGKAPAN TOILET


1). Ditoilet-toilet umum, dimana ditunjukkan dalam gambar untuk tempat wudlu,
dipasang perlengkapan-perlengkapan kran dinding, tempat sabun dan rak
gantungan handuk.
2). Perlengkapan-perlengkapan lain untuk toilet yaitu gantungan handuk, tempat
sabun, tempat kertas rol, tempat kertas tissue, gantungan lap, gantungan baju,
dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar.
3). Perlengkapan-perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada cacat-
cacat, sudah mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan. Letak pemasangan
disesuaikan gambar-gambar untuk itu, dan cara-cara pemasangan mengikuti
petunjuk-petunjuk dari produsen seperti diterangkan dalam brosur-brosur yang
bersangkutan.

33.5. PEKERJAAN KRAN


1). Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah dengan chromed finish.
Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur
alat-alat sanitair. Kran-kran tembok di pakai yang berleher kikir panjang dan
mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel pada dinding. Kran-
kran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink di ruang saji dan dapur
disambung dengan pipa leher angsa (extention). Kran untuk sink di ruang saji type.
2). Stop kran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan putaran berwarna hijau,
diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.

49
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

3). Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya
harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

33.6. FLOOR DRAIN DAN CLEAN OUT


1). Floor Drain dan Clean Out yang digunakan adalah metal verchroom, lubang 2 “
dilengkapi dengan siphon dan penutup berengsel untuk floor drain dan
dopverchoom dengan draad untuk clean out.
2). Floor drain dipasang di tempat-tempat sesuai gambar untuk itu
3). Floor drain yang dipasang telah diseleksi dengan baik tanpa cacat dan disetujui
Perencana/Pengawas Pekerjaan.
4). Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup lantai harus
dilubangi dengan rapih, menggunakan pahat kecil dengan bentuk dan ukuran
sesuai ukuran floor drain tersebut.
5). Hubungan pipa metal dengan beton / lantai menggunakan perekat beton kedap
air dan pada lapis teratas setebal 5 (lima) mm diisi dengan lem.
6). Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus rapih waterpass,
dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak ada kebocoran.

a. Pemasangan kubah dilakukan oleh subkontraktor yang ahlinya.


b. Model Motif ukiran kubah sesuai dengan gambar Bestek atau sesuai
permintaan owner.
c. Kontraktor wajib Membawa satu model contoh/brosur bentuk kubah
untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK sebelum
memproduksi dalam jumlah banyak.

Pasal 34
LAIN - LAIN

34.1. Hal- hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa, bila
diperlukan akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
34.2. Sebelum penyerahan pertama, Penyedia Jasa wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih
dan semua barang yang tidak berguna disingkirkan dari proyek.
34.3. Meskipun telah ada Pengawas dan unsur- unsur lainnya, semua penyimpangan
dari ketentuan gambar kerja dan bestek menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu
Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.

Pasal 35
PENUTUP

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Gambar Kerja, Bill of Quantity (BoQ) dan Berita

50
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2020

Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing) merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan
menjadi acuan didalam pelaksanaan pekerjaan.

51

Anda mungkin juga menyukai